buku saku blok 13.pdf

Upload: jamaluddin-ahmad-am

Post on 07-Aug-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    1/192

    Blok 13 (Kedokteran Jiwa)

    Di ambil dari : Anonymus dan Antiremed

    BUKU

    S KU

    BEL

    J R

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    2/192

    Blok 13 (Kedokteran Jiwa)

    KUMPUL N

    S KE N RI O

    T UT ORI L

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    3/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 1

    Skenario 1 blok 13

    Profil: Wanita 38 tahun, ibu rumah tanggaKeluhan:

    · Sering sesak nafas dan dirasakan beberapa kali dalam seminggu sejak 3 bln yll· Tidak dipengaruhi aktivitas fisik· Tidak batuk

    · Sulit tidur

    · Leher terasa tegang

    · Jantung berdebar debar· Lemas dan tak berdaya

    · Pasien sering merasa takut mati karena keluhan tersebut

    · Takut ketika ditinggal suaminya ke kantor, takut kalau keluhannya akan kambuh

    · Merasa terganggu dengan keluhan tersebut· Sadar bahwa kekhawatirannya berlebihan,namun sulit untuk menghilangkan

     Notes: Sesak nafas: keadaan dimana seseorang merasakan sulit bernafas karena merasa dada nya sesakatau lehernya tercekik. Sesak nmafas merupakan suatu sensasi kesulitan bernapas atauketidaknyamanan bernapas. Sesak napas adalah persepsi subjektif dari seorang pasien, dan

     biasanya berbeda pada setiap orang.

    Setelah membaca profil pasien dan keluhan yang dilaporkan pasti akan timbul berbagai macam pertanyaan, seperti:

    1. Kenapa pasien ini mengeluh sesak nafas sering padahal tidak ada aktivitas fisik yang

     berpengaruh?2. Adakah hubungan leher terasa tegang, jantung berdebar, lemas, sulit tidur dengan keluhan

     pasien (sesak nafas) ini?

    3. Pasien tidak bisa mengendalikan kekhawatirannya, adakah kelainan akan hal ini?

    4. Bagaimana tindakan dokter yang seharusnya dilakukan? Cara mendiagnosis?5. Apakah pasien mengalami gangguan mental atau psikologik? Bagaimana menentukan DD dan

    Diagnosisnya

    6. Dan sebagainya

    Semua pertanyaan diatas insyaAllah akan terjawab ketika memed membaca tulisan tulisandibawah ini, kalo belum terjawab silakan baca lagi yaa hahahaha atau bisa cari di google.

    Ansietas

    Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gajalasomatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomik (SSA).

    Ansietas merupakan gejala yang umum namun non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi

    emosi. Ansietas yang patologik biasanya merupakan kondisi yang melampaui batas normal

    terhadap satu ancaman yang sungguh sungguh dan maladatif.

    http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13.html

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    4/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 2

    Tanda dan gejala cemas

    Tanda Fisik Gejala Psikologik

    Gemetar, renjatan, rasa goyah

     Nyeri punggung dan kepala

    Tegang otot

     Nafas pendek, hiperventilasiMudah lelah

    Sering kagetHiperaktivitas autonomik

    Wajah merah dan pucat

    Takikardi, palpitasi berpeluh

    Tangan rasa dingin

    Diare

    Mulut keringSering kencing

    ParastesiaSulit menelan

    Rasa takut

    Sulit konsentrasi

    Hypervigilance/siaga berlebih

    InsomniaLibido menurun

    Rasa mengganjal ditenggorokkanRasa mual diperut

    Gangguan panik

    Ditandai oleh serangan panik yang datang dengan sendirinya dan tidak diharapkan, terdiri darikumpulan gejala yang meliputi: sesak nafas, pusing tujuh keliling, jantung berdebar dan rasa

    ketakutan yang hebat bahwa dirinya akan mati atau gila.

    Gangguan cemas menyeluruh/ Generalized Anxiety Disorder (GAD)Pasien biasanya mempunyai rasa risau dan cemas yang berlanjut dengan keteganan motorik,

    kegiatan autonomik yang berlebihan, dan selalu dalam keadaan siaga.

    FobiaPasien dengan fobia biasanya bereaksi yang ditandai kecemasan dengan keadaan atau benda

    tertentu.

    Gangguan obsesif-kompulsif

    Pasien mempunyai obsesi (gagasan, buah pikiran atau impuls yang berulang dan menetap dan

    dirasakan mengganggu) atau kompulsif (suatu perilaku, perbuatan atau ritual berulang) yangdilakukan untuk menetralisir rasa cemasnya. Keduanya, obsesif ataupun kompulsif dapat

    mengganggu fungsi paseien

    Pedoman wawancara dan psikoterapiPasien cemas sering merasa risau dan tidak dapat mengendalikan dirinya. Anjurkan pasien untuk

    tetap tenang dan bersikap mendukung dan mendorong pasien untuk mengungkapkan gagasan

    dan keprihatinannya. Contohnya, katakan pada pasien dengan gangguan kecemasan ini bahwamereka akan aman, tidak mengalami kelainan jantung atau menjadi gila.

    Setelah mendapatkan riwayat pasien, lanjutkan dengan mencari faktor pencetus, obsesi,

     perjalanan penyakit dan saat timbulnya penyakit.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    5/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 3

    Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadapstress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan

    menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut

    dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan

    yang berarti. 

    Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan

    pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnyakecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut

    terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan

    metabolisme tubuh.

    Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of

     Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan

    kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu

     beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takutakan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya.Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.

    Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganankecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk

    menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. 

    Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorders (DSM) IV: yang sering dibahas diantaranya adalah:

    1. 

    Gangguan panik tanpa agoraphobia2.  Gangguan panik dengan agoraphobia

    3.  Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic

    4.  Phobia spesifik

    5.  Phobia social

    6.  Gangguan obsesif-kompulsif

    7.  Gangguan stres pasca traumatic

    8.  Gangguan stres akut

    9.  Gangguan kecemasan umum

    10.  Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi

    GEJALA UMUM GANGGUAN KECEMASAN 

    Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-

    masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara

    simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    6/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 4

    1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat  Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah

    yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam

     beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.

    2. Rasa sakit atau nyeri pada dada 

    Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakanrasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang

    sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk

    kondisi sebelumnya.

    3. Rasa sesak napas 

    Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi

    dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilanganudara.

    4. Berkeringat secara berlebihan Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul

    disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor

    5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual

    6. Gangguan tidur  

    7. Tubuh gemetar  Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang

    menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan

    kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar padakaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.

    8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

    9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

    10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain). 

    TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN 

    Anxiety disorder memiliki beberapa pembagian yang lebih spesifik. diantaranya:

    1. Fobia  

    Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa

    tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah

    dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau

    situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    7/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 5

    itu tidak ada dasarnya.

    Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan

    wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar.Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut

    kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan

    menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.

    Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

    a. Fobia Spesifik  

    Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya:

    ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan

    terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.

    b. Fobia Sosial  Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum.

    misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada

    saat diluar rumah.

     Penyebab: 

    Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres.Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan

    simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi

    masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kanak-kanak yang direpres. Teori Behavioral:hasil belajar kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.

    2. Obsesif Kompulsif  

    Obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah

     pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa

     pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telahia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti

    ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap

     perilaku ini wajar.

    Obsesi: pikiran yang berkali-kali datang yang mengganggu - tampak tidak rasional - tidak dapat

    dikontrol → mengganggu hidup. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim, penangguhan

    tidak dapat membuat keputusan.pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.

    Kompulsi: impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali.

    Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang

    dilakukannya asing.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    8/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 6

     Ada 5 bentuk obsesi: 

      Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara

     baik (75% dari pasien).

      Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada

    kejadian yang akan datang (34% dari pasien).  Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).

      Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang

    memalukan (26%)

       Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%). 

     Ada 2 macam Kompulsif  

      Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).

      Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan

    tersebut): mengontrol dorongan dengan berkali-kali menghitung sampai 10.

     Penyebab: 

    Psikoanalitik: fiksasi masa anal. Adler: anak terhalang mengembangkan k ompetensinya →rendah diri → secara tidak sadar mengembangkan ritual yang kompulsif untuk membuat daerahyang dapat dikontrol dan merasa mampu → membuat orang tersebut merasa menguasai cara

    menguasai sesuatu.

    Teori Belajar: Kondisioning operan. Tingkah laku yang dipelajari yang dikuatkan akibat-

    akibatnya. Terapi sama dengan fobia dan GAD.

    3. Post Traumatik-Stress Di sorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)  PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam. PTSD biasnya muncul beberapa tahun

    setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut

    dapat mengembangkan PTSD.

    Simtom dan diagnosis: Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:

     perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai,

    melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat,tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal

    yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang

    lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, seringterjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.

    Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan

    fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtommemburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang

    dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku. Riwayat

     psikopatologi pada keluarga memegang peranan penting

    Perlakuan: Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari

    teman-temannya.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    9/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 7

    4. GAD (General ized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneral isasikan)  

    Tanda-tanda: kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi

    kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetakkeras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering,

    tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa adagangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata

     berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan

    mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,

    tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

    Penyebab: Psikoanalitik: konflik antara impuls id dan ego yang tidak disadari. Impuls itu seksual

    atau agresif → ingin keluar, dihalangi → tidak disadari → cemas. Teori belajar: kondisioning

    klasik dari rangsang luar. Kognitif behavioral: memfokus kontrol dan ketidakberdayaan.

    Terapi: psikomatis sama dengan fobia.

    5. Gangguan Panik  

    Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong\sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasatercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada

    hukuman.

    Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutankehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati. Terjadinya: sering, sekali seminggu

    atau lebih sering. Beberapa menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai

    mobil. Laki-laki 0,7 %, wanita 1%. 4 kali serangan panik dalam 4 minggu, Satu serangan diikutiketakutan terjadinya serangan lagi paling sedikit 1 bulan. Serangan panik dapat diikutiagorafobia, 80% penderita panik juga menderita gangguan kccemasan yang lain. Sering juga ada

    depresi. Sering penyebabnya gangguan fisiologis, misalnya gangguan jantung.

    Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah → menyebabkan panik. 

    PENDEEKATAN PERSPEKTIF TEORITIS 

    Pada kategori diagnostic utama psikopatologi secara garis besar di bagi menjadi dua bagian yaitu

    neurosis dan psikosis. Neurosis merupakan penyakit mental yang belum begitu menghawatirkan

    karena baru masuk dalam kategori gangguan-gangguan, baik dalam susunan syaraf maupunkelainan prilaku, sikap dan aspek mental lainnya. Dan gangguan kecemasan merupakan

     psikopatologi yang neurosis.

    Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau

    kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan (Davison & Neale,2001, Kaplan, Sadock,

    & Grebb 1994) mengemukakan takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai

    tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas, berasal

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    10/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 8

    dari lingkungan dan tidak menimbulkan konflik bagi individu sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu. Menurut

    Davison & Neale,2001 gangguan cemas berbeda dengan kecemasan normal dalam hal intensitas

    durasi serta dampaknya bagi individu

    Berdasarkan sumbernya, Freud membedakan kecemasan menjadi dua yaitu kecemasan realitasdan kecemasan neurotic. Kecemasan realitas adalah yang berasal dari kecemasan yang nyata,

    sedangkan kecemasan neurotic yang berasal dari motif dan konflik yang tidak disadari. Freud berpendapat kecemasan neurotic muncul dari konflik intrapsikis, misalnya yang dijelaskan pada

    fobia ketika dorongan id (seks & agresi) bertentangan dengan tuntutan super ego atau dapat

    dikatakan dorongan id berlawanan dengan tuntutan lingkungan eksternal, sehingga untukmenghindari sumber kecemasan internal tersebut ego mengalihkannya ( melakukan

    displacement) kepada ancaman yang obyeknya bisa diperoleh dari lingkungan.

    Sebagaimana yang dikutip oleh Kaplan, Sadock, & Grebb (1994) mengemukakan bahwa fungsiutama dari kecemasan adalah memberi tanda kepada ego bahwa dorongan terlarang yang berasal

    dari ketidak sadaran akan muncul ke kesadaran. Dan fobia adalah hasil dari upaya untukmenghindar dari konflik yang direpres, dan kecemasan yang timbul dialihkan pada obyek atausituasi yang memiliki hubungan simbolik dengannya (yaitu stimulus yang ditakuti). Sedangkan

     pada gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder), dalam sudut pandang

     psikoanalisa bersumber dari konflik tidak sadar antara ego dan impuls dari id, yaitu ego yangmenahan untuk memenuhi dorongan karena karena khawair dengan hukuman yang diterima.

    Konflik antara id dan ego ini berlangsung secara terus menerus, dan penderita tidak mampu

    memindahkannya pada obyek tertentu seperti pada fobia, hal ini menjadikan kecemasan muncul

    hamper setiap saat.

    Dalam pandangan Psikodinamika modern sepakat pada pandangan Freud tentang gejala

    kecemasan merupakan pertahanan terhadap konflik, tapi sumber kecemasan tidak terbatas padadorongan biologis saja melainkan mencakup tuntutan dan frustasi yang berasal dari lingkungansocial dan hubungan interpersonal. Misalnya seseorang yang tak berani berbicara didepan umum,

    sumber masalahnya menurut teori ini adalah berasal dari perasaan rendah dirinya. Orang dengan

    kepercayaan diri yang rendah akan merasa cemas pada situasi dimana dia bisa dilihat, dinilaiatau dikritik orang lain, dan dia akan cenderung menghindari situasi tersebut. Psikodinamika

     berasumsi bahwa bahwa gejala kecemasan hanyalah indicator adanya masalah yang lebih

    mendalam dan tidak disadari.

    Kemudian pada behaviorisme lebih menekankan pada perilaku maladaptive tersebut, perilaku

    maladaptive seperti gangguan fobia dapat dijelaskan dengan prinsip belajar, antara lain:

    1. 

    UCS → CS → UCR  2.

     

    Modelling --- Ketakutan yang dipelajari atau didapat dari instruksi

    verbal/deskripsi dari orang lain.

    3.  Devisit dalam ketrampilan social

    Dalam teori ini dikatakan bahwa salah satu yang merupakan penyebab kecemasan adalahkurangnya ketrampilan social.

    Pada sudut pandang kognitif kecemasan berhubungan dengan kecenderungan untuk lebih

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    11/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 9

    memperhatikan stimulus negatif, menginterpretasikan informasi yang ambigu sebagai ancamandan percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan akan terjadi lagi dimasa

    mendatang (matthew dan Mc Leod dalam Davison & Neale, 2001).

    TERAPI GANGGUAN KECEMASAN 

    Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan

    kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untukmenghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani

    gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:

    1. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika  

    Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-

    konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisionalmenyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka.

    Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukanrepresi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebihkreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern

    lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada

    hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah lakuyang lebih adaptif.

    2. Pendekatan-Pendekatan Humani stik  

    Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang

    sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang

    sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapishumanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk

    menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan

    kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan merekamulai muncul ke permukaan.

    3. Pendekatan-Pendekatan Biologis  

    Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan

    kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun

     benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek

    antidepresi.

    4. Pendekatan-Pendekatan Belajar  

    Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh

     beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    12/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 10

    efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:

    a. Pemaparan Gradual  

    Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demisetapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah

    sangat terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik.Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap

    menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan,

    sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yangmerupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk

    menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama.

    Cara Menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil kecemasan:

    b. Rekonstruksi Pikiran 

    Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanyadigunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.

    c. Flooding  

    Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan

    dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk

    menghadapinya sendiri.

    d. Terapi Kognitif  

    Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitifmenunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu

    dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam

     penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yangdisfungsional. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada

    seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka

    akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantumereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk

    melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif,

    suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif

    rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan.

    e. Terapi Kognitif Behavioral (CBT) 

    Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif

    seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji

    dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan

    kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    13/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 11

    Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparandan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri

    situasi tersebut.

    MENCEGAH KEMUNCULAN GANGGUAN KECEMASAN 

    1. Kontrol pernafasan yang baik  

    Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja"

    memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen

    untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosidadi dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan

    visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan

    membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

    2. Melakukan r elaksasi  

    Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasanyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan caraduduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama

    30 menit.

    3. Intervensi kognitif  

    Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran

    negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukanintervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan

     pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka

     pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkandalam menyelesaikan permasalahan.

    4. Pendekatan agama  

    Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan

    dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

    Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa

     percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri

    dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum)

     pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektifmenyembuhkan insomnia.

    5. Pendekatan keluarga  Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan

     permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi

    secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan

    membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    14/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 12

    untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

    6. Olahraga  Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri

    Anda.

    Ciri penderita gangguan kecemasan antara lain:

    Ciri Fisik : 

      Gelisah

      Berkeringat

      Jantung berdegup kencang

      Ada sensasi tali yang, mengikat erat pada kepala

      Gemetar

     

    Sering buang air kecilCiri Perilaku: 

      Perilaku menghindar

      Perilaku dependen

    Ciri Kognitif  

      Merasa tidak bisa mengendalikan semua

      Merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut

      Serasa ingin mati

    Dalam perspektif psikodinamika, memandang kecemasan sebagai suatu usaha ego untuk

    mengendalikan munculnya impuls-impuls yang mengancam kesadaran. Dan perasaan-perasaan

    kecemasan adalah tanda-tanda peringatan bahwa impuls-impuls yang mengancam mendekat kekesadaran. Ego menggerakkan mekanisme pertahanan diri untuk mengalihkan impuls-impuls

    tersebut yang kemudian mengarah menjadi gangguan-gangguan kecemasan lainnya. Namun para

    teoritikus belajar menjelaskan gangguan-ganguan kecemasan melalui pembelajaranobservasional dan conditioning. Model dua faktor dari Mowrer memasukkan clasical dan operant

    conditioning dalam penjelasan tentang fobia. Meskipun demikian, fobia tampaknya dipengaruhi

     juga oleh faktor kognitif, seperti harapan-harapan self-efficacy. Prinsip-prinsip penguatanmungkin dapat membantu menjelasakan pola-pola tingkah laku obsesif-kompulsif.

    Kemungkinan ada predisposisi genetis untuk fobia tertentu yamng mempunyai nilai-nilai untuk

    kelangsungan hidup (survival) bagi nenek moyang kita terdahulu.

    Ada beberapa faktor kognitif yang menyebabkan gangguan-gangguan kecemasan, seperti prediksi berlebih terhadap ketakutan, keyakinan yang self-defeating dan irasional, sensivitas

     berlebih mengenai sinyal-sinyal dan tanda-tanda ancaman, harapan-harapan self-efficacy yang

    terlalu rendah dan salah mengartikan sinyal-sinyal tubuh.

    Untuk meminimalisir terjadinya kecemasan pada diri seseorang terdapat beberapa terapi.

    Psikoanalisis radisional membantu orang untuk mengatasi konflik-konflik tak sadar yangdiyakini mendasari gangguan-gangguan kecemasan. Pendekatan-pendekatan psiko- dinamika

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    15/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 13

    yang modern lebih berfokus pada gangguan relasi yang ada dalam kehidupan klien saat ini danmendorong klien untuk mengembangkan pola tingkah laku yang lebih adaptif. Terapi humanistik

    lebih berfokus pada membantu klien mengidentifikasi dan menerima dirinya yang sejati dan

     bukan bereaksi pada kecemasan setiap kali perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhannya yangsejati mulai muncul ke permukaan. Sedangkan untuk terapi obat, berfokus pada penggunaan obat

     benzodiazepin dan obat-obat antidepresen (yang mempunyai efek lebih daripada hanya sebagaiantidepresan).

    Pendekatan-pendekatan dengan dasar belajar dalam menangani kecemasan melibatkan berbagai

    macam teknik behavioral dan kognitif-behavioral, termasuk terapi pemaparan, restrukturisasi

    kognitif, pemaparan dan pencegahan respon, serta pelatihan keterampilan relaksasi. Pendekatan- pendekatan kognitif seperti terapi tingkah laku rasional-emotif dan terapi kognitif, membantu

    orang untuk mengidentifikasi dan membetulkan pola-pola pikir yang salah yang melandasi

    reaksi-reaksi kecemasan. Untuk terapi kognitif-behavioral, menangani gangguan panik,

    melibatkan self-monitoring, pemaparan, dan pengembangan respons-respons adaptif terhadapsinyal-sinyal pembangkit kecemasan.

    KESIMPULAN 

    Kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Dan hal ini

    merupakan suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan makadapat menjadi suatu yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah

    suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya

    “mengapung bebas” (Free floating) atau tidak terikat pada suatu yang spesifik. 

    Referensi: 

    Ilmu kedokteran jiwa darurat 

    Buku saku diagnosis gangguan jiwa http://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html

    Skenario 1 blok 13 part 2

    NEUROSIS •  Neurosa atau neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian,

    sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari

    atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.. Kecemasan

    yg timbul dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik (defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg

    mengganggu. Karena ada konflik atau stresor inilah, maka mengganggu sistem/susunan saraf

    otonom.

    •  Kalo kata PPDGJ III, Gangguan neurotik adalah gangguan mental yg tidak mempunyai dasarorganik (fungsional) yg dpt ditunjukkan, pasien cukup mempunyai tilikan (insight) serta

    kemampuan daya nilai realitasnya tdk terganggu dan prilakunya biasanya masih di dalam batas-

     batas normal sosial serta kepribadiannya tetap utuh. 

    http://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13-part-2.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-1-blok-13-part-2.htmlhttp://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    16/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 14

    ETIOLOGI NEURO 1.  Psikoanalisa

    •  Pengalaman di masa lalu yaitu konflik antara beberapa dorongan yang bertentangan (id dgn

    super ego) dan timbulnya tingkah laku „kompromi‟  yg mendamaikan dan memuaskan dorongan

    sebagian dan sedapat –  dapatnya meniadakan atau mengendalikan ansietas.

    2.  Behavioristik

    •  Pengalaman di masa lalu sebagai sebagai wadah pembentukan pola tingkah laku melaqlui

     proses belajar (learning process)

    3.  Fisik Konstitusional.

    Manusia dilahirkan dengan kondisi fisik tertentu / fisik eksogen

    REAKSI TERHADAP SUATU KECEMASAN 1.  Secara sadar. Kecemasan di hilangkan dgn penyesuaian diri yg berorientas kepadatugas (coping-adaptation)

    2.  Secara tak sadar.

    a.  Mekanisme konversi:

    •  Akut : Sindroma Histerik, Stupor dll.

    •  Menahun. –   Tanpa perubahan organik yaitu ggn psikosomatik. Contoh: goal getter type(maag), hunger of

    love (asma), agresifitas tertahan(dermatitis)

     –   Dgn perubahan organik yaitu ggn psikofisiologik (organik-fungsional) : Ulcus peptikum, dll. b.  Mekanisme lain. Neurosa fobik, obsesi, kompulsi, dll.

    Neurosa  Psikosa 

    1.  Tilikan

    (insight) + daya

    nilai realita

    Baik Terganggu/buruk

    2. 

    Pengobatan Ansiolitik/anti depresan

     psikoterapi, dll

    Antipsikotik/ECT/

    Psikoterapi, dll

    3. 

    Hospitalisasi Jarang dirawat Sering

    4.  Prognosa Umumnya baik Umumnya buruk

    5.  Kapasitas

    kerja

    Umumnya baik (diluar stressor) Umumnya

    terganggu/buruk

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    17/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 15

    6.  Sosialisasi Umumnya baik Umumnya terganggu

    7.  Perilaku Jarang membahayakan diri

    sendiri/masyarakat

    Sering

    8.  Kepribadian Dekompensasi ringan Berat

    EMPAT URUTAN DASAR UNTUK MEMASTIKAN SUATU GANGGUAN JIWA.  1.  O (Observasi): observasi secara deskriptif –  fenomenologis dari gejala atau keluhan pasien

    2.  I (Interview): Interview (dengan berempati untuk membina rapport) termasuk observasi

    yangsensitif dan mendengar aktif dilakukan secara interaktif

    3.  A (Assessment): simpulkan pelbagai data yang ada untuk evaluasi multi aksial

    4.  D (Diagnosis): dijabarkan secara Multi Aksial

    PEMERIKSAAN PSIKIATRIK  I. Wawancara Psikiatri

    Tujuan :

    1. Mengenal faktor-faktor ga. Genetik-biologik-fisik-medik

     b. temperamen –  psikologik –   perkembangan –  pendidikan

    c. sosial- budaya yang mempengaruhi pasien dan penyakitnya

    2. Menentukan evaluasi ( multiaksial ) yang tepat Agar bersama dengan pasien, dapat melakukan

    terapi ( obat, manipulasi lingkungan atau psikoterapi ) yang komprehensif dan efektif

    CaranyaTerapis harus menunjukkan : keprihatinan, respek, empati dan kompetensi. Agar terbina

    RAPPORT & KEPERCAYAAN, Supaya pasien dapat berbicara jujur, terbuka dan intim /

     pribadiTerapis harus trampil, menguasai tehnik wawancara dan bersifat fleksibel, agar pasien dapatmendeskripsikan gejala gejala , sehingga dapat dikumpulkan menjadi sindrom , dan dirumuskan

    menjadi diagnosis (evaluasi multi aksial)

    Syarat pewawancara§ Menjadi pendengar aktif dan bersifat fleksibel sewaktu mencari data-data tentang pasien

    § Mampu berempati dengan kondisi dan perasaan pasien

    § Tidak didorong oleh suatu keharusan untuk mendapat riwayat penyakit atau status mental secara

     berurutan§ Dapat mendeteksi tema yang tidak disadari oleh pasien atau mendeteksi hal yang tersirat dari

     pembicaraan pasien

    II.  Riwayat Psikiatrik  

    Ini sama persis sama materi skills lab 1 kita kemarin Med, dibuka lagi yaaa :)

    III.  Pemeriksaan Status Mental Adalah kesimpulan menyeluruh yang mendeskripsikan hasil observasi dan K esan dari pasien

    selama wawancara Status mental pasien dapat berubah dengan waktu

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    18/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 16

    Status mental : deskripsi penampilan, pembicaraan, perilaku, pikiran pasien selama wawancara .I. Deskripsi umum

    A. Penampilan

    B. Perilaku dan aktivitas psikomotor

    C. Sikap terhadap pemeriksa

    II. Mood dan afekA. Mood

    B. AfekC. Keserasian afek

    III. Ciri pembicaraan

    IV. PersepsiV. Isi pikiran dan arah pikiran ( mental trends ) 

    A. Proses / bentuk pikiran

    B. Isi pikiran

    VI. Kesadaran dan kognisiVII. Pengendalian impuls

    VIII. Daya nilai dan tilikanIX. Taraf dapat dipercaya

    MISC 2009

    http://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspx

    Skenario 2 blok 13

    GANGGUAN TIDUR

    I. PENDAHULUAN

    Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya,

    miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering

    ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akanmengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh

    serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan,

    yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut

     beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering

    mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup.

    Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakinmeningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari,

    kecendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab

    yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan

    masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

    http://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspxhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.htmlhttp://www.news-medical.net/health/Panic-Disorder-Causes-(Indonesian).aspx

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    19/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 17

    II. TIDUR FISIOLOGIS

    Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental.

    Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta

    semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

    Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktudalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama

    sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus.Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia

    ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf

     pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo

    oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.

    Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

    1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

    2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM )

    Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase

    REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari,

    kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada

    orang dewasa.

    Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu: 

    1. Tidur stadium Satu. 

    Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak matatertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari

    gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah.

    Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K

    2. Tidur stadium dua 

    Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih

    dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat

    adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K.

    3. Tidur stadium tiga 

    Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak

    gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang slee[ spindle.

    4. Tidur stadium empat 

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    20/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 18

    Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi olehgelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya

     berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu

    REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat

    menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat,

    tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapatmenceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus

    otot menunjukkan relaksasi yang dalam.

    Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidurREM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase

    REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total

    tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan

    masuk keperiode awall tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa

    muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:

    - NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13%

    - REM; 25 %.

    III. PERANAN NEUROTRANSMITER

    Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending Reticulary ActivitySystem). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS

    menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh

    aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik,

    histaminergik.

    •  Sistem serotonergik  

    Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan

    menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan terhambat

     pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasiyang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang

    mana terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.

    •  Sistem Adrenergik  

     Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus cereleus

    di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau

    hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuronnoradrenergic akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan

    keadaan jaga.

    •  Sistem Kholinergik  

    Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat

    mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    21/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 19

    gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi

     pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat

     pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan

     penurunan REM.

    •  Sistem histaminergik  

    Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur

    •  Sistem hormon 

    Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone seperti ACTH, GH,

    TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitaryanterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran

    neurotransmitter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan

     bangun.

    IV. INSIDENSI

    Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.

    Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung

    meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan

    Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur.

    Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan

    alkohol. Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguantidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%),

    kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%),ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%),gangguan perubahan jadwal kerja (2- 5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%),

     penyakit ulkus peptikus (

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    22/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 20

    •  Gangguan tidur irama sirkadian 

    Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fase tidur

     belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam.

    2. Parasomnia 

    •  Gangguan aurosal

    Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional

    •  Gangguan antara bangun-tidur

    Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak berirama

    •  Berhubungan dengan fase REM

    Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest

    •  Parasomnia lain-lainnya

    Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia

     parosismal

    3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri 

    •  Gangguan mental

    Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol

    •  Berhubungan dengan kondisi kesehatan 5

    Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi, status epilepsi, nyeri

    kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la tourette sindroma.

    •  Berhubungan dengan kondisi kesehatan

    Penyakit asma,penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks gastrointestinal,

     penyakit paru kronik (PPOK)

    4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi 

    1. DISSOMNIA 

    Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur (failling assleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau

    kombinasi daintaranya.

    A. Gangguan tidur spesifik  

    •  Narkolepsi 

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    23/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 21

    Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanyahanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar

    kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya menunjukkan penurunan

    fase REM 30-70%. Pada serangan tidur dimulai dengan fase REM.

    Berbagai bentuk narkolepsi:

    - Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik sebagian atau seluruh

    otot tubuh seperti jaw drop, head drop

    - Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat jatuh tidur sehingga pasien

    dalam keadaan jaga, kemudian ke kerangka pikiran normal.

    - Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidur sehingga pasiensadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya. Gangguan ini merupakan kelainan heriditer,

    kelainannya terletak pada lokus kromoson 6 didapatkan pada orang-orang Caucasian white

    dengan populasi lebih dari 90%, sedangkan pada bangsa Jepang 20-25%, dan bangsa Israel

    1:500.000. Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan wanita. Kelainan ini didugaterletak antara batang otak bagian atas dan kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi seperti

    terputusnya fase REM.

    •  Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodic  limb movement

    disorders)/mioklonus nortuknal 

    Ditandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik, berulang selama tidur. Palingsering terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu

     jari kaki dan fleksi sebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5 detik,

     berulang dalam waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terusmenerus dalam beberapa

    menit atau jam. Bentuk tonik lebih sering dari pada mioklonus.

    Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidurkronik yang terputus. Lesi pada pusat kontrol pacemaker batang otak. Insidensi 5% dari orang

    normal antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50 tahun. Berat ringan gangguan ini

    sangat tergantung dari jumlah gerakan yang terjadi selama tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan,25-50 gerakan/jam: sedang, danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit seperti

    mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea,

    ketergantungan obat, anemia.

    •  Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/Ekboms syndrome 

    Ditandai oleh rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat

     berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki secara periodik disertai dengan rasanyeri akibat kejang otot M. tibialis kiri dan kanan sehingga penderita selalu mendorongdorongkakinya. Ditemukan pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson, wanita hamil.

    Lokasi kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus

    •  Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea) 

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    24/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 22

    Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya. Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur,

    yang berlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis

     jika penderita mengalami episode apnea sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau 30

    episode apnea selama semalam. Selama periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat

    dominan. Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai oleh

    terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan

    dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang otak atau

    hiperkapnia.

    Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan

     pernafasan selama apnea, peningkatan usahas otot dada dan dinding perut dengan tujuan

    memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM.

    Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saattidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap

    20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atauhipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusatrespirasi medula, dengan akibat pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek. Baik

     pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang

    kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala

    atau tidak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguankongenital saluran nafas, dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi. Pada orang dewasaobstruksi saluran nafas septal defek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK,

    hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari malformation.

    •  Paska trauma kepala 

    Sebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh gangguan tidur. Jarak waktu

    antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan gangguan tidur setelah 2-3 tahunkemudian. Pada gambaran polysomnography tampak penurunan fase REM dan peningkatan

    sejumlah fase jaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa fase koma (trauma kepala) sangat berperan

    dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir menunjukkan pasien tampak selalumengantuk berlebih sepanjang hari tanpa diikuti oleh fase onset REM. Penanganan dengan

     proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. Litium carbonat dapat menurunkan angka

    frekwensi gangguan tidur akibat trauma kepala

    B. Gangguan tidur irama sirkadian 

    Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana penderita tidakdapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan

    ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsidalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan

     psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama

    tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklusirama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami peregseran.

    Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    25/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 23

    dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama sirkadian). Perubahan yang jelas secaraorganik yang mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama

    sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:

    1. Sementara (acut work shift, Jet lag)

    2. Menetap (shift worker)

    Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan

    waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM

    Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian 

    adalah sebagai berikut: 

    1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandai

    oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan

    dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orangorang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).

    2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat

    menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu.

    Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.

    3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi

     pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi

     jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus

     peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onsettidur fase REM.

    4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome). 

    Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana onset tidur pada

     pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk

    waktu tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian

    yang tdk sesuai.

    5. Tipe bangun-tidur beraturan 

    6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam. 

    C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis) 

    Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awal atau memelihara selamatidur, ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman dan wilkus et al menemukan fase tidur

     pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    26/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 24

     berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita chroea ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes

    syndrome, parkinson, khorea, dystonia, gerakan-gerakan penyakit lebih sering timbul pada saat

     pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada

    fase dalam. Pada dememsia sinilis gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat diorganisasi

    siklus sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalamigangguan tidur, bila terjadi gangguan vaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi

     pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium ½) jarang terjadi pada fase REM.

    D. Gangguan kesehatan, toksik

    Seperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, low back pain, gangguanmetabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit, ulkus peptikus,

    gangguan saluran nafas obstruksi sering menyebabkan gangguan tidur seperti yang ditunjukkan

    mioklonus nortuknal.

    E. Obat-obatan 

    Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan yang

    kronik (amphetamine, kaffein, nikotine), antihipertensi, antidepresan, antiparkinson,

    antihistamin, antikholinergik. Obat ini dapat menimbulkan terputus-outus fase tidur REM.

    2. PARASOMNIA 

    Yaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini

    sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik potensial,

    sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian, Insidensi ini sering

    ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan

    insidensi pada usia dewasa (3%).

    Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu: 

    a. Peminum alkohol

     b. Kurang tidur (sleep deprivation)

    c. Stress psikososial

    Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara bangun dan

    tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan system otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut.

    Seringkali terjadi pada stadium 3 dan 4.

    •  Gangguan tidur berjalan (slepp walkin)/somnabulisme 

    Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya automatis dan

    semipurposeful aksi motorik, seperti membuk apintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur,menabrak kursi, berjalan kaki, berbicara. Tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    27/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 25

    kembali tidur. Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang

    rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM pada stadium 3 dan

    4. Selama serangan, relatif tidak memberikan respon terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan susah payah. Pada gambaran EEG

    menunjukkan iram acampuran terutama theta dengan gelombang rendah. Bahkan tidak

    didapatkan adanya gelombang alpha.

    •  Gangguan teror tidur (slee teror) 

    Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat tidur yangtampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadi sepertiga malam yang

     berlangsung selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4. Kadang-kadang penderita tetap terjaga

    dalam keadaan terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip

    dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam pemeriksaan polisomnografy. Teror tidurmungkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini

    sering kali terjadi perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, eringat dingin, pupil dilatasi,

    dan sesak nafas.

    •  Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM 

    Ini meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest. Gangguan tingkah

    laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan selanjutnya terjadi aktifitas motorikyang keras, episode ini sering terjadi pada larut malam (1/2 dari larut malam) yang disertai

    dengan ingat mimpi yang jelas. Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan

     psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol. Kemungkinan

    lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus seperti perdarahansubarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst dan mioklonik potensial pada

    rekaman EMG.

    IV. DIAGNOSA ETIOLOGI 

    Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu

     jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan mengetahui jenis danlamanya gangguan tidur, selain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya, juga dapat

    memberikan pengobatan yang adekuat.

    A. Pada tahun 1984, The International Institute of Health membuat suatu konsensus

     pengelompokan gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari:

    1. Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari

    2. Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3 minggu.

    Kedua gangguan tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang akut seperti perubahan

    kehidupan sosial, peningkatan emosional, faktor lingkungan, faktor sistemik, kelainan gangguan

    kesehatan, desinkronisaso irama sirkadian

    3. Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanya berhubungan

    dengan gangguan tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan kesehatan, gangguan psikologi.

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    28/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 26

    B. Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi untuk

    mencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompok yaitu:

    1. Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguan irama sirkadian

    2. Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan fase REM

    3. Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi, gangguan

    kesehatan

    4. Gangguan yang tidak terklasifikasi 

    VI. PENATALAKSANA UMUM 

    1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya: 

    •  Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat

    •  Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik

    •  Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat

    hipnotik,alkohol, gangguan mental

    •  Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek

    2. Konseling dan Psikotherapi 

    Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi,

    kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi

    masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.

    3. Sleep hygiene terdiri dari: 

    a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

     b. Hindari tidur pada siang hari/sambilan

    c. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

    d. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

    e. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

    f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong

    g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

    h. Hindari rasa cemas atau frustasi

    i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

    4. Pendekatan farmakologi 

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    29/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 27

    Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapatdiberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat yang mempunyai

    kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS)

    diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang menekan susunan saraf pusat, mulai dari

    obat anti anxietas dan beberapa obat anti depres. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas

    susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahanyang dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-

    hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis danketergantungan obat. Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan

     jenis gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang (NREM) gangguan

     pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya. Walaupun obat

    hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat dipergunakan

    hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari. Dengan pemakaian obat yang

    rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema gangguan tidur sedini mungkintanpa menilai kondisi primernya dan harus berhati-hati pada pemakaian obat hipnotik untuk

     jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat

    hipnotik adalah mengidentifikasi dari problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilaikondisi primernya danharus berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang

    karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa

     penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalahmengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan

    tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short

    action) dgnmembatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur

    yang normal. Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidaklebih dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat dilakukan

    evaluasi kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara berlahan-lahan untuk

    menghindarkan withdraw terapi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adam RD. principle of neurology. 4th ed. New York : McGraw Hill, 1989:302-319

    Asbury McKhan. Diseases of the nervous system clinical neurobiology.Hospital Medicine

    Journal. October 1990: 96-104

    Goodman and Gilmans. The Pharmacological basis of therapeutics. Vol. 1, 1996: 361-398Hughes JR. EEG in clinical practice. 2nd ed, 1994: 55-104

    John A.G. The Diagnosis and management of insomnia. The NEJM, 322(4) January 25,

    1990:239-247

    Mohr, JPS MD. Guide to clinical neurology. 1 st ed. New York: Churchill, 1995:833-889

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    30/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 28

     Niedermeyre E.MD. Da silva f L. Electroencephalograpy. Basic principle clinicalapplications

    ralated field. 3 rd ed.. Maryland, 1993: 765-802

    Philip MB. Insomnia use of a desion tree to assess and treat. Post Medicine Journal. 93(1)

    January 1993, 66-85

    R. Joseph. Neuropsychyatri, neuropsychology and clinical neuroscience. 2 nd ed. Philadelpia ;William & Wilkins, 1996: 354-372

    Robert A. W. Human sleep and its disorders. Univbersity of Pennysilavania

    Robert ER. Insomnia : concerns of family physician. Journal of family practice. 36(5), 1993:

    551-557

    Rowland LP. Different diagnosis and tumor, in Merrit‟s text book of neurology.

    Skenario 3 blok 13

    PSIKOTIK /PSYCHOTIC 

    Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilaikenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik

    yang dibahas pada kali ini yaitu psikotik akut dan kronik.

    Gangguan Psikotik Akut

    Gambaran utama perilaku:

      Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

      Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

      Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

      Kebingungan atau disorientasi

      Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan

     berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik

    Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

      Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar

    suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

      Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh

    kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

      Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

      Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

    http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-3-blok-13.htmlhttp://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-3-blok-13.html

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    31/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 29

      Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

    Diagnosis banding Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan

    adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.

      Epilepsi

      Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol

      Febris karena infeksi

      Demensia dan delirium atau keduanya

      Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia

      Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percIstilah skizofrenia berasal dari

    kata schizos : pecah belah dan phren: jiwa. Skizofrenia menjelaskan mengenai suatu gangguan

     jiwa dimana penderita mengalami perpecahan jiwa adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan, Kraepelin seorang ahli kedokteran jiwa dari kota

    Munich memaparkan skizofrenia sebagai bentuk kemunduran intelegensi sebelum waktunyayang dinamakannya demensia prekox (demensia : kemunduran intelegensi) prekox (muda,sebelum waktunya).

      Ada banyak perkiraan sebagai penyebab terjadinya skizofrenia, baik yang berasal dari

     badaniah (somatogenik) maupun psikologis (psikogenik). Perkiraan penyebab skizofrenia yang

     berasal dari segi fisik yang pertama adalah berasal dari faktor genetik atau faktor keturunan, halini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga penderita skizofrenia. Potensi untuk

    mendapatkan skizofrenia tidak langsung diturunkan melalui gen resesif, potensi ini mungkin kuat

    tapi mungkin lemah sebab selanjutnya juga akan tergantung pada lingkungan individu apakah

    akan menjadi skizofrenia atau tidak. Sama seperti penderita diabetes mellitus walaupun ia adalahresesif diabetes namun jika ia dapat menjaga pola hidup yang sehat maka ia tidak akan menderita

    diabetes. Selanjutnya adalah kelainan susunan syaraf pusat, yang terletak pada diensefalon ataukortex otak, kelainan tersebut mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem.

      Ada beberapa ahli yang menjelaskan mengenai teori psikogenik yang pertama adalah

    teori Adolf Meyer, menurut meyer skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu

    maladaptasi, oleh karena itu timbul suatu disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang itu

    menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Kemudian teori Sigmund Freud, menurut Freud dalamskizofrenia terdapat kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik maupun

    somatik, superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta

    terjadi suatu regresi ke fase narsisisme.

      Gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder,gejala primer diantaranya gangguan proses pikiran (bentuk,langkah dan isi pikiran), gangguan

    afek dan emosi, gangguan kemauan, banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai

    kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat mengambiltindakan dalam suatu keputusan. Dan yang terakhir adalah gejala psikomotor juga dinamakan

    gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kemudian gejala sekunder yang terdiri dari waham,

    waham yang diderita penderita skizofrenik sering tida logis dan bizar. Tetapi penderita tidak

    memahami hal tersebut dan menganggap bahwa wahamnya merupakan fakta dan tidak dapatdiubah oleh siapapun. Gejala sekunder yang kedua adalah halusinasi, pada skizofrenia halusinasi

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    32/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 30

    timbul tanpa ada penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidakdijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran,

    halusinasi penciuman, halausinasi citarasa atau halusinasi taktil (singgungan).

    Kraepelin membagi skizofrenia mejadi beberapa jenis:   1. Skizofrenia kompleks, gejala utama pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan

    kemunduran kemauan.  2. Jenis bebefrenik, gejala yang menonjol adalah gangguan proses berfikir, gangguan

    kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.

      3. Jenis katatonik, biasanya akut dan didahului oleh stress emosional, dapat terjadi stuporkatatonik (penderita tidak menampakkan sama sekali ketertarikannya terhadap lingkungannya)

    dan gaduh gelisah katatonik ( terdapat hiperaktifitas motorik, tetapi tidak disertai emosi yang

    semestinya dan tidak dipengaruhi rangsangan dari luar).

      4. Jenis paranoid, gejala-gejala yang menyolok adalah waham primer disertai denganwaham-waham sekunder dan halusinasi.

      5. Episoda skizofrenia akut, gejala skizofrenia muncul mendadak sekali dan pasien

    seperti dalam keadaan mimpi. Dalam keadaan ini seakan-akan dunia luar dan dirinya sendiri berkabut.

      6. Skizofrenia residual gejala yang menyolok adalah gangguan afek dan emosi, gangguan

     pikiran dan kemauan.

      7. Jenis skizo-afektif disamping gejala skizofrenia menonjol pada saat bersamaan juga

    gejala depresi atau gejala mania.

      Jenis- jenis pengobatan pada skizofrenia:

      1. Farmakologi, pemberian neroleptika dosis rendah untuk skizofrenia menahun

    sedangkan dosis yang lebih tinggi diberikan pada penderita dengan psikomotorik yang

    meningkat.

     

    2. Terapi elektro-konvulsi (TEK) terapi konvulsi dapat memperpendek seranganskizofrenia dan mempermudah kontak dengan penderita.

      3. Terapi koma insulin, bila diberikan pada permulaan penyakit, maka akan mendapatkan

    hasil yang memuaskan.

      4. Psikoterapi dan rehabilitasi, psikoterapi yang dilakukan berbentuk suportif individualatau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke

    masyarakat.

      5. Lobotomi prefrontal, dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil dan bila

     penderita sangat mengganggu lingkungannya.

      Pengobatan pada skizofrenia tidak dapat sempurna sembuh tetapi dengan pengobatan dan

     bimbingan yang baik penderita dapat ditolong untuk berfungsi terus, bekerja sederhna dirumahataupun diluar rumah. Keluarga atau orang lain dilingkungan penderita diberi penerangan

    (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.

      Kata kunci pencarian: 

      skizofrenia, pengertian schizophrenia, kecemasan pdf, schizophrenia psikologis,

     pengertian psikologi menurut sigmund freud, kecemasan menurut sigmund freud, psikologi

    menurut sigmund freud, pengertian gangguan jiwa menurut who, psikologi kognitif pada ibuhamil, sigmund freud, definisi skizofrenia menurut who, kecemasan kecemasan yang

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    33/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 31

    dikemukakan sigmund freud adalah, kecemasan moral sigmund freud, teori sigmund freud pdf, psikologi dalam menurut S Freud, makalah tentang sigmund freud dan teori gangguan jiwa,

    definisi schizophrenia menurut who, makalah penggolongan gangguan jiwa di indonesia,

    zkisofrenia, psikologi perkembangan menurut s freud

      ketepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang

    mengalami suatu episode maniak  Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi

    Penatalaksanaan Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik

    akut berikut hak dan kewajibannya

    Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan

    disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan keperawatan

     pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasiendan keluarga antara lain tentang :

      Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakitsukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja

      Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi

    atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkindiperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta

    keamanan setempat

      Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

    1.  Keluarga atau teman harus mendampingi pasien

    2.  Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan

    kebersihan)

    3.  Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

    Konseling pasien dan keluarga 

    1. 

    Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan

     psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien

    2.  Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor

    3.  Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    34/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 32

    Pengobatan Program pengobatan untuk psikotik akut :

    1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :

    • Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau

    • Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehariDosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa

     pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan

    agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)

    (3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,

    lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.

    • Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine

    atau obat antiparkinson• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau

     pemberian beta-bloker• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral

    (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

    5). Rujukan

    Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melaluitindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :

    • Kasus baru gangguan psikotik

    • Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi,

    hentikan obat antipsikotik lalu rujuk

    Gangguan Psikotik kronik  Gambaran perilaku

    Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang

    secara umum ada.

      Penarikan diri secara sosial

      Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

      Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

      Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang

    dilaporkan keluarga

    Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

      Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

  • 8/20/2019 Buku Saku Blok 13.pdf

    35/192

    BLOK 13 (Kedokteran Jiwa)

    Kumpulan Skenario Tutorial Page 33

      Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

      Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural,merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal

      Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim

    di dalam tubuhnya

     

    Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

    Diagnosa banding Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut diantaranya adalah :

      Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang m