biokeramba tumpangsari rekayasa desain ecoteknologi

53
v SKEMA HIBAH MONODISIPLIN LPPM UNPAR LAPORAN AKHIR PENELITIAN BIOKERAMBA TUMPANGSARI REKAYASA DESAIN ECOTEKNOLOGI Kajian Laboratorium Pengusul: Peneliti Utama: Dr. Ir. Karyadi Kusliansjah,MT,IAI NIK: 19890058 NIDN: 0420125401 Anggota Peneliti 1: Doddi Yudianto, ST., MSC., Ph.D. NIK: 20030217 NIDN: 0419077701 Anggota Peneliti 2: Yenny Gunawan, ST., MA. NIK: 20100004 NIDN: 0430117602 Anggota Peneliti 3: Ir.Lydia Tjong, MT NIK: 19921491 NIDN: 0411036501 +Tim Mahasiswa Arsitektur Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141, telp. +62 22 2032555, ext 515 Fax. +62 22 2033692, email: [email protected] Bandung, November 2019

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Pengusul:
NIK: 19890058 NIDN: 0420125401
NIK: 20030217 NIDN: 0419077701
NIK: 20100004 NIDN: 0430117602
NIK: 19921491 NIDN: 0411036501
Prodi Arsitektur – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141, telp. +62 22 2032555, ext 515
Fax. +62 22 2033692, email: [email protected]
Bandung, November 2019
Bab 2. Renstra dan Peta Jalan Penelitian Perguruan Tinggi 5
Bab 3. Tinjauan Pustaka 8
Bab 4. Metodologi Penelitian 17
Bab 5. Jadwal Pelaksanaan, Roadmap dan berkelanjutan 19
Bab 6. Hasil Pembahasan 21
Bab 7. Kesimpulan 26
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas viii
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul ix
Lampiran 4. Surat pernyataan ketua peneliti xxix
vii
Kajian Laboratorium
ABSTRAK Perkembangan budidaya ikan keramba jaring apung sangat pesat ditemukan pada perairan danau,
sungai dan laut di Indonesia. Kenyataan penggunaan jaring keramba ini bersifat tidak ramah
lingkungan, yang meninggalkan timbunan limbah sisa pakan ikan mencemari kolom air hingga
sedimentasi dasar danau. Hal ini menimbulkan ancaman bencana non-alam dan rusaknya lingkungan
perairan danau. Tujuan penelitian ini mencarikan solusi penanggulangan pencemaran tersebut dengan
mengusulkan Inovasi Desain-Bio-Keramba yang mampu meminimalisasi pencemaran dan
sedimentasi lingkungan perairan; berupa rekayasa eko-teknologi yang menggunakan teknologi
mikrobakteri organik, pengurai limbah dalam sub-based apung. Jadi fokus penelitian ini berupa
restorasi kerusakan lingkungan perairan melalui teknologi dan manajemen menanggulangi
kebencanaan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metoda kontektual-interpretatif-desain pada
lokasi danau Saguling dan Jatiluhur di Jawa Barat. Keluaran penelitian pada tahap kajian
laboratorium ini menghasilkan pemodelan teknis berbasis kerangka konsep Inovasi Desain-Bio-
Keramba Danau melalui rekayasa eko-teknologi. Penelitian inipun sesuai dengan Renstra Unpar
2015-2019 dan RIP Unpar 2016-2019. Diharapkan temuan penelitian ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu teknik arsitektur maupun dan mengeksplorasi konsepsi tingkat kesiapan
teknologi mendukung tata lingkungan air, mengedukasi petani budidaya ikan yang ramah lingkungan
air, guna mendukung kebijakan pemerintah menjadikan lingkungan danau sebagai daerah prioritas
kantong perairan bagi air baku, irigasi pelistrikan dan wisata lokal, yang memenuhi standar
lingkungan Unesco-Global-Geopark berkriteria sinergitas Geo-Bio-Cultural-Diversity.
Bio-keramba, Laboratorium Hidrologi dan Struktur UNPAR
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena berkembangnya jaringan karamba apung (KJA) oleh petani budidaya ikan di
banyak perairan sungai, danau maupun laut, telah membawa satu sisi peningkatan hasil nilai
ekonomi PAD maupun penghasilan masyarakat petani sektor perikanan. Tetapi hal ini di sisi
lain berdampak terhadap kualitas ekosistem dan tata ruang lingkungan perairan, khususnya di
perairan danau yang tidak memiliki daerah aliran/runoff. Pemasokan pakan ikan yang
berlangsung terus menerus hampir ratusan ton/hari ke danau oleh para petaninya, telah
menyisakan limbah yang mencemari kolom air hingga sedimentasi dasar danau. Selain
pencemaran, sisa pakan juga dapat menyebabkan tingginya kekeruhan air yang mengakibat
cahaya matahari akan susah menembus kolom air. Ahli lingkungan menggolongkannya
sebagai permasalahan bencana non alam berupa pencemaran air danau dan rusaknya
lingkungan alam sekitar. Banyak pemerintah daerah yang telah menerbitkan peraturan daerah
atau kebijakan yang melarang digunakannya karamba jaring apung pada perairan danau; dan
hal itu menimbulkan pertentangan yang menyangkut kelangsungan kehidupan petani
budidaya ikan danau. Untuk menetralisasinya diperlukan sejumlah upaya akademik dan
strategi pembangunan daerah yang bersifat kontekstual bagi perairan lingkungan danau.
Salah satu penelitian terkait akan dilakukan oleh para dosen Fakultas Teknik Unpar dari
Program Studi Arsitektur-Teknik Sipil bersama mahasiswanya, dibawah koordinasi oleh Tim
CAREDs 1 LPPM UNPAR, untuk menggali Rekayasa Eco-teknologi Desain Biokaramba
Danau untuk menghasilkan konsep model karamba jaring apung yang ramah lingkungan
berbasis Geo-Bio-Cultural-Deversity sebagai kekhasan lokal yang dapat merekam adaptasi
lingkungan perairan danau dan resilensi masyarakat dalam budidaya ikan. Penelitian ini
dilaksanakan pada danau Saguling dan danau JatiLuhur. Kedua danau di Jawa Barat ini
mengalami fenomena di atas, yang bertentangan dengan peran penting danau untuk
mendukung irigasi, PLTA, tersedianya air baku Lingkungan dan distinasi wisata.
1.2. Permasalahan Penelitian
Pencemaran kualitas air dan lingkungan danau akibat budidaya ikan sistem Keramba Jaring
Apung (KJA) ini menjadi hal serius, perlu segera ditanggulangi oleh Pemerintah daerah.
Pentingnya melakukan pendekatan berbasis ketangguhan-berkesinambungan (resiliency-
sustainability) yang memenuhi standar Unesco bagi lingkungan Global Geopark dalam
1 Centre for Adaptation and Resilience Environment Design Studies
2
mengurangi pencemaran kualitas air danau, sangat diharapkan menjadi tantangan bagi
penelitian akademik.
Sejalan dengan peta jalan penelitian Unpar 2016-2019 dan capaian renstra unggulan bidang
sustainable resiliensi infrastruktur lingkungan, state of the art penelitian ini menggagas
rekayasa ecoteknologi desain bio-karamba tumpangsari danau, yang berkontibusi untuk
danau saguling danau jatiluhur maupun lingkungan air lainnya. Inovasi penelitian ini miliki
keterbaharuan (novelty), berupa penerapan eco-teknologi pengurai limbah pakan ikan. Hal
ini membedakannya dari tipe karamba jala apung lainnya dan cara berternak ikan secara
tradisional umumnya pada era sekarang, yang kebanyakan dipraktekan oleh para petani
budidaya ikan di Indonesia, yang potensial mencemari lingkungan-lingkungan air.
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
hidrolika untuk mendapatkan pemodelan Desain Biokaramba Tumpangsari berbasis rekayasa
Ecoteknologi yang dapat meminimalisasi pencemaran lingkungan perairan dan sedimentasi
danau; menggunakan teknologi mikrobakteri organik pengurai limbah yang dikembangkan
dalam sub-based apung;melalui penerapan bio-teknologi menggunakan mikro-bakteri
organik pengurai limbah yang dikembangkan dalam sub-based apung.
Manfaat penelitian untuk pengembangan ilmu teknik arsitektur dan tata lingkungan air serta
mengedukasi kegiatan masyarakat petani budidaya ikan danau khususnya, agar beradaptasi
ramah tata lingkungan air, guna mendukung kebijakan pemerintah pusat maupun daerah
menjadikan danau sebagai daerah prioritas wisata, yang memenuhi standar lingkungan
Global-Geopark-Unesco dalam kriteria sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity; disamping
bagi masyarakat petani budidaya ikan lain di Indonesia.
1.5. Konsep penelitian
Penelitian ini memperhatikan tiga pilar penelitian yaitu 1). aspek lingkungan ekologis
(sustainaquality), 2). aspek sosial perubahan mindset kegiatan masyarakat dalam memanfaat
lingkungan air danau dan 3). aspek ekonomi, yang produktif-efektif-efisien bagi pemerintah
daerah setempat dan diharapkan bermanfaat bagi masyarakat petani ikan budidaya di danau
3
lingkungan air Indonesia serta pengembangan ilmu teknik arsitektur dan tata lingkungan air.
1.6. Rencana Capaian Luaran
Rencana capaian luaran penelitian pada tahap uji laboratorium ini berupa desain pemodelan
biokaramba danau ramah lingkungan yang tersusunnya berbasis konsep ecoteknologi yang
dituliskan berupa artikel untuk seminar dan draf artikel untuk penerbitan jurnal.
Gambar 1.3
UNESCO
4
2.1. Renstra 2015- 2019 dan Rencana Induk Penelitian 2016-2019 Universitas Katolik
Parahyangan
Renstra dan Peta Jalan Penelitian Perguruan Tinggi tertuang dalam Dokumen Rencana Induk
Penelitian Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Tahun 2016-2019. Renstra Penelitian
UNPAR 2015- 2019, merupakan turunan dari visi dan misi UNPAR. Unpar terus berkarya
dengan visinya melaksanakan sesantinya “Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti”,
yang bermakna Berdasarkan keTuhanan, menuntut ilmu untuk dibaktikan kepada masyarakat,
untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia, menjadi komunitas akademik humanum yang
mengembangkan potensi lokal hingga ke tataran global demi peningkatan martabat manusia
dan keutuhan alam ciptaan. Rencana Strategis Unpar 2015-2019 ditetapkan untuk
peningkatan kualitas tatakelola universitas dan proses penyelenggaraan pendidikan tinggi
sesuai prinsip good university governance dan tradisi baik Unpar. Sasaran tersebut dijabarkan
dalam 5 Program Strategis penelitian dan publikasi, yaitu:
Tabel 2.1. Program Strategis penelitian dan publikasi Unpar
No. 5 Program Strategis penelitian dan publikasi Unpar
1 Secara regular menyempurnakan dan mensosialisasikan regulasi dan peta jalan penelitian;
2 Secara terus menerus mengupayakan fasilitasi (dana/hibah, akses dan insentif) bagi penelitian
dan publikasi baik di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional yang tersitasi;
3 Secara berkelanjutan mendorong penelitian yang bersifat multi-/inter-disipliner dan pelibatan
mahasiswa;
untuk mengatasi persoalan dan tantangan pembangunan; dan
5 Secara regular melakukan monitoring dan evaluasi, dokumentasi dan pelaporan kegiatan
penelitian dan publikasi. Sumber: Rencana Induk penelitian Unpar 2016-2019
Unpar memiliki statuta yang mengandung prinsip spiritualitas dan 8 nilai dasar, yaitu: (1).
Nirlaba; (2).Akuntabilitas; (3).Peningkatan mutu secara berkelanjutan; (4).Transparansi;
(5).Keadilan; (6).Keberpihakan kepada pihak yang lemah; (7).Kolegialitas; (8).Subsidiaritas.
Terdapat matriks bidang unggulan UNPAR yang diacu-silangkan dengan Agenda Riset
Nasional dan tujuan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), yang diturunkan
menjadi 28 sub bidang unggulan UNPAR. Sebanyak 11 diantaranya terkait dan bersinergi
dengan usulan penelitian ini, yaitu: (1) Aksi terhadap perubahan lingkungan; (2) Air dan
5
sanitasi bersih; (3) Infrastruktur air dan sanitasi bersih; (4) Industri, inovasi dan infrastruktur;
(5) Material yang terbarukan (bio-material); (6) Perancangan produk yang kreatif; (7)
Resilient infrastructure and technology; (8) Green technology; (9) Tata kelola dan pendidikan
berkualitas; (10),Kota kreatif, komunitas kreatif, industri kreatif; dan (11) Perencanaan dan
tata kota, komunitas, /lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2.2. Peta jalan penelitian bidang unggulan Universitas Katolik Parahyangan
Selain itu, kebijakan Unpar dalam penentuan program prioritas penelitian juga dijadikan
dasar untuk pembuatan peta jalan penelitian yang diunggulkan oleh Unpar. Adapun peta jalan
penelitian yang tercantum pada Rencana Induk Penelitian UNPAR 2016-2019, terkait
masalah kota dan transportasi berkelanjutan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Peta Penelitian terkait masalah kota dan transportasi berkelanjutan
2.3. Bidang Fokus SBK dan Usulan Penelitian
Pada peta jalan yang disajikan secara garis besar tersebut menunjukkan kesesuaian penelitian
akademik ini dengan bidang fokus Teknologi Manajemen Penanggulangan Kebencanaan non
alam antara pengembangan iptek melalui riset Teknik Arsitektur dan multi disiplin lainnya,
menggagas rekayasa ecoteknologi desain bio-keramba tumpangsari danau.
Rangkaian tahapan penelitian ini termuat dalam Roadmap ( lihat bab 5 pada hal 19), yang
berkontibusi untuk penyelesaian permasalahan pencemaran kualitas lingkungan air pada
danau Saguling dan Jatiluhur, dan merekomendasikan solusi bagi lingkungan air danau
tersebut memiliki ketangguhan-berkesinambungan (resiliency-sustainability) yang memenuhi
standar bagi lingkungan Unesco dalam kriteria sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity.
Road Safety
6
yang ditargetkan
Berikut adalah skema keterkaitan antara bidang unggulan UNPAR dengan substansi
penelitian yang diusulkan, yang memperlihatkan posisi penelitian ini dalam bidang unggulan
UNPAR yaitu masalah kota dan transportasi berkelanjutan, dengan target road map tahun
2030 adalah tercapainya sustainable and resilient infrastructure for cities serta sustainable
and resilient transportation.
Topik Unggulan
Aksi terhadap perubahan lingkungan
Air dan sanitasi bersih
Industri, inovasi dan infrastruktur
Material yang terbarukan (bio-material)
Perancangan produk yang kreatif
Resilient infrastructure and technology
kreatif
/lingkungan hidup yang berkelanjutan
BIO-KARAMBA APUNG RAMAH TATA
Geo-Diversity
BioDiversity
3.1. State of The Art.
State of the art bidang penelitian ini mengacu pada renstra penelitian Unpar 2016-2019 dan
sesuai dengan peta jalan bidang unggulan Sustainable and Resilient Infrastructure for cities
untuk mengatasi lingkungan air Danau Saguling dan Jatiluhur yang terancam oleh
permasalahan bencana non alami,oleh berkembangnya budidaya ikan berbasis Keramba Jala
Apung. State of the art penelitian ini berkontribusi mencari solusi terhadap permasalahan
tersebut, dengan mengagas menggagas rekayasa ecoteknologi desain bio-keramba danau,
dengan keterbaharuan (novelty) berupa bio-teknologi karamba yang relevan diterapkan
dan mampu mengurai limbah pakan ikan sehingga terbangun kondisi tata lingkungan air
danau Saguling dan Jatiluhur, yang berkesinambungan (sustainaquality).
Gagasan inovasi bio-keramba danau ini berbeda dari tipe keramba jala apung pada umumnya
maupun cara budidaya ikan secara tradisional oleh kebanyakan petani ikan di Indonesia era
sekarang, yang sangat potensial berdampak mencemari tata lingkungan air.Uraian kajian
literatur berikut menguraikan landasan teoritikal yang menjadi pertimbangan gagasan ini; dan
dirumuskan dari berbagai aspek seperti: lingkungan, ekonomi, hukum tata ruang, bio-
teknologi, adaptasi dan resiliensi kultural.
3.2. Keramba Jaring Apung (KJA)
Keramba jaring apung merupakan sarana pemeliharaan ikan yang menggunakan jaring
sebagai bagian utamanya. Dengan menggunakan jaring apung, pemeliharaan ikan bisa
dilakukan di laut atau pun media air tawar seperti danau atau waduk, yang memiliki
kedalaman lebih dibandingkan sungai atau tambak (Aditya Permadi,2016).
Penerapan KJA untuk budidaya ikan di Indonesia dimulai dari konstruksi bangunan keramba
yang sederhana. Di era modern sekarang ini, budidaya ikan tidak lagi membutuhkan tempat
yang luas untuk dijadikan kolam pemeliharaan. Selain dipergunakan untuk budidaya ikan,
KJA juga dapat dimanfaatkan untuk budidaya udang vanamae dan udang lobster.
8
Sumber: Aditya Permadi,2016
3.2.1 Konstruksi Keramba Jaring Apung (KJA)
Keramba jaring apung yang ada saat ini kebanyakan berupa jaring yang diikatkan pada
pelampung yang terbuat dari drum atau gentong bekas. Komponen konstruksi keramba
jaring apung sendiri terdiri dari kerangka, pelampung, kurungan atau kantong jaring,
bangunan pendukung, pemberat jaring, dan jangkar.
Tabel. 3.1. Konstruksi Keramba Jaring Apung
No. Komponen Spesifikasi Teknis
berfungsi untuk menempatkan kurungan atau jaring pembesaran, sekaligus merupakan
pondasi, tempat pemasangan kantong jaring dan sarana pendukung budidaya. Kerangka
jaring apung konvensional terbuat dari balok kayu, papan serta bambu, yang
berkembang dari besi (pipa atau siku). Saat ini konstruksi KJA sudah berkembang
dengan manggunakan bahan HDPE (High Density Polyethylene) yang diperkirakan
dapat bertahan hingga 20 tahun.
2. Kantong
jaring
merupakan komponen penting dalam satu rangkaian KJA. Ukuran mata jaring yang
digunakan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Jenis bahan yang
digunakan untuk pembuatan kantong jaring, yakni hapa dan waring, masing-masing
memiliki ukuran mata berbeda. Hapa adalah anyaman senar plastik monofilamen kecil
tanpa simpul dengan ukuran mata 2 cm. Sementara benang waring berukuran lebih
besar dengan ukuran mata 5 cm. Kantong hapa dan waring dibuat dengan cara dijahit
dan keduanyadigunakan untuk pendederan. Hapa juga bisa untuk pembenihan.
4. Pelampung berfungsi untuk mengapungkan keseluruhan sarana budidaya, sebagai tempat peletakan
kerangka dan juga ponton penyeberangan. Pelampung yang digunakan kebanyakan
adalah drum-drum plastik dengan kapasitas 200 liter. Dalam satu petak keramba
diperlukan minimal 4 buah pelampung. Gubuk kecil juga didirikan untuk berbagai
fungsi mulai dari penyimpan pakan, tempat istirahat, hingga berteduh. Hal yang harus
diperhatian, fasilitas pendukung seperti rumah penjaga, gudang, serta ponton
penyeberangan.
dimaksudkan untuk merentangkan jaring ke arah vertikal dan horizontal. Pemberat
jaring biasanya memeiliki berat kurang-lebih 5 kg dan digantung di bagian luar jaring,
di setiap pojok dan tengah dengan jarak sekitar 1,5 meter.
6. Jangkar dilengkapi dengan pemberat sekitar 2 x 50 kg dipasang sebanyak kebutuhan untuk
menjaga posisi jaring apung di perairan. Jangkar dan pemberat dihubungkan dengan
tali plastik berdiameter sekitar 2 cm, panjang berkisar 1,5 meter kedalaman air. Jangkar
dilabuh agak miring pada setiap pojok.
Sumber:Syafitrianto, Irmawan, 2015
3.2.2 Ragam jenis Keramba Jaring Apung
Secara prinsip, semua bahan pembuatan KJA hampir sama. Namun, bentuk dan ukurannya
saja yang berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan. Ada beberapa tipe atau jenis
keramba jaring apung yang saat ini digunakan para pembudidaya, yaitu keramba jaring apung
bundar, kotak, dan oktagonal.
Tabel. 3.2. Ragam Bentuk Keramba Jaring Apung
Keramba Jaring Apung Bulat Keramba Jaring Kotak Keramba Jaring Apung Oktagonal
Keramba ini berbentuk bulat
meter, Biasa digunakan pembudi
pembudidaya yang menggunakan-
memiliki kedalaman yang cukup
dirancang khusus untuk budidaya
biasa dipelihara pada keramba
atau barramundi, kerapu, dan
dirancang untuk budidaya industri
kecil dan menengah, digunakan
ikan kakap putih dan ikan bawal
bintang. Selain itu juga digunakan
untuk budidaya ikan air tawar
seperti ikan mas (carp) dan ikan
nila (nile tilapia).
Bentuknya berupa kotak berpe-
tak-petak untuk pembudi daya
memelihara berbagai jenis ikan
dalam satu blok keramba,
lele, ikan bandeng, dan jenis
lainnya.
keramba jaring apung bulat dan kotak
sehingga cocok digunakan untuk
memelihara ikan-ikan perenang cepat
bintang, dan kakap putih. KJA jenis
ini didesain kuat dan lentur sehingga
mampu menghadapi ombak laut
Alat apung dan komponen-komponen
bahan Prime Grade Polyethylene
lingkungan, menggunakan sistem
alat apung dan komponen-komponen
yang dapat dirangkai menjadi
dibongkar kembali dengan mudah
tanpa merusak keramba. Dengan
3.2.3 Persyaratan Teknis Keramba Jaring Apung
Sebelum membuat konstruksi wadah karamba jaring terapung pemilihan lokasi yang tepat
dari aspek sosial ekonomis dan teknis benar. Aspek sosial ekonomis yang sangat umum yang
harus dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung
dipilih merupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyai prasarana jalan
yang baik serta keamanan terjamin. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam
memilih lokasi usaha budidaya ikan di karamba jaring terapung antara lain adalah :
Tabel. 3.3. Persyaratan Teknis Budidaya Keramba Jaring Apung
No Persyaratan Keterangan Teknis Lokasi
1 Arus air Arus air pada lokasi dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada arusnya agar
tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam wadah
budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka dapat menghanyutkan sisa-
sisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar perairan. Dengan tidak terlalu kuatnya
arus juga berpengaruh terhadap keamanan jaring dari kerusakan sehingga masa pakai
jaring lebih lama. Bila pada perairan yang akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi
air tidak mengalir), disarankan agar unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan
tersebut, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi
perairan yang idak mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan di tengah perairan sejajar
dengan garis pantai.
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi
yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh
gelombang yang pada akhirnya menimbulkan kekeruhan. Sebagai dasar patokan saat surut
terendah sebaiknya kedalaman perairan lebih 3 meter dari dasar jaring.
3. Tingkat
Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat dikelompokkan
menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik), sedang (mesotropik) dan
tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di
jaring terapung dengan sistem intensif adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah
hingga sedang. Jika perairan dengan tingkat kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya
ikan di jaring terapung, maka hal ini sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik
kandungan oksigen terlarut pada malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk
terhadap ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi
4. Bebas dari
Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah penambahan
sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas
air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber air perairan tersebut.
Bahan pencemar yang biasa masuk ke dalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar
yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa persenyawaan
logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh bahan pencemar yang
mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah panas atau limbah organik.
Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti
banjir atau gunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan
berpengaruh terhadap kehidupan ikan yang dipelihara di dalam wadah tersebut.
5. Kualitas air Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap perubahan
(variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan produktivitas ikan
yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih kualitas airnya harus memenuhi
persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan yang akan dibudidayakan. Kualitas air
meliputi sifat fisika, kimia dan biologi.
6 Lokasi
, Lokasi ini terhindar dari proses perputaran air dasar kepermukaan (up-welling). Pada
daerah yang sering terjadi up-welling sangat membahayakan kehidupan organisme yang
dipelihara, di mana air bawah dengan kandungan oksigen yang sangat rendah serta gas-gas
beracun akan kepermukaan, yang dapat menimbulkan kematian secara massal. Lokasi
seperti ini sebaiknya dihindari, kecuali sistem keramba dipasok oksigennya dengan suatu
mekanisme tertentu.
3.3. Keunggulan Ekonomi Budidaya Ikan berbasis Keramba Jaring Apung
Para petani ikan menebarkan benih ikan pada awal masa pemeliharaan hingga saat panen
tiba. Para pembudidaya lebih memilih menggunakan keramba jaring apung daripada
memelihara dengan cara konvensional, karena sistem budidaya ini secara teknis maupun
ekonomis terbukti intensif produktif, efisien,dan efektif.
Tabel. 3.4.Komparasi Keunggulan Ekonomi Budi Daya Ikan
Keunggulan ekonomis usaha budidaya ikan
Dalam keramba Dalam kolam tanah liat
1).Menambah efisiensi penggunaan sumber daya;
2).Prinsip kerja usaha keramba, melakukan
pengurungan pada suatu badan perairan yang dapat
memberi makan dan meningkatkan produksi ikan;
3).Memberikan pendapatan yang lebih teratur kepada
nelayan dibandingkan dengan hanya bergantung
pada usaha penangkapan
oksigen agar tetap tersedia pada air.
2).Kolam tanah liat cukup rentan terhadap berbagai
macam serangan penyakit.
perlu menggiring ikan dengan alat bambu yang
dilakukan minimal oleh dua orang.
Sumber: Syafitrianto, Irmawan, 2015
Pembudidaya dapat memanfaatkan luasan media yang sempit dengan hasil panen ikan bisa dilipat
gandakan, tanpa harus berbiaya besar. Meskipun berbiaya investasi tinggi dari keramba konvensional,
keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi. Alasan sederhana pembudidaya memilih keramba jaring
apung karena sirkulasi air yang tetap terhubung langsung dengan laut, danau, atau waduk sebagai
media pemeliharaannya. Kegiatan membersihkan jaring tidak terlalu sulit dan sangat praktis hingga
urusan memanen ikan.
Beberapa keunggulan ekonomis usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung, yaitu:
1. Menambah efisiensi penggunaan sumberdaya;
2. Prinsip kerja usaha keramba dengan melakukan pengurungan pada suatu badan perairan
dan memberi makan dapat meningkatkan produksi ikan;
3. Memberikan pendapatan yang lebih teratur kepada nelayan dibandingkan dengan hanya
bergantung pada usaha penangkapan.
3.4. Keramba Jaring Apung Mencemari Lingkungan.
Yang menjadi permasalahan pada budidaya ikan di keramba jaring apung adalah sisa pakan.
Sisa pakan menurut Irmawan Syafitrianto,(2015), yang tidak terkonsumsi dan metabolik
berupa senyawa nitrogen dan fosfor, apabila terbuang di kolom air dan tidak dimanfaatkan
oleh organisme di sekitar danau (ikan, organisme bentik), maka akan menjadi partikel
tersuspensi dalam bentuk partikel koloid di dasar perairan. Partikel tersebut akan
dimanfaatkan oleh mikro-organisme khususnya bakteri untuk pertumbuhan dan perkembang
12
biakannya.Selain pencemaran akibat nitrogen dan fosfor, sisa pakan juga dapat menyebabkan
tingginya kekeruhan. Akibatnya, cahaya matahari akan susah menembus kolom air.
3.5. Aspek Hukum Lingkungan
Undang-Undang No. 32/2009 RPPLH
1 Pasal 12. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH. Dalam hal RPPLH belum
tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
2 Pasal 17. 2.b Segala usaha dan atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
3 Pasal 98, (1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).
4 Pasal 99, (1) Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
5 Pasal100,(1). Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) .
6 Perpres 81/
2014, Pasal 6
Pengembangan kawasan pariwisata berskala dunia yang terintegrasi dengan pengendalian
kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta
adaptif terhadap bancana alam.
Tabel 3.6 Sinerginitas Penataan Ruang Kawasan Danau Toba
Tujuan Penataan Ruang
Kawasan Danau Toba
3.6. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Air akibat Budidaya Ikan
Karamba Jaring Apung
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran akibat budidaya ikan
sistem Keramba Jaring Apung antara lain: 1). Menggunakan dosis yang tepat dalam
pemberian pakan, 2). Menggunakan bahan pakan dengan tingkat kecernaan yang tinggi, 3).
Jika memungkinkan maka dapat menggunakan bakteri probiotik untuk meningkatkan daya
13
cerna, 4). Menggunakan komposisi nutrisi yang sesuai dengan organisme yang dipelihara, 5).
Dilakukan treatmen terhadap limbah, 6). Perlu dilakukan analisa kesesuaian lahan sebelum
dilakukan kegiatan budidaya.
3.7. Sistem pengolahan limbah secara biologi
Pada dasarnya badan air memiliki kemampuan secara alami untuk mengembalikan daya
dukungnya atas suatu kejadian penurunan kualitas air terutama yang disebabkan oleh limbah
organik. Namun demikian proses restorasi ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi beban
limbah organik yang mencemari badan air tersebut. Badan air yang menerima beban limbah
dalam jumlah besar akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat mengembalikan
daya dukungnya mengingat bahwa proses ini melibatkan peran mikroorganisme khususnya
Tabel 3.7.Alternatif Penanganan Keramba Jaring Apung (KJA)
ASPEK TANPA KJA KJA TERTATA Keberadaan
KJA
ditutup
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan)
- KJA ditempatkan pada zona tertentu
- Produksi dapat berubah sewaktu-waktu
utama parameter hilang)
dikelola
dukung)
Ekonomi Kehilangan mata pencaharian Kehilangan mata pencaharian (sebagian)
Ketenaga
kerjaan
1. Kehilangan pekerjaan (sebagian)
Sosial 1. Lebih adil
saat penutupan
daya dukung dan daya tampung lingkungan)
Hukum
Pariwisata
berinteraksi dengan air danau
Air baku
air minum
Membutuhkan biaya besar)
Aplikasi pada communal septic tank Aplikasi pada instalasi pengolahan limbah industri di
Kota Taixing (Agustus 2006 – Januari 2007)
Gambar 3.5 Aplikasi teknologi bakteri pada communal septic tank and instalasi pengolahan limbah
Sumber: Liao et al, 2008 dan Nie et al, 2008
14
bakteri untuk menguraikan limbah organik tersebut. Pada suatu kondisi yang sangat buruk,
bukan tidak mungkin badan air kehilangan kemampuannya untuk pulih kembali. Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang mikrobiologi,
pemanfaatan bakteri dalam rangka restorasi badan air tercemar telah menjadi pusat perhatian
di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Khususnya di Tiongkok,
pemanfaatan teknologi bakteri ini telah diterapkan tidak hanya pada instalasi pengolahan
limbah (Liao et al, 2008), namun juga communal septic tank, danau (Nie et al, 2008), dan
sungai (Yudianto dan Xie, 2011). Upaya restorasi dengan memanfaatkan teknologi bakteri ini
telah meraih kesuksesan. Selain menghasilkan kondisi air yang jernih, pada akhir masa
restorasi sungai teridentifikasi memenuhi kriteria kualitas air yang disyaratkan, terutama
oksigen terlarut atau dikenal sebagai Dissolved Oxygen(DO), Biochemical Oxygen Demand
(BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Lihat Gambar 3.5 dan 3.6.
Meskipun sejumlah ilustrasi di atas ini menggambarkan keberhasilan dari aplikasi teknologi
bakteri dalam upaya baik peningkatan kinerja instalasi pengolahan limbah maupun restorasi
badan air tercemar, namun praktis di dalam penerapannya metode ini memerlukan
pengkondisian tertentu. Khususnya sungai, mengingat bakteri yang diinjeksikan akan ikut
bersama aliran sungai, sangat dimungkinkan alur sungai perlu dimodifikasi untuk
mengendalikan kecepatan aliran dan menghindari terbilasnya bakteri secara percuma. Selain
itu, kinerja bakteri itu sendiri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
konsentrasi oksigen terlarut, jumlah kandungan nutrien, suhu udara, kandungan unsur limbah
yang bersifat toxic, dan sebagainya. Sedangkan pada waduk atau danau, dimana secara umum
air berada pada kondisi statis, upaya aerasi dan mixing menjadi sangat penting dalam proses
restorasi. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kedalaman danau yang membagi
kondisi air di danau atau waduk menjadi beberapa lapis sistem. Danau Toba sebagai salah
satu tampungan air alami yang memiliki peran vital serta kandungan budaya dan keindahan
yang luar biasa, saat ini terancam mengalami pencemaran.
Deskripsi kondisi Sungai Gankeng sebelum dan sesudah aplikasi teknologi bakteri
Gambar 3.6Aplikasi teknologi bakteri pada Sungai Gankeng dan Sungai Xuxi
Sumber: Yudianto dan Xie, 2011
15
Selain limbah organik yang berasal dari kegiatan domestik rumah tangga warga, salah satu
aktivitas yang juga ikut menjadi sorotan publik adalah kegiatan pertanian ikan menggunakan
keramba jaring apung. Sebagaimana yang dialami pada sejumlah waduk besar yaitu
Bendungan Saguling, Bendungan Cirata, Bendungan Jatiluhur, Bendungan Karang Kates,
dan sebagainya, nutrien pakan ikan secara berlebihan merupakan salah satu sumber pencemar
air yang dapat menyebabkan air mengalami kondisi eutrofikasi yang pada akhirnya
berdampak pada kematian ekosistem akuatik. Pemerintah sejauh ini berupaya untuk
mengendalikan atau membatasi jumlah keramba jaring apung yang kini kian marak
berkembang di banyak waduk dan danau. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa
kegiatan pertanian ikan berbasis keramba jaring apung ini telah menjadi sumber pendapatan
bagi warga setempat yang
tentunya akan berdampak serius
jika dihilangkan begitu saja.
Studi penelitian ini dimaksud-
kan untuk merancang keramba
jaring apung berbasis teknologi
bakteri yang dapat dimanfaat-
mencemari badan air Danau
Toba. Gambar 3.7. Aplikasi budidaya ikan dengan karamba dan limbah serta
sedimentasi dan kekeruhan air.
Gambar 3.8. Bagan alir Inovasi Sustainaquality Rekayasa Ecoteknologi-BioKaramba Danau
3.8. Adaptasi dan Resiliensi Lingkungan
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara
penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam
menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk
Tata
Lingkungan
16
adaptasi, yaitu: a. adaptasi fisiologi; b. adaptasi tingkah laku; c. adaptasi morfologi.Resiliensi
merupakan pendekatan proaktif dalam mempersiapkan guna menghadapi bencana alam / non
alam secara lebih baik yang melalui perencanaan yang tepat akan membantu suatu komunitas
mempercepat pemulihannya. Resiliensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan keadaan dan mempertahankan atau mendapatkan kembali fungsionalitas dan
vitalitas dalam menghadapi tekanan atau gangguan. Hal ini merupakan kemampuan untuk
bangkit kembali setelah ada ganggu-an atau rintangan. Pada ber-bagai tingkat individu, ke-
luarga, masyarakat, dan wila-yah melalui resiliensi, kita dapat menjaga kondisi yang dapat
dihuni jika terjadi bencana alam maupun non alam, atau gangguan lainnya dalam sumber
daya yang tersedia. (Resilient Design Institute).
Gambar 3.8. Kluster-kluslter Resiliensi
Jatiluhur, yang direncanakan 1 tahun, dengan pendekatan contectual-interpretative-design
development methods, yang secara sistematik dapat dipahami pada bagan Kerangka
Penelitian (Bagan 4.2)
4.2 Strategi untuk mencapai hasil (output).
Strategi ini terdiri dari 5 (lima) tahap yang dapat dikaitkan dengan proses perancangan
arsitektur berbasis penelitian. Tahapan tersebut, yaitu:
Tahapan Luaran: Indikator: Tahap1. Orientasi;
Perumusan problem statement, khususnya terkait dengan
signifikansi lingkungan dan budaya bermukim masyarakat di
Kawasan Danau
yang harus dicari solusinya (design as problem solving). Dalam
tahap ini dikaji bagaimana penyelesaian gagasan BioKaramba,
terkait dengan lingkungan dan budaya kegiatan masyarakat petani
budidayaikan di Kawasan Danau, sehingga dapat
dikonseptualisasikan menjadi rancangan awal Bio Karamba
Danau.
melalui uji laboratorium. Proses pencarian informasi dan
pengumpulan data primer, data sekunder dan data instansional.
Investigasi penelaahan dan perumusan kriteria perancangan model
BioKaramba; untuk uji laboratorium
Tahap4: Design and Development Pembuatan relasi dan perumusan ataupun pembuatan anlisis-
sintesis yang memunculkan awal pengetahuan baru. Penelitian ini
menghasilkan ide-ide baru dalam rancangan dan pengembangan
model BioKaramba Danau
DED desain model

Hasil uji lab berhasil
Tersosialisasi
Pilot Project
INVESTIGASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V
Hak Cipta Konsep
5.1 Jadwal Penelitian
Penelitian ini merupaan penelitian dilaksanakan pada tahun 2018, seperti Tabel 2 Bar Chart
Penelitian.
Tabel 2 .Bar Chart Penelitian
Kegiatan penelitian Tahun penelitian 2019
J F M A M J J A S O N D TAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA
TAHAP KETIGA TAHAP KE EMPAT
TAHAP KELIMA Sumber: Karyadi, 2017
5.2. Tahapan Roadmap Penelitian dan Hasil Luaran
Sumber: Karyadi ,2018
Tahap Pertama: merupakan Tahapan Orientasi berupa; melakukan studi fenomena dan Pendataan
Lingkungan Fisik, menghimpun data ekonomi, sosial, budaya lingkungan danau;
Tahap Kedua: merupakan Tahapan Orientasi berupa; perumusan problem statement analisis kualitas
lingkungan air, analisis resiliensi lingkungan air, analisis bio lingkungan air, analisis adaptasi kultural
masyarakat petani budidaya ikan keramba jala apung di danau;
Tabel 3 .Tahapan Roadmap Penelitian
20
Tahap Ketiga: merupakan Tahapan Konseptualisasi berupa; problem solving, perumusan kriteria:
resiliensi tata ruang lingkungan air, Bio bakteria organik pengurai limbah pakan ikan, bio-keramba
apung;
pra model bio-karamba Danau: dan
Tahap Kelima: Pelaporan, Penulisan draf-pengiriman jurnal Nasional, dan draf jurnal internasional
5.3. Rencana keberlanjutan Penelitian
21
6.1.1 Prinsip Keramba Tumpangsari
Prinsip Keramba tumpangsari menggunakan jaring keramba sistem berlapis (double layer) dalam
satu bangun keramba terdapat dua keramba, yaitu keramba apung luar dan keramba apung dalam.
Dengan demikian memungkinkan petani membudidayakan beberapa jenis ikan pada waktu
bersamaan dan menyiasati waktu panen ikan menjadi beberapa kali berbasis jenis ikan dalam satu
tahun. Sistem keramba tumpangsari tersebut dianalisis menguntungkan untuk mempercepat proses
panen budidaya ikan. Pada sistem keramba apung tumpangsari ini limbah makanan dan feses ikan
mas yang dipelihara dalam keramba apung dalam, akan dimakan oleh ikan nila yang dipelihara di
keramba lapis luar; sehingga jumlah limbah pakan ikanpun dapat dikurangi mencemari perairan
danau.
Prinsip konsep bio-keramba ramah tata lingkungan
air (BKARTLA), adalah menggabungkan konsep
keramba jaring apung dengan sistem penetralisir
limbah pakan ikan berbasis bio septik tank.
Konsep BKARTLA terdiri dari lima bagian, yaitu:
1. Struktur apung ( 7x7 m);
2. Kantong jala yang digantungkan pada struktur
apung dengan kedalaman 3-4 m;
3. Konstruksi penampung limbah pakan ikan, berupa
tray dari terpal yang digantung di alas kantong jala;
4. Konstruksi bio-septiktank yang di gantungkan pada
titik pusat tray penampung limbah pakan ikan;
5. Konstruksi bandul pemberat dan berfungsi sebagai
jangkar struktur apung bio-keramba
Gambar 6.1. Prinsip Konsep bio- keramba ramah tata lingkungan air (BKARTLA)
Sumber: Karyadi K. (2018)
(BKARTLA)
digabungkan dengan prinsip konsep bio- keramba ramah tata lingkungan air (BKARTLA), dimana
keramba lapis luar pada alasnya ditadah oleh kantung / tray penampung limbah pakan ikan.
Mekanisme selanjutnya limbah dan feses pakan ikan nila yang tertampung dalam kantong akan
diproses menggunakan countainer bioseptic yang digantung dan ditempatkan pada dasar keramba jala
22
apung. Dalam countainer bio-septic ditempatkan microbakteri senyawa lokal, yang akan memakan
limbah yang masuk. Buangan microbakteri di lepas ke lingkungan air sekitarnya setelah melalui
lapisan filter yang melepaskan buangan prosesnya menjadi H2O/ air sekualitas air hujan sehingga
tidak akan mencemari lingkungan air sekitarnya. Microbackteri akan berkembang produktif dalam
filter hingga mati dalam usia siklus produktifnya berakhir untuk diperbaharui/ diganti dengan
microbakteri baru.
penetralisir limbah pakan ikan berbasis bio septik
tank. Konsep BKARTLA tumpangsari terdiri dari
enam bagian, yaitu:
2. Kantong jala luar yang digantungkan pada struktur
apung dengan kedalaman 4-6 m;
3. Kantong jala dalam yang digantung ditengah pada
struktur apung dengan kedalaman 2-3 m;
4.Konstruksi penampung limbah pakan ikan, berupa
tray dari terpal yang digantung di alas kantong jala;
5. Konstruksi bio-septiktank yang di gantungkan pada
titik pusat tray penampung limbah pakan ikan;
6. Konstruksi bandul pemberat dan berfungsi sebagai
jangkar struktur apung bio-keramba
Sumber: Karyadi K. (2018)
Temuan bio-keramba tumpangsari (BKARTLA) ini dapat memberi solusi bagi petani budidaya ikan
pada waduk/ sungai secara lebih ramah tata lingkungan air. Karenanya disarankan hasil temuan
penelitian akademik ini dapat dilanjutkan dalam pengembangan model berbasis konsep rekayasa
eco-teknologi pada uji laboratorium sebelum penerapan model prototipe di lapangan.
6.2. Rekayasa Desain Model Bio-KerambaTumpangsari berkonsep Ecoteknologi
6.2.1 Rekayasa Desain Model Bio-KerambaTumpangsari Berstruktur Bantalan Apung
Rekayasa Desain Bio-Keramba Tumpangsari berstruktur bantalan apung, mengganti perangkat apung
pada keramba BKARTLA dengan menggunakan rakitan komponen bantalan apung fabrikasi
berbahan dasar Polivinil klorida (IUPAC: Poli (kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC. Penggunaan
material PVC untuk mengupayakan terkondisinya ramah lingkungan, mudah dibersihkan dan
memberikan usia pakai lebih panjang serta mengurangi pula pemakaian material konstruksi kayu atau
bambu yang merusak lingkungan alam. Karena bantalan apung akan dikembangkan menjadi produk
industri, maka harga bantalan apung pun akan mencapai nilai ekonomis pada waktu di produksi secara
massal. Kelebihan ini akan memberi kemungkinan para petani ikan tradisional beralih teknologi yang
lebih ramah lingkungan air bila menerapkan temuan model Bio-keramba ini
23
Gambar 6.3. Prinsip desain model bio- keramba tumpangsari berkonsep ekoteknologi
menggunakan bantalan apung
Komponen bantalan apung bio-keramba tumpangsari dibuat secara fabrikasi berbahan PVC (Polivinil
klorida), berupa bantalan berongga udara. Bantalan apung terdiri dari bantalan segi delapan (ukuran
diameter 60 cm, tinggi 30cm), dan bantalan apung berbentuk kotak (berukuran sisi 25 cm dan tinggi
30 cm). Kedua bantalan ini dirakit saling mengunci (interlocking). Komponen ini dirakit menjadi
struktur frame apung dua lapis sebagai tempat mengikatkan konstruksi jala apung.
Gambar 6.4. Prinsip komponen bantalan apung bio-keramba tumpangsari
Sumber: Karyadi K. (2019)
Bentuk bantalan apung ideal perlu mempertimbangkan konteks lokasi perairan yang berada di
lingkungan danau yang sangat berpeluang diterpa kuat oleh gaya horizontal dari angin, hujan, banjir,
badai ombak. Bentuk bantalan apung memperhatikan pula kestabilan dan keseimbangan terhadap
gaya guling dan putar yang disebabkan oleh terpaan gaya horizontal diatas baik dari skala lebar dan
panjang maupun skala tinggi biokeramba apung. Rekomendasi bentuk dasar bantalan apung dipilih
24
bujur sangkar (masih efektif untuk fungsi aerodinamik dan optimal efisien dari tata ruang fungsional)
ketimbang lingkaran [(optimal efektif untuk fungsi aerodinamik, tetapi tidak efisien dari tata ruang
fungsional). Rekomendasi tinggi bantalan apung (dihitung dari muka lantai sampai dengan tinggi
orang dan bangunan pendukung Keramba ,seperti gudang pakan, dll. ) ideal berbanding sama dengan
lebar sisi bangunan, agar mengalami formasi gaya guling ketika mengapung. Aspek arsitektural dapat
dipahami dari bagaimana bentuk bantalan apung diwujudkan. Bentuk bantalan apung dirancang terdiri
dari komponen fabrikasi yang merupakan kelipatan dari perulangan modul. seperti :
OCTANGULAR MOZAIC Komponen Bantalan Apung
Konsep dasar dalam perancangan struktur apung Bio-Keramba Tumpangsari ini adalah
mengkondisikan struktur apung yang kuat, stabil, ringan, agar dapat mengapung. Dalam penelitian ini
perhitungan ”Daya Apung” bangunan secara prinsip mengikuti hukum Archimedes, yang menyatakan
bahwa “benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida mengalami gaya ke atas
sebesar fluida yang dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut atau dapat dimengerti dimana
besarnya beban angkat sama dengan beban air yang dipindahkan”.
HUKUM ARCHIMEDES:
pengurangan berat
saat ditimbang di udara benda mempunyai berat
4.000 kg pada skala pengukur berat, sedang
setelah di masukan kedalam air berat benda
menjadi 3.000 kg. Padahal masa benda tidak
berubah, a. Berat benda pada saat diudara dan
setelah terbenam dalam air tawar
Berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan
adanya gaya tekan keatas dari air yang
dipindahkan oleh bagian benda yang ada didalam
air (force of buoyancy), dengan arah kerja
gayanya mengarah keatas; sedang garis kerja
gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya
berat benda.
benda yang ada dibawah garis air.
(gambar b. disebelah ini)
dimana pada gambar tersebut mengilustrasikan
sebuah benda dengan masa sebesar 4.000 kg
namun volume bendanya 8 m3.
Pada awalnya benda tersebut dibenamkan
kedalam air, kemudian dilepaskan.
gambar a.
gaya buoyancy sama dengan berat air yang
dipindahkan oleh bagian benda yang ada di
dalam air atau apabila benda tersebut mengapung
dengan separuh dari volumenya.
dipindahkan 4000 = S x V
4000 = 1000kg/m3xV atau
V = 4 m3
6.2.3 Rekayasa Ecoteknologi Menetralisasi Limbah Pakan Ikan pada Perairan Danau
Gambar 5.5. Prinsip komponen bioseptiktank sebagai ecoteknologi menetralisasi limbah pakan ikan
Sumberproduk : www.biosung.com
komponen bioseptiktank sebagai ecoteknologi menetralisasi limbah pakan ikan setara produk eco
teknologi biosung (www.biosung.com) yang dimodifikasi sesuai kebutuhan intensitas dan
penggunaan bakteri yang sesuai kebutuhan budidaya biokeramba tumpangsari.
Pencemaran lingkungan ini menjadi hal serius, yang perlu segera ditanggulangi oleh
Pemerintah Daerah setempat. Lingkungan air (sungai, waduk, danau, laut) tercemar haruskah
budidaya ikan lokal di danau dilarang?. Tentulah harus bijak menjawabnya. Berada dimana
lokasi budidaya ikan tersebut. Jika pada tempat yang kritis atau lokasi lingkungan air yang di
lindungi karena adanya infrastruktur vital, seperti pembangkit listrik, sumber air baku, dan
lain sebagainya baik milik pemerintah atau instansi khusus, haruslah dihindari, agar tidak
mengganggu oprasional infrastruktur tersebut. Tetapi budidaya ikan lokal perlu
dikembangkan untuk menjaga kesinambungan bio-diversity kekayaan lokal setempat, secara
terjaga keseimbangan lingkungan air dan berkelanjutan (sustainaquality). Atas pendekatan
pembangunan demikian maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh penelitian ini
dapat dijawab sebagai berikut:
1.Apa upaya yang dilakukan masyarakat petani budidaya ikan dan pemerintah
setempat menanggulangi pencemaran lingkungan air?
Upaya masyarakat petani budidaya ikan dalam menanggulangi pencemaran lingkungan air
kecenderungan baru melakukan tindakan pencegahan setelah menerima akibat musibah ikan
dalam KJA mati masal akibat terjadinya ketidak seimbangan kualitas air oleh kandungan
racun dampak meningkatnya kandungan gas metan dari pembusukan limbah pakan ikan di
dasar waduk sedimentasi terutama pada musim kemarau. Upaya yang dilakukan dengan
memindahkan KJA dan menguburkan bangkai ikan ke tepi waduk/ danau.
Menenggulangi pencemaran lingkungan air, Pemerintah setempat cenderung melaksanakan
kebijakan pelarangan terhadap KJA untuk bertumbuh kembang di lingkungan perairan
sungai,waduk atau danau. Hal ini mengakibatkan petani budidaya ikan KJA menjadi
kehilangan lahan produktifnya, Fakta ini terjadi pada waduk Jatiluhur, di mana pihak
berwajib melakukan sidak pada lingkungan budidaya ikan KJA dan melakukan penertiban
dan pembongkaran keramba. Kebijakan ini berdampak reduksi secara sosial –ekonomi bagi
masyarakat khususnya petani budidaya ikan KJA.
2.Apa persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Network mengarahkan
keberlanjutan local-diversity bagi lingkungan air?
Siklus keseimbang triple helix menjadi dasar pemikiran persyaratan standar lingkungan
menanggulangi pencemaran lingkungan air yang memenuhi standar lingkungan Unesco.
27
helix ini perlu memperhatikan tiga pilar penelitian yaitu
1). Aspek lingkungan ekologis (yang perlu menjaga kesimbangan dan keberlanjutan
sustainaquality);
danau dengan melakukan edukasi melalui penyuluhan pentingnya lingkungan air yang
sustainaquality dan sosialisasi melakukan budidaya ikan secara ramah lingkungan, dan
3). Aspek ekonomi, yang produktif-efektif-efisien meningkatnya hasil budidaya ikan dengan
menerapkan system budidaya ikan tumpangsari.
Ketiga pilar yang menjadi persyaratan ini jika dipatuhi memberi manfaat bagi masyarakat
petani ikan budidaya di danau maupun bagi pemerintah daerah setempat dalam kebijakannya
menjadikan lingkungan air sebagai kawasan destinasi wisata.
3.Bagaimana model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah tata lingkungan air
dan memenuhi persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Networks secara
berkelanjutan?
Model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah tata lingkungan air (BKARTLA), secara
prinsip melakukan perbaikan terhadap KJA dan mengembangkan desain Bio-Keramba
Apung Tumpangsari berkonsep Eko-teknologi untuk lingkungan Danau.
Prinsipnya menerapkan keramba tumpang sari / berlapis (double layer), dimana ikan mas
yang dipelihara dalam keramba apung dalam, yang diberi makan dan kotoran limbah dan
feses ikan tersebut dimakan oleh ikan nila yang dipelihara di keramba lapis luar; dimana
keramba lapis luar alasnya ditadah oleh kantung penampung limbah pakan ikan. Selanjutnya
limbah dan feses pakan ikan nila yang tertampung dalam kantong akan diproses
menggunakan countainer bioseptic yang digantung dan ditempatkan pada dasar keramba jala
apung. Dalam countainer bio-septic ditempatkan microbakteri senyawa lokal, yang akan
memakan limbah yang masuk. Buangan microbakteri di lepas ke lingkungan air sekitarnya
setelah melalui lapisan filter yang melepaskan buangan prosesnya menjadi H2O/ air
sekualitas air hujan sehingga tidak akan mencemari lingkungan air sekitarnya. Microbackteri
akan berkembang produktif dalam filter hingga mati dalam usia siklus produktifnya berakhir
untuk diperbaharui/ diganti dengan microbakteri baru. Temuan bio-keramba ini untuk
memberi solusi bagi petani budidaya ikan pada waduk/ sungai yang ramah tata lingkungan
air. Sangat disarankan penelitian akademik ini dapat berlanjut untuk proses pengembangan
rekayasa eco-teknologi dalam uji laboratorium dan penerapan model prototipe di lapangan.
28
Hasil kajian uji laboratorium penelitian ini disarankan dapat dilanjutkan dan dikembangkan
menjadai model prototipe BKARTLA Tumpang sari pada tahun mendatang. Laporan hasil
penelitian ini sudah dapat mengusulkan rencana keberlanjutan untuk tahun 2019-2020-2021,
sebagai berikut:
Tahun 2019-2020-2021
2. Lokasi: Danau Toba, Sumatera Utara
3. Judul: Inovasi Bio-karamba Apung Ramah Tata Lingkungan Air Mendukung Danau
Toba Wilayah Kabupaten Samosir Menuju Geopark-Global-Networks.
4. Luaran: Tahun 2019 Konsep desain model BKARTLA Tumpangsari dan HaKI Hak Cipta
Konsep Model BKARTLA Tumpangsari;
Tahun 2020 DED Desain Model Prototipe BKARTLA Tumpangsari dan HaKI Paten
Sederhana Model Prototipe BKARTLA Tumpangsari;
Tahun 2021 Penerapan Uji Model Prototipe BKARTLA Tumpangsari di Lapangan dan
Publikasi di Jurnal Internasional.
Resilience Environmental Design Studies (Careds) LPPM Unpar.
Tata Lingkungan Air
Simandjorang, Wilmar, 2017, Menuju Danau Toba Lestari, BP. Geopark Toba,Kaldera
Sitanggang,Laksana Umanda ,Wahyuni,2012 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Danau
Toba 2012,Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara
Soeholet,2008 Membina Tata air Jabotabek : Seratus Tahun dari banjir,
Wilson,E.L. 2002, “Three Dymensional Static and Dynamic Analysis of Structures”,
Computers and Structures,Inc,Berkeley,California,USA.
Teknologi Biologi Bakteri
Technology,21(1),11-15.
Yudianto, D. and Xie, Y.B. ,2011,The Numerical Modelling and Practical Experience of
Xuxi River’s Natural Restoration Using Biological Treatment. Water
Environment Research (SCI), Vol. 83, Number 11, 2087 – 2098, Nov.2011.
Internet
http://m.kompasiana.com/syafitrianto/keramba-jaring-apung-peluang-masalah-
Posted on March 21, 2015
Permadi, Aditya,2016, Mengenal Ragam Jenis Keramba Jaring Apung (KJA),
Infoakuakultur , Posted on 29 Januari 2016
Shindu, Shita Femala, 2015, Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb Dalam Air, Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) dalam Keramba
Jaring Apung, Waduk Saguling, UT - Living Aquatic Resources
Management, http:// repository.ipb.ac.id/ handle/123456789/11884
I. Sarana Penelitian 1. Laboratorium Arsitektur Kota dan Desain Perkotaan (ARKODEKO) dan Laboratorium Hidrolika
Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan;
2. Perpustakaan Universitas Katolik Parahyangan berupa fasilitas pinjaman buku dan literatur;
3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan, berupa
perijian survey, fasilitas administrasi penelitian; dan
4. Kantor Biro Keuangan Universitas Katolik Parahyangan, untuk akunting administrasi perpajakan.
II. Prasarana Penelitian
Parahyangan yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti;
No Peralatan Jumlah Lokasi Kegunaan Kemampuan
1 Notebook 1 peneliti Penyusunan dokumentasi, laporan Memadai
2 Computer 1 peneliti memidai Memadai
3 Printer deskjet 1 peneliti Print dokumen memadai
4 LCD projector 1 Jur.Arsitektur presentasi memadai
2. Fasilitas Kerja untuk dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan seperti:
No. Sarana Pendukung Lokasi Status 1 Ruang kerja Jurusan Arsitektur Fasilitas pinjam
2 Internet BITEK INFO Unpar Fasilitas pinjam
3 Korespondensi Lembaga Penelitian Unpar Fasilitas pinjam
Lampiran 2. SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No Nama Instansi Asal Bidang
Tugas Uraian Tugas Alokasi
Menetapkan arah,lingkup dan subtansi
development model,
Arsitektur
Anggota
Mahasiswa
Lampiran 3. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENGUSUL
1. Biodata Ketua Tim Pengusul 1 N a m a Lengkap Dr.Ir. Y.Karyadi Kusliansjah, MT., IAI
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
5 NIP/ NIK Identitas Lainnya 410619890058
6 NIDN/Serdos 0420125401 /120020010345
7 Tempat,Tanggal Lahir Banjarmasin, 20 Desember 1954
8 Alamat Rumah Jalan Venus Barat I No. 7, Bandung 40295
9 Nomor Telepon/Faks/Hp Telepon: (022) 7562101/ Faks: - / HP: 08122127169
10 Alamat Kantor Fakultas Teknik – Universitas Katolik Parahyangan
11 Alamat Kantor Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
12 Nomor Telepon/Faks Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
13 Alamat E-Mail E-mail: karyadi@ unpar.ac.id E-mail:
14 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1: 94 Orang, S2: 4 orang, S3 : - Orang
15 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Arsitektur Kota
2. Arsitektur Kawasan Pusat Kota
3. Metodologi Riset Arsitektur
5. Studio Akhir Arsitektur
6. Skripsi Sarjana Arsitektur
8. Morfologi dan Arsitektur Kota Magister Arsitektur
9. Perancangan Lingkungan Kota Magister Arsitektur
10. Proposal Tesis
Nama Perguruan Tinggi
Arsitektur Kota
Arsitektur dan
Arsitektur Kota
Judul skripsi/Thesis/
Kolonial dan Kolonial
No. Tahun Judul Penelitian
Kalimantan
Kasus: Kota –Kota Sungai Ibu Kota Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara, Indonesia**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2016, DIKTI,
Kasus: Kota –Kota Sungai Ibu Kota Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat, Indonesia**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2015, DIKTI,
Tahura Ir. H. Djuanda Sebagai Arena Ruang Publik
LPPM UNPAR + Jurusan
Arsitektur UNPAR - 15
(Arsitektur Kota dan Desain
Kasus: Struktur Kota –Kota Sungai Ibu Kota Propinsi
di Kalimantan.Indonesia*
6 2013 Adaptasi Kolam Pakar Tahura Ir. H. Djuanda Sebagai
Arena Ruang Publik Kota Bandung**
LPPM UNPAR + Jurusan
Barat
Kelurahan Panjunan, Lemahwungkuk, Kasepuhan,
Sungai Banjarmasin - Kalimantan Selatan*
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia ( Tahun
ketiga/ Terakhir) **
11 2010
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia (tahun ke
dua)**
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia (tahun
pertama)**
di Indonesia ,pelaksanaan -2007-2008-2009***
Program Hibah Kompetisi A3
Bandung ***
Arsitektur Unpar***
Laboratorium Arkodeko
Perdagangan Pusat Kota Bandung **
C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 8 TAHUN
TERAKHIR
Sumber Jml
mendukung Toba Kaldera Geopark meraih Unesco
Geopark Network
Restorasi Sungai Cikapundung Pemberdayaan
Kerjasama antara Yayasan Jubit
3 2015-
Risha Dalam Pembangunan Gedung Living Bandung
Korean Project (LBKP) Di Bandung, Jawa Barat**
Kerjasama antara Yayasan Jubit
International Dan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman Badan Penelitian dan
Penyusunan Konsep masterplan Tahura Ir.H. Djuanda,
Jawa Barat**
sahabat lingkungan Hidup
Bage Bandung Timur - Keuskupan Bandung **
Paroki HTBSPM+Paroki Odilia +
Keuskupan Bandung+ Dana Sosial
7 2010 -
Gempa,Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa
Barat,**
Unpar – Jesuit Refugee Service
E. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH JURNAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun
WATERFRONT CITY
Area in Banjarmasin Old City Center
Authors:1)KaryadiKusliansjah;2)
Urban Development (IJAUD )
Risk Reduction In Indonesia”
and Science (THE IJES)
e-ISSN: 2319-1813, p-ISSN: 2319-1805
(American National Engineering Database)
Banjir di Indonesia
Volume 9 Nomor
2, edisi Desember
6094
Volume 1, No 1,
TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Tahun Nama Proceeding Seminar 1 THE URBAN ARCHITECTURAL
CONCEPT OF THE TIDAL RIVER AREA
IN BANJARMASINS OLD TOWN IN THE
PRE-COLONIAL AND COLONIAL ERAS
3.Tobing, Rumiati R
Future
ARSITEKTUR KOTA SUNGAI PASANG
Selatan
Kalimantan Selatan Indonesia
Bersaing SIMLITABMAS DIKTI, Februari
Reinterpretasi IdentitasArsitektur Nusantara,
Surut Menghadapi Pengaruh Transformasi
Kota Lama Banjarmasin
Pesisir Tropis „dan Kongres VII Asosiasi
Sekolah Perencanaan Indonesia
Sulawesi Utara,
Sungai Di Indonesia
Kebijakan dan Strategi Pengadaan
Perumahan Berkelanjutan Di Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman
Inovasi Perancangan Arsitektur Waterfront
Kasus Pesisir di Indonesia.
Transformasi Budaya Indonesia, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung
8 Posisi Ideal Bangunan Gereja di Wilayah Kota September 2005 Majalah BerBuah P. HTBSPM- Bandung-/
dipublikasi
Arsitek Profesional di Era Globalisasi
LUSTRUM II
STT Musi
9TAHUN TERAKHIR
&Tempat 1 PemakalahWorkshop Sustainable Urban
Development of CostalAreas Studi Kasus
Peremajaan Kampung Nelayan Di Muara
Angke Jakarta,
SENVAR-iNTA-AVAN 2015
Universiti Teknologi Malaysia, Johor
THE PRE-COLONIAL AND COLONIAL
Universitas Tarumanagara ,Jakarta
ARSITEKTUR KOTA SUNGAI PASANG
Selatan
3) Architecture as a Language, Kerjasama
Program Doktor Arsitektur - Pascasarjana
Universitas Katolik Parahyangan dengan
Program Pascasarjana Universitas Atmadjaya,
Hibah Bersaing DIKTI
Kalimantan Selatan Indonesia
Sekolah Perencanaan Indonesia
Surut Menghadapi Pengaruh Transformasi
September 2013
Jurusan Arsitektur
Sam Ratulangi
Kota Lama Banjarmasin
konsep masterplan Tahura Ir. H. Djuanda –
Kerjasama Tripartiet Pemda Jabar-Dinas
Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup-
2014-2044
Strategi Pengadaan Perumahan Berkelanjutan
Pusat
Arsitektur Pada Daerah Kritis Banjir Tepian
Sungai Di Indonesia
UPI, Bandung
Transformasi Budaya Indonesia, Universitas
Kasus Pesisir di Indonesia.
No Judul Buku Tahun Jlh
hal Penerbit
Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas
Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik
Nasional FengShui
Pascasarjana Universitas Katolik
Djuanda 2014-2044 kerjasama Tripartiet
H. Djuanda-Yayasan Sahabat Lingkungan
Hidup- Universitas katolik Parahyangan
5 Penerbitan Buku SAA AWARD – I Final
Dummy
Pebruari
2005
Jurusan Arsitektur Unpar, LSAI, REI,
Simposium Nasional Arsitektur Perumahan
7 Tatanan Ruang Antara Bangunan di Kota,
Bacaan Keilmuan Arsitektur Kota –
8 Tatanan Ruang Antara Bangunan Di Kota –
Problem Kota Krusial Untuk Perancangan
Arsitektur-Bacaan Keilmuan Arsitektur Kota
Unpar
Doktor Arsitektur di Indonesia
10 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio
Perancangan Arsitektur
berkualitas/ “Penyusunan Kurikulum Inti
menentukan kompetensi”
2002 STT MUSI Palembang
I. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
J. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK / REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respons masyarakat
xiv
Lainnya yang telah Diterapkan Penerapan 1 PIC Pengabdian Masyarakat LPPM-Unpar
dalam Tim Tripartiet Dinas Kehutanan/Balai
Tahura ir H.Djuanda- Yayasan Sahabat
lingkungan Hidup- Universitas katolik
Parahyangan dalam penyusunan Masterplan
H. Djuanda; Memperjuangkan
Djuanda, Mendukung lahirnya
Better Life – Inspiring Innovation - Semen Tiga
Roda Architectural Designwork Competition
menciptakan sarana untuk
Exhibition
Maret
2010
Universitas
Katolik
Parahyangan,
Bandung
Indonesia.
pada Masyarakat Pasca Gempa 2009,kerjasama
Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil Unpar –
Jesuit Refugee Service [JRS]
lingkungan kristis gempa, dan
tanggap bahaya, serta membangun
– Designing The Future – Triple Zero-
Architectural Travelling Exhibition, Goethe
Better Life - Innovation for Improvement -
Semen Tiga Roda Architectural Artwork
Competition Award.
2008 Jakarta
memperhatikan lingkungannya.
penghargaan
Tahun
Perancangan “Future Campus Surya University”- (Ketua Tim
perancang)
3 The Special Award: Excellent Design.–Sekolah Busana Indonesia
Pembimbing SAA –angkatan 23 an. Peserta : Elfan Kedmon
Nrp.20022008
4 The Special Award: Excellent Design. –Hotel Bisnis Bintang Empat
Bandung Pembimbing SAA –angkatan 22 an. Peserta : Welly
Yogatama Nrp.2001200
Pembimbing SAA –angkatan 22 an. Peserta : Luki Nrp.2001200...
SAA AWARD 9
Bandung Pembimbing SAA –angkatan 16 an. Peserta : Hendra
Rahman Nrp.199420087
BARAT
2003-2004
7 Karya terbaik / The First Best Design (Three) Family and Leisure
Hotel,Bandung Pembimbing SAA –angkatan 15 an. Peserta :
Rekotomo Prasetyo Nrp.199420087
Bandung Pembimbing peserta SAA –angkatan 14 an. Jimmy Sutomi
SAA AWARD 1 Jurusan
Sekolah Yos Sudarso-Subang dan Sekolah Ign Slamet Riyadi –
Bandung
Singapore, Malaysia and Thailand ,August 2nd-10th 2004
JURUSAN
Sekolah Yos Sudarso- Karawang
Yayasan Salib Suci 2004
M. KEANGGOTAAN ASOSIASI
Arsitektur
(No.Reg.12104100607944)
(LPJK)
3 Anggota Profesional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) 1381 831 200
4 Anggota Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI)
5 Anggota dan Pengurus Ikatan Alumni UNPAR (IKA UNPAR)
6 Anggota Ikatan Alumni Arsitektur UNPAR (IAAU)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah stu persyaratan dalam pengajuan
Program Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi
Bandung, 09 Juni 2017
1 Wakil Dekan Bidang Sumberdaya Fakultas Teknik Universitas
Katolik Parahyangan
Parahyangan
2008-2010
Unversitas Katolik Parahyangan,
Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
2003-2007
7 Dosen Pembina Jurusan Arsitektur STT.Musi Palembang,
kerjasama Program APTIK.
2000-2007
Prodi Arsitektur Unversitas Katolik Parahyangan
2015-kini
Centre for Adaptataion and Resilience Environmental Design
Studies (CAREDs)– LPPM Unpar.
2.Biodata Anggota Tim Pengusul 1
1 N a m a Lengkap Doddi Yudianto, ST., MSC., Ph.D.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
5 NIP/ NIK Identitas Lainnya 20030217
6 NIDN/Serdos 0419077701
8 Alamat Rumah Jalan Banyak Endah 9, Kota Baru Parahyangan
9 Nomor Telepon/Faks/Hp -
11 Alamat Kantor Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
12 Nomor Telepon/Faks Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
13 Alamat E-Mail E-mail: [email protected], [email protected]
14 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1: -
15 Mata Kuliah Yang Diampu Sarjana (S1):
12. Mekanika Fluida
17. Drainase Perkotaan
19. Perancangan Sistem Polder
20. Analisis Hidrologi Terapan
21. Analisis Hidraulika Terapan
22. Tropical Hydrology and Streamflow Forecasting
23. Urban Flood Modelling and Disaster Management
24. Urban Water Management
27. Integrated Water Resources Management (S3)
28. Applied Modeling in Water Resources (S3)
A. RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Engineering
Judul skripsi/Thesis/
Prof. Y. Ramsis Fares Prof. Xie Yuebo
B. PELATIHAN DAN SEMINAR 1. Peserta pelatihan tentang Pengujian Kualitas Air yang diselenggarakan oleh University of Surrey di Kota
Guildford pada tahun 2002.
2. Peserta seminar tentang Permasalahan Air Minum di Negara Berkembang yang diselenggarakan oleh
Thames Water di kota London, Inggris pada tahun 2002.
3. Peserta workshop tentang Pengelolaan Sampah Padat dan Banjir yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE
Delft-Universitas Katolik Parahyangan di Bandung, pada bulan Desember 2002.
4. Peserta workshop nasional tentang Pengembangan Kapasitas dan Jejaring dalam rangka Pengelolaan
Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh CIWEMS- UNESCO-IHE Delft di Bandung pada tanggal 3-5
xvii
Juni 2003.
5. Peserta seminar tentang Identifikasi Air Bersih di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Permukiman
dan Tata Kota di Bandung pada tanggal 2 Oktober 2003.
6. Peserta seminar tentang Teknologi Keairan yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air di Bandung pada tanggal 14-15 Oktober 2003.
7. Peserta pelatihan tentang Logical Framework yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE Delft di Bandung
pada tanggal 25 Oktober 2003.
8. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Jaringan Komputer yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tanggal 12 November 2003.
9. Peserta pelatihan tentang Analisis Kualitas Data Menggunakan N-Vivo yang diselenggarakan oleh
Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 15-16 Desember 2003.
10. Peserta pelatihan tentang Konseling dan Pengembangan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
PUSDIKTEK di Bandung pada tanggal 13-14 Januari 2004.
11. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh
Universitas Katolik Parahyangan bekerjasama dengan Indogement dan LPA FIA UNIBRAW bertempat di
Bandung pada tahun 2004.
12. Pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan oleh HATHI bertempat di
Denpasar, Bali pada tanggal 30 September – 2 Oktober 2004.
13. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif yang diselenggarakan
oleh UNESCO-IHE bekerjasama dengan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 5
October 2004.
bekerjasama dengan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 6 October 2004.
15. Peserta workshop tentang Pengelolaan Terpadu Sumber Daya Air yang diselenggarakan di Radin Hotel,
Jakarta pada tanggal 13-14Desember 2004.
16. Pembicara seminar sehari Aplikasi GIS dalam Pengelolaan Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh
Universitas Bina Nusantara di Jakarta pada tanggal 16 Desember 2004.
17. Peserta seminar sehari tentang Dampak Tsunami yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tahun 2004.
18. Peserta workshop tentang Penulisan Esai di Jurnal Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tahun 2005.
19. Peserta workshop tentang Concrete Faced Rockfill Dam (CFRD) bertempat di Sahid Hotel, Jakarta, pada
tanggal 15 - 16 Maret 2005.
20. Peserta pelatihan internasional tentang Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai yang diselenggarakan
oleh UNESCO-IHE pada tanggal 1 Maret – 1 Juli 2005.
21. Peserta workshop tentang Metode Pembelajaran Kreatif yang diselenggarakan oleh PoWER – UNESCO
IHE dan Universitas Katolik Parahyangan bertempat di Lembang, Bandung pada tanggal 14-20 Mei 2005.
22. Peserta pelatihan tentang MapInfo dan Arcview yang diselenggarakan oleh Direktorat Geologi di Bandung
pada tanggal 1 - 5 Agustus 2005.
23. Pelatihan wokshop internasional tentang Pembelajaran Secara Online di Bidang Pengelolaan Sumber Daya
Air yang diselenggarakan oleh CapNet, PoWER, dan UNPAR bertempat di Bandung pada tanggal 21 – 25
November 2005.
24. Peserta workshop tentang Penilaian Kebutuhan Pengelolaan Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh
PT. IHE-Indonesia bertempat di Surabaya pada tanggal 1 – 5 Juni 2006.
25. Peserta pelatihan tentang Pendidikan Inovatif yang diselenggarakan oleh PoWER UNESCO-IHE, Delft,
Belanda pada tanggal 26 Maret – 3 April 2007.
26. Peserta workshop tentang Pengelolaan Terpadu Banjir yang diselenggarakan oleh PT. IHE Indonesia
bertempat di Bandung pada tanggal 6 – 9 Juli 2009.
27. Peserta workshop internasional tentang Metode dan Alat Untuk Beradaptasi Terhadap Perubahan Iklim
yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di Bandung pada tanggal
8 – 9 Maret 2010.
Daya Air dan Peningkatan Kesejahteraan Komunitas yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air bertempat di Bandung pada tanggal 10 – 11 Maret 2010.
29. Pembicara di workshop akademik tentang Restorasi Sungai Citarum Menggunakan Teknologi Alternatif
yang diselenggarakan oleh BAPPENAS bertempat di Bandung pada tanggal 24 Mei 2010.
30. Penilai makalah Seminar Internasional tentang Pengelolaan Risiko Untuk Sumber Daya Air yang
diselenggarakan oleh HATHI bertempat di Hotel Borobudur pada tanggal 15 – 17 Juli 2011.
31. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah HATHI yang diselenggarakan oleh HATHI bertempat di Ambon pada
tanggal 28 – 30 Oktober 2011.
xviii
32. Pembicara tamu pada Masters Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2012.
33. Pembicara pada Konferensi Internasional tentang Pengelolaan Air dan Lingkungan Berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan pada tanggal 17 – 24 Januari 2013.
34. Pembicara tamu pada Masters Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2013.
35. Penilai makalah seminar Internasional tentang Solusi Bencana Keairan yang diselenggarakan oleh HATHI
bertempat di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia pada tanggal 6 – 8 September 2013.
36. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober
2013.
38. Pembicara tamu tentang Pengelolaan Banjir Perkotaan di Kyunghee University di Korea Selatan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 Mei 2014.
39. Pembicara tamu pada Masters Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2014.
40. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan di Padang pada tanggal 22 – 24
Agustus 2014.
diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air pada tanggal 4 – 5 September
2014 yang diselenggarakan di Hotel Gumaya Tower, Semarang.
42. Penguji siding tesis program master yang diselenggarakan oleh Hohai University, Nanjing, China pada
tanggal 25 – 26 Mei 2015
43. Pembicara tamu pada Masters Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 10Agustus 2015.
44. Narasumber pada Kolokium Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi yang diselenggarakan di
Jakarta oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan pada
tanggal 1 – 3 Maret 2016.
C. PENGALAMAN PROFESIONAL 1999 - 2000
1. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Bendungan Muara Sungai Gong
Batam, Indonesia (Juli 1999 – Januari 2000)
2. Supervisor pekerjaan Rehabilitasi Bendungan Pacal dan Bendungan Prijetan, Jawa Timur, Indonesia
(Februari – Agustus 2000)
3. Ahli hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kota Batam, Indonesia (Agustus – Oktober
2000)
4. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Konservasi Sumber Daya Air di 15 Provinsi di Indonesia
(Agustus 2000 – Februari 2001)
5. Ahli hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Desa Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
(Oktober 2000 – Januari 2001)
6. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Perencanaan Dermaga Nipah Panjang, Bengkulu, Indonesia
(Desember 2000 – Maret 2001)
2002 - 2004
1. Ahli hidraulika pada pekerjaan Desain Detail dan Pengendalian Banjir Sungai Landak, Kalimantan Barat,
Indonesia (November 2002 – Januari 2003)
2. Ahli hidraulika pada pekerjaan Desain Detail dan Pengendalian Banjir Sungai Roambak, Papua, Indonesia
(November 2002 – Januari 2003)
3. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Desain Detail Sistem Drainase Desa Bangka, Bangka,
Indonesia (Desember 2002 – Februari 2003)
4. Supervisor pada pekerjaan Pembangunan Sistem Distribusi Air Bersih Perumahaan Pinus Regency Village,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Juni – Agustus 2003)
5. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Pengendalian Banjir Sungai Kalijaga, Cirebon, Jawa Barat,
Indonesia (Agustus – Oktober 2003)
6. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Distribusi Air Kawah Gunung
Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia (Agustus – Desember 2003)
7. Asisten ahli sumber daya air pada pekerjaan Identifikasi Daerah Kekeringan Di Jawa Barat, Indonesia
(Agustus – Desember 2003)
8. Ahli hidraulika pada pekerjaan Review Desain Sistem Irigasi Rentang, Jawa Barat, Indonesia. (Agustus
2003 – Agustus 2004)
2005 - 2006
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Pabrik PT. Adira-Honda, Cibeureum,
Jawa Barat, Indonesia (Maret – April 2005)
2. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Review Desain Sistem Drainase Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Indonesia (April - Mei 2005)
3. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Parongpong, Jawa
Barat, Indonesia (April – Juni 2005)
4. Ahli sumber daya air pada pekerjaan Desain Detail Infrastruktur Sistem Air Bersih Pada Kawasan Rawan Air
di Jawa Barat (Agustus – Desember 2005)
5. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Modifikasi Saluran Pada Sungai Cibeureum, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia (Juni 2006 – Agustus 2006)
2010 - 2011
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Evaluasi Kapasitas Kolam Retensi dan Pengendalian Banjir Sungai Batakan
Kecil, Balik Papan, Kalimantan Timur, Indonesia. (Januari – Juli 2010)
2. Team Leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Perumahan the Marakesh, Bandung, Jawa Barat,
Indonesia (Maret – Desember 2010)
3. Co-Team Leader pada pekerjaan Review Desain Sistem Drainase Kawasan Industri MM2100, Cibitung,
Jawa Barat, Indonesia (Juli 2010 – Juni 2011)
2012 – Sekarang
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Kelayakan dan Desain Detail Sistem Pengendalian Banjir Sungai
Tenggarong, Kalimantan Timur, Indonesia (Mei 2011 – Juni 2012)
2. Team Leader pada pekerjaan Investigasi Kejadian dan Muka Air Banjir Sungai Barito (Mei – Agustus
2012)
3. Ahli sumber daya air pada pekerjaan Pengembangan Kerangka Kerja Kerjasama Pemerintah Swasta (Maret
– Agustus 2012)
4. Ahli hidrologi pada pekerjaan Desain Detail Bendungan Bontojaya, Selayar, Sulawesi Selatan (Mei –
Desember 2012)
5. Ahli hidrologi pada pekerjaan Desain Detail Bendungan Pelosika, Sulawesi Tenggara (Mei – Desember
2012)
6. Team Leader pada pekerjaan Review Kapasitas Kolam Retensi Pada Perumahan Citra Garden, Lampung
(Januari – April 2013)
7. Ahli hidrologi pada pekerjaan Review Risiko Banjir Pembangunan Kawasan Permukiman Jakarta Jakarta
International School, Jakarta (Mei – Agustus 2013)
8. Team leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Berkelanjutan Kawasan Industri Cikande
Millenium, Banten, Jawa Barat (Februari – September 2014)
9. Team leader pada pekerjaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Terpadu Sampah Padat di Desa
Sindang Pakuon, pembiayaan sepenuhnya oleh KOICA melalui Yayasan Jubit International (Oktober 2014
– Februari 2015)
10. Anggota tim perencana pada pekerjaan Pembangunan MCK Berbasis Teknologi Tepat Guna di Desa
Sindang Pakuon, pembiayaan sepenuhnya oleh KOICA melalui Yayasan Jubit International (Oktober 2014
– Februari 2015)
11. Anggota tim perencana pada pekerjaan Pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Industri tekstil
Berbasis Daur Ulang di Solokan Jeruk, Majalaya, pembiayaan sepenuhnya oleh KEITI (Oktober 2014 –
Februari 2015)
12. Anggota tim pada pekerjaan Perencanaan Perencanaan dan Pengelolaan Strategi Alokasi Air, bekerjasama
dengan Kyung Hee University (April 2015 – Sekarang)
13. Team leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Permukiman Komersial Pesona Square
Depok, Depok (Mei 2015 – Sekarang)
14. Team leader pada pekerjaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Restorasi Sungai Cikapundung,
sepenuhnya dibiayai oleh Jubit International (Mei 2015 – Sekarang)
D. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH JURNAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun Nama Jurnal
Kualitas Air Untuk Pengendalian Eutrofikasi
Pada Waduk Jatiluhur
3611 (terakreditasi LIPI).
Pada Suatu Wilayah Sungai
3611 (terakreditasi LIPI).
(ASM1) for Simulating Biodegradation Process
Using Bacterial Technology
Vol. 5(3): 278-
Expanded)
Cascading Konto System, Indonesia
and Research (online) http://dx.doi.org/10.1080/23249676.2015
Calibration
Vol 8(4), pp. 291-300 Water Science and Engineering (EI SCI
Journal)
E.PUBLIKASI PADA SEMINAR NASIONAL 1. Triweko, R.W., Riyanto, B.A, Karya, G., dan Yudianto, D., 2004, Pengembangan Sistem Informasi
Geografis Untuk Mengevaluasi Kinerja Sistem Irigasi Rentang, Jawa Barat, Indonesia. Pertemuan Ilmiah
HATHI tanggal 30 September – 2 October 2004, Denpasar, Bali, Indonesia.
2. Irianto, E.W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Status Mutu Ekosistem Waduk Sebagai Indikator
Keberhasilan Pengelolaan Terpadu Wilayah Sungai, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI
tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2010, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
3. Hatmoko, W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
di Tingkat Wilayah Sungai, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 29 Juli – 1 Agustus
2010, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
4. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Pengelolaan Pantai Secara Terpadu Untuk Pulau
Bali, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2010, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia.
5. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Dampak peningkatan badai tropis terhadap erosi
pantai di Pulau Bali, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 28 – 30 Oktober 2011,
Ambon, Indonesia.
6. Wicaksono, A., Yudianto, D., dan Gandwinatan, J., 2012. Penerapan Sistem Semi Polder Sebagai Upaya
Manajemen Limpasan Permukaan di Kota Bandung, disajikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752.
7. Wicaksono, A., Yudianto, D., Riyanto, B.A., dan Graha, G.S., 2013. Penerapan Kolam Retensi Dalam
Pengendalian Debit Banjir Akibat Pengembangan Wilayah Kawasan Industri, disajikan pada Seminar
Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS - Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI, Surabaya.
8. Aryansyah, R., Yudianto, D., dan Wicaksono, A., Evaluasi Perubahan Intensitas Curah Hujan dan
Dampaknya Terhadap Kapasitas Saluran Drainase di Kampus Universitas Katolik Parahyangan, disajikan
pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air pada tanggal 20 September 2014, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung, Indonesia.
9. Wardhana, M.S., Yudianto, D., dan Wicaksono, A., Aplikasi Model NAM pada DAS Cikapundung Hulu
dengan Outlet Maribaya, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air pada tanggal 20
September 2014, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia.
10. Rusli, S.R., Liu, J.T., and Yudianto, D., 2015, Implementasi Model Xinanjiang yang Berbasis Sistem
Informasi Geografis dalam Analisis Neraca Air DAS Jiangwan, disajikan pada Seminar Nasional Teknik
Sumber Daya Air, Bandung, 12 September 2015.
11. Wijaya, O.T., Yudianto, D., dan Guan, Y.Q., 2015, Analisis Sistem Cluster Sebagai Upaya Pengendalian
Banjir Pada Kawasan Industri, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
12. Fajar, S.F. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Pada Kawasan Permukiman
Mandiri Berwawasan Pendidikan, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
13. Saputra, A. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Dampak Pembangunan Gedung PPAG Terhadap Sistem
Drainase Kampus Unpar, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
14. Saktina, M. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Kinerja Sistem Drainase Pada Kawasan Permukiman di
Bandung Timur, , disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12 September
2015.
15. Rusli, S.R., dan Yudianto, D. 2015, Studi Kecenderungan Perubahan Tinggi Curah Hujan Terhadap
Kejadian Banjir DKI Jakarta, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI, 6 – 8 November 2015,
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
16. Wijaya, O.T., Yudianto, D., dan Guan, Y.Q. 2015, Pemanfaatan Sistem Cluster dalam Upaya Penyediaan
Air Baku pada Kawasan Industri, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI, 6 – 8 November 2015,
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
xxi
F.PUBLIKASI PADA SEMINAR INTERNASIONAL
1. Fares, Y. R., dan Yudianto, D., 2003, Hydrological Characteristics of the Upper Citarum Catchment in West
Java, Indonesia, disajikan pada River Basin Management 2003 in Gran Canaria, Canary Island.
2. Gao, C., Liu, J., Cui, H., dan Yudianto, D., 2008, An Applicable Method to Calculate Drainage Modulus in
Urbanized Lowlying Area, disajikan pada International Workshop on Education Technology and Training
& 2008 International Workshop on Geoscience and Remote Sensing, Shanghai, China, 21-22 Desember
2008.
3. Irianto, E.W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Long Term Simulation of Phytoplankton Dynamics
by Object Oriented Model to Control Euttrophication in Jatiluhur Reservoir, disajikan pada seminar
internasional HATHI tentang Water Related Risk Management pada tanggal 15 – 17 Juli 2011, Hotel
Borobudur, Jakarta, Indonesia.
4. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Integrated Coastal Vulnerability Assessment
Model for Bali Island, disajikan pada seminar internasional HATHI tentang water related risk management
pada tanggal 15 – 17 Juli 2011, Hotel Borobudur, Jakarta, Indonesia.
5