clean governance

Upload: yunita

Post on 07-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Clean Governance

    1/32

    Good & Clean Governance. Istilah Good & Clean Governance secara berangsur menjadi

     populer baik di kalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia,

    istilah ini secara umum diterjemahkan dengan pemerintah yang baik. Meskipun ada beberapa

    kalangan yang konsisten menggunakan istilah aslinya karena memandang luasnya dimensi

    Governance yang tidak bisa direduksi hanya menjadi pemerintah semata.

      Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh lembaga dana internasional seperti World Bank,

    UND, dan IM! dalam rangka menjaga dan menjamin kelangsungan dana bantuan yang

    diberikan kepada negara"negara sasaran bantuan. ada dasarnya, badan"badan internasional ini

     berpandangan bahwa setiap bantuan internasional untuk pembangunan di negara"negara dunia,

    terutama negara berkembang, sulit berhasil tanpa adanya Good & Clean Governance di negara

    sasaran tersebut. #arena itu, Good & Clean Governance kemudian menjadi isu sentral dalam

    hubungan lembaga"lembaga multilateral tersebut dengan negara sasaran. $Wood dalam %ai&ul

    Mujani, '(()*.

      Wacana Good & Clean Governance  mendapatkan rela+ansinya di Indonesia dalam

     pandangan Masyarakat ransparansi Indonesia $MI, '((', h. +ii* paling tidak dengan tiga sebab

    utama- pertama, krisis ekonomi dan politik yang masih terus menerus dan belum ada tanda"tanda

    akan segera berakhir kedua,  masih banyaknya korupsi dan berbagai bentuk penyimpangan

    dalam penyelenggaraan negara  Ketiga,  kebijakan otonomi daerah yang merupakan harapan

     besar bagi proses demokratisasi dan sekaligus kekhawatiran akan kegagalan program tersebut./lasan lain adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor 

    swasta dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik.

      Meskipun istilah Good & Clean Governance sering disebut dalam berbagai kesempatan,

    istilah tersebut dimaknai secara berlainan. %atu sisi ada yang memaknai Good & Clean

    Governance sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja suatu pemerintahan, perusahaan

    atau organisasi kemasyarakatan. Menurut MM. Billah, istilah ini merujuk pada arti asli kata

    Geoverning  yang berarti mengarahkan atau mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik 

    dalam satu negeri. #arena itu Good & Clean Governance dapat diartikan sebagai tindakan atau

    tingkah laku yang didasarkan pada nilai"nilai yang bersi&at mengarahkan, mengendalikan atau

    mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai"nilai itu atau mempengaruhi masalah

     publik untuk mewujudkan nilai"nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Dengan

    demikian ranah Good & Clean Governance  tidak terbatas pada negara atau birokrasi

  • 8/19/2019 Clean Governance

    2/32

     pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang direpresentasikan oleh organisasi

    non"pemerintah $ornop* seperti lembaga swadaya masyarakat $0%M* dan juga sektor swasta.

    %ingkatnya, tuntutan terhadap Good & Clean Governance  tidak selayaknya ditujukan hanya

    kepada penyelenggara negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luar 

    struktur birokrasi pemerintahan yang secara getol dan bersemangat menuntut penyelenggaraan

    Good & Clean Governance pada negara $MM. Billah, )112, h. 3(*.

      %isi lain memaknai Good & Clean Governance  sebagai penerjemah kongkrit dari

    demokrasi. egasnya menurut aylor, Good & Clean Governance  adalah pemerintahan

    demokratis seperti yang dipraktikan dalam negara"negara demokrasi maju di 4ropa Barat dan

    /merika misalnya $%ai&ul Mujani, '(()*. Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintah dianggap

    sebagai sistem pemerintahan yang baik karena paling mere&leksikan si&at"si&at Good & Clean

    Governance  yang secara normati& dituntut kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan"

     badan dunia. Ia merupakan alternati& dari sistem pemerintahan lain seperti totalitarinisme

    komunis atau otoritarianisme militer yang sempat populer di negara"negara dunia ketiga di masa

     perang dingin.

      ada dasarnya konsep Good & Clean Governance memberikan rekomendasi pada sistem

     pemerintahan yang menekankan kesetaraan antara swasta, dan masyarakat madani $civil society*.

    Good & Clean Governance  berdasar pandangan ini berarti suatu kesepakatan menyangkut

     pengaturan negara ang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani $civil society*

    dan sektor swasta. #esepakatan tersebut mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan

    lembaga"lembaga di mana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya,

    menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan di antara mereka.

    %antosa menjelaskan bahwa Governance sebagaimana dide&inisikan UND adalah pelaksanaan

     politik, ekonomi, dan administrasi dalam mengelola maslah"maalah bangsa. elaksanaan

    kewenangan tersebut bisa dikatakan baik $good atau sound* jika dilakukan dengan e&ekti& dan

    e&isien, responsi& terhadap kebutuhan rakyat, dalam suasana demokratis, akuntabel serta

    transparan $Mas /hmad %antosa, '((), h. 52*.

      %esuai dengan pengertian di atas, maka pemerintahan yang baik itu adalah pemerintahan

    yang baik dalam ukuran proses maupun hasil"hasilnya. %emua unsur dalam pemerintahan bisa

     bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, pemperoleh dukungan dari rakyat dan lepas

    dari gerakan"gerakan anarkis yang bisa menghambat proses dan lajunya pembangunan.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    3/32

    emerintahan juga bisa dikatakan baik jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang

    sangat minimal menuju cita kesejahteraan dan kemakmuran sebagai basis model dari

     pemerintahan. emerintahan itu dapat dikatakan baik, jika produkti& dan memperlihatkan hasil

    dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produkti&itas maupun

    dalam daya belina, kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikator rasa aman,

    tenang dan bahagia serta  sense of nationality  yang baik. %emua indikator itu diukur dengan

     paradigma pemerataan, sehingga kesenjangan itu secara dini terus diperkecil. roses pelaksanaan

     pembangunan sebagai wujud pelaksanaan amanah pemerintahannya juga harus dilakukan dengan

     penuh transparansi serta didukung dengan manajemen yang akuntabel.

      Good & Clean Governance sebagai sebuah paradigma dapat terwujud bila ketiga pilar 

     pendukungnya dapat ber&ungsi secara baik yaitu negara sektor swasta, dan masyarakat madani

    $civil   society*. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut untuk merubah pola pelayanan

    dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. %ektor swasta sebagai pengelola sumber daya di

    luar negara dan birokrasi pemerintahan pun harus memberikan kontribusi dalam usaha

     pengelolaan sumber daya tersebut. enerapan cita Good & Clean Governance pada akhirnya

    mensyaratkan keterlibatan organisasi kemasyarakatan sebagai kekuatan penyeimbang negara.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    4/32

    PRINSIP-PRINSIP GOOD & CLEAN GOVERNANCE

      #endati diawali oleh tawaran badan"badan international, namun cita Good & Clean

    Governance kini sudah menjadi bagian diskursus serius dalam wacana pengembangan paradigma

     birokrasi dan pembangunan ke depan. Dari berbagai hasil kajiannya, 0embaga /dministrasi Negara $0/N* telah menyimpulkan sembilan $1* aspek &undamental dalam perwujudan Good &

    Clean Governance, yaitu-

    •  Partisipasi $ Participation*

    •  Penegakan Hukum $6ule o& 0aw*

    Transparansi $ransparency*

    •  Responsif  $6esponsi+eness*

    • Orientasi Kesepakatan $Consensus Orientation*

    •  Keadilan $ !uity*

    •  fektivitas $ ffectiveness* dan fesiensi $ fficiency*

    •  "kuntabilitas $ "ccountability*

    • #isi $trategis $$trategic #ision*

    1.   PARTISIPASI (PARTICIPATION)

    %emua warga masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan keputusan, baik langsung

    maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka. artisipasi

    menyeluruh mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstrukti&.

    Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam seluruh aspek pembangunan, termasuk dalam

  • 8/19/2019 Clean Governance

    5/32

    sektor"sektor kehidupan sosial lainnya selain kegiatan politik, maka regulasi birokrasi harus

    diminimalisir.

    aradigma birokrasi sebagai center for public service  harus diikuti dengan deregulasi

     berbagai aturan, sehingga proses sebuah usaha dapat dilakukan dengan e&ekti& dan e&isien. idak 

    cukup hanya dengan itu, aparatur pemerintah juga harus mengubah paradigma dari penguasa

     birokrat menjadi pelayan masyarakat $ public server *, dengan memberikan pelayanan yang baik,

    memiliki perhatian yang humanis terhadap client%nya, memberikan pelayanan yang e&isien, tepat

    waktu serta dengan biaya murah, sehingga mereka memiliki legitimasi dari masyarakat. Inilah

     berbagai persyaratan utama untuk mewujudkan cita Good & Clean Governance dalam konteks

    memperbesar partisipasi masyarakat. #arena tidak mungkin sebuah bangsa akan maju dengan

    cepat, tanpa partisipasi penuh dari warganya.

    2.   PENEGAKAN HUKUM (RULE OF LAW)

    artisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan"perumusan kebijakan publik 

    memerlukan sistem dan aturan"aturan hukum. anpa diimbangi oleh sebuah hukum dan

     penegakannya yang kuat, partisipasi akan berubah menjadi proses politik yang anarkis.

    Ditambahkan pula bahwa pelaksana kenegaraan dan pemerintahan juga harus ditata oleh sebuah

    sistem dan aturan hukum yang kuat serta memiliki kepastian.

    %ehubungan dengan itu, %antosa $'((), h. 57* menegaskan, bahwa proses mewujudkan cita

    Good & Clean Governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of la,

    dengan karakter"karakter antara lain sebagai berikut-

    a.  %upermasi hukum $t'e supremacy of la*

     b.  #epastian hukum $legal certainty*

    c.  8ukum yang responsi&

    d.  enegakkan hukum yang konsisten dan non"diskriminati&

    e.  Independensi peradilan

    3.  TRANSPARANSI (TRANSPARENC)

  • 8/19/2019 Clean Governance

    6/32

    %alah satu yang menjadi persoalan bangsa di akhir masa orde baru adalah merebaknya kasus"

    kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rejimi kekuasaannya. #orupsi sebagai

    tindakan, baik dilakukan indi+idu maupun lembaga yang secara langsung merugikan negara,

    merupakan salah satu yang harus dihindari dalam upaya menuju cita Good & Clean Governance,

    karena selain merugikan negara korupsi bisa menghambat e&ekti&itas dan e&isiensi proses

     birokrasi dan pembangunan sebagai ciri utama Good & Clean Governance.

    %alah satu yang dapat menimbulkan dan memberi ruang gerak kegiatan korupsi adalah

    manajemen pemerintahan yang tidak transparan. 9leh karena itu Michael :amdessus $)117*,

    dalam salah satu rekomendasinya pada BB untuk membantu pemulihan $recovery*

     perekonomian Indonesia menyarankan perlunya tindakan pemberantasan korupsi dan

     penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, khususnya transparansi dalam transaksi

    keuangan negara pengelolaan uang negara di bank sentral $BI*, serta transparansi sektor"sektor 

     publik.

    ihak IM! memang sangat serius dalam mempertahankan kebijakan pemberantasan korupsi

    untuk membantu proses recovery  ekonomi, karena walaupun sudah menjadi &enomena

    uni+ersial, tapi di Indonesia, korupsi sudah menimbulkan e&ek metastarik, yakni penyebaran ke

    seluruh elemen birokrasi pemerintahan, dari puncak pimpinan sampai pada pegawai yang paling

    rendah sekalipun.

    ;a&&ar menyimpulkan setidaknya ada delapan $5* aspek mekanisme pengelolaan negara yang

    harus dilakukan secara transparan, yaitu-

    •  enetapan posisi, jabatan atau kedudukan

    •  #ekayaan pejabat publik 

    •  emberian penghargaan

    •  enetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan

    •  #esehatan

    •  Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik 

    •  #eamanan dan ketertiban

    •  #ebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat

    4.   RESPONSIF (RESPONSIVENESS)

  • 8/19/2019 Clean Governance

    7/32

    %alah satu asas &undamental menuju cita Good & Clean Governance adalah responsi&, yakni

     pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan"persoalan masyarakat. ;a&&ar 

    menegaskan bahwa pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya, jangan menunggu

    mereka menyampaikan keinginan"keinginannya itu, tapi mereka secara proakti& mempelajari dan

    menganalisis kebutuhan"kebutuhan mereka, untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan

    strategis guna memenuhi kepentingan umum tersebut. %esuai dengan asas responsi&, maka setiap

    unsur pemerintah harus memiliki dua etik, yakni etik indi+idual dan etik sosial. #uali&ikasi etik 

    indi+idual menuntut mereka agar memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas pro&esional.

    %edangkan etik sosial menuntut mereka agar memiliki sensiti&itas terhadap berbagai kebutuhan

     publik.

    erkait dengan asas responsi& ini, pemerintah harus terus merumuskan kebijakan"kebijakan

     pembangunan sosial terhadap semua kelompok sosial dalam karakteristik kulturalna dalam upaya

    mewujudkan asas responsi& pemerintah harus melakukan upaya"upaya strategis dalam

    memberikan perlakuan yang humanis pada kelompok"kelompok masyarakat tanpa pandang bulu.

    5.   KONSENSUS (CONSENSUS ORIENTATION)

    /sas &undamental lain yang juga harus menjadi perhatian pemerintah dalam melaksanakan

    tugas"tugas pemerintahannya menuju cita Good & Clean Governance  adalah pengambilan

    keputusan secara konsensus, yakni pengambilan putusan melalui proses musyawarah dan

    semaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama. :ara pengambilan keputusan tersebut

    selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak juga dapat menarik komitmen

    komponen masyarakat sehingga memiliki legitimasi untuk melahirkan coercive poer  $kekuatan

    memaksa* dalam upaya mewujudkan e&ekti&itas pelaksanaan keputusan.

    elaksanaan prinsip pada praktiknya sangat terkat dengan tingkat partisipasi masyarakat

    dalam kegiatan pemerintahan, kultur demokrasi, serta tata aturan dalam pengambilan kebijakan

    yang berlaku dalam sebuah sistem.

    6.   KESETARAAN DAN KEADILAN (EQUITY)

  • 8/19/2019 Clean Governance

    8/32

    erkait dengan asas konsensus, transparansi dan responsi&,  good geovernance  juga harus

    didukung dengan asas e!uity, yakni kesamaan dalam perlakuan $treatment * dan pelayanan. /sas

    ini dikembangkan berdasarkan pada sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia ini tergolong

     bangsa yang plural, baik dilihat dari segi etnik, agama dan budaya. luralisme ini tentu saja pada

    satu sisi dapat memicu masalah apabila diman&aatkan alam konteks kepentingan sempit seperti

     primordialisme, egoisme, dan sebagainya. #arenanya prinsip e

  • 8/19/2019 Clean Governance

    9/32

    /gar pemerintahan itu e&ekti& dan e&isien, maka para pejabat perancang dan pelaksana tugas"

    tugas pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan"perencanaan yang sesui dengan

    kebutuhan nyata dari masyarakat, secara rasional dan terukur. Dengan perencanaan yang rasional

    tersebut, maka harapan partisipasi masyarakat akan dapa digerakkan dengan mudah, karena

     program"program itu menjadi bagian dari kebutuhan mereka. #emudian untuk memperoleh

     partisipasi yang besar, para aparatur serta pejabat pemerintahan juga harus bersikap terbuka, dn

    memberikan kesempatan dan pelayanan kepada mereka dengan baik dan mudah. %elain itu,

     pemerintahan juga harus mampu menekan ancaman"ancaman eksternal yang dapat mengganggu

    stabilitas politik dan keamanan, karena tanpa rasa aman yang tinggi, partisipasi masyarakat

    dalam proses pembangunan sangat sulit diharapkan secara optimal. ;erakan"gerakan politik 

    untuk menekan para pengambil kebijakan dengan mengerahkan massa yang sangat rentan

    dengan perilaku kekerasan, selain akan memperlambat proses pembangunan, juga akan

    menyerap dana dan biaya yang tidak perlu, setidaknya untuk biaya pengamanan aset"aset negara

    dan penumbuhan rasa aman pada masyarakat.

    Dengan demikian, peningkatan e&ekti&itas pemerintahan harus dilakukan secara

    komprehensi&, tidak sekedar rekayasa internal untuk meningkatkan kinerja pemerintahannya

    sendiri, tapi juga harus diimbangi dengan pembinaan dan pertumbuhan sikap"sikap demokratis

    masyarakat yang beradab dan anti kekerasan, karena gerakan"gerakan massa itu, jika disertai

    dengan tindakan"tindakan anarkis dan kekerasan, justru akan melemahkan partisipasi masyarakat

    dalam pembangunan. !enomena itu justru akan mengakibatkan pemerintahan itu tidak e&ekti& 

    dan tidak e&isien. 9leh sebab itu, pemahaman demokrasi yang salah satu wujudkan adalah

    melakukan pelibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik, harus ditata sedemikian

    rupa, agar proses tersebut tidak melanggar etika demokrasi yang beradab, dan tidak 

    menimbulkan keresahan dalam masyarakat sehingga legitimasi pemerintahan yang dibangun

    dengan sistem demokrasi tidak menimbulkan dampak"dampak yang mengurangi e&ekti&itas dan

    e&isiensi pemerintahannya sendiri.

    8.   AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)

    /sas akuntabilitas menjadi perhatian dan sorotan pda era re&ormasi ini, karena kelemahan

     pemerintahan Indonesia justru dalam kualitas akuntabilitasnya itu. /sas akuntabilitas berarti

  • 8/19/2019 Clean Governance

    10/32

     pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberikanya delegasi dan

    kewenangan untuk mengurusi berbagai urusan dan kepentingan mereka. %etiap pejabat publik 

    dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas

    sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dintutut dalam asas akuntabilitas dalam upaya manuju

    cita Good & Clean Governance.

    engembangan asas akuntabilitas dalam kerangka Good & Clean Governance tiada lain agar 

     para pejabat atau unsur"unsur yang diberikan kewenangan mengelola urusan publik itu

    senantiasa terkontrol dan tidak memiliki peluang melakukan penyimpangan untuk melakukan

    ##N. Dengan asas ini mereka terus memacu produkti&itas pro&esionalnya sehingga berperan

     besar dalam memenuhi berbagai aspek kepentingan publiknya.

    %ecara teoritik, akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yakni akuntabilitas +ertikal dan

    akuntabilitas horisontal. /kuntabilitas +ertikal menyangkut hubungan antara pemegang

    kekuasaan dengan rakyatnya antara pemerintah dan warganya. 6akyat melalui partai politik,

    0%M dan institusi"institusi lainnyaberhak meminta pertanggungjawaban kepada pemegang

    kekuasaan negara. emegang kekuasaan atau jabatan publik dalam struktur kenegaraan harus

    menjelaskan kepada rakyat apa yang telah, sedang dan akan dialakukannya di masa yang akan

    datang, sebagai wujud akuntabilitas manajerialnya terhadap publik yang memberi kewenangan.

    #emudian akuntabilitas +ertikal juga bermakna bahwa setiap pejabat harus

    mempertanggungjawabkan berbagai kebijakan dan pelaksanaan tugas"tugasnya terhadap atasan

    yang lebih tinggi.

    %ementara akuntabilitas horisontal adalah pertanggungjawaban pemegang jabatan publik 

     pada lembaga yang setara, seperti gubernur dengan D6D tingkat I, bupati dengan D6D

    tingkat II, dan persiden dengan D6 pusat, yang pelaksanaannya bisa dilakukan oleh para

    menteri sebagai pembantu presiden. %elain akuntabilitas pro&esional, para pejabat publik atau

    unsur"unsur pengelola urusan umum dan kenegaraan juga harus memiliki akuntabilitas personal,

     baik dalam aspek pro&esi dan kewenangan delegati&nya, maupun dalam aspek moralitasnya. 9leh

    sebab itu setiap anggota D6 harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah

    dilakukannya terhadap konstituennya. Demikian pula dengan pejabat publik dalam struktur 

     pemerintahan, harus mampu mempertanggungjawabkan kapabilitas dan loyalitas indi+idualnya,

     baik dalam lingkungan pro&esi setaranya maupun terhadap atasannya. =ika mereka melakukan

  • 8/19/2019 Clean Governance

    11/32

     pelangaran etika dan moralitas, mereka harus dengan berani mempertanggungjawabkan

     pelanggarannya itu.

    9.  VISI STRATEGIS (STRATEGIC VISION)

    >isi strategis adalah pandangan"pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan

    datang. #uali&ikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan Good & Clean Governance,

    karena perubahan dunia dengan kemajuan tekologinya yang begitu cepat. Bangsa"bangsa yang

    tidak memiliki sensiti&itas terhadap perubahan serta prediksi perubahan ke depan, tidak saja akan

    tertinggal oleh bangsa lain di dunia, tapi juga akan terperosok pada akumulasi kesulitan,

    sehingga proses recovery%nya tidak mudah. %alah satu contoh, kecerobohan bangsa Indonesia

    dalam menerapkan kebijakan de+isa bebas di era )15("an, dan memberi peluang pada sektor 

    swastauntuk melakukan direct loan $pinjaman langsung* terhadap berbagai lembaga keuangan di

    luar negeri, dengan tanpa memperhitungkan jadwal pembayaran yang rasional, telah

    mengakibatkan krisis keuangan di akhir )11("an, yang mengakibatkan nilai tukar dolar 

    meningkat dan kurs rupiah anjlok. Dengan demikian, kebijakan apa pun yang akan diambil saat

    ini, harus diperhitungkan akibatnya pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.

    idak hanya itu, berbagai gejala dan perkembangan yang terjadi di dunia luar harus dianalisis

    dampak"dampaknya bagi bangsa ini, baik langsung saat ini, maupun di masa yang akan datang,

    sehingga dapat dirumuskan berbagai kebijakan untuk mengatasi dan mengantisipasinya. =ika

    tidak, maka bangsa kita akan dikagetkan lagi dengan dampak"dampak yang tidak diprediksikan

    itu, sehingga banyak timbul berbagai kesulitan, baik ekonomi maupun aspek"aspek kehidupan

    sosial lainnya. /spek lain yang lebih penting dalam koteks pandangan strategi untuk masa yang

    akan datang, adalah perumusan"perumusan blueprint   design  kehidupan ekonomi, sosial dan

     budaya untuk sekian tahun ke depan, yang harus dirancang dan dikerjakan sejak sekarang.

    9leh sebab itu, sudah saatnya semua komponen bangsa bersatu padu memikirkan tentang

     bangsanya ke depan, dan menunda bahkan mengeliminir sekat"sekat etnik, ras, budaya, agama,

     bahkan &riksi"&riksi keagamaan yang menggiring ke arah &riksi aliran dan kepentingan politik.

    %elama bangsa ini belum mampu menggalang persatuan dan kesatuan, dan terus menerus dalam

  • 8/19/2019 Clean Governance

    12/32

    kon&lik, maka energi bangsa akan habis dengan kon&lik itu, tanpa sempat memikirkan dan

    merumuskan blueprint  bangsa ke depan.

    Untuk mewujudkan cita Good & Clean Governance  dengan asas"asas &undemental

    sebagaimana telah dipaparkan di atas, setidaknya harus melakukan lima $?* aspek prioritas,

    yakni-

    ()   Penguatan *ungsi dan Peran +embaga Perakilan

    0embaga perwakilan rakyat, yakni D6, DD, dan D6D harus mampu menyerap dan

    mengartikulasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam berbagai bentuk program pembangunan

    yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, serta mendelegasikannya pada eksekuti& untuk 

    merancang program"program operasional sesuai rumusan"rumusan yang ditetapkan dalam

    lembaga perwakilan tersebut. #emudian, lembaga perwakilan $D6 dan D6D* terus

    melakukan &ungsi kontrolnya terhadap lembaga eksekuti&, sehingga seluruh gagasan dan aspirasi

    yang dikehendaki rakyat melalui para wakilnya itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh

     perangkat lembaga eksekuti&.

    %elain itu, &ungsi kontrol D6 dan D6D juga harus dilakukan untuk mengawasi

    akuntabilitas proses pelaksanaannya, sehingga terhindar dari berbagai bahaya internal, "yakni

     pelayanan yang tidak obyekti&, penggunaan wewenang dan keuasaan untuk kepentingan pribadi,

    kelompok, golongan atau pertai politiknya" sehingga terwujud pemerintahan yang bersih,

    legitimat, dan dapat menggerakkan partisipasi rakyat dalam pembanguna.

    !ungsi"&ungsi ini, pada masa orde baru tidak sepenuhna berjalan, karena pemberian

    kewenangan pada presiden yang terlalu besar, baik untuk recall  anggota D6, penelitian khusus

    calon anggota dewan, bahkan ada kewenangan presiden untuk mengawasi serta membubarkan

     partai politik, membuat daya tawar para anggota dewan di hadapan presiden menjadi sangat

    lemah, padahal justru lembaga kepresidenan itu merupakan lembaga yang harus diawasi dan

    dikontrolnya. Berbagai pembaharuan sejak era re&ormasi menjadikan proses re+italisasi lembaga"

    lembaga perwakilan memiliki peluang yang sangat besar. Bahkan sekarang telah terjadi

     perubahan pendulum kekuasaan dari eecutive 'eavy menjadi legislative 'eavy yang sebenarnya

     juga tidak baik dalam pendewasaan demokrasi di Indonesia.

    -)   Kemandirian +embaga Peradilan

    #esan yang paling buruk dari pemerintahan orde baru adalah ketidakmandirian lembaga

     peradilan. Inter+ensi eksekuti& terhadap yudikati& masih sangat kuat, sehingga peradilan tidak 

  • 8/19/2019 Clean Governance

    13/32

    mampu menjadi pilar terdepan dalam menegakkan asas rule of la. 8akim, jaksa dan polisi tidak 

     bisa dengan leluasa menetapkan perkara, sehingga mereka tidak mampu menampilkan dirinya

    sebagai t'e prop'et of la. 4ra re&ormasi sebagai era pembaharuan nampaknya masih belum

    memberikan angin segar bagi independensi lembaga peradilan, karena mainstream pembaharuan

    independensi lembaga peradilan sampai saat ini belum jelas. roduk monumental dari

     pemerintahan pasca orde baru belum menyentuh pemisahan antara Departemen #ehakiman

    dengan Mahkamah /gung secara maksimal hingga posisi hakim masih terkesan ambigu dalam

    kedudukannya sebagai badan yudikati& dan kepanjangan tangan eksekuti&. 0ahirnya UU no. '5

    tahun )111 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme pun

     belum mengubah citra pemerintah menjadi lebih baik karena belum diikuti oleh  political action

    yang serius dalam pemberantasan ##N. %ementara konsep peradailan yang bersih dan

     pro&esional belum jelas, dan baru menjadi wacana atau diskursus di sekitar kalangan akademisi

    serta praktisi hukuman yang peduli terhadap .udicial independence. Untuk mewujudkan Good &

    Clean Governance lembaga peradilan dan aparat penegak hukum yang mandiri, pro&esional dan

     bersih menjadi persyaratan mutlak.

    /)   "paratur Pemerinta' yang Profesional dan Penu' 0ntergritas

    Birokrasi di Indonesia tidak hanya dikenal buruk dalam memberikan pelayanan publik, tapi

     juga telah memberi peluang berkembangnya praktik"praktik kolusi, korupsi dan nepotisme

    $##N*. Dengan demikian, pembaharuan konsep dan mekanisme kerja birokrasi merupakan

    sebuah keharusan dalam proses menuju cita Good & Clean Governance. =ajaran birokrasi harus

    diisi oleh mereka yang memiliki kemampuan pro&esionalitas baik, memiliki integritas, berjiwa

    demokratis, dan memiliki akuntabilitas yang kuat sehingga memperoleh legitimasi dari rakyat

    yang dilayaninya. #arena itu paradigma pengembangan birokrasi ke depan harus diubah menjadi

    birokrasi populis, yakni jajaran birokrasi yang peka terhadap berbagai aspirasi dan kepentingan

    rakyat, serta memiliki intergritas untuk memberikan pelayanan kepada rakyatnya dengan

     pelayanan yang prima.

    1)   2asyarakat 2adani 3Civil $ociety4 yang Kuat dan Partisipatif 

    erwujudan cita Good & Clean Governance juga menyaratkan partisipasi masyarakat sipil

    yang kuat. roses pembangunan dan pengelolaan negara tanpa melibatkan masyarakat madani

    $civil society* akan sangat lamban, karena potensi terbesar dari sumber daya manusia justru ada

    di kalangan masyarakat ini. 9leh sebab itu, berbagai kebijakan hukum harus memberi peluang

  • 8/19/2019 Clean Governance

    14/32

     pada masyarakat untuk berpartisipasi, idak saja dalam sektor"sektor kegiatan ekonomi dan

     politik, tapi juga dalam proses perumusan kebijakan"kebijakan publik. Masyarakat mempunyai

    hak atas in&ormasi, mempunyai hak untuk menyampaikan usulan, dan juga mempunyai hak 

    untuk menyampaikan usulan, dan juga mempunyai hak untuk melakukan kritik terhadap

     berbagai kebijakan pemerintahan yang tidak menguntungkan, baik melalui lembaga perwakilan,

     pers maupun penyampaian secara langsung dalam bentuk dialog"dialog terbuka dengan 0%M,

    artai olitik, 9rganisasi Massa, atau institusi sosial lainnya.

    5)   Penguatan 6paya Otonomi 7aera'

    %alah satu kelemahan dari pemerintahan masa lalu adalah kuatnya sentralisasi kekuasaan

     pada pemerintah pusat, sehingga potensi"potensi daerah dikelola oleh pemerintah pusat.

    #ebijakan ini telah menimbulkan ekses yang amat parah, karena banyak daerah yang amat kaya

    dengan sumber daya alamnya, justru menjadi kantong"kantong kemiskinan nasional. 9leh sebab

    itulah, pada era re&ormasi ini, para pengelola negara telah melahirkan UU No. '' tahun )111,

    tentang otonomi daerah dan telah memberikan kewenangan pada daerah untuk melakukan

     pengelolaan sektor"sektor tertentu, seperti sektor kehutanan, pariwisata, kooperasi, pertanian

     pendidikan dan lainnya. Dengan kewenangan itu, daerah akan menjadi kuat dan dinamis,

    terutama daerah"daerah yang miskin dengan sumber daya alamnya, karena harus memacu

    endapatan /sli Daerah untuk membiayai kehidupan daerahnya. %alah satu yang harus diperkuat

    untuk mewujudkan otonomi daerah yang e&ekti&, selain penguatan %DM, adalah komposisi

    anggota D6D yang harus kuat, karena c'eck and balance  terhadap jalannya pemerintahan

    sangat tergantung pada kekuatan lembaga perwakilan daerah tersebut dalam menjalankan

    &ungsinya.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    15/32

    GOOD & CLEAN GOVERNANCE

    DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH

    Desentralisasi bagi penyelenggaraan pemerintahan yang baik $Good & Clean Governance*

    dan pembangunan regional menjadi topik utama di 6nited 8ations Cantre for Regional 

     7evelopment   $UN:6D* sejak pertemuan Nagoya tahun )15). 8al tersebut diikuti dengan

     perhatian yang lebih mendalam terhadap berbagai pandangan dan pengalaman negara"negara

    dalam mendesain dan mengimplementasikan program"program pembangunan. Berbagai literatur 

    tentang desentralisasi sebagaimana dikemukakan oleh Walter 9. 9yugi memberikan penekanan

     bahwa desentralisasi merupakan prasyarat bagi terciptanya Good & Clean Governance. Dasar 

    asumsinya adalah bahwa Good & Clean Governance menyangkut situasi di mana terdapat

     pembagian kekuasaan $ poer s'aring * antara pusat dan daerah dalam proses pengambilankeputusan. emerintahan lokal sebagai salah satu bentuk desentralisasi memberikan kontribusi

     bagi local self%government , dengan asumsi bahwa local self%government  juga memiliki makna

    tersebut. /lasan lainnya adalah bahwa pemerintahan lokal akan memelihara berbagai penerimaan

    masyarakat $ grassroot * terhadap demokrasi.

    erubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah, dari sentralisasi ke desantralisasi,

    dari terpusatnya kekuasaan pada pemerintah dan pemerintahan daerah $eksekuti&* ke  poer 

     s'aring   antara eksekuti& dan legislati& daerah, harus ditindaklanjuti dengan perubahan

    manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen pemerintahan daerah harus terjadi

     perubahan nilai yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi kepada kepentingan

    internal organisasi pemerintah ke kepentingan eksternal disertai dengan peningkatan pelayanan

    dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan pemerintahan ke masyarakat.

    Dalam rangka membangun Good & Clean Governance di daerah prinsip"prinsip &undamental

    yang menopang tegaknya Good & Clean Governance harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa

    terkeculai. enyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya akan betul"betul akan terealisasi

    dengan baik apabila dilaksanakan dengan memakai prinsip"prinsip Good & Clean Governance.

    Bahkan sebenarnya otonomi daerah dengan berbagai seluk beluknya seperti yang telah

    dijelaskan dalam bab sebelum ini telah memberikan ruang yang lebih kondusi& bagi terciptanya

    Good & Clean Governance.

    KESIMPULAN

  • 8/19/2019 Clean Governance

    16/32

    ;ood go+ernance adalah tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai"nilai yang

    mengarahkan, mengendalikan dan mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai"nilai

    itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian.

    Dalam mewujudkan nilai tersebut kita harus melaksanakan beberapa aspek yang dapat

    dikatakan sangat &undamental, diantaranya -

    •  Partisipasi $ Participation*

    •  Penegakan Hukum $6ule o& 0aw*

    • Transparansi $ransparency*

    •  Responsif  $6esponsi+eness*

    • Orientasi Kesepakatan $Consensus Orientation*

    •  Keadilan $ !uity*

    •  fektivitas $ ffectiveness* dan fesiensi $ fficiency*

    •  "kuntabilitas $ "ccountability*

    • #isi $trategis $$trategic #ision*

    %elain dari kesembilan aspek tersebut, kita juga harus mempertimbangkan aspek lainnya,

    seperti, enguatan !ungsi dan eran 0embaga erwakilan, #emandirian 0embaga eradilan,

    /paratur emerintah yang ro&esional dan enuh Intergritas, Masyarakat Madani $:i+il %ociety*

    yang #uat dan artisipati&, enguatan Upaya 9tonomi Daerah

    /pabila kesmua aspek tersebut dapat kita realisasikan dalam kehidupan kita, baik kehodupan

    sehari"hari maupun kehidupan kepemerintahan, maka cita ;ood @ clean ;o+ernance dapat kita

    wujudkan.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    17/32

      Pe!e"#$% G'e"(e#

    emerintah atau 99Government: dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Ahe

    aut'oritative direction and administration of t'e affairs of men;omen in a nation, state, city,

    etc: $pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang"orang dalam sebuah

    negara, negara bagian, kota, dan sebagainya*. Ditinjau dari sisi semantik, kebahasaan

     governance  berarti tata kepemerintahan dan  good governance  bermakna tata kepemerintahan

    yang baik.

    Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan, sedangkan sisi yang

    lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja pemerintahan, perusahaan

    atau organisasi kemasyarakatan, /pabila istilah ini dirujuk pada asli kata dalam bahasa Inggris-

     governing  f maka artinya adalah mengarahkan atau mengendalikan, #arena itu gooc  governance

  • 8/19/2019 Clean Governance

    18/32

    dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi

    masalah publik. 9leh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi

     pemerintahan, tetapi jugs pada ranah masyarakat sipil yang dipresentasikan oleh organisasi

    nonpe"merintah dan sektor swasta. %ingkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya

    ditujukkan kepada penyelenggara negara atau pemerintah, me"lainkan juga pada masyarakat di

    luar struktur birokrasi pemerintahan.

    Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang baik adalah

     baik dalam proses maupun hasilnya. %emua unsui dalam pemerintahan bisa bergerak secara

    sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat, serta terbebas dari

    gerakan"gerakan an"arkis yang bisa menghambat proses dan laju pembangunan. emerintahan

     juga bisa dikatakan baik jika produkti& dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan

    ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produk"ti+itas maupun dalam daya belinya

    kesejahteraan spiritualnya meningkal dengan indikator rasa aman, bahagia, dan memiliki rasa

    kebangsaan yang tinggi.))C

    %ecara umum istilah good go+ernance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait

    dengan tindakan atau tingkah laku yang bersi&at mengarahkan, mengendalikan, atau

    mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai"nilai tersebut dalam kehidupan sehari"

    hari. Menurut /ndi !aisal Bakti, istilah good go+ernance memiliki pengertian pengejawantahan

    nilai"nilai luhur dalam mengarakan warga Negara kepada masyarakat dan pemerintahan yang

     berkeadaban melalui wujud pemerintahan yang suci dan damai. %enada dengan Bakti, %antosa

    menjelaskan bahwa good go+ernance adalah pelaksanaan politik, ekonomi, dan administrasi

    dalam mengelola masalah"masalah bangsa. elaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan

     baik jika dilakukan dengan e&ekti& dan e&isien, responsi& terhadap kebutuhan rakyat, dalam

    suasana demokratis, akuntabel serta transparan.%ebagai sebuah paradigm pengelolaan lembaga

     Negara, clean and good go+ernance dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh dua

    unsur yang saling terkait yaitu negara dan masyarakat madani yang di dalamnya terdapat sektor 

    swasta.''C

    1[1] Srijanti,dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa.( Jakarta : Graha

    Ilmu, !!" #

    http://fauzurr.blogspot.com/2012/07/makalah-good-governance.htmlhttp://fauzurr.blogspot.com/2012/07/makalah-good-governance.htmlhttp://fauzurr.blogspot.com/2012/07/makalah-good-governance.htmlhttp://fauzurr.blogspot.com/2012/07/makalah-good-governance.html

  • 8/19/2019 Clean Governance

    19/32

    enerapan  good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang sangat

    mendasar-

    a. untutan eksternal- engaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan Good 

     governance) Good Govermence telah menjadi ideologi baru negara dan lembaga donor 

    internasional dalam mendorong negara"negara anggotanya menghormati prinsip"prinsip ekonomi

     pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional. Istilah  good governance

    mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun )11("an, seiring dengan interaksi antara

     pemerintah Indonesia dengan negara"negara luar dan lembaga"lembaga donor yang menyoroti

    kondisi objekti& situasi perkembangan ekonomi dan politik daiam negeri Indonesia.

     b. ntutan internal- Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya

    krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya  .use of poer yang terwujud dalam bentuk 

    ##N $korupsi, kolusi, dan spotisme* dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek 

    kehidupan. roses c'eck and balance tidak terwujud dan dampaknya lenyeret bangsa Indonesia

     pada keterpurukan ekonomi dan ancaman isintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi di Indonesia

    memperlihatkan Drupsi berdampak negati& terhadap pembangunan melalui kebocoran,

  • 8/19/2019 Clean Governance

    20/32

    0embaga /dministrasi Negara $0/N* merumuskan sembilan aspek &undamental dalam

    good go+ernance yang harus diperhatikan yaitu -

    ).  artisipasi $participation*

    %emua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik 

    langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka.

    artisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan prinsip demokrasi yaitu kebebasan

     berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstrukti&.

    '.  enegakan 8ukum $rule o& law*

    artisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan"perumusan kebijakan publik 

    memerlukan sistem dan aturan"aturan hukum. anpa ditopang oleh sebuah aturan hukum dan

     penegakannya secara konsekuen, partisipasi publik dapat berubah menjadi tindakan publik yang

    anarkis. %antoso menegaskan bahwa proses mewujudkan cita"cita good go+ernance, harus

    diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule o& law dengan karakter"karakter sebagai

     berikut -

    a.  %upremasi hukum

     b.  #epastian hukum

    c.  8ukum yang responsiti& 

    d.  enegakan hukum yang konsisten dan non diskriminati& 

    e.  Independensi peradilan

    E.  ransparansi $transparency*

    ransparansi $keterbukaan umum* adalah unsur lain yang menopang terwujudnya good

    go+ernance. /kibat tidak adanya prinsip transparansi ini, menurut banyak ahli Indonesia telah

    terjerembab dalam kubangan korupsi yang berkepanjangan dan parah. Untuk itu, pemerintah

    harus menerapkan transparansi dalam proses kebijakan publik. Menurut ;a&&ar, terdapat 5

    $delapan* aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara transparan, yaitu -

    a.  enetapan posisi, jabatan dan kedudukan

     b.  #ekayaan pejabat publik 

  • 8/19/2019 Clean Governance

    21/32

    c.  emberian penghargaan

    d.  enetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan

    e.  #esehatan

    &.  Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik 

    g.  #eamanan dan ketertiban

    h.  #ebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat

    3.  6esponsi& $responsi+e*

    /&&an menegaskan bahwa pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakat"

    masyarakatnya, jangan menunggu mereka menyampaikan keinginannya, tetapi mereka secara

     proakti& mempelajari dan menganalisa kebutuhan"kebutuhan masyarakat, untuk kemudian

    melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum.

    ?. #onsesus $consesus*

    rinsip ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses

    musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan keputusan tersebut, selain dapat memuaskan

    sebagian besar pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama, sehingga

    akan memiliki kekuatan memaksa bagi semuakomponen yang terlibat untuk melaksanakan

    keputusan tersebut.

    2.  #esetaraan $e

  • 8/19/2019 Clean Governance

    22/32

    menyangkut dua dimensi yakni akuntabilitas +ertikal yang memiliki pengertian bahwa setiap

     pejabat harus mempertanggung jawabkan berbagai kebijakan dan pelaksanaan tugas"tugasnya

    terhadap atasan yang lebih tinggi, dan yang kedua akuntabilitas horisontal yaitu

     pertanggungjawaban pemegang jabatan publik pada lembaga yang setara.

    1.  >isi %trategis

    >isi strategis adalah pandangan"pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan

    datang. idak sekedar memiliki agenda strategis untuk masa yang akan datang, seseorang yang

    memiliki jabatan publik atau lembaga pro&esional lainnya, harus memiliki kemampuan

    menganalisa persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.33C

    2.3  Kon!"# Goo$ Go%!&n'n!

    emerintah atau government dalam bahasa Inggris adalah- Ahe au'oritative direction and 

    administration of t'e affairs of men;omen in a na%loft, state, city, etc): /tau dalam bahasa

    Indonesia berarti Aengarahan dan idministrasi yang berwenang atas kegiatan orang"orang dalam

    sebuah neg"ira, negara bagian, kota, dan sebagainya.A Bisa juga berarti :T'e governing 4Ody of 

    nation, state, city, etc): /tau lembaga atau badan yang menyeleng"arakan pemerintahan negara,

    negara bagian atau kota, dan sebagainya.

    %edangkan istilah AkepemerintahanA atau dalam bahasa Inggris :governance: adalah :T'e

    act, fact, manner of governing,: berarti- tindakan, &akta, pola, dan kegiatan atau penyelenggaraan

     pemerintahan.A Dengan demikian 9governance adalah suatu kegiatan $proses*, sebagaimana

    dikemukakan oleh #ooiman $l11E*  bahwa  govrrnanco lebih merupakan A...serangkaian proses

    interaksi sosial politik antara pemerintahan dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang

     berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan inter+ensi pemerintah atas kepentingan"

    kepentingan tersebut.F

    Istilah :governance: tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan, tetapi juga

    mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarah"an, pembinaan penyelenggaraan serta bisa

     juga diartikan pemerintahan. 9leh karena itu tidak mengherankan apabila terdapat istilah  public

     governance, private governance, corporate governance, dan banking governance) Governance

    5[5] Ibid, hlm. 1676

  • 8/19/2019 Clean Governance

    23/32

    sebagai terjemahan dan pemerintahan kemudian berkembang dan menjadi populer dengan

    sebutan kepemerintahan atau tata kelola, se"dangkan praktik terbaiknya disebut kepemerintahan

    atau tata kelola yang baik 3good governance4)

    %ecara konseptual, pengertian kata baik 3good4 dalam istilah kepemerintahan yang baik 

    3good governance4 mengandung dua pemahaman-

    a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginanGkehendak rakyat, dan nilai"nilai yang dapat

    meningkatkan kemampuaa rakyat dalam mencapai tujuan $nasional* kemandirian, pembangunarr 

     berkelanjutan, dan keadilan sosial.

     b. /spek &ungsional dari pemerintah yang e&ekti& dan e&isien dalam pelaksanaan tugasnya untuk 

    mencapai tujuan tersebut.

    %elanjutnya, lembaga administrasi negara mengemukakan bahwa good governance  berorientasi

     pada-

    a. 9rientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.

     b. emerintahan yang ber&ungsi secara ideal, yaitu secara e&ekti& dan e&isien dalam melakukan

    upaya mencapai tujuan nasional. 9rientasi pertama mengacu pada demokratisasi dalam

    kehidupan bernegara dengan ele men"elemen konstitusinya seperti- legitimacy $apakah

     pemerintah dGpi"lih oleh dan mendapat kepercayaan dari rakyatnya*, accountability scur%ing of 

    'uman rig't, autonomy, and devolution of poer dan assurance of civian control) %edangkan

    orientasi kedua, bergantung pada sejauh mana struktur serta mekanisme politik dan

    administrasinya ber&ungsG so cara e&ekti& dan e&isien.

    0embaga /dministrasi Negara $'(((* menyimpulkan bahwa wujud gooey  governance

    adalah menyelenggarakan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta e&isien

    dan e&ekti&, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstrukti& diantara domain domain

    negara, sektor swasta, dam masyarakat.

    %elain itu, eraturan emerintah Nomor )() ahun '((( merumuskan arti good go+ernance

    sebagai berikut- #epemerintahan yang mengemban menerapkan prinsip"prinsip pro&esionalitas,

    akuntaDintas, transparansi, *dayanan prima, demokrasi, e&isiensi, e&ekti+itas, supremasi hukum,

    dan lapat diterima oleh seluruh masyarakat.A

  • 8/19/2019 Clean Governance

    24/32

    Dengan demikian, pada dasarnya pihak"pihak yang berkepentingan lalam kepemerintahan

    3governance stake'olders4 dapat dikelompokkan rienjadi tiga kategori, yaitu -

    ). NegaraGemerintahan. #onsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan,

    tetapi lebih jauh darr itu melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan masyarakat madani.

    '. %ektor %wasta. elaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang akti& dalam interaksi

    sistem pasar, seperti- industri pengelolaan perda"gangan, perbankan, dan koperasi, termasuk 

    kegiatan sektor in&ormal.

    E. Masyarakat Madani. #elompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada di

    antara atau di tengah"tengah antara pemerintah dan perorangan, yang mencakup baik 

     perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan

    ekonomi.

    2.4  K'&'*!*# D''& Goo$ Go%!&n'n!

    /da tiga karakteristik dasar good governance=

    ). Diakuinya semangat pluralisme. /rtinya, pluralitas telah menjadi se"buah keniscayaan yang

    tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi.

    Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu yang kodrati 3given4 dalam kehidupan. lural"

    isme bertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan konstrukti& dan dinamis, dan merupakan

    sumber dan moti+ator terwujudnya kreati+itas yang terancam keberadaannya jika tidak terdapat

     perbedaan. %atu hal yang menjadi catatan penting bagi kita adalah sebuah peradaban yang

    kosmopolit akan tercipta apabila manusia memiliki sikap inklusi& dan kemampuan 3ability4

    menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Namun, dengan catatan, identitas sejati atas

     parameter"parameter otentik agama tetap terjaga.

    -) ingginya sikap lolcransi, baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap umat agama

    lain. %ecara sederhana, oleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai

     pendapat dan pendirian orang lain. %enada dengan hal itu, Huraish %hihab menyatakan bahwa

    agama tidak semata"mata mempertahankan kelestariannya sebagai sebuah agama, namun juga

    mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup, berdampingan, dan saling

    menghormati.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    25/32

    E. egaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekadar kebebasan dan persaingan, demokrasi

     juga merupakan suatu pilihan untuk bersama"sama membangun dan memperjuangkan

     perikehidupan warga dan ma"syarakat yang semakin sejahtera.

      Masyarakat madani mempunyai ciri"ciri ketakwaan yangtinggi kepada uhan, hidup berdasarkan

    sains dan teknologi, berpendidikan tinggi, menga"malkan nilai hidup modern dan progresi&,

    mengamalkan nilai kewarganega"raan, akhlak, dan moral yang baik, mempunyai pengaruh yang

    luas dalam proses membuat keputusan, serta menentukan nasib masa depan yang baik melalui

    kegiatan sosial, politik, dan lembaga masyarakat.??C

    2.5  Pe!e"$% K"/*)$

    Menurut #artini #artono korupsi adalah tingkah laku indi+idu yang menggunakan

    wewenang mengambil keuntungan pribadi dengan merugikan kepentingan umum atau negara.

    a. A)%0 /)/0 ,"/*)$ -$ e!%"% e",e(%!

    %esungguhnya sejarah perkembangan korupsi beserta upaya pemberatasannya, terutama

    dalam skala mega, sudah berlangsung sejak tengah dasawarsa )1?("an. Dimulai ketika terjadi

    abuse o& power oleh menteri ekonomi kala itu, Iskak jokroadisuryo, pada #abinet /li

    %astroamidjojo I. #orupsi berupa pemberian lisensi impor dari olitik Benteng dengan tak 

    memberikannya kepada pengusaha pribumi yang kompeten dan diberikan kepada konco"

    konconya. 0isensi"lisensi tersebut akhirnya dijual kepada pengusaha keturunan :ina, sehingga

    dikenal istilah pengusaha /li"Baba.

    M Burhanuddin 8arahap yang bekerja sama dengan NI /D mengambil kebijakan

    antikorupsi yang e&ekti&, yakni meluruskan pelaksanaan olitik Benteng. #arena kabinet ini

    umurnya pendek, upaya penegakan pemerintahan bersih tenggelam dengan suasana kon&lik 

     politik antarpartai dalam #onstituante yang akhirnya residen %oekarno membubarkan

    #onstituante itu pada ? juli )1?1. ada saat yang hampir sama, %oekarno melakukan

    nasionalisasi perusahaan asing. #arena ketidaksiapan dalam mengisi pengganti manajemen dari

    3[3] I&id Srijanti,dkk.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    26/32

    asing ke tangan nasional, maka dari sini pula sejarah bancakan perusahaan negara $belakangan

    dikenal BUMN*, banyak dilakukan pihak"pihak partai.

    #edahsyatan korupsi mengalami momentum pada pemerintahan lebih E( tahun 9rde

    Baru. Di mulai korupsi skala mega yang dialami ertamina $)17?* dengan kerugian diperkirakan

    sekitar )',? miliar dolar /% tanpa ada tindakan hukum kepada pihak"pihak yang terlibat.

    #emudian dengan mengalirnya dana utang luar negeri rata"rata ? miliar dolar /% per tahun $saat

    lengser ak 8arto stok utang sekitar 7( miliar dolar /%*, in+estasi langsung perusahaan asing,

    eksploitasi sumber daya alam $terutama migas dan hutan* yang menjadi sumber dana domestik 

    yang kolosal, maka pertumbuhan dan perkembangbiakan jenis korupsi dari yang tradisional

    $upeti, sogok, perkoncoan, premanisme, dll* maupun bentuk baru $kolusi birokrat"pengusaha,

    kolusi bankir"pengusaha, ma&ia peradilan, penggelapan pajak, komersialisasi jabatan, kick"back 

    dan mark"up proyek"proyek, rekayasa &inansial, monopoli"oligopoli serta monopsoni"oligopsoni

    komoditas strategis, dst*.

    #esemua itu menjadikan potensi pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai )' persen

    menjadi hanya 7 persen per tahun. erkiraan kebocoran anggaran bisa mencapai E( persen

    hingga lebih dari ?( persen. ada saat krisis tahun )177 terjadi capital &light. %impanan orang

    Indonesia di luar negeri akibat pelbagai kebocoran alias korupsi tersebut menurut usat Data

    Bisnis Indonesia $DBI* sekitar 5? miliar dolaar /% $atau sekitar 6p 7?( triliun*. Upaya

     pembentasan korupsi kala 9rba sejak awal sudah ada. Mulai dengan adanya #omisi 3 dengan

     penasihatnya mantan Wapres Bung 8atta. Namun rekomendasinyapun tak digubris. #emudian di

    luar Badan emeriksa #euangan $B#* yang telah tercantum dalam UUD 3?, pemerintah

    %oeharto membentuk Inspektorat =enderal di tiap lembaga negara dan Badan emeriksa

    #euangan dan embangunan $B#* sebagai kontrol yang dikendalikan langsung presiden.

     Namun e&ekti+itasnya bukan hanya diragukan bahkan menjadi sumber kobocoran baru

    dengan terjadinya pengaturan laporan keuangan dan pelbagai bentuk ##N. /khirnya B# pun

    menjadi mandul dan malahan menjadi pengganda kebocoran. Wapres yang &okus kepada

     pengawasan serta juga ada menko dan menneg /N yang juga bertugas untuk pengawasan pun

    hampir tak pernah terdengar kiprahnya. Barangkali semua itu karena si&at pemerintahan dan

  • 8/19/2019 Clean Governance

    27/32

    sistem politik otoritarian dan sentralistik sehingga sistem check and balance dari D6 maupun

    yudikati& menjadi lumpuh. ers pun dibungkam bahkan para akti+is kritis pun banyak ditangkap.

    6e&ormasi yang dilakukan sejak )115 hingga sekarang juga baru menyentuh secara

     politik. Dan korupsi pun makin mengalami rami&ikasi baik +ertikal $menyebar ke daerah*

    maupun horiJontal $bukan hanya di pemerintah dan lembaga yudikati& tapi juga ke D6*

    sehingga popular dengan adanya korupsi berjamaah. Modus operandinya di samping yang

    tradisional dan modern tak pernah hilang bahkan tipikal pascamodern pun bermunculan seperti

    lenyapnya keuangan negara ratusan triliun karena gelontoran dana rekap perbankan. #emudian

     pembobolan bank $skala triliunan antara lain BNI, Mandiri*, illegal logging, illegal &ishing,

     penyelundupan komoditas strategis $migas, gula, beras, dst*. Kang lebih baru adalah politik uang

    dalam sistem politik di pusat $#U, pemilihan ketua partai, promosi jabatan di pemerintahan dan

    BUMN, dst*, di daerah $pilkada oleh D6D maupun pilkada langsung*, dan masih banyak lagi.

    Upaya pemberantasan korupsi di masa re&ormasi ini dimulai momentum dengan adanya

    kebebasan pers dan kebebesan politik umumnya.

    Dalam pelembagaannya dimulai dengan pembentukan #omisi emeriksaan #ekayaan

    ejabat Negara $##N* yang mulai terjadi sedikit gereget dengan terungkapnya da&tar 

    kekayaan berbagai pejabat tinggi yang abnormal. Misalnya terungkapnya misteri kekayaan =aksa

    /gung M/ 6ahman dan pejabat lainnya meski satu pun dari temuan itu tak ada tindak lanjut

    secara hukum. Malahan oleh pemerintahan Megawati ##N ini pun dibubarkan dan

    dintegrasikan kepada #omisi emberantasan indak idana #orupsi $##*. ada

     pemerintahan Megawati keberadaan ## ini pun sulit berperan, karena konon sulitnya

     pemberian iJin bagi pejabat untuk diperiksa.

    Baru sejak pemerintahan %BK sedikit terkuak harapan dengan lebih lancarnya iJin

    tersebut dengan mulai adanya pemeriksaan $misal kasus #U dan Bank Mandiri* bahkan juga

    mulai ada yang di+onis $kasus pimpinan D6D %umbar dan pejabat daerah lainnya, kasus

    ;ubernur /bdullah uteh dan #haris Walid*. atut dicatat dengan sedikit ada harapan ini, tak 

    luput dari peran B# sejak dipimpin Billy =oedono dan diteruskan oleh /nwar Nasution yang

    menguak data"data penyelewengan skala mega di pelbagai lembaga strategis. Namun, kesan

  • 8/19/2019 Clean Governance

    28/32

    masih memburu kasus sensiti& secara politis dalam pemberantasan korupsi ini masih belum

     pupus, karena untuk kasus lebih kolosal semisal kasus B0BI yang nilainya puluhan triliun masih

     belum tersentuh sama sekali.

    Dengan perkembangan tersebut, Indonesia menurut berbagai lembaga pemeringkat

    internasional sejak awal tahun 1("an hingga sekarang selalu masuk kategori negara terkorup.

    ;ejala korupsi ini seperti belum terbersit harapan untuk pemberantasannya. 8al ini karena

    korupsi telah kadung menjadi kebudayaan.22C

    8al"hal yang menyebabkan terjadinya korupsi antara lain-

     ). #emiskinan

    #orupsi dengan latar belakang kemiskinan berasal dari kebutuhan.

    '. #ekuasaan

    #ekuasaan sering membuat orang bertindak sewenang"wenang dan mengambil keuntungan

    dengan kekuasaan yang dimilikinya.

    E. Budaya

    Dari hasil penelitian ro&. oshiko #inoshita, ;uru Besar Uni+ersitas Waseda =epang

    mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan sistem keluarga besar, yaitu

    masyarakat yang mempunyai nilai bahwa kesuksesan seorang anggota keluarga harus pula

    dinikmati oleh seluruh anggota keluarga besar itu.

     3. #etidaktahuan

    Ini adalah alasan yang mengada"ada karena dana yang diberikan sering tidak diketahui

     peruntukannya. #arena tidak tahu dan tidak perlu mencari tahu maka ketika ada masalah dana

    tersebut dijadikan sebagai korupsi.

    ?. 6endahnya kualitas moral masyarakat

    2. 0emahnya kelembagaan politik suatu negara

    #elembagaan yang pertama adalah sistem hukum dan penerapannya. =ika kasus korupsi tidak 

    ditangani sungguh"sungguh maka akan mengembangkan nilai dimata publik bahwa korusi

    FamanF dilakukan asal membayar Fharga tertentuF.

    5. Menjadi penyakit bersama.

    8[8] 9idin S 9amanhuri, Kompleksitas Korupsi , (gr :Pengamat knmi Plitik dan Guru esar knmi IP,sum&er ;ini agung ;ra&w $GP #

  • 8/19/2019 Clean Governance

    29/32

    %ebagai sebuah penyakit maka dengan cepat menular dari kawasan satu kekawasan lain.

     b. D%(*%, ,"/*)$

    Beberapa hal yang diakibatkan dari korupsi antara lain menimbulkan-

    ). #egagalan mencapai tujuan yang ditetapkan pemerintah.

    '. Menular kesektor swasta dalam bentuk usaha mengejar laba dengan cepat dan berlebihan,

    menyisihkan in+estor baru dan mengurangi pertumbuhan sektor swasta.

    E. #enaikan harga administrasi karena pembayar pajak membayar beberapa kalilipat untuk 

     pelayanan yang sama.

    3. Mengurangi jumlah dana yang disediakan untuk publik.

    ?. Merusak moral aparat pemerintah.

    2. Menurunkan rasa hormat kepada kekuasaan yang akhirnya menurunkan legitimasi pemerintah.

    7. ribadi yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak mau berkorban untuk kemakmuran bersama

    di masa mendatang.

    2.6  H//!% %#%"% C0e% %- G- G'e"%e -e!% !e"%,% A#$ K"/*)$

    :lean and good go+ernance meniscayakan adanya transparansi disegala bidang. 8al ini

    untuk mengikis budaya korupsi yang mengakibatkan kebocoran anggaran dalam penggunaan

    uang negara untuk kepentingan indi+idu atau golongan bukan untuk kesejahteraan rakyat.

    Dalam menciptakan situasi perang terhadap korupsi Didin % Damanhuri menyusun grand

    design-

    Pe"#%(% apapun kebijakan antikorupsi yang diambil, haruslah disadari bahwa kebijakan dan

    langkah"langkah tersebut hendaknya ditempatkan sebagai totok nadi yang strategis,

     berkelanjutan, dan paling bertanggung jawab di antara semua langkah total &ootball, esta&et dari

    semua pihak yang peduli terhadap pemberantasan korupsi, baik dari kaum agamawan, akademisi,

     parlemen, 0%M, pers, dunia internasional, dan seterusnya

  • 8/19/2019 Clean Governance

    30/32

    Ke-/%  menghindari politik belah bambu yang menggunakan ##, #ejaksaan, dan olri

    untuk memburu pihak"pihak yang secara politis harus dikalahkan dan membiarkan pihak"pihak 

    yang dianggap kawan politik.

    Ke#$!% keseriusan untuk mencari solusi terbebasnya NI dan olri dari dunia politik dan bisnis

    secara tuntas.

    Kee(*%#  eu&oria elite politik di pusat dan daerah dalam menikmati kebebasan politik,

    kebebasan berpendapat, dan kebebasan pers yang seharusnya semakin mendewasakan kehidupan

     berdemokrasi yang ujung"ujungnya juga mampu membangkitkan kembali kehidupan ekonomi

    dengan ukuran rakyat yang semakin sejahtera.77C

    2.7 H//!% %#%"% G- %- C0e% G'e"%e -e!% K$e"% $","%)$ Pe0%%%

    P/0$,.

    Dalam rangka menyelamatkan keuangan negara, banyak upaya pemerintah yang sudah

    dilaksanakan diantaranya Undang"Undang Nomor ) tahun '((3 tentang erbendaharaan Negara

    dan diperkuat dengan Undang"Undang Nomor )? tahun '((3 tentang pengelolaan dan

     pertanggungjawaban keuangan negara.

    #emudian dengan terbitnya eraturan emerintah Nomor 2( ahun '((5 tentang %istem

    engendalian Intern emerintah semakin jelas keseriusan pemerintah dalam hal pembenahan

    sistem pengelolaan keuangan negara, mengutip pendapat pakar bahwa selama ini yang

    diterapkan nampaknya masih lemah dan cenderung membuka peluang yang sangat besar bagi

    terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran.

    enerapan Nomor 2( ahun '((5 bukan hanya tanggungjawab B# tetapi seluruh

    instansi pemerintah guna mewujudkan ;ood ;o+ernance untuk menuju :lean ;o+ernment.

    %ebagaimana diamanatkan dalam pasal 31 ayat $)* dan ayat $'* 2( tahun '((5 jelas bahwa

    B# mempunyai tugas yang cukup berat.

    [] I&id Srijanti,dkk.

  • 8/19/2019 Clean Governance

    31/32

    entu bukan soal yang mudah dalam mempersiapkan personil yang dapat melaksanakan tugas

    tersebut, perlu adanya kesepahaman dalam mencermati secara komprehensi& apa yang tertuang

    dalam tersebut.55C

    Dengan tiga pilar pelayanan public menjadi titik setrategis untuk memulai pengembangan

    dan penerapan :lean and good go+ernance di Indonesia. iga pilar tersebut yakni-

    ). elayanan publik selama ini menjadi tempat dimana negara yang diwakili pemerintah

     berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.

    '. elayanan publik tempat dimana berbagai aspek :lean and good go+ernance dapat

    diartikulasikan lebih mudah.

    E. elayanan publik melibatkan semua unsur yaitu pemerintah, masyarakat dan mekanisme

     pasar.

    A III

    Pe/#/*

    Ke)$(*/0%

      emerintah atau 99Government: dalam bahasa Inggris diartikan sebagai Ahe aut'oritative

    direction and administration of t'e affairs of men;omen in a nation, state, city, etc: 

    $pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang"orang dalam sebuah negara,

    negara bagian, kota, dan sebagainya*. Ditinjau dari sisi semantik, kebahasaan  governance berarti

    tata kepemerintahan dan good governance bermakna tata kepemerintahan yang baik.

    6[6] Situs

  • 8/19/2019 Clean Governance

    32/32

      0embaga /dministrasi Negara $0/N* merumuskan sembilan aspek &undamental dalam good

    go+ernance yang harus diperhatikan yaitu -

    •  artisipasi $participation*

    •  enegakan 8ukum $rule o& law*

    •  ransparansi $transparency*

    •  6esponsi& $responsi+e*

    •  #onsesus $consesus*

    •  #esetaraan $eisi %trategis

      emerintah atau government dalam bahasa Inggris adalah- Ahe au'oritative direction and

    administration of t'e affairs of men;omen in a na%loft, state, city, etc): /tau dalam bahasa

    Indonesia berarti Aengarahan dan idministrasi yang berwenang atas kegiatan orang"orang dalam

    sebuah neg"ira, negara bagian, kota, dan sebagainya.A Bisa juga berarti :T'e governing 4Ody of

    nation, state, city, etc): /tau lembaga atau badan yang menyeleng"arakan pemerintahan negara,

    negara bagian atau kota, dan sebagainya

      /da tiga karakteristik dasar good governance=

    •  Diakuinya semangat pluralisme.

    •  ingginya sikap oleransi,

    •  egaknya prinsip demokrasi.

      Menurut #artini #artono korupsi adalah tingkah laku indi+idu yang menggunakan wewenang

    mengambil keuntungan pribadi dengan merugikan kepentingan umum atau negara.