difenilkarbazida

13
1 MAKALAH KIMIA KOORDINASI Kromium 1,5 difenilkarbazida Oleh: Eka Ratri Noor W (0610920018) Indah Ardiningsih (0610920028) Trias Istina R. (0610920054) Rosita Ardhyasari (0610923058) Vivin Sarwenda P. (0610923066) Yudha Ikoma I. (0610920060) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Upload: andam-pluff

Post on 25-Nov-2015

140 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

difenilkarbazida adalah

TRANSCRIPT

  • 1MAKALAH KIMIA KOORDINASI

    Kromium 1,5 difenilkarbazida

    Oleh:

    Eka Ratri Noor W (0610920018)

    Indah Ardiningsih (0610920028)

    Trias Istina R. (0610920054)

    Rosita Ardhyasari (0610923058)

    Vivin Sarwenda P. (0610923066)

    Yudha Ikoma I. (0610920060)

    JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

    2008

  • 2RINGKASAN

    Kromium dalam jumlah kecil dapat ditetapkan secara kolorimetri dalam

    larutan basa sebagai kromat; uranium dan serium mengganggu, tetapi vanadium kecil

    pengruhnya. Transmitans larutan diukur pada 365 370 nm atau dengan pertolongan

    filter yang transmisi maksimumnya ada dalam daerah ungu. Suatu metode yang lebih

    peka adalah dengan menggunakan 1,5-difenil karbazida CO(NH.NHC6H5)2; dalam

    larutan asam (sekitar 0,2 M) kromat memberikan senyawa ungu yang dapat larut

    dengan reagensia ini.

    Molybdenum (VI), vanadium (V), Merkurium dan Besi mengganggu; jika ada

    permanganat dapat disingkirkan dengan mendidihkan dengan sedikit etanol. Jika

    anagka banding vanadium terhadap kromium tidak melebihi 10 banding 1, dapat

    diperoleh hasil yang hampirr benar dengan membiarkan larutan itu selama 10 15

    menit setelah penambahan reagensia, karena warna vanadium difenilkarbazida cukup

    cepat menghilang. Vanadat dapat dipisahkan dari kromat dengan menambahkan

    oksina kedalam larutan dan mengekstrak pada pH sekitar 4 dengan kloroform; kromat

    tetap berada dalam larutan air. Baik vanadium maupun besi dapat diendapkan dalam

    larutan asam dengan kuferon dan dengan demikian dipisahkan dari kromium (III).

  • 3RESUME

    Small amount of chromium can be determine by colorimetric as chromate in

    base solution as chromat; uranium and cerium disturb those complex compound but

    vanadium has small influence. Liquid transmittance measured by 365-370 nm or by

    force of filter which a maximum transmission in a purple area. A more sensitive

    method by using 1,5-diphenylcarbazide CO(NH.NHC6H5)2, in acid solution (about

    0,2 M) chromate is purple compound that able to dissolve with this reagent.

    Molybdenum (VI), vanadium (V), mercury and Iron disturb those complex

    compound, its also permanganate. permanganate can be removed by boil it in small

    amount of ethanol. If ratio vanadium with chromium is not over than 10 : 1, we can

    obtain the almost exact result by let it about 10 15 minutes after adding the reagent,

    because vanadium diphenylcarbazidecolour can be out rapidly. Vanadat can be

    removed from chromate by adding oxina in the solution and extracted with

    chloroform in pH about 4; both vanadium and iron can be precipitate with cupheron in

    a acid solution. Therefore it can be separate from chromium(III).

  • 4Pertanyaan

    1. Bagaimana struktur dan sifat kompleks kromium difenilkarbazida dan struktur

    pengompleks 1,5-difenilkarbazida?

    2. Bagaimana kestabilan kompleks kromiun difenilkarbazida ?

    3. Bagaimana hibridisasi dan pembentukan warna dari kompleks kromium

    difenilkarbazida ?

    4. Bagaimana jika ligan difenilkarbazida diganti dengan ligan lain, atau jika logam

    pusat diganti dengan logam lain ?

    5. Bagaimana isomerisasi yang mungkin ada pada kompleks kromium

    difenilkarbazida ?

    Jawaban:

    1. Pengompleks 1,5-difenilkarbazida (DiPC) merupakan suatu molekul dengan

    rumus C13H14N4O yang memiliki berat molekul 242,28 g/mol. Reagen ini

    digunakan dalam penentuan kromium, Cr (VI), dari suatu larutan dimana akan

    dibentuk suatu molekul kompleks dengan kromium tersebut. Jenis reagen ini

    dalam pembentukan kompleks berperan sebagai ligan dimana ligan ini bersifat

    bidentat yang akan menyumbangkan dua atom donor dalam pembentukan

    ikatan. Sifat ligan ini yaitu sebagai akseptor yang baik dimana memiliki ikatan rangkap dua dan atom N yang sangat elektronegatif serta cenderung

    bersifat stabil. Ligan ini juga memilki lone pair untuk berikatan dengan atom

    pusat sehingga bersifat sebagai donor . Struktur reagen pengompleks tersebut yaitu:

  • 5Gambar. 1,5-difenil karbazida

    Kompleks kromium difenil karbazida dibentuk oleh molekul Cr (VI) dengan reagen

    pengompleks 1,5-difenilkarbazida. Ligan DiPC terletak pada 6 posisi dalam geometri

    oktahedral. Struktur kompleks yang terbentuk yaitu:

    CrN

    N N

    N

    N

    N

    HNC NH

    O

    NH

    C

    O

    HN

    NHC

    OHN

    Gambar. Kromium difenil karbazida

    Selain itu, terdapat struktur lain yang diusulkan adalah struktur dimana Cr berada

    diantara delokalisasi cincin benzen. Struktur ini dihasilkan dari penggunaan difraksi

    sinar x untuk mengidentifikasi senyawa kompleks ini.

  • 6Kompleks ini apabila ditinjau dari

    Segi ukuranMerupakan kompleks yang stabil dikarenakan memilki ligan yang berukuran

    besar dan bidentat yang cenderung akan mengkoordinasi atom pusat yang

    sama sehingga akan menghasilkan kompleks yang lebih sempit atau lebih

    rapat. Adanya atom pusat Cr yang berukuran besar dan ligan yang juga besar

    akan memberikan efek tolakan yang sama besar sehingga dapat menyebabkan

    kompleks ini akan stabil apabila berada dalam bentuk oktahedral.

    Faktor elektronikAtom pusat Cr merupakan d0 yang mengalami hibridisasi dan akan

    menghasilkan bentuk oktahedral. Ligan DiPC yang berifat sebagai akseptor , pada oktahedral akan terletak pada 6 sisi yang sama sehingga akan bersifat

    menstabilkan kompleks.

    2. Sifat kompleks kromiun difenilkarbazida yang memliki geometri berbentuk

    oktahedral sangatlah stabil dikarenakan bentuk ini memiliki

    Jari-jari atom pusat yang besar (ukuran besar) sehingga kompleks akan stabil

    Memilki muatan yang besar sehingga gaya tarik elektrostatik antara atom pusat dengan ligan semakin kuat. Akibatnya ligan akan semakin

    tertarik dekat ke atom pusat yang menyebabkan struktur lebih stabil

    Ligan DiPC merupakan ligan yang besar sehingga sifatnya juga akan menstabilkan kompleks yang terbentuk

    3. Hibridisasi kompleks kromium difenilkarbazida adalah:

  • 724Cr : [Ar] 3d5 4s1

    24Cr(VI) : [Ar] 3d0 4s0

    sp3d2

    oktahedral

    Senyawa kompleks ini memiliki warna ungu yang menyerap sinar pada

    panjang gelombang 540 nm dan absorptivitas 40000 dm3 g-1 cm-1.

    Terbentuknya warna pada kompleks ini karena adanya transisi elektronik dari

    kompleks tersebut. Selama orbital d pada atom pusat Cr tidak berisisi elektron

    maka transisi elektronik yang terjadi bukanlah transisi d-d orbital. Warna yang

    terjadi berasal dari reaksi transfer muatan (charge transfer) dalam molekulnya,

    dimana foton menaikkan elektron ke tingkat energi orbital molekul yang lebih

    tinggi. Yaitu, elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan Cr dengan

    ligan difenilkarbazida dinaikkan ke orbital d kosong dari Krom. Transfer

    muatan yang dihasilkan adalah bertipe LMCT (Ligan to Metal Charge

    Transfer). LMCT ini berasal dari ligan yang kaya elektron yaitu DiPC dan

    logam yang miskin elektron (elektropositif) yaitu Cr6+. Adanya LMCT ini

    lebih berpengaruh terhadap warna kompleks karena transfer muatan ini lebih

    kuat pengaruhnya dari pada transisi d-d. Pada kompleks tersebut, transisi

    transfer muatan merupakan aturan Laporte yang diperbolehkan dan spin yang

    diperbolehkan. Transisi ini berasal dari keadaan dasar singlet ke keadaan

    tereksitasi. Transisi ni menyerap panjang gelombang yang akan menghaslkan

    warna komplemen berupa warna ungu.

    4. Apabila ligan DiPC digantikan dengan ligan yang lain maka kestabilan

    kompleks juga akan berubah begitu pula apabila ion pusat Cr diganti dengan

    ion pusat yang lain.

    Atom pusat diganti dengan atom yang berada pada satu periode misalnya Vanadium yang akan mengganggu proses pembentukan

    kompleks.

    Cr6+ = d0

  • 8V2+ = d3

    Jari-jari V2+ lebih kecil daripada Cr6+ sehingga dengan adanya ligan

    DiPC yang berukuran besar akan menyebaban tolakan elektron pada

    kompleks V-DiPC yang berbentuk oktahedral akan semakin besar

    sehingga kompleks yang terbentuk kurang stabil apabila dibandingkan

    dengan V2+ yang berukuran besar. Oleh karena itu, ion pusat yang akan

    dipilih oleh ligan DiPC untuk membentuk kompleks yang stabil adalah

    Cr6+. Adanya sifat yang sangat stabil dari kompleks Cr-DiPC ini akan

    menyebabkan ion pengganggu tersebut dapat dipisahkan melalui

    pelarutan, pengendapan, maupun penambahan reagen lain dengan ion

    pengganggu tersebut.

    Ligan DiPC apabila terganggu dengan ligan air (H2O)Jika ligan diganti dengan H2O maka akan mempengaruhi kestabilan

    kompleks Cr-DiPC yang terbentuk. Dilihat dari ukuran ligannya, ligan

    H2O merupakan ligan yang berukuran kecil yang akan cenderung

    membentuk struktur okatahedral dengan tolakan antar ligan kecil.

    Selain itu, Ligan H2O merupakan ligan monodentat yang berperan

    sebagai donor dan donor. Sebagai donor, ligan ini kurang meyukai elektron dan memiliki yang kecil. Sehingga dengan ligan H2O, kompleks yang terbentuk akan memperoleh kestabilan dengan

    struktur tetrahedral, apalagi logam pusat Cr berukuran kecil dan

    bermuatan positif besar. Namun, dengan bilangan koordinasi 6 dan 6

    ligan yang terikat. Maka struktur tetrahedral tidaklah memungkinkan,

    struktur yang memungkinkan adalah oktahedral. Sehingga

    pembentukan kompleks Cr dengan ligan H2O cenderung tidak stabil.

    Oleh karenanya, pada pembentukan kompleks Cr-DiPC gangguan

    pendesakan ligan oleh air dapat diabaikan.

  • 95. Kompleks kromium difenil karbazida mmiliki isomer konformasi yaitu:

    Isomer Konformasi :

    Cr

    N

    N N

    N

    N

    N

    R1

    R3

    R2

    R1-R2

    Cr

    N

    N N

    N

    N

    N

    R1

    R2

    R1

    R2

    R3-R2

    Cr

    N

    N N

    N

    N

    NR2

    R3

    R3

    R2

    R1-R3

    Cr

    N

    N N

    N

    N

    N

    R1

    R3

    R1

    R3

    Difenilkarbazida adalah ligan yang tidak bermuatan sehingga dapat di subtitusi dengan dua ligand H2O dengan mekanisme model interchange assosasi, I-a:

    Cr(DiPC)3 + 2H2O Cr(DiPC)3-2H2O Cr(DiPC)2(H2O)2 + DiPC

  • 10

    DiPC dapat digantikan dengan 2 ligan H2O melalui mekanisme interchange

    asosiasi. Dengan mekanisme secara umum dapat digambarkan sebagai berikut

    :

  • 11

    CrN

    N N

    N

    N

    N

    HNC NH

    O

    NH

    C

    O

    HN

    NHC

    OHN

    2H2O

    CrNN N

    NHNC NH

    O

    NH

    CO

    HN

    H2OH2O

    6+

    +

    6+

  • 12

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil peninjauan dapat disimpulkan bahwa pengompleks DiPC

    merupakan reagensia yang digunakan dalam penentuan kromium, Cr (VI) yang

    akan dibentuk menjadi senyawa kompleks dengan kromium tersebut. Dimana

    reagensia ini merupakan ligan yang bersifat bidentat yang menyumbangkan dua

    elektron dalam ikatannya. Senyawa ini merupakan geometri oktahedral sp3d2.

    Kompleks ini memiliki warna ungu dengan menyerap sinar panjang gelombang

    540 nm. Kestabilan dari kompleks akan berubah jika ligan DiPC diganti dengan

    ligan yang lain begitu juga jika atom pusat diganti dengan yang lain. Jika atom

    pusat diganti dengan vanadium yang satu periode dengan kromium dimana

    mempunyai jari- jari lebih kecil daripada kromium sehingga dengan adanya ligan

    DiPC yang berukuran besar akan menyebaban tolakan elektron pada kompleks V-

    DiPC yang berbentuk oktahedral akan semakin besar sehingga kompleks yang

    terbentuk kurang stabil jika dibandingkan dengan V2+ yang berukuran kecil. Oleh

    karena itu ion pusat yang digunakan untuk membentuk kompleks stabil adalah

    Cr6+, sehingga ion pengganggu dapat dipisahkan. Jika ligan diganti dengan H2O

    maka akan mempengaruhi kestabilan kompleks Cr-DiPC, dimana ligan H2O

    merupakan ligan bidentat yang berperan sebagai donor dan donor. Sebagai akseptor, ligan ini kurang meyukai elektron dan memiliki yang kecil sehingga kompleks yang terbentuk akan memperoleh kestabilan dengan struktur tetrahedral.

    Namun, dengan bilangan koordinasi 6 dan 6 ligan yang terikat, sehingga struktur

    yang mungkn adalah oktahedral sehingga pembentukan kompleks Cr dengan ligan

    H2O cenderung tidak stabil.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous, 2008, ARENES, http://chemistry.lsu.edu/stanley/webpub/4571-

    Notes/chap8-arenes.doc

    Anonymous, 2008, INCORPORATION OF CHROMIUM (II) ION OF S-BRIDGED

    POLYNUCLEAR STRUCTURES,

    http://www.tulips.tsukuba.ac.jp/limedio/dlam/B14/B1447582/3.pdf

    Anonymous, 2008, isomerization, http://en.wikipedia.org/wiki/Isomerization

    Anonymous, 2008, KONFIGURASI ELEKTRON,

    http://id.wikipedia.org/wiki/Konfigurasi_elektron

    Anonymous, 2008, KROM, http://www.chem-is-

    try.org/index.php?sect=belajar&ext=anorganik08_03

    Anonymous, 2008, PROLINE ISOMERIZATION EXPERIMENT,

    http://www.umich.edu/~protein/AP/pro.html

    Anonymous, 2008, REACTION COORDINATES OF BIOMOLECULAR

    ISOMERIZATION, http://www.pnas.org/content/97/11/5877.full?ck=nck

    Anoymous, 2008, AROMATICS, http://www.uop.com/objects/47%20Isomar.pdf

    Deiseroth, H. J., 2008, KOORINATION AND SPESIAL MATERIALS

    CHEMISTRY , http://www.uni-

    siegen.de/fb8/ac/hjd/lehre/master/coordchem2.pdf

    Gineyts, E., et all, 2000, RACEMINATION AND ISOMERIZATION OF TYPE

    COLLAGEN C-TELOPEPTIDES IN HUMAN BOND AND SOFT

    TISSUES: ASSESSMENT OF TISSUE TURNOVER,

    http://www.biochemj.org/bj/345/0481/3450481.pdf

    Zumdahls, 2008, TRANSITION METAL,

    http://www.utdallas.edu/~parr/chm1315/Zumd20.ppt