EFEKTIFVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AL MUJAHIDIN
PAMULANG TAHUN 2017
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun Oleh :
Wahyu Rizky Maulana
NIM (1113053000011)
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438H/2017M
EFEKTIFVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJIDI KELOMPOK BIMBII\GAN IBADAH IIAJI (KBIH) AL I\{UJAHIDU\
PAMULANG TAHUI\ 2017M
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilrru Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sa{ana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Wahyu Rizkv Nlaulana1 1 1 30s3000011
Di Bar,vah Birrbingiin
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOIVIUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Sulaeman. M.A.t992W20Ar
1438H,/2017i\{
LBMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik IIaji Di Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin Pamulang Tahun 2017, telah
diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kornunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 10 Agustus 2017, sklipsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
Sidang Munaqosyah
Jakarta, 10 Agustus 2017
Sela'etaris Merangkap AnggotaKetua Merangkap Anggota
74906 199403 1 002 1 001
Anggota,
Penguji Il
H. Mulkanasir. BA, S.Pd. N{NI.NIP. 19550101 198302 I 001
I.l
,l
**l!l
r
\
Nluamar AdiNIP. 19811
Pembirnbing
-t /' /''Dra. H/Jundah/Sulaiman. M.A.
NrP: r9620303 r99203 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Sklipsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh Gelal Strata I di UIN Syarif Hidayatullah .Takarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarla.
Jika dikernudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, rnaka saya bersedia rnenerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah .Iakarta.
Jakarta, T Agustus 2017
2.
3.
i
i
ABSTRAK
Wahyu Rizky Maulana (1113053000011), Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin
Pamulang Tahun 2017, Dibawah bimbingan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, M.A.
Bimbingan manasik haji merupakan salah satau cara untuk memberi
pemahaman kepada calon jamaah tentang hikmah (filosofi) haji yang dapat dirasakan
dalam setiap amalan ibadah, sehingga dampak dari kemabruran haji dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari setelah kembali ke tanah air yang ditandai dengan meningkatnya
amal ibadah dan sikap kedermawanan sebagai salah satu bentuk kesalehan individual
dan kesalehan sosial di tengah masyarakat.
Fenomena jamah haji Indonesia dari tahun ke tahun selalu ditemukan bahwa
jamaah haji Indonesia banyak yang belum bisa memahami filosofi haji dengan baik,
karena dari kemajemukan masyarakatnya banyak yang berbeda-beda dari segi
keilmuannya, pekerjaanya maupun usianya. Hal ini mungkin yang menyebabkan
jamaah Haji berbeda-beda dalam menyerap pelajaran tentang pelatihan manasik haji.
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang diberikan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang pada
tahun 2017.
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan penelitian kualitatif,
merupakan pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa wawancara,
observasi secara langsung dalam mengamati kegiatan bimbingan manasik yang
dilakukan serta pengambilan dokumentasi.
Setelah melakukan penelitian berdasarkan pengamatan di lapangan dan
wawancara, hasil penelitian ini menunjukkan bawah bimbingan manasik yang
dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang pada tahun 2017 sudah efektif. Hal ini
diukur dengan kualitas kerja, kualitas hasil, serta target waktu yang telah ditentukan.
Efektivitas bimbingan manasik yang dilakukan juga sudah sesuai dengan syarat yang
ditentukan yakni berhasil guna, ekonomis, pelaksana kerja yang bertanggungjawab,
rasionalitas wewenang dan tanggungjawab, serta prosedur kerja yang praktis.
Kata Kunci: Efektivitas, Bimbingan, Manasik, Haji, KBIH.
ii
ii
KATA PENGANTAR
بسمللاالرحمنالرحيم
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat teriring salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad Saw. Penulis
menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras
penulis sendiri akan tetapi dengan dukungan dari berbagai pihak, karena penulis yakin
tanpa bantuan dan dukungan tersebut, baik moril maupun materil, sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulus hati kepada berbagai
pihak, khususnya:
1. Bapak Dr, Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Sugiharto, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
yang senantiasa mengingatkan dan memberikan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Dra. Hj. Jundah Sulaiman, M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis dan telah ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan serta
petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
iii
iii
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan Manajemen Dakwah yang telah
berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga kepada
penulis. Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu semoga dibalas oleh Allah
SWT.
6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak
membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tua penulis yakni H. Muhammad Nein dan Hj. Sumini, yang selalu
sabar mendidik penulis dari kecil dan tidak pernah bosan-bosannya
mengingatkan dan menasehati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
serta adikku tercinta Miftha Rizky Azizah yang selalu memotivasi penulis.
Bapak dan Ibuku tercinta terimakasih untuk semua yang telah kalian
berikan kepadaku baik dukungan moril, materil, serta do’a dan semangat,
semoga Allah SWT. membalas dengan limpahan rahmat dan kasih sayang
serta keridhoan hidup didunia maupun akhirat.
8. Bapak H. Iqbal Muhammad, selaku Ketua KBIH Al-Mujahidin Pamulang
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan banyak
memberikan informasi juga nasihat serta yang telah banyak direpotkan oleh
penulis.
iv
iv
9. Bang Hari dan Emir selaku staff KBIH Al-Mujahidin Pamulang yang telah
banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di KBIH Al-
Mujahidin Pamulang.
10. Sahabat-sahabat Paguyuban SDN 01 2007, yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis dan membuat hari-hari penulis
menjadi lebih berwarna.
11. Kawan-kawan Kosan “Jimberglin FC”, yang telah membantu penulis
menghilangkan kebosanan dengan canda tawanya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman Manajamen Dakwah khususnya Konsentrasi Manajemen
Haji dan Umrah angkatan 2013, yang selalu membantu dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak
bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dan dukungan dari semuanya
mendapat balasan yang baik oleh Allah SWT.
Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca dalam menambah pengetahuannya dibidang Manajemen Haji
dan Umrah. Penulis juga mengharapakan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2017
Wahyu Rizky Maulana
v
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……..……………………………...….......... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah …....…….…………..................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 5
D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 11
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Efektivitas .......................................................................................... 13
1. Pengertian Efektivitas ................................................................... 13
2. Pengukuran Efektivitas ................................................................. 15
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) ........................................... 17
B. Bimbingan Manasik Haji .................................................................. 20
1. Pengertian Bimbingan ................................................................. 20
2. Pengertian Manasik Haji .............................................................. 22
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji .............................. 24
C. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ..................................................... 28
1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ............................. 28
2. Tugas dan Fungsi KBIH ............................................................... 28
vi
vi
BAB III GAMBARAN UMUM KBIH AL-MUJAHIDIN PAMULANG
A. Sejarah Berdirinya KBIH Al-Mujahidin Pamulang ............................ 30
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan KBIH Al-Mujahidin Pamulang ........ 31
C. Visi dan Misi ...................................................................................... 32
D. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 32
E. Struktur Organisasi dan Susunan Kepengurusan ................................ 33
F. Sistem Pelayanan KBIH Al-Mujahidin Pamulang ............................. 36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji Pada KBIH Al-Mujahidin Pamulang .......................... 39
B. Efektivitas .......................................................................................... 43
1. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji pada KBIH
Al-Mujahidin Pamulang .............................................................. 43
2. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbongan Manasik Haji
di KBIH Al-Mujahidin Pamulang ............................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 66
B. Saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1: Struktur Organisasi KBIH Al-Mujahidin Pamulang......... 33
2. Gambar 3.2: Grafik Jamaah Haji 5 Tahun pertama KBIH
Al-Mujahidin Pamulang ............................................................................. 34
3. Gambar 3.3: Grafik Jamaah Haji KBIH Al-Mujahidin
5 Tahun Terakhir......................................................................................... 34
4. Gambar 3.4 SOP Bimbingan Manasik Haji.............................................. 40
viii
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1: Jadwal serta Materi Manasik Haji KBIH Al-Mujahidin
Pamulang ..................................................................................................... 48
2. Tabel 4.2: Jumlah Jamaah Haji KBIH Al-Mujahidin dari
Segi Usia ....................................................................................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima yang menjadi dambaan bagi
setiap umat muslim untuk melaksanakan kewajibannya, bagi yang telah memenuhi
persyaratan mampu atau istitha’ah, baik secara fisisk, materi, terlebih lagi mampu
dalam melaksanakan manasik haji. Diantara perintah Allah SWT. yang wajib
dilaksanakan salah satunya adalah menunaikan ibadah haji sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27, dimana Allah menyerukan kepada manusia
untuk menunaikan ibadah haji tentunya dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing manusia.
ق ل ي ت وك ر ج ال و ل ى ك ل ض ام ر ي ت ني م ن ك ل و أ ذ ن ف الن اس ب Artinya : “ Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus,
mereka datang dari segenap penjuru yang jauh “(Al-Hajj:27)
Di Indonesia Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan mutlak sebagai
tanggung jawab pemerintah berdasar pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008
pasal 6 yang menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan pelayanan administrasi, bimbingan
Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan hal-hal
2
lainnya yang diperlukan oleh calon jamaah Haji.1 Perlu diketahui bahwa keadaan
jamaah haji Indonesia yang majemuk dari segi pendidikan, usia, dan tingkat
pemahaman terhadap ilmu manasik haji membutuhkan usaha yang maksimal.2
Pelaksanaan ibadah haji tidak terlepas dari ketentuan hukum manasik yang
didasarkan pada Al-Quran dan hadis Nabi Saw yang kemudian oleh para imam
madzhab seperti Imam Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hambali dijabarkan mengenai
pelaksanaan ibadah haji. Namun, semua tetap kembali kepada yang didasarkan oleh
Al-Quran dan Hadis Nabi Saw.
خذواعنىمناسككم
Artinya: “ Ambillah dariku tatacara haji (manasik) kamu.” (H.R.Muslim)
Pada dasarnya tujuan dari dilakukanya manasik adalah agar calon jamaah haji
mengerti tata cara pelaksanaan ibadah haji itu sendiri. Namun, ternyata tujuan manasik
adalah lebih dari itu. Manasik juga sebagai salah satau cara untuk memberi pemahaman
kepada calon jamaah tentang hikmah (filosofi) haji yang dapat dirasakan dalam setiap
amalan ibadah, sehingga dampak dari kemabruran haji dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari setelah kembali ke tanah air yang ditandai dengan meningkatnya amal
ibadah dan sikap kedermawanan sebagai salah satu bentuk kesalehan individual dan
kesalehan sosial di tengah masyarakat.3
1 Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pasal 6,
Diterbitkan oleh Kementerian Agama pada tahun 2008 2 Kementerian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh),Tuntunan Manasik Haji
dan Umrah, jakarta,h.1 3 Drs.H.Ahmad Kartono, Msi, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji,
Jakarta, h.5
3
Bimbingan manasik Haji dibutuhkan oleh calon jamaah haji karena ibadah Haji
membutuhkan pengetahuan yang cukup agar ibadah yang dilakukan nanti mendapat
hasil yang maksimal. KBIH Al-Mujahidin merupakan salah satu KBIH yang sudah
cukup lama mengibarkan benderanya dalam mengakomodir calon jamaah haji
khususnya yang berada di Tangerang Selatan. KBIH Al-Mujahidin yang berdiri tahun
2002 ini sudah memiliki ratusan alumni jamaah Haji sehingga harusnya dapat
menjalankan pelaksanaan ibadah haji dan manasik sudah sangat baik dan matang.
Namun, layaknya seorang manusia pasti tidak ada yang sempurna, maka dari itu KBIH
Al-Mujahidin selalu memperbaiki pelayanannya khususnya dalam bidang bimbingan
manasik haji agar calon jamaah haji yang berangkat bersama KBIH Al-Mujahidin
mendapatkan bekal yang sangat berharga dan bermanfaat.
Fenomena jamah haji Indonesia dari tahun ke tahun selalu ditemukan bahwa
jamaah haji Indonesia memang banyak yang belum bisa mandiri dalam pelaksanaanya
ketika di lapangan, karena dari kemajemukan masyarakatnya banyak yang berbeda-
beda dari segi keilmuannya, pekerjaanya maupun usianya. Hal ini mungkin yang
menyebabkan jamaah Haji berbeda-beda dalam menyerap pelajaran tentang pelatihan
manasik haji. Terlepas dari faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pemahaman
calon jamaah haji tekait pelaksanaan Ibadah Haji, adalah merupakan kewajiban
khususnya bagi KBIH Al-Mujahidin Pamulang untuk membimbing calon Jamaah haji
dengan sebaik dan semaksimal mungkin agar calon jamaah haji dapat dengan nyaman
menjalankan ibadahnya di tanah suci.
Kemabruran Haji seseorang akan diraih jika diupayakan yang dimulai dari
biaya haji yang diperoleh dari usaha yang halal, berniat haji dengan ikhlas karena Allah
4
ta’ala, pelaksanaan haji sesuai syariat islam dan tidak kalah penting adalah dengan
sungguh-sungguh menjalankan ketentuan-ketentuan manasik haji.4 Meskipun masih
banyak berbagai permasalahan dalam dunia perhajian yang begitu kompleks dan luas,
khususnya dalam program-program manasik Haji yang dirasa masih kurang dalam
memantapkan Ibadah calon jamaah haji, sehingga pemerintah dari waktu ke waktu
terus berupaya meningkatkan kualitas pembinaan pelayanan terhadap calon jamah haji
salah satunya dengan memantapkan program-program manasik.5
Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka penulis akan membuat dan mengkaji
sebuah penelitian yang berjudul “ Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Mujahidin Pamulang
tahun 2017 “
Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan metode-
metode tertentu dalam proses pelaksanaannya.6 Efektivitas tersebut akan diukur
menggunakan teori dari Sujadi F.X. dalam buku yang berjudul Organisasi dan
Manajemen: Penunjang berhasilnya proses manajemen, serta Teori dari Kartika Hadi
dalam buku Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi.
4 Drs.H.Ahmad Kartono, Msi, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji,
Jakarta, h.192 5 Departemen Agama RI (Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh), Ta’limaatul Hajj
(Peraturan Pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan Ibadah Haji), Ditjen Penerangan, Humas
dan Penyuluhan Arab Saudi,(Jakarta:2002),h. 7 6 Peter F. Ducker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1986), h.8
5
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Dalam pelaksanaanya, Ibadah Haji memiliki masalah yang terjadi setiap
musimnya, salah satunya ketidakpahaman calon jamaah Haji baik dari sisi pelaksanaan
ibadahnya maupun kondisi di negara Saudi Arabia. Maka dari itu, penulis membatasi
permasalahan lebih memfokuskan kepada upaya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Al-Mujahidin dalam melaksanakan pembinaan Bimbingan Manasik Haji yang
efektif kepada calon Jamaah Haji tahun 2017.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka Penulis menilai
Perumusan Masalah yang dapat diambil antara lain;
a. Bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin Pamulang tahun
2017.
b. Bagaimana efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin Pamulang.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang penulis jelaskan diatas, maka tujuan
dari penulis adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksaan Bimbingan Manasik
Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin
Pamulang.
6
b. Untuk mengetahui bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin
Pamulang.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
teoritis dalam bidang akademik dan dapat berguna bagi pengembangan
pengetahuan dalam Pelaksanaan Bimbingan Manasik Ibadah Haji.
b. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan dalam
jurusan Manajemen Dakwah khususnya Konsentrasi Manajemen Haji
Umroh dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam berbagai penulisan karya
ilmiah.
c. Praktisi/Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran
kepada masyarakat umum dan juga penulis, khususnya pada mahasiswa/i
Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Haji Umroh. Dan juga
bagaimana mekanisme serta evaluasi yang dilakukan oleh KBIH Al-
Mujahidin pada pelaksanaan Bimbingan Manasik Ibadah Haji.
d. Sebagai syarat akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1 (S1) dalam
bidang Manajemen Dakwah.
7
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode pendekatan Kualitatif
adalah suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Agar
lebih memahami istilah dari penelitian ini, perlu kiranya melihat teori menurut
Lexy J. Moleong yang mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai
sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang telah diamati.7 Menurut
Denzin & Linclon yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa
Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara
terbuka untuk menelaah dan memahami sikap dan perilaku individu sehingga
mendapat gambaran yang jelas dari perilaku yang diamati secara langsung.8
Berbeda dengan metode kuantitatif yang menggunakan kuesioner, dengan
menggunakan metode kualitatif yang memanfaatkan observasi secara langsung,
wawancara, serta pengambilan dokumentasi didalam penelitiannya, diharapkan
penulis dapat lebih mudah dalam menghasilkan data-data yang lengkap dalam
kegiatan yang sedang diamati.
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, (Bandung;2000), h.3 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Remaja Rosdakarya,
(Bandung;2010), h.5
8
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan orang-orang
dari bagian/divisi seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Kantor KBIH Al-
Mujahidin Pamulang dan juga calon jamaah Haji yang mengikuti proses
Bimbingan Manasik Haji. Adapun yang dijadikan objek penelitian oleh penulis
adalah Evektifitas Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji yang mengacu
dari tujuan penulisan diatas untuk menilai apakah pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji di KBIH Al-Mujahidin sudah sesuai dengan standarisasi dari
Kementerian Agama Republik Indonesia.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian tentang masalah ini sejak bulan Maret
2017 sampai dengan Juli 2017. Adapun tempat penelitian berada di Kantor
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin yang berlokasi di Jl.
Siliwangi Raya No.2, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan
menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, adapun data yang diambil
dalam penulisan ini dapat melalui;
9
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara langsung serta
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Cara yang dilakukan adalah
meninjau terhadap segala sesuatu yang terkait dengan Kantor KBIH Al-
Mujahidin Pamulang.
b. Wawancara
Wawancara atau Interview adalah percakapan langsung antara dua
orang atau lebih untuk mendapatkan informasi. Wawancara yang dilakukan
secara mendalam yaitu menggunakan teknik wawancara terstruktur atau
tidak terstruktur.10 Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menggali
data tentang suatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan manasik haji
khususnya dalam hal efektivitas bimbingan manasik haji yang ada di KBIH
Al-Mujahidin Pamulang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. 11 Dokumen yang diambil untuk penelitian adalah
dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Dan
9 Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, PT.Bumi Aksara,
(Jakarta:2003), h.53 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaatif dan Kualitatif dan R&D, ALFABETA,
(Bandung;2008), h.140 11 Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, h.73
10
juga sebagai sumber data yaitu penulis mengambil data dari buku-buku dan
arsip-arsip yang berkaitan dengan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji.
Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha
memaparkan kerangka dari awal mengenai objek tersebut sesuai yang
ditulis yang tentunya dengan seksama.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam beberapa Skripsi yang penulis baca dengan penuh seksama, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi bahan perbandingan. Adapun
setelah penulis melakukan kajian pustaka, penulis akhirnya menemukan beberapa
Skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
Adapun judul tersebut adalah:
1. Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik (BIMSIK) Haji Kelompok
Bimbingan Ibadah haji (KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor tahun
2015M oleh Nopran mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
1111053100035, dalam skripsi ini membahas bagaimana manajemen
pelaksanaan pelatihan manasik haji dengan metode kualitatif di KBIH
Darul Ulum.
2. Pengaruh Bimbingan Manasik Haji Terhadap Kualitas Jamah Haji
KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan oleh Siti Mika Nur Aini mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah
dengan NIM 1112053100014, skripsi ini membahas tentang
11
pelaksanaan Manasik Haji di KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan serta
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bimbingan manasik haji
terhadap kualitas jamaah haji tersebut.
3. Efektivitas Program Pembiayaan Usaha Kecil Mikro BMT (Baitul Maal
Wa Tamwil) Usaha Mulya di Kelurahan Kota Baru Bekasi Barat oleh
Qonita Lutfiyah Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dengan NIM 109054000006,
tujuan penukisan skripsi ini adalah untuk mengetahui tujuan dari
program pembiayaan usaha kecil mikro dan mengetahui ketercapaian
tujuan dari pembiayaan usaha mikro.
Dari Tinjauan Pustaka yang dilihat diatas, penulis dengan jelas dan
yakin akan menulis skripsi dengan judul “ Efektivitas Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Mujahidin Pamulang tahun 2017 “. Dalam hal ini dilihati dari judul yang
sudah ada penulis akan memfokuskan diri dalam membahas Efektivitas
Bimbingan Manasik Haji yang dilakukan KBIH Al-Mujahidin Pamulang
tahun 2017M.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar mempermudah penulisan, dalam penelitian ini terbagi dalam lima bab
penulisan, yang terperinci sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang dibahas dalam bab ini adalah Latar Belakang
Masalah, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
12
Metodologi Penelitian yang berisi tentang Pendekatan Penlitian, Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI, yang dibahas dalam bab ini adalah Pengertian
Efektivitas, Pengukuran Efektivitas, Pengertian Bimbingan, Pengertian Manasik
Haji, Bentuk serta Metode Manasik Haji dan Fungsi serta Tujuan Manasik Haji
juga Pengertian dan Tugas KBIH.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, yang dibahas dalam
bab ini adalah Sejarah KBIH Al-Mujahidin, Visi Misi KBIH Al-Mujahidin,
Struktur Organisasi, Jumlah Jamaah Haji, dan Sistem Pelayanan KBIH Al-
Mujahidin.
BAB IV PEMBAHASAN, yang dibahas dalam bab ini adalah Standar Operasional
Prosedur yang ada di KBIH Al-Mujahidin, Mekanisme pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji di KBIH Al-Mujahidin, serta temuan dan analisis data dari hasil
penelitian tentang efektivitas bimbingan manasik haji di KBIH Al-Mujahidin
Pamulang.
BAB V PENUTUP, yang dibahas dalam bab ini adalah hasil kesimpulan yang
terkait dengan penelitian dan juga saran untuk lembaga/instansi terkait.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Secara etimologi kata efektivitas diambil dari kata “efek” yang artinya
akibat atau pengaruh, dan dari kata efektif yang artinya ada pengaruh atau
akibat dari sesuatu, membawa hasil, dan efektivitas itu sendiri berarti keadaan
berpengaruh, keberhasilan tentang usaha atau tindakan.12. Menurut E. Mullyasa
menjelaskan bahwa: “Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju”. Lalu dijelskan bahwa
“Efektivitas adalah berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat
pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau
perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan“.13
Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan
dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara
nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang
banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.14 Kriteria utama dari
12 Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-
2, h. 284 13 E. Mullyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Posdakarya, 2004), h. 82-83 14 Soewarno Handayaningrat, Sistem Birokrasi Pemerintahan, (Jakarta: PT Raja Grafino
Persada, 1985), h. 53
14
efektivitas organisasi adalah apakah organisasi tersebut bertahan dalam
lingkungannya. Keberlangsungan organisasi memerlukan adaptasi, dan
adaptasi seringkali melibatkan nilai-nilai dari tahapan yang non-terprediksi.
Dalam filosofinya yang menekankan nilai (Value), Levi’s menegaskan apa
yang ingin dicapainya dalam hal efektivitas. Perusahaan merasa yakin bahwa
jika nilai tertentu dipraktikan, efektivitas dalam perusahaan bersaing akan
muncul. Prinsip dari nilai Levi’s adalah Perilaku, Keragaman, Pengakuan,
Praktik Etis dan Pemberdayaan.15
Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang dikutip oleh Sukirno
Agus adalah “Suatu produk akhir kegiatan operasi yang telah mencapai
tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas kerja, kualitas hasil, maupun batas
waktu yang ditargetkan”. Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad
Afdinizar pengertian efektivitas adalah tingkat dimana kinerja sesungguhnya
(aktual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa efektivitas berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Artinya pada pelaksanaannya dinilai baik atau tidak
sangat tergantung pada bagaimana tugas tersebut dapat diselesaikan dan
terutama dapat menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa
biaya yang diperlukan atau dikeluarkan.16
15 John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen
Organisasi Jilid I, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 22 16 Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi (Jakarta: CV Masagung, 1986),
h.149
15
Peter F. Drucker mengemukakan bahwa efektivitas itu dapat dan harus
dipelajari secara sistematis, sebab ia bukan bentuk sebuah keahlian yang lahir
secara ilmiah. Efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui rangkaian kerja,
latihan yang intens, terarah dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga dapat
menghasilkan kreatifitas.17 Pola efektivitas tidak hanya dilakukan hanya
dengan teori-teori saja melainkan juga dibentuk dengan sumber daya manusia
yang efektif.
Dari pengertian-pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan
bahwa efektivitas adalah penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode-metode
tertentu dalam proses pelaksanaannya.
2. Pengukuran Efektifitas
Menurut Sujadi F.X. dalam mencapai efektivitas haruslah dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
b. Ekonomis, yaitu untuk menyebutkan bahwa didalam usaha
penyampaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan,
waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-
17 Peter F. Ducker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1986), h. 5
16
tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan
tidak adanya pemborosan ataupun penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, ialah untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya haruslah dialkukan dengan bertanggung jawab
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi
berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang
tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, maksudnya adalah
wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Dominasi oleh
salah satu pihak atas pihak lainya adalah suatu hal yang harus dihindari.
f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,
pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan
kerja yang memuaskan dan juga kegiatan operasional yang
dilaksanakan dengan lancar.18
Pandangan dari segi efektivitas terdiri atas efektivitas individu dan
kelompok. Tingkat yang paling dasar dalam suatu organisasi terletak pada
efektivitas individu sebagai anggota organisasi. Pada pandangan efektivitas
kelompok, penekanannya adalah pada kinerja yang dapat diberikan kelompok
18 Sujadi F.X.,Organisasi dan Manajemen: Penunjang berhasilnya proses manajemen,
(Jakarta:CV Masagung, 1990), h.36-39
17
pekerja karena pada kenyataanya individu harus bekerja bersama-sama dalam
suatu kelompok dan semuanya harus dapat berkontribusi bagi kelompoknya.19
Sedangkan menurut T.Hani Handoko, kriteria penilaian efektivitas terbagi
menjadi enam yaitu, kegunaan, ketepatan dan objektivitas, ruang lingkup,
efektivitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.
Dari berbagai rincian pengukuran efektivitas diatas, penulis mengambil
kesimpulan bahawa pengukuran efektivitas harus dilihat dari segi kualitas
kerja, kualitas hasil, maupun batas waktu yang ditargetkan. Adapun syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar mencapai tingkat efektivitas adalah berhasil
guna, ekonomis, pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, pembagian kerja
yang nyata, rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, prosedur kerja yang
praktis.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menurut Rudi M. Tambunan, Standard Operasional Prosedur (SOP) adalah
pedoman yang berisi tentang prosedur-prosedur operasional yang ada di dalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan
tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang di dalam organisasi yang merupakan anggota-anggota dari oorganisasi
tersebut agar berjalan secara efektif (dan efisien), konsisten, standar, dan
19 Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja,
(Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2013), h.189
18
sistematis.20 Stabdar Operasional Prosedur juga merupakan suatu perangkat lunak
pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu.
Oleh karena itu prosedur kerja yang dimaksud itu bersifat tetap, rutin dan tidak
berubah-ubah.21 Jadi, setiap perusahaan apapun bisnisnya, wajib memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sebagai panduan proses sebuah fungsi pekerjaan.
Standar Operasional Prosedur juga menjadi sebuah pedoman apabila suatu saat
ditemukan sesuatu yang janggal atau target yang tidak maksimal dalam hal ini
pekerjaan yang tidak efektif dan efisien.
Tujuan penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) adalah untuk
menyederhanakan sebuah pekerjaan agar hanya berfokus pada intinya saja, tetapi
juga cepat dan tepat. Namun, menurut Suryono, tujuan penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) secara umum adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit
kerja perusahaan untuk mewujudkan good corporate governance.
2. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai maupun tim dalam organisasi unit kerja.
3. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
4. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
20 Rudi M. Tambunan, Panduan Penyusunan Standard Operating Prosedures, (Jakarta:
MAIESTAS Publishing, 2008), h.79 21 M. Budihardjo, Menyusun SOP, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h.7
19
5. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
6. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.
Adapun manfaat yang diperoleh dengan menyusun dan menerapkan
Standard Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya standarisasi kebijakan.
2. Menjamin adanya standarisasi pelaskanaan setiap Standar Operasional
Prosedur yang telah dibuat.
3. Menjamin adanya standarisasi penggunaan dan distribusi formulir, maupun
dokumen-dokumen lainnya.
4. Menjamin adanya standarisasi sistem administrasi (termasuk kegiatan
penyimpanan arsip dan sistem dokumentasi)
5. Menjamin adanya standarisasi pelaporan.
6. Menjamin adanya standarisai kontrol.
7. Menjamin adanya standarisasi pelaksanaan evaluasi dan penilaian kegiatan
organisasi maupun perusahaan.
8. Menjamin adanya standarisasi pelayanan dan tanggapan kepada pihak-
pihak luar organisasi.
20
9. Menjamin adanya acuan formal bagi anggota organisasi maupun pegawai
untuk menjalankan kewajiban di dalam Standar Operasional Prosedur
(SOP).22
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan manasik haji terdiri dari tiga suku kata , yaitu Bimbingan,
Manasik dan Haji. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bimbingan adalah
petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu.23 Berdasarkan pasal 27
Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan hal ke depan.24
Bimbingan merupakan pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang
telah dipersiapkan (dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan-
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain
yang memerlukan pertolongan. Bentuk bimbingan selalu berupa pertolongan
dari seseorang kepada orang lain, biasanya oleh seseorang yang dalam kondisi
dapat menolong kepada seseorang yang memerlukan pertolongan, atau lebih
tepatnya yang merasa memerlukan pertolongan dari pihak penolong. Oleh
22 Rudi M. Tambunan, Panduan Penyusunan Standard Operating Prosedures, (Jakarta:
MAIESTAS Publishing, 2008), h.153 23 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.152 24 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2007),h. 35
21
karena itu maka situasi membimbing selalu merupakan situasi menolong, dan
hubungan antara pembimbing dan yang dibimbing merupakan hubungan
menolong.25 Bimbingan juga merupakan layanan yang bersifat profesional
yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar belakang pendidikan dan
keahliannya masing-masing. “Bimbingan merupakan bantuan yag diberikan
oleh konselor yang memiliki kompetensi (profesional) kepada individu atau
kelompok dari berbagai usia, untuk membantu mereka mengarahkan
kehidupannya, mengembangkan pandangan hidupnya, menentukan keputusan
bagi dirinya, dan memcahkan masalah-masalah yang dihadapinya”.26
Untuk menjamin keberhasilan pertolongan atau bantuan yang diberikan,
pembimbing perlu memikirkan dengan penuh tanggung jawab dari mulai cara
maupun isi serta bentuk pembinaannya. Oleh karenanya, pembinaan dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan pengalaman sangat perlu
dimiliki pembimbing, juga sifat-sifat tertentu seperti keramahan, perhatian,
sifat dapat dipercaya, sifat ulet dan tekun, serta sabar, akan sangat membantu
keberhasilan didalam proses membimbing.27
Dari berbagai definisi serta pemaparan diatas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dari
seseorang (pembimbing) yang memiliki keahlian, kompetensi maupun
25 Kartini kartono, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksnaannya, (Jakarta: CV. Rajawali,1985),
h. 9 26 Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling dalam praktek,
(Bandung:MAESTRO,2007), H.8 27 Kartini kartono, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksnaannya, (Jakarta: CV.
Rajawali,1985),h.10
22
pengalaman, yang berbentuk suatu arahan-arahan, kepada individu ataupun
kelompok dengan tujuan agar tiap-tiap individu atau kelompok tersebut dapat
mudah mengerjakan tugas-tugasnya maupun menyelesaikan berbagai macam
permasalahannya.
2. Pengertian Manasik Haji
Manasik Haji menurut Kamus Istilah Haji Umrah adalah tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Atau hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan
ibadah haji: Melaksanakan ihram dari miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i,
wukuf di padang arafah, mabit di muzdalifah, melempar jumrah dan lain
sebagainya.28 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manasik
haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji yang sesuai dengan rukun-
rukunnya (biasanya menggunakan ka’bah tiruan dsb).29 Pada dasarnya,
manasik merupakan bimbingan dan latihan untuk pelaksanaan haji, yang
umumnya berlangsung sekitar 8-12 minggu sebelum keberangkatan. Semua
informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan ibadah haji akan diberikan pada
saat manasik ini, dan dipandu oleh ustadz maupun ustadzah yang memiliki
kompetensi dan pengalaman di bidang haji. Tujuan dari manasik ini adalah
untuk menjadi pedoman jamaah haji dalam melaksanakan manasik sesuai
dengan alur gerak dan tempat kegiatan haji yang tentunya sesuai dengan
28 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008),h. 362 29 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.709
23
syariat-syariat islam.30 Jadi, manasik haji adalah tatacara dalam pelaksanaan
ibadah haji, yang dilakukan sebelum keberangkatan ibadah haji, sebagai
tuntunan maupun pedoman untuk calon jamaah haji dalam melaksanakan
ibadah haji sesuai dengan syariat islam.
Sedangkan pengertian Haji menurut Kamus Istilah Haji Umrah adalah
berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan antara
lain; Wukuf, Thawaf, Sa’i dan amalan-amalan lainnya pada masa tertentu, demi
untuk memenuhi panggilan Allah Swt. dan mengharapkan ridho-Nya. Haji
merupakan salah satu dari rukun islam yang lima, yang diwajibkan atas setiap
orang islam satu kali dalam seumur hidup bagi yang mampu (istitha’ah).31
Kewajiban haji ini disampaikan langsung oleh Rasulullah melalui sabdanya,
معىىخم شهااة ن له ل هلون مممةاسسو هلولاام بنياإلسل
اهصل وليتاءاهزكا ومجاهبيتوصومسمضا >رواه الترمذي ومسلم<
“ Islam didirikan atas lima perkara, yaitu (1) bersaksi bahwa tiada tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, (2)
mendirikan shalat, (3) mengeluarkaan zakat, (4) berpuasa di bulan Ramadhan,
dan (5) melaksanakan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu” (Hadist
Riwayat Tarmidzi dan Muslim).32
30 KH. Mudatsir Muslim, Panduan lengkap Ibadah Haji dan Umrah, (Surakarta: PT. Borobudur
Inspira Nusantara Nusantara, 2013), h. 47 31 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008), h.210 32 Kementerian Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia, Segala hal tentang haji dan umrah,
(Jakarta: Penerbit Erlangga,2011), h.17
24
Adapun maksud dari kemampuan (istitha’ah) yang harus dipenuhi
untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian,
yaitu:
Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-masing
individu mencakup antara lain kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan
ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan
didukung dengan pengetahuan agama khususnya tentang manasik haji.
Kedua, kemampuan umum yang bersifat eksternal yang harus dipenuhi oleh
lingkungan –negara dan pemerintah- mencakup antara lain peraturan
perundang-undangan yang berlaku, kemanan dalam perjalanan, fasilitas,
transportasi dan hubungan antarnegara baik multilateral maupun bilateral
antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi. Dengan
terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka perjalanan untuk menunaikan
ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar.33
Berdasarkan berbagai definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa bimbingan manasik haji adalah kegiatan petunjuk atau tuntunan yang
diberikan kepada calon jamaah haji yang berkaitan tentang tata cara perjalanan
maupun pelaksanaan ibadah haji dengan maksud agar calon jamaah haji dapat
melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji secara mandiri, sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Agama, baik yang berkaitan
33 Achamd Nidjam – Alatief Hanan, Manajemen haji: Studi kasus dan telaah implementasi
knowledge workers, (Jakarta: Zikrul Hajim, 2001), Cet. Ke-1 h. 2
25
dengan syarat, rukun maupun wajib haji agar calon jamaah dapat memahami
serta mendapat gambaran tentang pelaksanaan ibadah haji.
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Bentuk bimbingan manasik yang diberikan oleh Kementerian Agama
terbagi kedalam 2 sistem yaitu kelompok dan massal. Sistem bimbingan
kelompok dilaksanakan di kecamatan oleh KUA kecamatan. Sistem
bimbingan massal dilaksanakan di kabupaten/kota oleh kantor kementerian
agama kabupaten/kota.
a. Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok adalah bimbingan manasik haji yang
diberikan kepada calon haji secara berkelompok. Bimbingan kelompok
ini merupakan kelompok besar (rombongan) yang beranggotakan 45
orang yang dibagi lagi menjadi 4 kelompok kecil (regu) yang masing-
masing beranggotakan 11 orang ditambah 1 orang ketua rombongan.34
Bimbingan kelompok yang dilaksanakan di KUA Kecamatan dilakukan
dalam tujuh kali pertemuan dengan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab maupun simulasi.35
b. Bimbingan Massal
34 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008), h.128 35 Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, 2012), h. 7
26
Bimbingan massal merupakan bimbingan secara massal tentang
tatacara perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji kepada seluruh calon
jamaah haji yang telah resmi mendaftar di Kementerian Agama
Kabupaten/Kota tertentu.36 Metode yang digunakan pada bimbingan
massal ini adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi saja, tidak
menggunakan metode simulasi dikarenakan bimbingan massal ini
dilakukan secara umum yang dilakukan oleh Kementerian Agama
kabupaten/kota.
Metode yang digunakan dalam bimbingan manasik adalah
metode ceramah, tanya-jawab (problem solving), diskusi dan simulasi.
a. Metode ceramah
Merupakan penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar.37 Metode ini memang
menjadi metode utama yang digunakan dalam pemberian materi
manasik haji.
b. Metode diskusi
Merupakan proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
36 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008), h.128 37 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2012), h. 21
27
didapatkan kesepakatan diantara mereka serta merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif.38 Metode ini dinilai baik
dalam manasik dikarenakan membuka pemikiran calon jamaah
sehingga lebih aktif dan tiap manasik, beberapa pembimbing/ustad
selalu berusaha untuk berkeliling diantara jamaah dalam rangka
membuat manasik lebih hidup walaupun calon jamaah duduk di
belakang.
c. Metode tanya-jawab.
Metode tanya-jawab digunakan sebagai alat ukur sejauh mana calon
jamaah memahami isi materi manasik haji. metode ini dilakukan
setiap pemberi materi/penceramah selesai memberikan materinya.
Dan metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
keaktifan calon jamaah haji. Diharapkan metode ini mampu
menjawab seluruh persoalan yang ada dalam benak calon jamaah
haji sebelum keberangkatan.
d. Metode simulasi.
Simulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah metode
pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip
dengan keadaan yang sesungguhnya.39 Metode simulasi digunakan
untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang ada di lapangan,
38 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2012), h.21 39 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.758
28
yang membuat calon jamaah haji mempunyai gambaran tentang
pelaksanaan ibadah haji. Metode ini dinilai sangat efektif
dikarenakan memberikan visualisasi atau gambaran mengenai pete
perjalanan ibadah haji.
C. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
1. Pengertian Kelompok Bimingan Ibadah Haji (KBIH)
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah penyelenggara
haji reguler swasta yang merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian
Agama (Kemenag) sebagai pengemban Undang-undang dalam hal ini
memberikan bimbingan manasik haji. KBIH merupakan lembaga yang
berbentuk organisasi yang memliki badan hukum dan kedudukannya
merupakan sebagai mitra kerja pemerintah dalam melakukan pembinaan
dan membantu membimbing calon jamaah haji untuk beribadah ke tanah
suci.40
40 Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (BIMAS Islam)
dan Penyelenggaraan Haji, (Jakarta: Kementerian Agama,2003), h.46
29
2. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH
Dalam Buku Pedoman KBIH yang diterbitkan Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, dijelaskan tentang tugas pokok KBIH
meliputi:41
a. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air
maupun sebagai bimbingan pembekalan.
b. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi.
c. Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan penyelesaian kasus-
kasus ibadah bagi jamaahnya di tanah air dan di Arab Saudi.
d. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam penuasaan manasik,
keabsahan dan kesempurnaan ibadah haji bagi jamaah yang dibimbingnya.
Sedangkan Fungsi-fungsi KBIH adalah:
a. Sebagai Penyelenggara/pelaksana bimbingan haji tambahan di tanah air.
b. Sebagai penyelenggara/pelaksana bimbingan lapangan di Arab Saudi.
c. Sebagai Pelayan, Konsultan, dan Salah satu sumber informasi perhajian.
d. Sebagai motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal
penguasaan ilmu manasik dan kesempurnaan ibadah.
41 Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dalam Memberikan
Pelayanan dan Bimbingan terhadap Jamaah Haji, (Jakarta:Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2014), h.11
30
BAB III
GAMBARAN UMUM KBIH AL-MUJAHIDIN PAMULANG
A. Sejarah Berdirinya KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al-Mujahidin Pamulang berdiri pada tahun
2002 atas inisiatif tokoh-tokoh agama Islam disekitar Pamulang, yang awalnya karena
ingin menjadikan masjid jami’ al mujahidin sebagai pusat kegiatan Agama Islam salah
satunya adalah haji. Banyak dari masyarakat muslim sekitar pamulang yang
menanyakan tentang informasi haji kepada DKM Jami’ Al Mujahidin Pamulang, dan
DKM Memberi informasi kepada KBIH lain yang lama kelamaan menjadi inisiatif
untuk mendirikan KBIH sendiri dan memberi nama yang sama dengan nama masjid
yaitu KBIH Al-Mujahidin Pamulang.
Masyarakat Kecamatan pada umumnya mayoritas adalah beragama Islam,
setiap tahunnya ada 300 orang lebih yang berangkat menunaikan ibadah haji dan
jumlahnya selalu meningkat. Sebagian jamaah ada yang berangkat melalui DKI Jakarta
maupun Jawa Barat. Masjid agung Al-Mujahidin yang berada dilingkup pemerintahan
kecamatan pamulang dinilai perlu untuk memberikan pelayanan dibidang haji maupun
umroh. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin didirikan bekerja
sama dengan masyarakat maupun KUA pamulang, maka sejak tahun 2002 disusunlah
kepengurusannya.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin Pamulang didirikan
dibawah yayasan Al-Mujahidin yang selain memiliki KBIH, yayasn Al-Mujahidin juga
31
memiliki Baitul Mal Mujahidin serta Kantor Bantuan dan Konsultasi Hukum (KBHK)
Mujahidin Pamulang.42
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan KBIH Al-Mujahidin Pamulang
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
2. Keputusan Menteri Agama Repubublik Indonesia No.371 tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Haji dan Umroh.
3. Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama
Republik Indonesia No. D/377 Tahun 2002 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh.
4. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Banten
Nomor KW.28/1/H.J.01/KPTS/284/2003 pada tanggal 21 Mei 2003 tentang
Izin Operasional KBIH Al-Mujahidin Pamulang, diperpanjang dengan
keputusan Nomor: KW.28/I/HJ.09/KPTS/17/2005 Tanggal 7 Maret 2005 dan
diperpanjang lagi dengan Keputusan Nomor: KW.28/I/HJ.09/KPTS/928/2007
tanggal 01 Mei 2007 diperpanjang lagi dengan Keputusan Nomor:
Kd.28.08/03/Hj.09/0280/2016 tanggal 15 Februari 2016.43
42 Wawancara dengan Bang Hari pada 14 April 2017 Pukul 13.00 WIB 43 Company Profile KBIH Al-Mujahidin
32
C. Visi dan Misi
Sebagaimana sebuah organisasi, KBIH Al-Mujahidin juga memiliki visi
dan misi. Adapun visi dan misi KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah:
Visi : “Memahami berdasarkan syar’i, mandiri dalam kebersamaan demi
mencapai kemabruran haji“
Misi :
- Menyelenggarakan Ibadah Haji dan Umroh sesuai dengan ketentuan
maupun peraturan yang berlaku baik dari segi fiqih maupun legalitas.
- Memberikan pelayanan yang terbaik kepada calon jamaah haji baik
dari sisi bimbingan manasik maupun pelayanan lainnya.
- Menjaga kemabruran ibadah jamaah haji dengan mengadakan
silaturahmi kepada alumni jamaah haji Al-Mujahidin Pamulang.
D. Sarana dan Prasarana
Dalam menjalankan kegiatannya sebagai penyelenggara resmi
ibadah haji, KBIH Al-Mujahidin menempati sebuah kantor yang
beralamatkan di Jl. Siliwangi No.2 Pamulang barat, Tangerang Selatan,
Banten 15417. Untuk menunjang kegiatan operasionalnya, KBIH Al-
Mujahidin memiliki sarana seperti, Kantor sendiri yang berada di lingkup
pemerintahan kecamatan pamulang, Masjid Jami’ Al-Mujahidin yang
sekaligus digunakan sebagai tempat manasik KBIH Al-Mujahidin dan juga
untuk Manasik KUA Pamulang, Toilet, Tempat parkir yang luas yang
merupakan sarana yang dimiliki yayasan Al-Mujahidin serta dekat dengan
33
Puskesmas Pamulang. Adapun Prasarana yang dimiliki KBIH Al-
Mujahidin pamulang dalam menunjang kegiatannya adalah,
Speaker/Pengeras suara, Komputer, Infocus, TV, Telepon, Printer, Scanner,
Kursi, Meja tamu, dan AC.
E. Struktur Organisasi dan Susunan Kepengurusan
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
membangun sebuah organisasi. Dengan kata lain, struktur organisasi
mendeskripsikan bagaimana organisasi tesebut mengatur dirinya dalam
mencapai tujuan yang diingingkan. Struktur organisasi merupakan jaringan
peranan sosial yang masing-masing dinyatakan secara normatif, sehingga
keseluruhan pembagian kerja menghasilkan usaha terpusat yang efisien.
Dengan demikian, agar organisasi bekerja dan tetap menjaga
keberadaannya, perlu adanya struktur dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan.44 Adapun struktur organisasi KBIH Al-Mujahidin Pamulang
adalah sebagai berikut :
44 Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung, Alfabeta: 2014), h.82
34
Susunan Kepengurusan Harian KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Ketua : H. Iqbal Muhammad S.Pd.
Wakil Ketua : Drs. H.M. Yusuf Adam
Sekretaris : Ir. H.M. Habil
Wakil Sekretaris : H. Sukarman Mahdi S.Ag.
Bendahara : K.H. Baharudin
Anggota : H. Hamid Ibrahim
Anggota : Dr. H.M. Anwar LC.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KBIH Al-Mujahidin Pamulang
H. IQBAL MUHAMMAD S.Pd.
KETUA
Dr. H.M. Anwar LC.
Anggota
H. Hamid Ibrahim
Anggota
H. Sukarman Mahdi S.Ag.
Wakil Sekretaris
Ir. H.M Habil
Sekretaris
KH. Baharudin
Bendahara
Drs. H.M. Yusuf Adam
Wakil Ketua
35
Gambar 3.2 Grafik Jamaah Haji 5 Tahun pertama KBIH Al-Mujahidin
Pamulang
Gambar 3.3 Grafik Jamaah Haji KBIH Al-Mujahidin 5 Tahun Terakhir
18
89
70
201
236
0
50
100
150
200
250
2002 2003 2004 2005 2006
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2013 2014 2015 2016 2017
JUMLAH JAMAAH HAJI 5 TAHUN TERAKHIR KBIH AL MUJAHIDIN PAMULANG
36
Gambar 3.2 dan 3.3 menunjukkan grafik jamaah haji yang menunaikan ibadah
haji bersama KBIH Al-Mujahidin dari awal berdirinya KBIH Al-Mujahidin yakni pada
tahun 2002 hingga tahun 2017. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada 5 tahun
awal berdirinya KBIH Al-Mujahidin pamulang sudah banyak jamaah yang percaya
kepada jasa yang diberikan oleh KBIH Al-Mujahidin terbukti peningkatan yang cukup
pesat dari tahun 2003 ke 2004 dan tetap cukup stabil hingga tahun 2017. Hal ini
membuktikan bahwa KBIH Al-Mujahidin menjadi salah satu KBIH yang dipercaya
untuk menjadi mitra jamaah haji Indonesia khususnya di wilayah tangerang selatan.
F. Sistem Pelayanan KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Pelayanan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan setiap organisasi yang
berbasis profit/keuntungan. Karena dengan pelayanan yang baik akan menarik minat
calon jamaah haji termasuk calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang. Adapun
pelayanan yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan saat Persiapan Keberangkatan
a. Pengurusan dokumen-dokumen pendaftaran dan pemberkasan calon
jamaah haji.
b. Pemeriksaan kesehatan / vaksinasi meningitis.
c. Penyediaan perlengkapan jamaah haji, buku bimbingan manasik, koper,
tas jinjing, seragam, kain ihrom/mukena, kartu identitas, dll.
d. Pengurusan administrasi keberangkatan calon jamaah seperti SPMA,
handling, pengurusan koper di asrama haji pondok gede.
37
e. Upacara pelepasan calon jamaah serta transportasi ke pondok gede
dengan bus pariwisata full AC.
2. Pelayanan Bimbingan Manasik Haji
a. Pemberian wawasan tentang fiqih haji.
b. Rute perjalanan/ziarah selama haji dan umroh
c. Ibadah-ibadah sunnah yang berkaitan dengan haji dan umroh.
d. Bimbingan kesehatan haji
e. Kriteria dan kiat-kiat menjadi haji yang mabrur.
f. Simulasi/praktek manasik haji.
g. Konsultasi perihal haji dan umroh setiap hari dan jam kerja.
3. Pelayanan selama di tanah suci.
a. Membimbing ibadah haji maupun umroh dengan ustad/pembimbing
yang berkompeten.
b. Mengatur kegiatan tambahan seperti umroh tambahan, ziarah dan
sebagainya.
c. Penghubung dengan petugas kloter, DAKER dan pihak maktab.
d. Memberikan segala informasi kepada keluarga jamaah haji yang berbada
di tanah air melalui sekertariat KBIH.
4. Pelayanan saat kembali ke tanah air.
a. Mengurus dokumen-dokumen perjalanan jamaah haji.
b. Membantu mengurus barang-barang bawaan jamaah haji serta barang-
barang yang ingin dikirim via kargo.
c. Mengurus koper dan barang-barang lain di bandara soekarno hatta.
38
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Mujahidin juga memiliki program
pembinaan pasca haji yang diberi nama Ikatan Persaudaraan Haji Al-Mujahidin
(IPHM) Pamulang yang merupakan organisasi dibawah KBIH Al-Mujahidin yang
memiliki fungsi untuk menjaga kemabruran haji jamaah haji Al-Mujahdin serta
memperkuat hubungan silaturahmi antar jamaah haji Al-Mujahidin. Kegiatan dari
IPHM yang sudah diprogramkan adalah pengajian 3 bulanan, kegiatan sosial seperti
bantuan sosial untuk fakir miskin dan kaum dhuafa, serta kegiatan-kegiatan peringatan
hari besar islam, dll. Keanggotaan IPHM awalnya dikhususkan untuk alumni jamaah
haji KBIH Al-Mujahidin pamulang, namun sekarang sudah bersifat terbuka yakni
siapapun yang pernah beribadah haji lewat KBIH manapun dapat menjadi anggota
Ikatan Persaudaraan Haji Mujahidin (IPHM) namun tetap harus mengikuti segala
ketentuan dan peraturan serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang ada
pada Ikatan Persaudaraan Haji Al-Mujahidin (IPHM) Pamulang. Dengan terbentuknya
Ikatan Persaudaraan Haji Al-Mujahidin dibawah bendera Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Al-Mujahidin, diharapkan dapat menjadikan kemabruran haji
tetap tertanam disetiap alumni jamaah haji dan dapat meringankan beban saudara-
saudara kita yang kurang mampu. 45
45 Company Profile KBIH Al-Mujahidin
39
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV ini penulis akan menjelaskan pembahasan tentang analisis dari
hasil temuan yang berkaitan tentang efektivitas pelaksanaan bimbingan manasik di
KBIH Mujahidin Pamulang, yang terbagi kedalam beberapa tahapan, yaitu: Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang, Mekanisme
pelaksaan bimbingan manasik di KBIH Al-Mujahidin Pamulang, serta analisis
keefektifan bimbingan manasik yang dilaksanakan di KBIH Al-Mujahidin Pamulang,
yang terbagi kedalam 2 teori yakni teori dari Sujadi F.X., dan teori dari Kartika Hadi.
Tahapan ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pelaksanaan bimbingan
manasik oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang.
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
pada KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Menurut Ketua KBIH Al-Mujahidin Bapak H. Iqbal Muhammad, “ Standar
Operasioanal Prosedur yang ada di KBIH Al-Mujahidin dari awal berdiri hingga
sekarang adalah sama yaitu mengacu pada Standar Operasional Prosedur
Kementerian Agama Wilayah Tangerang (2002-2012), dan sekarang mengacu pada
Kementerian Agama Wilayah Kota Tangerang Selatan (2012-sekarang) yang pada
dasarnya adalah sama yaitu mengacu pada Kementerian Agama Pusat Republik
Indonesia.
40
Gambar 3.4
Gambar 3.4 merupakan SOP bimbingan manasik haji yang ada di KBIH Al-
Mujahidin Pamulang. Hal ini dilakukan salah satunya untuk mempermudah tugas
para karyawan KBIH Al-Mujahidin dan yang utama adalah agar terjadinya
sinkronisasi dengan Kementerian Agama khususnya dalam urusan dokumen-
dokumen perjalanan ibadah calon jamaah haji. Dalam hal bimbingan manasik haji
pun KBIH Al-Mujahidin mengacu pada KUA setempat maupun Kementerian
41
Agama Kota Tangerang Selatan agar calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin
mendapatkan materi yang saling berkaitan dan tidak bingung ketika menjalankan
manasik di KBIH Al-Mujahidin, KUA, maupun Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan. Namun, kami sedikit menambah materi-materi bimbingan
manasik seperti tempat-tempat ziarah, ibadah-ibadah sunnah dan juga pelaksanaan
simulasi ibadah haji yang baru berjalan sejak 2016 lalu. Kami juga memberikan
buku pedoman manasik haji, memfasilitasi bimbingan kesehatan sesuai dengan
Keputusan Kementerian Agama Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan juga sebagai
bentuk tanggungjawab kami kepada calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin
Pamulang.
Adapun Standar Operasional Prosedur Bimbingan Manasik Haji pada
KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah:
1. Mendata Jumlah Jamaah Haji Masuk Porsi Tahun Tersebut.
2. Membentuk Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji.
3. Membuat undangan manasik haji
4. Pendaftaran peserta manasik haji
5. Pelaskanaan manasik haji.
6. Penyimpanan dan pengarsipan data calon jamaah haji yang mengikuti
bimbingan manasik haji.
7. Membuat laporan pelaksanaan Ibadah Haji tahun terhitung kepada
Kementerian Agama Wilayah.46
46 Wawancara dengan H. Iqbal Muhammad pada 18 April 2017 pukul 13.00 WIB.
42
Sedangkan dalam Buku Pedoman KBIH yang diterbitkan Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, dijelaskan tentang tugas pokok
KBIH meliputi:47
e. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air
maupun sebagai bimbingan pembekalan.
f. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi.
g. Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan penyelesaian kasus-
kasus ibadah bagi jamaahnya di tanah air dan di Arab Saudi.
h. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam penuasaan manasik,
keabsahan dan kesempurnaan ibadah haji bagi jamaah yang dibimbingnya.
Dalam tugas-tugas pokok KBIH tersebut, penulis melihat KBIH Al-
Mujahidin telah melaksanakan dengan baik semua poin tersebut kecuali poin
nomor 2, karena memang poin tersbut belum dilaksanakan atau menunggu
keberangkatan calon jamaah haji. Namun, berdasarkan wawancara penulis
dengan alumni jamaah haji tahun 2016 yang juga merupakan kerabat penulis,
tugas-tugas pokok yang harus dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang
sesuai dengan buku pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia, KBIH Al-Mujahidin melaksanakan tugasnya dengan baik
khususnya dalam bimbingan manasik ibadah haji. Dan melihat dari observasi
47 Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dalam Memberikan
Pelayanan dan Bimbingan terhadap Jamaah Haji, (Jakarta:Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2014), h.11
43
secara langsung dalam hal bimbingan manasik, sejauh ini penulis menilai KBIH
Al-Mujahidin melaksanakan tugasnya sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur yang berlaku.
B. Efektivitas
1. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji pada KBIH Al-
Mujahidin Pamulang
Mekanisme pelaksanaan bimbingan manasik di KBIH Al-Mujahidin
Pamulang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
disusun sebelumnya. Adapun total jumlah pelaksanaan bimbingan manasik haji
yang dilaksanakan di KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah sebanyak 14 kali
yang terbagi kedalam 11 kali pertemuan membahas tentang teori-teori seputar
pelaksanaan ibadah haji dari mulai persiapan, fiqih ibadah haji, sunnah-sunnah,
kesehatan dalam menjalankan haji dan juga hikmah ibadah haji, serta 3 kali
pertemuan dilakukan simulasi pelaksanaan ibadah haji.
Demi meningkatkan pemahaman calon jamaah haji, KBIH Al-
Mujahidin juga bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan dalam memberikan bimbingan manasik haji kepada calon jamaah haji
KBIH Al-Mujahidin Pamulang. Tidak hanya itu, KBIH Al-Mujahidin juga
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dalam
memberikan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan, berbagai macam
penyakit yang sering timbul, obat-obatan yang wajib dibawa oleh calon jamaah
haji, serta tips-tips menjaga kesehatan calon jamaah haji selama di Arab Saudi.
44
Menurut wakil ketua KBIH Al-Mujahidin Pamulang, Bapak H. Yusuf Adam, ”
dengan hadirnya instansi terkait seperti perwakilan kementerian agama serta
dinas kesehatan diharapkan dapat lebih memantapkan kondisi psikis calon
jamaah haji karena 40 hari berada di arab saudi bukan waktu yang singkat “48
Bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin
Pamulang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Mujahidin Pamulang yang
berlokasi di jalan siliwangi No.2 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten,
15417. Masjid Agung Al-Mujahidin ini pun juga digunakan untuk kegiatan
manasik Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pamulang. Ketika
pelaksanaannya penulis melihat dan mengamati secara langsung kegiatan
manasik KBIH Al-Mujahidin yang bertempat di Masjid gung Al-Mujahidin
Pamulang ini memang cukup luas sehingga dapat menampung jamaah dalam
jumlah yang banyak, memiliki tempatnya yang sangat strategis karena memang
berada di lingkungan pemerintahan kecamatan pamulang dan juga lahan parkir
yang cukup luas. Dalam pelaksanaanya juga penulis melihat kegiatan manasik
yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang sudah sesuai dengan
prosedur. Yakni jamaah diwajibkan mengisi absensi yang ada di depan Masjid
dan memulai manasik sesuai dengan waktu yang ditentukan tidak menunggu
jamaah yang belum hadir.
Menurut Ketua KBIH Al-Mujahidin Pamulang Bapak H. Iqbal
Muhammad, Proses perencanaan bimbingan manasik telah dilakukan selama 3
48 Wawancara dengan H. Yusuf Adam pada 16 April 2017 pukul 10.00 WIB.
45
bulan sebelum manasik dimulai, baik dalam menentukan pembimbing atau
pemateri maupun mereservasi tempat untuk simulasi yang dilakukan di puncak,
bogor. Untuk menyiapkan tempat manasik, pihak KBIH Al-Mujahidin tidak
memerlukan usaha yang cukup keras karena memang masjid yang dijadikan
tempat manasik berada di samping kantor KBIH Al-Mujahidin Pamulang.
Pihak KBIH hanya memastikan semua sarana dan prasarana dalam kondisi baik
pada saat digunakan seperti laptop, proyektor, maupun speaker yang
mendukung kegiatan bimbingan manasik. Dalam 3 bulan sebelum kegiatan
pertama manasik dilakukan, Ketua KBIH Al-Mujahidin Bapak H. Iqbal
Muhammad telah mendelegasikan tiap-tiap pekerjaan kepada para bawahannya
seperti penanggung jawab kegiatan manasik di Masjid Agung Al-Mujahidin,
Penanggung jawab kegiatan simulasi di Puncak, penanggung jawab kehadiran
dinas-dinas terkait seperti Dinas Kesehatan maupun pihak Kementerian Agama
serta penanggung jawab kehadiran jamaah. Untuk orang-urang atau ustad yang
mengisi materi manasik haji ditentukan oleh Bapak H. Iqbal Muhammad
setelah berkonsultasi dengan para petinggi KBIH Al-Mujahidin, yang
merupakan orang-orang yang sudah dikenal baik oleh beliau dan tentu memiliki
kompetensi yang baik dalam urusan ibadah haji. Bapak H. Iqbal Muhammad
mengatakan,
“Untuk urusan yang berkaitan dengan pengisi acara atau pembimbing
memang saya yang menyusun semuanya tentu setelah berkonsultasu
dengan para jajaran KBIH Al-Mujahidin, memang para pembibing belum
sepenuhnya tersertifikasi, namun saya yang menjamin bahwa mereka
46
memiliki ilmu dan kompetensi yang baik dalam hal ibadah haji dan
umroh.”49
Dalam hal ini, penulis menilai dari apa yang disampaikan oleh Ketua
KBIH Al-Mujahidin Pamulang Bapak H. Iqbal Muhammad, manajemen yang
dilakukan sudah cukup baik untuk menunjang kegiatan pelaksanaan bimbingan
manasik haji. Namun, untuk mencapai bimbingan manasik haji yang efektif,
penulis melihat ada beberapa unsur-unsur terkait yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya agar kegiatan manasik yang dilakukan berjalan baik dan
lancar. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Peserta Manasik Haji / Jamaah Haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Jamaah haji yang terdaftar dan mengikuti bimbingan manasik di
KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah sebanyak 182 jamaah. Jamaah
tersebut adalah orang-orang yang sudah masuk porsi untuk keberangkatan
dan berhak untuk melunasi biaya haji tahun 2017. Jamaah haji merupakan
unsur yang sangat penting dalam bimbingan manasik haji. Karena memang
jamaah haji ini merupakan tujuan dilaksanakanya bimbingan manasik haji.
Maksudnya adalah dengan dilaksanakannya program bimbingan manasik
haji agar memberikan pengetahuan dan gambaran tentang pelaksanaan
ibadah haji kepada para calon jamaah haji yang merupakan peserta
bimbingan manasik haji.
49 Wawancara dengan Bapak H. Iqbal Muhammad pada 18 April 2017 pukul 13.00 WIB.
47
b. Pembimbing / Pemateri Bimbingan Manasik Haji dan Materi
Tercapai atau tidaknya tujuan bimbingan manasik haji salah satunya
tergantung kepada pembimbing yang memberikan materi bimbingan
manasik kepada calon jamaah haji. jika pembimbing tidak menguasai ilmu
seputar perhajian atau tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan calon
jamaah haji, maka dapat dipastikan tujuan bimbingan manasik haji dapat
terganggu. Maka dari itu, pembimbing yang dipilih untuk menjadi pemateri
bimbingan manasik haruslah yang sudah berpengalaman. Untuk itu, seperti
yang sudah dijelaskan oleh bapak H. Iqbal Muhammad, pembimbing yang
ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah ustad-ustad yang sudah
berpengalaman tentang duina haji setiap tahunnya, yang memang
merupakan orang-orang kepercayaan bapak H. Iqbal Muhammad. Dengan
demikian, Pembimbing Manasik Haji menjadi salah satu unsur terpenting
dalam terselenggaranya bimbingan manasik yang efektif.
Begitupun dengan materi yang disampaikan, karena tidak semua
ibadah yang dilakukan selama di Arab Saudi merupakan ibadah wajib.
Artinya, selama kurang lebih 40 hari jamaah haji Indonesia berada si Arab
Saudi, juga melakukan kegiatan-kegiatan ibadah sehari-hari, sebagaimana
di Tanah Air. Di Madinah, kegiatan utama jamaah haji Indonesia setidaknya
adalah mengerjakan shalat arba’in dan berziarah di beberapa tempat, seperti
Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Makam Baqi, Jabal Uhud, dan seputar kota
Madinah lainnya seperti bermunajat di Raudhah. Di Makkah, jamaah lebih
banyak melakukan kegiatan ibadah. Selain wukuf, mabit, jumroh, tawwaf
48
dan sa’i yang merupakan rangkaian haji serta umrah wajib maupun sunat,
berdoa atau bermunajat di tempat-tempat mustajab seperti, Multazam, Hijr
Ismail, serta berusaha keras dapat mencium Hajar Aswad merupakan
aktivitas lain beserta sholat wajib di Masjidil Haram.
Oleh sebab itu, di dalam manasik harus diperkenalkan ibadah-
ibadah sunat, yang mungkin tidak banyak, atau bahkan belum pernah
dilakukan selama di Tanah Air. Misalnya, banyak kasus, ternyata tidak
semua jamaah dapat melakukan dan memahami sholat jenazah, sementara
di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, hampir setiap selesai shlat fardhu
dilaksanakan shalat jenazah.50
Menurut salah satu jamaah haji KBIH Al-Mujahidin bapak Widodo
mengatakan,
“tempat pelaksanaan manasik cukup nyaman dengan sarana pendukung
seperti speakernya juga bagus serta materi yang disampaikan dalam
manasik dari awal sampe sekarang (pertemuan ke-9) semuanya ringan
dan mudah diingat dan yang paling penting semuanya saling berkaitan
dan bertingkat.”51
Adapun menurut Ibu Sri Rahayu dan Ibu Sri Redjeki yang
merupakan saudara kandung mengatakan bahwa,
“Masjid agung ini bagus, besar dan karena ada dikantor KBIH jadi kami
gaperlu repot nyarinya, Ustad yang menyampaikan materi sangat baik
dan menarik, karena sering sekali membuat kami tertawa ditengah-
tengah penyampaian materinya jadi kami lebih mudah mengingat
materinya”52
50 Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, (Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2014), h.72 51 Wawancara dengan calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang bapak Widodo pada
16 April 2017 pukul 11.00 WIB 52 Wawancara dengan calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang Ibu Sri Rahayu dan
Ibu Sri Redjeki pada 16 April 2017 pukul 12.00 WIB
49
Jadi, pemateri dan materi yang diberikan saat pelaksanaan manasik
sangat berkaitan erat. Bilamana materi baik dan yang menyampaikan baik,
akan tercapai yang dimengerti oleh jamaah haji tersebut.
c. Sarana dan Prasarana
Sarana maupun Prasarana juga berperan dalam menunjang
keberhasilan bimbingan manasik haji, khususnya tempat. Tempat yang baik
dan strategis akan memudahkan jamaah dalam mendatangi tempat tersebut.
KBIH Al-Mujahidin Pamulang melaksanakan bimbingan manasik di
Masjid Agung Al-Mujahidin Pamulang. Penulis menilai Masjid Agung Al-
Mujahidin Pamulang letaknya sangat strategis karena berada di wilayah
pemerintahan kecamatan Pamulang. Hal ini yang membuat jamaah dengan
mudah menjangkau Masjid Agung Al-Mujahidin Pamulang. Tidak hanya
itu, KBIH Al-Mujahidin juga menggunakan Proyektor dalam melaksanakan
bimbingan manasiknya yang membuat jamaah lebih mudah mengerti apa
yang disampaikan pembimbing. Karena jamaah yang cukup banyak, KBIH
Al-Mujahidin menempatkan Speaker Active didepan dan dibelakang agar
jamaah dapat menangkap apa yang disampaikan dengan baik.
d. Metode
Metode merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pemateri atau
pembimbing dalam menyampaikan materinya, agar proses bimbingan yang
disampaikan kepada calon jamaah haji dapat dimengerti dan tercapai segala
tujuannya. Metode adalah suatu unsur yang sangat penting juga dalam suatu
pelaksnaan manasik haji, karena suatu metode sangat penting agar jamaah
50
tidak merasa bosan dan jenuh terhadap materi yang disampaikan. Adapun
metode yang digunakan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang dalam
melaksanakan bimbingan manasik haji adalah metode cramah, tanya jawab,
konsultasi, diskusi, dan simulasi.
Tabel 4.1
Jadwal serta Materi Manasik Haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang
2017M/1438H
No Hari/
Tanggal
Pokok
Bahasan
Materi Pemateri Keterangan
1 Ahad, 5
Februari
2017
Pembukaan
Hikmah
Ibadah Haji
a. Pembacaan Kalam
Illahi
b. Laporan Ketua KBIH
c. Sambutan-sambutan
d. Penutup dan Doa
Uraian Hikmah :
a. Berpakaian ihrom,
Tawwaf, Sa’i
b. Wukuf Arafah, Mabit
Muzdalifah
c. Melontar Jumroh di
Mina
d. Talbiyah, dll.
KH.
Bahruddin
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
2 Ahad,
12
Februari
2017
Perjalanan
Haji I
a. Peraturan
Perundangan Haji
H. Iqbal
Muhamm
ad
Tempat:
51
b. Persiapan
Keberangkatan dari
rumah
c. Upacara Pelepasan
Jamaah
d. Kegiatan di Asrama
Haji
e. Keberangkatan di
Bandara Soetta
f. Barang bawaan yang
dilarang
g. Kegiatan dalam
pesawat
h. Tayamum dan Sholat
dalam pesawat
i. Kedatangan di
Bandara Jeddah
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
3 Ahad,
19
Februari
2017
Perjalanan
Umroh
a. Kegiatan di Bandara
Jeddah
b. Niat Umrah dari
Miqat Jeddah
c. Perjalanan Menuju
Pondokan Mekkah
d. Pembagian Kamar di
Pondokan
e. Persiapan Umroh
f. Pelaksanaan Umroh
Wajib
H.M.
Yusuf
Adam
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
52
4 Ahad, 5
Maret
2017
Kegiatan di
Arafah,
Muzdalifah,
dan Mina
a. Kegiatan di Pondokan
Makkah
b. Persiapan Wukuf,
ihrom, dan Niat Haji
c. DAM Tamattu,
Umroh sunnah
d. Perjalanan menuju
Arafah
e. Kegiatan Wukuf di
Arafah
f. Kegiatan mabit di
Muzdalifah
g. Menuju Mina/ Jumrah
Aqobah
h. Kegiatan selama di
Mina/Jumroh
i. Kembali ke Makkah
j. Nafar awal/nafar tsani
k. Tawwaf Ifadhah, Sa’i,
Tahallul
H.M.
Anwar
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
5 Ahad,
12
Maret
2017
Pasca Ibadah
Haji
a. Kegiatan di Makkah
pasca haji
b. Persiapan Pulang
c. Tawwaf wada
d. Perjalanan Menuju
Madinah
e. Kegiatan di Madinah
f. Persiapan Menuju
bandara Madinah
H.A.
Syatibi
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
53
g. Perjalanan kembali ke
tanah air
h.Penyambutan di
Masjid Agung Al-
Mujahidin Pamulang
i. Memelihara
kemabruran haji
6 Ahad,
19
Maret
2017
Ibadah
pendukung
perjalanan
Haji
a. Tayamum
b. Sholat sunnah safar
c. Qashar dan Jama’
d. Sholat dalam pesawat
e. shalat jenazah
f. Doa-doa
H.M.
Habil
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
7 Sabtu,
25
Maret
2017
Kesehatan
Haji
a. Dokumen Kesehatan
b. Tata cara
pemeliharaan kesehatan
c. Layanan-layanan
kesehatan selama di
Tanah Suci
d. penyakit dan obat-
obatan
Dinas
Kesehatan
Kota
Tangerang
Selatan
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
8 Ahad,
26
Maret
2017
Kesehatan
Haji
Pemeriksaan Kesehatan
Haji
Dinas
Kesehatan
Kota
Tangerang
Selatan
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
54
9 Ahad, 9
April
2017
Kegiatan
Ziarah
a. Hikmah ziarah
b. Kegiatan Ziarah
selama di Makkah
c. Kegiatan Ziarah
selama di Madinah
H.M.
Yusuf
Adam
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
10 Ahad,
16 April
2017
Review dan
Pendalaman
a. Rangkaian kegiatan
Manasik
b. Daya serap jamaah
terhadap Materi
c. Tanya Jawab
d. Konsultasi
Seluruh
Pembimbi
ng
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
11 Sabtu,
22 April
2017
Simulasi Haji Praktek Ibadah Haji dan
Umroh
Seluruh
Pembimbi
ng
Tempat:
Puncak,
Bogor
12 Ahad,
23 April
2017
Simulasi Haji Praktek Ibadah Haji dan
Umroh
Seluruh
Pembimbi
ng
Tempat:
Puncak,
Bogor
13 Senin,
24 April
2017
Simulasi Haji Praktek Ibadah Haji dan
Umroh
Seluruh
Pembimbi
ng
Tempat:
Puncak,
Bogor
14 Ahad,
Tentatif
Review dan
Pemantapan
Sekaligus
Silaturahmi
Idul Fitri
1438H
a. Review seputar fiqh
haji
b. tanya jawab
c. Silaturahmi antara
pengurus dan jamaah
Seluruh
Pembimbi
ng dan
Pengurus
Tempat:
Masjid
Agung Al-
Mujahidin
Pamulang
55
2. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik di KBIH Al-
Mujahidin Pamulang
Setelah penulis melakukan analisis secara langsung dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin pamulang,
baik melakukan observasi langsung, maupun berdasarkan data-data yang
penulis dapat dari wawancara, maka proses selanjutnya adalah penulis akan
menganalisa antara teori yang sudah penulis paparkan diawal dengan praktek
yang ada dilapangan.
a. Analisis Efektivitas dengan Teori Sujadi F.X.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai efektivitas, syarat-syarat tersebut adalah sebagai
berikut:
Syarat yang pertama adalah berhasil guna, maksudnya adalah untuk
menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, dalam arti target
tercapai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Menurut penulis, bimbingan
manasik yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin sudah tepat, karena sudah
dijalankan dengan cukup profesional. Maksudnya adalah KBIH Al-Mujahidin
mempunyai tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dan
bertanggungjawab menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dengan
baik. Terbukti dengan lancarnya pelaksanaan bimbingan manasik haji serta
pelayanan lainnya yang berkaitan dengan ibadah haji maupun umroh. Lalu,
kegiatan bimbingan manasik yang dilakukan telah mengacu kepada standar
operasional prosedur yang berpedoman pada standar operasional prosedur
56
Kementerian Agama Republik Indonesia. Penulis menilai, seluruh jajaran
pengurus KBIH Al-Mujahidin telah bekerja dengan baik demi mencapai target
yang telah direncanakan, karena Haji mempunyai rangkaian ibadah yang cukup
panjang dan banyak.
Kedua adalah ekonomis, maksudnya adalah untuk menyebutkan bahwa
didalam usaha penyampaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja, material,
peralatan, waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-
tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak
adanya pemborosan ataupun penyelewengan. Dalam hal ini, harga jasa yang
dipasang oleh KBIH Al-Mujahidin untuk bimbingannya adalah
Rp.5.000.000,00/pax. Harga ini dinilai cukup ekonomis mengingat fasilitas
yang diberikan oleh KBIH Al-Mujahidin juga cukup baik. Untuk tempat
pelaksanaan manasik, KBIH Al-Mujahidin tidak perlu menyewa tempat karena
yang menjadi tempat dilaksanakannya manasik adalah di Masjid Al-Mujahidin.
Begitu pula dengan prasarana seperti speaker, proyektor, laptop, dll, KBIH Al-
Mujahidin telah membeli berbagai peralatan tersebut dari awal sehingga masih
dapat digunakan hingga sekarang dan hanya membutuhkan biaya perawatan
saja. Biaya yang besar adalah pelaksanaan simulasi ibadah haji yang
berlangsung di puncak, karena membutuhkan villa maupun transportasi untuk
para jamaah. Namun begitu, hal tersebut setimpal dengan apa yang didapatkan
jamaah selama dilaksanakannya bimbingan manasik haji maupun simulasi haji.
Penulis menilai dalam hal ini KBIH Al-Mujahidin telah memanfaatkan segala
sesuatunya dengan baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
57
Ketiga adalah pelaksana kerja yang bertanggungjawab, maksudnya
adalah untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber
telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya haruslah dilakukan dengan
bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Dengan
semakin tingginya minat masyarakat Indonesia yang ingin pergi haji, terbukti
dengan semakin lamanya daftar tunggu untuk pergi haji, maka persaingan
dalam bisnis perhajian di Indonesia akan semakin tinggi. Hal itu juga membuat
KBIH al-Mujahidin Pamulang selalu meningkatkan pelayanannya kepada para
calon jamaah haji. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa KBIH Al-
Mujahidin telah memanfaatkan segala sesuatunya dengan cukup baik, termasuk
sumber-sumber yang ada seperti Sumber Daya Manusia yang ada. Sumber
Daya Manusia seperti staff KBIH maupun pembimbing yang dipanggil untuk
memberikan materi bimbingan manasik bukanlah orang-orang sembarangan.
Staff KBIH Al-Mujahidin telah bekerja bertahun-tahun dan setiap tahun selalu
melaksanakan kegiatan bimbingan manasik haji. Jadi, sudah barang tentu
pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya telah dilakukan dengan baik
dengan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang ada di tahun-tahun
sebelumnya. Begitu pula dengan pembimbing manasik haji yang mengisi
kegiatan bimbingan manasik haji di KBIH Al-Mujahidin Pamulang merupakan
orang-orang atau ustad-ustad yang berkompeten di bidangnya serta
berpengalaman. Seperti yang dijelaskan oleh ketua KBIH Al-Mujahidin Bapak
Haji Iqbal Muhammad, bahwa pembimbing manasik yang memberikan materi
bimbingan manasik haji selama kegiatan manasik haji adalah ustad-ustad yang
58
sudah dikenal baik oleh lingkup KBIH Al-Mujahidin dan juga hampir setiap
tahun membantu KBIH Al-Mujahidin dalam menyelenggarakan kegiatan
bimbingan manasik haji agar tercapai tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Metode-metode yang digunakan oleh pembimbing yang
memberikan materi manasik haji juga bersifat universal, maksudnya adalah
dengan beragamnya calon jamaah haji KBIH Al-Mujahidin baik dari jenis
kelamin, segi pendidikan, pekerjaan, maupun usia. Seperti yang disampaikan
oleh Pak Widodo, Ibu Sri Redjeki, dan Ibu Sri Rahayu, pembimbing yang
memberikan materi manasik haji cukup baik dan menarik secara keseluruhan.
Hal ini membuktikan bahwa pembimbing manasik yang ada telah memiliki
pengalaman yang cukup baik dalam memberikan materi manasik haji.
Tabel 4.2
Jumlah Jamaah Haji KBIH Al-Mujahidin dari Segi Usia
Usia Jumlah Persentase
< 30 Tahun 5 2,74%
31 – 40 Tahun 24 13,25%
41 – 50 Tahun 81 56,67%
51 – 60 Tahun 66 23,89%
> 61 Tahun 6 3,44%
Total Jumlah 182 100%
59
Tabel 4.1 menjelaskan jumlah jamaah haji yang terdaftar sebagai
peserta bimbingan manasik haji yang akan mengikuti kegiatan bimbingan
manasik haji di KBIH Al-Mujahidin Pamulang yang dilihat dari segi usia.
Mayoritas jamaah haji yang terdaftar adalah usia antara 41-50 Tahun, dan
diikuti oleh usia antara 51-60 Tahun. Usia antara 31-40 Tahun ada diposisi
ketiga, usia > 60 Tahun, dan usia < 30 Tahun. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa usia tidak menjadi menghalang bagi minat calon jamaah haji
yang ingin menunaikan ibadah haji. Menurut bapak Haji Iqbal Muhammad,
semua jamaah haji yang terdafar di KBIH Al-Mujahidin Pamulang telah
mendaftar dari tahun 2011, yakni 6 tahun silam. Kecuali ada sebagian kecil
dari jamaah haji yang mendapat porsi pengajuan yakni 2 orang jamaah
wanita yang mengajukan suaminya untuk mendampinginya pergi haji tahun
ini.53
Keempat adalah Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab,
maksudnya adalah wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.
Dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainya adalah suatu hal yang harus
dihindari. Dalam setiap pekerjaan pasti ada kesalahan-kesalahan maupun
konflik-konflik kecil yang terjadi, apalagi harus mengurusi 182 calon jamaah
haji baik dari pendaftaran sampai calon jamaah tersebtu pergi ke tanah suci
hingga pulang kembali ke tanah air, semua harus dipersiapkan dengan sangat
matang. Hal inilah yang membuat Bapak Haji Iqbal Muhammad selektif dalam
53 Wawancara dengan ketua KBIH Bapak Haji Iqbal Muhammad pada 18 April 2017 Pukul
14.00 WIB
60
memilih karyawan. Dan juga dengan adanya evaluasi mingguan yang dilakukan
setiap hari jum’at, membuat setiap pekerjaan yang belum selesai dapat dibantu
oleh staff lain. Dengan begitu, kesalahan-kesalahan maupun konflik-konflik
kecil yang terjadi dapat cepat diselesaikan. Penulis menilai, kerjasama tim yang
ada di KBIH Al-Mujahidin ini cukup kompak terlihat dari lancarnya prosesi
pelaksanaan bimbingan manasik haji sampai selesai.
Kelima adalah Prosedur kerja yang praktis. Dengan adanya prosedur
kerja yang praktis, maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja yang
dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan dan juga
kegiatan operasional yang dilaksanakan dapat dilaksanakan dengan lancar.
KBIH Al-Mujahidin bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada
seluruh calon jamaah haji baik dari pendaftaran, bimbingan manasik yang
melingkupi pelayanan kesehatan, keberangkatan ke tanah suci, hingga
kepulangan ke tanah air. Dengan banyaknya jamaah yang pergi haji dengan
KBIH Al-Mujahidin Pamulang, maka KBIH Al-Mujahidin membuat program
untuk menjaga kemabruran jamaah haji yang pergi haji dengan KBIH Al-
Mujahidin, yaitu program Ikatan Persaudaraan Haji Mujahidin atau disingkat
(IPHM). IPHM merupakan suatu organisasi yang berada dibawah KBIH Al-
Mujahidin yang memiliki program seperti pengajian, arisan, bakti sosial, dan
program lain yang menjaga silaturahmi jamaah haji KBIH Al-Mujahidin tetap
terjalin. Ini adalah salah satu bentuk totalitas pelayanan yang diberikan KBIH
Al-Mujahidin Pamulang kepada calon jamaah haji maupun alumni jamaah haji,
61
dari pendaftaran hingga kepulangan dan pasca ibadah haji telah selesai
dilaksanakan.
b. Analisis Efektifitas dengan Teori Kartika Hadi
Menurut Kartika Hadi yang dikutip oleh Sukirno Agus, Efektivitas
merupakan suatu produk akhir kegiatan operasi yang telah mencapai tujuannya,
baik ditinjau dari segi kualitas kerja, kualitas hasil, maupun batas waktu yang
ditargetkan.54 Kualitas kerja dalam hal ini adalah seberapa baik kerjasama tim
dalam KBIH Al-Mujahidin, baik staff KBIH, maupun pembibing yang ditunjuk
sebagai ustad untuk memberi materi manasik haji dan umroh. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, ketua KBIH Al-Mujahidin Pamulang, bapak H.
Iqbal Muhammad telah memberikan tugas-tugas atau jobdesk kepada para
bawahannya yaitu staff KBIH untuk menjalankan tugasnya dengan baik, pada
3 bulan sebelum manasik dilakukan. Dan tiap-tiap orang yang diberikan
tanggungjawab tersebut harus memberi laporan sejauh mana tugasnya sudah
terlaksana maupun kendala-kendala atau hambatan apa saja yang ditemukan
agar dapat cepat diselesaikan dengan baik. Tidak hanya itu, menurut wakil
ketua KBIH Al-Mujahidin Bapak H. Yusuf Adam yang juga sebagai ustad
untuk memberikan materi manasik haji mengatakan bahwa,
“tiap-tiap ustad yang memberikan materi seputar ibadah haji sudah
memiliki materi yang berupa powerpoint masing-masing karena memang
tiap tahun materi yang diberikan tidak jauh berbeda dan ustad yang kami
54 Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi (Jakarta: CV Masagung, 1986),
h.149
62
tunjuk untuk mengisi kegiatan manasik ini sudah kami kenal dengan
baik”55
Jadi, penulis menilai kualitas kerja yang ada didalam organisasi KBIH
Al-Mujahidin Pamulang sudah cukup baik, terbukti dengan setiap orang yang
diberi tanggungjawab dapat melakukan tugasnya dengan baik dan dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang ada sampai akhir kegiatan manasik
haji, karena memang setiap tahun mereka selalu mengerjakan kegiatan yang
sama jadi sudah faham tentang tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
Lalu ditinjau dari segi kualitas hasil, pelaksanaan bimbingan manasik
haji yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin menurut penulis sudah sesuai
dengan perancanaan yang telah dibuat dan target yang telah ditentukan. Adapun
target yang telah ditentukan adalah jamaah dapat faham dan mengerti tentang
gambaran pelaksanan ibadah haji. Salah satu calon jamaah haji yakni Pak
Hendra mengatakan bahwa
“manasik yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin dari pertemuan awal
sampai akhir cukup baik dan mudah dimengerti. Terlebih metode simulasi
yang diberikan oleh KBIH Al-Mujahidin selama 3 hari di daerah Puncak,
Jawa barat membuat saya memiliki gambaran peta perjalana ibadah
haji.”56
Hal serupa disampaikan oleh jamah haji asal Makassar yakni Pak
Djamalus Zainuddin,
“teori-teori yang disampaikan oleh KBIH Al-Mujahidin memang cukup
baik, namun saya kurang cepat menangkap materi teori-teorinya, dengan
adanya metode simulasi ini membuat saya lebih mudah memahami
55 Wawancara dengan wakil ketua KBIH Bapak Haji Yusuf Adam Pada 16 April 2017 Pukul
10.00 WIB 56 Wawancara dengan calon jamaah haji pak hendra pada 23 April 2017 Pukul 12.30 WIB
63
perjalanan ibadah haji nanti. Namun, sayangnya tempatnya terlalu jauh
sehingga saya ketika perjalanan kemarin cukup kelelahan juga mas”.57
Jadi, dari berbagai metode bimbingan manasik yang dilakukan oleh
KBIH Al-Mujahidin seperti metode ceramah, tanya jawab, konsultasi, dan
simulasi, jamaah lebih cepat memahami metode simulasi yang dilaksanakan
selama 3 hari. Setelah penulis melakukan observasi langsung pelaksanaan
simulasi pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan di Puncak ini menurut penulis
metode simulasi yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin sudah sangat baik,
karena semua tata cara pelaksanaan ibadah haji dari mulai wukuf, mabit,
melempar jumroh, hingga simulasi ibadah umroh dilakukan dengan baik
selama 3 hari penuh.
Metode simulasi ini dilaksanakan selama 3 hari dari 22-24 April 2017.
Pada hari keberangkatan pertama, calon jamaah haji berkumpul di Masjid Al-
Mujahidin pamulang sudah dengan menggunakan kain ihrom untuk jamaah
laki-laki. Setelah itu calon jamaah menempuh perjalanan ke tempat
dilaksanakannya simulasi manasik haji yakni villa arra, puncak. Namun,
sebelum itu jamaah mampir di Masjid Agung Ciawi terlebih dahulu untuk
mengambil miqat umrah terlebih dahulu karena seluruh calon jamaah
mengambil haji Tamattu’. Setelah itu jamaah melanjutkan perjalanan ke tempat
pelaksanaan simulasi dan langsung melakukan simulasi ibadah umrah.
Keesokan harinya calon jamaah haji melakukan wukuf, mabit, dan melempar
jumrah. Dan hari terakhir jamaah melakukan simulasi tawaf wada’ atau tawaf
57 Wawancara dengan calon jamaah haji pak djamalus pada 23 April 2013 Pukul 13.00 WIB
64
perpisahan. Dengan adanya metode simulasi di akhir pelaksanaan rangkaian
manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang ini penulis
menilai KBIH Al-Mujahidin sudah cukup baik dalam menjalankan seluruh
proses manasik haji, karena dengan metode ini penulis menilai peta perjalanan
ibadah haji dapat tergambar cukup jelas, dan diharapkan jamaah juga dapat
menyerap teori-teori maupun simulasi yang disampaikan oleh KBIH Al-
Mujahidin Pamulang selama ini.
Ketiga adalah ditinjau dari batas waktu yang ditargetkan, dari segi
waktu, pelaksanaan bimbingan manasik dilaksanakan setiap hari minggu mulai
pukul 08.30 – 11.30 WIB. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam, dan
menurut penulis hal ini sudah cukup. Karena jamaah haji bertemu setiap hari
minggu untuk manasik dan jika lebih dari 3 jam pertemuan kemungkinan itu
tidak akan efektif karena ditakutkan jamaah merasa kejenuhan. Sedangkan
simulasi yang dilaksanakan adalah berbeda dengan manasik di Masjid
Mujahidin Pamulang, simulasi dilakukan selama 3 hari penuh untuk
memberikan gambaran terkait teori-teori yang telah disampaikan sebelumnya.
Jadi, setelah ditinjau dari 3 sisi tersebut yakni kualitas kerja, kualitas
hasil, dan batas waktu yang ditargetkan, penulis menilai bimbingan manasik
sudah cukup baik dan tujuan-tujuan dari bimbingan manasik sudah tercapai.
Penulis menilai tercapainya target bimbingan manasik yakni
memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, serta gambaran pelaksanaan ibadah
haji dengan semaksimal mungkin kepada calon jamaah haji salah satunya
karena Sumber Daya Manusia yang baik, ekonomis, pemberian wewenang
65
yang sesuai dengan kemampuan, pelaksana kerja yang bertanggung jawab,
serta prosedur kerja yang praktis. Setelah penulis melakukan penelitian baik
dari observasi maupun wawancara secara langsung, penulis menilai KBIH Al-
Mujahidin telah memenuhi syarat-syarat tersebut dengan baik. Sehingga
menghasilkan kegiatan bimbingan manasik yang efektif dan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.
Penulis menilai ada beberapa faktor-faktor pendukung yang membuat
kegiatan bimbingan manasik berjalan efektif antara lain:
1. Kemauan dan semangat dari calon jamaah haji yang tinggi.
2. Sumber Daya Manusia yang dimiliki KBIH Al-Mujahidin cukup baik.
3. KBIH Al-Mujahidin sudah berdiri cukup lama yang membuat pelayanan-
pelayanan yang diberikan semakin baik dan matang salah satunya
pelayanan bimbingan manasik haji.
Meskipun dikatakan efektif, namun bukan berarti pelaksanaan
bimbingan manasik tersebut dikatakan sempurna. Karena ada saja hambatan-
hambatan yang terjadi selama pelaksanaan bimbingan manasik haji ini.
Menurut penulis ada beberapa faktor-faktor yang menjadi penghambat kegiatan
bimbingan manasik ini yakni:
1. Tingkat kehadiran jamaah dalam mengikuti bimbingan manasik haji masih
belum 100%.
2. Latarbelakang jamaah haji juga bisa menjadi salah satu menghambatnya
proses bimbingan manasik haji, baik dari segi pendidikan, usia, maupun
pekerjaan.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang
dilakukan KBIH Al-Mujahidin Pamulang baik dengan cara wawancara maupun
observasi secara langsung dilapanga, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penulis menilai mekanisme pelaksnaan bimbingan manasik haji yang dilakukan
oleh KBIH Al-Mujahidin juga berjalan sudah cukup baik sesuai dengan
perencanaan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
2. Penulis menilai bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh KBIH Al-
Mujahidin Pamulang tahun 2017 dinilai sudah efektif. Hal ini dilihat dari 3 segi,
yakni kualitas kerja, kualitas hasil, serta batas waktu yang ditargetkan.
Efektivitas pelaksanaan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al-
Mujahidin juga dinilai sudah cukup baik setelah diukur dengan beberapa syarat-
syarat seperti Berhasil guna, Ekonomis, Pelaksanaan kerja yang bertanggung
jawab, Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, serta prosedur kerja yang
praktis. Berhasilnya bimbingan manasik yang dilakukan oleh KBIH Al-
Mujahidin tidak terlepas dari beberapa unsur pendukung seperti jamaah haji
yang memiliki semangat tinggi, Sumber Daya Manusia yang ada di KBIH Al-
Mujahidin yang baik, Pembimbing yang kompeten, serta sarana dan prasarana
yang memadai, serta metode yang diberikan cukup baik khususnya metode
simulasi.
67
B. Saran
Setelah membahas kesimpulan diatas, penulis juga memiliki saran untuk KBIH
Al-Mujahidin Pamulang dalam pelaskanaan bimbingan manasik haji 2017, antara lain:
1. Sebaiknya bimbingan manasik haji dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum
datangnya musim haji tidak dilaksanakan mendekati musim haji. Hal ini karena
ibadah haji merupakan prosesi ibadah yang sakral dan membutuhkan persiapan
yang sangat matang.
2. Hendaknya pengurus KBIH Al-Mujahidin menyiapkan bahan materi yang akan
dipaparkan oleh pembimbin kepada para jamaah berupa print out kertas, agar
para jamaah dapat mengulas kembali apa yang disampaikan setelah manasik
dirumah masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.
Budiharjo, Andreas, Organisasi : Menuju Pencapaian Kerja Maksimal,
Jakarta:Prasetya Mulya Publishing, 2011.
Budihardjo, M., Menyusun SOP, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014.
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (BIMAS
Islam) dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta: Kementerian Agama,2003.
Departemen Agama RI Direktorat jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,
Ta’limaatul Hajj (Peraturan Pemerintah Arab Saudi tentang
penyelenggaraan
Ibadah Haji), Jakarta:Ditjen Penerangan, Humas dan Penyuluhan Arab Saudi,
2002.
Ducker, Peter F., Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1986
Handayaningrat, Soewarno, Sistem Birokrasi Pemerintahan, Jakarta: PT Raja Grafino
Persada, 1985.
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014.
Harahap, Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008.
Hasibuan, H.Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi
Aksara,2006.
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Perilaku dan
Manajemen Organisasi Jilid I, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.
Kartono, Ahmad, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji,
Jakarta,
2017
Kartono, Kartini, Bimbingan dan dasar-dasar pelaksnaannya, Jakarta: CV. Rajawali,
1985.
Kementerian Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia, Segala hal tentang haji dan
umrah, Jakarta: Penerbit Erlangga,2011.
Kementerian Agama RI, Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dalam
Memberikan Pelayanan dan Bimbingan terhadap Jamaah Haji, Jakarta:
Badan
Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama
RI,
2014.
Kementerian Agama RI Direktorat jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Jakarta:kemenag, 2013
Kementerian Agama RI, Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 6, Kemenag, 2008
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
Mullyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Muslim, KH. Mudatsi, Panduan lengkap Ibadah Haji dan Umrah, Surakarta: PT.
Borobudur Inspira Nusantara Nusantara, 2013.
Nidjam, Achamd – Alatief Hanan, Manajemen haji: Studi kasus dan telaah
implementasi knowledge workers, Jakarta: Zikrul Hajim, 2001.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi
ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,2005.
Siagin, Sondang P., Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi, Jakarta: CV
Masagung, 1986.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung:
ALFABETA, 2008.
Sujadi, F.X., Organisasi dan Manajemen: Penunjang berhasilnya proses manajemen,
Jakarta:CV Masagung, 1990.
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
sekolah Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Bimbingan dan Konseling dalam praktek,
Bandung:MAESTRO, 2007.
Tambunan, Rudi M., Panduan Penyusunan Standard Operating Prosedures, Jakarta:
MAIESTAS Publishing, 2008.
Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Torang, Syamsir, Organisasi & Manajemen, Bandung, Alfabeta: 2014.
Uha, Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja, Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2013.
Usman, Husin dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2003.
Wahjono, Sentot Imam, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
MKULTAS TLMU DAKWAH DAI{ ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. Juanda No. 95. Ciputat 15.112, IndonesiaWebsite : wurv.fi dkor.n.uinjkt.ac.ic'l
Telp./Fax: (62-21) 1432128 I 14103580EmaiI : fi [email protected]
Nomor : Un.O1/F5/PP.00.9/ ta20 12017
Lamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NamaNomor PokokJurusanSemesterTelp.Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan2.Kettn Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Assalamu'alaikum Wn Wb.
Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai berikut,
Jakarta, T April2017
Wahyu Rizky Maulana1 I 1305300001 IManajemen DakwahVIII (Delapan)
08t282s98696Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di KBIH Al-Mujahidin Pamulang Tahun 2017.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 bulan dari tanggal 14 April s.d. 14Oktober 2017.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wr. W.
Bidang Akademik
10330 199803 1 004Ph.Dp
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo.95, Ciputat 15412, IndonesiaWebsite : u.rvu,. fldkom.uinj kt. ac. id
Tc1p./Fax: (62-21) 1132128 I 14103580Email : fi dkom@luinjkt. ac. id
NomorLampiranHal
: Un.01/F5/PP.00.9/ z\g) 12017
: lzinPenelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Pimpinan KBIH Al Mujahidin Pamulang
diTempat
As s alamu' alaikum Wr. W.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Jakarta menerangkan bahwa:
Jakarta, y Juni2017
Ilmu Komunikasi UN Syarif Hidayatullah
NamaNomor PokokSemesterJurusan/ProdiTempat/Tgl. LahirAlamatTelp.
Tembusan:1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan/Prodi Manajemen Dakwah
Wahyu Rizki M1 I 130s300001 IVIII (Delapan)Manajemen Dakwah/MHUJakarta,2l November 1995Jl. Pondok Cabe Ilir 3 Rt 01/03 No 46 Tangerang Selatan081287598696
Adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangkapenulisan skripsi berjudul "EfektiJitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di KBIHMujahidin".
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya BapaMbu/Sdr. dapat
menerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Was s al amu' alaikum Wr. Wb.
Subhan, MA110 199303 l 004
KELOMPOK BlMBllilGAN IBADAH HAJI
AL MUIAHIDINHAJ]. HAJI KHUSUS. UMROH
SURAT KETERANGANNO: 070 IKBIH/AMtVll I 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua KBIH Al Mujahidin Pamulang menerangakan dengan
sesungguhnya bahwa:Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama
Alamat
Jabatan
lv'lenerangkan dengan sebenarnya bahwa:
: H. Iqbal Muhammad S.Pd
: JI. Silir.vangi I!o. 2 Pamulang Barat. Tangerang Seiatan" Banten
:Ketua
Nama
NIM
Semester
Tahun
Program Studi
: Wahyu Rizky Maulana
:1113053000011
. T\a
'.20t6.2017
. Management Daku'ah
Yang bersangkutan telah melaksanakan Penelitian di KBIH Al Mujahidin Haji dan Umroh ,padatanggal0l Maret 2017 sld29lvli2017, dalam rangka rnelengkapi penyusunan skripsi yangberjudul:*EFEKTWTTAS PELAKSANAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KELOMPOKBIMBINGAN HAJI (KBM) AL MUJAHII}IN PAMIILANG 20|7."Demikian keterangan ini dibuat,untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pamulang,3l Juli2017Kepala KBIH Ai-Muj ahidin
Jl. Siliwangi No.2 Pamulang Tangerang Selatan 15417Telp. 021 7408328, Fax. 021 7408328
email: [email protected]
LAMPIRAN
Manasik di Masjid Mujahidin Manasik di Masjid Mujahidin
Simulasi Haji Praktek Thawwaf
Sesi Wawancara Sesi Wawancara
Sesi Wawancara Sesi Wawancara
Wawancara
Wawancara dengan H. Iqbal Muhammad, S.Pd.
Ketua KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Pada 18 April 2017 Pukul 13.00 WIB.
1) Bagaimana proses perencanaan pelaskanaan bimbingan manasik haji yang
dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Proses perencanaan bimbingan manasik haji ini kami lakukan 3
bulan sebelum pelaksanaan manasik dimulai, yakni sekitaran bulan november
2016 dan begitu setiap tahunnya. Seperti tahun-tahun yang sebelumnya, saya
menunjuk staff-staff saya untuk diberikan tugas dan tanggungjawab sesuai
kapasitasnya. Seperti contohnya emir, saya tunjuk sebagai penanggung jawab
simulasi di puncak, karena dia yang lebih mengerti wilayah sana. Untuk
tampat manasik seperti yang diketahui bersama kantor ini ada diwilayah
masjid agung mujahidin, jadi mudah sekali untuk memberi tahu alamat tempat
manasik kepada calon jamaah haji KBIH Mujahidin. Sarana dan prasarana
yang mendukung pun tiap tahun kita selalu gunakan inventaris yang ada dan
setelah itu kita lakukan perawatan kalau-kalau nanti ada yang rusak bisa
langsung diperbaiki.
2) Bagaimana proses penunjukkan ustad-ustad yang menjadi pengisi materi
bimbingan manasik haji di KBIH A-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Proses penunjukkan ustad-ustad yang mengisi materi bimbingan
manasik haji kita atur ketika proses perencanaan bimbingan manasik. Ustad-
ustad yang kita tunjuk merupakan ustad-ustad yang memang dekat dengan
kita (KBIH Al-Mujahidin) dalam artian yang merupakan kenalan saya sendiri
maupun kenalan pengurus lain yang hampir tiap tahun memang mengisi
kegiatan manasik disini. Kami menunjuk ustad-ustad yang dekat dengan kami
agar kami dapat dengan mudah bertukar pikiran dengan persoalan yang
dihadapi jamaah. Dan tentunya ustad-ustad yang kami tunjuk bukan ustad
sembarangan, yakni ustad-ustad yang memiliki kapasitas maupun kompetensi
yang baik dalam bidang haji dan umroh.
3) Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di KBIH Al-
Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Sebenarnya tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP)
KBIH Al-Mujahidin Pamulang yang terlalu baku dalam artian SOP yang
ada disini kita sesuaikan setiap tahunnya dengan kebijakan Kementerian
Agama khususnya Kementerian Agama Wilayah Tangerang Selatan yang
merupakan wilayah domisili kantor. Standar Operasional Prosedur yang
ada seperti Mendata Jumlah Jamaah Haji Masuk Porsi Tahun Tersebut,
Membentuk Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji, Membuat
undangan manasik haji, Pendaftaran peserta manasik haji, Pelaskanaan
manasik haji, Membantu jamaah dalam pembuatan surat mahrom,
Penyimpanan dan pengarsipan data calon jamaah haji yang mengikuti
bimbingan manasik haji, serta Membuat laporan pelaksanaan Ibadah Haji tahun terhitung
kepada Kementerian Agama Wilayah. Kita sesuaikan SOP yang ada agar staff kami
mudah dalam pengarsipan dokumen dan lain-lain.
Ketua KBIH Al-Mujahidin
H. Iqbal Muhammad
Wawancara dengan bang Hari
Staff bagian Haji KBIH Al-Mujahidin Pamulang
Pada 14 April 2017
1) Berapa kali pertemuan tatap muka dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji
di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Total jumlah pelaksanaan bimbingan manasik haji yang
dilaksanakan di KBIH Al-Mujahidin Pamulang adalah sebanyak 14 kali yang
terbagi kedalam 11 kali pertemuan yang membahas tentang teori-teori seputar
pelaksanaan ibadah haji dari mulai persiapan, fiqih ibadah haji, sunnah-
sunnah, kesehatan dalam menjalankan haji dan juga hikmah ibadah haji, serta
3 kali pertemuan dilakukan simulasi pelaksanaan ibadah haji yang diadakan di
daerah puncak, jawa barat.
2) Apa saja metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji
di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : metode yang digunakan oleh KBIH Al-Mujahidin Pamulang dalam
melaksanakan bimbingan manasik haji adalah metode cramah, tanya jawab,
konsultasi, diskusi, dan simulasi. Metode simulasi ini baru kami terapkan
tahun 2016 sesuai instruksi bapak H. Iqbal Muhammad agar lebih mudah
memberikan gambaran ibadah haji kepada calon jamaah kami.
Staff KBIH Al-Mujahidin
Hari Prasetyo
Wawancara dengan Bapak Widodo
Calon jamaah haji
Pada 16 April 2017
1) Bagaimana Sarana dan prasarana yang ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Manasik yang dilakukan KBIH Al-Mujahidin pamulang tempatnya
nyaman, masjidnya juga cukup luas, yang juga penting speakernya cukup
jelas sampai ke belakang sini.
2) Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana metode serta materi-
materi yang disampaikan?
Jawaban : Materi yang disampaikan dalam manasik dari awal sampe sekarang
semuanya ringan dan mudah diingat dan yang paling penting semuanya saling
berkaitan dan bertingkat dari awal yang dasar-dasar sampai sekarang hikmah
haji semuanya cukup baik menurut saya.
3) Bagaimana para pembimbing/ustad dalam menyampaikan materinya?
Jawaban : Ustad-ustad yang memberikan materi suaranya cukup jelas karena
kan jamaah haji KBIH ini cukup banyak ya jadi kalo suaranya kencang begini
jadi bagus dan juga sudah cukup baik menurut saya.
Calon Jamaah Haji
Widodo
Wawancara dengan Ibu Sri Redjeki
Calon Jamaah haji
Pada 16 April 2017
1) Bagaimana Sarana dan prasarana yang ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Tempat pelaksanaan manasik di masjid agung Al-Mujahidin ini
bagus dan masjidnya besar juga. Dan yang paling penting kami gak susah-
susah nyarinya karena ada dibawah kantor KBIH Al-Mujahidin.
2) Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana metode serta materi-
materi yang disampaikan?
Jawaban : Metodenya cukup baik menurut kami, materinya juga sesuai
dengan apa yang diberikan dijadwal kemarin.
3) Bagaimana para pembimbing/ustad dalam menyampaikan materinya?
Jawaban : Ustad yang menyampaikan materi sangat baik dan menarik, karena
sering sekali membuat kami tertawa ditengah-tengah penyampaian materinya
jadi kami lebih mudah mengingat materinya.
Calon Jamaah Haji
Sri Redjeki
Wawancara dengan Bapak Hendra
Calon Jamaah Haji
Pada 23 April 2017
1) Bagaimana Sarana dan prasarana yang ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Sarana dan Prasarana pelaksanaan manasik cukup baik dan nyaman
banget mas. Masjidnya gede dan parkirannya luas untuk mobil, semuanya
baik deh pokoknya. Terlebih ini tempat simulasinya juga bagus, villanya luas
dan nyaman karena gaada orang lain kecuali jamaah haji mujahidin sih disini
jadi nyaman banget.
2) Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana metode serta materi-
materi yang disampaikan?
Jawaban : manasik yang dilakukan oleh KBIH Al-Mujahidin dari pertemuan
awal sampai akhir cukup baik dan mudah dimengerti. Terlebih metode
simulasi yang diberikan oleh KBIH Al-Mujahidin selama 3 hari di daerah
Puncak, Jawa barat membuat saya memiliki gambaran peta perjalana ibadah
haji. Simulasi ini kan katanya metode baru ya, bagus banget buat yang udah
diatas 50 tahun kaya saya jadi lebih mudah mengingat proses ibadah haji.
3) Bagaimana para pembimbing/ustad dalam menyampaikan materinya?
Jawaban : Pembimbing haji dari kemarin sudah baik, apalagi pak H. Iqbal itu
beliau kalo menyampaikan materi cukup tegas, seperti simulasi sekarang ini
beliau bilang harus sama persis seperti proses hajian dari mulai tidak boleh
memakai pakaian dalam sampai dalam prosesi hajinya juga ketat banget.
Calon Jamaah Haji
Hendra
Wawancara dengan Bapak Djamalus
Calon Jamaah haji
Pada 23 April 2017
1) Bagaimana Sarana dan prasarana yang ada di KBIH Al-Mujahidin Pamulang?
Jawaban : Sarana dan Prasarana yang ada di KBIH Al-Mujahidin sudah cukup
mendukung, dengan speaker yang keras dan menguunakan proyektor
membuat terlihat lebih modern manasiknya. Untuk tempat simulasinya juga
cukup baik villanya, Namun, sayangnya tempatnya terlalu jauh sehingga saya
ketika perjalanan kemarin cukup kelelahan juga mas.
2) Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana metode serta materi-
materi yang disampaikan?
Jawaban : Teori-teori yang disampaikan kemarin ketika manasik di masjid
mujahidin oleh KBIH Al-Mujahidin memang cukup baik, namun saya kurang
cepat menangkap materi teori-teorinya, dengan adanya metode simulasi ini
membuat saya lebih mudah memahami perjalanan ibadah haji nanti.
3) Bagaimana para pembimbing/ustad dalam menyampaikan materinya?
Jawaban : untuk para ustad yang mengisi materi hajinya saya akui mereka
cukup baik dan menguasai sekali materinya, juga tenang sekali terbukti saat
jamaah memberikan pertanyaan-pertanyaan hampir semua ustad memberi
jawaban yang baik mas. Saya beri nilai lebih untuk bapak H.Iqbal beliau
sangat tegas dalam urusan ibadah walaupun manasik sekalipun.
Calon Jamaah Haji
Djamalus