cobalt 2

Upload: fitriatul-hasanah

Post on 14-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Radioisotop atau radionuklida adalah isotop suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.

TRANSCRIPT

A. KEGUNAAN ISOTOP RADIOAKTIF Berdasarkan sifat sifat yang dimilikinya, unsur radioaktif dapat memberikan manfaat dalam berbagai bidang, selain dampak negatif yang ditimbulkan akibat panggunaan unsur radioaktif tersebut. Unsur radioaktif secara umum dapat digolongkan menjadi radioaktif alami dan radioaktif buatan. Unsur radioaktif alami terdapat di alam dan dalam tubuh mahluk hidup, sedangkan unsur radioaktif buatan di peroleh dengan cara reaksi inti.penggunaan radioaktif bergantung pada kebijaksanaan ummat manusia karena radioaktif dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan, atau sebaliknya dapat digunakan untuk membuat kehancuran. a. penggunaan isotop radioaktif dalam bidang kesehatan dalam bidang kesehatan, isotop radioaktif dapat di gunakan sebagai perunut ( tracer ) untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu, radiasi dari isotop radioaktif tertentu juga dapat digunakan untuk membunuh sel sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut iniadalah contoh beberapa isotop radioaktif yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan. 1) Iodium 131 (1 131 ) 1 131 digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok dan untuk mendeteksi jaringan kanker pada otak. 2) Kobalt 60 ( Co 60 ) Pemancaran sinar gamma Co 60 digunaka untuk membunuh sel sel kanker. Co 60 juga dapat digunakan untuk pangobatan penyakit leukimia. 3) Teknetium 99 ( Tc 99 ) Tc 99 digunakan untuk membunuh sel sel kanker. 4) Talium 201 ( Tl 201 ) Tl 201 digunakan untuk mendeteksi pengakit jantung dan pembuluh darah. 5) As 74 As 74 digunakan untuk mendeteksi letak kanker otak 6) Besi 59 ( Fe 59 ) Fe 59 digunakan untuk menpelajari proses pembentukan sel darah merah 7) Fosforus 32 ( P 32 ) P 32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycyhemia rubavera, yaitu pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Di dalam penggunaannya isotop P 32 disuntikkan kedalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang. Sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat alat yang kedokteran yang sudah dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas alat suntik sudah disterilkan, tetapi pada proses pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi sehingga setelah alat suntik tersebutdikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma. b. penggunaan isotop radioaktif pada industri pengawetan makanan. Radiasi sinar gamma dapat digunakan pada pengawetan makanan melalui dua cara 1) Membasmi mikroorganisme, misalnya, pada pengawetan rempah rempah, seperti merica, ketumbar, dan kemiri. 2) Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembangbiak dengan pembentukan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe dan kungit c. Penggunaan isotop radioaktif untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa pipa yang ditanam di dalam tanah, biasanya digunakan isotop radioaktif Na 24 dalam bentuk garan NaCl atau Na2CO3. Radio isotop Na 24 inti dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencaca radio aktif geiger cunter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radio isotop Na 24 dilarutkan kedalam air kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan geiger counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembutan rangka pesawat terbang. d. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang pertanian Untuk mendorong kemajuan di bidang pertanian di perlukan teknik pemupukan yang baik, pemberantasan hama tanaman yang tepat, dan penggunaan bibit unggul. Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan radioisotop Nitrogen 15 ( N 15 ). Pupuk yang mengandung N 15 di pantau dengan alat pancaca jika pancaca tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sepenuhnya sudah di serap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. dari upuya ini akan diketahui janka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman. Radio isotop juga dapat digunakan dalam upaya pemberantasan hama. Radioisotop dapat meradiasi sel sel kelamin hama jantan sehingga menjadi mandul. Selanjutnya, hama hama jantan yang mandul ini di lepas kembali sehingga hama betina tidak akan dapat berkembang biak a. Stroberi tampa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari b. Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi dengan cara radiasi Kegunaan lain radioisotop dalam bidang pertanian adalah untuk pembuatan bibit unggul. Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman dari proses mutasi ini diharapkan dapat dperoleh tanaman dengan sifat sifat yang menguntungkan misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk produk pertanian. e. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang hidrologi Dalam bidang hidrologi, radioisotop digunakan untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur. Isotop radioaktif ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, isotop radioaktif natrium 24 (Na 24 ) digunakan untuk membentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan dalam air atau lumpur yang di teliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa sehingga waktu yang di perlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui. f. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang biologi Dalam bidang biologi isotop radioaktif dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. Isotop radioaktif ini berupa karbon 14 ( C 14 ) atau oksigen 18 ( O 18 ). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal asul atom oksigen ( dari CO2 atau dari H2O ) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis. 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 Kegunaan lain isotop radioaktif dalam bidang biologi sebagai berikut. 1) Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan. 2) Mempelajari pengaruh unsur unsur hara selain unsur unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan. 3) Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapat bibit unggul g. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang kimia Dalam bidang kimia, isotop radioaktif dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi kimia, misalnya isotop radioaktif oksigen 18 ( O 18 ) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi. Atom O yang membentuk senyawa H2O berasal dari karbohidrat. Adapun, atom O yang membentuk senyawa ester berasal dar alkohol. h. Penggunaan isotop radioaktif untuk pembangkit tenaga listrik Reaksi inti menghasilkan energi yang sangat besar. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN ), energi ini digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk uap. Kemudian, uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin. Pergerakan turbin merupakan energi mekanik yang dapat memberi kemampuan generator untuk mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam suatu reaktor nuklir. i. Penggunaan isotop radioaktif untuk penanggalan Karbon Penanggalan karbon merupakan fungsi isotop radioaktif untuk menentukan umur suatu senyawa organik, misalnya untuk menentukan unsur fosil. Isotop radioisotop yang digunakan adalah karbon 14 ( C 14 ). Bahaya Zat Radioaktif Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi.Penggunaan Radioaktif Radioisotop atau radionuklida adalah isotop suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.

[] Produksi radioisotopRadioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja (sintesis) dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Radioisotop yang sering digunakan dalam berbagai bidang kebutuhan manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi dan industri, pada umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur paronya relatif pendek. Oleh karena dibuat radioisotop sintesis. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi (sintesis) dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Proses tersebut dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai kerapatan (fluks) neutron tinggi dengan mereaksikan antara inti atom tertentu dengan neutron. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Selain itu, radioisotop dapat juga diproduksi menggunakan akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu partikel, misalnya alpha, neutron, proton atau partikel lainnya.

Penggunaan radioisotopDewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai (untuk kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop , misalnya U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop juga telah digunakan dalam berbagai bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.

Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Radioisotop sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber sinar sebagai pengganti sumber lain misal sumber sinar X.Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikatan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk.Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap materi dan mahluk hidup.Satuan radiasi Berbagai macam satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur.Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.1Bq = 1 dpsdps = disintegrasi per sekonSatuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps. 1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 BqGray (gy) dan Rad (Rd) Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11 radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram materi. 1 Gy = 1 J/kg Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.1 Rd = 10-3 J/g.Hubungan gray dengan fad 1 Gy = 100 rdRemDaya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation equivalen for man).Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut sebab energi sinar yang dipancarkan serta waktu paruhnya merupakan sifat khas radioisotop tersebut. Pada contoh di bawah ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan radioisotop baik sebagai perunut maupun sebagai sumber radiasi.1. Bidang Kimiaa. Teknik Perunut

Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18. Adapun jika O 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang terjadi seperti berikut.

b. Penggunaan Isotop dalam Bidang Kimia Analisis

Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.

1) Analisis Pengeceran Isotop

Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.

2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar ? . Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma (? ) untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.

2. Bidang Kedokteran

Berikut unsur radioisotop yang sering digunakan dalam dunia kedokteran.info: Zat yang mengandung radiokatif akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru.

a. Radioisotop natrium-24 dapat digunakan untuk mengikuti peredaran darah dalam tubuh manusia. Larutan NaCl yang tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan aliran darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah.

b. Untuk mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid digunakan radioisotop 131I.

c. Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk menentukan tempat tumor di otak. Selain itu, fosfor-32 juga merupakan radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan leukemia.

d. Radioisotop 59 Fe dapat digunakan untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakah zat besi dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.

e. Sejak lama diketahui bahwa radiasi dari radium dapat dipakai untuk pengobatan kanker. Oleh karena radium-60 dapat mematikan sel kanker dan sel yang sehat maka diperlukan teknik tertentu sehingga tempat di sekeliling kanker mendapat radiasi seminimal mungkin.

Berikut sekilas info mengenai Kanker.

Penyakit kanker, penyakit yang digolongkan ke dalam penyakit degeneratif ini telah menempati papan atas penyebab kematian di berbagai negara, utamanya di negara negara maju yang telah berhasil mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyakit karena pertumbuhan sel tidak terkendali ini. Di negara negara maju, dana dalam jumlah besar telah digelontorkan untuk membiayai riset yang berkaitan dengan pendeteksian, pengobatan, serta mekanis. Kemunculan dan pertumbuhan kanker. Di Jepang, misalnya, beberapa pusat penanganan kanker (gan senta) telah didirikan. Institusi ini mendedikasikan dirinya dalam riset dan pengembangan yang berkaitan dengan momok umat manusia ini.Di dunia penanganan kanker, radioisotop telah memainkan peran yang besar. Kiprah radioisotop tersebut terlihat semakin besar dari hari ke hari karena potensi yang disimpannya. Radioisotop memendam kemampuan untuk memburu dan bahkan membunuh kanker secara efektif pada tahap yang paling dini ketika kanker masih berupa benih, yaitu saat metabolisme sel kanker mulai terjadi.Beberapa hasil pengembangan teknologi di bidang ini mulai dipasarkan dan memberikan kontribusi secara nyata. Beberapa saat yang lalu sebuah rumah sakit di Singapura menawarkan berbagai jasa kesehatan, di antaranya jasa deteksi dini kanker menggunakan PET (positron emission tomography) yang dikombinasikan dengan CT (computed tomography).PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop untuk dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron.Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT (computed tomography). MRI dan CT scans adalah visualisasi anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh. Dengan kedua metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan ketidaknormalan bentuk organ

Berbagai kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah adanya metabolisme sel kanker, dapat diketahui dengan cepat melalui PET. Salah satu bentuk perbedaan sel kanker dengan sel normal di sekelingnya adalah pada bentuk metabolisme glukosa. Sel kanker mengonsumsi glukosa dalam jumlah yang lebih besar dari sel di sekelilingnya.Secara umum, kecepatan pertumbuhan sel kanker yang mencerminkan tingkat keganasannya sebanding dengan tingkat konsumsi glukosa. Bentuk metabolisme glukosa di dalam tubuh ini dapat dideteksi menggunakan bahan radiofarmaka 18FDG (18 F-2-fluoro-2-deoxy-D-glucose). Keberadaan radioisotop fluor-18 yang ada di dalam senyawa tersebut dapat dideteksi dengan mudah dari luar tubuh melalui radiasi yang dipancarkannya. Dengan meletakkan detektor radiasi di luar tubuh, image reconstruction terhadap sebaran fluor-18 di dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengolah sinyal-sinyal yang ditangkap oleh detektor detektor tersebut. Sebaran fluor-18 di dalam tubuh ini menunjukkan pola metabolisme glukosa di berbagai bagian tubuh.Konsumsi glukosa yang berlebihan di suatu tempat mengindikasikan adanya metabolisme sel kanker di tempat tersebut. Inilah yang dinamakan menemukan kanker dalam bentuk benih. Meskipun secara bentuk fisik belum ditemukan atau belum terdeteksi, keberadaan kanker telah diketahui ketika metabolisme sel kanker telah terjadi. Kemampuan radioisotop memburu kanker pada stadium ini belum dapat ditandingi oleh metode lain. Penemuan adanya sel kanker pada stadium sangat dini ini akan memudahkan penanganan selanjutnya.PET dapat pula digunakan pula untuk menganalisis hasil penanganan kanker yang telah dilakukan. Setelah operasi pengangkatan kanker melalui operasi, misalnya, perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih ada benih benih kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode yang paling tepat karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit dilihat secara fisik.Yang diperlukan adalah melihat keberadaan metabolisme sel kanker. Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk melihat kemajuan pengobatan kanker baik dengan chemotherapy maupun radiotherapy. Kemajuan hasil pengobatan kanker dapat diketahui dari perubahan metabolisme di samping perubahan secara fisik. Untuk keperluan ini, kombinasi PET dan CT memberikan informasi yang sangat berharga untuk menentukan tingkat efektivitas pengobatan yang telah dilakukan.Perangkat PET secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian produksi fluor-18, bagian sintesa 18FDG, dan bagian kamera PET. Penggunaan PET diawali dengan proses produksi radioisotop fluor-18. Radioisotop fluor-18 diproduksi dari isotop oksigen-18 menggunakan siklotron. Partikel bermuatan berupa proton ditembakkan dari siklotron ke dalam inti oksigen-18 dan terbentuklah fluor-18 sambil melepaskan sebuah neutron. Oksigen di alam memiliki kandungan isotop oksigen-18 sebanyak 0,20 persen. Sisanya berupa isotop oksigen-16 dan oksigen-17 dengan kandungan masing-masing sebesar 99,76 persen dan 0,04 persen.Karena kandungan oksigen-18 di alam sangat kecil, maka untuk keperluan ini diperlukan oksigen yang telah ditingkatkan kandungan isotop oksigen-18 di dalamnya. Peningkatan kandungan isotop oksigen-18 ini dapat dilakukan sampai lebih dari 90 persen. Pada proses produksi fluor-18 ini, oksigen-18 digunakan dalam bentuk air(H2O).Radioisotop fluor-18 yang telah didapatkan digunakan untuk mensintesa 18FDG. Reaksi "menempelkan" fluor-18 ini dikenal dengan reaksi penandaan (labelling). Di beberapa negara yang telah menggunakan PET secara rutin seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Korea, reaksi penandaan ini dilakukan menggunakan alat otomatis. Pertimbangan utama penggunaan alat otomatis ini adalah mempercepat waktu proses. Hal ini dikarenakan fluor-18 memiliki waktu paruh, waktu yang diperlukan untuk meluruh sehingga radioaktivitas tinggal separuhnya, yang pendek kurang dari 2 jam (110 menit). Jadi, reaksi penandaan ini berpacu dengan waktu. Jika proses ini terlalu lama, sebagian besar fluor-18 telah meluruh sehingga radioaktivitasnya akan berkurang jauh dari radioaktivitas awal.Setelah 18FDG selesai disiapkan, radiofarmaka tersebut segera disuntikkan ke pasien. Jumlah yang disuntikkan antara 10 dan 20 milicurie, tergantung keperluan, kondisi kamera, dan sebagainya. Di University of Iowa, misalnya, secara rutin digunakan 18FDG sebanyak 10 milicurie untuk tiap pasien guna mendeteksi metabolisme sel kanker. Sebaran fluor-18 di dalam tubuh dideteksi dengan memasukkan tubuh ke dalam rangkaian detektor elektronik berbentuk melingkar. Dari hasil pendeteksian ini dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran sebaran fluor-18 di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan program untuk keperluan ini sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan mudah.Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan kamera gamma yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan terjadilah anihilasi.Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar 511 ke V dengan arah berlawanan (180 derajat). Adanya dua buah photon yang dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karena itu, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi dengan cara ini.PET hanyalah salah satu dari beberapa hasil terdepan pemanfaatan radioisotop pada penanganan kanker. Berbagai aplikasi lain sedang dikembangkan di laboratorium-laboratorium terkemuka di bidang ini. Salah satu contohnya adalah pengembangan cancer seeking agent dengan memanfaatkan metabolisme spesifik yang terjadi pada sel kanker.Radioisotop-radioisotop pemancar partikel seperti partikel alpha dan beta memiliki kemampuan membunuh sel secara efektif dalam jarak dekat. Oleh karena itu, pembunuhan sel-sel kanker secara efektif dapat dilakukan dengan "memuatkan" radioisotop-radioisotop itu ke dalam cancer seeking agent. Jadi, cancer seeking agent seperti layaknya peluru kendali yang secara otomatis mencari sasaran yang telah ditetapkan dan radioisotop adalah hulu ledak yang akan menghancurkan sasaran yang dituju.Perkembangan terkini menunjukkan bahwa pengembangan teknologi PET dan beberapa aplikasi radioisotop yang lain pada penanganan kanker tidak lagi terbatas pada lorong-lorong lembaga penelitian. Hasil pengembangan teknologi ini telah merambah ke wilayah bisnis karena jasa kesehatan yang ditawarkan memiliki nilai ekonomi yang tidak kecil.

f. isotop Tc-99 (teknesium) digunakan untuk mendiagnosis fungsi dan anatomis organ tubuh sehingga juga dapat mendeteksi adanya tumor di tubuh. Digunakannya Tc-99 ini mempunyai alasan tersendiri. Alasan pertama, waktu paruh yang dimiliki tidak terlalu kecil dan besar. Jika waktu paruh terlalu kecil radioisotop terlalu sulit untuk dideteksi(setelah disuntikkan, tak lama kemudian akan hilang kereaktifannya). Dan jika radioisotop yang disuntikkan memiliki waktu paruh yang besar akan berbahaya bagi tubuh. Tc-99 merupakan paruh waktu yang sangat cocok bila digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit dalam tubuh manusia Tc-99 Memiliki waktu paruh yang sangat ideal bagi penyelidikan penyakit dalam tubuh manusia

g. Radiasi gamma dapat membunuh organisme hidup termasuk bakteri. Oleh karena itu, radiasi gamma digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran.

Sterilisasi digunakan juga di industri makanan. Sterilisasi dengan cara radiasi, menjadikan makanan dapat tahan empat atau lima kali lebih lama dari cara sterilisasi biasa.

3. Bidang Pertanian

a. Pembentukan Bibit Unggul

Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek.

b. Pemupukan dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul

Radioisotop fosfor-32 dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman. Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan sebagian dari pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk mengetahui efesiensi pengambilan fosfor dari pupuk oleh tanaman. Dengan demikian, akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat. Teknik iradiasi juga dapat digunakan untuk memberantas hama dengan menjadikan serangga mandul.

Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul kemandulan pada serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium dengan cara hama serangga diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah disinari hama tersebut dilepas di daerah yang terserang hama, sehingga diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas, sehingga telur itu tidak akan menetas.

c. Pengawetan Makanan

Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil pertanian itu mudah busuk atau bahkan dapt tumbuh tunas, contohnya kentang. Oleh karen aitu diperlukan teknologi untuk mengawetkan bahan pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan irradiasi sinar radioaktif. Irradiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

4. Bidang Industri

Penggunaan radioisotop dalam bidang industri antara lain untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton. Dengan menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam aliran pipa kebocoran pipa dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. Penyinaran radiasi dapat digunakan untuk menentukan keausan atau kekeroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antarlogam. Jika bahan ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang aus atau keropos akan memberikan gambar yang tidak merata. Radiasi sinar gamma juga digunakan dalam vulkanisasi lateks alam. Penggunaan zat radioaktif dalam bidang industri yang lainnya adalah untuk mengatur ketebalan besi baja, kertas, dan plastik; dan untuk menentukan sumber minyak bumi.

5. Pengukuran Usia Bahan Organik

Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.

Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).

6. Bidang Hidrologi-->Mempelajari kecepatan aliran sungai dan menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah. Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk mengukur kecepatanlaju dan debit air sungai, air dalam tanah dan rembesan. Kebocoran dam serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam bentuk senyawa K251Cr2P7 dan K82Br.

fisika medis Senin, 22 Maret 2010Pesawat Cobalt- 60 Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat membahayakan dan butuh biaya yang besar dalam pengobatannya. Biasanya dalam pengobatan kanker yang dilakukan adalah operasi atau menggunakan radioterapi. Pengobatan dengan operasi ataupun radioterapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pada pembahasan ini, difokuskan mengenai radioterapi dan khusunya dengan menggunakan pesawat terapi Cobalt-60. Radioterapi saat ini banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kanker karena tingkat penyembuhannya relative lebih tinggi apalagi kalau dilakukan pada kanker dengan stadium awal. Tujuan Radioterapi:Mematikan jaringan kanker sebanyak banyaknya, tetapi cedera yang timbul pada jaringan sehat diusahakan seminimal mungkin (rasio terapeutik) Sel kanker biasanya lebih sensitive terhadap sinar gamma sehingga dalam prakteknya dapat digunakan zat radioaktif cobalt-60 yang memancarkan radiasi gamma dengan energy yang sangat tinggi 1,33 Mev dan 1,17 Mev. Sinar gamma dapat digunakan untuk mematikan sel-sel kanker tanpa melakukan operasi.Sebelumnya mungkin lebih baik dibahas tentang radiasi terlebih dahulu. Radiasi bias berbentuk gelombang ataupun partikel. Beberapa contoh radiasi misalnya:- Cahaya tampak- Panas- Sinar X, dll.Untuk memahaminya bisa dimulai dengan membahas apa itu atom? Atom merupakan basis unit dari sebuah materi. Ada tiga basis partikel yang terdapat di dalam atom, yaitu electron, proton dan neutron. Radioaktifitas akan terjadi pada neutron yang tidak stabil, yang biasanya terjadi pada atom yang memiliki jumlah neutron yang terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Atom yang tidak stabil akan berusaha untuk mencapai kestabilan dengan memancarkan energy. Energi ini bisa berbentuk sinar ( gelombang ) ataupun partikel. Atom ini biasanya dikenal dengan zat radioaktif. Berdasarkan energi yang ditransferkan radiasi dapat dibagi dua, ionizing dan non-ionizing. Contoh ionizing radiation adalah partikel alpha, partikel beta, neutron, sinar gamma, serta sinar X. Contoh non-ionizing radiation adalah gelombang mikro, ultraviolet, infra red, laser, radar dll. Detailnya dapat dilihat pada tabel.

Gambar 1(sumber: diklat fisika dosimetri dan radiologi Universitas Indonesia)Karakteristik sinar gamma yaitu tidak bermassa, tidak bermuatan, berbentuk gelombang elektromaknetik atau photon, memiliki daya tembus yang sangat tinggi. Salah satu sumber sinar gamma adalah cobalt-60.Kembali ke topik yang akan dibahas, dalam melakukan treatment, harus diupayakan sel kanker menerima dosisi yang tepat dan waktu yang dibutuhkan juga harus di perhatikan. Hal ini bertujuan agar treatment sesuai prosedur dan meminimalkan sel lain yang bukan kanker ikut terkena dampak radiasi sinar gamma. Sebelum melakukan treatment, seorang radiologist harus tahu ketetapan posisi pasien, biasanya seperti yang terdapat pada gambar:

Gambar 2(sumber : J.Th.M. Jansen, 2001,types of treatment.)

Gambar 3(sumber: J.Th.M. Jansen, 2001,types of treatment.)Berikut cara menggunakan pesawat cobalt-60 yang diambil dari karya Supi Atmayati Ilham dan Arif jauhari, prinsip kerja pesawat terapi cobalt-60, 2007, yang merupakan radiographer di rumah sakit persahabatan Jakarta.Prosedur pemakaianSebelum meng ON kan pesawat, periksa dahulu apakah bagian belakang panel konsul sudah terhubung dengan tepat ke mainframe melalui kabel khusus. Caranya, ON kan power pada mainframe sehingga lampu penunjuk langsung menyala, jika tidak maka tarik tombol emergency yang berada pada control box, kemudian ubah console Key pada posisi I. Pada posisi normal semua lampu penunjuk akan menyala. Setelah itu konsul berbunyi bip dan menunjukkan pesawat dalam kondisi slap seperli ditunjukkan oleh kedipan lampu ZERO RESET.Lampu tombol penunjuk dan display dapat diuji coba dengan menekan kontak Front Panel Test yang terletak di sisi kanan konsul. Uji coba ini mengakibatkan semua lampu menyala dan semua display menunjukkan angka 88.88 serta system alarm berbunyi. Tekan tombol zero reset (RAZ) dan lepaskan maka T2 menghitung dalam mode up yang dipercepat ke dalam waktu 01.00. Ketika waktu tercapai panel konsul berbunyi bip dan tombol penunjuk kesalahan menyala selama fraksi waktu sedetik lamanya.Jika penunjuk waktu tidak bekerja dan bekerja relatif cepat dan tanpa berhenti, maka panel konsul tidak dapat dioperasikan, Bila terjadi kesalahan, mallungsi atau penunjuk waktu T2 tombol kiri dan kanan mulai berkedip dan akan padam jika salah satunya ditekan.

Gambar 4Bagan pesawat cobalt-60Petunjuk pelaksanaan Pertama tekan tombol fixed, sehingga tombol tersebut menyala dan lampu lainnya berhenti berkedip. Masukkan waktu radioterapi dalam satuan menit ke digital keyboard. Tombol A digunakan untuk membatalkan dan tombol V untuk validasi waktu radioterapi. Setelah waktu dimasukkan melalui keyboard, untuk prases lebih jauh tombol V perlu ditekan, maka indikator ready akan menyala.Jika indikator tersebut tidak menyala, periksalah pintu ruang radioterapi ataupun sistem lain apakah sesuai dengan indikator yang menyala. Selama persiapan radioterapi, setiap waktu tombol reset dapat ditekan untuk membatalkan waktu yang telah dimasukkan ke digital keyboardPermulaan radioterapiUbahlah power up key searah putaran jam (yaitu, pindah dari posisi I ke posisi treatment dan tetap diposisi ini selama 1 sampai 2 detik yang ditandai oleb indikator on treatment menyala kemudian lepaskan key yang akan kembali ke posisi I.Sumber kemudian berpindah dari posisi penyimpanannya menuju ke posisi penyinaran. Posisi ini ditunjukkan oleh 3 buah lampu: source in storage, source in transfer, source out.Jika transfer terakhir lebih dari 3 detik, panel konsul menunjukkan keadaan malfungsi dan radioterapi akan berhenti.Selama sumber meninggalkan posisi penyimpanannya, T2 memulai perhitungan. Saat sumber mencapai posisi penyinaran T1 mulai berhitung.Jika salah satu tombol interruption atau termination ditekan selama sumber berpindah, maka sistem pada panel konsul akan pindah dari kondisi interruption atau termination.Urutan perlakuanKedua penunjuk waktu melanjutkan perhitungan waktu sampai satu dari empat kemungkinan ini terjadi.1.Normal termination: Tl telah mencapai Preset time.2.Operators termination: tombol termination telah ditekan.3.Interruption: tombol interruption telah ditekan.4. Malfunction: selarna radioterapi berlangsung bunyi bip terdengar setiap 3 detik.Dalam kasus akhir radioterapi yang normal, sumber dikembalikan ke posisi penyimpanannya. Jika waktu total untuk transfer kembali ke posisi penyimpanan melebihi 3 detik, panel konsul menunjukkan malfungsi. Dan jika panel konsul tidak kembali ke kondisi stand by (treatment termination), maka tombol zero reset akan berkedip.Ketika radioterapi dihentikan dengan menggunakan tombol termination sumber kembali ke dalam penyimpanan. Pengukuran transfer waktu yang sama dibuat seperti pada awal radioterapi dan panel konsul berubah ke kondisi treatment terminalion. Suara bip yang lebih lama akan dipancarkan pada saat kondisi akhir tercapai.Ketika radioterapi dihentikan dengan menggunakan tombol interrupt console berubah ke kondisi berhenti: sumber dikembalikan ke posisi penyimpanannya seperti untuk treatment termination, dan tombol penunjuk interruption menyala. Kondisi demikian memungkinkan pintu ruang radioterapi dibuka dan gantry diputar tanpa mengakibatkan console ke sistem malfungsi.Selanjutnya radioterapi dapat dihentikan atau diteruskan. Radioterapi dapat dihentikan dengan menggunakan tombol termination atau mungkin diteruskan dengan mengubah power up key console seperempat putaran arah jarum jam (dari posisi "V ke posisi "treatment") dan tetap dalam posisi ini selama 1-2 detik (the "on Co60" indicator lights up) sebelum melepaskan kunci yang kemudian kembali keposisi I.Ketika panel konsul dalam kondisi malfungsi, surnber dikembalikan secara otomatis kepenyimpanannya dan alarm berbunyi. Panel konsul akan mendeteksi malfungsi selama radioterapi berlangsung, jika:- Pintu ruang radioterapi dibuka- Jika sumber meninggalkan posisinya lebih dari 0,1 menit penyinaran- Gantry masuk/menuju putaran- Waktu T2 melebihi Tl yang diset.Perubahan perlakuanBila panel konsul dalam kondisi treatment termination tomhol zero reset berkedip, tekan tombol ini kemudian T2 menghitung dalam model dipercepat ke waktu yang sesuai pada saat terjadi kesalahan. Hal ini untuk menguji kebenaran operasi terhadap rangkaiannya. Panel konsul berbunyi bip, lampu fault berkedip dalam waktu pendek dan T2 kembali ke nol. Kondisi demikian memungkinkan untuk memasukkan data radioterapi baru.Sumber berbalik dalam kondisi daruratSelama radioterapi berlangsung dimungkinkan untuk memaksa sumber kembali ke posisi penyimpanan dengan menggunakan motor. Proses demikian dapat dilakukan dengan menekan tombol emergency. Tindakan ini selalu membawa panel konsul kembali kekondisi malfungsi. Penekanan tombol emergency ketika sumber di dalam penyimpanannya tidak akan membawa efek pada pesawat.

Gambar 5(sumber : Dwi seno, 2010, fisika terapi. FMIPA UI)Setelah semua prose situ selesai, maka treatment dapat dilakukan. Untuk mendapatkan hasil treatment yang maksimal jarak sel kanker dari pesawat harus ditentukan.

Gambar 6. (sumber : Radiation oncology physics)Menentukan jarak sumber terhadap pasien.

Disaat melakukan treatment, biasanya juga akan terbentuk geometric penumbra yang diakibatkan oleh keterbatasan diameter sumber yang digunakan, seperti terlihat pada gambar berikut:

P (z) / S= (SSD+z-SDD)/ SDDPembentukan penumbra ini dapat diminimalkan dengan cara menggunakan diameter sumber yang kecil dan diusahakan penumbra trimmer sedekat mungkin dengan kulit pasien atau z=0Berikut cara penentuan dosis saat melakukan treatment pada praktikum kalibrasi foton di rumah sakit persahabatan Jakarta.Energi : 6 MV dan 10 MVTegangan : -400 V, -100 V, +400 VMonitor Unit : 200 MUKedalaman (d) : 10 cmLuas Lapangan : 10 x 10 cmElectrometer : PTW Silinder 30013Tekanan Awal : 1010 PaTekanan Ruangan : 1023 PaDose Rate : 240 MU ratePDD (6MV) : 67.4PDD (10 MV) : 73.66 MV; V = -400 V

-25.73 nC-25.72 nC

-25.71 nC

-25.71 nC

6 MV; V = -100 V

-25.59 nC-25.59 nC

-25.59 nC

-25.59 nC

6 MV; V = +400 V

25.68 nC25.67 nC

25.66 nC

25.66 nC

10 MV; V = -400 V

-28.27 nC-28.29 nC

-28.29 nC

-28.31 nC

10 MV; V = -100 V

-28.12 nC-28.13 nC

-28.12 nC

-28.14 nC

10 MV; V = +400 V

28.24 nC28.24 nC

28.22 nC

28.26 nC

Monitor Unit : 200 MUWaktu : 1 menitTPR(10,20) 6 MV : 0.66NDW : 52.9 mGy/nCTPR (10,20) 10 MV : 0.734 Worksheet untuk Foton 6 MVDetemination of absorbed dose to water in a high energy photon beamlokasi : Rumah Sakit Persahabatan Tanggal : 14 November 20091. Radiaton treatment unit and reference condition for DW,Q determinationNominal Acc. Potential : 6 MVNominal dose rate : 240 MU rate Beam quality, Q(TPR20,10): 0.66Reference phantom : - Set-up : SSD, SADReference field size : 10 x 10 cm Reference distance (cm): 10 cmReference depth zref : 10 cm2. Ionization chamber and electrometerIonization chamber model : PTW Silinder, Serial No. : 30013Chamber wall : - Waterproof sleeve : -Phantom window : -Absorbed dose to water calibration factor ND,W,Q = 52.9 mGy/nCCalibration quality Qo : photon beam Calibration depth : -If Qo is photon beam give TPR20,10 : 0.66Refrence condition for calibration Po : 1.010 kPa ;To : 20o C Rel.humidity : 0%Polarizing potential V1 : -400 Calibration polatiry : -veUse polarity : -veCalibration laboratory : - Date : -Elektrometer model : PTW Farmer Serial No : 30013Calibrated separately from chamber : - Range setting : -If yes, calibration laboratory : - Date : -3. Dosimeter reading and correction for influence quantitiesUncorrected dosimeter reading at V1 and user polarity : 25.72 nCCorresponding accelerator monitor unit : 200 MURatio of dosimeter reading and monitor units : M1 : 0.1286 nC/MU1. Pressure P : 1.023 kPa ; Temperatur T : 22oC

2. Electrometer calibration factor kelec : 13. Polarity correction rdg at +V1 : M+ = 25.67/200 = 0.12835 rdg at V1: M- = 25.72/200 = 0.1286

4. Recombination correction (two voltage method)Polarizing voltages : V1 (normal) = -400V V2 (reduced) = -100VReading at each V : M1(normal)=0.1286 M2(reduced)=0.12795Voltage ratio V1/V2 = 4 Ratio of reading M1/M2 = 1.005Use table 9 for a beam of type pulseda0 = 1.022 a1 = -0.363 a2 = 0.341

Corrected dosimeter reading at the voltage V1 :MQ = M1 kTP kelec kpol ks = 0.1286 x 0.994 x 1 x 0.999 x 1.001 = 0.1278 nC/MU4. Absorbed dose to water at the reference depth zrefBeam quality correction factor for the user quality Q : kQ,Q0 = 0.992 taken from table 14

5. Absorbed dose to water at depth of dose maximum zmaxDepth of dose maximum : zmax = 1.5 g/cm21. SSD set-upPercentage depth dose at zref for a 10 cm x 10 cm field size : PDD (zref = 10 g/cm2) = 0.674Absorbed dose calibration of monitor at zmax :Gy/MU2. SAD set-upTMR at zref for a 10 cm x 10 cm field size : TMR (zref = 10 g/cm2) = 0.66Absorbed dose calibration of monitor zmax :Gy/MU Worksheet untuk Foton 10 MVDetermination of absorbed dose to water in a high energy photon beamlokasi : Rumah Sakit Persahabatan Tanggal : 14 November 20091. Radiaton treatment unit and reference condition for DW,Q determinationNominal Acc. Potential : 10 MVNominal dose rate: 240 MU rate Beam quality, Q(TPR20,10) : 0.734Reference phantom: Set-up : SSD dan SADReference field size: 10 x 10 cm Reference distance (cm) : 10 cmReference depth zref : 10 cm2. Ionization chamber and electrometerIonization chamber mode : PTW Silinder, Serial No. : 30013Chamber wall : - Waterproof sleeve : -Phantom window : -Absorbed dose to water calibration factor ND,W,Q = 52.9 mGy/nCCalibration quality Qo : photon beam Calibration depth : -If Qo is photon beam give TPR20,10 : 0.734Refrence condition for calibration Po : 1.010 kPa ; To : 20o C Rel.humidity : 0%Polarizing potential V1 : -400 Calibration polatiry : -veUse polarity : -veCalibration laboratory : - Date : -Elektrometer model : PTW Farmer Serial No : 30013Calibrated separately from chamber : - Range setting : -If yes, calibration laboratory : - Date : -3. Dosimeter reading and correction for influence quantitiesUncorrected dosimeter reading at V1 and user polarity : 28.29 nCCorresponding accelerator monitor unit : 200 MURatio of dosimeter reading and monitor units : M1 : 0.14145 nC/MU1. Pressure P : 1.023 kPa ; Temperatur T : 22oC

2. Electrometer calibration factor kelec : 13. Polarity correction rdg at +V1 : M+ = 28.24/200 = 0.1412 at V1: M- = 28.29/200 = 0.14145

4. Recombination correction (two voltage method)Polarizing voltages : V1 (normal) =-400V V2 (reduced) =-100VReading at each V :M1 (normal) =0.14145 M2 (reduced) = 0.14065Voltage ratio V1/V2 = 4 Ratio of reading M1/M2 = 1.0057Use table 9 for a beam of type pulseda0 = 1.022 a1 = -0.363 a2 = 0.341

Corrected dosimeter reading at the voltage V1 :MQ = M1 kTP kelec kpol ks = 0.14145 x 0.994 x 1 x 0.999 x 1.002= 0.14074 nC/MU4. Absorbed dose to water at the reference depth zrefBeam quality correction factor for the user quality Q : kQ,Q0 = 0.982 taken from table 14

5. Absorbed dose to water at depth of dose maximum zmaxDepth of dose maximum : zmax = 2.5 g/cm21. SSD set-upPercentage depth dose at zref for a 10 cm x 10 cm field size : PDD (zref = 10 g/cm2) = 0.736Absorbed dose calibration of monitor at zmax :Gy/MUREFERENSIWasono,Sumosastro,dkk. 1992.Pengkuran output radiasi pesawat radioterapi pada rumah sakid di seluruh Indonesia. BATANSusetyo,Trijoko.1996.Perhitungan waktu untuk penyinaran tumor dengan pesawat teleterapi cobalt-60.PSPKR BATAN.Jauhary, Arif. 2007. Prinsip kerja pesawat terapi cobalt-60.diklat fisika dosimetri dan radiologi Universitas Indonesia.J.Th.M. Jansen, 2001,types of treatmentDwi seno, 2010, fisika terapi. FMIPA UIE.B.Podgorsak.2005.Radiation oncology physics. International Atomic EnergyAgency.Modul praktikum kalibrasi foton.14 November 2009.