Download - Case Neuro Traumatic Brain Injury
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
1/41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Trauma kapitis atau cedera kepala adalah kerusakan otak akibat trauma
mekanik yang terjadi langsung saat trauma (primer) maupun tidak langsung, sesaat
sesudah trauma (sekunder). Trauma kapitis (cedera kepala) atau lebih dikenal dengan gegar
otak oleh masyarakat, merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian atau kelumpuhan
pada semua tingkat usia. Trauma kapitis merupakan urutan kedua penyebab kematian pada usia
antara 1-35 tahun, kurang lebih setiap tahun 77.000 orang meninggal dan sekitar 50.000 orang
menderita kelumpuhan setiap tahunnya di merika !erikat karena trauma kapitis. "i #ndonesia
sendiri, $alaupun belum ada data pasien mengenai angka ke%adian trauma kapitis, tetapi yang
%elas trauma sering dan banyak ter%adi di rumah sakit di seluruh #ndonesia. &enyebab trauma
kapitis adalah benturan pada kepala, seperti kecelakaan ker%a, lalu lintas dan %atuh. Trauma
kapitis lebih berbahaya dari trauma pada organ lainnya, karena trauma ini mengenai otak. !elain
itu sekali neuron rusak tidak dapat diperbaiki lagi. Trauma ini mengakibatkan malapetaka besar
bagi seorang indi'idu. eberapa masalah disebabkan langsung dan banyak lainnya karena eek
sekunder dari trauma. &enderita dapat meninggal atau men%adi cacat, in'alid, tergantung pada
orang lain dan men%adi beban bagi keluarga.
*elihat kenyataan di atas, penderita perlu mendapatkan penanganan serius dan melibatkan
berbagai tenaga kesehatan agar dapat memberikan pertolongan guna mencegah hal-hal yang
lebih buruk dan lebih berbahaya bagi penderita trauma kapitis.
1.2Batasan Masalah
*akalah ini hanya akan dibatasi pada deinisi, epidemiologi, etiologi, klasiikasi,
patoisiologi, maniestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis +edera
epala.
1
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
2/41
1.3Tujuan Penulisan
&enulisan makalah ini bertu%uan untuk mengetahui dan memahami deinisi, epidemiologi,etiologi,, klasiikasi, patoisiologi, maniestasi klinisa, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi,
dan prognosis +edera epala.
1.4 Met!e Penulisan
*akalah ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang meru%uk ke beberapa literature.
2
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
3/41
BAB II
TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 ANAT%MI $EPALA
A. $ulit $e&ala
ulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut !+& yaituskin atau kulit, connective tissue
atau %aringan penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective tissue atau
%aringan penun%ang longgar danpericranium.
'a()ar 1. apisan ranium
B. Tulang Tengkrak
Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kal'aria) dan basis kranii. Tulang tengkorak terdiri dari
beberapa tulang yaitu rontal, parietal, temporal dan oksipital. al'aria khususnya di regio
temporal adalah tipis, namun di sini dilapisi oleh otot temporalis. asis kranii berbentuk tidak
rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan
deselerasi. /ongga tengkorak dasar dibagi atas 3 osa yaitu osa anterior tempat lobus rontalis,
3
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
4/41
osa media tempat temporalis dan osa posterior ruang bagi bagian ba$ah batang otak dan
serebelum.
*. Meningen
!elaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu
1. "uramater
"uramater secara kon'ensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan
meningeal. "uramater merupakan selaput yang keras, terdiri atas %aringan ikat ibrisa yang
melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. arena tidak melekat pada selaput arachnoid
di ba$ahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdural) yang terletak antara
duramater dan arachnoid, dimana sering di%umpai perdarahan subdural. &ada cedera otak,
pembuluh-pembuluh 'ena yang ber%alan pada permukaan otak menu%u sinus sagitalis superior di
garis tengah atau disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan dan menyebabkan
perdarahan subdural. !inus sagitalis superior mengalirkan darah 'ena ke sinus trans'ersus dan
sinus sigmoideus. aserasi dari sinus-sinus ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat.
rteri meningea terletak antara duramater dan permukaan dalam dari kranium (ruang epidural).
danya raktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini dan
menyebabkan perdarahan epidural. 2ang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea
media yang terletak pada osa temporalis (osa media).
. !elaput rakhnoid
!elaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang. !elaput arakhnoid terletak
antara pia mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak. !elaput ini
dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater
olehspatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis.&erdarahan sub arakhnoid
umumnya disebabkan akibat cedera kepala.
3. &ia mater
&ia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. &ia mater adarah membrana 'askular
yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk kedalam sulci yang paling dalam.
*embrana ini membungkus sara otak dan menyatu dengan epineuriumnya. rteri-arteri yang
masuk kedalam substansi otak %uga diliputi oleh pia mater.
D. %tak
4
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
5/41
4tak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang de$asa sekitar 1 kg.7
4tak terdiri dari beberapa bagian yaitu proensealon (otak depan) terdiri dari serebrum dan
diensealon, mesensealon (otak tengah) dan rhombensealon (otak belakang) terdiri dari pons,
medula oblongata dan serebellum.
'a()ar 2. obus-lobus 4tak
isura membagi otak men%adi beberapa lobus. obus rontal berkaitan dengan ungsi emosi,
ungsi motorik dan pusat ekspresi bicara. obus parietal berhubungan dengan ungsi sensorik
dan orientasi ruang. obus temporal mengatur ungsi memori tertentu. obus oksipital
bertanggung %a$ab dalam proses penglihatan. *esensealon dan pons bagian atas berisi sistem
akti'asi retikular yang berungsi dalam kesadaran dan ke$apadaan. &ada medulla oblongata
terdapat pusat kardiorespiratorik. !erebellum bertanggung %a$ab dalam ungsi koordinasi dan
keseimbangan.
E. *airan sere)rs&inalis
+airan serebrospinal (+!!) dihasilkan oleh ple6us khoroideus dengan kecepatan produksi
sebanyak 0 ml%am. +!! mengalir dari dari 'entrikel lateral melalui oramen monro menu%u
'entrikel ###, dari akuaduktus sylvius menu%u 'entrikel #8. +!! akan direabsorbsi ke dalam
sirkulasi 'ena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. danya
darah dalam +!! dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan
5
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
6/41
+!! dan menyebabkan kenaikan takanan intracranial. ngka rata-rata pada kelompok populasi
de$asa 'olume +!! sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml +!! per hari.
+. Tentriu(
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak men%adi ruang supratentorial (terdiri dari osa
kranii anterior dan osa kranii media) dan ruang inratentorial (berisi osa kranii posterior).
'. Per!arahan %tak
4tak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri 'ertebralis. eempat arteri ini
beranastomosis pada permukaan inerior otak dan membentuk sirkulus 9illisi. 8ena-'ena otak
tidak mempunyai %aringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai
katup. 8ena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus 'enosus cranialis.
2.2 A#PE$ +I#I%L%'I#
a. :ukum *onroe-ellie
8olume intrakranial adalah tetap karena siat dasar dari tulang tengkorak yang tidak elastik.
8olume intrakranial (8ic) adalah sama dengan %umlah total 'olume komponen-komponennya
yaitu 'olume %aringan otak (8 br), 'olume cairan serebrospinal (8 cs) dan 'olume darah (8bl).
8ic ; 8 br< 8 cs < 8 bl
b. Tekanan &erusi !erebral
dalah selisih antara mean arterial pressure (*&) dan tekanan intarkranial (#+&). &ada
seseorang yang dalam kondisi normal, aliran darah otak akan bersiat konstan selama *&
berkisar 50-150mmhg. :al ini dapat ter%adi akibat adannya autoregulasi dari arteriol yang akan
mengalami 'asokonstriksi atau 'asodilatasi dalam upaya men%aga agar aliran darah ke otak
berlangsung konstan.
2.3 DE+INI#I *EDE,A $EPALA
+edera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang ter%adi baik secara langsung atau
tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan ungsi neurologis, ungsi isik,
kogniti, psikososial, bersiat temporer atau permanen. *enurut Brain Injury Assosiation of
America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat kongenital ataupun
degenerati, tetapi disebabkan oleh seranganbenturan isik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti dan ungsi isik.
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
7/41
2.4 PAT%+I#I%L%'I *EDE,A $EPALA
&ada cedera kepala, kerusakan otak dapat ter%adi dalam dua tahap yaitu cedera primer dan
cedera sekunder. +edera primer merupakan cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari
suatu ruda paksa, dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun
oleh proses akselarasideselarasi gerakan kepala. "alam mekanisme cedera kepala dapat ter%adi
peristi$a coup dan contrecoup. +edera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada
tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup. &ada daerah yang berla$anan dengan
tempat benturan akan ter%adi lesi yang disebut contrecoup. kselarasi-deselarasi ter%adi karena
kepala bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar saat ter%adi trauma. &erbedaan densitas
antara tulang tengkorak (substansi solid) dan otak (substansi semisolid) menyebabkan tengkorak
bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialnya. ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa
otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berla$anan dari benturan
(countercoup).
'a()ar 3. Coup dan countercoup
+edera sekunder merupakan cedera yang ter%adi akibat berbagai proses patologis yang timbul
sebagai tahap lan%utan dari kerusakan otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan
neuron berkelan%utan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimia$i.
!
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
8/41
+edera kepala dapat ter%adi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada
kepala. elainan dapat berupa cedera otak okal atau dius dengan atau tanpa raktur tulang
tengkorak.
erdasarkan patoisiologinya cedera kepala dibagi men%adi cedera kepala primer dan cedera
kepala sekunder . +edera kepala primer merupakan cedera yang ter%adi saat atau bersamaan
dengan ke%adian cedera, dan merupakan suatu enomena mekanik. +edera ini umumnya
menimbulkan lesi permanen. Tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali membuat ungsi stabil,
sehingga sel-sel yang sakit dapat men%alani proses penyembuhan yang optimal. +edera kepala
primer mencakup fraktur tulang, cedera fokal dan cedera otak difusa.+arktur tulang ke&ala
dapat ter%adi dengan atau tanpa kerusakan otak. *e!era -kal, kelainan ini mencakup kontusi
kortikal, hematom subdural, epidural, dan intraserebral yang secara makroskopis tampak dengan
mata telan%ang sebagai suatu kerusakan yang berbatas tegas. *e!era tak !i-usa berkaitan
dengan disungsi otak yang luas, serta biasanya tidak tampak secara makroskopis.
+edera kepala sekunder merupakan proses lan%utan dari cedera primer dan lebih merupakan
enomena metabolik. &ada penderita cedera kepala berat, pencegahan cedera kepala skunder
dapat mempengaruhi tingkat kesembuhankeluaran penderita . &enyebab cedera kepala skunder
antara lain penyebab sistemik (hipotensi, hipoksemia, hipohiperkapnea, hipertermia, dan
hiponatremia) dan penyebab intracranial (tekanan intrakranial meningkat, hematoma, edema,
pergeseran otak (brain shift), 'asospasme, ke%ang, dan ineksi).
spek patologis dari cedera kepala antara lain hematoma epidural (perdarahan yang ter%adi
antara tulang tengkorak dan dura mater), perdarahan subdural (perdarahan yang ter%adi antara
dura mater dan arakhnoidea), higroma subdural (penimbunan cairan antara dura mater dan
arakhnoidea), perdarahan subarakhnoidal cederatik (perdarahan yang ter%adi di dalam ruangan
antara arakhnoidea dan permukaan otak), hematoma serebri (massa darah yang mendesak
%aringan di sekitarnya akibat robekan sebuah arteri), edema otak (tertimbunnya cairan secaraberlebihan didalam %aringan otak), kongesti otak (pembengkakan otak yang tampak terutama
berupa sulsi dan 'entrikel yang menyempit), cedera otak okal (kontusio, laserasio, hemoragia
dan hematoma serebri setempat), lesi ner'i kranialis dan lesi sekunder pada cedera otak
"
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
9/41
+edera kepala dapat ter%adi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada
kepala. elainan dapat berupa cedera otak okal atau dius dengan atau tanpa raktur tulang
tengkorak."alam mekanisme cedera kepala dapat ter%adi peristi$a contre coup dan coup. +ontre
coup dan coup pada cedera kepala dapat ter%adi kapan sa%a pada orang-orang yang mengalami
percepatan pergerakan kepala. +edera kepala pada coup disebabkan hantaman pada otak bagian
dalam pada sisi yang terkena sedangkan contre coup ter%adi pada sisi yang berla$anan dengan
daerah benturan .
2.. $LA#I+I$A#I *EDE,A $EPALA
+edera kepala diklasiikasikan dalam berbagai aspek. !ecara praktis dikenal 3 deskripsi
klasiikasi yaitu berdasarkan mekanisme, berat dan morologi
2..1. Ber!asarkan (ekanis(en/a 0e!era ke&ala !i)agi atas
1. +edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, %atuh atau pukulan
benda tumpul . &ada cedera tumpul ter%adi akselerasi dan deselerasi yang cepat menyebabkan
otak bergerak di dalam rongga cranial dan melakukan kontak pada protuberans tulang
tengkorak
. +edera tembus disebabkan oleh luka tembak ataupun tusukan
2..2. Ber!asarkan (r-lgin/a 0e!era ke&ala !ikel(&kkan (enja!i
#
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
10/41
1. raktur kranium raktur tengkorak dapat ter%adi pada atap dan dasar tengkorak . raktur
dapat berupa garis linear, mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk
ragmen-ragmen tulang (kominuti). raktur tengkorak dapat berupa raktur tertutup
yang secara normal tidak memerlukan perlakuan spesiik dan raktur tertutup yang
memerlukan perlakuan untuk memperbaiki tulang tengkorak .
. esi intrakranial dapat berbentuk lesi okal (perdarahan epidural, perdarahan subdural,
kontusio, dan peradarahan intraserebral), lesi dius dan ter%adi secara bersamaan .
a. Per!arahan e&i!ural
1$
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
11/41
:ematoma epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak dengan duramater
(hematom ekstradural). +irinya berbentuk bikon'eks atau menyerupai lensa cembung. !ering
terletak di area temporal atau temporo-parietal yang disebabkan oleh robeknya arteri meningea
media akibat retaknya tulang tengkorak. =umpalan darah yang ter%adi dapat berasal dari
pembuluh arteri, namun pada sepertiga kasus dapat ter%adi akibat perdarahan 'ena, karena tidak
%arang perdarahan epidural ter%adi akibat robeknya sinus 'enosus terutama pada region parieto
oksipital dan pada osa posterior. 9alaupun secara relati perdarahan epidural %arang ter%adi
(0,5> dari seluruh penderita cedera kepala dan ?> dari penderita yang dalam keadaan koma),
namun harus dipertimbangkan karena memerlukan tindakan diagnostik maupun operati yang
cepat. &erdarahan epidural bila ditolong segera pada tahap dini, prognosisnya sangat baik karena
kerusakan langsung akibat penekanan gumpalan darah pada %aringan otak tidak terlalu lama.
eberhasilan pada penderita perdarahan epidural berkaitan langsung dengan status neurologis
penderita sebelum pembedahan. &enderita dengan perdarahan epidural dapat menun%ukkan
inter'al lucid yang klasik atau keadaan dimana penderita yang semula mampu bicara lalu tiba-
tiba meninggal (talk and die). eputusan perlunya suatu tindakan operati memang tidak mudah
dan memerlukan pendapat dari seorang ahli bedah sara.
=ambar&erdarahan epidural
11
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
12/41
=ambar @pidural :ematoma
). Per!arahan su)!ural
&erdarahan subdural lebih sering ter%adi daripada perdarahan epidural (kira-kira 30> dari
cedera kepala berat). &erdarahan ini sering ter%adi akibat robeknya 'ena-'ena %embatan yang
terletak antara korteks serebri dan sinus 'enosus tempat 'ena tadi bermuara, namun dapat %uga
ter%adi akibat laserasi pembuluh arteri pada permukaan otak. &erdarahan subdural biasanya
menutupi seluruh permukaan hemiser otak dan kerusakan otak di ba$ahnya lebih berat dan
prognosisnya pun %auh lebih buruk daripada perdarahan epidural. ngka kematian yang tinggi
pada perdarahan ini hanya dapat diturunkan dengan tindakan pembedahan yang cepat dan
penatalaksanaan medikamentosa yang agresi.
=ambar &erdarahan subdural
12
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
13/41
=ambar !ubdural :ematom
0. $ntusi !an &er!arahan intrasere)ral
ontusio serebri murni biasanya %arang ter%adi. "iagnosis kontusio serebri meningkat
se%alan dengan meningkatnya penggunaan +T scan dalam pemeriksaan cedera kepala. ontusioserebri hampir selalu berkaitan dengan perdarahan subdural akut. ontusio serebri sangat sering
ter%adi di rontal dan lobus temporal, $alaupun dapat ter%adi %uga pada setiap bagian otak,
termasuk batang otak dan serebelum. atas perbedaan antara kontusio dan perdarahan
intraserebral traumatika memang tidak %elas. ontusio serebri dapat sa%a dalam $aktu beberapa
%am atau hari mengalami e'olusi membentuk perdarahan intraserebral.
!. *e!era !i-us
+edera otak dius merupakan kelan%utan kerusakan otak akibat cedera akselerasi dan
deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang sering ter%adi pada cedera kepala. omosio serebri
ringan adalah cedera dimana kesadaran tetap tidak terganggu namun ter%adi disungsi neurologis
yang bersiat sementara dalam berbagai dera%at. +edera ini sering ter%adi, namun karena ringan
kerap kali tidak diperhatikan. entuk yang paling ringan dari kontusio ini adalah keadaan
13
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
14/41
bingung dan disorientasi tanpa amnesia. !indroma ini pulih kembali tanpa ge%ala sisa sama
sekali. +edera komosio yang lebih berat menyebabkan keadaan bingung disertai amnesia
retrograd dan amnesia antegrad (keadaan amnesia pada peristi$a-peristi$a sebelum dan sesudah
cedera).
omosio serebri klasik adalah cedera yang mengakibatkan menurunnya atau hilangnya
kesadaran. eadaan ini selalu disertai dengan amnesia pasca trauma dan lamanya amnesia ini
merupakan ukuran beratnya cedera. :ilangnya kesadaran biasanya berlangsung beberapa $aktu
lamanya dan re'ersibel. "alam deinisi klasik penderita ini akan kembali sadar dalam $aktu
kurang dari A %am. anyak penerita dengan komosio serebri klasik pulih kembali tanpa cacat
neurologis selain amnesia terhadap peristi$a yang ter%adi, namun pada beberapa penderita dapat
timbul deisit neurologis untuk beberapa $aktu. "eisit neurologis itu misalnya kesulitan
mengingat, pusing, mual, anosmia, dan depresi serta ge%ala lainnya. =e%ala-ge%ala ini dikenal
sebagai sindroma pasca komosio yang dapat cukup berat.
+edera aksonal dius ("iuse 6onal #n%ury, "#) adalah keadaan dimana penderita
mengalami koma pasca cedera yang berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh suatu lesi masa
atau serangan iskemia. iasanya penderita dalam keadaan koma yang dalam dan tetap koma
selama beberapa $aktu. &enderita sering menun%ukkan ge%ala dekortikasi atau deserebrasi dan
bila pulih sering tetap dalam keadaan cacat berat, itupun bila bertahan hidup. &enderita-penderita
sering menun%ukkan ge%ala disungsi otonom seperti hipotensi, hiperhidrosis dan hiperpireksia
dan dulu diduga akibat cedera otak karena hipoksia secara klinis tidak mudah, dan memang
kedua keadaan tersebut sering ter%adi bersamaan.
2..3. Ber!asarkan )eratn/a 0e!era ke&ala !ikel(&kkan (enja!i
+edera epala /ingan (+/) B termasuk didalamnya aseratio dan +ommotio
+erebri
o !kor =+! 13-15
o Tidak ada kehilangan kesadaran, atau %ika ada tidak lebih dari 10 menit
o &asien mengeluh pusing, sakit kepala
o da muntah, ada amnesia retrogad dan tidak ditemukan kelainan pada
pemeriksaan neurologist.
14
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
15/41
+edera epala !edang (+!)
o !kor =+! ?-1
o da pingsan lebih dari 10 menit
o
da sakit kepala, muntah, ke%ang dan amnesia retrogado &emeriksaan neurologis terdapat lelumpuhan sara dan anggota gerak.
+edera epala erat (+)
o !kor =+! CD
o =e%alnya serupa dengan +!, hanya dalam tingkat yang lebih berat
o Ter%adinya penurunan kesadaran secara progesi
o danya raktur tulang tengkorak dan %aringan otak yang terlepas.
2.. 'AMBA,AN $LINI#
=ambaran klinis ditentukan berdasarkan dera%at cedera dan lokasinya. "era%at cedera dapat
dinilai menurut tingkat kesadarannya melalui system =+!, yakni metode @*8 (@yes, 8erbal,
*o'ement)
1. emampuan membuka kelopak mata (@)
!ecara spontan
tas perintah 3
/angsangan nyeri
Tidak bereaksi 1
. emampuan komunikasi (8)
4rientasi baik 5
Ea$aban kacau
ata-kata tidak berarti 3
*engerang
Tidak bersuara 1
3. emampuan motorik (*)
emampuan menurut perintah A
15
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
16/41
/eaksi setempat 5
*enghindar
leksi abnormal"ecorticate 3
@kstensi"ecerebrate
Tidak bereaksi 1
&emeriksaan korban cedera kepala yang kesadarannya baik mencakup pemeriksaan neurologis
yang lengkap. !edangkan pada penderita yang kesadarannya menurun pemeriksaan yang
diutamakan adalah yang dapat memberikan pedoman dalam penanganan di unit ga$at darurat,
yaitu
1. tingkat kesadaran
. ekuatan ungsi motorik
3. Fkuran pupil dan responsnya terhadap cahaya
. =erakan bola mata (releks okulo-sealik dan 'estibuler)
!ehubungan dengan tingginya insidensi kelainancedera sistemik penyerta (lebih dari 50>) pada
kasus-kasus cedera kepala berat, maka di dalam e'aluasi klinis perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut
1. +edera daerah kepela dan leher laserasi, perdarahan, otorre, rinorre,
racoonGs eyes (ekhimosis periorbital), atau attleGs sign(ekhimosis retroaurikuler).
. +edera daerah toraks raktur iga, pneumotoraks, hematotoraks,
temponade %antung (bunyi %antung melemah, distensi 'ena %ugularis dan hipotensi
aspirasi atau /"! (cute /espiratory "istress !yndrome)
1
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
17/41
3. +edera daerah abdomen khususnya laserasihepar, lien atau gin%al.
danya perdarahan ditandai dengan ge%ala akut abdomen yang tegang dan distensi.
. +edera derah pel'is cedera pada penderita nonkomatus. iasanya,
klinisnya tidak %elas dan membutuhkan konirmasi radiologis. +edera ini sering
berkaitan dengan ke%adian kehilangan darah yang okult.
5. +edera daerah spinal trauma kepala dan spinal khususnya derah
ser'ikal dapat ter%adi secara bersamaan.
A. +edera ekstremitas dapat melibatkan %aringan tulang atau %aringan
lunak(otot, sara, pembuluh darah).
2.. PEME,I$#AAN PENUN"AN'
2ang dapat dilakukan pada pasien dengan trauma kapitis adalah
1. CT-Scan
Fntuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi %angka pendek.
2. Lu()al Pungsi
Fntuk menentukan ada tidaknya darah pada +! harus dilakukan sebelum A %am dari
saat ter%adinya trauma
3. EE'
"apat digunakan untuk mencari lesi
4. ,entgen -t ke&ala
Fntuk melihat ada tidaknya raktur pada tulang tengkorak
2.. PENATALA$#ANAAN
&enatalaksanaan a$al penderita cedara kepala pada dasarnya memikili tu%uan untuk
memantau sedini mungkin dan mencegah cedera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan
umum seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan sel-sel otak yang sakit .
Fntuk penatalaksanaan penderita cedera kepala, d'eanced +edera ie !upport (00) telah
1!
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
18/41
menepatkan standar yang disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera yaitu ringan, sedang dan
berat .
&enatalaksanaan penderita cerdera kepala meliputi sur'ei primer dan sur'ei sekunder. "alam
penatalaksanaan sur'ei primer hal-hal yang diprioritaskan antara lain (air$ay), (breathing),
+ (circulation), " (disability), dan @ (e6posureen'ironmental control) yang kemudian
dilan%utkan dengan resusitasi. &ada penderita cedera kepala khususnya dengan cedera kepala
berat sur'ei primer sangatlah penting untuk mencegah cedera otak sekunder dan men%aga
homeostasis otak .
elancaran %alan napas (airay) merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Eika
penderita dapat berbicara maka %alan napas kemungkinan besar dalam keadaan adekuat.
4bstruksi %alan napas sering ter%adi pada penderita yang tidak sadar, yang dapat disebabkan oleh
benda asing, muntahan, %atuhnya pangkal lidah, atau akibat raktur tulang $a%ah. Fsaha untuk
membebaskan %alan napas harus melindungi 'ertebra ser'ikalis (cervical spine control), yaitu
tidak boleh melakukan ekstensi, leksi, atau rotasi yang berlebihan dari leher. "alam hal ini, kita
dapat melakukan chin liftatauja thrustsambil merasakan hembusan napas yang keluar melalui
hidung. ila ada sumbatan maka dapat dihilangkan dengan cara membersihkan dengan %ari atau
suction%ika tersedia. Fntuk men%aga patensi %alan napas selan%utnya dilakukan pemasangan pipa
oroaring. ila hembusan napas tidak adekuat, perlu bantuan napas. antuan napas dari mulut ke
mulut akan sangat bermanaat (breathing). pabila tersedia, 4 dapat diberikan dalam %umlah
yang memadai. &ada penderita dengan cedera kepala berat atau %ika penguasaan %alan napas
belum dapat memberikan oksigenasi yang adekuat, bila memungkinkan sebaiknya dilakukan
intubasi endotrakheal .
!tatus sirkulasi dapat dinilai secara cepat dengan memeriksa tingkat kesadaran dan denyut
nadi (circulation). Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mencari ada tidaknya perdarahan
eksternal, menilai $arna serta temperatur kulit, dan mengukur tekanan darah. "enyut nadi
perier yang teratur, penuh, dan lambat biasanya menun%ukkan status sirkulasi yang relati
normo'olemik. &ada penderita dengan cedera kepala, tekanan darah sistolik sebaiknya
dipertahankan di atas 100 mm:g untuk mempertahankan perusi ke otak yang adekuat. "enyut
nadi dapat digunakan secara kasar untuk memperkirakan tekanan sistolik. ila denyut arteri
radialis dapat teraba maka tekanan sistolik lebih dari ?0 mm:g. ila denyut arteri emoralis
yang dapat teraba maka tekanan sistolik lebih dari 70 mm:g. !edangkan bila denyut nadi hanya
1"
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
19/41
teraba pada arteri karotis maka tekanan sistolik hanya berkisar 50 mm:g. ila ada perdarahan
eksterna, segera hentikan dengan penekanan pada luka .
!etelah sur'ei primer, hal selan%utnya yang dilakukan yaitu resusitasi. +airan resusitasi
yang dipakai adalah /inger aktat atau Ha+l 0,?>, sebaiknya dengan dua %alur intra 'ena.
&emberian cairan %angan ragu-ragu, karena cedera sekunder akibat hipotensi lebih berbahaya
terhadap cedera otak dibandingkan keadaan udem otak akibat pemberian cairan yang berlebihan.
&osisi tidur yang baik adalah kepala dalam posisi datar, cegah head don(kepala lebih rendah
dari leher) karena dapat menyebabkan bendungan 'ena di kepala dan menaikkan tekanan
intracranial .
&ada penderita cedera kepala berat cedera otak sekunder sangat menentukan keluaran
penderita. !ur'ei sekunder dapat dilakukan apabila keadaan penderita sudah stabil yang berupa
pemeriksaan keseluruhan isik penderita. &emeriksaan neurologis pada penderita cedera kepala
meliputi respon buka mata, respon motorik, respon 'erbal, releks cahaya pupil, gerakan bola
mata (doll!s eye phonomenome, releks okulosealik), test kalori dengan suhu dingin (releks
okulo 'estibuler) dan releks kornea .
Tidak semua pederita cedera kepala harus dira$at di rumah sakit. #ndikasi pera$atan di
rumah sakit antara lain asilitas +T scan tidak ada, hasil +T scan abnormal, semua cedera
tembus, ri$ayat hilangnya kesadaran, kesadaran menurun, sakit kepala sedang-berat, intoksikasi
alkoholobat-obatan, kebocoran liIuor (rhinorea-otorea), cedera penyerta yang bermakna,
=+!C15J.
Terapi medikamentosa pada penderita cedera kepala dilakukan untuk memberikan
suasana yang optimal untuk kesembuhan. :al-hal yang dilakukan dalam terapi ini dapat berupa
pemberian cairan intra'ena, hiper'entilasi, pemberian manitol, steroid, urosemid, barbitirat dan
antikon'ulsan .
#ndikasi pembedahan pada penderita cedera kepala bila hematom intrakranial J30 ml,
midline shit J5 mm, raktur tengkorak terbuka, dan raktur tengkorak depres dengan kedalaman
J1 cm .
AL'%,ITME 1
1#
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
20/41
PENATALA$#ANAAN *EDE,A $EPALA ,IN'AN
"einisi penderita sadar dan berorientasi-(=+! 1-15) /i$ayat
Hama, umur, %enis kelamin, ras, peker%aan
*ekanisme cedera
9aktu cedera
Tidak sadar segera setelah cedera
Tingkat ke$aspadaan
mnesia /etrograde, ntegrade
!akit kepala ringan, sedang, berat
e%ang
&emeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistcmik.
&emeriksaan neurologis terbatas.
&emeriksaan ronsen 'ertebra ser'ikal dan lainnya sesuai indikasi.
&emeriksaan kadar alkohol darah dan Kat toksik dalam urine.
&emeriksaan +T scan kepala sangat ideal pads setiap penderita cedera kepala ringan,kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan neurologis normal.
%)ser5asi atau !ira6at !i ,#
+T scan tidak ada
+T scan abnormal
!emua cedera tembus
/i$ayat hilang kesadaran
esadaran menurun
!akit kepala sedang-berat
#ntoksikasi alkoholobat-obatan
raktur tengkorak
/hinorea-otorea
2$
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
21/41
+edera penyerta yang bermakna
Tak ada keluarga di rumah
Tidak mungkin kembali ke /! segera
mnesia
Di&ulangkan !ari ,#
Tidak memenuhi kriteria ra$at.
"iskusikan kemungkinan kembali bila memburuk dan berikan lembar obser'asi.
Ead$alkan untuk kontrol ulang di poliklinik biasanya setelah 1 minggu
AL'%,ITME 2
21
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
22/41
PENATALA$#ANAAN *EDE,A $EPALA #EDAN'
"einisi &enderita biasanya tampak kebingungan atau mengantuk, namun masih mampu
menuruti perintah-perintah sederhana (=+! ?-13).
&emeriksaan a$al
!ama dengan untuk cedera kepala ringan ditarnbah pemeriksaan darah sederhana
&emeriksaan +T scan kepala
"ira$at untuk obser'asi
!etelah dira$at
&emeriksaan neurologis periodik,
&emmksaan +T scan ulang bila kondisi penderita memburuk atau bila penderita
akan dipulangkan.
Bila kn!isi (e()aik 789:;
&ulang
ontrol di poliklinik.
Bila kn!isi (e()uruk 719:;
ila penderita tidak mampu
melakukan perintah-perintah lagi,
se era lakukan emeriksaan +T scan
AL'%,ITMA 3
PENATALA$#ANAAN A
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
23/41
"einisi penderita tidak mampu melakukan perintah-perintah sederhana karena
kesadaran yang menurun (=+! 3-D)
&emeriksaan dan penatalaksaan
+"@
"rimary #unny dan resusitasi
#econdary #urvey dan ri$ayat *&@
/e-e'aluasi neurologic
/espon buka mats L /eaksi +ahaya pupil
/espon motorik L /eleks okulo sealik ("ollMs eyes)
/espon 'erbal L /eleks 4kulo'estibuler (Test alori)
4bat-obatan
*anitol L ntikon'ulsan
:iper'entilasi sedang
Tes "iagnostik (sesuai urutan)
+T !can (semua penderita)
8entrikulograi udara
ngiogram
AL'%,ITME 4
DPL = ULT,A#%N%',A+I = *T #*AN PADA *EDE,A $EPALA
23
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
24/41
&enderita +edera. *ultipel dalam oma
/esusitasi +airan
TD# nr(al 7>199 (( Hg;
Ti!ak ter!a&at tan!a=tan!a ?
dilatasi pupil
releks cahaya
hemiparesis
+T !can kepala dan bdomen
Ter!a&at tan!a=tan!a ?
dilatasi pupil
releks cahaya -
hemiparesis
+T !can kepala
"&+T bdomen
TD# a)nr(al 7@199 ((Hg;
"& segera atau seliotomi(neurologis proritas yang kedua), bila dalam pembedahan
timbul dilatasi pupil, pertimbangkan melakukan 'entrikulograi udara atau eksploratosi
lubang bor, atau +T !can setelah seliotomi.
24
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
25/41
&ada kasus borderline misalnya T"! dapat dikoreksi sementara tetapi cenderung untuk
menurun, harts diupayakan memperoleh hasil +T !can kepala sebelum penderita diba$a ke
kamar operasi untuk seliotomi. asus seaport ini memerlukan keputusan klinis dan ker%a
sama yang balk antara ahli bedah trauma dan ahli bedah sara.
+atatan lgoritme
1. !emua penderita cedera kepala berat yang koma harus dilakukan resusitasi (+"@) saat tiba
di F="
. T"!;Tekanan "arah !istolik. !egera setelah T" normal, lakukan pemeriksaan mini
neurologis (=+! N /eaksi cahaya pupil). ila T" tidak dapat dinormalkan. catat
pemerksaan minineurologik dan tekanan darahnya.
1. ila T"! tidak dapat diperbaiki sampai diatas 100 nun :g $alaupun tclah dil
resusitasi caimn secara agesi, prioritasnya sekarang adalah mencari pcnyebab hipote dan
e'aluasi neurosirurgis merupakan prioritas kedua. &ada kasus ini penderita dil "& dan
ultrasound di F=" atau langsung ke kamar operasi untuk seliotomy. "an +T kepala
dilakukan setelah seliotomy. ila timbal tanda-tanda klinis suatu mass inra maka dilakukan
'entrikulograi udara. @ksplorasi lubang bor atau craniotomy di operasi sementara
seliotomy sedang berlangsung.
. ila T"! J 100 mm :g setelah resusitasi dan terdapat ge%ala-gc%ala suatu lesi
intrakranial (pupil anisokor, hemiparesis) maka prioritas pertama adalah +T !can k "&
dapat dilakukan di F=", rang +T !can atau kamar operasi namun e'aluasi neurologi dan
tindakan) tidak botch tertunda.
BAB III
ILU#T,A#I $A#U#
25
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
26/41
!eorang pasien laki-laki berumur 37 tahun dira$at dibangsal Heurologi /! hmad
*uchtar ukit Tinggi pada tanggal 5 *ei 01 dengan
$eluhan Uta(a ?
*untah A %am setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
,i6a/at Pen/akit #ekarang?
*untah A %am setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, *untah sebanyak kali, tidak
menyemprot, berisi apa yang dimakan, dan bercampur darah.
$alnya pasien sedang mengendarai sepeda motor. alu pasien menabrak pe%alan kaki.
epala pasien terbentur aspal. !aat ke%adian pasien sadar. emudian keluarga memba$a
pasien ke puskesmas, dari puskesmas pasien diru%uk ke /!*.
*ual tidak ada
keluar darah dari hidung ada, dari telinga tidak ada.
lemah anggota gerak tidak ada
dan biasa
,i6a/at Pen/akit Dahulu ?
Tidak pernah menderita sakit yang menyebabkan pasien dira$at sebelumnya
,i6a/at Pen/akit $eluarga ?
Tidak ada berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien saat ini.
,i6a/at Pekerjaan !an $e)iasaan?
&asien seorang pega$ai s$asta
2
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
27/41
PEME,I$#AAN +I#I$?
ital #ign ?
eadaan umum !edang rekuensi nadi AD 6 menit
esadaran +*+ rekuensi naas 6 menit
Tekanan darah 110D0 mm:g
!uhu 3A, +
#tatus Internus ?
epala edema pada regio temporal kiri ukuran 3 6 3 cm
ulit tidak ada kelainan.
*ata hematom pada mata kiri, kon%ungti'a tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea %ernih,
&upil isokor ";3mm3mm, /+
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
28/41
Thora6
&aru # gerakan simetris kiri ; kanan
&a remitus kiri ; kanan
&k sonor kiri ; kanan
u 'esikuler, rhonkhi (-), $heeKing (-)
Eantung # iktus tidak terlihat
&a iktus teraba 1 %ari medial *+! /#+ 8
&k batas %antung dalam batas normal
u murni, teratur, bising (-)
&erut # tidak membuncit
&a hepar dan lien tidak teraba
&k timpani
u bising usus (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
29/41
=enitalia tidak diperiksa.
#tatus Neurlgis ?
1. =+! @*A85 (+*+)
. Tanda rangsangan meningeal (-)
3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial (-)
. Hn. ranialis
a. H # penciuman baik
b. H ## 'isus normal, lapangan pandang normal
c. H ###, #8, 8# releks cahaya langsung dan tidak langsung
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
30/41
=erakan kti kti
ekuatan 555 555
Tonus @utonus @utonus
Tropi @utropi @utropi
@kstremitas inerior
anan iri
=erakan kti kti
ekuatan 555 555
Tonus @utonus @utonus
Tropi @utropi @utropi
A. !ensorik
a. @ksterosepti baik
b. &ropiosepti baik
7. 4tonom dan terkontrol
D. /eleks isiologis &/
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
31/41
+haddock -- 4ppenheim --
10. ungsi uhur baik
Pe(eriksaan la)ratriu( ?
"arah
:b 13,7 grdl
:t 3?,>
eukosit 17,?6103mm3
Trombosit 006103 mm3
DIA'N%#I#
"iagnosis klinis +edera kepala ringan =+! 15
"iagnosis topik Temporal sinistra
"iagnosis etiologi enturan dinamis (kecelakaan)
"iagnosis !ekunder @pistaksis
PEME,I$#AAN PENUN"AN'
- /ontgen oto kepala & dan lateral
31
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
32/41
- rain +T-scan
TE,API
1. Fmum
- #stirahat
- 4bser'asi
- 43menit
- #8" Ha+l 0,?> drip ketorolak Q ampul 10 tetesi
. husus
- #n%eksi +etria6one 6 500 mg (i')
- #n%eksi /anitidin 6 Q mpul (i')
- #n%eksi Transamin 1 amp
- #n%eksi 8itamin 1 amp
P,%'N%#I#
d 'itam ad bonam
d !anationam ad bonam
d ungsionam ad bonam
+ll6 u&
32
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
33/41
7 *ei 01
! *untah (-)
*ual (-)
&using (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
34/41
Fmum
- #stirahat
- 4bser'asi
- 43menit
- #8" Ha+l 0,?> drip ketorolak Q ampul 10 tetesi
husus
- #n%eksi +etria6one 6 500 mg (i')
- #n%eksi /anitidin 6 1 mpul (i')
D *ei 01
! *untah (-)
*ual (-)
&using (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
35/41
*otorik atas 555555 ba$ah 555555
/eleks patologis (--) /eleks isiologis atas (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
36/41
4 F es T" Hadi Hs T
!dg +*+ 1070 D06menit 1?6menit 37
!# "alam atas Hormal
!H =+! 15 @*A85, T/* (-), peningkatan T# (-)
Hn. cranialis pupil isokhor , diameter 3mm3mm, releks cahaya (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
37/41
30 *ei 01
! *untah (-)
*ual (-)
&using (
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
38/41
Fmum
- #stirahat
- 4bser'asi
- #8" Ha+l 0,?> drip ketorolak Q ampul 10 tetesi
husus
- #n%eksi +etria6one 6 500 mg (i')
- #n%eksi /anitidin 6 1 mpul (i')
DI#$U#I
3"
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
39/41
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki, umur 37 tahun yang dira$at di bangsal
Heurologi /!. "r. chmad *ochtar ukittinggi dengan diagnosis klinis +edera epala /ingan.
"ari anamnesis didapatkan bah$a os muntah setelah mengalami kecelakaan lalulintas.
*untah tidak disertai mual dan tidak proyektil. #ni menun%ukkan pada pasien tidak ada
peningkatan tekanan intrakranial.
&ada pemeriksaan isik didapatkan keadaan umum sedang dengan tekanan darah 110D0
mm:g, nadi D06menit. !tatus internus dalam keadaan normal. &ada pemeriksaan neurologis
didapatkan kesadaran composmentis cooperati'e dengan =+! 15 dan tidak ada deisit neurologis
Terapi umum pada pasien ini adalah bedrest selama -3 hari dan memberikan terapi
simptomatik seperti pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri kepala yang dialami pasien.
3#
-
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
40/41
DA+TA, PU#TA$A
nderson !. *c+arty ., +edera !usunan !ara &usat, &atoisiologi, edisi , nugrah &. @=+,
Eakarta,1??5, 101-101A
nonym, #ntracranial :emorrhage, $$$.ispub.com
uergener ., "ierential "iagnosis in +omputed Tomography, aert .. Thieme *edical
&ublisher, He$ 2ork,1??A,
"ahnert 9, *", rain "isorders, /adioogy /e'ie$ *anual, second edition, 9illiams N
9ilkins, riKona, 1??3, 117 O 17D
*arkam !, Trauma apitis, apita !elekta Heurologi, @disi kedua, :arsono, =a%ah *ada
Fni'ersity &ress, 2ogyakarta, 005, 31
*ard%ono *. !idharta &., *ekanisme Trauma !usunan !ara, Heurologi ilinis "asar, "ian/akyat, Eakarta, 003, 5-5?
!ain #, suhan epera$atan lien "engan Trauma apitis, httpi$ansain.$ordpress.com007
d'ance Trauma ie !upport, hal 1?A-35
=reenberg *ichael #.00D.te$t%atlas of emergency medicine.&enerbit @rlangga.Eakarta, hal -51
Hetter :, *achado +. tlas o :uman natomy. 8ersion 3. #con earning !ystem +, 003
httphubpages.comhub+erebralR:emorrhageReralaRshockingRact
4$
http://iwansain.wordpress.com/2007http://hubpages.com/hub/Cerebral_Hemorrhage_Kerala_shocking_facthttp://iwansain.wordpress.com/2007http://hubpages.com/hub/Cerebral_Hemorrhage_Kerala_shocking_fact -
7/25/2019 Case Neuro Traumatic Brain Injury
41/41
!atyanegara.#lmu edah sara. &enerbit @=+.Eakarta, hal 153-170
http$$$.thecochranelibrary.comuserilesccochile+"0010?.pd
httphs.mcmaster.casurgerydocumentsheadRin%ury.pd
i'ingstone +. Heurology and Heurosurgery illustrated. !econd edition. 1??1
http://www.thecochranelibrary.com/userfiles/ccoch/file/CD001049.pdfhttp://fhs.mcmaster.ca/surgery/documents/head_injury.pdfhttp://www.thecochranelibrary.com/userfiles/ccoch/file/CD001049.pdfhttp://fhs.mcmaster.ca/surgery/documents/head_injury.pdf