Download - bahasa indonesia bab meyunting
EditingEditing atau menyunting adalah suatu proses dalam pekerjaan redaksi yang sifatnya mempertimbangkan setiap
materi publikasi secara substansial serta up grading teknis penyajian materi
publikasi setelah melewati penilaian substansi dipandang layak untuk
disiarkan. Staf redaksi yang melakukan editing biasa disebut editor atau redaktur.
Tujuan editing adalah menjadikan materi publikasi (naskah, foto
maupun bahan publikasi lain) dapat menyampaikan pesan secara efektif,
dapat dipahami pembaca dengan cepat (dengan menggunakan waktu
sesingkat mungkin) dan termuat dalam media dengan pemakaian
tempat yang efisien pula.
Penyampaian pesan dengan menggunakan waktu dan tempat (space) yang efisien serta teknik
penyampaian yang efektif merupakan prinsip pokok jurnalistik. Azas yang berlaku dalam jurnalistik memang
menghendaki komunikasi berlangsung dengan cepat dan jelas dalam waktu dan tempat yang relatif
terbatas.
Sebagai filter terakhir dalam jajaran redaksi, redaktur memiliki wewenang untuk memperbaiki atau mengubah
laporan reporter dan artikel opini agar sesuai dengan standar
penulisan yang telah ditentukan, yaitu tulisan yang efisien dan efektif.
Cakupan EditingEditing meliputi pemeriksaan dan perbaikan
(up grading) naskah, baik secara teknis maupun non teknis. Pemeriksaan dan
perbaikan naskah berdasarkan aspek non teknis pada dasarnya adalah pemeriksaan perihal substansi sebuah naskah. Sedang
pemeriksaan dan perbaikan naskah dari aspek teknisnya dalah mengupayakan agar
penyajian naskah menjadi lebih efisien dan penyampaian pesan menjadi efektif.
Ketika membaca naskah seorang redaktur harus berpikir apakah isi dan teknik penyajian naskah sudah sesuai
dengan kriteria yang dirumuskan dalam politik keredaksian. Sedang ketika redaktur memeriksa, memilih dan
kemudian memperbaiki naskah ia harus berpikir apakah naskah sudah disajikan sedemikian rupa sehingga membantu
penyampaian informasi yang efektif dan efisien.
Redaktur dituntut kritis terhadap tulisan/naskah yang diterima. Sikap
kritis tidak hanya naskah harus memenuhi standar jurnalistik, tetapi
juga apakah isinya sudah sesuai dengan politik keredaksian, sudah
sesuai dengan kebutuhan pembacanya.
Aspek yang harus dipertimbangkan ketika
melakukan editing antara lain:News Value (nilai berita). Artinya, kalau tidak semua naskah bisa dimuat dan harus dipilih, maka
harus memilih mana yang memiliki news value paling tinggi.
Relevansi: Artinya apakah isi naskah bermanfaat dan relevan untuk
disampaikan kepada para pembaca. Maksudnya apakah penting dan menarik bagi mereka. Bisa dikatakan penting jika informasinya memiliki dampak langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan pembaca. Sedang menarik jika mampu
mengusik dan memikat perhatian pembaca.
Angle atau sudut pandang. Sudut pandang yang baik adalah yang bukan pengulangan pemberitaan
yang sudah disiarkan sebelumnya, baik oleh media sendiri maupun
media lain. Kalau pengulangan maka fakta yang disajikan harus lebih
lengkap atau memiliki hal-hal yang lebih baru.
Kelengkapan fakta: Pada berita (straight news) kelengkapan fakta lebih mudah
diperiksa, yakni dilihat dari unsur 5 W + 1 H. Untuk feature dan laporan mendalam
atau artikel kelengkapan fakta sering menjadi persoalan, yaitu seberapa lengkap fakta yang disajikan untuk
mendukung sudut pandang yang dipilih, sebab dituntut penjabaran lebih rinci untuk menguraikan jawaban why dan
how.
Aspek Pelanggaran Etika Jurnalistik: Acuannya bisa dua, yaitu kode etik
jurnalistik yang sudah ditetapkan secara nasional dan yang ditetapkan secara
internal di suatu media. Bentuk pelanggaran bisa pencemaran nama baik
orang atau institusi, deskripsi yang sangat jelas terhadap sesuatu yang
dilarang, misalnya deskripsi soal sadisme atau pemaparan seks.
Aspek Hukum: Unsur yang memungkinkan adanya tuntutan
hukum dari pihak lain harus dihilangkan. Untuk itu redaktur
harus jeli.
Keberimbangan (balance) dan Ketidakberpihakan (fairness):
Keberimbangan adalah memberi kesempatan yang sama bagi dua pihak yang berseberangan untuk
memberi kesaksian atau tanggapan, dengan porsi yang sama juga.
Sedang fairness adalah sikap tidak memihak salah satu pihak yang
berselisih.
Masalah SARA: Ada sejumlah hal yang mengandung unsur-unsur yang secara politis dilarang untuk disiarkan, yaitu
menyangkut unsur SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Batasannya
memang tidak cukup jelas. Karena itu seorang redaktur harus memiliki pikiran
jernih untuk mempertimbangkan apa saja yang betul-betul masuk SARA. Untuk itu
bisa didiskusikan di internal redaksi.
Perbaikan aspek teknis. Jika semua aspek non teknis sudah
beres, barulah editing memasuki pekerjaan teknis, yaitu up grading
naskah yang mengupayakan penyajian menjadi efisien dan penyampaian menjadi efektif.
Struktur Tulisan: Struktur laporan yang diserahkan reporter termasuk
yang perlu dinilai ulang. Sangat mungkin terjadi, ada sejumlah alenia yang harus dipertukarkan letaknya, agar ‘jalan pikiran’ naskah tersebut
menjadi lebih jernih dan mudah dipahami. Jika yang disunting berita langsung, maka patokannya adalah
pola piramida terbalik.
Kalau naskah yang disunting berbentuk feature, laporan in-depth, atau artikel opini,
maka struktur tulisan lebih banyak ditentukan oleh tahapan-tahapan uraian yang
bersambung dengan baik satu sama lain, yang memungkinkan pembaca dibawa ‘memahami
persoalan’ secara mudah, terang dan terhindar dari pengulangan serta tidak berbelit-belit.
Pemeriksaan struktur tulisan dimulai dengan melihat keterkaitan logis antar alenia, sejak
alenia pertama sampai akhir.