case acne final!

30
Case report session AKNE VULGARIS Oleh : Silvia Erni Yessysca Miftah Adityagama Preseptor : Dr. Qaira Anum, Sp.KK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Upload: erni-yessyca-simamora

Post on 12-Dec-2014

139 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

acne

TRANSCRIPT

Page 1: Case Acne Final!

Case report session

AKNE VULGARIS

Oleh :

Silvia

Erni Yessysca

Miftah Adityagama

Preseptor :

Dr. Qaira Anum, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANG

Page 2: Case Acne Final!

I. DEFINISI

Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang

ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne

vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.

II. EPIDEMIOLOGI

Akne vulgaris pertama kali dipublikasikan pada tahun 1931 oleh Bloch.

Pada saat itu dinyatakan bahwa insiden terjadinya akne vulgaris lebih banyak

pada anak perempuan dibanding anak laki-laki dengan usia sekitar 13% pada

anak usia 6 tahun dan 32% pada anak usia 7 tahun. Sejak saat itu tidak ada

evolusi yang signifikan mengenai usia timbulnya jerawat. Menurut studi yang

berbeda dari literatur berbagai negara, usia awal rata-rata 11 tahun pada anak

perempuan dan 12 tahun pada anak laki-laki.

Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan 85%

terjadi pada remaja dengan beberapa derajat akne. Hal tersebut terjadi dengan

frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua jenis

kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun.

Bagaimanpun, terdapat variabilitas yang besar pada usia saat onset dan resolusi

12% perempuan dan 3% laki-laki akan berlanjut secara klinis sampai usia 44

tahun. Sebagian kecil akan menjadi papul dan nodul inflamasi sampai usia

dewasa akhir.

III. ETIOPATOGENESIS

Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang

pasti belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang dapat

menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic

factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis,

musim, infeksi bakteri (Propionibacterium aknes), kosmetika, dan bahan kimia

lainnya.

2

Page 3: Case Acne Final!

1. Sebum

Sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Pada akne

terjadi peningkatan sebum.

2. Bakteri

Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne

adalah Propionibacterium aknes,  Stafilococcus epidermidis, dan

Pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini yang terpenting

yakni Propionibacterium aknes. Bakteri ini merupakan bakteri komensal

pada kulit. Pada keadaan patologik, bakteri ini membentuk koloni pada

duktus pilosebasea yang menstimulasi trigliserida untuk melepas asam

lemak bebas, memproduksi substansi kemotaktik pada sel-sel inflamasi, dan

menginduksi duktus epitel untuk mensekresi sitokin pro-inflamasi.

3. Herediter

Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas

kelenjar palit (glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut

bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.

4. Hormon

Hormon androgen berasal dari testis, ovarium, dan kelenjar adrenal.

Hormon ini menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi

sebum meningkat pada remaja laki-laki dan perempuan.

Hormon androgen merupakan stimulus utama pada sekresi sebum

oleh kelenjar sebasea. Pada penderita akne, kelenjar sebasea berespon

sangat cepat pada peningkatan kadar hormon ini di atas normal. Hal ini

mungkin disebabkan oleh peningkatan aktivitas 5α-reductase yang lebih

tinggi pada kelenjar sebasea dibanding kelenjar lain dalam tubuh.

5. Diet

3

Page 4: Case Acne Final!

Pada beberapa pasien, akne dapat diperburuk oleh beberapa jenis

makanan, seperti coklat, kacang, kopi, dan minuman ringan.

6. Iklim

Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah

hebat pada musim dingin, dan dapat pula meningkat oleh paparan cahaya

matahari langsung.

7. Faktor iatrogenik

Kortikosteroid baik topikal maupun sistemik dapat meningkatkan

keratinisasi duktus polisebasea. Androgen, gonadotropin, dan kortikotropin

dapat menginduksi akne pada dewasa muda. Kontrasepsi oral dapat pula

menginduksi terjadinya akne.

Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks, dipengaruhi banyak faktor

dan kadang-kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang

berhubungan dengan terjadinya akne, yakni peningkatan sekresi sebum, adanya

keratinisasi folikel, bakteri, dan peradangan (inflamasi).

1. Peningkatan sekresi sebum

Salah satu komponen dari sebum yaitu trigliserida mungkin berperan

dalam patogenesis akne. Trigliserida dipecah menjadi asam lemak bebas oleh

P.aknes, flora normal yang terdapat pada unit pilosebacea. Asam lemak bebas

ini kemudian menyebabkan kolonisasi P.aknes, mendorong terjadinya

inflamasi dan dapat menjadi komedogenik.

2. Keratinisasi folikel

Hiperproliferasi epidermis follikular menyebabkan pembentukan lesi

primer akne yaitu mikrokomedo. Epitel folikel rambut paling atas, yaitu

infundibulum menjadi hiperkeratosis dengan meningkatnya kohesi dari

keratinosit. Kelebihan sel dan kekuatan kohesinya menyebabkan

pembentukan plug pada ostium follikular. Plug ini kemudian menyebabkan

4

Page 5: Case Acne Final!

konsentrasi keratin, sebum, dan bakteri terakumulasi di dalam folikel. Hal

tersebut kemudian menyebabkan pelebaran folikel rambut bagian atas, yang

kemudian membentuk mikrokomedo.

3. Bakteri

Faktor ketiga yakni bakteri. Propionibacterium aknes juga memiliki

peranan aktif dalam proses inflamasi yang terjadi. P.aknes merupakan bakteri

gram-positif, anaerobik, dan mikroaerobik yang terdapat pada folikel sebacea.

Remaja dengan akne memiliki konsentrasi P.aknes yang lebih tinggi

dibanding orang yang normal. Dinding sel P.aknes mengandung antigen yang

karbohidrat yang menstimulasi perkembangan antibodi. Pasien dengna akne

yang paling berat memiliki titer antibodi yang paling tinggi pula. Antibodi

propionibacterium meningkatkan respon inflamasi dengan mengaktifkan

komplemen, yang pada akhirnya mengawali kaskade proses pro-inflamasi.

4. Inflamasi

Mikrokomedo akan meluas menjadi keratin, sebum, dan bakteri yang

lebih terkonsentrasi. Walaupun perluasan ini akan menyebabkan distensi yang

mengakibatkan ruptur dinding follikular. Ekstrusi dari keratin, sebum, dan

bakteri ke dalam dermis mengakibatkan respon inflamasi yang cepat. Tipe sel

yang dominan pada 24 jam pertama ruptur komedo adalah limfosit. CD4+

limfosit ditemukan di sekitar unit pilosebacea dimana sel CD8+ ditemukan

pada daerah perivaskuler. Satu sampai dua hari setelah ruptur komedo,

neutrofil menjadi sel yang predominan yang mengelilingi mikorkomedo.

IV. GEJALA KLINIS

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronik dari folikel

pilosebacea yang memiliki karakteristik komedo, papul, pustul, dan nodul.

Komedo merupakan lesi primer dari akne. Hal tersebut dapat dilihat sebagai

papul yang datar atau sedikit meninggi dengan pembukaan sentral yang melebar

5

Page 6: Case Acne Final!

berisi keratin hitam ( komedo terbuka ). Komedo tertutup biasanya berupa papul

kekuningan berukuran 1 mm yang membutuhkan peregangan pada kulit untuk

dapat terlihat.

Predileksi akne umunya pada wajah, leher, badan bagian atas, dan

lengan atas. Pada wajah hal tersebut paling sering terjadi pada pipi, dan

sebagian kecil pada hidung, dahi, dan dagu.

Akne umumnya muncul pada saat pubertas dan seringkali merupakan

tanda awal dari produksi hormon seks yang meningkat. Ketika akne muncul

pada usia 8-12 tahun, yang tampak biasanya berupak komedo yang utamanya

muncul pada dahi dan pipi.

V. KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut Plewig and kligman

1. Komedonal

2. Papulopustul

3. Konglobata

Klasifikasi menurut FKUI :

1. Ringan

- Bila lesi tidak beradang pada 1 predileksi

- Sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi

- Sedikit lesi beradang pada 1 tempat predileksi

2. Sedang

- Banyak lesi beradang pada 1 predileksi

- Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

- Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi

- Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

3. Berat

- Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

- Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi

6

Page 7: Case Acne Final!

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis akne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisis, dan tes laboratorium.

Pada pemeriksaan fisis akne non-inflamasi tampak sebagai komedo

terbuka dan tertutup. Lesi inflamasi dimulai dengan adanya mikrokomedo tetapi

dapat berkembang menjadi papul, pustul, nodul, atau kista. Kedua tipe lesi

ditemukan pada area dengan glandula sebacea yang banyak. Dapat dilakukan

pemeriksaan ekskoleasi sebum yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan

komedo ekstraktor (sendok unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak

sebagai masa padat seperti lilin atau masa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya

kadang berwarna hitam.

Tes mikrobiologi rutin tidak perlu pada evaluasi dan dan penanganan

pasien dengan akne. Jika lesi terpusat pada peri oral dan area nasal dan tidak

responsif terhadap penanganan akne konvensional, tes kultur dan sensitivitas

bakteri untuk mengevaluasi follikulitis gram-negatif dapat dilakukan.

VII. DIAGNOSIS BANDING

1. Erupsi akneiformis

Erupsi akneiformis merupakan akne yang disebabkan oleh induksi

obat, seperti kortikosteroid, Isoniazid, barbiturat, bromida, iodida,

difenilhidantoin, dan ACTH. Klinis erupsi berupa papul di berbagai tempat

tanpa komedo, timbul mendadak tanpa disertai demam.

2. Rosasea

Rosasea adalah penyakit kronik yang etiologinya belum diketahui

secara pasti, dengan karakteristik adanya eritema pada sentral wajah dan

leher. Penyakit ini terdiri atas dua komponen klinik, yakni perubahan

vaskuler yang terdiri atas eritema intermiten dan persisten serta erupsi

akneiform yang terdiri atas papul, pustul, kista, dan hiperplasia sebasea.

7

Page 8: Case Acne Final!

Pada rosasea tidak terdapat hubungan antara eksresi sebum dengan

beratnya gejala rosasea

3. Dermatitis perioral

Perioral dermatitis adalah penyakit kulit dengan karakteristik papul

dan pustul kecil yang terdistribusi pada daerah perioral, dengan

predominan di sekitar mulut. Dermatitis perioral biasanya pada wanita

muda, sering ditemukan di sekitar mulut, namun dapat pula di sekitar

hidung dan mata.

VIII.PENATALAKSANAAN

Terapi akne vulgaris terdiri atas terapi sistemik, topikal, fisik, operasi dan diet.

1. Terapi Sistemik

a. Antibiotik oral

Antibiotik oral diindikasikan untuk pasien dengan akne yang

mansih meradang. Antibiotik yang diberikan adalah Tetrasiklin

(tetrasiklin, doksisiklin,minosiklin) eritromisin, kotrimoksasole, dan

klindamisin. Antibiotik ini mengurangi peradangan akne dengan

menghambat pertumbuhan dari P.Aknes.

Tetrasiklin generasi pertama (tetrasiklin, oksitetrasiklin,

tetrasiklin klorida) merupakan obat yang sering digunakan unutk akne.

Dalam 6 minggu pengobatan menurunkan reaksi peradangan 50% dan

biasa diberikan dalam dosis 1 gram/hari (500mg diberikan dalam 2 kali).

Alternatif lain, tetrasiklin generasi kedua (doksisiklin) diberikan

100mg-200mg/ hari dan 50 mg/hari sebagai maintainance dose,

(minosiklin) biasanya diberikan 100mg/hari. Golongan obat ini lebih

mahal akan tetapi larut lemak dan diabsorbsi lebih baik di saluran

pencernaan.

8

Page 9: Case Acne Final!

Eritromisin 1g/hari dapat diberikan sebagai regimen alternative.

Obat ini sama efektifnya dengan tetrasiklin, tapi menimbulkan resistensi

yang tinggi terhadap P.aknes dan sering dikaitkan dengan kegagalan

terapi.

Klindamisin merupakan jenis obat yang sangat efektif, akan

tetapi tidak baik digunakan untuk jangka panjang karena dapat

menimbulkan perimembranous colitis. Kotrimoksasole

(sulfometoksasol/trimetoprim, 160/800mg, dua kali sehari)

direkomendasikan untuk pasien dengan inadequate respon dengan

antibiotik yang lain dan untuk pasien dengan gram negative folikulitis.

b. Isotretionoin oral

Isotretinoin oral merupakan obat sebosupressive paling efektif

dan diberikan untuk akne yang berat. Seperti retinoid lainnya,

isotretinoin mngurangi komedogenesis, mengecilkan ukuran glandula

sabaseus hingga 90% dengan menurunkan proliferasi dari basal

sebocyte, menekan produksi sebum invivo dan menghambat diferensiasi

termina sebocyte. Walaupun tidak berefek langsung terhadap P.aknes,

ini menghambat efek dari produksi sebum dan menurunkan jumlah

P.Aknes yang mengakibatkan inflamasi.

Terapi awal yang diberikan 1gram/kgBB/hari untuk 3 bulan

pertama, dan diturunkan 0.5mg/kgBB/hari, jika memungkinkan dapat

diberikan 0.2 untuk 3-9 bulan tambahan untuk mngoptimalkan hasil

terapi.

c. Hormonal

Terapi hormonal diindikasikan pada wanita yang tidak

mempunyai respon terhadap terapi konvensional. Mekanisme kerja

obat-obat hormonal ini secara sistemik mengurangi kadar testosteron

dan dehidroepiandrosterone, yang pada akhirnya dapat mengurangi

9

Page 10: Case Acne Final!

produksi sebum dan mengurangi terbentuknya komedo. Ada tiga jenis

terapi hormonal yang tersedia, yaitu: estrogen dengan prednisolon,

estrogen dengan cyproterone acetate(Diane, Dianette) dan

spironolakton. Terapi hormonal harus diberikan selama 6-12 bulan dan

penderita harus melanjutkan terapi topikal.

2. Topikal

Ada berbagai macam obat-obatan yang dipakai secara topikal, yaitu:

a. Retinoid topical.

Mekanisme kerja dari retinoid topical:

- Mengeluarkan komedo yang telah matur.

- Menghambat pembentukan dan jumlah dari mikrokomedo.

- Menghambat reaksi inflamasi.

- Menekan perkembangan mikrokomedo baru yang penting untuk

maintenance terapi.

b. Tretinoin

Tretinoin merupakan retinoid pertama yang diperkenalkan oleh

Stuttgen dan Beer.Mengurangi komedo secara signifikan dan juga lesi

peradangan akne.Hal ini ditunjukkan pada percobaan untuk 12 minggu

menurunkan 32-81% untuk non-inflamnatory lesi dan 17-71% untuk

inflammatory lesi. Tretinoin tersedian dalam galanic formulation: cream

0.025%, 0.1%, gel 0.01%, 0.025%) dan dalam solution (0.05%).

Formula topical gel ini mengandung polyoprepolymer-2, tretinoin

prenetration.

c. Isotretinoin

Isotretinoin tersedia dalam sediaan gel, mempunyai efikasi yang

sama dengan tretinoin, mereduksi komedo antara 48-78% dan

inflammatory lesi antar 24 dan 55% setelah 12 minggu pengobatan.

d. Adapalene

10

Page 11: Case Acne Final!

Adapalene adalah generasi ketiga dari retinoid tersedia dalam

gel, cream, atau solution dalam konsentrasi 0.1%. Tazarotene

Disamping untuk psoriasis, tazarotene juga digunakan sebagai

terapi untuk akne, di US 0.5 dan 0.1% gel atau cream.

e. Antibiotik Topikal

Keguanaan paling penting dan mendasar dari antibiotik topical

adalah rendah iritasi, tapi kerugiannya adalah menambah obat-obat yang

resisten terhadap P.aknes dan S. Aureus.Untuk mengatasi masalah ini,

klindamisin dan eritromisin ditingkatkan konsentrasinya dari 1 menjadi

4% dan formulasi baru dengan zinc atau kombinasi produk denganBPOs

atau retinoid.

Antibiotika topikal banyak digunakan sebagai terapi akne.

Mekanisme kerja antibiotik topikal yang utama adalah sebagai

antimikroba. Hal ini telah terbukti pada efek klindamisin 1% dalam

mengurangi jumlah P.aknes baik dipermukaan atau dalam saluran

kelenjar sebasea.Lebih efektif diberikan pada pustul dan lesi

papulopustular yang kecil. Eritromisin 3% dengan kombinasi benzoil

peroksida 5% tersedia dalam bentuk gel.

3. Diet

Beberapa artikel menyarankan pengaturan diet untuk penderita akne

vulgaris. Implikasi dari penelitian tentang diet coklat, susu, dan makanan

berlemak dan hubungannya dengan akne masih diteliti. Hingga saat ini

belum ada evidence base yang mendukung bahwa eliminasi makanan akan

berdampak pada akne, akan tetapi beberapa pasien akan mengalami

kemunculan akne setelah mengkonsumsi makanan tersebut.

11

Page 12: Case Acne Final!

IX. PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik, pengobatan sebaiknya

dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari

sekuele yang bersifat permanen.

Pada kebanyakan kasus, akne biasanya sembh secara spontan ketika melewati

usia remaja dan memasuki usia 20an. Alasan untuk hal ini masih belum diketahui

secara jelas, tidak ada penurunan secara bersama-sama pada produksi sebm ataupun

perubahan komposisi lemak.

12

Page 13: Case Acne Final!

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : HM

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Jl. Minahasa Raya no. 11 Padang

Status perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Suku : Minang

Tanggal Pemeriksaan : 5 Maret 2013

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Jerawat bertambah banyak pada pipi kanan, pipi kiri, dagu dan dahi sejak 2 bulan

yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Awalnya jerawat muncul pertama kali 1,5 tahun yang lalu di kedua pipi

berbentuk bintik merah yang bertambah banyak. Bintik merah tersebut tidak

gatal, tidak nyeri, dan tidak panas. Lalu pasien berobat ke spesialis kulit dan

diberi 3 macam obat (krim parasol, krim malam, obat yang dioleskan

langsung di jerawat) dan sabun cuci muka namun pasien tidak mengetahui apa

merk dan kandungan obat tersebut. Pasien teratur memakai obat dan kontrol

ke spesialis kulit tersebut. Setelah 6 bulan, pasien merasa jerawat sudah

berkurang dan tidak melanjutkan pemakaian obat.

13

Page 14: Case Acne Final!

Jerawat kembali timbul dan bertambah banyak pada pipi kanan, pipi kiri, dagu

dan dahi sejak 2 bulan yang lalu. Jerawat tidak gatal, tidak nyeri dan tidak

panas.

Pasien adalah seorang mahasiswi, sering mengalami stres dan sering tidur

larut malam (± 4 jam sehari)

Pasien suka makan makanan yang berlemak seperti makanan goreng-

gorengan dan makanan pedas

Pasien tidak mengeluhkan jerawat bertambah banyak bila cuaca panas atau

lembab

Pasien mencuci muka 3x sehari dan setelah beraktivitas dengan memakai

sabun wajah merk “Ponds” sejak 7 tahun yang lalu tetapi pasien kadang

menggantinya dengan sabun pencuci wajah dengan merk “Clean and Clear”.

Pasien menggunakan krim wajah merk “Ponds” sejak 7 tahun yang lalu,

karena setelah itu pasien berjerawat, pasien menggantinya dengan lotion

wajah merk “Olay” tetapi dihentikan karena jerawat tambah banyak.

Pasien memakai bedak tabur merk “Revlon” sejak 2 tahun yang lalu

Riwayat menggunakan kosmetika lain tidak ada

Pasien tidak pernah memencet jerawat

Pasien menarche usia 13 tahun. Siklus menstruasi teratur 1x28 hari

Rambut pubis dan aksila sudah tumbuh sejak usia 11 tahun

Riwayat alergi ada, yaitu alergi debu dan makanan seafood

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat berjerawat sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat ibu berjerawat saat usia 20 tahun dan hilang saat usia 30 tahun

Riwayat kakak pasien berjerawat saat usia 20 tahun sampai sekarang

Riwayat alergi pada ayah ada, yaitu alergi debu

14

Page 15: Case Acne Final!

Riwayat alergi obat tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tidak tampak sakit

Kesadaran : Compos mentis Cooperatif

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Frekuensi Nadi : 89 x/menit

Frekuensi Nafas : 20 x/menit

Suhu : 37, 2°C

Berat badan : 50 kg

Tinggi Badan : 155 cm

BMI : 20,8 Status gizi : Baik

Pemeriksaan Thorak : Tidak terdapat lesi seperti di wajah

Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal

Pemeriksaan punggung : Tidak terdapat lesi seperti di wajah

STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : Pipi kiri, pipi kanan, dahi dan dagu

Distribusi : Terlokalisir

Bentuk : Bulat

Susunan : Tidak khas

Batas : Tegas

Ukuran : Milier - lentikular

Efloresensi : Papul eritema, pustul, komedo, sikatrik hipotrofi.

Status venereologikus :Tidak ada kelainan

Kelainan selaput : Tidak ada kelainan

Kelainan rambut : Tidak ada kelainan

Kelainan kelenjar limfe : Tidak ada kelainan

15

Page 16: Case Acne Final!

RESUME

Seorang pasien mengeluhkan jerawat yang bertambah banyak di pipi kanan

dan kiri, dahi dan dagu sejak 2 bulan yang lalu. Jerawat tidak gatal, tidak nyeri dan

tidak panas. Awalnya jerawat muncul pertama kali 1,5 tahun yang lalu di kedua pipi

berbentuk bintik merah yang bertambah banyak. Lalu pasien berobat ke spesialis kulit

dan diberi 3 macam obat (krim parasol, krim malam, obat yang dioleskan langsung di

jerawat) dan sabun cuci muka namun pasien tidak mengetahui apa merk dan

kandungan obat tersebut. Pasien teratur memakai obat dan kontrol ke spesialis kulit

tersebut. Setelah 6 bulan, pasien merasa jerawat sudah berkurang dan tidak

melanjutkan pemakaian obat.

Jerawat kembali timbul dan bertambah banyak pada pipi kanan, pipi kiri, dagu

dan dahi sejak 2 bulan yang lalu. Jerawat tidak gatal, tidak nyeri dan tidak

panas.Pasien adalah seorang mahasiswi, sering mengalami stres dan sering tidur larut

malam (± 4 jam sehari). Pasien suka makan makanan yang berlemak seperti makanan

goreng-gorengan dan makanan pedas.

Pasien mencuci muka 3x sehari dan setelah beraktivitas dengan memakai

sabun wajah merk “Ponds” sejak 7 tahun yang lalu tetapi pasien kadang

menggantinya dengan sabun pencuci wajah dengan merk “Clean and Clear”.

Pasien menggunakan krim wajah merk “Ponds” sejak 7 tahun yang lalu,

karena setelah itu pasien berjerawat, pasien menggantinya dengan lotion wajah merk

“Olay” tetapi jerawat tambah banyak. Pasien memakai bedak tabur merk “Revlon”

sejak 2 tahun yang lalu.

Riwayat ketidakseimbangan hormonal tidak ada. Riwayat alergi ada, yaitu

alergi debu dan makanan seafood

Status dermatologikus

Lokasi : Pipi kiri, pipi kanan, dahi dan dagu

Distribusi : Terlokalisir

16

Page 17: Case Acne Final!

Bentuk : Bulat

Susunan : Tidak khas

Batas : Tegas

Ukuran : Milier - lentikular

Efloresensi : Papul eritema, pustul, komedo, sikatrik hipotrofi.

DIAGNOSIS KERJA

Akne vulgaris tipe papulo pustul derajat sedang

DIAGNOSIS BANDING

Rosasea

Akne venenata

TATALAKSANA

1. Terapi umum

Hindari makanan berlemak dan pedas

Istirahat cukup

Hindari stres

Hindari pemakaian kosmetik yang terlalu lama dan berlebihan

Hindari polusi debu

Jangan memencet jerawat

Mencuci muka 2 kali sehari dan setelah beraktivitas di luar ruangan

2. Terapi khusus

Topikal

Azeleic Acid cream 20% + Eritromicin cream 1% 2x sehari (pagi dan siang)

Sistemik

Doksisiklin 2 x 100 mg

17

Page 18: Case Acne Final!

Resep :

Dr. Muda

SIP. 120/2012

Praktek Umum

18

Page 19: Case Acne Final!

Praktek hari Senin- Jum’at

Pukul 17.00-20.00

Jalan Perintis kemerdekaan

Telepon 0812669900

Padang, 5 Maret 2013

R/ Doksisiklin tab 100 mg No. X

S 2 dd tab I

R/ Azeleic Acid 20%

Eritromicin 1%

m.f.cream da in pot

S u e (pagi dan siang)

Pro : HM

Umur : 22 tahun

Alamat : Jalan Minahasa Raya no 11 Padang

19

Page 20: Case Acne Final!

20

Page 21: Case Acne Final!

21