Download - askep anemia anak
MAKALAH
IMUNOLOGI HEMATOLOGI
“ASKEP ANEMIA ANAK”
Dosen Pembimbing : H. Andi Yudianto, S.Kep, Ns
Disusun Oleh :
Evi Yustiani (7311015)Maani Pakalesi (7311053)Mukhamad Zainul Arifin (7311041)Sara (7311028)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2012
”LEMBAR PENGESAHAN”
MAKALAH
ASUHAN KEPERWAWATAN ANEMIA ANAK
MATA KULIAH
IMUNOLOGI HEMATOLOGI
Di Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi S1 Keperawatan
Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Mata Ajar Sistem Imun & Hema
H. Andi Yudianto, S.Kep, Ns
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan keberkahan, kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat mengerjakan tugas ini. Tak kan pernah lupa pula sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang sudah memberikan cahaya
dalam agama.
Ucapan terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen kami yang senantiasa
membimbing kami dari ketidaktahuan kami sehingga kami menjadi tahu. Terima kasih pula
kepada orang tua kami yang selalu mendoakan keberadaan kami, serta teman-teman yang
selalu menjaga kebersamaan, kekompakan dan penyelesaian tugas ini.
Kami sangat menyadari akan kekurangan makalah ini, maka dari itu memohon kritik
dan saran dari para pembaca. Kesempurnaan hanya milik Allah semata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja.
Jombang, 10 November 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Isi seluruh Materi...................................................................... 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................... 8
3.2 Saran…………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan massa sel darah merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda.
Jika jumlah sel darah merah kurang, maka timbul anemia. Kebanyakan dari kita
sering meremehkan penyakit ini.
Padahal seandainya kita mengetahui dampak besar dari anemia kita akan benar
– benar menjaga agar terhindar dari anemia. Perawat sebagai ahli yang mengerti apa
yang terjadi pada pasiennya lewat orang tuanya kita dapat mengerti keluhan yang
dirasakan anak, meengetahui informasi makanan yang mengandung zat besi yang
dikonsumsi oleh anak dan mengetahui berbagai informasi lainnya yang berhubungan
dengan anemia.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana patofisiologi dari anemia anak?
2) Bagaimana penatalaksanaan,pengkajian,intervensinya?
3) Bagaimana diagnosa dan implemetasinya?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan KhususLewat makalah ini kami bertujuan untuk memenuhi tugas yang dipercayakan dosen kami terhadap kami.
Tujuan Umum1. Kami ingin berbagi pengetahuan dengan teman –teman .2. Dari makalah ini kami ingin bertukar fikiran dengan para pembaca. 3. Makalah ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang menambah
pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianAnemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood (hematocrit/100 ml darah). Dengan demikian anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,pemeriksaan fisik dan konfirmasi laboratorium. (Syilvia A.Price,Patofisiologi, Hal : 256)
Anemia adalah jumlah efektif SDM berkurang, maka pengiriman O2 ke jaringan menurun. Kehilangan darah yang mendadak (30 % atau lebih), seperti pada perdarahan yang mengakibatkan gejala – gejala hipovolemia dan hipoksemia, termasuk kegelisahan, diaphoresis (keringat dingin), takikardia, napas pendek, dan berkembang cepat menjad kolaps sirkulasi atau syok. Namun, berkurangnya masa SDM dalam waktu beberapa bulan (bahkan pengurangan sebanyak 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk beradaptasi, dan pasien biasanya asimtomatik, kecuali pada kerja fisik berat. (Guyton, 2001)
B. Manifestasi Klinis (Syilvia A.Price, 2006)
Hipovolemia
Hipoksemia
Tatakikardia
Napas pendek
Pucat
Bising jantung
Angina (Nyeri Dada)
Anoreksia
Mual
Defisiensi zat Besi
C. Klasifikasi Anemia
1. Anemia pasca-perdarahan (post hemorrhagic)
Terjadi akibat perdarahan yang masif (sperti kecelakaan, luka operasi, persalinan dan
sebagainya) atau karena perdarahan menahun.
2. Anemia hemolitik
Terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan.
a. Faktor intrasel
Misal talasemia, hemoglobinopatia (talasemia HbE, sickle cell anemia),
sferositosis kongenital, defisiensi enzim eritrosit (G-6PD, piruvat kinase,
glutation reduktase).
b. Faktor ekstrasel
Misal intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis (inkompatibilitas golongan darah,
reaksi hemolitik pada transfusi darah).
3. Anemia defisiensi
Karena kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat, vitamin B12,
protein, piridoksin, eritropoetin dan sebagainya).
4. Anemia aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang.
(Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak, 1985)
D. Etiologi
Anemia pasca-perdarahan (post hemorrhagic). Kehilangan darah karena
kecelakaan, operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, perdarahan karena kelainan
obstetris, hemoroid, ankilostomiasis. Jadi umumnya karena kehilangan darah yang
mendadak atau menahun.
Anemia hemolitik. Pada anemia hemolitik, umur eritrosit menjadi lebih
pendek (normal umur eritrosit 100-120 hari). Penyakit ini dapat dibagi dalam 2 golongan
besar, yaitu golongan dengan penyebab hemolisis yang terdapat dalam eritrosit sendiri
dan golongan dengan penyebab hemolisis ekstraseluler.
Anemia defisiensi. Menurut patogenesisnya, etiologi anemia defisiensi besi
dibagi: masukan kurang: MEP, defisiensi diet relatif yang disertai pertumbuhan yang
cepat. Absorbsi kurang: MEP, diare kronis, sindrom malabsorbsi lainnya. Sintesis
kurang: transferin kurang (hipotransferinemia kongenital). Kebutuhan yang bertambah:
infeksi, pertumbuhan yang cepat. Pengeluaran yang bertambah: kehilangan darah karena
ankilostomiasis.
Anemia aplastik. Faktor kongenital: sindrom fanconi yng biasanya disertai
kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal,dsb.
Faktor didapat: bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu, infeksi, lain-lain, idiopatik.
E. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan ke dalam urin (hemoglobinuria).
Nilai normal sel darah
Jenis sel darah
1. Eritrosit (juta/mikro lt) umur bbl 5,9 (4,1 – 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 – 5,1), 5 Tahun 4,7
(4,2 -5,2), 8 – 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).
2. Hb (gr/dl)Bayi baru lahir 19 (14 – 24), 1 Tahun 12 (11 – 15), 5 Tahun 13,5 (12,5 –
15), 8 – 12 Tahun 14 (13 – 15,5).
3. Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5 – 15), 5
Tahun 8000 (5 – 13), 8 – 12 Tahun 8000 (5-12).
Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5 Tahun 260.000, 8 –
12 Tahun 260.000
4. Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 – 12 Tahun 40.
F. Komplikasi
a. Gagal jantung.
b. Parestisia.
c. Kejang.
(buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak,1985)
PNP ANEMIA
Penurunan jumlh sel induk
d sumsum tulang
Ponsitopnea (kekurangan sel-
sel darah)
()
Mengalami nafas pendek saat latihan
Menekan sel sel induk hematopoietik
G3 T limfosit
hipoplasia
Biopsi sumsum tulang
Nomositik & normokromik
Pungsi kering
Jumlh retikulosit
rendah
Anemia mikrositik
Anemia makrotik normokromik
Saat bayi diberi susu saja selama
12-24 bulan
Saat kehamilan
Saat menstruasi
Defesiensi besi
Menurunnya suplay darah di sirkulasi
Penurunan kuantitatif sintesis hemoglobin
Menurunnya suplay darah ke
jaringan
Sel darah merah sedikit
Terjadi penurunan RR
sesak
Pola nafas tidak teratur
G3 perfusi jaringan
hipoksia
Intoleransi aktifitas
“Anemia Aplastik”
G3 pola aktifitas
Ketidakefektifan pola nafas
Intoleransi aktifitas
“Anemia Difesiensi Besi”
“Anemia Megaloblastik”
Defesiensi B12
Infeksi cacing pita
Kebutuhan nutrisi berkurang
Berkopetisi mendapatkan
B12
malnutris
Pembelahan inti
Disertai malnutrisi
Mengakibatkan g3 sintesis DNA
Kebutuhan nutrisi berkurang
Nafsu makan menurun
malasorbpsi
Malnutrisi pada orang tua
Ketidakseimbangan nutrisi
KONSEP ASUHAN
Pengkajian
Biodata : Bisa terjadi pada semua anak
Keluhan utama : Lemah badan, pusing anak rewel
Riwayat penyakit sekarang
Adanya lemah badan yang diderita dalam waktu lama, terasa lemah setelah
aktivitas, adanya pendarahan, pusing, jantung berdebar, demam, nafsu makan
menurun, kadang-kadang sesak nafas, penglihatan kabur dan telinga berdengung.
Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita hematologis.
Riwayat penyakit dahulu
Antenatal : Penggunaan sinar-X yang berlebihan
Natal : Obat-obat
Postnatal : Pendarahan, gangguan sistem pencernaan
Activity daily life
Nutrisi : nafsu makan menurun, badan lemah
Activity : Jantung berdebar, lemah badan, sesak nafas, penglihatan
kabur
Tidur : Kebutuhan istirahat dan tidur berkurang banyak
Eliminasi : Kadang-kadang terjadi konstipasi
Pemeriksaan
Pemeriksaan umum:
Keadaan umum lemah, terjadi penurunan tekanan sistol dan diastole,
pernafasan takipnea, dipsnea, suhu normal, penurunan berat badan
Pemeriksaan fisik:
Kepala : Rambut kering, menipis, mudah putus, wajah pucat,
konjungtiva pucat, penglihatan kabur, pucat pada bibir,
terjadi perdarahan pada gusi, telinga berdengung.
Leher : JVP melemah
Thorax : Sesak nafas, jantung berdebar-debar, bunyi jantung murmur
sistolik.
Abdomen : Sistem abdomen, perdarahan saluran cerna, hepatomegali
dan kadang-kadang splenomegali
Extrimitas : Pucat, kaku mudah patah, telapak tangan basah dan hangat
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan fungsi sumsum tulang
DIAGNOSA & INTERVENSI
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN: Intoleransi AktivitasMungkin berhubungan denganKetidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan permintaanMungkin dibuktikan denganKelemahan dan kelelahanLaporan latihan menurun / toleransi aktivitasBesar kebutuhan untuk tidur / istirahatPalpitasi, takikardia, peningkatan BP / respon pernafasan dengan tenaga ringanHASIL DIINGINKAN / EVALUASI KRITERIA-CLIENT AKAN:Daya tahan (NOC)Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk ADL).Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya, pulsa, pernapasan, dan BP tetap dalam kisaran normal klien.Menampilkan nilai-nilai laboratorium, misalnya, Hb / Hct, dalam rentang yang dapat diterima.
TINDAKAN / INTERVENSIManajemen Energi (NIC)
RASIONAL
INDEPENDENKaji kemampuan klien untuk melakukan tugas normal / ADL, mencatat laporan kelemahan, kelelahan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Catatan perubahan dalam keseimbangan / gangguan gaya berjalan, kelemahan otot.
Monitor BP, pulsa, respirations selama dan setelah aktivitas. Perhatikan tanggapan negatif peningkatan tingkat aktivitas (misalnya, peningkatan denyut jantung [HR] / BP, disritmia, pusing, dyspnea, tachypnea, sianosis selaput lendir / nailbeds).
Pengaruh pilihan intervensi / membutuhkan bantuan.
Mungkin menunjukkan perubahan neurologis yang berhubungan dengan kekurangan vitamin B12, yang mempengaruhi keselamatan klien / risiko cedera.
Manifestasi cardiopulmonary hasil dari upaya oleh jantung dan paru-paru untuk memasok jumlah yang cukup oksigen ke jaringan.
Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
Merekomendasikan suasana tenang, istirahat jika ada indikasi. Stres perlu memonitor dan membatasi pengunjung, panggilan telepon, dan mengulangi gangguan yang tidak direncanakan.
Tinggikan kepala tempat tidur sebagai ditoleransi.
Sarankan posisi klien perubahan perlahan, memantau untuk pusing.
Membantu klien untuk memprioritaskan ADL / kegiatan yang diinginkan. Alternatif waktu istirahat dengan periode aktivitas.
Tuliskan jadwal untuk klien untuk merujuk.Menyediakan / merekomendasikan bantuan dengan kegiatan / ambulation yang diperlukan, memungkinkan klien untuk melakukan sebanyak mungkin.
Rencana kegiatan perkembangan dengan klien, termasuk kegiatan yang klien dilihat sebagai penting. Meningkatkan tingkat aktivitas sebagai ditoleransi.
Mengidentifikasi / menerapkan hemat energi teknik, misalnya, kursi mandi, duduk untuk melakukan tugas.Instruksikan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, sesak napas, kelemahan, atau pusing terjadi.
Diskusikan pentingnya menjaga suhu lingkungan dan kehangatan tubuh seperti yang ditunjukkan.
kebutuhan oksigen tubuh, dan mengurangi ketegangan pada jantung dan paru-paru.
Meningkatkan ekspansi paru untuk memaksimalkan oksigenasi untuk penyerapan selular. Catatan: Bisa kontraindikasi jika hipotensi hadir.
Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, pingsan, dan peningkatan risiko cedera.
Meningkatkan istirahat yang cukup, mempertahankan tingkat energi, dan meredakan ketegangan pada sistem jantung dan pernapasan.
Meskipun bantuan mungkin diperlukan, harga diri ditingkatkan ketika klien melakukan beberapa hal untuk diri.
Mempromosikan kembali secara bertahap ke tingkat aktivitas normal dan otot ditingkatkan / stamina tanpa kelelahan yang tidak semestinya. Meningkatkan harga diri dan rasa kontrol.
Mendorong klien untuk melakukan sebanyak mungkin, sementara energi yang terbatas melestarikan dan mencegah kelelahan.
Iskemia seluler potentiates risiko infark dan cardiopulmonary ketegangan yang berlebihan / stres dapat menyebabkan dekompensasi dan kegagalan.
Vasokonstriksi (shunting darah ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer, merusak perfusi jaringan.
Kenyamanan Klien / kebutuhan akan kehangatan harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas yang berlebihan dengan vasodilatasi resultan (mengurangi perfusi organ).
KOLABORASI
Monitor laboratorium penelitian, misalnya, Hb / Ht dan RBC count, gas darah arteri (ABGs).
Menyediakan oksigen tambahan seperti yang ditunjukkan.Administer seperti yang ditunjukkan:Colony-stimulating faktor (CSF), misalnya, aldesleukin (Interleukin-2);Eritropoiesis-merangsang terapi, misalnya, epoietin-Alpha (Procrit, EPO);Seluruh darah sel darah merah / dikemas (PRCS), produk darah seperti yang ditunjukkan. Memantau secara ketat untuk reaksi transfusi.Siapkan untuk intervensi bedah jika ada indikasi.
Mengidentifikasi kekurangan dalam komponen RBC mempengaruhi transportasi oksigen dan perawatan kebutuhan / respon terhadap terapi.
Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan meningkatkan kemampuan untuk berfungsi.CSF dapat diberikan untuk merangsang pertumbuhan elemen darah tertentu.Skala besar studi klinis telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan tingkat EPO eritrosit dan hemoglobin mengurangi manifestasi klinis dan kualitas-of-hidup yang terkait dengan anemia.
Meningkatkan jumlah oksigen yang membawa sel, mengoreksi kekurangan untuk mengurangi risiko perdarahan akut pada individu dikompromikan. Catatan: Transfusi dicadangkan untuk anemia kehilangan darah yang parah dengan kompromi kardiovaskular, digunakan setelah terapi lainnya telah gagal untuk memulihkan homeostasis.
Operasi ini berguna untuk mengontrol perdarahan pada pasien yang mengalami anemia karena perdarahan (misalnya, borok, pendarahan rahim), atau untuk menghapus limpa sebagai pengobatan anemia hemolitik autoimun. Sumsum tulang dan transplantasi sel induk dapat dilakukan di hadapan kegagalan sumsum tulang / anemia aplastik.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN: Nutrisi seimbang: kurang dari kebutuhan tubuhMungkin berhubungan denganKegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan untuk mencerna makanan / menyerap nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang normalMungkin dibuktikan denganBerat badan / berat badan di bawah normal untuk usia, tinggi badan, dan membangunPenurunan lipatan lemak triseps pengukuranPerubahan gusi, membran mukosa mulutPenurunan toleransi untuk aktivitas, kelemahan, dan hilangnya ototHASIL DIINGINKAN / EVALUASI KRITERIA-CLIENT AKAN:Status Gizi (NOC)Menunjukkan penambahan berat badan progresif atau berat badan stabil, dengan normalisasi nilai laboratorium.Tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi.
TINDAKAN / INTERVENSINutrisi Terapi (NIC)
RASIONAL
independenMeninjau sejarah gizi, termasuk preferensi makanan.Mengamati dan mencatat asupan makanan klien.Timbang secara berkala sesuai (misalnya, mingguan).
Merekomendasikan kecil, sering makan dan / atau antara makan makanan.Sarankan diet hambar, rendah serat, menghindari makanan panas, pedas, atau sangat asam seperti yang ditunjukkan.
Memiliki catatan klien dan laporan terjadinya mual / muntah, flatus, dan gejala lain yang terkait seperti sifat lekas marah atau gangguan memori.
Mendorong / membantu dengan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi lembut-lembut untuk menyikat. Menyediakan encer, bebas alkohol obat kumur jika mukosa oral ulserasi.
KOLABORASI
Konsultasikan dengan ahli gizi.Monitor laboratorium penelitian, misalnya, Hb / Hct, nitrogen urea darah (BUN), prealbumin / albumin, protein, transferin, serum zat besi, vitamin B12, asam folat, zat besi jumlah kapasitas pengikatan (TIBC), elektrolit serum.Memberi obat seperti yang ditunjukkan, misalnya:Vitamin dan suplemen mineral, misalnya, sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Folvite), asam askorbat (vitamin C);Suplemen zat besi oral, misalnya, besisulfat (Feosol, Mol-Besi, Fer-In-Sol), glukonat besi (Fergon), fumarat besi (Ircon, Femiron);Besi dekstran (InFeD) IM / IV;Antijamur atau anestesi obat kumur jika diindikasikan.defisiensi vitamin B12) pada organ.
Meningkatkan nafsu makan dan asupan oral.
Mengidentifikasi kekurangan, menunjukkan intervensi yang mungkin. Catatan: makan diary harian selama periode waktu mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi, misalnya, tidak ada daging dalam makanan (zat besi dan vitamin B12), sayuran berdaun sedikit dalam diet (kekurangan asam folat).
Monitor asupan kalori atau kualitas kurang dari konsumsi makanan.Monitor berat badan dan efektivitas intervensi gizi.
Dapat mengurangi kelelahan dan dengan demikian meningkatkan asupan sementara mencegah distensi lambung.
Penggunaan produk Memastikan / Isomil atau serupa menyediakan protein tambahan dan kalori.Ketika lesi oral yang hadir, nyeri dapat membatasi jenis makanan klien dapat mentolerir.
Mungkin mencerminkan efek anemia (hipoksia, defisiensi vitamin B12) pada organ.
Meningkatkan nafsu makan dan asupan oral. Mengurangi pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Khusus mulut-teknik perawatan mungkin diperlukan jika jaringan rapuh / ulserasi / perdarahan dan nyeri parah.
Aids dalam membangun rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individu.
Mengevaluasi efektivitas rejimen pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.
Penggantian yang dibutuhkan tergantung pada jenis anemia dan / atau adanya asupan oral miskin dan kekurangan diidentifikasi.
Mungkin berguna dalam beberapa jenis kasus
Mengurangi pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Khusus mulut-teknik perawatan mungkin diperlukan jika jaringan rapuh / ulserasi / perdarahan dan nyeri parah.
Aids dalam membangun rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individu.
Mengevaluasi efektivitas rejimen pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.Penggantian yang dibutuhkan tergantung pada jenis anemia dan / atau adanya asupan oral miskin dan kekurangan diidentifikasi.
anemia defisiensi zat besi. Sediaan oral diambil antara waktu makan untuk meningkatkan penyerapan dan anemia biasanya benar dan mengganti simpanan zat besi selama beberapa bulan.
Diberikan sampai defisit diperkirakan dikoreksi.
Diperuntukkan bagi mereka yang tidak bisa menyerap atau sesuai dengan terapi besi oral atau ketika kehilangan darah terlalu cepat untuk penggantian lisan menjadi efektif.
Mungkin diperlukan di hadapan stomatitis / glositis untuk mempromosikan penyembuhan jaringan oral dan memfasilitasi asupan.
3. Diagnosa Keperawatan: Karena kandungan / DiareMungkin berhubungan Artikel BaruPenurunan asupan MAKANAN, perubahan proses imunisasi meliputi pencernaanSamping Terapi Efek ObatMungkin dibuktikan Artikel BaruPerubahan frekuensi, karakteristik, Dan JUMLAH fesesMual / muntah, nafsu Makan menurunDAFTAR ISI CONTENTS Bahasa Dari Sakit Perut, urgensi, kramUsus Diubah SuaraREVENUES DIINGINKAN / EVALUASI Kriteria-CLIENT Akan:Usus eliminasi (NOC)Menetapkan / Dilaporkan Ke Pola yang normal fungsi usus.Menunjukkan perubahan therapy terapi / Gaya Hidup, seperti Yang diharuskan oleh penyebab, faktor.
TINDAKAN / INTERVENSIUsus Manajemen (NIC)
RASIONAL
independenTentukan warna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah.
Auskultasi bising usus.
Memantau asupan dan output (I & O) dengan perhatian khusus untuk makanan / asupan cairan.
Mendorong asupan cairan dari 2500-3000 mL / hari dalam toleransi jantung.
Merekomendasikan menghindari gas-makanan pembentuk.
Membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab / berperan, dan intervensi yang tepat.
Bising usus umumnya meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.
Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan cairan berlebihan atau bantuan dalam mengidentifikasi kekurangan makanan.
Membantu dalam meningkatkan konsistensi tinja jika sembelit. Membantu
Menilai kondisi kulit perianal sering, mencatat perubahan atau awal kerusakan. Mendorong / membantu dengan perawatan perineum setelah setiap buang air besar (BM) jika diare hadir.Diskusikan penggunaan pelunak feses, stimulan ringan, massal pembentuk obat pencahar, atau enema seperti yang ditunjukkan. Memantau efektivitas.
KOLABORASI
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan yang seimbang diet tinggi serat dan massal.
Memberi obat antidiare, misalnya, hidroklorida diphenoxylate dengan atropin (Lomotil), dan menyerap air obat, misalnya, Metamucil.
mempertahankan status hidrasi jika diare hadir.
Mengurangi gangguan pada lambung dan perut kembung.
Mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.Memfasilitasi buang air besar saat sembelit hadir.
Serat menolak pencernaan enzimatik dan menyerap cairan dalam bagian di sepanjang saluran usus dan dengan demikian menghasilkan massal, yang bertindak sebagai stimulan untuk buang air besar.
Mengurangi motilitas usus bila diare hadir
4. Diagnosa Keperawatan: risiko InfeksiFaktor risiko meliputiPertahanan sekunder Yang tidak memadai, misalnya, penurunan hemoglobin, leukopenia, atau penurunan granulosit (respon inflamasi ditekan)Memadai Kedudukan Pertahanan, misalnya, kulit Rusak, stasis Cairan tubuh, Prosedur invasif, penyakit kronis, malnutrisiMungkin dibuktikan Artikel Baru[Tidak berlaku;. Adanya Tanda-Tanda Dan gejala menetapkan diagnosis Yang sebenarnya]REVENUES DIINGINKAN / EVALUASI Kriteria-CLIENT Akan:Risiko Pengendalian (NOC)Mengidentifikasi therapy terapi untuk * Mencegah / * Mengurangi risiko infeksi.Immune Status (NOC)Bebas, Bahasa Dari Tanda-Tanda infeksi, penyembuhan luka mencapai tepat waktu (Acute ADA).
TINDAKAN / INTERVENSIInfeksi Perlindungan (NIC)
RASIONAL
Independen
Lakukan / mempromosikan cuci tangan teliti oleh pengasuh dan klien.
Menjaga teknik aseptik yang ketat dengan prosedur / perawatan luka.
Menyediakan kulit teliti, oral, dan perawatan perianal.Mendorong perubahan posisi sering / ambulation,
Kulit normal flora.
Mengurangi risiko kolonisasi bakteri / infeksi.
Mengurangi risiko kulit / jaringan kerusakan dan infeksi.
Meningkatkan ventilasi semua segmen paru
batuk, dan latihan pernafasan.
Promosikan asupan cairan yang cukup.
Tekankan perlu memantau / membatasi pengunjung. Memberikan isolasi pelindung jika sesuai. Batasi tanaman hidup / bunga potong.
Memonitor suhu. Perhatikan adanya menggigil dan takikardia dengan / tanpa demam.Amati eritema luka / drainase.
kolaborasi
Mendapatkan spesimen untuk kultur / sensitivitas seperti yang ditunjukkan.
Administer antiseptik topikal, antibiotik sistemik.
dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.
Membantu dalam mencairkan sekresi pernapasan untuk memfasilitasi dahak dan mencegah stasis cairan tubuh (misalnya, pernapasan dan ginjal).
Batas paparan bakteri / infeksi. Isolasi pelindung mungkin diperlukan pada anemia aplastik, bila respon imun yang paling dikompromikan.
Mencerminkan proses inflamasi / infeksi, evaluasi dan pengobatan yang membutuhkan. Catatan: Dengan penekanan sumsum tulang, kegagalan leukocytic dapat menyebabkan infeksi fulminan.Indikator infeksi lokal. Catatan: pembentukan Nanah bisa absen jika granulosit tertekan.Memverifikasi adanya infeksi, mengidentifikasi patogen tertentu, dan mempengaruhi pilihan pengobatan.Bisa digunakan untuk profilaksis mengurangi kolonisasi atau digunakan untuk mengobati proses infeksi yang spesifik.
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN: Pengetahuan kekurangan [Need Belajar] kondisi mengenai, prognosis, pengobatan, perawatan diri, dan debit kebutuhan
Mungkin berhubungan denganKurangnya paparan / recallinformasi misinterpretasiPahaman dengan sumber daya informasiMungkin dibuktikan denganPertanyaan, permintaan informasi, pernyataan miskonsepsiAkurat tindak lanjut instruksi, pengembangan komplikasi dapat dicegahHASIL DIINGINKAN / EVALUASI KRITERIA-CLIENT AKAN:Pengetahuan: Penyakit Perawatan (NOC)Verbalisasi pemahaman tentang sifat dari proses penyakit, prosedur diagnostik, dan komplikasi potensial.Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab.Verbalisasi pemahaman kebutuhan terapi.Memulai perilaku yang diperlukan / perubahan gaya hidup.
TINDAKAN / INTERVENSIPengajaran: proses imunisasi meliputi Penyakit (NIC)
RASIONAL
Diskusikan makanan yang harus dihindari (misalnya, kopi, teh, kuning telur, susu, serat, dan protein kedelai) pada saat klien makan
Menyediakan basis pengetahuan dari mana klien dapat membuat pilihan informasi. Allays kecemasan dan dapat meningkatkan
tinggi zat besi makanan.Menilai sumber daya (misalnya, keuangan) dan kemampuan untuk mendapatkan / menyiapkan makanan).
Mendorong penghentian merokok.
Memberikan informasi tentang tujuan, dosis, jadwal, tindakan pencegahan, dan potensi efek samping, interaksi, dan reaksi negatif terhadap semua obat yang diresepkan.Stres pentingnya melaporkan tanda-tanda kelelahan, kelemahan, parestesia, lekas marah, gangguan memori.
Instruksikan dan menunjukkan diri-pemberian preparat besi oral:
Diskusikan pentingnya mengambil hanya dosis yang ditentukan;
Menyarankan mengambil dengan makan atau segera setelah makan;
Encerkan sediaan cair (sebaiknya dengan jus jeruk) dan mengelola melalui sedotan.
Menyarankan penggunaan alat pelindung, misalnya, kulit domba, telur-peti, bolak tekanan udara / air kasur, tumit / siku pelindung, dan bantal seperti yang ditunjukkan.
Meninjau kebersihan mulut yang baik, kebutuhan untuk perawatan gigi rutin.Instruksikan untuk menghindari penggunaan produk aspirin.
Mengacu pada sumber daya masyarakat yang sesuai jika diperlukan, misalnya, pelayanan sosial untuk kupon makanan, Meals on Wheels.
kerjasama dengan regimen terapeutik.Anemi memperburuk jantung, paru-paru, dan penyakit serebrovaskular.
Kecemasan / ketakutan tingkat stres meningkat tidak diketahui, yang pada gilirannya meningkatkan beban kerja jantung.
Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dapat mengurangi kecemasan.
Hal ini sering menjadi perhatian tak terucapkan yang dapat mempotensiasi kecemasan klien.
Daging merah, hati, makanan laut, sayuran berdaun hijau, roti gandum, dan buah kering merupakan sumber zat besi. Sayuran hijau, biji-bijian, hati, dan buah jeruk merupakan sumber asam folat dan vitamin C (meningkatkan penyerapan zat besi).Ini blok makanan penyerapan zat besi dan harus diambil pada makanan yang berbeda.
Misalnya, daging merah dan susu yang diambil pada saat yang sama dapat memblokir penyerapan zat besi dari daging.
Sumber daya yang tidak memadai dapat mempengaruhi kemampuan untuk membeli / mempersiapkan makanan yang tepat.
Merokok mengurangi oksigen yang tersedia dan menyebabkan vasonstriction.Informasi meningkatkan kerjasama dengan rejimen. Pemulihan dari anemi bisa lambat, memerlukan perawatan panjang dan pencegahan komplikasi sekunder.
Menunjukkan bahwa anemia ini berjalan atau gagal untuk menyelesaikan, yang memerlukan evaluasi lebih lanjut / pengobatan perubahan.
Pengganti besi biasanya memakan waktu 3-6 bulan, sedangkan suntikan vitamin B12 mungkin diperlukan untuk sisa hidup klien.Overdosis obat besi dapat menjadi racun.Besi akan diserap pada saat perut kosong.
Namun, garam besi iritasi lambung dan dapat menyebabkan dispepsia, diare, dan perut tidak nyaman jika dikonsumsi pada saat perut kosong.
Murni persiapan besi cair dapat menodai gigi. Asam askorbat mempromosikan penyerapan zat besi.
Menghindari kerusakan kulit dengan mencegah / mengurangi tekanan terhadap permukaan kulit.
Efek anemia (lesi oral) dan / atau suplemen zat besi meningkatkan risiko infeksi / bakteremia.
Meningkatkan kecenderungan perdarahan.Mungkin perlu bantuan dengan bahan makanan / menyiapkan makanan.
Evaluasi
Pasien mendemosntrasikan suatu perkembangan peningkatan dalam toleransi
aktivitas sambil mempertahankan respon fisiologis dalam batas yang
diterima.
Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan fakta yang menyebabkan
anemia dan tidakan umur mencegah anemia serta mendemosntrasikan oksigen
jaringan yang adekuat.
Dengan mengajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat
kebutuhan zat besi anak bisa terpenuhi sesuai dengan usianya disamping
orang tua lebih memahami akan pentingnya kebutuhan zat besi bagi anak.
Dengan memberikan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan dapat
diketahui kebiasaan yang menguntungkan/merugikan bagi kesehatan klien.
Dengan menganjurkan Ibu untuk menyusui bayinya defisiensi zat besi pada
bayi dan anak dapat dicegah karena pada ASI mengandung zat besi yang
mudah diserap oleh tubuh.
Peningkatan
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bila anak terlihat pucat, lemah, mudah lelah dan gejala anemia lainnya, Anda harus
segera memeriksakannya ke dokter. Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi
sangat mudah perawatannya. Dengan pemberian suplemen zat besi maka hemoglobin akan
meningkat dalam beberapa minggu. Penanganan anemia karena sebab lain harus dihilangkan
dulu penyebabnya agar efek pemulihannya permanen.
Usahakan memberikan air susu ibu (ASI) sampai setidaknya anak berumur 12
bulan (idealnya sampai 2 tahun). Ibu menyusui disarankan mengkonsumsi makanan yang
cukup zat besi.Jika anak Anda sudah mendapatkan makanan tambahan, usahakan
menambahkan sereal, bayam, kangkung, katuk dan sumber zat besi lainnya dalam menu
makanan padat yang diberikan. Jika Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda,
pilihlah susu formula yang diperkaya dengan zat besi.Pastikan anak Anda yang lebih besar
memiliki pola makan seimbang dengan makanan yang mengandung zat besi. Kuning telur,
daging merah, kentang, tomat, hati dan sayuran adalah makanan alami yang kaya zat besi.
1.2 Saran & Krtik
Diharapkan bagi mahasiswa mampu memilih intervensi yang tepat
untuk pasien.
Mahasiswa dapat melakukan intervensi sesuai dengan perencanaan
yang dilakukan.
Mahasiswa dapat menambah ilmunya dengan membaca literatur
tentang tindakan yang baru saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Price A, Sylvia. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit
edisi 4. Jakarta: EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
MEDIA INTERNET
http://medicastore.com/penyakit/159/Anemia_Hemolitik.html
http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/01/anemia-hemolitik.html