desain he
DESCRIPTION
DESAIN HETRANSCRIPT
TK-2203 OPERASI PERPINDAHAN KALOR
LAPORAN PERANCANGAN
GASKETED PLATE AND FRAME HEAT EXCHANGER
25/4/2015 IE Issued for Internal Review SD KSN AZA
TANGGAL DISIAPKAN
OLEH PENJELASAN CHECK APPR. DOSEN
PERANCANGAN GASKETED PLATE AND FRAME HEAT EXCHANGER
Indah Etikasari 13013016
Serra Delvira 13013029
Kezia Febriana 13013089
Khadijah Sayyidatun Nisa 13013091
LAPORAN 27
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
2dari27
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 3
1.1 DESKRIPSI PROSES 3
1.2 PROCESS FLOW DIAGRAM PADA PROSES PENUKARAN PANAS 3
1.3 PROFIL PABRIK 4
2 DATA PERANCANGAN EXCHANGER 4
2.1 FLUIDA PROSES 4
2.1.1 DESKRIPSI SINGKAT 4
2.1.2 KOMPOSISI DAN PROPERTI FLUIDA PROSES 4
2.1.3 KONDISI ALIRAN FLUIDA PROSES 5
2.2 SERVICE FLUID 5
2.2.1 PERTIMBANGAN DASAR PEMILIHAN SERVICE FLUID 5
2.2.2 KOMPOSISI DAN PROPERTI SERVICE FLUID 5
2.2.3 KONDISI ALIRAN SERVICE FLUID 6
3 METODOLOGI PERANCANGAN 7
3.1 ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN 7
3.2 TAHAPAN-TAHAPAN PERANCANGAN 7
3.3 HEAT EXCHANGER YANG DIGUNAKAN 11
3.4 PERTIMBANGAN DASAR PEMILIHAN JENIS HEAT EXCHANGER 11
4 HASIL PERANCANGAN 13
4.1 HASIL 13
4.2 SKETSA HEAT EXCHANGER 13
4.3 TEMA SHEET HEAT EXCHANGER 15
5 ANALISIS 16
5.1 ANALISIS KELOGISAN PERANCANGAN 16
5.2 PARAMETER OPERASI PROSES HASIL PERANCANGAN 16
6 KESIMPULAN 16
7 REFERENSI 17
APPENDIX A – DATA FISIK ALIRAN 18
APPENDIX B – CONTOH PERHITUNGAN 19
APPENDIX C – DST 25
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
3dari27
1 PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Proses
Untuk menghasilkan amonia, diperlukan beberapa tahapan proses dan salah satunya
adalah tahap absorpsi gas CO2 yang dihasilkan dari reaktor Low Temperature Shift
Converter menggunakan aMDEA dan piperazin. Setelah proses absorpsi, larutan absorben
yang mengandung CO2 dimasukkan ke dalam stripper agar CO2 dapat dipisahkan, lalu lean
solution (larutan absorben yang telah bersih dari kandungan CO2) diumpankan kembali ke
dalam absorber. Karena kinerja dari stripper optimal pada temperatur tinggi, sedangkan
kinerja dari absorber optimal pada temperatur rendah, maka diperlukan heat exchanger
untuk menurunkan temperatur lean solution sebelum diumpankan kembali ke dalam
absorber. Terdapat 2 buah heat exchanger jenis plate and frame yang digunakan di PT.
Pupuk Iskandar Muda pada proses Main CO2 removal, yaitu Lean/Semi-lean Exchanger (61-
112-C) dan Lean Solution Cooler (61-110-C). Namun yang hanya akan ditinjau penulis
dalam perancangan desain adalah Lean Solution Cooler (61-110-C). Lean Solution Cooler
digunakan untuk menurunkan temperatur keluaran dari Lean/Semi-lean Exchanger sebelum
diumpankan kembali ke dalam absorber. Fluida servis yang digunakan pada Lean Solution
Cooler adalah Cooling Water.
1.2 Process Flow Diagram Pada Proses Penukaran Panas
Lean SolutionTout = 48oC = 321 KF = 220,1864 kg/s
Lean SolutionTin = 87oC = 360 KF = 220,1864 kg/s
Cooling WaterTin = 31,5oC = 304,5 KF = 388,889 kg/s
Cooling WaterTout = 52oC = 325 KF = 388,889 kg/s
Gambar 1.1. Process Flow Diagram unit Lean Solution Cooler di PT. Pupuk Iskandar Muda.
Keterangan: Process Flow Diagram di atas dibuat berdasarkan data laju alir dan temperatur yang
diperoleh dari laporan Kerja Praktik di PT. Pupuk Iskandar Muda.
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
4dari27
1.3 Profil Pabrik
PT Pupuk Iskandar Muda terletak di desa Desa Krueng Geukueh, Kecamatan
Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Lokasi pabrik PT Pupuk Iskandar Muda
berdampingan dengan pabrik PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) dan pabrik gas alam cair PT
Arun NGL. PT PIM merupakan pabrik penghasil amonia dengan kapasitas produksi 1.170
ton/hari atau 386.000 ton/tahun dan urea dengan kapasitas produksi 1.725 ton/hari atau
570.000 ton/tahun. Gas CO2 yang dihasilkan dari reaktor Low Temperature Shift Converter
harus dipisahkan dari aliran gas sintesis agar jumlah metana yang dilewatkan pada
Methanator tidak bertambah. Bila jumlah metana pada Methanator tinggi, maka akan
menyebabkan bertambahnya jumlah konsumsi H2 pada Methanator sehingga jumlah reaktan
yang masuk ke Ammonia Converter berkurang dan menyebabkan hasil konversi amonia
pada Ammonia Converter ikut berkurang.
2 Data Perancangan Exchanger
2.1 Fluida Proses
2.1.1 Deskripsi Singkat
Methyl diethanolamine adalah suatu cairan jernih tidak berwarna atau berwarna kuning
pucat dengan bau amonia. Cairan ini dapat bercampur dengan air, alkohol dan benzena. Methyl
diethanolamine juga dikenal dengan nama N-methyl diethanolamina atau MDEA. Senyawa ini
memiliki rumus molekul CH3N(C2H4OH)2. MDEA tergolong amina tersier dan secara luas
digunakan sebagai sweetening agent dalam industri kimia, seperti kilang minyak, produksi
syngas dan gas alam. MDEA merupakan suatu fluida yang digunakan pada proses CO2
Pretreatment Unit (CPU) yang akan menurunkan konsentrasi CO2 sebelum memasuki proses
steam reformer. Selain itu, MDEA juga digunakan pada proses CO2 removal untuk menurunkan
konsentrasi CO2 setelah keluar dari steam reformer untuk proses pembuatan urea karena jika
konsentrasi CO2 tidak diturunkan, kinerja katalis pada sintesis amonia akan terganggu.
2.1.2 Komposisi dan Properti Fluida Proses
Komposisi fluida proses yang digunakan adalah 65,6% air dan 34,4% MDEA yang disebut
sebagai lean solution. Berikut properti dari fluida tersebut.
Tabel 2.1. Properti dari fluida proses dengan temperatur rata-rata inlet dan outlet 340,5 K
1. Massa Jenis 1.010,5 kg/m3
2. Kapasitas Panas Spesifik 3,884 kJ/ kg.0C
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
5dari27
3. Konduktivitas Termal 0,388 W/m.0C
4. Viskositas Inlet 1,09 mPa.s
5. Viskositas Outlet 2,55 mPa.s
6. Bilangan Prandtl 4
7. Berat Molekul 119,16 g/mol
8. Titik didih, pada 760 mm Hg 247,3°C
9. Tekanan uap, pada 20°C <0,01 mm Hg
10. Indeks Bias , nD, 20°C 1,4694
11. Titik Beku, pada 760 mmHg -21 °C
Sumber: Laporan Kerja Praktik PT Pupuk Iskandar Muda, Krueng Geukueh, Aceh Utara
2.1.3 Kondisi Aliran Fluida Proses
Laju alir massa= 792.671 kg/jam
Temperatur masuk=: 87oC
Temperatur keluar= 48oC
2.2 Service Fluid
2.2.1 Pertimbangan Dasar Pemilihan Service Fluid
Dalam perancangan gasketed plate and frame heat exchanger, service fluid yang
digunakan adalah air murni. Beberapa faktor yang membuat air menjadi service fluid yang baik
antara lain sangat berlimpah dan tidak mahal . Selain itu air juga mudah dalam penanganannya
dan aman digunakan . Air dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah yang besar.
Selama proses operasi, air memiliki sifat tidak mengembang ataupun menyusut (volumenya)
pada perubahan suhu dalam range normal serta tidak terdekomposisi.
2.2.2 Komposisi dan Properti Service Fluid
Tabel 2.2. Properti dari Service Fluid pada temperatur rata-rata inlet dan outlet (314,75 K)
1. Densitas 992 kg/m3
2. Viskositas 0,0006365 Pa.s
3. Kapasitas panas spesifik 4.177 J/(kg.°C)
4. Bilangan Prandtl 18
5. Konduktivitas Termal 0,631 W/m.K
6. Berat molekul 18,015 g/mol
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
6dari27
7. Titik didih 100°C
8. Indeks refraktif 1,3325
Sumber: Laporan Kerja Praktik PT Pupuk Iskandar Muda
2.2.3 Kondisi Aliran Service Fluid
Laju alir massa= 1.400.000 kg/jam
Temperatur masuk= 31,5°C
Temperatur keluar= 52°C
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
7dari27
3 METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Asumsi-Asumsi yang Digunakan Tabel 3.1 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
No. Proses Asumsi
1 Menentukan nilai sifat fisik
fluida.
Data fisik fluida proses dan fluida servis telah tersedia,
maka data tersebut akan digunakan. Diasumsikan sifat
fisik kedua fluida tidak terpengaruhi oleh suhu.
2 Menentukan jumlah kalor
yang berpindah.
Perpindahan panas pada sistem alat perpindahan kalor
dianggap berlangsung dalam keadaan tunak, tidak ada
panas yang hilang ke lingkungan.
3 Menentukan nilai koefisien
perpindahan panas
keseluruhan (U).
Nilai koefisien diasumsikan konstan sepanjang proses,
nilai awal (tebakan) diambil dari rentang nilai yang
telah tersedia pada tabel C.2.
4 Fluida proses Fluida proses merupakan larutan MDEA (methyl
diethanolamine solution) dan diasumsikan light
organic..
5 Fluida servis Komposisi fluida servis hanya air (H₂O).
6 Menentukan jumlah pelat
yang dibutuhkan
Diasumsikan luas 1 pelat sebesar 1,5 m²
3.2 Tahapan-Tahapan Perancangan
Mulai
Kapasitas kalor fluida (Cp), laju alir fluida (G), suhu
inlet, suhu outlet
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
8dari27
Apakah data cukup untuk mencari duty (jumlah panas yang dibutuhkan
untuk mengalir)?
Hitung panas yang mengalir.
Asumsikan data yang
kurang
Hitung log mean temperature difference
Tentukan log mean temperature correction factor
Tabel C.1 (appendix C)
Tentukan NTU (Number Transfer Unit)
Tentukan corrected log mean temperature difference
Tidak
Ya
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
9dari27
Tebak nilai overall heat transfer coeficient, Uo. (Tergantung pada macam
fluida yang dialirkan)
Tabel C.2
Hitung area yang dibutuhkan untuk mentransfer kalor, Q
Hitung jumlah plate yang dibutuhkanArea per plat
1.5 m²
Tentukan pola aliran fluida dalam alat penukar panas dan jumlah
pass
Hitung kecepatan fluida linier (m/s)
Hitung angka Reynold s untuk aliran fluida proses dan servisViskositas
fluida
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
10dari27
Tidak
Hitung koefisien perpindahan setiap aliran fluida,h
Pr fluida servis dan
proses
Hitung overall heat transfer coefficient, U dengan memperhitungkan Fouling
Factors
Tebal plate Δx , fouling
factor (dari gambar C.1), konduktivitas plate k(plate)
Hitung galat antara Uo dan U
Galat <10%
Hitung hilang tekan masing-masing aliranPanjang
lintasan Lp.
Hitung hilang tekan yang diakibatkan ekspansi dan kontraksi untuk kedua aliran
Ya
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
11dari27
Hitung total hilang tekan untuk kedua aliran
Rancang alat penukar panas plate and frame
Selesai
Gambar 3.1 diagram alir cara merancang sebuah plate and frame heat exchanger.
3.3 Heat Exchanger yang Digunakan Alat penukar panas yang digunakan pada proses ini adalah heat exchanger plate and frame
berjenis Gasketed. Pada alat ini, setiap pelat merupakan sebuah bagian terpisah yang
mempunyai konduktivitas termal tertentu dan disambungkan oleh gasket berkualitas tinggi untuk
menghindari kebocoran. Pelat-pelat yang telah disambungkan ini kemudian dilapisi bahan
insulator di bagian permukaan luar untuk mengurangi panas yang akan terbuang ke lingkungan.
3.4 Pertimbangan Dasar Pemilihan Jenis Heat Exchanger Kelebihan dari penggunaan Gasketed plate (plate and frame) heat exchanger adalah:
Pemeliharaan yang mudah dan murah.
Jumlah pelat yang digunakan fleksibel, dapat ditambah atau dikurangi.
Dapat memindahkan panas secara efisien karena koefisien perpindahan panas keseluruhan
lebih tinggi dibandingkan jenis heat exchanger lainnya.
Desain alat penukar panas ini kompak, tidak sebesar alat penukar panas berjenis lainnya.
Faktor fouling yang relatif rendah.
Cocok untuk fluida dengan viskositas yang tinggi.
Faktor koreksi temperatur yang relatif tinggi karena karakter aliran fluida menyerupai aliran
counter-current sebenarnya.
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
12dari27
Approach temperatur terendah adalah 1°C, lebih rendah dari shell and tube heat exchanger
yaitu 5-10°C.
Namun, kekurangan gasketed plate heat exchanger adalah :
Tidak cocok untuk tekanan fluida diatas 30 bar atau perbedaan tekanan kedua fluida yang
sangat besar.
Fluida dapat mengalami hilang tekan yang besar diakibatkan jalur pada alat penukar panas
relatif kecil.
Rentang temperatur operasi tidak besar karena tergantung pada gasket yang digunakan
(tabel C.3. Appendix C)
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
13dari27
4 Hasil Perancangan
4.1 Hasil Tabel 4.1. Hasil Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
4.2 Sketsa Heat Exchanger
No. Parameter Nilai Satuan
1. Total Panas yang
Dipindahkan
33.352,953 kW
2. Luas Perpindahan Panas 38,.294 m2
3. Dekik Perpindahan Panas
(Pintch)
20,5 C
4. Koefisien Perpindahan
Panas Keseluruhan (U)
3.608,784 W/m2.C
5. Hilang tekan fluida proses 0,508 bar
6. Hilang tekan service fluid 1,152 bar
Dimensi Alat Penukar Panas
1. Jumlah pelat 273 buah
2. Number of channel per
pass
136 buah
3. Panjang pelat 1,9 m
4. Lebar pelat 0,75 m
5. Tebal pelat 0,00075 m
6. Jarak antarpelat 0,003 m
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
14dari27
Gambar 4.2.1 Plate and frame heat exchanger hasil perancangan
Gambar 4.2.2 Tampak samping plate and frame heat exchanger
Gambar 4.2.3 Tampak dalam plate and frame heat exchanger
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
15dari27
4.3 TEMA Sheet Heat Exchanger
Gambar 4.1. TEMA Sheet untuk Gasketed Plate Heat Exchanger.
PLATE & FRAME HEAT EXCHANGER SPECIFICATION Sheet 1 of 1
1
2
3 Model
4
5 ft2 f t2
6
7
8 Fluid Allocation
9 Fluid Circulated
10 Total Fluid Entering
11 Vapor (In/Out)
12 Liquid
13 Steam
14 Non-Condensables
15 Fluid Vaporized or Condensed
16 Steam Condensed
17 Temperature
18 Density
19 Viscosity
20 Vapor Molecular Weight
21 Specif ic Heat
22 Thermal Conductivity
23 Latent Heat
24 Velocity X Max. Min.
25 Pressure Drop, Clean (Allow ./Calc.)
26 Fouling Resistance
27 Heat Exchanged C C
28
29
30
31
32
33 in.
34 In
35 Out
36 Intermediate
37
38
39 Frame Capacity (Max. No. of Plates)
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49 kg kg
50
51
52
Location Banda Aceh Unit P.O. No.
PT PUPUK
ISKANDAR MUDAProject No. *
Service Cooling Water Exchanger Equipment No. 61-110-C
Type Gasketed Frames/Unit One Connected in Single
Manufacturer * P190 Mfr Ref. No. * No. Req'd
PERFORMANCE OF ONE UNIT
HOT SIDE COLD SIDE
MDEA Solution Cooling Water
kg/s 220.186 388.889
P&ID No. Plot Plan No. Other Ref. Dw g No.
Surface/Unit * Surface/Frame *
kg/s ---- ---- ---- ----
kg/s 220.186 220.186 388.889 388.889
kg/s ---- ---- ---- ----
kg/s ---- ---- ---- ----
kg/s ---- ---- ---- ----
kg/s ---- ---- ---- ----
°C 87 48 31.5 52
kg/m3 1010.5 1010.5 991.5 991.5
Pa.s 0.00109 0.00255 0.00077 0.00053
---- ---- ---- ----
J/kg ---- ----
m/s * *
J/(kg.°C) 3884 3884 4177.0 4177.0
W/m.K 0.388 0.388 0.631 0.631
33,353 kW Log MTD (Uncorrected) 24.60 Log MTD (Corrected) 23.86
bar 0.20715 * 0.41505 *
W/m2.K 10000 8000
CONSTRUCTION AND MATERIALS
Design Pressure bar * *
Test Pressure bar * *
Corrosion Allow ance * *
* *
* *
Design Temperature °C * *
Number of Passes per Frame One *
Impingement Protection?
No. of Plates 261 295
---- ----
rv2, Inlet/Outlet lb/ft·s
THK, in. C.A., in.
Plates Stnless Steel * Connections Stnless Steel
PART MATERIAL§ THK, in. C.A., in. PART MATERIAL§
End Cover Carbon Steel * Carrying Bar Carbon Steel
Plate Gaskets Carbon Steel * Frame Carbon Steel
§ Stress Relieved (Mark "SR') and/or Radiographed (Mark 'XR') Parts
OSHA Type Protective Shroud? Material: Carbon Steel Insulation: Heat Conservation
Carbon Steel Carbon Steel
Cleaning: Painting:
Code Requirements: Stamp?
Remarks 1. Items marked w ith an asterisk (*) to be completed by Vendor.
Client Spec.: Weights: Empty Frame * Filled w ith Water *
ConnectionsSize &
Rating
Re
v.
No
.
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
16dari27
5 ANALISIS
5.1 Analisis Kelogisan Perancangan Dimensi efektif hasil perancangan plate and frame heat exchanger ini adalah panjang
pelat 1,9 m, lebar pelat 0,75 m, dan tebal pelat 0,00075 m. Didapat luas penampang efektif satu
pelat bernilai 1,425 m2. Dengan jarak antarpelat 0,003 m dan jumlah pelat 273, didapat volume
heat exchanger efektif sebesar 1,390 m3. Namun karena diperlukan luas berlebih untuk port
aliran fluida proses dan servis, pelat didesain berukuran 2 x 0,85 m sehingga didapat volume
heat exchanger sebesar 1,659 m3. Desain ini logis karena tidak terlalu besar dan tidak memakan
tempat. Koefisien perpindahan panas overall yang didapat dari desain yaitu sebesar 3608,78
W/m2.K. Hasil ini sesuai dengan literatur untuk gasketed plate exchangers dengan fluida panas
light organic dan fluida dingin cooling water, yaitu pada rentang 2000-4500 W/m2.K.
5.2 Parameter Operasi Proses Hasil Perancangan Menurut buku Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Design, ada beberapa
parameter operasi yang harus diperhatikan dalam merancang heat exchanger jenis plate and
frame, yaitu:
1. Ketebalan pelat = 0,5 – 3 mm
2. Jarak antarpelat = 1,5- 5 mm
3. Luas permukaan pelat = 1,5 m2
4. Rasio lebar : panjang = 2 – 3
5. Ukuran heat exchanger = 0,03 – 1500 m2
6. Laju alir maksimum = 2500 m3/h
6 KESIMPULAN Desain heat exchanger jenis plate and frame yang telah dirancang sudah memenuhi kriteria
parameter-parameter operasi berdasarkan Coulson and Richardson’s Chemical Engineering
Design dengan rincian sebagai berikut :
Panjang pelat = 1,9 m (efektif); 2 m (desain).
Lebar pelat = 0,75 m (efektif); 0,85 m (desain).
Tebal pelat = 0,00075 m
Jarak antarpelat = 0,003 m
Jumlah pelat = 273 pelat
Port diameter = 0,25 m
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
17dari27
Koefisien perpindahan panas overall = 3608,784 W/m2.K
Panas yang dipindahkan = 33352,95 kW
Selain itu, perhitungan koefisien perpindahan panas overall juga sudah sesuai literatur dengan
jenis-jenis fluida yang digunakan. Heat exchanger ini efektif dan efisien dalam memindahkan
panas dan hilang tekan yang dihasilkan juga tidak terlalu besar untuk ukuran plate and frame
heat exchanger.
7 REFERENSI
No. Judul Dokumen Pengarang Tahun
terbit.
1. Coulson and Richardson’s Chemical
Engineering Series RK Sinnot 2005
2. Laporan Kerja Praktek PT Pupuk Iskandar
Muda Edy Agus Mulyono 2012
3. Process Heat Transfer
G. F. Hewitt
G. L. Shires
T. R. Bott
1994
4. Transport Processes and Separation
Process Principles 4th Edition
Christie John
Geankoplis 2003
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
18dari27
Appendix A – Data Fisik Aliran
Data Fisik Fluida Kerja/Hot Fluid Inlet (Lean-solution)
Data Fisik Lean-solution
Massa Jenis (kg/m3) 1010,5
Viskositas (Pa.s) 0,00182
Cp (J/kg.K) 3884
Pr 18,19455
k (W/m.K) 0,388
Data Fisik Fluida Servis/Cold Fluid Inlet (Cooling Water)
Data Fisik Cooling Water
Massa Jenis (kg/m3) 990,5
Viskositas (Pa.s) 0,0006365
Cp (J/kg.K) 4,177
Pr 4,20968
k (W/m.K) 0,631
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
19dari27
Appendix B – Contoh Perhitungan
1. Hitung nilai kalor yang berpindah (Q)
𝑄 = 𝑚 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 ∆𝑇
Q = 220,186 x 3884 x (87-48)
Q = 33352,95 x 103 W
2. Hitung nilai perbedaan temperatur logaritmik (ΔTLMTD)
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑇2 − ∆𝑇1
𝑙𝑛 ∆𝑇2
∆𝑇1
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = (87 − 52) − (48 − 31,5)
ln(87−52)
(48−31,5)
ΔTLMTD = 24,6015
3. Tentukan nilai NTU
𝑁𝑇𝑈 = (𝑇𝑜 − 𝑇𝑖)
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝑁𝑇𝑈 = (87 − 48)
24,6015= 1,585
4. Tentukan nilai faktor koreksi logaritmik. Berdasarkan grafik log mean temperature
correction factor (lihat Gambar 1 Appendix C), dengan nilai NTU = 1,585, maka
diperoleh nilai fouling factor (Ft) sebesar 0,97.
5. Hitung nilai ΔTM
∆𝑇𝑀 = 𝐹𝑡 𝑥 ∆𝑇𝐿𝑀
𝛥𝑇𝑀 = 0,97 𝑥 24,6015 = 23,86
6. Tebak nilai U0
Selanjutnya, mulai dari tahap 6 perlu dilakukan iterasi, karena nilai U tidak diketahui.
Ambil nilai tebakan awal U0 = 3000 W/m2.K.
7. Hitung total luas area yang dibutuhkan
𝐴𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 = 𝑄
𝑈0 𝑥 ∆𝑇𝑀
𝐴𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 = 33352,95 𝑥 103
3000 𝑥 24,601 = 465,89 𝑚2
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
20dari27
8. Hitung jumlah pelat yang dibutuhkan dan jumlah channel per pass.
Untuk menghitung jumlah pelat yang dibutuhkan, maka diperlukan luas pelat yang
digunakan. Spesifikasi desain pelat plate and frame heat exchanger yang kami rancang
adalah :
Konduktivitas termal pelat = 16,3 W/m.K (Bahan pelat stainless steel)
Panjang pelat = 1,9 m
Lebar pelat = 0,75 m
Luas pelat = 1,425 m2
Jarak antarpelat = 0,003 m
Tebal pelat = 0,00075 m
hf, cold (cooling water) = 8000 W/m2.K
hf, hot (light organics) = 10000 W/m2.K
𝑁 = 𝐴𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑
𝐴𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑁 = 465,89 𝑚2
1,425 𝑚2= 326,94 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
Pada rancangan desain plate and frame heat exchanger, jumlah pelat yang dibutuhkan
harus ganjil agar jumlah channel per pass bernilai genap sehingga plate and frame heat
exchanger yang didesain memiliki penutup.
Maka, jumlah pelat yang dibutuhkan dibulatkan menjadi 327 pelat.
Jumlah channel per pass yang dibutuhkan = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡−1)
2 =
(327−1)
2= 163
Channel cross sectional area = jarak antar pelat x lebar pelat
= 0,003 x 0,75
= 0,00225 m2
Hydraulic mean diameter (de) = 2 x channel cross sectional area
= 2 x 0,003
= 0,006 m2
9. Tentukan rejim aliran dengan cara menghitung bilangan Reynold.
Hitung channel velocity terlebih dahulu.
𝐶ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑣𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 = 𝑚
(𝜌 𝑥 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑥 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠)
a. Fluida proses
Channel velocity = 220,1864
(1010,5 𝑥 0,00225 𝑥 163)= 0,594 m/s
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
21dari27
b. Fluida servis
Channel velocity = 388,89
(992 𝑥 0,00225 𝑥 163)= 1,0695 m/s
Setelah mendapatkan channel velocity, maka nilai bilangan Reynold dapat dihitung
𝑁𝑅𝑒 = 𝜌𝑢𝑝𝑑𝑒
𝜇
a. Fluida proses
𝑁𝑅𝑒 = 1010,5 𝑥 0,594 𝑥 0,006
0,00182= 1979,248
b. Fluida servis
𝑁𝑅𝑒 = 992 𝑥 1,0695 𝑥 0,006
6,365 𝑥 10−4= 9995,586
Dari perhitungan bilangan Reynold, maka dapat disimpulkan bahwa rejim aliran
fluida dalam heat exchanger adalah turbulen.
10. Hitung koefisien perpindahan panas film
ℎ𝑝𝑑𝑒
𝑘𝑓= 0,26𝑅𝑒0,5𝑃𝑟0,4(
𝜇
𝜇𝑤)0,14
Karena rejim aliran fluida adalah turbulen, maka nilai 𝜇
𝜇𝑤 diasumsikan 1.
a. Fluida proses
ℎ𝑝𝑑𝑒
𝑘𝑓= 0,26 𝑥 1979,2480,5 𝑥 4,210,4 𝑥 10,14
hp = 174355,08 W/m2.K
b. Fluida servis
ℎ𝑝𝑑𝑒
𝑘𝑓= 0,26 𝑥 9995,5860,5 𝑥 18,1950,4 𝑥 10,14
ℎ𝑝 = 897142,86 W/m2.K
11. Hitung overall coefficient
1
𝑈= 2,7786 𝑥 10−4
𝑼 = 𝟑𝟓𝟗𝟖, 𝟗𝟎𝟒 W/m2.K
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
22dari27
Hitung galat antara U dan U0
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = |𝑈 − 𝑈0|
𝑈 𝑥 100%
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = |3598,904 − 3000|
3598,904 𝑥 100%
𝑮𝒂𝒍𝒂𝒕 = 𝟏𝟔, 𝟔𝟒𝟏%
Karena galat yang dihasilkan cukup besar, maka perlu dilakukan iterasi untuk
menghitung nilai overall coefficient. Hasil iterasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
ITERASI-1 U0 = 3598,904 W/m2.K
A = 388,357 m2
Jumlah pelat = 272,531
= 273
number of channel per pass = 136
channel velocity
fluida proses = 0,7121 m/s
fluida servis = 1,2818 m/s
Reynold number, Re
fluida proses = 2372,187
fluida servis = 11980,00
koefisien film plat (hp)
fluida proses = 196135,5 W/m2.K
fluida servis = 1009213,9 W/m2.K
overall coefficient
1/U = 2,77 x 10-4
U = 3608,78 W/m2.K
Error = 0,2745 %
ITERASI – 2
U0 = 3608,78 W/m2.K
A = 387,294 m2
Jumlah pelat = 271,785
= 273
number of channel per pass = 136
channel velocity
fluida proses = 0,7121 m/s
fluida servis = 1,2818 m/s
Reynold number, Re
fluida proses = 2372,187
fluida servis = 11980,00
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
23dari27
koefisien film plat (hp)
fluida proses = 196135,52 W/m2.K
fluida servis = 1009213,98 W/m2.K
overall coefficient
1/U = 2,77 x 10-4
U = 3608,784 W/m2.K
Error ≈ 0 %
Hasil iterasi ke-3 sudah memberikan galat yang sangat kecil, sehingga tidak perlu
dilakukan iterasi kembali untuk menentukan nilai U.
12. Hitung pressure drop
a. Fluida proses
𝑗𝑓 = 0,6𝑅𝑒−0,3
𝑗𝑓 = 0,6 𝑥 2372,187−0,3
𝑗𝑓 = 0,05829
𝑃𝑎𝑡ℎ 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ = 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑥 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠
𝑃𝑎𝑡ℎ 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ = 1,9 𝑥 1 = 1,9 𝑚
Kami merancang nilai port diameter = 0,25 m, sehingga
𝑃𝑜𝑟𝑡 𝑎𝑟𝑒𝑎 = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 0,252 = 0,04906 𝑚2
∆𝑃𝑝 = 8 𝑥 0,05829 𝑥 (1,9
0,006) 𝑥
1010,5 𝑥 0,71212
2
∆𝑃𝑝 = 37832,99 N/m2
Velocity through port (upt) = 𝑤
𝜌 𝑥 𝐴𝑝 =
220,1864
1010,5 𝑥 0,04906 = 4,44 m/s
∆𝑃𝑝𝑡 = 1,3 𝑥 (1010,5 𝑥 4,442)
2 x 1 = 12955,63 N/m2
Total pressure drop = ∆𝑃𝑝 + ∆𝑃𝑝𝑡 = 37832,99 + 12955,63 = 50788,62𝑁
𝑚2
= 0,50788 bar
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
24dari27
b. Fluida servis
𝑗𝑓 = 0,6𝑅𝑒−0,3
𝑗𝑓 = 0,6 𝑥 11980−0,3
𝑗𝑓 = 0,0359
𝑃𝑎𝑡ℎ 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ = 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑥 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠
𝑃𝑎𝑡ℎ 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ = 1,9 𝑥 1 = 1,9 𝑚
Kami merancang nilai port diameter = 0,25 m, sehingga
𝑃𝑜𝑟𝑡 𝑎𝑟𝑒𝑎 = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 0,252 = 0,04906 𝑚2
∆𝑃𝑝 = 8 𝑥 0,0359 𝑥 (1,9
0,006) 𝑥
992 𝑥 1,28182
2
∆𝑃𝑝 = 73993,23 N/m2
Velocity through port (upt) = 𝑤
𝜌 𝑥 𝐴𝑝 =
388,889
998 𝑥 0,04906 = 7,994 m/s
∆𝑃𝑝𝑡 = 1,3 𝑥 (992 𝑥 7,9942)
2 x 1 = 41188,157 N/m2
Total pressure drop = ∆𝑃𝑝 + ∆𝑃𝑝𝑡 = 50788,62 + 41188,157 = 115181,39𝑁
𝑚2
= 1,1518 bar
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
25dari27
Appendix C – dst
Gambar C.1. Log mean temperature correction factor untuk plate and frame heat exchanger.
(Sumber: Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Design Volume 6 page 760)
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
26dari27
Tabel C.1. Nilai fouling factor untuk plate and frame heat exchanger.
(Sumber: Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Design Volume 6 page 757)
Tabel C.2. Overall heat-transfer coefficient untuk plate and frame heat exchanger.
(Sumber: Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Design Volume 6 page 638)
Perancangan Plate and Frame Heat Exchanger
27dari27
Tabel C.3. Typical gasket materials untuk plate and frame heat exchanger.
(Sumber: Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Design Volume 6 page 735)