contoh mutu yankes

53
CONTOH MUTU YANKES MUTU PELAYANAN PUSKESMAS Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan pendekatan simple problem dan complex problem 1 SIMPLE PROBLEM Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas yang dilakukan dengan simple problem, kami menggunakan kuesioner dan observasi berdasarkan standar operating procedure (SOP) untuk tata laksana pasien suspect Tb Paru yang digunakan di Puskesmas Tabel. Daftar Tilik tentang pemeriksaan Suspect Tb paru di Puskesmas No Pertanyaan 1 Apakah petugas di poliklinik umum ada dokter dan perawat? 2 Apakah tersedia: Thermometer, stetoskop, airmeter, obat injeksi, air kapas dan alcohol, jarum dan spuit, bengkok wastapel, sabun, masker, handuk, tempat sampah, timbangan, meja periksa, kursi, tempat tidur, cairan desinfektan, sterilisator, general kit, lampu senter, kartu rekam medis, kertas resep. 3 Apakah poli umum buka jam 08.00 WIB? 4 Apakah petugas mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk memeriksa pasien? 5 Apakah petugas poli umum menerima kartu rawat jalan

Upload: idha-kurniasih

Post on 23-Oct-2015

202 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mmm

TRANSCRIPT

CONTOH MUTU YANKES

MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan pendekatan simple problem

dan complex problem

1 SIMPLE PROBLEM

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas yang dilakukan dengan simple

problem, kami menggunakan kuesioner dan observasi berdasarkan standar operating

procedure (SOP) untuk tata laksana pasien suspect Tb Paru yang digunakan di

Puskesmas

Tabel. Daftar Tilik tentang pemeriksaan Suspect Tb paru di Puskesmas

No Pertanyaan

1 Apakah petugas di poliklinik umum ada dokter dan perawat?

2 Apakah tersedia:

Thermometer, stetoskop, airmeter, obat injeksi, air kapas dan alcohol, jarum dan

spuit, bengkok wastapel, sabun, masker, handuk, tempat sampah, timbangan,

meja periksa, kursi, tempat tidur, cairan desinfektan, sterilisator, general kit,

lampu senter, kartu rekam medis, kertas resep.

3 Apakah poli umum buka jam 08.00 WIB?

4 Apakah petugas mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk memeriksa

pasien?

5 Apakah petugas poli umum menerima kartu rawat jalan dari loket pendaftaran?

6 Apakah petugas poli umum memanggil pasien dengan jelas sesuai urutan kartu

rekam medis?

7 Apakah petugas poli umum melakukan penimbangan berat badan ?

8 Apakah petugas poli umum melakukan anamnesa meliputi RPS, RPD, RPK, Riwayat social ekonomi, secara lengkap?

9 Apakah petugas poli umum melakukan pemeriksaan tensi, nadi, RR, suhu secara

lengkap?

10 Apakah petugas poli umum melakukan pemeriksaan fisik umum yang meliputi

Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi secara lengkap?

11 Apakah poli umum membuat diagnosa sementara

12 Apakah poli umum merujuk ke poli klinik lain:

Laboratorium, roentgen, KIA, KB, rawat inap, spesialis, RSU, gizi, bila ada

indikasi?

13 Apakah petugas poli umum membuat diagnosa pasti?

14 Apakah petugas poli umum memberikan resep obat atau suntikan?

15 Apakah petugas poli umum mencatat semua hasil pemeriksaan di status pasien?

16 Apakah petugas poli umum memberi nasihat dan saran yang berhubungan dengan

penyakit pasien?

17 Apakah petugas poli umum mengembalikan kartu rawat jalan ke loket

pendaftaran?

18 Apakah petugas poli mengusulkan kepada penderita dengan diagnosa suspek TB

untuk melakukan pemeriksaan lab sputum sewaktu, pagi, sewaktu?

19 Apakah petugas poli mengusulkan dan atau memberikan rujukan kepada

penderita dengan suspek TB untuk melakukan pemeriksaan foto thorax?

20 Bila hasil pemeriksaan lab sputum negatif, apakah petugas memberikan resep

obat antibiotik broad spectrum dan menganjurkan untuk kontrol ulang?

21 Pada pasien kontrol dengan diagnosa suspek TB, apakah petugas poli

mengusulkan untuk melakukan pemeriksaan lab sputum ulang?

Hasil Simple Problem yang didapat adalah :

1. Dokter tidak ada ditempat

2. Poli umum buka lebih dari jam 08.00 WIB

3. Petugas poli umum tidak melakukan anamnesa (RPS,RPD,RPK,Sosek) lengkap

4. Petugas poli umum tidak melakukan Pemeriksaan vital sign (Tensi,nadi,RR,suhu) secara

lengkap

5. Petugas poli umum tidak melakukan Pemeriksaan fisik umum secara lengkap

6. Petugas poli umum tidak melakukan rujukan ke bagian lain (lab,Rontgen) meskipun ada

indikasi

7. Petugas poli umum tidak membuat Diagnosa pasti

8. Petugas poli umum tidak mengusulkan pemeriksaan lab atau sputum pada penderita susp

TB

9. Petugas poli umum tidak memberi rujukan pada penderita susp TB untuk foto thorak

10. Pada penderita susp TB yang kontrol, tidak diberi rujukan untuk Pemeriksaan Rontgen atau

sputum ulang

2. COMPLEX PROBLEM

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas yang dilakukan complex problem dengan

menggunakan 9 dimensi mutu, kami menggunakan kuesioner dan wawancara dengan pasien

terhadap 9 dimensi mutu. Karena keterbatasan waktu kami hanya dapat mengajukan kuesioner

kepada 3 pasien di Puskesmas Tempuran.

Berikut ini adalah kuesioner dari 9 dimensi mutu :

Tabel 25. Daftar Pertanyaan Complex Problem

No Dimensi Pendapat / kemungkinan penyebab

1 Kompetensi Teknis

a.Apakah dokter selalu memeriksa kondisi pasien dengan baik?

b.Apakah petugas menanyai dengan dasar anamnesa yang lengkap?

c.Apakah pemeriksaan fisik yang baik?

d.Apakah petugas dapat menggunakan sarana penunjang diagnosis dengan tepat?

e. Apakah petugas memberikan penjelasan tentang penyakit yang dihadapi pasien ?

2 Hubungan antar manusia

a.Apakah terjadi komunikasi 2 arah?

b.Apakah pasien di edukasi secara baik?

c. Apakah petugas ramah?

d.Apakah petugas kesehatan mendengarkan keluhan pasen dengan seksama?

e. Apakah pasien diperlakukan sama?

3 Efisiensi a Apakah pelayanan yang dilakukan cepat ?

b Apakah durasi pemeriksaan untuk masing-masing pasien cukup ?

c Apakah obat yang diberikan cukup?

d Apakah biaya yang diberikan sesuai dengan pelayanan yang diterima?

e Apakah pasien cepat untuk mendapatkan pelayanan?

f Apakah pasien tidak melalui proses yang berbelit-belit?

4 Efektifitas a Apakah pasien mendapat obat sesuai indikasi ?

b Apakah pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan anamnesa?

c Apakah warga sekitar mersakan manfaat adanya puskesmas?

d Apakah petugas puskesmas memanfaatkan catatan medik untuk pemeriksaan pasien ulang?

e Apakah petugas mengadakan penyuluhan rutin sesuai dengan jadwal yang ditetapkan?

f Apakah sarana yang tersedia sudah dimanfaatkan dengan baik?

5 Kenyamanan a Apakah ruang tunggu bersih dan nyaman?

b Apakah kamar periksa bersih?

c Apakah toilet yang tersedia bersih?

6 Keterjangkauan a Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau?

b Apakah biaya pengobatan di puskesmas terjangkau oleh masyarakat?

c Apakah petugas menggunakan bahasa yang dipahami pasien?

e Apakah sarana transportasi ke puskesmas mudah ?

7 Kesinambungan a Apakah ada catatan medik?

b Apakah data pada CM dipakai pada kunjungan ulang?

c Apakah petugas kesehatan menganjurkan harus kembali control secara rutin?

d Apakah petugas kesehatan secara rutin mengadakan penyuluhan di wilayah tempat tinggal mereka?

8 Informasi a Apakah ada petunjuk pembagian ruang yang jelas?

b Apakah ada daftar program kerja puskesmas?

c Apakah petugas pernah memberikan informasi tentang penyakit TB?

d Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara minum obat yang benar ?

e Apakah petugas kesehatan menjelaskan penyakit yang diderita pasien, kepada pasien atau keluarganya ?

f Apakah ada gambar dan pesan singkat tentang masalah atau penyakit TB?

9 Keamanan a Apakah petugas selalu mencuci tangan dan melindungi diri dengan menggunakan masker sebelum dan saat melakukan tindakan?

b Apakah petugas menanyakan riwayat alergi obat pada pasien sebelum meresepkan suatu obat pada pasien?

c Apakah sterilisasi alat selalu dilakukan?

Hasil Complex Problem yang didapat

1. Dokter tidak selalu memeriksa kondisi pasien dengan baik

2. Petugas poli umum tidak dapat menggunakan sarana penunjang Diagnosis dengan tepat

(laborat)

3. Petugas poli umum tidak dapat memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita

kepada penderita dan keluarga

4. Petugas poli umum tidak mengadakan penyuluhan rutin sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan

5. Petugas poli umum tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien dan tidak

memakai masker saat memeriksa

6. Petugas poli umum tidak menanyakan riwayat alergi obat kepada penderita sebelum

memberi resep

D. ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen puskesmas dan masalah mutu

pelayanan puskesmas digunakan pola pendekatan sistem dan pendekatan mutu pelayanan

puskesmas. Pendekatan sistem meliputi input (man, material, methode, money, machine),

proses (P1 : perencanaan, P2 : penggerakan dan pelaksanaan, P3 : pengendalian, pengamatan

dan penilaian), output, outcome, dampak dan lingkungan. Pendekatan mutu pelayanan

puskesmas dilakukan dengan cara mencari penyebab dari simple problem dan complex problem

yang dianalisa dengan analisa fishbone

Diagram 1 . Pola Pemecahan Masalah Berdasarkan Sistem

E. KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAHLINGKUNGAN

PROSES

P1

P2

CAKUPAN

DAMPAK

-KESAKITAN

-KECACATAN

-UMUR HARAPAN HIDUP

INPUT

OUTPUT

MUTU

OUTCOME

COMPLEX PROBLEM

Simple problem

E.1. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Sistem

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan

pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome, dampak dan lingkungan

Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan sistem tersebut dapat ditelusuri ke belakang hal-

hal yang menyebabkan munculnya permasalahan. Analisis masalah-masalah yang ditemukan

dengan pola pendekatan sistem.

Tabel. Kemungkinan penyebab rendahnya cakupan suspect TB yang ditangani di

Puskesmas Periode Januari – Juli 2007

Komponen Kemungkinan penyebab

Input

Man Kader dan petugas kesehatan kurang aktif petugas kesehatan TB terbatas Pengetahuan petugas kesehatan tentang TB

kurang Ketidakpatuhan petugass kesehatan terhadap

protap TB paru yang ada

Method Petugas kesehatan tidak menjelaskan kepada masyarakat tentang penyakit TB secara lengkap (pelaksanaan)

Cara untuk menarik minat masyarakat untuk tahu tentang penyakit TB kurang menarik

Money Dana kurang

Machine Peralatan laboratorium kurang memadai Peralatan untuk menyampaikan informasi kurang

Material Materi informasi tentang penyakit TB kurang

Proses

P1 Pada saat perencanaan sasaran tidak jelas Pembagian tugas tidak jelas Batasan dan tujuan tidak jelas saat perencanaan

.

P2 Koordinasi lintas program dan lintas sektoral kurang

Masyarakat tidak antusias untuk tahu, peduli tentang penyakit TB paru

Beban kerja antar staf kurang merata dalam

melaksanakan tugas

P3 Pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap program TB

Pencatatan dan pelaporan tentang penyakit TB tidak lengkap

Lingkungan Pemerintahan Target yang ditetapkan dari Depkes terlalu

tinggi

E.2. Kemungkinan Penyebab Masalah Mutu Pelayanan

Simple Problem

Dalam menentukan kemungkinan penyebab masalah yang terdapat dalam Simple

Problem dilakukan dengan menghitung Compliant Rate.

Tabel 27. Hasil Observasi berdasarkan Daftar Tilik tentang pemeriksaan pasien Suspect

TB di Puskesmas Tempuran

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Berlaku

1 Apakah petugas di pliklinik umum ada dokter dan perawat?

2 Apakah tersedia:

Thermometer, stetoskop, airmeter, obat injeksi, air kapas dan alcohol, jarum dan spuit, bengkok wastapel, sabun, masker, handuk, tempat sampah, timbangan, meja periksa, kursi, tempat tidur, cairan desinfektan, sterilisator, general kit, lampu senter, kartu rekam medis, kertas resep.

3 Apakah poli umum buka jam 08.00 WIB? √

4 Apakah petugas mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk memeriksa pasien?

5 Apakah petugas poli umum menerima kartu rawat jalan dari loket pendaftaran?

6 Apakah petugas poli umum memanggil pasien dengan jelas sesuai urutan kartu rekam medis?

7 Apakah petugas poli umum melakukan penimbangan berat badan ?

8 Apakah petugas poli umum melakukan anamnesa meliputi RPS, RPD, RPK, Riwayat social ekonomi, secara lengkap?

9 Apakah petugas poli umum melakukan pemeriksaan tensi, nadi, RR, suhu secara lengkap?

10 Apakah petugas poli umum melakukan pemeriksaan fisik umum yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi secara lengkap?

11 Apakah poli umum membuat diagnosa sementara √

12 Apakah poli umum merujuk ke poli klinik lain:

Laboratorium, roentgen, KIA, KB, rawat inap, spesialis, RSU, gizi, bila ada indikasi?

13 Apakah petugas poli umum membuat diagnosa pasti? √

14 Apakah petugas poli umum memberikan resep obat atau suntikan?

15 Apakah petugas poli umum mencatat semua hasil pemeriksaan di status pasien?

16 Apakah petugas poli umum memberi nasihat dan saran yang berhubungan dengan penyakit pasien?

17 Apakah petugas poli umum mengembalikan kartu rawat jalan ke loket pendaftaran?

18 Apakah petugas poli mengusulkan kepada penderita dengan diagnosa suspek TB untuk melakukan pemeriksaan lab sputum sewaktu, pagi, sewaktu?

19 Apakah petugas poli mengusulkan dan atau memberikan rujukan kepada penderita dengan suspek TB untuk melakukan pemeriksaan foto thorax?

20 Bila hasil pemeriksaan lab sputum negatif, apakah petugas memberikan resep obat antibiotik broad

spectrum dan menganjurkan untuk kontrol ulang?

21 Pada pasien kontorol dengan diagnosa suspek TB, apakah petugas poli mengusulkan untuk melakukan pemeriksaan lab sputum ulang?

Tidak = 11

Ya = 9

Nilai CR = Jumlah Ya

X 100%

Jumlah Ya dan Tidak

9 x 100%

=

11+9

= 9 x 100%

20

= 45%

Standart nilai CR adalah ( ≥ 80% )

Berdasarkan nilai Compliant Rate yang didapat maka kepatuhan petugas terhadap SOP adalah

45 % dan menjadi masalah (simple problem).

Asumsi / kemungkinan penyebab simple problem :

1. Pengetahuan dan pemahaman petugas tentang SOP TB yang berlaku kurang

2. SOP TB terlalu rumit

3. Sosialisasi SOP TB kepada petugas kurang

4. Tingkat kedisiplinan petugas Puskesmas kurang

5. Tidak ada evaluasi dari pelaksanaan SOP TB

6. Biaya operasional yang dikeluarkan besar

7. Sarana dan Prasarana Puskesmas tidak mendukung

8. Jumlah petugas Puskesmas kurang

9. Petugas kurang terlatih

10. Waktu terbatas

Complex problem

Dalam menentukan kemungkinan penyebab masalah yang terdapat dalam Komplek

Problem dilakukan dengan menghitung persentase hasil wawancara dengan pasien(3) dengan

pendekatan 9 dimensi mutu, yang menunjukkan kepuasan pasien akan pelayanan puskesmas.

Tabel 28. Hasil Wawancara pada 3 pasien dengan pendekatan 9 dimensi mutu.

NoDimensi Pendapat /

Kemungkinan Penyebab

Total Kualitas (%)Ya Tidak %

1 Kompetensi Teknis:

a.Apakah dokter selalu memeriksa kondisi pasien dengan baik?

b.Apakah petugas menanyai dengan dasar anamnesa yang lengkap?

1 2 33,3 53,32

c.Apakah pemeriksaan fisik yang baik?

d.Apakah petugas dapat menggunakan sarana penunjang diagnosis dengan tepat?

e. Apakah petugas memberikan penjelasan tentang penyakit yang dihadapi pasien ?

2

3

1

1

1

0

2

2

66,7

100

33,3

33,3

2 Hubungan Antar Manusia:

a.Apakah terjadi komunikasi 2 arah?

b.Apakah pasien di edukasi secara baik?

c. Apakah petugas ramah?

d.Apakah petugas kesehatan mendengarkan keluhan pasen dengan seksama?

e. Apakah pasien diperlakukan sama?

2

2

3

3

3

1

1

0

0

0

66,7

66,7

100

100

100

86,68

3 Efisiensi:

a Apakah pelayanan yang dilakukan cepat ?

b Apakah durasi pemeriksaan untuk masing-masing pasien cukup ?

2

3

1

0

66,7

100

94,45

c Apakah obat yang diberikan cukup?

d Apakah biaya yang diberikan sesuai dengan pelayanan yang diterima?

e Apakah pasien cepat untuk mendapatkan pelayanan?

f Apakah pasien tidak melalui proses yang berbelit2?

3

3

3

3

0

0

0

0

100

100

100

100

4 Efektifitas:

a Apakah pasien mendapat obat sesuai indikasi ?

b Apakah pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan anamnesa?

c Apakah warga sekitar mersakan manfaat adanya puskesmas?

d Apakah petugas puskesmas memanfaatkan catatan medik untuk pemeriksaan pasien ulang?

e Apakah petugas mengadakan penyuluhan rutin sesuai dengan jadwal yang ditetapkan?

f Apakah sarana yang tersedia sudah dimanfaatkan dengan baik?

3

3

3

3

0

0

0

0

0

3

100

100

100

100

0

83,3

3 0 100

5 Kenyamanan:

a Apakah ruang tunggu bersih dan nyaman?

b Apakah kamar periksa bersih?

c Apakah toilet yang tersedia bersih?3

3

3

0

0

0

100

100

100

100

6 Keterjangkauan

a Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau?

b Apakah biaya pengobatan di puskesmas terjangkau oleh masyarakat?

c Apakah petugas menggunakan bahasa yang dipahami pasien?

e Apakah sarana transportasi ke puskesmas mudah ?

3

3

3

3

0

0

0

0

100

100

100

100

100

7 Kesinambungan:

a Apakah ada catatan medik 3 0 100 83,33

b Apakah data pada CM dipakai pada kunjungan ulang?

c Apakah petugas kesehatan menganjurkan harus kembali control secara rutin?

d Apakah petugas kesehatan secara rutin mengadakan penyuluhan di wilayah tempat tinggal mereka?

3

2

2

0

1

1

100

66,7

66,7

8 Informasi:

a Apakah ada petunjuk pembagian ruang yang jelas?

b Apakah ada daftar program kerja puskesmas?

c Apakah petugas pernah memberikan informasi tentang penyakit TB?

d Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara minum obat yang benar ?

e Apakah petugas kesehatan menjelaskan penyakit yang diderita pasien, kepada pasien atau keluarganya ?

f Apakah ada gambar dan pesan singkat tentang masalah atau penyakit TB?

2

2

3

2

0

3

1

1

0

1

3

0

66,7

66,7

100

66,7

0

100

66,68

9 Keamanan:

a Apakah petugas selalu mencuci tangan dan melindungi diri dengan menggunakan masker sebelum dan saat melakukan tindakan?

b Apakah petugas menanyakan riwayat alergi obat pada pasien sebelum meresepkan suatu obat pada pasien?

c Apakah sterilisasi alat selalu dilakukan?

0

0

0

3

3

3

0

0

0

0

Dari tabel diatas maka dimensi mutu dengan persentasi < 80% menjadi suatu masalah

(complex problem) yaitu pada dimensi mutu : kompetensi teknis, informasi dan keamanan.

Asumsi / kemungkinan penyebab complex problem :

1. Pengetahuan petugas tentang penyakit TB belum optimal

2. Kemampuan petugas terbatas

3. Kondisi yang tidak memungkinkan petugas tidak mengikuti perkembangan teknologi

4. Peralatan pemeriksaan kurang memadai

5. Dana operasional kurang

6. Pelaksanaan kegiatan Puskesmas belum sesuai protap

7. Sarana dan prasarana Puskesmas kurang memadai

8. Jumlah tenaga Puskesmas kurang

9. Petugas tidak mampu memanfaatkan prasarana yang ada

10. Motivasi kerja petugas kurang

11. Pemahaman petugas tentang proteksi diri saat memeriksa pasien kurang

12. SOP TB tidak diterapkan oleh petugas

13. Penggunaan masker masih dianggap tidak etis dan tidak menghargai pasien

14. Sterilisasi alat pemeriksaan kurang

15. Rasa ingin tahu pasien terhadap penyakitnya kurang.

16. Media informasi untuk menyampaikan informasi tentang TB kurang

17. Cara penyampaian informasi tentang TB kurang dipahami pasien

18. Biaya operasional tinggi

19. Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB kurang.

20. Keterbatasan waktu dalam menyampaikan informasi TB

21. Bahan –bahan untuk kepentingan pemeriksaan laboratorium kurang

F. KONFIRMASI PENYEBAB MASALAH

Kemungkinan penyebab masalah yang telah disusun lalu dikonfirmasikan kepada

Kepala Puskesmas.

F.1. Konfirmasi Penyebab Masalah Manajemen

Hasil konfirmasi penyebab masalah manajemen Puskesmas adalah :

Tabel 29. Hasil Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah dengan pendekatan

sistem

NO Asumsi / kemungkinan penyebab Benar tidak

1 Petugas kesehatan kurang aktif √

2 Petugas kesehatan TB terbatas √

3 Pengetahuan petugas kesehatan tentang TB paru

kurang

4 Ketidakpatuhan petugas kesehatan terhadap protap

TB paru yang ada

5 Petugas kesehatan kurang menjelaskan kepada

masyarakat tentang penyakit TB secara lengkap

6 Cara untuk menarik minat masyarakat untuk tahu √

tentang penyakit TB kurang menarik

7 Materi informasi tentang penyakit TB kurang √

8 Bahan – bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan

laboratorium kurang

9 Dana kurang √

10 Peralatan laboratorium kurang memadai √

11 Peralatan untuk menyampaikan informasi kurang √

12 Pembagian tugas kepada petugas tidak jelas √

13 Batasan dan tujuan tidak jelas saat perencanaan √

14 Koordinasi lintas program dan lintas sektoral

kurang

15 Kurangnya pembinaan peran serta masyarakat √

16 Masyarakat tidak antusias untuk tahu, peduli

tentang penyakit TB paru

17 Beban kerja antar staf kurang merata dalam

melaksanakan tugas.

18 Pengawasan atas pelaksanaan program TB kurang √

19 Kurangnya evaluasi terhadap hasil pelaksanaan

program TB

20 Target yang ditetapkan oleh depkes terlalu tinggi √

Hasil konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah dengan pendekatan sistem :

1. Petugas kesehatan kurang aktif

2. Petugas kesehatan TB terbatas

3. Pengetahuan petugas kesehatan tentang TB paru kurang

4. Petugas kesehatan kurang menjelaskan kepada masyarakat tentang penyakit TB

secara lengkap

5. Cara untuk menarik minat masyarakat untuk tahu tentang penyakit TB kurang

menarik

6. Bahan – bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium kurang.

7. Dana kurang

8. Peralatan laboratorium kurang memadai

9. Peralatan untuk menyampaikan informasi kurang

10. Pembagian tugas kepada petugas tidak jelas

11. Batasan dan tujuan tidak jelas saat perencanaan

12. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral kurang

13. Kurangnya pembinaan peran serta masyarakat

14. Beban kerja antar staf kurang merata dalam melaksanakan tugas.

15. Pengawasan atas pelaksanaan program TB kurang

16. Kurangnya evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program TB

17. Target yang ditetapkan oleh depkes terlalu tinggi

F.2. Konfirmasi Penyebab Masalah Mutu Pelayanan

Simple Problem

Tabel 30. Konfirmasi asumsi penyebab simple problem.

No Asumsi/ kemungkinan penyebab BenarTidak

Benar

1 Pengetahuan dan pemahaman petugas tentang SOP TB

yang berlaku kurang

v

2 SOP terlalu rumit V

3 Sosialisasi SOP TB kepada petugas kurang v

4 Tingkat kedisiplinan petugas Puskesmas kurang v

5 Tidak ada evaluasi dari pelaksanaan SOP TB v

6 Biaya operasional yang dikeluarkan besar V

7 Sarana dan Prasarana Puskesmas tidak mendukung v

8 Jumlah petugas Puskesmas kurang V

9 Petugas kurang terlatih v

10 Waktu terbatas v

Hasil konfirmasi penyebab simple problem :

Table 31. Hasil Konfirmasi penyebab simple problem

No Penyebab masalah

1.

2

3

4

5

6

Pengetahuan dan pemahaman petugas tentang SOP TB Paru yang berlaku

kurang

Sosialisasi SOP TB kepada petugas kurang

Tingkat kedisiplinan petugas Puskesmas kurang

Tidak ada evaluasi dari pelaksanaan SOP TB

Sarana dan Prasarana Puskesmas tidak mendukung

Petugas kurang terlatih

Complex problem

Penyebab masalah setelah dikonfirmasikan adalah :

Tabel 32. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah dengan pendekatan dimensi

mutu.

No kemungkinan penyebab benar Tidak benar

1

2

Pengetahuan petugas tentang penyakit TB belum optimal

Kemampuan petugas terbatas

Kondisi yang tidak memungkinkan petugas tidak mengikuti

V

V

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

perkembangan teknologi

Peralatan pemeriksaan kurang memadai

Dana operasional kurang

Pelaksanaan kegiatan Puskesmas belum sesuai protap

Sarana dan prasarana Puskesmas kurang memadai

Jumlah tenaga Puskesmas kurang

Petugas tidak mampu memanfaatkan prasarana yang ada

Motivasi kerja petugas kurang

Pemahaman petugas tentang proteksi diri saat memeriksa

pasien kurang

SOP TB tidak diterapkan oleh petugas

Penggunaan masker masih dianggap tidak etis dan tidak

menghargai pasien

Sterilisasi alat pemeriksaan kurang

Rasa ingin tahu pasien terhadap penyakitnya kurang.

Media informasi untuk menyampaikan informasi tentang TB

kurang

Cara penyampaian informasi tentang TB kurang dipahami

pasien

Biaya operasional tinggi

Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB kurang.

Keterbatasan waktu dalam menyampaikan informasi TB

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

19

20

21

Bahan –bahan untuk kepentingan pemeriksaan laboratorium

kurang

V

V

V

Hasil konfirmasi penyebab complex problem :

Tabel 33. Hasil Konfirmasi penyebab complex problem

No Penyebab masalah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Pengetahuan petugas tentang penyakit TB belum optimal

Kemampuan petugas terbatas

Kondisi yang tidak memungkinkan petugas mengikuti perkembangan teknologi mengenai

penyakit TB

Dana operasional kurang

Sarana dan prasarana Puskesmas kurang memadai

Motivasi kerja petugas kurang

Rasa ingin tahu pasien terhadap penyakitnya kurang

Media informasi untuk menyampaikan informasi tentang TB kurang

Cara penyampaian informasi tentang TB kurang dipahami pasien

Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB kurang.

Keterbatasan waktu dalam menyampaikan informasi TB

Setelah didapatkan penyebab masalah pada simple problem dan complex problem,

(21+11) dilakukan analisa fishbone duri ikan?)

FISH BONE TERLAMPIR DIBAWAH

G. MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB ( METODE PAIRED

COMPARATION )

Setelah konfirmasi (?)didapatkan penyebab masalah (24) sebagai berikut :

1. Petugas kesehatan kurang aktif

2. Petugas kesehatan TB terbatas

3. Pengetahuan petugas kesehatan tentang TB paru belum optimal

4. Petugas kesehatan kurang menjelaskan kepada masyarakat tentang penyakit TB

secara lengkap

5. Cara untuk menarik minat masyarakat untuk tahu tentang penyakit TB kurang menarik

6. Dana kurang

7. Peralatan laboratorium kurang memadai

8. Pembagian tugas kepada petugas tidak jelas

9. Batasan dan tujuan tidak jelas saat perencanaan

10. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral kurang

11. Kurangnya pembinaan peran serta masyarakat

12. Beban kerja antar staf kurang merata dalam melaksanakan tugas

13. Pengawasan atas pelaksanaan program TB kurang

14. Kurangnya evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program TB

15. Target yang ditetapkan oleh depkes terlalu tinggi

16. Kemampuan petugas terbatas

17. Kondisi yang tidak memungkinkan petugas tidak mengikuti perkembangan teknologi

18. Sarana dan prasarana Puskesmas kurang memadai

19. Motivasi kerja petugas kurang

20. Rasa ingin tahu pasien terhadap penyakitnya kurang

21. Media informasi untuk menyampaikan informasi tentang TB kurang

22. Cara penyampaian informasi tentang TB kurang dipahami pasien

23. Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB kurang.

24. Keterbatasan waktu dalam menyampaikan informasi TB

Analisa prioritas penyebab masalah di atas menggunakan Metode Paired Comparation.

Tabel 34. Tabel Paired Comparation

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1

1

12 1

3

14 1

5

16 17 1

8

19 2

0

21 2

2

23 2

4

1 1 3 4 5 6 7 1 9 10 1

1

1 1 1 1

5

16 1 1 19 1 1 2

2

23 1 10

2 3 4 5 6 2 2 9 10 1

1

2 1

3

14 1

5

2 2 2 19 2

0

21 2

2

23 2

4

6

3 3 5 6 3 3 9 10 1

1

3 1

3

3 1

5

16 3 3 19 2

0

3 2

2

23 3 9

4 4 4 4 4 4 4 1

1

4 4 4 1

5

4 4 4 19 2

0

4 4 23 2

4

14

5 5 5 5 9 5 1

1

5 5 5 1

5

5 17 5 19 2

0

5 5 23 2

4

11

6 6 6 9 6 6 6 6 6 1

5

6 6 6 6 2

0

6 6 23 6 14

7 7 9 10 1

1

12 1

3

14 1

5

16 17 1

8

19 2

0

21 2

2

23 2

4

1

8 8 10 1

1

12 8 8 1

5

16 17 8 19 2

0

21 2

2

23 8 5

9 9 1

1

9 9 9 1

5

16 17 1

8

19 2

0

21 2

2

23 2

4

4

10 1

0

10 1

0

10 1

5

16 10 1

0

19 2

0

21 2

2

23 1

0

7

11 11 1

1

11 1

5

11 11 1

1

19 2

0

11 1

1

23 1

1

9

12 1

2

12 1

5

16 12 1

8

19 2

0

21 2

2

23 1

2

4

13 13 1

5

16 17 1

8

19 2

0

21 2

2

23 2

4

1

14 1

5

16 17 1

8

19 2

0

21 2

1

22 2

4

0

15 16 15 1

5

19 2

0

15 2

2

23 2

4

3

16 16 1

6

19 2

0

21 2

2

23 1

6

3

17 1

8

19 2

0

21 2

2

23 2

4

0

18 19 2

0

21 2

2

23 1

8

1

19 2 19 2 23 1 2

0 2 9

20 20 2

2

20 2

0

3

21 2

2

21 2

1

1

22 22 2

2

2

23 2

3

1

24 9

Tabel 35. Tabel Pareto

No Penyebab Masalah N %N

Kumulatif

%

Kumulatif

4 Petugas kesehatan kurang

menjelaskan kepada masyarakat

tentang penyakit TB secara lengkap

14 11,67 14 11,67

6 Dana kurang 14 11,67 28 23,34

5 Cara untuk menarik minat

masyarakat untuk tahu tentang

penyakit TB kurang menarik

11 9,17 39 32,51

1 Petugas kesehatan kurang aktif 10 8,34 49 40,85

3 Pengetahuan petugas kesehatan

tentang TB paru belum optimal

9 7,5 58 48,35

11 Kurangnya pembinaan peran serta

masyarakat

9 7,5 67 55,85

24 Keterbatasan waktu dalam

menyampaikan informasi TB

9 7,5 76 63,35

10 Koordinasi lintas program dan lintas

sektoral kurang

7 5,83 83 69,18

2 Petugas kesehatan TB terbatas. 6 5 89 74,18

8 Pembagian tugas kepada petugas

tidak jelas

5 4,17 94 78,35

12 Beban kerja antar staf kurang

merata dalam melaksanakan tugas

4 3,33 98 81,68

9 Batasan dan tujuan tidak jelas saat

perencanaan

4 3,33 102 85,01

15 Target yang ditetapkan oleh depkes

terlalu tinggi

3 2,5 105 87,51

16 Kemampuan petugas terbatas 3 2,5 108 90,01

20 Rasa ingin tahu pasien terhadap

penyakitnya kurang

3 2,5 111 92,51

19 Motivasi kerja petugas kurang 2 1,67 113 94,18

22 Cara penyampaian informasi tentang

TB kurang dipahami pasien

2 1,67 115 95,85

7 Peralatan laboratorium kurang

memadai

1 0,83 116 96,68

13 Pengawasan atas pelaksanaan

program TB kurang

1 0,83 117 97,51

18 Sarana dan prasarana Puskesmas

kurang memadai

1 0,83 118 98,34

21 Media informasi untuk menyampaikan 1 0,83 119 99,17

informasi tentang TB kurang

23 Pemahaman masyarakat tentang

penyakit TB kurang

1 0,83 120 100

JUMLAH 120 100 120 100

Grafik 2. Diagram Paretto

4 6 5 1 3 11 24 10 2 8 120

20

40

60

80

100

FrekuensiFrekuensi Kumu-latifSeries3

Berdasarkan analisa penyebab masalah dengan cara Metode Paired Comparation

didapatkan prioritas penyebab masalah (13 ?) sebagai berikut :

1. Petugas kesehatan kurang menjelaskan kepada masyarakat tentang penyakit TB secara

lengkap

2. Dana kurang

3. Kurangnya pembinaan peran serta masyarakat

4. Pengetahuan petugas kesehatan tentang TB paru kurang

5. Cara untuk menarik minat masyarakat untuk tahu tentang penyakit TB kurang menarik

6. Petugas kesehatan kurang aktif

7. Keterbatasan waktu dalam menyampaikan informasi TB

8. Petugas kesehatan kurang.

9. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral kurang

10. Beban kerja antar staf kurang merata dalam melaksanakan tugas

11. Target yang ditetapkan oleh depkes terlalu tinggi

12. Petugas kurang terlatih

13. Pembagian tugas kepada petugas tidak jelas

H. PEMECAHAN MASALAH

H.1 Pemecahan simple problem secara langsung

1. Sosialisasi SOP TB Paru kepada petugas

2. Pemberian panutan kedisiplinan dari pimpinan kepada petugas Puskesmas

3. Evaluasi pelaksanaan SOP TB secara rutin

4. Melengkapi dan pengecekan seluruh sarana dan prasarana Puskesmas

5. Memberikan pelatihan - pelatihan tentang penyakit TB kepada petugas

H.2 Alternatif pemecahan masalah

Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah dilakukan intervensi terhadap

ketigabelas penyebab utama masalah tersebut di atas yang mempunyai nilai kumulatif sebesar

82,84%. ( ? )

Alternatif pemecahan masalah (curah pendapat):

1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan Puskesmas tentang

penyakit TB

2. Menambah pemasukan dana puskesmas untuk program peningkatan cakupan suspect

TB paru

3. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat untuk ikut mendukung program puskesmas

untuk meningkatkan cakupan suspect TB paru.

4. Meningkatkan motivasi kerja petugas kesehatan Puskesmas

5. Menambah jumlah petugas kesehatan TB dan penegasan tugas masing -masing .

6. Meningkatan kerjasasama lintas program dan lintas sektoral.

I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,

dilakukan melalui langkah - langkah yaitu:

1. Menetapkan tujuan atau sasaran keputusan

2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan.

3. Menetapkan bobot kriteria keinginan (1-10)

4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai tujuan

5. Scoring alternatif pemecahan masalah dengan cara :

memakai kriteria mutlak

Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan sedangkan yang lulus dilanjutkan ke

matriks kriteria keinginan.

Matriks kriteria keinginan ;

o Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria

keinginan yang ada.

o Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria yang bersangkutan

o Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan sementara.

6. Menetapkan keputusan sementara.

7. Penentu keputusan tetap setelah mempertimbangkan :

Tingginya jumlah nilai alternatif.

Kemampuan untuk mengatasi konsekuensi.

Tujuan dan Sasaran

Tabel 36. Tujuan dan sasaran Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan Tujuan Sasaran

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas

kesehatan Puskesmas tentang penyakit TB

Agar petugas dapat memberikan informasi secara lengkap tentang penyakit TB

kepada masyarakat

Semua Petugas Kesehatan terkait Puskesmas

Tempuran

Menambah pemasukan dana puskesmas untuk program peningkatan

cakupan suspect TB paru

Peningkatan dana operasional untuk program peningkatan

cakupan suspect TB paru

Dinkes

Meningkatkan peran serta aktif masyarakat untuk ikut

mendukung program puskesmas untuk

meningkatkan cakupan suspect TB paru.

Peningkatan peran serta masyarakat untuk mendukung

program puskesmas untuk meningkatkan cakupan suspect

TB paru.

Penduduk desa dalam wilayah kerja puskesmas

tersebut

Meningkatkan motivasi kerja petugas kesehatan

Puskesmas

Peningkatan motivasi kerja petugas kesehatan puskesmas

Semua Petugas Kesehatan terkait Puskesmas

Tempuran

Menambah jumlah petugas kesehatan TB dan

penegasan tugas masing -masing

Penambahan jumlah petugas kesehatan TB dan penegasan

tugas masing -masing

Penduduk desa dalam wilayah kerja puskesmas

tersebut

Meningkatan kerjasama lintas program dan lintas

sektoral.

Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral

Sektor luar yang terkait

Antar bagian dalam puskesmas

Kriteria Mutlak dan kriteria keinginan

Kriteria mutlak

1. Petugas yang terlatih

2. Dana yang dibutuhkan kurang dari Rp 200.000 / kegiatan

Kriteria keinginan

1. Biaya pelaksanaan murah

2. Mudah pelaksanaan

3. Berkesinambungan

Inventarisasi alternatif –alternatif

Mengadakan pelatihan penyakit Tb (1)

Mengikutsertakan petugas TB pada seminar- seminar dan pelatihan tentang penyakit

TB(2)

Mengajukan permohonan penambahan dana kepada Dinkes(3)

Meningkatkan penyuluhan ttg penyakit TB secara rutin kepada masyarakat(4)

Mengadakan penyuluhan dan pemberian informasi tentang penyakit TB dengan cara

yang menarik (5)

Membentuk kader TB(6)

Pemberian insentif atas kerja petugas kesehatan puskesmas(7)

Memberikan kemudahan petugas kesehatan dengan menggunakan fasilitas yang ada

untuk menunjang program yang akan dilaksanakan(8)

Perekrutan kader desa untuk membantu pelaksanaan penyuluhan TB(9)

Penegasan dan pemerataan tugas masing – masing sesuai dengan porsinya(10)

Meningkatkan kerjasama dengan dinas pendidikan melalui program UKS(11)

Meningkatan kerjasama dengan program KIA untuk menemukan kasus suspect TB pada

anak –anak(12)

Scoring alternatif pemecahan masalah

Kriteria mutlak

Tabel 37. tabel scoring kriteria mutlak

Kr.mutlak 1 2 3 4 5 6(7 ? )

Petugas

terlatih1 0 1 1 1 1

Dana ≤

200.0001 1 1 0 1 0

L/TL L TL L TL L TL

Bobot dari kriteria keinginan

Tabel 38. tabel kriteria keinginan

Kriteria keinginan Bobot

Biaya pelaksanaan murah 10

Mudah pelaksanaan 8

Berkesinambungan 7

Kriteria keinginan

Tabel 39. Tabel scoring keinginan

Kr.keinginan 1 3 5

Biaya pelaksanaan murah 10 x 9 = 90 10 x 8 =80 10 x 7=70

Mudah pelaksanaan 8 x 8 =64 8 x 7=56 8 x 6=48

Berkesinambungan 7 x7 = 49 7 x 7=49 7 x 5=35

Total 203 193 169

J. KEPUTUSAN SEMENTARA

Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk

sementara digunakan alternatif pemecahan masalah pertama yaitu meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan Puskesmas tentang penyakit TB sehingga

diharapkan cakupan suspect TB di wilayah kerja Puskesmas Tempuran akan meningkat

K. KEPUTUSAN TETAP

Diputuskan untuk menggunakan alternatif pemecahan masalah pertama yaitu

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan Puskesmas tentang

penyakit TB sehingga diharapkan cakupan suspect TB di wilayah kerja Puskesmas Tempuran

akan meningkat

Man

No. Usulan Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Tempat Metode Tolak Ukur

1 Kegiatan Pelatihan

petugas kesehatan

tentang penyakit

TB Paru

Meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan

petugas tentang

penyakit TB paru

Staff

Puskes

Mas

1 bulan Petugas

medis dan

paramedis

puskesmas Puskesmas

Tempuran

Diskusi dan

pelatihan

ketrampilan

petugas kesehatan

menjadi lebih

terlatih dalam

menangani pasien

suspect Tb paru

dan

pengetahuannya

meningkat

2 Pengiriman

petugas kesehatan

untuk mengikuti

seminar – seminar

tentang penyakit

TB Paru

Meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan

petugas tentang

penyakit TB paru

Staff

Puskes

mas

1 bulan Petugas

medis dan

paramedis

puskesmas Menyesuaika

n

pelatih Diagram 2. Analisa Penyebab Masalah Mutu Pelayanan Puskesmas dengan Fish Bone Analisis

Pengetahuan

petugas kesehatan

tentang TB paru

meningkat

K. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Table 40. Tabel Rencana pelaksanaan kegiatan Peningkatan Cakupan Suspect TB Paru( ?)

70

Kondisi yang tidak memungkinkan Petugas

mengikuti perkembangan

petugas kurang

Pemahaman masyarakat ttg

Penyakit TB kurang71

Man Metode

Pengetahuan petugas tentang penyakit TB belum

optimal

Keterbatasan waktu dlm penyampaian informasi TB di poliklinik

Kondisi yang tidak memungkinkan Petugas

mengikuti perkembangan

Motivasi kerja petugas kurang

Cara penyampaian informasi ttg TB kurang

bisa dipahami pasien

Diagram 2. Analisa Penyebab Masalah Mutu Pelayanan Puskesmas dengan Fish Bone Analisis

72

Money

Media informasi yg digunakan untuk

menyampaikan informasi ttg TB kurang

Lingkungan

Rasa ingin tahu pasien terhadap

penyakitnya

Sarana dan prasarana kurang memadai

Pemahaman masyarakat ttg

Penyakit TB kurang

Rendahnya cakupan Suspect

TB sebesar 17.21% di wilayah Puskesmas

Tempuran pada Bulan Jan – Juli

Machine

Dana operasional kurang

Kemampuan Petugas terbatas

73

74

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan data bulan Januari-Juli 2007 yang telah dikumpulkan di Puskesmas Tempuran

didapatkan 14 masalah.

2. Dari hasil identifikasi masalah didapatkan prioritas masalah yaitu rendahnya cakupan suspect TB

paru sebesar 17,21%.

3. Berdasarkan metode Paired Comparison dan Paretto didapatkan penyebab utama cakupan

rendahnya cakupan suspect TB tersebut dikarenakan petugas kesehatan kurang menjelaskan

kepada masyarakat tentang penyakit TB secara lengkap.

4. Keputusan tetap untuk memecahkan masalah rendahnya cakupan suspect TB paru di Puskesmas

Tempuran dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas Puskesmas tentang

penyakit TB sehingga cakupan suspect TB meningkat.

5. Rencana Usulan Kegiatan berdasarkan keputusan tetap tersebut adalah kegiatan pelatihan bagi

petugas kesehatan tentang penyakit TB paru dan pengiriman petugas kesehatan untuk

mengikuti seminar-seminar tentang penyakit TB paru.

A. SARAN

1. Untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan suspect TB di wilayah Puskesmas Tempuran, kami

menyarankan kepada Puskesmas hal – hal sebagai berikut :

a. Petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penyakit

TB.

75

b. Disarankan penambahan dana Puskesmas untuk program peningkatan cakupan suspect TB.

c. Diharapkan dapat lebih meningkatkan dan membina peran serta aktif masyarakat dalam

mendukung program peningkatan cakupan suspect TB.

d. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja para petugas kesehatannya.

76