contoh chapter 2

Upload: m-fathul-hanan

Post on 16-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh skripsi bab 2

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    1/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengaruh

    Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya

    yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

    kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah

    dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang

    dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

    Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan

    sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua

    hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang

    menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu

    sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh

    tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

    2.2. Isolasi Wilayah

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia Isolasi berarti penyekatan,

    pemisahan, keadaan tidak terhubung dengan yang lain. Isolasi digambarkan

    sebagai kehilangan hubungan dengan apa yang ada di luarnya. Ada batas-batas

    yang membuat hal itu terjadi. Wilayah adalah suatu lingkungan daerah yang di

    dalamnya terdapat komunitas. Dalam artian suatu daerah berarti suatu tempat

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    2/24

    yang terdapat syarat-syarat seperti luas daerah, perbatasan, struktur pemerintahan,

    komunitas masyarakat, budaya, dan sebagainya.

    Isolasi daerah adalah keadaan terpencilnya suatu wilayah disebabkan jauh

    dari hubungan lalu-lintas, sehingga menyebabkan minimnya hubungan dengan

    pihak lain (Siagian, 159: 2004). Keadaan yang sulit untuk dijangkau akan

    menagkibatkan suatu wilayah terabaikan, dan tanpa hubungan yang terjadi dengan

    pihak luar maka wilayah tersebut akan sulit mengalami perubahan. Dalam hal ini

    akan terjadi keadaan wilayah yang bergerak statis. Akan sangat lambat mengalami

    perubahan.

    Di sisi lain daerah terisolasi ini akan menjadi wilayah yang sulit menerima

    perubahan dari dunia luar. Mereka akan menjadi orang-orang yang tertutup dan

    cenderung berfikir primitif. Keterbelakangan pemikiran ini adalah akan

    mengakibatkan wilayah ini jauh tertinggal, sebab di sisi lain daerah lain akan terus

    menerus mengalami perkembangan yang cepat sehubungan dengan era

    globalisasi. Sesungguhnya wilayah terisolasi ini membutuhkan uluran tangan

    kaum intelektual, mereka butuh perhatian khusus. Sangat dibutuhkan adanya

    terobosan baru yang menguak fakta yang terjadi di daerah terisolasi ini.

    Seperti yang dilakukan oleh intelektual muda dari organisasi Ikatan

    Mahasiswa Simalungun yang terdapat di Universitas Sumatera Utara setiap

    tahunnya, organisasi ini selalu mengadakan pengabdian desa dengan tujuan

    daerah-daerah terisolir. Di tempat-tempat seperti ini mahasiswa Simalungun ini

    mencoba membuka pemahaman baru tentang pentingnya ilmu pengetahuan,

    keadaan wilayah di sekitar, bahkan menunjukkan perlunya hidup bersih dan sehat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    3/24

    Pada umumnya keterisoliran wilayah menjadikan masyarakat desa memiliki

    pemahaman yang sangat berbeda dari kemajuan. Hidup dalam ketertinggalan

    membuat masyarakatnya terus terjebak dengan lingkaran setan itu.

    Disadari atau tidak disadari, cepat atau lambat masyarakat desa yang

    mengalami keterisoliran itu hanya akan menjadi masyarakat-masyarakat yang

    tergilas oleh jaman. Masyarakat yang tidak mampu bersaing dengan tingginya

    ilmu pengetahuan dan teknologi hanya akan mengalami tekanan yang nantinya

    secara semena-mena datang dari kaum-kaum pemodal dan pemilik ilmu

    pengetahuan. Saat ini mungkin mereka masih merasa nyaman dengan keberadaan

    mereka, walaupun sesungguhnya ada juga sebagian kecil diantara mereka yang

    mulai memikirkan kearah tersebut.

    Ternyata globalisasi yang digembor-gemborkan oleh para penganjurnya

    dalam hal ini adalah Bank Dunia, IMF, WTO dan sebagainya menunjukkan

    kenyataan yang berbeda dari apa yang pernah mereka janjikan saat itu. Mereka

    berpendirian bahwa dengan menghilangkan sejumlah hambatan terhadap

    perdagangan perusahaan besar dan berbagai investasi keuangan, maka itulah

    gagasan terbaik menuju pertumbuhan. Dan jalan terbaik untuk keluar dari

    kemiskinan. Mereka juga berpendapat bahwa berjuta-juta oraang yang secara

    terang-terangan menentang model globalisasi ekonomi akan merugikan

    kepentingan kaum miskin sendiri.

    Sejauh ini, hampir seluruh fakta dalam beberapa decade lalu (1970-2000)

    masa pengaruh tercepat dari globalisasi ekonomi menunjukkan bahwa globalisasi

    ekonomi justru menciptakan kondisi sebaliknya dari klaim para penganjurnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    4/24

    Pada saat ini, bukti-bukti tentang kegagalan globalisasi yang dimunculkan oleh

    para tokoh oposisinya (Wibowo, 4: 2003).

    2.3. Sosial Ekonomi

    Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur

    secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur

    sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan

    kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan

    faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.

    Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan

    investasi.

    Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan

    dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan,

    kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang

    dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

    Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu

    satu ke seluruh bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam

    satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan

    manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga

    ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara

    anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola

    hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat

    tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    5/24

    yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang

    yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status,

    jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi

    sosial dalam masyarakat (Parsidu, 1985:175).

    Keberadaan seperti hal diatas mempengaruhi gaya hidup seseorang, tentu

    saja termasuk dalam berperilaku dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti

    yang dikatakan oleh beberapa ahli mengenai konsumsi dan gaya hidup. Konsumsi

    terhadap suatu barang menurut Weber merupakan gambaran hidup dari kelompok

    atas atau tertentu (Damsari, 1997:137).

    Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah

    pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat

    digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi

    seperti di bawah ini :

    a) Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yangmenerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi

    tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang

    lain.

    b) Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatanharga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat

    menabung.

    c) Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapatmemenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat

    ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain (Tan dalam

    Koentjaraningrat,1981 : 35).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    6/24

    2.4. Masyarakat

    Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

    manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh

    mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi

    dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non yang harus ada dalam

    masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara

    mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu kesatuan yang

    berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan

    itu.Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan

    oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya,baik

    dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu

    atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan

    keamanan bersama, dengan paksa berart i tunduk kepada hukum-hukum yang telah

    ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan

    berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.

    Orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup

    dalam gua di pulau sunyi umpamanya selalu ia akan tertarik kepada hidup

    bersama dalam masyarakat, karena :

    a) Hasrat yang berdasar naluri (kehendak di luar pengawasan akal)untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak

    akan memaksa ia mencari isteri hingga masyarakat keluarga

    terbentuk.

    b) Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatanbersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain,

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    7/24

    sehingga berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar

    kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan tenaga bersama-sama.

    c) Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon,yaitu mahkluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok

    atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari

    pada hidup sendiri.

    d) Bergson (1895) berpendapat bahwa manusia ini hidup bersamabukan karena oleh persamaan malainkan oleh karena perbedaan

    yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya, demikian

    oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika,

    yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan

    mengadakan perbedaan dan perbandingan.

    Masyarakat Indonesia memiliki truktur masyarakat yang terurai atas 2

    bagian (Nasution, 2003: 82):

    1. Struktur horizontalDalam rangka memahami masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini

    perlu kiranya mengungkapkan tentang suku bangsa-suku bangsa dan gambaran

    umum tentang kebudayaan, maupun agama yang dianut oleh masyarakat

    Indonesia, yang dalam beberapa hal dapat dapat membantu memahami suasana

    dari masyarakat Indonesia.

    a. Suku bangsa, di Indonesia terdapat 366 suku bangsa, dengan perincian:Sumatera 49 suku bangsa, Jawa 7 suku bangsa, Kalimantan 73 suku

    bangsa, Sulawesi 117 suku bangsa, Nusa Tenggara 30 suku bangsa,

    Maluku 41 suku bangsa, Irian Jaya 49 suku bangsa. Selain suku bangsa

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    8/24

    yang dibicarakan tadi, sebagian kecil orang Indonesia adalah orang-

    orang Tionghoa dan timur asing lainnya(Koentjaradiningrat dalam

    Nasution, 2003: 83). Orang-orang Tionghoa ini digolongkan sebagai

    salah satu suku bangsa diantara berbagai suku bangsa di Indonesia

    (Nasikun dalam Nasution, 2003: 83).

    b. KebudayaanMenurut Koentjaradiningrat kebudayaan mencakup konsep yang luas

    sehingga untuk kepentingan analisis, konsep kebudayaan ini perlu

    dipecah lagi dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang terbesar yang

    terjadi karena pecahan tahap pertama disebut unsur-unsur kebudayaan

    yang universal dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan

    di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup dalam masyarakat

    perkotaan yang besar dan kompleks. Unsur-unsur universal itu yang

    yang sekalian merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia

    ini adalah (Nasution, 2003: 83):

    1. Sistem religi dan upacara keagamaan.2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.3. Sistem pengetahuan.4. Bahasa.5. Kesenian.6. Sistem mata pencaharian hidup.7. Sistem teknologi dan peralatan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    9/24

    Dari pembicaraan tersebut di atas dapat dipahami bahwa Indonesia

    merupakan masyarakat yang dengan sendirinya dapat dipahami.

    Dengan demikian apabila kita mengikuti kensepsi sistem sosial, maka

    masyarakat Indonesia setidak-tidaknya sampai saat ini merupakan

    masyarakat yang terdiri dari suku-suku bangsa.

    c. AgamaKenyataan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia menganut

    agama yang beragam. Ada beberapa agama yang dianut di Indonesia.

    Pada umumnya agama yang dominan di anut adalah Islam, Kristen,

    Hindu, dan Budha. Namun masih ada beberapa agama yang belum

    disebutkan yang juga bisa didapati di Indonesia.

    2. Struktur vertikalDalam membicarakan struktur vertikal atau lebih sering digunakan

    pelapisan sosial, Soerjono Soekanto memulainya dari penghargaan, dalam arti

    bahwa bibit tumbuh atau terjadinya pelapisan social oleh karena adanya sesuatu

    yang dihargai. Sesuatu itu mungkin dapat berupa uang atau benda-benda bernilai

    ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, keturunan dari keluarga

    terhormat. Atau dengan kata lain adanya peghargaan terhadap sesuatu tersebut

    mengakibatkan anggota masyarakat mengidentifikasikan dan menetapkan sesuatu

    dalam posisi yang tinggi atau rendah (Nasution, 2003: 89).

    Untuk melihat bagaimana pelapisan sosial tiga komunitas atau masyarakat

    setempat tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

    a. Masyarakat Jakarta

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    10/24

    Kelihatannya resepsi-resepsi resmi dijadikan pedoman untuk menelaah

    pelapisan social atas dasar kekuasaan. Dinyatakan bahwa kelas golongan

    pengusaha tertinggi diwakili oleh mereka yang diundang untuk menghadiri

    resepsi kenegaraan di Istana Negara. Tercakup di sini menteri-menteri, pejabat-

    pejabat tertinggi, Angkatan Bersenjata dan pemerintah sipil, tokoh-tokoh politik,

    kepala perwakilan asing dan akhirnya adalah tokoh-tokoh terkenal dari organisasi

    buruh, wanita dan pemuda yang berafiliasi kepada partai. Di bawah elit penguasa

    ini adalah mereka yang selalu memenuhi pesta-pesta di perwakilan-perwakilan

    asing. Antara kelompok ini dan kelompok elit tertinggi terdapat keanggotaan

    rangkap yang cukup besar, namun karena kehadiran pejabat militer dan sipil

    tingkat rendahan inilah maka kelompok ini berada pada tingkat kedua di dalam

    lapisan kekuasaan. Kelompok lain yang hampir sama dan hampir setingkat

    dengan kelompok ini adalah mereka yang muncul di pesta-pesta yang biasanya

    diselenggarakan oleh menteri-menteri atau kepala-kepala staff angkatan

    bersenjata yang sering terdiri dari perwira-perwira militer. Kelompok ketiga

    adalah mereka yang diundang pesta yang diadakan oleh walikota atau komandan

    daerah militer Jakarta. Di sini orang-orang yang menduduki posisi kekuasaan

    tingkat daerah berkumpul dalam komposisi yang sama elit penguasa pada tingkat

    nasional (Nasution, 2003: 91).

    Kelas ekonomi menengah jauh kurang kentara, mereka mungkin memiliki

    kekayaan dari sisa-sisa masa sebelum perang, atau memiliki pendapatan yang

    layak dari perusahaan-perusahaan swasta, atau bahkan pegawai-pegawai

    pemerintah yang berpenghasilan rendah namun pasangannya melibatkan diri

    dalam perdagangan secara teratur dan secara spekulatif di dalam usaha

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    11/24

    memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi keperluan keluarga mereka.

    Sementaraa pada dasar bawah lapisan ekonomi adalah buruh yang sebagian

    besarnya tidak terampil, pegawai-pegawai pemerintah yang tidak termasuk kelas

    atas atau kelas menengah, para penjaga toko dan pedagang-pedagang kecil.

    Seperti di lingkungan massyarakat di manapun, jumlah mereka jauh melampaui

    jumlah kelas atas dan menengah. Dengan demikian mereka secara ekonomi

    memiliki arti penting sabagai konsumen dan sebagai buruh.

    b. Masyarakat Kota KecilDalam masyarakat semacam ini sistem pelapisan sosial kekuasaan dan

    prestise saling bertindih secara luas, mengikuti organisasi pemerintah daerah. Ada

    suatu kebiasaan yang kuat dalam masyarakat setempat ini, orang disapa bukan

    dengan namanya sendiri, tetapi dengan nama jabatan yang didudukinya di dalam

    pemerintahan ataupun organisasi formal lainnya. Akibatnya setiap kenaikan

    dalam kepangkatan formal secara tidak terelakkan diikuti oleh kenaikan status

    yang sama dalam kehidupan pribadi. Dengan cara begini maka organisasi

    administratif dan sistem sosial sangat mempengaruhi.

    Pendidikan memiliki nilai sosial yang jauh lebih menonjol di kota kecil

    daripada di kota besar seperti Jakarta. Pelapisan ekonomi dalam masyarakat kota

    kecil jauh kurang penting daripada sistem pelapisan kekuasaan dan prestise.

    Dalam sistem perekonomian sederhana susah untuk membedakan kelas ekonomi

    teratas dengan kelas ekonomi dibawahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa

    terdapat golongan menengah bercampur-baur serta tidak jelas batasnya dengan

    kelas bawahan. Kelas menengah dari segi ekonomi pada masa ini meliputi mereka

    yang tergolong ke dalam kelas kekuasaan teratas dan menengah bersama-sama

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    12/24

    dengan pedagang yang berhasil. Penduduk lainnya, termasuk pegawai-pegawai

    rendahan, pekerja-pekerja kasar, pedagang eceran,penjaga toko kecil merupakan

    kelas kecil maupun kelas bawah dari kelas ekonomi (Nasution, 2003: 93).

    Lapisan masyarakat ini akan lebih mudah membedakan lapisan atas dan

    menengah dengan lapisan bawah. Tingkat pendidikan formal, tutur kata,

    perbendaharaan kata, tingkah laku lebih halus merupakan lambang yang

    umumnya tidak dipunyai oleh masyarakat lapisan bawah.

    c. Masyarakat PedesaanMasyarakat pedesaan adalah kehidupan paguyuban, pengawasan tindak-

    tanduk seseorang yang kuat, persamaan asal-usul etnis, latar belakang pendidikan

    yang sama, system pertanian yang saderhana dan ditujukan untuk memenuhi

    kebutuhan sendiri, kebiasaan dan tradisi yang seragam dari anggota masyarakat

    desa secara bersama-sama memupuk solidaritas masyarakat (Nasution, 2003: 93).

    Masyarakat desa adalah sifat ketentraman seperti apa yang dikatakan

    Boeke: desa itu bukanlah tempat untuk bekerja, tetapi iempat ketentraman:

    Ketentraman itu adalah pada hakekatnya hidup bagi orang timur. Apakah ciri-ciri

    yang sering dihubungkan dengan masyarakat pedesaaan yang ada dalam desa-

    desa di Indonesia. Pertama-tama orang kota itu sering membayangkan masyarakat

    desa itu sebagai tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, dan selaras.

    Menunjukkan bahwa sering juga di dalam masyarakat desa tempat orang hidup

    berdekatan dengan orang-orang tetangga terus menerus, kesempatan untuk

    pertengkaran sangat banyak dan peristiwa peledakan dari keadaan-keadaan tegang

    rupa-rupanya sering terjadi (Sajogyo, 1995: 25).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    13/24

    Semua faktor tersebut ditambah dengan hakikat kebudayaan pedesaan

    yang terkait kepada tanah yang secara bersama membentuk struktur masyarakat

    desa. Kekuasaan, kekayaan, dan prestise didasarkan kepada penguasaan atas

    tanah. Pada hakekatnya digabungkan menjadi satu jenis pelapisan yang meliputi

    seluruh anggota masyarakat. Dengan demikian kepemilikan tanah seseorang akan

    sangat berhubungan dengan tingkat penghargaan yang diperoleh dari masyarakat,

    maka tanahlah yang akan menentukan seseorang dalam system kelas dalam

    masyarakat pedesaan. Jika kita amat-amati terdapat empat lapisan yang

    dihubungkan pada pemilikan atas tanah:

    1. Petani yang memiliki tanah dan rumah.2. Petani yang memiliki tanah, tapi tidak punya rumah.3. Petani yang tidak memiliki tanah, tapi memiliki rumah.4. Petani yang tidak memiliki tanah dan rumah, yang hidup menumpang pada

    orang lain sebagai buruh tanah.

    Masyarakat pedesaan sesungguhnya memiliki pemahaman bahwa

    pendidikan formal sangat berpengaruh dalam mobilitas desa. Demikian juga

    dengan keberadaan koperasi, lembaga musyaearah desa, organisasi-organisasi

    wanita dan pemuda, karang taruna dan lain-lain, akan semakin meningkatkan

    dinamika yang berkembang pada daerah pedesaan.

    Payung Bangun dalam memahami dan menelaah pelapisan sosial yang

    terjadi di Indonesia menggunakan konteks kebudayaan sebagai landasan

    analisisnya. Dinyatakan bahwa kebudayaan Indonesia itu setidak-tidaknya terdiri

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    14/24

    dari dua sub kebudayaan, yaitu ssub kebudayaan tradisional dan sub kebudayaan

    nasional. Sub kebudayaan tradisional meliputi unsur-unsur yang dianggap dan

    dipercayai berasal dari dan merupakan warisan dari nenek moyang, sedangkan

    sub kebudayaan Indonesia mempunyai unsur yang memasuki sub kebudayaan

    suku bangsa melalui pendidikan, perdagangan, perubahan sistem dan struktur

    pemerintahan, pengaruh ilmu pengetahuan dan tehnologi masa kini. Dengan

    demikian ada sub kebudayaan tradisional, dan ada sub kebudayaan Indonesia

    (Nasution,2003: 95). Ada sub kebudayaan Simalungun, ada sub kebudayaan

    Indonesia-Simalungun. Ada sub kebudayaan Jawa, ada sub kebudayaan

    Indonesia-Jawa. Di sejumlah suku bangsa masih ada sub kebudayaan yang lain,

    yaitu sub kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama. Berdasarkan atas kerangka di

    atas, kemudian dinyatakan bahwa terdapat system pelapisan social tradisional,

    agama, dan nasional.

    Kedudukan-kedudukan pada sistem pelapisan sosial tradisional di

    Indonesia pada umumnya merupakan kedudukan-kedudukan yang askriptif, yaitu

    kedudukan-kedudukan yang utama berdasarkan kualitas pribadi. Kualitas pribadi

    yang umumnya menentukan kedudukan tradisional adalah

    1. Jenis kelaminSecara garis besar di Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi

    daripada wanita. Laki-laki dalam rumahtangganya dihormati oelh istri

    dan anak-anaknya. Selain memperoleh penghormatan suami

    memperoleh pelayanan dan hak-hak yang melebihi istri dan anak-anak.

    2. Senioritas, yaitu senioritas usia dan generasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    15/24

    Orang yang lebih tua memiliki kedudukan lebih tinggi. Terlihat dari

    tindakan dan tutur kata. Terlihat jelas bahwa pelayananpun lebih baik.

    Bukan hanya usia, ada yang disebut dengan generasi, hal ini

    tergantung pada adat-istiadat yang dianut.

    3. KeturunanKeturunan bangsawan, pendiri desa, raja biasanya dibedakan dengan

    orang-orang biasa. Di Jawa, khususnya di Yogyakarta terdapat

    perbedaan tingkat kedudukan antara sultan, kaum bangsawan

    (Sentonodalem), priyayi (abdidalem), dan orang-orang biasa

    (kawuladalem atau wong cilik). Kemudian di kalangan orang

    Simalungun, terdapat juga kasta-kasta berdasarkan keturunan, yaitu

    keturunan dari pendiri desa (partuanon), orang biasa (paruma), dan

    budak (jabolon).

    Selama ini pembangunan pedesaan didekati melalui pendekatan dari atas

    atau dari bawah. Pendekatan pertama yang biasanya dikenal dengan teori

    tetesan ke bawah (tricle down) sudah dianggap kurang mengena sehingga

    banyak ditinggalkan para ahli. Pendekatan kedua banyak dianjurkan tetapi dalam

    kenyataannya sukar dilaksanakan karena tidak terlalu mudah memasukkannya ke

    dalam program pembangunan ekonomi makro yang bersifat Nasional.walaupun di

    sana sini sudah dilakukan studi-studi untuk menyiapkan proyek-proyek

    pembangunan pedesaan, namun akhirnya hasil-hasilnya kurang dapat

    dimanfaatkan (Mubyarto, 3: 1994).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    16/24

    Salah satu masalah paling sulit adalah apa yang biasanya disebut dengan

    faktor-faktor kelembagaan. Di satu pihak penentu kebijaksanaan biasanya sudah

    mampu menangkap berbagai aspirasi atau keinginan masyarakat terlemah di

    pedesaan, sehingga secara tepat aspirasi-aspirasi tersebut berhasil dimasukkan ke

    dalam program-program pembangunan nasional. Namun, pada saat kebijaksanaan

    dan program-program tersebut hendak dilaksanakan ternyata ada pihak-pihak

    yang lebih dulu dan lebih mampu memanfaatkan program-program tersebut. Ini

    berarti program-program tersebut ada tetapi manfaatnya tidak sampai pada

    sasaran yang telah ditentukan.

    Selain itu pertanian yang masih menjadi sumber utama mata pencaharian

    dari tiga perempat penduduk dunia, pertanian merupakan aktifitas budaya maupun

    ekonomi. Persetujuan tentang pertanian (AoA=Agreement on agriculturale)

    adalah sistem yang mendasarkan diri pada aturan liberalisasi perdagangan di

    bidang pertanian. Sistem ini didesakkan oleh Amerika Serikat beserta sejumlah

    koorporasi agribisnis multinasionalnya. Mereka berupaya memaksakan suatu

    sistem persaingan global yang tidak seimbang di sektor pertanian domestik.

    Caranya yaitu dengan melumpuhkan kemampuan atau ketahanan pertanian-

    pertanian rakyat. Upaya pemaksaan ini tak lain agar petani tak mampu bersaing

    dengan berbagai produk impor dari negara mereka. Alhasil berjuta-juta petani

    kecil tersingkir dari tanah mereka, dan untuk beberapa saat kemudian terwujudlah

    program penciptaan pengungsi terbesar di dunia. Dengan demikian maksud dan

    tujuan korporrasi-korporasi global untuk menguasai pertanian semakin

    memperoleh jaminan (Wibowo, 138: 2003).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    17/24

    2.5. Kesejahteraan Sosial

    Kesejahteraan secara harafiah mengandung makna yang luas dan

    mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang sesuatu

    ysng menjadi ciri utama pengertian. Menurut Undang-Undang Kesejahteraan

    Sosial nomor 11 Pasal 1 ayat 1 bahwa: Kesejahteraan Sosial adalah kondisi

    terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

    hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

    fungsi sosialnya. Pada ayat 2 ditekankan pula bahwa penyelenggaraan

    Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang

    dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk

    pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang

    meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

    perlindungan sosial.

    Batasan tersebut di atas kemudian berkembang dalam segala arah dan

    bersangkut paut dalam pembaharuan masyarakat yang bertujuan menanggulangi

    kemiskinan, keterlantaran, dan keterbelakangan. Permasalahan di masyarakat

    sangat luas dan kompleks, hal tersebut mengakibatkan banyak konsepsi yang

    muncul dalam setiap Negara dalam mengatasi permasalahan tersebut. Setiap

    Negara mempunyai pemahaman masing-masing tentang kesejahteraan, tergantung

    apa yang menjadi realita dalam masyarakatnya, sejarahnya, nilai budaya, dan

    factor lainnya yang timbul dan berkembang dalam masyarakat tersebut.

    Terdapat tiga rangkaian yang hakiki dalam kesejahteraan social, yaitu:

    proses, tujuan, dan hasil. Sebagai proses kesejahteraan social adalah serangkaian

    aktifitas yang terorganisisr yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup,

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    18/24

    relasi sosial serta keberfungsian sosial seorang selaras dengan norma-norma

    masyarakat. Dalam hal ini orang sering menyebutnya sebagai usaha kesejahteraan

    sosial. Sebagai tujuannya adalah kesejahteraan sosial merupakan cita-cita,

    pedoman, aspirasi dan barangkali juga mitos tentang kondisi terpengaruhinya

    kebutuhan material, sosial, dan spiritual. Dan yang sebagai hasilnya menurut

    Wickenden, kesejahteraan sosial dapat berupa peraturan-peraturan, perundang-

    undangan, kebijakan, program, pelayanan, serta bantuan-bantuan untuk menjamin

    pemenuhan kebutuhan sosial yang dianggap sebagai dasar tercapainya

    kesejahteraan manusia dan berfungsinya ketertiban sosial yang lebih

    baik.(Soeharto, 1997: 344)

    Dilihat dari sudut manapun, kesejahteraan sosial memang perlu demi

    pembelaan hak-hak, kepentingan rakyat dan keadilan sosial. Pertama, lokomotif

    modernisasi, industrialisasi, serta kemajuan ekonomi yang didorong ilmu

    pengetahuan dan teknologi ternyata tidak selalu membawa berkah. Kedua,

    kesejahteraan sosial secara hakiki merupakan piranti untuk meraih dan memenuhi

    kebutuhan-kebutuhan hidup manusia serta jaminan hak warga Negara yang pada

    gilirannya akan mampu menyokong atau minimalnya tidak mengganggu aktivitas

    pembangunan. (soeharto, 1997: 345)

    Setiap warga masyarakat memiliki hak untuk mendapat perlindungan yang

    sama, dan memperoleh kesejahteraannya. Mandapat fasilitas yang merata dari

    pemerintah dan ikut dalam pembangunan nasional. Dalam hal ini dinyatakan agar

    penanggulangan terhadap ketertinggalan dan ketidakmampuan segera dinbaharui.

    Memberikan pemerataan bagi setiap warga Negara, sesuai dengan hak tiap-tiap

    orang demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    19/24

    2.6. Kerangka Pemikiran

    Keadaan desa yang wilayahnya sulit untuk dijangkau, tidak terdapat sarana

    dan prasarana yang layak. Jika hal itu terjadi, tentu suatu wilayah desa akan

    mengalami jauh ketertinggalan, dan dinamika desa yang statis. Di sini diperlukan

    perhatian khusus bagi pedesaan yang mengalami ketertinggalan, agar mereka

    mampu bersaing di era globalisasi saat ini.

    Bagian keterisoliran inilah yang membuat penulis mencoba menelaah

    hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah, dalam hal ini yang menjadi

    indikatornya adalah, wilayah ini merupakan daerah yang jauh dari pusat kota

    kecamatan, memiliki fasilitas transportasi baik keadaan jalan maupun keberadaan

    alat tranportasi yang minim, belum mendapat fasilitas PLN (Perusahaan Listrik

    negara) dalam hal penerangan dan Informasi, maupun PAM (perusahaan Air

    Minum) dalam hal kebersihan dan kesehatan. Keadaan tersebut di ataslah yang

    akan penulis hubungkan pengaruhnya dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat

    setempat yaitu pendapatan, penghasilan total keluarga, dengan pekerjaan tetap dan

    utama dan pekerjaan sampingan, pendidikan & kesehatan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    20/24

    Dari penjelasan di atas dapat kita buat bagan singkat dalam bagan kerangka

    pemikiran sebagai berikut:

    VARIABEL X VARIABEL Y

    (Variabel bebas) (Variabel Terikat)

    Isolasi wilayah,

    Sebagai berikut :

    a. Sarana transportasii. Sarana jalan

    ii. Alatransportasi

    b. PLN (PerusahaanListrik Negara).

    i. Peneranganii. Informasi

    c. PAM (Perusahaan airminum) untuk MCK

    Faktor-faktor Sosial ekonomi

    seperti:

    a. Penghasilan ataupendapatan

    b. Pekerjaan.c. Pendidikan.d. Kesehatan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    21/24

    2.7. HipotesisHipotesis adalah satu jenis preposisi yang dirumuskan sebagai jawaban

    tentatif (perkiraan sementara) atas suatu masalah dan kemudian diuji secara

    empiris (Silalahi,2009:161).Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

    Ho :Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah terhadap

    keadaan sosial ekonomi masyarakat.

    Ha :Terdapat hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah terhadap sosial

    ekonomi masyarakat.

    2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

    2.8.1. Defenisi Konsep

    Konsep adalah suatu makna yang berada dalam pikiran atau di dunia

    kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan

    atau kata-kata (Suyanto,2008:49).

    Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

    1. Pengaruh adalah suatu bentuk hubungan yang terjadi akibat adanyahubungan yang signifikan antara satu hal dengan hal yang lain.

    2. Isolasi adalah keadaan terpencilnya suatu wilayah karena sulitberhubungan dengan pihak lain.

    3. Wilayah adalah: lingkungan suatu daerah yang didiami oleh suatukomunitas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    22/24

    4. Sosial ekonomi: suatu kondisi atau kedudukan yang diatur secara sosialdan menempatkan seseorang pada posisi tertentu yang ditentukan oleh

    faktor pemenuhan kebutuhan, pendidikan, perumahan, kesehatan dan air

    yang sehat serta didukung oleh pekerjaan yang layak.

    5. Masyarakat desa adalah kehidupan paguyuban, pengawasan tindak-tandukmanusia yang kuat, persamaan asal-usul etnis, sistem pertanian yang

    sederhana dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kebiasaan

    dan tradisi yang seragam dari anggota masyarakat desa secara bersama-

    sama memupuk solidaritas yang kuat.

    2.8.2. Defenisi Operasional

    Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan

    bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46).

    Pengaruh Isolasi daerah terhadap sosial ekonomi masyarakat di ukur dari:

    A. Variabel Bebas (Independent Variable)Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

    isolasi wilayah dengan indikatornya sebagai berikut:

    a. Sarana transportasii. Sarana jalan : yaitu berupa jarak desa ke ibukota

    kecamatan, kondisi jalan, waktu tempuh.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    23/24

    ii. Alat ransportasi : alat tranportasi yang ada, &tingkatketersediaan.

    b. PLN (Perusahaan Listrik Negara).i. Penerangan : alat penerangan yang digunakan, efesiensi

    alat penerangan yang digunakan.

    ii. Informasi : tersedianya media elektronik, jenis siaranyang diperoleh, frekuensi menonton, tempat menonton,

    radio, tape, tersedianya media cetak; koran atau majalah.

    c. PAM (Perusahaan air minum) untuk MCK (Mandi Cuci Kakus)atau kebersihan: sumber air yang digunakan, letak sumber air &

    kualitas air yang digunakan.

    B. Variabel TerikatVariabel Terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur

    yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan

    bukan karena adanya variabel lain. Maka variabel terikatnya adalah sosial

    ekonomi masyarakat Marjandi Dolok, dengan indikator sebagai berikut :

    1. Jumlah penghasilan atau pendapatan : jumlah penghasilan riil yangdisumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pendapatan

    adalah jumlah semua hasil perolehan yang didapat dalam bentuk

    uang sebagai hasil kerjanya, dengan indikator sumber modal usaha,

    pendapatan dari hassil usaha, tanggungan dalam keluarga, status

    kepemilikan lahan, kepemilikan rumah, kemampuan memperbaiki

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/26/2018 Contoh Chapter 2

    24/24

    rumah, ada tidaknya tabungan, pemenuhan kebutuhan pokok

    sehari-hari berupa sandang, papan, dan pangan.

    2. Pekerjaan: merupakan kategori profesi yang dilakukan dalammencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah

    tangga, baik pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.

    3. Pendidikan: yaitu tingkat pendidikan anggota keluarga,kemampuan & kemauan untuk menyekolahkan anak, keterampilan

    yang dimiliki.

    4. Kesehatan: kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatanterhadap keluarga indikatornya yaitu: kemampuan untuk membeli

    obat-obatan dan kemampuan untuk berobat ke rumah sakit,

    puskesmas, dan pengobatan tradisional.

    Universitas Sumatera Utara