biokim

8
2.1 Asam Folat Tabel 1. Keterangan Asam Folat (Buhler, 2001) Asam folat Rumus Molekul C19H19N7O6 Nama IUPAC (2S)-2-[(4-{[(2-amino-4-hydroxypteridin-6- yl)methyl]amino}phenyl)formamido]pentanedioic acid Nama lain N-(4-{[(2-amino-4-oxo-1,4-dihydropteridin-6-yl)methyl]amino} benzoyl)-L-glutamic acid; pteroyl-L-glutamic acid; Vitamin B 9 ; Vitamin M; Folacin Identifikasi Nomor CAS [59-30-3] PubChem 6037 Nomor LP5425000

Upload: rika

Post on 17-Sep-2015

238 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kim

TRANSCRIPT

2.1 Asam FolatTabel 1. Keterangan Asam Folat (Buhler, 2001)Asam folat

Rumus MolekulC19H19N7O6

Nama IUPAC(2S)-2-[(4-{[(2-amino-4-hydroxypteridin-6-yl)methyl]amino}phenyl)formamido]pentanedioic acid

Nama lainN-(4-{[(2-amino-4-oxo-1,4-dihydropteridin-6-yl)methyl]amino}benzoyl)-L-glutamic acid; pteroyl-L-glutamic acid; Vitamin B9; Vitamin M; Folacin

Identifikasi

Nomor CAS[59-30-3]

PubChem6037

Nomor RTECSLP5425000

SMILESC1=CC(=CC=C1C(=O)NC(CCC(=O)O)C(=O)O)NCC2=CN=C3C(=N2)C(=O)N=C(N3)N

Sifat

Rumus kimiaC19H19N7O6

Massa molar441.4 g mol1

Penampilanbubuk krital berwarna oranye-kekuning-kuningan

Titik lebur250C (523 K),decomp.

Kelarutan dalamair0.0016 mg/ml (25C) praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam aseton P, dan dalam benzen P mudah larut dalam asam klorida encer P panas dan dalam asam sulfat encer P panas larutan berwarna kuning sangat pucat mudah larut dalam larutan alkali hidroksida encer, dan dalam larutan alkali karbonat encer

Keasaman (pKa)1st: 2.3, 2nd: 8.3

Asam folat atau yang memiliki nama lainfolic acid, folate, folacin, vitamin B9,vitamin BC, pteroyl-L-glutamic acid, pteroyl-L-glutamate, pteroylmonoglutamic acid adalah vitamin yang larut dalam air. Asam folat sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homocysteine.Vitaminini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan asam folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia.Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata latin folium (daun). (Buhler. 2001)Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per hari, risiko timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80%. (Hamza, Paruta, 1985)Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan karena kekurangan asam folat berisiko bayi lahir dengan cacat pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf (Neural Tube Deffect). (Hussain, et al., 1993)2.1.1 Karakteristik Stabil pada pH optimum antara 6,0 dan 9,8. Tidak stabil pada pH di bawah 5. (Cartensen, 2001) Tidak stabil dalam bentuk larutn akibat hidrolisis yang menghasilkan pterinkarbaldehid dan asam p-aminobenzoilglutamat. (Cartensen, 2001) Kelarutan asam folat dapat ditingkatkn oleh niasinamid. (Cartensen, 2001) Sensitif terhadap bahan pereduksi (seperti asam askorbat), bahan pengoksidasi, dan cahaya, terutama dalam benuk larutan. (Joshep, 2008) Asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai oranye coklat, tidak berbau. Asam folat tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform, dan ether). (Combs Jr., 2008) Asam folat tidak dapat digunakan bersama oksidator dan reduktor atau ion logam. (Joshep, 2008) Asam folatsangat sensitif terhadap cahaya, oksigen dan suhu tinggi. (Joshep, 2008) Pada masa kehamilan kebutuhan asam folat lebih tinggi sehingga konsumsi asam folat ditingkatkan untuk menurunkan risiko bayi lahir cacat. (Buhler, 2001) Asam folat diperlukan untuk pembentukan koenzim dalam proses sistem metabolisme terutama sintesis purin dan pirimidin, sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoesis, menstimulasi produksi sel darah putih dan platelet pada anemia defesiensi folat. Asam folat meningkatkan eliminasi asam format, metabolik toksik metanol. (Joshep, 2008)2.1.2 fungsiMenurut Dr. Bambang Fajar,Sp.OGdari RS International Bintaro, Tangerang, asam folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam pembentukan DNA pada proses erithropoesis. Yaitu, dalam pembentukan sel-sel darah merah atau eritrosit (butir-butir darah merah) dan perkembangan sistem syaraf. Asam folat juga dapat mencegah terjadinya solutio plasentae (lepasnya plasenta dari rahim) yang mengakibatkan janin bisa meninggal, abortus spontan (keguguran) atau lahir prematur. (Cartensen, 2001)2.1.3 SumberSayuran berdaunsepertibayam,lobak cina,kacangkering dankacang polong,sereal,biji bunga mataharisertabuah-buahandan sayurantertentu sepertikentang,tomat,jeruk, adalah sumber yang kaya akan folat.Telur,hati, dan produk-produkgandumjuga termasuk bahan makanan yang mengandung banyak asam folat. (Buhler, 2001)Asam folat cepat larut dalam air, maka bila bahan makanan yang mengandung asam folat dicuci, maka sering terjadi asam folatnya akan hilang terbawa dengan air. Maka dari itu juga sering orang kekuranganasam folat. Karna itu disarankan untuk mengkonsumsi sayur-sayur yang mengandung asam folat untuk dikonsumsi dalam bentuk mentah seperti disalad. (Buhler, 2001)

2.2 Vitamin B122.2.1 karakteristik (Combs Jr., 2008) Mengalami fotodegradasi secara cepat. Optimal pH antara 4 dan 5. Larutan sianokabalamin sensitif terhadap suhu. Sensitif terhadap bahan pengosidasi dan bahan pereduksi. Mengalami dekomposisi dengan adanya thiamin dan hasil degradasinya. Reaksi ini diperparah dengan adanya niasinamid, tetapi dapat diperlambat oleh garam besi. Inkompatibel dengan vitamin C. Degradasi minimum diperoleh pada pH 1 dan perusakan meningkat seiring peningkatan pH hingga maksimum pada pH 7. Ion Cu meningkatkan kemampuan asam askorbat untuk merusak sianokabalamin. Vitamin B12 juga dirusak oleh asam dehidroaskorbat.2.2.2 Fungsi Vitamin B12 dapat membantu produksi energi. (Cartesen, 2001) Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa, sehingga berguna untuk meproduksi energi sehingga terhindar dari kelelahan dan kelesuan. (Joshep, 2008) Vitamin B12 sangat diperlukan tubuh, salah satunya untuk membantu membentuk DNA dan sel-sel darah merah, menjaga kesehatan saraf dan untuk fungsi tubuh lainnya. (Joshep, 2008) Vitamin B12 adalah vitamin yang memiliki sifat larut dalam air, dan ini akan membuat sel-sel saraf dan sel-sel darah merah menjadi sehat. Vitamin B12 juga berguna untuk kelancaran fungsi dari beberapa proses penting yang dilakukan oleh tubuh. (Joshep, 2008) Mengaur sistem syaraf yang sehat Ini membantu pengaturan yang sehat dari sistem saraf, mengurangi depresi, stress, dan mencegah penyusutan otak. (Hamza, Paruta, 1985) Melindungi terhadap penyakit jantung Vitamin B12 juga mlindungi terhadap penyakit jantung, yaitu dengan membatasi meningkatnya kadar kolesterol tidak sehat (LDL), serta menghindari stroke, dan tekanan darah tinggi. (Hamza, Paruta, 1985) Kesehatan kulit Vitamin B12 juga penting bagi kesehatan kulit, rambut, dan kuku. Yaitu membantu dalam reproduksi dan pembaruan yang terus-menerus pada sel kulit mati. (Hussain, et al., 1993) Mengurangi resiko berbagai jenis kanker Vitamin B12 membantu melindungi terhadap kanker, termasuk kanker payudara, knker usus besar, kanker paru-paru, dan kanker prostat. (Hussain, et al., 1993)

DAFTAR PUSTAKA

Buhler, V. 2001. Vademecum for Vitamin Formulations, 2nd Edition. Stuttgart: Wiss. Verl. Ges.Cartensen, J. T. 2001. Advanced Pharmaceutical Solids. New York: Marcel Dekker.Combs Jr., G. F. 2008. The Vitamins: Fundamental Aspects in Nutrition and Health, 3rd Edition. New York: Elsevier.Hamza, E. Y., Paruta, N. A. 1985. Enhanced Solubility of Paracetamol by Various Hydrotropic Agents. Drug. Dev. Ind. Pharm. 11(8): 1577-1596.Hussain M. A., DiLuccio R. C., Maurin, M. B. 1993. Complexation of Moriizine with Nicotinamide and Evalution Constants by Various Methods. J. Pharm. Sci. 82(1): 77-79.Joshep, J. A. 2008. Formulation Challenges: Multiple Vitamin and Mineral Dosage Forms. Dalam: Augsburger LL, Hoag SW (Editor) Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets,3rd Edition, Volume 2: Rational Design and Formulation. New York: Informa Healthcare, pp. 313-332.