dobi vs b-carotene
DESCRIPTION
DOBITRANSCRIPT
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN
β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
KARYA ILMIAH
MUTIA AFRIANI
062401001
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UATA
MEDAN
2009
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN
β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya
MUTIA AFRIANI
062401001
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UATA
MEDAN
2009
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
PERSETUJUAN
Judul : HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
Kategori : KARYA ILMIAH Nama : MUTIA AFRIANI Nomor Induk Mahasiswa : 062401001 Program Studi : DIPLOMA III KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ) Disetujui Medan, Mei 2009
Diketahui/Disetujui Oleh Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Ketua, DR.Rumondang Bulan Nst,M.S Prof.DR.Harry Agusnar,Msc,Mphill NIP : 131 459 666 NIP : 130 422 438
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN
β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2009
MUTIA AFRIANI
062401001
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
PENGHARGAAN
Assalamualikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Karya ilmiah ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma – III Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat dalam Karya Ilmiah ini adalah “HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE.” Dalam penulisan Karya Ilmiah ini, banyak pihak – pihak yang membantu penulis mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga penyelesaian Karya Ilmiah ini. Untuk itu, penulis kiranya tidak lupa untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada : 1. Kepada ayahanda tercinta Aiyub Ishak dan Ibunda tersayang Marwaty S. serta tak
lupa kepada kakanda Yuzi arifin yang mana telah memberikan dukungan kepada penulis baik dukungan moril maupun materil serta doanya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
2. Bapak Prof.DR.Harry Agusnar, Msc,Mphil, selaku Dosen Pembimbing Karya Ilmiah
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, sebagai Ketua Departemen Kimia FMIPA USU. 4. Seluruh staf pengajar serta pegawai Program Studi Diploma – III Kimia Analis
FMIPA USU. 5. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Diploma – III Kimia Analis FMIPA
USU angkatan 2006. 6. Sahabat – sahabatku ( KOG ) yaitu Pulung, Dek tem, Rahul, Nurma, Echo, Dek
gaj’h, B’ Veby, Pager, dan semua sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dukungan dan doa serta berjuang bersama – sama dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.
Medan, Mei 2009 Penulis
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN
β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
ABSTRAK
DOBI dan β-karoten adalah salah satu indicator untuk kualitas CPO. Dimana DOBI adalah rasio perbandingan absorbansi pada range visible dan absorbansi pada range UV yang diperlukan untuk menentukan kulaitas CPO, sedangkan β-karoten adalah pigmen fotosintesis yang bewarna oranye yang penting untuk fotosintesis. Kulitas CPO yang merupakan kebutuhan awal untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi. Harga DOBI dan β-karoten yang tinggi adalah hal yang sangat penting untuk membantu pemprosesan digunakan dalam pemurnian.
Dari hal tersebut diatas, maka pengolahan minyak sawit perlu ditentukan DOBI dan β-karoten secara spektrofotometri, sehingga dapat memenuhi standart mutu minyak yang sesuai dengan standart mutu ( PORAM ) yaitu untuk DOBI standart mutu PORAM ( 1,4 min ) sedangkan untuk β-karoten standart mutu PORAM ( 500 – 700 ppm ).
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
HUBUNGAN ANALISA DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) DAN
β-KAROTEN DALAM CPO ( Crude Palm Oil ) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
ABSTRACT
DOBI and β-carotene were some indicator for the quality of CPO.Where Dobi was the ratio of the comparison absorbance in range visible and absorbance in range UV that was needed to determine quality CPO, whereas β-carotene was the photosynthesis pigment that orange that was important for photosynthesis. Quality CPO that was the requirement for early to produce the quality end product high. The price of the DOBI and β-Carotene who were high was the matter that very important to help process was used in purification.
Concerning this above, then the processing of palm oil must be determined the DOBI and β-carotene in a spectrophotometrically, so as could meet standard the quality of oil that in accordance with standard quality (PORAM) that is for the DOBI standard the PORAM quality (1.4 min) whereas for β-carotene standard the PORAM quality (500 – 700 ppm).
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii PERNYATAAN iii PENGHARGAAN iv ABSTRAK v ABSTRACT vi DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GRAFIK x
BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 3 1.3 Tujuan Penulisan 3 1.4 Manfaat Penulisan 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Kelapa Sawit 5 2.2 Varietas Kelapa Sawit 6 2.3 Minyak Kelapa Sawit 7 2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit 8
2.3.2 Sifat Fisiko-Kimia Kelapa Sawit 8 2.4 Peranan DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dalam penentuan Harga Minyak Sawit 9 2.4.1 Deteration Index Pemutihan ( DOBI ) dan Hubungannya
dengan Kualitas Minyak Sawit 10 2.4.2 Penyebab - penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang rendah 12
2.4.3 Tindakan - tindakan yang dilakukan untuk memastikan CPO mempunyai kualitas yang tinggi 13 2.5 Karoten Sebagai Provitamin A 14 2.5.1 Peranan Karetenoid Sebagai provitamin A 16 2.6 Spektofotometri UV-Visible 17
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 20 3.1 Alat - alat 20 3.2 Bahan - bahan 20 3.3 Prosedur Analisa 20 3.3.1 Persiapan Alat 20 3.3.2 Persiapan Sampel 23 3.3.3 Penentuan λ maksimum DOBI dan β - karoten pada range visible 23 3.3.4 Penentuan λ maksimum DOBI dan β-Karoten pada range UV 24
3.3.5 Penentuan DOBI dalam CPO 24 3.3.6 Penentuan β - karoten dalam CPO 25 3.3.5 Penentuan DOBI dan β - karoten dalam CPO 25
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 4.1 Hasil 26 4.1.1 Data Percobaan 26 4.1.2 Perhitungan 28 4..2 Pembahasan 30 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 31 5.1 Kesimpulan 31 5.2 Saran 32 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 34
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Nilai Sifat Fisiko – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit 8 Tabel 2 : SNI ( Standar Nasional Indonesia ) tentang hubungan DOBI dengan kualitas 10 Tabel 3 : PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) tentang Hubungan DOBI dengan kualitas. 11 Tabel 4 : Petunjuk Keck Seng untuk DOBI dan tingkat Refinabilitas DOBI 11 Tabel 5 : Data hasil perhitungan analisa DOBI dalam CPO 26 Tabel 6. Data hasil perhitungan analisa β-karoten dalam CPO 27 Tabel 7. Data hasil perhitungan hubungan analisa DOBI dan β-karoten dalam CPO 27 Tabel 8. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of 35
Blechability Index) dan β-karoten Pada Range Visible Tabel 9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of
Bleachability Index) dan β-karoten Pada Range UV 37
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range Visible 36
Grafik 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range UV 38
Grafik 3. Penentuan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index) Dalam CPO (Crude Palm Oil) 39 Grafik 4. Penentuan Analisa β-karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) 40 Grafik 5. Hubungan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index)
dan β-karoten Dalam CPO (Crude Palm Oil) 41
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi berbagai bahan pangan fungsional. Kelapa sawit merupakan tanaman
yandapat yang dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000
mm/tahun dan kisaran suhu 22 – 32 o C. Saat ini 5,5 juta Ha lahan perkebunan kelapa
sawit di Indonesia telah memproduksi minyak sawit mentah ( CPO ) dengan kapasitas
minimal 16 juta ton per tahun dan merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua
di dunia setelah Malasyia.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit ( palm kernel oil ) dan sebagai hasil samping adalah bungkil
inti kelapa sawit ( palm kernel meal atau pellet ). Bungkil inti kelapa sawit adalah inti
kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan
pellet adalah bubuk yang dicetak kecil – kecil berbentuk bulat panjang dengan
diameter lebih kurang dari 8 m dan digunakan sebagai makanan ternak
Minyak sawit memiliki kandungan Gizi yang lebih lengkap dibandingkan
dengan minyak Zaitun dan VCO (Virgin Coconut Oil).
Selain dikembangkan sebagai minyak goreng,minyak sawit dapat
diaplikasikan untuk mensintesis berbagai produk pangan karena kandungan
mikronutrien yang tinggi seperti karetenoid ( 500 – 700 ) dan Vitamin E ( 1000 ppm ).
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Minyak sawit mentah atau CPO dikenal kaya akan mikronutrien,terutama karetenoid
(provitamin A) dan Sitosterol. CPO bewarna merah kecoklatan menandakan
kandungan karetenoid yang tinggi.
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominant
dalam minyak sawit yaitu Asam Palmitat , C16 : 0 ( jenuh ), dan Asam Oleat, C18 : 1
( tidak jenuh ).
Salah satu yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit adalah warna
minyak yang terkandung didalamnya. Sehingga warna tersebut harus dianalisa. Warna
pada minyak sawit umumnya diperoleh adanya karoten. Kroten merupakan provitamin
A yang dapat diubah di dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif setelah mengalami
metabolisme. Dalam tanaman terdapat berbagai jenis karoten, namun yang hanya
ditemukan adalah α, β d an γ - karoten. Karena karoten merupakan sumber utama
vitamin A bagi masyarakat di Negara yang sedang berkembang maka absorbsi dan
ketersediaan karoten perlu diketahui.
Selain itu juga dari nilai Gizinya penggunaan minyak sawit sebagai minyak
goreng cukup menguntungkan. Kesukaan konsumen akan minyak goreng, tterutama
berkaitan dengan aroma dan rasa minyak goreng. Penggunaan minyak sawit sebagai
minyak goreng secara langsung dapat mengalami beberapa hambatan, diantaranya
adalah hasil gorengnya kurang kering dan sulit diserap oleh bahan makanan yang
bersangkutan. Hal ini ditandai dengan adanya lapisan lemak dipermukaan bahan
makanan yang digoreng. Untuk mengatasinya diupayakan pengolahan lebih lanjut
yaitu pemisahan fraksi cair RBD Olein dan fraksi padat RBD Stearin dari fraksi Olein
yang telah dikembangkan menjadi minyak goreng.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Untuk mendapatkan minyak goreng dengan mutu yang dapat diterima
konsumen, minyak sawit mentah diolah melalui beberapa tahap proses pemurnian
( Rafinasi ). Dimana dalam proses ini menghasilkan minyak sawit murni RBDPO
(Refined Deodorized Palm Oil ) yang selanjutnya difraksinasi menghasilkan RBD
Stearin dan RBD Olein sebagai fraksi padat dan fraksi cair, RBD Olein ini disebut
sebagai minyak goreng biasa.
Minyak sawit yang berkualitas baik sangat menunjang perdagangan sehingga
berpengaruh pada perdagangan ekspor. Oleh karena itu DOBI salah satu factor
penentu minyak sawit, maka dalam hal ini tertarik untuk memilih judul “ Hubungan
Analisa DOBI (Deteration Of Bleachability Index) dengan β - karoten
(Provitamin A) dalam CPO (Crude Palm Oil) dengan menggunakan
Spektrofotometri UV – Visible “.
1.2 Permasalahan
- Apakah DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dan β- karoten dalam CPO
( Crude Palm Oil )yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan.
- Apa yang menyebabkan jika salah dari DOBI (Deteration Of Bleachability
Index) dan β- karoten dalam CPO ( Crude Palm Oil ) tidak memenuhi
persyaratan.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan untuk karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui kadar β- karoten dalam CPO.
- Untuk mengetahui DOBI dalam CPO.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Untuk mengetahui panjang gelombang maksimum pada Range Visible dan UV
dengan memakai pelarut n –heksan..
- Untuk mengetahui apakah kadar β- karoten telah sesuai dengan standar yang
telah ditentukan.
- Untuk mengetahui Hubungan DOBI dan β- karoten dalam CPO.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya Ilmiah adalah :
- Untuk meningkatkan kualitas minyak sawit di Indonesia dengan meningkatkan
angka DOBI.
- Untuk memberikan Informasi kepada konsumen tentang perlunya penentuan
DOBI agar tidak terjadi pemalsuan.
- Untuk memberikan Informasi kepada konsumen apakah kandungan yang
terbesar dari karoten adalah β- karoten dimana β- karoten adalah provitamin A
yang sangat berpengaruh terhadap Gizi dan bidang kesehatan lainnya sehingga
produk Crude Palm Oil dapat digunakan oleh konsumen.
- Untuk memberikan Informasi kepada pembaca tentang penyebab DOBI yang
rendah.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit, didasarkan atas bukti – bukti fosil, Sejarah, dan Linguistik yang
ada diyakini berasal dari Afrika Barat. Di tempat asalnya ini, Kelapa sawit ( yang pada
saat lalu dibiarkan tumbuh liar di hutan – hutan ) sejak awal telah dikenal sebagai
tanaman pangan yang penting. Oleh penduduk setempat kelapa sawit telah diproses
secara amat sederhana menjadi minyak dan tuak sawit.
Di luar benua Afrika, Kelapa sawit mulai diperhitungkan sebagai tanaman
komoditas ( penghasil produk dagangan ) Sejak Revolusi Industri bersaing keras di
Eropa. Saat itu, di Eropa mulai bermunculan Industri atau pabrik ( antara lain industri
sabun dan margarin ) yang membutuhkan bahan mentah / baku untuk operasionalnya.
Minyak sawit, dan minyak inti sawit yang muncul kemudian adalah dua produk yang
anatara lain dibutuhkan untuk bahan mentah / baku tersebut. Maka jadilah minyak
( dan minyak inti sawit ) dibutuhkan oleh pasar Eropa. ( Tim Penulis PS, 1992 ).
Kelapa sawit ( Elaeis guinensis JAQC ) adalah tanaman berkeping satu yang
termasuk dalam familia palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa yunani yaitu
Elaeis atau minyak, sedangkan nama species Guinensis berasal dari kata guinea, yaitu
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
tempat dimana seorang ahli bernama Jaqcuin menemukan tanaman kelapa sawit
pertama kali dipantai Guinea.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan
curah hujan 2000 mm / tahun dan kisaran suhu 22 – 32 o C. Dimana daerah
penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat ( Lebak dan
Tangerang ), Lampung, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. Negara penghasil kelapa
sawit di Indonesia adalah Malasyia, Amerika Tengah dan Nigeria. ( Ketaren, 2005 ).
2.2 Varietas Kelapa Sawit
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas
kelapa sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung dan daging buah relative tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah bervariasi anatara 35 – 50 %. Kernel ( daging biji ) biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah. Dalam persilangan varietas Dura dipakai
sebagai pohon induk betina.
2. Psifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada, tetapi daging
buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging
biji sangat tipis. Jenis Psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan
jenis yang lain. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai pohon induk jantan.
Penyerbukan silang antara Psifera dengan Dura akan menghasilkan Varietas Tenera.
3. Tenera
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Varietas ini mempunyai sifat – sifat yang bersal dari kedua induknya, yaitu Dura
dan Psifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan saat ini. Tempurung
sudah menipis, ketebalanya berkisar anatara 0,5 – 4 mm, dan terdapat lingkaran
serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96
%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura tetapi
ukuran tandannya relative lebih kecil.
4. Macro Carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.
5. Diwikka – wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
Diwikka – wakka dapat dibedakan menjadi Diwikka – wakkadura, Diwikka –
wakkapsifera dan Diwikka – wakkatenera. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa
sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya.
Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22 – 24 %
sedangkan pada varietas Dura antara 16 – 18 %. Sehingga tidak heran jika lebih
banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.
2.3. Minyak Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari
daging buah ( mesokarp ) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak
kelapa sawit kasar atau Crude Palm Olein ( CPO ). Sedangkan minyak yang kedua
adalah berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal sebagai minyak inti
kelapa sawit atau Palm Kernel Oil ( PKO ).
Minyak sawit kasar ( Crude Palm Oil ) mengandung sekitar 500 – 700 ppm β -
caroten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. Oleh karena itu
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
CPO berwarna merah jingga. Disamping itu jumlahnya juga cukup tinggi. Minyak
sawit ini diperoleh dari mesokarp buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan
mengandung sedikit air serta serat halus, yang berwarna kuning sampai merah dan
berbentuk semi solid pada suhu ruang. Adanya serat halus dan air pada sawit kasar
tersebut menyebabkan minyak sawit kasar tidak dapat dikonsumsi langsung sebagai
bahan pangan maupun non pangan. ( Ketaren,2005 ).
2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis ; kadar minyak dalam perikarp sekitar 30 – 40 persen.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
( Ketaren, 2005 ).
2.3.2 Sifat Fisiko – Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisiko - kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih ( boiling point ), titik pelunakan,
slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ( turbidity
point ), titik asap, titim nyala dan titik api.
Beberapa sifat fisiko - kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1 : Nilai Sifat Fisiko – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit
Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit
Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900 – 0,913
Indeks bias D 40 oC 1,4565 – 1,4585 1,495 – 1,415
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20
Bilangan Penyabunan 196 - 205 244 - 254
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan, karena asam –asam lemak dan gliserida tidak bewarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya
asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda-beda. ( Ketaren, S ).
2.4 Peranan DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) dalam penentuan
Harga Minyak Sawit
DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) merupakan index derajat kepucatan
minyak sawit mentah. Angka DOBI dalam CPO adalah 2,8. Karena tidak
terpenuhinya angka standart DOBI maka harga CPO Indonesia dipasar Internasional
selalu dipotong antara 300 - 500 rupiah perkilogram. DOBI itu sendiri merupakan
angka perbandingan antara serapan atom terhadap asam lemak bebas.
Rendahnya efesiensi pengolahan dan tekhnologi terjadi akibat system tekhnologi
dan perangkat mesin menggunakan acuan system tekhnologi lama, akibatnya banyak
buah kelapa sawit yang tersisa pada pengolahan petontokan atau proses pemisahan
secara mekanis anatara sawit dan tandannya.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Tabel 2 : SNI ( Standar Nasional Indonesia ) tentang hubungan DOBI dengan
kualitas
DOBI Kualitas
< 1,68 Buruk
1,78 - 2,30 Kurang Baik
2,30 - 2,92 Cukup Baik
2,93 - 3,23 Baik
2.4.1 Deteration Index Pemutihan ( DOBI ) dan Hubungannya dengan Kualitas
Minyak Sawit
Dalam hubungannya perdagangan, kualitas CPO harus menemukan gambaran
dari GMQ ( Good Maerchantable Quality ) atau kualitas perdagangan yang baik,
sebenarnya didalam GMQ deteration dari Index pemutihan ( DOBI ) tidak termasuk
dalam spesifikasi kualitas. Walaupun demikian banyak pembeli memurnikan CPO
dalam penyulingan, pemutihan dan deodorasi produksi. Pemutihan yang baik
kemudian menjadi satu indicator pencocokan untuk pemakaian dan harus mencakup
GMQ.
Analisa dari asam lemak bebas, kelembapan dan kotoran sendiri tidak
mencukupi untuk mengidentifikasi kualitas CPO yang baik sedangkan dalam analisis
DOBI dapat memberikan indikasi yang lebih baik serta memberikan kemudahan CPO
dalam pengolahan.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) adalah rasio angka dari
penyerapan Spektrofotometer pada λ 446 nm dan pada λ 269 nm. Metode ini
dikembangkan oleh Dr. P.A.T.Swabada dari Institut Penelitian minyak sawit dari
Malasyia ( Malasyia Palm Oil Board ). Pengukuran yang dibuat dengan melarutkan
minyak sawit memakai pelaut n-heksan dan kemudian menentukan penyerapannya
dalam spektrofotometer Keck Seng menggunakan suatu alat spektrofotometer UV -
Visible Hitachi U - 2000.
Pekerja PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) menentukan
hubungan berikut antara lain DOBI dan kualitas.
Tabel 3 : PORIM ( Palm Oil Riset Institute Of Malasyia ) tentang Hubungan
DOBI dengan kualitas.
DOBI Kualitas
< 1,68 Minyak sawit endapan atau equvalennya
1,76 - 2,30 Kurang
2,36 - 2,92 Cukup
2,99 - 3,24 Baik
> 3,24 Terbaik
Untuk menghindari kehilangan celah, Keck Seng mengambil garis petunjuk
berikut ini :
Tabel 4 : Petunjuk Keck Seng untuk DOBI dan tingkat Refinabilitas DOBI
DOBI Kualitas
< 1,56 Minyak sawit endapan atau equvalennya
1,68 - 2,30 Kurang
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
2,31 - 2,30 Cukup
2,93 - 3,24 Baik
> 3,24 Terbaik
2.4.2 Penyebab - penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang
rendah
DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) itu sendiri merupakan angka
perbandingan angka serapan adsorben terhadap asam lemak bebas. Apabila
dihubungkan dengan aspek kulaitas berdasarkan DOBI, ada 5 kelas minyak sawit
mentah ( CPO ). CPO dengan angka DOBI < 1,68 termasuk kedalam CPO yang
memiliki kualitas yang buruk. Sementara itu CPO dengan angka DOBI antara 1,78 -
2,30 memiliki mutu yang kurang baik. Kemudian CPO dengan angka DOBI 2,30 -
2,92 mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki mutu cukup baik. Angka DOBI 2,93 -
3,23 memperlihatkan iindikasi CPO dengan mutu baik.
Salah satu penyebab rendahnya angka DOBI adalah adanya perbedaan
persyaratan mutu antara SNI CPO dengan persyaratan mutu yang dituntut oleh
konsumen. Konsumen mensyaratkan angka DOBI minimal sementara persyartan mutu
SNI menurut angka asam lemak bebas max 5 %.
Adapun penyebab DOBI ( Deteration Of Bleachability Index ) yang rendah
anatara lain adalah sebagai berikut :
- Persentase yang tinggi dari tandan buah yang bewarna hitam ( belum masak )
- Penundaan Pengolahan terutama pada musim hujan
- Kontaminasi dari CPO dengan kondensasi Sterizer
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Kontaminasi dari dengan minyak sawit oksidasi endapan
- Sterilisasi yang lama dari tandan buah
- Pemanasan ( > 55 oC ) dari CPO dalam tangki penyimpanan
Ada beberapa penyebab lain, tetapi hal ini kurang mendukung dari penyebab
diatas. Misalnya perhatian ( erasi ) minyak panas, Penundaan dalam pemrosesa hingga
pada bagian mesin sementara suhu tinggi pada tingkat suhu yang lain.
Tandan buah segar ( TBS ) yang menunjukkan dua kategori dari kematangan.
Tandan bewarna hitam yang mengandung minyak dengan DOBI yang lebih rendah
dan tandan bewarna kuning dengan DOBI yang lebih tinggi. Ekstraksi minyak dari
tandan yang lebih hitam memiliki DOBI < 1,5 dimana dari tandan yang bewarna
kuning memiliki DOBI > 3,5. ( www.deptan.go.id/buletin/infomutu/mei ).
2.4.3 Tindakan - tindakan yang dilakukan untuk memastikan CPO mempunyai
kualitas yang tinggi
Keck Seng dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan CPO dalam
perkebunan kelapa sawit pada saat penggilingan dan pembersihan minyak sawit.
Tindakan yang dilakukan Keck Seng untuk menghasilkan DOBI minyak sawit
yang lebih tinggi yaitu :
- Memberikan peringatan kepada perkebunan agar memanen buah pada keadaan
sudah benar - benar masak.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Sterilisasi kondensasi dengan endapan yang buruk tidak diizinkan untuk
dihubungkan dengan CPO. Karena kondensasi sterilizer dan minyak dapat
menghasilkan besi dan tembaga yang berkadar tinggi.
- Keck Seng menggunakan kondisi sterilisasi yang lemah. Dalam hal ini dilakukan
untuk mengecilkan tandan buah setelah pengupasan dan menggunakan
penghancuran tandan yang tinggi.
2.5 Karoten Sebagai Provitamin A
Beta-karoten mempunyai deretan delokalisasi seperti yang telah kita lihat,
tetapi pada skala yang lebih besar dengan 11 ikatan rangkap dua karbon-karbon
terkonjugasi bersama-sama. Gambar berikut menunjukan struktur beta-karoten dengan
ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang-seling yang ditunjukan dengan
warna merah.
Yang lebih terdelokalisasi, perbedaan energi antara energi tertinggi orbital pi
ikatan dan energi terendah orbital pi anti-ikatan lebih kecil. Karena itu untuk
mendorong elektron pada beta-karoten dibutuhkan energi yang lebih kecil daripada
contoh-contoh molekul sebelumnya - karena perbedaan tingkat energinya lebih
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
rendah. Ingat bahwa energi yang rendah artinya sinar yang diserap frekuensinya lebih
rendah - dan hal itu ekivalen dengan panjang gelombang yang lebih panjang.
Beta-karoten menyerap sinar pada daerah ultra-violet sampai violet tetapi lebih
kuat pada daerah tampak antara 400 dan 500 nm dengan puncak 470 nm.
Jika anda membaca bahasan tentang radiasi elektromegnetik, anda mungkin
ingat bahwa panjang gelombang berhubungan dengan warna:
daerah warna panjang gelombang (nm)
ungu 380 - 435
biru 435 - 500
sian (biru-pucat) 500 - 520
hijau 520 - 565
kuning 565 - 590
oranye 590 - 625
merah 625 - 740
Istilah karoten digunakan untuk menunjuk ke beberapa zat yang berhubungan
yang memiliki formula C40H56. Karoten adalah pigmen fotosintesis bewarna oranye
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
yang penting untuk fotosintesis. Dia berperan dalam fotosintesis dan menyalurkannya
energi cahaya yang dia serap ke klorofil.
Beta karoten berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Beta Karoten juga berfungsi dalam membantu tumbuh kembang sistem
penglihatan
Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang
sebagian besar ada dalam tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran
berwarna kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga
berperan serupa dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli,
kentang, dan tomat.
Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang
minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang
mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten.
Secara kimia , karoten adalah terpena, disintesis secara biokimia dari delapan
satuan isoprene. Dia ada didalam dua bentuk utama yang diberi karakter yunani : α -
karoten, β - karoten, ( γ, δ, dan ε - karoten ) juga ada.
Beta karoten terdiri dari dua group retinil,dan dipecah dalam mukosa dari usus
halus kecil oleh beta karoten dioksigenase menjadi retinol,sebuah bentuk dari vitamin
A. Karoten dapat disimpan dalam hati dan diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhan
dan membuatnya menjadi provitamin. ( www.id.wikipedia.org/wiki/karoten ).
Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam
bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah
besar karoten menjadi vitamin A. Dalam tanaman tedapat beberapa jenis karoten
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
namun yang lebih banyak ditemui adalah α, β, γ karoten, mungkin juga terdapat
eriproxantin.(Winarno, FG.1997)
2.5.1 Peranan Karetenoid Sebagai provitamin A
Karetenoid merupakan kelompok yang sangat menarik untuk campuran -
campuran yang terjadi dalam tumbuh - tumbuhan. Warna mereka biasanya kuning,
oranye, atau merah tergantung rantainya, yang terkonjugasi oleh system polyene.
Lycopene ditemukan dalam tomat dan paprika yang matang. β- karoten ditemukan
dalam wortel.
Unit isoprene dalam campuran tersebut merupakan indikasi garis yang terputus
- putus.Dalam hewan mamalia dan juga manusia, β- karoten dipecah dengan
menggunakan reaksi oksidasi enzymatic untuk memberikan dua moleku retinal.
Retinal ini merupakan reduksi enzymatic untuk alcohol l yang disebut vitamin A
Karotenoid adalah nutrisi yang penting untuk melindungi anak dari terjadinya
infeksi, menjaga pertumbuhan yang normal dan meningkatkan ketajaman penglihatan
karena merupakan bahan baku pembentuk Vitamin A. Karotenoid alami terdapat
dalam bentuk beta karoten, lutein dan lainnya. ( Jack,E.F. 1982 ).
2.6 Spektofotometri UV-Visible
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang di transmisikan atau yang di absorpsi.
Filter Sinar λ (nm) <400 400-450 450-500 500-570 570-590 590-620 620-750 >750
warna UV Violet Biru Hijau Kuning Jingga Merah Infra Merah
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :
E = hv
Dimana ,
E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak o/ molekul, melalui 3 proses yaitu :
1. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
2. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
3. Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Komponen dari suatu spektrofotometer berkas tunggal :
1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah
spectrum dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-
panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
3. Suatu wadah sampel (kuvet)
4 Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya
menjadisuatu isyarat listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik
itu memadai untuk di baca.
6. Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).
Skema spektrofotometer ;
Sumber Cahaya Monokromator Sampel Detektor
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Amplifier Pembaca / Recorder
Penerapan spektrofotometrik
Hukum Beer : Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan
konsentrasi sutu spesies penyerap dalam larutan.
Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen
dalam lapisan-lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik
yang memasuki lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain.
Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan
panjang jalan yang melewati medium.
Gabungan Hukum Bouguer-Beer, sering di tuliskan sebagai
A = abc atau A = εbc
Dengan
A = absorbans
ε = absorpsivitas molar (jika konsentrasi dalam molar) dengan satuan M-1cm-1
a = absorpsivitas (jika konsentrasi dalam %b/v) dituliskan E1%1cm
b = panjang jalan/kuvet
c = konsentrasi ( dalam molar atau %b/v)
Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi)
Maka,
A = - log (%T)
A = log (Po/P),
Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati sampel.
http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada
mudahnya promosi electron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi
untuk promosi electron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebih panjang. Senyawa akan menyerap cahaya dalam daerah tampak
yakni ( senyawa bewarna ) mempunyai eektron yang lebih mudah dipromosikan
daripada senyawa yang meyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.
( Fessenden, 1986 )
Pada kenyataannya, spectrum UV-Visible yang merupakan korelasi antara
absorbansi ( sebagai ordinat ) dan panjang gelombang ( sebagai absis) bukan
merupakan merupakan suatu pita spectrum. Terbentuknya pita spectrum UV-Vis
tersebut disebabkan oleh terjadinya ekesitasi elektronik lebih dari satu macam pada
gugus molekul yang sagat kompleks.( Ibnu ghalib gandjar dan Abdul, R. 2007 )
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat -alat
- Spektrofotometer UV
- Labu Takar 25 ml
- Timbangan analitis
- Pipet Volume 10 ml
- Hot Plate
- Pipet tetes
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Beaker glass 250 ml
3.2 Bahan - bahan
- n-heksan
- CPO
3.3 Prosedur Analisa
3.3.1 Persiapan Alat
A. Menghilangkan Alat
1. Hidupkan CPU dan monitor computer dengan cara menekan tombol “ power / ON
“. Tunggu beberapa saat samapai menu windows pada layer monitor.
2. Pada Task bar windows, klik ‘ Start ‘ untuk menampilkan menu start .
3. Gerakkan kursor melalui menu programs untuk menampilkan menu program.
4. Pilih aplikasi ‘ Scan ‘ dari menu - menu Cary Win UV ( dapat juga dilakukan
dengan memilih ikon aplikasi dalam folder Cary Win UV pada desktop ).
B. Melakukan Set Up Instrument
1. Klik ‘ Set Up ‘ atau pilih dari set up dari baris menu untukmenampilkan Set
Up dialog dan tentukan parameter metode untuk metode baru.
a) Cary Tab
- Tentukan batas panjang gelombang untuk scan dengan menuliskan
angka yang diinginkan pada kotak start / stop.
- Pada kotak Y made pilih ordinat dimana data yang dikumpulkan akan
dilampirkan.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Masukkan angka batas atas dan batas bawah pada kotak Y min dan Y
max untuk menentukan batas ordinat tampilan.
- Pastikan ‘ Cycle Mode ‘ tidak dipilih.
- Pilih ‘ Dual Beam ‘ pada ‘ Beam Mode ‘
- Pada group scan controls, pilih ‘ Simple ‘ dan klik tombol ‘ Scan
Speed ‘ atau pilih ‘ Advanced ‘ dan masukkan angka pada Avetime
dan data interval.
- Pada group Display options, pilih ‘ Individual Data ‘ untuk
menampilkan data untuk tiap sample pada satu kotak grafik.
b) Baseline Tab
- Pilih ‘ Baseline Correction ‘ untuk melakukan koreksi baseline pada
data sample koreksi akan dilakukan pada tiap titik sebelum
ditampilkan
c) Accessories 1 Tab
- Pastikan tidak ada pilihan pada tab ini
d) Accessories 2 Tab
- Pastikan tidak ada pilihan pada tab ini
e) Reports Tab
- Masukkan nama operator pada kotak name
- Masukkan komentar yang berhubungan dengan analisa pada kotak comment
- Tentukan bentuk laporan dengan melilih check box pada group options.
f) Auto Store Tab
- Pilih ‘ Storage on ‘ ( prompy at start )
g) Pilih ‘ Show Status Display ‘ pada tiap Tab atau dari menu view
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
h) Setelah metode yang dibuat sesuai, klik ‘ Of ‘ untuk memastikan perubahan
yang telah dilakukan dan tutup set up dialog.
C. Melakukan Scan dengan Baseline Correction
Me-nol kan Instrument :
a) Klik ‘ Zero ‘ atau pilih zero dari menu command untuk me-nol kan system
mengatur baseline.
b) Untuk mengatur baseline :
1. klik ‘ baseline ‘ atau pilih baseline pada menu commands
2. ketika diminta, masukkan sample blanko kedalam tempat sample tekan
tombol ‘ OK ‘
Instrument akan melakukan scan baseline. Setelah selesai huruf,huruf ‘
baseline ‘ akan tampil dengan warna merah pada kotak status ordinat,
menandakan telah yang di scan dan tekan ‘ OK ‘. Scan run akan memulai dan
garis terkoreksi akan tampil didaerah grafik.Pada akhir scan run, software cary
akan menampilkan hasil seraca run. berada pada metode baseline correction
dan telah mempunyai file baseline yang digunakan untuk bereaksi.
Memulai Scan Run :
3. Klik tombol ‘ start ‘ aplikasi untuk memulai pengumpulan data ( start juga
dapat dipilih melalui menu command ).
Menentukan nama file untuk data dan nama sample :
4. Untuk menentukan nama file :
a) Ketika ‘ start ‘ ditekan, dialog windows save as akan tampil. Ketik
nama yang sesuai untuk scan yang dilakukan dan tekan ‘ save ‘.
b) Dialog sample name akan tampil, ketik nama yang sesuai untuk sample
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
3.3.2 Persiapan Sample
Sampel yang diperlukan untuk analisa DOBI dan β - Karoten adalah sampel
CPO. Sebelum dilakukan analisa sampel maka terlebih dahulu dipersiapkan dengan
caa pemansan sampel CPO diatas hot plate agar CPO yang menggumpal atau fase
padatnya mencair dan homogen sehingga mudah dalam melakukan penimbangan dan
diperoleh hasil yang maksimum.
3.3.3 Penentuan α maksimum DOBI dan β - karoten pada range visible.
- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misaln
- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil ya n-heksan ) dalam
masing - masing kuvet.
- Diukur Absorbansi pada α 446 nm dan 269 nm
- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang
terbesar sebagai tempat sampel.
- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml
- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera,homogenkan
- Diukur Absorbansi pada λ 420 nm dan 470 nm dengan cell 1 cm
3.3.4 Penentuan λ maksimum DOBI dan β-Karoten pada range UV
- Dimasukkan beberpa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n- heksan )
dalam masing - masing kuvet.
- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil
- Diukur Absorbansi pada λ 257 nm dan 275 nm
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang
terbesar sebagai tempat sampel
- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml
- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera, homogenkan
- Diukur Absorbansi pada λ 269 nm dan 446 dengan cell 1 cm
3.3.5 Penentuan DOBI dalam CPO
- Dimasukkan beberpa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n- heksan )
dalam masing - masing kuvet.
- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil
- Diukur Absorbansi pada λ 269 nm dan 446 nm
- Diambil nilai Absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang
terbesar sebagai tempat sampel
- Ditimbang 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml
- Dilarutkan dengan sedikit n-heksan, encerkan hingga tanda tera, homogenkan
- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada λ 446 nm dan 269
nm
3.3.6 Penentuan β - karoten dalam CPO
- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n-heksan
dalam masing - masing kuvet
- Dihidupkan alat spektrofometer dan dibiarkan stabil
- Diukur absorbansi pada λ 269 nm dan 446 nm
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Diambil nilai absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang
terbesar sebagai temapat sampel
- Ditimbang masing - masing 0,1 g CPO dalam labu takar 25 ml
- Dilarutkan dengan n-heksan sampai garis batas
- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada λ 446 nm
3.3.7 Penentuan DOBI dan β - karoten dalam CPO
- Dimasukkan beberapa larutan blanko ( pelarut organic misalnya n-heksan )
dalam masing-masing kuvet
- Dihidupkan alat spektrofotometer dan dibiarkan stabil
- Diukur absorbansin pada 269 nm dan 446 nm
- Diambil nilai absorbansi yang terkecil sebagai larutan blanko dan nilai yang
terbesar sebagai tempat sampel
- Ditimbang masing-masing 0,2 g CPO dalam labu takar 25 ml
- Dilarutkan dengan n-heksan sampai garis batas
- Dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya pada 446 nm dan 269 nm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
4.1 Hasil
4.1.1 Data Percobaan
Tabel 5. Data hasil perhitungan analisa DOBI dalam CPO
Berat Sampel (gr)
Absorbansi Pada λ 446 nm
Absorbansi pada λ 269 nm DOBI
0.1029 0.569 0.234 2.43 0.103 0.567 0.231 2.45
0.1034 0.602 0.221 2.72 0.1047 0.601 0.225 2.67 0.1047 0.599 0.232 2.58 0.1052 0.595 0.234 2.54 0.1058 0.597 0.236 2.53 0.107 0.602 0.223 2.7
0.1073 0.599 0.247 2.42 0.1088 0.602 0.227 2.65 0.11 0.655 0.235 2.79
0.1111 0.569 0.231 2.46 0.1122 0.601 0.245 2.45 0.1133 0.654 0.238 2.74 0.1133 0.589 0.279 2.11 0.1135 0.655 0.244 2.68 0.1141 0.645 0.246 2.66 0.1146 0.589 0.245 2.4 0.1208 0.579 0.269 2.15 0.1359 0.709 0.309 2.29
Tabel 6. Data hasil perhitungan analisa β-karoten dalam CPO
Berat Sampel (gr)
Absorbansi Pada λ 446 nm β-Karoten
0.1052 0.595 542.06 0.1359 0.709 499.53 0.1058 0.597 540.29 0.1073 0.599 534.52
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
0.1141 0.645 548.82 0.1135 0.655 552.56 0.1122 0.601 512.88 0.1146 0.589 492.11 0.1034 0.602 557.46 0.1047 0.601 549.62 0.107 0.602 538.7
0.1133 0.654 552.69 0.1088 0.602 529.79 0.1111 0.569 490.38 0.1133 0.589 497.76 0.11 0.655 570.14
0.1029 0.569 529.46 0.1208 0.579 458.93 0.1047 0.599 547.79 0.103 0.567 527.08
Tabel 7. Data hasil perhitungan hubungan analisa DOBI dan β-karoten dalam CPO
Berat Sampel (gr)
Absorbansi Pada λ 446 nm
Absorbansi pada λ 269 nm DOBI β-Karoten
0.1029 0.569 0.234 2.43 529.46 0.103 0.567 0.231 2.45 527.08
0.1034 0.602 0.221 2.72 557.46 0.1047 0.601 0.225 2.67 549.62 0.1047 0.599 0.232 2.58 547.79 0.1052 0.595 0.234 2.54 542.06 0.1058 0.597 0.236 2.53 540.29 0.107 0.602 0.223 2.7 538.7
0.1073 0.599 0.247 2.42 534.52 0.1088 0.602 0.227 2.65 529.79 0.11 0.655 0.235 2.79 570.14
0.1111 0.569 0.231 2.46 490.38 0.1122 0.601 0.245 2.45 512.88 0.1133 0.654 0.238 2.74 552.69 0.1133 0.589 0.279 2.11 497.76 0.1135 0.655 0.244 2.68 552.56 0.1141 0.645 0.246 2.66 548.82 0.1146 0.589 0.245 2.4 492.11 0.1208 0.579 0.269 2.15 458.93 0.1359 0.709 0.309 2.29 499.53
4.1.2 Perhitungan
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Untuk analisa DOBI dalam CPO perhitungannya adalah :
Absorbansi pada λ 446 nm
DOBI =
Absorbansi pada λ 269 nm
DOBI1 + DOBI2 + DOBI3
DOBI =
3
Keterangan :
DOBI : DOBI rata-rata
λ : Panjang Gelombang
Contoh Perhitungan :
0,709
DOBI =
0,309
= 2,29
2,29 + 2,54 + 2,53
DOBI =
3
= 5,25
Untuk analisa β-karoten dalam CPO perhitungannya adalah :
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
383 x A .λ 446
β-karoten = x Volume.labu takar
berat sampel
Keterangan :
A : Absorbansi
V.labu takar : 0,25
Contoh perhitungan :
383 x 0,595
β-karoten = x 0,25
0,1052
= 542,06 ppm
4.2 Pembahasan
Untuk menganalisa DOBI and β – karoten dilakukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri UV-Visible dengan panjang gelombang range visible dan
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
range UV, dimana DOBI adalah perbandingan absorbansi pada rane visible dan
absorbansi pada range UV,sedangkan β – karoten adalah pigmen fotosintesis bewarna
orange yang penting untuk fotosintesis. Penentuan pajang gelombang maksimum pada
range visible dan UV dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang 420 nm sampai dengan 470 nm dan 256 nm sampai dengan 270 nm.
Setelah dilakukan pengukuran (kalibrasi) maka diperoleh panjang gelombang
maksimum pada range visible dan UV adalah 446 nm dan 269 nm.
DOBI and β – karoten ditentukan untuk memenuhi standart mutu CPO yang
baik. Karena semakin tinggi DOBI and β – karoten maka semakin baik kualitas CPO,
sehingga daya jual CPO semakin tinggi. Berdasarkan analisa percobaan yang
dilakukan bahwasannya nilai DOBI and β – karoten Memenuhi syarat standart mutu
PORAM yaitu (1,4 min) untuk DOBI dan (500-700 ppm) β-karoten .
Pada perhitungan analisa percobaan selanjutnya didapat harga β – karoten
tidak memenuhi syarat standart mutu PORAM. Hal ini disebabkan karena salah satu
syarat minyak dengan mutu yang tinggi memiliki warna yang tidak pucat dimana
pemucatan dilakukan dengan menggunakan adsorben dan dengan suhu yang
tinggi.Tujuan pemucatan yaitu meghilangkan warna yang kurang disukai dalam
minyak maka karoten yang berfungsi sebagai pigmen sebagai minyak akan diserap
oleh adsorben dan dilakukannya pemucatan pada suhu yang tinggi juga akan
mengurangi kadar karoten dalam minyak karena karoten memiliki sifat yang tidak
stabil pada suhu tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
5.1 Kesimpulan
- Dari analisa diperoleh kadar β-karoten dalam CPO adalah :
CPO 1 : 499,06 ppm
CPO 2 : 542,06 ppm
CPO 3 : 540,20 ppm
- Dari analisa diperoleh kadar rata-rata DOBI dalam CPO yaitu : 2,52
- Pada range visible dan UV panjang gelombang maksimumdengan
menggunakan pelarut n-heksan adalah 269 nm dan 446 nm
- Adanya karoten dalam CPO sangat mempengaruhi mutu minyak ,dimana
minyak dikatakan baik atau memenuhi standart mutu yaitu apabila minyak
tersebut mengandung β-karoten 500-700 ppm sesuai dengan standart mutu
PORAM.
- Hubungan analisa DOBI dan β-karoten sangat mempengaruhi kualitas CPO
dimana semakin tinggi DOBI dan β-karoten maka daya jual CPO semakin
tinggi dan sebaliknya apabila DOBI dan β-karoten rendah maka daya jual CPO
semakin menurun.
5.2 Saran
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
- Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap α, γ karoten dalam CPO
dan pada sampel lainnya.
- Diharapkan penentuan DOBI dan β-karoten dilakukan dengan menggunakan
pelarut dan sampel yang sama tetapi menggunakan metode lain.
- Diharapkan agar penentuan DOBI dan β-karoten dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang berbeda sehingga dapat diketahui panjang
gelombang maksimum pada range visible dan UV
- Selama melakukan analisa perlu dihindari kesalahan dalam pengukuran secara
spektrofotometri sehingga sampel yang dianalisa mendapatkan hasil yang
akurat.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1986. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
http:// www.id.wikipedia.org/wiki/karoten. 20 Maret 2009
hhtp://www.deptan.go.id/buletin/infomutu. 15 April 2009
http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/
Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul,R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Pelajar.
Jack,E. 1982. Organic Chemistry An Introduction. New Jersey : Prentice Hall.
Ketaren,S. 1986. Pengantar Tekhnologi Minyak dan Pangan. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia Press.
Khopkar,S..M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia Press.
Tim Penulis PS. 1998. Kelapa Sawit Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Pemasaran. Jakarta : Penerbit Swadaya.
Winarno,FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Tabel 8. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of
BLechability Index) dan β-karoten Pada Range Visible
Panjang Gelombang λ 446 nm Absorbansi Panjang Gelombang λ 446
nm Absorbansi
420 0,502 446 0,678 421 0,515 447 0,676 422 0,518 448 0,665 423 0,522 449 0,657 424 0,526 450 0,649 425 0,530 451 0,639 426 0,533 452 0,629 427 0,539 453 0,620 428 0,545 454 0,612 429 0,552 455 0,610 430 0,560 456 0,594 431 0,570 457 0,586 432 0,579 458 0,579 433 0,590 459 0,575 434 0,600 460 0,573 435 0,613 461 0,572 436 0,624 462 0,571 437 0,635 463 0,572 438 0,646 464 0,575 439 0,656 465 0,578 440 0,664 466 0,581 441 0,670 467 0,584 442 0,674 468 0,586 443 0,675 469 0,588 444 0,676 470 0,587
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Grafik 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of
Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range Visible
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Tabel 9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI (Deteration Of
Bleachability Index) dan β-karoten Pada Range UV
Panjang Gelombang λ 269 Absorbansi 257 0,183 258 0,185 259 0,183 260 0,173 261 0,172 262 0,172 263 0,175 264 0,173 265 0,173 266 0,174 267 0,179 268 0,181 269 0,191 270 0,187 271 0,174 272 0,172 273 0,173 274 0,173 275 0,177
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Grafik 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DOBI ( Deteration Of
Bleachability Index ) dan β-karoten Pada Range UV
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Grafik 3. Penentuan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index) Dalam
CPO ( Crude Palm Oil )
K adar DOB I (Deteration Of B leac hability Index) dalam C P O
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
DOBI
2.43
2.45
2.72
2.67
2.58
2.54
2.53 2.
72.42
2.65
2.79
2.46
2.45
2.74
2.11
2.68
2.66 2.
42.15
B erat S ampel(gr)
ad
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Grafik 4. Penentuan Analisa β-karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil
Mutia Afriani : Hubungan Analisa Dobi ( Deteration Of Bleachability Index ) Dan Β-Karoten Dalam CPO ( Crude Palm Oil ) Dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Visible, 2009.
Grafik 5. Hubungan Analisa DOBI (Deteration Of BLechability Index)
dan β-karoten Dalam CPO (Crude Palm Oil)
Hubung an Analis a DOB I deng an β-karoten dalam C P O
450
470
490
510
530
550
570
590
DOB I 2.43 2.45 2.72 2.67 2.58 2.54 2.53 2.7 2.42 2.65 2.79 2.46 2.45 2.74
β-K aroten