diversifikasi konsumsi pangan pokok dalam …
TRANSCRIPT
DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN POKOK DALAM
MEWUJUDKAN KETAHANAN RUMAH TANGGA DI DESA MEKAR
SARI KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN
SKRIPSI
MERRY MUSTOPA
EES. 150755
PEMBIMBING
Dr. Rafidah, S.E.,M.EI
Drs. Badaruddin, M.SY
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Merry Mustopa
NIM : EES. 150755
Jurusan/Konsentrasi : Ekonomi Syariah/Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim. Kelurahan Simpang IV Sipin.
Lorong Puskesmas. RT 18. Rw 06. No 33. Kec.Telanai
Pura Jambi. Kota Jambi
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi yang berjudul Diversifikasi
Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga ( Study
Kasus di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun )” adalah
karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang
dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan
sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis siap mempertanggungjawabkan
sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
termasuk pencabutan gelar yang saya proleh dari skripsi ini.
Jambi, 02 Juli 2019
Yang menyatakan
Merry Mustopa
NIM. 150755
iii
Pembimbing I : Dr. Rafidah. SE.,M.EI
Pembimbing II : Drs. Badaruddin, M.Sy
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
Jl. Arif Rahman Hakim No.Telanai Pura, Jambi, 36122
Telp : (0741) 58318358118
Jambi, 09 Juli 2019
KepadaYth.
Bapak Dekan Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Tempat
NOTA DINAS
Assalamu’alaikumWr.Wb
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara
Merry Mustopa NIM : EES 150755, yang berjudul “Diversifikasi Konsumsi
Pangan Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Di Desa
Mekar Sari Kecamatan Pealawan Kabupaten Sarolangun”, telah di setujui
dan dapat di ajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sucipto,S.Ag.,M.A. Agustina Mutia,S.E.,M.EI.
NIP.197705142005011010 NIP.196908092003122002
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Nomor : B_03/D.V/PP.00.9/10/2019
Skripsi dengan judul “Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam
Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Di Desa Mekar Sari Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun“. Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Merry Mustopa
NIM : EES150755
Telah dimunaqasyahkan pada : Rabu, 25 September 2019
Nilai munaqasyah : 78,3
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan karya saya sendiri atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Jambi, 02 Juli 2019
Merry Mustopa
EES150755
vi
MOTTO
وي رزقه من حيث ل يتسب ومن ي تق الل يعل له مرجا
قد جعل إن الل بلغ أمره ومن ي ت وكل على الل ف هو حسبه
لكل شيء قدر ا الل
Artinya: Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan
jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak
disangka- sangka, dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah
maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah (bebas)
melaksanakan khendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap
sesuatu menurut takarannnya”
(Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu
serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan
yang Engkau berikana khirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselasaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasullah
Muhammad SAW.
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi :
Ayah dan IbuTercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ayah (Mustopa Kamal) dan Ibu
(Desnawita) yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan,
ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin
dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
Ayah dan Ibu bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih.
Untuk Ayah dan Ibu yang selalu membuat kutermotivasi dan
viii
selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku
serta selalu meridhoi kumelakukan hal yang lebih baik
Terimakasih Ayah …
Terimakasih Ibu …
Kakak, adik-adik dan Orang terdekatku
Sebagai tanda terimakasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk Adikku
(Ikbal Mustopa), dan (Juwita Mustopa). Terimakasih telah memberikan
semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga doa
dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikanku orang
yang baik pula..
Terima kasih….
ix
ABSTRAK
Merry Mustopa: EES 150755. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam
Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan dan mengetahui pemahaman dan
penerapan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok dalam Mewujudkan Ketahanan
Rumah Tangga di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.
Yang meliputi; (1) Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam
Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun., (2) Upaya peningkatan nilai diversifikasi konsumsi
pangan pokok Produk dapat bernilai di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penentuan subjek penelitian, menggunakan teknik snow-ball
sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang
meliputi langkah-langkah; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Keterpercayaan hasil penelitian diperoleh dengan teknik perpanjangan
keikutsertaan peneliti, teknik ketekunan/pengamatan penelitian, teknik
trianggulasi, dan teknik diskusi sejawat. Hasil Penelitian yang berdasarkan
temuan di lapangan menunjukkan bahwa; Pemahaman dan penerapan
Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah
Tangga berjalan dengan baik walaupun secara konsepsional mereka tidak
memahami dan tidak mengerti tentang Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
dalam mewujudkan ketahanan rumah tangga namun dalam kesehariannya secara
tidak langsung mereka telah menerapkan dengan baik maksud tujuan dari
Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok tersebut. Diharapkan penelitian
selanjutnya agar dapat dilakukan dengan materi Diversifikasi Konsumsi Pangan
Pokok dalam mewujudkan ketahanan rumah tangga yang sama tetapi pada
pemikiran yang berbeda.
Kata Kunci : Diversifikasi, Konsumsi, Makanan Pokok, Ketahanan Pangan
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temukan didalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunanya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I Ibu Dr.
Rafidah. SE., M.EI dan dosen pembimbing II Bapak Drs. Badaruddin, M.Sy
maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi
2. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubayarto, SE.ME., dan Ibu Dr.
Halimah Djafar, M.Fil.I, selaku Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan
fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
3. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, MA, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy,
selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Ekonomi Syariah di fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
4. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
xi
5. Semua teman-teman dan Sahabat seperjuangan jurusan Ekonomi Syariah lokal
E angkatan 2015
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan
dan kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah
SWT kita memohon ampunanya, dan kepada manusia kita memoon
kemaafaannya, semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, 02 Juli 2019
Penulis
Merry Mustopa
EES.150755
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Batasan Masalah ...................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
F. Kerangka Teori ........................................................................ 9
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 22
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 28
B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 28
C. Jenis Dan Sumber Data ......................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 30
E. Teknik Pengelolaan Data ....................................................... 32
F. Sistematikan Penulisan Skripsi ............................................. 33
BAB III GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun .......................................................... 35
B. Visi, Misi, dan Struktur Desa Mekar Sari ............................ 38
C. Aspek Kondisi, Keagamaan, Pendidikan dan Sosial Budaya 40
D. Pengelompokkan dan Jenis Petani di Desa Mekar Sari ..... 46
xiii
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa
Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangu ... 47
B. Upaya Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
Produk Dapat Bernilai di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun .......................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 76
B. Saran ........................................................................................ 76
C. Kata Penutup .......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Data Konsumsi Pangan Pokok Di Desa Mekar Sari ................ 5
Tabel 1.2 : Tinjauan Pustaka ....................................................................... 22
Tabel 3.1 : Luas Wilayah Desa Mekar Sari ............................................... 36
Tabel 3.2 : Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 37
Tabel 3.3 : Mata Pencarian Penduduk Desa Mekar Sari ........................... 41
Tabel 3.4 : Agama di Desa Mekar Sari ....................................................... 42
Tabel 3.5 : Sarana Ibadah di Desa Mekar Sari ........................................... 42
Tabel 3.6 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mekar Sari .................. 43
Tabel 3.7 : Pengelompokkan Petani Berdasarkan Luas Lahan .................. 46
Tabel 4.1 : Nama, Pekerjaan dan Pendapatan ............................................ 60
Tabel 4.2 : Penerimaan Bantuan Beras Raskin .......................................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks ini, Indonesia dengan keaneka-ragaman dalam bentuk
konsumsi pangan sering diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang
dikonpensasi oleh penambahan konsumsi non beras. Salah satu alasan bahwa
situasi krisis pangan yang dialami oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk
Indonesia memberi pelajaran bahwa ketahanan pangan harus diupayakan
sebesar mungkin.
Untuk itu kebijakan pemerintah terhadap konsumsi pangan harus
ditingkatkan lagi dan kebijakan ini tidak hanya ditunjukan untuk
mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga dimaksudkan untuk
mengubah pola konsumsi masyarakat agar mengonsumsi bahan pangan yang
beraneka ragam dan lebih baik gizinya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman sesuai ( QS. Ar-Ra’d :11 ):
وا ما بن فسهم إن الل ل ي غي ما بقوم حت ي غي
“... sesungguhnya allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...”1
1Ar-Ra’d (13) : 11
2
Diversifikasi konsumsi bahan pangan pokok merupakan suatu proses
pemilihan pangan yang tidak tergantung pada satu jenis saja, tetapi lebih
terhadap berbagai bahan pangan seperti beras bisa diganti dengan makanan
pokok yaitu jagung dan ubi kayu (ketela pohon). Hal ini dimaksudkan bahwa
semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi akan
semakin baik kualitas gizinya.
Diversifikasi konsumsi pangan pokok dalam hal ini di maksudkan
bahwa semakin beragam dan berimbang konsumsi pangan yang di konsumsi
akan semakin baik kualitas gizinya. Sedangkan konsumsi pangan rumah
tangga merupakan kebutuhan anggota rumah tangga terhadap pangan yang
bertujuan untuk memantapkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Ketahanan pangan ini meliputi konsumsi pangan yang cukup terkait dengan
kuantitas dan kualitas pangan.
Dalam hal ini ketahanan pangan lebih ditunjukan pada aspek gizi, zat
gizi dan bahan baku seperti diketahui bahwa aspek gizi yang terkandung
dalam “beras” sama dengan aspek gizi yang terdapat dalam jagung dan ubi
kayu. dan Zat gizi yang terkandung dalam “beras” sama dengan zat gizi yang
terkandung dalam jagung dan ubi kayu serta Bahan baku seperti jagung dan
ubi kayu yang mudah untuk di temui .
Oleh karena itu Diversifikasi konsumsi pangan pokok harus
ditingkatkan sebagai mana semestinya dan sesuai dengan undang-undang dan
ketentuan yang berlaku yang telah di tetapkan pemerintah Indonesia.Defenisi
UU No.7 Tahun 1996 tentang pangan adalah: “pangan adalah segala sesuatu
3
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak
diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lain yang digunakandalam proses penyiapan, pengelolaan dan atau pembuatan
makanan atau minuman”.2
Pada dasarnya, Diversifikasi konsumsi pangan pokok terhadap
(Beras) masih mendominasi dibanding pangan pokok lainnya di daerah –
daerah penghasil beras seperti diketahui bahwa konsumsi beras 95% , ubi
kayu 3%, jagung 2%. akan tetapi sebaliknya di daerah-daerah tertentu
masih ada yang mengkonsumsi ubi kayu dan jagung sebagai makanan
pokok setelah beras, oleh karena itu diversifikasi konsumsi pangan pokok
sangat penting dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras
maka perlu mengali potensi yang berbasis non beras untuk memenuhi
kebutuhan pangan.
Seperti halnya bantuan beras miskin (Raskin) Didesa Mekar Sari
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun sebelum adanya penganti
konsumsi makanan pokok yaitu dilakukan secara bertahap sesuai ketentuan
yang berlaku:
a. Tahap pertama pada bulan januari sebesar 25%
b. Tahap kedua pada bulan April sebesar 25%
c. Tahap ketiga pada bulan Juli sebesar 25%
2 Ni Made Suyati Y.P, Diversififkasi Pangan Pokok Berbasis Potensi Lokal Dalam
Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pendesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten
Gunung Kidul, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13 No. 1 Tahun 2006, hlm. 51-52
4
d. Tahap keempat pada bulan Oktober sebesar 25%
Pemberian bantuan beras miskin (Raskin) kepada masyarakat bawah
sangat membantu terutama dalam mencukupi kebutuhan ekonominya.3
Seperti diketahui bahwa Desa Mekar Sari merupakan desa yang
berada di kecamatan pelawan kabupaten sarolangun dengan jumlah
penduduk sebanyak 2,685 jiwa. Desa Mekar Sari memiliki luas daerah 14 km2
dengan permukaan datar dan sedikit berbukit. Desa Mekar Sari dibentuk
pada tanggal 30 November tahun 2006 dengan undang-undang No 02
tanggal 20 september tahun 2006. Dalam hal ini peneliti akan meneliti tentang
Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan
Rumah Tangga Di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten
Sarolangun.4
Ketertarikan ini dikarenakan program Diversifikasi merupakan
sebuah program yang harus di tingkatkan lagi karena kebijakan ini tidak
hanya ditunjukan untuk mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga
dimaksudkan untuk mengubah pola konsumsi masyarakat agar mengonsumsi
bahan pangan yang beraneka ragam dan lebih baik gizinya. Khususnya Desa
Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.5
3 Alimoeso S, Kebijakan BULOG dan Ketahanan Pangan, Diskusi Pembangunan
Pertanian dan Pendidikan Tinggi Pertanian Lustrum XIII Fakultas Pertanian UGM, 2011, hlm.
1011
4 Nainggolan K, Program akselerasi Pemantapan Ketahanan Pangan Berbasis Pedesaan,
Badan Ketahanan Pangan , 2009, hlm. 1015
5 Ariani M, Penguatan Ketahanan Pangan Daerah Untuk Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional, Pusat Analisis Social Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2008, hlm. 1027
5
Tujuan dari Diversififkasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam
Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Di Desa Mekar Sari Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun adalah untuk mengurangi ketergantugan
terhadap beras terutama di desa mekar sari, kerena bantuan beras yang
diberikan oleh pemerintah tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi masyarakatnya. oleh karena itu, masyarakat di desa mekar sari
menganti konsumsi makanan pokok mereka yang semulanya beras diganti
dengan konsumsi makanan yang terbuat dari ubi kayu (Ketela Pohon) yang
disebut tiwul dan makanan yang terbuat dari jagung yang disebut uleg. untuk
mencukupi kebutuhan pangan pokok dari sebelumnya. Adapun jumlah data
konsumsi pangan pokok yang diterima di Desa Mekar Sari yaitu sebagai
berikut:6
Tabel 1.1
Data Konsumsi Pangan PokokDi Desa Mekar Sari
No Konsumsi Pangan
Pokok
2014 2015 2016 2017 2018
1. Beras 85% 80% 75% 70% 65%
2. Ubi Kayu 10% 10% 10% 13% 15%
3. Jagung 3% 5% 10% 10% 10%
4. Beras-Ubi kayu-Jagung 2% 5% 5% 7% 10%
Sumber Data : Bpk Hardiyono, Selaku Sekretaris Kantor Desa Mekar Sari
6 Dokumentasi, Dikantor Desa Mekar Sari, Tahun 2018
6
Dari hasil tabel diatas terlihat jalas bahwa konsumsi makanan
pokok terhadap Beras paling banyak di gemari meskipun sedikit mengalami
penurunan akan tetapi masih digemari dilihat pada tahun 2014-2018 dari
sebesar (85%, 80%, 75%, 70%, 65%). Dan ubi kayu pada tahun 2014-2016
dari sebesar (10%, 10%, 10%) di mana angka konsumsi pangan pokok
terhadap ubi kayu (Ketela pohon) masih tetap dan terlihat meningkat pada
tahun 2017-2018 sebesar (13%, 15%). dan jagung pada tahun 2014-2015 dari
sebesar (3%- 5%) terlihat mengalami peningkatan sedangkan pada tahun
2016-2018 sebesar (10%, 10%, 10%) di mana angka konsumsi pangan pokok
terhadap jagung terlihat tetap dari tahun-ketahun. Sedangkan, konsums pangan
pokok terhadap Beras-Ubi Kayu-Jagung pada tahun 2016-2018 dari sebesar (
2%, 5%, 5%, 7%, 10%) terlihat jelas bahwa angka konsumsi pangan pokok
mengalami peningkatan dari tahun-ketahun meskipun terlihat angka konsumsi
pangan pokok tetap pada tahun 2015-2016.7
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan dikantor desa dalam
konsumsi pangan pokok sudah terlihat jelas bahwa berdasarkan data
menunjukan bahwa konsumsi pangan pokok terhadap beras lebih tinggi
Karena disamping proses pembuatan yang lebih mudah dan beras juga
mudah di temukan. sebaliknya konsumsi pangan pokok terhadap jagung dan
7 MM. Endah Mulat Satmalawati, Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Berbasisi
Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Petahanan Pangan di Kecamatan Kabupaten Timor Tengah
Utara NTT, Seminar Skripsi, 2016, Hlm. 1018
7
ubi kayu ( ketela singkong) hanya sebagian masyarakat yang mengemari
karena proses pembuatan yang cukup lama.
Namun berdasarkan keadaannya bahwa konsumsi pangan pokok di
desa mekar sari masih ada yang mengkonsumsi jagung dan ubi kayu (ketela
pohon) untuk memenuhi kebutuhannya, Selain itu penulis juga melakukan
wawancara dengan bapak Hardiyono selaku sekretaris Desa Mekar Sari
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun menyatakan bahwa hambatan
yang dihadapi oleh setiap masyarakat yaitu:
a. karena akses jalan yang tidak memadai.
b. Kurangnya perhatian dari pemerintah yang membuat masyarakat sering
terlambat menerima bantuan beras (Raskin).
c. Pendapatan ekonomi masyarakatnya yang masih rendah.
Maka membuat sebagian masyarakatnya beralih ke makanan
pokoknya seperti ubi kayu dan jagung demi kelangsungan hidup sehari-hari.
Berdasarkan penomena yang terjadi Di Desa Mekar Sari tersebut maka
penulis tertarik untuk mengangkat judul “Diversifikasi Konsumsi Pangan
Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun”.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini adalah penelititan kualitatif yang hanya menjelaskan
tentang Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan
Ketahanan Rumah Tangga Di Desa Mekar Sari kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun.
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Bahan Pangan Pokok Di
Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun?
2. Bagaimana Upaya Peningkatan Nilai Diversifikasi Konsumsi Pangan
Pokok Produk Dapat Bernilai Di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas antara
lain sebagai berikut:
1. Ingin mengetahaui pemenuhan Diversifikasikomsumsi bahan pangan
pokok Di Desa Mekar Sari kecamatan pelawan kabupaten sarolangun.
2. Ingin mengetahui Upaya Peningkatan Nilai Diversifikasi Konsumsi
Pangan Pokok Produk Dapat Bernilai Di Desa Mekar Sari Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.) Dapat disebarluaskan secara akademik dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang kajian geografi pertanian dan
geografi ekonomi.
9
b.) Dapat disebarluaskan dan digunakan kepada masyarakat yang
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pustaka atau lainnya sesuai
kebutuhan.
2. Manfaat Praktis
a.) Dapat digunakan Sebagai pemecah masalah mengenai pemenuhan
Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan
Ketahanan Rumah Tangga Pendesaan Di Desa Mekar Sari
kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun melalui pendekatan
konpleks wilayah.
b.) Dapat digunakan sebagai kebijakan dalam pemenuhan Diversifikasi
Konsumsi Pangan Pokok Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah
Tangga Di Desa Mekar Sari kecamatan Pelawan Kabupaten
Sarolangun.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Diversifikasi
a.) Diversifikasi
Diversifikasi adalah: suatu proses pemilihan pangan yang tidak
tergantung pada satu jenis pangan saja tetapi lebih terhadap berbagai
bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek pengelolaan, aspek
distribusi, hingga aspek konsumsi pangan pada tingkat rumah
tangga. Diversifikasi pangan ditunjukan pada penganeka ragaman
pangan yang berasal dari pangan pokok dan pangan lain yang
dikonsumsi rumah tangga termasuk lauk-pauk, sayuran, buah-buahan.
10
Hal ini dimaksudkan bahwa semakin beragam dan seimbang komposisi
pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya.8
b.) Diversifikasi pangan
Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan
yang tidak tergantung pada satu jenis pangan saja tetapi lebih
terhadap berbagai bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek
pengelolaan, aspek distribusi, hingga aspek konsumsi pangan pada
tingkat rumah tangga. Diversifikasi pangan ditunjukan pada penganeka
ragaman pangan yang berasal dari pangan pokok dan pangan lain yang
dikonsumsi rumah tangga termasuk lauk-pauk, sayuran, buah-buahan.9
Hal ini dimaksudkan bahwa semakin beragam dan seimbang komposisi
pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya.
c.) Tujuan Diversifikasi Pangan
Penganeka ragaman tanaman pangan ataupun konsumsi pangan
memiliki dua bentuk tujuan dari aspek pelaksanaan, yaitu tujuan
berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dan tujuan bersadarkan aspek kesejahteraan masyarakat
menurut suyati.10
8 Roosganda Elizabeth, Strategi Pencapaian Diversifikasi dan Kemandirian Pangan:
Antara Harapan dan Kenyataan, Jurnal Kemandirian Pangan Volume 06 No. 2 Tahun 2011, hlm.
230
9http://ndhoney.blogspot.com/2009/02/Diversifikasi-pangan-di-indonesia. html diakses
pada 28 november 2018 pukul 22.07
10http://thidiwed.com/pengertian-Diversifikasi/amp/ diakses pada 4 desember 2018 pukul
12.18
11
Fakta yang dihadapi sekarang ini, bahwa pola konsumsi pangan
nasional masih bertumpuh atau tergantung pada satu jenis tenaman
pokok yaitu pada/beras.
1) Tujuan Diversifikasi konsumsi pangan pokok berdasarkan konsep
pembangunan berkelanjutan adalah:
a) Mengurangi ketergantungan impor beras.
Impor beras dilakukan karena adanya ketergantungan pangan
terhadap bahan pangan berupa beras. Melalui diversifikasi
konsumsi pangan diharapkan akan membuat pilihan akan bahan
pangan menjadi semakin beragam. sehingga dapat menekankan
ketergantungan terhadap impor beras.
b) Mencapai pola konsumsi pangan yang tepat.
Ketahanan pangan menitik beratkan pada aspek alokasi
sumber daya ke arah pengunaan yang efisien, fleksibel, dan
stabil dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Salah
satu prinsip pokok dalam pelaksanaan diversifikasi konsumsi
pangan adalah pemanfaatan dan pengoptimalan potensi lokal,
baik berupa potensi tanaman lokal maupun sumber daya
manusia.11
c) Mewujudkan pola pangan harapan.
Diversifikasi konsumsi pangan memiliki sasaran untuk
memberikan nutrisi atau gizi yang memadai bagi pola konsumsi
11 Azahari D.H, Membangun kemandirian pangan dalam rangka meningkatkan
ketahanan nasional,
12
rumah tangga, sehingga akan mampu untuk memenuhi pola konsumsi
sehat dan bergizi di masyarakat.
d) Gizi yang terjangkau oleh semua tingkat pendapatan.
Pola konsumsi nasional yang selama ini banyak bergantung pada jenis
beras menyebabkan harga beras semakin cepat meningkat. Akibatnya,
harga beras semakin lama semakin sulit untuk dijangkau oleh semua
kelompok pendapatan rumah tangga. Melalui diversifikasi konsumsi
pangan diaharapkan akan mampu untuk mengalokasikan pendapatan
memilih jenis komoditi pangan yang relative terjangkau.
2) Tujuan Diversifikasi Konsumsi Pangan Yang terkait dengan mewujudkan
ketahanan pangan adalah:
a.) Aspek ketersediaan (food availability)
Aspek ketersediaan yang dimaksud oleh FAO merujuk pada
pengertian pangan yang di perjual-belikan atau prinsip pasar (market).12
ketersediaan dapat dipenuhi melelui cara menanam sendiri dan
membeli dengan cara impor. Cara impor hanya menjadi cara
alternative yamg dilakukan untuk kebutuhan jangka pendek. Di
negara-negara Indonesian yang masih memiliki potensi lahan
pertanian, maka impor pangan akan menyebabkan semakin
berkurangnya potensi tanaman-tanaman loka. Oleh karenanya, aspek
ketersediaan lebih mempokuskan pada upaya dimana salah satunya
melalui penganekaragaman diversifikasi pangan.
12 Hutabarat B, Diversifikasi Pangan: Analisis Masalah dan Strategi Pengembangan,
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1987, hlm. 14-17
13
b.) Aspek Stabilitas Ketersediaan (Stability of Supplies)
Ketahanan pangan diartikan pula sebagai kemampuan untuk
memnuhi kecukupan panganmasyarakat dari waktu ke waktu. Kecukupan
diartikan sebagai kecukupan kuantitas maupun kualitas, baik dengan
menggunakan prinsip memproduksi sendiri ataupun membeli dengan cara
impor. Stabilitas ketersediaan pangan memfokuskan pada aspek
kepengelolaan tanaman pangan, baik dari segi produksi tanaman pangan
maupun pengaturan konsumsi pangan.
c.) Aspek Keterjangkauan (Access to Supplies)
Ketahanan pangan salah satunya diwujudkan pula berdasarkan
prinsip bahwa ketersediaan pangan harus dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan pendapatan masyarakat. Aspek keterjangkauan berarti
memfokuskan pada segala sesuatu yang mempengaruhi keseimbangan
permintaan dan penawaran komoditi pangan. Ini berarti pulajika
keterjangkauan akan memperhatikan aspek kuantitas dan keberagaman
pilihan komoditas pangan, sehingga harga komoditas pangan akan lebih
terjangkau oleh seluruh lapisan pendapatan.
d.) Aspek Konsumsi Pangan (Food Utilization)
Aspek konsumsi pangan memfokuskan pada penyediaan pangan
yang bermutudan bergizi yang dikonsumsi oleh keluarga/masyarakat.
Dinegara-negara tertentu, seperti Indonesia, selain masalah mutu dan gizi,
diperhatikan pula aspek halal konsumsi. Mengenai mutu dan gizi pangan
14
yang dikonsumsi akan berdampak pada pembentukan kualitas sumber
daya manusia di suatu Negara.13
2. Pengertian Konsumsi Pangan Pokok
a. Konsumsi pangan pokok
Konsumsi pangan pokok adalah makanan paling utama yang
dimakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.Konsumsi pangan
pokok ini umumnya menyediakan nutrisi yang cukup bagi tubuh
manusia dan bisa untuk mempertahankan hidup sesuai dengan iklim
serta keadaan di lingkungannya. Macam-macam konsumsi pangan pokok
misalnya beras, jagung, gandum, sagu, singkong, roti dan sebagainya
yang menjadi bahan utama ketika makan. Biasanya manusia
mengkonsumsi pangan pokok disertai dengan makanan tambahan
seperti lauk pauk, keju, mentega dan sebagainya sesuai dengan jenis
konsumsi pangan pokok mereka.
Makanan selain dari pangan pokok disebut makanan sampingan
yang merupakan tambahan atau pelengkap yang bisa berupa lauk pauk
atau makanan lainnya. Makanan tambahan bukan merupakan bahan
utama karena bisa diganti dengan makanan lainnya sesuai dengan selera
manusia setiap hari. Makanan tambahan yang dimakan bersama
makanan pangan pokok ini berfungsi untuk membantu menggugah
selera serta untuk mengindari rasa bosan saat makan.
13Amang B, Kebijakan pangan nasional, Penerbit PT Dharma Karsa Utama Jakarta
Cetakan I, 1995, hlm. 23-24
15
Makanan pangan pokok menimbulkan sifat ketergantungan
bagi manusia. Misalnya, manusia akan tetap merasa lapar atau merasa
belum sempurna jika belum memakan makanan pangan pokok walaupun
sebelumnya telah memakan makanan lainnya. Makanan pangan pokok
termasuk ke dalam salah satu kebutuhan pangan pokok manusia.14
b. Pola konsumsi pangan pokok
Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang
mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata- rata per orang per hari
yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu
tertentu. Pola konsumsi pangan di Indonesia masih belum sesuai
dengan pola pangan ideal yang tertuang dalam pola pangan harapan.
Seperti Konsumsi dari kelompok padi-padian ( beras, jagung, terigu ).
c. Fungsi konsumsi pangan pokok
Fungsi konsumsi pangan pokok adalah yaitu mengambarkan sifat
hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian
dan pendapatan perekonomian.
d. Factor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan pokok
Keadaan ekonomi yang tidak konstan menjadi salah satu kendala di
perekonomian yang berdampak pada konsumsi yang tidak stabil,
karena kebutuhan yang banyak dan ekonomi yang minim. Konsumsi
14http://id.m.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi_pangan. diakses pada 28 november 2018
pukul 22.06
16
sendiri adalah suatu kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan
nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.15
Faktor-fakror yang mempengaruhi konsumsi, besar kecilnya konsumsi
yang dilaukan seseorang dipengaruhi oleh:
1.Pendapatan
2. Perkiraan harga dimasa mendatang
3. Harga barang yang bersangkutan
4. Ketersediaan barang dan jasa
3. Penegertian Ketahanan pangan Rumah Tangga
a. Ketahanan pangan rumah tangga
Konsep ketahanan pangan rumah tangga di pedesaanberdasarkan definisi
ketahanan pangan dari FAO (1996) dan UU RI No. 7 tahun 1996,
memiliki pengertian yang selektif.Ketahanan pangan yang mengadopsi
definisi dari FAO, mempunyai 4 komponen yang harus dipenuhi untuk
mencapai kondisi ketahanan pangan, yaitu:
1) Kecukupan ketersediaan pangan
Ketersediaan bahan pangan dalam rumah tangga yang dipakai
dalam pengukuran untuk mengacu pada pangan yang cukup dan
tersedia dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
rumah tangga. Penentuan jangka waktu ketersediaan makanan
pokok di pedesaan, biasanya dilihat dengan mempertimbangkan
jarak antara musim tanam dengan musim tanam berikutnya.
15 Rachman H.P.S, Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia,
Permasalahan dan Implikasi Untuk Kebijakan dan Program PSEKP, 2008, hlm. 140-154
17
Perbedaan jenis makanan pokok yang dikomsumsi antara dua
daerah juga membawa implikasi pada penggunaan ukuran yang
berbeda.16
Ukuran ketersediaan pangan yang mengacu pada jarak waktu
antara satu musim panen dengan musim panen berikutnya hanya
berlaku pada rumah tangga dengan sektor pertanian sebagai
sumber mata pencaharian pokok. Dengan kata lain, ukuran
ketersediaan makanan pokok tersebut memiliki kelemahan jika
diterapkan pada rumah tangga yang memiliki sumber penghasilan
dari sektor non-pertanian.
2) Stabilitas ketersediaan
Stabilitas ketersediaan bahan pangan di tingkat rumah tangga diukur
berdasarkan kecukupan ketersediaan bahan pangan dan frekuensi
makan pada anggota rumah tangga dalam sehari. Satu rumah tangga
dikatakan memiliki stabilitas ketersediaan bahan pangan jika
mempunyai persediaan bahan pangan diatas cutting point ( 240
hari untuk Provinsi Lampung dan 360 hari untuk Provinsi NTT )
dan anggota rumah tangga dapat makan 3 (tiga) kali sehari sesuai
dengan kebiasaan makan penduduk di daerah tersebut.
16http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/pengertian-ciri-ciri-dan-tujuan-konsumsi-
lengkap/ diakses pada 28 november 2018 pukul 22.13
18
3) Aksesibilitas/keterjangkauan terhadap pangan
Indikator aksesibilitas / keterjangkauan dalam pengukuran
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dilihat dari kemudahan
rumah tangga memperoleh pangan, yang diukur dari pemilikan
lahan ( misal sawah untuk provinsi Lampung dan ladang untuk
provinsi NTT ) serta cara rumah tangga untuk memperoleh pangan.
4) Kualitas/Keamanan pangan
Berdasarkan kriteria ini rumah tangga dapat diklasifikasikan dalam
tiga kategori, yaitu: Rumah tangga dengan kualitas bahan pangan
baik adalah rumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk lauk-
pauk berupa protein hewani dan nabati atau protein hewani
saja.17
a. Rumah tangga dengan kualitas bahan pangan kurang baik adalah
rumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk lauk-pauk berupa
protein nabati saja.
b. Rumah tangga dengan kualitas bahan pangan tidak baik adalah
rumah tanggayang tidak memiliki pengeluaran untuk lauk-pauk
berupa protein baik hewani maupun nabati.
b. Tujuan katahanan pangan Rumah Tangga
Secara rinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi tingkat produksi, ketersediaan panganbagi
masyarakat didesa-desa.
17 Hermanto, Ketahanan Pangan Indonesia Di Kawasan ASEAN, Forum Penelitian
Agro Ekonomi, 2015, hlm. 22-23
19
2. Mengetahui dan mengidentifikasi tingkat aksesibilita
keterjangkauan pangan bagi rumah tangga di desa-desa .18
c. Peran dan Fungsi Dalam Ketahanan Rumah Tangga
Masing-masing rumah tangga mempunyai peran dan fungsi
tersendiri.Namun secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan hidup, bekerja, mencari pangan, dan
Kebutuhan sehari-hari. Setiap inidvidu didalam rumah tangga
perlu untuk memenuhikebutuhan hidup tersendiri namun tetap saling
membantu satu sama lainsesuai peran dalam rumah tangga.19
2) Sandang, danpapan. Kegiatanbelajar untuk anak, penyediaan dan
pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain
yangmenyangkut kebutuhan rumah tangga.
3) Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat
meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan
surat-surat penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah
tangga (kartu keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya).
4) Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatanber-
negosiasi, kegiatan berhubungan antar keluarga dan kegiatan sosial
18 Soedjana T.D, Paertisipasi Konsumsi Sebagai Alat Ukur Status Ketahanan Pangan,
2013, Hlm. 166
19 Vini Arumsari, Peran Wanita Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Pada Tingkat
Rumah Tangga Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Volume 10 No. 1 Tahun 2008, hlm. 73
20
lainnya.Untuk mempererat tali silaturrahmi antar sesama sebagai
makhluk sosial.20
5. Pola Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
Desa Mekar Sari Kecamatan pelawan adalah salah satu desa
di kecamatan pelawan kabupaten sarolangun yang memiliki potensi
ketersediaan pangan pokok lokal yang beragam yaitu seperti baras
dan ubi kayu (ketela pohon) serta jagung. dimana Sebagian penduduk di
daerah kecamatan pelawan yaitu penduduk jawa, sedangkan yang
mengonsumsi pangan pokok seperti beras adalah sebagian besar
penduduk melayu dan yang mengonsumsi jagung dan ubi kayu (ketela
pohon) adalah sebagian penduduk jawa. sebagian dari Penduduk tersebut
akan lebih banyak mengonsumsi beras apabila masa panen telah tiba di
banding mengonsumsi ubi kayu (ketela pohon ). Biasanya ketela pohon
yang dikonsumsi akan di buat dalam bentuk tiwul yang merupakan
salah satu bentuk olahan dari ubi kayu (ketela pohon ) sebagai
penganti beras sebelum masa panen padi tiba, biasanya masyarakat juga
mencampurnya secara bersama-sama kemudian menjadi nasi tiwul yaitu
campuran antara tiwul dan nasi dengan perbandingan 2:1 makan
dengan olahan ini biasaya hanya digemari oleh masyarakat sebagian
20 Purwantini, Peningkatan Partisipasi dan Konsumsi Ubi Jalar Langka Strategis
Pengembangan Diversifikasi Pangan Dalam Prosiding Era Baru Pembangunan Pertanian.
Strategi Masalah Pangan : Bionergi dan Perubahan Iklim,Pusat Analisis Social Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian, 2011, hlm. 129-149.
21
kecil. di samping itu karena proses pembuatan yang lebih mudah juga
harga yang relative lebih murah.21
Di daerah penelitian ada 3 jenis pangan pokok yang dikonsumsi
oleh masyarakat pendesaan yaitu beras, ketela pohon (ubi kayu),
jagung. Dengan pola konsumsi yang berbeda-beda. Menunjukan adanya
diversifikasi konsumsi pangan pokok dan beras masih mendominasi
dibanding pangan pokok lainnya. Pola diversifikasi konsumsi pangan
pokok seperti beras paling banyak di gemari (65%) disamping proses
pembuatan yang lebih mudah dan harganya terjangkau dan mudah
ditemukan.
G. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok telah
banyak dibahas dan dikupas dalam bentuk buku, karya ilmiah, skripsi
maupun tesis, namun belum ada penelitian yang sama persis dengan
penelitian ini. Dalam membahas masalah tentang Diversifikasi Konsumsi
Pangan Pokok ini penulis melakukan telaah terhadap karya ilmiah atau
penelitian untuk mengetahui lebih dalam mengenai persoalan yang
penulis kaji.
Berikut ini adalah beberapa karya ilmiah yang membahas
tentang Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok permasalahannya, antara
lain:
21 Kadariah, Analisis Pendaptan Nasional, 2002, hlm. 233
22
Tabel 1.2
Tinjauan Pustaka
NO Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan
dan
Perbedaan
1. Ni Made
Suyastiri,
Skripsi
Fakultas
pertanian
UNP,
Yogyakarta,
2008
Diversifikasi
Konsumsi
Pangan Pokok
Berbasisi Potensi
Lokal Dalam
Mewujudkan
Ketahanan
Pangan Rumah
Tangga Di
pendesaan
Di kecamatan
Semin
Kabupaten
Gunung Kidul.
Penelitian ini
mengkaji
hubungan
pendapatan
rumah tangga
Diharapkan
akan
terwujudnya
pola konsumsi
pangan
masyarakat
yang bergizi,
beragam dan
berimbang.
Persamaannya
yaitu sama-
sama mebahas
tentang
hubungan
pendapatan
rumah tangga
masyarakat.
Perbedaannya
yaitu peneliti
meneliti
pekerjaan
masyarakat
terhadap
pendapatan
rumah tangga.
2. Vini
Arumsari,
Jurnal
Analisis Data
Susenas,
Yogyakarta,
2008
Peran wanita
Dalam
Mewujudkan
Ketahanan
Pangan Pada
Tingkat Rumah
Tangga Di
Kabupaten
Sleman Daerah
Penelitian ini
menunjukan
bahwa,
kandungan gizi
di dalam bahan
pangan beras
yang
dikonsumsi
oleh suatu
Persamaannya
yaitu sama-
sama meneliti
kandungan gizi
yang terdapat
dalam konsumsi
makanan
pokok.
Perbedaanya
23
Istimewa
Yogyakarta.
rumah tangga
merupakan
tolak ukur dari
ketahanan
pangan rumah
tangga
tersebut.
yaitu peneliti
meneliti
kandungan gizi
konsumsi
makanan pokok
yang
terkandung
dalam jagung
dan ubi kayu.
3. Roosganda
Elizabeth
Jurnal Pusat
Analisis
Sosial
Ekonomi dan
Kebijakan
Pertanian,
Bogor, 2011
Strategi
Pencapaian
Diversifikasi dan
Kemandirian
Pangan: Antara
Harapan dan
Kenyataan
Penelitian ini
menunjukan
bahwa,
diversifikasi
pangan untuk
pencapaian
pangan yang
beragam,
antara lain: 1)
meningkatkan
optimalisasi
pemanfaatan
sumber daya
pertanian. dan.
2)
mewujudkan
ketahanan
pangan yang
merupakan
kewajiban
bersama
pemerintah dan
Persamaannya
yaitu sama-
sama membahas
untuk
pencapaian
pangan pokok
yang beragam
seperti sumber
daya manusia
dan sumber
daya alam.
Perbedaannya
peneliti meneliti
pencapaian
konsumsi
pangan pokok
seperti jagung
dan ubi kayu
yang
merupakan
kewajiban
bersama
24
masyarakat. pemerintah dan
masyarakat.
4. Badan
Litbang
Pertanian,
Departemen
pertanian dan
Dewan
ketahanan
pangan,
Jakarta, 2005
Ketahanan
Pangan di
Indonesia di
Kawasan Asean.
Ketersediaan
pangan
merupakan
persyaratan
utama
terciptanya
ketahanan
pangan karena
pada subsisten
inilah awal dari
bahan pangan
diproduksi.
termasuk
bahan pangan
pokok dunia
utamanya
beras, minyak
sawit, dan
Selanjutnya
akan dibahas
ketersediaan
empat
komoditas.
Persamaannya
yaitu sama-sama
membahas
tentang
ketersedian
pangan pokok
seperti beras,
minyak sawit.
Perbedaannya
peneliti meneliti
tentang
ketersediaan
pangan pokok
terhadap jagung
dan ubi kayu
untuk
masyarakat
dalam
kebutuhan
sehari-hari.
5. MM. Endah
Mulat
Satmalawati,
Skripsi
Fakultas
Diversifikasi
Konsumsi
Pangan Pokok
Berbasis Potensi
Lokal Dalam
Penelitian ini
menunjukan
bahwa, secara
umum untuk
mengetahui
Persamaannya
yaitu sama-sama
membahas
factor-faktor
yang
25
Pertanian
Universitas
Timor,
Denpasar
Bali, 2016
Mewujudkan
Ketahanan
Pangan
Dikecamatan
Insana Barat
Kabupaten
Timor Tengah
Utara NTT.
factor-faktor
yang
mempengaruhi
pola
diversifikasi
konsumsi
pangan pokok
berbasis
potensi lokal
dalam rumah
tangga seperti:
(pendidikan
kepala rumah
tangga,
pekerjaan
kepala rumah
tangga, dan
jumlah anggota
rumah tangga
dengan
konsumsi
makanan
pokok rumah
tangga.
mempengaruhi
diversifikasi
pola konsumsi
pangan pokok
seperti :
pendidikan,
pekerjaan,
jumlah anggota
keluarga.
Perbedaanya
peneliti meneliti
factor-faktor
diversifikasi
konsumsi
pangan pokok
seperti:
pendapatan
ekonomi
masyarakat
yang rendah,
harga pangan
pokok
meningkat.
Sumber: Penelitian Terdahulu
Karya-karya yang telah penulis paparkan di atas berbeda dengan skripsi
yang penulis kaji, yang berjudul “Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
Dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Study Kasus di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun”.
26
Dalam skripsi ini penulis mengkaji bagaimana Pemenuhan Diversifikasi
Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar Sari, Upaya peningkatan nilai
Diversifikasi konsumsi pangan pokok produk dapat bernilai di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.
27
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk deskriptif kualitatif,
metode penelititna deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat
tertentu. Deskriptif berasal dari bahasa latin “desvriptivus” yang berati
uraian. Penelititan deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku
subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif
berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada,
keadaan jalan menurut apa adanya saat penelitian.22
B. Lokasi penelitian
Tempat atau lokasi yang menjadi subjek penelitian adalah Desa Mekar Sari
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah wawancara dan
dokumentasi.
C. Jenis dan Sumber Data
a) Jenis Data
Jenis data dibagi dalam dua kategori, yakni data primer dan data
skunder. Penjelasan kedua jenis data tersebut adalah sebagai berikut:
22 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Cet. Ke 1, Jakarta : Referensi,
2013, hlm. 10-11
28
1.) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan
lat lainnya.Data primer merupakan datayang diperoleh dariKepala
Desa maupun Kepala Dusun di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun. Sebagai populasinya adalah seluruh
masyarakat petani yang berjumlah 704 KK dan sampelnya sendiri
adalah 80 0rang sebelumnya.23
2.) Data Skunder
Data Skunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung oleh peneliti, tetapi telah berjenjang melalui sumber
tangan kedua atau ketiga. Data skunder biasanya telah tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen. 24
Dalam penelitian ini adalah data pendukung yang diambil dari
pihak desa mekar sari kecamatan pelawan kabupaten sarolangun.
Data skunder meliputi buku atau dokumentasi yang berkaitan dengan
diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal dalam
mewujudkan ketahanan rumah tangga di Desa Mekar Sari Kecamatan
Pelawan Kabupaten Sarolangun.
23 Joko Subagyo, Metedologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1999, hlm. 87
24 Sumadi Suryabrata, Metedologi Penelitian, PT. Rajagrafindo Persada, 2006, hlm.39
29
b) Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana
data diperoleh. Sumber data yang berupa responden dan berupa
imforman dikatakan juga sebagai sumber data berupa orang atau
(person). Sumber data peristiwa-peristiwa atau kejadian-kajadian
selama observasi berlangsung dikatakan juga sumber data sebagai
tempat (place). Sedangkan sumber data berupa dokumen-dokumen
atau berupa literatur-literatur pustaka dikatakan juga sebagai
sumber data berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol.
D. Metode Pengumpulan Data
Ada dua cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam
penelitian ini.
a. Riset Lapangan (field research)
Dalam riset lapangan ini, peneliti mencoba mendapatkan data primer
dengan menggunakan tiga metode25 :
1. Observasi
Adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki. Penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti dan langsung di
Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo dengan
25Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2009)
30
mengamati gejala-gejala serta aktifitas yang dilakukan masyarakat
untuk memperoleh data yang real dan signifikan.
2. Wawancara
Adalah suatu percakapan dan tanya jawab lisan antara
pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden),
baik dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan
diarahkan kepada suatu masalah tertentu. Dalam hal ini yang menjadi
responden adalah masyarakat yang berada di Desa Pagar Puding
Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Wawancara akan dilakukan
dengan terbuka, artinya penelitian hanya menyediakan daftar
pertanyaan secara garis besar dan para responden diberikan
keleluasaan dalam memberikan jawaban.
3. Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal yang ada
hubungannya dengan masalah yang hendak penulis kaji, yang berupa
laporan, buku harian, surat pribadi, notulen rapat, catatan kasus
dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya. Dalam hal ini penulis
menggunakan dokumentasi yang langsung diambil dari objek
penelitian di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten
Tebo.
31
b. Riset Kepustakaan (library research)
Dalam riset kepustakaan ini peneliti membaca, meneliti, dan
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah, buku-buku, artikel,
jurnal, dan informasi tertulis lainnya, khususnya yang berhubungan
dengan Diversifikasikonsumsi pangan pokok.
Melalui riset ini akan didapatkan konsep, teori, dan definisi-definisi
yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa
melalui proses penulisan. Data yang diperoleh melalui data ini
merupakan data sekunder.
E. Teknik Pengelolaan Data
Data yang berhasil dihimpun oleh penulis kemudian diolah dengan
menggunakan teknik pengolahan data dengan tahap sebagai berikut:
a. Organizing
Yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. Penulis
melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan
menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis
dalam menganalisa data.
b. Editing
Yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama
dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data
32
yang ada dan relevansi dengan penelitian. Dalam hal ini penulis akan
mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja.
c. Analizing
Yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari
penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta
yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar penulisa skripsi tidak keluar dari jalur pembahasan, dan
tidak terjadi pelebaran dari pembahasan ini, maka penulis membuat
sistematika penulisanyang akan menjadi panduan dalam penulisn
skripsi ini, dan menjadi ringkasan dari pemabahasan-pembahasan yang
ada didalam setiap babnya berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN: membahas tentang garis besar penulisan
penelitian, yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian, kerangka teori
dan tinjauan pustaka.
BAB II METODE PENELITIAN: membahas tentang metode penelitian
yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, teknik pengelolaan data dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN: berisi data
tentang lokasi penelitian meliputi gambaran desa Mekar Sari kecamatan
33
Pelawan kabupaten Sarolangun, Visi, Misi, dan Struktur desa Mekar Sari,
dan aspek kondisi keagamaan, pendidikan dan sosial budaya.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN: yang berisikan
pemenuhan diversifikasi konsumsi pangan pokok di desa Mekar Sari
kecamatan Pelawan kabupaten Sarolangun, dan upaya peningkatan nilai
diversifikasi konsumsi pangan pokok produk dapat bernilai di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun.
BAB V PENUTUP: merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dari
seluruh isi skripsi, saran-saran dari penulis dan kata penutup.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANDESA MEKAR SARI
KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN
A. Deskripsi Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabaputen Sarolangun
1. Deskripsi Wilayah Desa Mekar Sari
Desa Mekar Sari adalah Desa Eks Transmigrasi yang datang dari
beberapa Daerah Seperti Yogyakarta, Jawa Barat dan terdiri dari beberapa
Daerah lain di Indonesia,Desa ini pertama sekali adalah hutan
belantara.pada tahun 1979 datanglah penduduk Transmigrasi dengan
jumlah 45 KK dan sebanyak 135 jiwa, kemudian pada tahun 1980 Barulah
Terbentuk Singkut VII Blok B, Blok C, dan Blok D.Nama Desa ini
pertama kaliAdalah Desa Pematang Kolim. Dan Pada tanggal 30
November 2006 Singkut VII Blok D dan Blok C Resmi menjadi Desa
Mekar Sari.
Desa Mekar Sari resmi menjadi desa devinitif sekitar tahun 2006
pecahan dari desa induk yaituDesa Pematang Kolim.Sejak di Mekarkan
Desa Mekar Sari pada tahun 2006 kepala desa pertama adalah Pjs H.
Rohendi dan sekretaris desa adalah Suhargo dan Pada tanggal 30 Mei
(2007-2012) terbentuklah Kepala Desa Definitif yang Bernama Waryadi
dan Seketaris Desa Hardiyono.danPada tahun 2012-2017kepala Desa
Mekar Sari Adalah Saepudin dan Seketaris Hardiyono yang masih
menjabat hingga sekarang.
35
Desa Mekar Sari kerap di kunjungi masyarakat dari awal
berdirinya, mereka adalah penduduk dari daerah lain yang menetap
membuka lahan pertanian dan perkebunan seperti Jagung ,Ubi Kayu, dan
sebagainya. Secara geografi Desa Mekar Sari terletak di sebelah Timur
Kecamatan Pelawandengan suhu ratarata 25-28 derajat Celcius.
a) Obitasi jarakyang di tempuh Desa Mekar Sari adalah sebagai berikut:
ibu kota ke kecamatan terdekat kurang lebih 18 Km,
ibu kota ke kecamatan 60 menit,
ibu kota ke kabupaten kurang lebih 29 Km,
dan lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten 1,5 jam26.
b) batas-batas wilayah Desa Mekar Sari adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Lubuk Sepuh
Sebelah selatan : Desa Pematang Kolim
Sebelah Barat : Desa Pematang Kolim
Sebelah Timur : Desa Nibung (Sumatera Selatan)
Tabel3.1
Luas Wilayah Desa Mekar Sari
No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan
1. Pemukiman 207 Ha
2. Petanian Sawah - Ha
3. Ladang/Tegalan 10 Ha
4. Hutan 125 Ha
5. Rawa-Rawa 20 Ha
6. Perkantoran 0,5 Ha
26Data dikutip dari kantor Desa Mekar Sari tanggal 15 mei 2019
36
7. Sekolah 4 Ha
8. Jalan 1,5 Ha
9. Lapangan Sepak Bola 2 Ha
Luas wilayah desa mekar sari 14 km² yang terdiri dari pemukiman,
ladang/ tegalan, perkebunan, hutan, rawa-rawa, perkantoran, sekolah,
jalan, dan lapangan sepak bola. Keadaan topografi desa Mekar Sari dilihat
secara umummerupakan daerah yang dialiri sungai Tembesi. Yang
beriklim sebagaimana desa-desa di kabupaten Sarolangun mempunyai
iklim musim kemarau dan musim penghujan. Hal tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam perkebunan masyarakat di desa
Mekar Sari.27
Berdasarkan dari hasil pemukhtahiran data keluarga tahun 2017
bahwa jumlah penduduk desa mekar sarikecamatan pelawan tercatat
sebanyak 3.947 jiwa yang terdiri dari 1.262 jiwa laki-laki dan 1.316 jiwa
perempuan, dan jumlah 777 KK keluarga. dengan perincian data sebagai
berikut:28
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1.262 1.316 3.947
27Ibid.17 28Ibid
37
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa
Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun antara jumlah laki-
laki dan perempuan sama rata jumlahnya.
B. Visi, Struktur dan Misi Desa Mekar Sari
a. Visi Desa Mekar Sari
1) Terwujudnya Desa Mekar Sari Yang Lebih Maju Dan Mandiri
Rumusan Visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang
luhur untuk memperbaiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pelaksanaan Pembangunan di Desa Mekar Sari baik secara individu
maupun kelembagaan sehingga 6 (enam) tahun ke depan Desa Mekar
Sari mengalami suatu perubahan yang lebih baik dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi dengan dilandasi
semangat kebersamaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pelaksanaan Pembangunan.
b. Misi Desa Mekar Sari
1. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang berbasis Pertanian
dan Agrobisnis.
2. Meningkatkan sumberdaya Manuasia melalui bidang Pendidikan,
Kesehatan, dan Pengembangan Nilai-nilai Agama.
3. Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat melalui
penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik.
38
c. Struktur Desa Mekar Sari
1) Pemerintah Desa Mekar Sari
Kepala Desa : Abu Bakar
Sekretaris Desa : Hardiyono
Kaur Pemerintahan : Sulistion
Kaur Umum : Kasmat
Kaur Keuangan : Rudi Sunardi
Kaur Pembangunan : Isluman
2) Kepala Dusun Desa Mekar Sari
Dusun Sindang Sari : Neto Sutrisno
Dusun Suka Makmur: UU Suryana
Dusun Suka Mukti : Dasep Kurniawan
Dusun Tanjung Sari : Suparman
Dusun Lubuk Sari : Suharjono
3) Kepala RT Desa Mekar Sari
RT 1 : Casa Ruslan
RT 2 : Edi Sukirno
RT 3 : Damen
RT 4 : Daswak
RT 5 : Rahmat
RT 6 : Puryanto
RT 7 : Teteng
RT 8 :Yunus Permana
39
RT 9 :Sutisno
RT 10 :Selamat
RT 11 :Supangat
RT 12 :Cece Suryono
RT 13 :Sarman
RT 14 :Encang
RT 15 :Yayat
RT 16 :Asep Nurdin
RT 17 :Edi Yono
RT 18 :Heri Maryadi
RT 19 :Bambang Sumardi
RT 20 :Nanang Suparmin
RT 21 :Sutrisno
C. Aspek Kondisi Ekonomi, Keagamaan, Pendidikan dan Sosial
Budaya Desa Mekar Sari
a) Aspek Ekonomi
Tingkat ekonomi adalah faktor yang sangat dominan dalam
dinamika masyarakat, sehingga kemajuan suatu masyarakat sering
disimbolkan dengan tingkat usaha yang dilakukan masyarakat itu
sendiri. Penduduk Desa Mekar Sari tergolong dalam penduduk
ekonomi menengah ke bawah. Penduduk Desa Mekar Sari
berdasarkan pencatatan penduduk tahun 2017 berjumlah 3.947 jiwa
40
dengan memiliki pekerjaan yang beraneka ragam, seperti Pegawai
Negri Sipil, Wiraswasta, Petani, Tukang, Dan Buruh.
Tabel 3.3
Mata Pencarian Penduduk Desa Mekar Sari
No Pekerjaan Jumlah
1. Pegawai Negri Sipil 36
2. Wiraswasta 32
3. Petani 704
4. Tukang 29
5. Buruh 129
Dari mata pencarian tersebut diketahui bahwa petani adalah jenis
mata pencarian terbanyak di desa Mekar Sari. Hal itu menunjukkan bahwa
masyarakat Desa Mekar Sari termasuk masyarakat agraris dengan mata
pencaharian sebagai petani dan menggantungkan hidupnya dari hasil
pertanian. Selain itu, jenis mata pencaharian paling banyak adalah Jagung,
Ubi Kayu, dan karet, yaitu di mana jagung dan ubi kayuketika masa panen
tiba akan di jual ke pasar atau di jadikan olahan makanan seperti tapai,
tiwul, Keripik, Getuk, dan di jadikan sebagai konsumsi pangan pokok .
Sedangkan, karet adalah orang yang memiliki lahan karet atau orang yang
bekerja di lahan karet orang lain sebagai tambahan penghasilan dengan cara
di deres dan biasanya mandapat hasil perminggu yang di jual ke tengkulak
karet.
Di sisi lain, kaum pemuda rata-rata memilih bekerja menjadi
karyawan swasta atau karyawan pabrik, dan tukang.
41
b. Aspek Agama
Ditinjau dari segi agama, seluruh masyarakat Desa Mekar Sari
beragama Islam. hal itu dapat dilihat dari catatan monografi Desa Mekar
Sari yang merupakan data jumlah penduduk pemeluk agama, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Agama di Desa Mekar Sari29
No Agama Jumlah
1 Islam 2,561
2 Kristen protestan - 67
3 Kristen Khatolik - 57
4 Hindu -
5 Budha -
Adapun dalam menjalankan ibadah tidak lepas dari sarana dan prasarana
yang ada. Di Desa Mekar Sari terdapat 16 sarana tempat untuk ibadah,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sarana Ibadah di Desa Mekar Sari30
No Tempat ibadah Jumlah
1 Masjid 9 unit
2 Mushola 5 unit
3 Gereja Khatolik 1
4 Gereja Protestan 1
5 Pura -
29 Data dikutip dikantor desa Mekar Sari 15 mei 2019
` 30 Ibid
42
6 Klenteng -
Jumlah 16 unit
c. Aspek Pendidikan
Tabel 3.6
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mekar Sari 31
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1. SD 1.200
2. SMP 310
3. SLTA 412
4. Perguruan Tinggi 40
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pagar
Puding apabila ditinjau dari pendidikannya, maka terlihat bahwa jumlah
yang tamat SD lebih besar dibandingkan dengan tamatan lainnya yaitu
sebanyak 1.200 namun, saat ini masyarakat Desa Mekar Sari sudah mulai
sadar akan pentingnya pendidikan, karena mulai banyak masyarakat yang
menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang Perguruan Tinggi. Hal
tersebut terlihat dari semakin meningkatnya jumlah lulusan dari Perguruan
Tinggi atau meningkatnya masyarakat yang menjadi sarjana tiap tahunnya.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan dapat digunakan sebagai acuan
untuk lebih meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Desa Mekar Sari.
31Ibid
43
Sementara itu, untuk menunjang pendidikan masyarakat terdapat
sarana dan prasarana yang tersedia, yaitu 3 gedung PAUD/TK, 3 gedung
Sekolah Dasar(SD), 1 Madrasah dan 1 SLTA, 1 SMP.
d. Sosial Budaya
Masyarakat Desa Mekar Sari memiliki kehidupan sosial budaya
yang masih kental, Nilai-nilai budaya dan tata pembinaan hubungan antar
masyarakat di lingkungan Desa Mekar Sari ini masih merupakan warisan
nilai budaya dari leluhur pendahulu. Disamping itu, masih kuatnya tenggang
rasa dengan sesama manusia terlebih tetangga serta lebih mengutamakan
asas persaudaraan diatas kepentingan pribadi yang menjadi bukti nyata
terjaganya sebuah nilai-nilai sosial dimasyarakat. Sementara itu, kegiatan-
kegiatan ritual yang masih membudaya di tengah-tengah masyarakat
adalah:8
a) Aqiqah,
yaitu setelah 7 hari bayi lahir dengan dibacakan bacaan Maulid Nabi
kemudian dilanjutkan cukur rambut si bayi dan pemberian nama si bayi.
Aqiqah ini memiliki ketentuan tersendiri, untuk bayi laki-laki itu dengan
aqiqah 2 kambing dan untuk bayi perempuan aqiqah 1 kambing.
b) Dalam pembangunan sebuah rumah
44
Biasanya sebelum dimulai, ada doa bersama dulu agar saat
membangun rumah diberi kelancaran dan ditutup dengan menyantap
hidangan yang sudah disediakan oleh orang yang membuat rumah.
c) Dalam hal kematian,
di Desa Mekar Sari ada kerukunan yang mengelola jika ada warga
yang meninggal, yaitu dengan warga sama-sama membantu acara
pemakaman dari memandikan, mengapankan, mensholatkan hingga
sampaiacara menguburkan mayat. Dan tak terlepas dari itu bagi bapak-
bapak salama 7 malam mambaca yasin, tahlil beserta do,a di rumah duka
yang dihadiahkan kepada orang yang meninggal. Selain acara tujuh hari,
acara berziarah dan pembacaan Al- Qur’an tersebut juga dilakukan pada
acara kematian ke 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari.
Selain tradisi-tradisi yang dipaparkan pada paragraf diatas,
masyarakat Desa Mekar Sarijuga mempunyai banyak ritual keagamaan yang
biasa dilakukan. Misalnya yaitu Yasinan yang dilakukan setiap malam
jum’at secara bergiliran di rumah bapak-bapak, dan setiap hari Sabtu acara
pengajian di rumah ibu-ibu yang juga dilakukan secara bergiliran.
Kemudian setiap Bulan Ramadhan juga terdapat tadarusan Al-Qur’an setiap
malam setelah Shalat Tarawih, serta pada malam ke 21 Ramadhan terdapat
acara khataman Al-Qur’an yang dilakukan di Masjid atau Mushola setelah
tarawih, dimulai dengan tahlilan kemudian khataman dan juga diisi
pengajian oleh Pak Kyai sebelum akhirnya ditutup dengan membagikan
45
bingkisan makanan yang sudah disiapkan oleh warga saat berangkat shalat
tarawih.
D. Pengelompokkan dan Jenis Petani Desa Mekar Sari
Jumlah petani yang ada di Desa Mekar Sari adalah 704 kk , dengan
luas lahan yang beda-beda serta hasil panen yang diperoleh juga berbeda
dari setiap petani.Berikut adalah tabel pengelompokkan petani yang ada di
Desa Mekar Sari berdasarkan luas lahan yang dimiliki oleh petani :
Tabel 3.7
Pengelompokkan Petani berdasarkan luas lahan
No Luas Tanah Jumlah Petani
(Jagung dan Ubi Kayu)
Hasil Panen
(Jagung dan Ubi Kayu)
1. 20 m² 108 17 Kg
2. 25 m² 180 22 Kg
3. 23m² 133 19 Kg
4. 22 m² 130 18 Kg
5. 24 m² 153 21 Kg
Berdasarkan table tersebut, hasil panen merupakan hasil rata-rata
yang diperoleh oleh petani di Desa Mekar Sari. Karena dengan luas tanah
yang sama, hasil yang diperoleh akan berbeda-beda, sehingga data hasilnya
diambil dari rata-rata hasil panen petani (Jagung dan Ubi Kayu) yang
diperoleh petani berdasarkan data dari narasumber yang peneliti
wawancarai.
46
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun
Perlu di ketahui bahwa Diversifikasi konsumsi bahan pangan
pokok merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak tergantung
pada satu jenis saja, tetapi lebih terhadap berbagai bahan pangan seperti
beras bisa diganti dengan makanan pokok yaitu jagung dan ubi kayu
(ketela pohon). Diversifikasi pangan ditunjukan pada penganekaragaman
pangan yang berasal dari pangan pokok dan semua pangan lain yang
dikonsumsi rumah tangga termasuk lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan.
Diversifikasi konsumsi pangan pokok dalam hal ini di maksudkan
bahwa semakin beragam dan berimbang konsumsi pangan yang di
konsumsi akan semakin baik kualitas gizinya. Sedangkan konsumsi
pangan rumah tangga merupakan kebutuhan anggota rumah tangga
terhadap pangan yang bertujuan untuk memantapkan ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga. Ketahanan pangan ini meliputi konsumsi pangan
yang cukup terkait dengan kuantitas dan kualitas pangan. Dalam hal ini
kualitas pangan lebih ditunjukan pada aspek gizi yang didasarkan pada
diversifikasi pangan kerena pada hakikatnya tidak ada satupun jenis
pangan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan cukup.
Oleh karena itu Diversifikasi konsumsi pangan pokok harus di
tingkatkan sebagai mana semestinya dan sesuai dengan undang-undang
47
dan ketentuan yang berlaku yang telah di tetapkan pemerintah
Indonesia.Defenisi UU No.7 Tahun 1996 tentang pangan adalah: “pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengelolaan dan atau pembuatan makanan atau minuman”.32
Pada dasarnya, Diversifikasi konsumsi pangan pokok terhadap
(Beras) masih mendominasi dibanding pangan pokok lainnya di daerah
– daerah penghasil beras seperti diketahui bahwa konsumsi beras 95% ,
ubi kayu 3%, jagung 2%. akan tetapi sebaliknya di daerah-daerah
tertentu seperti di Desa Mekar Sari masih ada yang mengkonsumsi ubi
kayu dan jagung sebagai makanan pokok setelah beras untuk memenuhi
kebutuhannya.
1. Pemahaman Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar
Sari
Mengenai Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar
Sari, Kepala Desa Mekar Sari yaitu Bapak Abu Bakar
menuturkan“Bahwa terjadinya konsumsi pangan pokok non beras
pertama kali di desa mekar sari pada tahun 2010 yang di mana sebagian
masyarakrat yang pendapatan ekonominya rendah kesulitan untuk
32 Ni Made Suyati Y.P, Diversififkasi Pangan Pokok Berbasis Potensi Lokal Dalam
Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pendesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten
Gunung Kidul, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13 No. 1 Tahun 2006, hlm. 51-52
48
membeli konsumsi pangan pokok seperti beras sehingga beralih
kekonsumsi pangan pokok non beras seperti jagung dan ubi kayu secara
berlangsung dan terus menerus sehingga pada bulan november tanggal 23
tahun 2012 kepala desa mekar sari berserta kaur pemerintahnya
menjadikan ini adalah sebuah program desa.
Selain itu, Kepala Desa Mekar Sari yaitu Bapak Abu Bakar
menuturkan “ Bahwa dalam pemahaman tentang Diversifikasi Konsumsi
Pangan Pokok di desa mekar sari masyarakat atau warganya Sebagian ada
yang mengerti dan Belum mengerti.
Pada dasarnya Diversifikasi konsumsi pangan pokok dan
konsumsi pangan pokok non beras maknanya sama yaitu menjelaskan
tentang konsumsi pangan pokok yang beragam-ragam selain beras seperti
jagung dan ubi kayu hanya penuturan bahasa yang sedikit berbeda
sehingga membuat sebagian masyarakat atau warga sedikit sulit untuk
memahaminya.
Kebanyakan Masyarakat atau warga Desa Mekar Sari adalah
petani (penyadap karet) yaitu berkerja di lahan karet orang lain dengan
pembagiaan hasil yang tidak menentu membuat sebagian masyarakat atau
warga Desa mekar sari menanam jagung dan ubi kayu di sekitaran
halaman rumah mereka Demi mencukupi konsumsi pangan pokok sehari-
hari ketika musim panen tiba sebagian akan di jual ke pasar dalam bentuk
makanan seperti jagung yang sudah kupas kulitnya, tapai, gorengan,
kripik, untuk menambah pendapatan dan menjadikannya sebagai
49
konsumsi pangan pokok penganti beras ketika terjadi keterlambatan
pemberian beras raskin.
Kemudian Bapak Abu Bakar Menambahkan keterangan bahwa,
di Desa Mekar Sari sebagian pendapatan ekonomi masyarakatnya Rendah
sehingga mereka harus mencukupi kehidupan rumah tangga dengan cara
menganti konsumsi pangan pokok yang semula beras menjadi jagung
dan ubi kayu. Karena harga beras yang mahal di tambah dengan jumlah
anggota keluarga membuat mereka beralih ke konsumsi pangan pokok
seperti jagung dan ubi kayu untuk memperkecil kebutuhan konsumsi
pangan pokok mereka sehari-hari. 33
2. Faktor-Faktor Terjadinya Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Di
Desa Mekar Sari
Penulis juga melakukan wawancara terhadap masyarakat dan
warga di desa mekar sari terhadap penyebab mereka menganti konsumsi
pangan pokok yang semulanya beras di ganti dengan mengkonsumsi
pangan pokok seperti ubi kayu dan jagung.
a. Pendapatan Ekonomi Masyarakat Yang Masih Rendah
Perlu di ketahui bahwa masyarakat atau warga Di Desa Mekar
Sari kecamatan pelawan kabupaten sarolangun dengan jumlah
penduduk sebanyak 2,685 jiwa memiliki luas daerah 14 km² dengan
perukaan tanah datar dan sedikit berbukit. Serta pendapatan ekonomi
33 Hasil wawancara dengan bapak Abu Bakar 15 Mei 2019
50
rendah di mana rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani
penyadap karet (milik orang lain) dengan upah yang tidak menentu.
Berikut ini adalah Sebagian Petani yang menjadi
narasumber dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, dengan identitas
sebagai berikut:
1) Bapak M Yamin
Bapak M Yamin adalah petani yang berumur 50 tahun yang
bekerja sebagai penyadap karet milik orang lain selama kurang
lebih 27 tahun, sesuai dengan penjelasan Bapak M yamin bahwa
Bapak M Yamin telah menjadi petani penyadap karet sejak usianya
masih muda dan hidupnya berngantung dari pertanian Tersebut.
Saat ini, Bapak M Yamin menanggung nafkah satu orang istri dan
tiga orang anak yang mana Bapak M Yamin harus mencukupi
kehidupan keluarganya terutama kebutuhan konsumsi pangan
pokok keluarganya.
Seperti di ketahui Bapak M Yamin hanya bekerja sebagai
petani penyadap karet dengan pendapatan Rendah yang tidak
menentu dalam satu bulan Rp550.000-Rp600.000. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kehidupan keluarganya terutama dalam konsumsi
pangan pokok. Bapak M Yamin tidak mempunyai lahan atau tanah
sehingga Bapak M Yamin Memanfaatkan tanah sekitar
perkarangan rumahnya (20 m²) untuk menanam jagung dan ubi
kayu dan setelah masa panen tiba jagung dan ubi kayu sebanyak
(17 Kg ) akan di jadikan sebagai konsumsi pangan pokok sehari-
51
hari seperti tiwul, dan nasi jagung, yang di mana harga beras Di
desa mekar sari agak mahal sehingga membuat mereka beralih ke
konsumsi pangan pokok seperti jagung dan ubi kayu untuk
memperkecil pemenuhan kebutuhan sehari-hari.34
2) Bapak Albani
Bapak Albani adalah seorang petani (ubi kayu) yang berusia
45 tahun dan sudah menjadi petani kurang lebih 17 tahun. Bapak
Albani menanggung nafkah satu orang istri dan empat orang anak.
Selain jadi petani Bapak Albani juga menjadi guru ngaji malam
dengan jumlah muridnya sebanyak 10 anak- anak dari setiap anak
membayar bapak Albani sebulan yaitu Rp 35.000 dan sebulan
hanya menerima sebanyak Rp 350.000.
Dengan Pendapatan yang sangat kecil membuat Bapak
Albani harus memanfaatkan lahan tanah perkarangan rumahnya (
25 m²) untuk di Tanami ubi kayu dan ketika panen Bapak Albani
akan menjual hasil panennya ( 22 Kg) lalu di jual ke pasar dan di
jadikan olahan makanan seperti tapai, kripik, dengan jumlah tapai
35 bungkus di jual dengan harga Rp1000 dan kripik 50 bungkus di
jual dengan harga 2 bungkus Rp1000 untuk dititipkan ke took-toko
kelontong untuk menambah pendapatan sehari-hari demi
34 Hasil wawancara dengan bapak M Yamin tanggal 17 Mei 2019
52
mencukupi kehidupan keluarga dan menbiayai sekolah anak-
anaknya.35
3.) Bapak Harjono
Bapak Harjono adalah seorang petani yang berusia 50 tahun
dengan meamnfaatkan lahan perkarangan rumahmilik sendiri dan
sudah menjadi petani selama kurang lebih 15 tahun. Bapak Harjono
menanggung nafkah satu orang istri dan 3 orang anak.Selain jadi
petani bapak Harjono juga menjadi pengurus mushola di sekitar
rumahnya yang di gaji dalam seminggu Rp 100.000 dalam sebulan
Rp 400.000. Luas perkarangan rumah yang dimiliki Bapak Harjono
yaitu (23m²) untuk di Tanami jagung dan ubi kayu. Ketika masa
panen tiba jagung dan ubi kayu yang di panen sebanyak (18 Kg )
Bapak Harjono tidak menjual hasil panennya tetapi di kelola
menjadi tiwul dan nasi jagung yang kemudian akan di kelola
menjadi konsumsi makanan pokok dan cemilan sehari-hari .
Selain itu istri dari Bapak Harjono membuka toko kecil-
kecilan di depan rumahny dan menjual makanan (Gorengan,
kripik) dan Demi menambah pendapatan Ekonomi keluarga.36
4.) Bapak Syahrul
Bapak Syahrul adalah seorang petani (ubi kayu) yang berusia 50 tahun
dan sudah menjadi petani kurang lebih 18 tahun. Bapak Syahrul
menanggung nafkah satu orang istri dan tigaorang anak. Selain jadi
35 Hasil wawancara dengan bapak Albani tanggal 17 Mei 2019
36 Hasil wawancara dengan bapak Harjono tanggal 17 Mei 2019
53
petani Bapak Syahrul juga menjadi guru ngaji malam dengan jumlah
muridnya sebanyak 15 anak- anak dari setiap anak membayar bapak
Albani sebulan yaitu Rp 35.000 dan sebulan hanya menerima sebanyak
Rp 525.000.
Dengan Pendapatan yang sangat kecil membuat Bapak Syahrul
harus memanfaatkan lahan tanah perkarangan rumahnya (20 m² ) untuk
di Tanami ubi kayu dan ketika panen Bapak Albani akan menjual hasil
panennya (17 Kg ) lalu di jual ke pasar dan di jadikan olahan makanan
seperti tapai, Getuk, Kelepon, kripik, dengan jumlah tapai 35 bungkus di
jual dengan harga Rp1000, kripik 50 bungkus di jual dengan harga 2
bungkus Rp1000. untuk dititipkan ke toko-toko kelontong ada juga di
jual ke pasar untuk menambah pendapatan sehari-hari demi mencukupi
kehidupan keluarga.37
5.) Bapak Sarmanto
Bapak Sarmanto adalah petani yang berumur 50 tahun yang
bekerja sebagai penyadap karet milik orang lain selama kurang lebih 20
tahun, sesuai dengan penjelasan Bapak Sarmanto bahwa Bapak
Sarmanto telah menjadi petani penyadap karet sejak usianya muda dan
hidupnya berngantung dari pertanian Tersebut. Saat ini, Bapak Sarmanto
menanggung nafkah satu orang istri dan Dua orang anak yang mana
Bapak Sarmanto harus mencukupi kehidupan keluarganya terutama
kebutuhan konsumsi pangan pokok keluarganya.
37 Hasil wawancara dengan bapak Syahrul tanggal 17 Mei 2019
54
Seperti di ketahui Bapak Sarmanto hanya bekerja sebagai petani
penyadap karet dengan pendapatan Rendah yang tidak menentu dalam
satu bulan Rp 650.000. Oleh karena itu, untuk memenuhi kehidupan
keluarganya terutama dalam konsumsi pangan pokok. Bapak Sarmanto
tidak mempunyai lahan atau tanah sehingga Bapak Sarwanto
Memanfaatkan tanah sekitar perkarangan rumahnya (20 m²) untuk
menanam jagung dan ubi kayu dan setelah masa panen tiba jagung dan
ubi kayu sebanyak (17 Kg) akan di jadikan sebagai konsumsi pangan
pokok sehari-hari seperti tiwul, dan nasi jagung, yang di mana harga
beras Di desa mekar sari agak mahal sehingga membuat mereka beralih
ke konsumsi pangan pokok seperti jagung dan ubi kayu untuk
memperkecil pemenuhan kebutuhan sehari-hari.38
6.) Bapak Agus
Bapak Agus adalah petani yang berumur 50 tahun yang bekerja
sebagai penyadap karet milik orang lain selama kurang lebih 27 tahun,
sesuai dengan penjelasan bahwa Bapak Aguus telah menjadi petani
penyadap karet sejak usianya masih muda dan hidupnya berngantung
dari pertanian Tersebut. Saat ini, Bapak Agus yono menanggung
nafkah satu orang istri dan empat orang anak yang mana Bapak Agus
harus mencukupi kehidupan keluarganya terutama kebutuhan konsumsi
pangan pokok keluarganya.
38 Hasil wawancara dengan bapak Sarmanto tanggal 17 Mei 2019
55
Seperti di ketahui Bapak Agus bekerja sebagai petani penyadap
karet dengan pendapatan Rendah yang tidak menentu dalam satu bulan
Rp600.000-Rp750.000. Oleh karena itu, untuk memenuhi kehidupan
keluarganya terutama dalam konsumsi pangan pokok. Bapak Agus
tidak mempunyai lahan atau tanah sehingga Bapak Agus
Memanfaatkan tanah sekitar perkarangan rumahnya (25 m²) untuk
menanam jagung dan ubi kayu dan setelah masa panen tiba jagung dan
ubi kayu sebanyak ( 22 Kg) akan dijual ke pasar dan sebagian akan di
konsumsi sebagai konsumsi pangan pokok sehari-hari seperti tiwul, dan
nasi jagung, yang di mana harga beras Di desa mekar sari agak mahal
sehingga membuat mereka beralih ke konsumsi pangan pokok seperti
jagung dan ubi kayu untuk memperkecil pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.39
7.) Ibu Dati
Ibu Dati adalah seorang petani yang berusia 45 tahun dengan
meamnfaatkan lahan perkarangan rumahmilik sendiri dan sudah
menjadi petani selama kurang lebih 10 tahun. Ibu Dati menanggung
nafkah satu orang suami yang sakitlumpuh dan 3 orang anak.Selain
jadi petani Ibu Dati juga menjadi pembersih Masjid di sekitar
rumahnya yang di gaji dalam seminggu Rp 110.000 dalam sebulan Rp
440.000. Luas perkarangan rumah yang dimiliki ibu Dati yaitu (22 m²)
untuk di Tanami jagung dan ubi kayu. Ketika masa panen tiba jagung
39 Hasil wawancara dengan bapak Agus tanggal 17 Mei 2019
56
dan ubi kayu yang di panen sebanyak (18 Kg ) Bapak Ibu Dati menjual
sebagian hasil panennya untuk biaya berobat suaminyam dan
sebagiannya akan di kelola menjadi tiwul dan nasi jagung yang
kemudian di konsumsi untuk memenuhi konsumsi pabngan pokok
sehari-hari.
Selain itu Anak Pertama dar iIbu Dati yang bernama siti
nurjanah membuka toko kecil-kecilan di depan rumahny setelah
pulang sekolah yaitu menjual makanan (kripik, Tapai) Demi
menambah pendapatan Ekonomi keluarga.40
8.) Ibu Sukarsih
Ibu Sukarsih adalah petani yang berumur 50 tahun yang bekerja
sebagai penyadap karet milik orang lain selama kurang lebih 25 tahun,
sesuai dengan penjelasan bahwaIbu Sukarsih telah menjadi petani
penyadap karet sejak usianya masih muda dan hidupnya berngantung
dari pertanian Tersebut. Saat ini, Ibu Sukarsih menanggung nafkah 2
orang anak dan satu cucu yang tinggal dengannya yang mana Ibu
Sukarsih harus mencukupi kehidupan keluarganya terutama kebutuhan
konsumsi pangan pokok keluarganya.
Seperti di ketahui Ibu Sukarsih bekerja sebagai petani penyadap
karet dengan pendapatan Rendah yang tidak menentu dalam satu bulan
Rp500.000-Rp600.000. Oleh karena itu, untuk memenuhi kehidupan
keluarganya terutama dalam konsumsi pangan pokok. Ibu Sukarsih
40 Hasil wawancara dengan Ibu Dati tanggal 17 Mei 2019
57
tidak mempunyai lahan atau tanah sehingga Ibu Sukarsih
Memanfaatkan tanah sekitar perkarangan rumahnya (24 m²) untuk
menanam jagung dan ubi kayu dan setelah masa panen tiba jagung dan
ubi kayu sebanyak (21 KG) akan dijual ke pasar dan sebagian akan di
konsumsi sebagai konsumsi pangan pokok sehari-hari seperti tiwul, dan
nasi jagung, yang di mana harga beras Di desa mekar sari agak mahal
sehingga membuat mereka beralih ke konsumsi pangan pokok seperti
jagung dan ubi kayu untuk memperkecil pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.41
9.) Bapak Wahyu
Bapak Wahyu adalah seorang petani (ubi kayu) yang berusia 50 tahun
dan sudah menjadi petani kurang lebih 19 tahun. Bapak
Wahyumenanggung nafkah satu orang istri dan tiga orang anak.Selain
jadi petani Bapak Wahyu juga menjadi Tukang Ojek dengan
penghasilan yang tidak menentu seharinya Rp 25.000 dan sebulan
hanya menerima yaitu Rp 750.000.
Dengan Pendapatan yang sangat kecil membuat Bapak Wahyu harus
memanfaatkan lahan tanah perkarangan rumahnya (23 m² ) untuk di
Tanami ubi kayu dan ketika panen Bapak Wahyu akan menjual hasil
panennya (19 Kg) lalu di jual ke pasar dan di jadikan olahan makanan
seperti tapai, kripik, dengan jumlah tapai 40 bungkus di jual dengan
harga Rp1000, kripik 50 bungkus di jual dengan harga 2 bungkus
41 Hasil wawancara dengan Ibu Sukarsih tanggal 17 Mei 2019
58
Rp1000. untuk dititipkan ke toko-toko kelontong ada juga di jual ke
pasar untuk menambah pendapatan sehari-hari demi mencukupi
kehidupan keluarga.42
10.) Bapak Martono
Bapak Martono adalah seorang petani yang berusia 50 tahun dengan
meamnfaatkan lahan perkarangan rumahmilik sendiri dan sudah
menjadi petani selama kurang lebih 16 tahun. Bapak Martono
menanggung nafkah satu orang istri dan 4 orang anak.Selain jadi petani
bapak Martono juga menjadi pengurus mushola di sekitar rumahnya
yang di gaji dalam seminggu Rp 130.000 dalam sebulan Rp 520.000.
Luas perkarangan rumah yang dimiliki Bapak Martono yaitu (25 m²)
untuk di Tanami jagung dan ubi kayu. Ketika masa panen tiba jagung
dan ubi kayu yang di panen sebanyak (22 Kg ) Bapak Martono tidak
menjual hasil panennya tetapi di kelola menjadi tiwul dan nasi jagung
yang kemudian akan di kelola menjadi konsumsi makanan pokok dan
cemilan sehari-hari .Selain itu istri dari Bapak Martono membuka toko
kecil-kecilan di depan rumahnya dan menjual makanan ( Gorengan,
kripik, kerupuk) dan minuman ( Pop Ice dan Cappucino) Demi
menambah pendapatan Ekonomi keluarga.43
42 Hasil wawancara dengan bapak Wahyu tanggal 17 Mei 2019
43 Hasil wawancara dengan bapak Martono tanggal 17 Mei 2019
59
Tabel 4.1
Nama, Pekerjaan Dan Pendapatan
No Nama Umur Pekerjaan Pendapatan
1. M Yamin 50 Ojek 500.000
2 Albani 45 Buruh 550.000
3 Harjono 47 Buruh 550.000
4 Syahrul 52 Buruh 550.000
5 Sarmanto 50 Buruh 550.000
6 Agus 50 Petani 600.000
7 Yono 45 Ojek 500.000
8 Dati 50 Petani 600.000
9 Sukarsih 50 Petani 650.000
10 Parjo 52 Petani 600.000
11 Mamat 52 Petani 650.000
12 Suparman 50 Petani 700.000
13 Mando 50 Petani 650.000
14 Nanto 54 Petani 650.000
15 Titin 54 Petani 650.000
16 Wahyu 55 Petani 650.000
17 Hendri 46 Petani 650.000
18 Riyan 49 Ojek 500.000
19 Martin 48 Buruh 550.000
20 Ari 55 Buruh 550.000
21 Suhendra 54 Petani 650.000
22 Muklis 55 Petani 650.000
23 Paino 55 Petani 650.000
24 Muhchin 50 Petani 650.000
25 Tama 50 Petani 650.000
26 Nando 45 Petani 650.000
27 Akmal 45 Petani 650.000
60
28 Reno 50 Petani 650.000
29 Ardi 50 Petani 700.000
30 Sardi 54 Petani 700.000
31 Mahmut 55 Petani 650.000
32 Sudir 47 Petani 760.000
34 Saipul 48 Petani 650.000
35 Anwar 50 Petani 650.000
36 Martati 50 Petani 650.000
37 Zuwar 53 Petani 650.000
38 Anton 54 Petani 650.000
39 Roni 54 Petani 650.000
40 Edi Kuncoro 55 Petani 650.000
41 Parman 55 Petani 650.000
42 Sudirman 55 Petani 650.000
43 Paijo 56 Petani 700.000
45 Jono 45 Petani 600.000
46 Herman 52 Petani 650.000
47 Alek 47 Ojek 500.000
48 Andi 45 Ojek 500.000
49 Retno 45 Ojek 500.000
50 Samsudin 46 Ojek 500.000
51 Arkan 50 Buruh 550.000
52 Andiko 50 Petani 650.000
53 Bagus 54 Petani 650.000
54 Andianto 52 Petani 650.000
55 Bimo 45 Petani 650.000
56 Cahyadi 46 Buruh 550.000
57 Pajar 48 Buruh 550.000
58 Herwanto 49 Buruh 550.000
59 Usada 49 Petani 650.000
61
60 Ismayono 50 Petani 650.000
61 Ismail 45 Petani 650.000
62 Jumanto 50 Petani 650.000
63 Kusuma 55 Petani 650.000
64 Mahardika 45 Petani 650.000
65 Leksono 47 Petani 650.000
66 Panji 49 Petani 650.000
67 Randi 50 Petani 650.000
68 Suranto 50 Petani 650.000
69 Aji Kusmanto 53 Petani 650.000
70 Subianto 55 Petani 650.000
71 Wiguno 54 Petani 650.000
72 Yuda 50 Petani 650.000
73 Andika 50 Petani 650.000
74 Nanang 55 Petani 650.000
75 Atmajaya 48 Petani 650.000
76 Bagaskoro 49 Petani 650.000
77 Bimo 50 Petani 650.000
78 Candra 50 Petani 650.000
79 Dodik 48 Petani 650.000
80 Gandara 55 Petani 650.000
Dari hasil tabel di atas terlihat jelas bahwa rata-rata penduduk di
desa mekar sari kebanyakan petani (penyadap karet) milik orang lain
dengan pendapatan yang di terima perbulan antara Rp 650.000 dan ketika
harga karet mahal akan menerima pendapatan Rp 700.000 perbulan.
Oleh karena itu, dengan pendapatan yang rendah penduduk di desa
mekar sarimulai menanam ubi kayu dan jagung di perkarangan rumah
62
mereka. setelah panen jagung dan ubi kayu sebagian di jual kepasar dalam
bentuk (tapai, keripik) dan sisanya di jemur untuk di jadikan nasi tiwul
yang nantinya akan di konsumsi sebagai penganti beras untuk memenuhi
kebutuhannya .
b. Harga Pangan Pokok dan Jumlah Anggota Keluarga.
1) Harga pangan pokok
Yaitu harga pangan pokok beras di desa mekar sari berdasarkan
hasil wawancara kepada penduduk di desa mekar sari mengatakan
“Bahwa sering terjadi kenaikan harga sehingga untuk sebagian
masyarakat di desa mekar sari yang pendapatan ekonomi rendah
kesulitan untuk memenuhi konsumsi pangan pokok seperti beras sehingg
mereka beralih mengkonsumsi pangan pokok non beras seperti jagung
dan ubi kayu untuk memenuhi konsumsi pangan pokok keluarga mereka.
2) Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga juga memepengaruhi terhadapa konsumsi
pangan pokok seperti beras berdasarkan hasil wawancara kepada
penduduk di desa mekar sari mengatakan “Bahwa rata-rata jumlah
anggota keluarga setiap rumah di desa mekar sari cukup banyak
sehingga untuk memenuhi konsumsi pangan pokoknya mereka. Yaitu
beralih mengkonsumsi pangan pokok nono berasseperti jagung dan ubi
kayu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan pangna pokok
sehari-hari.
63
c. Keterlambatan menerima bantuan beras raskin
Perlu di ketahui bahwa, penduduk di desa mekar sari sering terjadi
keterlambatan menerima bantuan beras raskin yang dimana penduduknya
sebanyak 201 jiwa yang menerima bantuan beras raskin di desa mekar sari
Terdapat lima dusun dengan jumlah penduduk yang menerima bantuan
beras raskin yaitu:
Tabel 4.2
Penerima Bantuan Beras Raskin
No Nama Dusun Jumlah
Penerima Raskin
1. Sindang Sari 39 KK
2. Suka Makmur 40 KK
3. Suka Mukti 46 KK
4. Tanjung Sari 54 KK
5. Lubuk Sari 24 KK
Dari hasil table di atas terlihat jelas bahwa sebagian desa mekar sari
masih banyak yang menerima bantuan beras raskin. Akan tetapi sering
terjadi keterlambatan dalam memberi bantuan beras raskin di desa mekar
sari sehingga penduduknya beralih mengkonsumsi pangan pokok seperti
jagung dan ubi kayu untuk memenuhi kebutuhan hidupya karena harga
pangan pokok seperti beras sedikit mahal yaitu 1 kg beras di jual dengan
harga Rp 20.000.Oleh karena itu, penduduk di desa mekar sari beralih
mengkonsumsi pangan pokok seperti jagung dan ubi kayu sebagai
penganti beras ketika terjadi kelambatan beras raskin.
d. Akses jalan yang tidak memadai
64
Perlu di ketahui bahwa akses jalan di desa mekar sari sangat tidak
memadai yaitu dengan jalan aspal yang tidak layak serta berlobang dan
jalan tanah merah berbatu dan berlobang dengan jarak tempuh yang jauh
membuat para pedagang pasar di desa mekar sari menaikan sedikit harga
barangnya dari pada desa-desa lain.
3. Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar Sari
Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di Desa Mekar
Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun, juga bermanfaat untuk
memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang.
yaitu berupa ubi kayu dan Jagung. Yang di mana ini merupakan salah satu
program desa tersebut dengan menjelaskan definisi diversifikasi pangan
yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 68 tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan demi mewujudkan swasembada beras dengan
meminimalkan konsumsi beras agar tidak melebihi produksinya.
Beberapa Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok di
Desa Mekar Sari berdasarkan hasil wawancara penduduk desa “Bahwa
yang seharusnya dimiliki oleh pangan pengganti beras adalah sebagai
berikut:
1. memiliki kandungan gizi yang lengkap dan cukup sehingga apabila
bahan pangan pokok seperti ubi kayu dan jagung tersebut dihitung dalam
kandungan gizi yang lengkap dan cukup, maka perbedaannya tidak
terlalu jauh dengan kandungan gizi yang lengkap dan cukup yang berasal
dari beras.
65
2. memiliki peluang yang besar untuk dikonsumsi dalam kuantitas yang
relatif tinggi sehingga apabila terjadi penggatian konsumsi beras dengan
bahan pangan pokok seperti ubi kayu dan jagung tersebut maka
pengurangan kuantitas kalori dan protein nabati yang berasal dari beras
dapat dipenuhi dari bahan pangan pokok alternatif yang
dikonsumsi.
3. bahan baku untuk pembuatan bahan pangan pokok seperti jagung dan
ubi kayu cukup tersedia di daerah sekitarnya;
4. dari segi selera, bahan pangan pokok seperti ubi kayu dan jagung cukup
banyak di gemari sehingga memiliki peluang yang cukup besar untuk
dikonsumsi secara luas oleh rumah tangga.
Oleh karena itu, Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
pengganti beras. merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang
berkualitas dari gizi yang lengkap dan cukup.
1. Jenis Tanaman Pertanian
Di Desa Mekar Sarisendiri, jenis tanaman pertanian ada dua yaitu
pertanian Ubi kayu dan Jagung sesuai dengan apa yang diutarakan oleh,
selaku Kepala Desa Bapak Abu Bakar di Desa Mekar Sari:
a) Pertanian Jagung
jagung adalah salah satu jenis pertanian yang ada di desa mekar
sari yang cukup di gemari masyakat untuk di konsumsi sebagai penganti
beras dan di olah menjadi nasi uleg , artinya dimana beras dan jagung yang
sudah di jemur dan di tumbuk kasar-kasar di masak dengan perbandingan
66
satu gelas beras dan dua gelas jagung dengan proses penanaman yang
cukup mudah dengan jangka waktu panen selama tiga bulan bulan.
b) Ubi kayu
Ubi kayu adalah Termasuk salah satu jenis makanan yang di
gemari di desa mekar sari untuk di konsumsi sebagai penganti beras
seperti di jadikan tiwul yang dimana proses pembuatannya ubi kayu yang
telah di kupas dan di cuci kemudian di jemur setelah kering ubi kayu di
cuci lagi dan di tumbuk kasar lalu di jemur kemudian di kukus dan setelah
itu baru di konsumsi atau bisa di jadikan olahan seperti keripik, tapai,di
jual ke pasar untuk menambah pendapatan ekonomi.
Berdasarkan narasumber yang peneliti wawancarai, menyebutkan
bahwa jenis tanaman pertanian yang mereka tanami di lahan perkarangan
rumah mereka yaitu tanaman jagung dan ubi kayu.
2. Hasil Tanaman
Hasil tanaman yang di hasilkan oleh petani Desa Mekar Sariini
merujuk pada jumlah hasil yang di panen dalam hal ini adalah tanaman
(jagung dan ubi kayu). Dari narasumber yang penulis wawancarai, mereka
mengatakan bahwa besarnya hasil panen yang diutarakan pada penulis
merupakan hasil panen yang mereka dapatkan.
Sebagian Para narasumber memiliki jawaban yang hampir sama
yang diutarakan ke penulis yaitu bahwa menurut mereka panen yang
mereka dapatkan adalah panen yang tidak bagus. Kebanyakan dari mereka
67
mengatakan alasan karenajagung dan ubi kayu yangmereka tanam
menghasilkan buah yang lebih sedikit dari biasanya.
Hasil panen kurang bagus disebabkan oleh:
a) Tanah yang tidak dibajak dengan baik sebelum menanam ubi kayu dan
jagung
b) Tanah kering dan berbatu-batuan
c) cuaca yang kurang bagus sehingga hasil panen tidak begitu bagus
d)hama atau hewan (perusak tanaman)
B. Upaya Peningkatan Nilai Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
Produk Dapat Bernilai Di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun
Diversifikasi konsumsi bahan pangan pokok merupakan suatu
proses pemilihan pangan yang tidak tergantung pada satu jenis saja, tetapi
lebih terhadap berbagai bahan pangan seperti beras bisa diganti dengan
makanan pokok yaitu jagung dan ubi kayu (ketela pohon). Diversifikasi
pangan ditunjukan pada penganekaragaman pangan yang berasal dari
pangan pokok dan semua pangan lain yang dikonsumsi rumah tangga
termasukjagung dan ubi kayu (ketela pohon). Hal ini dimaksudkan bahwa
semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi
akan semakin baik kualitas gizinya.
Oleh karena ituHasil pertanian dan budidaya pangan suatu daerah
merupakan suatu asetekonomi. sepertinya sangat tepat apabilasasaran
pembangunan bidang pangan diantaranya adalah; terwujudnyaketahanan
68
pangan rumah tangga, terwujudnya diversifikasi pangan serta
terjaminkeamanan pangan.Keberadaan industri pengolahan makanan hasil
pertanian adalah industri rumah tangga, kemudian industri kecil dan
industri menengahdan besar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama observai dan wawancara,
diketahui untuk pemahaman masyarakat tentangUpaya Peningkatan Nilai
Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Produk Dapat Bernilai Di Desa
Mekar Sari sangatlah bagus. Dapat di ketahui bahwa sebagian dari
masyarakat atau penduduk di desa mekar sari mengkonsumsi pangan pokok
seperti ubi kayu dan jagung untuk memenuhi kebutuhan mereka. Perlu
ketahui bahwa, Upaya Peningkatan Nilai Diversifikasi Konsumsi Pangan
Pokok Produk Dapat Bernilai Di Desa Mekar Sari yaitu ketika musim
panen jagung dan ibu kayu. Dimana sebagian dari mereka adalah yang
tidak menjual dan ada yang menjual hasil panennya untuk menambah
pendapatan ekonomi.
Pertama, Bapak M Yamin yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 20 m² .Bapak M Yamin mendapatkan hasil panen 17 kg.
Jika dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri
dari Bapak M Yamin menjual ubi kayu yang sudah olahan menjadi
(tapaiubi) Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 17 kg ubi kayu
Tapai = 40 Bungkus /Hari
Harga Jual = 40 x 1.500 /Bungkus
69
= Rp 60.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan tapai istri dari bapak M Yamin
sehari-hari sebesar Rp 60.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
kedua, Bapak Albani yang memiliki lahan perkarangan rumah yang
luasnya yaitu 25 m² .Bapak Albanimendapatkan hasil panen 22 kg. Jika
dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri dari
Bapak Albani menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan (Keripik)
Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 22 kg ubi kayu
Keripik = 65 Bungkus /Hari
Harga Jual = 65 x 800 /Bungkus
= Rp 52.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan keripikistri dari bapak Albani
sehari-hari sebesar Rp 52.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
ketiga, Bapak Harjono yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 23 m² .Bapak Harjono mendapatkan hasil panen 18 kg.
Jika dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri
dari Bapak Harjono menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan (kue
getuk) Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 18 kg ubi kayu
Kue Getuk = 50 irisan Kue Getuk /Hari
Harga Jual = 50 x 1000 / Irisan Kue Getuk
= Rp 50.000
70
Jika diuangkan, hasil dari jualan kue getuk istri dari bapak Harjono
sehari-hari sebesar Rp 50.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
keempat, Bapak Syahrul yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 20 m² .Bapak Syahrul mendapatkan hasil panen 17 kg.
Jika dilihat dari hasil panen jagung yang diperoleh diketahui bahwa istri dari
Bapak Syahrul menjual jagung yang sudah menjadi olahan (kue jagung)
Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 17 kg ubi kayu
Keripik = 75 Bungkus /Hari
Harga Jual = 75 x 800 / Bungkus
= Rp 60.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan Keripik istri dari bapak Syahrul
sehari-hari sebesar Rp 60.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
kelima, Bapak Sarmanto yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 20 m² .Bapak Harjono mendapatkan hasil panen 17 kg.
Jika dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri
dari Bapak Sarmanto menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan
(Kelepon Ubi) Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 17 kg ubi kayu
Tapai = 50 Bungkus /Hari
Harga Jual = 50 x 1,500 / Bungkus Tapai
= Rp 75.000
71
Jika diuangkan, hasil dari jualan Tapai istri dari bapak Sarmanto
sehari-hari sebesar Rp 75.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
keenam, Bapak Agus yang memiliki lahan perkarangan rumah yang
luasnya yaitu 25 m² .Bapak Harjono mendapatkan hasil panen 22 kg. Jika
dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri dari
Bapak Agus menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan (Tiwul) Sehingga
kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 22 kg ubi kayu
Tapai = 60 Bungkus /Hari
Harga Jual = 60 x 1,500/ Bungkus
= Rp 90.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan Tapai istri dari bapak Agus sehari-
hari sebesar Rp 90.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
ketujuh, Ibu Dati yang memiliki lahan perkarangan rumah yang
luasnya yaitu 25 m² . Ibu Dati mendapatkan hasil panen 22 kg. Jika dilihat
dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa Ibu Dati menjual
ubi kayu yang sudah menjadi olahan (keripik) Sehingga kalau dihitung
secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 22 kg ubi kayu
Keripik = 70 Bungkus /Hari
Harga Jual = 70 x 800/ Bungkus
= Rp 56.000
72
Jika diuangkan, hasil dari jualan keripikIbu Dati sehari-hari sebesar
Rp 56.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
kedelapan, Ibu Sukarsih yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 24 m² . Ibu Dati mendapatkan hasil panen 21 kg. Jika
dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa Ibu
Sukarsih menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan (Tapai) Sehingga
kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 21 kg ubi kayu
Tapai = 55 Bungkus / Hari
Harga Jual = 55 x 1000/ Bungkus
= Rp 55.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan tapai Ibu Sukarsih sehari-hari
sebesar Rp 56.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
kesembilan, Bapak Wahyu yang memiliki lahan perkarangan rumah
yang luasnya yaitu 23 m² . Bapak Wahyumendapatkan hasil panen 19 kg.
Jika dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui bahwa istri
dari Bapak Wahyu menjual ubi kayu yang sudah menjadi olahan (keripik)
Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 19 kg ubi kayu
Keripik = 70 Bungkus / Hari
Harga Jual = 70 x 800/ Bungkus
= Rp 56.000
73
Jika diuangkan, hasil dari jualan keripik istri dari Bapak Wahyu
sehari-hari sebesar Rp 56.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
kesepuluh, Bapak Martono yang memiliki lahan perkarangan
rumah yang luasnya yaitu 25 m² . Bapak Martono mendapatkan hasil
panen 22 kg. Jika dilihat dari hasil panen ubi kayu yang diperoleh diketahui
bahwa istri dari Bapak Martono menjual ubi kayu yang sudah menjadi
olahan (Tapai) Sehingga kalau dihitung secara rinci, yaitu:
Hasil Panen = 22 kg ubi kayu
Tapai = 65 Bungkus / Hari
Harga Jual = 65 x 100/ Bungkus
= Rp 65.000
Jika diuangkan, hasil dari jualan tapai istri dari Bapak Martono
sehari-hari sebesar Rp 65.000 untuk kebutuhan rumah tangga.
Dari kesepuluh narasumber tersebut, mereka merupakan
narasumber yang sudah mewakili seluruh petani di Desa Mekar Sari yang
berjumlah 704 KK. Maka data dari narasumber-narasumber tersebut dapat
menjadi gambaran akan Upaya Peningkatan Pendapatan Ekonomi sebagian
penduduknya dengan cara menjual sebagian dari hasil panen jagung dan ubi
kayu kepasar ataupun ke toko-toko kecil untuk menambah pendapatan
ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang sudah disampaikan diatas, maka dapat kita tarik
kesimpulan yaitu:
Cara Pemenuhan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Di Desa Mekar
Sari adalah: Harus memiliki kandungan gizi lengkap dan cukup seperti beras,
bahan baku penganti konsumsi pangan pokok seperti jagung dan ubi kayu
mudah di temui, dari segi selera banyak digemari sehingga memiliki peluang
yang cukup besar untuk di konsumsi secara luas oleh rumah tangga
Cara Upaya Peningkatan Nilai Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok
Produk Dapat Bernilai Di Desa Mekar Sari. dapat dilihat ketika musim panen
jagung dan ibu kayu Dimana sebagian dari mereka ada yang menjual hasil
panennya untuk menambah pendapatan ekonomi dalam bentuk olahan
makanan seperti: keripik, kerupuk, tapai, getuk, goreng-gorengan yang
kemudian di jual kepasar atau menitipkannya di warung dan toko-toko untuk
menambah pendapatan sehari-hari dan dapat dipergunakan untuk kebutuhan.
B. Saran
1. Masyarakat di Desa Mekar Sari diharapkan memiliki motivasi atau
keinginan yang lebih untuk mengonsumsi pangan pokok non beras Seperti
jagung dan ubi kayu. karena maanfaat bagi kesehatan Serta berjalannya
program diversifikasi pangan dengan baik. Perilaku mengonsumsi pangan
pokok non beras seperti jagung dan ubi kayu di Desa Mekar Sari diharapkan
75
dapat menyebarkan luaskan ke masyarakat lainnya untuk mengonsumsi
pangan pokok non beras.
2. diharapkan agar intansi pemerintah sarolangun dapat memberikan bantuan
bibit jagung dan ubi kayu agar terlaksananya program diversifikasi
konsumsi pangan pokok di desa mekar sari seperti yang yang diharapkan
agar dapat menyebarluaskan ke masyarakat lainnya.
C. Kata Penutup
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayah serta inayah-Nya kepada kita semua dan tak
pernah berhenti memberi nikmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tulisan ini masih belum
sempurna, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kebaikan penulisan ini agar menjadi lebih baik.
Terimah kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang terkait dalam
penulisan skripsi ini, atas waktu yang diluangkan serta kesempatan yang
diberikan untuk penulis dan akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis, Amin yaa rabbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an dan Terjemahannya, DEPATEMEN AGAMA RI: CV. PUSTAKA
AGUNG HARAPAN.
Alimoeso. S, Kebijakan Bulog dan Ketahanan Pangan, Diskusi Pembangunan
Pertanian dan Pendidikan Tinggi Pertanian Lustrum XIII Fakultas
Pertanian UGM, 2011.
Ariani. M, Penguatan Ketahanan Pangan Daerah Untuk Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian Bogor, 2008.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Azahari D.H, Membangun Kemandirian Pangan Dalam Rangka Meningkatkan
Ketahanan Nasional, PSEKP Bogor, 2008.
B Amang, dan M. H. Sawit, Kebijakan Beras dan Pangan Nasional Pelajaran
Dari Orde Baru dan Orde Reformasi, IPB Press Bogor, Cetakan kedua
2001.
Bungin Burhan M, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Public, dan ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2009.
Moleong lexy j, Metologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Ronsdakarya Cetakan Kedua, 2005.
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: rajawali pers,
2008
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: Referensi,
Cetakan kesatu, 2003.
Reguh Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Subagyo Joko, Metedologi Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1999.
Sukmadinata Naya Syadih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002.
B. Jurnal Dan Skripsi
Hutabarat B. dan E. Pasandaran, Diversifikasi Pangan : Analisis Masalah dan
Strategi Pengembangan, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 1987.
Marwanti S, Pola Pengeluaran Konsumsi Pangan Gizi Penduduk Indonesia,
Analisisi Data Susenas, 2002.
MM. Endah Mulat Sasmawati, Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Potensi
Lokal Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kecamatan Insana,
Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, 2016.
Nainggolan. K, Program akselerasi Pemantapan Ketahanan Pangan Berbasis
Pedesaan,Badan Ketahanan Pangan Jakarta, 2009.
Ni Made Suyati Y.P, Diversififkasi Pangan Pokok Berbasis Potensi Lokal Dalam
Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pendesaan Di
Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Volume 13 No. 1 Tahun 2006.
Purwantini, Peningkatan Partisipasi dan Konsumsi Ubi Jalar Langka Strategis
Pengembangan Diversifikasi Pangan Dalam Prosiding Era Baru
Pembangunan Pertanian. Strategi Masalah Pangan : Bionergi dan
Perubahan Iklim, Pusat Analisis Social Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian, 2011.
Rachman, Pola Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga, Studi Kasus: Rumah
Tangga di pendesaan Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan,
Agro Ekonomika, 2004.
Riyadi, Kebiasaan Makan Masyarakakat Dalam Kaitannya Dengan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Prosiding Symposium Pangan dan
Gizi Serta Kongres : IV Bergizi dan Pangan Indonesia Jakarta, 2003.
Rizma Aldillah, Dinamika Konsumsi Rumah Tangga Pendesaan Pada
Agroesistem Laham Kering Berbasis Palawija, Studi Kasus Konsumsi
Pangan Rumah Tangga: Antara Harapan dan Kenyataan, 2008.
Roosganda Elizabeth, Strategi Pencapaian Diversifikasi dan Kemandirian
Pangan: Antara Harapan dan Kenyataan, Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, 2011.
Soedjana T.D, Paertisipasi Konsumsi Sebagai Alat Ukur Status Ketahanan
Pangan, Jurnal Skripsi, 2013.
Tampubolon.P, Peranan Wanita Dalam Mensukseskan Upaya Diversifikasi
Pangan, Jurnal Skripsi, Volume 3 No.11 Tahun 1998.
C. Internet
http://awaliyahhasanah.blogspot.com/2013/06/definisi-desa-kota-pendesaan-
dan.html diakses pada 5 desember 2018 pukul 13.36
http://thidiwed.com/pengertian-Diversifikasi/amp/ diakses pada 4 desember 2018
pukul 12.18
PANDUAN WAWANCARA
1. Panduan Wawancara dengan Kepala Desa Mekar Sari
a. Bagaimana Sejarah Berdirinya Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun?
b. Bagaimana pengetahuan Masyarakat Terhadap agama serta Pendidikan
Di Desa Mekar Sari Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun?
c. Bagaimanatanggapan atau Respon bapak tentang sebagian penduduk di
Desa Mekar Sari yang tidak mengonsumsi beras?
d. Apa yang menyebabkan sebagian peduduk di Desa Mekar Sari tidak
lagi mengkonsumsi pangan pokok seperti beras?
e. Sejak kapan terjadinya konsumsi pangan pokok seperti jagung dan ubi
kayu di Desa Mekar Sari?
f. Apakah konsumsi pangan pokok non beras seperti jagung dan ubi
termasuk salah satu program Desa Mekar Sari?
2. Panduan Wawancara dengan Penduduk Desa Mekar Sari
a. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai konsumsi pangan pokok non
beras di Desa Mekar Sari?
b. Apa alasan bapak/ibu beralih mengkonsumsi pangan pokok berupa
jagung dan ubi kayu di Desa Mekar Sari?
c. Apakah menurut bapak/ibu konsumsi pangan pokok seperti jagung dan
ubi kayu sudah membantu dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok
di Desa Mekar Sari?
d. Apakah menurut bapak/ibu banyaknya anggota keluarga Berpengaruh
terhadap pengeluaran biaya konsumsi bahan pagan pokok?
e. Apakah menurut bapak/ibu Pendapatan yang rendah mempengaruhi
terhadap pembelian konsumsi pangan pokok .
DOKUMENTASI
A. Desa Desa Mekar Sari Kecamatan Pelwan Kabupaten Sarolangun
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Merry Mustopa
Tempat/Tgl lahir : Jambi, 20 Juni 1997
Email/ Surel : [email protected]
Alamat : Desa Bukit, Kecamatan Pelawan,
Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
No Kontak/ Hp : 082175819511
Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 13 Pelawan : 2003-2008
2. MTs Negeri Sarolangun : 2009-2012
3. SMA Negeri 8 Sarolangun : 2012-2015
Pengalaman Organisasi:
1. Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)
2015/2016 – 2016/2017
Motto Hidup:
Jangan Pernah Mengulangi Kesalahan Yang Sama
Jambi, 22 Juli 2019
Merry Mustopa
EES 150755