definisi konsep keluarga
DESCRIPTION
definisi konsep keluargaTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga.
Definisi
Departemen Kesehatan RI (1988)
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu ru mah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah:
Unit terkecil masyarakat.
Terdiri atas dua orang atau lebih.
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
Hidup dalam satu rumah tangga.
Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
Berinterakasi diantara sesama anggota keluarga.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
1. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
1. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan: adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
2. Berbagai Struktur Keluarga
Penonjolan sosial dan keluarga terbentuk dalam perantara fungsi dari
masyarakat dan individu anggota keluarga. Keluarga meliputi dua tanggung jawab
dalam memenuhi kebutuhan para anggota keluarga dan sekaligus dengan
memenuhi kebutuhan penduduk dimana mereka itu terikat. Harapan-harapan sosial
dari anggota-anggota keluarga dalam bentuk kewajiban dan tanggung jawab
dimodifikasi oleh keluarga agar cocok dengan kebutuhan dan kemampuan para
anggota. Keluarga sebaliknya menyiapkan dan membantu para anggota untuk
memenuhi tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban. Sebagai mode sekarang
mempengaruhi pernikahan dan keluarga menjadi lebih kokoh, sedangkan yang lain
mudah goyah. (menggoyahkan).
3. Struktur keluarga yang tradisional dan yang lain
Tiap keluarga tanpa memandang sistem strukturnya mempunyai
potensi untuk melayani kebutuhan pergaulan dengan cara tertentu dan yang lain.
Sebagai tambahan semua keluarga cenderung sama dalam berusaha untuk
menyajikan kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan saling bertukar kecintaan;
menciptakan stabilitas yang beralasan; menyajikan sumber keuangan untuk
makanan, pakaian dan tempat berteduh; menyediakan kesempatan untuk
pendidikan dan menyiapkan dinas pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
Keluarga yang bisa bekerja sama dengan perawat kesehatan masyarakat
memperlihatkan berbagai struktur dan tatanan penghidupan. Perawat kesehatan
masyarakat bertanggung jawab atas pemberian bantuan kepada keluarga untuk
meningkatkan kesehatan mereka memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga dan
menyesuaikan dengan masalah-masalah dalam konteks keberadaan struktur
keluarga dan gaya hidupnya. Jadi perawat kesehatan masyarakat harus memiliki
pengetahuan mengenai struktur keluarga, fungsi, proses dan peran-peran. Sebagai
tambahan bahwa para perawat harus menyadari dan mengerti akan nilai dirinya dan
sikap tentang keluarga dan berbagai cara hidup keluarga.
Struktur keluarga berarti mengenai berbagai karakteristik (jenis kelamin,
usia, jumlah) dari masing-masing anggota yang membentuk unit keluarga. Yang
lebih spesifik struktur keluarga menentukan posisi yang diduduki oleh individu
yang sibuk dalam interaksi yang teratur dan berulang kali dan berhubungan
didalam unit keluarga (Yorburg, 1983). Banyak orang berpengharapan dalam
struktur keluarga tentang pernikahan, mempunyai anak, tinggal dalam satu rumah
tangga yang terpisah, lebih menyenangi heterseksualitas dengan memilih seksual
yang berpamen dan eksklusif. Sesungguhnya bertambah jumlah orang yang memilih
cara hidup keluarga yang lain pada segi penghidupan yang dianutnya. Karena
norma-norma sosial menjadi lebih menyadari tingkat variasi pilihan yang
berhubungan dengan pengelolaan penghidupan se seo rang , t i dak t e rdapa t
l ag i konsensus umum bahwa keluarga nukleus tradisional merupakan model
yang "paling benar".
4. Gambar 25-2 ( Karier Keluarga dari individu)
5. Ciri-ciri struktur keluarga—Anderson Carter
1. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
6. Tipe/Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Familiy), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak.
2. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Kelurga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family),
karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
7. Keperawatan Kesehatan Keluarga
Definisi
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978)
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang di
tujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
8. Keluarga sebagai Unit Pelayanan yang Dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota
keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau
masyarakat secara keseluruhan.
Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan (Ruth B Freeman, 1981)
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah
satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya.
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
Keluarga Sebagai Pasien
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:
1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan
para anggotanya.
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi;
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
d. kebudayaan
e. Gaya hidup
3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan
4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
9. Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan
kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai
masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi.
Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan
lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas
kesemuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit.
Berikut ini merupakan lingkaran penyakit yang menimbulkan kemiskinan;
Gambar 2-1. Lingkungan penyakit dan kemiskinan
Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang
menggambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau
anggota keluarga yang dituakan, Merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan
keluarga.
Dasar pengambil keputusan tersebut adalah;
a. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota
keluarga
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap
keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.
Beban Kasus dalam Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah dan macam kasus
dalam keluarga yang dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu.
Jumlah dan macam kasus dalam keluarga dapat berubah setiap saat, apakah
itu kasus keluarga baru atau keluarga lama berkurang, keadaan ini sangat tergantun
kepada masalah dan kebutuhan keluarga akan asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat yang melakukan asuhan perawatan kesehatan keluarga di suatu wi layah yang
menjadi tangung jawabnya.
10. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi priori tas
utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan,
meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut:
tingat sosial ekonomi keluarga rendah
keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit
keturunan
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Waktu hamil;
umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)
menderita kekurangan gizi/anemia
menderita hipertensi
primipara atau multipara
riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga di mana anak menjadi risiko tinggi, karena;
lahir prematur/BBLR
berat badan sukar naik
lahir dengan cacat bawaan
ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga:
anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbal
cekcok dan ketegangan
ada anggota keluarga yang sering sakit
salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.
11. Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, agar keluarga
tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila produktivitas keluarga meningkat
diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula.
Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah:
Tujuan utama
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
Tujuan khusus:
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga, yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda.
d. mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbal batik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas -
fasilitas kesehatan yang ada.
12. Perawatan Sebagai Sarana
Dalam mencapai tujuan perawatan kesehatan keluarga, asuhan
keperawatan yang diberikan merupakan sarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Hal itu sangat tergantung kepada perawat yang memberikan asuhan
keperawatan yang bermutu kepada keluarga dalam mempengaruhi keluarga untuk
lebih dapat mengenal dan melaksanakan tugas-tugasnya dalam bidang kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, perawat
tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekeda secara tim dan bekerja sama dengan
protesi lain untuk mencapai tujuan asuhan perawatan keluarga. Dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, perawat bekerjasama dengan dokter, penilik kesehatan, ahli gizi.
pekerja sosial dan sebagainya yang bekerja sebagai tim untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Peranan Perawat dalam Memberikan Asuhan Perawatan Kesehatan
Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah;
a. Pemberikan asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koordinator Pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan
perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan perawatn dasar terhadap keluarga disamping
menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.
Hambatan-Hambatan yang Ser ing Dihadapi dalam Memecahkan
Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Hambatan dari Keluarga
pendidikan keluarga yang rendah
keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan
prasarana)
kebiasaan-kebiasaan yang melekat
sosial budaya yang tidak menunjang
b. Hambatan dari perawat
sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti.
PHN Kit, transportasi
kondisi alam (geografi yang sulit)
kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.
13. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga. adalah:
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan
utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam menggatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prerentif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga nzetnanjaatkan
sumber data keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tingggi.
Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan kepada Keluarga
Ada berbagai implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
dipusatkan kepada keluarga, diantaranya adalah:
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh
keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan mereka.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota
keluarga yang dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang ada dapat
diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
3. Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu
kesatuan yang utuh.
4. Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu
rawan di dalam kehidupan keluarga dan keluarga-keluarga dengan risiko tinggi.
5. Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga
diperlukan kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap
masalah kesehatan dan keperawatan.
6. Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai
kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.
7. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.
14. Langlah-Langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa langkah
yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut;
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan cara;
a. Mengadakan kontak dengan keluarga
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga
d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan
dan perawatan keluarga
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
c. Situasi krisis
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, dengan mempertimbangkan;
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga
sesuai dengan urutan prioritas
a. Menentukan tujuan yang realistic
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan
c. Menyusun standar dan kriteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana
yang disusun
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakaan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga
Definisi .
Proses keperawaran adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap
keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan terhadap Keluarga.
Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan dasar
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dan diselidiki dengan menggunakan
pemikiran yang tajam. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam
melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan
terhadap keluaga menjadi lebih sistematis.
Dasar dari proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam
menganalisa data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam menyelesaikan
masalah secara rasional dan masuk akal.
Tahap-tahap dalam Proses Keperawatan
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya dan
bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan
dari tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Pengkajian (Assessment)
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan
klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang
merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Dasar pemikiran dart pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran atau suatu
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma-nonna yang
diambil dari kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip. aturan-aturan dan harapan-
harapan, toeri, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh
keluarga.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah:
Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
Keadaan rumah dan lingkungannya yang membawa kepada peningkatan kesehatan
keluarga.
Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat
membawa kepada perkembangan keluarga dan perubahan perilaku sehat.
Yang termasuk dalam tahap ini adalah:
1. Pengumpulan data
2. Analisa data
3. Perumusan masalah
4. Priori tas masalah
5. Menegakan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data, dapat dilakukan melalui cara:
1. Wawancara: yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
2. Pengamatan: pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan
dengan lingkungan fisik. misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan
sebagainya.
3. Studi dokumentasi: studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,
diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), Kartu Keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik: dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan keperawatan. berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya: kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit.
Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Identitas keluarga
2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah
dialami
3. Anggota keluarga
4. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada
5. Keadaan keluarga, meliputi:
a. Biologis
b. Psikologis
c. Sosial
d. Kultural
e. Spiritual
f. Lingkungan
g. Dan data penunjang lainnya. (Contoh format pengumpulan data terlampir)
Analisa data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi:
a. Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga
b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c. Keadaan gizi anggota keluarga
d. Status immunisasi anggota keluarga
e. Kehamilan dan keluarga berencana
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, melipti:
a. Rumah meliputi: ventilasi. penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya
b. Sumber air minum
c. Jamban keluarga
d. Tempat pembuangan air limbah
e. Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.
3. Karakteristik keluarga:
a. Sifat-sifat keluarga
b. Dinamika dalam keluarga
c. Komunikasi dalam keluarga
d. Interaksi antar anggota keluarga
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
Perumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan
dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran
dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai,
kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan
kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip,
teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil
keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping melalui
diskusi-diskusi diantara perawat dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang
ada pada keluarga.
Bagan rencana asuhan perawatan keluarga TN.X
Data Masalah kesehatan Masalah perawatan TujuanTindakan
keperawatanEvaluasi
Anak ke-3 dan ke-5
(Rana dan Rano men-
derita skabies pada
tungkai kaki, tangan
dan dagu
q kebersihan (-)
kumal, berdaki,
pakaian koto
Anak ke-3 dan ke-5
menderita skabie
5 menderita skabies
Keluarga belum
mengenal penyakit
skabie
Setelah 30 menit
memberikan penyu-
luhan kesehatan,
keluarga dapat men-
jelaskan beberapa
hal tentang penya-
kit skabie
Memberikan penyu-
luhan kesehatan
pada keluarga
tentang:
q pengertian
penyakit skabies
q penyebab penyakit
skabies gejalagejala
cara penularan
pengobatan
perawatan skabie
Ayah dan ibu
mampu menjelaskan;
Pengertian,
penyebab, gejala,
penularan,
pengobatan dan
perawatan penyakit
skabie
Keluarga dapat me-
laksanakan perawat-
an kulit anak yang
mengalann skabies
Peragaan dan simulas
perawatan kulit.
q perawatan kulit
pada anak ke-3
dan ke-5
q pemberian salep
Ayah dan ibu melak-
sanakan perawatan
kulit pada anaknya
setiap pagi dan sor
2-4 kal
Anak ke-4 dan ke-5
belum diimunisasi
tidak ada bukti
tisik (keloid)
yang menjadi
tanda anak telah
diimunisasi
keterangan
penguat dari ibu
bahwa anaknya
belum
diimunisasi
Anak ke-4 dan ke-5
belum diimunisasi
Keluarga belum
mengetahui manfaat
imunisasi pada
anak
Setelah 30 menit
diberikan penyuluhan
kesehatan, keluarga
dapat menjelaskan
tentang manfaat
imunisasi pada anak.
Setelah diberikan
penyuluhan
kesehatan ibu
berkeinginan
membawa anak
kepuskesmas untuk
imunisasi
Penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga tentang:
pengertian imu-
nisasi
macam-macam
imunisasi
cara mendapatkan
imunisas
Keluarga mampu
menjelaskan 6
pokot bahasan.
Pada kunjungan
kedua, ibu
memberitahukan
anaknya telah diberi
imunisasi
Sampah berserakan
di halaman samping
dan helakang.
bau kurang sedap
banyak lalat
Ternpat sampah
tidak memenuhi
syarat kesehatan
Keluarga belum
mengenal tempat
pembuangan
sampah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Setelah 30 menit
memberikan
penyuluhan
kesehatan. keluarga
dapat menjelaskan
tempat sampah yang
Memberikan
penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga tentang:
hubungan sampah
dengan
Keluarga mampu
menjelaskan 3
pokok bahasan.
kebersihan di
dalam dan di luar
rumah (-)
memenuhi syarat ke-
sehatan dan
hubungan sampah
dengan kesehatan
kesehatan
syarat-syarat
ternpat sampah
yang memenuhi
syarat kesehatan
Keluarga dapat
membuat tempat
sampah sederhana
dari bahan yang
murah
Cara-cara
pembuatan tempat
sampah yang
memenuhi syarat
kesehatan
Pada kunjungan
kedua tersedia
tempat sampah yang
terhuat dari kayu.
Lingkungan di
dalam dan di luar
rurnah bersih
Muka ibu. anak ke-
3 dan ke-4 pucat.
Ibu sering pusing,
mata sering
berkunang-kunang
terutama dari posisi
jongkok ke posisi
berdiri
Ibu, anak ke-4
menderita anemia
ringan
Keluarga tidak
mengenal anemia
Setelah 30 menit berdialog, keluarga dapa menjelaskan tentang cara-cara mencegah anemia.Keluarga dapat memilih bahan bakar yang murah dan bergizi dan menyajikan dalam menu keluarga
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang pengertian
anemia hubungan gizi dengan anemia
cara-cara mencegah anemia gizi.
Mengajarkan ibu
Keluarga dapat menjelaskan 3 pokok bahasan.Dalam jangka waktu 1 bulan: Hb mencapai
12 mm gr % tidak pucat
tentang cara-cara memilih bahan ma-kanan yang murah te-tapi bergizi.Mengajarkan ibu tentang menyajikan menu keluarga yang bergizi
Ibu belum mengikuti
program KB. Jumlah
anak 5 orang, pernah
mengikuti KB IUD
tetapi dihentikan.
Ibu belum mengikuti
program KB kembali
Keluarga belum me-
ngenal manfaat KB
bagi kesejahteraan
keluarga.
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga bersedia kembali mengikuti KB.
Memberikan penyulu-han kesehatan tentang:q manfaat KB bagi
kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga.
q Pandangan-pandangan keliru tentang kontrasepsi
khususnya IUD.q IUD sebagai kon-
trasepsi mantap.
keluarga termotivasi kembali untuk mengi-kuti KB.Dalam kunjungan ke dua, ibu mengutarakan niatnya untuk menggunakan IUD kembali.Dalam kunjungan ketiga, ibu telah menggunakan IUD kembali.