diuretik(1)

25
PERCOBAAN III DIURETIK I.TUJUAN PERCOBAAN 1.Memahami teknik evaluasi obat diuretik. 2.Memahami manifestasi dari obat diuretik dan penggunaannya secara klinis. II.TINJAUAN PUSTAKA Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, yaitu pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah perngeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air (Gunawan, 2007). Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal. Dengan demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free load. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung. Pada gagal jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang terakumulasi di jaringan dan paru paru . di samping ituh berkurang nya volume darah akan mengurangi kerja jantung. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik. 1

Upload: erafazira

Post on 06-Apr-2016

67 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan pratikum

TRANSCRIPT

Page 1: DIURETIK(1)

PERCOBAAN III

DIURETIK

I.TUJUAN PERCOBAAN

1.Memahami teknik evaluasi obat diuretik.

2.Memahami manifestasi dari obat diuretik dan penggunaannya secara klinis.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan urin. Istilah diuresis

mempunyai dua pengertian, yaitu pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin

yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah perngeluaran (kehilangan) zat-zat

terlarut dan air (Gunawan, 2007).

Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan

jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal. Dengan

demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free load. Kegunaan

diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung. Pada gagal jantung, diuretik

akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang terakumulasi di jaringan dan paru

paru . di samping ituh berkurang nya volume darah akan mengurangi kerja jantung.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik.

1.   Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi

natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diuretik yang

bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.

2.    Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam

keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.

3.      Interaksi antara obat dengan reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi

natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.

1

Page 2: DIURETIK(1)

Mekanisme kerja diuretika

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga

pengeluarannya lewat kemih dan demikian juga dari air-diperbanyak. Obat-obat ini bekerja

khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain, yakni:

1.  Tubuli proksimal.

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi secera aktif

untuk 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsopsi

belangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhap

plama. Diuretik osmosis bekerja di tubulus proksimal dengan merintangi rabsorpsi air dan

natrium.

2. Lengkungan Henle.

Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorpsi

secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat

menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor

Cl- begitupula reabsorpsi Na+, pengeluaran air dan K+diperbanyak .

3. Tubuli distal.

Dibagian pertmanya, Na+ dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat menjadi lebi

cair dan lebih hipotonis. Senyawa tiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan

memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Pada bagian keduanya, ion Na+ ditukarkan

dengan ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron.

Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium bekerja di sini dengan mengekskresi Na+

dan retensi K+ .

4. Saluran Pengumpul.

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi

permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini. 

Penggolongan diuretik

Diuretik dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni :

a.       Diuretik Kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel

tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.Obat-obat ini

berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak digunakan dalam keadaan akut,

misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis

dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya adalah furosemida yang merupakan

2

Page 3: DIURETIK(1)

turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan

menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle (lengkungan Henle)

dan tubulus distal, mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya

eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk

diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

b.      Diuretic hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah

korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan

antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).

Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya untuk

menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat

secara kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh obatnya adalah spironolakton yang

merupakan pengambat aldosteron mempunyai struktur mirip dengan hormon alamiah.

Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan

dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya.

Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Pada gagal jantung berat, spironolakton dapat

mengurangi resiko kematian sampai 30%. Resorpsinya di usus tidak lengkap dan diperbesar

oleh makanan. Dalam hati, zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang

diekskresikan melalui kemih dan tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih

panjang yaitu 20 jam. Efek sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi akan

mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada wanita.

Contoh obat paten: Aldacton, Letonal.

c.       Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat

reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama

digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung. Memiliki kurva dosis-

efek datar yaitu jika dosis optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan tekanan darah)

tidak bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,

hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid,

metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

hidroklorthiazida adalah senyawa sulfamoyl dari turunan klorthiazida yang dikembangkan

dari sulfonamid. Bekerja pada tubulus distal, efek diuretiknya lebih ringan daripada diuretika

3

Page 4: DIURETIK(1)

lengkungan tetapi lebih lama yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan sebagai pilihan pertama

untuk hipertensi ringan sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka

panjang. Resorpsi di usus sampai 80% dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat

urin secara utuh. Contoh obat patennya adalah Lorinid, Moduretik, Dytenzide (Aidan, 2008).

d.       Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi

bikarbonat. Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal, sehingga

disamping karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan

air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu

digunakan secara berselang-seling. Asetozolamidditurunkan r sulfanilamid. Efek diuresisnya

berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase yang mengkatalis reaksi berikut:

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3+

Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion H+ lagi untuk

ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi Na, K, bikarbonat, dan air. Obat

ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi. Resorpsinya baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam

dan bertahan selama 10 jam. Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam dan

diekskresikan lewat urin secara utuh. Obat patennya adalah Miamox.

Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

e.        Diuretik osmotik

Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan

cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila

memenuhi 4 syarat:

1.      difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.

2.      tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.

3.      secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan

4.      umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic. 

Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic dapat diberikan dalam jumlah cukup besar

sehingga turut menentukan derajat osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli

4

Page 5: DIURETIK(1)

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

a. Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium dan air melalui daya osmotiknya.

b. Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium

dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.

c. Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi

natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau

adanya faktor lain.

Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli sehingga reabsorpsi air juga terbatas.

Efeknya al diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi dan eksresi Na sedikit. Istilah diuretik

osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh

ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

Mannitol adalah alkohol gula yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan getahnya. Efek

diuresisnya pesat tetapi singkat an dapat melintasi glomeruli secara lengkap, praktis tanpa

reabsorpsi pada tubuli, sehingga penyerapan kembali air dapat dirintangi secara osmotik.

Terutama digunakan sebagai infus untuk menurunkan tekanan intraokuler pada glaucoma.

beberapa Mekanisme aksi dari kerja Manitol sekarang ini adalah segagai berikut:

1. Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi haematokrit, yang penting untuk

mengurangi tahanan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran darahj keotak, yang

diikuti dengan cepat vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan volume

darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).

2. Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan air dalam jaringan otak yang

mengalami injuri, manitol menurunkan kandungan air pada bagian otak yang yang tidak

mengalami injuri, yang mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian otak yang injuri

untuk pembengkakan (membesar).

3. Cepatnya pemberian dengan Bolus intravena lebih efektif dari pada infuse lambat dalam

menurunkan Peningkatan Tekanan intra cranial.

5

Page 6: DIURETIK(1)

4. Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan gagal ginjal. ini

dikarenakan efek osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi

urine dan dapat menurunkan sirkulasi ginjal.

5. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam

menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum

Lasik diberikan. Hal ini harus diikuti dengan perawatan managemen status volume cairan dan

elektrolit selama terapi Diuretik.

Penggolongan Obat

1.    Diuretika – Lengkungan

Obat – obat ini berkhsiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunak

pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis –

efek curam, artinya bila dosis dinaikkan efeknya (diuresis) senantiasa bertambah. Contoh

obatnya furosemida, bumetanida dan etakrinat (Tjay, 2007).

Diuretika kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit Na+/ K+/

2Cl- di ansa henle asendens bagian epite tebal, tempat kerjanya dipermukaan sel epitel

bagian luminal (Gunawan, 2007).

2.    Bentotiadiazid

Diuretik thiazid berkerja menghambat simpoter Na+, Cl-, di hulu tubulus distal. Sistem

transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen kedalam sel

epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar K+, sedangkan Cl-

dikeluarkan melalui kenal klorida. Efek farmakodinamik thiazid yang utama adalah

meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Contoh obatnya hidroklorthiazid,

klortalidon, nefrusida, indapamida dan lain – lain (Gunawan, 2007).

3.    Diuretik Hemat kalium

Efek obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya

guna menghemat ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na+ dan ekskresi K+.

Proses ini dihambat secara kompetitis (saingan) oleh obat – obat lain.

Amilorida dan triamteran dalam keadaan normal hanya lemah efek ekskresinya

mengenai Na+ dan K+. Tetapi pada penggunaan diuretika lengkungan dan thiazid terjadi

ekskresi kalium dengan kuat, makan pemberian bersama dari penghemat kalium ini

menghambat ekskresi K+ dengan kuat pula (Tjay, 2007).

6

Page 7: DIURETIK(1)

4.    Diuretika osmotis

Obat-obat ini hanya direansorbsi sedikit oleh tubuli, hingga reansorbsi air juga terbatas.

Efeknya adalah diuresis osmotis dengan ekskresi air kuat dan relatif sedikit ekskresi Na+.

Terutama manitol, yang hanya jarang digunakan sebgai infus I.V untuk mngeluarkan cairan

dan menurunkan tekanan intraokuler (pada glaucoro), juga untuk tekanan intrkranial (dalam

tengkorat). Contoh obatnya menitol dan sorbitol (Tjay, 2007)

5.    Perintang – Karbonanhidrase

Zat ini merintangi enzim karbonhidrase di tubuli proksimal, sehinnga disamping

kerbonat, juga Na+ dan K+ diekskresika lebih banyak bersamaan dengan air. Khasiat

diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan

secara selang – seling (intermittens) (Tjay, 2007).

Farmakologi Klinis Agen Diuretik

a.    Keadaan Edematosa

Diuretik paling banyak digunakan untuk mengurangi edema perifer atau paru yang

terakumulasi akibat jantung, ginjal, atau vaskular. Berbagai keadaan ini menurunkan suplasi

darah ke ginjal. Penurunan ini dipersepsi sebagai insufiensi volume “Efektif” darah arteri

sehingga terjadi retensi garam dan air serta pembentukkan edema.

Penggunaan diuretik secara rasional memobilisasi cairan edema intestisial ini tanpa

mengurangi volume plasma secara bermakna. Namun pneggunaan diuretik yang berlebihan

dapat menimbulkan gangguan volume efektif darah arteri disertai penurunan perfusi organ

vital. Oleh karena itu, pengunaan diuretik untuk memobilisasi edema memerlukan

pemantauan keadaan hemodinamik penderita secara seksama dan pemahaman mengenai

patofisiologi penyakit yang mendasari.

b.    Keadaan edematosa

1.    Hipertensi

Teorinya, kerja thiazid sebagai diuretik dan vasodilator ringan bagi sebgian besar

penderita lainnya. Diuretik loop biasanya hanya digunaka untuk pasien insufisiensi ginjal

atau gagal jantung. Pembatasan asupan diet Na+ sedang (60-100 mEg/hari) terbukti

memperkiat diuretik dalam hipertensi esensial dan mengurangi kehiangan K+ melalui ginjal.

2.    Nefrotiasi

Gangguan ini dapat diobati menggunakan diuretik thiazid yang meningkatkan

reabsorbsi Ca2+ ditubulus contorti distalis sehingga menurunkan konsentrasi Ca2+ urin.

3.    Hiperkalsemia

7

Page 8: DIURETIK(1)

Hiperkalsemia merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Salie harus diberika

bersamaan dengan diuretik loop bla ingin mempertahankan diuresis Ca2+ yang efektif.

4.    Diabetes insipidus

Diabetes insipidus dapat terjadi akibat defisiensi produksi ADH atau akibat respons

terhadap ADH yang tidak adekuat (Diabetes Insipidus nefrogenik). Diuretik thiazid dapat

menurunkan poliurea dan polidipsi pada kedua tipe diabtes insipidus (Katzung, 2012).

III.ALAT DAN BAHAN

1.Alat

Kandang metabolit

Gelas ukur 100 ml

Beker glass

Stopwacth

Toples

2.Bahan

Furosemid

Kopi

Air hangat

Nacl Fls 1%\

tikus

IV.CARA KERJA

8

Page 9: DIURETIK(1)

1. Timbang tikus

2. Hitung Vao obat dan Vao air hangat

3. Suntikan air hangat sebanyak Vao secar oral biarkan 5 menit

4. Suntikan obat furosemid(subkutan),kopi(oral) dan Nacl 1%(oral)

5. Amati dan catat volume urin pada waktu 15’,30’,45’ dan 60’

6. Buat kurva perbandingan antara waktu dan volume.

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

BB Tikus = 173,41 g ̴ 0,17341 kg

C furosemid = 0,4 mg/ml

Dosis furosemid = 1mg/kgbb

Air hangat 10 ml/200 g

Data hasil percobaan

9

Page 10: DIURETIK(1)

kel Obat Volume urine Total urine

VAO BB15 ‘ 30’ 45’ 60’

I Air hangat 10 ml / 200 g

Furosemide 0,5 mg/kg BB

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6,5 ml

0,16 ml128 g

II Air kopi 10 ml/200 g - - - - - 6,9 ml 138,2 g

III Air hangat 10 ml/200 g

Nacl 1 %

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7,6 ml

1,5 ml152, 15 g

IV Air kopi 5 ml /200 g

Air hangat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4,1 ml

4,1 ml163, 35 g

V Air hangat 100 ml/ 200 g

Furesemid 2 mg/ kg BB

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6,5 ml

0,65 ml130, 21 g

VI Air hangat 10ml/kg BB

Furosemid 1 mg/kg BB

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8,7 ml

0,45 ml173, 41 g

B.Pembahasan

10

Page 11: DIURETIK(1)

Pada pratikum kali ini kami melakukan percobaan tentang diuretik.Diuretik adalah

suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan jalan menghambat

reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal.Fungsi utama diuretik adalah

untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian

rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.adapun tujuan dari pratikum

kali ini adalah Memahami teknik evaluasi obat diuretik,Memahami manifestasi dari obat

diuretik dan penggunaannya secara klinis.

Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah furosemid dan larutan kopi.

Sebagaimana halnya yang diketahui bahwa furosemid merupakan obat diuretic golongan

diuretic kuat dengan mekanisme kerja menghambat  penyerapan kembali natrium oleh sel

tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan  pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak

mempengaruhi tekanan darah yang normal.sedangkan larutan kopi disini sebagai

pembanding,kopi memiliki efek diuretik selain itu kopi juga memiliki efek

vasodilatasi.pemberian obat pada pratikum kali ini yaitu dengan dosis yang

berbeda.tujuannya untuk melihat obat yang mana dan pada dosis berapa yang bagus untuk

efek diuretik.

Pada percobaan ini, hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih (Rattus

norvegicus).Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat menggunakan sonde.

Tujuan nya adalah untuk membantu mempercepat atau memperbanyak urin yang

dikeluarkan. Setelah 5 menit hewan kemudian disuntikan obat furosemid secara subkutan

danlarutan kopi secara oral.

Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan kami tidak mendapatkan data efek

diuretik dari semua kelompok.seharusnya furosemid dosis 1 mg sudah memberikan efek

diuretik.tetapi disini tidak bahkan kelompok 5 menggunakan furosemid 2 mg/kgbb juga tidak

memberikan efek.padahal furosemid itu bekerja paling cepat pada waktu 0,5 sampai 1

11

Page 12: DIURETIK(1)

jam.pada larutan kopi juga demikian seharusnya dosis 5 ml/200 g dan 10 ml/200 g sudah

memberikan efek diuretik tetapi dari pengujian kelompok II dan IV tidak memberikan efek

diuretik.tetapi efek diuretik pada larutan kopi ini tergantung lagi pada setiap orang yang

mengkonsumsinya,karena tubuh seseorang tidak sama satu sama yang lainnya.

Kelemahan pada pratikum kali ini yaitu pada penyuntikan secara oral obat/air hangat

tidak masuk semua atau ada yang keluar,prasarana yang kurang memadai,dosis kurang tepat.

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan urin

2. Diuretik dapat digolongkan menjai :

Diuretik kuat

Diuretik hemat kalium

Diuretik golongan thiazid

Diuretik osmosis

 Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

3. Obat diuretik yang digunakan pada pratikum kali ini ialah furosemid dan kopi sebagai

pembanding

4. Efek diuretik pada pratikum kali ini tidak didapatkan

5. Kelemahann pada percobaan kali ini yaitu:

pada penyuntikan secara oral obat/air hangat tidak masuk semua atau ada yang

keluar

prasarana yang kurang memadai,dan

dosis kurang tepat.

12

Page 13: DIURETIK(1)

B.Saran

1.Sebaiknya dosisnya di tingkatkan lagi

2.Kami mengharapkan alat – alat dan bahan yang ada di laboratorium untuk dapat dilengkapi

guna memperlancar kagitan praktikan.

3.cara penyuntikan harus lebih teliti lagi

Jawaban pertanyaan

1.Gambarkan sebuah nefron dan tunjukan tempat kerja obat-obat diuretik.Berikan contoh

obat masing-masingnya dengan mekanisme kerja yang berbeda

Jawab :

Tempat kerja obat diuretik adalah :

13

Page 14: DIURETIK(1)

1.Tubuli Proksimal

Ulta filtrat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorpsi secara aktif untuk

70% antara ion Na dan air,begitu pula glukosa dan ureum,karena reabsorpsi berlansung

secara proporional,maka susunan filtrate tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma.

Diuretik osmosis bekerja ditubulus proksimal dengan merintangi reabsorpsi air dan natrium

Contoh :asetazolamid

2.lengkung henle

Dibagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorpsi secara

aktif,disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan k +,tetapi tanpa air ,hingga filtrat menjadi

hipotonis.Diuretik lengkunan bekerja terutama disini dengan merintangi transport cl - begitu

pula reabsorpsi Na+ ,pengeluaran air dan k+ diperbanyak.

Contoh : furosemid ( bagian asenden )

3.Tubuli distal

Dibagian pertamanya Na+ direabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrate menjadi lebih cair

dari lebih hipotonis.senyawa tiazida dan klortalidon bekerja ditempat ini dengan

memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%.pada bagian keduanya,ion Na+ ditukarkan

dengan ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal

aldosteron.Antagonis Aldosteron dan zat-zat penghemat kalium bekerja disini dengan

mengekskresi Na+ dan retensi K+.

4. Saluran pengumpul

Hormone antidiuretik ( ADH ) dan hipofisa bekerja disini dengan mempengaruhi

permiabilitas bagi air-air dari sel-sel saluran ini

Contoh :spironolakton

2.Dengan memahami mekanisme kerja obat diuretik,kemukakan efek samping yang dapat

muncul akibat penggunaannya

Jawab :

1.Diuretik Osmosis

14

Page 15: DIURETIK(1)

Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah

2.penghambat karbonik anhidrase

Efek samping :diorientasi mental pada CH

3.Benzotiadiazide

Efek samping :

Purpura,dermatitis disertai fotosensitivitas

Penggunaan lama menjadi hiperglikemia :

- Sekresi insulin << ( respon dari glukosa darah meningkat )

- Glikogenolisis meningkat

- Glikogenesis menurun

Kadar kolesterol meningkat dan TG meningkat

Hipokalemia

Depresi hemat kalium

4.diuretik hemat kalium

Efek samping : hiperkalemia,ginekomastia

3.bagaimana pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengetahui bahwa penggunaan suatu

obat sudah membahayakan?

Jawab :

Pendekatan utama yang perlu disampaikan adalah memberikan informasi selengkap-

lengkapnya kepada pasien tentang obat tersebut.pasien wajib mengetahui indikasi,efek

samping dan cara penggunaan dari suatu obat yang dikonsumsi.sehingga ketika suatu pasien

merasakan suatu hal yang tidak sebagaimana mestinya,pasien dapat memeriksakan diri

kembali kepada dokter yang memberikan dia obat karena efek samping dari suatu obat dapat

menyebabkan komplikasi suatu penyakit.

15

Page 16: DIURETIK(1)

4. untuk penyakit apa diuretik digunakan secara klinis? Jelaskan.

Jawab :

Indikasi penggunaan obat-obat diuretik

1. Edema yang disebabkan oleh gagal jantung, penyakit hati dan gangguan ginjal.2. Non edema seperti, hipertensi, glukoma, dan mountain sickness.

A. Diuretik kuatBanyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru.

B. Diuretik hemat kaliumDaya diuretiknya agak lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretic lainnya. Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Digunakan pada gagal jantung berat.

C. Golongan diuretik tiazidDigunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.

D. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrasiObat ini dapat digunakan sebagai obat anti epilepsi.

E. Diuretik osmoticManitol dapat digunakan sebagai infuse untuk menurunkan tekanan intraokuler pada glukoma.

5. Sebutkan penggolongan diuretik berdasarkan mekanisme kerjanya.

Jawab :

Diuretik kuat

Diuretik hemat kalium

Diuretik golongan thiazid

Diuretik Osmosis

 Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

6. Apa yang dimaksud dengan Real Clearence? Bagaimana cara menentukannya? Dan kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hasil Clearence?

Jawab :

Renal Clereance adalah kemampuan ginjal membersihkan sejumlah volume darah dari suatu bahan tertentu yang dikeluarkan urine dalam waktu 1 menit. Di pengaruhi oleh berat badan, umur, kelamin, zat yang digunakan dalam test, luas permukaan ubuh (setiap 1, 73m2)

Misalnya cara pelaksanaan penentuan klirens kreatinin :

1. Tentukan volume urine penderita selama 24 jam, kemudian hitung volume produksi urine per menit, dan hal ini disebut V (CC/ menit)

2. Tentukan kadar kreatinin di dalam urine : U (MG %)3. Tentukan kadar kreatinin di dalam plasma : P (mg%)

16

Page 17: DIURETIK(1)

4. Tentukan tinggi badan, berat badan, dan hitung luas permukaan tubuh dengan memakai rumus dubois.

5. Klirens kreatinin dihitung berdasarkan rumus :K kreatinin = U X / P X 1,78/L ptNilai normal klirens kreatinin pria : 72-141 ml/ menit

Wanita : 74-130 ml/ menit

Dari pengukuran kliren keratin dapat diketahui :A. Mengetahui adanya kerusakan pada ginjal.B. Mengetahui derajat kerusakan pada ginjal.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM. Jakarta

Elin dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI. Jakarta

Katzung, 2012. Farmakolodi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC. Jakarta

Gunawan, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V. FKUI. Jakarta

Neal, 2007. Farmakologi Medis Edisi V. Erlangga. Jakarta

Tjay, 2007. Obat – Obat Penting. PT. Elex Media Kompatindo. Jakarta

17