EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI DI
KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Dalam
Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
NURFADHILAH
NIM: 1110053100005
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI DI
KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Dalam
Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
NURFADHILAH
NIM: 1110053100005
Dosen Pembimbing
Drs. Studi Rizal LK. MA
NIP: 196404281993031002
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KUA
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2014” telah diujikan dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 18 September 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana program Strata I (SI) pada jurusan Manajemen Haji dan Umroh.
Jakarta, 18 September 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP. 196708181998031002
Penguji I
Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS.
NIP. 150183084
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Sugiharto, MA
NIP. 196608061996031001
Penguji II
Drs. H. Hasanuddin, MA
NIP. 196606051994031005
.
Pembimbing
Drs. Studi Rizal LK. MA
NIP: 196404281993031002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyarataan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 September 2014
Nurfadhilah
i
ABSTRAK
Nur Fadhilah
Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji di KUA Jagakarsa Jakarta
Selatan Tahun 2014
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan
kualitas, kinerja atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan
prorgamnya. Melalui evaluasi ini akan diperoleh informasi tentang apa yang telah
dicapai dan apa yang belum dicapai. Selannjutnya informasi ini digunakan untuk
perbaikan suatu program. Begitu juga dengan program bimbingan manasik haji di
KUA perlu diadakannya sebuah evaluasi untuk mengukur sejauh mana kesiapan
KUA dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat khususnya para calon jamaah yang mau berangkat. Bimbingan
manasik haji ini sudah merupakan bagian dari pembinaan, pelayanan dan
perlindungan terhadap jamaah haji yang menjadi salah satu tugas pemerintah
sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji. DanKantor Urusan Agama Kecamatan merupakan
perpanjangan tangan Kantor Kementerian Agama Kabupaten yang langsung
berhubungan dengan masyarakat bertugas memberikan pelayanan program
bimbingan manasik haji sebaik-baiknya dengan lebih memperhatikan profil dari
para calon jamaah, para pembimbing dan materi yang disampaikan.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanaevaluasiinput
berdasarkanklient(jamaah), staff (pembimbing), materi, dan tempat/sarana dalam
bimbingan manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA) Jagakarsa pada tahun
2014. Hal tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan evaluasi input berdasarkan
Klien (calon jamaah) staff (tenagapengajar), materi, dan tempat bimbingan
manasik yang terjadidalam program bimbinganmanasik haji di KUA Jagakarsa
Jakarta Selatan tahun 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan
pendekatan metode kualitatif deskriptif yaitu dengan melakukan penelitian
kepustakaan; yaitu teknik pengumpulan data melalui sumber tertulis. Penelitian
lapangan; yaitu teknik pengumpulan data dengan metode observasi (pengamatan
langsung), dan wawancara dengan pimpinan KUA dan staf/pembimbing manasik
haji sehingga mendapatkan data-data yang akurat yang dibutuhkan dalam proses
penelitian.
Dari hasil penelitian ini ternyata pihak KUA kecamatan Jagakarsa sebagai
lembaga pemerintah dalam memberikan pelayanan bimbingan manasik haji
kepada para calon jamaah haji sudah cukup baik dalam pelayanannya. Tetapi
hanya saja dari sekian banyaknya jumlah calon jamaah haji yang tersebar di
Kecamatan Jagakarsa berdasarkan dari latar belakang usia, jenis kelamin,
pendidikan dan profesi tidak seluruhnya dapat mengikuti bimbingan manasik haji
yang diselenggarakan di KUA Jagakarsa. Untuk kualitas para pembimbing
manasik haji berdasarkan pendidikan dan pengalaman kerja sudah memenuhi
ii
standar akan tetapi jumlah pembimbing manasik hajinya perlu ditambahkan. Dan
untuk sarana/tempat juga masih terbatas.
Kata Kunci : Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji di KUA
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirrobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala nikmat anugrah serta kasih sayang-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evaluasi Program Bimbingan
Manasik Haji di KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta-Selatan 2014. Shalawat
beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya yang selalu istiqomah
menjalankan ajarannya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar sarjana komunikasi islam bagi mahasiswa program S1 pada
program studi Manajemen Haji dan Umrah di Universitas Islam Negri Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima terutama kepada :
1. Ayahanda Muhammad Mujar dan Ibunda Mansiah, yang telah mendidik dan
membesarkan dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hati demi masa depan
seorang anak yang dicintainya baik secara materil maupun moril, serta tidak
pernah luput selalu menghantarkan lantunan do’a untuk penulis.
2. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Suparto, M.Ed, Ph, D, selaku Wakil Dekan 1 (satu) Fakultas Ilmu Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan 2 (dua) Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Sunandar, MA, selaku Wakil Dekan 3(tiga) Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
(MD).
7. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah (MD)
8. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pembimbing Skripsi yang telah sangaat
banyak membantu dan memberikan informasi dikala penulis berkonsultasi,
serta membimbing dan mengarahkan penulis agar menghasilkan skripsi yang
baik dan benar.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama ini
memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang bermanfaatnya
dapat terbalaskan baik di dunia dan akhirat kelak nanti.
10. Seluruh Staf petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
11. H. Lukman Hakim, SH.MA selaku Kepala KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
yang telah banyak membantu penulis untuk mendapatkan informasi guna
penulisan skripsi ini.
12. H. Sulaiman S.Ag, Hj. Riyadhi Jannah, Ustad Lukman yang telah memberikan
penulis banyak informasi dan pemahaman mengenai penelitian guna penulisan
skripsi.
v
13. Kepada saudara-saudaraku Santi Uridawati, Reza Darmawan, Farhan yang
selalu mendoakan untuk keberhasilan penulis
14. Avan Senapraja, mahasiswa Al Azhar Kairo Mesir yang telah banyak
membantu penulis khususnya dalam hal moril. Terimakasih atas kesetiaannya
selama ini.
15. Sahabat-sahabatku “TRALALATRILILI” Fildzah Salsabil Rasyiqah, Ajeng
Tania, Ulfaning Dwi N, dan Ayu Mayurohyang selalu memberikan keceriaan,
semangat, dan motivasi untuk penulis. Serta tidaklupa pula rekan-
rekanseperjuangan di Manajemen Haji danUmrah 2010 terimakasih atas
dukungan dan kebersamaan kita selama ini .
16. Atik, Putri, Umi, ilham dan semua teman-temanku yang tidak bisa disebutkan
satu persatu terima kasih untuk semua kalian yang sudah berteman baik
dengan penulis.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak
yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dengan
melimpahkan rahmat dan karunianya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini
dapat memberikan kemaslahatan.
Jakarta, 28 Agustus 2014
Nur fadhilah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………... . i
KATA PENGANTAR…………………………………………………....... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... . vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pembatasan danPerumusan Masalah .................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................. 6
D. Metode Penelitian ............................................................................... 7
1. Metode Penelitian ......................................................................... 7
2. Subjek dan penelitian ................................................................... 8
3. Sumber Data .................................................................................. 8
4. Tehnik Pengambilan Data ............................................................. 8
5. Teknis Analisi Data ....................................................................... 10
6. Teknis penulisan ............................................................................ 11
7. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 11
E. Tinjauan Pustaka................................................................................ 12
F. SistematikaPenulisan......................................................................... 13
BAB IILANDASAN TEORI
A. Evaluasi Program ................................................................................ 15
1. Pengertian Evaluasi Program.......................................................... 15
2. Jenis-jenis Evaluasi Program ......................................................... 19
3. Tujuan Evaluasi Program................................................................ 21
B. Bimbingan Manasik Haji ..................................................................... 23
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji.............................................. 23
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji................................. 27
3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik Haji................................ 29
BAB IIIGambaranUmum Kantor Urusan Agama Kota Administrasi
Jakarta Selatan
A. Sejarah dan Perkembangannya............................................................. 33
B. Visi, Misi, danTujuan............................................................................. 34
C. Struktur Organisasi.................................................................................. 35
D. Tugas Pokok dan Fungsi KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan... 37
vii
BAB IVAnalisisEvaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan 2014
A. Analisis EvaluasiKlient (Calon Jamaah Haji)........................................ 41
1. Klient (Calon Jamaah Haji) Berdasarkan Jenis Kelamin................. 42
2. Klient (Calon Jamaah Haji) Berdasarkan Usia................................ 43
3. Klient (Calon Jamaah Haji) Berdasarkan Pendidikan..................... 45
4. Klient (Calon Jamaah Haji) Berdasarkan Profesi./pekerjaan........... 46
B. Analisis Evaluasi Staff (Pembimbing).................................................... 48
1. Staff (Pembimbing) BerdasarkanPendidikan................................... 49
2. Staff (Pembimbing) Berdasarkan Pengalaman Kerja ...................... 50
C. Analisis Evaluasi Materi......................................................................... 52
1. Materi Bimbingan Manasik Haji berdasarkan Metode..................... 52
2. Materi Bimbingan Manasik Haji Berdasarkan Waktu ..................... 53
D. Analisi Evaluasi Sarana/Tempat ............................................................ 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 63
B. Saran....................................................................................................... 64
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1Calon Jamaah Haji Berdasarkan Jenis kelamin.............................
2. Gambar 1.2 Calon Jamaah Haji Berdasarkan Usia.............................................
3. Gambar 1.3 Calon Jamaah Haji Berdasarkan Pendidikan..................................
4. Gambar 1.4 Calon Jamaah Haji Berdasarkan Profesi/Pekerjaan .......................
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan
3. Hasil Penelitian Wawancara
4. Data Jamaah Haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan tahun 2014 Persyaratan
Umum dan Khusus untuk Calon Petugas haji PPIH Arab Saudi
5. Materi Bimbingan Manasik Haji Masal dan Kelompok
6. Jadwal Bimbingan Manasik Haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan bimbingan manasik haji merupakan bagian dari
pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji yang
menjadi salah satu tugas pemerintah sebagaimana amanat Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ibadah
haji dari tahun ke tahun telah berupaya meningkatkan sistem manajemen,
pembinaan, pelayanan, perlindungan serta akuntabilitas penyelenggaraan
ibadah haji secara komprehensif. Dalam hal bimbingan manasik haji,
selain yang difasilitasi oleh pemerintah, setiap jamaah haji secara mandiri
perlu meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta wawasan tentang
ibadah haji dari berbagai aspeknya sehingga memperoleh haji mabrur yang
tercermin dalam prilaku sehari-hari.1
Setiap jamaah pasti mendambakan haji-nya akan
menjadi mabrur, untuk menuju kearah kemabruran tidak akan tercapai
manakala tidak didukung pemahaman jamaah haji terhadap manasik dan
ibadah lainnya serta dapat melaksanakannya sesuai tuntunan ajaran agama
Islam, hal ini menjadi prasyarat kesempurnaan ibadah haji untuk
memperoleh haji mabrur oleh karena itu maka diperlukan pembelajaran
1Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, 2013
2
praktek haji atau dengan yang biasa disebut dengan bimbingan manasik
haji .
Selanjutnya ibadah haji memerlukan persiapan fisik dan mental
yang sungguh-sungguh, dan tidak hanya diperlukan ilmu (mengenai
manasik, Ilmu Fiqh dan lain-lainnya) tapi juga pengetahuan mengenai
bagaimana melakukan praktek manasik tersebut, mulai persiapan selama
di tanah air, apa dan bagaimana selama di Asrama Haji, di Pesawat, di
bandara, bahkan hingga bagaimana menyiasati situasi di Tanah Suci yang
luar biasa.2
Agar bisa beribadah haji dengan sebaik-baiknya dan menjadi haji
mabrur, disamping harus ikhlas kita harus memiliki ilmu yang cukup
seputar bagaimana menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam. Salah satu cara belajar haji adalah dengan
manasik haji. Oleh karena itu, proses belajar melalui manasik haji harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Oleh karena itu Kementerian Agama senantiasa menyampaikan
informasi tentang haji kepada masyarakat, yang lebih diarahkan pada
pembentukan kualitas jemaah haji mandiri, maka peran Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan dalam pemberian penyuluhan dan pembinaan
haji merupakan pola strategis sesuai tuntutan dan dinamika yang
berkembang dewasa ini.
2Gus Arifin, Peta Perjalan Haji dan Umrah,(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,
2012), h.1
3
Kantor Urusan Agama Kecamatan merupakan perpanjangan
tangan Kantor Kementerian Agama Kabupaten yang langsung
berhubungan dengan masyarakat.
Kantor Urusan Agama (KUA) yang merupakan Instansi
pemerintah yang menangani masalah agama mempunyai peranan penting
dalam memberikan pelatihan bimbingan manasik haji yang mencakup
Panduan Perjalanan Haji, Bimbingan Kesehatan Dalam Pelaksanaan
Ibadah Haji, Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji, Bimbingan Manasik Haji
Mengenai Tawaf dan Sa‟i, Wukuf di Arafah dan Praktek, Bimbingan
Manasik Haji Mengenai Mabit di Musdalifah, Mina, Melontar Jumrah,
Tawaf Ifada dan Tawaf Wada, serta Praktek Lapangan. bimbingan
manasik haji kepada para calon jamaah. 3
Bedasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan ibadah haji mengamanatkan bahwa kebijakan dan
pelaksanaan penyelenggaran ibadah haji merupakan tugas nasional dan
menjadi tanggung jawab pemerintah yang dikoordinasikan oleh Mentri
Agama dan bekerja sama dengan masyarakat, departemen dan instansi
terkait lainnya.
Maka untuk memenuhi undang-undang diatas Pemerintah
berkewajiaban melakukan pembinaan kepada para jamaah haji dari
persiapan berangkat sampai pulang ke Indonesia. Sebagai upaya
peningkatan pelayanan ibadah haji dan keselamatan, kelancaran,
3http:/jaksel.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=142191. Rabu,27november2013, 23:15
4
ketertiban, dan kesejahteraan jamaah haji demi kesempurnaan ibadah,
maka pemerintah melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
berkewajiban melakukan pembinaan jamah haji dengan mengadakan
bimbingan manasik haji.
Akan tetap pembimbingan manasik haji di KUA yang sudah diatur
oleh Kementrian Agama dalam pasal-pasal yang telah disebutkan
sebelumnya, pada kenyataanya masih kurang dimanfaatkan oleh para
calon jamaah haji dan juga masih kurang profesional yang dilakukan oleh
KUA, sehingga harapan untuk menyiapkan haji yang mandiri yang
memang merupakan tujuan yang dicanangkan oleh kementrian agama itu
tidak terpenuhi sehingga kepercayaan terhadap KUA menjadi kian
menurun. Wajar jika kemudian para calon jamaah haji lebih memilih
untuk mengikuti bimbingan manasik di yayasan-yayasan atau KBIH.
Oleh sebab itu, setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan,
dibutuhkan sebuah sistem evaluasi. Begitu juga dalam penyelenggaraan
bimbingan manasik haji ini perlu diadakannya sebuah sistem evaluasi
untuk mencari penyebab suatu masalah dan mengatasi semua masalah
yang timbul serta merancang sebuah gagasan atau solusi agar pada saat
penyelenggaraan bimbingan manasik haji selanjutnya bisa berlangsung
dengan keadaan yang lebih baik.
Maka melihat dari profil calon jamaah haji yang sangat beragam
serta pengetahuan tentang manasik yang terbatas dan materi bimbingan
yang luas menjadi masalah yang kerap terjadi dalam bimbingan manasik.
5
Dan dari semua rangkaian bimbingan manasik yang intinya adalah
evaluasi penyelenggaraan ini dirasa kurang diperhatikan maka penulis
dalam hal ini mengambil judul evaluasi bimbingan manasik. Penelitian ini
lebih diarahkan untuk memfokuskan kepada suatu KUA yang ada di
Kecamatan khususnya Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan periode 2014.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada proses evaluasi terdapat 3 (tiga) unsur yaitu evaluasi input,
proses, dan output. Dalam penelitian ini penulis membatasi kepada
evaluasi input. Kenapa input, karena evaluasi input ini merupakan
salah satu unsur penting yang terjadi dalam proses bimbingan manasik
haji. Dalam proses evaluasi input ini pun penulis membatasinya lagi
hanya kepada bagian klient (calon jamaah), staff (pembimbing),
materi, dan tempat/sarana.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah secara umum adalah “bagaimana evaluasi
penyelenggaraan manasik haji di KUAKecamatan Jagakarsa periode
2014?”. Rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a. Bagaimana evaluasi input dalam hal klient (jamaah) yang terjadi
dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa
Jakarta Selatan tahun 2014?
6
b. Bagaimana evaluasi tenaga pengajar yang terjadi dalam
penyelenggaraan bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa
Jakarta Selatan tahun 2014?
c. Bagaimana evaluasi materi yang terjadi dalam penyelenggaraan
bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan tahun
2014?
d. Bagaimana evaluasi tempat yang terjadi dalam penyelenggaraan
bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan tahun
2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bedasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian
ini secara umum adalah mendeskripsikan evaluasi input dalam
penyelenggaraan bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta
Selatan 2014.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan evaluasi input dalam hal klient (jamaah) yang terjadi
dalam bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatantahun
2014.
b. Mendeskripsikan evaluasi input dalam hal staff (tenaga pengajar)yang
terjadi dalam bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta
Selatantahun 2014.
7
c. Mendeskripsikan evaluasi input dalam hal materi kurikulum yang
terjadi dalam bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta
Selatantahun 2014.
d. Mendeskripsikan evaluasi input dalam hal tempat/sarana yang terjadi
dalam bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
tahun 2014.
Adapun manfaat dari penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
a. Manfaat Toritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
pengetahuan dibidang manasik khususnya dalam kurikulum manasik
haji
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan
memberikan motivasi bagi para praktis yan kongkret terhadap
pengembangan penyelenggaraan manasik haji serta dapat memberikan
motivasi kepada Kantor Urusan Agama maupun KBIH-KBIH lainya.
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan
Taylor yang dikutip oleh Loxy Moleong menyatakan bahwa metode
dengan menggunakan pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur
8
peneliti yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.4
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Sedangkan objek dari penelitian
ini adalah Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji
3. Sumber Data
Sumber data ini sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna
menjelaskan benar atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini
penulis menggunakan :
a. Data Primer
Merupakan data utama yang diperoleh langsung dari
responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, serta
dokumentasi dari pihak Kantor Urusan Agama (KUA) Jagakarsa.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang
tertulis yang terdapat dalam buku dan literature terkait.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
:
4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009).
Cet . X. Hal.3
9
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung kelapangan dengan mendatangi narasumber yakni pada
Kantor Urusan Agama Jagakarsa Jakarta Selatan, hal ini guna
mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi pada lokasi penelitian
berkaitan dengan penyelenggaraan bimbingan manasik haji dalam
memberikan kepuasan terhadap jamaah Haji.
b. Wawancara
Pada wawancara penulis mengadakan komunikasi langsung
dan mengajukan beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang
bersangkutan baik secara lisan dan mendengarkan langsung
keterangan atau informasi dari pihak Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menggali
data tentang sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan
manasik haji khususnya dalam hal evaluasi input manasik haji
yang ada di KUA kecamatan Jagakarsa. Adapun yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor Urusan
Agama (KUA) Bapak Lukman Hakim, staf pegawai Kantor Urusan
Agama Kecamatan Jagakarsa khususnya penyelenggara Haji dan
umrah, pembimbing manasik haji Ustadzah Riyadhi Jannah dan
Bapak Sulaeman, selain pembimbing dan para staff penulis juga
membutuhkan sumber pendukung yaitu calon jamaah haji tahun
10
2014 yang mengikuti bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan
Jagakarsa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.5 Penulis menggunakan data dan
sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
Data-data ini penulis peroleh dari buku-buku, profil company,
arsip-arsip maupun diktat-diktat bimbingan manasik haji di KUA
Jagakarsa Jakarta Selatan, yang dapat mendukung serta berkaitan
dengan masalah penelitian. Selanjutnya dalam menggunakan data-
data tersebut penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal
mengenai obejk sesuai yang ditulis dengan memahami seksama
kemudian memberikan interpresentasi sesuai kecenderungan dan
frame of think..
5. Teknis Pengelolaan Data
Teknik pengelolaan data yang penulis gunakan dalam
mengolah data penelitian in adalah dari hasil wawancara, observasi,
dokumentasi dan bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif
analisis, yakni peneliti mencoba memaparkan semua data dan
informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data dengan
berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.
5 Husain Umar dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi
Aksara , 2003) cet ke 4 h.73
11
6. Teknis penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Desartasi)”, karangan Hamid Nasution dkk, CeQDA UIN Syarif
Hidayatullah,2007.6
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Jagakarsa Jakarta Selatan, yang beralamatkan di Jl sirsak No.97 Kel.
Jagakarsa Jakarta Selatan Telp. (021) 7865026. Dan waktu penelitian
dimulai pada bulan Maret 2014 dan berakhir pada bulan Juni 2014.
E. Tinjauan Pustaka
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan Instansi pemerintah
yang menangani masalah agama mempunyai peranan penting dalam
memberikan pelatihan bimbingan manasik haji yang mencakup Panduan
Perjalanan Haji, pembekalan dalam melaksanakan rukun, wajib, dan tata
cara ibadah haji.
Tapi pengamatan penulis, terdapat banyak penelitian yang
membahas tentang bimbingan manasik haji. Seperti “Manajemen
Pembinaan Bimbingan Manasik Haji pada KBIH Ulul Albab-Tangerang.”
Yaitu skripsi dari Tirta Wijaya dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi
program studi Manajemen Dakwah. Sampai saat ini sejauh penelusuran
peneliti belum ada penelitian yang membahas tetang Evaluasi Program
6Hamid Nasution dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), cet:Pertama
12
Bimbingan Manasik Haji di KUA Kecamatan. Oleh karena itu penulis
menganggap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan latar
belakang masalah di atas.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan skripsi adalah merupakan hal yang penting
karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari
masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunannya, sehingga
terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan masalah. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I, pada bab awal ini berisi tentang pendahuluan penulisan
skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, pokok permasalahan yang
akan diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II, merupakan konsep dan kerangka teori penelitian. Dalam
bab ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi menurut para ahli,
evaluasi program dan pengertian dari bimbingan manasik haji.
BAB III, pada bab tiga berisi tentang data yang diperoleh dari hasil
penelitian lapangan yang dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Jagakarsa. Dan data tersebut meliputi profil Kantor Urusan
Agama (KUA) Jagakarsa Jakarta Selatan.
BAB IV merupakan inti dari proses penelitian itu sendiri. Yang
berisi tentang analisis dari data-data yang telah terkumpul dan tersaji
13
dalam bab tiga. Didalamnya berisi tentang evaluasi inputpenyelenggaraan
manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA) Jagakarsa
BAB V : Merupakan bagain penutup didalamnya berisi
kesimpulan dan saran-saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi Program terdiri dari dua kata yaitu evaluasi dan
program. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “evaluasi” artinya
penilaian atau hasil.1 Sedangkan menurut istilah M Chabib Thaha
berpendapat bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan suatu instrument
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.2
Lalu H. D. Sudjana dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Program Pendidikan Luar Sekolah menyatakan, “evaluasi merupakan
kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan
telah tercapai, apakah pelaksanakan program sesuai dengan rencana dan
dampak apa yang terjadi setelah program ditentukan3
Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa evaluasi merupakan
salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau
produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Fokus
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988), cet
ke-1 h. 138 2 M. Chabib Thaha Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
h. 1. 3 H. D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 283
15
evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau
kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah
dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan
untuk perbaikan suatu program.4
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan diatas
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa evaluasi itu adalah proses
pengumpulan informasi tentang sejauh mana suatu rangkaian kegiatan
yang telah dilaksanakan dan hasilnya nanti akan menjadi tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.
Sedangkan program menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti suatu rancangan mengenai asas serta usaha yang akan
dijalankan.5 Secara umum Andi Mappiare menjelaskan bahwa program
adalah kerangka dasar rancangan aktifitas atau kegiatan yang dirancang
untuk melaksanakan kebijakan yang dilaksanakan untuk waktu yang tidak
terbatas.6
Program juga merupakan unsur pertama yang harus ada demi
terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek,
disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
4 Arikunto Suharsini, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2004), h.12 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988), cet
ke-1 h. 278 6 Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2006), Ed.1, h.254
16
4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
5. Strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan
lebih mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian
program yang diuraikan7
Setelah masing-masing pengertian evaluasi dan program
dijabarkan diatas maka evaluasi program mempunyai pengertian
tersendiri. Yaitu evaluasi program adalah kegiatan sistematis untuk
mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai
masukan untuk pengambilan keputusan.
Para pakar ilmuan berpendapat bahwa istilah evaluasi program
mempunyai arti lebih luas. Dari pakar psikologi, Wilbur Harris
menyatakan bahwa evaluasi program adalah proses penetapan secara
sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas, atau kecocokan sesuatu sesuai
dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses
penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati
terhadap data yang diobservasi.8
Lalu Syamsu Mappa sebagai pakar pendidikan menjelaskan
bahwa evaluasi program sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan.9
Selanjutnya Mugiadi menambahkan bahwa evaluasi program adalah upaya
7 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29235/3/Chapter%20II.pdf, minggu,13
July 2014, 22:15 8 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2008), Ed.2, h.19 9 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2008), Ed.2, h.22
17
pengumpulan informasi mengenai program, kegiatan, atau proyek.
Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusan, antara lain untuk
memperbaiki program, menyempurnakan kegiatan program lanjutan,
menghentikan suatu kegiatan, atau menyebarluaskan gagasan yang
mendasari suatu program atau kegiatan. Informasi yang diikumpulkan
harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai dengan
nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan keputusan.10
Lalu selanjutnya Zaki Mubarak menjelaskan dalam Tesisnya
yang berjudul Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat bahwa Evaluasi
program dalam pemberdayaan itu didefinisikan sebagai pendekatan
evaluasi yang mengarah pada upaya meningkatkan kemungkinan
pencapaian keberhasian program pemberdayaan yang lebih baik. Dan juga
merupakan proses untuk mendapatkan gambaran diri melalui evaluasi dan
refleksi diri dalam tataran individu ataupun grup guna meningkatkan
kualitas dirinya melalui inisiatifnya sendiri.11
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
program merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam
pelaksanaan kegiatan agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran
yang dituju sudah tercapai apa belum. Dan hasilnya akan menjadi
masukan pengambilan alternatif keputusan. Alternatif keputusan itu antara
lain untuk penghentian, perbaikan, modifikasi, peningkatan atau tindak
lanjut program.
10
Thoha, M. Chabib Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada Ed 1,
Cet.3-, 1996), h. 22. 11
Zaki Mubarak, Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses
Pengembangan Kapasitas Kegiatan, (Semarang :UNDIP Press, 2010), h.37
18
2. Jenis-jenis Evaluasi Program
Dalam melaksanakan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan jenis-
jenis evaluasi yang akan digunakan. Dalam konteks ini penulis akan
menggunakan jenis evaluasi seperti yang dikemukakan oleh Isbandi
Rukminto yang mengutip pendapat Feuriskin yaitu : evaluasi input,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil.12
a. Evaluasi Input
Evaluasi input memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk
dalam suatu pelaksanaan program. Menurut Isabndi terdapat tiga unsur
(variabel) utama yang terkait dengan evaluasi input adalah :
1) Klien (peserta), meliputi : usia, jenjang pendidikan, dan latar
belakang keluarga.
2) Staf (pelaksana), meliputi : aspek demografi, seperti latar belakang
pendidikan staf, dan pengalaman propesi staf
3) Program, meliputi : lama waktu layanan yang diberikan, materi,
sumber-sumber rujukan yang tersedia dan cara pelaksanaan
program.
Terkait dengan evaluasi input program, ada 4 (empat) kriteria yang
dapat dikaji, baik sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Kriteria
tersebut di antaranya :
a) Tujuan objektif
b) Penilaian terhadap kebutuhan klien
c) Standar dari suatu praktek yang baik
12
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi komunitas,
(Jakarta : FEUI, 2001), h.128
19
d) Biaya untuk pelaksanaan program.
b. Evaluasi proses
Menurut Wirawan evaluasi proses merupakan evaluasi formatif
yang berfungsi mengukur kinerja program untuk mengontrol
pelaksanaan program. salah satu cangkupannya adalah mengukur
apakah terjadi penyimpangan atau tidak dalam pelaksanaan program.
Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktivitas program yang
melibatkan interaksi langsung antara klien (peserta program) dan staf
(pelaksana). Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses kegiatan
yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah
dirumuskan.13
Sedangkan evaluasi proses menurut Isbandi yang mengutip
pendapat Pietrzak yaitu memfokuskan diri pada aktivitas program yang
melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf yang
merupakan pusat dari pencapaian tujuan program. Tipe evaluasi ini
diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu
program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan,
hasil analisi harus dikaji bedasarkan kriteria yang relevan seperti:
standar praktek terbaik, kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasa
klien.14
13
Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), h. 2 14
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 129
20
c. Evaluasi Hasil
Evaluasi ini diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak
(overall impact) dari suatu progam terhadap penerimaan layanan
(recipients). Pertanyaan utama yang muncul dalam evaluasi ini adalah:
bila suatu program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana
penerima layanan akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan
tersebut? Bedasarkan pertanyaan ini seorang evaluator akan
mengkonstruksikan kriteria keberhasilan dari suatu program. Kriteria
keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan
suatu program.15
Evaluasi hasil mengukur dan menginterpretasi pencapaian
program selama program dan akhir program. evaluasi ini dilakukan
untuk mengetahui tentang seberapa jauh tujuan yang di rencanakan
telah dapat dicapai dengan baik
3. Tujuan Evaluasi Program
Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan
objek evaluasinya. Tujuan evaluasi program menurut Wirawan adalah :
a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat. Program
dirancang dan dilaksanakan sebagai layanan atau intervensi sosial
(social intervention) untuk menyelesaikan masalah dan keadaan yang
dihadapi masyarakat. Program juga diadakan untuk mengubah keadaan
masyarakat yang dilayani.
b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Setiap program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaanya harus
sesuai dengan rencana tersebut. Akan tetapi, pada pelaksanaannya
suatu program dapat melenceng.
15
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
komunitas, (Jakarta : FEUI,2001), h.131
21
c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.
Setiap program dirancang dan dilaksanakan bedasarkan standar
tertentu.
d. Evaluasi program dapat mengidentifikasikan dan menemukan mana
dimensi program yang jalan, dan mana yang tidak berjalan.
e. Pengembangan staf program. Evaluasi dapat dipergunakan
mengembangkan kemampuan staf garis depan yang langsung
menyajikan layanan kepada masyarakat. Evaluasi memberikan
masukan kepada manajer program mengenai kinerja staf dalam
melayani masyarakat.
f. Memenuhi ketentuan undang-undang. Suatu program dirancang dan
dilaksanakan bedasarkan ketentuan undang-undang untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.
g. Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency. Untuk melaksanakan
suatu program diperlukan anggaran yang setiap organisasi mempunyai
keterbatasan jumlahnya.
h. Mengambil keputusan mengenai program. Salah satu tujuan evaluasi
program untuk mengambil keputusan mengenai program.
i. Accountabilitas. Evaluasi dilakukan juga untuk
mempertanggungjawabkan pimpinan dan pelaksana program. Apakah
program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, sesuai dengan
standar atau tolak ukur keberhasilan atau tidak. Apakah program telah
mencapai tujuan yang direncanakan atau tidak. Semua hal tersebut
perlu dipertanggungjawabkan oleh penyelenggara program.16
Sedangkan tujuan evaluasi menurut Isbandi Rukminto, dengan
mengutip pendapat Feuriskin, ia menyatakan ada 10 alasan mengapa suatu
evaluasi program diperlukan :
a) Untuk melihat apa yang sudah dicapai
b) Melihat kemajuan, dikaitkan dengan objektif (tujuan) program
c) Agar tercapai manajemen yang baik
d) Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan untuk memperkuat
program
e) Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu
program
f) Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik
16
Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), h. 24.
22
g) Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif
h) Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable17
Jadi setelah dilihat dari tujuan yang telah disebutkan oleh masing-
masing pakar diatas, hampir memiliki kesamaan yang intinya melihat kepada
dampak atau hasil yang diperoleh setelah dilakukannya evaluasi program dan
apakah sudah sesuai dengan rencana yang diharapkan.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji terdiri dari tiga kata yaitu Bimbingan,
Manasik dan Haji. Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa
inggris yaitu “guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan
disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan arahan, pedoman,
dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar (to) guide, yang
artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan,
menuntun orang kejalan yang benar.18
Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk
sampai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap
bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk memperoleh pengertian yang
lebih jelas dibawah ini penulis akan memaparkan pendapat dari para pakar
yang telah disebutkan sebelumnya oleh Siti nurjannah di antaranya :19
17
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI Press, 2003),
h.187-188 18
H. M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia 1998),
Cet. Ke-1, h.9 19
Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi
Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK Press, 2013), h.23
23
a. Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu
proses membantu individu atau kelompok untuk mengembangkan
kemampun agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan
sosial
b. Miller, mengemukakan bimbingan adalah proses terhadap individu
untuk mencapai pemahaman dan pengarahan yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimal.
c. Wingkel, mengemukakan bahwa bimbingan yaitu memberikan
informasi, petunjuk dan nasehat kepada seseorang atau kelompok
maka atas dasar pengetahuan tersebut orang dapat menentukan pilihan
dan mengambil keputusan.
d. Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah proses
bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu
mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat, dan kemampuan) yang
dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
bergantung pada orang lain.20
Bedasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan oleh para
ahli diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah
suatu usaha manusia untuk mengarahkan dan membantu seseorang atau
kelompok untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan mempunyai
pemahaman yang lebih. Dalam bimbingan juga harus dilakukan secara
sistematis dan terarah supaya tercapai tujuan yang diinginkan.
20
Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000) cet ke-1, hal.19
24
Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara pelaksanaan
ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak dari kata mansak yang
memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibadah haji.21
Lalu menurut
Kamus Istilah Haji dan Umrah, manasik adalah hal-hal peribadatan yang
berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari miqat yang telah
ditentukan, thawaf, sa‟i, wuquf diarafah, mabit dimuzdalifah, melempar
jumrah, dan lain sebagainya.22
Jadi manasik merupakan tatacara pelaksanaan ibadah baik haji
maupun umrah sesuai syariah, dan merupakan hak yang tidak bisa
diabaikan bagi seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah haji,
dilakukan sebelum perjalanan haji. Dengan mengikuti manasik, setiap
calon jemaah haji akan m\endapatkan pengetahuan tata cara beribadah haji
yang sesuai dengan anjuran Rasulullah.
Lalu untuk pengertian haji itu sendiri adalah menurut bahasa
berarti menyengaja. Dalam bahasa Arab, haji dibaca dengan hajj atau hijj,
meskipun pada dasarnya kata haji sering dibaca hajj. Jika dibaca hajj,
berarti keterikatan kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus. Jika
dibaca hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi, najul mahjuj berarti
laki-laki yang menyengaja. Hanya saja kata hajj dan hijj kemudian biasa
21
Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011), h. 18 22
DR. H. Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,
2008), h. 362
25
diartikan sebagai sengaja pergi ke Makkah untuk melangsungkan manasik
haji.23
Adapun menurut istilah, haji artinya sengaja mengunjungi
Baitullah (Kabah) untuk melaksanakan ibadah haji dengan syarat dan
ketentuan yang telah ditentukan Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itu,
seseorang yang pergi ke Makkah untuk bekerja belum tentu ia dapat
berhaji.24
Haji merupakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah
SWT. Kewajiban tersebut ditujukan bagi umat Islam yang mampu secara
fisik dan mental. Di samping itu, dalam pelaksanaanya jamaah haji harus
memahami ilmu manasik. Dengan pemahaman tersebut diharapkan jamaah
dapat menunaikan ibadah sesuai ketentuan syariat islam dan memperoleh
haji mabrur.
Lalu kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain
sehingga menjadi sebuah kata Manasik Haji yang mempunyai makna
tersendiri. Depag RI merumuskan pengertian manasik haji sebagai suatu
ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan wajib haji yang harus diketahui
oleh setiap jama„ah yang akan berangkat. Dari uraian tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa manasik haji adalah suatu aktivitas yang dengan
23
Al-jawhari, al-shahhah, Jilid I, h. 303 (al-jawhari, Ismail ibnHammad, al-Shahhah Taj
al-Lughah wa Shahhah al-„Arabiyyah, (Kairo, 1376 H – 1957 M ) 24
Udin Wahyudin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hal 81
26
sengaja memodifikasi berbagai kondisi yang di arahkan untuk tercapainya
suatu tujuan dalam hal ini tentang manasik Haji.25
Manasik haji merupakan bentuk/petunjuk bimbingan kepada calon
jamaah haji tentang tata cara perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji
dengan maksud agar calon jamaah haji dapat melaksanakan seluruh
kegiatan ibadah haji secara mandiri dan memperoleh haji mabrur.
Jadi bimbingan manasik haji itu adalah proses pembekalan, arahan,
petunjuk, dan pedoman untuk menuntun para calon jamaah haji dalam
melaksanakan rukun, wajib dan tata cara ibadah haji lainya dengan baik
dan benar.
Melalui kegiatan manasik haji ini, jamaah akan mendapatkan
pengetahuan tentang aturan ibadah umrah dan haji, alur kegiatan
perjalanan, ziarah dan mengenal tanah suci, tips kesehatan, tuntunan zikir
dan doa, memantapkan praktek ibadah sehari-hari, meningkatkan akhlak
dan dapat membangun kebersamaan.
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji itu mempunyai fungsi dan tujuan,
menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji adalah :
a. Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi tentang
pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan
mampu mengamalkanya pada saat pelaksanaan ibah haji di tanah suci
25
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji,2011, hal 16
27
b. Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan ibadah haji, baik
secara mandiri regu atau rombongan
c. Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah haji
baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang lain.26
Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu :
Tujuan dalam bimbingan manasik adalah supaya jemaah yang niat
berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan sah. Aman
dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta
bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun,
dan wajib sesuai dengan tuntutan agama. Sah dalam arti tidak ada
kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik.27
Sedangkan menurut Departemen Kementrian Agama fungsi dan
tujuan dari Bimbingan Manasik Haji adalah menjadikan jamaah haji yang
mandiri, tidak bergantung kepada seseorang dalam pelaksanaan ibadah,
dapat beribadah haji secara benar, sah, tertib, bimbingan terprogram dan
berkesinambung dan dapat mencapai target haji yang mabbrur dan di
ridhoi Allah SWT.28
Tujuan lainya agar masyarakat umumnya dapat memahami
manasik haji, disamping itu diharapkan calon jama‟ah haji dapat
26
Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” (Jakarta : Zikrul Hakim,2003) cet
ke-2 hal.17 27
Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” hal. 19 28
KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, Jadwal kegiatan Bimbingan Manasik Haji
Calon Jamaah Haji Tahun 1435 H/2014 m
28
memahami tentang proses pelaksanaan haji dan dapat mempraktekkan
manasik haji secara benar sesuai dengan syari‟at Islam.
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik haji
Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk
memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan agar
tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan diharapkan. Dalam hal
bimbingan manasik haji pun terdapat bentuk dan metode yang digunakan.
Bimbingan jama‟ah haji dikelompokan menurut bentuknya, seperti
dikemukakan Direktur Pembinaan Haji, bahwa bimbingan manasik haji
oleh pemerintah menurut jenjang organisasi pelaksana yaitu : (a)
Bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh KUA Kecamatan, (b)
Bimbingan massal yang dilaksanakan Kabupaten / Kota.29
A. Bentuk Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,
bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-
lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk
diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.30
Dalam bentuk bimbingan kelompok dilaksanakan di setiap
KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 7 (tujuh) kali pertemuan.
29
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta:2013, h.8) 30
H.Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.
178.
29
Adapun jenis metode yang dipakai dalam bimbingan kelompok ini di
antaranya metode ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi.31
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.32
Dalam hal manasik haji metode
ceramah selalu menjadi unggulan para pembimbing dalam
menjelaskan atau menerangkan materi tentang haji.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif.33
Dalam bimbingan manasik haji metode ini dapat dikatakan
baik karena dapat menggali pengetahuan lebih dalam lagi dari para
jamaah tentang materi manasik haji yang telah disampaikan.
3) Metode Tanya Jawab
31
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan
Manasik Haji dan Umrah, (jakarta:2014. h.7) 32
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 21 33
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:Dpartemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 21
30
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu
pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau
dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi.
Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif agar
mereka tidak tergantung pada keaktifan guru.34
Dalam bimbingan manasik haji, metode ini merupakan
strategi untuk mengukur sejauh mana pemahaman calon jamaah
terhadap materi yang telah disampaikan oleh pembimbing, serta
dapat membangkitkan respon para calon jamaah.
4) Metode Simulasi
Dalam metode simulasi Udin Syaefudin menyatakan bahwa
adalah simulasi merupakan replikasi atau visualisasi dari perilaku
sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang
berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan
bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat
variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang
sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang
menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara
nyata.35
Dalam bimbingan manasik haji, metode simulasi
merupakan metode yang tepat untuk mengkondisikan keadaan
pada saat berhaji seperti melaksanakan rukun dan wajib haji.
34
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudyaan , 2002), h. 17 35
Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 129
31
Metode ini sangat membantu para jamaah dalam menambah
pengetahuannya serta dapat mempunyai gambaran apa saja yang
akan dilakukan selama ditanah suci.
B. Bentuk Bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di Kabupaten/Kota
oleh Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Bimbingan massal ini
dilakukan selama 3 (tiga) kali pertemuan.36
Adapun metode yang
digunakan dalam bimbingan massal ini hampir sama dengan metode
yang dipakai oleh bentuk bimbingan kelompok yang telah disebutkan
sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi. Dikarenakan bentuk bimbingan
massal ini merupakan bentuk bimbingan umum yang dilaksanakan
oleh pihak pemerintah tingkat Kota/Kabupaten
36
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Kemenag, 2013, h.8)
32
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Singkat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari sistem
Kementerian Agama. Kementerian Agama mempunyai tugas yaitu
menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di
bidang Agama. Dan Kantor Urusan Agama (KUA) juga merupakan bagian
dari unsur pelaksana sebagian tugas Kementerian Agama yang
berhubungan langsung dengan masyarakat di wilayah Kecamatan.
Sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor : 571
Tahun 2001, bahwa Kantor Urusan Agama bertugas melaksanakan
sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang
Urusan Agama.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jagakarsa sudah berdiri
sejak tanggal 22 oktober 1992 dan berkantor di Kecamatan Jagakarsa sejak
pertengahan tahun 1994 sampai dengan tahun 1995. Pada saat itu lokasi
kantor masih kontrak di daerah Lenteng Agung. Lalu tahun 1996 KUA
Jagakarsa pindah dan sudah mempunyai kantor sendiri yang berlokasi di
jalan Sirsak Kecamatan Jagakarsa.
Dan untuk pelayanan bimbingan manasik haji, KUA Kecamatan
Jagakarsa baru di mulai pada tahun 2006 lalu. Seblumnya para calon
33
jamaah haji hanya mengikuti bimbingan manasik haji di tingkat
Kota/Kabupaten. Baru setelah tahun 2006 KUA Kecamatan Jagakarsa
mulai mengadakan bimbingan manasik haji di tingkat KUA Kecamatan.
B. Visi, Misi dan Tujuan
Adapun visi dari KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan adalah :
1. Visi
Mewujudkan Pelayanan Prima dan Memuaskan Dalam Bidang
Keagamaan dan Urusan Agama Islam di Wilayah Kecamatan
Jagakarsa
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan nikah dan rujuk
b. Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pembinaan keluarga
sakinah
c. Meningkatkan pelayanan dan bimbingan produk halal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan sarana ibadah
sosial
e. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan kemitraan umat islam
f. Meningkatkan kualitas pelayanan perwakafan
g. Meningkatkan pelayanan dan bimbingan ibadah haji
3. Tujuan
a. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan koordinatif antar
aparatur / pegawai di KUA Kec. Jagakarsa
34
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaran ibadah haji
c. Meningkatkan kualitas dan skill individu tertentu dalam bidang
pernikahan, zakat, wakaf, ibadah sosial, dan administrasi
perkantoran modern serta kemitraan
d. Meningkatkan hubungan lintas sektoral yang harmonis dan
dinamis dengan instansi terkait, ormas-ormas dan lembaga-
lembaga keagamaan yang ada di Kec. Jagakarsa
e. Meningkatkan sarana prasarana serta mengefektifkan fungsi
pelayanan kepada masyarakat menuju pelayanan prima yang lebih
profesional.
f. Meningkatkan pelayanan kehidupan umat beragama serta
memantapkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama.
C. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Jagakarsa
KARYAWAN-KARYAWATI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
NO N A M A NIP GOL J A B A T A N
1 H. Lukman Hakim, SH, MA 1960080219
87021001
III/d Kepala
2 Abdul Kholil, S.Sos.I 150182621 III/c Penghulu sebagai
Koordinator IBSOS dan
Mal
3 Samlawi, S.Ag 150248324 III/b Penghulu sebagai
Koordinator
Pengadministrasi. NR
35
4 Drs. H. A Rahman N 150298693 III/b Penghulu sebagai
Koordinator
Pengadministrasi Pangan
Halal
5 Abdullah Musa, S.Ag 150249908 III/b Penghulu sebagai
Koordinator BP-4
6 Rokib, S.HI 150243738 III/a Penghulu sebagai
Koordinator Zakat dan
Wakaf
7 H. Abdullah 150213709 III/b Pengadministrasi
Keuangan NR
8 Bahijah Hidayati 150196741 III/b Pelaksana Kemitraan
9 Reflidarwati 150225223 III/a Pelaksana Kemitraan
10 Nur Atikah 150228824 III/a Pengadministrasi NR
11 Aisyah Zahara Malawat, S.Sos 150332814 III/a Pengadministrasi NR
12 Riadi Jannah Siregar, S.Pd.I 150271627 III/a Pengadministrasi Keluarga
Sakinah dan BP-4
13 Sidup, S.Hi 150257353 III/a Pelaksana TU
14 H. Anas Malik 150103887 II/d Pangadministrasi NR
15 Ahmad Sanusi 150204572 II/d Pengadministrasi Pangan
Halal
16 Rita Dahlia 150247682 II/d Pengadministrasi IBSOS
dan Mal
17 Umaenah 150250812 II/d Pengadministrasi IBSOS
dan Mal
18 Romadon Budi Riyanto 150330845 II/a Pengadministrasi Kel
Sakinah dan BP-4
19 Muslim, S.Ag 150381478 III/a Calon Pegawai
36
KARYAWATI HONORER
Office Boy : Rohadi
Security : Marjan
D. Tugas Pokok dan Fungsi KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan
Keputusan Mentri Agama No. 517 Tahun 2001 Tentang Penataan
Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, tugas KUA adalah
melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten dan
Kota dibidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, maka KUA melaksanakan
fungsi :
1) Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi
2) Menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan, dan rumah
tangga KUA Kecamatan
3) Pelayanan Bidang Pernikahan
Melaksanakan pembinaan dan bimbingan tehnis dalam hal Tertib
administrasi pencatatan Nikah dan Rujuk, Mengusahakan pencatatan
Nikah dan Rujuk Tepat dan Cepat, Memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap Pembantu Penghulu dan pelayanan Nikah dan
Rujuk, Mengatur jadwal pelaksanaan pernikahan di Kantor dan Luar
Kantor.
4) Pembinaan Keluarga Sakinah
Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin telah dilaksanakan setiap 2 kali
dalam sebulan yang telah dijadwalkan oleh BP-4 Kotamadya Jakarta
Selatan
37
5) Ibadah Sosial
KUA Kecamatan Jagakarsa turut berperan serta bersama-sam dengan
Kecamatan Jagakarsa dalam mensukseskan pengumpulan dana untuk
kepentingan Ibadah Sosial maupun kemasyarakatan. Pelaksanaannya
adalah dengan cara menghimpun Zakat, Infaq dan shodaqoh yang
merupakan salah satu program dari Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta guna memberikan pembelajaran bagi masyarakat untuk
kepekaan jiwa sosial maupun untuk meningkatkan kualitas iman dan
taqwa. Adapun hasil dari pengumpulan dana Zakat, Infaq dan
Shodaqoh akan dikewnbalikan kembali ke wilayah masing-masing
yang akan dimanfaatkan untuk :
Bantuan bagi Majelis Ta’lim, Masjid dan Musholla.
Merehabilitasi tempat-tempat ibadah
Bantuan Wajib Belajar dan sarana Pendidikan Agama Islam
Mengirimkan staff / karyawan pada acara Orientasi Tenaga
Instruktur Bina Ibadah Sosial yang diselenggarakan oleh Kantor
Wilayah Dep. Agama Propinsi DKI Jakarta guna menambaha
wawasan dan pengetahuan tentang tehnis Pembinaan masalah
Ibadah Sosial masyarakat dalam masyarakat.
6) Pelayanan di Bidang Perwakafan
Dalam rangka melaksanakan peningkatan pelayanan perwakafan untuk
masyarakat, KUA Kecamatan Jagakarsa mengadakan :
38
a) Penyuluhan tentang perwakafan
b) Pembinaan Wakif dan Nadzir sebelum ikrar wakaf dilakukan
dengan bekerjasama dengan BPN dalam pelayanan sertifikasi
Tanah Wakaf.
c) Pembenahan administrasi Perwakafan..
d) KUA Kecamatan Jagakarsa mendorong masyarakat khususnya
Calon Pengantin untuk wakaf Kitab Suci Alqur’an yang kemudian
didistribusikan ke Masjid, Mushalla, Majelis Ta’lim dan Sekolah-
sekolah yang membutuhkan.
7) Pengembangan Kemitraan
a) Melakukan pertemuan-pertemuan baik formal maupun informal di
lingkungan instansi pemerintah dan lingkungan masyarakt dalam
rangka sosialisasi Pengembangan Kemitraan Umat.
b) Mengirimkan staff / karyawan pada Orientasi Hisab Rukyat yang
diselenggarakan oleh Badan Hisab Rukyat Tingkat Propinsi.
c) Mengikuti Rukyatul Hilal penentuan awal Ramadhan, Syawal dan
Zulhijjah Mengirimkan staff / karyawan pada Simulasi Rukyatul
Hilal awal bulan Hijriah yang diselenggarakan oleh Badan Hisab
Rukyat Propinsi DKI Jakarta.
d) Mengadakan pelayanan di bidang pengukuran arah Kiblat Masjid,
Mushalla dan Langgar untuk diterbitkan Sertifikasi Arah Kiblat.
8) Kegiatan Sektoral dan Lintas Sektoral
a) SEKTORAL
39
1. Mengikuti Rapat Pembinaan Penghulu di Kanwil Departemen
Agama Propinsi DKI Jakarta
2. Mengikuti Rapat Koordinasi Kantor Dep. Agama
3. Menghadiri Rapat Tehnis Urais
4. Mengadakan rapat Pembinaan dengan Penyuluh Agama
5. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan Pengawas Mapenda
6. Mengadakan Pembinaan Pembantu Penghulu
7. Mengadakan Rapat Pembinaan dengan karyawan / karyawati
KUA Kecamatan Jagakarsa.
8. Mengadakan rapat-rapat yang bersifat situasional.
b) Lintas Sektoral
1. Mengadakan kerjasama dengan PUSKESMAS dalam kegiatan
Kursus Calon Pengantin
2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh Kecamatan baik kegiatan yang bersifat dinas maupun
kegiatan kemasyarakatan
3. Menghadiri Rapat Koordinasi di Kecamatan
4. Bekerjasama dengan BPN dalam rangka Sertifikasi Tanah
Wakaf
5. Mengadakan perteremuan dengan pengurus Masjid se
Kecamatan Jagakarsa.
40
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Bedasarkan hasil temuan lapangan diperoleh suatu informasi tentang
evaluasi program bimbingan manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA)
Jagakarsa Jakarta Selatan. Dalam bab ini analisis data dijelaskan melalui jenis
evaluasi input yang hanya meliputi : klient (calon jamaah haji), staff
(pembimbing), program (materi kurikulum), dan sarana/tempat.
1. Evaluasi Input
A. Evaluasi Klient (Calon Jamaah)
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bpk. H.Lukman
Hakim selaku kepala KUA dan juga skaligus ketua pelaksana program
kegiatan bimbingan manasik haji menjelaskan bahwa profil dari calon jamaah
yang tersebar dalam Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan itu sangatlah
beragam mulai dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan. Tercatat
sekitar 205 calon jamaah yang berasal dari kecamatan jagakarsa yang
berangkat dan mengikuti bimbingan manasik haji.1
Untuk mempermudah pengkajian karakteristik calon jamaah haji yang
mengikuti program bimbingan manasik haji ini, maka penulis akan
menjelaskan latar belakang dari calon jamaah berdasarkani usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan pekerjaan/profesi.
1Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Jagakarsa Bpk Lukman Hakim, Jakarta 21 juni
2014
41
1) Calon Jamaah Bedasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil data yang penulis dapatkan jumlah calon jamaah yang
terdaftar di Kecamatan Jagakarsa sebanyak 205 orang. Dengan perincian
100 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 105 berjenis kelamin perempuan.
Terlihat tidak begitu jauh perbandingan antara calon jamaah laki-laki dan
perempuan. Dan jumlah ini pun juga hampir sama ketika pada saat
kehadiran bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di KUA
Jagakarsa.Dimana kaum perempuan lebih dominan menghadiri dan
mengikuti program bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa.
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum perempuan
yang terdaftar sebagai calon jamaah di Kecamatan Jagakarsa dan yang
mengikuti program bimbingan manasik haji itu lebih dominan dari laki-
Gambar 1.1
Calon Jamaah berdasarkan usia
Laki-laki
perempuan
42
laki. Menurut hasil penelitian penulis, hal ini terjadi disebabkan karena
kesibukan pekerjaan yang dijalani oleh para calon jamaah laki-laki
sehingga dia tidak bisa mengikuti bimbingan manasik haji yang
dilaksanakan tiap minggunya.
2) Calon Jamaah Bedasarkan Usia
Dari hasil data yang penulis dapatkan usia para calon jamaah haji
yang terdaftar dan mengikuti bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa
itu diisi oleh kebanyakan para orang tua yang sudah menginjak masa
lansia awal dan akhir yang usianya sekitar 45-65 tahun.
Usia ini dapat mempengaruhi tingkat kinerja dan kualitas calon
jamaah dalam mengikuti proses ibadah haji di Makkah maupun dalam
mengikuti bimbingan manasik haji.
Idealnya usia yang bagus dan cocok untuk dapat menjalankan
ibadah di tanah suci itu ketika usia kita berada di tingkat dewasa awal dan
akhir. Dimana pada usia itu keadaan fisik dan tenaga masih sangat kuat
dan segar.2
Untuk melihat grafis calon jamaah haji yang terdaftar di KUA
Jagakarsa bedasarkan usianya maka penulis jelaskan dalam bentuk gambar
seperti dibawah ini :
2Wawancara Pribadi Kepada Ustadzah Riyadhi Jannah Selaku Pembimbing manasik haji
di KUA Jagakarsa, Tanggal 21 Agustus 2014
43
Darigambar diatas tercatat sekitar 2 orang remaja yang terdaftar
sebagai calon jamaah haji di Kecamatan Jagakarsa, 6 orang dewasa awal,
30 orang dewasa akhir, 89 orang lansia awal, 67 orang lansia akhir dan 11
orang yang termasuk manula.
Jadi dari sumber yang penulis dapatkan kenapa para jamaah haji itu
lebih banyak diisi oleh para lansia diakibatkan karena baru tercukupkanya
biaya atau ongkos naik haji para jamaah. Dan kemudian ditambah dengan
waiting list atau daftar tunggu sehingga para calon jamaah semakin
bertambah tua. Hal ini yang merupakan penyebab dari banyaknya calon
jamaah haji yang sudah tua atau lansia.3
3Wawancara Pribadi Kepada Bpk Sulaiman Selaku staff dari Kemenag Jak-sel, Tanggal
21 Agustus 2014, pukul 14.30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65-seterusnya
Gambar 1.2
Calon Jamaah Haji Bedasarkan Usia
usia
44
Kategori usia menurut Departemen Kesehatan RI terbagi menjadi 9
(sembilan) yaitu :
1. Masa balita = 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak = 5-11 tahun
3. Masa remaja awal = 12-16 tahun
4. Masa remaja akhir =17-25 tahun
5. Masa dewasa awal = 26-35 tahun
6. Masa dewasa akhir = 36-45 tahun
7. Masa lansia awal = 46-55 tahun
8. Masa lansia akhir = 56-65 tahun
9. Masa manula = 65-sampai seterusnya4
3) Calon Jamaah Bedasarkan Pendidikan
Berbicara soal pendidikan, Pendidikan di Indonesia terbagi ke
dalam 4 jenjang yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.Dari data yang penulis
dapatkan peserta calon jamaah yang mengikuti bimbingan manasik haji di
KUA memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda.
Di bawah ini ditampilkan gambar 1.3 data peserta bimbingan
manasik haji di KUA Jagakarsa bedasarkan jenjang pendidikan.
4http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html,Selasa, 12
Agustus 2014, Pukul 20.30 WIB
45
Hasil yang dapat dijelaskan melalui gambar 1.3 adalah bahwa
mayoritas calon jamaah haji didominasi oleh peserta yang telah menjalani
jenjang pendidikan menengah yakni 98 calon jamaah, 27 orang
berpendidikan dasar, dan 80 orang berpendidikan tinggi. Dilihat dari
angka yang telah disebutkan diatas bahwa calon jamaah haji yang
mengikuti bimbingan manasik haji ini mempunyai latar pendidikan yang
bagus sehingga tidak terjadi suatu masalah yang berarti dalam
penyampaian materi ataupun kurikulum yang diberikan oleh pembimbing.
4) Calon Jamaah bedasarkan Profesi/Pekerjaan
Peserta bimbingan manasik haji yang terdaftar di KUA Jagakarsa
memiliki profesi atau pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari yang
berprofesi sebagai petani, pedagang, Pegawai Negri, Wiraswasta, Ibu
0
20
40
60
80
100
Pendidikan Dasar Pendidikan
Menengah
Pendidikan Tinggi
Gambar 1.3
Calon Jamaah Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
46
Rumah Tangga, Pelajar/Mahasiswa, sampai pensiunan. Untuk melihat
lebih jelasnya penulis tampilkan dalam berupa gambar 1.4 sebagai berikut
Gambar 1.4
Calon Jamaah Berdasarkan Profesi/Pekerjaan
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa kebanyakan dari calon
jamaah yang terdaftar sebagai peserta bimbingan manasik haji di KUA ini
berprofesi sebagai Ibu rumah tangga yang berjumlah 71 orang, kemudian
disusul oleh para calon jamaah yang berprofesi sebagai pegawai swasta
berjumlah 65 orang. PNS dengan jumlah 49 orang, pedagang 7 orang,
petani 4 orang, pelajar 4 orang, dan pensiunan sebanyak 5 orang.
Dan dari data tersebut, dengan beragamnya profesi/pekerjaan para
calon jamaah haji menjadikan program bimbingan manasik haji ini sepi
dan jarang diikuti oleh calon jamaah tiap pertemuannya lantaran kesibukan
dari masing-masing pekerjaannya. Hal ini juga disampaikan oleh bapak
Sulaiman selaku petugas haji dari Kantor Kementrian Agama Jakarta
Selatan bahwa “banyak tidak hadirnya peserta calon jamaah haji pada saat
01020304050607080
Series 1
Series 1
47
program bimbingan manasik haji itu disebabkan karena kesibukan yang
dimiliki oleh para calon jamaah yang memang latar belakang profesi yang
berbeda-beda sehingga dia tidak bisa mengikuti bimbingan manasik ini di
setiap minggunya hanya beberapa pertemuan saja, kemudian ditambah lagi
adanya jamaah yang memang sudah mengikuti bimbingan manasik di
KBIH/Yayasan sehingga dia merasa tidak perlu lagi untuk mengikuti
bimbingan manasik haji di KUA.”5
Bapak Abdul Rakib salah satu calon jamaah haji yang berprofesi
sebagai wiraswasta menyatakan bahwa dirinya baru dua kali mengikuti
bimbingan manasik haji di laksanakan di KUA Jagakarsa padahal saat
penulis temui sedang berlangsung bimbingan manasik haji pada pertemuan
yang ke 6. Dia beralasan karena kesibukan pekerjaannya.
Berbeda dengan Ibu Sulastri yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga, saat penulis wawancarai dia menyatakan bahwa selalu menghadiri
bimbingan manasik haji di setiap pertemuannya dengan alasan karena
bimbingan manasik haji ini penting sebagai bekal pada saat kita berada di
Mekkah karena itu dia selalu rajin menghadiri bimbingan manasik haji di
samping itu memang lokasi tempat tinggal nya tidak terlalu jauh dengan
KUA Jagakarsa.6
5Wawancara Pribadi Kepada Bapak Sulaiman Selaku Staff dari Kemenag Jak-sel,
Tanggal 7 Juni 2014, pukul 10.00 6 Wawancara Pribadi dengan Calon Jamaah, Tanggal 21 Juni 2014, pukul 09.30
48
B. Evaluasi Staff (Pembimbing)
Sehubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran dalam
kegiatan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan akan dipengaruhi
oleh beberapa komponen yang sangat menentukan keberhasilan atau
tidaknya dalam kegiatan tersebut. Oleh karena Kepala KUA sebagai
manajerial pelaksanaan proses pembelajaran, perlu mencari tutor /
pembimbing yang profesional dalam penyampaian materi kepada jama’ah.
Di antara yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran itu adalah
metode mengajar pembimbing yang relevan dengan kondisi jamaah, dan
kualitas pembimbing nya.
Saat ini untuk menjadi seorang pembimbing manasik haji, pemerintah
menetapkan standar bahwa seseorang yang ingin menjadi pembimbing
manasik haji di tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan itu harus
minimal lulus sarjana S1 atau sederajat, sudah pernah melaksanakan ibadah
haji, mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab, memeliki kemampuan
leadership, dan diutamakan telah lulus sertifikasi oleh Kementrian Agama atau
Institusi lain yang diketahui oleh Kementrian Agama.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan selama mengikuti
bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa terdapat hanya dua orang staff
(Pembimbing) yang bertugas membimbing dan mengisi materi manasik di
KUA Jagakarsa. Dan untuk mempermudah pengkajian karakteristik para
Staff/pembimbing manasik haji di KUA Jagakarsa maka penulis akan
49
menjelaskan latar belakang profil pembimbing berdasarkan pendidikan dan
pengalaman kerja di bidang haji.
1. Staff Berdasarkan Pendidikan
Staff atau pembimbing manasik haji yang berada di KUA
Jagakarsa berjumlah 2 orang pembimbing terdiri dari satu orang laki-laki
dan satu orang perempuan. Masing-masing pembimbing didatangkan dari
tempat yang berbeda. Contohnya Bapak Sulaiman, dia yang ditugaskan
langsung dari Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan. Kemudian
Ustadzah Riyadhi Jannah, dia merupakan seorang Ustadzah setempat.
Untuk melihat seperti apa latar belakang pendidikan para
staff/pembimbing, maka penulis menampilkannya sebagai berikut :
No Nama Latar Belakang Pendidikan
1. Sulaiman S1 lulusan IAIN Sunan Kalijaga
Jogyakarta jurusan Sastra Arab
S2 lulusan PTIQ jurusan Tafsir
2. Riyadhi Jannah S1 Lulusan Universitas Negri Jakarta,
jurusan Komunikasi
S2 Lulusan Universitas Islam Jakarta
Tabel 1.1
Staff/Pembimbing Berdasarkan Pendidikan
Penjelasan dari tabel diatas bahwa latar belakang pendidikan para
pembimbing memiliki pendidikan yang bagus. Terlebih Ibu Riyadhi
Jannah seorang ustadzah yang memungkinkan memudahkan untuk dia
50
membimbing dan memberi penjelasan tentang materi manasik kepada para
calon jamaah.
2. Staff Berdasarkan Pengalaman Kerja
Dari data pembimbing yang penulis dapatkan, Bapak Sulaiman
selaku pembimbing yang di datangkan langsung dari Kantor Kementrian
Agama Jakarta Selatan dilihat dari segi pengalamannya dia pernah
menjadi PPIH Arab Saudi, pernah manjadi ketua kloter pada tahun 2012
dan pada setiap tahun nya selalu dilibatkan dalam PPIH di embarkasi.
Meskipun mempunyai pengalaman yang banyak dalam urusan haji,
namun penulis melihat untuk pembawaan dan penyampaian materi selama
bapak Sulayman mengisi bimbingan manasik haji kurang begitu menarik.
Itu terlihat dari banyak nya calon jamaah yang mengantuk dan tidak terlalu
memperhatikan apa yang sedang beliau katakan. Penyampaian materinya
pun terasa monoton sehingga membuat para jamaah merasa bosan dan
jenuh.
Kemudian atas nama Ustadzah Riyadi Jannah Siregar yang juga
merupakan pembimbing manasik haji yang mempunyai latar belakang
sebagai Ustadzah di Pondok Pesantren Darussalam, guru di sekolah
Aliyah, pengajar manasik yang sudah selama 4 tahun dan pernah menjadi
petugas TPIHI (Team Pembimbing Ibadah Haji Indonesia).
Dan untuk pembawaan penyampaian materi kurikulum yang
dilakukan oleh Ustadzah Riyadhi Jannah ini sangat lah menarik. Dengan
51
basic ustadzah dan guru yang beliau miliki menjadikan bimbingan
manasik haji ini mudah beliau lakukan. Ini terlihat dari banyaknya antusias
para calon jamaah yang memperhatikan dan serius mengikuti materi yang
sedang beliau sampaikan. Metode yang dibawakan nya juga sangat
menarik membuat suasana menjadi hidup.
Dalam 7 kali pertemuan yang dilaksanakan tiap minggunya hanya
mereka sajalah yang mengisi dan menyampaikan materi bimbingan
manasik haji secara bergantian. Akan tetapi terkadang dibantu oleh suami
dari ustadzah Riyadhi Jannah.
Dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman profesi para
pembimbing manasik haji yang ditugaskan di KUA Jagakarsa sudah
memiliki pendidikan yang bagus dan pengalaman kerja di bidang haji yang
baik dan berpengalaman. Akan tetapi bekal semua itu masih terasa kurang
apabila tidak didukung dengan kemampuan komunikasi yang baik,
pembawaan yang menarik, dan keluasan ilmunya dalam bidang haji.
C. Evaluasi Materi Bimbingan Manasik Haji
Materi adalah hal yang sangat penting untuk disampaikan kepada
calon jamaah haji dalam bimbingan manasik haji karena dengan
penyampaian materi calon jamaah haji lebih memudahkan dalam
pelaksanaan ibadah haji. Diantara materi yang disampaikan pengenalan
budaya adat istiadat Bangsa Arab dengan pengenalan budaya Arab
diharapkan calon jamaah dapat lebih mandiri di tanah suci kelak. Materi
52
lainya adalah akhlakul karimah dan pemahaman ibadah haji bertujuan agar
calon jamaah haji dapat lebih khusu’ dalam menunaikan ibadah nya.
Materi bimbingan manasik haji yang diberikan oleh pihak KUA
manapun pasti akan sama karena materi/kurikulum itu didapatkan
langsung dari kantor Kementrian Agama. Baik dalam metode, waktu dan
pokok bahasannya yang sudah ditetapkan. Yang membedakan nya
tergantung dari sang pembimbing yang membawakan serta menyampaikan
materi-materi tersebut menjadi lebih menarik untuk disimak.
Meskipun materi bimbingan manasik haji sudah ditetapkan oleh
pihak Kemenag, tetapi KUA Jagakarsa juga membuat atau mengeluarkan
sendiri materi bimbingan manasik haji dengan jadwal dan materi yang
sudah lebih di padatkan.
1) Materi Bimbingan Manasik Berdasarkan Metode
Metode yang digunakan dalam penyampaian materi bimbingan
manasik haji yang telah ditetapkan oleh pihak Kemenag yaitu berupa
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi, dan praktik. Akan tetapi
pada kenyataannya selama penulis mengikuti program bimbingan manasik
haji di KUA Jagakarsa ini materi yang seharusnya menggunakan metode
simulasi dipakai dengan cara metode ceramah, materi yang seharusnya
menggunakan metode praktik dipakai menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab lagi.
53
Adapun untuk metode praktik di KUA Jagakarsa itu sendiri
dilakukan diakhir pertemuan yaitu praktik manasik yang dilaksanakan di
Asrama Haji Pondok Gede.
Jika penyemapaian manasik haji dengan cara monolog seperti
pengajian dan ceramah saja akan sangat sulit difahami oleh calon-calon
jamaah haji karena penyampaian materi saja tanpa dibarengi dengan
media-media interaktif sangatlah sulit difahami. Padahal materi manasik
tersebut harus bisa dipraktekkan ketika jamaah haji menjalankan ibadah
haji di Tanah Suci. Oleh karena itu untuk memudahkan calon jamaah haji
dalam menyerap materi-materi manasik perlu disajikan pula beberapa
media interaktif seperti video-video dan buku yang berkenaan dengan
materi tersebut.
2) Materi Bimbingan Manasik Haji Berdasarkan Waktu
Adapun waktu yang digunakan selama bimbingan manasik haji di
KUAselama 7 (tujuh) kali pertemuan, dilaksanakan pada setiap hari sabtu
dan minggu dengan durasi 4 jam di setiap pertemuannya.
Untuk di KUA Jagakarsa, bimbingan manasik haji ini dimulai pada
minggu, 1 juni 2014 dan berakhir pada minggu 22 juni 2014. Dan materi
bimbingan manasik ini dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai 12.00 siang.
Dari waktu yang telah ditetapkan dengan durasi 4 jam di setiap
pertemuannya sudah sangat pas dan tepat. Karena apabila terlalu lama juga
dapat membuat para peserta yang mengikuti bimbingan manasik haji ini
merasa bosan dan mengantuk. Jadi dengan durasi waktu 4 jam yang
54
diberikan di setiap pertemuannya dapat membantu para calon jamaah
untuk menjadi jamaah yang mandiri dan tercapainya tujuan-tujuan
manasik haji seperti dapat menyebutkan syarat, rukun, wajib haji,
melafadzkan niat ihram dan talbiyah, mempraktikan pelaksanaan thawaf,
sa’i, melontar jumrah, dan tahalul.
D. Evaluasi Tempat/Sarana
Kantor Urusan Agama (KUA) mempunyai tugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam hal
bimbingan manasik haji. Bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh
pihak KUA Jagakarsa dilaksanakan di Aula KUA. Untuk kondisi aula
tersebut sudah cukup layak untuk dijadikan sebagai tempat bimbingan
manasik dengan daya tampung sampai 100 orang. Dengan ditambah
fasilitas belajar seperti bangku dan papan tulis.
Tetapi alat praga untuk mendukung jalannya proses bimbingan
manasik haji seperti miniatur ka’bah dan lainya masih sangat minim.
Proses kegiatan bimbingan ini hanya dilakukan di Aula saja tidak ada
kegiatan yang dilakukan di luar ruangan.
Dari keadaan yang seperti itu menjadikan proses bimbingan
manasik haji kurang maksimal. Karena tidak didukungnya dengan fasilitas
yang lengkap yang dapat membantu kelancaran proses.Seperti alat infocus
saja harus dari pihak pembimbing yang menyediakan.
55
2. Evaluasi Proses
Dalam hal penelitian ini, penulis memfokuskan diri langsung pada
aktifitas bimbingan manasik haji yang melibatkan interaksi langsung
antara calon jamaah haji dengan pembimbing manasik yang merupakan
pusat dari pencapaian tujuan.
Evaluasi proses ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian
layanan dari suatu program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen
pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang
relevan seperti : standar praktek, kebijakan lembaga, tujuan proses, dan
kepuasan klien.
Maka untuk mengetahui evaluasi proses dalam program bimbingan
manasik haji di KUA berdasarkan standar praktek bimbingan manasik haji
tingkat Kantor Urusan Agama Kecamatan yang telah ditetapkan
pemerintah yaitu :
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dengan materi Bimbingan Perjalanan Ibadah
Haji, bertujuan jamaah haji mengetahui proses perjalanan haji selama
di Tanah Air dan di Arab Saudi. Dengan pokok bahasan : 1. Persiapan
sebelum berangkat ke Asrama Haji, 2. Kegiatan di Asrama Haji, 3.
Kegiatan selama di pesawat, 4. Kegiatan di Bandara Arab Saudi pada
saat kedatangan, 5. Kegiatan dalam perjalanan menuju pemondokan, 6.
Kegiatan di Pemondokan Makkah/Madinah. Metode yang digunakan
56
dalam pertemuan ini yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
simulasi.
Kemudian Bimbingan Kesehatan Haji : bertujuan jamaah haji
mengetahui makna kesehatan (tata cara memelihara atau menjaga
kesehatan dan pencegahan penyakit dan hak-hak jamaah dalam
pelyanan kesehatan. Pokok bahasannya yaitu : 1. Pelayanan kesehatan
terhadap jamaah haji di Tanah Air dan Arab Saudi. 2. Jenis obat-
obatan yang boleh dibawa ke Tanah Suci, 3. Penanganan dini terhadap
jamaah haji, 4. Asuransi bagi jamaah dan petugas haji. Metode yang
dipakai dalam materi ini yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan
simulasi.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan adalah tentang
Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji dengan tujuan jamaah haji dapat
memiliki akhlakul karimah dan memahami adat istiadat bangsa Arab,
niat haji dan umrah serta melaksanakan shalat Arba’in. Pokok bahasan
dalam materi ini yaitu : 1. Etika dan akhlakul karimah selama
pelaksanaan ibadah haji, 2. Pengertian haji Ifrad, Tamattu’, dan qiran,
3. Macam-macam dam. Metode yang dipakai dalam materi ini adalah
dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi.
c. Pertemuan Ketiga
Materi pada pertemuan ketiga ini adalah bimbingan pelaksanaan
ibadah haji/umrah. tujuan nya agar jamaah dapat mengetahui tata cara
57
dan urutan pelaksanaan manasik haji/umrah. Pokok bahasan dalam
materi ini adalah : 1. Berpakaian dan shalat sunat ihram, 2. Niat dan
bacaan talbiyah, 3. Thawaf, 4. Sa’i, 5. Tahalul. Metode yang dipakai
adalah metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi.
d. Pertemuan Keempat
Materi dalam pertemuan keempat ini adalah bimbingan pelaksanaan
ibadah umrah. Dengan tujuan jamaah haji dapat mempraktikan tata
cara dan urutan pelaksanaan ibadah umrah. Pokok bahasan dalam
materi ini adalah praktik memakai kain ihram, praktik niat dan shalat
sunnah ihram, praktik thawaf, praktik sa’i, dan praktik tahalul. Metode
yang digunakan adalah praktik dan tanya jawab.
e. Pertemuan Kelima
Materi pada pertemuan kelima ini adalah bimbingan pelaksanaa ibadah
haji/manasik haji. Dengan tujuan jamaah haji dapat mengetahui tata
cara dan urutan ibadah haji. Pokok bahasan dalam materi ini adalah
ihram/miqot, wuquf di Arafah, mabid di Muzdalifah, mabid di Mina,
melontar Jumarat, thawaf ifadah, tahalul awal dan tahalul tsani.
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan simulasi.
f. Pertemuan keenam
Materi pada pertemuan keenam ini adalah jamaah dapat mempraktikan
tatacara dan urutan pelaksanaan ibadah haji. Dengan pokok bahasan :
praktik memakai kain ihram, praktik niat dan shalat sunnah ihram,
praktik wuquf, mabid, melontar jumrah, praktik thawaf ifadhah, dan
58
praktik tahalul. Metode yang digunakan dalam materi ini adalah
praktik dan tanya jawab.
g. Pertemuan ketujuh.
Pada pertemuan ketujuh atau pertemuan yang terakhir materi yang
disampaikan adalah ibadah dan kegiatan selama di pesawat. Tujuannya
jamaah haji dapat mengetahui kondisi di pesawat, kegiatan ibadah di
pesawatm, dan menjaga keselamatan dalam penerbangan. Pokok
bahasan dalam materi ini adalah : bersuci (berwudhu/tayamum) di
pesawat, shalat di pesawat, makan dan minum di pesawat, membaca
alquran, zikir, dan doa. Metode yang dipakai dalam materi ini adalah
ceramah, tanya jawab, dan simulasi.
Adapun rumusan tujuan bimbingan manasik haji pada tingkat
Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan adalah :
1. Menejelaskan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan haji
2. Menjelaskan proses perjalanan ibadah haji dari embarkasi di Arab
Saudi hingga di Tanah Air
3. Menyebutkan syarat, rukun, dan wajib haji
4. Melafadzkan niat ihram dan talbiyah
5. Menjelaskan makna wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah dan
Mina
6. Mempraktikan pelaksanaan thawaf, sa’i, melontar jumrah, dan tahalul
7. Menyebutkan larangan-larangan ihram
59
8. Melaksanakan manasik haji dan proses perjalanan ibadah haji
gelombang pertama-kedua sesuai syariat agama islam
9. Menjelaskan makna dan tempat ziarah-ziarah di Makkah dan Madinah
10. Melaksanakan shalat Arba’in dan mengetahui hikmahnya
11. Menjelaskan haji mabrur dan cara menjaganya
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan-tujuan yang telah
dicapai dalam program bimbingan manasik haji ini yaitu berupa
bertambahnya ilmu pengetahuan para calon jamaah haji serta pemahaman
tentang proses ibadah haji, calon jamaah haji dapat menyebutkan syarat,
rukun dan wajib haji, kemudian calon jamaah dapat melafadzakan serta
menghafal niat ihram dan talbiyah, mempraktikan pelaksanaan thawaf, sa’i
dan melontar jumrah.
Akan tetapi dari semua tujuan yang telah ditetapkan tidak
seluruhnya tercapai. Contoh dalam melaksanakan shalat arbain, calon
jamaah tidak mempraktikannya.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi ini merupakan evaluasi yang diarahkan pada keseluruhan
dampak (overall impact) dari suatu program terhadap penerima layanan.
Pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah :
1) Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai tujuannya
2) Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah menerima
bantuan program tersebut. Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup :
60
a. Berorientasi pada program. kriteria keberhasilan pada umumnya
dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu
program. misalnya presentase cakupan program terhadap populasi
sasaran
b. Berorientasi kepada masyarakat. Kriteria keberhasilan pada
umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan prilaku
masyarakat, misalnya munculnya sikap kemandirian dan
sebagainya.
a. Analisa Pencapaian Tujuan Dalam Program Bimbingan Manasik Haji.
Berdasarkan uraian yang terdapat sebelumnya mengenai
tentang tujuan-tujuan bimbingan manasik haji serta berdasarkan
penelitian yang dilakukan penulis dengan teknik observasi dan
wawancara di tempat lokasi penelitian, sebagaimana yang dikatakan
oleh Bapak Lukman Hakim selaku Kepala Kantor Urusan Agama
Jagakarsa Jakarta Selatan ditemukan tujuan utama dari diadakannya
bimbingan manasik haji kepada para calon jamaah haji adalah
menjadikan jamaah haji yang mandiri tidak bergantung kepada
seseorang dalam pelaksanaan ibadah. Dapat beribadah haji secara
benar, sah, tertib dan lancar, dan mencapai target haji yang mabrur dan
di Ridhoi Allah SWT
Dan dari hasil penelitian di temukan bahwa tujuan-tujuan yang
telah dicapai dalam program bimbingan manasik haji yaitu
bertambahnya ilmu pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh
61
para calon jamaah tentang ibadah haji. Para calon jamaah haji dapat
melafadzkan serta menghafal kalimat talbiyah, cara memakai kain
ihram dan lain sebagainya.
b. Analisa Pengaruh Program Bimbingan Manasik Haji terhadap
perubahan yang terjadi dalam calon jamaah haji
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara pribadi baik yang
di lakukan dengan staf maupun dengan para calon jamaah dan melalu
pengamatan langsung bahwa program bimbingan manasik haji dapat
dikatakan telah memberikan perubahan yang baik bagi para calon
jamaah haji. Dengan adanya progam bimbingan manasik haji ini dapat
membantu para calon jamaah menuju haji yang mandiri. Dari yang
tidak tau apa-apa menjadi lebih tau dan mempunyai gambaran tentang
ibadah haji yang akan dilaksanakan di Tanah suci. Serta dapat
memahami dan membedakan antara rukun haji, wajib haji dan syarat-
syrat haji.
c. Upaya Perbaikan-Perbaikan
Pemerintah dalam hal ini Kantor Urusan Agama
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan telah berupaya melakukan
perbaikan-perbaikan dalam bimbingan manasik haji yang
diselenggarakan di KUA yaitu memperbaiki sarana atau tempat
Aula yang di pakai untuk melaksanakan bimbingan manasik haji,
menambah fasilitas kegiatan belajar seperti bangku dan papan tulis
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mencermati pemaparan hasil dan analisis yang dikemukakan
pada bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Evaluasi inputdalam program bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa
Jakarta Selatan berdasarkan dari klient atau calon jamaah haji memiliki
latar belakang usia, jenis kelamin, pendidikan dan profesi yang sangat
beragam. Untuk latar belakang usia calon jamaah yang terdaftar dan
mengikuti bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa itu diisi oleh
kebanyakan para orang tua yang sudah menginjak masa lansia awal dan
akhir yang usianya sekitar 45-65 tahun yang artinya ketika seseorang yang
sudah berusia lanjut seperti kebanyakan oleh para calon jamaah akan
mengalami sedikit kesulitan untuk mengikuti pembelajaran manasik haji
Kemudian untuk para calon jamaah berdasarkan jenis kelamin,
perempuan lebih banyak jumlahnya dari pada jamaah laki-laki. Dan
jumlah ini juga sama ketika pada pelaksanaan bimbingan manasik haji di
KUA.
Selanjutnya untuk calon jamaah haji berdasarkan pendidikan,
mayoritas dari calon jamaah haji telah menjalani jenjang pendidikan
sekolah menengah. Dengan bekal pendidikan sekolah menangah ini
menjadikan bimbingan manasik haji lebih mudah difahami oleh para calon
jamaah. Dan untuk calon jamaah haji berdasarkan profesi/pekerjaan
kebanyakan dari calon jamaah yang terdaftar sebagai peserta bimbingan
manasik haji di KUA ini berprofesi sebagai Ibu rumah.
63
Dari 205 calon jamaah haji yang terdaftar di KUA Jagakarsa tidak
seluruhnya dapar mengikuti bimbingan manasik haji yang di adakan di
KUA Jagakarsa. hal ini disebabkan karena beragamnya profesi dan
kesibukan para calon jamaah sehingga calon jamaah tidak dapat selalu
mengikuti program bimbingan manasik disetiap minggunya. Ditambah
para calon jamaah sudah mengikuti program bimbingan manasik haji yang
diadakan di KBIH/Yayasan, sehingga calon jamaah merasa tidak perlu lagi
mengikuti bimbingan manasik haji di KUA.
2. Untuk parastaff atau pembimbing di KUA Jagakarsa dilihat dari latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja nya di bidang haji sudah cukup
bagus dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun
untuk jumlah SDM / pembimbingnya masih kurang.
3. Untuk materi bimbingan manasik haji, materi dan jadwal sudah dibagikan
langsung oleh Kementrian Agama, namun KUA Jagakarsa membuat dan
mengeluarkan sendiri materi bimbingannya dengan materi yang sudah
lebih dipadatkan lagi.
4. Dan untuk sarana/tempat bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di
KUA Jagakarsa menggunakan Aula Kantor KUA. Kondisi tempat sudah
cukup layak dan bagus akan tetapi alat praga untuk mendukung kegiatan
manasik haji itu masih minim.
5. Dan dari segi waktu, bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di KUA
Jagakarsa sudah sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak
Kemenag dengan mengadakan 7 (tujuh) kali pertemuan dan durasi 4jam
disetiap kali pertemuannya.
64
B. Saran
Sesuai dengan pemaparan yang telah penulis cantumkan di atas,
dengan ini penulis memberikan saran kepada KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
dalam pelaksanaan program bimbingan manasik haji, yang mudah-mudahan
bermanfaat. Adapun saran-sarannya sebagai berikut :
1. Kantor Urusan Agama (KUA) yang merupakan lembaga pemerintah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya calon jamaah haji
harus bisa lebih tampil lebih baik lagi dalam memberikan sosialisasi
tentang bimbingan manasik haji di KUA.
2. Dan kepada calon jamaah haji untuk tetap mengikuti bimbingan manasik
haji di KUA Jagakarsa meskipun calon jamaah haji itu telah mengikuti
manasik di yayasan/KBIH. Karena di dalam bimbingan manasik haji di
KUA terdapat hak setiap jamaah untuk memperoleh bimbingan manasik
haji yang memang sudah teranggarkan dari hasil pembayaran BPIH.
3. Menambahkan SDM atau pembimbing manasik haji karena dengan
banyaknya jumlah jamaah yang terdaftar di KUA jika hanya 2 orang
pembimbing dalam 7 kali pertemuan itu kurang efektif.
4. Menambahkan sarana atau alat peraga yang dapat mendukung jalannya
program bimbingan manasik haji
5. Supaya peran KUA dalam melaksanakan bimbingan dan penyampaian
informasi haji lebih maksimal dan profesional, maka Kementerian Agama
perlu mengeluarkan dan merevisi tugas pokok dan fungsi KUA, agar tidak
hanya berkenaan dengan nikah, rujuk, tetapi juga sebagai pion terdepan
dalam meberikan bimbingan haji dan pasca haji, sehingga KUA aktif
mensosialisasikan perhajian ketengah-tengah masyarakat.
65
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi komunitas, (Jakarta : FEUI, 2001)
Aljawhari, al-shahhah, Jilid I, h. 303 (al-jawhari, Ismail ibnHammad, al-
Shahhah Taj al-Lughah wa Shahhah al-‘Arabiyyah, Kairo, 1376 H – 1957)
Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2002)
Andi, Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2006), Ed.1
Arifin, Gus, Peta Perjalan Haji dan Umrah,(Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2012)
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2004)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka, 1988)
Depkes RI 2009, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Depertemen Republik
Indonesia
Hamid Nasution dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for
Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007),
cet:Pertama
H. M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia
1998), Cet. Ke-1
Harahap, Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,
2008)
Hasan, A. Latif Dan Ahmad Nidjam, Manajemen Haji (Jakarta : Zikrul Hakim,
2003) cet ke-2
Imadudin, dede, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011)
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, 2013
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji,2011
66
KUA Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, Jadwal kegiatan Bimbingan
Manasik Haji Calon Jamaah Haji Tahun 1435 H/2014
Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000), cet.Ke-11
M. Chabib Thaha Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996)
Mubarak, Zaki Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses
Pengembangan Kapasitas Kegiatan, (Semarang :UNDIP Press, 2010)
Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi
Berprestasi Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK
Press, 2013)
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2008), Ed.2
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2006), Cetakan ke enam
Sukardi, Dewa Ketut, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke-1
Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005)
Wahyudin, Udin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008)
Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011)
W. Gulo, Metodelogi Penelitian (Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia,2002
67
WAWANCARA
Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Jagakarsa Bpk Lukman Hakim,
Jakarta 21 juni 2014
Wawancara Pribadi Kepada Ustadzah Riyadhi Jannah Selaku Pembimbing
manasik haji di KUA Jagakarsa, Tanggal 21 Juni 2014
Wawancara Pribadi Kepada Bpk Sulaiman Selaku staff dari Kemenag Jak-sel,
Tanggal 21 Juni 2014, pukul 14.30
Wawancara Pribadi dengan Calon Jamaah Haji, Tanggal 21 Juni 2014
INTERNET
http:/jaksel.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=142191.Rabu,27
November2013, 23:15
http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html.
Selasa, 12 Agustus 2014, Pukul 20.30
Hasil Wawancara 1
Nama : H. Lukman Hakim, SH, MA
Jabatan : Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jagakarsa
Hari/Tanggal : Senin, 16 Juni 2014-09-07
Waktu : 12.30 WIB
Tempat : Kantor Urusan Agama Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan
1. Kapan KUA Jagakarsa didirikan ?
Jawab : KUA Kecamatan Jagakarsa berdiri sejak Oktober 1992
2. Apa Visi dan Misi dalam KUA Jagakarsa ini ?
Jawab : Visi nya adalah Mewujudkan Pelayanan Prima dan Memuaskan Dalam
Bidang Keagamaan dan Urusan Agama Islam di Wilayah Kecamatan Jagakarsa. Dan
untuk Misi nya adalah Meningkatkan kualitas pelayanan nikah dan rujuk,
Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pembinaan keluarga sakinah,
Meningkatkan pelayanan dan bimbingan produk halal, Meningkatkan kualitas
pelayanan dan pembinaan sarana ibadah sosial, Meningkatkan kualitas pelayanan
bimbingan kemitraan umat islam, Meningkatkan kualitas pelayanan perwakafan,
Meningkatkan pelayanan dan bimbingan ibadah haji.
3. Sejak kapan KUA Jagakarsa mulai menyelenggarakan bimbingan manasik haji
?
Jawab : KUA Jagakarsa mulai menyelenggarakan bimbingan manasik haji pada
tahun 2006. Sebelumnya calon jamaah hanya mengikuti bimbingan manasik haji di
tingkat Kabupaten/Kota selama 3 kali pertemuan
4. Bagaimana bentuk pembinaan yang diberikan pihak pemerintah KUA
Jagakarsa kepada calon jamaah haji ?
Jawab : bentuk pembinaan yang diberikan kepada calon jamaah adalah dalam bentuk
bimbingan dan penyuluhan manasik haji melalui media elektronik, buku-buku, dvd
selama 7 kali pertemuan.
5. Dalam melaksanakan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan jenis-jenis evaluasi
yaitu input, proses, dan output. Dalam evaluasi manasik haji ini proses input
terdiri dari Klien (peserta) yaitu meliputi : usia, jenjang pendidikan, dan latar
belakang profesi.
a. Berapa rata-rata usia para calon jamaah haji yang terdaftar di KUA
Jagakarsa 2014 ?
Jawab : Usia para calon jamaah haji yang terdaftar dan mengikuti bimbingan
manasik haji di KUA Jagakarsa itu di isi oleh kebanyakan para orang tua yang
sudah menginjak masa lansia awal dan akhir yang usianya sekitar 45-65 tahun
b. Seperti apa latar belakang pendidikan kebanyakan para calon jamaah ?
Jawab : latar belakang pendidikan para calon jamaah haji di yang terdaftar di
KUA Kecamatan Jagakarsa 2014 itu berbeda-beda mulai dari yang hanya sampai
tamatan sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas dan perguruan tinggi.
Tp untuk kebanyakan calon jamaah disini rata-rata sampai berpendidikan
menengah atas.
c. Bagaimana latar belakang profesi para calon jamaah haji ?
Jawab : Untuk latar belakang profesi calon jamaah haji juga bermacam-macam.
Ada yang berprofesi sebagai pedagang, petani, wiraswasta, pegawai negri,
sampai pensiunan.
d. Berapakah jumlah pembimbing manasik haji yang ditugaskan di KUA
Jagakarsa ?
Jawab : Pembimbing manasik haji yang ditugaskan di KUA Jagakarsa berjumlah
2 orang terdiri satu laki-laki dan satu orang perempuan. Masing-masing petugas
didatangkan dari Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan dan Ustadzah/tokoh
ulama setempat.
e. Berapakah lama waktu pelaksanaan/layanan yang diberikan pihak KUA
dalam program bimbingan manasik haji ?
Jawab : Waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Jagakarsa
dilaksanakan selama 7 kali pertemuan, di mulai pada tanggal 1 Juni 2014 sampai
22 juni 2014. Program bimbingan manasik haji ini dimulai dari jam 8 pagi sampai
jam 12 siang.
f. Bagaimanakah materi/kurikulum manasik haji yang diberikan kepada para
calon jamaah ?
Jawab : Untuk materi/kurikulum bimbingan manasik haji di KUA sudah
ditetapkan langsung dari Kantor Kementrian Agama Jakarta Selatan. Sehingga
untuk materi semua sama dengan KUA-KUA lainnya. Tapi dari pihak KUA
Jagakarsa sendiri membuat jadwal dan materi sendiri yang sudah lebih
dipadatkan materinya tetapi tetap berpedoman dari materi/kurikulum manasik
haji yang telah diberikan dari Kementrian Agama.
g. Bagaimanakah metode/cara program bimbingan manasik haji yang
diberikan pihak KUA Jagakarsa dalam menyampaikan materinya?
Jawab : Metode/cara bimbingan manasik haji yang diberikan pihak KUA kepada
para calon jamaah dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
praktik.
6. Bagaimana antusias para calon jamaah haji dalam mengikuti bimbingan
manasik haji yang dilaksanakan di KUA Kecamatan Jagakarsa ?
Jawab : Antusias para calon jamaah haji dalam mengikuti bimbingan manasik haji ini
terbilang sangat antusias. Tapi untuk kehadiran dari 205 calon jamaah yang
tergabung di KUA Jagakarsa hanya kira-kira sekitar 60% yang bisa mengikutinya. Di
karenakan calon jamaah haji sudah mengikuti bimbingan manasik haji di KBIH-
KBIH
7. Kendala apa saja yang sering terjadi dalam pelaksanaan bimbingan manasik
haji di KUA Jagakarsa ?
Jawab : Untuk kendala terbatasnya fasilitas untuk mendukung jalannya bimbingan
manasik haji. Dengan beragamnya profil dan latar belakang usia, pendidikan, dan
profesi menjadikan bimbingan manasik haji ini sulit untuk dilakukan.
8. Apa yang membedakan bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di KUA
dan KBIH ?
Jawab : Yang membedakan bimbingan manasik haji di KUA dengan KBIH adalah
untuk manasik haji di KUA merupakan pembinaan yang diberikan oleh pemerintah
dilaksanakan selama 10 kali pertemuan, 7 kali di tingkat Kecamatan KUA dan 3 kali
di tingkat Kabupaten. dan biaya nya itu sudah termasuk dalam BPIH. Sedangkan
untuk bimbingan manasik haji di KBIH dilaksanakan lebih lama waktunya dan
mengeluarkan biaya lagi
Jakarta, 16 Juni 2014
Pewawancara
Nurfadhilah
Informan
H. Lukman Hakim, SH, MH
Hasil Wawancara 2
Nama : Riyadhi Jannah Siregar M.A
Jabatan : Pembimbingn Manasik Haji di KUA
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juni 2014
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Aula KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
1. Dalam melaksanakan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan jenis-jenis evaluasi
yaitu input, proses, dan output. Dalam evaluasi manasik haji ini proses input
terdiri dari Staff (Pelaksana) yaitu meliputi : jenjang pendidikan, pengalaman
kerja/profesi
a. Bagaimanakah latar belakang pendidikan akhir pembimbing ?
Jawab : Latar belakang pendidikan dari pembimbing diantaranya telah
menyelesaikan S1 nya di Universitas Negri Jakarta dengan jurusan komunikasi
dan S2 di Universitas Islam Jakarta.
b. Bagaimanakah profesi dan pengalaman kerja di bidang haji ?
Jawab : Untuk pengalaman kerja di bidang haji di antaranya pernah menjadi
petugas TPIHI (Team Pembimbing Ibadah Haji Indonesia), dan
pengajar/pembimbing manasik haji kurang lebih selama 4 tahun. Untuk profesi,
guru Aliyah dan Ustadzah di Pondok Pesantren Darussalam.
c. Bagaimanakah metode/cara yang digunakan selama mengisi program
bimbingan manasik haji ?
Jawab : metode yang digunakan selama mengisi materi bimbingan manasik haji
menggunakan metode ceramah dengan dibantu alat infocus sehingga
memudahkan untuk memberi penjelasan materi kepada para calon jamaah. Lalu
dengan metode tanya jawab dimana kita memberikan kesempatan untuk para
calon jamaah yang masih kurang faham dan belum mengerti tentang apa yang
sudah di sampaikan. Lalu dengan praktik. Untuk praktik bimbingan manasik haji,
para calon jamaah bersama-sama akan melakukan praktik haji di asrama haji
Pondok Gede
d. Kendala apa saja yang sering terjadi dalam proses bimbingan manasik haji
di KUA Jagakarsa?
Jawab : kendala yang terjadi biasanya adalah minimnya alat bantu/pendukung
untuk bimbingan manasik seperti alat peraga atau semacamnya yang tujuannya
untuk mendukung jalannya program bimbingan manasik haji. Kemudian faktor
usia dan kesibukan para jamaah
e. Apakah kegiatan program bimbingan manasik haji ini sudah sesuai dengan
jadwal yang telah di tentukan ?
Jawab : Untuk kegiatan program bimbingan manasik haji ini sudah sesuai dengan
jadwal yang ditentukan yaitu di mulai dari tanggal 1 Juni- 22 Juni 2014. Akan
tetapi untuk materi ny tidak sesuai dengan urutan pertemuan yang sudah
diberikan oleh pihak Kemenag.
f. Bagaimana antusias para calon jamaah haji terhadap program bimbingan
manasik haji di KUA Jagakarsa ?
Jawab : Antusias para calon jamaah haji terbilang bagus dan para calon jamaah
haji serius mendengarkan materi-materi yang disampaikan. Akan tetapi dari total
keseluruhan calon jamaah haji tidak semua hadir dan mengikuti program
bimbingan manasik ini.
Informan
Hasil Wawancara 3
Nama : Drs. Sulaiman M.A
Jabatan : Staff Pelaksana haji dan Umrah di Kementrian Agama Jakarta
Selatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juni 2014
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Aula KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
1. Dalam melaksanakan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan jenis-jenis evaluasi
yaitu input, proses, dan output. Dalam evaluasi manasik haji ini proses input
terdiri dari Staff (Pelaksana) yaitu meliputi : jenjang pendidikan, pengalaman
kerja/profesi
a. Bagaimanakah latar belakang pendidikan akhir pembimbing ?
Jawab : latar belakang pendidikan pembimbing telah menyelesaikan S1di IAIN
Sunan Kalijaga Jogyakarta jurusan Sastra Arab dan S2 di PTIQ Jurusan Tafsir.
b. Bagaimanakah profesi dan pengalaman kerja di bidang haji ?
Jawab : Untuk profesi saat ini saya bekerja di Kantor Kementrian Agama Jakarta
Selatan menjabat sebagai pelaksana haji dan umrah Jakarta Selatan. Pengalaman
saya pernah menjadi PPIH Arab Saudi, pernah menjadi ketua kloter dan setiap
tahunnya dilibatkan dalam PPIH di embarkasi.
c. Bagaimana metode yang bapak lakukan dalam mengisi materi bimbingan
manasik haji ?
Jawab : Metode/cara yang saya pakai selama mengisi materi bimbingan manasik
haji biasanya dengan cara ceramah, lalu tanya jawab, diskusi dan praktik.
d. Adakah kesulitan selama mengajar bimbingan manasik haji di KUA
Jagakarsa ini ?
Jawab : Kesulitan yang terjadi selama mengajar bimbingan manasik haji ini
biasanya karena beragamnya usia para calon jamaah jadi untuk mendapatkan
pemahamannya berbeda-beda ada yang cepat dan ada yang lambat. Kemudian
terbatasnya alat/fasilitas bimbingan manasik haji yang ada di KUA Jagakarsa.
e. Bagaimana antusias para calon jamaah haji terhadap program bimbingan
manasik haji di KUA Jagakarsa ?
Jawab : Antusias para calon jamaah haji yang mengikuti bimbingan manasik haji
di KUA cukup bagus walaupun dari kehadirannya tidak 100% datang dan
mengikuti bimbingan manasik ini.
Informan
Bapak Sulaiman