daftar masalah askep pre-op bph
DESCRIPTION
ContinueTRANSCRIPT
C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALAH PARAF
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut b/d peningkatan lumen
urethra, ditandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan nyeri di
bagian simpisis, haluaran
urin tidak lancar.
P : Nyeri ketika bergerak dan
bila bagian simpis ditekan
Q : Seperti ditusuk- tusuk
R : Di bagian abdomen bawah
tepatnya di bagian simpisis
dan meatus urethranya.
S : sedang (4-6)
T : Hilang timbul
Do : Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemas
TD : 140/90 mmhg
N : 86 x/m
27-07-15
37
RR : 28 x/m
T : Afebris
2. Ansietas b/d kurangnya informasi
mengenai tindakan invasif
pembedahan, ditandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan bingung
dan tidak mengetahui
tentang prosedur
pembedahan
Do : - wajah pasien tampak tegang
- pasien tampak sering marah
bila terganggu
- pasien tampak gelisah dan
sulit tidur sejak hari pertama
pengkajian
- pasien tampak tidak selera
makan, dan porsi makan
sering tidak habis.
27-07-15 29-07-15
3. Gangguan eliminasi urin b/d
obstruksi saluran kencing (urethra),
ditandai dengan :
27-07-15
38
Ds : -pasien mengatakan nyeri
ketika Bak, Bak tidak lancar
sudah lebih dari 1 bulan
- Pasien mengatakan sering
merasa tidak puas setelah
bak.
Do : - Tampak terpasang selang
kateter.
- volume urin hanya 100-500
cc/hari
D. INTERVENSI KEPERAWATAN.
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
39
1. Nyeri akut b/d peningkatan
lumen urethra, ditandai
dengan :
Ds : Pasien mengatakan
nyeri di bagian
simpisis, haluaran urin
tidak lancar.
P : Nyeri ketika bergerak
dan bila bagian simpis
ditekan
Q : Seperti ditusuk- tusuk
R : Di bagian abdomen
bawah tepatnya di
bagian simpisis dan
meatus urethranya.
S : sedang (4-6)
T : Hilang timbul
Do : Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemas
TD : 140/90 mmhg
Pain Level
Pain Control
Comfort Level
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3x 24
jam , diharapkan, Nyeri akut
b/d peningkatan lumen urethra
teratasi dengan kriteria hasil
sebagai berikut :
1. Mampu Mengontrol nyeri
(mengetahui penyebab
nyeri dan mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologis untuk
menangani nyeri)
2. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan teknik
managemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
GUIDANCE
1. Minta pasien untuk menilai
nyeri atau ketidaknyamanan
pada skala 0-10
2. Lakukan pengkajian nyeri
yang komprehensif meliputi
lokasi, karakter, awitan,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
SUPPORT
1. Bantu pasien
mengidentifikasi tindakan
kenyamanan yang
efektif,seperti distraksi,
relaksasi,dan komprs hangat
dingin
2. lakukan perubahan posisi,
masase punggung dan
relaksasi.
3. Ganti linen tempat tidur bila
perlu
4. Bantu pasien untuk lebih
1. mempertahankan
pola eliminasi yang
optimum
2. Memfasilitasi
pasien agar mampu
mengeluarkan
urinnya dengan
normal
3. Memberikan pasien
rasa nyaman
terutama ketika
hendak berkemih
4. Pencegahan
komplikasi dan
juga mengatasi
gangguan berkemih
secara
farmakologis.
40
N : 86 x/m
RR : 28 x/m
T : Afebris
dan tanda nyeri)
4. menyatakan rasa nyaman
ketika nyeri berkurang
fokus pada aktivitas dan
bukan pada nyeri dan rasa
tidak nyamannya..
TEACHING
1. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (misalnya
umpan balik, relaksasi, Tens,
hipnosis, imajinasi
terbimbing, terapi musik,
distraksi, TAK, dan juga
kompres hangat dan juga
dingin
Dev. Environtment
1. Ciptakan lingkungan yang
aman dan juga nyaman
Colaborativ
1. Kelola nyeri pasca bedah
awal dengan pemberian opiat
trapi analgetik terjadwal.
2. Ansietas b/d kurangnya
informasi mengenai tindakan
invasif pembedahan, ditandai
Tingkat Ansietas
Pengendalian diri terhadap
GUIDANCE
1. Reduksi ansietas :
Menentukan kemampuan
1. Meminimalkan
kekhawatiran,
ketakutan, prasangka,
41
dengan :
Ds : Pasien mengatakan
bingung dan tidak
mengetahui tentang
prosedur pembedahan
Do : - wajah pasien tampak
tegang
- pasien tampak sering
marah bila terganggu
- pasien tampak gelisah
dan sulit tidur sejak hari
pertama pengkajian
- pasien tampak tidak
selera makan, dan
porsi makan sering
tidak habis.
ansietas
Konsentrasi
Koping
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1 x 24 jam
, diharapkan Ansietas b/d
kurangnya informasi mengenai
tindakan invasif pembedahan
teratasi dengan kriteria hasil
sebagai berikut
1. Ansietas berkurang,
dibuktikan oleh bukti :
tingkat ansietas ringan
sampai sedang, dan selalu
menunjukkan
pengendalian diri terhadap
ansietas,konsentrasi dan
koping meningkat.
2. Memiliki TTV dalam
rentang normal
3. Mengkomunikasikan
pengambilan keputusan
pasien
2. kaji dan dokumentasikan
tingkat kecemasan pasien
termasuk reaksi fisik di
setiap aktivitas.
SUPPORT
1. Beri dorongan pada pasien
untuk mampu
mengungkapkan secara
verbal pikiran dan juga
perasan untuk
mengeksternalisasikan
ansietas.
2. Bantu pasien untuk
memfokuskan ke situasi saat
ini, sebagai cara untuk
mengidentifikasi mekanisme
koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi ansietas
3. Berikan penguatan positif
ketika pasien mampu
atau prasaan tidak
senang yang
berhubungan dengan
sumber bahaya yang
diaktivasi dan tidak
jelas.
2. Membantu pasien
ungtuk mampu
beradaptasi dengan
persepsi stresor,
perubahan atau
ancaman yang
menghambat
pemenuhan tuntutan
dan juga peran.
3. Mencegah serangan
kepanikan akibat dari
keluarga
4. Mencegah serangan
ansietas dan membuat
pasien lebih rileks
42
kebutuhan dan perasaan
negatif secara tepat
meneruskan aktivitasnya
dengan baik.
TEACHING
1. Ajarkan anggota keluarga
bagaimana membedakan
antara serangan panik dan
gejala serangan penyakit
fisik
DEV. ENVIRONTMENT
1. Ciptakan lingkungan yang
aman dan juga nyaman serta
singkirkan sumber-sumber
ansietas jika memungkinkan
COLABORATION
1. Berikan obat penurun
ansietas bila perlu.
5. Meminimalkan
kekhawatiran dan
perasaan tidak senang.
3. Gangguan eliminasi urin b/d
obstruksi saluran kencing
(urethra), ditandai dengan :
Ds : -pasien mengatakan nyeri
Kontinuitas urine
Eliminasi urine
Setelah dilakukan intervensi
GUIDANCE
1. Pantau eliminiasi urin
meliputi frekuensi,
konsistensi, bau, warna, dan
1. Mempertahankan pola
eliminasi yang optimum
2. Memfasilitasi pasien
agar mampu
43
ketika Bak, Bak tidak
lancar sudah lebih dari 1
bulan
- Pasien mengatakan
sering merasa tidak puas
setelah bak.
Do : - Tampak terpasang
selang kateter.
- volume urin hanya 100-
500 cc/hari
- blass teraba penuh.
keperawatan selama 3x 24
jam , diharapkan Gangguan
eliminasi urin b/d obstruksi
saluran kencing (urethra)
dengan kriteria hasil sebagai
berikut :
1. Menunjukkan kontinesia
urin yang dibuktikan
dengan indikator
selalu,sering,kadang,jara
ng, atau tidak pernah
ditunjukkan )
- Infeksi saluran kemih
- Eliminasi urin tidak
terganggu
- Tidak ada hematuria
- Bau, jumlah, dan warna
urin dalam rentang yang
diharapkan.
volume
2. Kumpulkan spesimen urin
tengah untuk urinalis bila
perlu
SUPPORT
1. Bantu pasien menyususn
rencana untuk meningkatkan
fungsi perkemihan
2. Pasang kateter urine bila
perlu
TEACHING
1. Ajarkan pasien untuk minum
minimal 250 cc/hari pada
saat makan, diantara waktu,
dan di awal petang
2. Instruksikan pasien untuk
merespon segera terhadap
kebutuhan eliminasi bila
perlu
3. Ajarkan dan informasikan
klien mengenai tanda dan
gejala Isk . (Infeksi Saluran
mengeluarkan urinnya
secara normal.
3. membantu pasien unutk
mendapatkan rasa aman
dan juga nyamannya
terutama ketika hendak
berkemih.
4. Pencegahan komplikasi
dan juga mengatasi
gangguan berkemih
secara farmakologis.
44
Kemih)
DEV. ENVIRONTMENT
1. Ciptakan lingkungan yang
aman dan juga nyaman serta
singkirkan sumber-sumber
ansietas jika memungkinkan
COLABORATION
1. Rujuk ke dokter bila
diketemukan tanda dan juga
gejala infeksi berkemih.
E. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI
HARI PERTAMA
NOTANGGAL
DAN JAMCATATAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
DAN EVALUASIPARAF
DX 1. 27-07-15
08.00-10..00
1. Mengkaji pola nyeri pasien,durasi, dan juga
karakteristiknya,
R/ Nyeri Pasien hilang timbul,muncul ketika
pasien bergerak di tempat tidur, durasi 5 menit
S = Pasien mengatakan masih
merasa nyeri di bagian
abdomen tepatnya dibagian
syimpisis
45
dan seperti ditusuk tusuk
2. Mengobservasi TTV pasien
R/
TD : 140/90 mmhg
N : 90x/menit
S : Afebris
RR : 20 x/menit
GDP : 469
3. Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan
nafas dalam
R/ Pasien mengikuti instruksi, pasien tampak
lebih tenang setelah latihan nafas dalam
4. Menginstruksikan kepada pengunjng untuk tidak
memadati ruangan perawatan
R/ Pengunjung mengikuti dan meninggalkan
ruangan
5. Pasien diberikan injeksi
Dexametason 2 x 1 amp (5 mg)
Terapi Rl 20 Tpm
P : Nyeri ketika bergerak di
tempat tidur
Q : Seperti di tusuk –tusuk
R : Dibagian simpisis dan
bagian meatus urethra
S : Sedang ( 4-6)
T : Hilang timbul
O = Pasien tampak meringis bila
bergerak di tempat tidur
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemas
A = Masalah belum teratasi.
P = Intervensi 1,2,3,,5 dilanjutkan
46
Tranexid 3x1 amp (50mg)
Hasil kolaborasi dengan dokter
DX 2. 27-07-15
08.00-10.00
1. Mengkaji kajian tingkat kecemasan pasien
R/ kecemasan pasien dlam tingkat sedang, hanya
terjadi penyempitan persepsi dan kurang fokus
dalam berkomunikasi.
2. Memberikan dorongan pada pasien agar mau
mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan
R/ pasien mengatakan cemas karena takut proses
pembedahan tidak berjalan dengan lancar dan
takut nyeri bertambah berat.
S = Pasien mengatakan masih takut
dengan perencanaan proses
prostatektomy
O = pasien tampak gelisah dan juga
tampak menghindar bila
ditanya perihal perasaannya.
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi 1,2, dilanjutkan
DX 3. 27-07-15
08.00-10.00
1.Mengkaji pola eliminasi
frekuensi,konsistensi,volume,warna urine
R/pasien berkemih via kateter, volume urine 100-
500 cc/hari, warna agak kemerahan, konsistensi
pekat
2. Memasangkan kateter urin sesuai dengan ukuran
yang di anjurkan
R/ haluaran urin tampak tidak lancar, warna pekat,
dan tampak kemerahan.
S = Pasien mengatakan haluaran
urin tidak lancar , pasien
mengatakan nyeri pada
bagain yang terpasang
kateter,
Pasien mengatakan merasa
tidak puas setelah bak
O = Tampak terpasang selang
47
3. Merujuk ke dokter untuk diberikan terapi lanjutan
karena ditemukan tanda dan gejala infeksi kemih
R/ Pasien diberikan injeksi ceftriaxon 3 x1 gr,
tidak ada alergi pasca skin test.
kateter.
- volume urin hanya 100-500
cc/hari
- blass teraba penuh.
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi 1, 2, 3, dilanjutkan
HARI KEDUA
NOTANGGAL
DAN JAMCATATAN KEPERAWATAN
CATATANG PERKEMBANGAN
DAN EVALUASIPARAF
DX 1. 28-07-15
08.00-10.00
1. Mengkaji pola nyeri pasien,durasi, dan juga
karakteristiknya,
R/ Nyeri Pasien hilang timbul,muncul ketika pasien
bergerak di tempat tidur, durasi 5 menit dan seperti
ditusuk tusuk
2. Mengobservasi TTV pasien
R/
TD : 140/90 mmhg
N : 90x/menit
S = Pasien mengatakan masih
merasa nyeri di bagian
abdomen tepatnya dibagian
syimpisis
P : Nyeri ketika bergerak di
tempat tidur
Q : Seperti di tusuk –tusuk
R : Dibagian simpisis dan bagian
meatus urethra
48
S : Afebris
RR : 20 x/menit
GDP : 469
3 Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan nafas
dalam
R/ Pasien mengikuti instruksi, pasien tampak lebih
tenang setelah latihan nafas dalam, ,pasien mengikuti
instruksi dengan baik tanpa dicontohkan.
4. Pasien diberikan injeksi
Dexametason 2 x 1 amp (5 mg)
Terapi Rl 20 Tpm
Tranexid 3x1 amp (50mg)
Hasil kolaborasi dengan dokter
S : Sedang ( 4-6)
T : Hilang timbul
O = Pasien tampak meringis bila
bergerak di tempat tidur
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemas
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 1,2, dilanjutkan
DX 2. 28-07-15
08.00-10.00
1. Mengkaji kajian tingkat kecemasan pasien
R/ pasien mampu merespon dan berkomunikasi
dengan baik,pasien tampak lebih tenang dan juga
rileks
2. Memberikan dorongan pada pasien agar mau
mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan
S = Pasien mengatakan sudah tidak
takut lagi dengan tindakan
bedah yang akan dilakukan
O = Pasien tampak lebih tenang,
mulai bisa berkomunikasi
dengan baik dngan perawat atau
49
R/ Pasein sudah mau mengungkapkan
perasaannya, dan mengatakan sudah tidak takut
lagi dengan tindakan bedah yang akan dilakukann
anggota keluarga yang lain.
A = Masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
DX 3. 28-07-15
08.00-10.00
1..Mengkaji pola eliminasi
frekuensi,konsistensi,volume,warna urine
R/pasien berkemih via kateter, volume urine 100-500
cc/hari, warna agak kemerahan, konsistensi pekat
2. . Pasien diberikan injeksi ceftriaxon 3 x1 gr
R/ tidak tampak tanda dan gejala infeksi akibat
penyakit.
S = Pasien mengatakan haluaran
urinnya masih tidak lancar dan
sedikit.
Masih terasa nyeri di bagain
meatus urinari
beraktifitas
O = Pasien tampak lemah, warna
urine tampak kuning pekat dan
terkadang berwarna kemerahan.
Jumlah urin 200cc/hari
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi 1 dan 2 lanjut
50
HARI KETIGA
NOTANGGAL
DAN JAMCATATAN KEPERAWATAN
CATATANG
PERKEMBANGAN DAN
EVALUASI
PARAF
DX 1. 28-07-15
08.00-10.00
1. Mengkaji pola nyeri pasien,durasi, dan juga
karakteristiknya,
R/ Nyeri Pasien hilang timbul,muncul ketika
pasien bergerak di tempat tidur, durasi 5 menit
dan seperti ditusuk tusuk
2. Mengobservasi TTV pasien
R/
TD : 130/90 mmhg
N : 80x/menit
S = Pasien mengatakan masih
merasa nyeri di bagian
abdomen tepatnya
dibagian syimpisis
P : Nyeri ketika bergerak di
tempat tidur
Q : Seperti di tusuk –tusuk
R : Dibagian simpisis dan
bagian meatus urethra
51
S : Afebris
RR : 20 x/menit
S : Sedang ( 4-6)
T : Hilang timbul
O = Pasien tampak meringis
bila bergerak di tempat
tidur
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemas
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 1,2, dilanjutkan
DX 2. 29-07-15
08.00-10.00
1..Mengkaji pola eliminasi
frekuensi,konsistensi,volume,warna urine
R/pasien berkemih via kateter, volume urine 100-
500 cc/hari, warna agak kemerahan, konsistensi
pekat
2. . Pasien diberikan injeksi ceftriaxon 3 x1 gr
R/ tidak tampak tanda dan gejala infeksi akibat
penyakit.
S = Pasien mengatakan
haluaran urinna masih tidak
lancar, masih terasa nyeri di
bagain syimpisis
O = Pasien tampak lemah, warna
urine tampak kuning pekat
dan terkadang berwarna
kemerahan.
Jumlah urin 200cc/hari
A = Masalah belum teratasi
P = Intervensi 1 dan 2 lanjut
52
53