crs ischialgia ie2

40
Case Report Session ISCHIALGIA Oleh Fitri Amalia 0910312104 Preseptor: Dr. Dini Andri Utami KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II

Upload: ieamalia

Post on 27-Jan-2016

362 views

Category:

Documents


43 download

DESCRIPTION

crs rotasi 2

TRANSCRIPT

Page 1: CRS Ischialgia Ie2

Case Report Session

ISCHIALGIA

Oleh

Fitri Amalia 0910312104

Preseptor:

Dr. Dini Andri Utami

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PUSKESMAS KURANJI

PADANG

2015

Page 2: CRS Ischialgia Ie2

BAB I

PENDAHULUAN

Ischialgia menurut bahasa yaitu ischias artinya serangan pangkal paha atau nyeri

di daerah pangkal paha (nervus ischiadicus).1 Prevalensi ischialgia diperkirakan 5%-10%

pasien dengan nyeri pinggang bawah mengalami ischialgia. Prevalensi tahunan ischialgia

diskogenik dalam populasi umum berkisar 2,2%. 2 Ditinjau dari segi anatomik, ischialgia

terjadi karena perangsangan terhadap radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus. 3

Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks

posterior L.4 sampai dengan S.3.3

Selain anamnesis keluhan ischialgia yang khas, diagnosis ischialgia juga

didukung dengan pemeriksaan fisik khusus seperti lasegue, kontra lasegue, patrick,

kontra patrick, valsava, naffziger, bragard dan sincard. 3,4 Penatalaksanaan pasien

ischialgia cukup secara konservatif dan simtomatik, namun pada keadaan khusus

mungkin diperlukan tindakan operatif. 4, 5

Page 3: CRS Ischialgia Ie2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Ischialgia

Ischialgia adalah gejala nyeri yang timbul akibat perangsangan nervus

ischiadicus.6 Pada keadaan ini timbul rasa nyeri dan kesemutan sepanjang cabang saraf

yang tertekan. Secara harafiah ischias artinya serangan pangkal paha atau nyeri di daerah

pangkal paha (nervus ischiadicus).1 Jadi dapat disimpulkan ischialgia sebagai nyeri yang

berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke bagian

posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.3

Gambar 1.1 Penjalaran nyeri ischialgia7

Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:6

1. Nyeri pinggang bawah akibat trauma pada unsur miofasial atau pada komponen

keras susunan neuro musculoskeletal

2. Nyeri pinggang bawah akibat proses degeneratif yang mencakup spondilosus,

HNP, stenosis spinalis, dan osteoarthritis

3. Nyeri pinggang bawah akibat penyakit inflamasi yaitu astritis rheumatoid dan

spondilitis angkilopoetika

Page 4: CRS Ischialgia Ie2

4. Nyeri pinggang bawah akibat gangguan metabolisme atau low back pain

osteoporotik

5. Nyeri pinggang bawah akibat neoplasma

6. Nyeri pinggang bawah sebagai reffered pain

7. Nyeri pinggang bawah akibat gangguan sirkulatorik

Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta nyeri

radikuler sepanjang nervus ischiadicus.3

1.2 Epidemiologi dan Faktor Risiko2

Prevalensi ischialgia diperkirakan 5%-10% pasien dengan nyeri pinggang bawah

mengalami ischialgia. Prevalensi tahunan ischialgia diskogenik dalam populasi umum

berkisar 2,2%.

Faktor risiko individu dan pekerjaan telah dilaporkan, termasuk usia, berat

badan, tinggi badan, stres mental, merokok dan paparan getaran kendaraan. Bukti bahwa

terdapat hubungan antara ischialgia dengan jenis kelamin dan aktivitas masih

diperdebatkan.

1.3 Etiologi dan Patofisiologi

Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari

radiks posterior L.4 sampai dengan S.3. Lesi iritatif dapat mengakibatkan ischialgia pada

tingkat tertentu.3

- Pada tingkat diskus intervertebral antara L.4 sampai dengan S.1 dapat terjadi

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis.

- Pada perjalanan permukaan dalam dari pelvis, n. Ischiadicus dapat terlibat

dalam artritis sakroiliaca atau bursitis m. Piriformis

- Disekitar sendi panggul n. Ischiadicus dapat terlibat dalam peradangan

entrapment neuritis

Ditinjau dari segi anatomik, ischialgia terjadi karena perangsangan terhadap

radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus. Dalam hal ini lesi yang paling sering

ditemukan adalah protrusio discus intervertrebralis. Ischialgia semacam ini dikenal

Page 5: CRS Ischialgia Ie2

sebagai ischialgia dikogenik. Selain itu ischialgia dapat timbul karena gangguan non

diskogenik, yaitu akibat perangsangan serabut-serabur sensorik perifer yang menyusun

nervus ischiadicus sehingga ischialgia dapat dibagi dalam : 2,3,8

1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus

(HNP)

2. Ischialgia mekanik

a. Spondiloarthrosis defermans

b. Spondilolistetik

c. Tumor cauda

d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral

e. Fraktur corpus lumbosakral

f. Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga

panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.

3. Ischailgia non mekanik (medik)

a. Radikulitis tuberkulosa

b. Radikulitas luetika

c. Adhesi dalam ruang subarachnoidal

d. Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus

e. Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya

Beberapa jenis ischialgia akibat berbagai lesi iritatif : 2,3

1. Ischialgia sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks dapat berupa

nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis (HNP) atau

serpihannya, osteofit pada spondilosis servikal atau spondilitis angkilopoetika,

herpes zoster ganglion spinale L4 atau L5 ataupun S1, tumor di dalam kanalis

vertebralis dan sebagainya.

Page 6: CRS Ischialgia Ie2

Gambar 1.2 Herniasi Nukleus Pulposus

Gambar 1.3 Herniasi Nukleus Pulposus7

2. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

Dalam perjalanan ke tepi nervus iskiadikus dapat terperangkap dalam proses

patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya, berikut beberapa

proses patologik tersebut :

a. Pleksus lumbosakralis dapat diinfiltrasi oleh sel-sel sarkoma retroperitoneal,

karsinoma ovarii atau karsinoma uteri

b. Di garis persendian sakroiliaka komponen-komponen pleksus lumbosakralis

yang sedang membentuk nervus iskiadikus dapat terlibat dalam proses radang

(sakroilitis)

c. Di foramen infrapiriformis nervus iskiadikus dapat terjebak oleh bursitis

muskulus piriformis

Page 7: CRS Ischialgia Ie2

d. Nervus iskiadikus dapat terjebak dalam bursitis di sekitar trokanter mayor

femoris

e. Nervus iskiadikus dapat terganggu oleh adanya metastasis karsinoma prostat

di tuber iskii

3. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer

Gejala utama neuritis iskiadikus primer adalah nyeri yang dirasakan

bertolak dari daerah sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen

infrapiriforme atau insisura iskiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n.

iskiadikus dan lanjutannya pada nervus tibialis dan nervus peroneus komunis.

Ischialgia ini mudah disembuhkan dengan NSAID, yang disebut ischialgia

beninge. Tetapi tanpa pengobatan pun ischialgia ini dapat sembuh secara spontan,

yang disebut ischialgia rematoid.

1.4 Anatomi Fisiologi 9, 10

Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :

o Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )

o Lumbal ( Pinggang Atas )

o Lumbal sacral ( Pinggang bawah )

o Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )

o Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )

Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas,

tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan

maka sangat berpotensi menjadi ischialgia.

N. ischiadicus akan keluar dari gluteus maximus pada pertengahan antara

tuberositas ischii dan trochanter dan berjalan melalui collum femoris, sepanjang paha

bagian belakang sampai fossa popliteal.

Page 8: CRS Ischialgia Ie2

Gambar 1.4 Nervus Iskiadikus8

Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki

percabangan antara lain:

o N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula

o N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal

o N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah

o N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles

o N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki

Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan

gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara

bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar

daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang

relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan

mereka sebagai sendi pendukung akan menyebabkan penyakit yang karakteristik unik

pada daerah yang bersangkutan. Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai

Page 9: CRS Ischialgia Ie2

jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian

menekan akar saraf.

Gambar 1.5 Pola dermatomal9

N. Ischiadicus mempersarafi:

o M. Semitendinosus

o M. Semimbranosus

o M. Biceps Femoris

o M. Adduktor Magnus

N. Poroneus Mempersarafi

o M. tibialis anterior

o M. ekstensor digitorum longus

o M. ekstensor halluci longus

o M. digitorum brevis

o M. poroneus tertius

Page 10: CRS Ischialgia Ie2

N. Tibialis Mempersarafi

o M. gastrocnemius

o M. popliteus

o M. soleus

o M. plantaris

o M. tibialis posterior

o M. fleksor digitorum longus

o M. fleksor hallucis longus

1.5 Diagnosis

1.5.1 Gambaran klinis

Gejala paling utama adalah nyeri tungkai menjalar dan menyebabkan gangguan

aktivitas. Pola umum ischialgia adalah sebagai berikut:3

1. Nyeri seperti sakit gigi atau ”nyeri nod-nodoan seperti bisul mau pecah” atau

linu nyeri hebat dirasakan bertolak dari tulang belakang sekitar daerah

lumbosakral dan menjalar menurut perjalanan nervus iskiadikus dan

lanjutannya pada nervus peroneus komunis dan nervus tibialis.

2. Semakin distal nyeri makin tidak begitu hebat, namun parestesia atau

hipestesia dirasakan. Oleh karena radikslah yang terangsang, maka nyeri dan

parestesia/hipestesia sewajarnya dirasakan di kawasan radiks yang

bersangkutan. Segmentasi dermatoma pada permukaan belakang tungkai tidak

mudah dikenal, akan tetapi di bagian ventral tungkai dan kaki dermatoma

murni radikular L3, L4, L5 dan S1 masih dapat dikenali. Daerah dermatomal

itu disebut autonomous sensory zone.

Yang harus di perhatikan dalam anamnesa antara lain :3,6

1. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan,

dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan

faktor yang memperberat rasa nyeri

2. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid seperti

batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik

Page 11: CRS Ischialgia Ie2

3. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau

infeksi

1.5.2 Pemeriksaan Fisik

Adapun data diagnostik fisik yang bersifat umum ialah sebagai berikut : 3,6, 11

1. Inspeksi

Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis

lumbal yang mendatar. Tulang belakang lumbosakral memperlihatkan pembatasan

lingkup gerak

2. Palpasi

Nyeri tekan pada tulang belakang dapat dibangkitkan pada penekanan lamina L4 atau

L5 ataupun S1 sesuai dengan lokasi lesi iritatif

3. Perkusi

Rasa nyeri bila prosesus diketok

4. Reflek

- KPR ↓ dan atau APR ↓

5. Pemeriksaan Ischialgia

a. Tes Lasegue

Dengan tes ini nyeri di pinggang bagian bawah dan sepanjang tungkai dapat

direproduksikan, sehingga sebabnya dapat ditentukan. Test tersebut dilakukan dengan

cara mengangkat tungkai pasien dalam keadaan lurus, untuk menjamin lurusnya tungkai

makan tangan si pemeriksa yang satu mengangkat tungkai dengan memegang pada tumit

pasien sedangkan tangan lain si pemeriksa memegang serta menekan pada lutut pasien.

Fleksi pasif tungkai dalam keadaan lurus di sendi panggul menimbulkan peregangan

nervus iskiadikus.

Apabila salah satu radiks yang menyusun nervus iskiadikus mengalami

penekanan, pembentangan dan sebagai karena HNP atau tumor di kanalis vertebralis,

maka test lasegue membangkitkan nyeri yang berpangkal pada radiks yang terkena dan

menjalar sepanjang perjalanan perifer nervus iskhiadikus.

Tanda lasegue yang positif pada sudut yang dibentuk oleh tungkai yang lurus

dengan permukaan tempat pemeriksa sebelum mencapai 70o adalah pertanda bahwa

Page 12: CRS Ischialgia Ie2

terdapat protusio diskus intervertebralis yang merangsang salah satu akar nervus

iskiadikus.

Gambar 1.5 Tes Lasegue

b. Tanda Kontra Lasegue

Bangkitnya ischialgia pada tungkai yang terkena dapat diprovokasi dengan

mengangkat tungkai yang sehat dalam posisi lurus

c. Tanda Patrick

Pemeriksaan dilakukan dengan cara menempatkan tumit atau maleolus eksterna

tungkai yang sakit pada lutut tungkai lainnya yang dapat menyebabkan bangkitnya nyeri

di sendi panggul kalau diadakan penekanan pada lutut yang difleksikan itu. Pada

ischialgia diskogenik test ini adalah negatif

Gambar 1.6 Tes Patrick

Page 13: CRS Ischialgia Ie2

d. Tanda Kontra Patrick

Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan lokasi patologik di sendi

sakroiliaka jika terasa nyeri di daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai

maupun yang terbatas pada daerah gluteal dansakral saja. Tes ini dilakukan dengan

melipat tungkai yang sakit dan endorotasikan serta aduksikan. Kemudian adakan

penekanan sejenak pada lutus tungkai itu.

e. Tanda Naffziger

Dengan tes ini tekanan intratekal ditinggikan dengan menyuruh pasien mengejan

pada waktu kedua vena jugulare ditekan oleh kedua tangan pemeriksa. Dengan demikian

tekanan intrakranial itu diteruskan sepanjang rongga arakhnoidal medula spinalis. Kalau

terdapat proses desak ruang di kanalis vertebralis (tumor atau HNP), maka radiks yang

terbetan atau teregang mendapat perangsangan pada waktu tes Naffziger dilakukan.

Karena itu akan timbul nyeri radikular yang melintasi kawasan dermatomalnya. Tes ini

dapat dilakukan pada waktu pasien berdiri atau berbaring.

f. Tes Valsava

Tes ini menyebabkan peninggian tekanan intratekal. Bilamana terdapat proses

desak ruang di kanalis vertebralis bagian servikal, maka dengan ditingkatkannya tekanan

intratekal akan bangkit nyeri radikular. Nyeri saraf ini sesuai dengan tingkat proses

patologik di kanalis vertebralis bagian servikal. Caranya dengan menyuruh pasien

mengejan sewaktu pasien menahan nafasnya. Tes ini adalah positif apabila timbul nyeri

radikular yang berpangkal di tingkat leher dan menjalar ke lengan.

g. Tanda Bragard dan Sincard

Tes ini dilakukan dengan mengangkat tungkai dalam sikap lurus kemudian

mendorsofleksikan kaki (Bragard) dan mendorsofleksikan ibu jari kaki (Sincard).

Sewaktu melakukan straight leg raising test peregangan terhadap nervus iskiadikus

dapat diperbesar, sehingga tanda lasegue positif pada derajat yang lebih kecil dan dalam

waktu yang lebih cepat.

1.5.3 Pemeriksaan penunjang

Nyeri pinggang bawah dapat didiagnosa dari manifestasi klinis yang khas, seperti

rasa nyeri, baal, atau parestesia yang mengikuti pola dermatomal. Namun demikian

Page 14: CRS Ischialgia Ie2

gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga untuk menentukan

penatalaksanaan nyeri punggung bawah diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang

antara lain : 3,5,6,12,13,

1. Laboratorium

Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor reumatoid, fosfatase

alkali, kalsium, urin analisis berguna untuk penyakit nonspesifik seperti infeksi.

2. Foto rontgen lumbosakral

Tujuan utama foto rontgen lumbosakral adalah untuk mendeteksi adanya kelainan

struktural. Seringkali kelainan yang ditemukan pada foto rontgen pasien dapat

juga ditemukan pada individu lain yang tidak memiliki keluhan apapun.

3. MRI/CT-scan

MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang utama untuk mendeteksi kelainan

di diskus intervertebralis. MRI selain dapat mengidentifikasi kompresi medula

spinalis dan radiks saraf, juga dapat digunakan untuk mengetahui beratnya

perubahan degeneratif pada diskus intervertebralis. Dibandingkan dengan CT-

scan, MRI memiliki keunggulan, yaitu adanya potongan sagital dan dapat

memberikan gambaran hubungan diskus intervertebra dan radiks saraf yang jelas,

sehingga MRI merupakan prosedur skrining yang ideal untuk menyingkirkan

diagnosa banding gangguan struktular pada medula spinalis dan radiks saraf.

CT-scan dapat memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan

baik, dan memberikan gambaran yang bagus untuk herniasi diskus intervertebra.

Namun demikian sensitivitas CT-scan tanpa myelografi dalam mendeteksi

herniasi masih kurang bila dibandingkan dengan MRI

4. Myelografi

Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomik yang detail, terutama elemen

osseus vertebra. Myelografi merupakan proses yang invasif karena melibatkan

penetrasi pada ruang subarakhnoid. Secara umum myelogram dilakukan sebagai

tes proprioseptif, seringkali dilakukan bersama dengan CT-scan

Page 15: CRS Ischialgia Ie2

1.6 Penatalaksanaan

1. Terapi konservatif 6, 14

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik

pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan.

90% pasien akan membaik dalam waktu 6 minggu, hanya sisanya yang membutuhkan

pembedahan.

Terapi konservatif untuk HNP meliputi:

Tirah baringTujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,

lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot

melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktivitas biasa.

Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut dan

punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra lumbosakral akan

memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.

Medikamentosa

·         Analgetik standar (parasetamol, kodein, dan dehidrokodein yang diberikan

tersendiri atau kombinasi).  NSAID : penghambat COX-2 (ibuprofen, naproxen,

diklofenak). Analgesic kuat : potensi sedang (meptazinol dan pentazosin), potensi kuat

(buprenorfin, dan tramadol), dan potensi sangat kuat (diamorfin dan morfin).

Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat dipertimbangkan

pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.

Terapi fisik

 Traksi pelvis

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti

bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan tirah

baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan penyembuhan.

:Diatermi/kompres panas/dingin

Page 16: CRS Ischialgia Ie2

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot.

Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat

edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin.

Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan untuk

mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis. Sebagai penyangga

korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat mengurangi spasme.

Latihan

Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal pada punggung

seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan

penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot,

mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot,

ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.

Latihan kelenturan

Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya vertebra lumbosakral

tidak sepenuhnya lentur. Keterbatasan ini dapat dirasakan sebagai keluhan “kencang”.

Latihan untuk kelenturan punggung adalah dengan membuat posisi meringkuk seperti

bayi dari posisi terlentang. Tungkai digunakan sebagai tumpuan tarikan. Untuk

menghasilkan posisi knee-chest, panggul diangkat dari lantai sehingga punggung

teregang, dilakukan fleksi bertahap punggung bawah bersamaan dengan fleksi leher dan

membawa dagu ke dada. Dengan gerakan ini sendi akan mencapai rentang

maksimumnya. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 kali gerakan, 2 kali sehari.

Latihan penguatan

·          Latihan pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan belakang dari

posisi berbaring.

·         Latihan menggerakkan tumit: Dari posisi berbaring lutut ditekuk dan kembali

diluruskan dengan tumit tetap menempel pada lantai (menggeser tumit).

·         Latihan mengangkat panggul: Pasien dalam posisi telentang, dengan lutut dan

punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai. Kemudian punggung ditekankan pada lantai

dan panggul diangkat pelan-pelan dari lantai, dibantu dengan tangan yang bertumpu pada

lantai. Latihan ini untuk meningkatkan lordosis vertebra lumbal.

Page 17: CRS Ischialgia Ie2

·         Latihan berdiri: Berdiri membelakangi dinding dengan jarak 10-20 cm, kemudian

punggung menekan dinding dan panggul direnggangkan dari dinding sehingga punggung

menekan dinding. Latihan ini untuk memperkuat muskulus kuadriseps.

·         Latihan peregangan otot hamstring: Peregangan otot hamstring penting karena otot

hamstring yang kencang menyebabkan beban pada vertebra lumbosakral termasuk pada

anulus diskus posterior, ligamen dan otot erector spinae. Latihan dilakukan dari posisi

duduk, kaki lurus ke depan dan badan dibungkukkan untuk berusaha menyentuh ujung

kaki. Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri.

·         Latihan berjinjit: Latihan dilakukan dengan berdiri dengan seimbang pada 2 kaki,

kemudian berjinjit (mengangkat tumit) dan kembali seperti semula. Gerakan ini

dilakukan 10 kali.

·         Latihan mengangkat kaki: Latihan dilakukan dengan menekuk satu lutut, meluruskan

kaki yang lain dan mengangkatnya dalam posisi lurus 10-20 cm dan tahan selama 1-5

detik. Turunkan kaki secara perlahan. Latihan ini diulang 10 kali. Proper body

mechanics: Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk

mencegah terjadinya cedera maupun nyeri.

Beberapa prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak

dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.

Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir

tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan

berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada

paha untuk membantu posisi berdiri.

Pada posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan

menggeser posisi panggul.

Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan

diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.

Page 18: CRS Ischialgia Ie2

Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak

jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan

otot perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat dengan cara

meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat

mungkin dengan dada.

Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan

kaki harus berubah posisi secara bersamaan.

Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok

dengan wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani

punggung saat bangkit.

Dengan melakukan latihan setiap hari, atau setidaknya 3-4 kali/minggu secara

teratur maka diperkirakan dalam 6-8 minggu kekuatan akan membaik sebanyak 20-40%.

2. Terapi operatif 5

Apabila sering terjadi kekambuhan pada penderita ischialgia yang sudah dilakukan

terapi konservatif atau bila kasus ischialgia karena HNP masih baru namun nyerinya

tidak tertahan atau defisit motorik sudah jelas dan mengganggu maka pertimbangan

untuk operasi atau tidak sebaiknya dibicarakan kepada dokter ahli ahli bedah saraf.

1.7 Prognosis 14

Faktor yang mempengaruhi prognosis berhubungan dengan waktu untuk

kembali bekerja pada pasien ischialgia. Faktor tersebut berupa umur, keadaan umum,

riwayat ischialgia, durasi episode ischialgiua, batas gangguan ischialgia, kecemasan

untuk kembalui kerja, nyeri pinggang dan hasil straight leg raising test. Faktor yang

mempercepat masa untuk kembali bekerja berupa usia muda, keadaan umum baik dengan

batas gangguan ischialgia rendah, ketakutan bekerja sedikit, dan hasil straight leg raising

test negatif. Sementara riwayat ischialgia dengan episode serangan lebih dari 3 bulan,

batas gangguan ischialgia besar, ketakutan untuk kembali bekerja, disertai nyeri pinggang

akan memperlama waktu untuk kembali bekerja, begitupun dengan terapi bedah.

Page 19: CRS Ischialgia Ie2

BAB III

LAPORAN KASUS

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Tn. J / Laki-laki/ 57 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : Pekerja Bangunan/ Tamat SMP

c. Alamat : Kalumbuk

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah Anak : 3 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Kurang mampu , penghasilan Rp.1.000.000/

bulan, pasien juga mendapat uang tambahan dari anak-anaknya sebesar ± Rp

750.000,-

d. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, memiliki kamar 2 buah, 1 ruang makan, 1 ruang dapur,

lantai semen, atap seng, pekarangan cukup luas

- Listrik ada

- Sumber air : sumur

- Ventilasi cukup

- Jamban ada 1 buah, di dalam rumah

- Sampah dikumpulkan dan dibakar

e. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Jumlah penghuni 3 orang, yaitu pasien, istri dan 1 orang anak

- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan dengan keluarga baik

- Faktor stress dalam keluarga (-)

Page 20: CRS Ischialgia Ie2

4. Keluhan Utama

Nyeri pinggang kanan bawah yang semakin meningkat sejak 1 minggu

yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri pinggang kanan bawah yang semakin meningkat sejak 1 minggu

yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan di pinggang kanan kemudian menjalar

ke tungkai kanan dan punggung kaki kanan. Nyeri dirasakan menusuk-

nusuk seperti disentrum. Nyeri sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu,

namun berkurang saat beristirahat dan pasien masih dapat melakukan

aktivitas sehari-hari

Nyeri dirasakan meningkat ketika berjalan, batuk/bersin, mengejan dan

membungkuk. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat atau tidur.

Keluhan disertai rasa kebas pada tungkai kanan dan punggung kaki kanan

Pasien bekerja sebagai pekerja bangunan selama ± 20 tahun dan memiliki

kebiasaan mengangkat beban berat

Riwayat jatuh terduduk tidak ada

Kelemahan anggota gerak tidak ada

Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan.

6. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

- Pasien pernah menderita nyeri pinggang yang menjalar ke kaki

sebelumnya.

- Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti pasien.

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CMC

Nadi : 82x/ menit

Nafas : 20x/menit

TD : 130/70 mmHg

Suhu : 36,8 0C

BB : 56 Kg

Page 21: CRS Ischialgia Ie2

TB : 163 cm

IMT : 21,87

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Kulit : Turgor kulit baik

Dada

Paru

Inspeksi : gerakan simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : dalam batas normal

Auskultasi : irama teratur, bising(-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( -)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Corpus Vertebrae :

Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-)

Palpasi : Nyeri tekan pada otot-otot samping vertebra L5 (+)

Anggota gerak : Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-

Status Neurologis :

1. GCS 15 : E4 M6 V5

2. Tanda rangsangan meningeal :

- Kaku kuduk (-)

- Brudzinsky I (-)

- Brudzinsky II (-)

Page 22: CRS Ischialgia Ie2

- Kernig (-)

3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :

- muntah proyektil (-)

- sakit kepala progresif (-)

4. Nn Kranialis :

- N I : penciuman baik

- N II : reflek cahaya +/+

- N III, IV, VI : pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola mata bebas ke

segala arah

- N V : bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke

kanan

- N VII : bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris

- N VIII : fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada

- N IX, X : arcus faring simetris, uvula di tengah.

- N XI : bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan

- N XII : lidah ,deviasi (-)

5. Motorik : 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

Pemeriksaan kanan kiri

Lassegue + (45o) -

Kontra lassegue - +

Patrick + -

Kontra Patrick + -

Valsava + -

Nafzieger + -

8. Laboratorium : Tidak Dilakukan

9. Pemeriksaan anjuran : foto rontgen lumbo-sakral AP dan Lateral

10. Diagnosis Kerja

Ischialgia dextra e.c. susp HNP

Page 23: CRS Ischialgia Ie2

11. Manajemen

a. Preventif :

- Menjelaskan kepada pasien agar tidak mengangkat beban yang berat. Jika

akan menjangkau benda yang dibawah, harus dengan posisi jongkok dan

punggung tetap diluruskan.

- Meningkatkan konsumsi buah dan sayur

b. Promotif :

- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan,

akan tetapi dapat dikontrol dengan membiasakan dengan pola hidup sehat

c. Kuratif :

Umum:

a. Istirahat yang cukup

b. Pemberian kompres pada otot-otot pinggang.

c. Lakukan peregangan tulang punggung dengan berbaring di lantai yang

datar selama 2-3 minggu, duduk dengan kaki diluruskan dan tangan

berusaha menjangkau ujung-ujung jari, duduk bersidekap ke lutut dan

tempelkan pipi masing-masing lutut, dilakukan pagi hari sebelum

memulai aktifitas dan malam hari setelah beraktifitas seharian.

d. Menggunakan korset lumbosakral untuk aktifitas sehari-hari.

Khusus

i. Natrium diklofenak 2 x 50 mg

ii. Ranitidin 2 x 150 mg

d. Rehabilitatif :

- Kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang

diberikan.

- Fisioterapi :

        Latihan pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan

belakang dari posisi berbaring.

Page 24: CRS Ischialgia Ie2

Latihan menggerakkan tumit: Dari posisi berbaring lutut ditekuk dan

kembali diluruskan dengan tumit tetap menempel pada lantai (menggeser

tumit).

Latihan mengangkat panggul: Pasien dalam posisi telentang, dengan lutut

dan punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai. Kemudian punggung

ditekankan pada lantai dan panggul diangkat pelan-pelan dari lantai, dibantu

dengan tangan yang bertumpu pada lantai. Latihan ini untuk meningkatkan

lordosis vertebra lumbal.

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Kuranji

Dokter : Fitri AmaliaTanggal : 17 November 2015

R/ Natrium diklofenak tab 50 mg No. VISprn (max 2dd tab I) pc £

R/ Ranitidin tab 150 mg No. VI S 2dd tab I ac £_____________________________________

Pro : Tn. JUmur : 57 tahun

Page 25: CRS Ischialgia Ie2

BAB IVDISKUSI

Seorang pasien laki-laki, umur 57 tahun, dibawa berobat ke Puskesmas Kuranji

pada tanggal 17 November 2015, dengan keluhan nyeri pinggang kanan bawah yang

semakin meningkat sejak 1 minggu yang lalu.

Dari anamnesis didapatkan bahwa nyeri pinggang kanan bawah yang semakin

meningkat sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan di pinggang kanan

kemudian menjalar ke tungkai kanan dan punggung kaki kanan. Nyeri dirasakan

menusuk-nusuk seperti disentrum. Nyeri sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, namun

berkurang saat beristirahat dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Nyeri

dirasakan meningkat ketika berjalan, batuk/bersin, mengejan dan membungkuk. Nyeri

berkurang saat pasien beristirahat atau tidur. Keluhan disertai rasa kebas pada tungkai

kanan dan punggung kaki kanan. Pasien bekerja sebagai pekerja bangunan selama ± 20

tahun dan memiliki kebiasaan mengangkat beban berat misalnya batu, pasir, kayu dan

barang-barang berat lainnya. Kelemahan anggota gerak tidak ada. Buang air kecil dan

buang air besar tidak ada keluhan.

Berdasarkan literatur didapatkan beberapa faktor risiko yang sesuai dengan pasien

ini, yaitu umur semakin bertambah resiko semakin tinggi dan jenis kelamin laki-laki lebih

banyak menderita HNP dibanding wanita. Faktor risiko lainnya adalah riwayat

trauma/cedera pada tulang punggung, namun pada pasien ini menyangkal riwayat

tarauma/cedera pada punggung sebelumnya.

Hasil pemeriksaan iskialgia didapatkan hasil sebagai berikut Lassegue (+

(45o)/-), Kontra lassegue (+/-), Patrick (+/-), kontra Patrick (+/-), Nafzieger (+/-).

Page 26: CRS Ischialgia Ie2

Pemeriksaan anjuran : foto rontgen lumbo-sakral AP dan Lateral. Diagnosis kerja

Ischialgia dextra e.c. susp HNP.

Manajemen preventif : Menjelaskan kepada pasien agar tidak mengangkat beban

yang berat. Jika akan menjangkau benda yang dibawah, harus dengan posisi jongkok dan

punggung tetap diluruskan dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Promotif

menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan, akan tetapi

dapat dikontrol dengan membiasakan dengan pola hidup sehat. Kuratif terapi umum

Istirahat yang cukup, Pemberian kompres pada otot-otot pinggang, lakukan peregangan

tulang punggung dengan berbaring di lantai yang datar selama 2-3 minggu, duduk dengan

kaki diluruskan dan tangan berusaha menjangkau ujung-ujung jari, duduk bersidekap ke

lutut dan tempelkan pipi masing-masing lutut, dilakukan pagi hari sebelum memulai

aktifitas dan malam hari setelah beraktifitas seharian, dan menggunakan korset

lumbosakral untuk aktifitas sehari-hari. Terapi khusus yang diberikan adalah natrium

diklofenak 2x1 tablet, ranitidin 2 x 150 mg. Manajemen rehabilitatif : kontrol teratur ke

Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang diberikan dan dianjurkan melakukan

fisioterapi.

Page 27: CRS Ischialgia Ie2

DAFTAR PUSTAKA

1. Kamali A. 1983. Kamus Kedokteran. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta

2. Koes B, Tudler MW, Peul WC. 2007. Diagnosis and treatmentof sciatic. British

Medical Journal, 334(7607)

3. Mardjono M dan Sidharta P.2008. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat:

Jakarta

4. Sidharta, Priguna.2008. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Dian Rakyat:

Jakarta

5. Award JN, Moskovich R. 2008. Lumbar disc herniations: surgical versus

nonsurgical treatment. Clin Orthop Res, 443.

6. Markam S.2000, Neurologi, Penerbit. EGC: Jakarta

7. Ropper AH and Brown RH. 2005. Adam’s and Victor Principles of Neurology.

Eight Edition. McGraw-Hill: Medical Publishing Divission

8. Weinstein JN, Lurie JD, Olson PR, Bronner KK, Fisher ES. United States trend

and regional variations in lumbal spine surgey: 1992-2003. Spine, 73

9. Putz, Renate, Pabst R. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Bagian 2 ed. Ke-

22.EGC: Jakarta

10. Snell, Richard.2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran ed. Ke-6.

EGC: Jakarta

11. Ratnaningsih, DS, Husni A. 2010. Skripsi: Hubungan Antara Skor Laseque’s Test

Dengan Skor Modified Schober Test Pada Penderita Klinis Hernia Nuklesus

Pulposus Lumbalis. FK UNDIP : Semarang

12. Jarvik JG, Deyo RA. 2002. Diagnostic evaluation of low back pain with emphasis

on Imaging. Ann Intern Med, 137

13. Govind J. 2004. Lumbar Radicular Pain. Aus Fam Phys, 33.

14. Hagen KB, Jamtvedt G, Hilde G, Winnem MF. 2005. The Updated Cochrane

review of bedrest for low back pain and sciatica. Spine, 30