buku saku blok 13.pdf
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
1/192
Blok 13 (Kedokteran Jiwa)
Di ambil dari : Anonymus dan Antiremed
BUKU
S KU
BEL
J R
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
2/192
Blok 13 (Kedokteran Jiwa)
KUMPUL N
S KE N RI O
T UT ORI L
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
3/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 1
Skenario 1 blok 13
Profil: Wanita 38 tahun, ibu rumah tanggaKeluhan:
· Sering sesak nafas dan dirasakan beberapa kali dalam seminggu sejak 3 bln yll· Tidak dipengaruhi aktivitas fisik· Tidak batuk
· Sulit tidur
· Leher terasa tegang
· Jantung berdebar debar· Lemas dan tak berdaya
· Pasien sering merasa takut mati karena keluhan tersebut
· Takut ketika ditinggal suaminya ke kantor, takut kalau keluhannya akan kambuh
· Merasa terganggu dengan keluhan tersebut· Sadar bahwa kekhawatirannya berlebihan,namun sulit untuk menghilangkan
Notes: Sesak nafas: keadaan dimana seseorang merasakan sulit bernafas karena merasa dada nya sesakatau lehernya tercekik. Sesak nmafas merupakan suatu sensasi kesulitan bernapas atauketidaknyamanan bernapas. Sesak napas adalah persepsi subjektif dari seorang pasien, dan
biasanya berbeda pada setiap orang.
Setelah membaca profil pasien dan keluhan yang dilaporkan pasti akan timbul berbagai macam pertanyaan, seperti:
1. Kenapa pasien ini mengeluh sesak nafas sering padahal tidak ada aktivitas fisik yang
berpengaruh?2. Adakah hubungan leher terasa tegang, jantung berdebar, lemas, sulit tidur dengan keluhan
pasien (sesak nafas) ini?
3. Pasien tidak bisa mengendalikan kekhawatirannya, adakah kelainan akan hal ini?
4. Bagaimana tindakan dokter yang seharusnya dilakukan? Cara mendiagnosis?5. Apakah pasien mengalami gangguan mental atau psikologik? Bagaimana menentukan DD dan
Diagnosisnya
6. Dan sebagainya
Semua pertanyaan diatas insyaAllah akan terjawab ketika memed membaca tulisan tulisandibawah ini, kalo belum terjawab silakan baca lagi yaa hahahaha atau bisa cari di google.
Ansietas
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gajalasomatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomik (SSA).
Ansietas merupakan gejala yang umum namun non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi
emosi. Ansietas yang patologik biasanya merupakan kondisi yang melampaui batas normal
terhadap satu ancaman yang sungguh sungguh dan maladatif.
http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13.html
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
4/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 2
Tanda dan gejala cemas
Tanda Fisik Gejala Psikologik
Gemetar, renjatan, rasa goyah
Nyeri punggung dan kepala
Tegang otot
Nafas pendek, hiperventilasiMudah lelah
Sering kagetHiperaktivitas autonomik
Wajah merah dan pucat
Takikardi, palpitasi berpeluh
Tangan rasa dingin
Diare
Mulut keringSering kencing
ParastesiaSulit menelan
Rasa takut
Sulit konsentrasi
Hypervigilance/siaga berlebih
InsomniaLibido menurun
Rasa mengganjal ditenggorokkanRasa mual diperut
Gangguan panik
Ditandai oleh serangan panik yang datang dengan sendirinya dan tidak diharapkan, terdiri darikumpulan gejala yang meliputi: sesak nafas, pusing tujuh keliling, jantung berdebar dan rasa
ketakutan yang hebat bahwa dirinya akan mati atau gila.
Gangguan cemas menyeluruh/ Generalized Anxiety Disorder (GAD)Pasien biasanya mempunyai rasa risau dan cemas yang berlanjut dengan keteganan motorik,
kegiatan autonomik yang berlebihan, dan selalu dalam keadaan siaga.
FobiaPasien dengan fobia biasanya bereaksi yang ditandai kecemasan dengan keadaan atau benda
tertentu.
Gangguan obsesif-kompulsif
Pasien mempunyai obsesi (gagasan, buah pikiran atau impuls yang berulang dan menetap dan
dirasakan mengganggu) atau kompulsif (suatu perilaku, perbuatan atau ritual berulang) yangdilakukan untuk menetralisir rasa cemasnya. Keduanya, obsesif ataupun kompulsif dapat
mengganggu fungsi paseien
Pedoman wawancara dan psikoterapiPasien cemas sering merasa risau dan tidak dapat mengendalikan dirinya. Anjurkan pasien untuk
tetap tenang dan bersikap mendukung dan mendorong pasien untuk mengungkapkan gagasan
dan keprihatinannya. Contohnya, katakan pada pasien dengan gangguan kecemasan ini bahwamereka akan aman, tidak mengalami kelainan jantung atau menjadi gila.
Setelah mendapatkan riwayat pasien, lanjutkan dengan mencari faktor pencetus, obsesi,
perjalanan penyakit dan saat timbulnya penyakit.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
5/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 3
Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadapstress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan
menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut
dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan
yang berarti.
Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan
pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnyakecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut
terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan
metabolisme tubuh.
Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of
Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan
kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu
beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takutakan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya.Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganankecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk
menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka.
Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM) IV: yang sering dibahas diantaranya adalah:
1.
Gangguan panik tanpa agoraphobia2. Gangguan panik dengan agoraphobia
3. Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic
4. Phobia spesifik
5. Phobia social
6. Gangguan obsesif-kompulsif
7. Gangguan stres pasca traumatic
8. Gangguan stres akut
9. Gangguan kecemasan umum
10. Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi
GEJALA UMUM GANGGUAN KECEMASAN
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-
masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara
simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
6/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 4
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah
yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam
beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakanrasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang
sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk
kondisi sebelumnya.
3. Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi
dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilanganudara.
4. Berkeringat secara berlebihan Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul
disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang
menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan
kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar padakaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN
Anxiety disorder memiliki beberapa pembagian yang lebih spesifik. diantaranya:
1. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa
tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah
dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau
situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
7/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 5
itu tidak ada dasarnya.
Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan
wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar.Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut
kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan
menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.
Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:
a. Fobia Spesifik
Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya:
ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan
terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.
b. Fobia Sosial Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum.
misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada
saat diluar rumah.
Penyebab:
Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres.Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan
simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi
masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kanak-kanak yang direpres. Teori Behavioral:hasil belajar kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.
2. Obsesif Kompulsif
Obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah
pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa
pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telahia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti
ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap
perilaku ini wajar.
Obsesi: pikiran yang berkali-kali datang yang mengganggu - tampak tidak rasional - tidak dapat
dikontrol → mengganggu hidup. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim, penangguhan
tidak dapat membuat keputusan.pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.
Kompulsi: impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali.
Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang
dilakukannya asing.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
8/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 6
Ada 5 bentuk obsesi:
Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara
baik (75% dari pasien).
Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada
kejadian yang akan datang (34% dari pasien). Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).
Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang
memalukan (26%)
Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).
Ada 2 macam Kompulsif
Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).
Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan
tersebut): mengontrol dorongan dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Penyebab:
Psikoanalitik: fiksasi masa anal. Adler: anak terhalang mengembangkan k ompetensinya →rendah diri → secara tidak sadar mengembangkan ritual yang kompulsif untuk membuat daerahyang dapat dikontrol dan merasa mampu → membuat orang tersebut merasa menguasai cara
menguasai sesuatu.
Teori Belajar: Kondisioning operan. Tingkah laku yang dipelajari yang dikuatkan akibat-
akibatnya. Terapi sama dengan fobia dan GAD.
3. Post Traumatik-Stress Di sorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma) PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam. PTSD biasnya muncul beberapa tahun
setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut
dapat mengembangkan PTSD.
Simtom dan diagnosis: Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:
perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai,
melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat,tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal
yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang
lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, seringterjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.
Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan
fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtommemburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang
dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku. Riwayat
psikopatologi pada keluarga memegang peranan penting
Perlakuan: Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari
teman-temannya.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
9/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 7
4. GAD (General ized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneral isasikan)
Tanda-tanda: kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi
kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetakkeras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering,
tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa adagangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata
berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan
mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,
tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.
Penyebab: Psikoanalitik: konflik antara impuls id dan ego yang tidak disadari. Impuls itu seksual
atau agresif → ingin keluar, dihalangi → tidak disadari → cemas. Teori belajar: kondisioning
klasik dari rangsang luar. Kognitif behavioral: memfokus kontrol dan ketidakberdayaan.
Terapi: psikomatis sama dengan fobia.
5. Gangguan Panik
Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong\sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasatercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada
hukuman.
Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutankehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati. Terjadinya: sering, sekali seminggu
atau lebih sering. Beberapa menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai
mobil. Laki-laki 0,7 %, wanita 1%. 4 kali serangan panik dalam 4 minggu, Satu serangan diikutiketakutan terjadinya serangan lagi paling sedikit 1 bulan. Serangan panik dapat diikutiagorafobia, 80% penderita panik juga menderita gangguan kccemasan yang lain. Sering juga ada
depresi. Sering penyebabnya gangguan fisiologis, misalnya gangguan jantung.
Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah → menyebabkan panik.
PENDEEKATAN PERSPEKTIF TEORITIS
Pada kategori diagnostic utama psikopatologi secara garis besar di bagi menjadi dua bagian yaitu
neurosis dan psikosis. Neurosis merupakan penyakit mental yang belum begitu menghawatirkan
karena baru masuk dalam kategori gangguan-gangguan, baik dalam susunan syaraf maupunkelainan prilaku, sikap dan aspek mental lainnya. Dan gangguan kecemasan merupakan
psikopatologi yang neurosis.
Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau
kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan (Davison & Neale,2001, Kaplan, Sadock,
& Grebb 1994) mengemukakan takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai
tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas, berasal
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
10/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 8
dari lingkungan dan tidak menimbulkan konflik bagi individu sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu. Menurut
Davison & Neale,2001 gangguan cemas berbeda dengan kecemasan normal dalam hal intensitas
durasi serta dampaknya bagi individu
Berdasarkan sumbernya, Freud membedakan kecemasan menjadi dua yaitu kecemasan realitasdan kecemasan neurotic. Kecemasan realitas adalah yang berasal dari kecemasan yang nyata,
sedangkan kecemasan neurotic yang berasal dari motif dan konflik yang tidak disadari. Freud berpendapat kecemasan neurotic muncul dari konflik intrapsikis, misalnya yang dijelaskan pada
fobia ketika dorongan id (seks & agresi) bertentangan dengan tuntutan super ego atau dapat
dikatakan dorongan id berlawanan dengan tuntutan lingkungan eksternal, sehingga untukmenghindari sumber kecemasan internal tersebut ego mengalihkannya ( melakukan
displacement) kepada ancaman yang obyeknya bisa diperoleh dari lingkungan.
Sebagaimana yang dikutip oleh Kaplan, Sadock, & Grebb (1994) mengemukakan bahwa fungsiutama dari kecemasan adalah memberi tanda kepada ego bahwa dorongan terlarang yang berasal
dari ketidak sadaran akan muncul ke kesadaran. Dan fobia adalah hasil dari upaya untukmenghindar dari konflik yang direpres, dan kecemasan yang timbul dialihkan pada obyek atausituasi yang memiliki hubungan simbolik dengannya (yaitu stimulus yang ditakuti). Sedangkan
pada gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder), dalam sudut pandang
psikoanalisa bersumber dari konflik tidak sadar antara ego dan impuls dari id, yaitu ego yangmenahan untuk memenuhi dorongan karena karena khawair dengan hukuman yang diterima.
Konflik antara id dan ego ini berlangsung secara terus menerus, dan penderita tidak mampu
memindahkannya pada obyek tertentu seperti pada fobia, hal ini menjadikan kecemasan muncul
hamper setiap saat.
Dalam pandangan Psikodinamika modern sepakat pada pandangan Freud tentang gejala
kecemasan merupakan pertahanan terhadap konflik, tapi sumber kecemasan tidak terbatas padadorongan biologis saja melainkan mencakup tuntutan dan frustasi yang berasal dari lingkungansocial dan hubungan interpersonal. Misalnya seseorang yang tak berani berbicara didepan umum,
sumber masalahnya menurut teori ini adalah berasal dari perasaan rendah dirinya. Orang dengan
kepercayaan diri yang rendah akan merasa cemas pada situasi dimana dia bisa dilihat, dinilaiatau dikritik orang lain, dan dia akan cenderung menghindari situasi tersebut. Psikodinamika
berasumsi bahwa bahwa gejala kecemasan hanyalah indicator adanya masalah yang lebih
mendalam dan tidak disadari.
Kemudian pada behaviorisme lebih menekankan pada perilaku maladaptive tersebut, perilaku
maladaptive seperti gangguan fobia dapat dijelaskan dengan prinsip belajar, antara lain:
1.
UCS → CS → UCR 2.
Modelling --- Ketakutan yang dipelajari atau didapat dari instruksi
verbal/deskripsi dari orang lain.
3. Devisit dalam ketrampilan social
Dalam teori ini dikatakan bahwa salah satu yang merupakan penyebab kecemasan adalahkurangnya ketrampilan social.
Pada sudut pandang kognitif kecemasan berhubungan dengan kecenderungan untuk lebih
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
11/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 9
memperhatikan stimulus negatif, menginterpretasikan informasi yang ambigu sebagai ancamandan percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan akan terjadi lagi dimasa
mendatang (matthew dan Mc Leod dalam Davison & Neale, 2001).
TERAPI GANGGUAN KECEMASAN
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan
kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untukmenghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani
gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:
1. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-
konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisionalmenyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka.
Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukanrepresi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebihkreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern
lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada
hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah lakuyang lebih adaptif.
2. Pendekatan-Pendekatan Humani stik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang
sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang
sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapishumanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk
menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan
kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan merekamulai muncul ke permukaan.
3. Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan
kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun
benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek
antidepresi.
4. Pendekatan-Pendekatan Belajar
Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh
beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
12/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 10
efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:
a. Pemaparan Gradual
Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demisetapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah
sangat terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik.Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap
menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan,
sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yangmerupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk
menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama.
Cara Menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil kecemasan:
b. Rekonstruksi Pikiran
Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanyadigunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.
c. Flooding
Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan
dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk
menghadapinya sendiri.
d. Terapi Kognitif
Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitifmenunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu
dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam
penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yangdisfungsional. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada
seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka
akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantumereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk
melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif,
suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif
rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan.
e. Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif
seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji
dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan
kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
13/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 11
Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparandan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri
situasi tersebut.
MENCEGAH KEMUNCULAN GANGGUAN KECEMASAN
1. Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja"
memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen
untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosidadi dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan
visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan
membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.
2. Melakukan r elaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasanyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan caraduduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama
30 menit.
3. Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran
negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukanintervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan
pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka
pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkandalam menyelesaikan permasalahan.
4. Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan
dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.
Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa
percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri
dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum)
pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektifmenyembuhkan insomnia.
5. Pendekatan keluarga Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan
permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi
secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan
membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
14/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 12
untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.
6. Olahraga Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri
Anda.
Ciri penderita gangguan kecemasan antara lain:
Ciri Fisik :
Gelisah
Berkeringat
Jantung berdegup kencang
Ada sensasi tali yang, mengikat erat pada kepala
Gemetar
Sering buang air kecilCiri Perilaku:
Perilaku menghindar
Perilaku dependen
Ciri Kognitif
Merasa tidak bisa mengendalikan semua
Merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut
Serasa ingin mati
Dalam perspektif psikodinamika, memandang kecemasan sebagai suatu usaha ego untuk
mengendalikan munculnya impuls-impuls yang mengancam kesadaran. Dan perasaan-perasaan
kecemasan adalah tanda-tanda peringatan bahwa impuls-impuls yang mengancam mendekat kekesadaran. Ego menggerakkan mekanisme pertahanan diri untuk mengalihkan impuls-impuls
tersebut yang kemudian mengarah menjadi gangguan-gangguan kecemasan lainnya. Namun para
teoritikus belajar menjelaskan gangguan-ganguan kecemasan melalui pembelajaranobservasional dan conditioning. Model dua faktor dari Mowrer memasukkan clasical dan operant
conditioning dalam penjelasan tentang fobia. Meskipun demikian, fobia tampaknya dipengaruhi
juga oleh faktor kognitif, seperti harapan-harapan self-efficacy. Prinsip-prinsip penguatanmungkin dapat membantu menjelasakan pola-pola tingkah laku obsesif-kompulsif.
Kemungkinan ada predisposisi genetis untuk fobia tertentu yamng mempunyai nilai-nilai untuk
kelangsungan hidup (survival) bagi nenek moyang kita terdahulu.
Ada beberapa faktor kognitif yang menyebabkan gangguan-gangguan kecemasan, seperti prediksi berlebih terhadap ketakutan, keyakinan yang self-defeating dan irasional, sensivitas
berlebih mengenai sinyal-sinyal dan tanda-tanda ancaman, harapan-harapan self-efficacy yang
terlalu rendah dan salah mengartikan sinyal-sinyal tubuh.
Untuk meminimalisir terjadinya kecemasan pada diri seseorang terdapat beberapa terapi.
Psikoanalisis radisional membantu orang untuk mengatasi konflik-konflik tak sadar yangdiyakini mendasari gangguan-gangguan kecemasan. Pendekatan-pendekatan psiko- dinamika
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
15/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 13
yang modern lebih berfokus pada gangguan relasi yang ada dalam kehidupan klien saat ini danmendorong klien untuk mengembangkan pola tingkah laku yang lebih adaptif. Terapi humanistik
lebih berfokus pada membantu klien mengidentifikasi dan menerima dirinya yang sejati dan
bukan bereaksi pada kecemasan setiap kali perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhannya yangsejati mulai muncul ke permukaan. Sedangkan untuk terapi obat, berfokus pada penggunaan obat
benzodiazepin dan obat-obat antidepresen (yang mempunyai efek lebih daripada hanya sebagaiantidepresan).
Pendekatan-pendekatan dengan dasar belajar dalam menangani kecemasan melibatkan berbagai
macam teknik behavioral dan kognitif-behavioral, termasuk terapi pemaparan, restrukturisasi
kognitif, pemaparan dan pencegahan respon, serta pelatihan keterampilan relaksasi. Pendekatan- pendekatan kognitif seperti terapi tingkah laku rasional-emotif dan terapi kognitif, membantu
orang untuk mengidentifikasi dan membetulkan pola-pola pikir yang salah yang melandasi
reaksi-reaksi kecemasan. Untuk terapi kognitif-behavioral, menangani gangguan panik,
melibatkan self-monitoring, pemaparan, dan pengembangan respons-respons adaptif terhadapsinyal-sinyal pembangkit kecemasan.
KESIMPULAN
Kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Dan hal ini
merupakan suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan makadapat menjadi suatu yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah
suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya
“mengapung bebas” (Free floating) atau tidak terikat pada suatu yang spesifik.
Referensi:
Ilmu kedokteran jiwa darurat
Buku saku diagnosis gangguan jiwa http://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html
Skenario 1 blok 13 part 2
NEUROSIS • Neurosa atau neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian,
sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari
atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.. Kecemasan
yg timbul dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik (defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg
mengganggu. Karena ada konflik atau stresor inilah, maka mengganggu sistem/susunan saraf
otonom.
• Kalo kata PPDGJ III, Gangguan neurotik adalah gangguan mental yg tidak mempunyai dasarorganik (fungsional) yg dpt ditunjukkan, pasien cukup mempunyai tilikan (insight) serta
kemampuan daya nilai realitasnya tdk terganggu dan prilakunya biasanya masih di dalam batas-
batas normal sosial serta kepribadiannya tetap utuh.
http://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13-part-2.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13-part-2.htmlhttp://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
16/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 14
ETIOLOGI NEURO 1. Psikoanalisa
• Pengalaman di masa lalu yaitu konflik antara beberapa dorongan yang bertentangan (id dgn
super ego) dan timbulnya tingkah laku „kompromi‟ yg mendamaikan dan memuaskan dorongan
sebagian dan sedapat – dapatnya meniadakan atau mengendalikan ansietas.
2. Behavioristik
• Pengalaman di masa lalu sebagai sebagai wadah pembentukan pola tingkah laku melaqlui
proses belajar (learning process)
3. Fisik Konstitusional.
Manusia dilahirkan dengan kondisi fisik tertentu / fisik eksogen
REAKSI TERHADAP SUATU KECEMASAN 1. Secara sadar. Kecemasan di hilangkan dgn penyesuaian diri yg berorientas kepadatugas (coping-adaptation)
2. Secara tak sadar.
a. Mekanisme konversi:
• Akut : Sindroma Histerik, Stupor dll.
• Menahun. – Tanpa perubahan organik yaitu ggn psikosomatik. Contoh: goal getter type(maag), hunger of
love (asma), agresifitas tertahan(dermatitis)
– Dgn perubahan organik yaitu ggn psikofisiologik (organik-fungsional) : Ulcus peptikum, dll. b. Mekanisme lain. Neurosa fobik, obsesi, kompulsi, dll.
Neurosa Psikosa
1. Tilikan
(insight) + daya
nilai realita
Baik Terganggu/buruk
2.
Pengobatan Ansiolitik/anti depresan
psikoterapi, dll
Antipsikotik/ECT/
Psikoterapi, dll
3.
Hospitalisasi Jarang dirawat Sering
4. Prognosa Umumnya baik Umumnya buruk
5. Kapasitas
kerja
Umumnya baik (diluar stressor) Umumnya
terganggu/buruk
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
17/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 15
6. Sosialisasi Umumnya baik Umumnya terganggu
7. Perilaku Jarang membahayakan diri
sendiri/masyarakat
Sering
8. Kepribadian Dekompensasi ringan Berat
EMPAT URUTAN DASAR UNTUK MEMASTIKAN SUATU GANGGUAN JIWA. 1. O (Observasi): observasi secara deskriptif – fenomenologis dari gejala atau keluhan pasien
2. I (Interview): Interview (dengan berempati untuk membina rapport) termasuk observasi
yangsensitif dan mendengar aktif dilakukan secara interaktif
3. A (Assessment): simpulkan pelbagai data yang ada untuk evaluasi multi aksial
4. D (Diagnosis): dijabarkan secara Multi Aksial
PEMERIKSAAN PSIKIATRIK I. Wawancara Psikiatri
Tujuan :
1. Mengenal faktor-faktor ga. Genetik-biologik-fisik-medik
b. temperamen – psikologik – perkembangan – pendidikan
c. sosial- budaya yang mempengaruhi pasien dan penyakitnya
2. Menentukan evaluasi ( multiaksial ) yang tepat Agar bersama dengan pasien, dapat melakukan
terapi ( obat, manipulasi lingkungan atau psikoterapi ) yang komprehensif dan efektif
CaranyaTerapis harus menunjukkan : keprihatinan, respek, empati dan kompetensi. Agar terbina
RAPPORT & KEPERCAYAAN, Supaya pasien dapat berbicara jujur, terbuka dan intim /
pribadiTerapis harus trampil, menguasai tehnik wawancara dan bersifat fleksibel, agar pasien dapatmendeskripsikan gejala gejala , sehingga dapat dikumpulkan menjadi sindrom , dan dirumuskan
menjadi diagnosis (evaluasi multi aksial)
Syarat pewawancara§ Menjadi pendengar aktif dan bersifat fleksibel sewaktu mencari data-data tentang pasien
§ Mampu berempati dengan kondisi dan perasaan pasien
§ Tidak didorong oleh suatu keharusan untuk mendapat riwayat penyakit atau status mental secara
berurutan§ Dapat mendeteksi tema yang tidak disadari oleh pasien atau mendeteksi hal yang tersirat dari
pembicaraan pasien
II. Riwayat Psikiatrik
Ini sama persis sama materi skills lab 1 kita kemarin Med, dibuka lagi yaaa :)
III. Pemeriksaan Status Mental Adalah kesimpulan menyeluruh yang mendeskripsikan hasil observasi dan K esan dari pasien
selama wawancara Status mental pasien dapat berubah dengan waktu
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
18/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 16
Status mental : deskripsi penampilan, pembicaraan, perilaku, pikiran pasien selama wawancara .I. Deskripsi umum
A. Penampilan
B. Perilaku dan aktivitas psikomotor
C. Sikap terhadap pemeriksa
II. Mood dan afekA. Mood
B. AfekC. Keserasian afek
III. Ciri pembicaraan
IV. PersepsiV. Isi pikiran dan arah pikiran ( mental trends )
A. Proses / bentuk pikiran
B. Isi pikiran
VI. Kesadaran dan kognisiVII. Pengendalian impuls
VIII. Daya nilai dan tilikanIX. Taraf dapat dipercaya
MISC 2009
http://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspx
Skenario 2 blok 13
GANGGUAN TIDUR
I. PENDAHULUAN
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya,
miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering
ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akanmengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh
serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan,
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut
beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering
mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup.
Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakinmeningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari,
kecendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab
yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan
masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.
http://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspxhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.htmlhttp://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspx
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
19/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 17
II. TIDUR FISIOLOGIS
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental.
Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta
semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktudalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama
sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus.Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia
ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf
pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo
oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM )
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase
REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari,
kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada
orang dewasa.
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
1. Tidur stadium Satu.
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak matatertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari
gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah.
Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K
2. Tidur stadium dua
Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih
dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat
adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K.
3. Tidur stadium tiga
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak
gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang slee[ spindle.
4. Tidur stadium empat
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
20/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 18
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi olehgelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya
berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu
REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat
menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat,
tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapatmenceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus
otot menunjukkan relaksasi yang dalam.
Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidurREM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase
REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total
tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan
masuk keperiode awall tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa
muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:
- NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13%
- REM; 25 %.
III. PERANAN NEUROTRANSMITER
Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending Reticulary ActivitySystem). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS
menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh
aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik,
histaminergik.
• Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan
menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan terhambat
pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasiyang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang
mana terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.
• Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus cereleus
di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau
hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuronnoradrenergic akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan
keadaan jaga.
• Sistem Kholinergik
Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat
mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
21/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 19
gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi
pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat
pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan
penurunan REM.
• Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
• Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone seperti ACTH, GH,
TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitaryanterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran
neurotransmitter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan
bangun.
IV. INSIDENSI
Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung
meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan
Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur.
Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan
alkohol. Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguantidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%),
kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%),ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%),gangguan perubahan jadwal kerja (2- 5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%),
penyakit ulkus peptikus (
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
22/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 20
• Gangguan tidur irama sirkadian
Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fase tidur
belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam.
2. Parasomnia
• Gangguan aurosal
Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional
• Gangguan antara bangun-tidur
Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak berirama
• Berhubungan dengan fase REM
Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest
• Parasomnia lain-lainnya
Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia
parosismal
3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri
• Gangguan mental
Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol
• Berhubungan dengan kondisi kesehatan 5
Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi, status epilepsi, nyeri
kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la tourette sindroma.
• Berhubungan dengan kondisi kesehatan
Penyakit asma,penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks gastrointestinal,
penyakit paru kronik (PPOK)
4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi
1. DISSOMNIA
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur (failling assleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau
kombinasi daintaranya.
A. Gangguan tidur spesifik
• Narkolepsi
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
23/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 21
Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanyahanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar
kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya menunjukkan penurunan
fase REM 30-70%. Pada serangan tidur dimulai dengan fase REM.
Berbagai bentuk narkolepsi:
- Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik sebagian atau seluruh
otot tubuh seperti jaw drop, head drop
- Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat jatuh tidur sehingga pasien
dalam keadaan jaga, kemudian ke kerangka pikiran normal.
- Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidur sehingga pasiensadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya. Gangguan ini merupakan kelainan heriditer,
kelainannya terletak pada lokus kromoson 6 didapatkan pada orang-orang Caucasian white
dengan populasi lebih dari 90%, sedangkan pada bangsa Jepang 20-25%, dan bangsa Israel
1:500.000. Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan wanita. Kelainan ini didugaterletak antara batang otak bagian atas dan kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi seperti
terputusnya fase REM.
• Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodic limb movement
disorders)/mioklonus nortuknal
Ditandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik, berulang selama tidur. Palingsering terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu
jari kaki dan fleksi sebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5 detik,
berulang dalam waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terusmenerus dalam beberapa
menit atau jam. Bentuk tonik lebih sering dari pada mioklonus.
Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidurkronik yang terputus. Lesi pada pusat kontrol pacemaker batang otak. Insidensi 5% dari orang
normal antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50 tahun. Berat ringan gangguan ini
sangat tergantung dari jumlah gerakan yang terjadi selama tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan,25-50 gerakan/jam: sedang, danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit seperti
mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea,
ketergantungan obat, anemia.
• Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/Ekboms syndrome
Ditandai oleh rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat
berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki secara periodik disertai dengan rasanyeri akibat kejang otot M. tibialis kiri dan kanan sehingga penderita selalu mendorongdorongkakinya. Ditemukan pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson, wanita hamil.
Lokasi kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus
• Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
24/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 22
Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya. Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur,
yang berlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis
jika penderita mengalami episode apnea sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau 30
episode apnea selama semalam. Selama periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat
dominan. Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai oleh
terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan
dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang otak atau
hiperkapnia.
Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan
pernafasan selama apnea, peningkatan usahas otot dada dan dinding perut dengan tujuan
memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM.
Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saattidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap
20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atauhipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusatrespirasi medula, dengan akibat pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek. Baik
pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang
kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala
atau tidak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguankongenital saluran nafas, dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi. Pada orang dewasaobstruksi saluran nafas septal defek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK,
hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari malformation.
• Paska trauma kepala
Sebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh gangguan tidur. Jarak waktu
antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan gangguan tidur setelah 2-3 tahunkemudian. Pada gambaran polysomnography tampak penurunan fase REM dan peningkatan
sejumlah fase jaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa fase koma (trauma kepala) sangat berperan
dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir menunjukkan pasien tampak selalumengantuk berlebih sepanjang hari tanpa diikuti oleh fase onset REM. Penanganan dengan
proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. Litium carbonat dapat menurunkan angka
frekwensi gangguan tidur akibat trauma kepala
B. Gangguan tidur irama sirkadian
Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana penderita tidakdapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan
ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsidalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan
psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama
tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklusirama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami peregseran.
Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
25/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 23
dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama sirkadian). Perubahan yang jelas secaraorganik yang mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama
sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:
1. Sementara (acut work shift, Jet lag)
2. Menetap (shift worker)
Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan
waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM
Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian
adalah sebagai berikut:
1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandai
oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan
dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orangorang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).
2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat
menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu.
Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.
3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi
pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi
jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus
peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onsettidur fase REM.
4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).
Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana onset tidur pada
pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk
waktu tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian
yang tdk sesuai.
5. Tipe bangun-tidur beraturan
6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.
C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)
Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awal atau memelihara selamatidur, ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman dan wilkus et al menemukan fase tidur
pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
26/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 24
berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita chroea ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes
syndrome, parkinson, khorea, dystonia, gerakan-gerakan penyakit lebih sering timbul pada saat
pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada
fase dalam. Pada dememsia sinilis gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat diorganisasi
siklus sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalamigangguan tidur, bila terjadi gangguan vaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi
pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium ½) jarang terjadi pada fase REM.
D. Gangguan kesehatan, toksik
Seperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, low back pain, gangguanmetabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit, ulkus peptikus,
gangguan saluran nafas obstruksi sering menyebabkan gangguan tidur seperti yang ditunjukkan
mioklonus nortuknal.
E. Obat-obatan
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan yang
kronik (amphetamine, kaffein, nikotine), antihipertensi, antidepresan, antiparkinson,
antihistamin, antikholinergik. Obat ini dapat menimbulkan terputus-outus fase tidur REM.
2. PARASOMNIA
Yaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini
sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik potensial,
sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian, Insidensi ini sering
ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan
insidensi pada usia dewasa (3%).
Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu:
a. Peminum alkohol
b. Kurang tidur (sleep deprivation)
c. Stress psikososial
Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara bangun dan
tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan system otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut.
Seringkali terjadi pada stadium 3 dan 4.
• Gangguan tidur berjalan (slepp walkin)/somnabulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya automatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuk apintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur,menabrak kursi, berjalan kaki, berbicara. Tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
27/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 25
kembali tidur. Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang
rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM pada stadium 3 dan
4. Selama serangan, relatif tidak memberikan respon terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan susah payah. Pada gambaran EEG
menunjukkan iram acampuran terutama theta dengan gelombang rendah. Bahkan tidak
didapatkan adanya gelombang alpha.
• Gangguan teror tidur (slee teror)
Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat tidur yangtampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadi sepertiga malam yang
berlangsung selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4. Kadang-kadang penderita tetap terjaga
dalam keadaan terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip
dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam pemeriksaan polisomnografy. Teror tidurmungkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini
sering kali terjadi perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, eringat dingin, pupil dilatasi,
dan sesak nafas.
• Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM
Ini meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest. Gangguan tingkah
laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan selanjutnya terjadi aktifitas motorikyang keras, episode ini sering terjadi pada larut malam (1/2 dari larut malam) yang disertai
dengan ingat mimpi yang jelas. Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan
psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol. Kemungkinan
lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus seperti perdarahansubarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst dan mioklonik potensial pada
rekaman EMG.
IV. DIAGNOSA ETIOLOGI
Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu
jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan mengetahui jenis danlamanya gangguan tidur, selain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya, juga dapat
memberikan pengobatan yang adekuat.
A. Pada tahun 1984, The International Institute of Health membuat suatu konsensus
pengelompokan gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari:
1. Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari
2. Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3 minggu.
Kedua gangguan tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang akut seperti perubahan
kehidupan sosial, peningkatan emosional, faktor lingkungan, faktor sistemik, kelainan gangguan
kesehatan, desinkronisaso irama sirkadian
3. Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanya berhubungan
dengan gangguan tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan kesehatan, gangguan psikologi.
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
28/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 26
B. Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi untuk
mencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguan irama sirkadian
2. Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan fase REM
3. Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi, gangguan
kesehatan
4. Gangguan yang tidak terklasifikasi
VI. PENATALAKSANA UMUM
1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:
• Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat
• Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik
• Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat
hipnotik,alkohol, gangguan mental
• Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
2. Konseling dan Psikotherapi
Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi,
kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi
masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.
3. Sleep hygiene terdiri dari:
a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
b. Hindari tidur pada siang hari/sambilan
c. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
d. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan
e. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong
g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)
h. Hindari rasa cemas atau frustasi
i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
4. Pendekatan farmakologi
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
29/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 27
Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapatdiberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat yang mempunyai
kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS)
diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang menekan susunan saraf pusat, mulai dari
obat anti anxietas dan beberapa obat anti depres. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas
susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahanyang dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-
hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis danketergantungan obat. Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan
jenis gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang (NREM) gangguan
pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya. Walaupun obat
hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat dipergunakan
hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari. Dengan pemakaian obat yang
rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema gangguan tidur sedini mungkintanpa menilai kondisi primernya dan harus berhati-hati pada pemakaian obat hipnotik untuk
jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat
hipnotik adalah mengidentifikasi dari problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilaikondisi primernya danharus berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang
karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa
penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalahmengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan
tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short
action) dgnmembatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur
yang normal. Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidaklebih dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat dilakukan
evaluasi kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara berlahan-lahan untuk
menghindarkan withdraw terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Adam RD. principle of neurology. 4th ed. New York : McGraw Hill, 1989:302-319
Asbury McKhan. Diseases of the nervous system clinical neurobiology.Hospital Medicine
Journal. October 1990: 96-104
Goodman and Gilmans. The Pharmacological basis of therapeutics. Vol. 1, 1996: 361-398Hughes JR. EEG in clinical practice. 2nd ed, 1994: 55-104
John A.G. The Diagnosis and management of insomnia. The NEJM, 322(4) January 25,
1990:239-247
Mohr, JPS MD. Guide to clinical neurology. 1 st ed. New York: Churchill, 1995:833-889
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
30/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 28
Niedermeyre E.MD. Da silva f L. Electroencephalograpy. Basic principle clinicalapplications
ralated field. 3 rd ed.. Maryland, 1993: 765-802
Philip MB. Insomnia use of a desion tree to assess and treat. Post Medicine Journal. 93(1)
January 1993, 66-85
R. Joseph. Neuropsychyatri, neuropsychology and clinical neuroscience. 2 nd ed. Philadelpia ;William & Wilkins, 1996: 354-372
Robert A. W. Human sleep and its disorders. Univbersity of Pennysilavania
Robert ER. Insomnia : concerns of family physician. Journal of family practice. 36(5), 1993:
551-557
Rowland LP. Different diagnosis and tumor, in Merrit‟s text book of neurology.
Skenario 3 blok 13
PSIKOTIK /PSYCHOTIC
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilaikenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik
yang dibahas pada kali ini yaitu psikotik akut dan kronik.
Gangguan Psikotik Akut
Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
Kebingungan atau disorientasi
Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan
berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar
suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-3-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-3-blok-13.html
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
31/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 29
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis banding Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan
adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
Epilepsi
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi
Demensia dan delirium atau keduanya
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percIstilah skizofrenia berasal dari
kata schizos : pecah belah dan phren: jiwa. Skizofrenia menjelaskan mengenai suatu gangguan
jiwa dimana penderita mengalami perpecahan jiwa adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan, Kraepelin seorang ahli kedokteran jiwa dari kota
Munich memaparkan skizofrenia sebagai bentuk kemunduran intelegensi sebelum waktunyayang dinamakannya demensia prekox (demensia : kemunduran intelegensi) prekox (muda,sebelum waktunya).
Ada banyak perkiraan sebagai penyebab terjadinya skizofrenia, baik yang berasal dari
badaniah (somatogenik) maupun psikologis (psikogenik). Perkiraan penyebab skizofrenia yang
berasal dari segi fisik yang pertama adalah berasal dari faktor genetik atau faktor keturunan, halini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga penderita skizofrenia. Potensi untuk
mendapatkan skizofrenia tidak langsung diturunkan melalui gen resesif, potensi ini mungkin kuat
tapi mungkin lemah sebab selanjutnya juga akan tergantung pada lingkungan individu apakah
akan menjadi skizofrenia atau tidak. Sama seperti penderita diabetes mellitus walaupun ia adalahresesif diabetes namun jika ia dapat menjaga pola hidup yang sehat maka ia tidak akan menderita
diabetes. Selanjutnya adalah kelainan susunan syaraf pusat, yang terletak pada diensefalon ataukortex otak, kelainan tersebut mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem.
Ada beberapa ahli yang menjelaskan mengenai teori psikogenik yang pertama adalah
teori Adolf Meyer, menurut meyer skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu
maladaptasi, oleh karena itu timbul suatu disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang itu
menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Kemudian teori Sigmund Freud, menurut Freud dalamskizofrenia terdapat kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik maupun
somatik, superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta
terjadi suatu regresi ke fase narsisisme.
Gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder,gejala primer diantaranya gangguan proses pikiran (bentuk,langkah dan isi pikiran), gangguan
afek dan emosi, gangguan kemauan, banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai
kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat mengambiltindakan dalam suatu keputusan. Dan yang terakhir adalah gejala psikomotor juga dinamakan
gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kemudian gejala sekunder yang terdiri dari waham,
waham yang diderita penderita skizofrenik sering tida logis dan bizar. Tetapi penderita tidak
memahami hal tersebut dan menganggap bahwa wahamnya merupakan fakta dan tidak dapatdiubah oleh siapapun. Gejala sekunder yang kedua adalah halusinasi, pada skizofrenia halusinasi
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
32/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 30
timbul tanpa ada penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidakdijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran,
halusinasi penciuman, halausinasi citarasa atau halusinasi taktil (singgungan).
Kraepelin membagi skizofrenia mejadi beberapa jenis: 1. Skizofrenia kompleks, gejala utama pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan. 2. Jenis bebefrenik, gejala yang menonjol adalah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.
3. Jenis katatonik, biasanya akut dan didahului oleh stress emosional, dapat terjadi stuporkatatonik (penderita tidak menampakkan sama sekali ketertarikannya terhadap lingkungannya)
dan gaduh gelisah katatonik ( terdapat hiperaktifitas motorik, tetapi tidak disertai emosi yang
semestinya dan tidak dipengaruhi rangsangan dari luar).
4. Jenis paranoid, gejala-gejala yang menyolok adalah waham primer disertai denganwaham-waham sekunder dan halusinasi.
5. Episoda skizofrenia akut, gejala skizofrenia muncul mendadak sekali dan pasien
seperti dalam keadaan mimpi. Dalam keadaan ini seakan-akan dunia luar dan dirinya sendiri berkabut.
6. Skizofrenia residual gejala yang menyolok adalah gangguan afek dan emosi, gangguan
pikiran dan kemauan.
7. Jenis skizo-afektif disamping gejala skizofrenia menonjol pada saat bersamaan juga
gejala depresi atau gejala mania.
Jenis- jenis pengobatan pada skizofrenia:
1. Farmakologi, pemberian neroleptika dosis rendah untuk skizofrenia menahun
sedangkan dosis yang lebih tinggi diberikan pada penderita dengan psikomotorik yang
meningkat.
2. Terapi elektro-konvulsi (TEK) terapi konvulsi dapat memperpendek seranganskizofrenia dan mempermudah kontak dengan penderita.
3. Terapi koma insulin, bila diberikan pada permulaan penyakit, maka akan mendapatkan
hasil yang memuaskan.
4. Psikoterapi dan rehabilitasi, psikoterapi yang dilakukan berbentuk suportif individualatau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat.
5. Lobotomi prefrontal, dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil dan bila
penderita sangat mengganggu lingkungannya.
Pengobatan pada skizofrenia tidak dapat sempurna sembuh tetapi dengan pengobatan dan
bimbingan yang baik penderita dapat ditolong untuk berfungsi terus, bekerja sederhna dirumahataupun diluar rumah. Keluarga atau orang lain dilingkungan penderita diberi penerangan
(manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Kata kunci pencarian:
skizofrenia, pengertian schizophrenia, kecemasan pdf, schizophrenia psikologis,
pengertian psikologi menurut sigmund freud, kecemasan menurut sigmund freud, psikologi
menurut sigmund freud, pengertian gangguan jiwa menurut who, psikologi kognitif pada ibuhamil, sigmund freud, definisi skizofrenia menurut who, kecemasan kecemasan yang
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
33/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 31
dikemukakan sigmund freud adalah, kecemasan moral sigmund freud, teori sigmund freud pdf, psikologi dalam menurut S Freud, makalah tentang sigmund freud dan teori gangguan jiwa,
definisi schizophrenia menurut who, makalah penggolongan gangguan jiwa di indonesia,
zkisofrenia, psikologi perkembangan menurut s freud
ketepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang
mengalami suatu episode maniak Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi
Penatalaksanaan Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik
akut berikut hak dan kewajibannya
Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan
disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan keperawatan
pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasiendan keluarga antara lain tentang :
Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakitsukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi
atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkindiperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta
keamanan setempat
Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:
1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan
kebersihan)
3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Konseling pasien dan keluarga
1.
Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan
psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien
2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
34/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 32
Pengobatan Program pengobatan untuk psikotik akut :
1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
• Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
• Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehariDosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa
pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan
agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
(3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,
lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine
atau obat antiparkinson• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau
pemberian beta-bloker• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral
(misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
5). Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melaluitindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
• Kasus baru gangguan psikotik
• Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi,
hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
Gangguan Psikotik kronik Gambaran perilaku
Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang
secara umum ada.
Penarikan diri secara sosial
Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)
Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang
dilaporkan keluarga
Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :
Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
-
8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf
35/192
BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)
Kumpulan Skenario Tutorial Page 33
Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural,merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal
Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim
di dalam tubuhnya
Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran
Diagnosa banding Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut diantaranya adalah :
Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang m