dinamika peran pemimpin dalam menerapkan …eprints.ums.ac.id/75770/1/naskah publikasi.pdf ·...

19
DINAMIKA PERAN PEMIMPIN DALAM MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Disusun Sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: TIARA ROIHATUL JANNAH F 100 150 172 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

DINAMIKA PERAN PEMIMPIN DALAM MENERAPKAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Disusun Sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1

Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

TIARA ROIHATUL JANNAH

F 100 150 172

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

HALAMAN PERSETUJUAN

DINAMIKA PERAN PEMIMPIN DALAM MENERAPKAN KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

TIARA ROIHATUL JANNAH

F 100 150 172

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen

Pembimbing

Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psikolog

NIK/NIDN. 838/0624067301

ii

HALAMAN PENGESAHAN

DINAMIKA PERAN PEMIMPIN DALAM MENERAPKAN KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

OLEH:

TIARA ROIHATUL JANNAH

F 100 150 172

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Hari Jum’at, 12 Juli 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji :

1. Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psikolog ____________________

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Daliman, SU ____________________

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Eny Purwandari, M.Si ____________________

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psikolog

NIK/NIDN. 838/0624067301

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 04 Juli 2019

Yang menyatakan

TIARA ROIHATUL JANNAH

F 100 150 172

1

DINAMIKA PERAN PEMIMPIN DALAM MENERAPKAN KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami peran pemimpin dalam

menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Penelitian menggunakan

metode kualitatif fenomenologi dengan pengumpulan data penelitian

menggunakan wawancara. Total informan dalam penelitian ini berjumlah

berjumlah 7 orang. Penelitian dilakukan di PT. X yang merupakan perusahaan

tekstil di Sukoharjo. Metode analisis data penelitian ini adalah analisis data

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemimpin telah melaksanakan

fungsi manajemen. Pemimpin membangun iklim kerja dengan budaya kolektif

dan partisipatif atau melibatkan para karyawan. Alasan pemimpin melakukan

perannya yaitu untuk menjamin kesehatan karyawan, menjamin keselamatan

karyawan, agar produktivitas tercapai, terhindar dari kecelakaan kerja, untuk

kenyamanan, untuk menjamin masa depan, menjaga prosedur perusahaan,

memenuhi hak karyawan dan agar tidak terjadi hal yang merugikan baik

perusahaan maupun karyawan. Pengaruh dari peran yang dilakukan pemimpin

adalah kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri (APD), perbaikan dan

perubahan oleh karyawan. Namun dalam pelaksanaanya masih ada karyawan

yang tidak patuh terhadap aturan kesehatan dan keselamatan kerja yakni tidak

menggunakan alat plindung diri (APD) sesuai standar.

Kata kunci : dinamika peran pemimpin, kesehatan dan keselamatan kerja (k3)

Abstract This research aims to understand the role of leaders in implementing occupational

health and safety (K3). The study used a qualitative phenomenological method by

collecting research data using interviews. Total informants in this study amounted

to 7 people. The research was conducted at PT. X which is a textile company in

Sukoharjo. The method of data analysis in this study is descriptive data analysis.

The results of the study indicate that the leader has carried out the management

function. Leaders build a work climate with a culture of co-operative and

participatory or involving employees. The reason leaders carry out their role is to

ensure the health of employees, ensure the safety of employees, achieve

productivity, avoid work accidents, for convenience, to guarantee the future,

maintain company procedures, fulfill the rights of employees and avoid things that

harm both the company and employees. The influence of the role of the leader is

the discipline of the use of personal protective equipment (APD), repairs and

changes by employees But in its implementation there are still employees who do

not comply with the rules of health and safety, namely not using personal

protective equipment (APD) according to the standard.

Keywords: dynamics of the role of leaders, occupational health and safety (k3)

2

1. PENDAHULUAN

Perusahaan penting untuk selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

(K3) demi tercapainya tujuan perusahaan itu sendiri. Program kesehatan dan

keselamatan kerja adalah salah satu jaminan perlindungan bagi karyawan suatu

perusahaan ketika bekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Kusuma

& Awiyah, 2018). Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu program yang

diperuntukkan bagi para pekerja dan juga pengusaha yang merupakan bagian dari

upaya pencegahan akan adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat aktivitas

kerja dalam lingkungan kerja dengan mengidentfikasi potensi timbulnya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipasi

akan adanya kecelakaan kerja (Siswanto, 2015).

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) seharusnya diterapkan oleh perusahaan

demi tercapainya kesejahteraan karyawan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-

undang Pasal 87 Nomor 13 Tahun 2003 yang mengatur mengenai pedoman

penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, dengan adanya beberapa peraturan

perundang-undanga tersebut sehingga setiap perusahaan wajib memastikan bahwa

pelaksanaan perlindungan K3 telah berjalan secara efektif dan efisien demi

menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan aman serta diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas (Kurniawan, 2016).

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

No. Per. 08/MEN/VII/2010 menjelaskan bahwa Alat pelindung Diri (APD) adalah

alat atau peralatan yang digunakan oleh pekerja yang bertujuan untuk melindungi

diri yakni sebagian tubuh maupun seluruh tubuh dari resiko bahaya yang dapat

menyebabkan kecelakaan kerja (dalam Pramono, 2017).

Perusahaan memiliki peraturan dan prosedur masing-masing dalam

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada karyawan. Namun pada

kenyataannya masih banyak terjadi kecelakaan kerja akibat karyawan tidak

menggunakan alat pelindung diri. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT.

Jamsostek, menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun

2012 adalah 9.056 kasus kecelakaan kerja, dan dari jumlah tersebut 2.419 kasus

mengakibatkan meninggal dunia (Nabilla & Samian, 2014). Riset yang dilakukan

3

Organisasi Buruh Sedunia International Labour Oragnization (ILO)

menunjukkan bahwa 6000 karyawan meninggal setiap harinya karena kecelakaan

kerja saat di lingkungan kerja. Jumlah tersebut sama dengan seorang karyawan

meninggal setiap 15 detik atau dengan kata lain 2,2 juta karyawan per tahun

akibat kecelakaan atau sakit yang berkaitan dengan pekerjaan (Kartikasari &

Swasto, 2017).

Peneliti melakukan survey awal mengenai kecelakaan kerja di unit weaving 1

PT. X dengan hasil bahwa dalam kurun waktu satu tahun yaitu tahun 2017 telah

terjadi 17 kecelakaan kerja. Jenis kecelakaan kerja yang terjadi adalah jari terjepit

mesin, terpleset saat di lokasi produksi, tangan tersiram zat kimia dan kaki yang

tertimpa roll beam benang. Akibat dari kecelakaan kerja adalah karyawan

diberikan cuti selama beberapa hari sesuai dengan surat dokter. Karyawan yang

mendapatkan masa cuti tetap diberikan upah sehingga hal tersebut dapat

merugikan perusahaan. Peneliti melakukan observasi kepada karyawan dan

menemukan data bahwa terdapat karyawan yang tidak menggunakan alat

pelindung diri sesuai standar perusahaan. Karyawan tersebut tidak menggunakan

APD sesuai standar menyebutkan bahwa lebih merasa aman menggunakan sandal

dari pada menggunakan sepatu. Kemudian selain itu juga tidak menggunakan

sarung tangan pada karyawan pada bagian bahan kimia dengan opini bahwa lebih

mudah melakukan penakaran ketika tidak menggunakan sarung tangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan personalia menyebutkan bahwa telah

adanya tindakan pengawasan dan teguran kepada karyawan yang tidak

menggunakan APD sesuai standar. Namun pengawasan yang dilakukan hanya

sebatas teguran.

Pemimpin adalah seseorang yang bekerja dengan bantuan orang lain sehingga

dibutuhkan kemampuan pemberian perintah dan menyampaikan informasi kepada

orang lain (Yunus, 2015). Perusahaan memiliki fungsi manajemen yakni planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan

controlling (pengawasan), disingkat POAC (Terry dalam Ambarita, 2018).

Perencanaan dalam hal K3 adalah peraturan dan program yang dibuat oleh

perusahaan untuk mewujudkan K3. Pengorganisasian dengan mengorganisasikan

setiap program K3 kepada para pemimpin perusahaan. Pelaksanaan program K3

4

seharusnya dilaksanakan oleh seluruh karyawan untuk mencegah adanya

kecelakaan kerja yang mampu merugikan perusahaan. Pemimpin melakukan

pengawasan (controlling) kepada karyawan dengan tujuan untuk mencegah

adanya penyimpangan dan menjamin bahwa rencana perusahaan telah

dilaksanakan karyawan (Mardin, Susilo & Ruhana, 2016). Salah satu pengawasan

yang dilakukan pemimpin adalah dalam hal pelaksanaan program kesehatan dan

keselamatan kerja oleh karyawan, demi menjamin bahwa program tersebut telah

diterapkan oleh karyawan agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Dalam

pengawasan sendiri terdapat beberapa tahapan yaitu yang pertama menentukan

standar nilai, yang kedua pengadaan penilaian dalam fase ini dilakukan penilaian

dan evaluasi kemudian yang terakhir adalah mengadakan tindakan perbaikan.

Tahapan pengawan yang terakhir inilah yang kurang direalisasikan oleh

perusahaan sehingga kesalahan terjadi pengulangan..

Penelitian yang dilakukan oleh Zohar (dalam Nabilla & Sami’an, 2014)

menunjukkan bahwa suatu perusahaan akan memiliki ulasan keselamatan kerja

yang lebih tinggi apabila pemimpin perushaan tersebut aktif dalam

mempromosikan keselamatan kerja. Interaksi pemimpin dengan bawahan juga

menentukan kinerja organisasi.Sehingga pemimpin yang berkualiats menjadi

faktor yang paling relevan dalam tercapainya kesuksesan atau kegagalan suatu

organisasi sama halnya dengan kesuksesan atau kegagalan pemimpin akan

ditentukan oleh organisasi itu sendiri (Bass dalam Sari, Minarsih & Gagah, 2016).

Sadili (dalam Pramono, 2017) mengemukakan bahwa seiring dengan

perkembangan di dunia keilmuan dan teknologi pemimpin dituntut untuk dapat

mencari solusi dan melakukan pengambilan keputusan yang baik dalam

menghadapi berbagai halangan dan problem yang sewaktu-waktu akan muncul.

Dalam hal ini pemimpin dalam suatu perusahaan memiliki peran untuk menjamin

terwujudnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja salah satunya dengan mengelola

penggunaan APD oleh karyawan sesuai standar perusahaan. Penelitian yang telah

dilakukan (Karimah, 2017) mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi tingkat

pengawasan yang dilakukan maka akan membantu meningkatkan perilaku

keselamatan karyawan PT BUMA site KJA Kab. Paser dan akhirnya memberikan

dampak dalam menurunkan angka kecelakaan kerja karena berkurangnya

5

karyawan yang berperilaku tidak aman saat bekerja. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Putri dan Amsal (2015) menyatakan bahwa adanya pengaruh

pengawasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan PT. Indah Kiat

Pulp And Paper Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.

Kontrol terkait dengan K3 yang dilakukan perusahaan tidak direalisasikan

sebagaimana mestinya sehingga terjadi pengulangan pelanggaran oleh para

karyawan. Dalam hal ini unsur dari pengawasan perusahaan adalah seorang

pemimpin. Selain itu juga bahwa tanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan

kerja dalam perusahaan didelegasikan kepada para pemimpin lapangan untuk

memastikan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja telah diterapkan (Ridley,

2008). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran pemimpin dalam

menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Sehingga judul yang dipilih peneliti

adalah “Dinamika Peran Pemimpin dalam Menerapkan Kesehatan dan

keselamatan Kerja (K3)”.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni metode penelitian yang

melihat bahwa realitas sosial sebagai sesuatu yang kompleks dan dinamis. Metode

penelitian ini digunakan untuk meneliti konteks objek secara alamiah yang mana

peneliti sebagai instrumen penting. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah

metode kualitatif fenomenologi deskriptif yaitu strategi penelitian yang lebih

menekankan kepada peneliti untuk mengidentifikasi hakikat pengalaman individu

tentang suatu fenomena tertentu (Creswell 2015). Metode analisis data deskriptif

dengan langkah-langkah yaitu mengorganisasikan data, mengode data (koding),

kategorisasi data, mendeskripsikan dan melaporkan temuan, dan menganalisis

makna temuan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil wawancara menunjukkan peran pemimpin dalam menerapkan kesehatan dan

keselamatan kerja adalah membuat program (W.G/310-319, W.G/33-35),

memberikan informasi (W.G/125-130, W.G/193-197, W.H/109-120, W.S/146-157,

W.S/104-108, W.T/360-364), memberi contoh (W.G/158-163, W.SE/131-132,

6

W.SE/195, W.SE/200-204), melakukan pengawasan (W.G/672-682, W.H/479-504),

melakukan penindakkan pelanggaran (W.G/120, W.G/168-171, W.H/178-187) ),

pengadaan fasilitas (W.G/777-790, W.H/72-80), membuat aturan (W.G/400-407,

W.H/344-355), memngutamakan kebersihan (W.SE/187-189, W.S/202-210).

Berdasarkan hasil wawancara pemimpin melakukan perannya dengan

membuat program-program terkait K3. Hasil dari pembuatan program-program

yakni hasil pengecakkan penerapan K3 positif. Dengan suasana kerja yang

nyaman juga mempengaruhi karyawan dalam bekerja sehingga juga berdampak

pada produktivitas kerja Secara ringkas dinamika peran pemimpin membuat

program dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut:

Gambar 1. Peran membuat program

Pemimpin dalam menerapkan K3 juga memberikan contoh yaitu

menggunakan alat pelindung diri sesuai standar saat bekerja. Dengan harapan

apabila karyawan juga menggunakan APD yang standar seperti pemimpin maka

kesehatan dan keselamatan kerja akan terjamin. Hasil dari upaya pemimpin dalam

memberikan contoh penggunaan alat pelindung diri adalah prosentase selalu

menggunakan APD. Secara ringkas dinamika peran pemimpin memberikan

contoh dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 2. sebagai berikut:

Gambar 2. Peran memberi contoh

Pemimpin memberikan informasi kesehatan dan keselamatan kerja dalam

bentuk sosialisasi saat briefing, mengintsruksikan kepala seksi, rapat dengan

kepala seksi, mengintsruksikan personalia untuk membuat pengumuman,

mengkoordinasikan dengan peronalia, memberikan pemahaman kepada karyawan.

- Untuk menjamin

kesehatan karyawan

- Untuk kenyamanan

kerja karyawan

Membuat program - Hasil pengecekkan

positif

- Untuk menjamin

kesehatan karyawan

- Untuk keselamatan

karyawan

Memberi contoh - Selalu

menggunakan

APD

7

Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk menjamin kesehatan karyawan, agar

produktivitas tercapai, terhindar dari kecelakaan kerja, menjamin masa depan

karyawan dan agar tidak erjadi hal yang merugikan.

Dengan pemberian informasi K3 karyawan menggunaan alat pelindung

diri. Namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan ketidakpatuhan kayawan

dalam menggunakan alat pelindung diri sesuai standar. Ditemukan karyawan tidak

menggunakan masker, sepatu dan sarung tangan diaman seharusnya digunakan

untuk keselamatan dan kesehatan karyawan itu sendiri Secara ringkas dinamika

peran pemimpin memberikan informasi dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada

Gambar 3. sebagai berikut:

Gambar 3. Peran memberi informasi

Selain itu, pemimpin menjalankan perannya yakni melakukan pengawasan

penerapan kesehatan dan keselamatan kerja. Penyebab pemimpin melakukan

pengawasan adalah untuk menjamin keselamatan kerja dan juga agar

produktivitas tercapai. Menurut pemimpin apabila keselamatan kerja disepelekan

maka akan terjadi accident yang aman akan berpengaruh pada produktivitas.

Bentuk-bentuk pengawasan pemimpin adalah dengan turun langusng ke lokasi

produksi memeriksa kebersihan dan kedisiplinan, melakukan kroscek pemahaman

karyawan tentang informasi K3, memeriksa accident.

Pengawasan yang dilakukan pemimpin mempengaruhi penerapan K3

yakni pengecekkan hasilnya positif. Namun masih ada karyawan yang tidak

menggunakan alat pelindng diri. Kembali lagi bahwa menurut pemimpin hal

- Menjamin kesehatan

karyawan

- Untuk menjamin

keselamatan karyawan

- Agar produktivitas

tercapai

- Terhindar dari

kecelakaan kerja

- Menjamin masa depan

karyawan

- Agar tidak terjadi hal

yang merugikan

Memberikan informasi

- Ketidakpatuhan

menggunakan APD

8

tersebut juga dipengaruhi oleh kesadaran karyawan akan pentingnya alat

pelindung diri. Secara ringkas dinamika peran pemimpin melakukan pengawasan

dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4. Peran melakukan pengawasan

Pemimpin melakukan penindakkan terhadap pelanggaran yang dilakukan

oleh karyawan. Bentuk penindakkan pemimpin adalah dengan memberikan

teguran kepada karyawan, memberikan arahan, memberikan surat peringatan.

Pemimpin melakukan penindakkan pelanggaran karena untuk menjamin

keselamatan dan kesehatan karyawan. Selain itu apabila karyawan tidak

menggunakan alat pelindung diri maka akan menyebabkan accident, disini

pemimpin melakukan penindakkan agar terhindar dari kecelakaan kerja. Hasil dari

penindakkan yang dilakukan oleh pemimpin adalah adanya perubahan dan

perbaikan dari karyawan. Secara ringkas dinamika peran pemimpin melakukan

penindakkan pelanggaran dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 5

sebagai berikut:

Gambar 5. Peran melakukan penindakkan pelanggaran

Pemimpin dalam menjalankan perannya untuk menerapkan kesehatan dan

keselamatan kerja melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan aturan K3. Pemimpin

melakukan evaluasi untuk menjamin keselamatan karyawan. Selain itu evaluasi

dilakukan agar karyawan terhindar dari kecelakaan kerja dan untuk menjaga

prosedur kayawan. Bentuk evaluasi yang dilakukan pemimpin adalah melakukan

pengecekkan prosentase kecelakaan kerja, mendapat laporan pelanggaran,

- Untuk keselamatan

karyawan

- Agar produktivitas

tercapai

Melakukan pengawasan - Ketidakpatuhan

menggunakan APD

- Hasil pengecekkan

positif

- Menjamin keselamatan

karyawan

- Menjamin kesehatan

karyawan

- Terhindar dari

kecelakaan kerja

Melakukan

penindakkan

pelanggaran

- Adanya perubahan

dan perbaikan

9

melakukan evaluasi pengamatan lalu menganalisa terkait tindak lanjut kedepan,

memanggil kepala seksi dan personalia untuk dilakukan perbaikan. Hasil dari

usaha melakukan evaluasi adalah adanya perubahan dan perbaikan terkait

pelanggaran atau permasalahan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

Secara ringkas dinamika peran pemimpin melakukan evaluasi dalam menerapkan

K3 dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6. Peran melakukan evaluasi

Namun meski perusahaan dan pemimpin telah melakukan pengadaan alat

pelindung diri, masih ditemukan karyawan yang tidak patuh dalam menggunakan

alat pelindung diri. Secara ringkas dinamika peran pemimpin melakukan evaluasi

dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7. Peran pengadaan fasilitas

Pemimpin membuat peraturan peraturan mengenai alat pelindung diri agar

karyawan menjadi sadar dimana hal tersebut akan menjamin masa depan

karyawan. Hasil dari pembuatan aturan tersebut adalah adanya perbaikan dan

perubahan dari karyawan yang belum menerapkan aturan kesehatan dan

keselamatan kerja. Secara ringkas dinamika peran pemimpin membuat aturan

dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8. Peran membuat aturan

- Untuk menjamin masa

depan karyawan Membuat aturan - Adanya perubahan

dan perbaikan

- Untuk menjamin

keselamatan karyawan

- Untuk menjamin

kesehatan karyawan

Pengadaan fasilitas - Ketidakpatuhan

karyawan

menggunakan APD

- Untuk menjamin

keselamatan

karyawan

- Agar terhindar dari

kecelakaan kerja

- Menjaga prosedur

perusahaan

Melakukan evaluasi - Adanya perubahan

dan perbaikan

10

Menurut karyawan pemimpin memperhatin dan mengutamakan

kebersihan. Dengan selalu mengingatkan dan mengecek baik kebersihan lokasi

maupun kebersihan diri karyawan. Selain itu pemimpin juga memperhatikan

kebersihan dengan adanya pembersihan lokasi secara bergilir oleh karyawan.

Kebersihan diutamakan untuk menciptakan lokasi kerja yang bersih sehingga

karyawan menjadi nyaman saat bekerja.

Meski pemimpin sudah memberikan perhatiannya terhadap kebersihan

namun penerapan K3 belum memasuki tahap yang makasimal dalam

pelaksanaannya. Secara ringkas dinamika peran pemimpin mengutamakan

kebersihan dalam menerapkan K3 dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Peran mengutamakan kebersihan

Peran pemimpin dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja yang

pertama adalah membuat program-program. Program yang dibuat oleh pemimpin

berupa senam pagi, pembersihan area secara bergilir.

Wawancara dengan pemimpin dan bukan pemimpin atau karyawan,

mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan peran yang muncul dari pemimpin

dan karyawan. Pemimpin menyampaikan bahwa melakukan peran membuat

program terkait kesehatan dan keselamatan kerja.

“...saya diluar ini saya schedule unuk saya atur supaya kebersihan di

weaving jadi saya sudah bicara sama yang rtp itu supaya ditoto kira kira

berapa jalur nanti akan saya berikan seksi prp seksi lum nanti setiap

hari ada petugas untuk membersihkan diluar tadi sudah mulai

dilaksanakan iya ini mulai dihitung gitu ya.” (W.G/310-319)

“Kalok kesehatan kerja yang pertama kami setiap hari sabtu itu saya

anjurkan untuk senam pagi untuk kesehatan...” (W.G/33-35)

Selain membuat program, perbedaan peran yang muncul dari hasil

wawancara pemimpin dan karyawan adalah membuat aturan.

- Agar karyawan

nyaman Mengutamakan

kebersihan - Penerapan belum

maskimal

11

“...membuat peraturan peraturan terkait sama apd dia mangkanya

itukan upaya kita biar mereka sadar contohnya seperti itu.” (W.H/437-

439)

Hasil wawancara kepada karyawan menunjukkan bahwa pemimpin

melakukan peran mengutamakan kebersihan dalam penerapan kesehatan dan

keselamatan kerja. Peran ini tidak muncul pada hasil wawancara pada pemimpin.

“...diutamakan sama pak G itu malah kebersihan itu.” (W.SE/187-189)

“He emm mbak iya yo ketok opo ya mbak ya paribasane reget sitik

ngono kui ngko dilapi ngono mbok tenan lo itu mbak opo benang

benang di celana itu diambil pak G itu...” (W.SE/200-208)

“Yaa juga itu memperhatikan kalok ada auidit kita harus estafet itu

nyapu bergilir gitu lo ini kan sak grup dari belakang nyapu satu satu

gitu urut iyaa juga nyapu juga kalok gitu kan RTP sibuk nah kita mau

audit ya itu kita estafet nyapu membersihkan mesin.” (W.S/202-210)

Penelitian ini memliliki kelebihan yaitu pada hasil penelitiannya ada

perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, bahwa peran pemimpin salah

satunya yaitu mengutamakan kebersihan.

Hasil daripenelitian ini salah satunya adalah adanya program kerja bakti

membersihkan unit dengan bergantian dan bersama-sama dengan satu grup. Hal

ini bisa dipengaruhi oleh budaya Jawa yaitu suka melakukan hal bersama dan

gotong royong. Dalam filosofi jawa “guyup agawe santoso” yang merupakan

tradisi jawa yaitu gotong royong (Kurnia, 2017). Masyarakat Jawa sangat kental

dengan tradisi gotong royong dengan beragam bentuknya. Semboyan “mangan

ora mangan seng penting kumpul” adalah gambaran tegas yang menjelaskan

makna filosofi kumpul (berkumpul atau komunalitas) sedemikian tinggi artinya

bagi mereka mengalahkan segala-galanya. Sebab itu, banyak persoalan dan

kebutuhan masyarakat diselesaikan secara bersama dan gotong royong, seperti

bangun jalan, bangun kuburan, sambatan bangun rumah, dan gotong royong

dalam hajatan mantu (Safrodi, 2017). Berdasarkan kekuatan karakter dan

keutamaan yang menonjol pada suku Jawa dapat dikatakan bahwa suku Jawa ialah

suku yang senang berkumpul dan hidup bermasyarakat dengan didasarkan pada

sikap adil, gotong royong, dan saling berbagi (Wijayanti & Nurwiyanti, 2010).

12

Dalam hal ini pemimpin membangun iklim kerja dengan budaya koektif dan

partisipatif atau melibatkan para karyawan

Penelitian ini memiliki kelemahan pada keterbatasan tingkat pemimpin

yang dapat diakses untuk melakukan wawancara hanya tingkat kepala bagian.

Kepala bagian masih memiliki pemimpin yakni direktur dan CEO perusahaan

sendiri.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beberapa peran yang

dilakukan oleh pemimpin menunjukkan bahwa pemimpin telah melaksanakan

fungsi manajemen. Pemimpin memiliki alasan dalam melakukan peran tersebut,

yaitu untuk menjamin kesehatan karyawan, menjamin kesehatan karyawan, agar

produktivitas tercapai, terhindar dari kecelakaan kerja, untuk kenyamanan, untuk

menjamin masa depan, menjaga prosedur perusahaan, memenuhi hak karyawan

dan agar tidak terjadi hal yang merugikan baik perusahaan maupun karyawan.

Hasil dari penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sendiri terdapat 2

hasil yaitu hasil yang positif dan hasil negatif. Hasil yang positif terdiri dari

karyawan selalu menggunakan alat pelindung diri, prosentase accident rendah,

adanya perbaikan dan perubahan dari karyawan yang melakukan pelanggaran, dan

hasil pengcekkan positif. Hasil yang masih negatif yaitu penerapan kesehatan dan

keselamatan kerja yang belum maksimal dimana masih ada ketidakdisiplinan

karyawan dalam menerapkan K3 dan ketidakpatuhan dalam menggunakan alat

pelindung diri

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti merekomendasikan

beberapa saran sebagaimana berikut:

Pemimpin telah melaksanakan peran nya dalam menerapkan kesehtaan

dan keselamatan kerja, namun masih ada karyawan yang tidak disiplin terhadap

aturan kesehatan dan keselamatan kerja. Maka pemimpin harus memberikan

sanksi tegas terhadap karyawan yang tidak memakai APD saat berada di tempat-

tempat tertentu, misalnya di ruang produksi. Pemimpin telah melaksanakan peran

nya dalam menerapkan kesehtaan dan keselamatan kerja, namun masih ada

karyawan yang tidak disiplin terhadap aturan kesehatan dan keselamatan kerja

13

yaitu tidak menggunakan masker, tidak menggunakan earplug dan tidak

menggunakan sepatu. Maka pemimpin harus memberikan sanksi tegas terhadap

karyawan yang tidak memakai APD tersebut agar adanya perubahan dan

perbaikan dari karyawan.

Mempertahankan dan tetap meningkatkan peran yang telah dilakukan

dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menerapkan program

yang belum berjalan ataupun menambah program sehingga zero accident dapat

dicapai ditahun berikutnya.

Progam K3 bukan hanya menyediakan alat-alat dan fasilitas kerja semata,

akan tetap meliputi peningkatan budaya sehat. Oleh karena itu menjadi tugas

pemimpin untuk meningkatkan kesadaran karyawan untuk peduli terhadap

kesehatan dan keselamatan kerja.

Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan yang terletak di kota

Solo. Sehingga ditemukan keunikan dari hasil penelitian ini yang dipengaruhi

oleh unsur budaya budaya masyarakat setempat yaitu budaya Jawa. Oleh karena

itu pada pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti bisa membahas pengaruh

unsur budaya terhadap peran pemimpin secara mendalam, sehingga dapat

memberikan penjelasan hasil penelitian yang utuh dan menyeluruh tentang

pengaruh unsur budaya terhadap peran pemimpin.

Penelitian ini memiliki kelemahan pada keterbatasan akses pimpinan

perusahaan. Diharapkan peneliti selanjutnya mampu melakukan akses pada

pimpinan yang lebih tinggi jabatannya yakni diatas kepala bagian. Sehingga data

yang didapatkan lebih menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Agushinta, L., & Wijaya, R. A. K. (2016). Pengaruh penerapan kesehatan dan

keselamatan kerja terhadap kecelakaan kerja karyawan. Jurnal Manajemen

Bisnis Transportasi dan Logistik, 2(2), 287-295.

Alfalaqqul, R., Susilo, H., & Ruhana, I. (2016). Analisis Peran Pemimpin Dalam

Memotivasi Dan Mengawasi Karyawan (Studi Pada PT. Citra Perdana

Kendedes Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 31(1), 184-191.

Almost, J. M., VanDenKerkhof, E. G., Strahlendorf, P., Tett, L. C., Noonan, J.,

Hayes, T., ... & Paré, G. C. (2018). A study of leading indicators for

occupational health and safety management systems in healthcare. BMC

health services research, 18(1), 296.

14

Ambarita, A. (2018). Efektivitas peran dan fungsi kepala sekolah melaksanakan

programpeningkatan mutu sekolah SD. Jurnal inovasi pendidikan dan

pembelajaran sekolah dasar, 2(1), 59-70.

Aprilia, R., & Prihatini, A. E. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Dan K3 Terhadap

Kinerja Karyawan Bagian Teknik PT. Pln (Persero) Upj-semarang. Jurnal

Administrasi Bisnis, 5(1), 1-5.

Astuti, C. W. (2017). Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam Cerpen-Cerpen Karya

Kuntowijoyo. Jurnal KATA: Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan

Sastra, 1(1), 64-71. Chotimah, C. (2018). Pengaruh Kompetensi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Lotus Indah Textile Industries

bagian Winding di Nganjuk. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 6(3).

Creswell, J. (2015). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed

(ed.3s ). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elvianta, N., & Thamrin, H. (2014). Peran Pemimpin Dalam Meningkatkan

Motivasi Kerja Karyawan di PT. Mestika Sakti Anugrah Semesta

Medan. Publikauma: Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan

Area, 2(1), 8-15.

Hakim, A. R. (2017). Implementasi Manajemen Risiko Sistem Kesehatan,

Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Flyover

Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara. Media komunikasi teknik

sipil, 23(2), 113-123.

Hofmann, D. A., Burke, M. J., & Zohar, D. (2017). 100 years of occupational

safety research: From basic protections and work analysis to a multilevel

view of workplace safety and risk. Journal of Applied Psychology, 102(3),

375.

Ida, N, S. E. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta:

Kanisius.

Iqbal, N., Anwar, S., & Haider, N. (2015). Effect of leadership style on employee

performance. Arabian Journal of Business and Management Review, 5(5),

1-6.

Irawan, S., Panjaitan, T. W., & Bendatu, L. Y. (2015). Penyusunan Hazard

Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) Di PT.

X. Jurnal Titra, 3(1), 15-18.

Khalifatul, K. (2017). Pengaruh sikap kerja dan peran pengawas terhadap perilaku

keselamatan kerja (Studi pada karyawan PT BUMA site KJA Kab Paser).

Psikoborneo, 5 (2), 246-255.

15

Khasanah, U., Hasiholan, L. B., & Warso, M. M. (2016). Pengaruh

Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja

Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. New March

Semarang). Journal of Management, 2(2).

Kartikasari, R. D., & Swasto, B. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan

Bagian Produksi PT. Surya Asbes Cement Group Malang). Jurnal

Administrasi Bisnis, 44(1), 89-95.

Kurniawan, D. (2016). Pengaruh Kompensasi Dan Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan PT. Cahaya

Samtraco Utama Samarinda. Jurnal Psikoborneo, 4, 722-738.

Kurniawan, R. T. (2015). Analisis Peran Manajerial Dalam Memotivasi Karyawan

(Studi Kasus Pada CV. Mina Marga Utama Malang). Jurnal Administrasi

Bisnis, 21(1).

Niu, Y., Lu, W., Xue, F., Liu, D., Chen, K., Fang, D., & Anumba, C. (2019).

Towards the “third wave”: An SCO-enabled occupational health and

safety management system for construction. Safety science, 111, 213-223.

Safrodin, S. (2018). Akulturasi islam jawa dalam tradisi nyumbang mantu (Studi

Kasus Masyarakat Wates Semarang dengan Pendekatan Antropologi

Dakwah). Jurnal Ilmu Dakwah, 37(1), 27-44.

Siswanto, B. I. (2015). Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Pembangunan

Perumahan Tbk Cabang Kalimantan Di Balikpapan. Jurnal Administrasi

Bisnis, 1, 68-82.

Wijayanti, H., & Nurwianti, F. (2011). Kekuatan karakter dan kebahagiaan pada

suku jawa. Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2).

Yunus, E. (2018). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya. Ekuitas:

Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 16(3), 368-387.