case report jantung_alo
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
1/25
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gandu Sari,Trenggalek
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 28 Agustus 2012
Tanggal pemeriksaan : 3 September 2012
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sesak Napas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kandungan RSUD dr. Harjono pada tanggal 28
Agustus 2012 dengan keluhan sesak napas. Sesak dirasakan SMRS sejak usia
kehamilan pasien 36 minggu, pasien sering merasakan sesak setiap kali setelah
berjalan 5 meter tidak seperti biasanya dan membaik jika pasien beristirahat.
Saat tidur pasien merasa lebih enak menggunakan lebih dari satu bantal. Sesak
juga disertai menggeh-menggeh dan tensi darah terus naik saat kontrol di bidan
kemudian kaki bengkak. Setelah di bawa ke RS dan dilakukan penanganan,
sesak dan bengkak dirasakan berkurang dan membaik.
Pada hari Kamis tgl 30 Agustus 2012 pasien di operasi caesar.
Kemudian pada hari Minggu malam pasien merasa sangat sesak serta kedua
kaki bengkak dan pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif. Mual (-)
1
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
2/25
muntah (-). Nafsu makan (+). BAB (+), hitam (-), lendir (-), darah (-). BAK (+)
dengan kateter, warna normal jernih kekuningan, darah (-), buih (-). demam (-),
lemas (+).
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat maag : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat sakit hepar : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat opname : disangkal
4. Riwayat Pribadi
Merokok : disangkal
Konsumsi kopi : disangkal
Makan pedas : disangkal
Konsumsi alkohol : disangkal
Konsumsi obat luar : disangkal
5. Riwayat keluarga
Riwayat hipertensi : diakui (ayah kandung)
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat asma :disangkal
Riwayat atopi :disangkal
2
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
3/25
C. PEMERIKSAAN FISIK (3 September 2012)
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
Vital signs :
Tekanan darah : 170/110 mmHg (berbaring, lengan kanan)
Nadi : 122 x/menit (isi dan tegangan cukup,irama regular)
Respiratory rate:36x/ menit
Suhu : 36,1 C
1. Pemeriksaan fisik :
a.Kulit
Ikterik (-), petechiae (-), acne (-), turgor kulit menurun (-), hiperpigmentasi (-),
bekas garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi
(-)
b. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka (-)
c. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), exoftalmus (-/-), perdarahan
subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya
(+/+) normal, oedem palpebra (-/-), strabismus (-/-)
d. Hidung
Nafas cuping hidung (+), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
e. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
3
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
4/25
f. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat (-), lidah tifoid
(-), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir (-)
g. Leher
JVP R+0 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-).
a. Thorax :
1) Pulmo :
a) Inspeksi : Kelainan bentuk (-), simetris, tidak ada
ketinggalan gerak kedua sisi paru, retraksi otot-otot nafas (+),
spider naevi (-).
b) Palpasi :
Ketinggalan gerak:
Anterior : Posterior :
Fremitus:
Anterior : Posterior :
c) Perkusi
Anterior : Posterior :
4
- -
- -
- -
N N
N N
N N
S S
S S
S S
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
5/25
d) Auskultasi
Anterior : Posterior :
Suara tambahan : wheezing (-/-), rhonki basa halus(+/+)
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
3) Perkusi
Batas kiri jantung :
Atas : SIC III sinistra di linea parasternalis sinistra
Bawah : SIC V sinistra 1 cm lateral linea
midclavicula sinistra
Batas kanan jantung
Atas : SIC III dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra
Bawah : SIC IV dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra
4) Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, intensitas cepat, murmur
(-), tidak ada suara tambahan S3-S4 gallop (-)
c. Abdomen
Inspeksi : dinding perut lebih tinggi dinding dada, distended (-),
caput medusae (-), luka post sectio sesaria (+) 10 cm
Auskultasi : peristaltik (+) normal, metallic sound(-)
Perkusi : timpani, hepatomegali (-), splenomegali (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak
teraba, ren tidak teraba
d. Ekstremitas superior : Akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-),
pittingedema(-), palmar eritem (-)
5
V VV V
V V
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
6/25
e. Ekstremitas inferior : Akral hangat, clubbing finger(-),pittingedema (+/
+), palmar eritem (-)
f. Pinggang : Nyeri ketok costoertebra (-/-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan EKG (3 September 2012)
6
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
7/25
7
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
8/25
b. Pemeriksaan EKG (4 September 2012)
8
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
9/25
9
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
10/25
c. Pemeriksaan EKG (5 September 2012)
10
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
11/25
11
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
12/25
Frekuensi : 140 x/menit
Jenis irama : Sinus Takikardi
Ritme : Reguler
Zona transisi : V2-V3
Aksis : normal (Lead I (+), aVF (+))
T inversi di V1-V4
b. Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Darah (28 Agustus 2012)
DBIL : 0,25 mg/dl (0-0.35 mg/dl)
TBIL : 1,13 mg/dl (0.2-1.2 mg/dl)
GamaGT : 8,9 mg/dl (10-54 mg/dl)
CREAT : 0,66 mg/dl (0.7-1.4mg/dl)
Urea : 12,52 mg/dl (10-50mg/dl)
UA : 6,3 mg/dl (3.4-7 mg/dl)
SGOT : 64,5 U/l (0-38 U/l)
SGPT : 26,5 U/l (0-40 U/l)
ALP : 220 U/l (98-279 U/l)
TP : 6,4 g/dl (6,6-8,3 g/dl)
Alb : 3,1 g/dl (3,5-5,5 g/dl)
GLOB : 3,1 g/dl (2-3,9 g/dl)
Urine Lengkap (28 Agustus 2012)
Protein : positif (++)
Darah Lengkap (2 September 2012)
Hb : 11,2 gr/dL ( 11 16 gr/dL)
Leukosit : 16. 103/L ( 4,0 10,0.10/L)
Limfosit : 4,7. 103/L ( 0,8 4,0. 10/L)
Granulosit : 10,2. 103/L ( 2,0 7,0 .10/L)
Hematokrit : 36,7 % ( 37-50 %)
12
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
13/25
MCV : 82,7 fl ( 82-95 fl)
MCH : 25,4 Pg (27-31 pg)
MCHC : 30,8 g/dL (32-36 g/dL)
Trombosit : 291. 103/L (100-300 103/L)
Kimia Darah (2 September 2012)
Albumin : 2,3 g/dl
E. RESUME/ DAFTAR MASALAH (yang ditemukan positif)
1. Anamnesis
a. sesak napas sejak usia kehamilan pasien 36 minggu
b. sesak setiap kali setelah berjalan 5 meter dan membaik jika pasien
beristirahat.
c. Saat tidur pasien merasa lebih enak menggunakan lebih dari satu bantal.
d. Menggeh-menggeh
e. Kaki bengkak
f. Lemas
g. Riwayat Penyakit Keluarga: Hipertensi (ayah kandung)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
Tekanan darah : 170/110 mmHg (berbaring, lengan kanan)
Nadi : 122 x/menit (isi dan tegangan cukup,irama regular)
RR : 36x/menit
b. Pemeriksaan fisik
Hidung: napas cuping hidung (+)
Paru
Inspeksi : retraksi otot-otot pernapasan
Auskultasi : ronkhi basa halus (+)
13
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
14/25
3. Pemeriksaan Penunjang
EKG :
Frekuensi : 140 x/menit
Jenis irama : Sinus Takikardi
Ritme : Reguler
Zona transisi : V2-V3
Aksis : normal (Lead I (+), aVF (+))
T inversi di V1-V4
Laboratorium:
SGOT : 64,5 U/l (0-38 U/l)
Urine lengkap
Protein : positif (++)
Darah lengkap
Leukosit : 16. 103/L ( 4,0 10,0.10/L)
Limfosit : 4,7. 103/L ( 0,8 4,0. 10/L)
Granulosit : 10,2. 103/L ( 2,0 7,0 .10/L)
MCHC : 30,8 g/dL (32-36 g/dL)
Albumin : 2,3 g/dl
F. ASSESMENT/ DIAGNOSIS KERJA
Kardiomiopati Peripartum Post Preeklampsia Berat
14
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
15/25
POMR (Problem Oriented Medical Record)
Assessment PlanningDiagnosis PlanningTerapiPlanning
Monitoring
Kardiomiopati
Peripartum
Post
Preeklampsia
Berat
Foto Rontgen Thoraks
Ekokardiografi
BNP
Diet rendah garam
Balance cairan (infus PZ
12 tpm)
O2 3 L/menit
Diuretik Furosemid 40-80
mg IV
Inj.Cefotaxim 3 x 1 g
Pasang DC
Klinis
Vital sign
Balance cairan
EKG
G. FOLLOW UP
Monitoring ICU Terapi
Tanggal 4/09/12
KU : sesak nafas
VT : TD 160/100 N : 113x/menit
S : 36, 2o C RR : 36 x/menit
Inf PZ 12 tpm
O2 2 Lpm
Injeksi Farsix 2-1-0
Injeksi Cefotaxim 3 x 1g
Tanggal 5/09/12
KU : sesak nafas , bengkak
VT : TD 150/100 N : 112x/menit
S : 36
o
C
RR : 28 x/menit
Terapi Lanjut
Monitoring Bangsal Terapi
Tanggal 6/09/12
KU : sesak nafas (-), bengkak (-)
VT : TD 140/90 N : 85 x/menit
S : 36,2o C RR : 28 x/menit
Terapi Lanjut
15
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
16/25
Tanggal 7/09/12
KU : sesak nafas (-), bengkak (-)
VT : TD 140/80 N : 82 x/menit
S : 36,1o C RR : 24 x/menit
Terapi Lanjut
Tanggal 8/09/12
Pulang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KARDIOMIOPATI PERIPARTUM
16
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
17/25
A. Definisi
Pada tahun 1971, Demakis et al memperkenalkan istilah
kardiomiopati peripartum yaitu gagal jantung dengan onset pada bulan-
bulan akhir kehamilan atau sampai dengan 5 bulan post partum; tidak ada
faktor lain yang menyebabkan gagal jantung, tidak ada riwayat penyakit
jantung sebelum bulan-bulan akhir kehamilan.1
Tabel 1. Berbagai Definisi Kardiomiopati Peripartum2
B. Faktor Risiko
Faktor risiko kardiomiopati peripartum antara lain: ras Afrika-
Amerika, usia ibu yang tua, hipertensi gestasional, preeklampsia,multiparitas, kehamilan ganda, obesitas, hipertensi kronik dan penggunaan
tokolitik jangka panjang.3,4
C. Patofisiologi
Mekanisme persis yang mendasari kardiomiopati peripartum masih
tidak jelas, tetapi beberapa faktor telah menarik perhatian diduga sebagai
17
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
18/25
faktor yang berkontribusi. Di antaranya antara lain faktor risiko umum
kardiovaskular (hipertensi, diabetes, dan merokok) dan faktor yang
berkaitan dengan kehamilan (usia, jumlah kehamilan, jumlah anak yang
dilahirkan, penggunaan obat-obatan persalinan dan malnutrisi). 2
Data terbaru menyarankan adanya keterlibatan peningkatan stres
oksidatif, prolactin-cleaving protease cathepsin D, dan nursing-hormone
prolactin dalam patofisiologi kardiomiopati peripartum. Stres oksidatif
muncul sebagai pemicu aktivasi cathepsin D dalam sel-sel otot jantung,
setelah itu cathepsin D memecah prolaktin menjadi angiostatik dan
fragmen pro-apoptosis. Pasien dengan kardiomiopati peripartum akut
akan terjadi peningkatan serum level dari oxidized low-density lipoprotein,
yang mengindikasikan meningkatnya stres oksidatif, peningkatan serum
level dari cathepsin D yang teraktivasi, total prolaktin, dan
pemecahannya,angiostatik, 16kDa fragmen prolaktin.2
Pada tikus, 16 kDa fragmen prolaktin mempunyai aksi yang
menganggu kardiovaskular dan mempunyai peran penting dalam
patofisiologi kardiomiopati peripartum. Di mana akan menghambat
proliferasi dan migrasi sel endotel , menginduksi apoptosis endotel dan
mengganggu pembentukan struktur kapiler. Bentuk prolaktin ini juga
berefek vasokonstriksi dan mengganggu fungsi sel jantung. Konsisten
dengan pemikiran 16 kDa prolaktin yang memediasi apoptosis dalam
patogenesis kardiomiopati peripartum maka pro-apoptotic serum marker
(seperti soluble death receptor sFas/Apo-1) meningkat pada pasien
kardiomiopati peripartum dan memprediksi gangguan status fungsional
dan mortalitas. 2
Mekanisme-mekanisme lain yang diduga berkaitan dengan patofisiologi
kardiomiopati peripartum adalah:
1. Inflamasi
18
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
19/25
Inflamasi berperan penting dalam patofisiologi kardiomiopati
peripartum berkaitan dengan stres oksidatif. Petanda inflamasi serum
(termasuk soluble death receptor sFas/Apo-1, C-reactive Protein,
interferon gamma (IFN-g) dan IL-6) meningkat pada pasien dengan
kardiomiopati peripartum.
2. Virus
Infeksi virus pada jantung kemungkinan lain penyebab dari inflamasi
peripartum, walaupun data klinis belum mencapai suatu kesimpulan.
Beberapa laporan mengatakan adanya implikasi cardiotropic
enterovirus pada kardiomiopati peripartum.
3. Sistem autoimun
Respon autoimun mungkin mempunyai peran dalam patofisologi
kardiomiopati peripartum. Sebagai contoh, derivat serum dari pasien
kardiomiopati peripartum mempengaruhi maturasi sel dendritik in vitro
dibandingkan dengan wanita postpartum yang sehat. Titer auto-
antibodi yang tinggi melawan selected cardiac tissue protein telah
didapatkan mayoritas pada pasien kardiomiopati peripartum.
Tambahannya adalah peran potensial dari microchimerism, dalam
kaitan dengan introduksi hemopoetik sel fetus dalam sirkulasi
maternal meingkat. 2,5
4. Defisiensi mikronutrient atau mineral serta genetik2,5,6
D. Manifestasi Klinik
Pasien dengan kardiomiopati peripartum mempunyai gejala dan
tanda gagal jantung kiri meliputi mudah mudah lelah, nyeri dada, batuk,
berdebar-debar, sesak nafas (paroxysmal nocturnal dyspnea dan ortopnea),
batuk, hemoptisis. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tekanan darah yang
tinggi atau normal, distensi vena leher, pembesaran jantung, gallop,
aritmia jantung, ronki basahhalus pada paru, hepatomegali, asites, edema
kaki. Pada pemeriksaan EKG, dapat ditemukan sinus takikardi atau aritmia
atrium, gelombang T terbalik, gelombang Q, perubahan ST-T non-spesifik,
19
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
20/25
hipertrofi ventrikel kiri. Pada foto toraks, dapat ditemukan kardiomegali, kongesti
vena pulmonal, dan infiltrat pada kedua basal paru. Pada pemeriksaan
ekokardiografi, dapat ditemukan dilatasi ventrikel dengan gangguan fungsi
sistolik secara keseluruhan.7
E. Diagnosis
The National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) dengan the
National Institute of Health (NIH), mempublikasikan kriteria diagnostik
kardiomiopati peripartum yaitu:
1. Onset tanda dan gejala gagal jantung pada bulan-bulan akhir
kehamilan atau 5 bulan postpartum
2. Left Ventricle systolic Dysfunction dengan fraksi ejeksi 45% atau
left ventricle end diastolic dimensi 2,7cm/m2
3. Tidak ada penyakit jantung yang mendahului onset gejala
peripartum
4. Tidak ada faktor lain yang dapat mengakibatkan gagal jantung. 3
F. Pemeriksaan Kardiomiopati Peripartum
Kardiomiopati peripartum merupakan diagnosis eksklusi, semua pasien
harus menjalani investigasi untuk mengidentifikasi etiologi alternatif gagal
jantung. Gejala kardiak dan non kardiak harus dipertimbangkan.2
20
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
21/25
Gambar 1. Eksklusi kardiomiopati peripartum pada wanita sesak pada akhir
kehamilan atau awal post partum
1. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram harus dilakukan pada seluruh pasien yang dicurigai
kardiomiopati peripartum di mana akan membedakan dengan penyebab
yang lain. Dua penelitian menginvestigasi prevalensi abnormalitas EKG
pada kardiomiopati peripartum. Pada 97 orang Afrika Selatan dengan
kardiomiopati peripartum, 66% memiliki kriteria voltage dengan hipertrofi
ventrikel kiri dan 96% ada abnormalitas ST-T wave . Pasien-pasien dengan
kardiomiopati peripartum rentan aritmia, khususnya yang sudah kronik.2
2. B-Type Natriuretic Peptide
Sebagai akibat dari peningkatan tekanan LV end-diastolic berkaitan
dengan disfungsi sistolik, pasien dengan kardiomiopati peripartum
umumnya mengalami peningkatan konsentrasi plasma dari B-type
natriuretic peptide (BNP) atau N-terminal pro-BNP (NT-proBNP). Dari
38 pasien dengan kardiomiopati peripartum, semuanya memiliki level
plasma NT-proBNP yang abnormal dibandingkan dengan 21 ibu sehat
post partum.2
3. Cardiac Imaging
Pencitraan jantung diindikasikan pada wanita peripartum dengan tanda dan
gejala gagal jantung untuk menegakkan diagnosis. Tidak semua pasien
menunjukkan dilatasi ventrikel kiri, tetapi diameterLV-end diastolic >
60mm memprediksi jeleknya perbaikan fungsi ventrikel kiri (LVEF 30%).
Pencitraan juga penting dalam trombus LV, khususnya di mana LVEF
terdepresi berat. Walaupun ekokardigrafi modalitas pencitraan yang
digunakan secara luas, MRI lebih akurat dalam mengukur volume ruang
dan fungsi ventrikel.2
21
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
22/25
G. Diagnosis Banding
Tabel 2. Diagnosis Banding Kardiovaskular dari Kardiomiopati
Peripartum2
H. Penanganan
1. Penatalaksanaan gagal jantung selama kehamilan
Digoxin, beta-blockers, loop diuretic dan obat-obat yang menurunkan
afterload seperti hydralazin dan nitrat telah terbukti aman dan terapi
medis gagal jantung selama kehamilan.
2. Penatalaksanaan gagal jantung post partum
Setelah persalinan, pengobatannya identik dengan wanita tidak hamil
dengan dilated cardiomyopathy yaitu ACE inhibitordan ARB. Dosis
targetnya satu setengah dari dosis maksimum antihipertensif. Diuretik
diberikan jika muncul gejala. Spironolakton atau digoxin digunakan
pada pasien dengan New York Heart Association class III atau IV.
22
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
23/25
Beta-blockers direkomendasikan pada kardiomiopati peripartum
karena meningkatkan fraksi ejeksi dan ketahanan hidup.8
Pemberian Antikoagulan
Selama kehamilan, risiko komplikasi tromboembolik meningkat
karena peningkatan konsentrasi faktor koagulan II,VII,VIII dan X serta
fibrinogen plasma. Risiko terjadi sampai 6 minggu postpartum.Kasus
trombosis arteri,vena dan jantung telah dilaporkan pada wanita dengan
kardiomiopati peripartum dan risiko yang mungkin berhubungan
dengan derajat pembesaran jantung dan disfungsi sitolik serta adanya
atrial fibrilasi. Pasien dengan kejadian emboli sistemik dengan
disfungsi ventrikel kiri yang berat atau terjadi trombosis jantung haru s
diberikan antikoagulan. Antikoagulan harus diteruskan sampai fungsi
ventrikel kiri normal 8
I. Prognosis
Efektifitas pengobatan membantu mengembalikan fungsi jantung
dan mengurangi morbiditas dan mortalitas, walaupun penelitian prospektif
masih terbatas dalam prognosis jangka panjang kardiomiopati peripartum.
Pada 92 pasien dengan kardiomiopati peripartum, fraksi ejeksi meningkat
15-20% pada 1 tahun; bagaimanapun 72 pasien tidak sepenuhnya kembali
fungsi jantungnya dalam 5 tahun. Kehamilan berikutnya akan
meningkatkan risiko memburuknya fungsi jantung dan kemungkinan akan
kematian. Pasien dengan riwayat kardiomiopati peripartum yang kemudian
hamil membutuhkan manajemen medis dengan pendekatan multidisiplin
pada kehamilan dan persalinannya9
23
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
24/25
DAFTAR PUSTAKA
1. Morales A, Painter T, Li R et al. 2010. Rare Variant Mutations in
Pregnancy-Associated or Peripartum Cardiomyopathy. Circulation. 121:
2176-82.
2. Sliwa K, Kleiner DH, Peitre MC et al. 2010. Current State of Knowledge
on Aetiology, Diagnosis, Management, and Therapy of Peripartum
Cardiomyopathy: A Position Statement from the Heart Failure
Association of the European Society of Cardiology Working Group on
24
-
7/30/2019 Case Report Jantung_ALO
25/25
Peripartum Cardiomyopathy. European Journal of Heart Failure.12:767-
78.
3. Twomley KM, Wells GL. 2010. Peripartum Cardiomiopathy: A Current
Review. Journal of Pregnancy.pp:1-5.
4. Akbar M,Sayegh AA, Abadallah. 2004. Peripartum Cardiomyopathy:
Case Report and Review of the Literature. Kuwait Medical Journal.
36(1):52-4.
5. Silwa K, Fett J, Elkayam U. 2006. Peripartum Cardiomyopathy.Lancet.
368: 687-93.
6. Hasan JA. Qureshi A. Ramejo BB, Kamran A. 2010. Peripartum
Cardiomyopathy Characteristic in a Tertiary Care Hospital. Journal of
Pakistan Medical Association. 60:377-80.
7. Vera. 2002. Diagnosis dan Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum.
JKM.4(2): 37-45.
8. Ramaraj R, Sorrel V. 2009. Peripartum Cardiomyopathy : Cause,
Diagnosis and Treatment.Cleveland Clinic Journal of Medicine.76(5):289-
96.
9. Cunningham LTC, Rivera LCDRJ, Spence CDRD. 2011. Severe
Preeclampsia, Pulmonary Edema, and Peripartum Cardiomyopathy in a
Primigravida Patient.AANA Journal. 79(3):249-55.