cedera medula spinalis new
DESCRIPTION
Cedera Medula Spinalis NewTRANSCRIPT
Prasetyo
Cidera medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth, 2001)
PENDAHULUAN : 5% dari penderita cedera kepala juga mengalami cedera tulang belakang 55% cedera tulang belakang terjadi pada tulang servical 15 % terjadi pada tulang torakal 15 % terjadi pada tulang torakolumbar 15 % terjadi pada tulang lumbosakral Penanganan harus hati-hati (5% akan timbul gejala neurologis akan memperburuk keadaan setelah pasien tiba di UGD
Iskemik /edema progresif pada sum-sum tulang
bealakang
1. Fraktur vertebra/ dislokasi2. Luka penetrasi/ tembus3. Perdarahan epidural/
subdural4. Trauma tidak langsung5. Trauma intramodular/
kontusio
Terjadinya SCI dengan 4 cara :
1. Dislokasi : kecelakaan yang menimbulkan hyperfleksi
pada leher
2. Compressi : disebabkan adanya dorongan secara vertikal
yang langsung dari kepala. Daerah yang
dikenai C1/C2
ex ; OR loncat indah, menyelam
3. Kombinasi antara dislokasi dan fraktur :
diikuti hyperektensi atau injury. Daerah yang
dikenai C2/C3
4. Hyperextension : terjadi pada orang tua karena terjatuh yang
dikenai C5/C6
1. Level Tabel : Derajat Kekuatan otot
Skore Hasil Pemeriksaan012345
Kelumpuhan totalTeraba atau terasa kontraksiGerakan tanpa menahan gaya beratGerakan melawan gaya beratGerakan kesegala arah, tetapi kekuatan kurangKekuatan normal
2. Derajat defisit neurologi 3. Spinal Cord syndrome a. Central cord syndrome : - gejala yang khas kehilangan kekuatan motoris pada ekstremitas atas > ektremitas bawah - Dari anamnesis umumnya ditemukan riwayat terjatuh ke arah depan yang menyebabkan tumbukan pada daerah wajah yang disertai dengan atau tanpa fraktur atau dislokasi tulang servikal
b. Anterior cord syndrome : - Ditandai dengan adanya paraplegia dan kehilangan disosiasi sensoris dengan hilangnya rasa nyeri dan sensasi suhu c. Brown sequard syndrome : - Terjadi karena hemiseksi dari medulla spinalis dan jarang dijumpai
Medula spinalis mempunyai fungsi yang vital dalam menghubungkan syaraf perifer dengan otak,dimana kerusakan pada medula spinalis menyebabkan fungsi tsb mengalami hambatan dengan gejala yang merefleksikan area dan luasnya kerusakan yang terjadi, dan gangguan yang ditimbulkan meluas sampai ke sistem saraf pusat/ke sistem saraf perifer.
1. Cedera Lengkap Medula Spinalis (Complete Spinal Cord Injury)cedera ini disebabkan oleh kerusakan antara medula spinalis, perdarahan, iskemik pada tempat cedera. Pada keadaan tersebut, fungsi sensoris dan motorik dibawah daerah cedera terganggu dan sering kali irreversible. Manifestasi yang ditemukan sesuai dengan lokasi cedera pada medula spinalis.
2. Cedera tak lengkap (incomplete spinal cord injury)Sebagian dari medula spinalis masih intact, sehingga beberapa impuls sensori dan motorik masih mampu dikirim ke atas/ ke bawah medula spinalis. Seberapa parah fungsi sensoris dan motorik yang terkena tergantung pada area medula spinalis yang terkena.
Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena
Quadriplegia Paraplegia Tingkat neurologik Paralisis sensorik motorik total
Kehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih)
Penurunan keringat dan tonus vasomoto
Penurunan fungsi pernafasan Gagal nafas Gangguan fungsi seksual
Airway : menjaga jalan nafas tetap lapang Breathing : mengatasi gangguan
pernafasan bila perlu dapat dilakukan intubasi endotrakeal/ pemasangan alat bantu nafas agar oksigenasi adekuat
Circulation : memperhatikan tanda-tanda hipotensi
Pasang foley catheter untuk monitor hasil urine & mencegah retensi urine
Pasang NGT ( hati2 pd cedera servikal) untuk dekompresi lambung pd distensi & nutrisi enteral
Jika terdapat fraktur/ dislokasi kolumna vertebralis :1. Servikal : pasang collar brace/ bantal pasir2. Torakal : lakukan fiksasi ( torakolumbal brace)3. Lumbal : lakukan fiksasi dengan korset lumbal
Menjaga sel yg masih hidup agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut
Mengganti sel-sel yang rusak Menstimulasi pertumbuhan akson &
koneksitasnya Memaksimlakan penyembuhan defisit
neurologis Neurosensori & neurorehabilitasi
untuk mengembalikan fungsi tubuh
Photo X-Ray CT Scan MRI EKG bila terdapat tanda2 aritmiaa
Pengkajian Aktifitas /Istirahat
Kelumpuhan otot (terjadi kelemahan selama syok pada bawah lesi. Kelemahan umum /kelemahan otot (trauma dan adanya kompresi saraf).
SirkulasiHipotensi, Hipotensi posturak, bradikardi, ekstremitas dingin dan pucat.
EliminasiRetensi urine, distensi abdomen, peristaltik usus hilang, melena, emisis berwarna seperti kopi tanah /hematemesis.
Integritas Ego Takut, cemas, gelisah, menarik diri. Makanan /cairan
Mengalami distensi abdomen, peristaltik usus hilang (ileus paralitik)
HigieneSangat ketergantungan dalam melakukan aktifitas sehari-hari (bervariasi)
NeurosensoriKelumpuhan, kelemahan (kejang dapat berkembang saat terjadi perubahan pada syok spinal). Kehilangan sensasi (derajat bervariasi dapat kembaki normak setelah syok spinal sembuh). Kehilangan tonus otot /vasomotor, kehilangan refleks /refleks asimetris termasuk tendon dalam. Perubahan reaksi pupil, ptosis, hilangnya keringat bagian tubuh yang terkena karena pengaruh trauma spinal.
Nyeri /kenyamananMengalami deformitas, postur, nyeri tekan vertebral.
PernapasanPernapasan dangkal /labored, periode apnea, penurunan bunyi napas, ronki, pucat, sianosis.
KeamananSuhu yang berfluktasi *(suhu tubuh ini diambil dalam suhu kamar).
SeksualitasEreksi tidak terkendali (priapisme), menstruasi tidak teratur.