danar presus kulit
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
1/14
STATUS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS MARGONO
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 60 tahun
Alamat : Rempoa, Purwokerto
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2012
B. ANAMNESIS
Diambil dari Autoanamnesis tanggal 14 Maret 2012
Keluhan Utama: timbul lepuh lepuh di payudara kanan
Keluhan Tambahan : gatal di payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan timbul lepuh lepuh di payudara kanan sejak 4
bulan yang lalu. Lepuhan tersebut dirasakan pasien panas dan akan terasa
dingin jika lepuhan tersebut pecah. Jika pecah lepuhan tersebut mengeluarkan
cairan. Awal mula lokasi timbul lepuhan tersebut adalah di payudara kanan
dekat ketiak, lama kelamaan dirasakan pasien semakin banyak dan semakin
membesar.
Pasien juga merasakan gatal jika keluar keringat pada lokasi lepuhan tersebut,
sehingga pasien sering menggaruk lepuhan yang membuat kulit pasien lecet
kemerahan.
Untuk mengobati penyakit tersebut pasien berobat ke puskesmas dan diberikan
obat berupa salep, tapi belum membaik. Pasien menyangkal keluhan disertai
adanya demam.
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat penyakit kulit sebelumnya disangkal
1
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
2/14
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien
Riwayat Alergi : Riwayat alergi debu, makanan disangkal. Riwayat alergi
obat kotrimoksazol diakui
Riwayat Pengobatan : Sebelumnya diberi pengobatan dengan menggunakan
salep dari puskesmas, keluhan belum berkurang.
C. STATUS GENERALIS
Keadaaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan gizi : baik
Vital Sign : Tekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 81 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : normochepal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : tidak hiperemis
Thorax : Jantung : s1>s2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru :suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing(-)
Abdomen : datar, supel,BU (+) N
Kelenjar Geah Bening: tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : akral hangat, edema ( )
D. STATUS DERMATOLOGIKUS
Lokasi : kuadran kanan atas dan bawah mamma dekstra
UKK : Inspeksi : Pustul, vesikel bula, hiperpigmentasi, eritema, tampak
krusta berwarna sedikit kecoklatan dan erosi. Multipel, diskret sebagian
konfluen, bentuk bulat, tidak teratur, ukuran miliar sampai lentikular, diameter
bervariasi antara 0,2 1 cm, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit.
Tidak tampak tepi yang aktif, lesi kering.Palpasi : Nyeri tekan (-), Panas (-)
2
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
3/14
3
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
4/14
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
F. RESUME
Pasien Ny.S, usia 60 tahun datang dengan keluhan timbul lepuh
lepuh pada payudara kanan sejak 4 bulan yang lalu, terasa panas dan jika
pecah mengeluarkan cairan. Awal mula timbul di payudara kanan dekat ketiak
semakin lama semakin bertambah banyak dan besar. Keluhan disertai rasa
gatal jika keluar keringat sehingga timbul garukan yang membuat timbul lecet
pada kulit. Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status dermatologikus di kuadran kanan atas dan bawah mamma
dekstra ditemukan Pustul, vesikel bula, hiperpigmentasi, eritema, tampakkrusta berwarna sedikit kecoklatan dan erosi. Multipel, diskret sebagian
konfluen, bentuk bulat, tidak teratur, ukuran miliar sampai lentikular, diameter
bervariasi antara 0,2 1 cm, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit.
Tidak tampak tepi yang aktif, lesi kering.
G. DIAGNOSA KERJA
Impetigo Bulosa
H. DIAGNOSIS BANDING
- Pemfigus Vulgaris
- Varicella
I. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Kultur cairan vesikel
- Uji sensitivitas dan resistensi
J. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologis
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara
pengobatannya.
b. Menganjurkan kepada pasien untuk menjaga higienitas diri.
4
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
5/14
c. Menganjurkan kepada pasien untuk tidak menggaruk jika gatal,
karena akan menimbulkan luka.
2. Farmakologis
a. Loratadine tablet 10 mg 1x1
b. Cefadroxil kapsul 500 mg 2x1
c. Asam Fusidat Salep
K. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad Kosmetikum : bonam
5
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
6/14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular
pada kulit yang superfisial atau pioderma superfisialis yaitu hanya menyerang
epidermis kulit, yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi
nanah (pustula) seperti tersundut rokok/api.1,2 Penyakit ini merupakan salah
satu contoh pioderma yang sering dijumpai di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Terdapat dua jenis impetigo yaitu impetigo bulosa yang disebabkan
oleh Stafilokokus aureus dan non-bulosa yang disebabkan oleh Streptokokus
hemolitikus. Dasar infeksinya adalah kurangnya hygiene dan terganggunya
fungsi kulit.1,3
B. SINONIM
Impetigo bulosa umumnya dikenal sebagai cacar monyet. Sedangkan
impetigo non bulosa dikenal sebagai impetigo krustosa/kontagiosa/Tillbury
Fox/vulgaris.3
C. ETIOLOGI
Organisme penyebab adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus
beta-hemolyticus grup A (dikenal dengan Streptococcus pyogenes), atau
kombinasi keduanya. Pada impetigo bulosa biasanya Staphylococcus aureus,
sedangkan pada impetigo krustosa biasanya streptococcus B hemolyticus.
Staphylococcus dominan ditemukan pada awal lesi. Jika kedua kumanditemukan bersamaan, maka infeksi streptococcus merupakan infeksi
penyerta. Kuman S. pyogenes menular ke individu yang sehat melalui kulit,
lalu kemudian menyebar ke mukosa saluran napas. Berbeda dengan S. aureus,
yang berawal dengan kolonisasi kuman pada mukosa nasal dan baru dapat
ditemukan pada isolasi kuman di kulit pada sekitar 11 hari kemudian.1
Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit
yang terinfeksi). Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya sendiri atau
6
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
7/14
orang lain setelah menggaruk lesi. Infeksi seringkali menyebar dengan cepat
pada sekolah atau tempat penitipan anak dan juga pada tempat dengan higiene
yang buruk atau tempat tinggal yang padat penduduk.
D. EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Kejadian impetigo bulosa dapat terjadi pada anak maupun dewasa
dengan frekuensi yang sama pada pria dan wanita, sedangkan pada impetigo
krustosa lebih sering terjadi pada anak.(5)
Faktor predisposisi antara lain kontak langsung dengan pasien
impetigo, kontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau pakaian pasien
impetigo, cuaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab,
kegiatan/olahraga dengan kontak langsung antar kulit, pasien dengandermatitis.1,4
E. PATOFISIOLOGI
Pada impetigo krustosa (non bullous), infeksi ditemukan pada bagian
minor dari trauma (misalnya : gigitan serangga, abrasi, cacar ayam,
pembakaran). Trauma membuka protein-protein di kulit sehingga bakteri
mudah melekat, menyerang dan membentuk infeksi di kulit. Pada epidermis
muncul neutrofilik vesikopustules. Pada bagian atas kulit terdapat sebuah
infiltrat yang hebat yakni netrofil dan limfosit. Bakteri gram-positif juga ada
dalam lesi ini. Eksotoksin Streptococcus pyrogenic diyakini menyebabkan
ruam pada daerah berbintik merah, dan diduga berperan pada saat kritis dari
Streptococcal toxic shock syndrome. Kira-kira 30% dari populasi bakteri ini
berkoloni di daerah nares anterior. Bakteri dapat menyebar dari hidung ke
kulit yang normal di dalam 7-14 hari, dengan lesi impetigo yang muncul 7-14
hari kemudian.1
F. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS
1. Impetigo Krustosa
Tempat predileksi tersering pada impetigo krustosa adalah di wajah,
terutama sekitar lubang hidung dan mulut, karena dianggap sumber infeksi
dari daerah tersebut. Tempat lain yang mungkin terkena, yaitu anggota gerak
(kecuali telapak tangan dan kaki), dan badan, tetapi umumnya terbatas,
7
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
8/14
walaupun penyebaran luas dapat terjadi.2,4 Kelainan kulit didahului oleh
makula eritematus kecil, sekitar 1-2 mm. Kemudian segera terbentuk vesikel
atau pustule yang mudah pecah dan meninggalkan erosi. Cairan serosa dan
purulen akan membentuk krusta tebal berwarna kekuningan yang memberi
gambaran karakteristik seperti madu (honey colour). Lesi akan melebar sampai
1-2 cm, disertai lesi satelit disekitarnya. Lesi tersebut akan bergabung
membentuk daerah krustasi yang lebar. Eksudat dengan mudah menyebar
secara autoinokulasi.3
Gambar 1. Impetigo Krustosa
(http://users.telenet.be/bloemen-online/impetigo-school-sores/face-
impetigo-pictures-photos-images.html)
2. Impetigo Bulosa
Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak,
dada, punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria.2 Terdapat pada anak
dan dewasa. Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan dengan
diameter 0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit sekitarnormal atau kemerahan, miliar hingga lentikular jika pecah menimbulkan
krusta yang coklat datar dan tipis.2,4 Pada awalnya vesikel berisi cairan yang
jernih yang berubah menjadi berwarna keruh. Atap dari bulla pecah dan
meninggalkan gambaran collarette pada pinggirnya. Krusta varnishlike
terbentuk pada bagian tengah yang jika disingkirkan memperlihatkan dasar
yang merah dan basah. Bulla yang utuh jarang ditemukan karena sangat
rapuh.3
8
http://users.telenet.be/bloemen-online/impetigo-school-sores/face-impetigo-pictures-photos-images.htmlhttp://users.telenet.be/bloemen-online/impetigo-school-sores/face-impetigo-pictures-photos-images.htmlhttp://users.telenet.be/bloemen-online/impetigo-school-sores/face-impetigo-pictures-photos-images.htmlhttp://users.telenet.be/bloemen-online/impetigo-school-sores/face-impetigo-pictures-photos-images.html -
7/28/2019 Danar Presus Kulit
9/14
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari
lesi. Pada anamnesis hendaknya ditanyakan, apakah sebelumnya terdapat
lepuh, jika ada diagnosisnya impetigo bulosa. Karena jika vesikel telah pecah
dan hanya terdapat koleret dan eritema mirip dengan dermatofitosis.2
Jika Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan
terapi standar, biopsi jarang dilakukan. Biasanya diagnosa dari impetigo dapat
dilakukan tanpa adanya tes laboratorium. Namun demikian, apabila diagnosis
tersebut masih dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan sangat menolong.2,3
Gambar 2. Impetigo Bullosa
(http://www.huidziekten.nl/zakboek/dermatosen/itxt/Impetigo.htm)
F. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari impetigo antara lain adalah ektima,
dermatofitosis, pemfigus vulgaris, varisela.2,3
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada kasus impetigo dapat dilakukan baik secara
medikamentosa (antibiotik topikal maupun sistemik) maupun non-medikamentosa.2
Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor faktor predisposisi
sangat penting sebagai pengobatan non medikamentosa. Jika bula besar dan
banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptik
(betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau eritromisin 3%).
Jika ada gejala konstitusional berupa demam, sebaiknya diberi antibiotik
9
http://www.huidziekten.nl/zakboek/dermatosen/itxt/Impetigo.htmhttp://www.huidziekten.nl/zakboek/dermatosen/itxt/Impetigo.htm -
7/28/2019 Danar Presus Kulit
10/14
sistemik, misalnya penisilin 30 50 mg/kgBB atau antibiotik lain yang
sensitif.4
I. PROGNOSIS
Prognosis pada pasien impetigo bullosa secara umum adalah baik.4
10
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
11/14
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kerja pada kasus adalah impetigo bulosa yang didapatkan
dari hasil anamnesa, yaitu :
- Perempuan, 60 tahun, timbul lepuh lepuh pada payudara kanan sejak 4
bulan yang lalu terasa panas dan jika pecah keluar cairan.
- awal mula timbul di payudara kanan dekat ketiak semakin lama semakin
bertambah banyak dan besar.
- Keluhan disertai rasa gatal jika keluar keringat sehingga timbul garukan
yang membuat timbul lecet pada kulit.
Berdasarkan kepustakaan diagnosis impetigo bulosa ditegakkanberdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi. Jika vesikel telah pecah
dan hanya terdapat koleret dan eritema maka mirip dengan dermatofitosis,
sehingga pada anamnesa ditanyakan apakah sebelumnya terdapat lepuh
dengan tempat predileksi di ketiak, dada dan punggung dapat mengenai anak
maupun orang dewasa.2,4
Selain dari anamnesa dari pemeriksaan fisik pada kuadran kanan atas dan
bawah mamma dekstra didapatkan :
- Pustul, vesikel bula, hiperpigmentasi, eritema, tampak krusta berwarna
sedikit kecoklatan dan erosi. Multipel, diskret sebagian konfluen, bentuk
bulat, tidak teratur, ukuran miliar sampai lentikular, diameter bervariasi
antara 0,2 1 cm, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit. Tidak
tampak tepi yang aktif, lesi kering.
Dari hasil pemeriksaan fisik hal tersebut sesuai dengan kepustakaan
bahwa tempat predileksi impetigo bulosa dapat di daerah dada dengan
effloresensi tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga
lentikular kadang tampak hipopion jika sudah pecah hanya terdapat koleret
dan eritema.2,4
Pada kasus dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa kultur, untuk
memastikan bakteri penyebab penyakit tersebut.
Diagnosis banding pada kasus di atas adalah :
1. Pemfigus vulgaris
11
-
7/28/2019 Danar Presus Kulit
12/14
Karena memiliki kesamaan bentuk lesi yaitu berupa bula yang mudah
pecah diikuti dengan pembentukan krusta. Penyakit ini merupakan
kasus yang jarang terjadi pada anak-anak dan merupakan penyakit
autoimun, umumnya keadaan umumnya buruk, tidak gatal, bula
berdinding kendur dan generalisata, lesi awal dimulai dari kulit kepala
yang berambut atau rongga mulut, dapat menyerang semua selaput
lendir dengan epitel skuamosa dan terdapat tanda Nikolski positif.
Sedangkan pada pasien ini ditemukan keadaan umumnya cukup baik,
lesinya terasa gatal dan umumnya regional, disebabkan oleh
stafilokokus aureus atau streptokokus, dan tidak terdapat tanda
Nikolski sehingga pemfigus vulgaris sebagai diagnosis banding dapat
disingkirkan.
2,4
Gambar 3. Pemfigus Vulgaris
(http://www.hxbenefit.com/pemphigus-vulgaris.html)
2. Varisela.
Pada varisela terdapat gejala prodromal sebelumnya seperti demam,
anoreksia, dan malaise. Jika vesikel pecah juga membentuk krusta
namun umumnya vesikel berdinding tipis, ukuran kecil, pada daerah
dasar yang eritem yang awalnya berlokasi di badan dan menyebar ke
wajah dan ekstremitas.2,4
12
http://www.hxbenefit.com/pemphigus-vulgaris.htmlhttp://www.hxbenefit.com/pemphigus-vulgaris.html -
7/28/2019 Danar Presus Kulit
13/14
Gambar 4. Varicella
(http://immunizebc.ca/diseases-vaccinations/chickenpox)
Setelah dapat mendapatkan diagnosis kerja impetigo bullosa, pada kasus kemudian
diberikan pengobatan, yaitu :
1. Cefadroxil kapsul 500 mg 2 x 1
Cefadroxil merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi pertama yang
digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada penyakit tenggorokan, kulit
dan infeksi saluran kemih.5
Sefalosporin generasi pertama memperlihatkan spektrum antimikroba yang
terutama aktif terhadap kuman gram positif. Golongan ini efektif terhadap
sebagian besarS. Aureus dan Streptococcus.6
2. Loratadin tablet 10 mg 1x1
Loratadin termasuk dalam antihistamin 1 generasi kedua dengan dosis pada
dewasa adalah 10 mg dengan masa kerja 24 jam.6
Pada kasus digunakan untuk mengatasi rasa gatal pada lesi jika keluar
keringat.
3. Asam fusidat salepAsam fusidat adalah sediaan topikal yang digunakan sebagai antibakteri dalam
bentuk krim, salep. Asam fusidat adalah antibiotika steroidal dengan
mekanisme kerja mempengaruhi fungsi faktor elongasi (EF-G) dengan
menstabilkan EF-G-GDP-ribosome complex, mencegah translokasi ribosom
dan daur ulang bentuk EF-G.7
13
http://immunizebc.ca/diseases-vaccinations/chickenpoxhttp://immunizebc.ca/diseases-vaccinations/chickenpox -
7/28/2019 Danar Presus Kulit
14/14
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmawati Aulia. Penegakkan Diagnosis Impetigo Krustosa
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=PENEGAKKAN+DIAGNOSIS+IMPETIGO+KRUSTOSA (diakses 15
Maret 2012)
2. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI. 2006.
3. Wahid, Dian Ibnu. Impetigo: Terapi dan Penggunaan Antibiotika Topikal
Berdasarkan Evidence Based Medicine.
4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.Edisi 2. Cetakan I.
Jakarta : EGC. 2005
5. Cefadroxil. National Institute of Health.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682730.html (diakses 15
Maret 2012)
6. Syarif A, Estuningtyas A, Arif A, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Departemen farmakologi dan terapeutik FKUI. Jakarta. 2007
7. Cunliffe WJ. Topical Antibiotics In : Millikan LE, Shalita AR, Norris DA.
Drug therapy in dermatology. New York: Marcel Dekker; 2000. p. 31-56.
14
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=PENEGAKKAN+DIAGNOSIS+IMPETIGO+KRUSTOSAhttp://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=PENEGAKKAN+DIAGNOSIS+IMPETIGO+KRUSTOSAhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682730.htmlhttp://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=PENEGAKKAN+DIAGNOSIS+IMPETIGO+KRUSTOSAhttp://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=PENEGAKKAN+DIAGNOSIS+IMPETIGO+KRUSTOSAhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682730.html