ddst kel 9.doc

35
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi tiap individu, dan harus dipantau secara berkala. Bayi/anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas antara lain bayi premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi interpartum, ibu diabetes mellitus, dll. Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun. 1.1 Latar Belakang Menurut Werner (1969) yang dikutip oleh Monks dkk dalam buku psikologi perkembangan menyatakan bahwa pengertian perkembangan individu menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan individu menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali. Dalam proses perkembangan dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya proses perkembangan manusia itu tidak konstan terkadang naik terkadang turun. Pada suatau saat individu mengalami perkembangan yang tenang pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar Page 1

Upload: rizqikholifaturrahmy

Post on 09-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANPerkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi tiap individu, dan harus dipantau secara berkala. Bayi/anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas antara lain bayi premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi interpartum, ibu diabetes mellitus, dll. Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun.

1.1 Latar Belakang Menurut Werner (1969) yang dikutip oleh Monks dkk dalam buku psikologi perkembangan menyatakan bahwa pengertian perkembangan individu menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan individu menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali.Dalam proses perkembangan dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya proses perkembangan manusia itu tidak konstan terkadang naik terkadang turun. Pada suatau saat individu mengalami perkembangan yang tenang pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.

Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis dan pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat seoptimal mungkin. Untuk mengetahui penilaian tentang perkembangan anak salah satunya adalah menggunakan Denver II.1.2 Tujuan Praktikum Tes Denver1. Mengetahui Definisi DDST2. Mengetahui Manfaat DDST3. Mengetahui Perkembangan DDST4. Mengetahui Cara Pemeriksaan DDST1.3 Waktu dan Tempat

Waktu

: Selasa, 9 Desember 2014

Tempat: Jalan Gunung Lawu No. 311, Gang 3, Pelita, Dasan Agung Baru, MataramBAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel sel pada semua sistem organ tubuh (Vivian nanny, 2010). Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis (Mansur, 2009).Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks (Soetjiingsih, 2005) dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Pemkot Malang Dinkes, 2007). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh. Masa anak usia dini merupakan masa keemasan karena pertumbuhan dan perkembangan pada masainiberlangsung sangat pendek dan peka terhadap lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dapat dilihat dari pertambahan berat dan tinggi/panjang badan, meningkatnyafungsiorgan-organ tubuh serta bertambahnya kualitas merespon rangsangan yang diberikan.2.2 Ciri ciri dan Prinsip- prinsip Tumbuh kembang2.2.2 Ciri ciri tumbuh kembang anak.

a. Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi.b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia belum melewati tahapan sebelumnya.c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.e. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.

f. Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.

Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal dan pola proksimodistal.

2.2.3 Prinsip prinsip tumbuh kembang.

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha melalui belajar.Anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.b. Pola perkembanagn dapat diramalkan.Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.Perkembangan berlangsung dari tahapan spesifik dan terjadi berkesinambungan (Pemkot Dinkes Malang, 2007).2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan PerkembanganMasa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar dasar kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dll. Ada 2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak yaitu :

a. Faktor dalam (internal)1. Ras / etnik dan bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.

3. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupannya.

4. Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

5. Genetik

Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang bepengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti ada sindrom downs dan sindrom turner (Pemkot Dinkes Malang, 2007).

b. Faktor luar (eksternal)

1. Faktor prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti club foot.

c) Toksin / zat kimia

Beberapa obat obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.d) Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam, Rubella, Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin antara lain katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung congenital.

g) Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.h) Anoksia embrio

Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.2. Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak.Asfiksia pada kelahiran perlu mendapatkan perhatian yang serius karena dapat menimbulkan banyak dampak negatif pada bayi, antara lain meningkatkan kesakitan dan kematian bayi baru lahir dan meningkatkan insiden kecacatan berat dan kematian saraf terutama di negara-negara berkembang, yaitu sebesar 0,2 - 1,3/ 1.000 kelahiran hidup. Selain itu keadaan bayi bermasalah semasa dilahirkan, bagaimanapun kondisinya seperti lemas, serta bayi tidak cukup bulan, pergerakan ini (perkembangan motorik kasar) sedikit banyak akan mengalami gangguan. Asfiksia neonatal juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ bayi (jantung, paru, ginjal, dan hati) dan pada kasus yang berat dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dengan manifestasi terjadinya hambatan dalam perkembangan dan spastic (Mulidah, et al, 2006).3. Faktor pasca salin

GiziUntuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. Banyak faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Namun salah satufaktoryang penting adalah gizi. Konsumsi gizi sangat mempengaruhi status gizi anak. Asupan gizi yang salah, maka dapat menyebabkan keadaan status gizinya bisa lebih atau kurang. Selain itu, gizi juga berpengaruh terhadap perkembangan, kemampuan merespon rangsangan serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor dalam perkembangan anak, karena gizi mempengaruhi perkembangan anak maka anak dengan status gizi kurang akan memiliki kegiatan yang kurang di lingkungannya (Nasriyah, et al, 2007).

Penyakit kronis / kelainan congenitalTuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok, dll). Psikologis

Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Endokrin

Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak. Obat obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan (Pemkot Dinkes Malang, 2007).Anak harus terus berkembang secara optimal agar dapat mencapai kondisi yang sebaik-baiknya di masa yang akan datang. Berkaitan dengan hal terebut, stimulasi perkembangan menjadi hal yang penting bagi perkembangan anak. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.

Keterlambatan perkembangan adalah hal yang tidak di inginkan oleh setiap para oramg tua. Pada masyarakat luas, terutama tenaga professional umumnya telah memahami bahwa keterlambatan terlalu renggang harus diindentifikasi dan ditangani sedini mungkin. Penanganan dan pndidikan yang dilakukan sejak dini akan memakan biaya yang lebih sedikit dan memberi hasil yang lebih efekttif dalam pencapaian tujuan. Maka demikian pada perkembangan anak kita memerlukan suatu metode skrining untuk mendeteksi keterlambatan perkembanganpada sejak dini. Maka di sinilah letak peran strategis DDST.2.4 Definisi DDST

DDST (Denver Developmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Denver scale adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.

Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari denver developmental material. Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak. Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metoda ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun paraprofessional. Prosedur tersebut dirancang untuk perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver II, merupakan program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit (Nugroho, 2013).2.5 Manfaat DDST

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.

Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.

Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

a. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya

b. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

c. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan

d. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan

e. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan

2.6 Perkembangan Menurut Tes Denver II

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Tim Penyusun FK UMS, 2012).Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

2.6.1 Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :

a.Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b.Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c.Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

d.Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.2.6.2 Cara menghitung usia anak

Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut

a.Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test

b.Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak

c.Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka bulan didepannya

d.Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari

e.Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu

f.Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut

BAB III

PELAKSANAAN TES

Dalam melaksanakan tes perkembangan anak dengan menggunakan Denver II, kita perlu melakukan langkah-langkah persiapan, diantaranya persiapan alat tes, formulir Denver II, pedoman pelaksanaan pengujian, baru dilanjutkan dengan penghitungan usia anak, dan terakhir pelaksanaan tes sesuai dengan usia anak.3.1 Persiapan

a. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan bersih.

b. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.

c. Formulir Denver.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.

Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.

Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.

Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut. Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.

Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.

d. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.

e. Dekat dengan anak.

f. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.

g. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.3.2 Alat Peraga

a. Manik-manik

b. Kubus berwarnac. Kertas

d. Pensil

e. Pakaian

f. Bola

g. Icik- icikh. Bonekai. Cangkir kecil dengan pegangan

3.3 Prosedur

a. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.

b. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.

c. Buat komunikasi yang baik dengan anak.

d. Hitung umur anak dan buat garis umur.

Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir.

Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.

e. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.

f. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.

g. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.

Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur.

Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i (gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat lulus 3 tugas perkembangan.

Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah i, lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak :gagal pada 3 tugas perkembangan.

a. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

3.4 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikana. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut.

b. Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test.

c. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.

d. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.

e. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.

f. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil normal atau abnormal.

g. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.

h. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.

3.5 Skoring

a. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).

b. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.

c. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).

d. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.

3.6 Interpretasi Penilaian Individual

a. Lebih (advanced)

Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.

b. Normal

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal.

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas pekembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75, maka ikategorokan sebagai normal.

c. Caution / peringatan

Bila seorang anak gagal (F) atau menolak tugas perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara persentil 75 dan 90.

d. Delay / keterlambatan

Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.

e. No opportunity / tidak ada kesempatan. Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

3.7 Langkah Mengambil Keputusan

a. Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

b. Suspect / di duga

Bila didapatkan 2 caution dan / atau 1 keterlambatan.

Lakukan uji ulang dalam 1 2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.c. Untestable / tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada 1 uji coba tertelak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah

7590%.

Lakukan uji ulang dalam 1 2 minggu.BAB IVPEMBAHASAN4.1 Identitas a. Identitas Anak

Nama

: Sofia Fairuz Qolbuani

Tanggal lahir

: 28 oktober 2011

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat : Jalan Gunung Lawu No. 311, Gang 3, Pelita, Dasan Agung Baru, Mataram.b. Identitas Orang Tua Kandungd. Ayah

Nama : Khairul Wazni

Tanggal lahir : kembang kuning, 9 februari 1970

Agama : Islam

Pendidikan : sma

Pekerjaan : swasta

Alamat : dusun sepakat desa banjarsari kecamatan Labuan haji lotime. Ibu

Nama : Jumiati S.Pd

Tanggal lahir : kembang kuning, 19 februari 1968

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : dusun sepakat desa banjarsari kecamatan Labuan haji lotim

c. Identitas Orang Tua Angkat

f. Ayah

Nama : Irpan Siswadi S.Sos. M.Si

Tanggal lahir : Lombok Barat, 3 Februari 1967

Agama : Islam

Pendidikan : S2

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jalan Gunung Lawu No. 311, Gang 3, Pelita, Dasan Agung Baru, Mataram.g. Ibu

Nama : Pauziah S.Pd

Tanggal lahir : Kembang Kuning, 17 Agustus 1974

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jalan Gunung Lawu No. 311, Gang 3, Pelita, Dasan Agung Baru, Mataram.4.2 Hasil Praktikum

a. Perhitungan Umur

Menurut keterangan dari ibu angkatnya, sang anak lahir secara normal, tidak prematur ataupun postmatur, sehingga umur zulfikar pada saat ini adalah :Tanggal test I:2014 12 09

Tanggal lahir:2011 10 28

3 01 12

Jadi umur Sofia saat ini adalah 3 tahun1 bulan 12 hari.

TugassektorketPatuhTertarik sekelilingKetakutanLama perhatian

123123123123

Bermain bolaPersonal SosialPVVVV

Berpakaian tanpa bantuanPVVVV

Memberi minum bonekaPVVVV

Menyebut nama temanPVVVV

Minum dengan cangkirPVVVV

Membenturkan 2 kubusMotorik HalusPVVVV

Memilih garis lebih panjangPVVVV

Mencontoh lingkaranPVVVV

Mencontoh persegiPVVVV

Mencontoh tanda (+)PVVVV

Meniru garis vertikalPVVVV

Menggoyangkan ibu jariPVVVV

Menara dari 8 kubusPVVVV

Menggambar orang 6 bagianPVVVV

Mengetahui 2 kegiatanBahasaPVVVV

Menyebutkan bagian tubuhPVVVV

Menghitung 5 kubusPVVVV

Menunjuk 4 gambarPVVVV

Menyebut warnaPVVVV

Berdiri dengan 1 kaki: 6 detikMotorik KasarPVVVV

Melempar bola ke atasPVVVV

Menendang bola ke depanPVVVV

Melompat PVVVV

Melompat jauhPVVVV

Berjalan dengan merapatkan tumitPVVVV

Ket : Jika P = lulus, F = tidak lulus

Dengan melihat hasil dari Denver II yang telah dilakukan, interprestasi hasil yang dapat diberikan adalah normal karena semua yang tidak tercantum dalam kriteria hasil tes abnormal, meragukan, ataupun tidak dapat dites.

Interprestasi nilai Denver II, Sofia termasuk anak yang advanced karena melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).BAB VPENUTUP5.1 Saran

a. Ketika sedang melakukan tes diusahakan untuk selalu ramah dan tersenyum agar probandus tidak tegang ataupun takut.b. Diusahakan Tes Denver dilakukan dengan cepat agar probandus tidak jenuh dan mulai enggan melakukan tes.

5.2 KesimpulanDari praktikum Denver II yang telah dilakukan, sesuai dengan interprestasi nilai Denver II diperoleh bahwa Sofia yang berumur 1 tahun 1 bulan dan memberikan hasil yang advanced karena melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).Selain itu orang tua perlu untuk memberikan stimulasi. Stimulasi merupakan hal yang paling penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dari orangtua akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.DAFTAR PUSTAKAHidajati, zuhriyah. 2009. Faktor Resiko Disfasia Perkembangan pada Anak. Semarang

Kholifah, dkk. 2014. Perkembangan Motorik Kasar Bayi Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran, Surabaya. Surabaya.

Mulidah, S., Haryati, W., Fitriyani, A., Soedirman, U. J., & Soedirman, U. J. (2006). Hubungan antara kelahiran asfiksia dengan perkembangan balita, 1(2), 7682.

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba Medika

Nasriyah, dkk. 2007. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Glagahwaru, Kabupaten Kudus. Kudus.Nugroho, 2013. Denver Developmental Screening Test. Jakarta : EGCPemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. MalangSoetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGCTim Penyusun FK UMS. 2012. Students Guide: Life Cycle edisi keempat. Surakarta.

Page 1