brush up yourself

128
BRUSH UP YOURSELF (MENGASAH DIRI JADI PRIBADI SUKSES MULIA) BRUSH UP YOURSELF (MENGASAH DIRI JADI PRIBADI SUKSES MULIA) Leonardus Nana DAFTAR ISI 1.Kebiasaan 2.Pikiran Pikiran Sadar& Bawah Sadar, Otak Kiri&Kanan (IQ, EQ dan SQ) 3.Karakter 4.Talenta 5.Kompetensi 6.Pengetahuan Pengetahuan Sumber Pilihan 7.Citra Diri Peranan Citra Diri Senjata Diri 8.Kebiasaan Asah Gergaji 9.Belajar Mengasah Gergaji (meningkatkan Keahlian Eksekusi) Apa itu Belajar Mengapa perlu Belajar Darimana Belajar 10.Pelajaran Mengasah Gergaji Belajar mengkonsepkan praktek (Conceptual) Inspirational story “Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau

Upload: leonardus-nana

Post on 12-May-2015

327 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Brush up yourself

BRUSH UP YOURSELF (MENGASAH DIRI JADI PRIBADI SUKSES

MULIA)

BRUSH UP YOURSELF

(MENGASAH DIRI JADI PRIBADI SUKSES MULIA)

Leonardus Nana

DAFTAR ISI

1.Kebiasaan

2.Pikiran

Pikiran Sadar& Bawah Sadar, Otak Kiri&Kanan (IQ, EQ dan SQ)

3.Karakter

4.Talenta

5.Kompetensi

6.Pengetahuan

Pengetahuan Sumber Pilihan

7.Citra Diri

Peranan Citra Diri

Senjata Diri

8.Kebiasaan Asah Gergaji

9.Belajar Mengasah Gergaji (meningkatkan Keahlian Eksekusi)

Apa itu Belajar

Mengapa perlu Belajar

Darimana Belajar

10.Pelajaran Mengasah Gergaji

Belajar mengkonsepkan praktek (Conceptual)

Inspirational story “Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau Mati”

Sasaran yang SMART

Inspirational story “Selamat dari Kolam Buaya”

Belajar Mengkonsepkan Praktek (Practical Learning)

Inspirational story “Si Tukang (penjual) Air Vs Jagoan Panah”

Belajar meningkatkan Kecakapan Skill/Teknik (Technical Learning)

Page 2: Brush up yourself

Belajar Berhubungan Dalam Diri (Intrapersonal relationship Learning)

Belajar Berhubungan dengan Orang Lain (Inter-personal relationship)

Inspirational story “Belajar Dari Katak”

BRUSH UP YOURSELF

(MENGASAH DIRI JADI PRIBADI SUKSES MULIA)

“But you my friends, keep on building yourselves up on your most sacred faith- Jude 1:20

1. Kebiasaan

The excellence is not an action only, but habitual – Aristotle

Kita sering mendengar orang berkata “ala bisa karena biasa.” Anda bisa apa karena terbiasa apa?

Setiap orang pasti memiliki keinginan menunjukan diri sebagai pribadi yang berbeda dari orang

lain. Berbeda dalam pola pikir, tutur-kata, sikap dan juga berbeda dalam tingkah laku. Dan tidak

kalah penting adalah ia ingin menunjukkan bahwa ia memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak

dimiliki orang lain. Apakah anda sering menemui seseorang dengan kebiasan-kebiasaan seperti

yang dilukiskan berikut ini?

1.BIASA (selalu) menyapa dan menanyakan kabar setiap orang yang ia temui baik itu rekan

kerja, teman, bawahan maupun pimpinan, termasuk orang asing sekalipun

2.BIASA (selalu) bertutur-kata dalam bahasa yang santun, bahasa yang penuh motivatif dan

inspiratif

3.BIASA (selalu) membuka diri terhadap siapa saja (mendengarkan orang lain dan terus belajar

dari setiap orang termasuk dari para gelandangan).

4.BIASA (selalu) menanamkan nilai-nilai positif (memberi pengaruh) lewat kata dan perbuatan

terhadap teman kerja, pimpinan dan juga customernya.

5.BIASA (selalu) menginspirasi orang lain untuk memahami bahwa adalah sebuah keuntungan

jika ia dapat melakukan sesuatu dengan baik dan benar.

6.BIASA (selalu) memotivasi orang lain untuk tetap memiliki mimpi, harapan, visi dan misi

dalam hidup

7.BIASA (selalu) menolong orang lain untuk menyukuri apa saja yang dialami

Page 3: Brush up yourself

8.BIASA (selalu) memberi teladan dengan menunjukkan sebuah integritas yang tinggi (satu kata

dalam perbuatan), bersosialisasi (team building) dan terus berinovasi.

Kebiasaan-kebiasaan diatas tampak sederhana dan bahkan sepele, namun sebenarnya

mengandung nilai yang sangat besar. Nilai yang dapat menunjukan suatu kepribadian yang kuat

dan berkualitas; berkualitas dalam Integritas, Interrelation (intrarelation & interrelation) dan

Innovation. Selain itu kebiasaan-kebiasaan diatas dapat menghasilkan nilai-nilai yang dapat

melahirkan Citra Diri yang kuat yang dapat membentuk sebuah Karakter yang baik; Karakter

yang agung dan mulia.

Suatu kebiasan tidak lahir begitu saja, melainkan terbentuk dari serangkaian upaya dalam bentuk

belajar, bergaul dan pengalaman.

Apakah anda juga memiliki kebiasaan-kebiasaan sejenis diatas atau yang lainnya? Anda pasti

ingin kebiasaan-kebiasaan anda tersebut memberi pengaruh, baik kepada diri anda sendiri

maupun kepada orang lain dan lingkungan, bukan?

Disadari atau tidak, setiap kebiasaan yang lahir memiliki pengaruh besar terhadap pembangunan

dan pengembangan diri (Brush Up Yourself). Ini bukanlah sebuah tugas mudah, namun manusia

dapat mengawali tugas membangun dan mengembangkan diri dengan membentuk kebiasaan-

kebiasaan seperti:

1.Selalu (Biasa) meluangkan sedikit waktu guna merenung dan mengisi otaknya untuk berpikir;

berpikir besar, positif dan konstruktif. Bandingkan dengan: Fill your mind with those things that

are good and that deserve praise: things that are true, noble, right, pure, lovely and honorable.

Philippians 4:8

2.Selalu (Biasa) berusaha mengartikulasikan hasil olah pikirnya dalam sebuah rumusan bahasa

yang inspiratif dan penuh motivasi, dan menuangkannya dalam sebuah konsep. Bandingkan

dengan: A person’s thoughts are like water in deep well, but someone with insight can draw

them out – Proverb 20:5

3.Selalu (Biasa) merumuskan konsep yang ada dalam pikirannya dengan menetapkannya

menjadi sebuah target yang SMART.

4.Selalu (Biasa) merumuskan cara bagaimana mencapai target yang ditetapkan. Bandingkan

dengan: Planning and thought lie behind everything that is done” – Sirach 37:16.

5.Selalu (Biasa) membentuk diri terlebih dahulu dengan mempelajari sasaran yang ia tetapkan,

Page 4: Brush up yourself

dan mempelajari cara yang ia rumuskan. Bandingkan dengan: : ………. learn all we can; then

remember or do what we learn and we will prosper.” – proverb 19:8, Always remember what

you have learned. Your education is your life. Guard it well-Proverb 4:13

6.Selalu (Biasa) mengutamakan perencanaan dalam setiap sasaran (pekerjaan) yang ia akan

kerjakan. Karena ia yakin bahwa perencanaan bukan hanya sebuah tuntunan tetapi juga kepastian

akan hasil yang akan ia capai. Bandingkan dengan: Plan carefully and you will have plenty; if

you act too quickly, you will never have enough-Proverb 21:5

7.Selalu (Biasa) membangun pemahaman dan keyakinan diri bahwa dengan tekun bekerja, ia

akan mencapai apa (kebahagian dan kesejahteraan) yang ia tetapkan. Bandingkan dengan: Your

work will provide for your needs; you will be happy and prosperous – Proverb 128: 2

8.Selalu (Biasa) melaksanakan cara yang telah ia rumuskan itu dengan segenap akal, budi,

kekuatan dan roh yang ia miliki guna mencapai target yang telah ia tetapkan. Bandingkan

dengan: The more easily you get your wealth, the sooner you will lose it. The harder it is to earn,

the more you will have-proverb 13:11 dan Work hard don’t be lazy. Serve the Lord with a heart

full of devotion. Let your hopes keep you joyful. Be patient in all your troubles and pray all the

times” – Rome: 12:11

Kebiasaan-kebiasaan diatas mungkin sederhana dan bahkan tak penting karena Anda memiliki

kebiasaan yang lebih besar. Oleh karena tunjukkan kebiasaan yang anda miliki kepada orang

lain, walau yang sangat sederhana dan terkecil sekalipun.

Saya tidak terbiasa terlambat masuk kerja. Masuk kerja tepat waktu sudah menjadi sebuah

’Kebiasaan.’ Agar tidak gagal datang sebelum jam kerja dimulai, saya telah merumuskan sebuah

formula sebagai berikut:

1.Membiasakan diri berpikir bahwa masuk kerja tepat waktu adalah sebuah tanggung jawab

besar dan juga menyenangkan.

2.Menetapkan bahwa saya harus selalu masuk kerja tepat waktu

3.Memikirkan cara bagaimana tidak terlambat: antara lain tidak tidur larut malam, mengaktifkan

alarm pada jam tertentu dipagi hari serta berangkat kerja lebih pagi

4.Melaksanakan cara tepat seperti pada point 3 diatas.

5.Setelah berada di tempat kerja, saya membiasakan diri (selalu) membersihkan tempat kerja,

menyiapkan pekerjaan dan peralatannya serta merapikan tempat kerja dan alat-alat kerja yang

Page 5: Brush up yourself

berada disekitarnya

Formula masuk kerja tepat waktu sama sekali tidak menjadi beban karena saya sudah terbiasa

melakukannya. Jadi bangun pagi, berangkat kerja lebih pagi sudah merupakan sebuah

KEBIASAAN bagi saya.

Formula saya diatas sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat kecil bagi orang lain, tetapi

bagi saya ia merupakan sebuah latihan yang baik. Bagaimana mungkin saya dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu jika saya tidak lulus masuk kerja tepat waktu.

Sebab sesungguhnya orang sering terlambat masuk kerja bukan karena ia tidur larut malam atau

bangun terlambat dan/atau macet di jalanan. Namun ia terlambat karena sudah terbangun dalam

pikirannya bahwa ia masih memiliki waktu cukup untuk sampai di kantor. Ia beranggapan ia

bukan-bukan satu-satunya orang yang biasa terlambat, atau bahkan ia merasa bahwa tidak ada

pengaruh bagi kinerjanya jika terlambat satu atau dua menit.

Demikianpula ada orang yang terlambat menyelesaikan tugas sesungguhnya bukan karena ia

tidak bisa kerja atau tak mampu memecahkan masalah yang timbul. Namun lebih disebabkan

oleh pola kebiasaan menunda-nunda hingga menit terakhir. Atau karena ia tidak menetapkan

proritas terhadap target penyelesaiaan. Bahkan ia merasa bahwa menyelesaikan sebagian dari

tugasnya adalah sebuah keberhasilan sedangkan sisanya bisa menyusul.

Ada kebiasaan-kebiasaan lain seperti: seorang pendatang dengan mudah dan cepat bertutur-kata

dalam bahasa setempat, tentu saja bukan karena ia tekun mempelajari bahasa itu, tapi karena ia

membiasakan diri berinteraksi dengan para penuturnya. Seorang hobist tanaman/hewan akan

merasa stress jika ia tak sempat bercengkerama dengan tanaman/hewan piaraan walau hanya

sehari saja. Demikianpula orang yang terbiasa memperhatikan keunggulan orang lain, memiliki

banyak sahabat dan lebih berhasil dari pada orang yang cendrung menonjolkan kelebihan diri.

Orang ini akan terbiasa menolong baik dalam motivasi, bimbingan dan bahkan materi. Dan bagi

dia tak akan ada agenda untuk mengabaikan seseorang yang membutuhkannya. Kebiaasaan juga

dimiliki oleh hewan. Seekor kucing/anjing piaraan akan setia menunggu didepan gerbang setiap

sore hari karena tahu kebiasaan jam pulang kerja tuannya. Kucing/anjing piaraan tersebut tidak

bisa tenang dan bisa stress jika tak tuannya tak datang pada jam biasanya. Tentu masih ada

banyak kebisaan lain, baik yang positif maupun negatif.

Selain kebiasaan pribadi, ada kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat: Orang selalu

Page 6: Brush up yourself

berkumpul pada waktu luang untuk melakukan hobby, bertukar pikiran dan atau menyelesaikan

suatu pekerjaan (gotong royong). Tujuannya untuk mempererat persaudaraan, menemukan solusi

terhadap sebuah masalah, membuat perencanaan dan meningkatkan semangat kerja sama.

Apa itu kebiasaan? Oxford Dictionary for Advanced Learners menjelaskan “Habit is a settled

practice, especially, something that can not easily be given up. Habit is a usual behavior.

Kebiasaan adalah sebuah perbuatan/tindakan/praktek yang telah memasyarakat dan tidak mudah

(sulit) untuk diabaikan atau ditinggalkan begitu saja.

Merujuk pada batasan oxford diatas, kebiasaan adalah sebuah pola hidup yang terjadi dengan

melibatkan seluruh aspek kehidupan seseorang. Kebiasaan merupakan cara pandang, expresi dan

tindakan yang mencerminkan diri seseorang dan berpengaruh baik terhadap diri maupun orang

lain.

Kebiasaan terbentuk dari hal-hal kecil dan dilakukan dalam kreatifitas dan innovatisi secara

terus-menerus, akan mampu mendorong lahirnya kekuatan mental/spirit atau moral (karakter)

seseorang. Mental/spirit atau moral (karakter) yang terbangun dari kebiasaan yang efektif dalam

kreatifitas dan innovatisi dapat melahirkan sebuah kehebatan, demikian Aristotle berkata “The

excellence is not an action only, but habitual.”

Bagaimana seseorang dapat membangun dan memiliki sebuah kebiasaan yang baik dan efektif.

Termasuk kebiasaan yang bisa mendorong lahirnya sebuah kemampuan/keahlian tertentu?

Kebiasaan yang dipenuhi dengan kreatifitas dan innovasi dan berjalan secara baik dan efektif

memiliki pengaruh bagi seseorang untuk membangun dan mengembangkan diri menjadi Pribadi

yang Besar. Kebiasaan tersebut dapat terbangun dari hal-hal seperti diuraikan dalam pelajaran-

pelajaran berikut.

2. Pikiran

Manusia berbeda dari ciptaan yang lain karena memiliki pikiran; berpikir tentang siapa diri dan

siapa yang menjadikan dirinya. Juga berpikir tentang apa yang harus ia katakan dan juga apa

yang akan ia lakukan.

Berpikir memberi pengakuan dan peneguhan tentang keberadaan diri. Berpikir dapat menjadi

identitas diri, oleh karena itu manusia telah menempatkan Pikiran sebagai dasar dari apa yang ia

katakan dan menjadi rujukan dari apa yang ia lakukan, seperti dinyatakan dalam ayat suci

”Planning and thought lie behind everything that is done” – Sirach 37:16.

Page 7: Brush up yourself

Ayat suci ini mengajari bahwa dengan berpikir, kita dapat merencanakan sesuatu dan dengan

merencanakan kita sudah menyelesaikan sebagian dari apa yang akan kita kerjakan-Pikiran

merupakan awal dari segala pekerjaan. Selanjutnya: apa yang kita kerjakan akan dapat berhasil

dengan baik jikalau kita mendasarinya dengan perhitungan/pertimbangan yang matang.

Perbuatan mengambarkan kepribadian, karena itu hendaklah Pertimbangan mesti mendahului

setiap perbuatan Anda.

Jenis dan Cara Kerja Pikiran

A person’s thoughts are like water in deep well, but someone with insight can draw them out –

Proverb 20:5

Dalamnya samudra dapat diukur, tetapi siapakah sanggup mengetahui pikiran manusia? Pikiran

seseorang ibarat air yang berada didalam sebuah sumur yang dalam, tapi hanya orang-orang yang

berpengertian bisa menimbanya keluar.

Sesuatu yang indah dan bermanfaat tidak mudah ditemukan karena berada pada tempat yang

khusus disediakan baginya. Sesuatu yang indah dan bermanfaat juga tidak mudah untuk

dipergunakan kecuali melalui sebuah usaha serius atau perjuangan. Ayat suci Proverb (Amsal)

20:5 ini telah menjadi pedoman dasar bagi penelitian para ahli untuk menemukan apa dan

bagaimana pikiran dapat bekerja.

Para ahli menemukan dua bagian pokok dari pikiran (otak) manusia yakni bagian pertama

tentang pikiran sadar, pikiran bawah sadar, dan bagian kedua tentang otak kiri dan otak kanan

yang merupakan wadah bagi kerja kecerdasan (IQ, EQ & SQ).

Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar

Pikiran manusia terbagi dalam Conscious Mind and Subconscious Mind, keduanya mempunyai

tugas:

1. Conscious Mind (Pikiran Sadar) menerima dan menyaring informasi-informasi dari luar, lalu

melalui sebuah proses berpikir logis, conscious mind memberi alasana-alasan apakah sebuah

informasi dapat diterima atau ditolak

2.Subconscious Mind (Pikiran Bawah Sadar) menyimpan semua informasi yang masuk secara

utuh tanpa proses seleksi. Kemudian subconscious mind melakukan pengolahan terhadap

informasi-informasi yang disimpan melalui programming process berikut:

Page 8: Brush up yourself

aVisual - Membayangkan hasil apa yang diinginkan

bImagine - Melihat dan memfokuskan pada hasil dengan seolah-olah telah dicapai

cMeneguhkan dan memperkuat keyakinan bahwa hal yang diimpikan bisa dicapai

dMemberdayakan tindakan berdasarkan keyakinan nyata

Secara sederhana kita dapat mengambarkan kerja otak sebagai berikut: Manusia memiliki indera

dan otak. Indera menginput data berupa gambar, bunyi, rasa, cita-rasa dan bebauan dan dipasok

kepada otak. Otak menerima dan meramu data-data tersebut menjadi bahasa otak. Bahasa otak

tersebut digunakan untuk mengambarkan sesuatu disekitarnya melalui penalaran atau imaginasi

yang berbeda. Pengambaran itu biasanya merujuk pada apa yang dilihat (visual), apa yang

didengar (auditory) dan atau apa yang dirasakan (kinetic).

Jadi mulanya, manusia mengisi otak untuk berpikir; otak yang sudah terisi difungsikan untuk

Analysing, Synthesizing & imaging dan Valuing terhadap apa yang dilihat (visual), apa yang

didengar (auditory) dan atau apa yang dirasakan (kinetic). Melalui ketiga fungsi otak tersebut,

manusia mampu berpikir secara logis dan sistematis (cermat konsep), bertutur kata yang penuh

inspirasi dan motivasi dan bertindak secara tepat dan konsruktif (sesuai konsep), hingga

terbangun kebiasaan yang baik dan terpuji. Sebagai imbalannya, manusia dapat memiliki sebuah

Karakter Yang Mulia.

Dengan kata lain, isi otak diwujudkan dalam kata, kata dinyatakan dalam tindakan, tindakan

menjelma jadi kebiasaan dan kebiasaan akan meneguhkan sebuah karakter. Oleh karena itu,

pastikan Anda hanya mengisi otak/pikiran Anda dengan berbagai hal yang layak mendatangkan

kebaikan dan juga melahirkan pujian: yakni hal-hal yang benar, mulia, agung, murni, terhormat

dan menyenangkan seperti dinyatakan dalam ayat suci:

Fill your mind with those things that are good and that deserve praise: things that are true, noble,

right, pure, lovely and honorable. Philippians 4:8

Namun, perlu disadari bahwa pemikiran setiap orang tidak sama. Melalui pikiran yang berbeda

itu, orang dapat menilai segala sesuatu sesuai kandungan pikirannya. Oleh karena itu sering kita

temui suatu kebiasaan, paham dan nilai, yang dianut seseorang, sekelompok orang atau ras

tertentu kadang tak dapat diterima oleh yang lain. Demikian juga tutur kata, tindakan, kebiasaan

dan karakter yang dihasilkan oleh seseorang, sekelompok orang atau ras terkadang tak sama.

Maka patutlah kita pahami bahwa ternyata pikiran memiliki kekuatan yang dapat menyebabkan

tidak hanya persamaan tetapi juga perbedaan dalam pesan, tindakan, kebiasaan dan karakter.

Page 9: Brush up yourself

Mengapa PIKIRAN dapat menyebabkan pesan, tindakan, kebiasaan dan karakter seseorang,

sekelompok orang atau ras tertentu berbeda dari yang lain? Otak bawah sadar membaca (scan)

keadaan sekitar dan memilih informasi penting untuk diperhatikan. Walau demikian, orang tidak

hanya memperhatikan sesuatu seperti apa adanya, tetapi juga cendrung memperhatikan sesuatu

berdasarkan harapan dan keinginan mereka. Setiap individu memiliki pilihan cara yang berbeda

dalam memikirkan dan mengkomunikasikan apa yang dialaminya – Ada yang mengungkapkan

sesuatu berdasarkan gambaran yang dilihat, yang lain berbicara tentang bunyi yang didengar dan

yang lain lagi memperbincangkan sesuatu berdasarkan rasa yang dialami. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sandra Blakeslee, an award winning science writer for the New York Times bahwa

“umumnya persepsi orang tentang sesuatu tidak didasarkan pada aliran informasi dari luar diri

menuju otak, tetapi didasarkan pada apa yang otak alami sebelumnya, dan apa yang otak

inginkan terjadi berikutnya.”

Otak Kiri dan Otak Kanan

A person’s thoughts are like water in deep well, but someone with insight can draw them out –

Proverb 20:5.

Proverb 20:5 tidak hanya membantu untuk menemukan otak sadar dan otak bawah sadar, tetapi

juga membantu untuk menemukan kandungan otak kiri dan otak kanan (IQ, EQ dan SQ) dan

juga cara kerjanya seperti penjelasan berikut.

Berpedoman pada Proverb 20:5 kita dapat belajar bahwa pikiran (otak) adalah anugrah besar

yang Tuhan berikan untuk difungsikan sebesar-besar kesejahteraan diri, orang lain dan juga

kelestarian alam sekitar.

Banyak orang berusaha mengoptimalkan kerja otak guna meningkatkan kemampuan kognitifnya

dengan belajar baik itu di sekolah, kursus, pelatihan maupun dengan mengikuti seminar dan lain

sebagainya. Disamping itu mereka juga tidak lupa memenuhi kebutuhan Mental dan Rohani

(Jiwa/spiritual) dengan bersoasilisasi, melakukan hoby, berekreasi, beribadah, dan juga tak kalah

penting adalah berderma.

Ada sebagian orang menganggap daya kognitif (kemampuan bahasa, berhitung dan logika) lebih

penting daripada kebutuhan mental dan spiritualnya (hoby, sosialisasi, bersedekah dan/atau

ibadah). Namun, kejeniusan otak bukan satu-satunya jaminan. Sebab keberhasilan membutuhkan

hubungan yang seimbang dan harmonis antara Intelektual, Mental dan Spirit. Oleh karena itu

Page 10: Brush up yourself

tidak mustahil ada orang yang mulanya dianggap memiliki kemampuan akademik biasa-biasa

saja, bahkan dicap ‘bodoh’ saat sekolah, ternyata sangat sukses dalam kehidupan (karir, keluarga

dan sosial) dikemudian hari.

Para ahli tentang otak juga menemukan bahwa ada sebagian orang dikenal sebagai penemu

hebat, tetapi gagal dalam memproduksi temuannya. Atau ada juga yang diakui sebagai manager

hebat, tapi lemah dalam kepemimpinan.

Mengapa bisa terjadi demikian? Mari kita ikuti uraian-uraian berikut:

Selain ada pikiran (otak) sadar dan pikiran (otak) bawah sadar, para peneliti juga menemukan

dua bagian otak lain; otak kiri dan otak kanan.

Setiap bagian otak (otak kiri dan otak kanan) memiliki kekhususan yang berbeda dalam fungsi,

jenis informasi yang diproses dan juga berbeda dalam jenis permasalahan yang ditangani.

Otak Kiri lebih banyak bekerja pada bidang yang berhubungan dengan Kecerdasan Bawaan

seperti Logika dan Analisis (Intellectual Quotient). Sedangkan Otak Kanan lebih banyak

menangani hal-hal yang bersinggungan dengan Emosi dan Imaginasi. Otak kanan juga bertugas

menangani hal-hal yang berkenaan dengan intuisi, emosi dan Kreatifitas. Otak kanan merupakan

wadah bagi kecerdasaan yang bertumbuh dari emosi, usaha dan pengaruh dari luar (Emotional

Quotient).

Berpedoman pada penemuan diatas, para ahli menyarankan agar setiap orang sebisa mungkin

menciptakan sebuah keseimbangan kerja antara otak kiri dan otak kanan. Sebab otak yang

seimbang akan menghasilkan Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ) Dan

Kecerdasan Rohani (SQ) yang seimbang dan saling menopang.

Intellectual Quotient (IQ)

Alfred Binet (1857-1910) menemukan kecerdasan bawaan manusia yang disebut Intellectual

Quotient (IQ); sebuah kecerdasan yang mengukur kemampuan verbal (bahasa), hitung

(matematika), dan nalar/logika (reasoning).

Dengan kemampuan bahasa, matematika, dan logika yang baik, seseorang mampu menciptakan

sebuah management yang rapi, system operational procedur yang baku, unggul dan terorganisir

serta pembagian kerja yang rapi dan terperinci (detailed job descriptions). Sebagai kecerdasan

bawaan, IQ dapat memberi anda motivasi internal yang baik bagi sebuah kesuksesan. Namun

kesuksesan itu harus terus anda optimalkan. Caranya? Belajarlah mengisi otak kiri dengan

Page 11: Brush up yourself

Informasi, Ilmu, Pengetahuan, dan Ketrampilan yang dapat meningkatkan Kecerdasan

Intelektual.

Harvard University pada 1990an menemukan, keberhasilan seseorang ditentukan oleh 15%

bawaan (IQ) sedangkan 85% oleh usaha. Berdasaarkan temuan diatas, anda seharusnya tak hanya

mengandalkan kerja IQ saja karena bisa membuat anda tumbuh sebagai pribadi yang berpikir

dan bekerja terlalu mekanis, formal dan protektif. Anda bisa meremehkan pekerjaan yang

menolong anda untuk memahami dan menyenangkan diri seperti merekoleksi diri, meredefenisi

nilai diri, melakukan hoby, bersosialisasi dengan keluarga, dan orang lain. Juga Anda bisa

tumbuh menjadi pribadi yang kaku, mengabaikan kreatifitas, tidak peka terhadap perasaan dan

suara hati. Anda kehilangan Kearifan.

Emotional Quotient (EQ)

Setiap orang tentu menghendaki menjadi Manager (peran IQ) sekaligus Leader (peran EQ)

dalam hidupnya. Maka pada saat yang bersamaan, Anda jangan lupa mengisi Otak Kanan

dengan Informasi, Ilmu, Pengetahuan, Ketrampilan dan Nilai yang dapat menumbuh-

kembangkan Keseimbangan Emosi, Kemampuan Imaginasi dan Kemampuan Sosialisasi serta

hal-hal lain yang memberi kemampuan dalam membaca dan mengembangkan Suara Hati,

Kearifan, Intuisi, Kreatifitas, Seni dan Hoby.

Pada 1990an, Daniel Goleman melakukan penelitian, analisis dan study lapangan dibidang

Psychology menemukan sebuah kemampuan yang dapat mengelola perasaan yang dikenal

dengan Emotional Quotient/EQ (kecerdasan emosi). Emotional Quotient adalah kecerdasan yang

mengelola hubungan dengan diri, orang lain dan lingkungan. Tujuannya untuk menciptakan

keseimbangan dan keharmonisan didalam diri dan juga diluar diri.

Goleman dalam penelitian tersebut menyimpulkan Intellectual Quotient (IQ) hanya bisa

menyumbang 20% dari keberhasilan sedangkan 80% merupakan sumbangan dari sekumpulan

kecerdasan lain yang terumus dalam sebuah Kecerdasan Emosi (EQ). Artinya pengelolaan

Emotional Quotient yang baik dapat menopang dan memperlancar kerja Intellectual Quotient

(IQ) (nalar). Pendapat Goleman tentang peran EQ sebagai penopang IQ diperkuat oleh Steve

Hein. Steve Hein menjelaskan bahwa IQ akan berfungsi optimal jika setiap orang memiliki

kualitas Emosi yang baik yang ia singkat ”BARE” berikut ini:

B.– Balance (Keseimbangan diri)

Page 12: Brush up yourself

A.– Awareness (Kesadaran diri)

R.– Responsibility (Tanggung jawab diri)

E.– Emphathy (Empati)

Keseimbangan Diri, Kesadaran Diri, Rasa Tanggung Jawab dan Empati merupakan pilar pokok

yang dapat menopang keberhasilan kerja IQ. Artinya, EQ akan menentukan seberapa baik

kualitas diri anda dalam menerapkan keahlian (IQ) yang anda miliki, oleh karena itu IQ yang

tinggi tidak dapat menolong anda menjadi pribadi yang berkualitas jikalau:

Hidup anda dipenuhi kecemasan dan kekuatiran,

Hidup tanpa Kesadaran (Aware) untuk menggali dan menumbuhkan potensi diri

Hidup tanpa Tanggung Jawab (Responsibility) baik terhadap diri, pekerjaan maupun orang lain

Hidup tanpa melibatkan diri untuk turut merasakan dan mengambil peran aktif (Empaty) dalam

kehidupan diri dan orang lain..

Sedangkan Richard Charlson mengungkapkan bahwa orang-orang sukses umumnya memiliki

kualitas emosi seperti yang terumus dalam 3R berikut ini:

R.– Responsive: Bertindak tepat sesuai masalah yang dihadapi, memiliki kemampuan

mempertahankan perspective dan memiliki solusi alternative atau tindakan terbaik saat

menghadapi situasi yang unik – karena ia mampu melihat sebuah gambaran keseluruhan dengan

baik.

R.– Receptive: Terbuka terhadap saran dan gagasan, baik berupa data, kreatifitas maupun

gagasan baru. Orang Receptive bersedia mendudukan diri dalam posisi ”Beginner – Pemula,”

sebuah posisi yang selalu mendorong untuk mau dan terus belajar apa saja dan dari siapa saja

walau ia sebenarnya tergolong pakar. Ia suka bekerja sama.

R.– Reasonable: Orang reasonable memiliki kemampuan melihat segala sesuatu secara bebas

tanpa kecendrungan membenarkan diri; Karena ia tahu kecendrungan membenarkan diri sering

menjadi penghambat terhadap pandangan baru yang lebih perspective dan maju. Ia memiliki

kualitas menempatkan diri dalam posisi orang lain, melihat gambaran lebih besar serta mampu

mempertahankan perspective. Oleh karena itu orang reasonable biasanya menempatkan diri

sebagai pendengar yang baik, memiliki kepedulian dan suka menolong.

Orang berkualitas tiga R tidak mempersoalkan hal-hal kecil dalam hidup (pekerjaan, keluarga

dan pergaulan) walau bertentangan dengan logika atau nalar mereka. Sebaliknya setiap persoalan

yang dihadapi dijadikan sumber belajar dan evaluasi lebih lanjut.

Page 13: Brush up yourself

Namun baik kualitas BARE maupun 3R harus terus diasah dan dilatih hingga menjadi B-CARE

(Balance-Keseimbangan, Control-Pengendalian Diri, Awareness-Kesadaran Diri, Responsibility-

Tanggung Jawab dan Empathy-Empati) secara baik, sebab jika tidak orang tersebut pada

akhirnya akan cendrung mengalami:

Tak mampu menghadapi/menerima sesuatu yang baru (mudah kalut oleh perubahan buruk-bad

handling change).

Tidak mampu membangun diri dan tidak percaya pada diri dan orang lain, karena itu ia tak

mampu bekerja sama (membetuk team)

Tak tahu membangun hubungan dengan diri dan mudah patah semangat dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. (sering putus hubungan dengan diri dan tak bisa menghadapi orang

lain senhingga gampang kalap)

Gampang mengabaikan tugas dan melempar tanggung jawab terhadap orang lain

Mudah kehilangan motivasi, inspirasi dan strategy/cara dalam bereaksi (mudah burn-out and

missing action.”)

Gegabah dalam bertindakan (bisa kebablasan untuk mencari perhatian) (over action) dan juga

sering tak bisa berbuat apa-apa karena karena over caution (terlalu berhati-hati)

Pengelolaan Emosi yang baik dapat menciptakan keseimbangan dalam menciptakan

keharmonisan dalam membangun hubungan dengan diri, orang lain dan lingkungan.

Keseimbangan dan pengelolaan Emosi ini sangat penting karena hidup ini ibarat permainan

Ketangkasan Lima Bola; ada yang disebut bola keluarga, bola persahabatan, bola kesehatan, bola

rohani dan bola pekerjaan. Diperlukan keseimbangan dan keharmonisan gerak saat melemparkan

bola-bola itu ke udara agar tidak terjatuh.

Kebanyakan orang lebih mencemaskan bola pekerjaan tapi ternyata ia hanyalah sebuah bola

karet yang bisa memantul lagi saat terjatuh. Sedangkan empat bola sisa terbuat dari gelas/kristal.

Mereka akan tergores, terluka, retak, bahkan hancur berkeping-keping jika terjatuh dan tak akan

kembali ke rupa mereka yang semula.

Spiritual Quotient (SQ)

Ada pepatah berbunyi ”Cerdik (akal) tanpa ketulusan (hati nurani) adalah licik dan hati nurani

(ketulusan) tanpa akal (cerdik) adalah kebodohan.”

Pepatah ini memberi gambaran: Kecerdasan membuat seseorang mendapat dan menguasai ilmu,

Page 14: Brush up yourself

pengetahuan dan teknologi. Namun apakah kecerdasan itu dapat menciptakan sesuatu yang dapat

membangun atau sebaliknya menghancurkan, sangat bergantung pada ada tidaknya Hati Nurani.

Artinya, kecerdasan harus didukung oleh Emosi yang seimbang dan matang; dan Emosi harus

dijiwai oleh Hati Nurani /Roh/Spirit/Iman yang teguh. Kecerdasan dan Emosi yang tidak dibalut

oleh Spiritual/Hati Nurani/Iman yang teguh rawan mendorong hati melahirkan segala Pikiran

Jahat. Pikiran untuk menyesatkan, membunuh, berzinah dan bercabul. Juga melahirkan pikiran

jahat untuk merampok, menipu, bersumpah palsu, menghujat dan memfitnah. Mateus 15:19 dan

Markus 7:21

Berhati-hatilah dalam berpikir karena Pikiran menentukan siapa diri anda seperti tertuang dalam

ayat suci: ‘what he thinks is what he is’ – Proverb 23:7b. Pikiran yang tidak dialaskan pada

pertimbangan dan kebenaran dapat membuat Emosi dan Hati menjadi labil hingga mendorong

anda bertumbuh menjadi Penipu, Penjahat, Pencuri, Pezinah dan Pembunuh. Oleh karena itu,

anda harus memiliki kerelaan diri untuk berserah agar Tuhan memberi anda Hati Baru dan

Pikiran Baru seperti tertulis dalam ayat suci:

“I will give you a new heart and new mind. I will take away your stubborn heart of stone and

give you an obedient heart – Ezekiel 36:26.

Pikiran Baru dan Hati Baru menolong anda memiliki sebuah Pikiran yang Tulus dan Hati yang

Taat; Taat pada Tuhan dan Tulus pada sesama. Dan percayalah bahwa barang siapa memiliki

pikiran baru dan hati baru akan berjuang untuk mengisi diri dengan hal-hal baik dan mulia

seperti tertuang dalam ayat suci:

Fill your mind with those things that are good and that deserve praise: things that are true, noble,

right, pure, lovely and honorable. Philippians 4:8

Setiap orang yang memiliki Pikiran Baru dan Hati Baru mampu menyangkal dirinya yang lama

dan mau memperbaharui diri menjadi pribadi yang baru. Sebab sesungguhnya Pikiran Lama dan

Hati Lama tak layak untuk menyimpan hal-hal yang melahirkan kebaikan, kebenaran,

kehormatan, kemurnian, kasih dan pujian seperti tertulis dalam ayat suci:

Sesungguhnya tak seorangpun mau mengisikan Anggur Baru kedalam Kantong Kulit lama,

karena jika demikian, Anggur baru itu akan mengoyakkan kantong kulit lama itu, dan anggur itu

akan terbuang dan kantong kulit itupun akan hancur. Akan tetapi Anggur Baru hanya boleh diisi

dalam Kantong kulit Baru. Lukas 5:37-38

No one wants to pour new wine into used wineskins, because the new wine will burst the skins,

Page 15: Brush up yourself

the wine will pour out and the wineskins will be ruined. Instead new wine must be poured into

fresh wineskins. Luke 5:37-38

Setiap pribadi yang memiliki Pikiran Baru dan Hati Baru akan bertumbuh menjadi pribadi yang

besar, sukses dan rendah hati. Karena itu, Tuhan pasti menjadikan dia sebagai Mesbah/Tahta

bagi RohNya (1Corinthians 3:16). Dan diatas Mesbah inilah Tuhan akan menempatkan RohNya

yang Kudus, Agung dan Mulia; yaitu Roh yang memberdayakan setiap pribadi untuk tidak hanya

untuk membangun masa depan yang penuh pengharapan, tetapi juga untuk memberitakan Kabar

Baik (Ilahi) seperti tertuang dalam ayat suci:

Afterward, I will pour out My Spirit on everyone: your sons and daughters will proclaim my

message; your old men will have dreams and your young men will see visions- Joel 2:28

Tujuan Tuhan mengisi setiap pribadi dengan RohNya adalah agar dari dalam Mesbah Roh itu

terpancar Titik-titik Kebenaran yang menopang keahlian (Kecerdasa Intelektual), membentuk

kualitas diri (Kecerdasan Emosi) dan menanamkan harapan dan keyakinan (Kecerdasan

Spiritual/Iman) bahwa hati baru dan pikiran baru dapat melahirkan kualitas hidup seperti yang

tertuang dalam ayat suci:

“But Spirit produces love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, humility and

self control. There is no law against such things as these – Galatians 5:22-23

Oleh karena itu, hendaklah kita memohon dengan rendah hati dan penuh harapan agar doa Nabi

Musa berikut ini dapat dikabulkan bagi kita juga: “Semoga seluruh umat memiliki kualitas Nabi

karena Tuhan berkenan mengisi seluruh umatNya dengan RohNya.” -bandingkan Bilangan

11:29;

Namun perlu disadari bahwa Tuhan tentu akan memberikan karunia Hati Baru dan Pikiran Baru

tidak kepada semua orang. Tetapi hanya kepada orang-orang yang siap menerimanya; yakni

orang-orang yang siap untuk Lahir Baru; lahir baru dalam Roh dan Kebenaran. Sebab

sesungguhnya tidak seorangpun akan bertumbuh menjadi pribadi besar dan mampu melakukan

karya-karya besar dan agung jikalu ia tidak dilahirkan kembali (lahir baru)-bandingkan Johanes

3:3 – 8.

Berpedoman pada 1Corinthians 3:16 (Anda dan saya adalah Mesbah Roh Tuhan), para ahli terus

menggali kecerdasan manusia dan menemukan sekumpulan kecerdasan lain yang merupakan

pusat dari semua kecerdasan yang ada. Donah Zohar dan Ian Marshall menyebut kecerdasan ini

’God Spot – Ruang Tuhan’ yakni sebuah ruang yang berisi Titik-Titik Kebenaran. God Spot

Page 16: Brush up yourself

dikenal sebagai Spiritual Quotient (SQ) atau oleh Peter Sepherd disebut Heart Intelligence

(Kecerdasan Hati).

Lebih lanjut Donah Zohar dan Ian Marshal menjelaskan bahwa orang yang mampu

mencerdaskan Spiritual Quotient-nya memiliki kualitas hidup yang prima. Kualitas Hidup Prima

ini tercipta dari keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup; Seimbang dalam mendaya-

gunakan nalar/logika, dan Harmonis dalam mengelola emosi serta Teguh dalam membangun

spirit/iman. Demikian Anne Ahira, Internet Marketer Kelas Dunia dari Indonesia mengatakan

“Berpikir itu Pelita Hati, sukses, keunggulan dan kelebihan itu milik semua orang yang mau

berusaha.”

Anne Ahira tentu benar karena dengan pikiran berkualitas pelita (prima); maka setiap orang

dapat melihat masa depan dan terus berusaha untuk meraihnya. Karena setiap orang terus

berjuang untuk memperbesar kapasitasnya, menciptakan keseimbangan dalam mendaya-gunakan

nalar/logika dan membangun keharmonisan dalam mengelola emosi serta tak henti-hentinya

memperteguh Spirit/Iman.

Peranan SQ

Intellectual Quotient (IQ) tanpa dukungan Emosi dapat membuat seseorang bertumbuh jadi

pribadi sombong dan jahat karena bisa salah mengunakan kemampuan atau kepintarannya.

Demikian juga Emotional Quotient yang tak dibalut oleh Iman/Spirit membuat seseorang dapat

menerima potensi, kompetensi atau kapasitas diri sebagai beban hidup; hidup yang diliputi oleh

Kecemasan dan Kekuatiran belaka.

Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha mengasah Spiritual Quotient (SQ) secara optimal.

Karena Spiritual Quotient (SQ) atau yang juga disebuat kecerdasan Hati Nurani, Jiwa, Rohani

atau Iman merupakan dasar atau pusat atau sumber dari semua kecerdasan yang ada pada setiap

manusia. Sebab Spiritual Quotient (SQ) yang terasah dengan baik dapat berperan untuk:

1.memampukan seseorang mengasah otaknya dengan ilmu dan pengetahuan yang baik dan

membentuknya menjadi pribadi yang mampu mempergunakan KEAHLIANNYA (IQ) untuk hal-

hal yang positif dan konstruktif.

2.menjadikan EMOSI lebih tenang, lebih seimbang dan lebih harmonis sehingga dapat

menghasilkan KUALITAS DIRI (EQ) yang prima untuk menerima, menempatkan dan

mengelola sesegala sesuatu, baik yang bersifat positif maupun negative secara proporsional

Page 17: Brush up yourself

seperti tertuang dalam ayat suci:

……..having the same thoughts, sharing the same love, and being one in soul and mind. Don not

do anything from selfish ambition or from a cheap desire to boast. Philippians 2:2-3a

3.Selanjutnya bahwa Spiritual Quotient (SQ) berperan menyinergikan Keahlian (Intellectual

Quotient) dan Kualitas Diri (Emotional Quotient) menjadi sebuah Inner Power yang besar atau

yang disebut Kompetensi guna menggapai semua sasaran yang ditetapkan. Hal itu sesuai dengan

makna dari kata Jiwa yang berasal dari kata “PSUCHE” dalam Bahasa Yunani yang berarti:

Napas kehidupan, pusat kepribadian yang dengannya orang merasa, menyatakan, mengira,

menginginkan: kebutuhan, keinginan, kedudukan, dan tujuan serta hasrat

Spiritual Quotient yang terasah baik dapat memancarkan sebuah kualitas hidup yang penuh

cahaya. Dan cahaya itu sungguh dapat menjadi penerang bagi jalan kehidupan. Lebih dari itu

bahwa cahaya yang terpancar dari setiap perbuatan anda juga dapat mengantarkan orang lain

berserah diri pada pencipta (praise your Father in Heaven) seperti tertera dalam ayat suci:

In the same way, your light must shine before the people so that they will see the good things

you do and praise your Father in Heaven.-Mathew 5:16

Artinya kecerdasan Rohani (Spiritual Quotient) adalah cahaya bagi setiap perbuatan dan

kebiasaan baik. Melalui cahaya itu, orang akan melihat hal-hal baik yang anda lakukan.” Hal

baik yang dimaksudkan dalam ayat suci diatas tidak lain adalah Kasih (love), Suka-Cita (joy),

Damai Sejahtera (peace), Kesabaran (patience), Kemurahan Hati (kindness), Kebaikan

(goodness), Ketulusan (faithfulness), Lemah-lembut (humility) dan Pengendalian Diri (self

control).

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Spiritual Quotient (SQ) atau yang juga

disebuat Kecerdasan Hati Nurani, Kecerdasan Jiwa, Kecerdasan Rohani atau Kecerdasan Iman

sebenarnya adalah dasar dari segala sesutu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang

tidak kita lihat seperti tertuang dalam ayat suci:

To have Faith is to be sure of the things we hope for, to be certain of the things we cannot see.

Hebrew 11:1

Multiple Intelligence

Apakah anda dapat menemui dalam masyarakat, ada orang yang dikenal sebagai Manager hebat,

sekaligus Leader panutan atau Ada orang yang dikenal sebagai Conceptor ulung sekaligus

Page 18: Brush up yourself

Producer handal? Apakah ada orang yang dikenal sebagai Ahli dalam bidang Science dan

Technologi sekaligus Ahli dalam Ilmu-ilmu Social dan Humaniora? Mungkin benar bahwa ada

banyak orang yang sudah tercatat sebagai ahli dalam multi discipline ilmu, namun dalam

masyarakat kita sering menemui anomaly seperti:

1.Ada orang yang hebat mengatur atau mengajari bagaimana mengerjakan sesuatu, namun gagal

menanamkan pengaruhnya atau menginspirasi orang lain untuk melakukan sesuatu. (Manager

mendapatkan bawahan/anak buah versus Leader mendapatkan pengikut)

2.Ada orang yang hebat mengkonsepkan sesuatu tapi gagal mewujudkan dalam praktek

(Conceptor versus Practitioner).

3.Ada orang yang melakukan penemuan besar tapi gagal melihat nilai kemanfaatannya sehingga

gagal memproduksinya (Inventor versus Marketer/ Producer)

4.Ada orang yang jenius dalam science dan matematika namun lemah dalam ilmu social dan

humaniora.

Anomaly diatas menunjukkan ada banyak Inner Power (Kecerdasan) dalam setiap pribadi, tapi

sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan antar satu Inner Power berbeda dari yang lain.

Artinya tidak semua Inner Power dapat bertumbuh dan berkembang secara setara sebab ada yang

dominant.

Bagaimana dengan anda? Apakah anda merasa rendah diri karena tidak memiliki kecerdasan

kognitif yang baik, atau minder karena tidak memiliki suatu ketrampilan yang lagi ngetrend?

Apakah anda bisa memerintah dan mengatur orang untuk melakukan sesuatu namun tidak

mampu mempengaruhi/menginspirasi mereka? Atau apakah anda sulit bergaul, sulit

mempercayai orang atau sulit menyampaikan suatu pesan (informasi, instruksi dan saran) kepada

orang lain?

Katakan Tidak pada semua perasaan tersebut karena sesungguhnya Tuhan telah menciptakan

anda dengan sejuta kemampuan yang sangat kompleks. Ada Kecerdasan Bahasa, Berhitung,

Logika, Spatial (kemampuan mengkonsep) Kinetics (Olah tubuh untuk Seni dan sport), Art dan

keindahan, Social, Rohani, Natural (adaptasi dengan Alam), dll. Semua kemampuan diatas

tertata rapi dalam sekumpulan kecerdasan yang oleh Prof Howard Gardner disebut dengan

Multiple Intelligences.

Dari manakah anda memperoleh Multiple Intelligence diatas? Tuhan adalah sumber dari segala

Ilmu dan Pengertian dan barang siapa menerimanya akan menjadi cerdas dan barangsiapa

Page 19: Brush up yourself

berusaha menjadi cerdas akan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik seperti tertuang dalam

ayat suci:

She sends knowledge and understanding like the rain, and increase the honor of those who

receive her-Sirach 1:19.

Tuhan mengirimkan ilmu pengetahuan dan pengertian sama seperti Dia menurunkan hujan bagi

kehidupan dan pertumbuhan semua maklukNya. Barangsiapa yang menerima dan mengusahakan

ilmu pengetahuan dan pengertian tersebut dalam hidup dapat memiliki Multiple Intelligences

untuk mengaktualkan diri melalui:

1.Keahlian (Intellectual Quotient): Kecerdasan yang memampukan kita untuk melakukan sesuatu

2.Motivasi, kesadaran, Panca indera, indera ke-6, pikiran bawah sadar: Potensi atau semangat

yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Namun hasil dari usaha potensi ini akan

memberi manfaat atau menghancurkan bergantung bagaimana kita menggunakannya. Juga

bahwa potensi/semangat diatas tak akan bermanfaat apa-apa jika tak diberdayakan secara

optimal

3.Mental (Emotional Quotient): Kecerdasan yang menentukan kualitas kita dalam melakukan

sesuatu

4.Iman/Roh (Spiritual Quotient): Kecerdasan yang memberi keyakinan, harapan dan optimisme

bahwa hasil terbaik akan kita raih jika kita mau berusaha dengan keahlian kita, jika kita mau

berusaha dengan motivasi yang benar dan dengan sikap mental yang positif, seimbang dan

harmonis dalam kasih.

Setiap kecerdasan dari Multiple Intelligence yang terasah dengan baik, memberi manusia

optimesme dan harapan, serta menjauhkan segala kekuatiran, kecemasan dan kecerobohan yang

menjerumuskan. Juga memampukan manusia untuk melaksanakan tugas dengan penuh

keyakinan dan sepenuh hati seperti dicatatkan dalam ayat-ayat suci berikut:

1.“Be concerned above everything else with the kingdom of God and with what he requires of

you and he will provide you with all these other things. So do not worry about tomorrow, it will

have enough worries of its own. There is no need to add to the troubles each day brings”.–

Mathew 6:33-34

2.“Work hard don’t be lazy. Serve the Lord with a heart full of devotion. Let your hopes keep

you joyful. Be patient in all your troubles and pray all the times” – Rome: 12:11

Yakinkah anda akan mendapatkan sesuatu dengan kualitas istimewa jikalau anda telah bekerja

Page 20: Brush up yourself

seperti tertulis dalam ayat-ayat suci diatas? Ibu Terasa berkata bahwa setiap orang yang giat

bekerja dan meyakini bahwa Tuhan sedang menggunakannya untuk menyalurkan AnugrahNya,

maka Tuhan akan menetapkan hasil yang terbaik sebagai Kasih Karunia bagi dia. Hal itu sesuai

dengan bunyi ayat suci:

“For God will reward every person according to what he has done. Some people keep on doing

good and seek glory, honor and immortal life. To them God will give eternal life.” – Rome 2: 6 –

7

KASIH sebagai PILAR Multiple Intelligence.

KASIH merupakan pilar pokok dari Multiple Intelligence. Dengan kasih anda dapat memahami

bahwa Pengetahuan, Penegertian, Inspirasi dan Hikmat bersifat sementara dan tidak sempurna.

Kasih itu sempurna dan tak berkesudahan. Sebab sesungguhnya sesuatu yang sempurna tiba

maka yang tak sempurna akan lenyap

Oleh karena itu kejarlah Kasih karena setiap pribadi yang memiliki Kasih berbeda kualitasnya

dari pribadi yang lain. Ia akan senantiasa tampil sebagai pribadi yang sabar, murah hati, tak

cemburu, tak memegahkan diri dan tidak sombong. Dia yang memiliki Kasih itu sopan dan tak

mencari keuntungan diri. Dia tidak pemarah dan tidak juga pendendam. Dia tak bersukacita atas

kelaliman tapi atas kebenaran.

Oleh karena itu adalah paradox bahwa Seseorang bisa saja memberikan segala yang dimiliki

bahkan nyawanya sekalipun tak membawa manfaat sedikitpun jika ia tidak mendasarkan semua

perbuatannya pada Kasih-1Korintus 13: 3 – 10. Jika demikian, hendaklah anda senantiasa

mengusahakan dan berbagi Kasih tanpa pamrih dalam perbuatan dan menjadikan Kasih bagian

dari hidup anda. Karena dengan Kasih anda dapat dipercaya sebagai pembawa Kabar Baik bagi

umat manusia seperti tertulis dalam ayat suci:

It is love, then, you should strive for. Set your heart on Spiritual Gift, especially the gift of

proclaiming God’s message-1Corinthians 14:1.

Akhirnya pastikan bahwa anda dapat membangun diri untuk terus bertumbuh karena dengan

kecerdasan yang anda miliki, anda sesunggunya bisa:

1.melakukan sesuatu sama seperti yang orang lain bisa lakukan karena anda juga memiliki

keahlian (IQ) yang sama

2.melakukan sesuatu yang sulit dilakukan orang lain karena anda memiliki kulitas diri (EQ) yang

Page 21: Brush up yourself

lebih baik

3.melakukan sesuatu yang mustahil dilakukan orang lain karena anda Iman. Iman adalah sebuah

karunia yang membuat anda lebih mampu untuk berserah (membuka) diri guna menghadirkan

Roh Tuhan dalam diri (Spiritual); Roh yang memberi anda keyakinan, harapan dan optimisme

bahwa hasil terbaik akan anda raih jika kita mau berusaha dengan keahlian anda, dalam motivasi

yang benar dan dengan sikap mental yang positif, seimbang dan harmonis dalam kasih.

Dengan demikian, anda akan bertumbuh menjadi pribadi yang begitu kaya dalam hidup. Anda

sungguh kaya dalam tutur kata, ilmu & pengetahuan, harkat dan martabat. Anda akan sungguh

kaya dalam hasrat untuk melayani, kaya dalam Iman, Harapan dan Kasih. Bandingkan 2Korintus

8:7.

3. Karakter

Setiap orang dilahirkan dengan modal moral atau kekuatan/kualitas mental yang mencerminkan

keseluruhan kepribadian orang tersebut. Dan kualitas mental tersebut berperan sebagai pedoman

masa depan. Moral atau kualitas mental juga dapat membuat seseorang, sekelompok orang atau

suatu ras berbeda dari yang lain, itulah yang disebut Karakter.

Karakter terbentuk dari bagaimana kita berpikir tentang diri. Pikiran akan mempengaruhi dan

menentukan apa yang kita katakan, apa yang kita katakana mempengaruhi dan menentukan apa

yang kita lakukan. Dan apa yang kita lakukan adalah wujud dari bagaimana kita

menanggapi/meresponse dan menila sesuatu. Sungguh apa yang anda pikirkan, itulah apa diri

anda. Pikiran menentukan siapa diri anda seperti tertuang dalam ayat suci:

‘what he thinks is what he is’ – Proverb 23:7b.

Apa yang dipikirkan itulah yang dikatakan, apa yang dikatakan itulah yang dilakukan, dan apa

yang dilakukan itulah kebiasaan anda. Kebiasaan anda adalah Karakter anda. Sebab apa yang

keluar dari hatimu bisa berupa sebuah pancaran kasih (karaketer terpuji) yang dapat memberi

suka-cita atau sebaliknya merupakan sebuah racun yang membinasakan. Hal itu dengan tegas

dinyatakan dalam ayat suci:

Be careful how you think; your life is shaped by your thoughts – Proverb 4:25

Bangunlah karakter anda dengan membiasakan diri berpikiran besar dan positif. Pikiran positif

menghasilkan kata/bahasa yang santun, bermakna dan berhikmat. Bahasa yang santun dan

berhikmat menuntun sebuah tindakan konstruktif dan tindakan konstruktif membentuk kebiasaan

yang baik. Kebiasaan yang baik inilah yang membentuk sebuah karakter yang mulia. Seseorang

Page 22: Brush up yourself

yang memiliki karakter mulia akan jujur menerima potensi diri dan mengembangkannya menjadi

kompetensi. Kompetensi yang terbangun dengan baik dapat merekonstruksi kembali pandangan

diri (citra diri) terhadap hal-hal yang membangun maupun yang menghambat baik dari dalam

diri maupun luar diri menjadi potensi yang mendorong kemajuan.

Orang berkarakter umumnya tidak hanya cerdas dan berkompetensi (ahli), tetapi lebih dari itu, ia

memiliki perhatian dan kepedulian besar (kualitas diri) terhadap diri dan juga terhadap apa yang

ada diluar dirinya. Orang berkarakter tidak hanya memiliki kemampuan untuk mendapatkan

suatu pencapaian tetapi juga dapat melindungi diri dari pengaruh- pengaruh negative baik dari

dalam diri maupun dari luar. Mengapa? Orang berkarakter tak takut menghadapi masalah karena

ia tahu jalan keluarnya. Orang berkarakter biasanya bijaksana dan berhikmat, sebaliknya orang

dungu tak memiliki tuntunan hidup seperti isi ayat suci:

“Sensible people will see trouble coming and avoid it, but unthinking person will walk right into

it and regret it later”- Proverb 22:3

Sedangkan orang dungu mendapatkan masalah sebagai sebuah belenggu bagi kehidupannya. Ia

tak memiliki hikmat dan pengertian; ia cendrung membanggakan skill atau pengetahuannya

tentang sesuatu namun tak mampu mewujudkannya melalui sebuah tindakan nyata seperti

tertulis:

“Clever person is wise because he knows what to do, but stupid person is foolish because he only

thinks he knows”-Proverb 14:8

Namun yang menjadi keutamaan dari seorang yang berkarakter adalah bahwa keberadaannya

menjadi sangat penting bagi orang lain. Segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dapat

menjadi cerminan positif dan orang lain sangat termotivasi dan terinspirasi karenanya.

Orang berkarakter tidak hadir untuk menguasai, mengatur atau memerintah orang lain;

melainkan dapat mempengaruhi karena segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya penuh

inspiratif. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kepribadian orang berkarakter

merupakan cahaya.yang menerangi langkah orang yang masih berada dalam kegelapan dan juga

merupakan garam yang dapat mengarami setiap hati yang tawar akibat kegagalan, ketidak

berdayaan, kepahitan, dan lain-lain. Bandingkan Mateus 5:13-16 dan Markus 9:50

4. Talenta

Page 23: Brush up yourself

Ketika dilahirkan, seorang bayi sudah memiliki keinginan dan tuntutan; keinginan untuk

mendapatkan susu dan sekaligus tuntutan untuk dibantu agar ia mudah mendapatkan susu

tersebut. Setelah dilahirkan seorang bayi akan memanjat perut ibu untuk mencari puting susu

ibunya, jika ada hambatan, ia akan menangis sebagai pertanda perintah atau permintaan untuk

dilayani. Tanpa diberitahu, seorang bayi sudah tahu letak susu ibu dan tanpa diajari ia tahu cara

meminta bantuan. Dia akan menangis jika sulit menemukan susu ibu. Menangis adalah potensi

awal yang dikenal dan digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan awalnya: minum susu.

Manusia diciptakan dengan sebuah kekuatan besar yang terkandung didalam dirinya. Kekuatan

itu akan bertumbuh dan membentuk setiap pribadi menjadi apa yang dikehendaki dirinya.

Kekuatan itu disebut Talenta. Talenta bermanfaat membentuk kemampuan, dan kualitas yang

dapat membedakan seseorang dari orang lain bergantung bagaimana memperlakukannya. Oleh

karena itu, talenta harus dikenali dan dikembangkan terlebih dahulu, jika tidak ia tak memberi

manfaat apa-apa.

Mengubur/Mempertahankan Talenta

Ada orang yang ingin menjalani hidup apa adanya; hidup bergantung pada keadaan dimana ia

berada. Ia merasa nyaman dengan hasil yang diberikan. Ia merasa nyaman dengan zonanya

sekarang. Orang ini berkeinginan kuat untuk mempertahankan sesuatu yang biasa ditanganninya.

Atau ia engan meninggalkan tempat atau keadaan dimana ia biasa berada. Ia menolak untuk

mengganti peralatan baru atau belajar ketrampilan tertentu yang dibutuhkan pekerjaan. Atau ia

akan menolak pindah ke posisi lain atau tidak mau menerima tantangan dengan memilih

pekerjaan baru.

Orang semacam ini selalu memiliki kekuatiran terhadap setiap perubahan, baik perubahan dalam

diri, orang lain dan lingkungan. Ia kuatir tak mampu menangani setiap perubahan yang terjadi.

Karena itu ia engan mengembangkan diri apalagi berbagi sesuatu yang dimilikinya. Ia sudah

merasa nyaman dengan kemampuan dan keberadaan (Zona) dirinya. Artinya ia takut

menunjukan potensi diri dan membaginya dengan orang lain karena takut: gagal, ditiru, disaingi

atau bahkan ducurangi. Hal ketakutan menyembunyikan potensi/talenta diri dapat dibaca dalam

ayat suci:

Nevertheless, the servant who had received one thousand talents went off, dug a hole in the

ground, and hid his master’s talents (money). I was afraid, so I went off and hid your money in

the ground. Matthew 25:18 & 25

Page 24: Brush up yourself

Menginvestasikan Talenta

Berbeda dari orang yang meneyembunyikan telentanya, ada orang lain yang tidak merasa cukup

dan puas. Ia tak akan membentengi atau ia tak takut kehilangan talenta yang ada padanya.

Karena ia percaya pada sabda Tuhan bahwa “ Sebuah Biji Gandum akan tetap satu biji saja

jikalau ia tidak jatuh kedalam tanah dan mati; sebab jika ia mati, ia akan menghasilkan Banyak

Biji.

I am telling you the truth: A grain of wheat remains no more than a single grain unless it is

dropped into the ground and dies. If it does die, then it produces many grains. John 12:24

Benih anda yang jatuh kedalam tanah dan mati berarti Anda tidak hanya kehilangan satu benih

saja; benih yang jatuh itu juga meninggalkan suatu ruang kosong. Sebab jika benih itu tidak jatuh

dan mati, tentu tak akan ada sebuah pertumbuhan baru, sebuah ruang baru dan juga sebuah

panenan baru. Artinya bahwa tanpa kematian, tak akan ada hidup baru dan tanpa kehilangan, tak

akan ada ruang baru untuk diisi dengan hal-hal baru yang lebih besar, lebih baik dan lebih

bernilai.”

Orang yang menginvestasikan talenta memiliki keberanian menghadapi tantangan, memiliki

hasrat belajar yang tinggi, dan berusaha menyatakan (kekurangan dan kelebihan) diri. Ia suka

berbagi (ilmu, pengetahuan, pengalaman dan bahkan materi) untuk saling mendukung dan

memberdayakan.

Anda termasuk kelompok kenyamanan atau kelompok yang haus akan pertumbuhan dan

perubahan? Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan

dirinya. Keluarkan talentamu, walau yang terkecil sekalipun dari zona nyaman. Investasikan

talenta itu melalui belajar, latihan/praktek dan membangun hubungan hingga menjadikan talenta

itu sebuah kompetensi. Orang yang tak kuatir kehilangan talenta tetapi berjuang untuk

mengembangkannya akan mendapatkan keberutungan seperti tertuang dalam ayat suci:

The servant who had received five thousand talents went at once, invested his money, and earned

another five thousand talents. In the same way, the servant who had received two thousand

talents earned another two thousand talents. Matthew 25: 16-17

Talenta yang telah bertumbuh dan menjelma menjadi kompetensi inilah yang akan

mendatangkan sebuah pencapain diri yang luar biasa. Sekecil apapun talenta yang bertumbuh

dapat mengubah anda, orang lain dan lingungan dan bahkan dapat mengubah dunia.

Page 25: Brush up yourself

5. Kompetensi

Setiap orang yang menginvestasikan talentanya akan menjadikan talenta itu sebuah kompetensi.

Dan setiap orang yang memiliki kompetensi, memiliki kemampuan (ability), kekuatan (power),

kekuasaan (authority), ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).

Kompetensi adalah talenta pilihan (unggul) yang dapat berkembang menjadi pengetahuan,

ketrampilan, sifat atau nilai. Dengan kompetensi, seseorang memiliki kemampuan untuk

mengalami sebuah perubahan pada pola pikir, pola sikap dan tingkah laku. Perubahan-perubahan

dimaksud dapat membentuk sebuah keahlian/kemampuan yang dapat meningkatkan kapasitas

dan kapasitas itu dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pertumbuhan dan perkembangan kompetensi secara baik dapat memberdayakan seseorang untuk

melakukan sesuatu dengan baik dan benar, menyediakan nilai terhadap diri, dan orang lain. Juga

dapat menciptakan kebaikan atau memberi nilai tambah bagi diri, masyarakat dan

lingkungannya. Setiap usaha berbasis kompetensi menciptakan suatu perubahan menuju arah

yang lebih baik. Namun setiap usaha baru akan bermanfaat jika dapat diterima bukan sebagai

sebuah rutinitas melainkan sebagai sebuah proses pembiasaan.

Pengetahuan

Pengembangan talenta menjadi kompetensi dapat berwujud sebuah pengetahuan, dan

pengetahuan merupakan dasar bagi semua tindakan yang berpotensi memberi keberhasilan.

Pengetahuan (talenta dan kompetensi) dapat diusahakan melalui proses belejar berkelanjutan

berdasakan konsep dasar dalam hidup; yakni konsep untuk membentuk diri menjadi apa dan

untuk mendapatkan hasil apa sesuai keyakinan dasar yang ditetapkan. Demikan Rasul Judas

menulis “But you my friends, keep on building yourselves up on your most sacred faith- Jude

1:20.

Setiap orang tidak ingin hidup biasa-biasa saja, ia memiliki niat dan semangat besar untuk

bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan kompetitif. Namun, ia perlu

melengkapi diri dengan pengetahuan dan sabar mengembangkannya, sebab sesungguhnya niat

dan semangat saja tidaklah cukup untuk mendorong pencapaia suatu keberhasilan, hal itu telah

ditulis dalam ayat suci:

Enthusiasm without knowledge is not good; impatient will get you into trouble-Proverb 19:2.

Page 26: Brush up yourself

Pengetahuan diperoleh melalui belajar dan belajar sesungguhnya menuntut kemampuan

membuka diri untuk menerima semua hal (informasi, ide, gagasan, pengetahuan) yang ada diluar

diri kita. Selanjutnya kita harus mengelola dan mendaya-fungsikannya informasi, ide, gagasan,

pengetahuan bagi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kita seperti tertulis

Be like newborn babies, always thirsty for the pure spiritual milk, so that by drinking it, you may

grow up and be saved. 1Peter 2:2

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa belajar bukan sekedar membuka diri untuk

menerima dan mengikuti setiap masukan (informasi, ide, gagasan, pengetahuan) saja, tetapi juga

kita harus siap melakukannya dalam hidup seperti tertera dalam ayat suci:

Put into practice what you learned, what you learned and received from me; both from my words

and from my actions. Philippians 4:9

Pengetahuan yang memadai merupakan anugrah memberdayakan seseorang untuk berhasil tidak

hanya dalam hal-hal biasa, tetapi juga untuk melakukan hal-hal ajaib (luar biasa) sehingga nama

Tuhan dipermuliakan didalamnya, demikian ada ayat suci yang berbunyi:

God gave knowledge to human beings so that we would praise him for the miracles he performs

– Sirach 38:6

Orang beriman bisa melakukan sesuatu yang menakjubkan/ajaib. Anda tidak percaya? Tuhan

sendiri telah menjamin hal itu seperti yang dicatat dalam ayat suci:

Those who believe In me will be capable of doing even greater things than the ones I myself did.

John 14:12

Pengetahuan Sumber Pilihan

Pengetahuan yang sempurna adalah ilmu yang tidak hanya memberdayakan, tetapi juga dapat

memberi lebih banyak pilihan; pilihan cara, pilihan taktik atau strategi, pilihan teknik dan juga

pilihan solusi dalam mewujudkan keinginan. Banyak pilihan akan membantu kita untuk tidak

terpaku dalam cara yang biasa-biasa saja. Selain itu dengan bertambah pengetahuan, seseorang

akan mengetahui lebih banyak dan juga memiliki ketajaman dalam membedakan suatu informasi

atau tindakan yang memberi manfaat atau menyesatkan.

Pilihan tepat dari sebuah pengetahuan akan mampu memberdayakan seseorang untuk

menemukan, mengenal dan memperbaharui diri (citra diri) secara utuh dan sempurna.

Pengetahuan ibarat titik-titik embun di tengah Gurun tandus, selain dapat memuaskan dahaga

Page 27: Brush up yourself

setiap makhluk penerimanya, juga dapat memberi mereka kemampuan untuk bertahan,

melanjutkan dan memperbaharui hidup. Barangsiapa menerima dan mengamalkan pengetahuan,

ia akan mendapatkan sebuah hidup yang penuh kebahagian, kehormatan dan kemulian; sebuah

dambaan hidup yang agung dan mulia tentunya seperti terukir dalam ayat suci:

She sends knowledge and understanding like the rain, and increase the honor of those who

receive her-Sirach 1:19

6. Citra Diri

Belajar, pengajaran dan pengalaman menghasilkan ilmu, ilmu meningkatkan pengetahuan dan

pengetahuan memberdayakan dan mempembaharui diri. Dengan kata lain, pengetahuan

memberdayakan seseorang untuk menemukan, mengenali dan memperbaharui diri (citra diri)

secara utuh dan sempurna.

Atkin berpendapat: ilmu yang kita peroleh, selain membuat kita berisi pengetahuan yang

memadai, juga menolong kita memperbaharui defenisi tentang diri atau membantu kita

memperbaiki citra diri.

Citra diri adalah sebuah unsur alamiah yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri setiap

orang. Citra diri adalah keunggulan diri yang digali dari dalam guna menemukan kunci diri atau

yang biasa disebut NASIB.

Orang yang mengenal citra diri akan selalu melihat kedalam diri dan menemukan kekuatan besar

untuk bangkit. Tetapi mereka yang melihat keluar tak akan mengenal diri dengan baik. Mereka

yang melihat keluar hanya akan menghayal saja, demikian nasehat Carl Jung.

Citra diri menolong diri untuk mencitrakan diri sebagai pribadi yang utuh, unik dan berbeda

seturut pembaharuan akal budi kita dan bukan seturut kehendak orang lain atau lingkungan

sekitar. Setiap orang yang ingin bertumbuh lebih baik memerlukan pola pikir baru dan tatanan

baru yang memperbaharui. Orang yang terus berkembang tidak membiarkan hidup dipengaruhi

oleh arus duniawi tetapi menjadikan hidupnya sebuah agen perubahan dan pembaharuan (agent

of change). Citra diri juga dapat menuntun seseorang ke arah mana hidup ini harus dituju. Hal

pembaharuan diri bukanlah sekedar sebuah keinginan untuk berubah tetapi adalah sebuah

perintah suci yang harus dipatuhi seperti tertulis:

‘Don’t conform yourselves to the standard of this world but let God transforms you inwardly by

a complete change of your mind.’– Rome 12: 2

Page 28: Brush up yourself

Peranan Citra Diri

Citra diri sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan setiap orang! Citra diri menolong

anda dan saya untuk tidak menjadi seperti apa yang orang lain atau lingkungan kehendaki, tetapi

menjadi diri sendiri seperti apa yang dikehendaki diri.

Keberhasilan adalah sebuah cita-cita yang hendak diraih oleh setiap pribadi, namun keberhasilan

itu akan semakin sulit dijangkau jika anda tak memiliki Citra Diri atau yang biasa disebut

kesimpulan tentang diri. Setiap orang boleh berusaha meningkatkan kemampuan atau

menciptakan metoda, alat atau rumusan tujuan (keberhasilan) sedemikian rupa guna

mendapatkan kemudahan bagi sebuah pencapaian. Namun ternyata Citra Diri jauh lebih berperan

bagi suatu pencapaian tujuan (keberhasilan) dari pada rumusan tujuan yang dibuat, atau

kemampuan yang dimiliki. Demikianlah Gordon Dryden pernah mengatakan bahwa: Materi

Pendidikan terbaik penting bagi keberhasilan, tetapi ternyata peranan citra diri jauh lebih penting

bagi keberhasilan pendidikan itu sendiri. Hal ini benar adanya karena Citra diri memampukan

seseorang untuk mengkonsepkan tentang siapa dirinya sebelum menjadi apa dirinya kelak.

Konsep seseorang tentang siapa dirinya sebelum menjadi apa dirinya dapat dipahami dalam

doktrin-doktrin berikut:

Doktrin Samurai : Jadilah PEMENANG sebelum menjadi PETARUNG

Doktrin Militer : Jadilah PENAKLUK sebelum menjadi PRAJURIT

Doktrin Olahraga : Jadilah JUARA sebelum menjadi ATLET

Artinya opini diri (sebagai pemenang, penakluk dan juara) dapat secara otomatis meneguhkan

pengakuan terhadap diri (sebagai petarung, prajurit dan atau atlet) anda.

Senjata Diri

Berbeda dari Hewan, kekuatan fisik tidak mampu melindungi manusia dari serangan makluk

hidup lain dan dari perubahan alam. Manusia lemah dalam fisik, karena itu ia tak mengandalkan

fisik saja untuk membangun diri. Ada Akal Budi yang berperan mengambil Ilmu Pengetahuan,

Ketrampilan dan Tehnologi sebagai senjata penopang fisik. Manusia menerima Ilmu

Pengetahuan, Ketrampilan dan Tehnologi sebagai senjata diri yang sangat penting karena

bermanfaat untuk mengaktualkan konsep diri secara tepat.

Oleh karena itu kenali, pelajari, kuasai dan pergunakan senjata diri secara baik dan benar. Ada

dua senjata yang berbeda; spirit dan fisik. Pilihlah satu dari senjata-senjata ini untuk

Page 29: Brush up yourself

mempermudah tugas anda. “Pergunakanlah senjata SPIRIT terlebih dahulu sebelum senjata

FISIK/kekuatan (pedang). Karena untuk jangka panjang, spirit akan mengalahkan fisik/pedang.”-

nasehat Napoleon Bonaparte

Orang yang berhasil mengunakan senjata diri dapat memberi kekuatan kepada citra diri untuk

memberdayakan dirinya menjadi pribadi bernilai dan bermanfaat bagi diri dan orang lain, serta

membuat kehidupan masyarakat lebih baik (to provide value to people and to make community

better). Namun perlu dicatat bahwa jika anda tak sanggup membangun hubungan baik dengan

diri sendiri, maka teknik/senjata yang benarpun tidak akan bekerja dengan benar.

7. MENGASAH GERGAJI (DIRI)

Dalam dunia kerja, kita mengenal Kebiasaan Karyawan Efektif (KKE), salah satu dari

kebiasaan-kebiasaan itu adalah ‘ASAH GERGAJI.’

Asah gergaji? Orang tentu akan bertanya “apa itu asah gergaji dan apakah seorang karyawan

memerlukan gergaji. Tentu tidak! Namun gergaji disini merupakan metamorfosis dari apa yang

dikenal dengan KEAHLIAN, KECAKAPAN dan/atau PENGETAHUAN.

Mengasah Gergaji adalah proses mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, sifat atau nilai tertentu

yang berfungsi untuk memfasilitasi kerja manusia.

Mengasah Gergaji dapat dilakukan melalui belajar, pengalaman atau pengajaran serta

membangun hubungan yang dapat menciptakan sebuah pembaharuan pada pola pikir, sikap dan

tingkah laku.

Untuk apa mengasah gergaji? Untuk mendapatkan kemampuan eksekusi, yakni sebuah keahlian

menjalankan sebuah tindakan yang tepat, pada saat yang tepat. Mengasah Gergaji yang berhasil

memberdayakan Anda memformulasikan pandangan terhadap apa yang hendak dikerjakan dan

apa yang hendak dicapai darinya. Juga dapat merekonstruksi kembali pandangan diri terhadap

hal-hal negatif (menghambat) menjadi potensi yang mendorong kemajuan.

8. Belajar Mengasah Gergaji

Tuhan menganugerahi manusia dengan akal budi; sebuah anugrah yang dapat membedakannya

dari ciptaan yang lain. Akal budi mengandung semangat ingin tahu (Spirit of Curiosity), sebuah

semangat yang membuat manusia terus berkembang dari makluk yang primitive menjadi

manusia modern. Berkembang dari makluk yang lemah dalam fisik menjadi pribadi superior.

Page 30: Brush up yourself

Superiority manusia terbentuk dari ketekunan untuk mengisi diri dengan ilmu/pengetahuan,

ketrampilan, sikap atau nilai guna mengembangkan diri lebih baik, seperti tertera dalam ayat

suci:

Intelligent people are always eager and ready to learn – Proverb 18:15

Apa itu belajar Mengasah Gergaji (Mengasah diri)?

Manusia memiliki hasrat untuk mengisi diri dengan pengetahuan, ketrampilan, sikap atau nilai.

Proses pengisian diri ini dilakukan melaui belajar. Manusia dapat belajar melalui pembelajaran,

pengalaman atau pengajaran serta membangun hubungan. Proses belajar sangat penting dan tidak

dapat ditolak karena dapat menciptakan sebuah pembaharuan pola pikir, sikap dan tingkah-laku

yang meneguhkan, terukur dan spesifik. Proses belajar dapat memberdayakan setiap individu

memformulasikan sebuah tatanan mental baru dan/atau memperbaharui tatanan mental

sebelumnya.

Orang berpengharapan tak pernah meninggalkan apa yang ia pelajari. Dia mencintai didikan dan

selalu siap menerimanya sebagai bagian dari hidupnya. Mengapa? Karena Pendidikan adalah

sebuah proses yang dapat memberi nilai dan mendorong perubahan tingkah laku jangka panjang;

proses yang dapat membentuk setiap pribadi menjadi manusia seutuhnya; demikian ada ayat suci

berbunyi:

Always remember what you have learned. Your education is your life. Guard it well-Proverb

4:13

Mengapa perlu belajar Mengasah diri?

Setiap orang mempunyai perasaan selalu berkekurangan (tidak sempurna) dalam segala hal dan

ingin memenuhinya melalui belajar. Belajar berarti kita sedang berusaha mengisi diri dengan

hal-hal (pengetahuan) positif yang memberdayakan. Sebab ketika kita berdaya, kita mampu

melakukan sesuatu yang terbaik bagi hidup dan kehidupan seperti ditegaskan ayat suci ini:

Be like newborn babies, always thirsty for the pure spiritual milk, so that by drinking it, you may

grow up and be saved. 1Peter 2:2

Orang yang belajar akan bertumbuh dan orang yang bertumbuh memiliki kemampuan

melakukan sesuatu. Dan orang yang bisa melakukan sesuatu memiliki hasrat untuk berbagi

(memberi) dengan orang lain. Namun, tentu ia harus terlebih dahulu berbagi dengan diri sendiri.

Adalah omong kosong seseorang dapat berbagi (mengasihi) dengan orang lain sebelum ia sendiri

Page 31: Brush up yourself

mengetahui bagaimana menyenangkan dirinya. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam ayat suci

berikut:

“Do ourselves a favor and learn all we can; then remember or do what we learn and we will

prosper.” – proverb 19:8

Seseorang yang engan berbagi sesungguhnya tak memiliki apa-apa karena tidak mampu

mendapatkan sesuatu dalam belajarnya. Ia hanya bertumbuh menjadi pribadi yang merasa pintar

dan berhikmat dalam kebodohannya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan, tapi hanya berangan-

angan tentang sesuatu yang sebetulnya tak ia ketahui, seperti dinyatakan dalam ayat suci:

“Clever person is wise because he knows what to do, but stupid person is foolish because he only

thinks he knows”-Proverb 14:8

Dalam belajar, kita sesungguhnya tak hanya mengisi diri guna mendapatkan keahlian teknis saja

tetapi juga kualitas Rohani (Hikmat dan Saleh). Karena ilmu pengetahuan dapat memberi

keahliah (skill) yang akan membuat langkah kita maju dan terus maju demi pencapaian yang

lebih baik. Sedangkan Rohani akan memberi karakter moral yang akan membuat langkah kita

focus (terarah & teratur) dan tak tersesat, dan juga dapat meningkatkan harkat dan martabat kita.

Oleh karena itu carilah ilmu dan hikmat dalam hidup karena orang berilmu memiliki kecerdasan,

pengertian (empati) dan hikmat untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup. Orang berilmu,

berpengertian dan berhikmat tak akan pernah menyesali kehidupannya karena ia akan terus maju

dan tak akan pernah terjerumus dalam godaan hidup itu sendiri seperti ditulis dalam ayat suci:

Sensible people will see trouble coming and avoid it, but unthinking person will walk right into it

and regret it later- Proverb 22:3

Orang berilmu belum tentu memiliki pengertian dan hikmat, tetapi orang berhikmat pasti

memiliki ilmu dan pengertian. Hikmat yang didapat lewat belajar merupakan Harta Karung yang

Tuhan siapkan sebagai tuntunan. Sebuah tuntunan bagi setiap pribadi untuk mengunakan ilmu

dan pengetian guna keluar dari kegelapan dan kekuatiran dan berjalan dalam terang seperti

tertuang dalam ayat-ayat suci:

1.Wisdom takes care of those who look for her; she raises them to greatness-Sirach 4:11

2.At first wisdom will lead you along difficult path. She will make you so afraid that you will

think you can not go on – Sirach 4:17

Page 32: Brush up yourself

3.Nothing will stand in your way if you walk wisely, and you will not stumble when you run-

Proverb 4:12

4.Anyone who obtains wisdom will be greatly honored – Sirach 4:13

5.Wisdom can make your life pleasant and lead you safely through it – Proverb 3:17

6.Wisdom offers you long life, as well as wealth and honor – Proverb 3:16

7.So do not worry about tomorrow, it will have enough worries of its own. There is no need to

add to the troubles each day brings”.– Mathew 6: 34

Dari mana belajar Mengasah diri?

Segala sesuatu yang ada disekitar kita adalah sumber yang baik bagi proses belajar

berkelanjutan. Pengalaman dan pergaulan juga dapat menjadi sumber belajar yang baik.

Belajarlah pada pribadi, tempat atau situasi yang berperan sebagai sumber pencerahan. Sebuah

sumber yang dapat memberi pemahaman, peneguhan (kekuatan) dan pengertian. Orang yang

belajar dari sumber yang tepat sesungguhnya akan menemukan peneguhan (kekuatan) dan

pengertian, ia akan mendapatkan tuntunan dan damai sejahtera serta ia akan memiliki hidup yang

sempurna, seperti tertuang dalam ayat suci:

“Learn where understanding, strength and insight are to be found. Then you will know where to

find a long and full life, light to guide you and peace.”-Baruch 3:14

Oleh karena itu, berusahalah mengambil pelajaran dari setiap situasi, kejadian dan juga tempat

anda berada. Juga pastikan anda dapat berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi intens

dengan Rekan, Advisers/Coachers, Consultants, Team Members, Suppliers, Customers dan juga

Competitors. Mereka adalah pilar-pilar belajar yang harus diperhatikan seperti telah difirmankan:

People learn from one another just as iron sharpens iron-Proverb 27:17

Belajar sesungguhnya menuntut kemampuan membuka diri untuk menerima semua hal

(informasi, ide, gagasan, pengetahuan dan nilai) yang ada diluar diri kita, mengelola dan

mendaya-fungsikannya bagi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kita seperti tertulis

Be like newborn babies, always thirsty for the pure spiritual milk, so that by drinking it, you may

grow up and be saved. 1Peter 2:2

Sesungguhnya belajar bukan sekedar membuka diri untuk menerima dan mengikuti setiap

masukan (informasi, ide, gagasan, pengetahuan dan nilai) saja, tetapi harus melakukannya seperti

tertera dalam ayat suci:

Put into practice what you learned, what you learned and received from me; both from my words

Page 33: Brush up yourself

and from my actions. Philippians 4:9

Namun satu hal yang harus menjadi pelajaran bagi mu adalah janganlah belajar dari pribadi,

tempat atau situasi yang dapat menjerumuskan agar anda tidak jatuh dalam pencobaan seperti

tertulis:

If you touch tar, it will stick to you and if you keep company with arrogant people, you will

come to be just like them-Sirach 13:1

9. Bagaimana Mengasah Gergaji (Diri)

Setiap orang tidak ingin menjadi pribadi yang biasa-biasa saja, tetapi senantiasa berusaha

membentuk dan memberdayakan dirinya guna melakukan sesuatu dengan lebih baik. Tujuannya

untuk menunjukkan diri berbeda dan lebih baik dari orang lain dalam pemikiran, konsep,

tindakan, kebiasaan dan teladan yang diwujudkan melalui suatu keahlian tertentu. Setiap

keahlian yang telah dimiliki akan terus ditingkatkan guna melaksanakan atau mengeksekusi

sesuatu (pekerjaan) secara tepat, yakni tepat sasaran dan tepat waktu guna mendapatkan hasil

yang tepat pula. Keahlian eksekusi inilah yang dianalogikan dengan istilah kemampuan

“Mengasah Gergaji.”

Musashi, seorang Samurai berpendapat kemampuan eksekusi adalah “keahlian yang dimiliki

seseorang untuk menjalankan sebuah tindakan yang tepat, pada saat yang tepat.” Untuk apa?

Untuk meraih sebuah sasaran yang tepat (do a proper action in a proper time).

Bagaimana dan dari mana kita bisa mengasah gergaji atau meningkatkan keahlian eksekusi itu?

Mulanya kita harus mengisi diri dengan ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan nilai melalui

belajar, praktek dan pengelaman. Kita juga dapt mengisi diri dengan membangun hubungan baik

dengan diri maupun orang lain.

Ada beberapa pelajaran yang menolong setiap pribadi mengasah gergajinya. Mari kita belajar

mengasah Gergaji dengan berpedoman pada rujukan pelajaran dibawah ini:

10. Pelajaran Mengasah Gergaji (Diri)

Seperti yang diuraikan diatas bahwa setiap orang bercita-cita menjadi pribadi yang luar biasa.

Karena itu ia senantiasa berusaha membentuk dan memberdayakan dirinya guna melakukan

sesuatu dengan lebih baik. Tujuannya untuk menunjukkan diri berbeda dan lebih baik dari orang

lain dalam pemikiran, konsep, tindakan, kebiasaaan dan pengalaman yang diwujudkan melalui

Page 34: Brush up yourself

suatu keahlian tertentu. Setiap keahlian yang telah dimiliki akan terus diasah atau ditingkatkan

guna mencapai cita-citanya. Hal itu dapat dilakukan tepat seperti diuraikan dalam pelajaran-

pelajaran bernilai berikut:

A.Conceptual Learning

B.Practical Learning

C.Technical Learning

D.Intra-personal relationship Learning

E.Interpersonal relationship Learning

A. Belajar Mengkonsepkan Praktek (Conceptual)

Sejak awal-mula, manusia sudah mengetahui bahwa ia diciptakan seturut gambaran dan citra

Pencipta (Yahwe). Sebagai wakil pencipta, manusia diberi peran untuk mengelola dan membudi-

dayakan Alam Raya dan segala isinya. Tugas dan tanggung jawab ini tak asal diberikan karena,

Tuhan sudah menganugerahinya dengan Akal Budi. Akal Budi adalah sebuah anugrah yang

memberi manusia kemampuan untuk menerima, menyimpan dan mengelola informasi tentang

siapa penciptanya, siapa dirinya, dan apa tugasnya, serta bagaimana menjalankan tugas yang

diberikan pencipta. Dan yang terpenting dari semua itu, ia mengetahui ia dapat menjadi APA dan

APA yang akan diperoleh dari tugas yang ia jalankan tersebut.

Akal budi membuat manusia tidak dapat melakukan segala sesuatu (tugasnya) secara asal.

Manusia akan terlebih dahulu berpikir, berpikir dan berpikir berkali-kali, baru melakukan sekali.

Tetapi tidak sebaliknya melakukan sesuatu berulang-ulang baru memikirkan cara/strateginya saat

menemui hambatan. Artinya, manusia akan terlebih dahulu merumuskan apa yang akan

dikerjakan, lalu ia memikirkan cara mengerjakan sasaran yang sudah dirumuskan dan

selanjutnya ia dapat melakukan tepat sesuai cara yang telah dipikirkan.

Ini menunjukkan bahwa, Manusia akan terlebih dahulu melakukan sebuah analysing,

synthesezing & imaging dan valuing. Manusia sudah terlebih dahulu membuat gambaran dan

juga pertimbangan tentang apa yang akan dikerjakan dalam sebuah perencaan dan yang terumus

dalam sebuah konsep yang matang. seperti tertulis dalam ayat suci berikut:

“Planning and thought lie behind everything that is done” – Sirach 37:16.

Merujuk pada sabda ilahi diatas, Conceptual Learning bukanlah sebuah hal baru. Tetapi sudah

menjadi sebuah formula rohani yang dapat mendorong terciptanya sebuah keberhasilan. Artinya,

Page 35: Brush up yourself

apapun pekerjaan yang akan dikerjakan harus diawali dari sebuah pemikiran dan apapun

perbuatan (bagaimana melakukannya) harus didasari pertimbangan. Pernyataan ini memberi

pencerahan bahwa konsep adalah awal dari sebuah keberhasilan dan akan menolong Anda

berprestasi dalam dunia yang penuh persaingan ini. Sebab tanpa konsep yang jelas dan tepat,

Anda ibarat berada dalam sebuah rimba belantara; tidak tahu dari arah mana Anda telah

datang/masuk dan ke arah mana Anda akan keluar/tuju.

Bagaimana Anda bisa menerapkan Conceptual Learning bagi prestasi Anda, mari simak cerita

Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau Mati berikut:

Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau Mati

Konon di sebuah hutan belantara Timor, ketika fajar menyingsing, berkatalah seekor Singa

jantan muda kepada dirinya. ‘Hari ini saya harus makan jika tidak saya pasti akan mati.’ Tetapi

bagaimana saya bisa makan, ya? Ia bertanya pada diri sendiri - oh saya tahu lanjutnya, hari ini

saya harus menangkap seekor Kijang kesukaan saya. Namun, ada pikiran yang menghantui,

karena ia tahu tidak mudah menangkap seekor Kijang.

Kijang itu makluk paling cepat berlari, tapi saya tahu cara menangkapnya, Singa muda itu

mencoba membesarkan hatinya. Caranya, saya harus berlari, berlari dan berlari dengan cepat –

minimal lebih cepat dari lari kijang yang paling lambat. Karena hanya dengan demikian saya

bisa mendapatkan sasaran saya, seekor Kijang untuk makanan hari ini.

Sebaliknya, Kijang pun tahu bahwa ada ancaman kematian yang mengintai. Untuk luput darinya,

ia memiliki konsep yang hampir sama dengan singa muda tadi. Bahwa hari ini ia tidak ingin mati

diterkam oleh Singa. Untuk itu selain selalu waspada terhadap serangan, ia harus siap berlari,

berlari dan berlari dengan cepat – minimal lebih cepat dari singa yang berlari paling cepat. Jika

tidak maka Kijang itu akan menjadi santapan Singa hari itu.

Begitu keluar dari hutan, Singa itu mulai menetapkan sasarannya yakni menangkap seekor

Kijang. Lalu ia mulai memikir cara menangkap mangsanya, yakni dengan cara mendekati,

mengejar dan menerkam. Ketika dari kejauhan tampak sekawanan Kijang yang sedang

merumput; Singa itu mulai merayap mendekati dan tepatlah seperti yang telah ditetapkannya.

Page 36: Brush up yourself

Singa itu mulai mengejar dengan berlari dan berlari saat para Kijang mulai berusaha

menyelamatkan diri.

Jika Singa itu bisa berlari lebih cepat dari pada lari kijang yang paling lambat, maka ia akan

berhasil menangkap seekor dan terluput dari ancaman kematian. Sebaliknya kijang pun tidak

mau mati, ia harus berlari dan berlari minimal lebih cepat dari pada lari singa yang paling cepat.

Dengan demikian, ia tak dapat ditangkap dan terluput dari kematian.

Fabel diatas mengajari bahwa sebagai pelaku business, apakah Anda itu market leader (singa)

atau market follower (kijang), Anda harus memiliki konsep yang jelas tentang sasaran apa yang

diinginkan, apa rencana/strategi yang akan diterapkan dan keyakinan untuk melaksanakan

strategi tersebut. Bahwa apapun yang anda hasilkan harus kreatif dalam rancangan, unggul dalam

kualitas, cepat dalam penyampaian/delivery dan peduli dalam pelayanan pra&purna jual. Sebab

jika tidak, apakah anda itu market leader (singa) atau market follower (kijang) pasti akan

ditinggalkan (mati). Akan tetapi jika pekerjaan anda telah didasarkan pada sebuah motivasi yang

baik dalam sebuah kesungguhan hati yang dalam, maka sekecil apapun pekerjaan yang

dipercayakan kepada anda akan meningkatkan kualitas diri bagi pekerjaan yang lebih besar.

Kesungguhan mutlak diperlukan dalam mengeksekusi sebuah sasaran. Kesungguhan hanya

tercipta jika anda mencintai pekerjaan itu. Dan cinta pada pekerjaan akan melahirkan Hati yang

Berkepenuhan dalam Suka-Cita. Selanjutnya bahwa Hati yang penuh suka-cita memiliki cukup

Rasa Syukur untuk menyongsong keberhasilan yang anda idam-idamkan. Dengan Kesungguhan

dan Suka-Cita, anda tidak akan bertanya untuk siapa anda bekerja melainkan bekerja adalah

sebuah bentuk keterlibatan mulia dalam karya keselamatan seperti tertulis dalam ayat suci:

Whatever you do, work at it with all your hearts as though you were working for the Lord and

not for men. Colossians 3: 23

Selanjutnya Rasa Syukur akan membantu anda menempatkan asas KEGUNAAN/MANFAAT

sebagai prioritas dari setiap hasil yang anda peroleh. Artinya anda akan memanfaatkan sebaik-

baiknya apapun hasil yang diperoleh bagi diri, orang lain dan juga lingkungan.

Sasaran yang SMART

Setiap orang memiliki cita-cita/keinginan untuk hidup lebih baik. Hidup lebih baik menuntut

Page 37: Brush up yourself

keinginan lebih tinggi dan keinginan lebih tinggi menuntut kemampuan lebih besar. Tetapkanlah

keinginan dan usahakanlah kemampuan untuk memperbesar kapasitas. Karena hanya dengan

kapasitas besar, sebuah sasaran/keinginan/cita-cita mudah dicapai. Adalah lebih baik gagal

mencapai sebuah keinginan besar dari pada berhasil mewujudkan suatu keinginan sederhana

saja. Bagaimana mewujudkannya? Mulailah dari sesuatu yang sederhana/kecil; mulailah dengan

sebuah langkah kecil dan biarkanlah keberhasilan kecil dari langkah kecil itu memberi

keberanian untuk mengambil langkah seterusnya dan seterusnya. Jangan berhenti melangkah

hanya oleh hambatan yang belum tentu mematikan langkah anda sebelum sampai ke tujuan.

Yakinlah bahwa sekecil apapun langkah yang dibuat pasti mencapai sebuah tujuan dan tujuan

yang telah dicapai oleh langkah kecil itu akan terus bertumbuh dan bertambah hingga tujuan

utama tercapai. Oleh karena itu, orang-orang sukses menyarankan: Gantungkanlah cita-cita atau

harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang, dan berjuanglah untuk menggapainya selangkah

demi selangkah.

Philosophy “Gantungkanlah cita-cita atau harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang” ini

sangat indah, namun memiliki dua makna yang harus disikapi secara proporsional.

1.Gantungkanlah cita-cita atau harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang, dapat memacu

diri untuk menumbuhkan semangat pembentukan diri, mengisi diri dengan ilmu, pengetahuan

dan ketrampilan guna memperbesar kapasitas diri bagi pengapaian cita-cita diatas.

2.Gantungkanlah cita-cita atau harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang, mungkin sebuah

cita-cita yang terlalu besar, dan terlalu tinggi karena itu mustahil untuk mengapainya. Oleh

karena itu, gantungkanlah cita-cita atau harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang hanya

akan melemahkan dan bahkan mematikan semangat juang.

Jika demikian, apakah anda tidak boleh membuat cita-cita/harapan tinggi atau hanya boleh

menetapkan sasaran yang kecil dan sederhana saja. Atau bahkan anda harus mundur dan hidup

tanpa cita-cita, harapan atau target hidup – hidup apa adanya? Tidak!!!

Anda harus tetap mengantungkan cita-cita atau harapan atau sasaranmu diatas bintang-bintang.

Sebab sesungguhnya cita-cita/keinginan itu ditetapkan sedangkan kemampuan itu diusahakan.

Oleh karena itu, mulanya kenalilah potensi diri yang Tuhan taburkan dalam dirimu. Pakailah

potensi itu untuk membentuk dan memperbesar kapasitas dirimu terlebih dahulu, maka anda

akan mampu membuat setiap target menjadi mudah dicapai karena target itu menjadi lebih

khusus, lebih logis, lebih relefan, lebih terukur, lebih mudah, dan lebih cepat menyelesaikannya

Page 38: Brush up yourself

seperti telah ditulis dalam ayat suci:

……..do not think yourself more highly than you should. Instead, be modest in your thinking and

judge yourself according to the amount of faith that God has given you. Rome 12:3

Satu hal yang harus dicatat adalah: setiap sasaran yang terkonsep dengan baik bisa saja menjelma

menjadi sebuah batu sandungan yang tidak menghasilkan kesejahteraan, sebaliknya penderitaan

belaka. Oleh Karena itu, guna menghindari kerumitan yang mungkin terjadi dan menjadikan

sebuah target menjadi lebih khusus, lebih logis, lebih relefan, lebih terukur, lebih mudah, dan

lebih cepat diselesaikan, maka, Anda harus smart (cerdas) dalam menetapkan sasaran anda yang

telah terkonsep itu secara SMART pula antara lain:

S.Specific artinya sasaran yang ditetapkan harus jelas, utuh dan berupa sebuah kesimpulan

tunggal. Ibarat sasaran menendang bola adalah gawang, bukan yang lain.

M.Measurable artinya kita harus memiliki ukuran yang jelas untuk mengetahui sudah seberapa

jauh kita telah mencapai sasaran yang specific tersebut

A.Attainable artinya memiliki kelayakan rasional untuk bisa dicapai. Bahwa secara rasional

sasaran itu dapat kita capai secara bertahap dari terkecil hingga terbesar. Bukan langsung

melompat kepada sasarang yang terbesar tanpa melewati tahapan – tahapan awal yang kecil

R.Relevant memberi pemahaman bahwa sasaran itu memiliki tingkatan relevansi yang tinggi

dengan keadaan diri kita sehingga mengajari kita untuk tak berpuas diri. Tetapi dapat

mendorong/memotifasi untuk terus berprestasi

T.Time Scale artinya sasaran dapat dicapai berdasar jenjang waktu yang jelas dan terukur.

Setiap sasaran yang ditetapkan secara SMART akan memberikan hasil yang tidak

mengecewakan.

Mengapa? Karena sasaran/target yang dikerjakan menjadi lebih khusus, lebih logis, lebih relefan,

lebih terukur, lebih mudah, dan lebih cepat diselesaikan. Namun sebuah pencapaian yang lebih

besar akan anda raih jikalau sebelum mengeksekusi sasaran itu, anda terlebih dahulu

mengembangkan kapasitas diri secara SMART pula seperti berikut:

1.Specific : Temukan dan kembangkan potensi diri, dan bekali diri dengan pengetahuan dan skill

khusus yang diperlukan untuk mengeksekusi sasaran yang ditetapkan.

2.Measurable : Perbesar kapasitas diri dengan pengetahuan dan skill hingga menjadi terampil

guna mengeksekusi sasaran yang ditetapkan

Page 39: Brush up yourself

3.Attainable : Capailah hasil mulai dari yang lebih kecil karena hasil kecil itu dapat memupuk

harapan dan keyakinan bahwa tidak ada hasil lebih besar yang mustahil untuk dicapai.

4.Relevant : Mulailah dengan langkah-langkah kecil karena hasil dari langkah kecil itu akan

memberi keberanian untuk melangkah lebih besar guna mencapai hasil lebih besar

5.Time Scale : Belajar memperbesar kapasitas diri setiap saat dan tetapkan berapa lama waktu

yang dibutuhkan untuk menguasai sebuah keahlian yang dibutuhkan.

Ke-5 langkah diatas menegaskan agar setiap kita harus: 1. menerima apapun bentuk dan

seberapapun besar talenta yang Tuhan berikan. 2. melaksanakan dan mengembangkan talenta

yang kita terima (miliki) dengan sepenuh hati. 3. maka kita akan mendapatkan tidak hanya

sebuah kapasitas yang bertambah besar (hasil/tanggung jawab lebih besar) tetapi juga sebuah

hasil berupa suka-cita, kehormatan, kemulian, kelimpahan, dan kehidupan. Pencerahan ini dapat

dibaca dalam cerita suci ini:

The servant who had received five thousand talents went at once, invested his money, and earned

another five thousand talents. In the same way, the servant who had received two thousand

talents earned another two thousand talents. Matthew 25: 16-17

The servant who received five thousand talents came in and handed over the other five thousand

coins; sir he said, look! There are another five thousand talents that I have earned. Well done,

you good and faithful servant! Said his master. You have been faithful in managing small

amounts, so I will put you in charge of larger amounts. Come on in and share my happiness.

Mathew 25: 20-21

Ayat suci Mathew 25:16-17 dan Mathew 25:20-21 memberi pencerahan bahwa setiap orang

yang menerima dan tekun melaksanakan talentanya, tidak hanya mendapatkan tambahan

kapasitas (dukungan moral maupun material) untuk keberhasilan, tetapi juga ia akan diberi hak

untuk turut berbagi dalam kesuksesan dari pemilik talenta tersebut. Kontrakdiksi terhadap

Mathew 25:16-17 dan 25: 20-21 diatas, Matthew 25:18 & 25 yang berbunyi:

Nevertheless, the servant who had received one thousand talents went off, dug a hole in the

ground, and hid his master’s talents (money). I was afraid, so I went off and hid your money in

the ground.

Dan seterusnya dalam Mathew 25:18-30 menyadarkan kita bahwa sesungguhnya tak ada orang

yang mau mendukung secara moral maupun material (motivasi, semangat, , strategi, teknologi,

Page 40: Brush up yourself

usaha dan modal) kepada mereka yang tidak bertanggung jawab untuk mengerjakan talentannya.

Artinya tidak ada hasil yang dicapai tanpa usaha dan tak ada orang akan membantu jika Anda

tidak terlebih dahulu mengusahakan keinginan anda tersebut.

Merujuk pada cara menetapkan dan mencapai target seperti diuraikan diatas, Thomas Watson,

pendiri IBM memberikan formula Concepttual Learning berikut ini:

1.SASARAN : Rumuskan di kepalamu sasaran apa yang Anda ingin capai dalam hidup (Anda

ingin menjadi Apa atau Anda ingin miliki apa)

2.CARA : Aktifkan pikiranmu untuk merumus dan menetapkan cara atau strategi yang tepat

yang membantu Anda mencapai sasaran tersebut

3.TINDAKAN : Pilihlah cara/strategi yang tepat dari cara/strategi yang telah anda pikirkan.

Lakukan cara tersebut dengan tekun dan sepenuh hati untuk meraih sasaran yang Anda tetapkan.

Formula Thomas Watson diatas mengajari kita untuk tidak melakukan sesuatu tanpa sebuah

konsep yang smart. Konsep/perencanaan dapat menolong seseorang menetapkan seberapa besar

dan sulit sasaranya, mengetahui seberapa besar kemampuan untuk mencapai sasaran,

menetapkan tahapan pencapaian, memahami relevansi pencapaian terhadap kemajuan yang lebih

tinggi dan mengetahui seberapa lama pencapaian dapat terpenuhi.

Konsep sebagai Rancangan Tuhan

Konsep berfungsi selain sebagai sebuah kompas/panduan untuk menetapkan skala proritas, juga

membantu mengontrol akal budi untuk tidak melenceng/menyimpang dari tujuan yang telah

ditetapkan.

Konsep bukanlah sekedar hasil pengembangan pemikiran manusia belaka, tetapi sesungguhnya,

konsep merupakan sebuah rancangan Tuhan. Sejak awal penciptaan, Tuhan telah lebih dahulu

memiliki rancangan bagi manusia yakni bukan rancangan kecelakaan dan penderitaan, tetapi

rancangan suka cita dan damai-sejahtera; sebuah rancangan yang menjadi harapan setiap insan

seperti tertuang dalam sabda:

I alone know the plans I have for you, plans to bring you prosperity and not disaster. The plans to

bring about the future you hope for.- Jeremiah 29: 11

Merujuk pada Firman diatas, sepatutnya kita harus memahami bahwa sebuah sasaran tidak akan

Page 41: Brush up yourself

gagal jika telah didasarkan pada sebuah pemikiran & perencaan yang matang. Perencanaan yang

baik (pemikiran & perencaan yang matang) dapat memberi hasil yang lebih baik. Sebuah

perencanaan dapat menyingkirkan ketergesaan dan inkonsistensi, karena itu anda dapat

menghasilkan lebih dari cukup, sebaliknya anda akan terus berkekurangan jika tak memiliki

konsep kerja seperti tertulis:

Plan carefully and you will have plenty; if you act too quickly, you will never have enough-

Proverb 21:5

Manusia berpengharapan sekali-kali tidak mengandalkan kemampuannya sendiri untuk

melakukan rancanganya. Dia akan datang, dan berserah agar Tuhan memberkati rancangannya.

Dan berkat Tuhan dapat memberinya kapasitas dan otoritas lebih besar untuk menyelesaikannya

secara optimal seperti ditulis:

Ask God to bless your plans and you will be successfully in carrying them out – Proverb 16: 3

Konsep sebagai Alternatif

Manusia tidak selamanya memiliki kapasitas cukup untuk menyelesaikan semua sasaranya.

Tetapi melalui konsep yang baik, dia dapat menemukan alternatif atau solusi lain jika sasaran

terlalu besar baginya. Hal itu dengan jelas tertuang dalam ayat suci berikut:

If a king goes out with ten thousands men to fight another king who comes against him with

twenty thousands men, he will sit down first and decide if he is strong enough to face that other

king. If he is not he will send messengers to meet the other king to ask for terms of peace while

he is still a long way off-Luke 14:31-32

Ayat suci diatas mengajari bahwa Raja yang kalah kekuatan, tidak kalah dalam strategi. Dia tahu

bagaimana menghadapi raja yang lebih kuat daripadanya tapi tidak akan kalah dalam

peperangan. Dengan soft skillnya atau dengan kekuatan negosiasi, ia dapat menghindari

penderitaan yang akan mengancam rakyat (kerajaan)nya. Dia memilih negosiasi sebagai

strateginya yang tepat.

Konsep sebagai Landasan Praktek

Orang-orang sukses memiliki tradisi unik dan kita patut menirunya; Mereka biasanya melandasi

praktek dengan ide, teori, filsafat atau konsep yang matang. Sebab sesungguhnya sebuah ide

tanpa praktek akan mandul, tetapi praktek tanpa ide akan statis. Demikian Nagome mengatakan

Page 42: Brush up yourself

“Praktek membutuhkan pemikiran. Jika pemikiran tidak diterapkan dalam praktek, praktek tidak

akan lebih baik.”

Dalam penelusuran yang dilakukan Quin Spitzer dan Ron Evan, penulis buku “Heads you win,

how the best company think” (1997) terhadap sejumlah pengusaha sukses di dunia ini, termasuk

Morita dari Sony dan Sam Walton dari Wal Mart, ditemukan fakta bahwa:

mereka hebat bukan hanya karena mereka banyak tahu (teori) dan bukan pula karena hanya

banyak melakukan (practice). Mereka hebat karena mereka adalah orang praktek sekaligus orang

konsep (people of action and people of thought)

Marilyn King, mantan atlet USA, mengatakan bahwa Astronot, Atlet dan Eksekutif dapat meraih

sasaran mereka dengan pencapaian yang gemilang karena mereka benar-benar menerapkan

formula Ide dan Praktek dalam satu-kesatuan tindakan berikut:

1.GAIRAH : Sesuatu yang sangat berarti bagi mereka. Sesuatu yang benar-benar yang ingin

mereka capai.

2.VISI : Sesutu yang memberi mereka ruang untuk memandang tujuan mereka dan

menbayangkannya secara ajaib. Oleh karena itu, tujuan itu tampak begitu indah dan kuat dan

mendorong mereka untuk membayangkan menapaki langkah-langkah kecil dalam perjalanan

menujuan TUJUAN itu.

3.AKSI : Suatu tindakan yang mereka lakukan setiap hari sesuai rencana. Tindakan yang akan

mengantar mereka selangkah lebih dekat menuju mimpi mereka

Mereka berhasil karena mereka sesungguhnya telah menerapkan pemikiran mereka dalam suatu

tindakan yang dilandasi sebuah perencanaan/konsep. Mereka kerjakan konsep dan tindakan

tersebut dengan prinsip kehati-hatian dan kesabaran. Mereka sama sekali tidak gegabah seperti

tertuang dalam ayat suci berikut:

Plan carefully and you will have plenty; if you act too quickly, you will never have enough-

Proverb 21:5

Kesuksesan yang kini mereka nikmati tidak datang secara instant dan mendadak, tapi melalui

suatu usaha yang berjalan dalam waktu yang lama. Dalam suatu perjuangan yang besar, keras

dan tentu saja penuh dengan pengorbanan. Kesuksesan yang diraih melalui kesabaran dan kehati-

hatian akan semakin bertambah dan tidak mudah tergerus oleh persainagan yang ketat dan tidak

sehat sekalipun. Namun apapun yang diraih dengan mudah, akan lenyap semudah anda

Page 43: Brush up yourself

memperolehnya seperti tertulis dalam ayat suci:

The more easily you get your wealth, the sooner you will lose it. The harder it is to earn, the

more you will have-proverb 13:11.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang sukses akan selalu meraih keberhasilan lebih besar

karena ia tidak hanya menetapkan target, membuat konsep/rencana, dan mengalisis strateginya

saja, tetapi juga ia dapat mengeksekusi targetnya dengan kesabaran dan ketekunan melalui

langkah berikut:

1.Selalu (Biasa) meluangkan sedikit waktu guna mengisi otaknya dengan berbagai hal yang

layak mendatangkan kebaikan dan juga melahirkan pujian: yakni hal-hal yang benar, mulia,

agung, murni, terhormat dan menyenangkan. Bandingkan dengan: Fill your mind with those

things that are good and that deserve praise: things that are true, noble, right, pure, lovely and

honorable. Philippians 4:8

2.Selalu (Biasa) berusaha mengartikulasikan hasil olah pikirnya dalam sebuah rumusan bahasa

dan menuangkannya dalam sebuah konsep. Bandingkan dengan: A person’s thoughts are like

water in deep well, but someone with insight can draw them out – Proverb 20:5

3.Selalu (Biasa) merumuskan konsep yang ada dalam pikirannya dengan menetapkan menjadi

sebuah target yang SMART.

4.Selalu (Biasa) merumuskan cara bagaimana mencapai target yang ditetapkan. Bandingkan

dengan: Planning and thought lie behind everything that is done” – Sirach 37:16.

5.Selalu (Biasa) membentuk diri terlebih dahulu dengan mempelajari sasaran yang ia sudah

tetapkan, mempelajari cara yang ia sudah rumuskan. Bandingkan dengan: : …….. learn all we

can; then remember or do what we learn and we will prosper.” – proverb 19:8, Always remember

what you have learned. Your education is your life. Guard it well-Proverb 4:13

6.Selalu (biasa) mengutamakan perencanaan dalam setiap sasaran (pekerjaan) yang ia kerjakan.

Karena ia yakin bahwa perencanaan bukan hanya sebuah tuntunan tetapi juga kepastian akan

hasil yang akan ia capai. Bandingkan dengan: Plan carefully and you will have plenty; if you act

too quickly, you will never have enough-Proverb 21:5

7.Selalu (Biasa) membangun pemahaman dan keyakinan diri bahwa dengan tegun bekerja, ia

akan mencapai apa (kebahagian dan kesejahteraan) yang ia tetapkan. Bandingkan dengan: Your

work will provide for your needs; you will be happy and prosperous – Proverb 128: 2

8.Selalu (biasa) melaksanakan cara yang telah dirumuskan itu dengan segenap akal, budi,

Page 44: Brush up yourself

kekuatan dan roh yang ia miliki guna mencapai target yang telah ia tetapkan. Bandingkan

dengan: The more easily you get your wealth, the sooner you will lose it. The harder it is to earn,

the more you will have-proverb 13:11 dan Work hard don’t be lazy. Serve the Lord with a heart

full of devotion. Let your hopes keep you joyful. Be patient in all your troubles and pray all the

times” – Rome: 12:11nana.

Kesabaran adalah kunci sukses sebuah Konsep

Setiap sasaran yang sudah terkonsep secara matang akan sulit direalisasikan jika anda tak

memiliki kesabaran; kesabaran untuk melakukan selangkah demi selangkah sesuai dengan

konsep yang telah tersusun. Sebab kesabaran akan mengenyahkan kemalasan dan kecerobohan,

dan kesabaran itu membimbing pada penyerahan diri pada pencipta. Oleh karena itu, miliki Hati

yang Sabar dalam menghadapi setiap rintangan yang muncul dalam pekerjaan, maka harapan

akan diteguhkan melalui setiap doa anda. Dengan demikian, Dia yang telah merancang harapan

itu akan senantiasa menuntun anda hingga pencapaian harapan itu. Hal ini dapat kita baca dalam

ayat suci:

Work hard, don’t be lazy. Serve the Lord with a heart full of devotion. Let your hopes keep you

joyful. Be patient in all your troubles and pray all the times – Rome: 12:11

Tujuan Tanpa Visi Misi

Pengalaman mencatat ada orang yang hidupnya jauh dari jalan Tuhan, tapi ia berkelimang harta

dan tahta. Orang yang dimaksud tak mustahil telah mencapai harta dan tahtanya tanpa

menetapkan sasaran yang benar, tanpa rencana yang tepat dan juga tanpa melalui pelaksaan

rencana secara akurat. Tujuan yang ia capai tak didasarkan motivasi yang tulus dan

memberdayakan. Sungguh tujuannya jauh dari asas keadilan dan kasih. Tentu saja tujuannya itu

tidak sama dengan tujuan yang biasa ditetapkan berdasarkan visi dan misi yang tepat.

Cerita selamat dari kolam buaya berikut dapat menolong Anda mengetahui bagaimana seseorang

dapat mencapai tujuan yang tidak didasarkan pada visi-misi yang ditetapkan.

Selamat dari Kolam Buaya

Konon suksesi harus segera dilaksanakan di sebuah Kerajaan yang menjunjung tinggi paham

patriaki. Namun, permasalahanya, sang Raja hanya memiliki seorang putri saja.

Page 45: Brush up yourself

Sebagai solusi, sang putri yang sudah dewasa itu harus segera dinikahkan.

Sayembara diadakan untuk memilih pangeran-pangeran yang gagah perkasa dari negeri-negeri

seberang sebagai menantu Raja dan sekaligus sebagai penerus Tahta.

Mengingat pentingnya kecerdasan dalam mengelola kerajaan, maka para pangeran tersebut wajib

menjalani serangkaian ujian tentang tata-pemerintahan, pengelolaan sumber daya bagi

kesejahteraan rakyat dan juga tentang strategi pertahanan dan keamanan.

Panitia seleksi sangt kesulitan untuk menetapkan calon Raja, karena ternyata para pangeran itu

sama-sama memiliki kompetensi sangat tinggi. Sebagai solusi, sang Raja yang akan memimpin

sendiri ujian sesi terakhir untuk memilih salah satu sebagai menantu dan sekaligus penganti Raja.

Para pangeran diminta berbaris diujung kolam renang, sedangkan Raja dan para Menterinya

berada diujung yang lain. Ujian yang akan berikan Raja ini sangat sederhana, para pangeran

hanya diminta beradu kecepatan berenang untuk mencapai ujung kolam dimana Raja dan para

Abdinya berada.

Sekarang, kata Raja, saya akan menghitung mundur dari angka tiga, dan kalian harus segera

melompat berenang secepatnya. Siapa yang finish pertama, dialah calon menantu dan sekaligus

penganti saya. Sambil menyimak istruksi Raja, para pangeran mulai menyiapkan start dengan

mantap bagaikan atlit-atlit profesional. Namun, lanjut Raja, kalian harus benar-benar

menunjukan kehebatan yang luar biasa karena setiap peserta harus mampu mengatasi

rintangannya masing-masing berupa seekor buaya lapar.

Tiga-Dua-Sa…..tu,begitu instruksi Raja, suasana menjadi hening karena ternyata tidak ada

seorang pangeranpun yang berani begitu mengetahui setiap track kolam itu berisi seekor Buaya.

Tiba-tiba kesunyian itu pecah karena ternyata ada seorang pangeran yang berani menceburkan

diri kedalam kolam. Semua hadirin menjadi tegang menyaksikan bagaimana perjuangan sang

pangeran menloloskan diri dari kejaran seekor buaya besar.

Selamat!!! sambut sang Raja dan tepuk tangan mengema saat pangeran tadi berhasil mencapai

Page 46: Brush up yourself

ujung kolam dengan selamat. Sambil memegang tangan pangeran muda pemberani itu, Raja

berkata, hari ini juga para dewan kerajaan akan memahkotai mu sebagai penggantiku dan putriku

akan menerimamu sebagai suaminya.

Mari kita memasuki ruang penobatan, ajak Raja.Namun, sang pangeran menjawab, tunggu dulu

baginda, lupakan dulu segala perayaan yang telah disiapkan itu, sebab saya harus menemukan

dulu siapa pangeran brengsek yang telah membahayakan nyawaku dengan mendorongku

kedalam kolam buaya.

Para Pageran benar-benar paham bagaiman merebut Tahta dan Harta yang ditawari Raja. Mereka

menerapkan formula Aris Totel atau Thomas Watson, namun tetap gagal karena formula mereka

adalah:

1.SASARAN : Rumusan sasaran yang ada dikepala mereka adalah meraih kekuasaan.

Kekuasaan yang memberi otoritas untuk dilayani, bukan untuk menjadi Abdi Negara yang

melayani Rakyat. Sasaran ini melawan kehendak Tuhan seperti tertulis dalam Mateus 20:26-28

dan Markus 10:43-45

2.CARA : Otak mereka diaktifkan untuk memikirkan, rencana, cara dan konsep yang

menyesatkan, memfitnah, menjegal, menyalahkan, dan menyaingi. Rancangan yang penuh

kesombongan, irihati, hawa nafsu, korupsi dan pembunuhan guna merebut sasaran mereka

menjadi “RAJA.” Cara berpikir mereka untuk merebut tahta Raja sangat dilarang Tuhan seperti

tertulis dalam Mateus 15:19 dan Markus 7:21-22.

3.AKSI : Melakukan cara yang telah dipikirkan. Tindakan untuk merebut sasaran tahta Raja

berdasarkan cara yang menyesatkan, memfitnah, menjegal, menyalahkan, dan menyaingi.

Tindakan mereka didasarkan Rancangan yang penuh kesombongan, irihati, hawa nafsu, korupsi

dan pembunuhan. Mereka tidak akan pernah merebut Tahta Raja karena SASARAN, CARA dan

TINDAKAN mereka melawan Tuhan seperti tertulis dalam Yakobus 4:1-3

Dari cerita diatas dapat kita pelajari bahwa orang yang tak memiliki visi dan misi tidak memiliki

harapan, karena itu ia tak mampu menghargai apa yang ada padanya dan juga tak dapat

menikmati dan menyukuri hidup.

Orang yan tak dapat menikmati dan menyukuri hidup adalah pecundang dan lalim yang

menempatkan kekuasaan dan kekayaan sebagai tujuan mereka. Oleh karena itu mereka akan

Page 47: Brush up yourself

mengunakan berbagai cara, termasuk membunuh sekalipun. Mereka umumnya memperbesar

tahta dan harta dengan cara mengambil dari apa yang tidak menjadi haknya dan menuai dari

lahan mereka tidak menabur. Mereka tidak memberikan apa yang seharusnya menjadi hak Tuhan

(berbuat kasih) dan menggelapkan apa yang seharusnya menjadi hak Kaisar (pajak Negara)-

Markus 12:17 dan Lukas 20:25. Dan merampas atau tak memberi apa yang menjadi hak orang

lain (upah, pelayanan, penghargaan dan perhatian) secara layak.

Dan strategi yang lazim mereka gunakan pada masa ini adalah membangun kartel, kolusi,

nepotisme, konspirasi dan suap untuk mendapatkan, mengatur dan menguasai serta memonopoli

komoditas, jasa dan harga. Juga mereka menjadi makelar/penghubung untuk mendapatkan

bayaran/komisi tanpa bekerja dan meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi.

Cara merebut sasaran seperti digambarkan diatas lazim dipraktekan oleh orang-orang bertahta

dan berharta yang tak memiliki KASIH. Tapi bagaimana dengan orang orang tak

berpengharapan? Sesungguhnya tidak jauh berbeda karena ada juga orang yang mau bekerja asal

ada imbalannya tanpa memperhatikan tujuan/mannfaat yang akan dia dapatkan. Dia bekerja

untuk bayaran bukan untuk pembentukan kapasitas diri, peningkatan skala diri dan peningkatan

kualitas diri. Ada orang lain berpura-pura serius bekerja saat ada pengawasan atau ia tekun

bekerja sekedar untuk menyenangkan pimpinan-bandingkan Kolose 3:22. Ada orang lain lagi

telah bekerja keras karena ada kekuatiran berlebih terhadap kehidupan keluarga, pendidikan

Anak dan juga karena dorongan keinginan dan bukan kebutuhan untuk memiliki sesuatu-

bandingkan Mateus 6:34

Golongan orang yang tak mampu menikmati dan menyukuri hidup adalah golongan orang yang

sifat dan tingkah lakunya dapat membangkitkan irihati, kekesalan dan kebencian seperti yang

tersirat dalam ayat suci Sirak 25:2-3 berikut:

1.Pecundang yang menganggap kegagalannya sebagai korban keberutungan orang lain

2.Orang lalim yang menggapai keinginannya (harta dan tahta) melalui konspirasi, penipuan,

pemerasan dan suap

3.Orang dewasa yang jalan hidupnya dapat memasukkan orang lain kedalam pencobaan; sifat

dan tingkah lakunya dapat menjerumuskan dan menyesatkan. Sedikit hikmatpun tidak ada

padanya.

Page 48: Brush up yourself

4.Akan tetapi setiap orang yang tekun belajar sedari masa mudanya memiliki cukup ilmu dan

pengetahuan guna menyongsong masa depannya. Ia dapat memiliki sebuah hidup yang penuh

pengertian dan hikmat

B. Belajar Mengkonsepkan Praktek (Practical Learning)

The excellence is not an action, but habitual – Aristotle.

Kita telah belajar bagaimana mempraktekan konsep (conceptual learning) dalam dua buah cerita

“Berlari dan berlarilah lebih cepat atau Mati dan Selamat dari kolam Buaya.” Kali ini kita akan

belajar bagaimana mengkonsepkan praktek (practical learning) melalui cerita Tukang Jual Air

berikut ini:

Si Tukang (penjual) Air Vs Jagoan Panah

Konon pada sebuah pemukiman kumuh di Surabaya, hiduplah seorang tua. Ia tidak memiliki

pekerjaan yang baik seperti kebanyakan warga. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, pak tua

ini menjual air keliling. Ia memasok air kepada warung – warung kecil dan juga tetangganya

yang tidak mampu berlangganan air dari Perusahaan Air Minum (PDAM).

Berbekalkan sebua gerobak dorong tua dan beberapa jerigin besar, pak tua, penjual air ini

berkeliling dari satu RT ke RT yang lain. Tanpa mempedulikan terik matahari dan pengap asap

kendraan, ia melayani setiap pelangan dengan setia dan tulus. Para pelangan sangat berterima

kasih karena tanpa dia, mereka tidak akan pernah mendapatkan air bersih. Pak tua penjual air ini

pun menjelma sebagai contoh - walau hanya menjual air keliling, ia dapat mengirimkan putra –

putrinya ke Universita dan membantu orang lain yang berkekurangan.

Walau berstatus mahasiswa, putra si Tukang Air ini sangat rajin membantu melayani pelangan

ayahnya. Ia sering mengantar air mengantikan ayahnya saat tak ada kegiatan kampus. Namun

ternyata ada penganggu – Ia sering dilecehkan. Ada pemuda lain yang menganggap menjual air

sebagai pekerjaan hina dan tidak memberikan pengalaman apalagi ketangkasan. Ia beranggapan

demikian karena bisa mengikuti banyak kegiatan ketangkasan seperti memanah dan balapan.

Kehebatan memanah pemuda tersebut mendapat pujian banyak pihak karena ia selalu membidik

dengan tepat apapun dan seberapa jauh sasarannya.

Page 49: Brush up yourself

Mahasiswa anak penjual air tersebut sekali – kali tidak menceritakan pelecehan yang ia terima-

lagi pula ia tak pernah minder, marah dan benci. Sebaliknya ia berusaha mencari kesempatan

untuk memberi pelajar yang berharga bagi pemuda yang sombong itu.

Suatu sore, sambil mendorong gerobak berisi air, tanpa sengaja, putra si tukang air itu melewati

tempat latihan memanah dari si anak muda yang sombong tersebut.

Oh …! Ini si penjual air yang mengaku sebagai mahasiswa itu. Untuk apa Anda datang ke sini –

apakah anda ingin pamer bahwa kamu juga anak kampus yang tak berarti? Pergi sana atau aku

dapat menghancurkan gerobak mu ini. Aku tidak mau melihat mu disini.Hardik si pemain panah

dan teman – teman mainnya.

Maaf kawan, saya hanya lewat sini tanpa sengaja. Tetapi jika tidak berkeberatan, saya pun ingin

bersyukur karena Tuhan telah memberi ketangkasan yang hebat atas ketekunan mu berlatih dan

berlatih. Jika anda tak lelah berlatih, kelak anda bisa menjadi atlet panah professional dengan

prestasi International. Sebaiknya anda jangan sombong! Jujur saja bahwa saya tak bisa bermain

panah, namun, saya juga bisa menunjukan sebuah ketangkasan lain yang kamu tidak bisa. Kata

anak penjual air.

Ah, theory, mana ketangkasan yang akan kamu tunjukan, tantang si jago panah.

Kawan, disini ada beberapa botol, bisakah Anda menuangkan air dari jerigen kedalam setiap

botol tanpa tumpah? Ajak mahasiswa penjual air.

Dengan sombong sang jago panah menuangkan air kedalam botol. Karena tak berhasil, si penjual

air berseru; oh, ternyata Anda tidak bisa sama seperti saya tidak bisa memanah dengan baik, tapi

coba lihat apa yang saya lakukan – tidak ada setetes air yang tumpah, bukan? Hal ini perlu kamu

ketahui bahwa saya sudah mendampingi ayahku menjual air sejak TK dan karena itu saya sangat

tangkas dalam menuangkan air dari jerigen kedalam botol. Demikianpula Anda sangat mahir

memanah karena telah berlatih dengan tekun, bukan? Nasehat mahasiswa penjual air.

Cerita diatas mmbenarkan bahwa baik itu ketangkasan mengisi air dalam botol maupun

ketangkasan memanah didapat dari serangkaian praktek yang berlangsung terus-menerus

(pembiasaan) dalam waktu yang lama.

Page 50: Brush up yourself

Stenberg, seorang psikolog dari Yale University, menemukan bahwa kumpulan dari praktek

yang kita jalankan setiap hari memberikan sebuah tacit knowledge atau pengetahua naluriah.

Tacit knowledge ini sangat membantu seseorang mengusai pekerjaan yang sedang dijalani.

Sebagai gambaran Prof Steinberg memberi contoh bahwa seorang sopir akan sangat ahli dalam

mengemudi dan penguasaan jalan bukan karena kecerdasannya saat kursus montir, tapi karena ia

telah berpraktek, praktek dan praktek. Praktek itu tentunya tak dijalankan sebagai suatu rutinitas

belaka tetapi praktek tersebut disisipi dengan ide baru, kreatifitas dan innovasi yang mendukung.

Praktek yang demikian dapat berbuah keberhasilan. Keberhasilan diterima sebagai buah

berpraktek, praktek dan praktek diperkuat oleh Ted Williams dengan mengatakan:

“Orang selalu berkata bahwa bakat dan kejelian saya yang menjadi alasan kesuksesan saya.

Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek dan praktek yang saya jalankan.

’Practice is Good Teacher!’ Tidak keliru orang mengatakan demikian karena Praktek tidak hanya

menolong untuk mengingat kembali semua hal (teori+latihan) yang telah dipelajari, tetapi juga

dapat membuat kecerdasan dan keahlian bertambah. Mengapa? Karena praktek akan

menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan untuk me-recall apa telah dipelajari,

mempertajam naluri dan memperkuat ketahanan serta memperbaiki bobot keputusan.

Praktek dan Tantangan

Praktek yang tekun menghasilkan keahlian dan keahlian akan menhasilkan keberhasilan dan

profesionalisme. Namun tak ada keberhasilan dan profesionalisme yang datang tanpa melewati

hambatan dan tantangan. Setiap tantangan dapat menghancurkan atau menguatkan bergantung

bagaimana anda bereaksi untuk menyikapi dan menghadapi tantangan itu. Tuhan itu Maha baik,

Ia memberi tantangan sekaligus jalan keluar. Oleh karena itu, janganlah lari, karena setiap

Tantangan yang direaksi dengan proporsional akan melahirkan ketekunan, ketekunan memberi

tahan uji, tahan uji mendatangkan peneguhan Tuhan dan peneguhan Tuhan menciptakan harapan

yang tidak mengecewakan-Rome 5:1-5

Ada bermacam-macam tantangan yang menghambat pekerjaan anda seperti diuraikan berikut ini.

Siapkan diri untuk bangkit dan hadapi Tantangan tersebut dengan:

1.Jika tantangan itu adalah Penguasaan Ilmu, Pengetahuan, Technology, Ketrampilan atau Nilai,

maka anda harus perlu belajar dan belajar lagi; teristimewa belajar dari mereka yang sudah lebih

Page 51: Brush up yourself

dahulu tahu. Jeannette Vos menyarankan untuk menambah keahlian teknis dan keahlian

profesional yang ingin kita kuasai, sebaiknya kita perlu belajar dari orang lain yang sudah bisa.

Ada ayat suci berbunyi: People learn from one another just as iron sharpens iron -Proverb 27:17.

Belajar dapat memperbesar kapasitas diri.

2.Jika tantangan itu adalah Ejekan, cemoohan, fitnah dan caci maki lainnya, maka luangkanlah

sedikit waktu anda untuk merenung, merekoleksi diri dan bertanya pada diri mengapa tejadi

semua itu. Lalu ambillah pelajaran dan hikmahnya untuk berbenah diri. Namun yang lebih

bermakna adalah bangunlah sebuah hati yang penuh syukur, tetaplah berbuat baik dan lakukan

perintah Tuhan: Cintailah musuh-musuhmu dan doakanlah mereka yang menganiaya mu-Mateus

5:44

3.Jika tantangan itu adalah Kegagalah, maka pelajari, temukan dan perbaiki cara-cara penyebab

kegagalan itu, lalu mencoba lagi. Artinya, jadikanlah semua kegagalan sebagai kesempatan

untuk meningkatkan kemampuan diri.

Tantangan yang anda terima dan jalani dengan keteguhan hati akan memberdayakan anda untuk

bertumbuh menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih kuat, lebih kokoh, lebih tangguh dan lebih

hebat. Penemu hebat Thomas Alfa Edison juga mengalami tantangan praktek sampai 9.999

kegagalan, namun reaksinya saat ditanya tentang kegagalan 10.000 adalah: “saya baru saja

menemukan 10.000 cara baru yang belum bisa bekerja secara optimal.”

Sesungguhnya, tanpa tantangan seseorang tidak akan pernah bertumbuh menjadi lebih baik, lebih

kuat untuk menemukan jalan keluar yang lebih baik. Setiap orang yang berani menerima

tantangan adalah orang yang sedang menaikan bobot kepribadiannya (kualitas diri) ke level yang

lebih tinggi. Oleh karena itu, Aristotle berpendapat: Kehebatan adalah buah dari ketekunan

dalam tidakan-tindakan yang telah menjelma menjadi sebuah kebiasan yang baik (Excellence is

not an action only but habitual).

Tantangan yang Anda hadapi bukanlah sebuah kesia-siaan. Terimalah dan kerjakan setiap

tantangan dengan sungguh dan tekun karena Tuhan telah menetapkannya sebagai jalan menuju

keberhasilan seperti kutipan suci berikut:

Trials result in ability to endurance; Endurance carries you all the way without failing. – James

1: 2 – 3 and 1Corinthians 10: 13

Page 52: Brush up yourself

Guna mengatasi segala persoalan dan merebut sasaran kita, kita hanya membutuhkan ketekunan;

tekun dalam mengunakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang kita memiliki. Tekun untuk

melakukan apa yang Tuhan kehendaki-bandingkan Ibrani 10:36. Demikian, Orison Swett

menyimpulkan: Kesuksesan hanya diukur oleh perlawananmu terhadap tantangan yang kamu

hadapi; oleh keberanianmu tetap berjuang melawan hambatan yang menghadang. Semua yang

telah anda raih bukanlah ukuran bagi Kesuksesan anda.

Dengan apa kita dapat meningkatkan kemampuan dalam mempraktekan konsep? Seperti halnya

seorang sopir, kita dapat meningkatkan kemampuan praktek dengan memperbanyak praktek atau

mempraktekan konsep yang telah kita buat. Emile Chartier berkata “Tidak ada yang lebih

membahayakan bagi manusia jika yang ia miliki hanya ide semata (ide tanpa praktek).”

Praktek dan berpraktek bukanlah sesuatu hal yang membosankan. Setiap praktek yang dikerjakan

dengan sepenuh hati tidak akan berakhir dengan hampa. Tuhan maha pengasih dan penyayang

selalu melimpahkan berkat dan anugrahNya kepada setiap umat yang tidak berpangku tangan

seperti disabdakan berikut:

“For God will reward every person according to what he has done. Some people keep on doing

good and seek glory, honor and immortal life. To them God will give eternal life.” – Rome 2: 6 –

7

Sesungguhnya mempraktekan atau mengerjakan apa yang kita konsepkan merupakan wujud

tanggung jawab terhadap Tuhan. Tuhan terus berkarya dan melalui praktek (berkerja), Tuhan

telah menyertakan kita dalam keberlangsungan karyaNya di Bumi. Dan karena itu, kita akan

mendapatkan anugrah berupa kesejahteraan dan kebahagian seperti disabdakan berikut:

Your work will provide for your needs; you will be happy and prosperous – Proverb 128: 2

C. Belajar meningkatkan Kecakapan Skill/Teknik (Technical Learning)

Tuhan telah menetapkan segala sesuatu indah pada waktunya dan manusia telah diberi

kecakapan untuk tanda-tanda Tuhan dan menerapkannya dalam hidup.

Seorang pelaut tradisional dapat mengarungi samudra raya dan bisa sampai di pelabuhan tujuan

karena ia cakap membaca tanda-tanda langit (Astronomi). Seorang petani tahu waktu yang tepat

untuk membuka lahan, menabur dan menuai. Ia pandai membac tanda-tanda musim.

Page 53: Brush up yourself

Dalam dunia kerja misalnya, kita membutuhkan alat-alat tertentu untuk mempermudah

pekerjaan, maka kitapun harus pandai/terampil mengunakan alat-alat tersebut. Misalnya, seorang

karyawan pabrik harus paham mengoperasikan mesin produksi. Seorang clerk harus pandai

membuat laporan, mengunakan computer dan Internet. Penguasaan correspondence serta

peningkatan distinctive capabilities seperti leadership, teamwork, process, tacit knowledge,

adalah keharusaan saat ini bagi seorang pekerja.

Intinya, setiap pekerjaan membutuhkan peralatan dan peralatan membutuhkan skill-tertentu.

Skill itu harus dikenali, dipelajari dan dikuasai oleh setiap Pelaku. Tanpa skill yang memadai,

hasil yang didapat tidak maksimal. Jika kita hanya memiliki skill yang biasa-biasa saja, sulit bagi

kita untuk mendapatkan hasil lebih baik atau posisi lebih tinggi, bukan?

Skill Kerja:

Setiap pekerjaan menuntut ketrampilan atau keahlian tertentu dan ketrampilan/keahlian tersebut

menuntut untuk dipelajari. Belajar dan berusahalah senantiasa untuk meningkatkan skill anda

agar pekerjaan anda dapat menghasilkan maksimal. Ada beberapa skill yang perlu kita miliki,

pelajari, kuasai dan tambahkan dalam pekerjaan antara lain:

1.Conceptual Skill: bagaimana mengkonsepkan pekerjaan

2.Technical Skill: bagaimana menjalankan alat yang dibutuhkan pekerjaan

3.Practical Skill: skill yang akan meningkatkan kemampuan, yakni skill yang hanya bisa diasah

dengan cara banyak melakukan praktek

4.Communication Skill: bagaimana membahasakan atau menyampaikan pesan dari suatu konsep,

proses, pekerjaan atau sasaran yang akan dieksekusi

Apakah anda sudah melengkapi diri dengan skill atau teknik yang dibutuhkan pekerjaan anda?

Beberapa skill seperti tersebut diatas sangat bermanfaat karena dapat menolong seseorang untuk

bertumbuh dan memiliki antara lain:

1.Berpikiran besar & positif dan memiliki kemampuan untuk merumuskan dan menyampaikan

hasil olah pikirannya secara sistematis dan teratur

2.Memiliki daya konseptualisasi yang baik terhadap sebuah sasaran

3.Memiliki kemampuan pengumpulan dan penguasaan data yang baik

4.Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam membahasakan atau menyampaikan

pesan dari suatu konsep, proses, pekerjaan atau sasaran yang akan dieksekusi

Page 54: Brush up yourself

5.Mempunyai emosi yang terlatih, tenang dan seimbang sehingga tumbuh sebuah temperamen

yang tenang dan jernih dalam menghadapi semua situasi, bahkan yang tersulit sekalipun.

Para pakar berkesimpulan bahwa semakin banyak dan semakin baik skill yang kita miliki dan

kuasai, kita akan semakin powerful. Dalam dunia industri satu mesin dapat mengantikan 100

orang berskill biasa-biasa saja, tetapi peran satu orang yang sangat skillful tidak bisa tergantikan

oleh satu mesin tercanggih sekalipun.

Oleh karena itu, pusatkan diri pada peningkatan skill (kemampuan) Anda yang unik seperti

dalam kepemimpinan, teamwork, process, pengetahuan naluriah, dan lain-lain yang mustahil

tergantikan atau tersaingi.

Stephen Convey & Zig Ziglar pernah mengatakan bahwa jika kita menggunakan cara yang sama

dalam melakukan sesuatu atau melakukan hal yang sama berulang-ulang, janganlah kita

mengharapkan hasil yang berbeda.

Jika kita menggunakan cara yang sama dalam melakukan sesuatu atau melakukan hal yang sama

berulang-ulang, tetapi kita mengharapkan hasil yang berbeda, berarti kita sudah terserang virus

”Insanity.”

Jadi jelaslah bahwa skill adalah modal kerja yang sangat penting, sebab dalam praktek hidup,

bukan jenis pekerjaan yang membuat nasib kita berubah (karier kita naik, turun atau tetap)

melainkan kualitas dalam menangani pekerjaan itu (how well we are doing). Seseorang dapat

menjadi sukses, bahagia, sejahtera dan mulia dalam hidupnya bukan karena pekerjaan atau

jabatannya tetapi oleh bagaimana ia mengerjakan pekerjaannya.

D. Belajar Membangun Hubungan

“To handle yourself, use your head; to handle others, use your hearth.” – Donald Laird

Maukah anda hidup menyendiri dan menyepi di suatu tempat terpencil? Atau apakah anda

berketetapan untuk hidup bagi diri sendiri?

Manusia baru bisa memahami dirinya jika ia bisa membangun hubungan, interaksi dan

komunikasi. Berhubungan, berkomunikasi dan berinteraksi dengan diri dan orang lain menuntut

sebuah kemampuan yang melibatkan Intelek, Emosi dan Hati.

Intelektual (IQ) berperan meningkatkan kemampuan berkomunikasi, nalar dan logika, Emosional

(EQ) memberdayakan seseorang dalam mengelola hubungan yang seimbang dan harmonis

dengan diri sendiri maupun dengan diri orang lain dan alam. Dan ketika kecerdasan intelektual

Page 55: Brush up yourself

(keahlian) meningkat, maka emosi akan menghasilkan kualitas diri yang baik untuk menerapkan

keahlian. Dan selanjutnya hati akan meleburkan keahlian (intelek) dan kualitas diri (emosi)

dalam sebuah sikap dan tingkah laku yang penuh keyakinan, harapan, simpati dan empati.

Setiap hubungan baru dapat memiliki makna mendalam jika ada kadar keintiman yang cukup

bagi diri, dan juga intim dengan orang lain. Menurut Robert Alberti dan Michael Emmons,

Keintiman adalah kualitas hubungan antara dua orang yang sangat peduli terhadap satu sama lain

yang diwarnai oleh 6 dimensi “PENERIMAAN seperti dalam akronim ACCEPT berikut:

A.Attraction : Ada daya tarik terhadap satu sama lain

C.Communication : Terbangun komunikasi yang terbuka dan jujur

C.Commitment : Ada komitmen bagi adanya kelangsungan kemitraan

E.Enjoyment : Ada kenikmatan dari kehidupan mereka bersama; kenikmatan yang sejalan dalam

memiliki…….

P.Purpose : Tujuan yang jelas bagi hubungan yang dibangun dan saling ……

T.Trust : Percaya diantara mereka atas dasar saling menghormati dan menghargai satu sama lain

Kecukupan kandungan ACCEPT (Attraction, Communication, Commitment, Enjoyment,

Purpose and Trust) dalam sebuah hubungan dapat menghasilkan sebuah hubungan dengan

kualitas yang menyukakan jiwa dan menyenangkan hati baik manusia maupun Tuhan sendiri

seperti yang dilukiskan dalam ayat suci Sirak 25: 1:

Tiga hal yang disukai jiwaku; Manusia dan Tuhan pun berkenan adalah:

1.Kerukunan diantara Saudara

2.Keakraban diantara Sahabat

3.Keharmonisan dan keserasian diantara Suami-Istri (Keluarga)

Ada dua bangun hubungan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seseorang;

bangun hungun dalam diri dan hubungan dengan orang lain.

Belajar Membangun Hubungan Dalam Diri (Intrapersonal relationship)

Sesungguhnya tidak ada hubungan yang paling penting dan paling intim dalam hidup, selain

membangun hubungan dengan diri. Tujuannya untuk mengkomunikasikan semua harapan dan

tujuan yang akan dicapai. Tanpa berkomunikasi dengan diri, maka Hati/Jiwa/Roh kita tak akan

Page 56: Brush up yourself

mungkin menghasilkan pikiran cemerlang dan emosi yang tenang untuk menetapkan sebuah

saasran, merancang cara/strategi dan dan melakukan tepat seperti cara /strategi guna meraih

sasarannya.

Membangun hubungan dengan diri berarti berbuat sesuatu bagi diri, dan perbuatan pada diri itu

haruslah berlandaskan kasih dan peneguhan bukan merendahkan, menghakimi, menakuti,

membohongi atau mencederai. Sebab kemalangan terbesar manusia sesungguhnya adalah rasa

merendahkan diri. Tidak akan ada rasa hormat yang akan anda terima jikalau anda sendiri tidak

memilikinya bagi diri sendiri seperti tertulis:

There is no excuse for a person to run himself down. No one respects a person who has no

respect for himself -Sirach 10:29

Anda mungkin ingin mendedikasikan hidup untuk berbuat sesuatu bagi orang lain atau anda

ingin memberi, dan melayani. Namun pastikan anda sudah terlebih dahulu ‘berbuat, memberi,

melayani diri atau memperbesar kapasitas diri sendiri. Karena jika tidak, anda hanya akan

memiliki sedikit sesuatu, sedikit kemampuan, atau sedikit kapasitas untuk diberikan atau

diperbuat bagi orang lain. Contoh: Anda baru bisa memberi atau mengajari sesuatu (materi, ilmu,

pengetahuan, ketrampilan atau nilai) jika anda sudah terlebih dahulu memiliki atau

mempelajarinya bagi diri anda.

Membangun hubungan baik dengan diri akan meneguhkan Hati untuk menghasilkan semangat

memberi dan semangat belajar yang tinggi, karena itu sebuah hasil yang baik akan hadir seperti

tertulis dalam ayat suci:

“Do ourselves a favor and learn all we can; then remember or do what we learn and we will

prosper.” – proverb 19:8

Orang yang mampu membangun hubungan dengan dirinya akan berhasil merebut peluang. Oleh

Dr. John Max Well, orang yang berhasil merebut peluang maju memiliki kualitas sebagai

berikut:

1.Intuitive : Mampu melihat kedalam diri dan dapat menghasilkan ketajaman intuisi.

2.Communicative: Mampu memperluas jaringan kerja sama karena memiliki skill komunikasi

yang baik.

3.Passion : Memiliki self motivated yang baik untuk dapat memacu diri. Memiliki daya dorong

Page 57: Brush up yourself

keluar yang kuat dari dalam dirinya

4.Talented : Mampu menemukan, mengembangkan dan cakap menggunakan potensi/bakatnya

dengan optimal

5.Creative : Mampu mengolah hal-hal biasa menjadi luar biasa, mengubah sesuatu yang lama

menjadi baru. Atau mampu menemukan sesuatu yang baru.

6.Initiative : Memiliki kapasitas untuk melihat sesuatu yang perlu dilakukan bagi kemajuan.

Kaya Prakarsa

7.Sense of Responsibility : Memiliki kesadaran bertanggung jawab lebih besar untuk

memperbaiki diri.angun hubungan dengan dirinya akan berhasil merebut peluang.

Namun, darimana membangun dan mengelola sebuah hubungan berkualitas dalam diri yang

dapat menciptakan sebuah keharmonisan?

Mari kita memulai hubungan dengan diri dengan melaksanakan langkah-langkah berikut:

1. Mulailah dari diri sendiri dengan sikap dan tindakan:

aMenghormati dan Menerima diri: Bangunlah hubungan yang dapat menerima diri sepenuhnya

berlandaskan kasih dan peneguhan bukan merendahkan, menghakimi, menakuti, membohongi

atau mencederai. Hubungan demikian akan terbangun dalam hari-hari anda jikalau anda

mengwali hari Anda dengan kasih, mengisinya dengan kasih dan mengakhirinya dengan syukur.

Menerima diri berarti menempatkan diri pada posisi terhormat namun tetap rendah hati.

Menerima diri berarti menghargai diri sesuai nilai kebenaran hakiki yang terbangun dalam diri,

seperti tertulis dalam ayat suci:

Son, keep yourself respect, but remain modest. Value yourself at your true worth-Sirach 10:28

bCiptakan sebuah kenyamanan diri sehingga ia (diri) mampu menerima diri seutuhnya (apa

adanya). Tujuannya untuk memperbaiki, menyempurnakan dan mengubah ke arah lebih baik.

Demikian J Campell menyimpulkan “Paradoks kehidupan yang sering saya rasakan adalah

menerima keadaan diri apa adanya dan barulah saya mengubahnya.” Sedangkan Lowell

berkesimpulan “Prestasi besar tidak bisa dihasilkan oleh orang yang tidak bisa menerima diri

secara utuh.”

Sebab kemalangan terbesar manusia sesungguhnya adalah rasa merendahkan diri. Sebab tidak

akan ada rasa hormat yang akan anda terima jikalau anda sendiri tidak memilikinya bagi diri

sendiri seperti tertulis:

Page 58: Brush up yourself

There is no excuse for a person to run himself down. No one respects a person who has no

respect for himself -Sirach 10:29

cPastikan semua yang anda lakukan dapat senantiasa memenuhi hati Anda dengan suka-cita dan

membuat hati Anda selalu bersyukur dalam segala hal dan situasi. Ini adalah perintah Tuhan bagi

mereka yang ingin hadirat Tuhan ada dalam diri mereka.

Be joyful always, pray at all times. Be thankful in all circumstances. This is what God wants

from you in your life in union with Jesus Christ. - 2Thessalonians 5:16-18

Hati yang bersyukur tak hanya berkelimpahan dalam kasih, tetapi juga mampu melepaskan

pengampunan dan berbagi dalam suka maupun duka. Hati bersyukur mampu mengubah

penderitaan menjadi kebahagian dan bertekad menghadapi tantangan yang lebih besar. Kitalah

yang harus lebih dahulu menciptakan keharmonisan dengan berbuat pada diri yang dilandaskan

pada cinta dan kasih dan itu adalah perintah yang Tuhan seperti tercatat:

“Do ourselves a favor and learn all we can; then remember or do what we learn and we will

prosper.” – proverb 19:8.

Demikian juga Mahatma Gandhi berpesan “ketika putus asa, saya selalu ingat bahwa dalam

sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa tirani dan

pembunuh yang sepintas seperti pemenang, akhirnya kalah. Pikirkan SELALU ucapan saya ini.”

2. Jadilah pemimpin diri dengan sikap dan tindakan:

Peran dan Tugas. Sebagai pemimpin diri, kita berperan menyadarkan diri untuk mengikuti

kehendak diri yang baik. Juga bertugas untuk menciptakan perubahan penting dan konstruktif.

Pemimpin diri tidak membiarkan diri dikontrol tapi mampu mengendalikan diri saat ada

pencobaan. Orang yang tak bisa mengendalikan diri dengan baik umumnya tak memampu untuk

bisa menggunakan akal sehat, ilmu pengetahuan, pengalaman dan kesadaran yang dimiliki guna

bangkit lagi dengan cara yang lebih baik. Seorang pemimpin diri biasanya memiliki kualitas

berikut:

aSabar. Orang yang tergesa-gesa sering menyebabkan kekacauan dalam tugas. Hasil yang

didapat tidak optimal baik dalam kuantitas maupun kualitas. Kesabaran adalah perintah Tuhan

yang harus kita patuhi karena memampukan seseorang untuk hidup teratur dan tekun dalam

tugas serta mampu mengendalikan situasi seperti di firmankan:

Page 59: Brush up yourself

“It is better to be patient than powerful; it is better to win control over yourself than over the

whole country.” – Proverb 16:32. jug abaca Ibrani 10:36

Terinspirasi oleh Proverb 16:32 jug Ibrani 10:36, Benjamin Franklyn, mantan Presiden USA

mengatakan: “untuk menjadi orang jenius dibidang kita, kita dituntut satu bakat yang ia sebut

bakat SABAR. Sehebat apapun kemampuan/bakat alamiah anda, tak akan memberi keuntungan

jika anda tidak SABAR memperjuangkan, mengasah dan memberdayakannya.”

Sabar akan membuat hati, pikiran, emosi dan tindakan akan menjadi selaras. Selaras untuk

merencanakan dan sabar untuk melakukannya maka kita akan mendapatkan hasil lebih optimal

seperti tertulis:

Plan carefully and you will have plenty; if you act too quickly, you will never have enough-

Proverb 21:5

Sedangkan Einstein berbagi pengalaman bahwa: “Tidak ada karya hebat yang lahir dari

seseorang yang sedang dilanda kegundahan.”

Kegundahan Hati hanya akan meningkatkan kebimbangan dan kebimbangan hanya akan

mengkerdilkan daya pikir, dan mengikis rasa percaya diri sehingga anda tak akan mampu untuk

mengambil keputusan guna melakukan sesuatu yang lebih besar. Kegundahan membuat anda tak

akan memperoleh apa-apa dari apa yang anda impikan, harapkan dan rencanakan seperti tertulis:

………whoever doubts is like a wave in the Sea that is driven and blown about by the wind. A

person like that unable to make up his mind and undecided in all he does; he must not think that

he will receive anything from the Lord. James 1:6b,7-8

bSadar Diri. Dengan mengenal diri, kita mampu mengenal diri orang lain, mempengaruhi,

berbagi pengalaman dan menginspirasi mereka. Orang yang sadar diri adalah orang yang

memiliki harapan dan tujuan hidup. Ia menetapkan target-target yang harus dicapai (mau jadi apa

atau mau memiliki apa) pada waktu yang ditetapkan. Orang sadar diri akan melengkapi diri

dengan pengetahuan, cara dan strategi untuk mencapai tujuanya. Ia akan selalu belajar untuk

menghadapi tantangan lebih besar dan ia mampu dengan cepat mengeluarkan diri dalam putus

asa, trauma dan kepahitan tak akan meracuni batinnya saat gagal.

Sebaliknya orang yang lupa diri tidak memiliki kemampuan untuk mengenali dan

mengembangkan kemampuan diri. Ia tidak peka terhadap suara hati serta menghakimi diri tidak

berarti seperti rujukan suci berikut:

Page 60: Brush up yourself

“I do not understand what I do; for I do not do what I would like to do but instead I do what I

hate” – Rome 7:15.

Senada sabda diatas, Ronggowarsito mengingatkan bahwa “seuntung-untung orang yang lupa

diri tak mungkin lebih untung daripada orang yang sadar diri”. Sedangkan dari Doktrin Samurai

kita belajar bahwa “jika hubungan kita dengan diri sendiri kacau, teknik/senjata yang benarpun

tidak akan bekerja dengan benar.”

Sabda dalam kitab Roma 7:15, doktrin Samurai dan pendapat Ronggowarsito mengispirasi kita

bahwa manusia gagal dalam hidup bukan karena kurang kapasitas/kemampuan. Tetapi karena ia

kalah mengontrol diri sehingga cendrung melakukan apa yang menjerumuskan yang seharusnya

ia benci. Orang sadar diri melihat masalah dan menghindarinya sedangkan orang lupa diri hanya

akan menjerumuskan diri seperti rujukan suci:

“Sensible people will see trouble coming and avoid it, but unthinking person will walk right into

it and regret it later”- Proverb 22:3

cMemiliki harapan. Orang yang memiliki harapan mengutamakan perbuatan baik (pekerajaan

Tuhan) dan tidak cemas terhadap hari esok. Ia fokus pada hari ini sebagai landasan keberhasilan

hari esok, namun tak lupa belajar dari hari kemarin. Orang berpengharapan melandaskan semua

hidupnya (kata & perbuatan) pada kebenaran, karenanya ia akan menerima dari Tuhan seperti

difirmankan berikut:

“Be concerned above everything else with the kingdom of God and with what he requires of you

and he will provide you with all these other things. So do not worry about tomorrow, it will have

enough worries of its own. There is no need to add to the troubles each day brings”.– Mathew

6:33-34

d.Meraih kemenangan diri terlebih dahulu. Orang sukses biasanya menerima orang lain dan

lingkungan sebagai factor pendukung bagi keberhasilannya. Namun dukungan itu mustahil

datang kepada orang yang belum memenangkan diri (tidak siap). Herry S Truman, mantan

Preseiden USA mengatakan “semua orang berprestasi di Dunia ini memilikki kesamaan yaitu

mereka meraiah kemenangan diri terlebih dahulu baru kemudian meraih prestasi.” Artinya, tak

mungkin memaksa keadaan atau orang lain agar mendukung usaha, keberhasilan dan kebahagian

kita. Kitalah yang harus bekerja keras terlebih dahulu seperti tertuang dalam firman berikut :

Page 61: Brush up yourself

“Work hard, don’t be lazy. Serve the Lord with a heart full of devotion. Let your hopes keep you

joyful. Be patient in all your troubles and pray all the times” – Rome: 12:11

Belajar Berhubungan dengan Orang Lain (Inter-personal relationship)

“You can make more friends in two months by becoming interested in other people than you can

have two years by trying to get other people interested in you.” Advised David Carnegie.

Sebuah hubungan dapat terbangun diantara dua orang atau lebih karena ada sebuah kepercayaan

yang tercipta diantara mereka. Sebuah hubungan mustahil terbangun tanpa kepercayaan.

Demikianpula sebuah hubungan tak akan memiliki kualitas jika tak ada kadar kepercayaan yang

cukup didalamnya.

Hubungan dan Kepercayaan ibarat dua sisi mata uang yang berbeda, tapi tak dapat dipisahkan.

Setiap sisi memiliki nilai yang saling melengkapi dan dapat diterima oleh umum, tentu karena

telah melekat kepercayaan yang sama terhadap kedua sisi itu.

Orang dapat membangun hubungan didorong oleh keinginan untuk bersoasialisasi, karena

melalui soasialisasi, mereka saling mengisi dan melengkapi. Jadi mustahil seseorang ingin hidup

menyendiri dan menyepi di suatu tempat terpencil dan juga seseorang tak mungkin hidup bagi

diri sendiri.

Oleh karena itu, apapun yang anda sedang dan akan kerjakan, dan apabila itu berkenaan dengan

orang lain, maka anda sedang melakukan pekerjaan membangun hubungan.

Hubungan membuat segala sesuatu dapat berproses, berjalan atau terjadi. Misalnya, jika anda

menjual barang, orang berpendapat anda sedang melakukan bisnis penjualan. Mereka bisa saja

benar, tetapi anda sebenarnya sedang melakukan bisnis membangun hubungan. Barang anda

hanya bisa terjual melalui hubungan yang anda bangun dengan orang lain, bukan? Hal inipun

terjadi dalam semua lini kehidupan. Para staff sebuah kantor dapat melaksanakan pekerjaan

mereka tentu tak lepas dari sebuah landasan hubungan yang sudah terbangun dalam

management. Artinya, keberlangsungan dan juga keberhasilan sebuah usaha tak akan terlepas

dari sebuah bangun hubungan dengan keharmonisan yang tercipta didalamnya .

Setiap hubungan memiliki kadar kualitas dan setiap hubungan yang berkualitas mendorong

lahirnya keharmonisan. Kualiatas sebuah hubungan tidak hanya ditentukan oleh cara

membangunnya. Tetapi juga lebih ditentukan oleh kandungan kadar kepercayaan dan juga oleh

Page 62: Brush up yourself

cara mengelolanya.

Manfaat Membangun Hubungan

Setiap hubungan mempunyai tujuan dan manfaat tertentu bagi pribadi-pribadi yang

membangunnya. Orang umumnya membangun hubungan dengan orang lain karena

tujuan/manfaat berikut:

1.Melakukan Perbuatan Baik.

Dalam hidup kita temui ada orang yang berhasil dan ada yang gagal. Orang sukses akan mudah

membangun hubungan sedangkan orang yang tak beruntung biasanya dimarginalkan. Namun itu

tak berlaku bagi orang yang telah bebas dari belenggu harta dan tahta. Mereka menerima orang

tak beruntung sebagai anugerah untuk dapat mewujudkan kasih dengan berbagi dalam motifasi,

pengajaran, bimbingan dan bahkan materi.

Sebagian dari kita sering hanya mau berbuat baik kepada orang yang bisa menguntungkan atau

yang bisa membalas kita kelak. Kita sesungguhnya tak berbeda dari para pecundang, sebab

merekapun bisa melakukan hal yang sama. Setiap Perbuatan baik yang bertendensi untuk

mendapatkan balasan adalah perbuatan yang dapat menutup saluran Anugrah dari Tuhan, -

bandingankan Mateus 5:46.

Berbuat baik sesungguhnya adalah kehendak untuk melayani atas dasar kemurahan hati,

persaudaraan dan kasih. Berbuat baik dapat dilakukan kepada siapa saja, teruama yang

ditemukan sebagai orang miskin.

Siapakah orang miskin?

Menurut anda, apakah orang miskin itu hanya orang-orang yang tak beruntung dan yang

diabaikan, disingkirkan, atau yang tak dihargai hak-haknya sebagai manusia?

Menurut Saint Vincent de Paulo, orang miskin adalah pribadi yang layak dilayani, dihargai dan

dihormati dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut Ibu Terasa, orang miskin adalah mereka

yang tidak hanya kekurangan dalam materi tetapi juga termasuk orang-orang kaya yang tak bisa

menyukuri dan menikmati apa yang dia miliki. Orang kaya yang hidup monoton dan kaku karena

mengejar harta. Juga termasuk anggota keluarga kita yang tidak merasakan kehadiran kita, walau

sesungguhnya kita berada disamping mereka. Mereka tidak mendapatkan cukup perhatian,

motivasi, inspirasi dan kasih dari kita karena segala kesibukan yang kita jalani.

Oleh karena itu, kita harus membangun hubungan agar mudah menjangkau menolong orang

Page 63: Brush up yourself

miskin, baik itu mereka yang miskin materi maupun miskin rohani.

Berbuat baik kepada orang miskin adalah kewajiban setiap orang dan untuk itu, ’banyak lembaga

dan organisasi didirikan dan juga banyak pembicaraan’ diselenggarakan demi mengentaskan

kemiskinan. Namun Ibu Terasa sangat prihatin karena ia melihat tak ada satu lembaga atau

pembicarapun yang mengajak orang miskin untuk turut membicarakan kemiskinan mereka. Oleh

Ibu Teresa, tindakan dimaksud dapat merendahkan martabat kemanusian. Karena hanya

menjadikan orang miskin, terutama orang miskin materi sebagai Bak Sampah, tempat membuang

sisa barang (makanan dan pakaian) yang tak lagi bermanfaat dan ngetrend. Atau menjadikan

orang miskin sebagai Papan Iklan, tempat memamerkan segala kelebihan demi sebuah

keuntungan.

Perbuatan yang demikian tak berkenan bagi Tuhan, karena itu, jika ingin berbuat baik, hendaklah

perbuatan itu menjadi urusan pribadi Anda dengan orang yang ditolong. Maka Bapak di Surga

akan menerimanya sebagai perbuatan pribadi Anda denganNya akan membalaskannya untuk

Anda. Mateus 6: 2-4

Berbuat baik dan saling menolong bukanlah sekedar sebuah kewajiban dan tanggung jawab kita

terhadap sesama; tetapi juga merupakan sebuah bakti atau pelayanan kita terhadap Tuhan seperti

tercatat dalam ayat suci:

Do not forget to do good and to help one another because these are the sacrifices that please God

– Hebrew 13:16

Apa tujuan anda menolong sesama? Tujuanya adalah membuat orang lain merasa bernilai dan

menjalani hidup lebih baik. Pastikan semua yang anda lakukan bukan untuk memanjakan orang

yang kurang beruntung hidupnya atau untuk meringankan beban hidupnya sesaat, tapi harus

benar-benar memberi nilai atau bermanfaat bagi kehidupannya seperti tertulis dalam ayat suci:

When you do a good deed, make sure you know who is benefiting from it; then what you do will

not be wasted – Sirach 12:1

Artinya, setiap perbuatan anda sedapat mungkin harus merupakan pemicu bagi keberhasilan

orang lain. Misalnya, sesamamu miskin karena kurang berpendidikan, maka putuslah rantai

kemiskinan itu dengan memberi beasiswa bagi pendidikan anak-anaknya. Sebab dengan

pendidikan yang baik, seseorang akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan pekerjaan

Page 64: Brush up yourself

yang lebih layak dapat memberi penghidupan yang lebih baik.

Berbuat baiklah kepada orang-orang kecil dan lemah; terutama kepada mereka yang hak-haknya

dirampas secara tidak adil oleh dunia ini. Tindakan demikian bukanlah sebuah tindakan sia-sia

sebab Tuhan sungguh akan melipatkan gandakan upahmu seperti tertulis:

You can be sure that whoever gives even a drink of gold water to one of the least of these my

followers because he is my follower, will certainly receive a reward-Mathew 10:42

2.Menemukan suatu Kenyamanan dari Anda.

Modal untuk memperluas usaha adalah membangun hubungan baik dengan orang lain dan

menciptkan sebuah kerja sama didalamnya. Namun, orang baru mau berhubungan dan

bekerjasama jika mereka menemukan suatu kenyamanan dari Anda. Oleh karena itu, pastikan

bahwa apa yang anda miliki atau tawarkan tidak hanya unik, unggul dan menguntungkan, tapi

juga menarik, nyaman dan menyenangkan. Anda harus membuat orang lain penasaran atau

bahkan menyesal jika tidak bisa bekerja sama dengan anda atau tak mendapatkan apa yang anda

tawarkan.

Misalnya sebagai pedagang, anda harus membuat apa yang anda jual memiliki daya tarik,

inspiratif, menyenangkan dan memberi kenyamanan. Anda sedapat mungkin membuat customer

tidak sekedar membeli produk anda dan terlayani dengan baik. Tetapi juga customer dapat

merasa bahwa dengan berhubungan dengan anda, mereka dapat belajar bagaimana saling

memberi, melayni dan menghargai dalam sebuah hubungan yang harmonis. Semua ini adalah

awal keberhasilan dari keseluruhan proses penjualan anda.

Jadi, jika apa yang anda kerjakan dalam hidup dapat membuat pelangan bahagia, nyaman dan

terinspirasi, maka yakinlah bahwa mereka tidak hanya akan berjalan melainkan berlari menemui

anda untuk bekerja sama.

3.Berbagi Keberuntungan.

Membangun hubungan dapat mendatangkan keuntungan bagi keberlangsungan setiap usaha, tapi

bukan keuntungan semata sebagai fokus usaha anda. Masih ada visi lebih mulia yakni jadikan

usaha anda bernilai bagi masyarakat dan dapat mengubah kehidupan disekitarnya menjadi lebih

baik. Jika anda dapat memenuhi visi ini, anda telah menemukan keberadaan usaha anda dan juga

Page 65: Brush up yourself

telah mencapai tujuan yang tepat.

Oleh karena itu tanamkan dalam hati bahwa keuntungan adalah sebuah pencapaian sebagai

akibat pilihan dan pengakuan masyarakat. Kuntungan bukan sebagai refleksi keserakahan

perusahaan, tetapi sebagai pengakuan bahwa apa yang anda tawarkan dihargai. Ini adalah

superior value yang harus diamalkan-demikian kata Konosuka Matsushita:

“Profit should be a reflection not of a corporate greed but a vote of confidence from society that

what is offered by the firm is valued”.

Dari gambaran ini, jelaslah bahwa berbagi keberuntungan perusahaan dengan Stakeholders

(Masyarakat, Customers, Pemegang Saham, Karyawan dan Management) bukan sebagai

tanggung jawab semata tetapi lebih sebagai motivasi untuk mendorong pencapaian/keberhasilan

lebih besar.

Ssesungguhnya orang yang menginginkan keberhasil yang lebih tinggi harus menolong orang

lain untuk mudah merebut keberhasilan mereka. Oleh karena itu, anda harus berbagi

keberhasilan dengan menolong setiap mitra anda seperti supplier, distributor dan juga customer

anda untuk meraih keberhasilan mereka.

4.Berbagi Tangung Jawab.

Kepercayaan adalah landasan bagi dua atau tiga orang untuk berbagi tanggung jawab. Setiap

orang biasanya akan bertindak untuk dan atas nama diri atau orang lain dalam melakukan

sesuatu. Dengan kepercayaan kita mudah beriteraksi guna memahami keinginan dan kebutuhan

orang lain. Dan juga agar kita mudah mengkomunikasikan value, visi dan misi guna membangun

sebuah kerja sama yang lebih besar. Peter Drucker, pakar Management mengatakan bahwa

kemampuan mendengarkan keinginan orang lain yang tak terucapkan merupakan pilar utama

komunikasi.

Berbagi tanggung jawab dapat dilakukan dengan siapa saja termasuk dengan para karyawan.

Menurut Steve Jobs, co-founder of Apple computer, karyawan pintar dan berkompetensi dapat

meringankan tanggung jawab management. Tetapi adalah lebih menguntungkan jika sebuah

perusahaan dapat mempekerjakan karyawan yang memiliki kepedulian yang sama seperti yang

dimiliki management tentang kemajuan perusahaan

Berbagi keuntungan dan tanggung jawab dalam sebuah hubungan dapat membangkitkan

semangat dan rasa turut memiliki baik dari orang-orang anda maupun masyarakat sekitar.

Page 66: Brush up yourself

5.Menilai Diri

Anda tidak akan mengetahui seberapa besar kemampuan diri hingga Anda menemukan

seseorang yang dapat berbuat lebih baik. Orang lain adalah cerminan bagi diri kita dan

sebaliknya kita adalah cerminan bagi orang lain. Bruce Lee mengatakan, bekerjasama dengan

orang lain akan memperbaiki penilaian diri terhadap keunggulan/kualitas yang kita miliki. Nilai

hidup anda hanya akan diukur dari nilai-nilai mereka yang disentuhnya. Orang yang tidak bisa

bekerja sama dapat bertumbuh menjadi pribadi yang sombong atau sebaliknya menjadi rendah

diri.

6.Mengembangkan Diri.

Bergaul dengan penjual parfum, kita dapat percikan aroma wangi. Berhubungan dengan pekerja

keras, kita akan turut berbagi dalam kesuksesan., tetapi bergaul dengan para pemalas kita hanya

akan menyengsarakan diri.

Disadari atau tidak, orang yang kita kenal memberi pengaruh baik atau buruk secara signifikant

terhadap pertumbuhan kita. Oleh karena itu kita harus siap menambah nilai diri dari pergaulan

itu, bukan sebaliknya terinfeksi sisi negatif dari sebuah pergaulan. Hal itu dinyatakan dalam ayat

suci berikut:

If you touch tar, it will stick to you and if you keep company with arrogant people, you will

come to be just like them-Sirach 13:1.

Demikian Dahlan Iksan berkata “saya dapat menjadi pengusaha karena tertular pimpinan saya.”

Dahlan Iskan bertumbuh menjadi orang sukses dalam usaha dan kepemimpinan karena ia telah

belajar dari pimpinannya yang memiliki kepemimpinan dan keteladanan yang luar biasa. Gordon

Dryden & DR. Jeannette Vos menyarankan untuk menambah keahlian teknis dan keahlian

profesional yang ingin kita kuasai, sebaiknya kita perlu belajar dari orang lain yang sudah bisa.

7.Menambah Pengetahuan Diri.

Orang gagal engan membangun hubungan atau bekerjasama dengan orang lain. Biasanya orang

gagal merasa membangun hubungan hanya akan merugikan dirinya. Sebaliknya orang sukses

selalu ingin membangun hubungan dan menempatkannya sebagai tujuan. Dengan membangun

hubungan, orang sukses akan selalu belajar baik dari diri, rekan, advisers, coacher, consultants,

Page 67: Brush up yourself

team members, suppliers, customers dan competitors. Orang sukses akan selalu belajar pada

pribadi, tempat atau situasi yang berperan sebagai sumber pencerahan yang dapat memberi

pemahaman, peneguhan (kekuatan) dan pengertian. Orang yang belajar dari sumber yang tepat

sesungguhnya akan menemukan dan memiliki kehidupan, mendapatkan tuntunan dan juga

damai, hal itu tertuang dalam ayat suci:

“Learn where understanding, strength and insight are to be found. Then you will know where to

find a long and full life, light to guide you and peace.”-Baruch 3:14

Seseorang yang menghargai sebuah hubungan akan selalu menempatkan mantan seniornya

sebagai sumber inspirasi seperti tersirat dari cerita belajar dari katak berikut.

BELAJAR DARI KATAK

Konon ada sebuah perusahaan yang dulunya tumbuh pesat, sedikit mengalami keguncangan hari-

hari ini. Kemunduran itu terjadi bukan karena management dan kepemimpinan yang kurang

credible. Tidak juga disebabkan oleh hal-hal Strategic Framenya terdegradasi menjadi Blinder

(pembuta), Prosesnya diterima sebagai Rutinitas, Relationshipnya menjelma menjadi Shackle

(kerangkeng), dan atau Valuenya telah diamini sebagai sebuah Dogma (baca ulasan Donald N

Sull dalam artikel “Why Good Companies Go Bad” di Harvard Business Review). Namun,

kemunduran itu mungkin lebih disebabkan oleh krisis global akhir-akhir ini.

Banyak cara sudah dilakukan management, termasuk berkonsultasi dengan para senior yang

sudah purna-bakti. Namun belum terlihat tanda – tanda perubahan menuju kemajuan.

Disuatu pagi, CEO perusahaan tersebut berkonsultasi sekali lagi dengan seniornya yang sangat ia

hormati. Dalam percakapan via telepon pagi itu, sang senior yang sudah purna-bakti

mengundang juniornya untuk makan siang di rumahnya. Namun, ada syarat – bahwa CEO muda

tersebut harus membawa dua ekor katak hidup yang cukup sehat. Mendengar syarat tersebut,

CEO muda tadi bergumam; akh! seperti mau ke dukun saja, kok harus ada syarat (bawa katak)

segala. Namun, ia tak berani menolak dan tidak juga ingin menanyakan manfaat dari katak-katak

itu.

Siang itu, ketika CEO muda tersebut tiba, sang senior sedang menunggunya di sebuah taman,

disamping kolam ikan dibelakang rumahnya. Silahkan duduk, sambut mantan CEO tersebut

penuh ramah. Sambil menikmati hidangan yang disajikan, mereka berdiskusi panjang-lebar

tentang krisis yang sedang menyerang.

Page 68: Brush up yourself

Selesai makan, sang senior meminta dua ekor katak yang ia pesan, lalu menunjuk ke arah dua

panci berisi air didepan mereka. Tugas mu adalah, lanjut sang senior:

1.masukkan katak pertama kedalam panci pertama. Apa yang terjadi? CEO muda kaget karena

katak tersebut langsung meloncat dan mendarat tepat pada kolam ikan. Anda tahu mengapa?

Tanya mantan CEO. Sambil memasukan tangan kedalam panci, CEO muda itu menjawab, oh,

ternyata pemicunya adalah air hangat dalam panci.

2.masukan katak yang lain kedalam panci kedua, perintah sang senior. Ternyata katak tersebut

langsung menyelam dan berdiam didasar. Karena ia tahu panci kedua berisi air segar plus sedikit

es. CEO muda itu berkomentar ‘Wah enak benar katak kedua, ia mendapatkan kesegaran yang

luar biasa.

3.Namun tugas mu belum selesai dengan katak yang satu ini, kata seniornya. Sekarang,

angkatlah panci berisi katak tersebut, letakkan ditas kompor itu lalu nyalakan dengan api yang

sangat kecil. Pada tahap ini, baik CEO senior maupun CEO yunior sama – sama mengamati apa

yang akan terjadi.

Api kompor yang kecil itu mulai mengubah air yang segar dalam panci menjadi hangat dan kian

lama kian panas.

Apa yang terjadi? Sayang sekali bahwa ketika air mulai mendidih, katak tersebut sudah tidak

punya kesempatan lagi untuk melompat keluar dari panci. Ia mati dan berubah menjadi katak

rebus (suikey).

Sambil, tersenyum sang senior berkata, baiklah anak muda, sekarang pulanglah dan tetapkan

pilihanmu. Apakah Anda ingin menjadi hidangan istimewa, maka jadilah katak suikey. Tetapi

jika Anda ingin berenang bebas bersama ikan dan makluk air yang lain, maka segeralah loncat

sekuat tenaga guna menemukan sumber air segar disekitarmu.

Saran saya, lanjut sang senior, belajarlah dari katak pertama (meloncat dari panci air hangat)

dengan melibatkan seluruh anggota organisasi yang anda pimpim. Libatkan mereka didalam

training, workshop, member circle, teaching dan coaching. Anggota organisasi adalah asset yang

paling penting karena teknologi, produk dan susunan organisasi dapat ditiru oleh para pesaing.

Namun dengan belajar bersama seorang karyawan yang cerdas, terlatih dan memiliki kepedulian

terhadap perusahaan membantu anda keluar tidak hanya dari krisis ini tetapi perusahaan anda

Page 69: Brush up yourself

akan menjelma menjadi sebuah organisasi yang menjadi panutan. Anda akan sangat disayangi

dan dihormati karena perusahaan dengan seluruh sumber dayanya akan bertumbuh menjadi

sebuah perusahaan seperti digambarkan berikut ini:

1.Menjelma sebagai wadah terjadinya kolaborasi, kemandirian, kepercayaan dan kenyaman kerja

bagi keberhasilan pelayanan customers/clients

2.Menciptakan customer superior value dengan selalu bersama, mendengarkan dan ber partner

dengan Customers

3.Membangun empowered and talented team untuk menjadi kompetent dan cerdas, tapi yang

lebih penting adalah menyadarkan setiap orang memberi kepedulian sama seperti yang diberikan

management dan/atau Shareholders terhadap kemajuan

4.Menjadi sebuah winning organization yang menerima keuntungan sebagai sebuah pengakuan

masyarakat bahwa apa yang kita tawarkan mendapat penghargaan

5.Berbagi keberuntungan perusahaan dengan Stakeholders sebagai motivasi terhadap suatu

pencapaian yang lebih besar

Penutup

VALUE

Kehidupan manusia sungguh sangat indah karena diwarnai oleh nilai-nilai yang menyenangkan

seperti kebaikan, kejujuran, toleransi, ketulusan, empati dan kasih. Nilai-nilai ini akan

membentuk seseorang menjadi pribadi yang ber-NILAI yang kebetulan sesuai dengan acronym

VALUE berikut:

A.Valueable to Life and Nation

B.Authority from God

C.Learn and Grow

D.Unity

E.Excellence

Guna membentuk diri jadi pribadi yang ber VALUE, seseorang harus benar-benar mengasah diri

untuk merebut sasaran:

1.Memiliki Ilmu Pengetahuan untuk merebut Prestasi

Page 70: Brush up yourself

2.Menjadi Pribadi yang Sempurna

3.Mewujudkan Kesempurnaan Diri dalam VALUE

Bagaimana mewujudkan ke-3 sasaran diatas? Setiap orang adalah pribadi yang dinamis dan

memiliki kemampuan untuk merebut kemajuan dan kemauan untuk menciptakan perubahan.

Namun kemajuan dan perubahan hanya dapat dihasilkan oleh orang yang memiliki

otoritas/kapasitas besar. Guna memperbesar otoritas atau kapasitas diri, seseorang harus

senantiasa mengasah dan mengasah dirinya.

Banyak tujuan dalam mengasah diri, namun biasanya seseorang mengasah diri untuk menjadi

yang terbaik guna merebut dua sasaran dalam hidupnya: Memiliki Apa dan Menjadi Apa.

Memiliki Apa? Milikilah Ilmu dan Pengetahuan

Ilmu dan Pengetahuan itu ibarat sebuah batu asah untuk mengasah ketajaman kemampuan guna

memperbesar kapasitas diri. Sudahkah anda menajamkan kemampuan diri? Ketajaman

kemampuan memperbesar kapasitas diri dan kapasitas diri yang besar dapat meningkatkan

kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat penting dalam hidup sebab umumnya orang tidak

mencapai kesuksesan bukan karena tidak memiliki kemampuan, kapasitas dan kesempatan untuk

memulai. Tetapi karena tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kompetensi dan kesempatan

yang dimilikinya. Tingkatkan kepercayaan diri sebab dapat memberdayakan anda melakukan

hal-hal besar dan luar biasa. Tentu saja sebuah Prestasi besar akan lahir darinya; yakni sebuah

prestasi yang tak dapat hilang dicuri dan tak dapat lapuk dimakan jaman.

Prestasi adalah harta yang dapat mengharmoniskan hidup (emosi) dan menyenangkan hati

(spiritual). Prestasi adalah aset yang memberikan kebanggaan tapi tak akan menjauhkan jiwa

seseorang dari Pencipta. Oleh karena itu, patuhi kehendak Tuhan untuk menetapkan Prestasi

sebagai sasaran hidup bukan Harta dan Tahta. (Lukas 11:33-34). Sebab sesungguhnya, barang

siapa yang berhamba pada harta, tidak akan pernah terpuaskan dan barang siapa hanya berangan-

angan untuk menjadi kaya, tak akan pernah menyukuri penghasilannya dan menolak apa kata

hatinnya seperti tertulis:

If you love money, you will never be satisfied; if you long to be rich, you will never get all you

Page 71: Brush up yourself

want. It is useless, Ecclesiastes 5:10

Oleh karena itu belajarlah agar anda dapat memahami bahwa yang harus anda miliki dalam

hidup adalah Ilmu Pengetahuan. Karena Ilmu Pengetahuan dapat memperbesar kapasitas diri

guna menjadikan anda sebagai pribadi yang kaya dalam banyak hal seperti tertulis: All you gain

is the knowledge that you are rich, Ecclesiastes 5: 11b. Dengan demikian anda akan memahami

bahwa hidup anda sesungguhnya berlimpahan dalam pemeliharaan Tuhan seperti yang dapat

dibaca dalam Mateus 6:25-32.

Manusia harus membentengi diri dengan ilmu dan pengertian karena umumnya jalan yang

ditawarkan harta tidak benar-benar bersih, baik dan benar (jujur). Banyak jalan yang licik, jahat

dan bahkan mengoda anda untuk merendahkan diri guna bersekutu dengan harta. Banyak orang

yang kehilangan kesempurnaannya karena telah terjerumus kedalam godaan-godaan yang

ditawarkan harta. Kecuali orang-orang suci yang telah ditetapkan Tuhan untuk menyatakan

kemuliaanNya seperti tertulis:

A person who gets rich without sinfully chasing after money is fortunate. Do you know anyone

like that? If so, we will congratulate him for performing a miracle that no one else has ever been

able to do. Sirach 31:8-9

Apakah harata tidak penting sehingga manusia harus mengunakan Ilmunya untuk meraih Prestasi

bukan harta?

Tidak!! Harta juga penting sekali bagi setiap orang, namun harta hanyalah salah satu akibat atau

hasil yang ditimbulkan oleh prestasi yang dicapai. Oleh karena itu usahakanlah ilmu untuk

berprestasi dalam belajar, bekerja, membangun hubungan dan dalam hal-hal baik lainnya, lalu

wujudkan prestasi mu itu dalam kasih dan kebenaran, maka segala sesuatu, termasuk harta akan

ditambahkan kepada mu seperti tertulis:

Instead be concerned above everything else with the kingdom of God and with what He requires

of you, and He will provide you with all these other things. Mathew 6:33

Dengan demikian, jelaslah bahwa prestasi lebih penting dari pada harta karena:

a.Prestasi dapat menjamin sebuah kesuksesan sempurna dari setiap upaya untuk merebut peluang

hidup. Kesuksesan Sempurna menjamin lahirnya sebuah kebahagian sempurna (true happiness).

Page 72: Brush up yourself

Berprestasilah untuk merebut kebahagian sebab hanya kebahagian sempurnalah yang bisa

mewujudkan sebuah hidup yang sehat, sejahtera dan bermakna (worthy life). Sebab ketika anda

berbahagia, tidak akan ada kekuatiran atau kecemasan apapun yang dapat mendekradasi kulitas

hidup anda seperti tertulis dalam ayat suci:

Happiness makes for a long life and makes it worth living. Enjoy yourself and be happy, don’t

worry all the time. Worry never did any body any good, and it has destroyed many people.

Sirach 30:22-23 and Ecclesiastes 11:9-10

Namun camkanlah bhawa kebahagian sempurna hanya bisa direbut oleh mereka yang memiliki

integritas, kepercayaan diri (self confidence), keteguhkan hati (self encouragement), ketabahan

dan kasih.

b.Prestasi dapat membentuk anda menjadi pemimpin; Pemimpin yang dapat melayani dengan

segenap hati, pemimpin yang dapat menginspirasi orang lain untuk bangkit guna merebut

peluang kenerhasilan mereka. Dan juga anda dapat menjadi pemimpin yang dapat

mengembalikan orang-orang yang sedang berjalan dalam kegegelapan (keterpurukan,

keterjerumusan dan bahkan kejahatan) kembali ke jalan terang (benar)-bandingkan Daniel 12:3.

Pertanyaan yang akan timbul adalah dari mana manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan juga

pengertian itu? Tuhan adalah sumber dari segala Ilmu Pengetahuan dan Pengertian dan barang

siapa menerimanya dan berusaha menjadi cerdas, sedang memperbesar kapasitas diri guna

mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Siapkanlah diri anda karena Tuhan akan

mengirimkan ilmu pengetahuan dan juga pengertian sama seperti Dia menurunkan hujan bagi

kehidupan dan pertumbuhan semua maklukNya seperti tertulis dalam ayat suci:

She sends knowledge and understanding like the rain, and increase the honor of those who

receive her-Sirach 1:19.

Lebih lanjut bahwa Ilmu Pengetahuan & Pengertian yang Tuhan berikan merupakan anugrah

yang memberdayakan seseorang untuk melakukan tidak hanya hal-hal biasa, tetapi juga hal-hal

ajaib (luar biasa) sehingga nama Tuhan dipermuliakan didalamnya, seperti tertulis dalam ayat

suci:

God gave knowledge to human beings so that we would praise him for the miracles he performs

– Sirach 38:6

Page 73: Brush up yourself

Memang benar bahwa orang yang memiliki Ilmu Pengetahuan, Pengertian dan juga Iman

diberkati untuk melakukan sesuatu yang luarbiasa, menakjubkan dan ajaib. Anda tidak percaya?

Tuhan sendiri telah menjaminkan hal itu seperti yang dicatat dalam ayat suci:

Those who believe in me will be capable of doing even greater things than the ones I myself did.

John 14:12

Jadilah Pribadi yang Sempurna

Manusia pada hakekatnya adalah makluk sempurna karena diciptakan seturut rupa dan citra

Yahwe, Tuhan yang Maha Sempurna.

Hidup manusia jaman ini diwarnai oleh persaingan, kesombongan, iri-hati, kecemasan dan

kekuatiran. Warna kehidupan demikian telah menjauhkan banyak orang dari kesempurnaan.

Tetapi Tuhan itu Maha Kasih dan lagi Maha Penyayang; Ia tidak pernah membiarkan hambaNya

berada diluar kesempurnaanNya. Manusia bisa kembali layak bagi kesempurnaan Tuhan asal ia

mau menjalankan standard hidup yang Tuhan tetapkan. Tuhan hanya menghendaki agar anda

mau Rendah Hati, Lemah-Lembut dan Sabar dalam sikap, kata dan tindakan yang saling

menghargai, menghormati dan menolong dalam Kasih seperti tertulis:

Live a life that measure up to the standard God set when He called you. Be always humble,

gentle, and patient. Show your love by being tolerant with one another- Ephesians 4:1b-2

Barangsiapa yang lulus dari standard hidup diatas akan menjadi sempurna dalam hidup sama

seperti Bapak di Surga adalah Sempurna seperti tertulis dalam ayat suci:

But you must be perfect-just as your Father in heaven is perfect-Mathew 5:48

Artinya jika kita bisa hidup sesuai standard Tuhan (Ephesians 4:1b-2), maka kita bisa mencapai

kesempurnaan (Mathew 5:48). Namun dalam hal apa kita harus hidup sempurna? Sebagai

manusia berdosa, kita bisa mewujudkan kesempurnaan yang Bapak anugrahkan melalui pikiran,

perkataan dan perbuatan seperti diuraikan dibawah ini karena “Tuhanlah yang menyelidiki

pikiran dan menguji hati. Tuhanlah yang akan membalaskan kepada setiap orang setimpal

dengan tingkah lakunya dan setimpal dengan perbuatannya,” seperti tertulis I the Lord search the

minds and test the hearts of men. I treat each one according to the way he lives, according to

what he does. Jeremiah 17:10:

Sempurna dalam Pikiran:

Page 74: Brush up yourself

Kesempurna dalam Pikiran akan mudah terwujud jikalau kita dapat mengasah pikiran dengan

hal-hal yang layak mendatangkan kebaikan dan juga dengan hal-hal yang layak melahirkan

pujian; yakni hal-hal yang benar, mulia, agung, murni, terhormat dan menyenangkan seperti

dinyatakan dalam ayat suci:

Fill your mind with those things that are good and that deserve praise: things that are true, noble,

right, pure, lovely and honorable. Philippians 4:8

Pikiran sempurna dapat membentuk anda menjadikan pribadi yang sempurna. Oleh karena itu,

peliharalah pikiran anda dalam kesempurnaan karena pikiran anda dapat membentuk kepribadian

anda seperti tertulis:

Be careful how you think; your life is shaped by your thoughts – Proverb 4:25

Sempurna dalam Kata.

Pikiran yang sempurna akan melahirkan kata-kata yang indah dan menyenangkan. Kata-kata

yang dapat mengobati setiap hati yang gundah-gulana dan jiwa yang tersesat. Setiap kata yang

sempurna memiliki power dan otoritas untuk membentuk segala sesuatu menjadi baik. Karena

setiap kata yang sempurna dan berotoritas tidak hanya mempengaruhi tetapi juga menginsiprasi

dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu guna keluar dari segala kemelut yang

dihadapinya. Lebih lanjut bahwa kata yang sempurna tidak hanya dapat mengubur segala kuatir

yang mengerogoti kebahagian, tetapi juga memberikan peneguhan dan mendatangkan suka-cita.

Hal kekuatan kata-kata yang sempurna dilukiskan dalam ayat suci:

Kind words are like honey-sweet to the taste and good for your health- Proverb 16:24

Worry can rob you of happiness, but kind words will cheer you up- Proverb 12:25

Peliharalah perkataan mu dalam kesempurnaan karena sama seperti perkataan (sabda) Tuhan

adalah sumber kehidupan dan kehidupan itu adalah terang bagi manusia (John 1:4), maka

kehidupan dan kehancuran, kedamaian dan kebencian serta kasih dan keserakahan berawal dari

kata-kata mu.

Sempurna dalam Tindakan

Kata yang sempurna akan berwujud dalam tindakan yang sempurna pula. Tindakan yang

sempurna adalah perbuatan yang dapat menghasilakan suatu buah yang baik yang bisa

meningkatkan standard diri. Selain itu setiap tindakan yang sempurna juga dapat menjadi model

Page 75: Brush up yourself

dan contoh bagi orang lain. Sebab dengan melihat semua tindakan anda yang sempurna, orang

lain akan terpengaruh dan terispirasi bahwa adalah keberuntungan jika dia juga bisa melakukan

segala sesuatu dengan sungguh dan benar seperti anda. Hal meniru tindakan yang sempurna

dilukiskan dalam ayat suci:

Keep on imitating me, my brothers. Pay attention to those who follow the right example that we

have set for you- Philippians 3:17

Peliharalah tindakan mu dalam kesempurnaan karena tindakan mu adalah wujud nyata dari

kemurahan hati dan kasih mu. (1Korintus 3:1-13, Jakobus 2:14-26 dan 1John 3:18).

Oleh sebab itu janganlah lelah untuk mengusahakan kesempurnaan dalam pikiran, kata dan

tindakan anda. Karena kesempurnaan dalam pikiran, kata dan tindakan berpotensi menjadikan

anda sebagai pribadi yang BERNILAI seperti yang kebetulan sesuai dengan akronim VALUE

berikut:

V.Valuable to Life and Nation

Memberi Manfaat yang Berarti.

Setiap orang berkeinginan berbuat baik dan juga berharap agar perbuatannya dapat memberi

manfaat. Namun, keinginan dan cita-cita mulia ini tak akan terwujud tanpa pencapaian kualitas

diri yang optimal (memberi manfaat) terlebih dahulu seperti tertulis: “Do ourselves a favor and

learn all we can; then remember or do what we learn and we will prosper.” – proverb 19:8

Orang yang dapat memberi manfaat bagi orang lain adalah orang yang telah belajar untuk

memberi manfaat bagi diri terlebih dahulu. Setelah itu, dia rela mendedikasikan kemanfaatan

dirinya dengan melibatkan diri dalam setiap segi kehidupan sesama, baik dalam susah, malang,

sukses dan bahagia. Dengan demikian, orang yang mampu memberi manfaat berarti diibaratkan

sebuah pelita yang dapat menjadi penerang bagi kehidupan disekitarnya. Setiap pemikiran, sikap

dan perbuatannya ibarat cahaya yang dapat mencerahkan, menginspirasi, menuntun dan

mengembalikan orang lain untuk berserah kepada pencipta (praise your Father in Heaven) seperti

tertera dalam ayat suci:

In the same way, your light must shine before the people so that they will see the good things

you do and praise your Father in Heaven.-Mathew 5:16

Orang yang mampu memberi manfaat yang berarti adalah ‘pemimpin’ yang setiap pikiran, kata

Page 76: Brush up yourself

dan tindakannya ibarat cahaya yang bersinar seperti cakrawala; yakni pemimpin yang akan

bercahaya tetap untuk selamanya seperti bintang-bintang karena dapat menuntun banyak orang

kepada kebenaran (Daniel 12:3). Dan sesungguhnya hanya pemimpin yang hidup dan

kehidupannya seperti cahaya sajalah yang dapat memberikan tuaian besar dalam segala jenis

kebaikan, kepatutan/keadilan dan keberan (Efesus 5:9)

Pribadi yang memberi manfaat yang berarti adalah pribadi yang proaktif dalam memperjuangkan

nilai-nilai positif. Nilai yang dapat memberi nilai tambah baik bagi diri, keluarga, orang lain dan

juga Tuhan. Orang yang bermanfaat adalah pribadi yang tidak mengukur dirinya dari

pertumbuhan yang dia raih, tetapi lebih oleh pencapaian yang ia wujudkan untuk memberikan

nilai bagi masyarakat dan membuat kehidupan orang lain menjadi lebih bermakna

A.Authority from God

Pribadi yang memberi manfaat yang berarti adalah pribadi yang penuh integrtitas; satu kata

dalam perbuatan. Pribadi berintegritas dapat melakukan segala sesuatu dengan kesungguhan hati

karena dia menyadari bahwa segala kapasitas yang ada padanya hanyalah sebuah titipan saja. Dia

sesungguhnya tak memiliki hak tanpa otoritas Tuhan dan tanpa kapasitas Tuhan, dia

sesungguhnya bukan apa-apa seperti tertulis:

There is nothing in us that allows us to claim that we are capable of doing this work. The

capacity we have comes from God. 2Corinthians 3:5

Pribadi yang memiliki otoritas dan kapasitas Ilahi tidak melakukan tugas dan kewajibannya

untuk mendapatkan keuntungan diri, perhatian dan pujian, tetapi untuk memberi makna bagi

kehidupan diri, orang lain dan lingkungannya. Dia lakukan semua itu semata-mata sebagai

ibadah seperti tertulis:

Whatever you do, work on it with all your heart as though you were working it for God and not

for man. Colossians 3: 23

L.Lear and Grow

Tuhan menganugerahi manusia dengan akal budi; sebuah anugrah yang dapat membedakannya

dari ciptaan yang lain. Akal budi mengandung semangat ingin tahu (Spirit of Curiosity), sebuah

semangat yang mendorong manusia terus berkembang dari makluk yang primitive menjadi

Page 77: Brush up yourself

manusia modern. Berkembang dari makluk yang lemah dalam fisik menjadi pribadi superior.

Superiority manusia terbentuk dari ketekunan untuk mengisi diri dengan ilmu/pengetahuan,

ketrampilan, sikap atau nilai seperti tertera dalam ayat suci:

Intelligent people are always eager and ready to learn – Proverb 18:15

Pribadi learn and grow berintegritas tinggi dan memiliki kesadaran bahwa dia sesungguhnya

bukan apa-apa. Namun standard dan kapasitas dirinya hanya bisa diperbesar lewat ketekunan

untuk mengasah diri dengan ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan juga nilai.

Orang learn and grow adalah pribadi yang mendedikasikan diri untuk belajar bagi pertumbuhan

yang dicita-citakannya seperti dilukiskan: learn all we can; then remember or do what we learn

and we will prosper.-proverb 19:8, Always remember what you have learned. Your education is

your life. Guard it well-Proverb 4:13

U.Unity

Orang yang mencitai belajar, mencintai pertumbuhan dan pertumbuhan optimal hanya tercipta

melalui penyatuan beberapa kekuatan yang berbeda. Oleh karena itu, orang unity memiliki

kapasitas dalam interrelationship building untuk menyinergikan dua atau lebih sumber daya guna

menampilkan kinerja lebih besar bagi suatu hasil maximum. Tentu saja ini jauh lebih baik

dibandingkan dengan besaran kemampuan dan hasil yang diberikan oleh satu sumber daya saja.

Kekuatan sinergi menunjukkan bahwa sekecil apapun pekerjaan yang dikerjakan akan menjadi

beban berat jika hanya dikerjakan seorang diri saja. Namun, akan menjadi efektif dengan hasil

optimal jika pekerjaan itu dikerjakan secara bersama-sama. Tentunya dengan terlebih dahulu

membagi-bagi jenis dan besarannya disesuaikan kemampuan, kecakapan dan tanggung jawab

masing-masing - baca Keluaran 18:13-26 dan Sirak 38:24-33. Lebih lanjut Sirak 38:34 memberi

penegasan bahwa: Besar, bentuk dan jenis pekerjaan anda tidak penting. Tetapi sekecil apapun

pekerjaan tersebut jikalau dikerjakan dengan kesungguhan hati dapat meningkatkan karir,

standard hidup dan kemulian anda untuk menyatukan dan memperbaharui dunia dan juga Tuhan

menerimanya sebagai upaya anda untuk mendekatkan diri padaNya.

But the work they do holds this world together. When they do their works, it is the same as

offering prayer-Sirach 38:34

Mendukung ayat suci Sirach 38:34, Rasul Paulus menlukiskan bahwa pelaku dan jenis pekerjaan

(yang menanam dan yang menyiram) tidaklah penting. Tetapi yang terpenting adalah sumber

Page 78: Brush up yourself

dari pekerjaan itu (Tuhan) dan hasil (pertumbuhan) yang diberikanNya.

I planted the seeds and Apollos watered the plant, but it was God who made the plant grow. The

one who plants and the one who waters really do not matter. It is God who matters because He

makes the plant grow. There is no difference between the man who plants and the man who

waters; God will reward each one according to the work he has done-1 Corinthians 3:6-8a

Perbedaan dalam pelaku dan peran merupakan sebuah anugrah yang memiliki fungsi saling

melengkapi. Karena perbedaan itu dapat merajut kepingan-kepingan yang sederhana, kecil dan

juga berbeda menjadi satu kesatuan yang lebih besar, utuh, kuat dan lebih indah- Sirak 38:24-34..

Perbedaan individu dan keahlian dapat disatukan dalam sebuah team, lalu membentuk mereka

menjadi sebuah kekuatan yang dapat bekerja sebagai sebuah kekuatan yang kompetitif dan

menguntungkan. Mereka akan selalu bekerja dalam sebuah kolaborasi unik dan termotivasi

selalu untuk melahirkan kinerja yang gemilang dalam institusi.

E.Excellence

Being Excellence; menjadi yang terbaik atau menjadi pribadi unggul adalah impian setiap orang

tapi tidak mudah. Namun tanpa menjadi yang terbaik tidak akan ada keberhasilan optimal.

Banyak tantangan yang akan mengganjal, tetapi orang unggul (excellence) menerimanya sebagai

pemicu bagi pencapaiannya. Ciri khas pribadi unggul (excellence): tidak mengukur

kesuksesannya dari semua (hasil) yang dia raih; melainkan mengukurnya dari perlawanan

terhadap tantangan yang dia hadapi; dan dari keberaniannya untuk tetap berjuang melawan

hambatan yang menghadang.

Manusia unggul adalah pribadi yang selalu menampilkan kinerja terbaik; pribadi yang

memahami situasi yang terjadi dan mampu mengendalikannya kearah yang lebih baik. Pribadi

unggul mengutamakan kesuksesan bersama dan termotifasi untuk mewujudkan pencapaian yang

lebih besar. Pribadi unggul adalah pribadi yang memiliki kesadaran bahwa semua kemampuan

yang melekat padanya adalah anugrah bukan usahanya seperti tertulis:

I have the strength to face all conditions by the power that Christ gives me-Philippians 4:13

Sebab sesungguhnya tanpa mengandalkan Tuhan, dia sesungguhnya bukan apa-apa.

There is nothing in us that allows us to claim that we are capable of doing this work. The

capacity we have comes from God. 2Corinthians 3:5

Being Excellence; menjadi yang terbaik dalam segala situasi tidak terjadi dalam satu-dua hari

Page 79: Brush up yourself

saja. Dengan power (Philippians 4:13) dan kapasitas (2Corinthians 3:5) yang Tuhan anugrahkan,

anda tidak mustahil menjadi pribadi yang unggul melalui tahadapan berikut:

1.mengasah Intelligence Quotient untuk bertumbuh menjadi ahli guna melakukan sesuatu sama

seperti yang orang lain bisa lakukan karena anda juga memiliki keahlian yang sama

2.mengharmonisasikan Emotional Quotient, karena emosi yang harmonis membuat anda

memiliki kulitas diri lebih baik untuk melakukan sesuatu yang sulit dilakukan orang lain

3.menumbuhkan Iman (Spiritual Quotient) yang teguh guna membuat anda lebih mampu

melakukan sesuatu yang mustahil dilakukan orang lain. Karena dengan Iman, anda akan mudah

berserah (membuka) diri guna menghadirkan Roh Tuhan dalam diri (Spiritual); Roh yang

memberi anda keyakinan, harapan dan optimisme bahwa hasil terbaik akan anda raih jika anda

mau berusaha dengan keahlian anda, dalam motivasi yang benar dan dengan sikap mental yang

positif, seimbang dan harmonis dalam kasih.

Dengan demikian, anda akan bertumbuh menjadi pribadi yang begitu kaya dalam hidup. Anda

sungguh kaya dalam pikiran, tutur kata, ilmu pengetahuan, pengertian, harkat dan martabat.

Anda akan sungguh berkelimpahan dalam hasrat untuk melayani dalam Iman, Harapan dan

Kasih. Bandingkan 2Korintus 8:7.

Page 80: Brush up yourself

DAFTAR PUSTAKA

1.Philippine Bible Society 1982 – Good News Bible

2.Robert Alberti & Michael Emmons 2002 – Your Perfect Right Elex Media Komputindo

3.Thomas J Stevenin, PhD 2000 – Win Win Solution, Mengatasi Konflik di Lingkungan Kerja,

Metanoia

4.AN Ubaedy & Imam Ratrioso, PSi 2005 – Refleksi Kehidupan, Elex Media Komputindo

5.Joel Osteen 2007 – Starting Your Best Life Now, Immanuel

6.Alan Lakein 2007 – Management Waktu, Mata Katulistiwa

7.Richard Carlson 2001 – Don’t Sweat Small Staff At Work, Gramedia

8.Lilian Too 2001 – Inner Fengsui, Elex Media Komputindo

9.Robert Bruce Shaw 1997 – Trust in the Balance, Jossey Bass Inc

10.Fritz Ridenour 2002 – How to be Christian without Religious, Gloria Graffa

11.Jose Luis Gonzales 2009 – Mother Teresa, In My Own Words, Kanisius