case sindroma guillain barre
DESCRIPTION
http://gnibot.blogspot.comTRANSCRIPT
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn N
Umur : 14 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumber Mukti Kec. Pulau Rimau
Agama : Islam
MRS tanggal : 14 September 2012
II. ANAMNESIS
Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena mengalami
penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba.
± 6 jam SMRS penderita tiba-tiba mengalami penurunan
kesadaran. Awalnya penderita mengalami sesak napas (+), sakit kepala
(-), mual/muntah (-), kejang (-), kelemahan pada lengan dan tungkai
sesisi tubuh (-), mulut mengot (-), bicara pelo belum dapat dinilai,
gangguan sensibilitas belum dapat dinilai.
Riwayat demam (+), 2 minggu yang lalu disertai batuk pilek (+),
mencret (-), riwayat kelemahan pada lengan dan kedua tungkai (+), 4
hari yang lalu, bersifat ascending (+). Riwayat sesak napas (+) 1 hari
yang lalu. Riwayat trauma cervical (-), riwayat trauma capitis (-),
riwayat minum minuman beralkohol/psikotropika (-).
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status presens
Kesadaran : E2M2VETT
Gizi : cukup
Suhu : 36,0ºC
1
2
Nadi : 136 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Tekanan Darah : 126/82 mmHg
Berat Badan : tidak diukur
Tinggi Badan : tidak diukur
Status internus
Jantung : murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : ves (+) N, ronki (-)
Hepar : tak teraba
Lien : tak teraba
Anggota Gerak : dalam batas normal
Genitalia : tidak diperiksa
2. Status Psikis
Sikap : fleksibel Ekspresi muka : wajar
Perhatian : inatensi Kontak psikik : tidak ada
3. Status Neurologikus
a. Kepala
Bentuk : brachiocephaly Deformitas : (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-) Pembuluh darah: tak ada kelainan
Tumor : (-) Pulsasi : tak ada kelainan
b. Leher
Sikap : lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-) Pembuluh darah: normal
3
c. Syaraf-syaraf otak
i. N.Olfaktorius Kanan Kiri
Anosmia (-) (-)
Hyposmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
Kakosmia (-) (-)
ii. N.Opticus Kanan Kiri
Visus 6/6 6/6
Campus visi V.O.D V.O.S
- Anopsia (-) (-)
- Hemianopsia (-) (-)
Fundus Oculi
- Papil edema (-) (-)
- Papil atrofi (-) (-)
- Perdarahan retina (-) (-)
iii. Nn. Occulomotorius, Trochlearis, dan Abducens
Kanan Kiri
Diplopia (-) (-)
Celah mata (-) (-)
Ptosis (-) (-)
Sikap bola mata
- Strabismus (-) (-)
- Exopthalmus (-) (-)
- Enopthalmus (-) (-)
- Deviation conjugae (-) (-)
Gerakan bola mata baik ke segala arah
4
Pupil
- Bentuk bulat bulat
Besarnya Ø 4mm Ø 4mm
- Isokor/anisokor isokor isokor
- Midriasis/miosis (-) (-)
- Refleks cahaya
a) Langsung ↓ ↓
b) Konsensuil (+) (+)
c) Akomodasi (+) (+)
Argyl Robertson (-) (-)
iv. N. Trigeminus
Motorik Kanan Kiri
- Menggigit tidak ada kelainan
- Trismus tidak ada kelainan
- Refleks kornea tidak ada kelainan
Sensorik
- Dahi tidak ada kelainan
- Pipi tidak ada kelainan
- Dagu tidak ada kelainan
v. N. Facialis
Motorik Kanan Kiri
- Mengerutkan dahi tidak ada kelainan
- Menutup mata tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi tidak ada kelainan
- Lipatan nasolabialis tidak ada kelainan
- Bentuk muka
- Istirahat tidak ada kelainan
- Berbicara/bersiul tidak ada kelainan
Sensorik
- 2/3 depan lidah tidak ada kelainan
5
Otonom
- Salivasi tidak ada kelainan
- Lakrimasi tidak ada kelainan
Chvostek’s sign (-) (-)
vi. N. Statoacusticus
N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan belum dapat dinilai
Detik arloji belum dapat dinilai
Tes Weber belum dapat dinilai
Tes Rinne belum dapat dinilai
vii. N. Vagus dan N. Glossopharingeus
Arcus pharynx simetris
Uvula di tengah
Gangguan menelan tidak ada kelainan
Suara bicara tidak ada kelainan
Denyut jantung tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah tidak ada kelainan
- Batuk tidak ada kelainan
- Okulokardiak tidak ada kelainan
- Sinus karotikus tidak ada kelainan
Sensorik
- 1/3 belakang lidah tidak ada kelainan
viii. N. Accessorius
Mengangkat bahu simetris
Memutar kepala tidak ada kelainan
ix. N. Hypoglossus Kanan Kiri
Menjulurkan lidah tidak ada kelainan
Fasikulasi tidak ada kelainan
Atropi papil (-) (-)
Disartria (-) (-)
6
d. Columna vertebralis
Kyphosis : tidak ada kelainan
Scoliosis : tidak ada kelainan
Lordosis : tidak ada kelainan
Gibbus : tidak ada kelainan
Deformitas : tidak ada kelainan
Tumor : tidak ada kelainan
Meningocel : tidak ada kelainan
Nyeri ketok : tidak ada kelainan
e. F. Sensorik
f. Badan dan Anggota gerak
Motorik
Lengan Kanan Kiri
Gerakan lateralisasi (-)
Kekuatan
- Fleksi lengan atas 5 5
- Ekstensi lenganatas 5 5
- Fleksi lengan bawah 5 5
- Ekstensi lengan bawah 5 5
Tonus menurun menurun
7
Refleks fisiologis
- Biceps menurun menurun
- Triceps menurun menurun
- Radius menurun menurun
- Ulna menurun menurun
Refleks patologis
- Hoffman Trommer (-) (-)
- Leri (-) (-)
- Meyer (-) (-)
- Trofik (-) (-)
Tungkai Kanan Kiri
Gerakan tidak ada kelainan
Kekuatan
- Fleksi tungkai atas 5 5
- Ekstensi tungkai atas 5 5
- Fleksi tungkai bawah 5 5
- Ekstensi tungkai bawah 5 5
Tonus menurun menurun
Klonus
- Paha (-) (-)
- Kaki (-) (-)
Refleks fisiologis
- KPR menurun menurun
- APR menurun menurun
Refleks patologis
- Babinsky (-) (-)
- Chaddock (-) (-)
- Oppenheim (-) (-)
- Gordon (-) (-)
- Schaeffer (-) (-)
- Rossolimo (-) (-)
8
- Mendel Bechterew (-) (-)
Refleks kulit perut
- Atas menurun menurun
- Tengah menurun menurun
- Bawah menurun menurun
- Tropik menurun menurun
g. Gejala rangsang meningeal
Kaku kuduk (-)
Kernig (-)
Lasseque (-)
Brudzinsky
- Neck (-)
- Cheek (-)
- Symphisis (-)
- Leg I (-)
- Leg II (-)
h. Gait dan keseimbangan
Gait
Ataxia : belum dapat dinilai
Hemiplegic : belum dapat dinilai
Scissor : belum dapat dinilai
Propulsion : belum dapat dinilai
Histeric : belum dapat dinilai
Limping : belum dapat dinilai
Steppage : belum dapat dinilai
Astasia-Abasia : belum dapat dinilai
Keseimbangan dan Koordinasi
Romberg : belum dapat dinilai
Dysmetri : belum dapat dinilai
- jari-jari : belum dapat dinilai
- tumit-tumit : belum dapat dinilai
9
- Rebound phenomen : belum dapat dinilai
- Dysdiadochokinesis : belum dapat dinilai
- Trunk Ataxia : belum dapat dinilai
- Limb Ataxia : belum dapat dinilai
i. Gerakan abnormal
Tremor : (-)
Chorea : (-)
Athetosis : (-)
Ballismus : (-)
Dystoni : (-)
Myocloni : (-)
j. Fungsi vegetatif
- Miksi : belum dapat dinilai
- Defekasi : belum dapat dinilai
- Ereksi : belum dapat dinilai
k. Fungsi luhur
Afasia motorik : belum dapat dinilai
Afasia sensorik : belum dapat dinilai
Apraksia : belum dapat dinilai
Agrafia : belum dapat dinilai
Alexia : belum dapat dinilai
Afasia nominal : belum dapat dinilai
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
- Darah
Hb : 9,4 g/dl
Eritrosit : 3.530.000/
Leukosit : 10.200/
Diff count : 0/1/2/73/15/9
10
- Kimia Klinik
BSS : 263 mg/dl
Kolesterol total : 173 mg/dl SGOT : 49 mg/dl
HDL : 58 mg/dl SGPT : 92 mg/dl
LDL : 129 mg/dl Na : 159 mmol/l
Trigliserida : 57 mg/dl K : 4 mmol/l
Asam urat : 7,6 mg/dl Ca : 10,2 mmol/l
Ureum : 36 mg/dl Cl : 118 mmol/l
Kreatinin : 1,1 mg/dl
Protein total : 7,8 g/dl
Albumin : 4,2 g/dl
Globulin : 3,6 g/dl
- Urine
Warna : tidak diperiksa Sedimen : tidak diperiksa
Reaksi : tidak diperiksa Eritrosit : tidak diperiksa
Protein : tidak diperiksa Leukosit : tidak diperiksa
Reduksi : tidak diperiksa Thorak : tidak diperiksa
Urobilin : tidak diperiksa Sel Epitel : tidak diperiksa
Bilirubin : tidak diperiksa Bakteri : tidak diperiksa
- Faeces
Konsistensi: tidak diperiksa Eritrosit : tidak diperiksa
Lendir : tidak diperiksa Leukosit : tidak diperiksa
Darah : tidak diperiksa Telur cacing : tidak diperiksa
Amb hist/coli: tidak diperiksa
2. Liquour cerebro spinal
Warna : tidak diperiksa Protein : tidak diperiksa
Kejernihan: tidak diperiksa Glukosa : tidak diperiksa
Tekanan : tidak diperiksa NaCL : tidak diperiksa
Cel : tidak diperiksa Queckensted : tidak diperiksa
Nonne : tidak diperiksa Celloidal : tidak diperiksa
11
Pandy : tidak diperiksa Culture : tidak
diperiksa
12
3. Pemeriksaan khusus
- Rontgen
Cranium : tidak diperiksa
Thorax : cor: besar prominen, paru: edema
Coll vertebralis : tidak diperiksa
Electroencephalograohi : tidak diperiksa
Electrocardiographi : tidak diperiksa
Arteriographi : tidak diperiksa
Pneumographi : tidak diperiksa
- Lain-lain : CT scan kepala: normal
V. DIAGNOSA KLINIK : tetraparese flaksid
VI. DIAGNOSA TOPIK : myelin
VII. DIAGNOSA ETIOLOGI : Sindrom Guillain Barre
13
BAB II
RINGKASAN STATUS PENDERITA
Identifikasi: Tn. N/laki-laki/14 tahun/ Pulau Rimau /MRS 14 September 2012
Anamnesis:
Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena mengalami
penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba.
± 6 jam SMRS penderita tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran.
Awalnya penderita mengalami sesak napas (+), sakit kepala (-), mual/muntah (-),
kejang (-), kelemahan pada lengan dan tungkai sesisi tubuh (-), mulut mengot (-),
bicara pelo belum dapat dinilai, gangguan sensibilitas belum dapat dinilai.
Riwayat demam (+), 2 minggu yang lalu disertai batuk pilek (+), mencret (-),
riwayat kelemahan pada lengan dan kedua tungkai (+), 4 hari yang lalu, bersifat
ascending (+). Riwayat sesak napas (+) 1 hari yang lalu. Riwayat trauma (-), riwayat
minum minuman beralkohol/psikotropika (-).
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan Fisik
Sensorium : E2M2VETT
Suhu badan : 36ºC
Nadi : 136 x/m
Pernapasan : 19 x/m
Tekanan Darah : 126/82 mmHg
Status Neurologis
N. III : pupil bulat, isokhor, Ø 4mm, RC ↓/↓
Fungsi Motorik Lka Lki Tka Tki
Gerakan lateralisasi (-) lateralisasi (-)
Kekuatan lateralisasi (-) lateralisasi (-)
Tonus ↓ ↓ ↓ ↓
Klonus - -
Refleks fisiologis ↓ ↓ ↓ ↓
Refleks patologis - - - -
14
Fungsi Sensorik : belum dapat dinilai
Fungsi Luhur : belum dapat dinilai
Fungsi Vegetatif : belum dapat dinilai
GRM : (-)
Gerakan abnormal : (-)
Gait & keseimbangan : belum dapat dinilai
Diagnosis Klinik : Tetraparese flaksid
Diagnosis Topik : Myelin
Diagnosis Etiologik : Sindrom Guillain Barre
Pengobatan/tindakan :
- MRS
- Oksigen 8 l/menit sungkup ETT
- IVFD RL gtt XX/menit
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
- Injeksi Ranitidin 2x1 amp
- Injeksi Metifer 2x1 amp
- Injeksi Bisolvon 2x1 amp
- Cek darah lengkap, BSS
- EKG
- Rontgen thorax PA
- CT scan kepala
Prognosa:
- quo ad vitam : dubia
- quo ad fungtionam : dubia
15
BAB III
DISKUSI
A. Diagnosis Banding Topik
1. Lesi UMN5, gejalanya antara lain: Pada penderita ditemukan gejala:
- peningkatan tonus otot
- spastisitas otot
- refleks fisiologis hiperaktif
- penurunan tonus otot
- kelemahan otot lengan dan
tungkai
- refleks fisiologis menurun
Jadi kemungkinan lesi upper motor neuron dapat disingkirkan.
2. Lesi LMN5, gejalanya antara lain: Pada penderita ditemukan gejala:
- penurunan tonus otot
- paralisis flaksid otot
- penurunan refleks fisiologis
- penurunan tonus otot
- kelemahan otot lengan dan
tungkai
- refleks fisiologis menurun
Jadi kemungkinan lesi lower motor neuron belum dapat disingkirkan.
3. Lesi myelin5, gejalanya antara lain: Pada penderita ditemukan gejala:
- penurunan tonus otot
- paralisis flaksid otot
- penurunan refleks fisiologis
- gangguan sensori
- penurunan tonus otot
- kelemahan otot lengan dan
tungkai
- refleks fisiologis menurun
- fungsi sensori belum dapat dinilai
Jadi kemungkinan lesi myelin belum dapat disingkirkan.
Kesimpulan:
Diagnosis Topik: Myelin
16
B. Diagnosis Banding Etiologi
Etiologi dan gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
1. Poliomyelitis1,3,4
- Biasa diawali oleh demam
- Kelemahan satu atau lebih
anggota gerak
- Tidak disertai gangguan
sensoris
- Defisit neurologis 60 hari
setelah onset gejala inisal
- Diawali dengan demam
- Kelemahan pada lengan dan
tungkai
- Gangguan sensoris belum dapat
dinilai
- Defisit neurologis 2 minggu
setelah onset gejala inisial
2. Sindrom Guillain-Barre2,3
- Biasa diawali oleh demam
- Dapat diawali oleh
kelemahan otot distal
- Kelemahan menjalar ke atas
dan simetris
- Dapat terjadi gangguan napas
- Diawali oleh demam
- Diawali oleh kelemahan tungkai
- Kelemahan tungkai menjalar ke
lengan
- Sesak napas 1 hari yang lalu
Jadi kemungkinan etiologi poliomyelitis dapat disingkirkan, dan
kemungkinan etiologi sindrom Guillain-Barre belum dapat disingkirkan.
Kesimpulan:
Diagnosis Etiologi: Sindrom Guillain-Barre
Pengobatan/tindakan :
- MRS
- Oksigen 8 l/menit ETT
- IVFD RL gtt XX/menit
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
- Injeksi Ranitidin 2x1 amp
- Injeksi Metifer 2x1 amp
17
- Injeksi Bisolvon 2x1 amp
- Cek darah lengkap, BSS
- EKG
- Rontgen thorax PA
- CT scan kepala
Prognosis:
- quo ad vitam : dubia
- quo ad fungtionam : dubia
Pertimbangan : 4-15% kasus fatal pada SGB, 20% cacat, dan
35% memiliki defisit permanen. 10% mengalami
kekambuhan, 50% pada titik nadir dalam 1
minggu; 90% dalam 1 bulan. Prognosis lebih buruk
dapat terjadi pada pasien dengan usia tua,
membutuhkan intubasi, onset yang lebih cepat, dan
didahului oleh diare.6
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Ginsberg, Lionel. 2005. Lecture Notes: Neurologi Edisi Kedelapan. Jakarta:
EMS.
2. Talbot, Kevin. 2002. Neuropati perifer. Dalam: Davey, Patrick. 2002. At a
glance: Medicine. Jakarta: EMS.
3. Misbach, Jusuf. Hamid, Abdul Bar. Mayza, Adre. Saleh, Kurniawan.2006.
Buku Pedoman SPM dan SPO Neurologi. Jakarta: PERDOSSI.
4. CDC. 1997. Case Definitions for Infectious Conditions Under Public Health
Surveillance. Washington DC: U.S. Department of Health and
Human Services.
5. Nurhidayat, S dan Rosjidi, C.H. 2008. Buku Ajar Perawatan Cedera Kepala
dan Stroke. Jogjakarta: Ardana Media, pp :167; 177-182
6. Flaherty, Alice W dan Rost, Natalia S. 2007 Massachusetts General Hospital
Handbook of Neurology 2nd Edition. Massachusetts: Lippincott
Williams & Wilkins.