case kelompok difficult airway

Upload: ridho-maulana

Post on 07-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    1/56

     Laporan Kasus Kelompok 

    Difficult Airway pada Pasien Combustio Grade II-III 22 %

    Disusun Oleh:

    Fadlan Tri Ramadhan

    Muhammad Zulfikar IhsanSutrisno Tambunan

    Ridho Maulana

    Pembimbing

    dr. Vera Muharrami, M.ked (An), Sp.An

    KPA!I"#AA! K$I!IK !IO# 

    &AGIA! A!"IO$OGI DA! "#API I!"!I'

    'AK($"A KDOK"#A! (!I)#I"A #IA(

    PKA!&A#(

    2*+,

    KA"A P!GA!"A# 

    u!i s"ukur penulis u#apkan kepada Allah S$T atas berkat dan rahmat%&"a

     penulis dapat men"elesaikan laporan kasus ini "an' ber!udul iffi#ult Air*a" pada

    asien Combustio +rade II%III -

    /aporan kasus ini disusun seba'ai sarana untuk memahami Anestesi pada

    01 den'an edema paru, menin'katkan kemampuan menulis ilmiah dibidan'

    kedokteran khususn"a di 1a'ian Anestesiolo'i dan memenuhi salah satu pers"aratan

    kelulusan 2epaniteraan 1a'ian Anestesi Fakultas 2edokteran 3ni4ersitas Riau%

    Rumah Sakit 3mum aerah Arifin A#hmad ro4insi Riau.

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    2/56

    ada kesempatan ini penulis men"ampaikan terima kasih kepada dr. Vera

    Muharrami, M.2ed(An), Sp.An. selaku pembimbin' serta pihak "an' telah

    membantu penulis dalam men"usun tulisan ini.

    enulis men"adari bah*alaporan kasus ini masih !auh dari sempurna, dan

    masih ban"ak kekuran'an "an' harus diperbaiki. 5leh sebab itu kritik dan saran

    san'at diharapkan penulis dari dokter pembimbin' serta rekan%rekan 2oassisten demi

    kesempurnaan laporan kasus ini. Semo'a laporan kasus ini memba*a manfaat ba'i

    kita semua.

      ekanbaru, A'ustus 678

    enulis

    &A& I

    P!DA($(A!

    +.+ $atar bela/ang

    /uka bakar adalah kerusakan atau kehilan'an !arin'an "an' disebabkan oleh

    ener'i panas atau bahan kimia atau benda%benda fisik "an' men'hasilkan efek 

    memanaskan atau mendin'inkan. /uka bakar adalah suatu trauma "an' disebabkan

    oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir "an' men'enai kulit, mukosa dan !arin'an "an'

    lebih dalam. 7

    1

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    3/56

    /uka bakar merupakan luka "an' unik diantara bentuk%bentuk luka lainn"a

    karenaluka tersebut meliputi se!umlah besar !arin'an mati (eskar) "an' tetap berada

     pada tempatn"a untuk !an'ka *aktu "an' lama. /uka adalah rusakn"a struktur dan

    fun'si anatomis normal akibat proses patolo'is "an' berasal dari internal maupun

    eksternaldan men'enai or'an tertentu. Trauma inhalasi merupakan faktor "an' se#ara

    n"ata memiliki kolerasi den'an an'ka kematian. ada kebakaran dalam ruan'an

    tertutup atau bilamana luka bakar men'enai daerah muka atau *a!ah dapat

    menimbulkan kerusakan mukosa !alan napas akibat 'as, asap atau uap panas "an'

    terhisap. 9edera inhalasi disebabkan oleh !enis bahan kimia terbakar 

    (tra#heobron#hitis) dari saluran pernapasan. 1ila #edera ini ter!adi pada pasien den'an luka bakar 

    kulit "an' parah kematian san'at tin''i antara :;- sampai ;

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    4/56

    enulisan laporan kasus ini men''unakan metode tin!auan pustaka "an'

    men'a#u kepada beberapa literatur serta pembahasan kasus.

    &A& II

    "I!5A(A! P("AKA

    2.+ Anat4mi 5alan !apas

    3

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    5/56

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    6/56

    +ambar .7 Anatomi

    ?alan &apas Atas:

    1. ?alan &apas 1a*ah?alan napas ba*ah

    terdiri dari bronkus dan

     per#aban'ann"a serta paru%paru. ada saat inspirasi, udara masuk melalui !alan

    napas atas menu!u !alan napas ba*ah sebelum men#apai paru%paru. Trakea terba'i

    men!adi dua #aban', "aitu bronkus utama kanan dan bronkus utama kiri. Masin'%

    masin' bronkus utamana

    terba'i la'i me!adi

     beberapa bronkus primer dan

    kemudian terba'i la'i men!adi

     bronkiolus.

    +ambar . Anatomi

    ?alan &apas 1a*ah

    2.2 'isi4l4gi 5alan !apas

    2etika udara atmosfir men#apai al4eoli, oksi'en akan ber'erak dari al4eoli

    melintasi membrane al4eolar%kapiler dan menu!u sel darah merah. Sistem sirkulasi

    kemudian akan memba*a oksi'en "an' berikatan den'an sel darah merah ini menu!u

     !arin'an tubuh, dimana oksi'en akan di'unakan seba'ai bahan bakar dalam proses

    metabolism.>

    5

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    7/56

    ertukaran oksi'en dan karbondioksida pada membrane al4eolar B kapiler 

    dikenal den'an istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran 'as selesai, maka

    sel darah merah "an' telah teroksi'enasi (kadar karbondioksida rendah) ini akan

    menu!u sisi kiri !antun' dan akan dipompakan ke seluruh sela dalam tubuh.>

    Saat men#apai !arin'an, sel darah merah "an' teroksi'enasi ini akan

    melepaskan ikatann"a den'an oksi'en dan oksi'en tersebut di'unakan untuk bahan

     bakar metabolism. 2arbondioksida akan masuk sel darah merah "an' rendah oksi'en

    dan tin''i karbondioksida ini akan menu!u sisi kanan !antun', untuk kemudian

    dipompakan ke paru%paru. al "an' pentin' dalam proses ini adalah al4eoli harus

    terus menerus men'alami pen'isian den'an udara se'ar "an' men'andun' oksi'en

    dalam !umlah "an' #ukup.>

    roses pernapasan terdiri dari dua, "aitu =  >

    % Inspirasi (men'hirup)

    % 0kspirasi (men'eluarkan udara)

    +ambar .> Inhalasi dan ekshalasi

    Inspirasi dilakukan oleh dua !enis otot, "aitu =  >

    7. 5tot inter#ostae

    ernapasan ini dikenal den'an pernapasan torakal. 5tot ini dipersarafi oleh

    ner4us inter#ostalis (Thora#al I%CII).

    . 5tot diafra'ma

    ernapasan ini dikenal den'an pernapasan abdominal dan dipersarafi oleh

    ner4us frenikus "an' berasal dari #er4i#al III,IV dan V.

    6

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    8/56

    usat pernapasan ada di batan' otak, "an' mendapatkan ran'san'an melalui

     baroreseptor "an' terdapat di aorta dan arteri #arotis. Melalui ner4us frenikus dan

    ner4is inter#ostalis akan ter!adi pernapasan abdomino%thora#al (pada ba"o thora#o%

    abdominal). 

    2eadaan normal sistem pernapasan, maka ada 4olume tertentu "an' kita hirup

    saat bernaps "an' dikenal seba'ai 4olume tidal. 1ila membutuhkan oksi'en lebih

     ban"ak makan akan dilakukan penambahan 4olume pernapasan melalui pemakaian

    otot%otot pernapasan tambahan.

    Frekuensi pernapasan lebih dari :6 kali per menit, maka penderita harus

    dian''a men'alami hipo4entilasi (napas dan'kal). 1aik frekuensi napas maupun

    kedalaman napas harus dipertimban'kan saat men'e4aluasi pernapasan. 2esalahan

    "an' serin' ter!adi adalah an''apan bah*a penderita den'an frekuensi napas "an'

    #epat berarti men'alami hiper4entilasi.

    2.0 $u/a ba/ar

    2.0.+ Definisi lu/a ba/ar

    /uka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilan'an !arin'an "an'

    disebabkan kontak den'an sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik 

    dan radiasi. /uka bakar merupakan suatu !enis trauma den'an morbiditas dan

    mortalitas tin''i. 1ia"a "an' dibutuhkan untuk penan'anann"a pun tin''i.7 i

    Indonesia, luka bakar masih merupakan masalah "an' berat. era*atan dan

    rehabilitasin"a masih sukar dan memerlukan ketekunan, bia"a mahal, tena'a terlatih

    dan terampil. 5leh karena itu, penan'anan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu

    tim trauma "an' terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah

    thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis pen"akit dalam, ahli 'iDi, rehabilitasi

    medik, psikiatri, dan psikolo'i.:

    7

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    9/56

    /uka bakar adalah luka "an' ter!adi akibat sentuhan permukaan tubuh den'an

     benda%benda "an' men'hasilkan panas (api se#ara lan'sun' maupun tidak lan'sun',

     pa!anan suhu tin''i dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau Dat%Dat

    "an' bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).7 2ulit adalah or'an tubuh terluas

    "an' menutupi otot dan mempun"ai peranan dalam homeostasis. 2ulit merupakan

    or'an terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratn"a sekitar 7< - berat

    tubuh, pada oran' de*asa sekitar ,E B >,< k' dan luasn"a sekitar 7,8 B 7, meter 

     perse'i. Tebaln"a kulit ber4ariasi mulai 6,8 mm sampai < mm ter'antun' dari letak,

    umur dan !enis kelamin. 2ulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus

    dan kulit ba'ian medial len'an atas. Sedan'kan kulit tebal terdapat pada telapak 

    tan'an, telapak kaki, pun''un', bahu dan bokon'. Se#ara embriolo'is, kulit berasaldari dua lapis "an' berbeda. /apisan luar adalah epidermis "an' merupakan lapisan

    epitel, berasal dari e#toderm. Sedan'kan lapisan dalam "an' berasal dari mesoderm

    adalah dermis atau korium "an' merupakan suatu lapisan !arin'an ikat.:

    Akibat pertama dari luka bakar adalah s"ok dan kesakitan. embuluh kapiler 

    "an' terpa!an suhu tin''i rusak dan permeabilitas menin''i. Sel darah "an' ada di

    dalamn"a ikut rusak sehin''a dapat ter!adi anemia. Menin'katn"a permeabilitas

    men"ebabkan edema dan menimbulkan bula "an' men'andun' ban"ak elektrolit. al

    itu men"ebabkan berkuran'n"a 4olume #airan intra4askuler. 2erusakan kulit akibat

    luka bakar men"ebabkan kehilan'an #airan akibat pen'uapan "an' berlebihan,

    masukn"a #airan ke bula "an' terbentuk pada luka bakar dera!at dua dan pen'eluaran

    #airan dari keropen' luka bakar dera!at ti'a. 1ila luas luka bakar kuran' dari 6-,

     biasan"a mekanisme kompensasi tubuh masih bisa men'atasin"a, tetapi bila lebih

    dari 6- akan ter!adi s"ok hipo4olemik den'an 'e!ala "an' khas, seperti 'elisah,

     pu#at, din'in, berkerin'at, nadi ke#il dan #epat, tekanan darah menurun, dan produksi

    8

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    10/56

    urin berkuran'. emben'kakan ter!adi pelan%pelan, maksimal ter!adi setelah delapan

     !am.8

    2.0.2 ti4l4gi dan pat4fisi4l4gi lu/a ba/ar

    /uka adalah suatu keadaan ketidaksinambun'an !arin'an tubuh akibat

    kekerasanGtrauma "an' dapat dibedakan men!adi trauma mekanik, trauma fisik serta

    trauma kimia*i.

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    11/56

    /uka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan luas luka bakar dan dera!at

    luka bakarn"a, dan harus ob!ektif.7 atokan "an' masih dipakai dan diterima luas

    adalah men'ikuti  Rules of Nines dari $alla#e (lihat +ambar 7). /uka bakar "an'

    ter!adi pada daerah muka dan leher !auh lebih berbaha"a daripada luka bakar di

    tun'kai ba*ah, kita mesti san'at *aspada terhadap timbuln"a obstruksi !alan napas.7>%

    7:

    Gambar +. Skema pemba'ian luas luka bakar den'an Rule of Nine.7 

    1erdasarkan dalamn"a !arin'an "an' rusak akibat luka bakar tersebut, luka

     bakar dapat diklasifikasikan men!adi dera!at I, II, III dan IV.7>

    7. ada luka bakar dera!at 7 ( superficial burn), kerusakan han"a ter!adi di

     permukaan kulit. 2ulit akan tampak kemerahan, tidak ada bula, sedikit oedem

    dan n"eri, dan tidak akan menimbulkan !arin'an parut setelah sembuh.

    . /uka bakar dera!at ( partial thickness burn) men'enai seba'ian dari

    ketebalan kulit "an' melibatkan semua epidermis dan seba'ian dermis. ada

    kulit akan ada bula, sedikit oedem, dan n"eri berat.

    10

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    12/56

    >. ada luka bakar dera!at > ( full thickness burn), kerusakan ter!adi pada semua

    lapisan kulit dan ada nekrosis. /esi tampak putih dan kulit kehilan'an sensasi

    rasa, dan akan menimbulkan !arin'an parut setelah luka sembuh.

    :. /uka bakar dera!at : disebut charring injury. ada luka bakar ini kulit tampak 

    hitam seperti aran' karena terbakarn"a !arin'an. Ter!adi kerusakan seluruh

    kulit dan !arin'an subkutan, be'itu !u'a pada tulan' akan 'oson'.

    1eratn"a luka bakar berdasarkan dera!at dan luasn"a kulit "an' terkena dan

    dapat dikate'orikan men!adi > "aitu rin'an, sedan' dan berat.78

    7 /uka bakar kate'ori rin'an adalah !ika terdapat luka bakar dera!at I seluas

    H78- atau dera!at II seluas H-. /uka bakar kate'ori sedan' adalah luka bakar dera!at I seluas 76%78- atau

    dera!at II seluas 8%76-.

    > /uka bakar kate'ori berat merupakan luka bakar dera!at II seluas 6- atau

    dera!at III seluas 76- atau men'enai *a!ah, tan'an%kaki, alat

    kelaminGpersendian sekitar ketiak atau akibat listrik te'an'an tin''i (7666V)

    atau den'an komplikasi patah tulan'Gkerusakan !arin'an lunakG'an''uan !alan

    nafas.

    2.0. Penatala/sanaan lu/a ba/ar fase a/ut

    ada penan'anan penderita den'an trauma luka bakar, seperti pada

     penderita trauma B trauma lainn"a harus ditan'ani se#ara teliti dan

    sistematik.77,7

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    13/56

    temperature. Monitorin' !antun' terutama pada penderita karena trauma listrik,

    dapat ter!adi aritmia ataupun sampai ter!adi car&iac arrest.

    > 'R!N( )'"*'"   = 1ilamana urin tidak bisa diukur maka dapat dilakukan

     pemasan'an  foley kateter. 3rin produksi dapat diukur dan di#atat tiap !am.

    5bser4asi urine  diperiksa *arna urin terutama pada penderita luka bakar 

    dera!at III atau akibat trauma listrik. M"o'lobin dan emo'lobin terdapat

    dalam urin menun!ukan adan"a kerusakaan "an' hebat.

    &. ec4ndary sur6ey

    7 emeriksaan dari kepala sampai kaki.

    akaian dan perhiasan dibuka =a) eriksa titik kontak.

     b) 0stimasi luas luka bakar G dera!at luka bakarn"a.

    #) emeriksaan neurolo'i.

    d) emeriksaan trauma lain, patah tulan'Gdislokasi.

    e) 2alau perlu dipasan' intubasi endotrakeal.

    7. #esusitasi

    7 1ila didapatkan luka bakar, dapat diberikan #airan %: ##Gk'G luas luka bakar.

    2alau didapatkan haemo#romo'en (m"o'lobin), urine output  dipertahankan antara

    E8%766 ##G!am sampai tampak men!adi !ernih.

    > $o&ium bicarbonate dapat ditambahkan pada rin'er laktat sampai p

    ## J berat badan J - luas luka ditambah kebutuhan faal.

    ari kedua

    12

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    14/56

    7 e*asa = 7L dari hari pertama

    Anak = diberi sesuai kebutuhan faal

    2. Gangguan 5alan !afas

    +an''uan dapat timbul dalam bentuk total dan mendadak, seba'ian dan

     perlahan%lahan, dan pro'resif dan atau berulan'. Takipnu adalah tanda samar tetapi

    dini dalam menentukan adan"a baha"a terhadap air*a" atau 4entilasi, karena serin'

    kali berhubun'an den'an n"eri dan ke#emasan. Maka perlu dilakukan pemantauan

    ulan' terhadap kelan#aran air*a" dan ke#ukupan 4entilasi "an' serin'. Terutama

     pada penderita "an' memiliki penurunan kesadaran sehin''a mempun"ai risiko

    timbuln"a 'an''uan air*a" dan serin' kali membtuhkan pemasan'an air*a"definitif. ada penderita den'an #edera kepala dan hilan' kesadaran, perubahan

    kesadaran karena alkohol dan atau obat%obatan "an' lain dan men'alami 'an''uan

     pernafasan, perlu dilakukan pemasan'an intubasi endotrakeal den'an tu!uan untuk=

    a. Membuka air*a"

     b. Memberikan tambahan 5

    #. Menun!an' 4entilasi

    d. Men#e'ah aspirasi

    ada penderita "an' men'alami trauma terutama berupa #edera kepala, perlu

    dilakukan tindakan berupa men!a'a oksi'enasi dan men#e'ah hiperkarbia seba'ai

     pen'elolaan utama dalam pen'elolaan penderita trauma. Atasi kemun'kinan

    ter!adin"a muntah pada semua kasus #edera. Terdapatn"a isi lambun' di dalam

    orofarin' merupakan risiko aspirasi, sehin''a perlu se'era dilakukan pen'hisapan

    dan rotasi seluruh tubuh penderita ke posisi lateral.

    Adapun 'an''uan !alan nafas adalah seba'ai berikut=

    7. Trauma maksilofasial

    Trauma maksilofasial merupakan trauma pada *a!ah "an' memerlukan

    mekanisme pen'elolaan aira" "an' a'resif. 9ontoh mekanisme ter!adin"a

    trauma maksilofasial adalah penumpan' atau pen'emudi kendaraan "an'

    tidak men''unakan sabuk pen'aman den kemudian terlempar men'enai ka#a

    13

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    15/56

    depan dan dashboard. Trauma pada daerah ten'ah *a!ah dapat men"ebabkan

    fraktur%dislokasi den'an 'an''uan pada nasofarin' dan orofarin'.

    2emun'kinan dapat ter!adi penin'katan sekresi dan 'i'i "an' ter#abut pada

    fraktur *a!ah. ada fraktur rahan' baah, terutama fraktur korpus bilateral

    dapat men"ebabkan hilan'n"a tumpuan normal dan ter!adi sumbatan air*a"

    saat pasien berbarin'.

    . Trauma leher 

    Trauma pada leher dapat berupa luka tembus leher "an' menimbulkan

    kerusakan pada 4askuler "an' berat. 2eadaan ini men"ebabkan pasien tidak 

    dapat dilakukan pemasan'an intubasi endotrakeal. 9edera tumpul atau ta!am

     pada leher dapat men"ebabkan kerusakan pada larin' atau trakhea "an'kemudian men"ebabkan kerusakan hebat pada trakheobronkial, sehin''a

    membutuhkan pemasan'an air*a" definitif "an' se'era.

    9edera leher dapat men"ebabkan sumbatan air*a" parsial karena

    kerusakan larin' dan trakea atau penekanan pada air*a" akibat perdarahan ke

    dalam !arin'an lunak di leher. ada a*aln"a mun'kin pasien masih bisa

    mempertahankan air*a", tapi bila di#uri'ai berbaha"a terhadapt aira", pipa

    endotrakeal dapat dipasan' den'an hati%hati. ada keadaan den'an sumbatan

     !alan nafas "an' mendadak, perlu dilakukan surgical airway se#ara dini.

    >. Trauma larin'eal

    Trauma larin' !aran' ter!adi, tetapi dapat men"ebabkan sumbatan

    air*a" akut. Fraktur larin' ditandai den'an adan"a trias= suara parau,

    emfisema subkutan, dan teraba fraktur.

    ?ika didapatkan adan"a sumbatan total !alan nafas atau pasien berada

    dalam keadaan 'a*at nafas, perlu dilakukan intubasi. Apabila intubasi tidak 

     berhasil, dapat dilakukan trakeostomi darurat. &amun tindakan ini dapat

    men"ebabkan perdarahan "an' ban"ak dan membutuhkan *aktu "an' lama.

    Adan"a suara nafas tambahan dapat menun!ukkan suatu sumbatan

     !alan nafas parsial. Tidak adan"a suara nafas dapat menun!ukkan ter!adin"a

    sumbatan pada !alan nafas se#ara total. Apabila ditemukan tin'kat kesadaran

    14

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    16/56

    menurun, deteksi sumbatan !alan nafas men!adi lebih sulit, den'an ditemukan

    adan"a dispnea mun'kin men!adi satu%satun"a bukti adan"a sumbatan !alan

    nafas atau #edera trakeobronkial.

    Apabila ditemukan fraktur larin' den'an mekanisme #edera dan 'e!ala klinis

    "an' masih samar, maka pemeriksaan den'an men''unakan compute& 

    tomography dapatmembantu dalam mene'akkan dia'osis.

    :. Trauma Inhalasi

    9edera inhalasi ter!adi kalau men'hirup 'as toksit "an' suhun"a

    san'at tin''i atau asap kebakaran . 2arbon monoksida ( 95) merupakan

     produk sampin'an kebakaran "an' palin' serin' ditemukan = idro'en

    2lorida dan idro'en sianida merupakan produk sampin'an lainn"a "an'serin' terdapat pada kebakaran.

    ada kebakaran dalam ruan'an tertutup dan bilamana kebakaran

    men'enai daerah muka G *a!ah dapat menimbulkan kerusakan mukosa !alan

    nafas akibat 'as , asap atau uap panas "an' terhisap. 9idera inhalasi

    disebabkan oleh !enis bahan kimia terbakar ( tra#eobronkitis) dari saluran

     pernafasan. 1ila #idera ini ter!adi pada pasien den'an luka bakar kulit "an'

     parah kematian san'at tin''i antara :; -% ;< -. 0dema "an' ter!adi dapatmen"ebabkan 'an''uan berupa hambatan !alan nafas.

    2era#uanan asap "an' disebabkan oleh termode'redasi material

    alamiah dan materi "an' diproduksi. Termode'redasi men"ebabkan

    terbentukn"a 'as toksik seperti hidro'en sianida , nitro'en oksida , hidro'en

    klorida dan partikel%partikel tersuspensi. 0fek akut dari bahan kimia ini

    menimbulkan iritasi dan bronkokontriksi pada saluran nafas. 5bstruksi !alan

    nafas akan men!adi lebih hebat akibat adan"a bronkitis dan edema

    5leh karena onset ter!adin"a tidak se'era dan serin' tidak ditan'ani

    sese'era mun'kin, maka perlu diketahui tanda% tanda "an' dapat

    15

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    17/56

    men'arahkan kita untuk bertindak dan harus men#uri'ai bah*a seseoran'

    telah men'alami trauma inhalasi antala lain=

    a. /uka bakar pada *a!ah

     b. Alis mata dan bulu hidun' han'us

    #. Adan"a timbunan karbon dan tanda%tanda inflamasi akut di dalam

    orofarin'

    d. Sputum "' men'andun' aran' atau karbon

    e. $heeDin', sesak dan suara serak 

    f. Adan"a ri*a"at terkurun dalam kepun'an api'. /edakan "n' men"ebakan trauma bakar pada kepala dan badan

    h. Tanda%tanda kera#unan 95 ( karboksihemo'lobin 76 - setelah berada

    dalam lin'kun'an api) seperti kulit ber*arna pink sampai merah, takikardi,

    takipnea, sakit kepala, mual, pusin', pandan'an kabur, halusinasi, ataksia,kolaps sampai koma.

    2., Penatala/sanaan 5alan !afas

    rioritas utama dalam mana!emen !alan nafas adalah membebaskan !alan

    nafas dan mempertahankann"a a'ar tetap bebas.7 Adapun tindakan "an' dilakukan

    adalah seba'ai berikut=

    • 1i#ara kepada pasien

    asien "an' dapat men!a*ab den'an !elas adalah tanda bah*a !alan nafasn"a

     bebas. asien "an' tidak sadar mun'kin memerlukan !alan nafas buatan dan

     bantuan pernafasan. en"ebab obstruksi pada pasien tidak sadar umumn"a

    adalah !atuhn"a pan'kal lidah ke belakan'. ?ika ada #edera kepala, leher atau

    dada maka pada *aktu intubasi trakhea tulan' leher (#er4i#al spine) harus

    dilindun'i den'an imobilisasi in%line

    • 1erikan oksi'en den'an sun'kup muka (masker) atau kantun' nafas ( self%

    in4latin')• Menilai !alan nafas

    Tanda obstruksi !alan nafas antara lain =

    % Suara berkumur

    % Suara nafas abnormal (stridor, dsb)

    16

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    18/56

    % asien 'elisah karena hipoksia

    % 1ernafas men''unakan otot nafas tambahan G 'erak dada paradoJ

    % Sianosis

    • Men!a'a stabilitas tulan' leher

    • ertimban'kan untuk memasan' !alan nafas buatan

    Indikasi tindakan ini adalah =

    % 5bstruksi !alan nafas "an' sukar diatasi

    % /uka tembus leher den'an hematoma "an' membesar 

    % Apnea

    % ipoksia

    % Trauma kepala berat

    % Trauma dada

    % Trauma *a!ah G maJillo%fa#ial

    2.9 Airway 3anagement

    Tu!uan n"a adalah membebaskan !alan napas untuk men!amin pertukaran

    udara se#ara normal. 9ara melakukan dia'nosa terhadap adan"a 'an''uan !alan

    napas dapat diketahui den'an #ara / (look), / (listen), dan F (feel) "an' dilakukan

    dalam satu 'erak. 

    • / K Look G /ihat

    % /ihat 'erakan nafas atau pen'emban'an dada, adan"a retraksi sela i'a, *arna

    mukosaGkulit dan kesadaran.

    /ihat apakah korban men'alami a'itasi, tidak dapat berbi#ara, penurunan

    kesadaran, sianosis (kulit biru dan keabu%abuan) "an' menun!ukkan hipoksemia

    dapat dilihat pada kuku, lidah, telin'a, dan kulit sekitar mulut. /ihat apakah terdapat

    retraksi dan pen''unaan otot%otot nafas tambahan.

    • / K Listen G en'ar

    en'ar aliran udara pernafasan, den'ar adan"a suara%suara abnormal.

    17

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    19/56

    ernapasan "an' berbun"i (suara nafas tambahan) adalah pernapasan "an' tersumbat.

    Suara menden'kur (snorin'), berkumur ('ur'lin'), dan bersiul (#ro*in' sound,

    stridor) mun'kin berhubun'an den'an sumbatan parsial pada farin' atau larin'. Suara

     parau (hoarseness, disfonia) menun!ukkan sumbatan pada farin'.

    • F K +eel   Rasakan

    Rasakan Tidak ada udara "an' dapat dirasakan atau diden'arkan dari hidun'

    dan mulut den'an #epat menentukan apakah trakea berada di ten'ah

    Rasakan adan"a aliran udara pernafasan den'an men''unakan pipi penolon'. 9ara

     pemeriksaan  Look-Listen-+eel LL+/ dilakukan se#ara simultan. 9ara ini dilakukan

    untuk memeriksa !alan nafas dan pernafasan, sambil melakukan penilaian pada pasien

    men'enai=• Tin'kat kesadaran

    •  &apas spontan 4s apnu

    • Air*a" and #er4i#al spine in!ur"

    • +erakan dada

    • Tanda%tanda obstruksi air*a"

    • Suara napas

    • RefleJ !alan napas

    2.9.+ "inda/an yang dila/u/an untu/ penatala/sanaan 1alan nafas

    2.9.+.+. 3embu/a 1alan nafas dengan pr4te/si cer6i/al

    /idah merupakan pen"ebab utama tertutupn"a !alan napas pada korban tidak 

    sadar. ada korban "an' tidak sadar, lidah akan kehilan'an kekuatan ototn"a

    sehin''a akan ter!atuh kebelakan' ron''a mulut. al ini men'akibatkan tertutupn"a

    trakea seba'ai !alan napas. ada kasus%kasus tertentu, korban membutuhkan bantuan

     pernapasan. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, !alan napas korban harus

    terbuka. Ada dua manu4er "an' laDim di'unakan untuk membuka !alan napas, "aitu

    head tilt G 9hin lift dan !a* trust.

    A. Chin Lift maneuver  perasat mengang/at dagu;

    18

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    20/56

    ilakukan den'an maksud men'an'kat otot pan'kal lidah ke depan.

    Tehnik ini bertu!uan membuka !alan nafas se#ara maksimal. Tidak disarankan

     pada penderita den'an ke#uri'aan patah tulan' leher dan seba'ai 'antin"a

    'unakan ?a* thrust dan han"a dapat di'unakan pada korban tanpa #edera

    kepala, leher, dan tulan' belakan'.. Tahap%tahap untuk melakukan tehnik ini

    adalah =

    /etakkan tan'an pada dahi korban ('unakan tan'an "an' palin' dekat

    den'an dahi korban).

    elan%pelan ten'adahkan kepala pasien den'an mendoron' dahi kearah

      belakan'.

    /etakkan u!un'%u!un' !ari tan'an "an' satun"a pada ba'ian tulan' darida'u korban. ?ika korban anak%anak, 'unakan han"a !ari telun!uk dan

    diletakkan di ba*ah da'u.

    An'kat da'u bersamaan den'an menen'adahkan kepala. ?an'an samapi

    mulut korban tertutup. ?ika korban anak%anak, !an'an terlalu menen'adahkan

    kepala.

    ertahankan posisi ini.

    1.  Head Tilt ( d4r4ng /epala /e bela/ang )

    ilakukan bila !alan nafas tertutup oleh lidah pasien, tidak boleh dilakukan

     pada pasien du'aan fraktur ser4ikal.

    9aran"a =

    % /etakkan satu telapak tan'an di dahi pasien dan tekan ke ba*ah sehin''a

    kepala men!adi ten'adah dan pen"an''a leher te'an' dan lidahpun

    teran'kat ke depan.

    % Tan'an kanan melakukan Chin lift   ( da'u dian'kat). dan tan'an kiri

    melakukan hea& tilt . an'kal lidah tidak la'i menutupi !alan nafas.

    9.  Jaw thrust  perasat men4la/ sudut rahang bawah;

    19

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    21/56

    ada pasien den'an du'aan #edera leher dan kepala, han"a dilakukan

    maneuver jaw thrust  den'an hati%hati dan men#e'ah 'erakan leher. Tehnik ini

    dapat di'unakan selain tehnik diatas. $alaupun tehnik ini men'uras tena'a,

    namun merupakan "an' palin' sesuai untuk korban den'an #edera tulan'

     belakan'.

    Tahap%tahap untuk melakukan tehnik ini adalah =

    1erlutut diatas kepala korban. /etakkan siku pada lantai di kedua sisi

    kepala

      korban. /etakkan tan'an di kedua sisi kepala korban.

    9en'keram rahan' ba*ah korban pada kedua sisin"a.!ika korban anak%

    anak,  'unakan dua atau ti'a !ari dan letakkan pada sudut rahan'.

    +unakan 'erakan men'an'kat untuk mendoron' rahan' ba*ah korban

    keatas. al ini menarik lidah men!auhi ten''orokan.

    % Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. ?ika perlu, tarik bibir 

     ba'ia ba*ah den'an kedua ibu !ari.

    3ntuk memeriksa !alan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan

    teknik Cross +inger   "aitu den'an men''unakan ibu !ari dan !ari telun!uk "an'

    disilan'kan dan menekan 'i'i atas dan ba*ah.1ila !alan nafas tersumbat karena

    adan"a benda asin' dalam ron''a mulut dilakukan pembersihan manual den'an

    sapuan !ari.2e'a'alan membuka nafas den'an #ara ini perlu dipikirkan hal lain "aitu

    adan"a sumbatan !alan nafas di daerah farin' atau adan"a henti nafas ( apnea). 1ila

    hal ini ter!adi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila

    dada tidak men'emban', maka kemun'kinan ada sumbatan pada !alan nafas dan

    dilakukan maneuver 0eimlich.

    20

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    22/56

    +ambar .: Triple Air*a" Manue4er 

    2.9.+.2 'ace 3as/ Design dan "e/ni/ 

    en''unaan  face mask   dapat memfasilitasi pen'aliran oksi'en atau 'as

    anestesi dari sistem breathin' ke pasien den'an pemasan'an  face mask   den'an

    rapat ('ambar 8%8). /in'karan dari fa#e mask disesuaikan den'an bentuk muka

     pasien. 5rifisium fa#e mask dapat disambun'kan ke sirkuit mesin anestesi melalui

    konektor. Tersedia berba'ai desain face mask .  +ace mask   "an' transparan dapat

    men'obser4asi uap 'as ekspirasi dan muntahan. +ace mask  "an' dibuat dari karet

     ber*arna hitam #ukup lunak untuk men"esuaikan den'an bentuk muka "an' tidak 

    umum. Retainin' hook dipakai untuk men'kaitkan head s#rap sehin''a fa#e mask 

    tidak perlu terus dipe'an'. 1eberapa ma#am mask untuk pediatrik di desain untuk 

    men'uran'i dead spa#e.

    Ventilasi "an' efektif memerlukan !alan nafas "an' bebas dan face mask  "an'

    rapatGtidak bo#or. Teknik pemasan'an fa#e mask "an' tidak tepat dapat

    men"ebabkan reser4oir ba' kempis *alaupun klepn"a ditutup, hal ini

    menun!ukkan adan"a kebo#oran sekelilin' fa#e mask. Sebalikn"a, tekanan sirkuit

     breathin' "an' tin''i den'an per'erakan dada dan suara pernafasan "an' minimal

    menun!ukkan adan"a obstruksi !alan nafas.

    21

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    23/56

     

    +ambar .8 +ace 1ask 

    1ila fa#e mask dipe'an' den'an tan'an kiri, tan'an kanan di'unakan untuk 

    melakukan 4entilasi den'an tekanan positif den'an memeras breathin' ba'. Fa#e

    mask dipasan' dimuka pasien dan sedikit ditekan pada badan fa#e mask den'an

    ibu !ari dan telun!uk. ?ari ten'ah dan !ari manis menarik mandibula untuk ekstensi

     !oint atlantoo##ipital. Tekanan !ari%!ari harus pada mandibula, !an'an pada !arin'an

    lunak "an' menopan' dasar lidah karena dapat ter!adi obstruksi !alan nafas. ?ari

    kelin'kin' ditempatkan diba*ah sudut  jaw  dan di'unakan untuk  jaw thrust 

    manu4er "an' palin' pentin' untuk dapat melakukan 4entilasi pasien.

    +ambar .< 9ara Meme'an' +ace 1ask 

    22

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    24/56

    ada situasi "an' sulit, diperlukan dua tan'an untuk mendapatkan !a* thrust

    "an' adekuat dan fa#e mask "an' rapat. 2arena itu diperlukan seoran' asisten

    untuk memompa ba' ('ambar 8%;). 5bstruksi selama ekspirasi dapat disebabkan

    karena tekanan kuat dari fa#e mask atau efek ball%4al4e dari !a* thrust. 2adan'%

    kadan' sulit memasan' fa#e maks rapat ke muka. Membiarkan 'i'i palsu pada

    tempatn"a (tapi tidak dian!urkan) atau memasukkan 'ulun'an kasa ke ron''a

    mulut mun'kin dapat menolon' men'atasi kesulitan ini. Ventilasi tekanan

    normaln"a !an'an melebihi 6 #m 5 untuk men#e'ah masukn"a udara ke

    lambun'.

    2eban"akan !alan nafas pasien dapat dipertahankan den'an fa#e mask dan

    oral atau nasal air*a". Ventilasi den'an fa#e mask dalam !an'ka lama dapat

    menimbulkan #edera akibat tekanan pada #aban' saraf tri'eminal atau fasial.

    isebabkan tidak adan"a tekanan positif pada !alan nafas selama nafas spontan,

    han"a diperlukan tekanan minimal pada fa#e mask supa"a tidak bo#or. 1ila fa#e

    mask dan ikatan mask di'unakan dalam !an'ka lama maka posisi harus serin'

    dirubah untuk men'hindari #edera. indari tekanan pada mata, dan mata harus

    diplester untuk men'hindari resiko aberasi kornea.

    2.9.+.0 "e/ni/ dan &entu/ $aryngeal 3as/ Airway $3A;

    en''unaan /MA menin'kat untuk men''antikan pemakaian  face mask  dan

    TT selama pemberian anestesi, untuk memfasilitasi 4entilasi dan pemasan'an TT

     pada pasien den'an diffi#ult air*a", dan untuk membantu 4entilasi selama

     bron#hos#op" fiberopti#, !u'a pemasan'an bronkhoskop. /MA memiliki

    kelebihan istime*a dalam menentukan penan'anan kesulitan !alan nafas

    dibandin'kan #ombitube. Ada : tipe /MA "an' biasa di'unakan=

    a. /MA "an' dapat dipakai ulan'

     b. /MA "an' tidak dapat dipakai ulan'

    #. roSeal /MA "an' memiliki luban' untuk memasukkan pipa naso'astrik dan

    dapat di'unakan 4entilasi tekanan positif 

    23

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    25/56

    d. Fastra#h /MA "an' dapat memfasilitasi intubasi ba'i pasien den'an !alan

    nafas "an' sulit.

    +ambar .E Insersi Laringeal 1ask 

    /MA terdiri dari pipa den'an luban' "an' besar, "an' di akhir ba'ian

     proksimal dihubun'kan den'an sirkuit nafas den'an konektor berukuran 78 mm, dan

    diba'ian distal terdapat balon berbentuk elips "an' dapat dikemban'kan le*at pipa.

    1alon dikempiskan dulu, kemudian diberi pelumas dan masukan se#ara membuta ke

    hipofarin', sekali telah dikemban'kan, balon den'an tekanan rendah ada di muara

    larin'. emasan'ann"a memerlukan anestesi "an' lebih dalam dibandin'kan untuk 

    memasukan oral air*a". $alaupun pemasan'ann"a relatif mudah ('ambar 8%),

     perhatian "an' detil akan memperbaiki keberhasilan. (tabel 8%). osisi ideal dari

     balon adalah dasar lidah di ba'ian superior, sinus p"riforme dilateral, dan spin#ter 

    oesopa'us ba'ian atas di inferior. ?ika esopha'us terletak di rim balon, distensi

    lambun' atau re'ur'itasi masih mun'kin ter!adi.

    Variasi anatomi men#e'ah fun'si /MA "an' adekuat pada beberapa pasien.Akan tetapi, !ika /MA tidak berfun'si semestin"a dan setelah men#oba memperbaiki

    masih tidak baik, keban"akan klinisi men#oba den'an /MA lain "an' ukurann"a

    lebih besar atau lebih ke#il. 2arena penutupan oleh epi'lotis atau u!un' balon

    merupakan pen"ebab ke'a'alan terban"ak, maka memasukkan /MA den'an

    24

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    26/56

     pen'lihatan se#ara lan'sun' den'an larin'oskop atau bron#hoskop fiberoptik (F51)

    men'untun'kan pada kasus "an' sulit. emikian !u'a, seba'ian balon di'embun'kan

    sebelum insersi dapat san'at membantu. ipa di plester seperti haln"a TT. /MA

    melindun'i larin' dari sekresi farin' (tapi tidak terhadap re'ur'itasi lambun') dan

    /MA harus tetap dipertahankan pada tempatn"a sampai reflek !alan nafas pasien

     pulih kembali. Ini biasan"a ditandai den'an batuk atau membuka mulut sesuai

    den'an perintah. /MA "an' dapat dipakai la'i, dapat di autoklaf, dibuat dari karet

    silikon (bebas latek) dan tersedia dalam berba'ai ukuran.

    +ambar .; 3kuran /MA

    /MA memberikan alternatif untuk 4entilasi selain fa#e mask atau TT ('ambar 

    .). 2ontraindikasi untuk /MA adalah pasien den'an kelainan farin' (misaln"a

    abses), sumbatan farin', lambun' "an' penuh (misaln"a kehamilan, hernia hiatal),

    atau komplians paru rendah (misaln"a pen"akit restriksi !alan nafas) "an'

    memerlukan tekanan inspirasi pun#ak lebih besar dari >6 #m 5. Se#ara tradisional,

    /MA dihindari pada pasien den'an bronkhospasme atau resistensi !alan nafas tin''i,

    akan tetapi, bukti%bukti baru menun!ukkan bah*a karena tidak ditempatkan dalamtrakhea, pen''unaan /MA dihubun'kan den'an ke!adian bron#hospasme lebih

    kuran' dari pada den'an TT.

    25

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    27/56

    +ambar . Indikator 2eberhasilan emasan'an /MA

    $alaupun hal ini n"ata tidak seba'ai pen'anti untuk trakheal intubasi, /MAmembuktikan san'at membantu terutama pada pasien den'an !alan nafas "an' sulit

    ("an' tidak dapat di4entilasi atau diintubasi) disebabkan mudah untuk memasan'n"a

    dan an'ka keberhasilann"a relatif besar (8%-). /MA telah di'unakan seba'ai pipa

    untuk !alur st"let ('um elastik, bou'ie), 4entilasi !et st"let, fleksibel F51, atau TT

    diameter ke#il (

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    28/56

    Tersedia /MA "an' telah dimodifikasi untuk memfasilitasi penempatan TT

    "an' lebih besar den'an atau tanpa men''unakan F51. emasukann"a dapat

    dilakukan diba*ah anestesi topikal dan blok saraf larin'eal bilateral !ika !alan nafas

    harus bebas sera"a pasienn"a sadar.

    2.9.+. s4phageal < "racheal 74mbitube "7;

    A. "e/ni/ = &entu/ Pipa

    +ambar .77 0sopha'ela%Tra#heal 9ombitube

    7. enempatan

    • Ventilasi melalui (biru) lumen.

    • ?ika suara napas "an' hadir, 0T9 di keron'kon'an@ 4entilasi.

    • ?ika tidak ada suara napas "an' terden'ar, perubahan 4entilasi untuk 

    lumen lebih pendek N ("an' !elas) dan re#he#k untuk suara napas.

    ?ika suara napas "an' hadir, 0T9 dalam trakea@ terus 4entilasi.

    27

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    29/56

    • ?ika tidak ada suara napas atau napas suara samar, upa"a untuk 

    menin'katkan se'el den'an menambahkan hin''a . 2ontraindikasi Tin''i

    • kuran' dari 8 kaki (han"a satu ukuran saat ini tersedia).

    • 'a' Oillim utuh (tidak akan mentolerir manset).

    • 2ehadiran pen"akit Oillimete (potensial untuk perdarahan atau pe#ah).

    • Menelan Dat kaustik (potensi untuk pe#ah).

    • Atas obstruksi !alan napas (benda asin', edema Oillime, Oillimeter).

    :. kekha*atiran

    • otensi nasofarin', kerusakan mukosa orofarin'eal atau trakea atau

    edema (terutama !ika dibiarkan dalam untuk lebih dari %; !am).

    • 2etidakmampuan untuk sekresi hisap ketika dalam posisi trakea

    Oillimete.

    • an"a satu ukuran "an' tersedia, pen''unaan tun''al membuat

    mahal.

    ipa kombinasi esopha'us B tra#heal (0T9) terbuat dari 'abun'an pipa,

    masin'%masin' den'an konektor 78 mm pada u!un' proksimaln"a. ipa biru "an'

    lebih pan!an' u!un' distaln"a ditutup. ipa "an' tranparant berukuran "an' lebih

    28

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    30/56

     pendek pun"a u!un' distal terbuka dan tidak ada sisi "an' perporasi. 0T9 ini

     biasan"a dipasan'kan se#ara buta melalui mulut dan dimasukkan sampai lin'karan

    hitam pada batan' batas antara 'i'i atas dan ba*ah. 0T9 mempun"ai balon untuk 

    di'embun'kan, 766 ml untuk balon prosikmal dan 78 ml untuk balon distal,

    keduan"a harus dikembun'kan se#ara penuh setelah pemasan'an. ipa "an' benin'

    "an' lebih pendek dapat di'unakan untuk dekompresi lambun'. ilihan lain, !ika

    0T9 masuk ke dalam Oillime, 4entilasi melalui pipa "an' benin' akan lan'sun' 'as

    ke tra#hea. Meskipun pipa kombinasi masih rerdaftar seba'ai pilihan untuk 

     penan'anan !alan nafas "an' sulit dalam al'oritma Ad4an#ed 9ardia# /ife Support,

     biasan"a !aran' di'unakan oleh dokter anestesi "an' lebih suka memakai /MA atau

    alat lain untuk penan'anan pasien den'an !alan nafas "an' sulit.

    2.9.+., Pipa "racheal "";

    TT di'unakan untuk men'alirkan 'as anestesi lan'sun' ke dalam tra#hea dan

    men'i!inkan untuk Oillime 4entilasi dan oksi'enasi. abrik menentukan standar TT

    (Ameri#an &ational Standards for Anestheti# 0Puipment@ A&SI Z%E). TT

    keban"akan terbuat dari pol"4in"l#hloride. ada masa lalu, TT diberi tanda IT atau

    Z%E untuk indikasi ini telah di#oba untuk memastikan tidak bera#un. 1entuk dan

    kekakuan dari TT dapat dirubah den'an pemasan'an mandren. 3!un' pipa

    dirun#in'kan untuk membantu pen'lihatan dan pemasan'an melalui pita suara. ipa

    Murph" memiliki sebuah luban' (mata Murph") untuk men'uran'i resiko sumbatan

     pada ba'ian distal tube bila menempel den'an #arina atau tra#hea.

    Tahanan aliran udara terutama ter'antun' dari diameter pipa, tapi ini !u'a

    dipen'aruhi oleh pan!an' pipa dan len'kun'ann"a. 3kuran TT biasan"a dipola dalam

    Oillimeter untuk diameter internal atau "an' tidak umum dalam s#ala ran#is

    (diameter eJternal dalam Oillimeter dikalikan den'an >). emilihan pipa selalu hasil

    kompromi antara memaksimalkan flo* den'an pipa ukuran besar dan meminimalkan

    trauma !alan nafas den'an ukuran pipa "an' ke#il.

    29

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    31/56

    +ambar .7 3kuran )ral "ube Sesuai 3sia dan ?enis 2elamin

    2eban"akan TT de*asa memiliki sistem pen'embun'an balon "an' terdiri

    dari katup, balon petun!uk ( pilot balloon), pipa pen'emban'kan balon, dan balon

    (#uff). 2atup men#e'ah udara keluar setelah balon dikembun'kan. 1alon petun!uk 

    memberikan petun!uk kasar dari balon "an' di'embun'kan. Inflatin' tube

    dihubun'kan den'an klep. en'an membuat trakhea "an' rapat, balon TT

    men'i!inkan dilakukann"a 4entilasi tekanan positif dan men'uran'i kemun'kinan

    aspirasi. ipa "an' tidak berbalon biasan"a di'unakan untuk anak%anak untuk 

    meminimalkan resiko dari #edera karena tekanan dan post intubasi #roup.

    +ambar .7> 1urphy "racheal "ube

    30

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    32/56

    Ada tipe balon TT "aitu balon den'an tekanan tin''i 4olume rendah dan

    tekanan rendah 4olume tin''i. 1alon tekanan tin''i dikaitkan den'an besarn"a

    iskhemia mukosa tra#hea dan kuran' n"aman untuk intubasi pada *aktu lama. 1alon

    tekanan rendah dapat menin'katkan kemun'kinan n"eri ten''orokan (luas area

    kontak mukosa), aspirasi, ekstubasi spontan, dan pemasan'an "an' sulit ( karena

    adan"a flopp" #uff). Meskipun demikian, karena insidensi rendah dari kerusakan

    mukosa, balon tekanan rendah lebih dian!urkan.

    Tekanan balon ter'antun' dari beberapa faktor= 4olume pen'emban'an,

    diameter balon "an' berhubun'an den'an tra#hea, tra#hea dan komplians balon, dan

    tekanan intratorak (tekanan balon dapat menin'kat pada saat batuk). Tekanan balon

    dapat menaik selama anetesi umum seba'ai hasil dari difusi dari & 5 dari mukosa

    tra#heal ke balon TT.

    TT telah dimodifikasi untuk berba'ai pen''unaan khusus. ipa "an' lentur,

    spiral, *ire B reinfor#ed TT (armored tubes), tidak kinkin' dipakai pada operasi

    kepala dan leher, atau pada pasien den'an posisi telun'kup. ?ika pipa lapis ba!a

    men!adi kinkin' akibat tekanan "an' ekstrim ( #ontoh pasien ban'un dan men''i'it

     pipa), lumen pipa akan tetutup dan pipa TT harus di'anti. ipa khusus lainn"atermasuk pipa mikrolarin'eal, RA0 tube, dan luban' pipa 'anda (double lumen

    tube). Semua TT memiliki 'aris "an' dilekatkan dan bersifat radio'opak "an'

    men'i!inkan dapat dilihatn"a 0TT pada tra#hea.

    2.9.+.9 $aring4s/4p #igid

    /arin'oskop adalah instrumen untuk pemeriksaan larin' dan untuk fasilitas

    intubasi tra#hea. andle biasan"a berisi batre untuk #aha"a bola lampu pada u!un'

     blade, atau untuk ener'i fiberopti# bundle "an' berakhir pada u!un' blade. 9aha"a

    dari bundle fiberoptik tertu!u lan'sun' dan tidak tersebar.

    31

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    33/56

    +ambar .7: /arin'oskop Ri'id

    /arin'oskop den'an lampu fiberopti# bundle dapat di'unakan diruan' MRI. 1lade

    Ma#intosh dan Miller ada "an' melen'kun' dan bentuk lurus. emilihan dari bladeter'antun' dari kebiasaan seseoran' dan anatomi pasien. 2arena tidak ada blade "an'

    #o#ok untuk semua situasi, klinisi harus familiar dan ahli den'an bentuk blade "an'

     bera'am.

    +ambar .78 1lade /arin'oskop

    32

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    34/56

    2.9.+.> $aring4s/4p Khusus

    alam 78 tahun terakhir, terdapat larin'skop baru "an' telah dibuat, untuk 

    membantu dokter anestesi men!amin !alan nafas pada pasien den'an !alan nafas "an'

    sulit% /arin'okop 1ullard dan larin'oskop $u.

    +ambar .7< /arin'oskop 2ullar& 

    .7E /arin'oskop 3u

    2eduan"a memiliki sumber #aha"a fiberopti# dan blade "an' melen'kun'

    den'an u!un' "an' pan!an', dan didisain untuk membantu melihat muara 'lotis pada

     pasien den'an lidah besar atau "an' memiliki muara 'lotis san'at anterior. 1an"ak 

    dokter anestesi per#a"a bah*a alat ini untuk men'antisipasi pasien "an' memiliki

     !alan nafas sulit. 1a'aimanapun !u'a, seperti haln"a alat%alat lain "an' di'unakan

    33

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    35/56

     !alan nafas pasien, pen'alaman pen''unaann"a harus dilakukan pada pasien normal

    sebelum di'unakan pada saat pentin' dan memer'ensi pada pasien den'an !alan nafas

    sulit.

    2.9.+.? 'le8ible 'iber4ptic &r4nch4sc4pe 'O&;

    alam beberapa situasi misaln"a pasien den'an tulan' #er4i#al "an' tidak 

    stabil, per'erakan "an' terbatas pada temporo mandibular !oin, atau den'an kelainan

    kon'enital atau kelainan didapat pada !alan nafas atas, larin'oskopi lan'sun' den'an

     pen''unakan ri'id larin'oskop mun'kin tidak dipertimban'kan atau tidak 

    dimun'kinkan. F51 "an' feksibel memun'kinkan 4isualisasi tidak lan'sun' dari

    larin' dalam beberapa kasus atau untuk beberapa situasi dimana diren#anakan

    intubasi sadar (awake intubation). F51 dibuat dari fiber'lass ini men'alirkan #aha"a

    dan 'ambar oleh refleksi internal, #ontohn"a sorotan #aha"a akan ter!ebak dalam

    fiber dan terlihat tidak berubah pada sisi "an' berla*anan. emasan'an pipa berisi

     bundel dari fiber, masin'%masin' berisi 76.666 B 78.666 fiber. Satu bundel

    men"alurkan #aha"a dari sumber #aha"a ( sumber #aha"a bundel) "an' terdapat

    diluar alat atau berada dalam handle "an' memberikan 'ambaran resolusi tin''i.

    34

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    36/56

    +ambar .7; +iberoptic 2ronchoscope

    Manipulasi lan'sun' untuk memasan'kan pipa dilakukan den'an ka*at "an'

    kaku. Saluran aspirasi di'unakan untuk su#tion dari sekresi, insuflasi 5  atau

     pen"emprotan anestesi lokal. Saluran aspirasi sulit untuk dibersihkan, akan tetapi,

    seba'ai sumber infeksi sehin''a memerlukan kehati%hatian pada pembersihan dan

    sterilisasi telah di'unakan.

    35

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    37/56

    2.,.+.@ 6aluasi dan penanganan dari 1alan nafas yang sulit

    36

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    38/56

    enilaian e4aluasi !alan nafas "an' sulit dilakukan den'an beberapa #ara

    sesuai keadaan klinis. +ambar diatas merupakan sebuah al'oritma "an' membahas

    men'enai pertimban'an anastesi berdasarakan bentuk anatomis dan keadaan klinis

     !alan nafas pasien. enan'an !u'a diberikan sesuai respon pasien terhadap pilihan

    terapi pembebasan !alan nafas.

    2.9 Penatala/sanaan 7edera Inhalasi pada lu/a ba/ar

    2asus luka bakar den'an ke#uri'aanGbukti klinis%ob"ektif adan"a #edera

    inhalasi (seperti edema muka sekitar hidun'%mulut dan leher, bulu hidun' terbakar 

    dan edema mukosa hidun') tanpa 'e!ala dan tanpa distres pernafasan. ada kasus ini

    mendapat perhatian dan perlakuan se#ara khusus dalam ; !am pertama pas#a

    ke!adian, didasari pemikiran bah*a obstruksi akibat edema mukosa saluran nafas

     ba'ian atas (edema !alan nafas besar, diatas 'lotis) biasan"a ter!adi dalam kurun

    *aktu tersebut, meskipun obstruksi dapat ter!adi dalam :%>< !am pertama (edema

     !alan nafas den'an diameter lebih ke#il). ada umumn"a kondisi ini disebabkan oleh

    #edera termis.7;,7,6

    enatalaksanaan #edera inhalasi tanpa distres pernafasan diperlakukan seba'ai

    #edera inhalasi den'an distres pernafasan (lebih a'resif), sampai terbukti tidak adadistres pernafasan "an' membaha"akan !i*a pasien. Intubasi dan atau

    krikotiroidotomi disini bukan merupakan sarana men'atasi obstruksi !alan nafas akut,

    namun untuk memfasilitasi pera*atan !alan nafas. en'an intubasi dan atau

    krikotiroidotomi, pera*atan !alan nafas seperti pen'hisapan sekret, humidifikasi,

    la4ase bronko%al4eolar dan seba'ain"a, dapat diker!akan se#ara optimal.6,7,

    enatalaksanaan luka bakar tanpa distress pernafasan=6,

    7 Intubasi (pemasan'an pipa endotrakeal) tanpa men''unakan

     pelumpuh otot dan tanpa 4entilator 

    emberian oksi'en %: literGmenit melalui pipa endotrakeal

    > en'hisapan sekret se#ara berkala: umidifikasi den'an pemberian nebuliDer setiap < !am

    37

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    39/56

    8 emberian bronkodilator (4entolin inhalasi) dilakukan bila !elas

    di!umpai 'e!ala dan tanda distress pernapasan

    < emantauan 'e!alaGtanda distres pernapasan

    a. +e!ala sub"e!tif = 'elisah, sesak nafas

     b. +e!ala ob!ektif = penin'katan frekuensi pernapasan (>6

    kaliGmenit), sianotik, stridor, akti4itas otot pernapasan bertambah

    #. 3ntuk pemantauan ini dilakukan pemeriksaan =%analisis 'as darah =

    ada pertama kali penderita ditolon' ( saat resusitasi)

    ada ; !am pertama

    alam : !am pas#a #edera

    Selan!utn"a sesuai kebutuhan

      %Foto thoraJ : !am pas#a #edera

    E emeriksaan serolo'i

    ; elaksanaan dilakukakan di ruan' resusitasi Instalasi +a*at arurat

    enatalaksanaan #edera inhalasi den'an distres pernafasan "an' bersifat

    'a*at darurat memerlukan tindakan a'resif untuk men'atasi distres pernafasan "an'

    membaha"akan !i*a pasien. Qan' terbaik adalah melakukan trakeostomi G

    krikotiroidotomi.7;,>

    istres pernafasan merupakan suatu kondisi "an' membaha"akan !i*a pasien

    karena ter!adi hipoksia !arin'an, khususn"a membaha"akan sel%sel 'liaGotak "an'

    akan men"ebabkan 'an''uan sentral dan sistemik. 3pa"a memelihara tersedian"a

    suplai oksi'en dilakukan se#ara maksimal den'an men!a'a patensi saluran nafas, baik 

    den'an intubasi maupun trakeostomiGkrikotiroidotomi, pera*atan saluran nafas

    den'an melakukan pen'hisapan sekret se#ara berkala, humidifikasi atau

    men''unakan uap air untuk men'en#erkan sekret kental, serta men"ediakan suplai

    oksi'en %: liter per menit.7,6

    en'an perta*atan ini, proses inflamasi pada mukosa akan diredam, saluran

    nafas bebas dan suplai oksi'en tersedia den'an baik. roses pembuktian sekali'us

     pera*atan saluran nafas terbaik diker!akan men''unakan bronkoskop, sehin''a

    dia'nosis #edera inhalasi dapat dite'akkan lebih a*al dan penatalaksanaan

    38

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    40/56

    selan!utn"a men!adi lebih tepat. 1ila kasus ini diabaikan atau tidak dilakukan

     pera*atan se#ara intensif, han"a dilakukan obser4asi sa!a pada saat proses inflamasi

    semakin hebat maka manifestasi klinis dari distres pernafasan men!adi n"ata,

     pertolon'an (resusitasi) !aran' memberikan hasil baik.7;,>

    39

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    41/56

    &A& III

    $APO#A! KA(

    I. Identitas Pasien

     &ama asien = An. QS

    3mur = < tahun bulan?enis kelamin = /aki%laki

    eker!aan = ela!ar  

    A'ama = 2risten rotestan

    Status = 1elum menikah

     &omor RM = ;.;.:T'l Masuk RS = 77 A'ustus 678

    T'l 5perasi = 7 A'ustus 678

    embia"aan = 1?S 2esehatan

    Alamat = ?alan 1hakti ?a"a Si'un''un', RT 67, R$ 6, a"un' Sekaki,

    ekanbaru

    II. Anamnesis

    Alloanamnesis (darinenekpasien)

    /okasi = Ruan' Ra*atInap9endra*asihdanRuan' re%5 52 I+

    Keluhan (tama

     &"eri pada ba'ian *a!ah, leher, dada depan, len'ankiridankanansetelahterkenaapi:

     !am SMRS.

    #iwayat Penya/it e/arang

    : !am SMRS pasien men'eluhkan ba'ian *a!ah, leher, dada depan, len'an kiridan

    kanan terasa n"eri setelah terkena api. asien terkena sambaran api,saat tetan''a n"a

    men"iram min"ak tanah di atas aran' "an' berada di ba*ah dekat tempat tidur 

    istrin"a "an' baru hari selesai melahirkan. Api tersebut men"ambar ba'ian *a!ah,

    leher,dada depan, len'ankiridankananpasien. 2emudian pasien diba*a keklinik 

    okter 3mum dekat tempat tin''al pasien namun oleh okter 3mum pasien

    lan'sun' diru!uk ke I+ RS3 Arifin A#hmad ro4insi Riau untuk dilakukan penan'anan dan dilakukan ra*at inap dan diren#anakan operasi pada tan''al 7

    A'ustus 678.

    #iwayat Penya/it Dahulu

    40

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    42/56

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    43/56

     &adi = ;8 JGmenit &afas = 6 JGmenit11 = 6 k' T1 = 7>6#m

      IMT = 77,;>

    a. Airway% 9lear, tidak ada sumbatan !alan nafas, pasien dapat berbi#ara den'an lan#ar.

    % Suara nafas 4esikuler, tidak ada suara nafas tambahan.% enilaian /0M5& =

    / (/ook) = Tidak terdapat kelainan.

    0 (04aluation) = ?arak antara 'i'i seri pasien > !ari.

    ?arak tulan' tiroid den'an da'u > !ari.

    ?arak ben!olan tiroid den'an dasar mulut !ari

    M (mallampati S#ore) = +rade 7 (3S).

    5 (5bstru#tion) = Trauma (%), 1&.

     & (&e#k Mobilit") = Tidak ada

    keterbatasan 'erakan kepala,

    terdapatlukabakarpadaleher.

    b. &reathing

    % Suara napas 4esikuler 

    % Tidak ada retraksi i'a

    % Tidak ada pen''unaan otot%otot bantu pernapasan

    c. 7irculati4n

    % eart Rate (R) ;8 kaliGmenit, te'an'an 4olume kuat dan teratur.

    % 9apillarit" refill time (9RT) H detik.% Tekanan darah =776GE6 mm'.

    d. Disability : +9S 78 (0= : V= 8 M=

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    44/56

    /eher = Tidak terdapat kekakuan leher dan terdapat luka bakar pada

    leher.

    % Pemeri/saan "h4ra8 :

    Inspeksi =Tampak luka bakar pada thoraJ, simetris kiri dan kanan,

    'erakan napas kanan kiri sama.

    alpasi =Vokal fremitus normal kanan kiri sama, retraksi (%G%).

    erkusi =Sonor pada kedua lapan'an paru, pekak !antun'

     belumbisadinilai.

    Auskultasi =Suara napas 4esikuler, ronkhi (%G%), *heeDin' (%G%),

    suara!antun'belumbisadinilai.

    % Pemeri/saan Abd4men :

    Inspeksi = erut datar, distensi (%), sikaktrik dan massa abnormal (%).

    Auskultasi = 1isin' usus () dalam batas normal

    alpasi = erut supel, n"eri tekan (%),n"erilepas (%), hepar danlien tidak teraba

    erkusi = Timpani seluruh abdomen

    % Pemeri/saan /stremitas :

    Akral teraba han'at, 9RT H detik, edema (%), tampaklukabakar di

    len'ankanandankiri.

    I). Pemeri/saan Penun1ang

    % arah Rutin (7%6;%678)

    b = 7>,> 'Gdlt = :;, -

    /eukosit = E876Gmm>

    43

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    45/56

    Trombosit = >>7.666Gmm>

    T = 78 detik  ATT = >7,7detik  

    % 2imia arah (7%6;%678)+ = 78m'Gd/

    S+5TGAST = :83G/

    S+TGA/T = 78 3G/

    Albumin = ,8 'Gdl13&7 = ;, m'Gdl

    ). Pemeri/saan KG

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    )I. Diagn4sis Ker1a =9ombustio +rade II%III - et #ausa Api

    )II. Penatala/sanaan

    Ren#anaenatalaksanaan =ebridemant tan'ential eJ#ision

    Ren#anaAnastesi =+eneralAnestesi B Teknik 0TT

    Status ASA = ASA II (mergency (/

    )II. Pr4gn4sis = 1onam

    )III. Persiapan Operasi

    Persiapan Pasien

     

    ada pasien telah di!elaskan prosedur pembiusan.

      asien telahpuasa

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    46/56

    Persiapan alat

    • Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selan' pen'hubun'(connector ),

     face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selan' 'as 5dan &5

    terhubun' den'an sumber sentral, men'isi 4aporiDer se4oflurane dan

    isoflurane.

    • Mempersiapkan stetoskop, 0TT !enis non kin'kin' nomor >@ >,8@ :,stilet,

    spuit 6 ##, intro&ucer , hipafi4  (plester) lembar ukuran 78J7,8 #m dan

    lembar ukuran 8J> #m,konektor, dan selan' suction.

    • Mempersiapkan spuit obat ukuran >, 8, dan 76 ##.

    • Mempersiapkan kateter urine, urine ba', !ell", aPuadest, dan betadine

    • Alat infus kontinius.

    Obat Anastesi umum

    • Fentan"l >6 m#'

    • ropofol 86 m'

    • Atra#urium 76 m'

    • MidaDolam m'

    • 5ksi'en dan &5 /Gmenit

    • Se4oflurane Vol. -

    • 2etorola# 6 m'

    •Sulfas Atropin 6,8 m'

    • rosti'nin 6,8 m'

    • Tramadol 766 m'

    45

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    47/56

    IB. "ahapan anastesi

    +. Premedi/asi

    % en'an akses intra4ena

    • MidaDolam = (6,68%6,7)J6k' K 7% m' m' diberikan bolus dalam

    7 ##

    • Fentan"l = (7%>)J6k' K 6% ##.

    . )entilasi

    - 2uasai patensi !alan nafas pasien, den'an memposisikan ekstensi kepala,

    'unakan oropharyn4 tube  untuk men#e'ah sumbatan lidah pada !alan

    nafas pasien.

    - asan' face mask , dan berikan aliran 5 /Gmenit ditambah den'an aliran

     &5 /Gmenit dan aliran se4oflurane Vol. -. asien diberikan 4entilasi

    se#ara manual den'an frekuensi nafas 6JGmenit selama >%8 menit.

    Setelah memastikan saturasi pasien baik, lan!utkan den'an larin'oskopi.

    ,. $aring4s/4pi

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    48/56

    % /epaskan  +ace mask dan 'oedel. asan' alat larin'oskop den'an bla&e,

     pe'an' larin'oskop den'an tan'an kiri.

    9. Intubasi

    - Masukan larin'oskop dari sisi mulut ba'ian kanan, 'eser kekiri, posisi kan

    kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hin''a pan'kal lidah, terlihat

    epi'lottis, dibelakan' epi'lottis terlihat pli#a 4okalis, lalu masukan 0TT

    non kin'kin' no.>,8 den'an tan'an kanan. Sambun'kan u!un' 0TT

    den'an selan' mesin anestesi, pastikan 0TT telah masuk ke trakea den'an

    melakukan auskultasi pada ba'ian kanan dan kiri paru hin''a terdapat

    suara nafas "an' simetris kiri dan kanan pada saat memompa balon dan per'erakan dindin' dada simetris. 1ila telah simetris, fiksasi interna

    den'an men'emban'kan balon 0TT den'an spuit 6 ## seban"ak 78 ##

    den'an udara. Fiksasi eksterna 0TT den'an plester "an' telah disediakan.

    Tutup mata pasien den'an plester, pasan' 'oedel dan pindahkan dari

     pernafasan Man spontan ke pen'aturan IV pada 4entilator den'an VT

    66 mlGmenit den'an frekuensi 7JGmenit.

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    49/56

     

    Gambar pasien saat dila/u/an intubasi;

      3aintenance

    % Inhalasi 5 /Gmenit, &5 /Gmenit, dan isoflurane 4ol -.

    % In!eksi ara#etamol 866m'

      "erapi 7airan

    - 01V = ;6 mlGk' J 88 k' K :.:66 ml

    - Maintenan#e = : mlGk'G!am J 76 k' K :6 mlG!am

    •   mlGk'G!am J 76 k' K 6 mlG!am

    •  7 mlGk'G!am J 6 k' K 6mlG!am

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    50/56

    - 5ksi'enasi den'an 5 > /Gmenit

    - A*asi nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, dan saturasi oksi'en.

    - asien di pantau hin''a skor Aldrete .

      Intru/si di ruang rawat

    - uasa sementara *aktu sampai bisin' usus ()

    % A*asi tanda%tanda 4ital.

      Penilaian Pemulihan Kesadaran

      "abel +. )ariasi /4r $4c/harteCAldrete

     

    )aria

    bel

    •  

     

    /4r

    Pasie

    n

    • Aktifi

    tas

    • +erak ke%: an''ota 'erak atas

     perintah

    • +erak ke% an''ota 'erak atas

     perintah

    • Tidak Respon

    7

    6

      2

    • Respi

    rasi

    • apat bernafas dalam dan batuk 

    • ispnea, hipo4entilasi

    • Apnea

    7

    6

      2

    • Sirku • erubahan H6- T sistol preoperasi •   2

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    51/56

    lasi • erubahan 6%86- T sistol

     preoperasi

    erubahan 86- T sistol preoperasi

    7

    6

    • 2esa

    daran

    • Sadar penuh

    • apat diban'unkan

    • Tidak respon

    7

    6

     

    +

    • $arn

    a

    2ulit

    • Merah

    • u#at

    • Sianotik

    7

    6

      2

    • Skor 

    total

    • •   @

    • =pindah dari unit pera*atan pas#a operasi

    • ; = dipindahkan ke ruan' pera*atan ban'sal

    • 8 = dipindahkan ke ruan' pera*atanintensif (I93)

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    52/56

      &A& I)

      P3&AAA!

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    53/56

    • Setelah dilakukan ran'kaian pemeriksaan dia'nostik di Rumah Sakit

    3mum aerah Arifin A#hmad pada pasien didapatkan dia'nosa 9ombustio +rade II%

    III - et #ausa Api. Sehin''a dilakukan tindakan penatalakasanaan berupa

    ebridemant dan tan'ential eJ#ision. asien sudah dikonsultasikan ke ba'ian anestesi

    dan bedah plastik untuk dilakukan operasi. Sebelum dilakukan tindakan anestesi

    didapatkan hasil pemeriksaan nadi pre anastesi ;8JGi, tekanan darah 776GE6 mm'

    dan frekuensi pernafasan 6JGi dan penentuan status operasi "aitu ASA II 0.

    • ada pasien ini dikatakan 9ombustio +rade II%III - et #ausa Api,

    dikarenakan pada pasien terdapat luka bakar pada ba'ian *a!ah, leher, dada depan,

    len'an kiri dan kanan setelah terkena api. /uas luka bakar pada pasien berdasarkan

     Rules of Nines dari $alla#e "aitu - diperhitun'kan sesuai den'an ba'ian "an'terkena, dan berdasarkan dalamn"a !arin'an "an' rusak akibat luka bakar tersebut,

    luka bakar tersebut termasuk 'rade II%III. ada pasien ini di#uri'ai adan"a trauma

    inhalasi "aitu ditandai den'an luka bakar pada ba'ian *a!ah, alis mata dan bulu

    hidun' han'us, namun tidak ada tanda distres pernapasan seperti sesak napas akibat

    luka bakar. /uka bakar "an' ter!adi pada daerah *a!ah dan leher !auh lebih berbaha"a

    daripada luka bakar di tun'kai ba*ah, kita mesti san'at *aspada terhadap timbuln"a

    obstruksi !alan napas.7>%7:

    •ada kasus ini pasien diren#anakan untuk dilakukan ebridemant dan

    tan'ential eJ#ision dan pasien telah men"etu!i untuk dilakukan operasi sehin''a

    dapat dilakukan persiapan anestesi. ada pasien ini dilakukan anestesi umum den'an

     pertimban'an komplikasi trauma inhalasi "an' dimiliki pasien. Teknik anestesi

     berupa teknik intubasi 0TT den'an memberikan premedikasi berupa midaDolam dan

    fentan"l serta induksi den'an propofol dan atra#urium. ada pasien !u'a di'unakan

    5,&6 dan se4oflurane masin' B masin' seban"ak liter .Selama operasi

     berlan'sun' dilakukan monitorin' tekanan darah pasien den'an hasil seba'ai

     berikut =

    % 78 menit pertama 78GE8 mm'

    % 78 menit kedua 766G

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    54/56

    • 3ntuk #airan pasien diberikan #airan Rin'er /aktat seban"ak 866##.

     

    Setelah operasi selesai, dipastikan pernapasan pasien spontan dan

    teratur, maka dilakukan ekstubasi dan pasien dipindahkan ke Recovery Room (RR).i RR pasien diberikan 5ksi'enisasi den'an 5 > /Gmenit. Monitorin' pasien selama

    di RR didapatkan tekanan darah "an' palin' tin''i 7EGE6 mm' dan terendah

    77;G

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    55/56

    7. $im ?. 668. 1ab > = /uka, /uka bakar = 1uku a!ar ilmu bedah. 0disi . 0+9. ?akarta.>8%E

    E. S!amsuhida!at R, $im ?, 1uku a!ar ilmu bedah. ?akarta = enerbit 1uku

    2edokteran, 0+9@ 66E

    ;. Saunders $.1. 1urn, in= Sari, /.A. U Manulu, S.F.(eds) 2amus kedokteran

    dorland, thed, ?akarta = 0+9@ 666.

    . Moena!at Q. /uka 1akar =en'etahuan klinis praktis. ?akarta= Fakultas

    2edokteran 3ni4ersitas Indonesia@ 66>

    76. 1akar A, 66>. /uka bakar, identifikasi dan terapin"a. iunduh dari =

    http=GG***.kompas.#omGkompas% #etakG6>68G6Gilpen'G;;E.htm.

    77. S!amsuhida!at R. $im ?, 1uku a!ar ilmu bedah. ?akarta= enerbit 1uku 2edokteran,0+9@ 66E

    7. S!amsuhida!at, R., $im .?., 1uku a!ar ilmu bedah. 0disi . ?akarta = 0+9@ 66:.

    http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/http://www.kompas.com/kompas-%20cetak/0305/02/ilpeng/289872.htmhttp://www.kompas.com/kompas-%20cetak/0305/02/ilpeng/289872.htmhttp://www.kompas.com/kompas-%20cetak/0305/02/ilpeng/289872.htmhttp://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/

  • 8/19/2019 Case Kelompok Difficult Airway

    56/56

    7>. i Maio V.?.M. , ana S.0. , Fire and thermal in!uries, in= i Maio, V.?.M. U ana, S.0.(eds) and book of forensi# patholo'". 3SA= /andes 1ios#ien#e@ 7;

    7:. Irain 2. 1urns. In = +arrison S?. andbook of ph"si#al medi#ine andrehabilitation basi#s. hiladelphia. ?1. /ippin#ott 9o. 78@ 8%E, 76%>.

    78. ?ames A.1. Medi#al s#ien#e of burnin', First 0dition. Australia = Melbourne 3ni4ersit"ress@ 76

    7