bronkitis

3
BRONKITIS Definisi Bronkitis adalah istilah klinis untuk peradangan bronkus, dan terbagi menjadi akut dan kronis. Bronkitis bermanifestasi klinis sebagai batuk, dengan atau tanpa produksi sputum, dan memiliki potensi infeksi jalan nafas dan tidak ada bukti terjadinya pneumonia dengan manifestasi klinis ataupun dari rontgen dada. Bronkitis akut dibedakan dari bronkitis kronis melalui durasi. Bronkitis akut memiliki durasi kurang dari 3 bulan, sedangkan bronkitis kronis terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun dan terjadi dalam 2 tahun berurutan. Epidemiologi Bronkitis akut mengenai sekitar 5% orang dewasa setiap tahunnya, dan menjadi penyakit peringkat ke-9 yang paling sering dijumpai pada pasien rawat jalan, dengan keluhan utama adalah batuk dengan atau tanpa produksi sputum. Berdasarkan perkiraan dari National Center for Health Statistics pada tahun 2006, sekitar 9,5 juta orang, atau 4 % dari populasi, didiagnosis bronkitis kronis. Patogenesis dan Gejala Klinis Bronkitis akut terjadi 90% oleh infeksi virus, dimana sebagian besar akan swasirna. Infeksi akan menyebabkan reaksi inflamasi didalam saluran nafas dan memberikan refleks batuk, yang adalah manifestasi utama dari penyakit ini. Demam hanya terjadi apabila virus influenza adalah penyebab bronkitis akut, atau penyebab

Upload: santy-phang

Post on 17-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ipd

TRANSCRIPT

BRONKITISDefinisiBronkitis adalah istilah klinis untuk peradangan bronkus, dan terbagi menjadi akut dan kronis. Bronkitis bermanifestasi klinis sebagai batuk, dengan atau tanpa produksi sputum, dan memiliki potensi infeksi jalan nafas dan tidak ada bukti terjadinya pneumonia dengan manifestasi klinis ataupun dari rontgen dada.Bronkitis akut dibedakan dari bronkitis kronis melalui durasi. Bronkitis akut memiliki durasi kurang dari 3 bulan, sedangkan bronkitis kronis terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun dan terjadi dalam 2 tahun berurutan.EpidemiologiBronkitis akut mengenai sekitar 5% orang dewasa setiap tahunnya, dan menjadi penyakit peringkat ke-9 yang paling sering dijumpai pada pasien rawat jalan, dengan keluhan utama adalah batuk dengan atau tanpa produksi sputum.Berdasarkan perkiraan dari National Center for Health Statistics pada tahun 2006, sekitar 9,5 juta orang, atau 4 % dari populasi, didiagnosis bronkitis kronis.Patogenesis dan Gejala KlinisBronkitis akut terjadi 90% oleh infeksi virus, dimana sebagian besar akan swasirna. Infeksi akan menyebabkan reaksi inflamasi didalam saluran nafas dan memberikan refleks batuk, yang adalah manifestasi utama dari penyakit ini. Demam hanya terjadi apabila virus influenza adalah penyebab bronkitis akut, atau penyebab bakterial, atau apabila infeksi telah diikuti oleh pneumonia.Bronkitis kronis terjadi akibat pajanan polutan yang mengiritasi saluran nafas, dengan rokok menjadi penyebab utama dari penyakit ini. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan iritasi saluran nafas yang kemudian menjadi peradangan. Peradangan kronis akibat pajanan yang terus-menerus akan menyebabkan remodelling saluran nafas, sehingga terjadi pembentukan mukus berlebihan, sklerosis saluran nafas, dan penyempitan saluran nafas. Perubahan ini ireversibel dan memberikan gejala batuk kronis, produksi sputum yang semakin lama semakin banyak, dan dispnea. Demam dapat terjadi, namun pneumonia dapat dipertimbangkan apabila demam terjadi.

DiagnosisDiagnosis bronkitis akut dapat ditegakkan apabila kemungkinan adanya pneumonia atau penyakit saluran nafas lain yang dapat menyebabkan batuk (rhinitis, faringitis) telah disingkirkan. Batuk dengan dahak purulen tidak selalu menyingkirkan diagnosis bronkitis akut. Namun, karena telah diketahui bahwa 90% penyebab bronkitis akut adalah virus, pemberian antibiotika pada bronkitis akut tidaklah bijaksana.Bronkitis kronis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan radiologi. Pendataran iga, adanya gambaran emphisematous lung, pendataran diafragma, dan jantung pendulum, adalah gambaran umum dari penyakit ini. Pendataan dari faktor resiko dan usia tua dan telah menyingkirkan kemungkinan penyakit paru yang lain dapat menjadi dasar untuk menegakkan diagnosis bronkitis kronis.TatalaksanaSebagai penyakit swasirna, pengobatan untuk bronkitis akut hanya untuk mengurangi gejala. Pemberian mukolitik dan ekspektoran dapat diberikan untuk tujuan tersebut. Pemberian antibiotik pada bronkitis akut, tanpa adanya bukti terjadi infeksi, tidak disarankan.Untuk bronkitis kronis, pemberian mukolitik dapat memberikan penurunan gejala dan menurunkan lama aktif penyakit. Pemberian bronkodilator agonis beta dapat diberikan untuk pasien dengan dispnea eksaserbasi akut. Pemberian kortikosteroid juga memberikan efek yang menguntungkan selama perjalanan penyakit ini.