diagnosa dan intervensi keperawatan
TRANSCRIPT
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan (sumber: Tarwoto, 2007)
1. Resiko injuri sehubungan dengan aktivitas kejang.
Data pendukukung :
- Riwayat kejang
- Aktivitas kejang
- Penggunaan obat anti kejang
Kriteria hasil :
- Pasien bebas dari kejang
- Mempertahan integritas fisik
- Tidak terjadi trauma fisik
- Tidak terjadi hipoksia dan aspirasi
Intervensi keperawatan :
1. Pertahankan poissi temapt tidur lebih rendah
2. Berikan pagar pengaman pada tempat tidur
3. Sebelum kejang lakukan persiapan : spatel lidah, oksigen, suction dekat
tempat tidur.
4. Monitor aktivitas kejang.
5. Selama kejang : pertahankan jalan nafas pasien, lindungi kepala, pasang
spatel jika memungkinkan, longgarkan pakaian, jaga privasi pasien.
6. Catat frekuensi waktu, bagian tubuh yang terjadi kejang.
7. Laporkan kepada dokter jika kejang tanpa periode kesadaran.
2. Cemas berhubungan dengan terjadinya kejang, komplikasi kejang dan
penerimaan terhadap lingkungan.
Data pendukung :
- Pasien mengatakan sering kejang, takut terulang kembali.
- Ekspresi wajah sedih.
- Pasien gelisah
- Meningkatnya denyut jantung
Kriteria hasil :
- Pasien dapat mengungkapkan kecemasan dan apa yang sedang dipikirkan.
- Pasien dapat meningkatkan koping yang efektif koping yang efektif dalam
menghadapi epilepsinya.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji status emosional secara terus menerus, penampilan dan tingkah laku
untuk menetapkan reaksi terhadap diagnosa.
2. Beri kesempatan pasien untuk mendiskusikan secara terbuka tentang
perasaan, sikap dan kepercayaan pasien.
3. Validasi tentang kecemasan pasien dan identifikasi metode koping yang
tepat untuk pasien.
4. Lakukan intervensi khusus, sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien,
berikan respons yang positif terhadap pasien.
3. Gangguan konsep diri : Harga diri yang rendah, identitas diri tidak jelas.
Data pendukung :
Menderita penyakit epilepsi, tidakdapat mengotrol keadaan diri saat berlangsung.
Kriteria hasil :
Klien dapat mengidentifikasi perasaan, pola koping yang positif/negatif. Secara
verbal mempunyai harga diri meningkat. Menerima keadaan dirinya dan
perubahan fungsi/peran/gaya hidup yang di hadapinya.
Intervensi Keperawatan :
1. Diskusikan tentang perasaan yang dihadapi klien.
2. Dorong pasien untuk mengekspresikan fikiran dan perasaannya.
3. Kaji kemampuan klien yang positif sesuai dengan keadaan sehingga dapat
memanfaatkan kemampuan tersebut untuk meningkatkan harga diri klien dan
dapat hidup di masyarakat. (sumber: Depkes, 1995)
4. Kurangnya pengetahuan sehubungan pertama kali terdiagnosa epilepsi,
seringnya aktivitas kejang dan status perkembangan usia.
Data pendukung :
- Pasien menanyakan tentang epilepsi.
- Pasien menolak tindakan perawatan.
- Pasien tidak kooperatif dalam keperawatan.
Kriteria hasil :
- Pasien mendiskusikan faktor yang dapat menimbulkan kejang.
- Pasien mengungkapkan secara verbal pengetahuan tentang pengobatan.
- Mengungkapkan secara verbal perubahan gaya hidup untuk menghindari
faktor pencetus kejang.
Intervensi keperawatan :
1. Tetapkan pengetahuan pasien, keluarga tentang epilepsi, tingkat
penerimaan.
2. Berikan penjelasan tentang epilepsi, obat, efek samping.
3. Informasikan faktor pencetus epilepsi.
4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup
seperti jenis pekerjaan, dan aktivitas hidup.
Jenis obat yang dipakai saat ini :Nama obat Dosis dewasa Dosis anak
Fenobarbital (FB) 1,5 – 3 mg/kg 1-5 mg/kgDifinilhidatonin (FH) 4 mg/kg 4 – 12 mg/kgKarbamazepine (Kz) 1,5 – 8 mg/kg 15 – 25 mg/kgAsam valproat (AVP) - 10 – 70 mg/kgEtosuksimid (ETS) - 10 – 70 mg/kg
Jenis obat berdasarkan efektifitas jenis epilepsi :
Jenis epilepsi Obat yang efektifParsial/fokal FB, FH, KzGrand mall AVP, FB, FHPetit mall (lena) ETS, AVPMioklonik ETS, AVPAtonik ETS, AVP