disiplin utama dan peran civi engineering
TRANSCRIPT
PERAN TEKNIK SIPILDALAM
STRUKTURAL,GEOTEKNIK,KONSTRUKSI.HIDROLOGI,DAN TRANSPORTASI
OLEHYOGI OKTOPIANTO DAN KAWAN-KAWAN
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL 2010
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas materi kuliah Pengantar
Teknik Sipil.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui peran serta bidang
teknik sipil yang mencakup : struktur, geoteknik, transportasi, hidrologi dalam pembuatan jalan
raya, bendungan, dan gedung pencakar langit
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Iwan Kridasantausa, selaku dosen mata kuliah Pengantar Teknik
Sipil
2. Orang tua kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami
3. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan dari makalah ini masih jauh untuk dikatakan
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
perbaikan di masa datang.
Sekian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Depok, 15 Januari 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..i
DAFTAR ISI …………………………………………………….ii
BABI PENDAHULUAN ……………………………………………………..1
BAB II STUDI KASUS
A. GEDUNG TINGGI ……………………………………………………..4B. BENDUNGAN ……………………………………………………..6C. JALAN ……………………………………………………..9
BAB III PERAN TEKNIK SIPIL
A. KONSTRUKSI ……………………………………………………11B. GEOTEKNIK ……………………………………………………16C. STRUKTUR ……………………………………………………20D. HIDROLOGI …………………………………………………....22E. TRANSPORTASI ……………………………………………………29
BAB IV RELASI …………………………………………………....33
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………35
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………36
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang pembangunan gedung tinggi
Timbulnya bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu meningkat
terutama di pusat-pusat kota,baik sebagai ruang kerja kantor maupun tempat tinggal. Kemajuan
teknologi pembangunan terutama setelah ditemukanya bahan beton bertulang, baja, alumunium,
dan kaca menambah pesatnya pembangunan gedung-gedung tinggi. Penduduk di dunia
meningkat terus sedangkan tanah di planet bumi ini tidak bertambah, sehingga harga tanah di
kota-kota besar menanjak terus, memaksa manusia untuk membangun ke atas.
Beberapa Negara yang hanya terdiri dari beberapa pulau kecil seperti Singapura dan
Hongkong tidak ada pilihan lain, kecuali membangun ke atas.
Menurut perhitungan para ahli, perluasan kota-kota besar di dunia ini akan
menghabiskan lahan pertanian, sedangkan lahan pertanian sangat diperlukan untuk memproduksi
makanan bagi penduduk dunia. Yang harus bertambah jelaslah sudah pembangunan yang
bertumpuk bukanlah merupakan kemewahan, tetapi sebaliknya tindakan pri-kemanusiaan dalam
arti menghemat tanah untuk generasi mendatang.
Latar belakang dibuatnya Jalan
Jalan raya sejak mulai awal dirintis, hanya berupa lintas lalu lalang manusia untuk
mencari nafkah dengan berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan sederhana beroda tanpa
mesin. Makin lama perkembangan jalan berkembang dengan pesat, seiring dengan
perkembangan teknologi yang melahirkan macam-macam kendaraan bermesin mulai dari beroda
tiga, empat sampai lebih dari empat. Dari semula hanya sebagai alat bantu manusia menemukan
sumber makanan, berkembang menjadi merupakan sarana pelayanan jasa angkutan manusia,
barang dan bahkan menjadi sarana pengembangan wilayah dan peningkatan ekonomi. Dengan
pesatnya perkembangan jalan ini yang semula hanya dibuat “asal jadi” saja, belakangan mulai
dipkirkan syarat-syarat jalan, agar dapat melayani pengguna jalan dengan nyaman, aman, sehat
dan cepat, bahkan belakangan ini disyaratkan untuk memenuhi berwawasan lingkungan.
4
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang
untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi
dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada
pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di
sepanjang lintasannya.
Persyaratan geoteknik jalan, adalah salah satu dari persyaratan-persyaratan yang ada, untuk
memberikan kenyamanan , keamanan, dan kecepatan tersebut di atas. Banyak syarat0syarat lain
di luar syarat geoteknik ini, yang merupakan persyaratan konstruksi jalan secara umum, meliputi
antara lain persyaratan sturktur jalan, persyaratan bahan jalan, persyaratan pelaksanaan jalan dan
lain-lain.
Secara umum, konstruksi jalan raya tidak hanya terbtas pada geoteknik jalan saja, namun untuk
pegangan dasar bagi pemerhati, pelaksana, pengawas dan siapapun yang berkepentingan dalam
disiplin ilmu ini, geoteknik jalan merupakan bekal awal untuk mendalami dan memahami
pengertian dasar dari suatu bentukan konstruki yaitu, konstruksi jalan raya. Sesudah baru
didekati lagi dengan pendekatan struktur yang lebih mengarah pada bentuk fisik dan kekuatan
konstruksi jalan, yang memerlukan penelaahan perencanaan yang lbih matang dan akurat.
Latar Belakang Dibangunnya Bendungan
Meskipun air dari sungai mempunyai manfaat yang besar, baik untuk pertanian, lalu
lintas dan kebutuhan manusia yang lain, akan tetapi keberadaan sungai itu sendiri perlu
mendapatkan perhatian khusus didalam pengelolaannya. Pengelolan sungai disamping untuk
memenuhi kebutuhan manusia juga dimaksudkan untuk menghindari adanya bahaya yang dapat
ditimbulkan dari sungai tersebut, yaitu bahaya banjir. Banjir merupakan peristiwa alam yang
terjadi akibat melimpahnya air yang ada dipermukaan. Sebab-sebab banjir dikarenakan tidak
mempunyai sungai untuk menampung air, kurangnya tingkat peresapan tanah, dan lebih
rendahnya permukaan daratan dari pada permukaan air
Banjir merupakan fenomena yang terjadi dimana suatu wilayah atau sistem pengairan
tidak mampu menampung limpahan air. Sawah atau lahan pertanian biasanya terletak di tepi
sungai atau memiliki sungai sebagai pengairan. Sehingga jika sistem pengairan tidak mampu
menampung air maka akan terjadi banjir dan sawah akan terkena dampaknya. Jika sebuah lahan
5
pertanian terkena banjir maka segala tanaman akan basah dan layu sehingga akan mati. Dengan
kondisi ini, maka petani akan dirugikan oleh adanya banjir. Sehingga akan menghambat
pertanian. Selain itu dampak banjir juga berpengaruh pada bidang perdagangan, bidang religi
bahkan pendapatan kerajaan dari sektor pajak juga ikut terpengaruh. Oleh karena itu para korban
banjir pasti akan mencari solusi atau strategi untuk penanggulangan bahaya banjir.
Oleh karena itu, dibangunlah bendungan. Air sungai yang meluap dapat tertahan oleh
bendungan sehingga air tidak menggenangi sawah maupun pemukiman penduduk. Air sungai
tersebut kemudian dialirkan ke sawah-sawah melalui jaringan irigasi.
6
B AB II
STUDI KASUS
A. GEDUNG TINGGI
Kata "pencakar langit" awalnya adalah istilah
bahari mengacu pada segitiga kecil di atas
layar menetapkan skysail pada kapal
berlayar. Istilah ini pertama kali diterapkan
untuk bangunan pada akhir abad ke-19
sebagai akibat dari kagum publik di gedung-
gedung tinggi yang dibangun di Chicago dan
New York City. Definisi tradisional sebuah
pencakar langit dimulai dengan "pencakar
langit pertama", Chicago sekarang
dirubuhkan bertingkat sepuluh berbingkai
baja Asuransi Rumah Bangunan (1885).
Struktural definisi kata pencakar langit itu disempurnakan kemudian oleh sejarawan arsitektur,
berdasarkan perkembangan teknik tahun 1880-an yang tinggi memungkinkan pembangunan
gedung-gedung bertingkat. Definisi ini didasarkan pada kerangka baja - sebagai lawan konstruksi
beban batu, yang melewati batas praktis mereka pada tahun 1891 dengan Monadnock Chicago
Building. Philadelphia City Hall, selesai pada tahun 1901, masih memegang klaim sebagai
tertinggi di dunia beban struktur batu di 167 m (548 kaki). Kerangka baja berkembang secara
bertahap meningkatkan kemandirian, dengan beberapa bangunan di Chicago dan New York
kemajuan teknologi yang memungkinkan kerangka baja untuk membawa bangunan sendiri. Hari
ini, Namun, banyak pencakar langit tertinggi hampir seluruhnya dibangun dengan beton
bertulang. Pompa dan tangki penyimpanan air menjaga tekanan di bagian atas pencakar langit.
Sebuah longgar konvensi di Amerika Serikat dan Eropa sekarang menarik batas bawah dari
sebuah gedung pencakar langit di 150 meter (500 kaki). Sebuah pencakar langit lebih tinggi dari
300 meter (984 kaki) dapat disebut sebagai supertinggi. Bangunan lebih pendek masih kadang-
7
kadang disebut sebagai pencakar langit jika mereka muncul untuk mendominasi lingkungan
mereka.
Istilah yang agak sewenang-wenang pencakar langit tidak boleh juga bingung dengan istilah
yang tidak jelas tinggi. Komite Standar yang Emporis mendefinisikan sebuah bangunan tinggi
sebagai "struktur bertingkat tinggi antara 35-100 meter, atau bangunan yang tidak diketahui
ketinggian 12-39 lantai dan sebuah pencakar langit sebagai "gedung bertingkat yang arsitektur
ketinggian minimal 100 meter. Beberapa insinyur struktur menetapkan Highrise sebagai
konstruksi vertikal ada angin yang lebih signifikan merupakan faktor muatan dari gempa bumi
atau berat. Perhatikan bahwa kriteria ini tidak hanya cocok naik tinggi tetapi beberapa struktur
tinggi lainnya, seperti menara.
Sebuah bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Biasanya, fungsi bangunan
ditambahkan, contohnya bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.
Meskipun definisi tetapnya tidak jelas, banyak badan mencoba mengartikan arti 'bangunan
tinggi':
International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan
tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap
evakuasi"
New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan
yang memiliki banyak tingkat"
Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21
m)
Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan
bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).
8
B. BENDUNGAN
Bendungan atau dam adalah
konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk,
danau, atau tempat rekreasi.
Seringkali bendungan juga digunakan
untuk mengalirkan air ke sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki
bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan
secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung
(weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk
menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan
melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur
kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional
di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya,
serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia,
bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka
tanah yang akan diairi.
Klasifikasi Bendungan :
Berdasarkan klasifikasi Ukuran :
a) Bendungan Kecil (<10 m tinggi)
b) Bendungan ukuran medium (10 - 25 m tinggi)
c) Bendungan besar (> 25 m tinggi)
9
d) Mayor Bendungan (> 150 m tinggi)
Berdasarkan Tujuan/fungsi :
a) Hydro-bendungan listrik
b) Bendungan irigasi
c) Bendungan untuk persediaan air kota untuk keperluan air minum, rekreasi,
navigasi thro kanal, industri digunakan.
d) Pengendalian Banjir
e) Bendungan untuk habitat ikan & kehidupan liar
f) Cair yang mengandung bendungan dari industri, tambang, pabrik dll
g) Multi-tujuan bendungan
Klasifikasi didasarkan pada konstruksi Bahan :
a) Masonry Dam
b) Bendungan Beton
c) Bendungan kayu
d) Bendungan Baja
e) Bendungan Bumi
f) Bendungan Rockfill
g) Bendungan Komposit
Klasifikasi didasarkan pada tindakan :
a) Bendungan Grafiti
b) Bendungan Busur
10
c) Saddle Dam
d) Check Dam
e) Penyimpangan Dam
f) Overflow Bendungan
Bendungan berdasarkan jalannya air:
a) Bendungan untuk dilewati air
b) Bendungan untuk menahan air
Cofferdam Bendungan menurut ICOLD :
a. bendungan urugan tanah
b. bendungan urugan batu
c. bendungan beton berdasar berat sendiri
d. bendungan beton dengan penyangga
e. bendungan beton berbentuk lengkung
f. bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung bendungan
Fungsi Bendungan :
Fungsi Contoh
Pembangkit
listrik
Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia. banyak negara
memiliki sungai dengan aliran air yang memadai, yang dapat dibendung
untuk keperluan pembangkit listrik.
Menstabilkan
aliran air /
irigasi
Bendungan sering digunakan untuk mengontrol dan menstabilkan aliran
air, untuk pertanian tujuan dan irigasi. Mereka dapat membantu
menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman.
Mereka menyimpan air untuk minum dan kebutuhan manusia secara
langsung,
Pencegahan
banjir
Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir.
Reklamasi Bendungan (sering disebut tanggul-tanggul atau tanggul) digunakan untuk
mencegah masuknya air ke suatu daerah yang seharusnya dapat
11
tenggelam, sehingga para reklamasi untuk digunakan oleh manusia.
Air
pengalihan
Bendungan yang digunakan untuk tujuan hiburan
C. JALAN
Jalan raya adalah arus pengguna jalan yang bergerak melintasi suatu ruas jalan tertentu.
Pengguna jalan dalam arti luas tidak hanya kendaraan bermotor namun juga meliputi kendaraan
tak bermotor, pejalan kaki dan hewan.
Dubai roads
Fungsi jalan :
12
a. Sebagai alternative pergerakan masyarakat dalam kota besar atau antar antar kota
besar dan daerah terpencil
b. Dapat membuka,membangkitkan,dan mengembangkan wilayah.
c. Menaikan nilai lahan atau tanah.
JALAN sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat mempunyai peran penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembagunan
seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan perwujudan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penyelenggaraan jalan bertujuan untuk :
1) Mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan jalan.
2) Mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan.
3) Mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam pemberian layanan kepada
masyarakat.
4) Mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada kepentingan
masyarakat.
5) Mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung
terselenggaranya sistem transportasi yang terpadu.
Penyelenggaraan jalan umum wajib mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sudah
berkembang agar pertumbuhannya tidak terhambat oleh kurang memadainya transportasi jalan,
yang disusun dengan mempertimbangkan pelayanan kegiatan perkotaan. Dalam usaha
mewujudkan pelayanan jasa distribusi yang seimbang, penyelenggara jalan umum wajib
memperhatikan bahwa jalan merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan, yang tediri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan
hierarki.
13
BAB III
PERAN TEKNIK SIPIL
I. KONSTRUKSI
A. Konstruksi Pada Gedung Tinggi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang
menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana
kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain : gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta
api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang,
dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi.
Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan
bangunan.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
14
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.
Pemilihan system struktur, Material struktur dan Non-struktur,dan system pondasi
Pemilihan system struktur untuk gedung harus diawali dengan proses klasifikasi dan identifikaasi
atas beberapa masalah berikut:
1, Pengenalan atas rencana fungsi gedung,apakah gedung kantor,Hotel/Appartement,Retail,atau
Mixed-Used.
Hal ini sangat perlu karena masing-masing fungsi memilik batasn /kreteria yang
berbeda,baik dari sissi kenyaman pakai maupun dari sisi persyaratan ruangan.Salah satu masalah
yang harus di selesaikan oleh ahli struktur adalah pemilihan system struktur khususnya system
yang mampu menyediakan perlawaan yang efesien dan optimum terhadap beban lateral. ( beban
angin maupun gempa ).hal ini jelas berpengaruh pda tatanan ruang yang ada,misalnya berkaitan
dengan dimana dan bagaimana penempatan dinding geser yang baik agar berfungsi optimum
tanpa”mengganggu”kebutuhan arsitektural dan interior yang :wajar”.
2. Pengenalan atas beban desain yang harus di perhitungkan.
Pegangan awal yang dapat digunakan adalah rekomendasi dari standar beban yang
berlaku.Umumnya beban diklasifikasikan dalam dua kelompok,beban grafitasi dan beban
k,beban grafitasi dan beban lateral ( gempa dan angin ). Walupun pada umumnya beban angin di
15
indonesiatidak besar,bila gedung sangat tinggi beben angin tetap menjadi factor yang
menentukan.disini ahli struktur perlu memahami perbedaan antara beban angin dan beban
gempa,khususnya ditinjawu dari karakter respon gedung terhadap beban tersebut.Persyaratan ada
pada umumnya menentukan bahwa akibat beban angin desain maksimum,struktur dan segala
komponennya. (termasuk Non-Struktur ) tidak boleh mengalami kerusakan sedangkan akibat
beban gampa desain maksimum boleh terjadi kerusakan.
3. Pemilihan system struktur yang sesuai.
System struktur gedung tinggi secara garis besar terbagi dalam dua kelomok yaitu:
a.Sitem penahan beban garafitasi ,dan
b.siste penahan beban lateral.
Kedua system pada kenyataan sering bekerja sama,untuk itu perlu dipelajari agar terjadi kerja
sama yang optimum.
4.Pemilihan material struktur yang sesuai
Material untuk gedung tinggi umumnya ada dua yaitu :
a.beton ( bertulang ataupun prategang)
b.profil baja.
Alternatif ketiga adalah kombinasi dari beton dan baja profil yang biasa kita kenal dengan nama
material komposit.
Dari sisi ini,khususnya untuk gedung di atas 50 lantai, penggunaan komponen vertical komposit
merupakan alternative yang lebih menarik baik ditinjau dari masalh pengadaan beton di lapangan
maupun dari sudut penghematan ruang.yang berarti peningkatan saleable-space.Apalagi bila
kemudian dipilih dipilih metode konstruksi Up-Down,dimana komponen profil baja dari
komponen komposit yang ada sekaligus bisa berfungsi sebagai steel stanchions.
5. Pemilihan material Non-Struktural
Material Non-Struktural biasanya adalah floor and finishing dan dinding partisi.Konsep yang
perlu di perhatikan adalah mengupayakan agar material seringan mungkin khususnya untuk
16
gedung yang sangat tinggi karena hal ini akan secara lansung mempengaruhi jumlah beban
gravitasi yang harus ditahan oleh system pondasi.
6.Pengecekan terhadap kapasitas tanah yang ada
Langkaini ini sangat perlu dilakukandengan cepat, khususnya untuk mengecek apakah kapasitas
tanah di daerak tower cukup untuk menahan beban yang akan bekerja padanya. Data awal
mengenai daya dukung tanah bias didapat dari hasil penyelidikan tanah atau dari dari data tanah
proyek disekitar lokasi.Disini ahli struktur harus mampu meyakinkan owner untuk melakukan
investasi yang cukup dengan melakukan penyelidikan tanah dalam jumlah titik uji yang cukup
representatif,dengan konsentrasi pada daerah tewer khususnya daerah cora dan ahear wall.
7.Pemilihan system pondasi
Paemilihan sistem pondasi merupakan langka yang snagat penting karena pondasi adalah bagian
dari gedung yang secara fisik ”menyatu” engan tanah yang mendukung gedung tersebut.Fondasi
adalah titik terahir dari perlawanan sistem struktur terhadap beban yang bekerja padanya.
8.Pemilihan metode konstruksi dan urutan pelaksanaan
Bagian ini menentukan kondisi saat konstruksi dan dengan demikian perlu diperhitungkan
dengan baik pada saat menentukan beban konstruksi.sesuai dengan dengan urutan konstruksi
yang disepakati.
9. Pemilihan sistem modelling dari struktur untuk analisis global dan lokal.
Peran structural
1.Pengaturan komponen vertical,termasuk jarak kolom,ukuran kolom, penempatan dan demensi
core dan shear wall,dan sistem kolom luar yang membentuk façade dan ta,pak dari gedung.
2. Sistem komponen horizontal,termasuk sistem balok dan sistem lantai.
3.Sistem BISMEN.
4. Sitem pondasi
5. Metode konstruksi,khususnya mengenai kemungkinan pengunaan metode Up-Down.
17
6. Usulan mengenai komponen non-struktural.
7. Diskusi awal dengan tim engineer M&E mengenai kemungkinan penempatan alat dan mesin
serta daerah–daerah yang kira-kira memerlukan lubanglubang ducts yang besar.
B. Konstriksi Pada Bendungan
1. Menghitung besarnya laju sedimentasi bendungan2. Dalam pemasangan geotekstil sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan dan
permasalahan konstruksi geotekstil dan persyaratan kekuatan serta ketahanan geotekstil3. Mengukur diameter lubang dan permeabilitas geotekstil sebagai filter dan transisi dalam
bendungan urugan untuk memenuhi persyaratan permeabilitas geotekstil sebagai filter4. Mendesain geotekstil yang digunakan sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan
dan meliputi uraian tentang penggunaan geotekstil secara umum, geotekstil sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan,prinsip-prinsip filtrasi, kriteria dan penggunaangeotekstil sebagai bidang permukaan geser.
5. Melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya
6. Melaksanakan program mutu selama konstruksi di lokasi konstruksi bendungan urugan (tanah atau batu) terutama untuk material urugan.
C. Konstruksi Pada Jalan
1. Menentukan lapisan perkerasan kaku dan lentur2. Perencanaan penulangan yang bertujuan untuk membatasi lebar retakan yang timbul
pada beban terkonsentrasi agar tidak terjadi pembelahan pelat beton pada daerah retak tersebut, sehingga kekuatan pelat dapat dipertahankan.
3. Perencanaan sambungan yang ditempatkan pada perkerasan beton yang dimaksudkan untuk menyiapkan tempat muai dan susut beton akibat terjadinya tegangan yang
18
disebabkan perubahan lingkungan ( suhu dan kelembapan) , gesekan dan keperluan konstruksi.
4. Perencanaan tebal pelat yang berdasarkan dan ditentukan oleh jumlah kendaraan niaga selama usia rencana
II. GEOTEKNIK
A. Geoteknik Pada Gedung Tinggi
Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya diperdalam
pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dengan kemampuan
menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang
berjalan bersamaan dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di
mesir, candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah satu
contohnya ialah kemiringan menara pisa di italy disebabkan oleh kekurangan kekuatan dukung
tanah terhadap menara tersebut. Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih
mendalam ilmu ilmu:
Mekanika Tanah dan batuan
Teknik Pondasi
Stuktur bawah tanah
19
Mekanika tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil
engineering dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman.
Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui
bukunya "Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah
berdasar pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari
ilmu mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga
Terzaghi disebut sebagai "Bapak Mekanika Tanah".
Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk
mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga
beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di
dalamnya terdiri dari:
a. Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
b. Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
c. Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
Pondasi Dalam adalah jenis pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi
kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik
menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya
pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang
dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal
batasan kepemilikan.
Istilah-istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis pondasi dalam
anatara lain: Tiang pancang(pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya
bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya, dan juga
20
dikenal dalam bahasa pasaran. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan
beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya/memancangnya
ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton, masif maupun
bertulang.
Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de:
Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan
beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Beban yang bekerja pada pondasi :
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban
akibat gaya angin pada dinding.
Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)
Momen
Torsi
B. Geoteknik Pada Bendungan
1. Mengkaji fault-displacement termasuk didalamnya potensi kerusakan, likuifaksi dan
longsoran. Sementara itu, efek multiplier yang terjadi seperti penurunan (settlements),
soil boiling dan perubahan struktur tanah akan mengikuti fault displacement yang terjadi.
21
2. melakukan survai microtremor berdasarkan data tersebut, informasi pemetaan lokasi-
lokasi yang memiliki amplifikasi tinggi dapat dilakukan dengan jelas misalnya diberikan
kode wilayah merah. Selanjutnya, penetapan building code tertentu pada wilayah tersebut
dapat dijalankan. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk daerah berkode merah tersebut
bisa lebih diawasi khususnya disain struktur bangunannya harus memuat syarat minimal
konstruksi tahan
getaran/seismic resistance.
C. Geoteknik Pada Jalan
1. menyelidiki tanah dan batuan sebagai alas bagi konstruksi jalan
2. Profil perlapisan tanah
Untuk memperoleh profil perlapisan tanah, maka diperlukan pemboran untuk mengambil
contoh tanah pada kedalaman yang berbeda-beda. Dari profil perlapisan tanah informasi
penting yang harus diperoleh adalah sebagai berikut:
5. Informasi berkenaan dengan jenis lapisan tanah, tebalnya dan kemiringan lapisan-
lapisan tersebut.
6. Lokasi lapisan tanah keras atau lapisan batuan
Variasi perlapisan tanah secara horizontal yang meliputi seluruh proyek.
Kondisi air tanah yang meliputi: a) digunakan untuk menentukan letak muka air tanah
dan tekanannya dan b) digunakan untuk menentukan permeabilitas tanah.
Sifat-sifat fisik tanah dan batuan.
Sifat-sifat mekanika tanah dan batuan, seperti kekuatan dan kompressibiltas.
Hal-hal khusus pada perlapisan tanah, seperti adanya lapisan tipis material lapuk, adanya
kantung-kantung kerikil pada lapisan pasir dan lain-lain.
Informasi-informasi khusus lainnya, seperti adanya kandungan bahan kimia dalam air
tanah, diketahuinya kondisi pondasi struktur di dekat proyek.
22
7. Survei Tanah ( terdiri dari pengujian tanah )
8. Mengkompilasikan kondisi geologi trase jalan rencana yang meliputi :
Fisiografi
Statigrafi
Struktur geologi dengan bantuan peta-peta dasar yang mencakup daerah
penyelidikan secara regional
9. Mengkorelasikan pembahasan di atas dengan pengamatan visual dan hasil pengujian
laboratorium sehingga diperoleh kesimpulan kondisi geologi trase jalan rencana
10. Menentukan ketebalan dan kondisi lapisan pondasi bawah ( sub base ) yang diperlukan
untuk menopang konstruksi, lalu lintas, penurunan akibat air dan perubahan volume
lapisan tanah dasar serta sarana perlengkapan daya dukung permukaan yang seragam di
bawah dasar beton
III. STRUKTUR
A. Struktur Pada Gedung Tinggi
Sistem Struktur Bangunan Tinggi
Unsur-unsur strtuktur dasr bangunan adalah :
- Unsir Linear, berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi
- Unsur Permukaan, terdiri dari dinding dan plat
- Unsur Spasial, merupakan pembungkus fasade atau core (inti) dengan mengikat bangunan agar
berlaku sebagai satu kesatuan.
23
Pemilihan sistem struktur bangunan tinggi tidak hanya berdasarkan atas pemahamana struktur
dalam konteksnya semata, tetapi lebih kepada faktor fungsi terkait dengan kebutuhan budaya,
sosial, ekonomi dan teknologi.
Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan tinggi adalah :
1. Pertimbangan umum ekonomi
2. Kondisi tanah
3. Rasio tinggi lebar suatu bangunan
4. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
5. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
6. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
7. Pertimbangan peraturan bangunan setempat
8. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama
B. Struktur Pada Bendungan
Memperoleh hasil perencanaan drainase perkotaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan teknik perencanaan.
Melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan
bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya.
C. Struktur Pada Jalan
Secara umum struktural Jalan Raya terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan paling bawah yaitu
lapisan tanah dasar atau eksisting. Lapisan diatas tanah dasar disebut lapisan sub-grade biasanya
dibangun dengan batu pecah yang dicampur dengan tanah (Agregat Base Klas C/kualitas
rendah). Kemudian lapisan diatas sub-grade adalah sub-base, lapisan ini mengunakan material
dengan kualitas menengah (Agregat Base Kelas B). Diatas lapisan sub-base yaitu base yang
menggunakan material kualitas tinggi (Agregat Kelas A). Sedang lapisan yang paling atas adalah
lapisan aus (aspal).
24
IV. HIDROLOGI
A. Hidrologi Pada Gedung Tinggi
Drainase adalah sistem saluran pembuangan air hujan yang menampung dan mengalirkan air
hujan dan air buangan yang berasal dari daerah terbuka maupun dari daerah terbangun. Bila
dilihat dari fungsinya, drainase ini untuk menampung, mengalirkan, dan memindahkan air hujan
secepat mungkin dari daerah tangkapan ke badan penerima.
Badan penerima sendiri merupakan saluran induk, sungai, laut, dan danau, peresapan dalam
tanah tempat dimana air hujan dibuang. Dalam suatu perkotaan drainase berfungsi sebagai
25
pengendali dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, dan juga untuk
menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu atau mencemari
lingkungan perkotaan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sehingga, drainase tidak hanya menyangkut air
permukaan tapi juga air tanah. Kegunaan drainase antara lain adalah:
a. mengeringkan daerah becek dan genangan air;
b. mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan memanfaatkan sebesar-
besarnya untuk imbuhan air tanah;
c. mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan;
d. Pengelolaan kualitas air.
Klasifikasi sistem drainase dapat beberapa kelompok antara lain:
a. sistem drainase makro, seperti sungai atau kanal
b. sistem drainase mikro yang berupa:
• sistem saluran drainase primer, yang menerima buangan air hujan baik dari saluran sekunder
maupun saluran lainnya dan mengalirkan air hujan langsung kebadan penerima.
• Sistem saluran drainase sekunder yang mengalirkan buangan air hujan langsung ke saluran
drainase primer
• sistem saluran drainase tersier adalah cabang dari sistem sekunder yang menerima buangan air
hujan yang berasal dari persil bangunan atau saluran lokal.
Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul
(collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air
penerima (receiving waters).
Kriteria Perencanaan dan Perancangan Sistem Drainase
Untuk membangun drainase, kriteria perencanaan dan perancangan sistem drainase yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. luas daerah yang akan dikeringkan;
b. perkiraaan hujan maksimum;
c. kemiringan dari daerah sekitarnya dan kemungkinan pengalirannya, serta pembuangan;
d. karekteristik tanah dasar temasuk permeabilitas dan kecendrungan mengikis tanah;
e. ketinggian rata-rata dari muka air tanah;
26
f. dalam minimum dari permukaan yang dibutuhkan untuk melindungi pipa saluran drainase dari
beban lalu lintas.
PENGELOLAAN TPA BERWAWASAN LINGKUNGAN
Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang akan menerima segala resiko
akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek
rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat (Judith, 1996). Menurut
Qasim (1994)
Dasar-dasar Sistem Penyaluran Air Buangan:
Jenis Air Buangan:
Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik yang
mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun yang mengandung sisa-
sisa proses industri.
Air buangan dapat dibedakan atas:
Air kotor
Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan mengandung kotoran
manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;
Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak mandi (bath tub),
bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;
Air hujan
Air hujan yang jatuh pada atap bangunan;
Air buangan khusus
27
Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya, seperti: yang
berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, rumah sakit,
tempat pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif atau mengandung bahan
radioaktif, dan air buangan yang mengandung lemak.
Sistem Penyaluran Air Buangan
Sistem pembuangan air terdiri atas (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):
Sistem pembuangan air kotor dan air bekas
Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:
Sistem tercampur: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor
dan air bekas kedalam satu saluran;
Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor dan
air bekas kedalam saluran yang berbeda.
Sistem penyaluran air hujan
Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang terpisah dari
sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika dicampurkan, maka apabila saluran
tersebut tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan mengalir balik dan masuk kedalam
alat plambing terendah dalam sistem tersebut.
Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian
padat harus mampu dialirkan dengan cepat. Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus
mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan jenis air buangan
yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan
yang terjadi di atap bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti: drainase perkotaan.
Perangkap Air Buangan
Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung keluar
gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran pada
lingkungan maupun terhadap gedung itu sendiri. Karena alat plambing tidak terus menerus
28
digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air dan dapat menyebabkan masuknya gas yang
berbau ataupun beracun, bahkan serangga. Untuk mencegah hal ini, harus dipasang suatu
perangkap sehingga bisa menjadi “penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas
tersebut. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000)
SPRINKLER
Sistem sprinkler otomatis akan bekerja jika fusible bulb / fusible link penahan orifice kepala
sprinkler pecah/meleleh akibat panas dari kebakaran, sehingga air menyembur keluar dari kepala
sprinkler. Akibatnya tekanan air dari dalam pipa akan berkurang, katup pengontrol akan terbuka
dan pompa akan bekerja memompakan air dari bak penampung ke jaringan pipa yang dibantu
juga dengan pressure tank. Aliran air yang melalui katup pengontrol akan mengaktifkan tanda
bahaya yang terletak di dekat katup kontrol.
Jenis-jenis sistem sprinkler adalah (Departemen Pekerjaan Umum, 1987):
1. Wet Pipe System
Jenis ini menggunakan kepala sprinkler otomatis yang dipasang pada jaringan pipa berisi air
yang bertekanan sepanjang waktu. Jika terjadi kebakaran, sprinkler akan diaktifkan oleh panas
yang membuka penahan orifice kepala sprinkler dan air akan segera menyembur, akibatnya
tekanan air pada pipa akan berkurang dan katup kontrol akan membuka dan mengaktifkan
pompa kebakaran;
2. Dry Pipe System
Jenis ini menggunakan kepala sprinkler otomatis yang dipasang pada pipa berisi udara
atau nitrogen yang bertekanan. Jika kepala sprinkler terbuka karena panas dari api,
tekanan udara akan berkurang dan katup kontrol dry pipe akan terbuka oleh tekanan air,
sehingga pompa kebakaran akan hidup dan air akan mengalir mengisi jaringan dan
menyembur dari kepala sprinkler yang terbuka;
3. Preaction System
29
Sistem ini adalah sistem dry pipe dengan udara bertekanan atau tanpa tekanan pada pipa.
Jika terjadi kebakaran maka alat deteksi akan bekerja dan mengaktifkan pembuka katup
kontrol, sehingga air mengalir mengisi pipa dan keluar dari kepala sprinkler otomatis
yang terbuka akibat panas dari api;
4. Deluge System
Sistem ini sama dengan preaction system, kecuali bahwa semua kepala dalam keadaaan
terbuka. Jika api mengaktifkan peralatan deteksi, maka katup kontrol sprinkler akan
terbuka dan air akan mengalir disepanjang pipa dan keluar dari semua kepala sprinkler
pada daerah operasi dan membanjiri daerah operasi;
5. Kombinasi Dry dan Preaction
Sistem ini berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran, peralatan deteksi akan
membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan pada akhir pipa suplai, sehingga sistem
ini akan berisi air dan bekerja seperti wet pipe.
Sistem sprinkler yang ada didesain berdasarkan atas jenis hunian itu sendiri, seperti ukuran pipa,
jarak kepala sprinkler, densitas semburan sprinkler dan kebutuhan airnya sendiri.
B. Hidrologi Pada Bendungan
Mengelola Sumber Daya Air yang didasarkan atas prinsip "One River BAsin, One Plan & One
Integrated Management" yang meliputi konservasi Sumber Daya Air yang berkelanjutan,
pendayagunaan sumberdaya air secara terpadu, menyeluruh dan utuh yang adil untuk berbagai
kebutuhan masyarakat dalam dimensi "Warung Jamu" (waktu, ruang, jumlah dan mutu),
pengendalian daya rusak air, pemberdayaan dan peningkatan peran mayarakat, swasta dan
pemerintah, serta peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam
pengelolaan sumberdaya air
30
Tujuan penelitian adalah untuk menghitung debit air untuk perhitungan saluran pengelak,
bendungan utama, bangunan pelimpah, sedimentasi, dan volume waduk.
Hidrologi berkaitan langsung dengan air dalam tanah, sungai, danau, telaga, waduk, sawah, dan
semua air yang terdapat d atmosfir baik dalam keadaan diam ataupun dalam keadaan mengalir.
C. Hidrologi Pada Jalan
Salah satu aspek terpenting dlm perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan dari air
permukaan dan air tanah. Dgn kata lain drainase merupakan salah satu faktor terpenting dlm
perencanaan pekerjaan jalan.Genangan air di permukaan jalan memperlambat kendaraan dan
memberikan andil terjadinya kecelakaan akibat terganggunya pandangan oleh cipratan dan
semprotan air.
• Sampai saat ini, faktor drainase jalan blm mendapatkan perhatian yang cukup dari para
ahli jalan. Ada kesalahan presepsi bahwa sistem drainase jalan yg bagus tdk diperlukan
lagi jk ketebalan didesain berdasarkan kondisi jenuh.Secara teoritis, sistem drainase
internal tdk diperlukan jika infiltrasi dlm perkerasan lebih kecil dibandingkan dgn
kapasitas drainase base, sub base dan subgrade.
• Jenis- jenis Drainase Jalan
1. Drainase Permukaan
Drainase permukaan bertujuan untuk menyalurkan air hujan dari permukaan jalan.
Sistem drainase permukaan pada jalan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
a. membawa air hujan dari pemukaan jalan ke pembuangan air;
b. menampung air tanah dan air permukaan yang mengalir menuju jalan;
2. Drainase Bawah Pemukaan
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk menampung dan membuang air yang
masuk ke dalam struktur jalan, sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada
jalan. Pengaruh air yang terperangkap di dalam struktur kerusakan jalan, antara lain:
• Air menurunkan kekuatan material yang melapisi jalan tersebut;
• Air menyebabkan penyedotan pada perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan
31
dan kerusakan pada bahu jalan.
• Dengan tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakkan kendaraan, menyebabkan
material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang mengakibatkan hilangnya
daya dukung.
• Kontak dengan air yang menerus dapat meyebabkan pengikisan campuran aspal dan
daya tanah keretakan beton.
• Air menyebabkan perbedaan peranan pada tanah yang bergelombang.
V. TRANSPORTASI
A. Sistem Transportasi Pada Bangunan
Tinggi
Suatu bangunan yang besar dan tinggi
memerlukan suatu alat transportasi (angkut)
untuk memberikan suatu kenyamanan dalam
berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat
transportasi tersebut adalah :
32
a. Vertikal , berupa elevator
b. Horizontal berupa konveyor
c. Miring berupa escalator
Elevator
Ini sering disebut dengan lift, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang
dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari
4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu
dilakukan sampai 4 lantai.
Lift dapat dibagi menurut fungsinya :
a. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
b. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
c. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
d. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)
Untuk menentukan criteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :
• Type dan fungsi dari bangunan
• Banyaknya lantai
• Luas tiap lantai
• Dan intervalnya
Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :
1. Sistem gearless
Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dsb (sekarang
ada juga lift yang mesinnya disamping)
2. Sistem hydrolic
Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan
uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara
Kuala Lumpur
Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
33
a. Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer
beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
b. Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat
meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beben pengimbang.
c. Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya
kereta)
Bentuk dan Macam Lift
Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung
1. Lift Penumpang (yang tertutup)
Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan
kebutuhan standart.
2. Lift Penumpang (yang transparan)
Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift
panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan)biasanya diletakkan di Hall
3. Lift untuk Rumah Sakit
Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang
dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi
denganlayak
4. Lift untuk kebakaran (barang)
Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi
kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam
dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api)
Konveyor
Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/
horizontal. Dipaang dalam keadaan datar atau sudt kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
34
bandara, terminal, pabrik
Eskalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititk
beratkan pada pengangkutan orang dengan arah yang
miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya.
Standart kemiringan antara 30-35 derajat. Dengan
kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori
escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar
untuk satu orang kurang lebih 60 cm, untuk 2 orang
sekitar 100-120 cm.Mesin escalator terletak dibawah
lantai. Karena terdiri dari segmen tiap anak tangga maka
escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.
B. Sistem Transportasi Pada Bendungan
Melakukan kajian analitik dan eksperimental terhadap konfigurasi pengukuran
lapangan Integrated-Spectral-Analysis-of-Surface-Wave (SASW terintegrasi) untuk evaluasi
model fisik perkerasan jalan pada bendungan.
C. Sistem Transportasi Pada Jalan
Melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana
pembangunan nasional di bidang prasarana jalan, serta melaksanakan pemantauan, evaluasi,
penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya di antaranya menyelenggarakan fungsi :
pengkajian dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang jalan;
35
pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di
bidang jalan;
penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang jalan;
penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang jalan;
pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang
berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang jalan;
pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan,
dan program-program pembangunan di bidang jalan.
BAB IV
RELASI
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi
pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan
nasional dan daerah. Secara ekonomi makro ketersediaan dari jasa pelayanan infrastruktur
mempengaruhi marginal productivity of private capital, sedangkan dalam konteks ekonomi
mikro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya
produksi (Kwik Kian Gie, 2002). Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi,
peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan
36
kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal,
berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja.
Hubungan antara sistem sosial, ekonomi, infrastruktur dan lingkungan alam (Grigg, 1988)
Infrastruktur merujuk
pada sistem fisik yang menyediakan
transportasi, pengairan, drainase,
bangunan-bangunan gedung dan
fasilitas publik yang lain yang
dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam
lingkup sosial dan ekonomi (Grigg,
1988).
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai
fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang
dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat
(Grigg, 2000).
Pemantapan sistem jaringan jalan mendukung pusat-pusat produksi, mendorong investasi dan
menciptakan lapangan kerja, mendukung kota sebagai Pusat Pelayanan Jasa Distribusi dan
membentuk struktur kota.Pembengunan bendungan untuk mendukung penyediaan listrik guna
membantu aktivitas sehari-hari ( kegiatan produksi, penerangan,….),penyediaan drainase
sebagnai sarana pertania yang meningkatkan produksi pangan yang akan membantu proses
pembangunan nasional, dan sebagai sumber pengahasilan bagi penduduk sekitar.Pembangunan
bangunan tinggi untuk menciptakan lapangan kerja baru serta menyerap tenaga kerja mulai dari
kariawan sampai office boy yang akan mengurangi pengangguran.Bangunan-bangunan tersebut
secara keseluruhan mendukung dalam segala aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial dan
budaya yang akan membantu pencapaian tujuan pembangunan nasional.
37
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan infastruktur-infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung-gedung tinggi
dan sarana prasarana lainnya sangatlah penting untuk dibangun demi membantu perkembangan
dan kemajuan suatu Negara. Sebab, infrastruktur-infrastruktur terebut menunjang kelancaran
kegiatan perekonomian suatu Negara seperti kegiatan produksi, kelancaran distribusi hasil-hasil
produksi, serta penciptaan lapangan baru. Selain kegiatan perekonomian, infrastruktur tersebut di
atas juga membantu kelancaran kegiatan sosial masyarakat.
Untuk itulah peran ahli teknik sipil yang professional sangat diperlukan dalam hal ini,
yakni untuk menciptakan bangunan-bangunan infrastruktur yang kuat, aman dan nyaman demi
keselamatan dan kenyamanan manusia.
B. SARAN
pembangunan infrastruktur sebaiknya harus memperhatikan alam sekitar supaya tidak
terjadi kerusakan ekosistem dan habitatnya.
38
Pembangunan-pembangunan tersebut sebaiknya dilakukan sesuai dengan rencana dan
harus memperhatikan 4 faktor yaitu : kualitas, biaya, waktu dan keamanan.
Bagi masyarakat sebaiknya menjaga dan merawat fasilitas-fasilitas demi terciptanya
keamanan dan kenyamanan.
Semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pembangunan, penggunaan, dan
perawatan serta penghancuran kembali seharusnya memperhatikan terhadap fungsi dan
tanggung jawab yang tertuang dalam peraturan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi : Buku Pintar untuk Mahasiswa Teknik Arsitektur dan
Sipil/Hartono Poerbo.Jakarta : Djambatan,1999
39
40