deskripsi kecerdasan emosional siswi sma penghuni asrama ... · siswi sma penghuni asrama putri...

114
DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Lucia Martini NIM : 001114008 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2004

Upload: vuongduong

Post on 01-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI

SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN KELOMPOK

S k r i p s i

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Lucia Martini

NIM : 001114008

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2004

Page 2: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .…………………………….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………… v

ABSTRAK …………………………………………………………………… vi

ABSTRACT ……………………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR ...……………………………………………………... viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xvi

BAB I: PENDAHULUAN …………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………... 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 8

E. Definisi Operasional …………………………………………….. 9

Page 3: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………… 11

A. Hakekat Kecerdasan Emosional ………………………………… 11

1. Pengertian Kecerdasan Emosional …………………………... 11

2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ……………………….... 14

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ..... 23

B. Penghuni Asrama Sebagai Remaja ……………………………… 27

1. Ciri-ciri Masa Remaja ……………………………………….. 27

2. Tugas Perkembangan Remaja ……………………………….. 34

C. Bimbingan Kelompok …………………………………………… 36

D. Pelayanan Bimbingan di Asrama ……………………………….. 39

1. Pengertian Asrama …………………………………………… 39

2. Pentingnya Pelayanan Bimbingan di Asrama Khususnya

Pengembangan Kecerdasan Emosional …………………..... 41

3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelayanan Bimbingan

di Asrama ……………………………………………………. 48

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN …………………………………… 50

A. Jenis Penelitian ………………………………………………… 51

B. Subjek Penelitian ………………………………………………. 51

C. Instrumen Penelitian …………………………………………… 52

D. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………... 61

1. Tahap Persiapan …………………………………………….. 61

2. tahap Pelaksanaan Pengumpulan data ………………………. 65

Page 4: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

E. Teknik Analisis data …………………………………………… 67

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 69

A. Tingginya Masing-masing Aspek Kecerdasan Emosional Siswi

SMA Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran

2003/2004 ……………………………………………………… 69

B. Pembahasan ……………………………………………………. 70

BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK DAN

CONTOH SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DI ASRAMA

PUTRI SANTA MARIA MALANG SEBAGAI IMPLIKASI

HASIL PENELITIAN ………………………………………………. 87

A. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok untuk Penghuni

Asrama Putri Santa Maria Malang ……………………………… 87

B. Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan …………………………... 93

BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ………………….. 98

A. Ringkasan ………………………………………………………. 98

B. Kesimpulan …...……………………………………………….. 100

C. Saran ......…...……………………………………………………. 100

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 102

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 106

Page 5: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosiona untuk Penelitian ……. 55

Tabel 2 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item ..………………….. 58

Tabel 3: Kisi-kisi Kecerdasan emosional Yang Diuji Cobakan …………….. 64

Tabel 4: Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional Penghuni

Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003/2004 …....... 68

Tabel 5: Penggolongan Tingkat kecerdasan Emosional Penghuni

Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003/2004 ……... 69

Tabel 6: Tingginya Masing-masing Aspek Kecerdasan Emosional

Para Siswi SMA Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang

Tahun Ajaran 2003/2004 …………………………………………… 70

Tabel 7: Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok Bagi siswi SMA

Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang .…………………........ 88

Page 6: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Kecerdasan Emosional Siswi SMA

Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang …………………

106

Lampiran 2 : Skor Uji Coba Kuesioner Kecerdasan Emosional ….……… 113

Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas …………………………….

121

Lampiran 4 : Skor Kecerdasan Emosional Siswi SMA

Penghuni Asrama Putri Santa Maria……………………….... 131

Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Penelitian….…………………………. 141

Page 7: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

ABSTRAK

DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG

TAHUN AJARAN 2003-2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

Lucia Martini Universitas Sanata Dharma, 2004

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingginya kecerdasan emosional siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan survai. Subjek penelitian adalah siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004 yang berjumlah 50 orang. Mereka terdiri dari SMA kelas I: 29 orang, kelas II: 21 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh penulis sendiri dengan mengambil inspirasi dari buku Emotional Intelligence, yang dikarang oleh Goleman (2002). Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mencakup ke lima aspek kecerdasan emosional. Kelima aspek tersebut yaitu: (1) mengenali emosi diri, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri, (4) mengenali emosi orang lain, (5) membina hubungan. Jumlah seluruh item ada 90 butir. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan frekwensi dengan pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan tipe I. Tingginya kecerdasan emosional siswi SMA penghuni asrama Santa Maria Malang digolongkan menjadi 5 yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004: (1) yang memiliki kemampuan mengenali emosi yang: sangat rendah 6%, rendah 30%, cukup 64%, tinggi 0%, dan yang sangat tinggi 0%, (2) yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat rendah 0%, rendah 16%, cukup 60%, tinggi 24%, dan sangat tinggi 0%, (3) yang memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri yang sangat rendah 4%, rendah 24%, cukup 58%, tinggi 14%, sangat tinggi 0%, (4) yang memiliki kemampuan mengenali emosi orang lain yang sangat rendah 0%, rendah 2%, cukup 44%, tinggi 26%, dan sangat tinggi 28%, (5) yang memiliki kemampuan membina hubungan yang sangat rendah 2%, rendah 2%, cukup 72%, tinggi 18%, dan sangat tinggi 6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disusunlah topik-topik bimbingan kelompok bagi para siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang.

Page 8: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF THE EMOTIONAL INTELLIGENCE OF THE SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS, THE OCCUPANTS OF THE

GIRL DORMITORY OF SAINT MARY, MALANG, IN THE ACADEMIC YEAR OF 2003/2004 AND THE IMPLICATION

FOR A PROPOSAL OF CLASS GUIDANCE TOPICS

Lucia Martini 2004

The aim of this research was to describe the level of the emotional intelligence of the Senior High School students, the occupants of the Girl Dormitory Sanit Mary, in Malang, ini the academic year of 2003/2004, and the implication for a proposal of slass guidance topics. This research was a descriptive research applying a survey method. The number of the subjects of this research was 50 students, consisting of 29 firt grade students, and 21 second grade students. The instrument employed to collect the data was a questionnaire, constructed by the researcher herself, on the basis of the Emotional Intelligence book, written by Goleman (2002). The questionnaire consisted of questions that covered the five aspects of the emotional intelligence, namely: (1) knowing one’s emotions, (2) managing emotions, (3) motivating oneself, (4) recognizing emotions in others, (5) handling relationships. The data were analyzed by classifying the level of the emotional intelligence of the satudents on the basis of the Norm-Reference Test, type I. The results of this research indicate that the level of each of the emotional intelligence aspects of the occupants of the Girl Dormitory Saint Mary, in Malang, in the academic year of 2003/2004 is as follows (1) in knowing one’s emotion, among the students: (a) 6% have very low ability; (b) 30% have low ability; (c) 64% have high enough ability; (d) 0% has high ability; (e) 0% has very high ability; (2) in managing emotions, among the students: (a) 0% has very low ability; (b) 16 % have low ability; (c) 60% have high enough ability; (d) 24% have high ability; (e) 0% has very high ability; (3) in motivating oneself, among the students: (a) 4% have very low ability; (b) 24% have low ability; (c) 58% have high enough ability; (d) 14% have high ability; (e) 0% has very high ability: (4) in recognizing emotions in others, among the students: (a) 0% has very low ability; (b) 2% have low ability; (c) 44% have high enough ability; (d) 26% have high ability; (e) 28% have very high ability; (5) in handling relationships, among the students: (a) 2% have very low ability; (b) 2% have low ability; (c) 72% have high enough ability; (d) 18% have high ability; (e) 6% have very high ability.

Page 9: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Based on the results of the study, the researcher proposed class guidance topics to be delivered for the occupants of the Girl Dormitory Sanit Mary, in Malang.

Page 10: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini disajikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Intelligence quotient adalah istilah populer yang dikenal oleh banyak orang.

Mereka beranggapan bahwa anak dengan kecerdasan intelektual mempunyai

peluang besar untuk sukses. Banyak orang tua mendewakan “NEM” yang tinggi

dan mengandaikan bahwa IQ yang tinggi menjadi penentu sukses dalam

kehidupan. Sekarang kita tidak hanya mengenal IQ (Intelligence Quotient) saja,

tetapi juga telah dikenal istilah EI (Emotional Intelligence). Dewasa ini EI banyak

dibahas dan pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan

John Mayer (Shapiro, 2000: 5). EI dalam bahasa Indonesia adalah kecerdasan

emosional. Sekarang kecerdasan tidak lagi dipandang hanya mencakup kecepatan

berpikir, ketepatan menghitung, melainkan juga pengendalian emosi dan

kemampuan mengendalikan diri dalam hubungan dengan sesama. Mengingat

pentingnya kecerdasan emosional, peneliti berpandangan bahwa pengembangan

kecerdasan emosional sangat perlu bagi remaja baik lewat lembaga pendidikan di

sekolah maupun luar sekolah, misalnya asrama.

Page 11: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Dalam buku laporan pelaksanaan bidang karya para Suster Santa Perawan

Maria di Indonesia (1984-1988) disebutkan bahwa sejak awal berdirinya

konggregasi, disadari betapa pentingnya pendidikan dalam suatu asrama.

Pembinaan di asrama merupakan bagian dari medan karya konggregasi para

Suster Santa Perawan Maria yang utama, dan bidang ini ternyata sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, karena masyarakat sadar bahwa pembinaan

merupakan kunci perkembangan mental manusia yang mendasari perkembangan

lainnya .

Pengelolaan asrama merupakan salah satu bentuk perwujudan kepedulian

Suster-suster Santa Perawan Maria terhadap generasi muda jaman ini. Hal ini

merupakan realisasi dari Konstitusi yaitu Konstitusi Kongregasi Suster Santa

Perawan Maria (1984, 75 al. 2) yang berbunyi “kita membaktikan diri kepada

kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha melaksanakan karya belas kasih

rohani dan jasmani” sesuai dengan tradisi kita terutama berkarya di bidang

pembinaan.

Asrama Santa Maria di Malang adalah salah satu asrama putri yang

menampung siswi Sekolah Menengah Atas. Para remaja penghuni asrama ini

berumur sekitar 15-18 tahun. Mereka berada dalam masa remaja. Menurut

Hurlock (1994: 207) masa remaja adalah masa peralihan. Biasanya orang

mengatakan bahwa masa ini merupakan suatu proses, bukan produk yang sekali

jadi. Karena itu tugas orang tua atau pembimbing adalah membantu remaja

menjadi orang dewasa yang memiliki kepekaan emosional.

Page 12: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Sikap dan perilaku remaja diharapkan berkembang seimbang dengan tingkat

perubahan fisiknya. Sejak awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi secara

pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat. Sebaliknya,

apabila perubahan fisik menurun, perubahan perilaku dan sikap pun menurun.

Remaja berada pada masa peralihan. Karena itu individu yang bersangkutan

bukan lagi anak dan bukan orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-

anak, ia akan diajari untuk “bertindak sesuai dengan umurnya,” tetapi kalau

remaja berusaha berperilaku seperti orang dewasa, ia seringkali dituduh “terlalu

besar untuk celananya”.

Pada masa kanak-kanak, individu masih merasa aman karena semuanya ada

dalam perlindungan orangtua, namun ketika memasuki masa remaja, individu

mengalami kebingungan, kegelisahan. Remaja mulai meniru perilaku orang

dewasa, misalnya merokok.

Menurut Goleman (1997: 14) generasi sekarang lebih banyak mengalami

kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan

pemurung, kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih

kompulsif dan agresif. Kecerdasan emosional sangat berpengaruh bagi

perkembangan individu. Menurut konsep Goleman, orang yang memiliki

kecerdasan emosional adalah orang yang matang dalam hal pengaturan kondisi

diri dan emosinya. Lewat penelitian-penelitian para ahli telah ditunjukkan bahwa

ketrampilan emosi dapat membuat siswa bersemangat tinggi dalam belajar,

disukai oleh teman-temannya di arena bermain, juga akan membantu ketika siswa

Page 13: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

sudah memasuki dunia kerja. Peran kecerdasan intelektual atau IQ dalam

keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua setelah kecerdasan

emosional. Menurut penelitian para ahli, IQ hanya menyumbang 20% dari faktor

penentu keberhasilan seseorang, sedangkan sisanya 80% adalah faktor-faktor lain

termasuk kecerdasan emosional (Goleman, 1997). Dalam kenyataannya sekarang

ini, dapat dilihat bahwa orang yang ber-IQ tinggi tetapi emosinya tidak stabil dan

mudah marah, sering kali keliru dalam menentukan dan memecahkan persoalan

hidup karena tidak dapat berkonsentrasi (Suparno, 2004). Menurut Suparno emosi

yang tidak berkembang, tidak terkuasai, sering membuat orang berubah-ubah

dalam menghadapi persoalan dan bersikap terhadap orang lain sehingga banyak

menimbulkan konflik. Di lain pihak ada orang yang IQ-nya tidak tinggi, tetapi

karena ketekunan dan emosinya seimbang, dapat sukses dalam belajar maupun

dalam bekerja.

Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional merupakan sumber daya

sinergis; tanpa yang satu, yang lain menjadi tidak sempurna dan tidak efektif.

Kecerdasan intelektual dapat membuat orang berhasil meraih nilai maksimal

tetapi tidak berhasil dalam kehidupan. Hanya kecerdasan emosional yang mampu

memahami pelbagai perasaan secara mendalam, ketika perasaan itu muncul.

Tanpa kemampuan untuk mengenali dan menghargai perasaan, serta bertindak

jujur sesuai dengan perasaan yang bersangkutan tersebut, orang tidak akan

berhubungan baik dengan orang lain, tidak dapat membuat keputusan dengan

Page 14: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

mudah, dan sering akan terombang-ambing sehingga tidak pernah bersentuhan

dengan perasaannya sendiri.

Orang yang mempunyai kecerdasan emosional, diharapkan mampu

mengungkapkan emosinya secara konstruktif. Sebaliknya, orang yang kecerdasan

emosionalnya rendah akan kurang berhasil, karena cepat merasa gagal, mudah

menyerah jika menghadapi kesukaran.

Mengingat pentingnya kecerdasan emosional remaja khususnya penghuni

asrama, maka perlu ada bimbingan yang dimaksudkan juga untuk

mengembangkan kecerdasan emosional di asrama. Bimbingan dimaksudkan agar

binimbing mampu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta

mampu menerimanya secara positif sebagai modal pengembangan diri lebih

lanjut. Bagi asrama sendiri, pengembangan kecerdasan emosional merupakan

sesuatu yang baru karena selama ini asrama belum mempunyai program

bimbingan, sehingga dibutuhkan keberanian dan kemauan untuk memulainya

mengingat remaja yang tinggal di asrama adalah generasi penerus bangsa.

Pembimbingan yang dilakukan sungguh-sungguh secara optimal dapat

memberikan sumbangan yang besar bagi kehidupan mereka di masa depan.

Pembimbingan di asrama harus mampu menyentuh aspek-aspek kecerdasan

emosional yang sering kurang diperhatikan dibandingkan aspek kognitif.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi

perkembangan seseorang. Warga asrama biasanya datang dari berbagai latar

belakang yang berbeda, misalnya status sosial ekonomi, keluarga, budaya, dan

Page 15: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

lain-lain. Setiap warga asrama dituntut mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru, yaitu asrama, di mana mereka tinggal dan hidup bersama.

Hidup bersama tentu tidak mudah; seringkali timbul berbagai permasalahan

dalam hidup bersama di asrama. Keberhasilan menyesuaikan diri dengan

kehidupan di asrama sangat ditentukan oleh kemampuan individu dalam

menjawab atau mengatasi situasi permasalahan yang ada. Warga asrama perlu

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi untuk memperoleh keberhasilan

dalam kehidupan di asrama.

Salah satu tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1994) ialah

penyesuaian dengan lingkungan. Bagi remaja menyesuaikan diri dengan

lingkungan sering dirasa sulit; untuk dapat mencapai hubungan yang baru dengan

lingkungan, dibutuhkan kecerdasan emosional. Berdasarkan pengalaman penulis,

pengembangan bidang kecerdasan emosional di asrama mempunyai peluang yang

lebih besar daripada di sekolah, karena anak-anak tinggal di asrama sehingga

pihak pengelola asrama dapat menyusun program sesuai dengan waktu yang ada;

di sekolah waktu terbatas antara lain karena padatnya kurikulum. Apabila

pengembangan kecerdasan emosional di asrama dapat dilaksanakan dengan baik,

hal ini merupakan sumbangan yang besar bagi kehidupan remaja di masa yang

akan datang. Pihak pengelola asrama hendaknya memiliki topik bimbingan yang

relevan dengan kebutuhan penghuni asrama sehingga program itu dapat sungguh

efektif. Pembimbing dapat memberikan topik-topik pelayanan bimbingan yang

sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan

Page 16: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

remaja dan tingkat kecerdasan emosional remaja. Sering dijumpai topik

pembimbingan yang diberikan kurang sesuai dengan tingkat perkembangan

remaja dan tugas perkembangan remaja sehingga tujuan tidak tercapai.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menyusun materi pelayanan

bimbingan yang sesuai dengan taraf perkembangan, kebutuhan dan permasalahan

yang dialami para remaja penghuni asrama khususnya dalam bidang kecerdasan

emosional. Dengan memberikan topik bimbingan yang relevan, para remaja yang

tinggal di asrama akan dibantu menjadi pribadi yang mampu mengatur hidupnya,

dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, memiliki pandangan sendiri,

memiliki kemandirian, memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri, dan

akhirnya mampu mengambil keputusan secara tepat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menjadi sangat tertarik dan terdorong

untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kecerdasan emosional para

penghuni asrama putri Santa Maria di Malang tahun ajaran 2003/2004 dan topik-

topik bimbingan mana yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan

emosionalnya.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang, tingkat

masing-masing aspek kecerdasan emosional para siswi SMA penghuni asrama

putri Santa Maria di Malang, dan melihat implikasinya terhadap usulan topik-

Page 17: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

topik bimbingan kelompok dalam bidang kecerdasan emosional. Secara khusus,

pertanyaan yang ingin dijawab adalah :

1. Seberapa tinggikah masing-masing aspek kecerdasan emosional siswi SMA

penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004?

2. Manakah topik bimbingan yang sesuai bagi para siswi SMA penghuni asrama

putri Santa Maria Malang untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:

1. Mengetahui tingginya masing-masing aspek kecerdasan emosional siswi SMA

penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004.

2. Dapat menyusun suatu usulan topik bimbingan yang sesuai bagi para siswi

SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang, untuk mengembangkan

kecerdasan emosionalnya.

D. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:

1. Para penghuni asrama putri Santa Maria Malang akan memperoleh informasi

tentang tingkat kecerdasan emosionalnya, dan diharapkan termotivasi untuk

meningkatkan kecerdasan emosionalnya.

Page 18: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

2. Pendamping asrama putri Santa Maria di Malang dapat memperoleh informasi

yang dapat digunakan dalam mengembangkan kecerdasan emosional para

penghuni asrama .

3. Persatuan Suster Santa Perawan Maria dapat memperoleh masukan yang

berguna untuk pembinaan bidang pengembangan kecerdasan emosional di

asrama-asrama yang ada di lingkup Kongregasi Suster Santa Perawan Maria.

4. Peneliti sendiri memperoleh pengalaman dalam mengungkap tingkat

kecerdasan emosional dan dalam menyusun topik-topik bimbingan tentang

kecerdasan emosional.

E. Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan

dalam penelitian ini:

1. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas

dan terinci (Depdikbud, 1990: 201).

2. Kecerdasan emosional

Kemampuan mengenali emosi kita sendiri, dan emosi orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi serta kemampuan

membina hubungan dengan orang lain (Goleman, 2001: 512), seperti yang

dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

Page 19: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

3. Penghuni asrama

Penghuni asrama adalah remaja berumur 15-18 tahun yang tinggal di asrama

putri Santa Maria di Malang pada tahun ajaran 2003/2004.

4. Asrama

Asrama adalah tempat tinggal yang diperuntukkan bagi pelajar Sekolah

Menengah Atas, yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

5. Bimbingan

Bimbingan menurut Rachman Natawidjaja (Winkel, 1997: 67) adalah proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan

keadaan keluarga serta masyarakat.

6. Usulan topik-topik bimbingan

Usulan topik-topik bimbingan terbatas pada topik-topik yang tercakup dalam

kecerdasan emosional yang diusulkan untuk digunakan sebagai acuan

pelaksanaan bimbingan kelompok oleh pembimbing di asrama putri Santa

Maria di Malang.

7. Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu

orang pada waktu yang bersamaan (Winkel, 1997: 518).

Page 20: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan topik

penelitian yaitu: (1) Hakekat kecerdasan emosional yang meliputi: pengertian

kecerdasan emosional, aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosional; (2) Penghuni asrama sebagai remaja yang

meliputi: ciri-ciri masa remaja, tugas perkembangan remaja; (3) Pengertian

bimbingan kelompok; (4) Pelayanan bimbingan di asrama meliputi: pengertian

asrama, pentingnya pelayanan bimbingan di asrama khususnya pengembangan

kecerdasan emosional, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan bimbingan di

asrama.

A. Hakekat Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Emotional intelligence atau kecerdasan emosional pertama kali

dilontarkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan John Mayer (Shapiro,

2000: 5). Kecerdasan emosional atau emotional intelligence merujuk kepada

kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, dan perasaan orang lain,

kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan

baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain; mampu

bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak

Page 21: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban

stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa

(Goleman, 2001: 512; Goleman, 2002: 45). Senada dengan yang dikatakan

oleh Goleman, Peter Salovey dan Jack Mayer (Stein dan Book, 2002: 30)

menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk

mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu

pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan

secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Sejalan dengan Goleman, Patton (1998: 72-73) memberikan definisi

kecerdasan emosional lebih sederhana. Kecerdasan emosional diartikan

sebagai kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai

tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan. Salovey

dan Mayer (Shapiro, 2001: 8) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan

memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain,

memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing

pikiran dan tindakan.

Cooper dan Sawaf (1998: 15 ) mendefinisikan kecerdasan emosional

sebagai kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan

daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan

pengaruh yang manusiawi. Menurutnya kecerdasan emosional dapat dipelajari

dan dapat dikembangkan serta disempurnakan kapan saja dan pada usia

Page 22: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

berapa saja. Dengan kemampuan ini akan didapat pemahaman yang tepat

mengenai pengalaman emosinya serta bagaimana cara mengelola emosi

tersebut.

Sebelum kehadiran konsep kecerdasan emosional, banyak orang

berpegang pada kecerdasan intelektual (IQ) untuk menjelaskan keberhasilan

seseorang. Orang beranggapan bahwa bila IQ seseorang tinggi, maka ia akan

sukses dalam belajarnya dan akhirnya juga sukses dalam kehidupan yang

nyata. Anggapan seperti itu tidak selalu benar. Pada kenyataannya ada banyak

orang yang IQ-nya tinggi, tetapi gagal dalam hidupnya. Ternyata IQ yang

tinggi bukanlah segala-galanya, karena di samping kecerdasan intelektual

(IQ), ada kecerdasan lain yang turut mempengaruhi keberhasilan orang. Orang

yang sukses bukan orang yang cerdas secara IQ, tetapi orang yang secara

emosional cerdas sehingga dapat memperkembangkan kecerdasan-kecerdasan

yang lain (Suparno, 2004).

Shapiro (1997) menekankan konsep kecerdasan emosional sebagai

konsep yang sangat bermakna, meskipun mungkin tidak akan pernah dapat

diukur secara akurat seperti halnya pengukuran IQ. Cooper dan Sawaf (1998)

menganggap bahwa nilai IQ diyakini tidak banyak berubah seumur hidup,

sedangkan kecerdasan emosional dipandang sebagai kecerdasan yang dapat

dipelajari, dapat dikembangkan dan disempurnakan kapan saja dan pada usia

berapa saja. Pendapat ini sejalan dengan teori John Locke yaitu tabularasa,

yang menyebutkan bahwa manusia lahir seperti halnya kertas putih yang

Page 23: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

belum bertuliskan apa-apa. Akan jadi apa kertas putih tersebut, sangat

tergantung pada proses yang dialami selanjutnya (Sarwono, 1984). Konsep ini

ditekankan pula dalam teori-teori psikologi perkembangan, bahwa proses

belajar akan sangat berpengaruh dalam diri orang dan akan jauh lebih

menentukan dalam proses pembentukan diri dibandingkan dengan faktor

genetika.

Kecerdasan emosional memiliki komponen yang sangat kompleks dan

terkait dengan kemampuan orang dalam menggunakan potensi emosionalnya

dalam kehidupan sehari-hari. Albin (1983) menyatakan bahwa semua manusia

tanpa terkecuali, dianugerahi kemampuan emosional yang unik, sehingga

semua dapat belajar untuk memahami dan menerimanya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan untuk menyadari dan mengenali emosi-

emosinya sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain dan membina hubungan.

2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional berkembang bersamaan dengan sejarah

manusia itu sendiri (Stein dan Book, 2002). Salovey (Goleman, 2002: 57)

menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dapat

dipelajari. Kecerdasan emosional ini memiliki lima aspek penting yang

kemudian oleh Goleman disebut wilayah utama atau ciri-ciri kecerdasan

Page 24: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

emosional. Kelima wilayah atau aspek kecerdasan emosional tersebut adalah:

(a) mengenali emosi diri; (b) mengelola emosi; (c) memotivasi diri sendiri; (d)

mengenali emosi orang lain; dan (e) membina hubungan. Berikut ini masing-

masing aspek diperjelas.

a. Mengenali emosi sendiri (Self-Awareness)

Kemampuan mengenali emosi merupakan kemampuan mengenali

emosi pada waktu emosi itu muncul, dan mampu memberi nama atau

menyebutkan nama emosi yang bersangkutan. Orang dikatakan berhasil

mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas

emosinya. Mengenali emosi diri merupakan kesadaran orang akan

emosinya. Mengenali emosi merupakan dasar dari kecerdasan emosional.

Para ahli psikologi menggunakan istilah metamood untuk menyebut

kesadaran orang akan perasaannya. Mengenali emosi sewaktu emosi itu

terjadi merupakan inti dari kecerdasan emosional (Goleman, 2002).

Menurut konsep Goleman orang yang memiliki kesadaran diri akan lebih

peka dan cermat menghadapi suasana hati orang lain. Kesadaran emosi

sangat penting untuk memandu pengambilan keputusan, memiliki

kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2001: 513).

Menurut Goleman (2000) aspek mengenali emosi sendiri terdiri dari :

1) Kesadaran emosi

Orang yang memiliki kesadaran emosi yang tinggi mampu :

a) mengetahui emosi mana yang sedang dirasakannya dan mengapa,

Page 25: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

b) menyadari keterkaitan antara perasaan, pikiran, perbuatan, dan apa

yang dikatakannya,

c) mengetahui bagaimana perasaannya mempengaruhi cara kerjanya,

d) mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk mencapai nilai-

nilai dan tujuannya.

2) Penilaian diri

Orang yang memiliki penilaian diri secara teliti dan tinggi mampu:

a) menyadari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya,

b) memiliki kemampuan untuk mengadakan refleksi diri,

c) terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima

pandangan yang baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri,

d) mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang dirinya

sendiri dengan perspektif yang luas.

3) Kepercayaan diri

Orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi memiliki

kecenderungan:

a) berani tampil dengan keyakinan diri,

b) berani mengungkapkan pendapat dan bersedia berkorban demi

kebenaran,

c) bersikap tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati

dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.

Page 26: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat

terungkap dengan tepat. Kecakapan mengelola emosi merupakan

kecakapan yang sangat tergantung pada kesadaran diri, yang meliputi

kemampuan menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan,

atau ketersinggungan. Orang yang memiliki kecakapan ini mampu bangkit

kembali, sedangkan orang yang buruk pengelolaan emosinya akan terus

menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-

hal negatif yang merugikan diri sendiri.

Menurut Goleman (2002: 404) orang yang memiliki kemampuan

mengelola emosi memiliki ciri/tanda sebagai berikut:

1) toleransi yang lebih tinggi terhadap frustrasi dan pengelolaan amarah,

2) berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas,

3) lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi,

4) berkurangnya larangan masuk sementara dan skors,

5) berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri,

6) perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga,

7) lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa,

8) berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.

Wijokongko (1997: 15) mengatakan bahwa ketidakmampuan

mengendalikan emosi bisa membuat orang melakukan banyak perbuatan

negatif. Pengendalian emosi merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi.

Page 27: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Intinya, bukan menjauhi perasaan yang tidak menyenangkan dengan selalu

bahagia, namun tidak membiarkan perasaan menderita berlangsung secara

tidak terkendali sehingga menghapus semua suasana hati yang

menyenangkan.

Orang yang kemampuan mengelola emosinya rendah, menerima kritik

sebagai serangan pribadi, bukan sebagai keluhan yang harus diatasi, kurang

memiliki kendali diri, mudah mencemooh atau menghina, bersikap

menutup diri atau sikap bertahan yang pasif, mudah patah semangat

(Goleman (2002: 214-215).

Menurut Goleman (2001) aspek kemampuan mengelola emosi

meliputi:

1) Mengendalikan emosinya sendiri

Orang yang dapat mengendalikan emosinya sendiri secara tepat

mampu:

a) mengelola dengan baik emosi-emosi yang menekan,

b) tetap teguh, bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam

situasi yang paling berat,

c) berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam keadaan

tertekan.

2) Dapat dipercaya

Orang yang dapat dipercaya mampu:

a) bertindak seturut etika dan tidak pernah mempermalukan orang lain,

Page 28: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

b) membangun kepercayaan dengan sikap apa adanya dan jujur,

c) mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan yang

tidak dapat diterimanya,

d) berpegang kepada prinsip secara teguh walaupun akibatnya adalah

menjadi tidak disukai.

c. Kemampuan memotivasi diri sendiri

Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan

semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan

bermanfaat. Dalam hal ini terkandung harapan optimis yang tinggi,

sehingga dirinya memiliki kekuatan dan semangat untuk melakukan

aktivitas tertentu, misalnya belajar, bekerja, menolong orang lain.

Kemampuan memotivasi diri kita perlukan lebih-lebih pada waktu motivasi

kita negatif, yaitu waktu kita patah semangat, kehilangan pandangan ke

masa depan. Tujuannya agar motivasi kita positip dan kita menjadi

bersemangat serta bergairah lagi dalam hidup. Orang yang mampu

memotivasi dirinya akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan

dengan orang yang menunggu orang lain untuk memperhatikan dirinya.

Salah satu ciri dari kemampuan untuk memotivasi diri adalah kepercayaan

diri (Self confidence). Individu yang memiliki motivasi tinggi akan

memiliki self confidence yang tinggi pula. Ciri utama self confidence adalah

sikap optimis dalam menghadapi berbagai tantangan. Orang yang memiliki

kecakapan ini tidak mudah jatuh dalam suatu kegagalan dan tidak mudah

Page 29: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

puas terhadap apa yang dihasilkan, melainkan mempunyai kemauan untuk

terus berusaha untuk memperbaiki diri. Kemampuan memotivasi diri

sendiri menurut Goleman (2001) meliputi aspek:

1) Dorongan untuk berprestasi

Orang yang memiliki dorongan berprestasi memiliki kemampuan:

a) berorientasi pada tujuan dengan semangat juang yang tinggi untuk

meraihnya,

b) menetapkan tujuan yang manantang dan berani mengambil resiko,

c) mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengurangi

ketidakpastian dan mencari cara yang lebih tepat,

d) terus belajar untuk meningkatkan prestasi.

2) Memiliki komitmen

Orang yang memiliki komitmen tinggi mampu:

a) berkorban demi tercapainya tujuan,

b) merasakan dorongan semangat dalam mencapai tujuan yang utama

dalam hidupnya,

c) mempertimbangkan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat

untuk mengambil keputusan,

d) mencari peluang untuk memenuhi kebutuhannya.

3) Memiliki inisiatif

Orang yang memiliki inisiatif mampu:

a) memanfaatkan peluang untuk memajukan dirinya,

Page 30: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

b) mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau

diharapkan,

c) berani melanggar batas-batas dan aturan yang tidak prinsip apabila

perlu, agar tugas dapat dilaksanakan,

d) berani mengajak orang lain bekerjasama untuk menghasilkan

sesuatu yang lebih baik.

4) Optimis

Orang yang memiliki sifat optimis mampu:

a) bersikap tekun dalam mengejar cita-citanya meskipun banyak

hambatan,

b) bekerja atau belajar dengan harapan untuk sukses dan tidak takut

gagal,

c) berani belajar dari kegagalan.

d. Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain sering disebut empati. Empati adalah

kemampuan menempatkan diri dalam posisi orang lain (Shapiro, 2001:

50). Individu yang empatik adalah individu yang memiliki kemampuan

mengenali emosi orang lain atau menyadari apa yang dirasakan oleh orang

lain, sehingga dapat berbuat sesuatu untuk meringankan penderitaan orang

yang bersangkutan. Orang yang mempunyai empati yang kuat cenderung

tidak begitu agresif dan rela terlibat dalam perbuatan yang lebih

proporsional, misalnya menolong orang lain dan bersedia untuk berbagi.

Page 31: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Remaja yang bersikap empatik lebih disukai oleh teman-teman dan lebih

berhasil baik di sekolah maupun di tempat kerja, dan ia mampu menyadari

perasaan orang lain termasuk perasaan yang terungkap secara nonverbal

misalnya suara, intonasi, atau nada suara. Individu yang empatik mampu

menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan

apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

Menurut Goleman (2002: 404) orang yang memiliki kemampuan

mengenali emosi orang lain cenderung atau memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain.

2) Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain.

3) Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.

e. Membina hubungan/ketrampilan sosial

Membina hubungan merupakan ketrampilan berinteraksi dengan

orang lain, kemampuan untuk menjalin hubungan, dan menempatkan diri

dalam suatu kelompok. Kecakapan ini merupakan ketrampilan yang

menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

Kemampuan untuk mengungkapkan diri termasuk perasaan merupakan

dasar dalam kemampuan membina hubungan dengan orang lain.

Menurut Goleman (2002: 404-405) orang yang memiliki kemampuan

membina hubungan yang tinggi cenderung atau memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Page 32: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

1) lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan

persengketaan,

2) lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam

hubungan,

3) lebih tegas dan trampil dalam berkomunikasi,

4) lebih populer dan mudah bergaul; bersahabat dan terlibat dengan teman

sebaya,

5) lebih dibutuhkan oleh teman sebaya,

6) lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa,

7) lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok,

8) lebih suka berbagi rasa, bekerjasama, dan suka menolong,

9) lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional ada dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri. Faktor internal dipengaruhi oleh keadaan otak emosional orang.

Mula-mula pesan-pesan yang diterima melalui indra, seperti penglihatan,

pendengaran, penciuman, dan lain-lain dicatat oleh bagian struktur otak

yang disebut amygdala – bagian struktur otak yang paling banyak

Page 33: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

berurusan dengan pengolahan dan penyimpanan data kenangan emosional.

Pesan-pesan itu kemudian masuk dan diolah oleh bagian struktur otak yang

disebut neocortex – bagian struktur otak yang berurusan dengan proses

kegiatan rasional. Karena itu ketika menghadapi sesuatu, terlebih dahulu

orang bereaksi secara emosional, sebelum disadari sepenuhnya oleh rasio.

Kecerdasan emosional tinggi akan membantu untuk menjaga hubungan

komunikasi terbuka antara amygdala dan neocortex. Ini akan membuat

orang mampu menguasai diri, memahami emosi orang lain secara empatik,

dan menyesuaikan diri dengan emosi orang lain atau lingkungan yang

dihadapi (Goleman. 2001: 23-25).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu dan

mempengaruhi individu untuk mengubah sikap. Gottman dan De Claire,

(2003) berpendapat bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi kecerdasan

emosional adalah:

1) Keluarga

Keluarga merupakan sekolah kita yang pertama untuk

mempelajari emosi. Orang tua merupakan pelatih emosi anak pertama

kali. Orangtua sebagai pelatih emosi, tidak cukup hanya bersikap

hangat dan positip saja, karena sikap demikian belum berarti

mengajarkan kecerdasan emosional, mengingat biasanya orang tua

tidak mampu secara efektif mengatasi perasaan-perasaan negatif anak

Page 34: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

mereka. Gottman dan De Claire (2003: 4-5) mengidentifikan 3 tipe

orang tua yang gagal mengajarkan kecerdasan emosional kepada anak-

anak mereka, yaitu:

a) Orangtua yang mengabaikan, yang tidak menghiraukan,

menganggap sepi, atau meremehkan emosi-emosi negatif anak

mereka.

b) Orangtua yang tidak menyetujui, yang bersifat kritis terhadap

ungkapan perasaan-perasaan negatif anak mereka, dan barang kali

memarahi atau menghukum mereka, karena mengungkapkan

emosinya.

c) Orangtua Laissez-Faire, menerima emosi anak mereka dan

berempati dengan mereka, tetapi tidak memberikan bimbingan

atau menentukan batas-batas pada tingkah laku anak mereka.

Orangtua sebagai pelatih emosi, seharusnya dapat menerima

kesedihan anaknya, menolong memberi nama emosi itu,

membiarkan mengalami perasaan-perasaannya, dan mendampingi

sewaktu menangis, tidak memarahi apabila anaknya sedih.

Menurut Prasetya (2003: 27) pola pengasuhan yang demokratis

diterapkan oleh orangtua yang menerima kehadiran anak dengan

sepenuh hati serta memiliki pandangan atau wawasan kehidupan

masa depan dengan jelas. Mereka tidak hanya memikirkan masa

kini, tetapi memahami bahwa masa depan harus dilandasi oleh

Page 35: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

tindakan-tindakan masa kini. Menurut Prasetya orangtua yang

demokratis tidak ragu-ragu dalam mengendalikan anak, berani

menegur anak bila anak berperilaku buruk. Mereka mengarahkan

perilaku anak sesuai dengan kebutuhan anak agar memiliki sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan anak

untuk mengarungi hidup dan kehidupan di masa mendatang.

2) Pengalaman

Pengalaman-pengalaman hidup juga mempengaruhi emosi kita

(Albin, 1986: 90). Pengalaman-pengalaman yang dimaksud adalah

pengalaman mengungkapkan emosi, misalnya anak perempuan boleh

mengungkapkan rasa takut, tetapi anak laki-laki diharapkan tidak

menyatakan perasaan itu, sebaliknya rasa marah dan perlawanan boleh

dinyatakan oleh anak laki-laki. Pengalaman dengan orang tua, teman-

teman, guru-guru mempengaruhi watak asli kita dan menjadikan kita

orang yang unik dalam mengalami emosi, dalam mengungkapkannya

dan dalam keterbukaan terhadap orang lain.

3) Lingkungan

Mangunhardjana (1986: 13) mengungkapkan bahwa

perkembangan emosi nampak pada gairah remaja yang meledak-ledak,

munculnya reaksi apatis, keras kepala dan perbuatan yang kurang sopan.

Dengan adanya keadaan emosi remaja yang belum stabil tersebut,

diharapkan adanya toleransi dari lingkungan terhadap remaja itu sendiri.

Page 36: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Lingkungan (khususnya lingkungan sosial) mempunyai pengaruh cukup

besar bagi perkembangan kepribadian orang (Rogers, dalam Hall dkk.,

1993: 138). Pencapaian kematangan emosi sangat dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan di mana remaja berada, baik lingkungan sekolah,

maupun masyarakat. Lingkungan yang harmonis akan mendukung

remaja dalam pencapaian kematangan emosi, sebaliknya lingkungan

yang kurang mendukung akan membuat remaja mengalami kegelisahan,

kecemasan, sikap apatis, sehingga sulit untuk mencapai kematangan.

B. Penghuni Asrama Sebagai Remaja

1. Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia

yang memberikan kesempatan kepada orang untuk mencoba gaya hidup baru.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Sarwono,

1988: 51). Masa remaja merupakan masa yang sangat penting karena individu

harus mempersiapkan diri menjadi individu yang dewasa, yang tidak lagi

sepenuhnya tergantung pada orang tua, dan berani bertanggung jawab sebagai

anggota keluarga (Gunarsa dan Gunarsa, 1990).

Menurut Monks dkk., (1982: 255) masa remaja secara global berlangsung

antara umur 12 sampai dengan 21 tahun, dengan pembagian masa remaja awal

(umur 12 sampai dengan 15 tahun); masa remaja pertengahan (15 sampai dengan

18 tahun); masa remaja akhir (18 sampai dengan 21 tahun). Hurlock (1997)

Page 37: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

berpendapat bahwa masa remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu masa remaja

awal (dimulai pada usia 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun), dan masa

remaja akhir (dimulai pada usia 17 tahun sampai dengan 18 tahun). Blos

(Sarwono, 1988) berpendapat bahwa masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu

tahap remaja awal (early adolescence), tahap remaja madya (middle

adolescence), dan tahap remaja akhir ( late adolescence). Blos tidak

menggolongkannya berdasarkan umur. Batasan usia yang dipakai untuk

menentukan mulai dan berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Biasanya

yang disebut remaja adalah mereka yang berusia 11 tahun sampai dengan 24

tahun dan belum menikah (Sarwono, 1988).

Sejalan dengan pembagian tahap-tahap masa remaja seperti yang

dikemukakan oleh Hurlock (1997), para siswi asrama putri Santa Maria di

Malang termasuk remaja awal yaitu berumur antara 13-16 tahun, dan remaja

akhir yaitu umur 17-18 tahun. Remaja asrama putri Santa Maria di Malang,

memiliki sejumlah ciri-ciri yang nampak dalam sikap dan perilakunya. Kata ciri

mempunyai arti tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain

(Depdikbud, 1990: 169). Ciri-ciri remaja menurut Mangunhardjana (1986: 12)

adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik pada remaja merupakan gejala yang paling nampak,

artinya anak laki-laki makin menampilkan diri sebagai pria dan perempuan

semakin menampilkan diri sebagai wanita. Wanita merasa cemas dengan

Page 38: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

perkembangan tubuhnya yang tidak ideal, entah karena terlalu besar, entah

karena terlalu kecil. Oleh karena itu pertumbuhan fisik remaja menjadi

masalah; remaja dapat gelisah karena pertumbuhan fisiknya tidak seperti

yang diharapkan, misalnya kaki terlalu panjang, tangan terlalu besar, rambut

sulit diatur dan lain-lain.

b. Perkembangan emosional

Menurut Hurlock (1994) masa remaja dianggap sebagai periode “badai

dan tekanan”, yaitu suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai

akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Remaja dapat dikatakan sudah

mencapai kematangan emosi apabila sudah mampu menunggu saat dan

tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Hurlock (1994:213) yang menyatakan :

Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir seperti anak-anak atau orang yang tidak matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam periode sebelumnya.

Page 39: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Perkembangan emosional nampak pada semangat mereka yang

meletup-letup, perubahan gejolak hati yang cepat, keras kepala. Remaja

diharapkan mampu menyadari emosinya sehingga mampu pula untuk

mengolah dan mengendalikannya. Pencapaian kematangan emosi sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat ia tinggal, baik di lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang cukup mendukung

dalam arti lingkungan yang harmonis, di mana ada rasa kekeluargaan, sikap

saling menghargai, sikap saling menghormati, sikap saling mendukung,

kebiasaan berpikir optimis, memungkinkan remaja yang bersangkutan

mencapai kematangan emosionalnya. Lingkungan yang kurang mendukung

menjadikan remaja yang bersangkutan merasa gelisah, cemas, apatis, sepi,

takut, bingung sehingga sulit untuk mencapai kematangan emosionalnya.

Dalam menghadapi ketidaknyamanan secara emosional, kebanyakan

remaja bereaksi negatif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan

dirinya. Reaksi negatif itu tampil dalam tingkah laku salah suai, seperti

perilaku agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi dan senang

mengganggu), melarikan diri dari kenyataan, misalnya melamun,

menyendiri.

Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh

gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional.

Caranya ialah dengan membicarakan pelbagai masalah pribadi kepada

orang lain. Keterbukaan untuk membicarakan masalah-masalah pribadi

Page 40: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

tersebut sangat dipengaruhi oleh rasa aman dalam hubungan dengan orang

lain, tingkat kecocokan dengan orang lain. Hurlock (1990) menyatakan

bahwa orang yang dipercaya remaja adalah sahabat, yaitu orang yang

kepadanya remaja mau mengutarakan pelbagai kesulitannya.

Hartyana (2002) telah melakukan penelitian kecerdasan emosi pada

Siswa Kelas II SMU Kolese De Britto di Yogyakarta. Jenis penelitiannya

adalah penelitian deskritif dengan menggunakan metode survei. Alat

pengumpul datanya adalah skala kecerdasan emosi yang disusun oleh

peneliti sendiri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 54 orang

mempunyai tingkat kecerdasan emosi tinggi, dan 52 orang mempunyai

tingkat kecerdasan emosi sedang, sedangkan siswa yang mempunyai

kecerdasan emosi rendah tidak ada.

c. Perkembangan intelektual

Remaja telah mampu berpikir secara abstrak, tidak lagi hanya berpikir

secara konkrit. Dengan dimilikinya kemampuan berpikir abstrak, remaja

dapat merasa tidak puas karena remaja sering mempersalahkan kejadian-

kejadian yang konkrit yang tidak sesuai dengan alam pikirannya sendiri.

Remaja yang seperti itu tidak salah, namun perlu dibantu dan diarahkan

oleh orang tua dan orang dewasa lainnya agar mampu berpikir bijaksana

dalam hidupnya. Perkembangan pikiran remaja sering menimbulkan

pertentangan dalam hal tata cara, aturan, adat istiadat yang berlaku dalam

Page 41: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

keluarga dan dalam masyarakat setempat. Pertentangan seperti ini muncul

karena sikap kritis yang dimiliki remaja itu sendiri.

d. Perkembangan sosial

Perkembangan sosial remaja menyangkut perluasan jalinan hubungan

dengan orang lain. Pergaulan remaja tidak lagi terbatas dengan orang-orang

dalam lingkungan keluarga, tetapi meluas ke teman-teman sebaya, orang-

orang di lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas (Mangunhardjana,

1986). Kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan karena remaja lebih

banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya

sebagai kelompok. Karena itu dapat dimengerti apabila pengaruh teman-

teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, panampilan, dan perilaku

lebih besar daripada pengaruh keluarga. Kelompok sebaya sulit ditiadakan

karena para remaja membutuhkan rasa aman dan terlindung yang

diperolehnya dalam lingkungan kelompoknya (Gunarsa dan Gunarsa, 1990:

80). Tidak mengherankan jika sebagian besar waktu luang remaja

dihabiskan bersama-sama teman-teman sebayanya.

e. Perkembangan seksual

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, remaja juga

mengalami perkembangan seksual. Perkembangan seksual diawali dengan

pemasakan organ-organ seksual. Tanda-tanda perkembangan seksual

meliputi dua hal yaitu tanda-tanda kelamin primer dan tanda-tanda kelamin

sekunder (Monks dkk., 1996: 262-263). Tanda-tanda kelamin primer

Page 42: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

menunjuk pada organ badan yang langsung berhubungan dengan

persetubuhan dan proses reproduksi. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah

tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan

persetubuhan dan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang

khas pada wanita dan laki-laki Tanda-tanda kelamin primer pada

perempuan antara lain adalah rahim dan saluran telur, vagina, bibir

kemaluan, klitoris; dan tanda-tanda kelamin primer pada laki-laki antara

lain adalah penis, tes-tes dan skrotum, sedangkan tanda-tanda kelamin

sekunder pada perempuan antara lain adalah melebarnya pinggul dan

adanya penonjolan payudara; sedangkan tanda-tanda kelamin sekunder

pada laki-laki antara lain adalah tumbuhnya kumis, janggut, adanya

perubahan suara, tumbuhnya rambut pada kaki, bahkan kadang-kadang

pada lengan dan juga kadang-kadang pada dada. Perkembangan seksual

laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan pada perempuan adalah

menstruasi. Dalam menghadapi menstruasi dan mimpi basah yang pertama,

remaja itu perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian tingkah laku yang

tidak selalu bisa dilakukannya dengan mulus, lebih-lebih bila tidak ada

dukungan dari orang tua (Sarwono, 1988: 52).

f. Perkembangan agama (Religius)

Perkembangan agama menyangkut hubungan dengan yang mutlak.

Minat agama pada remaja nampak dengan membahas masalah agama,

mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah, mengunjungi tempat

Page 43: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

ibadat dan mengikuti berbagai upacara agama. Berkaitan dengan

perkembangan agama remaja, periode ini disebut sebagai periode keraguan

religius artinya remaja mulai meragukan isi religiusitas, seperti ajaran

mengenai sifat Tuhan dan kehidupan setelah mati. Bagi remaja sendiri

keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama ataupun

mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhannya.

Wagner (Hurlock, 1994) mengatakan :

Banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosional dan intelektual….ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerimanya secara begitu saja. Mereka meragukan agama bukan karena ingin menjadi agnostik atau atheis, melainkan karena mereka ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna-berdasarkan keinginan mereka untuk mendiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Setiap fase perkembangan manusia, memiliki tugas-tugas perkembangan

yang harus diselesaikan. Havighurst (Hurlock, 1994: 9) mendefinisikan tugas

perkembangan sebagai berikut:

tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya; akan tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Page 44: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Remaja menghadapi tugas perkembangan sesuai dengan tahap

perkembangannya. Berhasil tidaknya tugas perkembangan pada saat ini akan

mempengaruhi tugas perkembangan berikutnya. Tugas perkembangan muncul

dari kematangan individu, harapan dan tuntutan masyarakat serta apirasi dan

nilai-nilai dari individu itu sendiri. Lambat atau cepat remaja akan sadar bahwa

mereka diharapkan menguasai tugas-tugas tertentu pada berbagai periode

sepanjang hidup mereka. Kesadaran inilah yang akan mempengaruhi sikap dan

perilaku individu yang bersangkutan.

Hurlock (1994: 10) mengemukakan bahwa tugas-tugas perkembangan

remaja meliputi:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik

pria maupun wanita. Hal ini menunjuk pada kemampuan remaja dalam

menjalin relasi dengan teman-teman seusianya, baik pria maupun wanita.

Adanya kemampuan dalam menjalin relasi itu membuat remaja mampu

bekerjasama dengan yang lain.

b. Mencapai peran sosial sebagai pria, atau sebagai wanita. Ini berarti bahwa

remaja perlu belajar agar mampu memegang tanggung jawab sebagai pria dan

wanita sesuai dengan jenis kelaminnya, misalnya remaja wanita sudah mampu

menanak nasi, remaja pria sudah mampu membersihkan kamarnya sendiri.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif,

artinya remaja diharapkan mampu mengenal dirinya, baik kelebihan maupun

kekurangan yang dimilikinya, sekaligus mampu menerima keberadaannya.

Page 45: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, artinya

remaja mampu mengemban tugas dalam keluarga dan sekaligus dalam

masyarakat.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa

lainnya, artinya remaja diharapkan mampu bersikap mandiri dan bertanggung

jawab atas dirinya. Kemandirian remaja di sini dapat dilihat dari

ketidaktergantungannya pada orang tua atau orang dewasa lainnya, misalnya

dalam mengambil keputusan. Kemandirian emosional merupakan salah satu

tugas perkembangan remaja.

f. Mempersiapkan karier, artinya remaja sudah mulai mengenal kemampuan dan

keterbatasan dirinya sebagai pribadi dan mulai memikirkan serta

merencanakan karier yang sesuai bagi dirinya.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga, artinya remaja belajar untuk

mengetahui seluk beluk berkeluarga, memikirkan, merencanakan masa depan,

dan mampu memutuskan pilihan hidupnya.

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistim etis sebagai pegangan untuk

berperilaku dalam hidupnya, artinya remaja perlu belajar agar mampu

memilih mana yang penting dan mana yang tidak penting.

C. Bimbingan Kelompok

Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan, artinya bimbingan itu

terjadi karena adanya kesukarelaan dari pembimbing dan yang dibimbing.

Page 46: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Kesukarelaan dari pembimbing bisa diwujudkan dalam sifat dan perilaku yang

tidak memaksakan kehendaknya untuk membimbing individu, melainkan mampu

menciptakan suasana agar individu menyadari bahwa dirinya memerlukan

bimbingan. Kerelaan dari yang dibimbing bisa diwujudkan dengan adanya

keleluasaan dalam menentukan apakah dirinya perlu diberi bimbingan atau tidak,

keleluasaan dalam mengemukakan pikiran dan perasaan, keleluasaan dalam

menentukan pilihan dan lain-lain.

Shertzen dan Stone ( Winkel, 1997: 66) mengatakan bahwa bimbingan adalah

proses membantu orang-orang untuk memahami dirinya dan

dunianya/lingkungan. Senada dengan Shertzen dan Stone, Prayitno dkk., (1997:

23) mendefinisikan bimbingan di sekolah sebagai bantuan yang diberikan kepada

siswa dalam rangka upaya menemukan diri pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan masa depan.

Rachman Natawidjaja (Winkel, 1997: 67) mengartikan bimbingan sebagai

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga

ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan

dan keadaan keluarga serta masyarakat. Ini berarti bahwa bimbingan itu

dilaksanakan dalam rentang waktu yang relatif panjang, tidak hanya sepintas,

sewaktu-waktu, tetapi dilakukan secara sistematis, terencana, dan memiliki

program.

Page 47: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Winkel (1997: 518) mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan dibedakan

menjadi dua yaitu bimbingan individual atau perseorangan dan bimbingan

kelompok/klasikal. Bimbingan individual adalah pelayanan bimbingan yang

diberikan pada satu orang saja. Bimbingan kelompok adalah pelayanan

bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang

bersamaan. Pelayanan bimbingan diberikan kepada semua orang tanpa

memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, status sosial ekonomi. Tujuan

pelayanan bimbingan kelompok adalah supaya orang yang dilayani menjadi

mampu mengatur kehidupannya sendiri dan tidak sekedar membebek pendapat

orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta

konsekwensi dari segala tindakannya (Winkel, 1997: 519). Bimbingan kelompok

merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing

individu. Maka bimbingan diberikan oleh orang yang kompeten dalam bidangnya

sehingga dapat membantu individu dalam membuat pilihan, memecahkan

masalah, dan dalam mengadakan penyesuaian.

Pemberian bimbingan kelompok mempunyai manfaat bagi individu yang

dibimbing ( Winkel, 1997: 520) yaitu:

1. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi,

2. Lebih rela menerima dirinya sendiri,

3. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam

kelompok yang berbeda,

Page 48: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

4. Lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat yang dikemukakan

oleh teman,

5. Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan.

D. Pelayanan Bimbingan di Asrama

1. Pengertian Asrama

Asrama dapat diartikan sebagai bangunan tempat tinggal bagi kelompok

orang yang bersifat homogen (Depdikbud, 1990: 53). Ada pula orang yang

mengartikan asrama itu sebagai rumah pemondokan atau bisa disamakan tempat

kos. Sebuah asrama biasanya memiliki ciri khas yang berbeda dengan tempat

kos. Biasanya yang disebut asrama ialah sebuah rumah pemondokan yang

besar, dan menerima banyak anak/orang dan sering berhubungan dengan suatu

sekolah atau yayasan tertentu dan memiliki suatu tujuan tertentu pula (Slameto,

1990). Kelompok yang diterima dalam suatu asrama biasanya kelompok tertentu

yang memenuhi persyaratan tertentu pula, misalnya syarat yang berkaitan

dengan jenjang dan jenis pendidikan yang sedang ditempuh, jenis kelamin,

agama. Asrama biasanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama, seperti tujuan

yang ingin dicapai dalam memasuki asrama yang bersangkutan adalah sama;

para remaja penghuni asrama berasal dari berbagai keluarga, suku, budaya;

penghuni tinggal di asrama dalam jangka waktu tertentu. Di samping persamaan-

persamaan seperti tersebut di atas, ada pula perbedaannya yaitu, tujuan yang

Page 49: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

ingin dicapai tiap-tiap lembaga berbeda-beda sesuai dengan visi dan misinya

masing-masing.

Seorang pembimbing di asrama harus selalu menyadari bahwa meskipun

ada persamaan tujuan, taraf perkembangan, tingkat pendidikan dari penghuni

asrama yang dipimpinnya, tetapi dalam kehidupan bersama di asrama dapat

timbul berbagai masalah yang sangat kompleks. Pembimbing di asrama harus

memahami bahwa setiap penghuni asrama yang dibimbingnya memiliki

keunikan. Kompleksitas kehidupan di asrama dapat disebabkan oleh berbagai

sumber antara lain :

a. Latar belakang kehidupan yang berbeda: ada penghuni yang berasal dari

keluarga yang harmonis dan telah mendapat kasih sayang dan perhatian yang

cukup, ada penghuni yang berasal dari keluarga disharmonis sehingga

kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian, ada penghuni asrama yang

berasal dari keluarga dengan status ekonomi kaya, cukup, sedang, kurang,

dan lain-lain.

b. Kepribadian setiap orang yang berbeda: setiap pribadi mempunyai keunikan

baik sifat, sikap, bakat, minat, kemampuan, hoby, watak, dan perangai.

c. Pandangan hidup yang berbeda: asrama yang menerima penghuni dari

berbagai macam agama, suku, budaya akan berbeda pandangan hidup dan

permasalahan yang dihadapi, apabila dibandingkan dengan asrama yang

hanya menerima penghuni yang seagama, sesuku, sebudaya.

Page 50: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Hal-hal tersebut di atas dapat menjadi sumber kesulitan yang besar apabila

pembimbing asrama tidak memahaminya dan tidak dapat menjadi pemersatu

bagi semua orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Perbedaan-

perbedaan yang ada hendaknya jangan menjadi penghambat atau persoalan,

tetapi perbedaan itu hendaknya menjadi sesuatu yang dapat memperkaya setiap

pribadi yang tinggal di asrama dan dapat menjadi lahan yang sangat baik untuk

belajar hidup bersama di masyarakat apabila penghuni asrama mendapat

bimbingan yang tepat dan pembimbing asrama dapat menjadi tempat setiap

penghuni asrama untuk mendapatkan rasa aman, mendapat perhatian, kasih

sayang, dan mendapat bantuan apabila mereka mengalami permasalahan.

Dengan demikian asrama menjadi tempat untuk mengembangkan diri bukan

hanya sekedar tempat untuk hidup bersama.

2. Pentingnya Pelayanan Bimbingan di Asrama Khususnya Pengembangan

Kecerdasan Emosional

Pelayanan bimbingan di asrama sangat penting untuk membantu setiap

penghuni asrama menjadi pribadi yang dewasa dan mampu mengatur hidupnya

sendiri. Pelayanan bimbingan di asrama perlu dikembangkan mengingat bahwa

yang tinggal di asrama adalah kaum remaja yang masih membutuhkan

pendampingan dalam perkembangannya. Dalam kenyataannya, bimbingan di

sekolah masih mengalami banyak hambatan, antara lain tidak ada alokasi waktu

untuk memberikan bimbingan kelompok, rasio antara jumlah pembimbing

Page 51: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

dengan jumlah orang yang dibimbing belum seimbang, waktu untuk

memberikan bimbingan pribadi atau wawancara pada jam-jam di sekolah sangat

terbatas.

Pelaksanaan bimbingan di asrama boleh jadi tumpang tindih dengan

pembimbingan yang diberikan di sekolah, tetapi kemungkinan ini dapat

dihindari dengan cara: pembimbing di asrama bekerjasama dengan pembimbing

di sekolah, sehingga apa yang sudah diberikan di sekolah tidak diberikan lagi di

asrama. Pembimbing di asrama dapat memperhatikan program pelayanan

bimbingan di sekolah, sebelum menyusun program, sehingga hal-hal yang

belum tersentuh di sekolah dapat diberikan di asrama. Bisa juga pelayanan

bimbingan di asrama lebih menekankan bidang bimbingan pribadi dan sosial,

karena bidang bimbingan belajar dan karier sudah diberikan di sekolah.

Pembimbingan di asrama dapat melengkapi hal-hal yang belum diberikan di

sekolah.

Kehidupan di asrama dapat dikatakan sebagai “sekolah hidup” bagi setiap

penghuni asrama, karena setiap penghuni asrama dapat belajar hidup bersama

dengan orang lain yang berbeda budaya, suku, agama, ras, kebiasaan, latar

belakang, sifat-sifat, watak dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman tersebut

tidak dapat diperoleh lewat teori di sekolah. Semua pembimbingan yang

diberikan itu bertujuan untuk membantu setiap penghuni asrama agar dapat

berkembang menjadi pribadi dewasa yang mampu hidup bersama dengan orang

lain dan mampu menempatkan diri dengan segala keunikannya dalam sosialisasi

Page 52: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

dengan sesama. Perbedaan-perbedaan yang ada hendaknya tidak menjadi

penghambat atau jurang pemisah satu dengan yang lainnya, tetapi hendaknya

perbedaan tersebut menjadi pemersatu, dan saling menerima masing-masing

perbedaan sehingga dapat menemukan keindahannya dalam hidup bersama,

dapat saling memperkaya.

Seorang pembimbing di asrama dapat memanfaatkan setiap kesempatan

yang ada untuk memberikan layanan bimbingan, misalnya untuk

mengembangkan kecerdasan emosional masing-masing individu diberikan

kesempatan untuk mengungkapkan kemampuan mereka di bidang seni yang

berguna untuk mengekspresikan emosinya.

Salah satu cara yang dapat mendukung terciptanya kerukunan,

keharmonisan dalam asrama adalah sikap empati. Empati adalah kemampuan

untuk menyadari, memahami, dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain

(Stein dan Book, 2002). Orang yang empatik adalah orang yang mampu

membaca sudut pandang dan emosi orang lain. Orang yang demikian akan

peduli pada orang lain dan memperlihatkan minat dan perhatiannya pada orang

lain.

Konsep empati memang kedengarannya sederhana, tetapi tidak berarti

mudah dilaksanakan. Sikap empati diharapkan dapat tumbuh dalam diri masing-

masing anggota asrama. Untuk itu perlu ada latihan setiap hari lewat relasi dan

pengalaman sehari-hari. Di bawah ini diuraikan langkah-langkah memupuk

Page 53: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

empati dalam rangka meningkatkan kecerdasan emosional (Gottman dan De

Claire, 2003) yaitu:

a. Menyadari emosi-emosi remaja

Pendamping remaja di asrama sebagai ganti orang tua mereka,

diharapkan mampu menyadari emosi-emosinya dan emosi remaja yang

dibimbingnya. Pendamping yang sadar terhadap emosinya sendiri dapat

menggunakan kepekaan itu untuk menyelaraskan diri dengan emosi remaja.

Menjadi orang yang peka dan sadar secara emosional tidak mudah, karena

sering kali remaja mengungkapkan emosinya secara tidak langsung dan

dengan cara-cara yang membingungkan orang dewasa, misalnya ada remaja

yang marah, kecewa, karena sesuatu hal yang tampak sepele, tetapi remaja

tersebut tidak bisa mengungkapkan perasaannya dan hanya diam atau

melamun.

b. Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan mengajar

Orangtua kadang mencoba mengabaikan emosi-emosi negatif remaja

dengan harapan agar emosi negatif itu lenyap. Emosi jarang bekerja demikian,

sebaliknya emosi negatif akan lenyap bila remaja dapat membicarakan emosi-

emosi mereka, memberi nama, dan merasa dimengerti. Bagi banyak orangtua,

mengenali emosi remaja mereka, dapat menjadi kesempatan untuk menjalin

ikatan.

Page 54: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

c. Mendengarkan dengan empatik

Mendengarkan dengan empatik merupakan langkah paling penting

dalam proses pelatihan emosi. Mendengarkan jauh lebih penting daripada

mengumpulkan data, karena orang yang mendengarkan dengan empatik

menggunakan matanya untuk mengamati petunjuk fisik emosi-emosi remaja

yang bersangkutan. Orang menggunakan imajinasinya untuk melihat situasi

yang ada dari titik pandang remaja itu, dan merumuskan kembali dengan

menggunakan kata-katanya sendiri. Yang paling penting dalam mendengarkan

dengan empatik adalah menggunakan hati untuk menyadari apa yang sedang

dirasakan oleh individu yang bersangkutan.

d. Menyebutkan nama emosi

Menyebutkan nama emosi merupakan langkah yang mudah dan sangat

penting dalam pelatihan emosi. Remaja dibantu agar dapat memberi nama

emosi mereka sewaktu emosi itu mereka alami. Semakin tepat seorang remaja

mengungkapkan emosi mereka lewat kata-kata, maka akan semakin baik.

Pendamping asrama harus mengusahakan agar dapat membantu remaja

mengidentifikasikan dan mencamkan betul-betul apa yang sedang dirasakan,

misalnya bila mereka sedang marah, bingung, dikhianati, atau cemburu.

Apabila mereka sedih barangkali ia pun merasa sakit hati, ditinggalkan, iri,

dan murung.

Page 55: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

e. Membantu menemukan solusi

Setelah meluangkan waktu untuk mendengarkan remaja, dan

membantunya memberi nama serta memahami emosinya, maka langkah

berikutnya adalah membantu menemukan pemecahan masalah. Prosesnya

adalah: menentukan batas-batas, menentukan sasaran, memikirkan alternatif

pemecahan yang mungkin, mengevaluasi pemecahan yang disarankan

berdasarkan nilai-nilai, menolong remaja memilih satu pemecahan.

Claude Steiner (Nggermanto, 2003) mengusulkan langkah-langkah

pengembangan kecerdasan emosional sebagai berikut:

a. Membuka hati

Membuka hati adalah langkah pertama karena hati adalah simbul pusat

emosi. Hati kitalah yang merasa damai saat kita berbahagia, merasakan

kasih sayang, cinta, atau kegembiraan. Sebaliknya hati kita merasa tidak

nyaman ketika sakit, sedih, marah, atau patah hati. Tahap-tahap untuk

membuka hati adalah: latihan memberikan umpan balik kepada orang lain,

meminta umpan balik, menerima atau menolak umpan balik, serta

memberikan umpan balik sendiri.

b. Menjelajahi dataran emosi

Langkah kedua adalah menjelajahi dataran emosi. Setelah orang

mampu membuka hati, maka orang tersebut akan mampu melihat

kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupannya. Orang dapat

menyadari dan mengenali keadaan emosinya sendiri dengan cara melatih

Page 56: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

diri untuk menyadari apa yang dirasakan, seberapa kuat dan apa

alasannya. Orang yang bersangkutan dapat mengetahui emosi yang

dialami oleh orang lain dan bagaimana emosi orang lain dipengaruhi oleh

tindakannya. Orang akan mulai memahami bagaimana emosi berinteraksi

dan kadang-kadang menciptakan gelombang perasaan yang menghantam

kita dan orang lain. Dengan demikian, orang akan menjadi bijaksana

dalam menanggapi perasaan kita dan perasaan orang-orang di sekitar kita.

c. Mengambil tanggung jawab

Langkah ketiga adalah mengambil tanggung jawab. Orang mengambil

tanggung jawab, karena dirinya akan memperbaiki dan mengubah

kerusakan hubungan dengan orang lain. Orang dapat membuka hati dan

memahami emosi orang di sekitarnya, tetapi itu saja belum cukup. Ketika

suatu masalah terjadi dengan orang lain, akan sulit untuk melakukan

perbaikan tanpa tindakan lebih jauh. Orang harus mengerti permasalahan,

mengakui kesalahan dan keteledoran yang terjadi, mampu membuat

perbaikan, dan memutuskan bagaimana mengubah segala sesuatu.

Langkah-langkah untuk menjadi bertanggung jawab adalah: mengakui

kesalahannya sendiri, menerima atau menolak pengakuan dari orang lain,

bersedia meminta dan menerima atau menolak permintaan maaf.

Page 57: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelayanan Bimbingan di Asrama

Agar pembimbingan di asrama dapat berjalan dengan baik ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan :

a. Tujuan yang akan dicapai

Tujuan yang akan dicapai dalam pelayanan bimbingan di asrama dapat

dibedakan menjadi: tujuan dari pendiri asrama, tujuan dari pembimbing

asrama, tujuan orang tua, tujuan anak-anak asrama. Setelah menyadari adanya

tujuan yang akan dicapai, maka masing-masing pihak berusaha untuk

mewujudkan tujuan tersebut.

b. Gaya kepemimpinan dari pemimpin di asrama

Gaya kepemimpinan dari pemimpin asrama ini akan sangat

mempengaruhi suasana kehidupan di asrama. Ada beberapa gaya

kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan

kekeluargaan (Slameto, 1990). Gaya kepemimpinan yang ideal diterapkan di

asrama adalah gaya kepemimpinan yang demokratis, di mana seorang

pemimpin dapat berlaku sebagai orang tua bagi para remaja penghuni asrama.

Apabila hal ini dapat diterapkan, maka hubungan antara pemimpin asrama dan

penghuni asrama akan terjalin dengan akrab dan tidak ada jurang pemisah

antara pemimpin dengan penghuni asrama. Dengan demikian penghuni

asrama tidak merasa takut untuk mengungkapkan perasaan yang dialami, dan

suasana kehidupan bersama di asrama didasari oleh semangat kekeluargaan.

Page 58: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

c. Hubungan antar pribadi dalam kehidupan di asrama

Dalam kehidupan di asrama komunikasi antar penghuni asrama

menjadi penting, karena komunikasi antar penghuni asrama yang kurang baik

akan menyebabkan suasana tidak enak. Seorang pembimbing di asrama harus

memahami sampai di mana komunikasi yang terjadi antara sesama penghuni

asrama, antara pembimbing dengan yang dibimbing. Seorang pembimbing

harus mampu memahami taraf-taraf komunikasi yang bisa terjadi dalam

kehidupan bersama di asrama, sehingga komunikasi antara penghuni asrama,

antara pembimbing dengan yang dibimbing, dapat semakin mendalam.

Untuk dapat mengetahui dan memahami sudah sampai di mana taraf

komunikasi yang terjadi dalam kehidupan bersama, pembimbing asrama

dapat menggunakan pendapat John Powell (Supratiknya, 1995). Sebagai

acuan John Powell membedakan komunikasi dalam 5 taraf, yaitu:

1) Taraf kelima adalah basa-basi

Taraf ini merupakan taraf yang paling dangkal karena mereka

berkomunikasi hanya sekedar berkomunikasi, atau boleh dikatakan

komunikasi terjadi hanya sebagai basa-basi, misalnya: ketika kita duduk

lalu ada orang lain lewat, kita menyapa dengan mengatakan “silakan

mampir”, kemudian dijawab, “terimakasih, lain kali”. Masing-masing

hanya berbasa-basi dan tidak menggunakan kata dalam arti yang

sesungguhnya.

Page 59: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

2) Taraf keempat, yaitu membicarakan orang lain

Masing-masing pribadi tidak saling mengemukakan pendapat, tetapi

hanya saling bertukar informasi tentang orang lain.

3) Taraf ketiga, yaitu menyatakan gagasan

Pada taraf ini masing-masing sudah saling membuka diri, saling

mengungkapkan diri, tetapi pengungkapan diri itu masih terbatas pada

taraf pikiran.

4) Taraf kedua, yaitu taraf hati atau perasaan

Pada taraf ini orang sudah berani mengungkapkan perasaan dalam

berkomunikasi, karena itu hubungan akan terasa lebih akrab, berkesan,

dan memberikan manfaat bagi perkembangan masing-masing pribadi.

Pada taraf ini masing-masing pribadi dituntut berani, bersikap jujur,

terbuka terhadap diri sendiri maupun terhadap lawan komunikasi.

Keberanian untuk saling mengungkapkan perasaan dan isi hati timbul

karena sudah ada sikap saling mempercayai.

5) Taraf pertama, yaitu hubungan puncak.

Taraf ini ditandai kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang

mutlak antara kedua belah pihak. Komunikasi yang mendalam dapat

mempengaruhi suasana hidup bersama, karena masing-masing pribadi

merasa diterima, dihargai. Sebaliknya, komunikasi yang kurang lancar

akan menghambat relasi satu sama lain sehingga kehidupan di asrama tidak

menyenangkan.

Page 60: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini berisi paparan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen

penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh

informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:

415). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat

kecerdasan emosional para penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun

ajaran 2003/2004. Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan

atau dikendalikan seperti yang ditemui dalam penelitian eksperimen.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja putri penghuni asrama putri Santa Maria

Malang yang berjumlah 50 orang, terdiri dari kelas I: 29 orang, dan kelas II: 21

orang. Siswi kelas III SMA tidak diikutsertakan dalam penelitian karena siswi

kelas III disibukkan dengan persiapan EBTA.

Peneliti memiliki alasan memilih asrama putri Santa Maria Malang sebagai

subjek penelitian yaitu : 1) Asrama putri Santa Maria Malang adalah salah satu

Page 61: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

asrama yang dikelola oleh para suster Santa Perawan Maria yang menangani

siswi remaja, dimana remaja sering menghadapi berbagai permasalahan yang

penyelesaiannya membutuhkan kecerdasan emosional; 2) Hasil dari penelitian ini

dapat ditindaklanjuti oleh peneliti kelak sebagai acuan dalam memberikan

layanan bimbingan kelompok khususnya dalam peningkatan kecerdasan

emosional; 3) Peneliti sebagai anggota Kongregasi Suster Santa Perawan Maria

merasa terlibat untuk ikut meningkatkan mutu pembinaan di asrama; 4) Lebih

mudah mengurus izin untuk penelitian karena peneliti adalah salah satu anggota

Kongregasi Suster Santa Perawan Maria.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang mengungkap

kecerdasan emosional. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh penulis, dengan

berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Goleman (2002), yaitu :

1) Mengenali emosi diri; 2) Mengelola emosi; 3) Memotivasi diri sendiri; 4)

Mengenali emosi orang lain; 5) Membina hubungan. Kuesioner kecerdasan

emosional ini bersifat tertutup dan anonim. Dipilih bersifat anonim dengan

harapan agar para siswa lebih terbuka dalam memberikan informasi. Bentuk

kuesioner tertutup, maksudnya kuesioner tersebut berisi pernyataan-pernyataan

yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti (Furchan, 1982: 249). Berikut ini

dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner :

Page 62: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

1. Skala pengukuran kecerdasan emosional

Metode yang digunakan dalam skala kecerdasan emosional ini adalah

metode skoring yang dijumlahkan (Summated Rating), dengan skala Likert

yang terdiri atas empat kategori jawaban, yaitu : “Sangat Sering”, “Sering”,

“Kadang-kadang”, “Jarang”. Menurut Hadi (Hartyana 2002: 35) modifikasi

skala Likert menjadi empat kategori jawaban dimaksudkan untuk

menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, yaitu :

karena kategori netral mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan, bisa juga diartikan netral, atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban

di tengah juga menimbulkan kecenderungan memilih jawaban yang netral

(central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas

kecenderungan jawabannya.

2. Indikator kecerdasan emosional

Indikator yang digunakan untuk menyusun kuesioner kecerdasan

emosional ini berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional menurut

Goleman (2002) yaitu: 1) Mengenali emosi diri; 2) Mengelola emosi; 3)

Memotivasi diri sendiri; 4) Mengenali emosi orang lain; 5) Membina

hubungan.

3. Susunan kuesioner kecerdasan emosional

Secara keseluruhan item kecerdasan emosional terdiri dari 130 item

yang terbagi menjadi item fovorable (favorabel) dan item unfavorable

(unfavorabel). Item favorable apabila isinya mendukung, memihak atau

Page 63: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

menunjukkan adanya atribut yang diukur. Sedangkan item unfavorable bila

isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur

(Azwar, 2003).

4. Penskoran

Skor untuk masing-masing alternatif jawaban tergantung dari bentuk

pernyataan. Untuk pernyataan yang favorable skor untuk jawaban Sangat

Sering (SS): 4, Sering (S) : 3, Kadang-kadang (KK): 2, Jarang (J): 1,

sedangkan untuk pernyataan yang unvaforable skor untuk jawaban Sangat

Sering: 1, Sering: 2, Kadang-kadang: 3, Jarang : 4. Kisi-kisi kuesioner yang

mengungkap aspek kecerdasan emosional disajikan dalam tabel 1.

Page 64: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional untuk Penelitian

Aspek Kecerdasan Emosional Favorable Unfavorable Jml

1, 2, 5

3, 4

5

13, 8, 11

6, 7, 9, 10, 12

8

1. Mengenali emosi diri. a. Kesadaran diri b. Kepercayaan diri. c. Penilaian diri yang realistik

14, 15, 18, 19, 20, 21, 22

16, 17

9

23, 24, 27

25, 26

5

2. Mengelola emosi a. Dapat dipercaya b. Mengendalikan emosi sendiri

28, 29, 30

31, 32

5

33, 34, 37, 38, 39

35, 36, 40, 41

9

42, 43, 44

45, 46

5

47, 48, 51

49, 50

5

3. Memotivasi diri sendiri a. Dorongan untuk berprestasi b. Memiliki komitmen c. Memiliki inisiatif d. Optimisme

52, 53, 55

54, 56, 57

6

58, 59, 62, 63

60, 61

6

64, 65, 68, 69

66, 67

6

4. Mengenali emosi orang lain a. Mampu menerima sudut

pandang orang lain. b. Mampu berempati dan peka

terhadap perasaan orang lain c. Mampu mendengarkan orang

lain. 70, 71, 73

72

4

74, 75, 76, 77

-

4

78, 80, 82

79, 81, 83, 84

7

5. Membina hubungan a. Mampu menyelesaikan

persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain.

b. Mampu bergaul dengan siapa saja dengan bertenggang rasa.

c. Mampu bekerjasama dengan suka menolong.

85, 86, 90

87, 88, 89

6

Jumlah 90

Page 65: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

5. Validitas dan reliabilitas kuesioner kecerdasan emosional

a. Validitas

Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu

mengukur yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Sejalan dengan

pendapat tersebut Scarvia B. Anderson ( Arikunto, 1986: 65), menyatakan

bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur. Jadi, sebuah alat ukur dapat dikatakan valid jika alat ukur

itu dapat memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud pengukuran

tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk. Dengan validitas konstruk dapat dilihat apakah alat ukur yang

dipergunakan sesuai dengan konsep teoritik yang ada. Peneliti membuat

item berdasarkan konsep teoritik yang ada pada kajian teori. Item yang

dibuat kemudian dianalisis untuk mengetahui dan menghasilkan instrumen

yang sesuai dengan konsep teoritiknya.

Metode yang digunakan dalam mencari dan menganalisis validitas

adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Masidjo,

1995: 246) dengan rumus :

) )(()({ } )({ }∑ ∑∑∑

∑∑∑−−

−=

2222 YYNXXN

YXYXNrxy

Keterangan:

Page 66: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

xyr = Koefisien validitas item

X = Skor-skor item

Y = Skor total peraspek

N = Jumlah Subjek

Cara penghitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor

pada setiap item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya proses

penghitungan dilakukan dengan komputer program SPSS for Windows

agar lebih efektif dan efisien.

Prosedur seleksi item berdasarkan data empiris, yaitu data hasil uji

coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan

subjek yang hendak dikenai skala dengan melakukan analisis kuantitatif

terhadap parameter-parameter item. Batasan yang digunakan adalah taraf

signifikansi 0,05 (5 %). Jadi semua item yang mencapai koefisien korelasi

item total positif dan signifikan pada taraf signifikansi 5% dianggap

mempunyai daya beda yang memuaskan. Hasil rekapitulasi analisis uji

coba kuesioner dapat dilihat dalam tabel 2. Hasil perhitungan taraf

validitas dapat dilihat dalam lampiran 3.

Page 67: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item

No Aspek

Kecerdasan emosional

Indikator Jml item

Jml item yang valid

Jml item yang gugur

Kesadaran diri 10 8 2 Kepercayaan diri 11 10 1

1. Mengenali emosi diri

Penilaian diri yang realistik 13 9 4 Dapat dipercaya 9 8 1 2. Mengelola

emosi Mengendalikan emosi sendiri 7 5 2 Dorongan untuk berprestasi 11 11 - Memiliki komitmen 10 7 3 Memiliki inisiatif 6 5 1

3. Memotivasi diri sendiri

Optimisme 7 6 1 Mampu menerima sudut pandang orang lain.

8 7 1

Mampu berempati dan peka terhadap perasaan orang lain.

8 7 1

4.

Mengenali emosi orang lain

Mampu mendengarkan orang lain.

6 4 2

Mampu menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain.

6

4 2

Mampu bergaul dengan siapa saja dengan bertenggang rasa

10

8 1

Mampu bekerjasama dengan suka menolong

8 6 1

5.

Membina hubungan.

Jumlah 130 107 23

b. Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995: 209) reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai

di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya.

Tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam

suatu pengukuran. Furchan (1982: 295) mengatakan reliabilitas suatu alat

Page 68: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

pengukur adalah derajad keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja

yang diukurnya. Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran ( Azwar, 2003: 83).

Untuk menentukan taraf reliabilitas digunakan metode belah dua

(split-half method) karena satu tes dipakai dalam satu pengukuran pada

sekelompok siswa (Masidjo, 1995). Metode belah dua yang dipakai

berdasarkan urutan nomor item yang bernomor gasal dan bernomor genap.

Derajad reliabilitas tersebut ditentukan dengan pedoman daftar indeks

korelasi reliabilitas dengan ancar-ancar sebagai berikut (Masidjo, 1995:

209):

Koefisien korelasi Kualifikasi

0,91-1,00

0,71-0,90

0,41-0,70

0,21-0,40

Negatif – 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Langkah-langkah penghitungan taraf reliabilitas alat ukur yaitu

membuat tabel analisis item-item, menjumlahkan skor-skor yang berasal

dari item-item yang bernomor gasal atau item-item yang akan dimasukkan

sebagai belahan pertama pada kolom belahan gasal atau pertama.

Demikian pula skor-skor yang berasal dari item-item yang bernomor

Page 69: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

genap atau item-item yang akan dimasukkan sebagai belahan kedua pada

kolom belahan genap atau kedua. Selanjutnya skor-skor pada kolom

belahan gasal atau pertama dan belahan genap atau kedua, siap untuk

dihitung koefisien korelasinya. Proses penghitungan selanjutnya dengan

menggunakan komputer program SPSS for windows. Berdasarkan

penghitungan tersebut dapat diketahui koefisien korelasi yang diperoleh

dari perhitungan skor item-item gasal genap sebesar 0,7800. Selanjutnya

hasil koefisien korelasi tersebut dikoreksi dengan formula koreksi dari

Spearman-Brown dengan rumus:

gg

ggtt r

xrr

+=

12

Keterangan rumus :

r tt = indeks reliabilitas instrumen yang dicari

r gg = koefisien korelasi gasal-genap

Hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner adalah:

gg

ggtt r

xrr

+=

12

Page 70: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

=ttr6394,016394,02

+x

6394.12788.1

= = 0.7800

Untuk menentukan tingkat keterandalan instrumen Masidjo (1995)

menegaskan bahwa koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan

koefisien antara -1, 00 sampai dengan 1, 00. Berdasarkan kriteria ini hasil

perhitungan analisis reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini memenuhi kualitas keterandalan. Setelah

dikoreksi dengan rumus Spearman-Brown, diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0,7800. Dengan demikian status tingkat reliabilitas kuesioner

kecerdasan emosional yang diujicobakan dalam penelitian ini termasuk

tinggi ( 0, 78 - 0, 90). Dapat disimpulkan bahwa alat penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini reliabel.

D. Prosedur Pengumpulan Data.

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan peneliti melakukan berbagai usaha yaitu:

a. Penyusunan kuesioner

Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam menyusun instrumen adalah :

1) Menentukan variabel

2) Menentukan aspek-aspek kecerdasan emosional

Page 71: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

3) Menentukan indikator-indikator dari kecerdasan emosional

4) Merumuskan indikator-indikator tersebut dalam butir-butir item

5) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada ahli, beberapa

guru atau konselor sekolah, dan pembimbing.

6) Setelah mengkonsultasikan alat tersebut kepada para ahli dan

pembimbing, selanjutnya dilakukan uji coba.

b. Pelaksanaan uji coba kuesioner

Sebelum peneliti melaksanakan uji coba kuesioner, pada tanggal 5

Januari 2004, pukul 08.00-09.30 WIB peneliti menghubungi Sr. Adelberta,

CB, selaku pimpinan asrama Stella Duce, Jl. Supadi no. 5, Yogyakarta.

Peneliti mengungkapkan maksud dan tujuan, kemudian pimpinan asrama

menanggapi dengan senang hati. Setelah terjadi kesepakatan, maka pada

tanggal 7 Januari 2004, pukul 17.00-18.00 WIB uji coba kuesioner

dilaksanakan. Uji coba kuesioner ini melibatkan 56 penghuni asrama kelas I,

II, III SMA. Jumlah kuesioner yang dibagikan 56 eksemplar dan kembali

semua. Dari 56 eksemplar itu, ada 6 eksemplar yang tidak memenuhi syarat,

sehingga yang dianalisis 50 eksemplar.

Dari 130 item, ternyata ada 23 item yang tidak valid, dengan p < 0,05.

Ke 23 item tersebut terdiri dari aspek mengenali emosi diri (7 item),

mengelola emosi (3 item), memotivasi diri sendiri (5 item), mengenali emosi

orang lain (4 item), membina hubungan (4 item). Seratus tujuh (107) item

Page 72: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

yang valid tersebut memiliki berkisar antara 0,238 (terendah) sampai

dengan 0, 736 (tertinggi). Item yang dipergunakan untuk penelitian ialah

item yang memiliki r xy 0, 31 -0, 73. Oleh karena itu dari 107 item tersebut

ada 90 item yang digunakan sebagai bentuk final dalam penelitian ini. Kisi-

kisi kuesioner yang diuji cobakan dapat dilihat dalam tabel 3.

xyr

Page 73: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional Yang Diuji Cobakan

Aspek Kecerdasan Emosional Favorable

Un favorable Jml

+ Jml

- Jml

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36.

37, 38, 39

7

3

10

16,17,18, 19

9,10,11,12 13,14, 15

4

7

11

1. Mengenali emosi diri. a. Kesadaran diri b. Kepercayaan diri. c. Penilaian diri yang realistik 40, 41, 42, 43, 44, 45,

46, 47, 48, 49, 50 51, 52 11 2 13

58, 59, 60, 61

53, 54, 55,56, 57

4

5

9

2. Mengelola emosi a. Dapat dipercaya b. Mengendalikan emosi sendiri

125, 127, 129, 130 126, 128, 124 4 3 7 62, 63, 64, 65, 66, 67

68, 69, 70, 71, 72

6

5

11

79, 80, 81, 82, 83, 84, 85

86, 87, 88 7 3 10

89, 90, 91 92, 93, 94 3 3 6

3. Memotivasi diri sendiri a. Dorongan untuk berprestasi b. Memiliki komitmen c. Memiliki inisiatif d. Optimisme

101, 102, 104, 105 106, 103, 107 4 3 7 116, 117, 118, 119

120, 121, 122, 123

4

4

8

108, 109, 110, 111

112, 113, 114, 115

4

4

8

4. Mengenali emosi orang lain

a. Mampu menerima sudut pandang orang lain.

b. Mampu berempati dan peka

terhadap perasaan orang lain

c. Mampu mendengarkan orang lain.

95, 96, 97

98, 99, 100

3

3

6

73, 74, 75, 76

77, 78,

4

2

6

20, 21, 22, 23

24, 25, 26, 27, 28, 29

4

6

10

5. Membina hubungan a. Mampu menyelesaikan

persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain.

b. Mampu bergaul dengan siapa saja .

c. Mampu bekerjasama dengan

suka menolong 1, 2, 5, 8

3, 4, 6, 7

4

4

8

Jumlah

73 57 73 57 130

Page 74: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing I dan II untuk

melakukan penelitian, maka peneliti mengurus perijinan untuk melakukan

penelitian kepada Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Surat ijinnya diberikan dengan

nomor 030.001/ Pen / JIP / III / 2004, tanggal 16 Maret 2004.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti menghubungi

pimpinan asrama putri Santa Maria Malang untuk menentukan waktu yang

tepat. Setelah terjadi kesepakatan, maka penelitian dilaksanakan pada hari

Minggu, tanggal 25 April 2004. Penelitian ini dilaksanakan pada jam belajar,

yaitu pukul 17.00-17.45 WIB.

Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti datang sendiri ke

asrama putri Santa Maria Malang. Sebelum pengambilan data dimulai peneliti

memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan tujuan penelitian serta

menjelaskan petunjuk tentang cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta

supaya subjek mengisi kuesioner dengan sungguh-sungguh dan jujur sesuai

keadaan dirinya masing-masing, serta menjawab seluruh item yang ada.

Jumlah subjek penelitian adalah 50 orang, terdiri dari kelas I: 29 orang, dan

kelas II: 21 orang.

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :

a. Peneliti mempersiapkan diri 1 jam lebih awal dari waktu yang sudah

ditentukan.

Page 75: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

b. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian.

c. Peneliti membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan.

d. Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner.

Responden diberi kesempatan untuk bertanya.

e. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengisi

kuesioner.

f. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan.

Pada waktu peneliti bersama pimpinan asrama putri Santa Maria

Malang masuk ruang belajar, para penghuni asrama sudah siap di tempatnya

masing-masing. Sebelum masuk ruang belajar, pimpinan asrama putri Santa

Maria Malang sudah mengumumkan agar para penghuni asrama belajar di

ruangnya sendiri-sendiri untuk mengisi kuesioner. Proses pengumpulan data

ini berjalan dengan lancar. Para penghuni asrama mengisi kuesioner dengan

tenang dan rileks. Ada seorang yang bertanya mengenai maksud pernyataan

item no 14 : “ Saya menyadari, kapan saya cenderung menjadi defensif”. Dia

bertanya tentang arti defensif.

Penghuni asrama yang sudah selesai mengisi kuesioner,

mengumpulkan pekerjaannya dengan tenang, tanpa menunggu teman yang

lain. Setelah para penghuni asrama putri Santa Maria Malang selesai mengisi

kuesioner peneliti mengucapkan terimakasih.

Page 76: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

E. Teknik Analisis Data.

Langkah-langkah analisis yang ditempuh yaitu:

1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban favorable

yaitu: SS diberi skor 4, S diberi skor 3, KK diberi skor 2, J diberi skor 1,

sedangkan untuk alternatif jawaban unfavorable: SS diberi skor 1, S diberi

skor 2, KK diberi skor 3, J diberi skor 4.

2. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subjek

3 Membuat tabulasi data

4 Menghitung frekuensi berdasarkan skor untuk setiap item

5 Menghitung persentase berdasarkan frekuensi yang telah diperoleh untuk

setiap item.

6 Menentukan penggolongan tingkat masing-masing aspek kecerdasan

emosional penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004

berdasarkan PAP tipe I. Penilaian Acuan Patokan adalah suatu penilaian yang

memperbandingkan skor riil dengan skor yang seharusnya dicapai oleh siswa

(Masidjo, 1995). Penggolongan pencapaian kecerdasan emosional penghuni

asrama putri Santa Maria Malang digolongkan menjadi lima, yaitu sangat

tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah, dengan patokan seperti dalam

tabel 4.

Page 77: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Tabel 4 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional

Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003 / 2004

Kategori Patokan

Sangat tinggi 90 % - 100 %

Tinggi 80 % - 89 %

Cukup 65 % - 79 %

Rendah 55 % - 64 %

Sangat rendah < 55 %

Page 78: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yang pertama; jawaban

terhadap masalah kedua disajikan dalam Bab V.

A. Tingginya Masing-masing Aspek Kecerdasan Emosional Siswi SMA

Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003/2004

Tingginya kecerdasan emosional penghuni asrama putri Santa Maria Malang

tahun ajaran 2003/2004 dihitung dengan menggunakan perhitungan Penilaian

Acuan Patokan. Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I digunakan dengan

memperbandingkan skor riil dengan skor yang seharusnya (Masidjo, 1995).

Patokan yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional Penghuni

Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003/2004

Kategori Patokan

Sangat tinggi 90 % - 100 %

Tinggi 80 % - 89 %

Cukup 65 % - 79 %

Rendah 55 % - 64 %

Sangat rendah < 55 %

Page 79: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Berdasarkan patokan tersebut di atas tingginya masing-masing aspek

kecerdasan emosional para siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria

Malang tahun ajaran 2003/2004 adalah seperti yang disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6 Tingginya Masing-masing Aspek Kecerdasan Emosional

Para Siswi SMA Penghuni Asrama Putri Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2003/2004

Aspek Kecerdasan

Emosional

Sangat

Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

1. Mengenali emosi diri 6% 30% 64% 0% 0%

2. Mengelola emosi 0% 16% 60 % 24% 0%

3. Memotivasi diri sendiri 4% 24% 58% 14% 0%

4. Mengenali emosi orang lain 0% 2% 44% 26% 28%

5. Membina hubungan 2% 2% 72% 18% 6%

B. Pembahasan

Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya ingin memaparkan

kondisi/keadaan apa adanya dalam situasi tertentu. Berikut akan dilakukan

pembahasan terhadap hasil penelitian. Pada dasarnya pembahasan berfokus pada

tiga hal yaitu: penyebab, akibat yang terjadi, dan usaha dari beberapa pihak dalam

rangka mengatasi masalah yang bersangkutan: pendamping di asrama, orangtua,

dan siswi. Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, maka dalam

Page 80: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

pembahasan masing-masing aspek kecerdasan emosional, kemampuan yang sangat

rendah, rendah, dan cukup dalam aspek kecerdasan emosional yang bersangkutan

disatukan. Kemampuan yang cukup dibahas menjadi satu dengan kemampuan yang

sangat rendah, dan rendah, karena kemampuan yang cukup dipandang masih belum

ideal dan dalam hal penyebab, akibat, dan usaha yang perlu, sama dengan yang

dikemukakan untuk kemampuan yang sangat rendah, dan rendah. Demikian juga

dengan kemampuan yang tinggi, dan yang sangat tinggi.

1. Aspek mengenali emosi diri

a. Kemampuan mengenali emosi yang masih kurang atau belum maksimal

(sangat rendah, rendah, dan cukup)

Siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang yang

memiliki kemampuan mengenali emosi yang sangat rendah ada 6%, rendah

ada 30%, dan cukup ada 64%. Hasil ini kurang menggembirakan karena itu

masih perlu ditingkatkan. Kurangnya (sangat rendah, rendah, dan cukup)

kemampuan beberapa siswi untuk mengenali emosinya boleh jadi dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti: orangtua tidak pernah menyinggung emosi,

orangtua lebih menekankan aspek kognitif, orangtua boleh jadi overprotectif

karena terlampau menyayangi. Situasi seperti ini dapat menimbulkan sikap

adu kekuasaan sebab setiap pihak merasa memiliki “kekuasaan” atau kendali

tertentu atas pihak lain. Faktor berikutnya ada kemungkinan kondisi

lingkungan baik di rumah, di sekolah, maupun di asrama memberikan tekanan

Page 81: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

pada aspek intelektual dan kurang mengindahkan emosi, tidak ada usaha sadar

untuk meningkatkan kemampuan menyadari dan mengungkapkan emosi,

adanya pengalaman traumatis karena mengungkapkan emosinya, dan lain

sebagainya.

Kemampuan mengenali emosi yang masih kurang (belum maksimal)

dapat mengakibatkan beberapa hal seperti: individu yang bersangkutan hanya

mengejar nilai akademik dan mengabaikan aspek afektif, kurang memiliki

kepekaan terhadap emosinya sendiri, tidak mampu mengungkapkan emosi

yang dialaminya. Johnson ( Sinurat, 1999) mengatakan bahwa akibat yang

timbul bila emosi tidak kita sadari, tidak kita terima, atau tidak kita

ungkapkan, kita sangkal atau tekan antara lain: (1) menciptakan aneka

masalah dalam hubungan antar pribadi, (2) menyulitkan kita dalam

memahami dan mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam

hubungan antar pribadi, (3) meningkatkan kecenderungan kita melakukan

persepsi secara selektif, (4) menimbulkan distorsi atau penyimpangan dalam

penilaian kita, (5) mengungkapkan perasaan dengan cara yang sarat dengan

tuntutan-tuntutan tertentu.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

Santa Maria Malang untuk membantu meningkatkan kemampuan penghuni

asrama mengenali emosinya, antara lain: menambah informasi mengenai

pentingnya kecerdasan emosional, mengadakan seminar tentang kecerdasan

emosional, mengadakan pelatihan tentang kecerdasan emosional, memberikan

Page 82: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

bimbingan kelompok dengan topik misalnya mengenali emosi sendiri dan

akibat yang timbul bila emosi tidak diungkapkan, memberi kesempatan

kepada para siswi untuk mengungkapkan emosi yang dialami. Pengenalan

emosi dapat juga dijadikan tema kegiatan rekoleksi, atau kegiatan week end.

Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anaknya

meningkatkan kemampuannya mengenali emosi antara lain: memberikan

kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan emosinya sendiri, tidak

menuntut anak mencapai NEM yang tinggi dengan mengabaikan aspek afeksi,

menyadarkan anak bahwa aspek intelektual dan aspek afeksi harus berjalan

seimbang, menyediakan waktu khusus untuk saling berbagi misalnya waktu

makan malam atau sesudah makan malam, rekreasi bersama, memberi

kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan emosinya sendiri, tidak

menolak pengungkapan emosi anak.

Usaha dari siswi sendiri antara lain: membiasakan diri untuk

mendengarkan emosinya sendiri, menyadari emosinya dan mengungkapkan

emosinya, meningkatkan kesadaran atas perasaannya sendiri.

b. Kemampuan mengenali emosi yang tinggi dan sangat tinggi

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada siswi SMA

penghuni asrama Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004 yang memiliki

kemampuan mengenali emosi yang tinggi dan sangat tinggi. Berbagai faktor

yang menyebabkan tidak adanya siswi SMA penghuni asrama yang memiliki

kemampuan mengenali emosi yang tinggi dan sangat tinggi, antara lain: tidak

Page 83: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

ada program khusus untuk meningkatkan kecerdasan emosional khususnya

kemampuan mengenali emosi, kurang informasi atau belum disadari bahwa

kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang dapat dikembangkan.

Akibat yang dapat timbul apabila kemampuan mengenali emosi tidak

maksimal sama dengan yang dikemukakan untuk kemampuan yang masih

kurang. Pihak pendamping asrama, orangtua, dan siswi sendiri perlu berusaha

meningkatkan kemampuan mengenali emosinya agar menjadi tinggi dan

sedapat mungkin menjadi sangat tinggi.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk meningkatkan kemampuan penghuni asrama dalam mengenali emosi,

antara lain: mengadakan bimbingan kelompok mengenai pentingnya emosi

dalam hidup, peranan emosi, atau cara mengungkapkan emosi, emosi yang

saya rasakan saat ini.

Sedangkan usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu

meningkatkan kemampuan mengenali emosi, antara lain: membiasakan diri

menanyakan kepada anak tentang perasaannya apabila anak telah selesai

mengerjakan suatu tugas.

Pihak siswi sendiri harus memiliki kerelaan untuk mengikuti

bimbingan kelompok, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan mengenai

perasaan yang dialami, dan membaca buku-buku tentang kecerdasan

emosional.

Page 84: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

2. Aspek mengelola emosi

a. Kemampuan mengelola emosi yang masih kurang atau belum maksimal

(sangat rendah, rendah, dan cukup)

Tidak ada siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria yang

memiliki kemampuan mengelola emosi sangat rendah; ada 16% penghuni

asrama yang kemampuan mengelola emosinya rendah, dan 60% yang

kemampuan mengelola emosinya cukup. Ada berbagai faktor yang

menyebabkan kemampuan mengelola emosi masih kurang (sangat rendah,

rendah, dan cukup) antara lain: siswi kurang memiliki kemampuan untuk

mengenali emosinya sendiri sehingga kurang mampu pula mengelola

emosinya dan kurang mampu mengungkapkannya secara tepat.

Berbagai akibat yang terjadi apabila kemampuan mengelola emosi

masih kurang (sangat rendah, rendah, cukup) misalnya: kurang mampu

menangani emosi yang muncul dan mengungkapkannya secara tepat, mudah

cemas, mudah tersinggung, menghindari emosi yang menyakitkan, tidak

mampu menerima kritik dan memandang bahwa kritik yang ditujukan kepada

dirinya itu sebagai suatu ancaman/serangan, tidak memiliki kendali diri,

mudah mencemooh atau menghina, bersikap menutup diri, dan mudah putus

asa (Goleman, 2002). Menurut Wijokongko (1997: 15) ketidakmampuan

mengendalikan emosi bisa membuat orang melakukan banyak perbuatan

negatif.

Page 85: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi, antara lain: mengajak

siswi untuk mengenali emosinya, mengajak siswi untuk melihat nilai yang

terkandung dalam emosi, menyadarkan kepada para siswi bahwa tidak semua

emosi menyakitkan. Pendamping di asrama perlu juga menunjukkan bahwa

sebenarnya emosi yang menyakitkan pun sangat diperlukan asalkan tahu apa

makna dan isinya, serta memberikan bimbingan kelompok dengan topik

pengendalian diri, perilaku asertif, perilaku proaktif. Sedangkan usaha yang

dapat dilakukan oleh orangtua, antara lain: membantu anak menemukan nilai

positif di balik berbagai emosi, atau belajar menarik manfaat dari emosi yang

dialami. Orangtua juga perlu melakukan berbagai hal seperti: menyadarkan

anak bahwa emosi bukanlah lawan melainkan kawan yang banyak membantu

dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, memberikan bantuan

lewat komunikasi yang asertif, tidak mudah menyalahkan anak, mau

mendengarkan ungkapan emosi anak dan memberikan tanggapan yang positif

sehingga anak merasa diterima, didengarkan. Siswi sendiri harus berusaha

bersikap terbuka, bersedia menerima kritik, dan memandang kritik itu bukan

sebagai serangan tetapi sebagai suatu masukan yang harus diperhatikan.

b. Kemampuan mengelola emosi yang tinggi, dan sangat tinggi

Sebagian kecil (24%) siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria

Malang sudah memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, namun

tidak ada penghuni asrama yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang

Page 86: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

sangat tinggi. Oleh karena itu masih dibutuhkan bimbingan agar kemampuan

mengelola emosi dapat berkembang lebih optimal. Ada berbagai faktor yang

menyebabkan kemampuan mengelola emosi tinggi, antara lain: siswi

sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk mengenali emosinya tetapi

kemampuannya mengelola emosi belum dikembangkan secara maksimal

sehingga belum mencapai hasil yang maksimal pula.

Siswi yang sudah memiliki kemampuan mengelola emosi tinggi

kiranya memiliki konsep diri yang positip. Siswi yang memiliki konsep diri

positip memiliki tujuan yang realistis dan sesuai. Siswi yang berkonsep diri

positip mampu mengelola emosinya dan berani bertindak, mampu bersikap

positip, memiliki kemampuan membangun kepercayaan dengan sikap apa

adanya dan jujur, berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur

perbuatan yang tidak dapat diterimanya.

Agar kemampuan mengelola emosi yang sudah tinggi dapat menjadi

semakin sangat tinggi, maka dibutuhkan usaha dari berbagai pihak yaitu dari

pendamping di asrama, orangtua, siswa yang bersangkutan. Salah satu usaha

yang dapat dilakukan oleh pendamping asrama misalnya memberikan

pelatihan tentang mengelola emosi, memberikan informasi bahwa

kemampuan mengelola emosi itu bukanlah bakat, bahwa kemampuan

mengelola emosi perlu untuk berhasil dalam hidup.

. Sedangkan usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu

anaknya meningkatkan kemampuannya mengelola emosi, antara lain:

Page 87: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

memberikan pendampingan yang terus menerus bagaimana mengungkapkan

emosi secara tepat. Siswi sendiri harus memiliki kemauan untuk berlatih,

menambah informasi lewat berbagai bacaan mengenai kecerdasan emosional.

3. Aspek memotivasi diri sendiri

a. Kemampuan memotivasi diri yang masih kurang atau belum maksimal

(sangat rendah, rendah, dan cukup)

Para siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria yang memiliki

kemampuan memotivasi diri sendiri sangat rendah sebanyak 4%, rendah 24%,

dan cukup 58%. Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyak siswi asrama

masih mengalami kesulitan dalam memotivasi diri. Menurut Gea ( 2002 )

beberapa hambatan tumbuhnya motivasi yaitu: kurang percaya diri,

kecemasan berlebihan, opini negatif, dan merasa bukan bagian dari kelompok.

Berbagai akibat yang timbul apabila kemampuan memotivasi diri

masih kurang (sangat rendah, rendah, dan cukup) antara lain: tidak

mempunyai semangat, daya juangnya rendah, tidak memiliki kepercayaan

diri, kurang memiliki ketekunan.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk meningkatkan kemampuan memotivasi diri sendiri, antara lain:

mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan memotivasi diri

sendiri yang mencakup dorongan untuk berprestasi, memiliki komitmen, sikap

optimis (Gea, 2002). Usaha yang lain misalnya menelusuri bakat dan minat,

Page 88: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

menggali kembali cita-cita, menentukan sasaran, atau menginventaris

pengalaman-pengalaman positif. Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua

untuk membantu anaknya dalam memotivasi diri, antara lain: memberikan

dukungan lebih-lebih ketika anak mengalami kegagalan, memberikan

pujian/hadiah ketika anak mengalami kemajuan misalnya dalam belajar.

Sedangkan usaha dari siswi sendiri misalnya memperjelas hal yang perlu

diutamakan dalam hidupnya.

b. Kemampuan memotivasi diri yang tinggi, dan sangat tinggi

Beberapa siswi SMA yang tinggal di asrama sudah memiliki

kemampuan yang tinggi dalam memotivasi diri, namun belum ada yang

sangat tinggi kemampuannya memotivasi diri. Ada berbagai faktor yang

menyebabkan tingginya kemampuan memotivasi diri, antara lain: adanya

kesadaran yang tinggi terhadap kebutuhan yang perlu dipenuhi. Tingkah laku

manusia timbul karena ada kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut

mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Faktor berikutnya yang turut mempengaruhi kemampuan memotivasi diri

ialah adanya cita-cita yang realistis dan ingin diraih.

Akibat yang timbul apabila kemampuan memotivasi diri tinggi, yaitu:

lebih bersemangat dalam hidup, lebih berhasil dalam hidupnya, memiliki

kepercayaan diri yang tinggi, berani mencoba sesuatu yang baru, memiliki

dorongan untuk berprestasi, lebih memiliki komitmen, dan lebih optimis (Gea,

2002).

Page 89: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk memaksimalkan kemampuan memotivasi diri, antara lain: mengajak

siswi untuk berefleksi secara tertulis, misalnya menuliskan apa yang menjadi

cita-cita Anda? Target-target apa yang Anda tetapkan sebagai langkah konkrit

mencapai cita-cita Anda? Menurut Handoko (1992) cara-cara yang dapat

ditempuh oleh pendamping untuk memperkembangkan dan memperkuat

motivasi diri antara lain: memperjelas tujuan yang dicapai, memadukan motif-

motif yang sudah dimiliki, merumuskan tujuan-tujuan sementara yang lebih

dekat sifatnya, memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, mengadakan

persaingan, merangsang pencapaian tujuan, memberi contoh yang positif.

Motivasi manusia tidak selalu timbul dengan sendirinya. Motivasi

dapat ditimbulkan, diperkembangkan dan diperkuat. Makin kuat motivasi

seseorang, makin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan. Demikian pula

makin orang mengetahui tujuan yang akan dia capai dengan jelas, apalagi

kalau tujuan itu ia anggap penting, makin kuat pula usaha untuk mencapainya,

makin kuat pula motivasi untuk mencapainya.

Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anaknya

meningkatkan kemampuan motivasi diri, antara lain: memperjelas tujuan

yang akan dicapai, memperjelas pentingnya pencapain tujuan, dan

menjelaskan insentif-insentif yang akan diperoleh akibat tindakan yang

bersangkutan, mengajak anak untuk melihat ke masa depan, melihat berbagai

kemungkinan untuk berhasil di masa yang akan datang dan mampu

Page 90: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

menggunakan kegagalan masa lampau sebagai pelajaran yang bermanfaat.

Orangtua pun perlu menyadarkan anak bahwa masa depan lebih berharga

daripada masa lampau. Dengan memiliki motivasi tinggi, dan sangat tinggi

siswi mempersiapkan masa depan sehingga menjadi masa depan yang sukses

dengan melakukan apa yang terbaik di masa sekarang. Usaha dari siswi

sendiri misalnya: merencanakan dengan teliti dan hati-hati masa depan, serta

fleksibel dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah.

4. Aspek mengenali emosi orang lain

a. Kemampuan mengenali emosi orang lain yang masih kurang atau belum

maksimal (sangat rendah, rendah, dan cukup)

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada siswi SMA yang

tinggal di asrama putri Santa Maria Malang, memiliki kemampuan yang

sangat rendah dalam mengenali emosi orang lain; yang memiliki kemampuan

mengenali emosi orang lain rendah ada 2%, dan ada 44% yang memiliki

kemampuan yang cukup dalam mengenali emosi orang lain. Masih kurangnya

(sangat rendah, rendah, cukup) kemampuan mengenali emosi orang lain

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : kurang memiliki sikap saling

mempercayai, kurang bersikap terbuka, kurang mempercayai perasaannya

sendiri, dan kurang meningkatkan kesadaran akan perasaan sendiri dan orang

lain.

Page 91: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Berbagai akibat yang timbul apabila kemampuan mengenali emosi

orang lain masih kurang (sangat rendah, rendah, dan cukup) misalnya tidak

peduli dengan perasaan orang lain, tidak mau tahu dengan keadaan orang lain,

menjadi tidak memiliki banyak teman, kurang dapat hidup bersama, ingin

menang sendiri, mudah tersinggung, sulit menyesuaikan diri.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk membantu meningkatkan kemampuan mengenali emosi orang lain,

antara lain: melatih siswi untuk berani mempercayai orang lain, melatih siswi

untuk bersikap terbuka, atau memberikan pelatihan atau bimbingan kelompok

dengan materi yang relevan seperti pemahaman orang lain, kerjasama, nilai-

nilai hidup, empati. Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk

membantu anaknya dalam meningkatkan kemampuan mengenali emosi orang

lain antara lain: memberikan teladan dalam memberikan perhatian kepada

sesama anggota keluarga, memberikan bantuan kepada orang lain tanpa

diminta. Sedangkan usaha yang dapat dilakukan oleh siswi sendiri misalnya:

memberi perhatian kepada sesama teman, mau menolong orang lain yang

membutuhkan pertolongan, berusaha untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang ada, mau belajar bergaul, termasuk belajar mengerti orang

lain.

b. Kemampuan mengenali emosi orang lain yang tinggi, dan sangat tinggi

Para siswi SMA penghuni asrama yang memiliki kemampuan yang

tinggi untuk mengenali emosi orang lain ada 26%, dan sangat tinggi sebanyak

Page 92: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

28%. Apakah betul ada cukup banyak siswi yang kemampuan mengenali

emosi orang lain tinggi atau sangat tinggi? Bagi peneliti hasil ini

menimbulkan pertanyaan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan siswi mengenali emosinya sendiri cenderung rendah. Bisakah

terjadi atau masuk akalkah bahwa kemampuan mengenali emosi orang lain

cenderung tinggi tetapi kemampuan mengenali emosi sendiri cenderung

rendah? Adanya sebagian siswi yang memiliki kemampuan yang tinggi dan

sangat tinggi dalam mengenali emosi orang lain boleh jadi berkaitan dengan

konsep diri siswi yang bersangkutan. Individu yang memiliki konsep diri

positip dapat menerima orang lain apa adanya, mampu memahami emosi

orang lain.

Adalah ideal jika para siswi SMA sebagai remaja memiliki

kemampuan yang tinggi atau sangat tinggi dalam mengenali emosi orang lain.

Dengan memiliki kemampuan mengenali emosi orang lain yang tinggi, dan

sangat tinggi, maka remaja dapat bereaksi secara tepat terhadap situasi yang

dihadapi, dapat lancar dalam menjalankan tugas-tugasnya, bersikap empatik,

lebih disukai oleh teman-teman dan orang dewasa lainnya baik di sekolah

maupun di asrama, mampu menerima sudut pandang orang lain, memiliki

kepekaan, dan mampu mendengarkan orang lain.

Pendamping di asrama perlu berupaya untuk mengembangkan

kemampuan siswi mengenali emosi orang lain, antara lain dengan

memberikan pendampingan baik secara pribadi maupun kelompok untuk

Page 93: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

berlatih mengenali emosi orang lain. Cara-cara yang sederhana dan efektif

untuk mengajarkan empati kepada anak-anak antara lain adalah

mempraktekkan kebaikan secara acak (Shapiro, 2001), melibatkan anak dalam

kegiatan pelayanan masyarakat, mengikutsertakan anak dalam kegiatan-

kegiatan yang terorganisasi. Ini tidak hanya mengajari anak untuk lebih peduli

pada orang lain, tetapi juga mengajarkan keterampilan bersosialisasi. Usaha

dari orangtua untuk membantu anaknya mengenali emosi orang lain, antara

lain: memberi kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan teman-teman

sebaya. Usaha dari siswi sendiri antara lain mau bergabung dengan orang lain,

dan belajar bersama.

5. Aspek membina hubungan

a. Kemampuan membina hubungan yang masih kurang atau belum maksimal

(sangat rendah, rendah, dan cukup)

Dalam banyak bidang pekerjaan, hubungan yang baik dengan banyak

orang sangat diperlukan dan diharapkan. Ada 2% penghuni asrama yang

memiliki kemampuan yang sangat rendah, dan rendah dalam membina

hubungan dengan orang lain, dan 72% penghuni asrama memiliki kemampuan

membina hubungan cukup. Ada berbagai faktor yang menyebabkan

kurangnya atau belum maksimalnya ( sangat rendah, rendah, dan cukup)

kemampuan siswi penghuni asrama dalam membina hubungan dengan orang

lain, antara lain: kecenderungan spontan untuk menghakimi, menilai,

Page 94: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

membenarkan atau menolak pesan-pesan yang disampaikan oleh lawan

komunikasi.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama,

seperti: memberikan bimbingan kelompok dengan topik komunikasi,

kerjasama, memberi kesempatan kepada para siswi untuk mengikuti kegiatan-

kegiatan baik di sekolah maupun di masyarakat, mengadakan

lomba/pertandingan antar asrama. Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua

untuk membantu anaknya mengembangkan kemampuan membina hubungan

dengan orang lain, antara lain: memberikan dorongan kepada anaknya untuk

mengikuti organisasi yang ada di lingkungannya, memberikan kesempatan

kepada anak untuk bermain bersama teman-temannya. Sedangkan usaha dari

siswi sendiri misalnya sanggup mempercayai perasaannya sendiri dan

perasaan orang lain, bersikap terbuka.

b. Kemampuan membina hubungan yang tinggi,dan sangat tinggi

Delapan belas persen (18%) siswi SMA memiliki kemampuan

membina hubungan yang tinggi, dan 6% memiliki kemampuan membina

hubungan yang sangat tinggi. Berikut ini beberapa kemungkinan yang dapat

mempengaruhi tingginya, kemampuan memahami emosi orang lain, adalah

adanya sikap saling mempedulikan, memiliki keyakinan bahwa yang

dikerjakan atau diungkapkan tentang dirinya akan ditanggapi oleh orang lain

dengan cara-cara yang nonevaluatif dan penuh penerimaan. Untuk

membangun hubungan yang lebih erat dan memuaskan dengan orang lain,

Page 95: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

orang lain harus merasa bahwa kita menerima mereka tanpa syarat dan tanpa

penilaian. Salah satu kunci dalam membina hubungan adalah saling memberi

dan menerima (Stein dan Book, 2002). Individu yang memiliki kecakapan

ini akan mampu menjalin hubungan, dan mampu menempatkan diri dalam

suatu kelompok.

Menurut Goleman (2002) individu yang memiliki kemampuan yang

tinggi atau sangat tinggi dalam membina hubungan dengan orang lain akan

lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan

dengan orang lain, lebih bertenggang rasa dan dibutuhkan oleh teman-

temannya, berani berbicara di depan umum, lebih suka berbagi rasa.

Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pendamping di asrama

untuk membantu lebih meningkatkan kemampuan membina hubungan dengan

orang lain, misalnya memberikan bimbingan kelompok dengan topik-topik

yang relevan seperti cara-cara mengatasi konflik, mengembangkan

keterbukaan. Usaha dari orangtua untuk membantu anaknya antara lain:

menunjukkan kehangatan dan rasa suka atau senang, mendengarkan dengan

penuh pemahaman artinya memahami aneka pikiran, perasaan, dan reaksi

anak dari sudut pandang anak. Usaha dari siswi sendiri misalnya mau

menerima orang lain apa adanya, tidak mudah menilai orang lain, mau

berpikir positif tentang orang lain.

Baik pendamping, orangtua, maupun siswi itu sendiri harus tetap

berupaya mengembangkan kemampuan membina hubungan.

Page 96: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

DAN CONTOH SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

DI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG

SEBAGAI IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan usulan topik-topik bimbingan kelompok dan contoh

Satuan Pelayanan Bimbingan untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosional

siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang sebagai implikasi hasil

penelitian. Topik-topik yang diusulkan mengacu pada tingkat kecerdasan emosional

penghuni asrama putri Santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004.

A. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok untuk Penghuni Asrama Putri

Santa Maria Malang

Setelah mempelajari hasil penelitian, penulis menyusun usulan topik-topik

bimbingan kelompok yang sesuai untuk mengembangkan kecerdasan emosional

para siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang. Usulan topik-topik

bimbingan kelompok disusun dengan tidak membuat urutan per kelas atau tingkat

tertentu, karena dalam prakteknya, di asrama tidak ada penggolongan tingkat atau

kelas.

Usulan topik-topik bimbingan kelompok yang disusun dengan mengacu pada

aspek kecerdasan emosional, dapat dilihat dalam tabel 7.

Page 97: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
Page 98: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
Page 99: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
Page 100: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
Page 101: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
Page 102: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

B. Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan.

Berikut ini penulis menyajikan satu contoh Satuan Pelayanan Bimbingan,

yaitu persiapan tertulis yang dibuat sebelum pelayanan.

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik Bimbingan : Perasaan

B. Bidang Bimbingan : Pribadi – Sosial

C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok

D. Fungsi Layanan : Pemahaman, Pengembangan, dan Pencegahan

E. Tujuan Umum : Agar peserta semakin mampu menyadari, mengakui, dan

mengolah perasaan-perasaan yang muncul dalam

dirinya. F. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat:

1. Spesifik :

a. Menyebutkan macam-macam perasaan yang pernah dialami.

b. Menjelaskan pentingnya mengungkapkan perasaan.

2. Global :

Menuliskan manfaat (perubahan yang terjadi dalam dirinya) yang diperoleh

dengan mengikuti kegiatan yang direncanakan.

G. Sasaran Pelayanan Bimbingan : Penghuni asrama putri Santa Maria Malang.

H. Materi Pelayanan Bimbingan :

1. Macam-macam perasaan yang pernah dialami.

2. Pentingnya mengungkapkan perasaan.

I. Metode kegiatan, dan langkah-langkah:

1. Metode kegiatan : Ceramah, Tanya jawab, Sharing (berbagi

pengalaman).

Page 103: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

2. Langkah-langkah dan kegiatan:

No Intrakurikuler Kokurikuler

Pembimbing Peserta. 1. Memberi pengantar singkat

tentang maksud dan tujuan

kegiatan.

Mendengarkan.

2. Membagikan daftar perasaan, dan

meminta peserta untuk mengenali

perasaan yang pernah dialami.

Kemudian peserta diminta untuk

menjawab pertanyaan refleksi :

“Ada apa atau apa yang terjadi

sehingga Anda mengalami

perasaan yang bersangkutan?”

Mengerjakan

3. Meminta peserta untuk memilih

teman akrab berdua-dua dan saling

menceritakan perasaannya masing-

masing yang pernah dialami

termasuk kejadian yang terkait.

Memilih teman

4. Menjelaskan pentingnya

mengungkapkan perasaan dan

pentingnya perasaan.

Mendengarkan

5. Memberikan kesempatan kepada

peserta untuk bertanya dan

memberikan balikan,

Bertanya

6. Bersama peserta menyimpulkan

dan menutup kegiatan.

Ikut serta

Peserta diminta

untuk

merefleksikan

pengalaman yang

didapat dari

kegiatan ini dan

menuliskan

manfaatnya dalam

buku pribadi serta

mempraktekkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 104: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

J. Tempat : Aula

K. Waktu Penyelenggaraan : 90 menit

L. Penyelenggara Pelayanan : Pembimbing

M. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya

Masing-masing : -

N. Alat : Lembar kerja

O. Evaluasi :

1. Spesifik :

a. Sebutkanlah macam-macam perasaan yang pernah Anda alami!

b. Jelaskanlah pentingnya mengungkapkan perasaan!

2. Global :

Tuliskanlah manfaat ( perubahan yang terjadi dalam dirinya ) yang Anda

peroleh dengan mengikuti kegiatan yang direncanakan ini.

P. Rencana Tindak Lanjut : -

Q. Catatan Khusus : -

R. Sumber :

1. Powell, J. 1979. Rahasia Cinta Lestari. Jakarta: CLC.

2. Powell, J dan Brandy, L. 1991. Tampilkan Jati Dirimu. Yogyakarta: Kanisius.

3. Sinurat, R.H.Dj. 1999. Reader Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi.

Yogyakarta: Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sanata

Dharma.

Yogyakarta,…………..

Perencana pelayanan

……………………….

Page 105: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Hand Out

Pentingnya mengungkapkan perasaan:

Salah satu segi paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain

adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan. Mengalami suatu perasaan dan

mengungkapkannya kepada orang lain bukan saja merupakan sumber kebahagiaan,

melainkan juga merupakan salah satu kebutuhan demi kesehatan psikologis. Dengan

mengalami saling berbagi perasaan, kita menciptakan dan mempertahankan

persahabatan yang intim dengan sesama.

Page 106: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DAFTAR PERASAAN

Yang manakah dari antara perasaan-perasaan yang berikut ini yang pernah

Anda alami? Berilah tanda cek (√ ) pada perasaan yang pernah Anda alami! Apa yang

terjadi sehingga timbul perasaan itu?

Akrab Apatis Patah hati Terpukul Antusias Antipati Tertipu Tak enak Bahagia Asing Tabah Tertekan Bebas Benci Terpesona Terpaksa Bergairah Bingung Tenang Tak sampai Bangga Bengong Terhibur Takmampu Bersukaria Bosan Sabar Tersinggung Cocok Berat Simpati Tergerak Cinta Berkabung Jengkel Tersiksa Diakui Berdosa Iri Tak krasan Damai Curiga Sebal Terganggu Enak Cemburu Terancam Pilu Geli Canggung Panik Terpojok Kagum Diabaikan Prihatin Tercekam Kerasan Dihina Lesu Tak sabar Lega Dendam Kecil hati Tak berdaya Mantap Sebatang kara Muak Tegang Nyaman Kehilangan Ngeri Terganggu Nikmat Kasihan Patah hati Tersisih Optimis Heran Segan Terpojok Pantas Hambar Lemah Tertarik Puas Hancur Ragu-ragu Terikat Penuh harapan Gagal Pasrah Tersipu-sipu Riang/gembira Kesal Rendah diri Tercenggang Santai Kesepian Merana Duka

Page 107: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BAB VI

RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN-SARAN

Bab ini berisi ringkasan, kesimpulan, dan saran-saran. Bagian ringkasan

memuat rumusan masalah, metodologi penelitian, dan hasil penelitian. Bagian

kesimpulan memuat kesimpulan dari penelitian. Bagian saran-saran memuat saran-

saran untuk pihak asrama putri Santa Maria Malang dan bagi peneliti lain.

A. Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional

penghuni asrama putri santa Maria Malang tahun ajaran 2003/2004 dan

implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok. Pertanyaan yang

dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Seberapa tinggikah masing-masing aspek

kecerdasan emosional siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang

tahun ajaran 2003/2004? (2) Manakah topik bimbingan yang sesuai bagi para

siswi SMA penghuni asrama putri Santa Maria Malang, untuk mengembangkan

kecerdasan emosionalnya?

Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek

penelitian adalah remaja putri penghuni asrama putri Santa Maria Malang yang

berjumlah 50 orang. Mereka terdiri dari siswi SMA kelas I: 29 orang, dan kelas

II: 21 orang. Usia mereka terentang antara 15-18 tahun. Pengumpulan data

dilakukan pada hari Minggu, tanggal 25 April 2004.

Page 108: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh penulis sendiri

dengan mengambil inspirasi dari pendapat Goleman (2002) tentang emotional

intelligence. Alat tersebut memuat 5 aspek kecerdasan emosional, yaitu: (1)

mengenali emosi diri, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri sendiri, (4)

mengenali emosi orang lain, (5) membina hubungan.

Teknis analisis data yang ditempuh untuk menggolongkan tingkat kecerdasan

emosional penghuni asrama putri Santa Maria Malang, menggunakan rumus

Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penghuni asrama putri Santa Maria

Malang tahun ajaran 2003/2004: (1) yang memiliki kemampuan mengenali emosi

yang: sangat rendah 6%, rendah 30%, cukup 64%, tinggi 0%, dan yang sangat

tinggi 0%, (2) yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat rendah

0%, rendah 16%, cukup 60%, tinggi 24%, dan sangat tinggi 0%, (3) yang

memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri yang sangat rendah 4%, rendah

24%, cukup 58%, tinggi 14%, sangat tinggi 0%, (4) yang memiliki kemampuan

mengenali emosi orang lain yang sangat rendah 0%, rendah 2%, cukup 44%,

tinggi 26%, dan sangat tinggi 28%, (5) yang memiliki kemampuan membina

hubungan yang sangat rendah 2%, rendah 2%, cukup 72%, tinggi 18%, sangat

tinggi 6%.

Topik-topik bimbingan untuk meningkatkan kecerdasan emosional di asrama

antara lain: peranan kecerdasan emosional; pembukaan diri, memberi nama

perasaan, pengungkapan perasaan; perasaan; akibat yang timbul bila perasaan

Page 109: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

tidak diungkapkan; komunikasi, pemahaman dan penerimaan diri; pengembangan

konsep diri yang positif; persahabatan; aku dan keluargaku; motivasi berprestasi;

kerjasama; merencanakan masa depan.

B. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

adalah tingkat kecerdasan emosional siswi SMA penghuni asrama putri Santa

Maria Malang kelas I dan II tahun ajaran 2003/2004 belum setinggi yang

diharapkan, sehingga masih perlu ditingkatkan.

C. Saran-saran

Berikut ini dikemukakan saran-saran untuk berbagai pihak:

1. Badan Sosial Santa Perawan Maria dan Pemimpin asrama

a. Badan Sosial Santa Perawan Maria dan para pimpinan asrama hendaknya

memberikan perhatian pada pengembangan kecerdasan emosional para

penghuni asrama.

b. Mengingat banyaknya tanggung jawab yang dibebankan kepada pimpinan

asrama, kiranya perlu disediakan seorang tenaga profesional dalam bidang

bimbingan dan konseling. Tenaga profesional ini bertugas memberikan

bimbingan kepada para penghuni asrama.

Page 110: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

c. Topik-topik bimbingan kelompok yang diusulkan dapat digunakan sebagai

acuan pelaksanaan bimbingan kelompok khususnya untuk meningkatkan

kecerdasan emosional.

2. Peneliti lain

Mengingat pentingnya kecerdasan emosional, diharapkan peneliti lain mau

mengembangkan penelitian yang lebih mendalam tentang masing-masing

aspek kecerdasan emosional.

Page 111: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

DAFTAR PUSTAKA

Albin, R.S. 1983. Emosi: Bagaimana Mengenal, Menerima dan

Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cooper, RK. dan A. Sawaf. 1998. Excecutive EQ: Kecerdasan Emosional dalam

Kepemimpinan Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Cox, Gill, dan Sheila Dainow. 1986. Kembangkan Diri Anda Sepenuhnya.

Jakarta: Arcan.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Gea Atosakhi Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babari.

2002. Modul Character Building I. Relasi dengan Diri Sendiri.

Jakarta: Gramedia.

Goleman, Daniel. 2001. Working With Emotional Intelligence. Kecerdasan Emosi

untuk Mencapai Puncak Prestasi. (Terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

____________ 2002. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 112: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Gottman, J. dan De Claire, J. 2003. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki

Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gunarsa, S.Y. dan Gunarsa, D.S. 1990. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Hall, Calvin S, dan Gardner Lindzey. 1993. Psikologi Kepribadian 2, Teori-Teori

Holistik (Organismik Fenomenologis). Editor: Supratiknya, A.

Yogyakarta: Kanisius.

Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:

Kanisius.

Hartyana. 2002. Studi Deksriptif Tentang Kecerdasan Emosi Pada Siswa Kelas II

SMU Kolese De Britto Di Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Howard, E, Steven, J. 2002. Ledakan EQ; 15 Prinsip Dasar Kecerdasan

Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.

Hurlock, E.B.1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Konstitusi Suster-Suster Santa Perawan Maria. 1984. Hasil Keputusan Kapitel

Umum Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria di Amersfoort

dan disyahkan di Roma tanggal 29 Maret 1988.

Laporan Pelaksanaan Bidang Karya, Persatuan Santa Perawan Maria di Indonesia,

Periode 1984-1988.

Page 113: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Mangunhardjana, A. M. 1986. Pendampingan Kaum Muda, Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: Kanisius.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Moedjanto, G. 1992. (ED). Tantangan Kemanusiaan Universal. Yogyakarta:

Kanisius.

Monks F. J, A. M. P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1994. Psikologi

Perkembangan, Pengantar dalam Berbagai Bagiannya: Gajah Mada

University Press.

Nggermanto, Agus. 2002. Quantum Quotient. Kecerdasan Quantum. Bandung:

Nuansa.

Patton, P. 1998. EQ ( Emotional Intelligence) di Tempat Kerja. Jakarta: Pustaka

Delapratasa.

Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Sanata Dharma. 1998. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Prasetya, Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1998. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Segal, Jeanne. 2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa.

Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat.

Yogyakarta: Kanisius.

Page 114: DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA ... · SISWI SMA PENGHUNI ASRAMA PUTRI SANTA MARIA MALANG TAHUN AJARAN 2003/2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

Shapiro, L.E. 2001. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sinurat, R. H. Dj. 1999. Reader Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

_____________.2002. Konsep Diri dan Pengembangannya (Hand

out)..Yogyakarta: Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma.

Slameto. 1990. Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di Berbagai

Institusi. Semarang: Satya Wacana.

Stein, Steven. J. dan Howard E. Book, E. 2002. Ledakan EQ- 15 Prinsip dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.

Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Supratiknya, A. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Wijokongko, M. 1997. Keajaiban dan Kekuatan emosi. Yogyakarta: Kanisius.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:

Gramedia Widiasarana.