file · web viewtentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala...

55
Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan Semester/ kelas : III / A Dosen : Agust. A. Laya SKM, M.Kes SANITASI AIR DISUSUN O L E H KELOMPOK II: NURHAYATI ABDUL 0901021 HARIS BUTULO 0901074 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Upload: dangthien

Post on 02-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan

Semester/ kelas : III / A

Dosen : Agust. A. Laya SKM, M.Kes

SANITASI AIRDISUSUN

O

L

E

H

KELOMPOK II:

NURHAYATI ABDUL 0901021

HARIS BUTULO 0901074

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

TAHUN 2010

Page 2: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa oleh karena kasih dan

perlindungannya serta kekuatan yang diberikan sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan

baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal penulisan namun dengan dilandasi dengan

keinginan saya maka akhirnya penulisan makalah ini dapat terwujud.

PENYUSUN

KELOMPOK II

Page 3: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………..……………

Daftar Isi………………………………………….........................................

BAB I : Pendahuluan………………………………………..………………..

a.Latar belakang………………………………………………………

b.Tujuan…………………………………………….………..……….

BAB II : Isi………………………………………………..………..………….

a. Air tawar……………………………………………………..

b. Sumur sanitasi……………………………………………….

c. Kesadahan pada air………………………………………….

d. Purifikasi air…………………………………………………..

e. Distribusi sumber air…………………………………………

BAB III: Penutup

a. Kesimpulan………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………………..

Page 4: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

BAB I

PENDAHULUAN

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per

empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari

4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga di pergunakan untuk memeasak, mencuci, mandi

dan memersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga di pergunakan untuk keperluan

industry, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain. Penyakit-

penyakit yang menyerang manusia dapat juga di tularkan dan di sebarkan melalui air. Kondisi

tersebut tentu dapat menimbulkan wabah penyakit di mana-mana.

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65%dari total berat badannya, dan volume

tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-

bagian tubuh seseorang. Bebrapa orang tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain,

otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7, otot 75,6%, dan darah 83%.

Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah di bersihkan oleh ginjal sekitar 2,3 liter di

produksi menjadi urine. Selebihnya di serap kembali masuk ke aliran darah. Dalam kehidupan

sehari-hari, air di pergunakan antara lain unutk kererluan minum, mandi, memasak, mencuci,

membersihkan rumah, melarut obat dan pembawah bahan ruangan industry.

Di tinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat penyediaan sumber air bersih harus dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat karena persedian air bersih yang terbatas memudahkan

timbulnya penyakit masyarakat. Volume rata-rata kebutuahn air individu perhari berkisar antara

150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan

iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat.

Page 5: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Air Tawar

Air tawar terdiri dari 3 bagian, yaitu :

a. Air Hujan

Air hujan merupakan jenis air yang paling murni. Namum perjalannya turun ke bumi, air

hujan akan melarutkan partikel-partikel debu dan gas yang terdapat dalam udara, misalnya gas

CO2, gas N2O3, dan gas S2O3 sehingga beberapa reaksi kima berikut dapt terjadi dalam udara.

Gas CO2 + air hujan asam kabonat

Gas S2O3 + air hujan asam sulfat

Gas N2O3 + air hujan asam nitrit

Dengan demikian, air hujan yang sampaidi permukaan bumi sudah tidak murni dan reaksi

di atsa dapat mengakibatkan keasaman pada air hujan sehingga akan terbentuk hujan asam (acid

rain).

b. Air Permukaan

Air pemukaan merupakan salaha satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-

faktor yang harus di perhatikan, antara lain :

Mutu atau kualitas baku

Jumlah atau kuantitas

Kontinuitasnya

Di bandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber air yang paling

tercemar akibat kegiatan manusi, fauna, flora, dan zat-zat lain.

Sumber-sumber air permukaan, antara lain sungai, selokan, rawa, parit, bendungan,

danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat di pakai untuk sumber air di kota-kota besar karena

air tersebut sebelumnya sudah di bendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tdak

tercemar sehingga tidak membutuhkan purifikasi bakterial.

Page 6: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Sumber air permukaan yang bersal dari sungai, selokan, dan parit mempunyai persamaan,

yaitu airnya mengalir dan dapat menghanyutkan bahan yang tercemar. Sumber air permukaan

yang berasal dari rawa, bendungan dan danau memiliki air yang tidak mengalir, tersimpan dalam

waktu yang lama, dan mngandung sisa-sisa pembungkusan tumbuh-tumbuha, ganggang, fungi,

dan lain-lain. Air permukaan yang berasal dari air laut mengandung kadar garam yang tinggi

sehingga jika akan di gunkan untuk air minum, air tersebut harus menjalani proses ion-exchange

c. Air Tanah

Air tanah merupakan sebaigan air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap

kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan air tanah, air hujan akan

menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air (hardness of

water). Kesadahan pada air menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi.

Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti Fe dan Mn.

Akibtnya, apabila kita menggunkan air sadah untuk mencuci, sabun yang kita gunkan tidak akan

berbusa dan bila di endapkan akan terbentuk endapan semacam kerak.

B. Sumur

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di

daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi manjadi 2

jenis:

a. Sumur dangkal (shallow well)

Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan da atas

permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia

dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK)

sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu sekali di perhatikan.

b. Sumur dalam (deep well)

Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujanoleh

lapisan kulit bumi manjadi air tanah. Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi

persyaratan sanitasi.

Page 7: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Perbedaan antara sumur dangkal dan sumur dalam.

Sumur dangkal Sumur dalam

Sumber air Air permukaan Air tanah

Kualitas air Kurang baik Baik

Kualitas bakteriologi Kontaminasi Tidak terkontaminasi

persediaan Kering pada musim kemarau Tetap ada sepanjang tahun

C. Sumur Sanitasis

Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan

terlindungi dari kontaminasi air kotor. Untuk membuat sumur sanitasi, persyaratan berikut ini

harus dipenuhi:

a. Lokasi

Langkah pertama adalah menentukan tempat yang tepat untuk membangun sumur. Sumur

harus berjarak minimal 15 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti

kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya.

b. Dinding sumur

Dinding sumur harus di lapisi dengan batu yang di semen. Pelapisan dinding tersebut

paling tidak sedalam 6 meter dari permukaan tanah.

c. Dinding parapet

Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus di buat

setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini merupakan satu kesatuan dengan

dinding sumur.

d. Lanatai kaki lima

Page 8: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Lantai kaki lima harus terbuat dari semen dan lebarnya lebih kurang 1 meter keseluruh

jurusan melingkar sumur dengan kemiringan sekitar 10 derajat kearah tempat

pembuangan air (drainase).

e. Drainase

Drainase atau saluran pembuangan air harus di buat menyambung dengan parit agar tidak

terjadi genangan air di sekitar smur.

f. Tutup sumur

Sumur sebaiknya di tutup dengan penutup yang terbuat dari batu terutama pada sumur

umum. Tutup semacam itu dapat mencengah kontaminasi langsung pada sumur.

g. Pompa tangan/listrik

Sumur harus di lengkapi dengan pompa tangan/listrik. Pemakaian timba dapat

memperbesar terjadinya kontaminasi.

h. Tanggung jawab pemakai

Sumur harus di jaga kebersihannya bersama-sama oleh masyarakat karena kontaminasi

dapat terjadi setiap saat.

i. Kualitas

Kualitas air perlu di jaga terus melalui pelaksanaan pemeriksaan fisik, kimia maupun

pemeriksaan bakteriologi secara teratur, terutama pada saat terjadinya wabah muntaber

atau penyakit saluran pencernaan lainnya.

D. Kesadahan Air

Sifat sedahan sering kali di temukan pada air yang menjadi sumber baku air bersih yang

berasal dari tanah atau daerah yang tanahnya mangandung deposit garam mineral dan kapur. Air

semacam ini memerlukan penanganan khusus sehingga biaya furifikasi tentunya menjadi tinggi.

Kesadahan pada air ini dapat terjadi karena air mengandung :

Page 9: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

a. Persenyaan dari kalsium dan magnesium dengan bikarbonat

b. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat, dan klorida

c. Garam-garam besi, zink, dan silika.

Kesadahan pad air ini dapat berlangsung sementara (temporary) maupun menetap

(permanent). Kesadahan air yang bersifat sementara disebabkan oleh adanya persenyawaan dari

kalsium dan magnesium dengan bikarbonat, sedangkan yang bersifat permanen terjadi bila

terdapat persenyawaan dari kasium dan magnesium dengan sulfat, nitrat, dan klorida.

Air untuk keperluan minum dan masak hanya di perbolehkan dengan batasan kesadahan

antara 1-3 Eq/1 (50-150 ppm). Konsumsi air yang batas kesadahannya lebih dari 3 mEq/1 (150

ppm) akan menimbulkan kerugian-kerugian sbagai berikut.

Kesadahan pada air dapat di hilangkan. Metode yang dapat di gunakan untuk

menghilangkan kesadahan tersebut, antra lain:

1) Pemasakan

Pemasakan air menyebabkan terlepas atau di keluarkannya CO2 dari dalam air dan

terbentuknya endapan CaCO3 yang tidak terlarut.

Ca (HCO3) CaCO3 + H2O + CO2

Cara ini sangat mahal jika di pergunakan untuk skala yang besar.

Metode untuk menghilakan kesadahan pada air

Kesadahan sementara kesadahan menetap

1. Pemasakan 1. Penambahan natrium karbonat

2. Penambahan kapur 2. Poses pertukaran basa

3. Penambahan natrium karbonat

4. Proses permutit

Page 10: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

2) Penambahan kapur (Metode Clark)

Penambahan kapur pada air yang sifat kesadahannya sementara dapat mengabsorsi CO2

dan mengendapkan CaCO3 yang tidak terlarut. Caranya, kapur (quick lime) seberat 1 ons di

masukkan ke dalam setiap 700 galon air untuk setiap derajat kesadahan air (14,25 ppm).

Ca(OH)2 + Ca(HCO3)2 2CaCO3 + 2H2O

3) Penambahan natrium karbonat dapat menghilangkan kesadahan sementara atau

menetap

Reaksi berikut berlangsung di dalam penambahan natrium karbonat.

Na2CO3 + Ca (HCO3)2 2NaHCO3 + CaCO3

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4

4) Proses pertukaran basa

Dalam melakukan pelunakan terhadap persediaan air ukuran besar. Digunakan proses

Permutit.natrium permutit merupakan persenyawaan kompleks dari natrium, alimunium, dan

silika (Na2Al,SiO,xH2O).

Pada proses permutit akan terjadi pertukaran kation Na dengan ion Ca dan Mg di dalam

air. Semua ion Na dan Mg akan di lepas melalui reaksi pertukaran basa (base axchange) dan

natrium permutit akhirnya akan menjadi kalsium dan magnesium permutit. Dengan demikian, air

dapat di lunakan sampai zero hardness (tingak kesadahan nol).

Air dengan tingkat kesadahan nol akan bersifat korosif. Dengan demikian harus di

perhatikan bahwa proses perlunkan air ini perlu di lakukan sampai batas agak keras 1-3 mEq/l.

E. Purifikasi Air

Purifikasi air merupakan salah satu cara untuk menjernikan atau memurnikan sumber air

baku guna mendapatkan air bersih. Proses ini dapat dilakukan dalam skala besar maupun skala

kecil disesuaikan dengan kebutuhannya.

Page 11: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

A. Purifikasi air skala besar

Purifikasi air dalam skala besar dilakuakan di daerah perkotaan. Proses semacam ini

biasa dilakukan di instalasi penjernihan air bersih (PAM) melalui tahap berikut;

a) Penyimpanan (storage)

b) Penyaringan (filtration)

c) Klorinasi (chlorination)

Penyimpanan (storage)

Air baku diisap atau di alirkan dari sumber seperti sungai, kali, dan sebagainya, kedalam

bak penampungan alami atau bak buatan yang sudah di lindungi dari pencemaran. Air yang di

simpan dalam wadah penampungan tersebut akan mengalami proses purifikasi secara alami

berikut ini.

Proses fisik

Setelah melalui proses fisik ini, kualitas air sudah dapat di perbaiki sampai sekitar 90%.

Benda-benda yang terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24 jam dan air akan

bertambah jerni. Proses filtarsi selanjutnya akan semakin mudah di lakukan.

Proses kimiawi

Selama masa penampungan juga berlangsung proses kimiawi. Dalam proses ini, bakteri

aerobik akan mengoksidasi bahan-bahan organik yang tepat terdapat dalam air dengan bantuan

oksigen bebas. Akibatnya, konsentrasi amonia bebas akan berkurang sementara konsentrasi nitrat

justru meningkat.

Proses biologis

Organisme patogen berangsur-anngsur akan mati. Kesadahan semacam ini dapat terlihat

jika air di simpan selama 5-7 hari. Dalam kondisi tersebut, jumlah bakteri dalam air akan

berkurang sampai 90%.

Page 12: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Batas waktu yang optimum unutk penampungan berkisar antara 10-14 hari. Bial lebih

lama akan berkembang tumbuh-tumbuhan air seperti alga yang dapat menimbulkan rasa dan bau

tidak enak dan perubahan warna pada air.

Penyaringan (filtration)

Proses penyaringan atau filtrasi merupakan tahap kedua dari proses purifikasi air. Proses

ini sangat penting karena mengurangi jumlah bakteri sampai sekitar 98-99% dalam air yang di

hasilkan. Proses filtrasi dapat di lakuakan melalui slow sand filter (filter biologis) dan rapid sand

filter (filter mekanis). Metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Sampai saat ini, kedua metode tersebut masi di gunakan sebagai metode standar dalam

proses purifikasi air.

slow sand filter dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala kecil, sedangkan rapid

sand filter di pakai untuk proses purifikasi air dalam skala besar terutama untuk memenuhi

kebutuhan penduduk di kota besar.

Slow sand ( biological ) fiter

Pada tahun 1804, scotland dan london di inggris, merupakan kota yang pertama kali

mempergunakan metode slow sand filter untuk melakukan proses purifikasi pada air. Pada abad

ke 19, metode tersebut telah di pergunakan secara luas di seluruh penjuru dunia dan saat ini masi

di pergunakan sebagai metode standar untuk proses purifikasi air.

Komponen-komponen di dalam metode slow snad filter, antara lain :

1. Supernatant water

Supernatant air adalah air baku yang di tampung di atas lapisan pasir dengan ketinggian

bervariasi anatar 1 sampai 1,5 m. ketinggian permukaan air ini harus di pertahankan tetap

dalam keadaan konstan agar :

Tekanan yang ada dapat membuat air resap di sela-sela lapisan pasir.

Air yang akan di olah tetap tinggal selama 3 sampai 12 jam untuk menjalani

proses purifikasi parisal berupa sedimentasi dan oksidasi sehingga pertikel-

partikel padat dalam air akan mengendap dan berkumpul menjadi satu.

Page 13: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

2. Sand bed

Sand bed adalah bagian ter4penting dari proses purifikasi dan berfungsi sebagai filter.

Proses purifikasi yang terjadi berupa penyaringan mekanis, sedimentasi, absorsi,

oksidasi, dan bacterial action. Pada sand bed yang bar di pakai hanya terjadi proses

filtrasi secara mekanis dan belum terjadi proses secara biologis setelah permukaan atas

lapisan pasir suatu lapisan tipis yang di sebut lapisan schmut zcke atau zoogleal. Lapisan

tipis dan bersifat gelatious ini terjadi atas anyaman alga dan beberapa mikroorganisme

seperti palankton, diatoms, dan bakteri. Lapisan tersebut merupakan lapisan vital sand

bed dan proses pembentukan lapisan vital yang berlangsung dengan semprna di sebut

sebagai proses pematangan filter. Lapisan vital ini merupakan jantung netode slow sand

filter yang berguna untuk meningkatkan bahan-bahan organik dan bakteri serta untuk

mengooksidasi amonium menjadi nitrat.

3. Under drainage system

Di bagian bawah dari filter box terdapat Under drainage system yang terdiri atas pipa-

pipa lubang yang berfungsi sebagai saluran keluar ( outlets ) air yang telah menjalani proses

filtrasi.

4. Sistem kontrol katub filter

Outlet di lengakapi dengan katub pengatur yang berfunsi sebagai alat pengatur yang

berfungsi sebagai alat pengatur dan ntuk mempertahankan kecepatan filtrasi. Resistensi dalam

filter box di ukur dengan venturimeter. Jika resintensi meningkat, katub mengatur secara

perlahan akan memebuka sehingga kecepatan filtrasi dapat dipertahankan antara 0,1-0.4 m-3/m2/jam.

Contoh sederhana slow sand filter dapat dilihat dalam gambar 3.3 yang menyajikan

sebuah drum bekas dengan kapasitas 200 liter.

Page 14: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Dalam keadaan normal, slow sand filter dapat di pakai terus selama beberpa minggu

bahkan samapai berbulan-bilan tanpa perlu di bersihkan. Pada kondisi saat resistensi filter box

terus meningkat sementara kecepatan filtrasi menurun walau katup pengatur telah di buka

sepenuhnya, bagian atas dari lapisan sand filter perlu di bersihkan dan di keruk smapai 1-2cm

pembersihan itu dilakukan dengan cara membuang airnya terlebih dahulu dan kemudian

mengganti pasir yang lama dengan yang baru

Dalam pembersihan slow sandfilter yang telah diopersikan sampai beberapa tahun atau

lebih, pengukuran yang dilakukan akan mengurangi ketebalan pada lapsan sand bed sekitar 0,5-

0,8 m. dengan demikian, lapisan pasir yang ada perlu di ganti dengan yang baru.

Adapun keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode slow sand filter, anatar

lain :

1) Mudah dibua dan dioperasikan

2) Biaya pembuatanya lebih murah di bandingkan biaya pembuatan rapid sand filter.

Page 15: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

3) Proses filtrasi baik fisik, kimiawi, maupun biologis yang terjadi cukup tinggi.

Pengurangan jumlah bakteri setelah proses filtrasi mencapai 99,9-99,999%, khusus E.

coli mencapai 99-99,9%.

Rapid sand filter

Amerika serikat pada tahun 1885 merupakan negara pertama yang menggunkan matode

rapid sand filter untuk proses purifikasi air. Saat ini terdapat 2 tipe rapid sand filter:

1) Garvity type (paterson’s filter)

2) Perssure type (candy’s filter)

Berikut tahapan di dalam proses purifikasi aiar yang menggunkan metode rapid sand

filter.

1) Koagulasi (coagulation)

Dalam proses koagulasi in, air sungai yang telah tersedot di beri zat koagulasi kimia,

misalnya alum (Al2[SO4]3), denga sulfat dosis bervariasi anatara 5-40 mg/l bergantung

pada turbiditas, warna, suhu, dan pH airnya.

2) Pencampuran (mixing)

Air yang telah di beri alum dimasukan dalam bak pencampuran dan diputar sedemikian

rupa selama beberapa menit sehingga terjadi diseminasi alum di dalam air.

3) Flokulasi (flocculation)

Didalam bak flokulasi, air yang telah tercampur dengan alum di putar pela-pelan selama

30 menit untuk mengendapkan aluminium hidroksida yang terbentuk benda berwarna

putih dalam air.

4) Sedimentasi (sedimentation)

Sedimentasi adalah pengendapan flokulat bersama zat yang terlarut dalam ar beserta

bakteri. Waktu yang diperlukan berkisar 2-6 jam dan paling tidak 95% flokulat itu harus

telah diendapkan sebelum air dilairkan kedalam bak rapid sand filter.

Page 16: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Setiap unit bak penyaringan (filter bed) memiliki permukaan seluas 80-90 m2 (900 kaki2).

Ukuran efektif butir pasir yang digunkan berkisar antara 0,6-2,0 mm. tinggi bak

penyaringan adalam 1 m dan dibawah lapisan pasir terdapat batu-batu koral berdiamater

30-40 cm yang berfungsi sebagai penyanggah lapisan pasir diatasnya. Dibagian dasar bak

penyaringan terdapat saluran pipa outlet yang berlubang-lubang. Ketinggian air di atas

lapisan pasir berkisar antara 0,1-1,5 m dan keepatan filtrasi antara 5 sampai 15

m3/m2/jam. Proses filtarsi yang berlangsung cukup tinggi dan dapat mengurangi jumah

bakteri sampai 98-99%.

5) Filtrasi (filtration)

Sisa-sisa flok alum yang tidak mengendap pada proses sedimentasi alan menutupi

permukaan lapisan pasir menyerupai lapisan zoogleal yang terbentuk pada metode slow

sand filter. Lapisan berfungsi untuk mengikat bakteri yang ada dalam air. Oksidasi zat

ammonia akan terjadi pada saat air melalui filter.

Page 17: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Back washing

Back washing merupakan metode pemberihan filter dengan cara mengalirkan air kembali

melalui lapisan sand bed. Proses ini memerlukan waktu yang relatif singkat, kurang lebih 15

menit. Pada beberpa tipe rapid sand filter, misalnya Candy’s filter, bak penyaring perlu diberi

tekanan udara agar proses back washing dapt dilaksanakan.

Klorinasi

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin kedalam air yang telah menjalani

proses filtarsi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak

digunakan dalam pengolahan limbah industry, air kolam renang, dan air minum di Negara-

negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan

efekti. Senyawa-senyawa klor yang umum digunkan dalam proses klorinasi, antara lain, gas

klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin.

Tabel 3.2 perbandingan antara slow sand filter dan rapid sand filter.

Spesifikasi Slow sand filter Rapid sand filter

1. Ruangan

2. Kecepatan filtrasi

3. Butir pasir efektif

4. Prelimanary treatment

5. Pemebersihan filter

6. Operasi

7. Efek turbiditas

8. Menghilangkan warna

9. Menghilangkan

bakteri

Perlu ruangan besar

0,1-0,4 m3/m2/jam

0,15-0,35 mm

Plain coagulation

Pengerukan lapisan atas

Sederhana

Baik

Sedang

99,9-99,99%

Perlu ruangan kecil

5-15 m3/m2/jam

0,6-2,0 mm

Koagulasi kimia

Back washing

Perlu tenaga terdidik

Baik

Baik

98-99,9%

Berikut beberapa kegunaan klorin:

a) Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal

b) Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.

Page 18: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

c) Dapat menghilankan bau dan rasa tidak enak pada air.

d) Dapat mengontrol perkembangan alga dan ornagisme pembentuk lumut yang dapat

mengubah baud an rasa pada air.

e) Dapat membantu proses koagulasi.

Cara kerja klorin

Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh

sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit. Perhatikan

reaksi kimia berikut

H2O + Cl2 HCl +HOCl

HCOl H+ + OCl-

Klorin sebagai disenfektan terutama bekrja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan

sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga

desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90%

dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian,

khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.

Prinsip-prinsip pemberian klorin

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasasi,

antara lain:

1. Air harus jerni dan tidak keruh karena kekeruhanpada air akan menghambat proses

klorinasi.

2. Kebutuhan klorin harus diperhitungkansecara cermatagar dapat dengan efektif

mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman pathogen dan

meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.

3. Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2

mg/l did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety (nilai batas keamanan) pada

air untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan

pendistribusian air.

Page 19: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

4. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk

mebunuh kuman pathogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk

mniggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air.

Metode klorinasi

Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat diakaukan melalui beberapa cara yaitu

dengan pemberian :

a) Gas klorin.

b) Kloramin.

c) Perkloron

Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan

mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat

menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai

chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah paterson’s chloronome yang berfungsi

untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.

Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari klorindan anaomia.

Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten

walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar.

Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan

persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.

Pemeriksaan konsentrasi klorin

Titk batas (break point) konsentrasi korin bebas dalam air kurang lebih 0,2 mg/l.

konsentrasi korin bebas tersebut diukur melalui pemeriksaan orthotolidine arsenite (OTA test).

Berikut beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan pemastian ada tidaknya klorin daam air.

1. Orthotolidine arsenite test

Page 20: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Orthotolidine arsenite test pertama kali dilakukan pada tahun 1918 untuk mengetahui

adanya klorin bebas di dalam air. Reagennya berupa bahan Analytical Grade Ortholidine

yang dilarutkan dalam 10% asam hipoklorit.

Cara pemeriksaannya adalah bahwa sebanyak 0,1 ml larutan OT dimasukan kedalam 1

ml sampel air dan diperhatikan reaksi yang terjadi. Jika mengandung klorin, sampel air

itu akan berubah warna menjadi kuning. Perubahan warna itu kemudian di bandingkan

dengan warna standar yang tersedia. Kelamahan uji ini adalah bahwa warna kuning dapat

dihasilkan baik oleh sisa klorin bebas maupun oleh klorin yang terikat (combined

chlorine) sehingga pemeriksaan lebih lanjut perlu di lakukan.

2. Orthotolidine arsenite Test (OTA Test)

Pemeriksaan merupakan modifikasi dari OT Test diatas. Uji ini dpat memisahkan dan

bereaksi dengan klorin bebas. Hal yang paling penting adalah bahwa uji ini dapat

menentukan konsentrasi atau kadar klorin yang bebas I dalam air.

Dampak klorinasi air

Proses klorinasi yang dilakukan pada air yang mengandung bahan-bahan organic dengan

konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen organik yang mudah menguap (volatile

halogenated organics), biasadi singkat dengan VHO. Senyawa-senyawa VHO tersebut sebagian

besar di temukan dalam bentuk trihalomethane (THM).

Ttrihalomethane (THM) dapat di temukan pada jenis air yang berikut.

1. Air minum

Pada hasil pmeriksaan terhadap air minum yang mengalami proses klorinasi, baik dngan

gas klorin, natrium hipoklorin (NaClO), maupun dengan klodioksida (ClO2),

ditemukannya adanya senyawa TMH. Padahal, sebelum menjalani proses klorinasi,

kandungan bahan organik air tersebut telah dihilangkan dan hasil analisis sebelumnya

menujukan ketiadaan THM. Kadar THM maksimum yang trdeteksi adalah 41,8 ug/l.

2. Air kolam renang

Pada pemeriksaan terhadap air kolam renang yang telah menjalani desinfeksi, juga

didapat senyawa THM dengan kadar yang ternyata lebih tinggi dari pada kadar THm

Page 21: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

dalam air minum. Kondisi tersebut akibat lebih besarnya kandungak bahan organic juga

didapat dari keringat dan urine yang berenang.

3. Air permkaan dan air tanah

Air tanah di beberapa wilayah mengandung baha organic dalm konsentrasi yang tinggi

yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam tubuh manusia lebih dari 50,6% THM akan

tumbuh menjadi CO2, tetapi kondisi ini tergantung pada kepekaan individu. Damapak

yang paling cepat pada kesehatan adalahhilangnya kesadaran, yang dapat diikuti dengan

keadaan koma dan kematian. Kadar total THM 30 ug/l dalam air minum telah

direkomendasikan dengan konsumsi rata-rata 2 liter/hari.

Seperti dikatakan diatas, oses klorinasi pada air yang mengandung bahan organic dapat

mengakibatkan terbentuknya Ttrihalomethane (THM) yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk

menurunkan konsentrasi THM dalam air yang akan menjalani klorinasi harus dihilangkan dulu

penyebabnya, yaitu zat-zat organic. Selain itu dapat juga dilakukan penggantian desinfektan

yang tidak menyebabkan terbentuknya THM.

Berikut beberapa alternative yang dapat dilakukan ntuk menghilangkan penyebab

terbentuknya THM.

1. Memindahkan proses klorinasi kebagian paling akhir agar kandungan bahan organic

dalam air sudah hilang sebelum roses klorinasi.

2. Jika klorinasi dilakukan setelah proses koagasi dan pengendapan atau setelah pross

pelunakan dan pengendapan, proses-proses tersebut perlu di perbaiki untuk

mengoptimalkan penghilangan bahan –bahan organic.

3. Optimalisasi proses-prose pendahulan sebelum proses klorinasi untuk menghilangkan

bahan-bahan organik.

4. Penggunaan abdorsen (karbon aktif) untuk menghilangkan bahan-bahan organik sebelum

proses klorinasi.

5. Memperbaiki kualitas air baku atau memilih sunber alternative yang tidak mengandung

bahan organik dalam konsentrasi tinggi.

6. Penggunaan kombinasi cara-cara tersebut dan cara mereduksi dosis klorin, jika dapat,

sebaiknya dilakukan tanpa mempengaruhi efek desinfeksi.

Page 22: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Bergantian dengan jenis desinfektan, beberapa desinfektan laternatif berikut dapat

menghasilkan THM dalam konsentrasi yang sangat kecil atau bahakan tidak ada sama sekali.

1. Klorin bebas, korin dioksida

2. Kloramin

3. Ozon

Dalam keadaan darurat, untuk mengatasi masalah sumber air minum yang terkonsentarsi

THM, air tersebut harus direbus dahulu sebelum dipakai sebagai air minum. THM akan hilang

bila air direbus sampai mendidih selama 3-5 menit.

Ozon

Penggunaan ozom unutk proses purifikasi air telah dilakuakn oleh beberapa Negara.

Ozom memiliki kemampuan yang besar untuk mengoksidasi asam organik dalam skala yang luas

selain juga kemampuan untuk memecahkan dinding sel mikroorganisme. Kemampuannya yang

terakhir tentu menyebabkan penggunaan ozon sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme

dalam air. Kemampuannya itu menyebabkan ozon banyak di manfaatkan dalam instalasi

pengolahan air.

Berikut beberapa keuntungan di dalam penggunaan ozon.

1. Sebagai disinfektan berspektrum luas

2. Menghilangkan bau, warna, dan rasa

3. Menambah kandungan oksigen dalam air

4. Proses desinfeksi cepat

5. Dalam konsentrasi rendah masih bisa berfungsi

6. Tidak membentuk senyawa beracun dalam air

7. Tidak menimbulkan masalah yang berhubungan dengan pengangkutan bahan bakunya

Adapun kerugian di dalam penggunaan ozon, antara lain :

1. Biaya tinggi, terutama pada penyediaan alatnya

2. Harus memiliki pembangkit ozon dengan sumber energy listrik yang besar

3. Perawatan dan operasional cukup rumit

Page 23: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

4. Sisa ozon tidak dapat di pertahankan pada air untuk waktu lama

5. Lebih mahal di bandingkan dengan klorin

Purifikasi Air Skala Kecil

Uraian di bawah ini berkaitan dengan beberapa contoh yang lazim kita temukan dalam

purifikasi air skala kecil.

Purifikasi air di rumah

Ada tiga metode yang sering di pakai untuk melakukan purifikasi air di rumah ketiganya

dapat di gunakan seara sendiri atau kombinasi sebagai berikut.

1. Pemasakan

Memasaka air merupakan cara yang paling baik untuk melakukan proses purifikasi air di rumah .

agar lebih efektif, air di biarkan tetap mendidih antara 5 – 10 menit. Dalam kisaran waktu

tersebut, proses pendidihan di harapkan telah mematikan semua kuman, spora, kista, atau telur

sel lain menjadikan air bersifat steril. Di samping itu, proses pendidihan juga dapat mengurangi

kesadahan sementara ( temporary Hardness ) air karena penguapan CO2 dan pengendapan CaCO3

.

2. Desinfeksi kimia

a. Bubuk pemutih ( kaporit, CaOCl2 )

Bubuk pemutih ( bleaching powder ) merupakan bubuk berwarna putih dengan bau

seperti klorin dan harus di simpan di tempat gelap,kering, dan tertutup rapat .

wadahnya terbuat dari bahan anti karat. Pada air yang mengelami tingkat pencemaran

cukup parah dan berwarna keruh, pemberian klorin scara langsung kurang baik dan

tidak efektif

b. Larutan klorin

Larutan klorin dapat di buat dari bubuk pemutih denagancra sebagai berikut.sebanyak

4 kg bubuk kaporit yang mengandung 25% klorin di campur dengan 20 L air , yang

berarti terdapat 5 % klorin dalam larutan ini.seperti halnya bubk kaporit, larutan

Page 24: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

klorin ini juga mudah rusak jika terkena sinar matahari dan tidak dapat di simpan

lama.

c. High test hypochlorite ( HTH )

High test hypochlorite juga di sebut sebagai perkloron yang merupakan persenyawaan

kalsium dengan kadar klorin 60 – 70%. zat ini lebih stabil dibandingkan dengan

bubuk kaporit dan mudah di simpan.

d. Tablet klorin

Tablet klorin dapat berupa tablet halazone, chlor de chlor, hydrochlonazone yang

banyak di jual di pasaran.tablet klorin cukup baik jika di pakai sebagai desinfektan air

dalam skala kecil.sebanyak 100mg klorin dapat di pakai untuk mendesinfeksi 2 galon

air yang memiliki turbiditas 500 ppm dan residua chlorine bebas dalam iar 2mg / L.

e. Iodine

Iodine merupakan desinfektan yang paling baik terutama utuk proses desinfeksi air

dalam skala kecil, tetapi harganya cukup mahal jika akan digunakan sebagai

desinfektan air dalam skala besar. Sebanyak 2 tetes 2%dalam larutan ethanol sudah

cukup untuk mendesinfektan yang efektif, perlu waktu sekitar 20-30 menit.

f. Kalium permanganat ( KMNO4)

Kalium permanganat adalah zat oksidan yang kuat tetapi tidak tetap jika dipakai

untuk mendesinfeksi air. Walau efektif terhadap vibrio cholarea, zat ini kurang efektif

terhadap mikrooragnisme lain disamping dapat menimbulkan perubahan waran, rasa,

dan bau pada air sehingga kurang di sukai untuk desinfeksi air.

3. Filtrasi

Air dalam skala kecil dapat di filtrasi dengan menggunkan ceramic filter semacam

Pasteur chamberland filter, dan katadyn filter. Chamberland filter memiliki suatu bagian

berbentuk lilin dan terbuat dari proselein, sementara berkefeld filter mamiliki suatu

bagain yang terbuat dari kieselgurf atau infusorial earth, sedangakn katadyn filter dilapisi

dengan silver catalyst. Filter-filter tersebut hanya dapat menyaring bakteri tetapi tidak

dapat menyaring virus.

Page 25: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Desinfeksi air sumur

Metode yang paling efektif dan murah untuk melakukan proses desinfeksi pada air sumur

adalaha dengan menggunakan bubuk pemutih (bleaching poedwr). Langka-langkan dalam

mendesinfeksi air sumur, antara lain :

1. Menetukan/ mengukur volume air yang terdapat di dalam sumur dengan :

a. Mengukur dalamnya permukaan air (h) meter

b. Mengukur penampangan sumur (d) meter

c. Substitusi hdan d dalam rumus :

Volume )liter) = 3,14 x d2 x h

2. Menetukan kadar kaporid yang di perlukan untuk mendesinfeksi sumur. Umumnya di

perlukan sekitar 2,5 g kaporit unutk mendesinfeksi 1000 liter air atau 0,7 mg klorin per

liter air.

3. Melarutkan kaporit di dalam air.

Sebanyak 100 g kaporit dimasukan ke dalam ember yang berisi air secukupnya dan

dibuat menjadi pasta tipis. Ke dalam campuran itu di tambahnkan air 3/4 ember dan di

aduk perlahan sampai rata. Biarkan selama 5-20 menit untuk mengendapkan zat kalsium

yang trdapat dalam kaporit. Air yang terdapat di atas endapan di pindahkan ke ember

lain, endapan kalsium yang ada bila di masukan ke dalam air sumur akan menimbulkan

kesadahan pada air.

4. Memasukkan larutan klorin ke dalam sumur.

Ember yang berisi larutan klorin di derek ke bawah sumur sampai berada jauh di bawah

permukaan air. Air sumur di aduk dengan menggerakan ember kearah vertikal dan lateral

beberapa kalai sampai larutan klorin bercampur rata dengan air sumur.

5. Periode kontak

Air sumur yang sudah menjalani proses klorinasi di biarkan sampai 30 menit atau lebih

sebelum air dapat di timba untuk dikonsumsi.

6. Orthotolidine arsenite test

Setelah 30 menit dari periode kontak, residual chlorine yang bebas dalam air dapat

diperiksa dengan menggunkan OTA test. Jika ternyata kadar klorin bebas kurang dari 2

Page 26: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

mg/l, proses klorinasi perlu diulang kebali sebelum sumber air di pergunakan. Pada saat

terjadi epidemik kolera, sumur yang ada perlu di desinfeksi setiap hari.

Desinfeksi air sumur juga dapat dilakukan dengan metode double pot. Metode oubelpot

merupakan suatu cara desinfeksi yang sederhana dan efektif yang di pakai saat keadaan darurat

ketika diperlukan adanya dosis klorin yang mantap dalam air sumur untuk beberapa waktu 2-3

minggu. Metode ini banyak dipakai dan sukses di beberapa negara.

Berikut prosedur desinfeksi yang menggunkan metode double pot.

1. Buat campuran 1 kg kaporit dan 2 kg pasir kasar dengan penampangan efektif 2mm.

2. Masukan campuran itu kedalam pot kecil sampai pada batas 3 cm di bawah lubang,

kemudian masukan pot itu kedalam pot besar.

3. Tutup mult pot besar itu dengan polietilen foil dan hubungkan dengan tali.

4. Celupkan double pot itu kedalam air dengan kedalaman kurang dari 1 meter di bawah

permukaan air. Jaga agar pot tetap pada posisi tersebut dengan mengikat tali yang

tersambung padanya.

Page 27: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Metode ini terbukti sangat efektif selama 2-3 minggu unutk sumur keluarga kecil yang

mengandung air 4.500 liter dengan jumlah pemakaina antara 360-450 liter/hari.

Pemeriksaan air dan kriteria kesehatan persediaan air

Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi standar air

minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO, standar-standar air minum

yang harus dipenuhi agar suatu persediaan air dapat dinyatakan layak sebagai air minum :

1. Memenuhi persyaratan fisik

2. Memenuhi persyaratan biologis

3. Mengadung zat-zat kimia

4. Mangandung radioaktif.

Negara maju lebih menekankan standar kimia, sedangkan negara berkembang lebih

menekankan standar biologis.

Berikut standar-standar unutk kelayakan air minum yang berlaku di indonesia, menurut

Permenkes RI No.01/birhubmas/I/1975.

1. Standar fisik : suhu, warna, rasa, bau, kekeruhan

2. Standar biologis : kuman parasit, patogen, bakteri golongan koli ( sebagai patokan adanya

pencermaran tinja )

3. Standar kimia : pH, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain

4. Standar radioaktif : radioaktif yang mungkin ada dalam air.

Pemeriksaan air yang lengkap unutk memenuhi standar air minum yang sehat terdiri atas:

1. Survei saniter (sanitaty survey)

2. Pngambilan sampel (sampling)

a. Fisik

b. Kimia

c. Bakteriologis

d. Virologi

e. Biologis

Page 28: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

f. Radiologis

Survei saniter

Srvei saniter (sanitary survey) merupakan pengumpulan data dari tempat dan sumber

persediaan air. Data yang di kumpulakan, antara lain, sumber pencemaran, cara distribusi air, dan

informasi lain yang ada kaitnya dengan kepentingan sanitasi.

Survei harus dilakukan oleh orang terlatih dan memiliki keahlian di bidang sanitasi.

Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus di konfirmasi dengan data-dat dari hasil survei

sebelumnya sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sumber air yang telah di periksa

memang aman dan tidak berbahay bagi masyarakat.

Pengambilan sampel

Penagmbilan sampel (sempling)yang baik merupakan kegiatan yang penting. Sampel

yang di ambil harus refresentatif atau mewakili dari sumber air yang akan di periksa dan bebas

dari kontaminasi. Tehnik pengambilan sampel bergantung pada tujuan pemeriksaan, apakah

untuk pemriksaan bakteriologis atau kimia.

Pemeriksaan laboratorium

Seperti telah disebutkan, ada beberapa tip pemriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan

fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan fisik

Karakteristikfisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan respon yang

subjektif. variabel-variabel yang di periksa di dalam pemeriksaan fisik ini, antara lain :

a. Turbiditas (kekeruhan)

Air minum harus bebas dan kekeruhan. Turbiditas dapat di ukur dengan alat yang di

sebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson Candle Turbidimeter.

Sementara batasan turbiditas yang di perbolehkan adalah kurang dari 5 nit.

b. Warna

Page 29: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna,. Pemeriksaan warna dapat

dilakukan dengan kalorimeter. Batas yang di perbolehkanuntuk air minum adalah kurang

dari 15 unit.

c. Bau dan rasa

Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau (odor) diukur secara subjektif terhadap air

yang telah menjalani pengenceran serial. Pemeriksaan juga dilakukan pada larutan yang

paling encer, yang masi terdeteksi baunya, jumlah pengenceran merupakan odor number

dari air yang di periksa.

Rasa dalah subjektivitas yang sulit dispesifikasikan. Respon terhadap rasa dan bau

bersifat subjektif dan becampur sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif.

Nilai amabang bau (threshold odor number) adalah 3.

Periksaan kimia

Karakteristikkimia air minum di tentukan berdasrkan kandungan bahn-bahan kimia di

dalamnya. International standard of drinking water dan WHO membagi komponen bahan kimia

dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Bahan toksin

Batas maksimal (NAB) yang di perbolehkan (dalam satuan mg/l)

Arsenik 0,05

Kadium 0,005

Sianida 0,05

Timbal 0.05

Merkuri 0,001

Selenium 0,01

Adanya substansi yang di sebut di atas ini dengan konsentrasi melampaui batasan

maksimal yang diperbolehkan pada air minum tidak di perkenankan unutk di pergunkana

oleh masyarakat. Contohnya: penyakit minamata akibat keracunan Mercury di Jepang.

2. Substansi yang dapat menimbulkan bahaya unutk kesehatan.

a. Flourida

Page 30: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Dari zat-zat kimia yang mungki terkandung di dalam air minum, flurida (F)

merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentarsi batas

(konsentarsi atas dan konsentarsi bawah) yang dapat menimbulkan efek yang

merugikan dan menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Konsentarsi flourida yang

berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama dapat menimbulkan

flourosis komulatif endemik, berupa kerusakn tulang rangka pada anak dan orang

dewasa. Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mg/l, dapat

penigkatan insidensi penyakit karies gigi pada anka-anak. Batasan yang aman untuk

flourida adalah 0,5-0,8 mg/l.

b. Nitrat

Nitrat dalam konsentarsi .45mg/l dapat membahayakan anak-anak dan menimbulkan

metahemoglobinemia infantile.

c. Plynuclear aromatic hydrocarbon

Zat ini dapat bersifat karsinogenik. Konsentarinya dalam air minum ,0,2 ug/l.

3. Bahan-bahan yang mempengaruhi potabilitas air

WHO membuat suatu criteria bahan-bahan yang dapat mempengaruhi potabilitas air,

yaitu, batasan maksimal yang diperolehkan:

a. Perubahan warna 5 unit

b. Perubahan bau (unojctionable)

c. Perubahan rasa (unobjectionable)

d. pH 7,0-8,5

e. total solid 500 mg/l

f. total hardness 2 mEq/l

g. besi 0,1 mg/l

h. mangaan 0,05 mg/l

i. tembaga 0,05 mg/l

j. zink 5,0 mg/l

k. kalsium 75 mg/l

l. magnesium 30 mg/l

m. sulfat (SO4) 200 g/l

n. klorida 200 mg/l

Page 31: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

o. substansi phenolic 0,001 mg/l

4. bahan kimia sebagi indicator pencemaran

a. klorida

semua sember air yang ada, termaksud air hujan, mangandung zat klorida.kadar klorida

bervariaswi antar-tempat sementara di daerah dekat laut, kadar klorida cenderung tinggi.

Zak klorida dapat di gunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan

mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak

mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan di periksa. Jika hasil

pemeriksaan menunjukan kadar klorida yang lebih tinggi di bandingkan kadar klorida

pada sumber air yang terdapat di sekitarnya, dapat di pastikan bahwa sumber tersebut

telah mengalami pencemran.

b. Anomia bebas (free and saline ammonia)

Ammonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda-benda organik. Keberadaan

anomia bebas dalam sumber air menunjukan adanya pencemaran oleh kotoran binatang

atau manusia. Batas anomia bebas yang di pereolehkan <0,5 mg/l di dalam air minum.

c. Amonia albuminoid

Ammonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda-benda organic

yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung amonia

albuminoid. Jika terjadi hasil pemeriksaan menunjukan adanya perembesan dari limbah

kotoran manusia, batas yang di perbolehkan 0,1 mg/l.

d. Nitrit

Dalam keadaan normal, nirit tidak di temukan dalam air minum, kecuali dalam air yang

berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi. Apabila hasil

pemeriksaan menunjukan adanya nitrit (walau konsentrasinya rendah, perlu di curigai

adanya pencemaran.

e. Nitrat

Adanya nitra dalam sumber air minum menunjukan adanya bekas pencemaran yang lama

dan batasan yang di perolehkan tidak lebih dari 1 mg/l.

f. Oxygen adsorbed

Kadar oksigen yang diabsorpsi oleh air dapat di gunakan sebagai approximate test

terhadap kadar oksigen yang di absorpsi oleh bahan-bahan organic dalam air. Kadar

Page 32: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

oksigen yang di absorpsi oleh air pada temperatur 37oC dalam waktu 3 jam tidak boleh

>1mg/l

g. Dissolved oxygen

h. Kadar oksigen yang di lepaskan oleh air tidak boleh <5 mg/l. pemeriksaan kimia

lengkaphanya dapat di lakukan pada pemeriksaan sumber air baru, sedangkan dalam

pemriksaan rutin selanjutnya dapat di lakukan uji-uji semacam pemeriksaan pH,

oxidizability, amonia, nitrit, nitrat, klorida, amonia albumniod, dan zat besi.

Pemeriksaan bakteriologis

Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitive untuk

mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme yang sering di periksa

sebagai indicator pencemaran oleh feses, antara lain:

1. Organisme kolifrom

Organisme kolifrom merupakan organism nonspora yang motil dan nonmotil, berbentuk

batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada

temperatur 37oC da dalam waktu 48 jam. Contoh tipikal kolifrom tinja adalah E. coli dan

kolifrom nontinja adalah klebsiella aerogeus. Keberadaan E. coli dalam sumber air

merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi ti ja manusia. Ada beberapa alas an

mengapa organisme kolifrom di pilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja di

bandingkan kuman patogen lain yang terdapat di saluran pencernaan manusia, antara lain:

a. Jumlah organisme kolifrom cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-400

miliar organisme ini di keluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang sekali di

temukan dalam air, keberadaan kuman ini dalam air member bukti kuat adanya

kontaminasi tinja manusia.

b. Organisme ini lebih mudah di deteksi melalui metode kultur (walaupun hany terdapat

1 kuman dalam 100 cc air) di bandingkan tipe kumanpatogen lainnya.

c. Organism ini lebih tahan hidup di bandingkan dengan kuman usus patogen lainnya.

d. Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah. Bila

colifrom organism ini di temukan dalam sampel air maka dapat di ambil suatu

kesimpulan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga di temukan dalam

sempel air tersebut di atas walupun dalam jumlah yang kecil.

Page 33: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

2. Streptokokus tinja

Organism ini biasaya di temukan dalam tinja bersam dengan E.coli. pada kasus-kasus

yang tidak jelas sterptokokus tinja ini di gunakan sebagai indikator untuk uji pembuktian

(compirmatory test) adanya konfirmasi tinja manusia.

3. Clostridium perfringens dan clostridium welchii

Organism ini dapat di temukan dalam feses manusia dalam jumlah kecil. Sporanya dapat

bertahan lama dalam air dan biasanya resiten terhadap dosis klorinasi normal.

Keberadaan Cl. Perfringens bersama E.coli dalam air menunjukan terjadinya kontaminasi

baru, sebaliknya jika yang di temukan hanya Cl. Perfringens, kontaminasi terjadi setelah

waktu berselang.

Pengujian yang biasa di lakukan pada pemriksaan bakteriologis air, antara lain:

1. Presumptive colifrom test

a. Multiple tube method

b. Membrane filtration method

c. Primary health care technique

2. Koliny count

3. Pemeriksaan streptokokus tinja dan Cl. Perfringens

Presumptive colifrom test

Pemeriksaan ini terbagi 3 tipe, antara lain:

a. Multiple tube method

Dasar dari pemeriksaan ini adalah estimasi jumlah paling memungkinkan (most propable

number, MPN)organism kolifrom di dalam 100 cc air.

Prosedur : sediakan satu sedi tabung yang mengandung media Mc conkey’s lactose bile

salt broth dan bromcresal purple sebagai indikator. Untuk setiap 5 tabung, masukan

sampel air yang akan di periksa masing-masing sebanyak 0,1 cc; 1cc; dan 10cc. sampai

tabung dalam inkobator selama 48 jam pada tempetarur 37oC. jika dalam sempel terdapat

kontaminasi tinja maka organisme kolifrom akan mempermentasi laktosa yang kemudian

menghasilkan asam dan gas di dalam tabung. Dari jumlah tabung positif dapat di

temukan MPN organism kolifrom dalam 100cc sampel air.

Page 34: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Konfirmasi hasil tes : tabung yang menunjukan hasil positif di ambil sampelnya dan di-

inokulasikan pada 2 tabung yanag berisi brilliant green bile lactose broth. Tabung

pertama di masukan dalam incubator selama 48 jam pada temperatur 37o C dan tabung

kedua di masukan dalam inkunator selama 48 jam pada temperatur 44oC. E.coli

merupakan satu-satunya oragisme kolifrom yang dapat membentuk gas dari lactose pada

temperatur 44oC.

b. Membrane filter technique

Teknik filter mebran ini di temukan oleh Goetz dari german pada tahun 1947. Teknik ini

telah di pakai oleh beberapa Negara sebagai standar di dalam melakukan pemeriksaan

terhadap organisme kolifrom.

Prosedur : sampel ini kurang lebih 500 cc di saring dengan membrane khusus yang

terbuat dari bahan cellulose ester. Semua bateri akn melekat dan tinggal di atas

permukaan mebran. Bakteri yang melekat itu kemudian di pindahkan ke atas lapisan

kapas atau tissue yang mengandung cairan endomedial/eosin methylene blue medium dan

di simpan dalam inkubator selama 20 jam pada temperature 37oC. bila terdapat organisme

kolifrom dalam sampel air maka akan terbentuk koloni-koloni bakteri berwarna merah

dan hitam mengkilap.

c. Primary health care technique

Prinsipnya hamper sama dengan membrane filter technique dan di gunakan di lapangan

saat terjadi wabah penyakit muntaber dan hanya dapat di pakai sebagai indikator untuk

uji pembuktian adanya kontaminasi tinja manusia.

Colony count

Penghitunga koloni hanya memberikan gambaran perkiraan secara umum terhadap

derajat pencemaran yang terjadi. Bila penghitungan koloni di lakukan hany 1 kali tidak akan

memberikan banyak arti, tetapi bila di lakukan bebrapa kali sumber yang sama dalam beberapa

interval waktu, hasilnya dapat di jadikan indikasi dini terjdi suatu pencemaran.

Contoh:

Penghitungan I 0 koloni

Penghitungan II 2 koloni

Page 35: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Penghitungan III 3 koloni

Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa telah menjadi suatu pencemaran oleh

organisme kolifrom pada sumber air yang ada.

Pemeriksaan sterptokokus tinja dan Cl. Perfringens

Apa bila hasil pemeriksaan sampel air tidak jelas, tetapi di temukan keberadaan

streptokokus tinja dan Cl. Perfringens dalam sampel itu, hasil tersebut dapat di pakai sebagai

indikasi yang kuat adanya kontaminasi sumber air oleh tinja manusia.

Berikut standar bakterilogis air minum yang tercantum dalam international standar for

drinking water (1971) dari WHO.

a. Kapan saja sepanjang tahun, 95% dari sampel air yang di periksa tidak boleh

mengandung organisme kolifrom per 100 ml.

b. Tidak satupun sampel air yang boleh mengandung E.coli per 100 ml.

c. Tidak ada dari sampel air yang boleh mengandung lebih 10 organisme kolifrom per 100

ml.

d. Dalam setiap sampel yang di ambil berturut-turut tidak boleh di temukan organisme

kolifrom per 100 ml.

Pemeriksaan virologist

Secara umum dapat di katakana bahwa air yang mangandung klorine bebas dapat di

nyatakan bebas dari virus apabila di dalam sampel air tersebut tidak terdapat sama sekali

mikroorganisme kolifrom. Sebaliknya, pada sumber air yang kaya bahan organic sementar

klorine bebas tidak dapat membebaskan diri, walau organisme kolifrom tidak di temukan sama

sekali, air yang ada tidak dapat di anggap bebas dari virus dan perlu di jui melalui pemeriksaan

virologist. Virus yang resisten terhadap dosis klorinasi adalah virus polio dan hepatitis.

Pemeriksaan biologis

Jasad renik termaksud alga, fungi, protozoa, udang cacing halus, dan lain-lain yang di

sebut sebagai plankton dapat menimbulkan rasa dan bau tidak enak pada air minum dan dapat

juga di pergunakan sebagai indeks pencemaran pada air.

Page 36: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

Cara pemeriksaan ; ambil smapel air sebanyak 500-1.000 ml. tanpa bahan pengawet,

periksa langsung sampel tersebut di bawah mikroskop. Jika dari pembesaran mikroskop tampak

organisme uniselular dalam sampel air organisme itu selanjutnya akan di bedakan menjadi dua

kelompok, kelompok A (pembawa klorofil) dan kelompok B (nonpembawah klorofil).

Berikut rumus yang dapat di gunakan dalam penghitungan indeks biologis pencemaran

(biological index of pollution).

BIP = A X 100

A + B

Keterangan hasil perhitungan BIP :

0-8 : jerni

0-20 : agak teremar (slighty polluted)

20-60 : terecemar (polluted watrer)

60-100 : sangat recemar (grossly polluted)

BIP di prgunakan sebagi bahan perbandingan dari pemeriksaan bacteriologis dan kimia

dalam menetukan derajat pencemaran air.

Pemeriksaan radiologis

Pencemaran pada sumber air oleh bahan-bahan radiologis dapat di pastikan melalui

metode radio-chemical analysis. Batasan pencemaran yang di perolehkan oleh WHO (1971)

dalam international standar of drinking water, antara lain:

a. Gross alpha activity 3pci/l

b. Gross betha activity 30 pci/l

Distribusi sumber air

Ada 2 jenis system distribusi sumber air yang sering di lakukan, intermittent suplly dan

continous supply. Di antara ke dua system tersebut, system intermiten (tidak teratur) perlu

Page 37: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

mendapat perhatian lebih besar karena banyaknya kerugian yang di timbulkan akibat penerapan

sisten ini. Kerugian tersebut, di antaranya :

a. Pipa-pipa dalam keadaan kosong pada saat darurat.

b. Penduduk terpaksa menyediakan tempat penampungan air yang terkadang dapat tercemar

jika cara penyimpanan kurang baik.

c. Pada keadaan pipa sedang kosong akan tejadi tekanan negatif yang disebut back

siphoning. Akibat tekanan ini, bakteri dan gas beracun dapat terisap ke dalam pipa-pipa

yang bocor yang selanjutnya akan menimbulkan wabah penyekit pada masyarakat.

WHO ExpretCommittee (1965) memberikan rekomendasi yang sangat kuat bahwa penerapan

sistem intermiten di dalam pendistribusian air dan low pressure service tidak baik untuk

kesehatan dan perlu di hindari.

Pemberian flourida pada air minum

Kekurangan dan kelebihan kadar flourida dlm air minum dpt menimbulkan bbrp masalah

kesehatan. Kekurangan flourida dlm air minum dpt menimbulkan karies pd gigi, smtara

kelebihan kadar flourida dpt mnimbulkan flourosis gigi dan tulang.

WHO (1969) merekomendasikan pemberian zat flourida (melaui proses flourisasi) pd

sumber air minum u/ masy. Dgn nilai asupan flourida berada di bawah atas optimal untuk

mencengah terjadinya karies gigi. Batas kadar flourida yg di perolehkn sekitar 0,5-0;8 ppm.

Page 38: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per

empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari

4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga di pergunakan untuk memeasak, mencuci, mandi

dan memersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga di pergunakan untuk keperluan

industry, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain. Penyakit-

penyakit yang menyerang manusia dapat juga di tularkan dan di sebarkan melalui air. Kondisi

tersebut tentu dapat menimbulkan wabah penyakit di mana-mana.

Di tinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat penyediaan sumber air bersih harus dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat karena persedian air bersih yang terbatas memudahkan

timbulnya penyakit masyarakat. Volume rata-rata kebutuahn air individu perhari berkisar antara

150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan

iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat.

B. Saran

Hirapakan agar kita selalu menjaga kebersihan air dan mengetahui purifikasi air baik

yang bisa di konsumsi setiap hari. Jangan menggunakan air yang sudah terkontaminasi untuk

mandi, mencuci, masak dan untuk kebersihan karena dapat menyebabkan penyakit. Penyakit-

penyakit yang menyerang manusia dapat juga di tularkan dan di sebarkan melalui air.

Page 39: file · Web viewTentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala keterbatasn dan kekurangan baik dalam hal pengumpulan bahan maupun dalam hal

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari buku kesehatan lingkungan Dr. Budiman, Chandra. 2007. Pengantar

Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC : Jakarta.