case dhf with warning sign. 1-2
DESCRIPTION
fileTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan dunia saat
ini, terutama pada daerah tropic dan subtropik. Menurut WHO, dengue
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang penyebarannya paling cepat
didunia. Dalam 50 tahun terakhir, insiden kejadian dengue telah meningkat 30
kali lipat dengan peningkatan penyebaran ke Negara-negara baru. WHO
memperkirakan sekitar 2,5 miliyar orang atau dua perlima dari seluruh penduduk
dunia berisiko untuk terkena dengue dan 50 juta infeksi dengue terjadi setiap
tahunnya. Sehingga pada WHO 2002 dilakukan revisi pada IHR ( international
health regulation) yang memasukkan dengue sebagai contoh penyakit yang dapat
menyebabkan penyakit PHEIC ( public health emergency of international
concern)/ kegawatdaruratan pada kesehatan yang dikarenakan kekacauan dan
penyebaran epidemic yang cepat di perbatasan antar Negara.
Kejadian luar biasa pertama penyakit demam berdarah dengue di asia
ditemukan di manila pada tahun 1954 dan dilaporkan oleh Quintas. Tahun 1958
terjadi kejadian luar biasa penyakit DBD yang ditemukan di Bangkok-thonburi
dan sekitarnya. Tahun 1960 di Singapura ditemukan kasus DBD dewasa muda
dan jumlah yang lebih banyak dengan hasil isolasi virus dengue menunjukkan tipe
1 dan 2.
Sampai saat ini penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia karena angka kematian yang masih tinggi, vector virus sendiri yang
masih banyak dijumpai di wilayah Indonesia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Demam dengue/ DD dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi
yang disebakan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot
atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diatesi hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
2.2.Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah endemis dengan sebaran
diseluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per
100.000 penduduk, dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga
35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung
menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999.
Angka kesakitan dan kematian DBD diberbagai Negara sangat bervariasi
dan tergantung pada berbagai macam factor, seperti status kekebalan dan
populasi, kepadatan vector dan frekuensi penularan, prevalensi sero tipe virus
dengue dan kedaan cuaca.
Di wilayah pengawasan WHO asia tenggara, Thailand merupakan Negara
peringkat pertama yang melaporkan banyak kasus DBD yang dirawat dirumah
sakit. Sedangkan Indonesia termasuk peringkat kedua berdasarkan jumlah kasus
DBD yang dilaporkan lebih 10.000 setiap tahunnya.beberapa factor diketahui
berkaitan dengan peningkatan transmisi bahkan virus dengue yaitu
:
1. Vector : perkembangbiakan vector
2. Pejamu
3. Lingkungan
2
2.3.Etiologi
Demam berdarah dengue dan demam dengue disebabkan oleh virus
dengue, dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropoda .virus ini termasuk genus
flaviridae. Flavi virus merupakan virus dengan diameter30 nm terjadi dari asam
ribukonukleat dengan virus ukuran 4 x106. Virus dengue sensitive terhadap eter,
namun stabil bila disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius dan pada keadaan
lifoil stabil suhu 5 derajat celius.
Terdapat 4 serotipe vairus dengue , 1,2,3,4 yang semuanya dapat
menyebabkan DD dan DBD. Den 3 adalah serotype yang terbanyak dindonesia
pun demikian.
Arbovirus adalah kelompok virus yang membutuhkan serangga untuk
melengkapi rantai siklus hidupnya. Karena itu arthropoda sangat berperan dalam
penularan penyakit karena bertindak sebagai vector penular. Vector utama
penyakit DBD adlah nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Cirri-ciri nyamuk aedes aegypti adalah :
1. Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis.
2. Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak
mandi, WC, tempayan, dan barang-barang yang menampung air seperti
kaleng-kaleng bekas,pot tanaman, tempat minum burung, dan lain-lain.
3. Nyamuk betina bersifat multiple biters
4. Tahan dalam suhu panas dan kelembapan yang tinggi.
3
2.4. Pathogenesis
Virus dengue masuk kedalam tubuh manusia leat gigitan nyamuk aedes
aegypti atau aedes albopticus. Organ sasaran dari virus adlah organ RES meliputi
sel kupfer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfatikus, sumsum tulang, serta
paru paru. Data dari berbgai penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan
makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah,
virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer.
Penelitian pathogenesis DBD sampai saat ini masih merupakan penelitian
yang menantang, karena sampai saat ini belum ada satu teori yang dapat
menerangkan secara tuntas patogenesisnya.
Dua teori yang digunakan untuk menjelaskan patogenesisnya adalah hipotesis
infeki sekunder dan hipotesis antibody dependent enhancement (ADE). Lebih dari
90% kasus DBD disebabkan oleh karena infeksi sekunder.
Teori infeksi sekunder yang dikemukakan oleh halstesd menyebutkan bahwa
apabila seseorang mendapat infeksi primer dengan saru jenis virus, akan terjadi
proses kekebalan terhadap jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang lama.
Jadi, seseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus dengue, akan
mempunyai antibody yang dapat menetralisir yang sama. Tetapi jika orang
tersebut mendapat infeksi sekunder dengan jenis serotipe yang berbeda, maka
akan terjadi infeksi yang berat karena pada infeksi yang kedua tidak dapat diatasi
antibody yang terbentuk oleh serotype yang pertama.
Sementara hipotesis antibody dependent enhancement (ADE) prinsipnya
adalah suatu proses yang akan meningktkan infeksi dan replikasi virus dengue
didalam sel mononuclear. Kompleks antibody dan virus dengue yang
heterologous akan memfasilitasi masuknya virus ke dalam monosit melalui
reseptor Fc, proses ini dikenal sebagai ADE. Monosit yang mengandung virus
menyebar keberbagai organ dan terjadi viremia. Dasar teori infection enhancing
body ialah peran sel fagosit mononuclear dan terbentuknya antibody non
4
netralisasi. Sebagai respon terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi meiadtor
vasoaktif yang kemudian menyebabkan penignkatan permeabilitas pembuluh
darah dan manifestasi perdarahan sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemik
dan syok.
2.5.Manifestasi Klinis
Dapat dilihat dari manifestasi klinisnya yang direvisi dari DOH/PPS 2011.
2.5.1. Dengue without warning sign
Dengan kemungkinan: tinggal atau riwayat perjalanan ke daerah endemis
demam berdarah, ditemukannya demam, dan minimal ada 2 gejala berikut :
1. sakit kepala
2. malaise
3. nyeri otot
4. nyeri sendi
5. nyeri retro orbital
6. anoreksia
7. mual
8. muntah
9. diare
10. flushed skin
11. petekie
12. tourniket tes positif
dan pada laboratorium ditemukan setidaknya leucopenia dengan atau
tanpda trombositopenia, dan/atau NS1 dengue antigen atau IgM antibody
test.
5
2.5.2. Dengue with warning sign
Dengan kemungkinan: tinggal atau riwayat perjalanan ke daerah endemis
demam berdarah, ditemukannya demam, dengan tanda bahaya :
1. nyeri perut
2. muntah yang terus menerus
3. tanda klinis akumulasi cairan
4. perdarahan mukosa
5. letargi
6. pembesaran hati
7. penurunan atau tidak adanya urin minimal 6 jam.
Pada laboratorium ditemukan peningkatan Hct/ penurunan tombosit.
2.5.3. Dengue severe
Dengan kemungkinan: tinggal atau riwayat perjalanan ke daerah
endemis demam berdarah, ditemukannya demam, dengan ditemukannya
tanda bahaya, dengan :
1. perembesan plasma yang berat, dapat terjadi syok, akumulasi cairan
yang dapat menyebabkan respiratory distress.
2. Perdarahan yang berat
3. Kegagalan organ meliputi :
- liver : AST or ALT ≥ 1000
- CNS : Seizures, hilang kesadaran
- heart : myocarditis
- kidney : gagal ginjal.
6
2.6.terapi
1. grup A pasien yang mungkin dapat dirawat dirumah
- anjuran rehidrasi per oral dengan larutan rehidrasi oral, jus buah, dan minuman
lain yang mengandung elektrolit dan gula untuk menggantikan cairan yang hilang
melalui demam dan muntah
Rehidrasi oral menurut berat badan ( metode Ludan)
Body weight (kg) ORS to be given
3-10 100 ml/kg/day
10-20 75 ml/kg/day
20-30 50-60 ml/kg/day
30-60 40-50ml/kg/day
- beri paracetamol untuk demam tinggi jika pasien merasa tidak nyaman. Interval
pemberian paracetamol sebaiknya tidak kurang dari 6 jam. Jangan berikan aspirin,
ibuprofen atau NSAID lainnya karena dapat merangsang terjadinya gastritis atau
perdarahan.
- bawa ke rumah sakit apabila : tidak ada perbaikan klinis, nyeri perut hebat,
muntah terus-menerus, akral dingin dan lembab, letargi atau gelisah, perdarahan
( BAB warna hitam atau muntah seperti kopi), atau tidak BAK selama lebih dari
4-6 jam.
2. grup B Pasien yang sebaiknya dirujuk untuk penanganan rumah
sakit. ( dengue with warning sign)
- periksa hematokrit sebelum memulai terapi cairan. Berikan cairan isotonis
seperti NaCl 0,9%,RL, atau larutsn hartmann. Mulai dengan 5-7 ml/kgBB/jam
selama 1-2 jam lalu kurangi menjadi 3-5 ml/kgBB/jam selama 2-4 jam, dan lalu
kurangi menjadi 2-3 ml/kgBB/jam atau kurang, bergantung dari respon klinis.
7
- periksa ulang keadaan klinis dan hematokrit. Jika hematokrit tetap sama atau
meningkat sedikit, maka lanjutkan pemberian cairan dengan kecepatan sama
selama 2-4 jam lagi. Jika tanda vital memburuk dan hematokrit meningkat cepat
maka naikkan cairan menjadi 5-10 ml/kgBB/jam selama 1-2 jam. Periksa ulang
keadaan klinis, hematokrit, dan kaji ulang pemberian cairan.
- berikan cairan IV minimal yang diperlukan untuk mempertahankan perfusi
adekuat dan urine output sekitar 0,5 ml/kgBB/jam. Cairan IV biasanya diperlukan
hanya 24-48 jam. Kurangi cairan IV secara bertahap bila laju plasma leakage
menurun ketika mendekati akhir fase kritis. Hal ini diindikasikan dengan
adekuatnya urine output dan/atau intake oral adekuat, atau hematokrit menurun
dibawah nilai batas stabil.
Untuk pasien dengue tanpa tanda bahaya(without warning sign)
- Berikan cairan peroral. Jika tidak dapat ditoleransi, berikan cairan IV
dengan Nacl 0,9% atau RL dengan atau tanpa dextrose dengan kecepatan
rumatan.
- Holiday segar
- Body weight (kg) - Total fluid requirement (ml/day
- 3-10 - 100ml/kg
- 10-20 - 1000+50ml/kg
- >20 - 1500+20ml/kg
8
Grup C. Pasien dengan dengue severe
2.7 Kriteria pemulangan pasien
1. tidak demam selama 48 jam tanpa antipiretik
2. klinis membaik ( nafsu makan, urine output, tidak ada distress pernapasan)
3. hematokrit stabil tanpa pemberian IVFD
4. peningkatan jumlah platelet > 50.000/ul
9
2.8.. Prognosis
Infeksi primer demam dengue biasanya sembuh sendiri. Kehilangan cairan
dan elektrolit, hiperpireksia, kejang demam adalah komplikasi paling sering pada
bayi dan anak kecil. Kematian 40-50 % pada penderita syok, tetapi dengan
perawatan intensif maka angka kematian dapat ditekan menjadi 2%.
10
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Demam berdarah dengue merupakan penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti
dan aedes albopictus. Criteria diagnosis sesuai dengan WHO 2012.
Pemeriksaan yang menunjang diagnosis adalah pemeriksaan laboratorium
berupa pemeriksaan darah rutin yaitu Hb, Ht, leukosit dan trombosit.
Untuk menangani kasus DBD dapat diberikan antipiretik dan cairan yang
adekuat.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo Aru,dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3.2009. Jakarta
2. Michael.B. Nathan, dalam : dengue, guideline for diagnosis,treatment,
prevention and control. 2009.
3. Revised guidelines on fluid management of dengue fever and dengue
hemorraghic fever 2012.
12