efektivitas regulasi bimbingan manasik...

93
EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK HAJI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH HAJI JAMAAH PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Sosial (S.Sos) Oleh SILVIA AZIZAH NIM: 11150530000031 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440/2019  

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

42 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK HAJI

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH HAJI

JAMAAH PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

SILVIA AZIZAH

NIM: 11150530000031

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440/2019

 

Page 2: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

 

Page 3: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

 

Page 4: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

 

Page 5: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

i

ABSTRAK

Silvia Azizah (11150530000031), Efektivitas Regulasi

Bimbingan Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas

Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018, Dibawah

bimbingan Drs. Sugiharto, MA

Skripsi dengan judul “Efektivitas Regulasi Bimbingan

Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah jamaah haji

Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2018. Sangatlah penting Bimbingan Manasik Ibadah Haji

merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintah pada calon jamaah. Bimbingan tersebut berupa

pemberian pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah Haji

yang sesuai tuntunan agama. Agar supaya calon jamaah haji siap

dan mandiri dalam menunaikan ibadah Haji sehingga menjadi

ibadah Haji yang mabrur.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tentang

efektivitas regulasi bimbingan manasik haji dalam meningkatkan

kualitas ibadah jamaah haji yang di berikan pada kantor wilayah

kementerian agama provinsi dki Jakarta Haji Fokus terhadap

pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan di Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

atau perilaku yang diamati. Untuk mengumpulkan datanya

menggunakan metode Observasi, metode interview, dan metode

dokumentasi.

Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik

haji yang di lakukan pada kantor wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta berjalan efektif, dan dengan adanya

bimbingan manasik haji membuat kualitas pengetahuan dan

kualitas ibadah jamaah sendiri lebih meningkat dari sebelumnya.

Kata Kunci : Efektivitas, Regulasi, Bimbingan Manasik Haji,

Kualitas Ibadah Jamaah Haji

 

Page 6: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’ alamin . segala puji dan syukur

senantiasa penulis panjatkan Kepada Allah SWT, yang telah

memberikan cinta dan kasih saying-Nya kepada setiap

makhluknya serta menurunkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua, sehingga tangan ini mampu menorehkan kata demi

kata dan menjadikannya sebuah karya yang bermakna. Shalawat

serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah

SAW penerima Al-Qur’an dan pembawa As- Sunnah, skripsi ini

di ajukan untuk memenuhi syarat untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1) pada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan keterbatasan penulis maka dalam penyusunan skripsi ini,

penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran, serta

motivasi dari segi berbagai pihak penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A.

selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Suparto, M. Ed, Ph. D Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan III

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Sugiharto, MA selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing serta

memberikan arahan, petunjuk dan saran yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini ,

 

Page 7: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

iii

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuannya,

semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis pun

dapat mengamalkan kembali ilmu yang telah di berikan.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam

memberikan referensi buku-buku dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Ayah dan Ummi tercinta , yang selalu sabar mendidik

penulis dari kecil sampai sekarang dan tidak bosan-bosannya

mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ayah

dan Ummi Tercinta terimakasi untuk semua yang kalian

berikan untuk kepadaku dukungan materil, do’a dan

semangat, semoga Allah SWT membalas dengan limpahkan

kasih saying, keridhoan, kebarokahan dan kebaikan hidup

didunia maupun akhirat.

8. Abang Yusron, Kakak syifa Kakak Zikrina, Adik zakiyah,

Syahnaz, Furqon, Zahra, dan Zain yang selalu memotivasi

disaat penulis merasa malas agar selalu segera

menyelesaikan skripsinya.

9. Bapak Ustad Fatir Hambali dan Ustazah Yayah Maria

Nabilah selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kenaniyah

yang tekah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Drs. H. Matroji selaku Kepala Seksi Informasi Haji

Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang telah

 

Page 8: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

iv

mengizinkan penulis dalam meneliti dan memberikan banyak

bantuan

11. Bapak syamdudin selalu kepala Pembina manasik haji

Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang selalu

memberikan saran dan membantu penulis dalam memperoleh

data.

12. Teman-teman Manajemen Dakwah 2015, teman teman

MHU angkatan 2015, yang telah memberi warna dalam

kehidupan penulis, temen seperjuangan skripsi Maryam, Sri,

dan sahabat penulis, Mila, Aida, Badil, Uyun,

Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini tidak akan

terwujud. Semoga doa serta dukungan selama ini dibalas

oleh Allah SWT.

Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pembaca dan menambah

pengetahuannya dibidang Manajemen Haji dan Umrah.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini .

Jakarta, April 2019

Silvia Azizah

 

Page 9: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................ v

DAFTAR TABEL..................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9

D. Tinjauan Pustaka .............................................................. 10

E. Metodelogi Penelitian ...................................................... 12

F. Sistematika Penelulisan .................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas ........................................................................ 19

1. Pengertian Efektivitas ...................................................... 19

2. Pengukuran Efektivitas .................................................... 21

B. Bimbingan Manasik ......................................................... 24

1. Pengertian Bimbingan Manasik ....................................... 24

C. Kualitas Ibadah Jamaah Haji ............................................ 34

D. Pelaksanaan Ibadah Haji .................................................. 37

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta ............................................................... 42

B. Visi dan Misi .................................................................... 46

C. Tugas dan Fungsi ............................................................. 47

D. Strukur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. .............................................................. 49

E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanaan Bimbingan Pembinaan Jamaah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. .............................................................. 50

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kegiatan Bimbingan Manasik Haji .................................. 52

B. Materi Bimbingan Manasik Haji ...................................... 53

D. Jumlah Peserta Bimbingan Manasik Haji ....................... 59

 

Page 10: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

vi

E. Jumlah Peserta Yang melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2018 ......................................................................................... 60

F. Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik ....................... 62

BAB V ANALISIS

A. Analisis Regulasi Bimbingan Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta............... 64

B. Analisis Efektivitas Bimbingan Manasik Dalam Meningatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta............... 66

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 77

B. Saran ................................................................................. 78

Daftar Pustaka ........................................................................... 79

LAMPIRAN ...................................................................................

 

Page 11: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

vii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1Struktur Organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ..................................................................................... 49

Tabel 3.2struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta ................................................................. 50

Tabel 4.1 Materi Bimbingan Manasik Haji di KUA .................................... 54

Tabel 4.2 materi bimbingan manasik Haji Massal ....................................... 57

Tabel 4.3Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pekerjaan................................................................................................ 60

Tabel 4.4 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pendidikan ............................................................................................. 61

Tabel 4.5Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Kelompok Umur .................................................................................... 61

Tabel 4.6 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pengalaman Haji .................................................................................... 62

Tabel 4.7 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Jenis Kelamin......................................................................................... 62

 

Page 12: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin Penelitian

2. Surat keterangan telah wawancara

3. Surat Bimbingan skripsi

4. Hasil wawancara

5. Foto-foto pelaksanaan wawancara

 

Page 13: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Haji pada hakikatnya merupakan aktifitas suci yang

pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh umat

Islam yang telah mencapai istitha’ah ( mampu), disebut aktifitas

suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji

juga disebut sebagai ibadah puncak melambangkan ketaatan serta

penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik,

material maupun spiritual. 1

Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang ke lima.

Karena haji merupakan kewajiban, maka apabila orang yang

mampu tidak melakasanakannya maka berdosa dan apabila

melaksanakannya mendapat pahala. Sedangkan makna haji bagi

umat Islam merupakan respon terhadap panggilan Allah SWT.2

Disebutkan dalam Al-Qur’an surah al- Hajj ayat 27-28, di mana

Allah Swt menyerukan kepada manusia untuk menunaikan haji,

kemudian ditegaskan pula dalam surah al-Baqarah ayat 196 yang

menyatakan bahwa setiap muslim yang telah memiliki

kemampuan (Istitha’ah ) baik kemampuan biaya, kesehatan fisik

maupun ruhani dan aman dalam perjalanan, diwajibkan

1Ali Syari’ati, Haji ( Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 ). h. 1.

2 Dien Majid, Berhaji Dimasa Kolonial. (Jakarta, CV. Sejahtera,

2008), h.36

 

Page 14: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

2

menunaikan haji. Sebagaimana Allah telah memerintah kan

kepada manusia pada surah Al-Hajj ayat 27-28:

27. dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,

niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan

mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap

penjuru yang jauh,

28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka

dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah

ditentukan[985] atas rezki yang Allah telah berikan kepada

mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian

daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah/ untuk dimakan

orang-orang yang sengsara dan fakir. (Al-Hajj: 27-28)

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Imran ayat 97:

على النهاس حج فيه آيات بينات هقام إبراهين وهي دخله كاى آهنا ولله

غني عي العالويي البيت هي استطاع إليه سبيل وهي كفر فإىه للاه

Yang artinya:

97. Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantarnya) maqam

ibrahim. Barang siapa mensukui nya (Baitullah) amanlah dia dan

(diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah

 

Page 15: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

3

melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang

yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban ) haji, maka ketahuilah bahwa Allah

Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

( surah Ali Imran 97).

Mengingat ibadah Haji merupakan suatu perjalanan

ibadah yang memerlukan waktu yang cukup lama dan tempat

yang sangat jauh serta waktu yang telah ditentukan, maka

diperlukan pembekalan jamaah dengan ilmu manasik haji yang

sempurna dengan kesiapan ilmu manasik maka kesulitan ibadah

akan menjadi mudah, keraguan akan menjadi yakin, pemahaman

yang sempit akan berubah menjadi kemandirian dalam

melakasanakan ibadah haji,3 Karena itu ibadah haji merupakan

kegiatan yang sangat penting yang di dalamnya memerlukan

adanya pengelolaan khususnya yang mengurusi kegiatan haji

yang menyangkut pelayanan-pelayanan yang akan di berikan

calon jamaah Haji. Salah satunya yaitu pelayanan dalam

memberikan bimbingan manasik ibadah Haji. Maka, sudah

menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim) menyelesaikan

manasik Haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga

terhadap leluhur sebagaimana bisa kalian lakukan pada masa

Jahiliyah, kini berdzikirlah dan anugerahkan Tuhan kalian.4

Bimbingan Manasik Haji merupakan bagian dari pelayanan yang

3 Drs. H. Ahmad Kartono M.Si., Solusi Hukum Manasik Dalam

Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab ( Jakarta Pustaka

Cendekia muda 2016), h.85 4 Imam Jalaludin Al Mahalliy dan Imam Jalaludin As Suyuthi, Tafsir

Jalain (PT. CV Sinar Baru), h.109

 

Page 16: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

4

diberikan oleh Pemerintah pada calon jamaah Haji. Bimbingan

tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tata cara

pelaksanaan ibadah Haji yang sesuai tuntunan agama. Agar

supaya calon jamaah haji siap dan mandiri dalam menunaikan

ibadah Haji sehingga menjadi ibadah Haji yang mabrur. Dan

adapun bimbingan tata cara peribadatan yang berkaitan dengan

ibadah haji, meliputi pelaksanaan ihram dari miqat yang telah di

tentukan, thawaf, Sai, Wukuf, di Arafah, mabit di Muzdalifah,

melepar jumrah, dan lain sebagainya.

Di Indonesia penyelenggaraan ibadah haji mutlak sebagai

tanggung jawab Pemerintah, berdasar pada undang-undang

nomor 13 tahun 2008 pasal 6 melakukan pembinaan, pelayanan

dan perlindungan dengan menyediakan pelayanan administrasi,

bimbingan ibadah haji, akomodasai, transportasi, pelayanan

kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh

jamaah haji. Perlu di ketahui bahwa keadaan jamaah haji

indonesia yang majmemuk dari segi pendidikan, usia, dan tigkat

pemahaman terhadap ilmu manasik haji membutuhkan usaha

yang maksimal.5

Dalam pelaksanaan Ibadah Haji selayaknya ada

bimbingan pendahuluan terhadap seluruh calon Jamaah Haji yang

dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama

Provins DKI Jakarta sebagai konsekuensi pemerintah terhadap

5Kementrian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dn Umroh),

Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, Jakarta, h. 1

 

Page 17: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

5

pelakasanaan Bimbingan Manasik Haji sekaligus menjadi tolak

ukur kualitas pemahaman Manasik Haji bagi calon jamaah.6

Penyelenggraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan

menjadi tanggung jawab pemerintah di bawag kooridnasi Mentri

Agama, dalam teknis pelaksanaannya di selenggarakan oleh

Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh 7

Pemerintah dalam melaksanakan tugas nasional sangat

menyadari dan berbesar hati dengan adanya dukungan

masyarakat dan lembaga sosial islam yang secara langgsung atau

tidak langgsung ikut berpartisipasi dalam kepentingan perhajian,

sebagai sebuah kekuatan ekstra dan partener kerja dalam

mewudukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap

calon jamaah haji. 8

Kementerian Agama RI, berkewajiban melakukan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan

pelayanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi,

transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan lain lain yang

diperlukan oleh calon jamaah haji. 9

Dalam pasal 29 juga dijelaskan poin pertama dalam

rangka pembinaan ibadah haji, menteri menetapkan mekanisme

6 Undang-undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji, pasal 6, Diterbitkan Kementrian Agama Republik Indonesia

Tahun 2008.

7Kementrian Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji

dan Umroh, Deasin Program, ( Jakarta ,2010), h. 13 8Ishak Farid, Ibadah haji dalam filsafat hukum islam, ( Jakarta: PT

Rineka Cipta,1999), h.44-45 9Kementrian Agama, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji

2011, h. 3

 

Page 18: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

6

dan prosedur pembinaan ibadah haji, pedoman pembinaan,

tuntunan manasik, dan panduann perjalanan, Dan poin kedua

yaitu pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di lakukan

tanpa memungut biaya tambahan dari jamah diluar BPH yang di

tetapkan. Sebagaimana dijelaskan pada pasal 30 poin pertama

dalam rangka pembinaan haji, masyarakat dapat memberikan

bimbingan ibadah haji, baik dilakukan secara perorangan maupun

dengan membentuk kelompok bimbingan. Poin kedua ketentuan

lebih lanjut mengenai bimbingan haji oleh masyrakat

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan peraturan

menteri.10

Dalam upaya memperbaiki kualitas pelayanan ibadah haji.

Kementerian Agama ( Kemenag) telah melakukan peningkatan

pada manasik haji. Manasik haji merupakan komponen penting

dalam pelakasanaan ritual ibadah haji, karena manaik ibadah haji

merupakan salah satu penentu sah atau tidak nya suatu ibadah

haji. Bimbingan manasik haji tersebut tersebut berupa pemberian

pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang

sesuai tuntunan agama, juga agara calon jamaah haji lebih siap

dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sehingga mendapat

predikat sebagai haji yang mabrur.

Pembinaan dalam penyelenggaran ibadah haji adalah

program pemerintah dalam mengatur dan mengarahkan calon

jamaah haji agar dapat memiliki bekal yang cukup pada sebelum,

ketika dan setelah pelaksanaan haji. Pemerintah memberikan

10

Kementrian Agama RI, Data dan Profil Penyelenggaraan Ibadah

Haji Khusus

 

Page 19: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

7

bimbingan manasik haji pada tahun 2016 jumlah sebanyak

delapan belas kali pertemuan, enam kali bimbingan di KUA

Kecamatan dan dua kali di Kabupaten / Kota .11

Bimbingan manasik haji merupakan bagian dari

pelayanan yang di berikan oleh pemerintah pada calon jamaah

haji. Bimbingan tersebut berupa pemberian pengtahuan tentang

tata cara pelaksanaan ibadah haji yang sesuai tuntunan agama.

Agar supaya calon jamaah haji siap dan mandiri dalam

menunaikan ibadah haji sehingga menjadi ibadah haji yang

mabrur.

Dalam bimbingan haji, calon jamaah akan mendapatkan

pembekalan mengenai tata cara ibadah, rukun, syarat, wajib, serta

hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci serta sosialisai

kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah

haji.

Bimbingan haji yang di berikan kepada calon jamaah

sangatlah penting. Karena dengan pendidikan dan pelatihan,

jamaah haji dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta

memahami materi manasik haji. Tujuan dari bimbingan haji

adalah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata

cara pelasanaan ibadah haji. Berapa masalah yang sering di

hadapi oleh calon jamaah dalam proses bimbingan serta menjadi

penghambat keberhasilan tujuan secara efektif adalah latar

belakang calon jamaah haji yang beragam terutama pendidikan

11

Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji Umroh Tahun 2015

Nomor D/222/2015 tentang pedoman pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji

oleh Kementrian Agama Kabupaten/ kota dan KUA Kecamatan

 

Page 20: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

8

Melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, maka

seseorang harus mengerti dan memahami cara-cara

pelaksanaannya, tujuannya, dan kandungan makna yang terdapat

dalam ibadah haji tersebut. Inilah yang kemudian disebut dengan

ilmu manasik haji. Apalagi ibadah haji itu hukumnya wajib bagi

yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, maka ia harus

mengetahui ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan ibadah haji, agar hajinya diterima oleh Allah

SWT. Mengingat betapa pentingnya ilmu manasik haji ini bagi

calon jamaah haji, maka mempelajari ilmu manasik haji

hukumnya wajib. 12

Setiap jamaah pasti mendambakan hajinya akan menjadi

mabrur, untuk menuju ke arah kemambruran tidak akan tercapai

manakala tidak dukung pemahaman jamaah haji terhadap

manasik dan ibadah lainnya serta dapat melaksanakannya sesaui

tuntunan ajaran agama islam, hal ini menjadi prasyarat

kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji mabrur. Oleh

karena itu, diperlukan pembelajaran praktek haji atau biasa

bimbingan manasik haji. 13

Melihat dari permasalahan tersebut, maka dari pada itu

penulis akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah “Skripsi”.

berjudul Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Haji

Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Haji Jamaah Pada

12

Djamaludin Dimiati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap,

(Jakarta: Era Intermedia, 2006), H.19

13Djamaludin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap, (

Jakarta: Era Intermedia, 2006) h. 19

 

Page 21: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

9

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2018

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian yang diambil agar

penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci, maka

penulis membatasi permasalahan lebih memfokuskan

Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik dalam

Meningkatkan Kualitas Ibadah haji Jamaah Haji

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka Perumusan

Masalahnya adalah :

a. Apa Regulasi Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Wilayah

Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta?

b. Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Dalam

Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang penulis paparkan diatas,

maka ada beberapa tujuan yang penulis ingin capai, anatara

lain:

a. Untuk mengetahui kegiatan dalam Bimbingan Manasik

Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi

DKI Jakarta?

b. Untuk mengetahui bagaimana perumusan Efektivitas

Bimbingan Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah

 

Page 22: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

10

Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta pada tahun 2018.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademik

Pengembangan ilmu pengetahuan bidang manajemen

haji dan umroh, khususnya dalam bidang studi

manajemen dan menjadi referensi bagi jurusan

manajemen haji dan umroh, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang sudah lebih dari empat tahun

mendidik mahasiswa untuk memiliki kompotensi dalam

bidang haji dan umroh.

b. Praktisi

Pengembangan wawasan khanzanah ilmu

pengetahuan dan juga pengetahuan tentang optimilasasi

dalam program pelayanan manasik kepada jamah calon

haji, khususnya untuk jurusan manajemen haji dan umroh,

Fakultas Ilmu Dan Ilmu Komunikasi yang kelak

alumninya akan turun ke lapangan untuk ikut

mensukseskan pelasanaan ibadah haji.

D. Tinjauan Pustaka

Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan

tinjauan pustaka, banyak pendapat yang harus di

perhatikan untuk di jadikan pembanding dari setiap judul

orang lain. Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka,

penulis, akhirnya menemukan sebuah skripsi mempunyai

 

Page 23: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

11

judul yang hampir sama dengan akan penulis telit. Akan

tetapi untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan

seperti “ menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis

perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul

dengan masalah yang sedang dibahas yaitu antaranya:

1. Pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh

Terhadap Kepuasan Jamaah pada PT. Fajrul Ikhsan

Wisata (ESQ Tours Travel) Pondok pinang Jakarta

Selatan oleh Holisah Mahasiswa Fakultas Dakwah

dengan NIM 111005310025, skripsi ini membahasa

tentang pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh

Terhadap Kepuasan Jamah Pada PT. Fajrul Ikhsan Wisata

(ESQ Tours Travel) Pondok Pinang dan juga Berapa

persen Kepuasan jamah ketika mengikuti pelaksanaan

Bimbingan Manasik Umroh yang di selenggarakan oleh

PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ Tours Travel).

2. Strategi Bimbingan Manasik Haji Di Kementrian Agama

Kota Tangerang Selatan oleh Anies Kurniasih Mahasiwa

Fakultas Dakwah dengan NIM 1113053000093, skipsri

ini membahas tentang Strategi Bimbingan Manasik Haji

Di Kementerian Agama Kota Tangerang,

3. Pengelolaan Dana Bimbingan Haji Dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Pelayanaan Pada KBIH AS-

Syukroniyah oleh Muhammad Faiz Al-Maki Mahasiswa

Fakultas Dakwah dengan NIM 11140530000020, skripsi

ini membahas tentang bagaimana mengelola dana

bimbingan haji di KBIH As-Syukroniyah

 

Page 24: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

12

4. Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2016 oleh

Didin Mulyadi NIM 1112053100023, Skripsi ini

membahas tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan

manasik di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.

Dari Tinjauan Pustaka yang tertulis diatas, telah jelas

bahwa penulis judul skripsi adalah Efektivitas Bimbingan

Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Pada

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta pada tahun 2018. Dalam hal ini dilihat dari segi

judul berbeda yaitu materi yang penulis bahas fokus pada

penelitian kepada bentuk langkah upaya dan Manfaat dari

segala aspek yang digunakan pada pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi DKI jakarta.

E. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penyusun skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yang melakukan penelitian untuk menghasilkan

data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati dengan memilih metode

kualitatif

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data yang di pandu oleh

 

Page 25: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

13

fakta-fakta yang di temukan pada saat penelitian lapangan.

Metode kualitatif adalah suatu teknik pengumpulan data

yang mengunakan metode observasi partisipasi, penerbit

terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informasi kunci yang

menjadi subjek penelitian dan sumber informasi

penelitian. 14

Konsep pendekatan penelitian lebih mengacu kepada

persepktif teoritis yang di pakai oleh para peneliti dalam

melakukan penlitian. Firsa pendekatan kualitatif mengacu

pada perspektif teoritis tertentu, biasanya adalah

perspektif-perspektif yang berada dalam paradigma post

postivitis, seperti feneomologi dan interksionisme

simbolik. 15

Dalam penelitian dengan metode penelitian kualitatif

peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif,

yaitu data berupa kata-kata dan perbuatan manusia.16

Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini, penulis

mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan

akura

2. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan

14

Elvinaro Ardianto, Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations,

Kualitatif dan Kuanttaif( Bandung: Simbiosa Rekatma Media, 2010) h. 58 15

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2016, h.11 16

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2016, h.134

 

Page 26: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

14

Objek penelitian ini mengenai Efektivitas Bimbingan

Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang penting dalam

penelitian untuk mengetahui benar atau tidaknya

sebuah penelitian. Dalam hal ini penulis mengunakan

sumber data dari:

a. Data Primer dari responden berupa catatan tulis dari

hasil wawancara, serta dokumentasi dengan pihak

kementerian Agama provinsi DKI Jakarta

b. Data Sekunder

Merupakan data yang di peroleh dari sumber-sumber

yang tertulis dalam buku dan literatur seperti Majalah,

Koran, atau artikel.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu

penelitian pada bulan Desember s.d Mei yang

bertempat di Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta Jl. D.I Panjaitan No.10

Cipinang Cempedak Jatinegara Kota Jakarta Timur,

DKI Jakarta 13340 No. Telp: +621-218511244.

sebagai tempat acuan penelitian.

5. Teknik Pengmpulan Data

 

Page 27: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

15

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan

adalah menggunakan teknik pengumpulan dalam

penulisan ini melalui:

a. Observasi

Observasi adalah cara yang dilakukan

dengan mengamati secara langgsung aktifitas

kegiatan persiapan penyelenggaraan ibadah haji

tersebut yang meliputi pendaftaran, pengecekan

berkas, dan bimbingan manasik yang di lakukan di

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta.

Dalam hal ini, penelitian mengamati

langgsung dan mencatat hal-hal yang di perlukan

untuk penelitian agar data yang diperoleh lebih

akurat. Hal ini guna mengetahui keadaan yang

sebenarnya dalam bimbingan manasik haji di

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

b. Wawancara

Wawancara dalam bahasa inggris disebut

interview, merupakan percakapan dua orang atau

lebih dan berlanggsung antara nara sumber dan

pewawancara. Wawancara sebagai salah satu

metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari

 

Page 28: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

16

pewawancara (penulis) kepada nara sumber

(Informen). 17

Dalam penelitian kualitatif yang digunakan

adalah teknik wawancara mendalam, di mana

seorang responden atau kelompok responden

mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong

untuk di diskusikan secara bebas.18

Peneliti mengadakan komunikasi langsung

dengan beberapa pihak dalam bentuk wawancara.

Memberikan pertanyaan dan mendengarkan

jawaban keterangan atau informasi dari pihak

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta dan jamaah haji tahun 2018.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung yang

memperkuat data primer yang di dapat dari

sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan

yang ada hubungannya dengan masalah yang di

bahas.

6. Teknis Analisa Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah

pengumpulan data-data wawancara, observasi dan

bahan-bahan pustaka. Selanjutnnya data-data tersebut

diolah dengan menggunakan pola deskriptif analisis

17

Diakses pada selasa, 11 oktober 2016 pukul 13.47 18

Elvianari Ardianto, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation.

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2010), Cet Ke-1, H.1

 

Page 29: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

17

yaitu memaparkan semua data dan informasi yang di

peroleh kemudian menganalisa data dan menguraikan

secara jelas dan utuh dengan permasalahan yang ada

yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis.

F. Sistematika Penulisan

Di dalam sistematika peneluisan, penulis menjadikannya

terdiri dari Enam bab, adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengguraikan Latar

Belakang Masalah , Pembatasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan

Metodologi Penelitian dan Sistematika

Penulisan yang di pakai dalam membahas

masalah ini.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan rangkaian teori tentang

pengertian efektivitas, Pengukuran

evektivitas, Pengertian bimbingan,

manasik, Fungsi dan Tujuan bimbingan

manasik, bentuk dan metode bimbingan

manasik haji, pengertian kualitas, ibadah

jamaah haji

 

Page 30: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

18

BAB III: GAMBARAN UMUM KANTOR

WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA

PROVINSI DKI JAKARTA

Bab ini membahas tentang sejarah singkat,

visi dan misi, struktur organisasi, fungsi

dan tugas pokok, sarana, pembimbing

manasik haji

BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisikan data dan temuan

penelitian

BAB V: ANALISIS

Bab ini berisikan hasil penelitian yang

peneliti peroleh dari Kantor Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta dan jamaah

haji pada tahun 2018

BAB VI: PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Yang berkaitan dengan pembahasan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 31: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu

effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang di

lakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer

mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan

penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (Kuantitas, Kualitas dan Waktu)

telah tercapai. Dimana makin besar presentasi target

yang di capai, makin tinggi efektivitasnya. 1

Efektivitas juga menunjukan taraf tercapainya

suatu tujuan, suatu usaha dapat di katakan efektif jika itu

mencapai tujuannya.2

Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang di

kutip oleh Sukirno Agoes adalah sebagai berikut:

“Efektivitas adalah produk akhir kegiatan operasi

telah mencapai tujuannya baik di tinjaunya dari segi

1Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1986), h.30. 2 Hasan sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, (Jakarta;

IchtiatBanu-Van), h.134.

 

Page 32: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

20

kualitas hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang

di tagetkan”.

Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad

Afdinzar pengetian efektivitas adalah “ Tingkat dimana

kinerja

sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang

di targetkan”.

Istilah efektif (effektive) dan efficent merupakan

dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati

dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

efektivitas berarti penyelesaian pekerjaan tepat waktu

yang telah ditentukan. Artinya pada pelakasanaanya

dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bagaimana

tugas tersebut dapat di selesaikan dan terutama dapat

menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan

berapa biaya yang di perlukan atau di keluarkan.3

H.Emerson yang di kutip langgsung oleh Soewarno

Handayaningrat menjelaskan pengertian efektivtas

adalah pengukuran dalam arti tercapainya sesuai dengan

yang di rencanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi,

apabila tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif. 4

3 Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisai (

Jakarta: CV Masangung, 1986), Cet-5, h. 149. 4 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan

Manajemen (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h.16

 

Page 33: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

21

Jadi menurut penulis efektivitas adalah seseorang

melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan target, waktu

yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuan.

2. Pengukuran Efektivitas

Dengan melihat pengertian efektivitas di atas, maka

dalam mencapai efektivitas haruslah dipenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

a. Berhasil guna, yakni untuk meyatakan bahwa

kegiatan telah di lakasanakan dengan tepat dalam

usaha dengan waktu yang di tentukan.

b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di

dalam usaha penyampaian efektif itu maka biaya,

tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan

dan lain-lain telah di pergunakan dengan setepat-

tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

prencanaan dan tidak adanya pemborosan serta

penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni

untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja

sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan secepat-

tepatnya haruslah dilaksanakan dengan tanggung

jawab sesuai dengan prencanaan yang telah

ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan

kerja di bagi berdasarkan beban ukuran kemampuan

 

Page 34: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

22

kerja dibagi berdasarkan beban kerja dan waktu

yang tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya

wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab

f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif dan

ekonomis, pelaksanaan kerja yang dapat di

pertanggung jawabkan serta pelayanaan kerja yang

memuasakan tersebut haruslah kegiatan operasional

yang dapat di laksanakan dengan lancar. 5

Menurut T.Hani Handoko ukuran efektivitas sebagai

berikut:

a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen

dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu

rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan

sederhana.

b. Ketetapan dan objektivitas, maksudnya semua

rencana harus di evaluasi untuk mengetahui apakah

jelas, ringkas, nyata, dan akurat.

c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-

prinsip kelengkapan, komperhensif

(comprehensiveness), kepaduan (unity), dan

konsisten.

d. Efektivitas biaya, dalam hal ini biasanya efektivitas

menyangkut dalam usaha, waktu dan aliran

emosional.

5 Sujadi F,X Organisasi dan Manajeme, penunjang Berhasilnya

Proses Manajemen (Jakarta: CV, Masagung,1990), Cet Ke-3, h. 36-39.

 

Page 35: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

23

e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas :

pertama tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua

tanggung jawab atas implementas.

f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan,

perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan

dapat menyebabkan rencana tidak atau sesuai untuk

berbagai perbedaan waktu.6

Sedangkan menurut FX.Suwarto dalam buku

perilaku organisasi, ada beberapa pendekatan untuk

mengukur efektivitas, yaitu pendekatan tujuan,

pendekatan teori sistem dan pendekatan teori multiple

kontituensi. Namun dalam hal ini penulis hanya

mejelaskan pendekatan teori tujuan. Yang mana

menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan

sebagai kriteria penilaian keefektifan. Menurut Fx.

Suwarto, pendekatan tujuan itu yang menekankan

pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria

penilaian keefektifan. Pendekatan ini dgunakan secara

luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur tingkat

keefektifan, dalam praktek pendekatan menurut

tujuan yang banyak digunakan adalah manajemen

berdasarkan sasaran (manajemen by objektif) adalah

suatu program yang mecakup tujuan-tujuan yang khas

ditentukan secara partisipatif untuk suatu kurun waktu

6 T. Hani Handoko, manajemen (Yogyakarta: BPPE,2003), H. 103-

105.

 

Page 36: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

24

tertentu dengan umpan balik mengenai kemajuan-

kemajuan tujuan organisasi tersebut. 7

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli

diatas, penulis menyimpulkan bahwa tolak ukur

efektivitas setidaknya ada lima komponen yang harus

di penuhi yaitu tepat guna, ekonomis, akuntabilitas,

tanggung jawab dan ketepatan waktu, dengan lima

komponen tersebut kita bisa mengukur efektif atau

tidaknya suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

B. Bimbingan Manasik

1. Pengertian Bimbingan Manasik

Bimbingan manasik terdiri dari dua kata yaitu:

Bimbingan dan Manasik. Istilah bimbingan merupaka

terjemahan dari bahasa inggris yaitu “guidance”. Kata

guidance dalam masalah pendidikan disebut bantuan,

selain itu bimbingan dapat diartikan arahan, pedoman,

dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar

(to) guide, yang artinya menuntun, mempedomani,

menjadi petunjuk jalan, mengemudikan, menuntun

orang kejalan yang benar. 8

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan

dalam Years’s Book of Education 1995 yang

menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses

7 FX. Suwarto, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Universitas Atma

Jaya Yogyakarta, 1999), h. 5-8.

8 H.M.Umar, Sartono, Bimbingan dan penyuluhan, (Bandung: CV

Pustakasetia 1998), Cet, Ke-1, h.9.

 

Page 37: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

25

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk

mentukan dan mengembangkan kemampuan agar

memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan

sosial. 9

Bimbingan dapat di artikan sebagai usaha proses

pemberian bantuan kepada individu yang di lakukan

secara berkesinambungan supaya individu tersebut

dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia

sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak

secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan

lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan

kehidupan pada umunya. Dengan demikian, dia akan

menikmati kebahagian hidupnya dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti kepada

kehidupan masyrakat pada umumnya. Bimbingan

membantu individu mencapai perkembangan diri

secara optimal sebagai makhluk sosial. (Rochman

Natawidjaja, 1987:31). 10

Menurut W.S Winkel Bimbingan berarti

pemberian bantuan kepada sekelompok orang dalam

membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalampisikis

mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan-

tuntunan hidup. Bantuan itu bersifat (kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial, media, dan lain sebaginya.

9 Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat

Pres, 2002), h.3 10

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.36

 

Page 38: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

26

Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan bimbingan jadi, yang memberikan

bimbingan menganggap orang lain mampu menuntun

dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin

harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.11

Menurut Crow & Crow (1960:7) bimbingan

adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik

pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik

dan berpendidikan yang memadai kepada seseorang

dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-

kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah

pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan

memikul bebannya sendiri. 12

Definisi bimbingan yang dirumuskan oleh Bimo

Walgito: Bimbingan adalah pertolongan yang di

berikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghindari dan mengatasi kesulitan-kesulitan

didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan

itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.13

Menurut

Aunur Rahim Faqih yaitu bimbingan lebih menggarah

kepada ketentuan dan petunjuk Allah, karena

menurtnya bimbingan islam adalah proses pemberian

11

Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:

Amzah, 2010), h.7 12

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat

Pers, 2002), h.4 13

Bimo Wagito, Bimbingan dan penyeluhan disekolah (Bandung:

CV. Ilmu, 1975), cet ke-1, h.4

 

Page 39: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

27

bantuan terhadap indvidu agar mampu hidup selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahgian hidup di dunia dan diakhirat. 14

Menurut Athur J.Jones, seperti yang di kutip oleh

DR.Tohari Musanmar (1985:4) bimbingan sebagai

pertolongan yang di berikan oleh seseorang kepada

orang lain dalam hal membantu pilihan-pilihan,

penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem.

Tujuan bimbingan ialah membantu orang tersebut

untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan

bertanggung jawab bagi dirinya sendiri. 15

Dari berbagai definis yang dikemukakan para ahli

diatas, penulis menyimpulkan bahawa bimbingan

adalah proses dimana seseorang memberikan arahan

dan petunjuk terus-menerus yang di berikan oleh

seseorang yang dimiliki pengetahuan yang lebih atau

komponen dibidangnya kepada kelompok yang

sedang mengalami permasalahan atau kesulitan

sehingga menjadikannya kemandirian dalam hal

melaksanakan pekerjaanya.

Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata

cara pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik

merupakan bentuk jamak dari kata manasik yang

memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibdah

14

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001,) cet ke-2, h.1-4. 15

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat

Pres, 2002), h. 5

 

Page 40: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

28

haji.16

Lalu menurut kamus istilah Haji dan Umrah,

manasik adalah hal-hal peribadatan yang berkaitan

dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari miqat

yang telah di tentukan, thawaf , sa’i, wuquf di Arafah,

mabit di Muzdalifah, melempar jumrah dan lain

sebagainya. 17

Jadi manasik merupakan tata cara pelaksanaan

ibadah baik haji atau umrah sesuai dengan rukun dan

syaratnya, dan merupakan hak yang tidak bisa

diabaikan bagi seorang muslim yang hendak

melaksanakan ibadah haji ketanah suci, dilakukan

sebelum perjalanan haji baik itu manasik yang

diberikan oleh pemerintah (kecamatan/kota) maupun

lembaga swasta (KBIH). Dengan mengikuti manasik,

setiap calon jamaah haji akan mendapatkan

pengetahuan tata cara beribadah haji yang sesuai

dengan anjuran Rasulullah.

Dari berbagai definis diatas, penulis

menyimpulkan bahwa bimbingan manasik adalah

upaya pemberian arahan, petunjuk, pedomanan serta

bimbingan manasik kepada calon jamaah haji dengan

materi yang disampaikan yang sesuai dengan buku

paket bimbingan manasik haji dan umrah serta doa

dan dzikir manasik haji dan umrah.

16

Dede Imamdudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara

Panaitan, 2011), h.18 17

Dr. H. Sumran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta:

Mitra Abadi Press, 2008), h. 362

 

Page 41: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

29

Dengan mengikuti kegitan bimbingan manasik,

jamaah akan mendapatkan pengetahuan tentang

seputar perjalanan ibadah haji dan Umrah, tata cara

ibadah haji (Manasik Haji) praktik di lapangan,

hikmah Ibadah Haji, kegiatan–kegiatan dalam

melakukan ibadah haji, dan kebijakan

penyelenggaraan haji di Arab Saudi

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik

Bimbingan manasik itu mempunyai fungsi dan

tujuan, menurut Latif Hasan fungsi dari Bimbingan

Manasik adalah :

a. Agar semua calon jamaah mampu memahami semua

informasi tentang pelaksanaan ibdah haji, tuntunan

perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu

mengamalkannya pada saat pelakasanaan ibadah haji

di tanah suci.

b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melakasanakan

ibadah haji, baik secara mandiri, regu atau

rombongan.

c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan

menunaikan ibadah haji baik secara mental, fisik,

kesehatan, maupun petunjuk ibadah haji lain.18

Adapun Tujuan Bimbingan Manasik yaitu:

Tujuan dalam bimbingan manasik adalah supaya

jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji

18

Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 2003), cet ke-2 h.17

 

Page 42: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

30

merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam arti jamaah

tidak merasa khwatir terhadap dirinya dan harta

bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan

memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai dengan

tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan

dalam menjalankan ibadah dan manasik.19

Tujuan lainnya agar masyarakat umumnya dapat

memahami manasik, disamping itu diharapkan calon

jamaah haji dapat memahami tentang proses

pelaksanaan haji dan dapat mempraktekkan manasik

secara benar sesuai dengan syariat islam.

3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik

Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang

digunakan untuk memudahkan kita dalam

melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan agar

tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan

diharapkan. Dalam hal bimbingan manasik pun

terdapat bentuk dan metode yang digunakan.

Bimbingan jamaah haji dikelompokan menurut

bentuknya, seperti dikemukakan Direktur Pembinaan

Haji, bahwa bimbingan manasik haji oleh pemerintah

menurut jenjang organisasi pelaksana yaitu: (a)

19

Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta:

Zikrul Hakim, 2003), cet ke-2 h.19

 

Page 43: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

31

Bimbingan Kelompok yang dilaksanakan oleh

KUA Kecamatan, (b) Bimbingan massal yang

dilaksankan Kabupaten/Kota. 20

a. Bentuk Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang di

lakukan oleh sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua

peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,

bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi

saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan

itu semuanya bermanfaat untuk diri pesert yang

bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.21

Dalam bentuk bimbingan kelompok dilakasanakan di

setiap KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 8(

delapan ) kali pertemuan. Adapun jenis metode yang

dipakai dalam bimbingan kelompok ini diantaranya

metode ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi.22

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas

bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam

20

Kementrian Agama RI Direktorat Jendrak Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,

(Jakarta:Kemenag,2013), h.8 21

H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:

Rineka Cipta,1999), h. 178 22

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Kemenang,

2013), H.7

 

Page 44: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

32

dalam jumlah yang relative besar. Dengan metode

ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi

bagi pendengarnya.23

Dalam hal ini manasik metode

ceramah selalu menajadi bahan unggulan para

pembimbing dalam menjelaskan atau menerangkan

materi tentang haji.

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah proses perlibatan dua orang

peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar

pendapat, dana atau saling mempertahankan

pendapat dalam pemecahan masalah sehingga

didapatkan kesepakatan diantara mereka.

Pembelajaran yang bersifat interaktif. 24

Dalam bimbingan manasik metode ini dapat di

katakan baik karena dapat menggali pengetahuan

lebih dalam lagi dari para jamaah tentang materi

manasik haji yang telah di sampaikan.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian

pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru

kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar

diperoleh jawaban kepastian materi. Dalam metode

23

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 21 24

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 21

 

Page 45: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

33

tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif agar

mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. 25

Dalam bimbingan manasik, metode ini merupakan

strategi untuk mengukur sejauh mana pemahaman

calon jamaah terhadap materi yang telah

disampaikan oleh pembimbing, serta dapat

membangkitkan respon para calon jamaah.

4. Metode Simulasi

Dalam metode ini simulasi Udin Syaefudin

menyatakan bahwa simulasi merupakan replikasi

atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem,

misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang

berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat

dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model

yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan

ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.

Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang

menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa

dimodifikasi secara nyata. 26

Dalam bimbingan manasik. Metode simulasi

merupakan metode yang tepat untuk

mengkondisikan keadaan pada saat berhaji seperti

melaksanakan rukun dan wajib haji. Metode ini

sangat membantu para jamaah dalam menambah

25

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 17 26

Syaiefudin, Prencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.129

 

Page 46: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

34

pengetahuannya serta dapat mempunyai gambaran

apa saja yang akan dilakukan selama di tanah suci.

b. Bentuk Bimbingan Massal

Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di

Kabupaten/Kota oleh Kementrian Agama

Kabupaten/Kota. Bimbingan massal ini dilakukan

selama 2(dua) kali pertemuan.27

Adapun metode

yang digunakan dalam bimbingan massal ini hampir

sama dengan metode yang dipakai oleh bentuk

bimbingan kelompok yang telah disebutkan

sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya

menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan

diskusi. Dikarenakan bentuk bimbingan massal ini

merupakan bentuk bimbingan umum yang di

lakasanakan oleh pihak pemerintah tingkat

Kabupaten/Kota.

C. Kualitas Ibadah Jamaah Haji

1. Pengertian Kualitas Ibadah Jamaah Haji

Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono,

kualitas merupakan suatu kondisi dinamsi yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungn yang memenuhi atau melebihi harapan.

Sedangkan dari sudut pandang konsumen kualitas

27

Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Kemenang,

2013), H.8

 

Page 47: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

35

adalah nilai atau kecocokan untuk digunakan. Dalam

dasawarsa terakhir ini arti kualitas memang lebih

banyak dilihat dari sudut pandang konsumen, karena

perusahaan yang menyadari bahwa kelangsungan

hidup perusahaan tergantung dari konsumen.

Sedemikian arti kesetiaan seseorang konsumen bagi

perusahaan, maka sudah tepat apabila konsumen

ditempatkan pada posisi paling utama untuk

dipuaskan.

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti

merendahkan diri serta tunduk,. Sedangkan menurut

syara’ (terminologi) ibadah, mempunyai banyak

definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.

Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah ialah taat kepada Allah SWT dengan

melaksanakan perintahNya melalui lisan para

rasulNya

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah

Subhannhu wa Ta’ala yaitu tingakatan tunduk

yang paling tinggi disertai dengan rasa

mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh

apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT.

Baik berupa ucapan atau perbuatan, yang

 

Page 48: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

36

zhahir maupun yang batin. Ini adalah definisi

ibadah yang paling lengkap 28

Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup

semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala

baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan

yang tersembunyi.

Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya

“kompak” atau “bersama-sama”, ungkapan shalat

berjamaah berarti shalat yang dikerjakan secara

bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam.

Jamaah juga berarti sekelompok manusia yang terkait

oleh sikap, penderian, keyakinan, dan tugas serta

tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat islam

untuk menggalang kekompokan dan kebersamaan,

yaitu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi

muslim, yang berpegang pada norma-norma Islam,

menegakkan prinsip “ta’wun” tolong-menolong dan

kerja sama untuk tegaknya kekuatan bersama demi

tercapainya tujuan yang sama. 29

Muhammad Baqir Al-Hasby menyatakan bahwa

haji berasal dari bahasa arab, yaitu “hajj”, yang berarti

menuju atau mengunjungi sesuatu. Sedangkan

menurut istilah agama ialah mengunjungi ka’bah dan

sekitarnya di kota Mekkah untuk mengerjakan ibadah

28

Syamsul Rizal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Penerbit

Lembaga Pengajaran/ Kajian dan Konsultasi Agama Islam) cet Ke-4, h.306 29

Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta:

Djemabata, 1992), h. 386-487.

 

Page 49: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

37

thawaf, sa’i, wukuf dan sebagainya semata-mata demi

melaksanakan perintah Allah dan meraih

keridhoannya.30

Haji menurut arti bahasanya bermakna “memuja,

menyengaja,” atau banyak-banyak menuju kepada

sesuatu yang diangungkan”. Sedangkan menurut syara

adalah menuju ka’bah untuk menunaikan suatu ibadah

tertentu. 31

Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga

Negara Indonesia yang beragama Islam yang telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan ibdah haji sesuai

dengan persyaratan yang telah ditetapkan.32

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

jamaah haji secara indvidu adalah:

a. Mengetahui pengetahuan tentang manasik haji

b. Mempunyai biaya yang cukup untuk keperluan

di dalam negeri, biaya perjalanan pulang pergi,

biaya hidup selama di Arab Saudi untuk

akomodasi, konsumsi, dan transportas, serta

keperluan lainnya.

c. Mempunyai kelengkapan dokumen perjalanan

(paspor) dan izin masuk ke Negara Tujuan.

30

M. Baqir Al-Hasby, Fiqih Praktis, (Bandung, Mizan,1999), H. 377 31

DRS. H. Aliy As’ad Fahul Mu’in, (Kudus: Menara

Kudus,1979),Jilid 2, h.103 32

Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat

Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Haji RI: 2010), H.9

 

Page 50: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

38

D. Pelaksanaan Ibadah Haji

1. Pelaksanaan Ibadah Haji

Pelaksanaan Ibadah Haji adalah berkunjung ke

Baitullah untuk melakukan beberapa amalan antara

lain: Wukuf, Tawaf dan amalan lainnya pada masa

tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan

mengharapkan Rido-Nya. Ibadah Haji diwajibkan

Allah kepada kaum muslimin yang telah mencukupi

syarat-syaratnya. Menunaikan Ibadah Haji diwajibkan

hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya yang kedua

kali dan seterusnya hukumnya sunat. Barang siapa

yang bernazar haji, wajib melaksanakannya. Adapun

pelaksanaan ibadah Haji antara lain:

1. Bersuci

a. Mandi

b. Berwudu

2. Berpakaian ihram

3. Shalat sunah ihram dua rakaat

4. Niat haji dengan mengucapkan:

5. Berangkat menuju arafah dan berdoa

6. Membaca talbiyah, shalawat, dan berdoa

7. Di arafah (pada tanggal 8 zulhijjah )

a. Waktu masuk arafah hendaknya berdoa

b. Menunggu waktu wukuf sebaiknya diisi

dengan berzikir, tasbih, istigfar dan istirahat

secukupnya.

c. Memperbanyak bacaan talbiyah dan berdoa

 

Page 51: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

39

8. Wukuf tanggal 9 zulhijjah

a. Sementara menunggu saat wukuf agar

memperbanyak zikir, istigfar dan membaca al-

qur’an

b. Shalat zuhur dan ashar jama taqdim qashar di

lanjutkan dengan melaksanakan wukuf.

c. Pada waktu wukuf memperbanyak berdoa,

berzikir talbiyah, istigfar dan lain-lainn.

9. Berangkat menuju muzdalifah sehabis shalat

magrib dan isya.

a. Sesudah shalat magrib dan isya jama taqdim

meninggalkan arafah menuju muzdalifah dan

akhir waktu nya adalah sebelum fajar.

b. Waktu berangkat dari arafah hendaknya

membaca talbiyah dan do’a.

10. Di Muzdalifah(pada malam tanggal 10 zulhijjah )

a. Waktu sampai di muzdalifah membaca

talbiyah, zikir dan berdoa

b. Mabit yaitu berhenti / menginap dimuzdalifah

sampai sesudah lewat tengah malam. Apabila

datang sebelum tengah malam harus

menunggu waktu sampai lewat tengah malam

c. Mencari / mengambil kerikil

11. Di Mina

a. Sampai dimina hendaklah berdoa

b. Pada tanggal 10 zulhijjag melontar jamrah

aqabah saja lalu bercukur, ini dinamakana

 

Page 52: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

40

tahallul awal maka seluruh larangan haji telah

gugur kecuali bersetubuh.

c. Selama dimina kewajiban jamah haji yang

belom membayar dam hendaklah segera

melaksanakannya.

12. Kembali ke Makkah

a. Tawaf ifadah dan sai

b. Tawaf wada atau tawaf pemitan, dilakukan

sesudah selesai melakukan ibadah haji bagi

yang akan meninggalkan kota makkah untuk

kembali ke jeddah atau melanjutkan perjalanan

ke madinah, jamah pergi menuju masjidil

haram melakukan tawaf wada kemudian

munajat di multazam dengan membaca doa.

Dalam melaksanakan haji para jamaah haji harus

mengetahui syarat haji, rukun haji, dan wajib haji,

antara lain:

1. Syarat Haji

Syarat haji yaitu hal yang harus dipenuhi

sebelum orang melakukan ibadah haji.

a. Islam

b. Baligh (Dewasa)

c. Aqil (Berakal Sehat)

d. Merdeka (bukan hamba sahaya)

e. Istiha’ah (mampu)

2. Rukun Haji

 

Page 53: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

41

Rukun haji adalah serangkaian amalan

yang harus di lakukan dalam ibadah haji dan

tidak dapat di ganti dengan yang lainnya,

walaupun dengan dam. Jika di tinggalkan

maka tidak sah hajinya. Rukun haji adalah

a. Ihram (Niat)

b. Wukuf di Arafah

c. Thawaf ifadhah

d. Sa’i

e. Cukur

f. Tertib

3. Wajib Haji

Wajib haji adalah rangkaian amalan yang

harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tidak

dikerjakan sah hajinya, akan tetapi harus

membayar dam; berdosa jika sengaja

meninggalkan dengan tidak ada uzur syar’i.

wajib haji adalah

a. Ihram, yakni niiat berhaji dari Miqat

b. Mabit di Muzdalifah

c. Mabit di Mina

d. Melontar Jumrah Ula, Wustha, dan

Aqobah

e. Thawaf wada’ (bagi yang akan

meninggalkan Mekkah) Wajib haji ini

adalah ketentuan yang apabila

 

Page 54: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

42

dilanggar maka hajinya tetap sah tetapi

wajib membayar dam. 33

33 Dapartemen agama, bimbingan haji, umroh dan ziarah, jkt, h. 17

 

Page 55: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

42

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi

DKI Jakarta

Awal berdirinya Dapartemen Agama disahkan berdasarkan

penetapan Pemerintah Nomor: 1/SD tanggal 3 Januari 1946

bertepatan dengan 24 Muharram 1364 H. Menteri Agama pertama

Prof. H. M. Rasjidi, BA. Sejak itu dimualilah penataan struktur

dilingkungan Dapertemen Agama. Pada tahap ini, Menteri Agama

H.M.Rasjidi mengambil alih beberapa tugas untuk di masukkan

dalam lingkungan Dapartemen Agama. Tugas pokok Departemen

Agama waktu itu ditetapkan berdasarkan penetapan pemerintah

Nomor: 5/SD tanggal 25 Maret 1946 dan Maklumat Pemerintah

Nomor 2 tanggal 24 April 1946 yang menyatakan bahwa tugas pokok

Departemen Agama adalah menampung urusan Mahkamah Islam

Tinggi yang sebelumnya menjadi wewenang Kementrian Kehakiman:

dan menampung tugas dan hak mengangkat penghulu masjid dan

para pegawainya yang sebelumnya menjadi wewenang dan hak

presiden dan Bupati. 1

Sejak awal berdirinya Departemen Agama hingga tahun

1950-an stabilitas politik belum dapat berjalan dengan baik. Pihak

belanda dan sekutu tidak rela Indonesia merdeka. Dua kali aksi

militer dilancarkan; pertama, tanggal 21 Juli 1947 dan Kedua tanggal

19 Desember 1948. Kabinet yang dibentuk pemerintah Republik

1 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang

Provinsi DKI Jakarta.

 

Page 56: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

43

Indonesia rata-rata berumur pendek, karena silih bergantinya kabinet

sistem parlementer. Dalam situasi perang (karena aksi militer),

penataan kantor agama di daerah jelas terganggu. Di berbagai daerah,

kantor agama berpindah-pindah dari daerah yang diduduki Belanda

ke daerah lain yang secarah de facto masih dikuasi oleh pemerintah

Republik Indonesia. Saat itu Menteri Agama mengintruksikan bahwa

dalam menghadapi perang melawan kolonial Belanda, setiap aparat

Departemen Agama diharuskan turut serta berjuang mempertahankan

Negara Republik Indonesia. Karena alasan itu pula, selama terjadi

peperangan tersebut, pengiriman jamaah haji sempat dihentikan.

Tahun 1971 dikeluarkan keputusan Menteri Agama No. 53

tahun 1971 tentang Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang, dan Tata

Kerja Instansi Departemen Agama Daerah. Jika sebelumnya, sebagai

kordinator ditunjuk Kepala Djawatan Urusan Agama sebagi

Pimpinan Perwakilan Departemen Agama, maka sejak tahun 1973

istilah Kepala Djawatan diganti dengan Kepala Perwakilan sebagai

Pimpinan Perwakilan Departemen Agama Provinsi. Perwakilan

Departetemen Agama D.C.I Jakarta terdiri atas

1. Unsur pimpinan adalah Kepala Perwakilan

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekertaris Perwakilan yang

bertugas memimpin Sekertariat Perwakilan, yang terdiri dari 5

(lima) bagian:

a. Bagian Administrasi

b. Bagian Personil

c. Bagian Keuangan dan Menteriil

d. Bagian Koordinasi dan Pengawasan

e. Bagian Pengawasan Aliran Kerohanian

3. Unsur Pelaksana ialah:

 

Page 57: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

44

a. Kepala Inspeksi Urusan Agama memimpin Inspeksi Urusan

Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:

1. Sub Inspeksi Kepenghuluan

2. Sub Inspeksi Kemasjidan

3. Sub Inspeksi Zakat, Wakaf, dan Ibdah Sosial

4. Sub Inspeksi Kesejahteraan Keluarga

b. Kepala Inspeksi Pendidikan Agama memimpin Inspeksi

Pendidikan Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:

1. Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada pra sekolah, Sekolah

Dasar dan Sekolah Luar Biasa.

2. Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada sekolah, Sekolah

Lanjutan, Kejuruan, dan Kursus Khusus.

3. Sub Inspeksi Pembinaan Madrasah dan Pergurusan Agama

4. Sub Inspeksi Pendidkan Guru Agama dan Tenaga Kejuruan

c. Kepala Inspeksi Penerangan Agama memimpin Inspeksi

Penerangan Agama yang terdiri dari 4(empat) sub inspeksi:

1. Sub Inspeksi Penerangan dan penyiaran

2. Sub Inspeksi Penyuluhan dan Rawatan Rohani

3. Sub Inspeksi Pembinaan Kebudayaan

4. Sub Inspeksi Publikasi

d. Kepala Inspeksi Peradilan Agama memimpin Inspeksi

Peradilan Agama yang terdiri dari 3 (tiga) sub inspeksi

1. Sub Inspeksi Pembinaan dan Pengawasan Badan-Badan

Peradilan Agama

 

Page 58: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

45

2. Sub Inspeksi Pengumpulan Putusan-Putusan Pengadilan

Agama

3. Sub Inspeksi Pengumpulan Bahan-Bahan Hukum Agama.

Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta terbentuk

pada tanggal 1 Januari 1976, beberapa bulan setelah Keputusan

Menteri Agama Nomor 18 tahun 1975 dikeluarkan. Kantor

pertama perwakilan Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta

berada di jalan Cikini Raya Jakarta Pusat tepatnya jalan kebun

binatang depan Taman Ismail Marzuki saat itu namanya masih

“JAWATAN URUSAN AGAMA DCI JAKARTA”. Pada saat

Alamsyah menjadi Menteri Agama yang bertepatan dengan

kepemimpinan Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta terdapat

kesepakatan untuk membangun Kementrian Agama Perwakilan

Jakarta di jalan Merdeka Selatan 9 Pemuda DKI Jakarta yang

menempati lantai 3 dan 4, dengan anggaran yang berasal dari

Kementerian Agama Pusat. Kemudian keadaan menjadi sedikit

sulit dikarenakan terdapat dua kantor sedangkan untuk

menampung menjad satu pegawai tidak memadai. Tujuan

didirikannya Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta

yaitu untuk mempersatukan langkah-langkah dan tindakan misi

dan bagaimana lebih mengefektifikan dan mengefiensikan

kehidupan di wilayah agama dari diri sendiri melalui struktur.

Sampai tahun 1985 Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta masih berada di dua tempat di Jl.

Merdeka Selatan (Pemda) dan di Jl. Kebun Binatang. Pada saat

Alamsyah masih menjabat menjadi Menteri Agama,

Kementerian Agama Pusat memberikan anggaran untuk

membangun kantor dengan tahap awal tiga lantai, di Jl. DI

 

Page 59: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

46

Pandjaitan (Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta saat

ini). Hal ini dilakukan agar koordinasi semua tugas Kanwil

dapat berjalan lebih baik. 2

Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta, didirikan,

dengan Kepala Kanwil yang pertama: R.H.O Hudaya, Ke-2

H.M Djamali Latief S.H, Ke-3 K.H Muchtar Natsir, Ke-4 H.

Salahuddin El-Chair BA, Ke-5 Drs. H.A Muhammad, Ke-6 H,

Halim AR, Ke-7 Drs.H. Mubarok, Ke-8 Drs. H.A Bidawi Zubir

(Periode 1996-1998), Ke-9 Drs. H. Rusly Wolman, MM

(Periode 1998-2000), Ke- 10 Drs. H.Abdul Chair (Periode

2000-2002), Ke-11 Drs.H Muhaimin RD (Periode 2002-2003,

Ke-12 H.Achmad Fauzan Harun SH (Periode 2003-2010), Ke-

13 Drs. Sutani, M.Pd.I (Periode 2010-2011), Ke-14 H.

Muhaimin Luthfie (Periode 2011-2013), Ke-15 H.Akhmad

Murtado , SE (Periode 2013-202015) dan periode tahun 2015

sampai saat ini dijabat oleh Dr. H. Abdurrahman. M.Ag.3

B. Visi dan Misi

Berdasrkan Keputusan Menteri Agama No. 39. Tahun 2015

Tentang Recana Strategi Kementerian Agama Tahun 2015-2019.

1. Visi

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama,

rukun, cerdas, dan sejahtera lahir dan batin dalam rangka

mewujdkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan

berkeperibadian berlandaskan gotong royong.

2. Misi

2 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang

Provinsi DKI Jakarta. 3 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang

Provinsi DKI Jakarta.

 

Page 60: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

47

a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran

agama.

b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat

beragama.

c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang

merata dan berkualitas.

d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas

pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.

e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan

umrah yang berkualitas dan akuntable

f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan

umum berciri agama, pendidikan agama pada

satuan pendidikan umum dan pendidikan

keagamaan

g. Mewujudkan tatakelola pemerintah yang bersih,

akuntable dan terpercaya.

C. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan peraturan Menteri Agama (PMA) Republik

Indonesia Nomoe 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal Kementerian Agama, maka kedudukan, tugas pokok

dan fungsi di Kementerian Agama Provinsi adalah sebagai berikut

1. Kedudukan

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah Instansi

Vertikal Kementerian Agama yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langgsung kepada Menteri Agama.

2. Tugas Pokok

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian

 

Page 61: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

48

Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri

Agama dan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.4

3. Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta

a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis

dibidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama

kepada masyarakat di provinsi.

b. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan dibidang haji dan

umrah.

c. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan, di bidang pendidikan

madrasah, pendidikan agama, dan keagamaan

d. Pembinaan kerukunan umat beragama

e. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

administrasi dan informasi

f. Pengkoordinasi perencanaan, pengendalian, pengawasan dan

evaluasi program, dan

g. Pelaksanaan hubungan tugas kementerian di provinsi.5

Sedangkann Tugas dan Fungsi Bidang Penyelnggaraan Haji dan

Umrah adalah :

a. Seksi Pembinaan haji dan umrah, mempunyai tugas

melakukan penyiapan pelakasanaan pelayanan, bimbingan

teknis, dan di bidang pendaftaran dan dokumen haji.

b. Seksi Pembinaan haji dan umrah mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan. Pelakasanaan pelayanan,

bimbingan tekniks, dan pembinaan haji dan umrah

4 Pasal 4PMA No. 13 Tahun 2015

5 Pasal 4PMA No. 13 Tahun 2015

 

Page 62: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

49

c. Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelakasanaan

pelayanan, bimbingan tekniks, dan pembinaan di bidang

akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji.

d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan,

bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan

keuangan haji.

e. Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pelakasanaan pelayanan, bimbingan teknis,

dan pembinaan di bidang pengelolaan keuangan haji

D. Strukur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta.

Adapun struktur organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta

Table 3.1

 

Page 63: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

50

Adapun struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umrah Kanwil

Kementerian Agama DKI Jakarta

Table 3.2

E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanaan Bimbingan

Pembinaan Jamaah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta.

1. Tugas Pokok

Bidang penyelenggaraan haji dan umrah sebagaimana

dimaksud dalam pasal 360 ayat (1) huruf e mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinan, dan pengelolaan

sistem informasi di bidang penyelenggaraan ibdah haji dan umrah

berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Agama.6

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam

pasal 377 Bidang Penyelenggara Hahji dan Umrah

menyelenggarakan fungsi. 7

6 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang

organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 377 7 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang

organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 378

 

Page 64: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

51

a. Penyiapan kebijakan teknik dan perencanaan program di

bidang penyelenggaraan haji dan umrah

b. Pelakasanaan pelayanaan, bimbingan, dan pembinaan di

bidang pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi,

perlengkapan haji, pengelolaan keuangan haji, pembinaan

jamaah haji dan umrah, serta pengelolaan system informasi

haji, dan

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan

haji dan umrah

3. Susnan Organisasi Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah terdiri

atas :8

a. Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji

b. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah

c. Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji

d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji

e. Seksi Sistem Informas Haji dan ,

f. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Pelakasanaan Seksi Pembinaan Haji dan Umrah

Seksi Pembinaan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud

dalam pasal 379 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan pelaksanaan, pelayanan, bimbingan, teknis, dan pembinaan

di bidang pembinaan haji dan umrah.

8 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang organisasi

dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 379

 

Page 65: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

52

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab IV menejelaskan tentang analisis efektivitas bimbingan

manasik haji, dari tahap-tahapan tersebut berisi tentang : Kegiatan

Bimbingan Manasik Haji, Materi Bimbingan Manasik Haji, Metode

Bimbingan Manasik Haji, jumlah peserta bimbingan manasik haji,

Pelakasanaan Bimbingan Manasik Haji, Jumlah Peserta Yang melaksanakan

Ibadah Haji Tahun 2018 Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik

A. Kegiatan Bimbingan Manasik Haji

Dalam kegiatan bimbingan manasik yang di lakukan oleh

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10 kali, 8 kali oleh

Kantor Urusan Agama (KUA), dan 2 kali oleh Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/ Kota. Dan untuk penanggung jawab pelaksanaan

kegiatan bimbingan manasik di tingkat Kabupaten/ Kota Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan tingkat Kecamatan adalah

Kepala KUA Kecamatan Setempat. Dan waktu setiap kali pertemuan

adalah 4 jam. Tujuan dan manfaat di adakannya bimbingan manasik

adalah membuat jamaah haji mandiri ataupun jamaah haji di harapkan

bisa memahami seluruh alur perjalanan ibadah haji, pelaksanaan ibadah

haji, hak dan kewajiban jamaah haji, yang diperoleh di Tanah Air,

Mekkah, maupun Madinah, dan yang paling penting tujuannya adalah

untuk jamaah bisa mandiri tidak tergantung dengan kloter ataupun para

pembimbing yang ada di tanah air.1 Dan dalam melaksanakan bimbingan

manasik haji, dalam memberikan materi bimbingan manasik,

menggunakan metode seperti: ceramah, Tanya jawab, peragaan, praktik

1 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 29 April 2019

 

Page 66: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

53

manasik,. 2 Sesuai dengan keputusan kementerian agama

penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, pemerintah menfasilitasi jamaah

haji dengan menerbitkan buku panduan manasik haji adalah sebagai

bentuk tanggung jawab pemerintah kepada para calon jamaah. Selain itu

jamaah haji di harapakan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta

pemahamanya secara mandiri tentang ibadah haji.

Dalam buku panduan manasik haji tersebut, didalamnya menjelaskan

tentang keseluruhan petunjuk manasik haji dan umrah, tata cara

pelaksanaan ibadah haji meliputi ketentuan hukum dan hikmah haji dan

umrah serta di lengkapi dengan Tanya jawab seputar manasik haji dan

umrah dan penejelasan beberapa tempat bersejarah serta syiar-syiar

perhajiaan yang di anggap perlu., dengan di adakannya bimbingan

manasik haji adalah

1. Menjadikan jamaah haji yang mandiri, tidak bergantung kepada

seseorang dalam pelaksanaan ibadah

2. Dapat beribadah haji secara benar , sah, tertib dan lancar

3. Bimbingan terprogram dan berkesinambungan

4. Mencapai target haji yang mabbrur dan di Ridhoi Allah SWT.

B. Materi Bimbingan Manasik Haji

Dalam materi Bimbingan Manasik adalah salah satu hal

pokok yang harus disampaikan oleh pihak penyelenggaraan kepada

calon jamaah, dimana materi merupakan bekal yang harus di ketahui

oleh jamaah agar jamaah dapat melakukan ritual ibadah haji dengan

lancar dan menbuat jamaah itu lebih mandiri. Materi bimbingan

manasik haji di tingkat Kabupaten/ Kota dan Kecamatan dilakukan 2 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta, 30 April 2019

 

Page 67: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

54

berbasis regu dan materinya terpadu meliputi manasik ibadah,

manasik perjalanan , hak dan kewajiban, manasik kesehatan dengan

kurikulum , dan materi utama bimbingan manasik berasal dari buku

paket bimbingan manasik haji dan umrah serta doa dan dzikir

manasik haji dan umrah. Pengembangan materi diseseuaikan dengan

keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah No.

120 Tahun 2018 tanggal 20 maret 2018 tentang pedoman

pelaksanaan Bimbingan Manasik Oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/ Kota dan Kantor Urusan Agama (KUA). Adapun materi

bimbingan manasik haji di KUA yaitu.3

Tabel 4.1

NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE

1. Proses

Perjalanan

Ibdah Haji

gelombong I

dan II

Jamaah haji

dapat

memahami

proses

perjalanan

ibadah haji

gelombangI

dan II sejak

dari tanah air,

ke Arab Saudi

dan kembali

ke tanah Air

1. Alur Perjalanan

Jamaah Haji

gelombangI dan II

2. Perjalanan Haji

gelombang I

(Embarkaasi,

Madinah, Mekkah,

Jeddah, Debarkasi

Haji masing-

masing daerah

3. Perjalanan Haji

gelombang II

(Embarkasi,Jeddah,

Mekkah, Madinah,

Debarkasi Haji

masing-masing

daerah)

Ceramah,

Tanya Jawab.

Dan Diskusi

.2. Bimbingan

Manasik Haji/

Jamaah haji

dapat

1. Hukum dan

ketentuan manasik

Ceramah,

Tanya Jawab.

3 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 30 April 2019

 

Page 68: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

55

Umrah memahami tata cara

pelaksanaan

haji/ umrah

haji 2. Tata cara

pelaksanaan

Umrah

3. Tata cara

pelakasaan

- Haji Tamattu

- Haji Ifrad

- Haji Qiran

Diskusi dan Praktik

3 B imbingan

Pelaksanaan

Ibdah Haji/

Umrah

Jamaah haji

dapat

memahami

dan

melaksanakan

tata cara

pelaksanaan

ibadah

haji/umrah

1. Miqat

2. Pakaian ihram dan

shalat sunnah

ihram

3. Niat dan bacaan

talbiyah

4. Tawaf

5. Sa’i

6. Tahalul

7. Macam-macam

DAM

8. Larangan-larangan

selama ihram

Ceramah,

Tanya Jawab,

Diskusi dan

Praktik

4. Praktik

Pelaksanaan

Umrah

Jamaah haji

dapat

melaksanakan

praktek

manasik

umrah

1. Miqat

2. Praktik memakai

pakaian ihram

3. Praktik Niat dan

Shalat Sunat Ihram

4. Praktik Tawaf

5. Praktik Sa’i

6. Praktik Tahalul

Ceramah,

Tanya Jawab.

Diskusi dan

Praktik

5. Bimbingan

pelaksanaan

ibadah haji

Jamaah dapat

mengetahui

tentang tata

cara/ urutan

pelasanaan

ibadah haji

1. Ihram/ Miqot

2. Wukuf di Arafah

3. Mabit di

Muzdalifah

4. Melontar Jumrah

5. Tawaf Ifadhah

6. Tahalul Awal dan

tahalul Tsani

7. Nafar awal dan

nafar Tsani

Ceramah,

Tanya Jawab

dan Simulasi

6. Pemutaran Jamaah haji 1. Pemutaran video Penanyangan

 

Page 69: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

56

Video Manasik dan

Haji dan

Penjelasana

Permasalahan

haju

dapat mengetahui

kondisi riil

perjalanan haji

dari tanah air

dan Arab

Saudi

2. Penjelasan permasalahan

yang di hadapi

jamaah haji

Film, Tanya Jawab, dan

Disskusi

7. Akhlak jamaah

Haji dan

Budaya Arab

Saudi

Jamaah haji

dapat

memahami

akhalak dan

budaya/ kultur

Arab Saudi

1. Etika dan akhlak

jamaah selama

pelakasanaan

ibadah haji

2. Tata cara

berpakaian di Arab

Saudi

3. Tata cara bergaul

dengan sesama

jamaah haji

4. Sosial budaya di

Arab Saudi

Ceramah,

Tanya Jawab

Diskusi, dan

Praktik

8.

Pelaksanaan

Shalat Arba’in

dan Ziarah

Jamaah haji

dapat

memahami

sekaligus

melaksanakan

shalat arba’in

dan ziarah

1. Palaksanaan shalat

Arbain beserta

hikmahnya

2. Situs Nabawiyah

Makkah dan

Madinah

3. Pelaksanaan Ziarah

di Mekkah dan

Madinah

Ceramah,

Tanya Jawab

dan Diskusi

9. Hikmah Haji

dan

Pelestaraian

Haji Mabrur

Jamaah Haji

dapat

memahami

Hikmah

ibadah haji

dan umrah

melestarikan

Kemabruran

haji

1. Hikmah

menunaikan ibadah

haji

2. Manasik haji dan

umrah

3. Cara- cara menjaga

kemabruran Haji

Ceramah,

Tanya Jawab,

dan Diskusi

 

Page 70: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

57

materi bimbingan manasik Haji Massal yaitu 4

Tabel 4.2

NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE

1 Kebijakan

pemerintah

dalam

Penyelenggaran

Ibadah Haji

Jamaah Haji

dapat

memahami

kebijakan

pemerintah

dalam program

pembinaan,

pelaynan dan

perindungan

kepada jamaah

haji

1. Kewajiban

pemerintah dalam

Penyelenggraan

Ibadah Haji

2. Bentuk pembinaan,

pelayanaan dan

perlindungan bagi

jamaah haji di

Tanah Air dan

Arab Saudi

3. Ketentuan

peraturan

perundang-

undangan haji di

Arab Saudi

Ceramah, Tanya

Jawab dan

Diskusi

2 Bimbingan

Kesehatan

Jamaah Haji

Jamaah Haji

dapat

memahami

berbagai

pelayanan

kesehatan dalam

penyelenggaraan

ibadah haji

sekaligus

menjaga

kesehatan dan

kebugaran

selama ibadah

haji

1. Bentuk Pelayanaan

Kesehatan bagi

jamaah haji di

Tanah Air dan

Arab Saudi

2. Tindakan jamaah

untuk menjaga

kesehatan dan

kebugaran (jalan

pagi, senam dan

pemerikasaan

kesehatan rutin)

Ceramah, Tanya

Jawab dan

Diskusi

3 Ibadah dan

Kegiatan selama

di Pesawat

Jamaah dapat

memahami tata

cara

pelakasanaan

ibadah salama di

1. Bersuci/ tayamum

di dalam pesawat

2. Shalat di peswat

3. Membaca Al-

Qur’an, Zikir, dan

Ceramah, Tanya

Jawab, dan

Praktik

4 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 29 April 2019

 

Page 71: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

58

pesawat Do’a 4. Memanfaatkan

fasilitas selama di

pesawat

5. Menjaga

keselamatan

4 Kewajiban dan

Hak Jamaah Haji

Jamaah

mengetahui apa

saja yang

menjadi

kewajibannya

selama di Tanah

Air dan Arab

Saudi dan

Jamaah

mengetahui apa

saja yang

menjadi haknya

di tanah air dan

di Arab Saudi

1. Mematuhi Tata

cara Tertib dan

aturan-aturan

tentang

Penyelenggaraan

haji

2. Menjaga nama baik

Bangsa dan Negara

selama di Arab

Saudi dan Adat

Istiadat dan

Budaya Arab

3. Hak memperoleh

bimbingan manasik

4. Hak memperoleh

pelayanan

dokumen,

akomodasi,

transportasi,

konsumsi dan

pelayanan

kesehatan selama

di Arab Saudi

Ceramah, Tanya

Jawab dan

Diskusi

5.

Praktik

Pelaksanaan

Ibadah Haji/

Manasik Haji

Jamaah haji

dapat

melakukan

praktek

pelaksanaan haji

1. Peraktik memakai

ihram, niat, dan

shalat ihram.

2. praktik Wukuf,

mabit,di

Muzdalifah dam

mina

3. praktik melontar

jumrah

4. praktik tawad

ifadhah

5. praktik tahalul/

memotong rambut

Ceramah, Tanya

Jawab, dan

Praktik

 

Page 72: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

59

C. Metode Bimbingan Manasik Haji

Metode salah satu cara atau upaya yang dilakukan oleh

narasumber atau pembimbing dalam menyampaikan materi agar

proses bimbingan pada jamaah tercapai sesuai dengan tujuan. Suatu

metode sangatlah penting bagi pembimbing agar jamaah merasa tidak

jenuh dan bosan serta jamaah mudah memahami isi materi yang

disampaikan. Adapun metode yang di gunakan dalam melaksanakan

bimbingan manasik haji menggunakan metode:

1. Ceramaah

2. Tanya jawab

3. Peragaan

4. Praktik manasik dan simulasi5

D. Jumlah Peserta Bimbingan Manasik Haji

Untuk peserta bimbingan manasik adalah jamaah yang sudah

melunasi biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam alokasi

kuota berangkat haji tahun berjalan dan untuk jumlah peserta

bimbingan di KUA kecamatan di tetapkan paling sedikit 41 atau 42

orang, dan adapaun jika peserta bimbingan manasik haji kurang dari

41 ataupu 42 orang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota

dapat melakukan penggabungan kegiatan bimbingan lebih dari satu

kecamatan yang jumlah jamaahnya paling banyak.

E. Jumlah Peserta Yang melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2018

5 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 1 Maret 2019

 

Page 73: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

60

Untuk tahun ini melakasanakan Ibadah Haji tahun 2018 sejumlah

221.000 jamaah dengan ini di kelompokan berdasarkan segi

Pekerjaan , pendidikan, Umur, pengalama haji, kelompok umur, yang

melaksanakan Ibadah Haji pada tahun 2018.6

Tabel 4.3

Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pekerjaan

NO PEKERJAAN BERANGKAT

JUMLAH %

1 PNS 1,156 14.50

2 TNI/POLRI 115 1.44

3 DAGANG 703 8.82

4 TANI/NELAYAN 35 0.44

5 SWASTA 2,176 27.30

6 IBU RUMAH

TANGGA

2,998 37.62

7 PELAJAR/

MAHASISWA

88 1.10

8 BUMN/BUMD 193 2.42

9 PENSIUNAN 506 6.35

10 LAIN-LAIN - -

JUMLAH 7,970 100.00

Tabel 4.4

Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pendidikan

6 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 1 April 2019.

 

Page 74: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

61

NO PENDIDIKAN BERANGKAT

JUMLAH %

1 SD/MI

1,497

18.78

2 SLTP/ MTS 998 12.52

3 SLTA/MA 2,572 32.27

4 D1/ D2/ D3/ SM 623 7.82

5 S1 1,921 24.10

6 S2 348 4.37

7 S3 7 0.09

8 LAIN-LAIN 4 0.05

JUMLAH 7,970 100.00

Tabel 4.5

Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Kelompok Umur

NO KELOMPOK UMUR BERANGKAT

JUMLAH %

1 S.D.20 TH 8 0.10

2 21. S.D. 30 TH 114 1.43

3 31. S.D. 40 TH 671 8.42

4 41. S.D.50 TH 2,088 0.44

5 51 S.D. 60 TH 2,176 26.20

6 61. S.D.70 TH 2,871 36.02

7 71. S.D.74 TH 205 2.57

8 75 TH KE ATAS 390 4.89

JUMLAH 7, 970 100.00

 

Page 75: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

62

Tabel 4.6

Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi

Pengalaman Haji

NO PENGALAMAN HAJI BERANGKAT

JUMLAH %

1 BELUM HAJI 7,869 98,73

2 SUDAH HAJI 101 1, 27

JUMLAH 7, 970 100.00

Tabel 4.7

Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Jenis

Kelamin

NO JENIS KELAMIN BERANGKAT

JUMLAH %

1 LAKI-LAKI 3,418 42,89

2 PEREMPUAN 4,522 157,11

JUMLAH 7, 970 100.00

F. Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik

Dalam kegiatan bimbingan manasik haji sarana untuk

pelakasanaan bimbingan harus sesuai standar yang ditetapakan guna

mewujudkan kemandirian jamaah haji baik dalam pelasanaan ibadah

maupun perjalanan haji sesuai ketentuan syariat agama islam, dan

saran bimbingan manasik dalam bentuk alat tulis, flichat bagi para

 

Page 76: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

63

pembimbing, praktik yang di lapangan, alat peraga ( Ka’bah mini)

dan perlengkapan berupa (Buku Manasik).7

7 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI

Jakarta, 29 April 2019

 

Page 77: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

64

BAB V

ANALISIS

A. Analisis Regulasi Bimbingan Manasik Haji pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Dilihat dari observasi penulis mewawancarai langgsung ke

tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis

dapatkan selama melakukan penelitian mengenai bimbingan manasik

haji melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah

menganalisis antara teori dengan praktik di lapangan.

Dalam bimbingan manasik adalah bimbingan yang diberikan

kepada calon jamaah haji atau umrah yang berisi tentang semua

pengetahuan tentang haji atau umrah, mulai dari keberangkatan dari

tanah air dan dalam perjalanan, selama di Arab Saudi dan kembali ke

tanah air1. Adapun pengaruh bimbingan manasik haji adalah teori

yang diberikan selama di tanah air dapat dipraktekan secara benar

ketika pelaksanaan ibadah haji di tanah suci serta mendapatkan

predikat haji mabrur dan menjadi keperibadian yang lebih baik lagi

untuk kedepannya.

Pemerintah menjamin keberlang sungnya perjalanan ibadah

ibadah haji pemerintah penting memberikan bimbingan manasik haji

terhadap calon jamaah suapaya mengetahui tata cara pelaksanaan

ibadah haji dan perjalanan ibadah haji di Tanah Suci dengan ini

Kegiatan bombingaan manasik haji yang di lakasanakan Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta adalah

memberikan bimbingan di KUA dan bimbingan manasik secara

1 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 2 Mei 2019

 

Page 78: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

65

massal yang diadakan di Asrama Haji Pondok Gede , dan untuk

pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di laksanakan di beberapa

KUA yang memiliki fasilitas aula yang memadai dan ada jamaah di

wilayah tersebut

Bimbingan manasik dilaksanakan sebanyak 10 kali yaitu 8

kali oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan dan 2 kali di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. per KUA 41 atau 42 orang,

adapun sarana dan prasana pendukung untuk pelakasanaan

bimbingan harus sesuai standar yang ditetapakan guna mewujudkan

kemandirian jamaah haji baik dalam pelasanaan ibadah maupun

perjalanan haji sesuai ketentuan syariat agama islam, dan saran

bimbingan manasik dalam bentuk alat peraga ( Ka’bah mini) dan

perlengkapan berupa (Buku Manasik

Untuk materi yang disampaikan sesuai dengan keputusan

Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 120 Tahun

2018. Adapun materi bimbingan manasik haji massal yaitu :

a. Tentang kebijakan perjalanan ibadah haji

b. Tentang hak dan kewajiban jamaah

c. Bimbingan dalam penerbangan

d. Pelayanan kesehatan

Dengan menggunakan metode Ceramaah, Tanya jawab,

Peragaan, Praktik manasik dan Simulasi.2 dengan jumlah peserta 41

atau 42 setiap kali pertemuan bimbingan manasik, dengan di adakan

bimbingan manasik haji menurut penulis efektif karena dengan di

lakasanakan 10 kali pertemuan bimbingan dapat membuat

pemahaman tentang manasik para jamaah menjadi paham dan dengan

2 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 1April 2019

 

Page 79: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

66

di berikan nya bimbingan manasik haji yang dapat meningkatkan

kualitas ibadah karena diberikannya bimbingan manasik oleh

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Dengan diadakan nya bimbingan manasik tujuan dan manfaatnya

adalah :adalah membuat jamaah haji mandiri ( secara calon jamaah

haji diharapkan bisa memahami seluruh alur perjalan ibadah haji,

pelaksanaan ibadah haji, hak dan kewajiban jamaah haji, yang

diperoleh di tanah air, mekkah,maupun madinah dan yang paling

penting tujuan nya adalah untuk jamaah bisa mandiri tidak tergantung

dengan ketua kloter ataupun para pembimbing yang ada di tanah air,

B. Analisis Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Dalam

Meningatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Dilihat dari observasi penulis mewawancarai langgsung ke

tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis

dapatkan selama melakukan penelitian mengenai bimbingan manasik

haji melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah

menganalisis antara teori dengan praktik di lapangan.

Menurut Kartika Hadi yang di kutip oleh Sukirno Agoes

menjelaskan pengertian Efektivitas adalah produk akhir kegiatan

operasi telah mencapai tujuannya baik di tinjaunya dari segi kualitas

hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang di tagetkan”. Jelasnya

apabila tujuannya tercapai sesuai dengan yang direncanakan

sebelumnya adalah efektif, apabila suatu pekerjaan tidak sesuai

tujuan maka suatu pekerjaan tersebut tidak efektif. Setidaknya ada

indikator efektivitas bimbingan manasik.

 

Page 80: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

67

Dalam pengukuran efektivtas Untuk mencapai bimbingan

yang efektif, di ukur dengan 3 ukur yaitu Kuantitas, Kualitas dan

waktu. dalam hal ini bimbingan manasik di ukur dari segi kuantitas

bisa dilihat dari segi seberapa banyak jumlah, baik itu jumlah

pembimbing, jumlah bimbingan manasik yang diberikan dan jumlah

jamaah yang mengikuti kegiatan bimbingan manasik. pengukuran

efektivitas dari segi kuantitas

A. jumlah pembimbing

pada pelaksanaan bimbingan manasik, bimbingan manasik

yang menjadi Narasumber bimbingan manasik Haji

Massal yaitu:

a. Para pejabat di Kantor Kementerian Agama Kota atau

Kabupaten

b. Pada bidang PHU

c. Kementerian Kesehatan

d. Kementerian Perhubungan dengan ini di wakili oleh pihak

Penerbangan dalam menyampaikan materi keselamatan

penerbangan

e. Dan para praktisi haji yang mempunyai kemampuan dan

Akuntabilitas yang baik

B. Jumlah Bimbingan Manasik

Dalam kegiatan bimbingan manasik yang di lakukan oleh

Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10

kali, 8 kali oleh Kantor Urusan Agama (KUA), dan 2 kali

oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Dan

untuk penanggung jawab pelaksanaan kegiatan bimbingan

 

Page 81: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

68

manasik di tingkat Kabupaten/ Kota Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan tingkat

Kecamatan adalah Kepala KUA Kecamatan Setempat.

Dan waktu setiap kali pertemuan adalah 4 jam. Hal ini

penulis anggap masih kurang dalam bimbingan manasik

melihat Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

bekerja sama 135 KBIH untuk memberikan bimbingan

tambahan selain yang diberikan oleh pemerintah.

C. Jumlah Jamaah

Untuk tahun ini melakasanakan Ibadah Haji tahun

2018 sejumlah 221.000 jamaah. Menurut bapak Matroji

sebagai Kepala Seksi Informasi Haji jamaah yang ada di

Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta dari

berbagai jenis, dengan ini di kelompokan berdasarkan segi

Pekerjaan , pendidikan, Umur, pengalama haji, kelamin.

Dilihat dari dari penulis yang di dapatkan jamaah haji

tahun 2018.

Setelah mengukur kuantitas selanjutnya adalah

mengukur dari segi kualitas . pengukuran kualitas

mencakup kualitas pembimbing, materi, dan tempat.

A. Kualitas Pembimbing

Menurut bapak Samsudin kantor kementerian agama

menyediakan pembimbing yang sudah berpengalaman,

atau pembimbing yang sudah berhaji, mempunyai

sertifikat pembimbing manasik dan mempunyai SK dari

kementerian agama kota ataupun kabupaten. Karena

Pembimbing merupakan hal yang sangat di butuhkan oleh

 

Page 82: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

69

para calon jamaah haji, agar para calon jamaah dapat

mengetahui berbagai ilmu manasik haji yang harus

dimiliki oleh para calon jamaah haji Dan untuk mejadi

pembimbing manasik ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi antara lain

a. Pendidikan minimal S-1 atau sedarajat/ pesantren

b. Memahami mengenai fiqih haji

c. Pengalaman melakukan ibadah haji

d. Memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan)

e. Memiliki akhlakul karimah

f. Diutamakan mampu berkomunikasi dengan bahasa

Arab, dan

g. Di utamakan lulus sertifikasi

Dalam menunjang keefektivan pembimbing dalam

menyampaikan bimbingan materi bimbingan manasik

sangatlah baik.

Menurut salah satu jamaah haji bapak Taufik “ sikap

pembimbing Rata-rata mereka memiliki sikap yang sabar,

koperatif dan sangat membantu dalam menyampiakan

materi denga pengetahuan edukatif yang membuat jamaah

paham

Dalam menunjang ke efektifan Pembimbing dalam

menyampaikan materi bimbingan manasik, pembimbing

menggunakan beberapa metode antara lai : metode

Ceramah, Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek.

Menurut bapak H.Samsudin “Metode yang digunakan

oleh pembimbing sejauh ini mengunakan metode

 

Page 83: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

70

Ceramah, Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek”. Pada

pelaksanaanya menurut peneliti metode yang diberikan

oleh pembimbing memang benar, antara lain: Ceramah,

Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek, akan tetapi metode

yang membuat jamaah paham yaitu menggunakan metode

praktek, karena ketika pembimbing sudah memberikan

materi secara ceramaah ataupun Tanya jawab jamaah

lebih memahami ketika materi bimbingan manasik itu di

praktikan secara langgsung.

Dengan metode tersebut yang digunakan memudahkan

pembimbing dalam memberikan pemahaman kepada

jamaah.

B. Materi

Dalam bimbingan manasik materi yang disampaikan

ketika bimbingan manasik telah sesuai dengan keputusan

Dirjen Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor

120 Tahun 2018. Tentang Pedoman Pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji Oleh Kementerian Agama

Kabupaten / Kota. Adapun materi sebagai berikut3.

NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE

1. Proses

Perjalanan

Ibadah Haji

gelombong I

dan II

Jamaah haji

dapat

memahami

proses

perjalanan

ibadah haji

gelombangI

1. Alur Perjalanan

Jamaah Haji

gelombangI dan II

2. Perjalanan Haji

gelombang I

(Embarkaasi,

Madinah, Mekkah,

Ceramah,

Tanya Jawab.

Dan Diskusi

3 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, 2 Mei 2019

 

Page 84: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

71

dan II sejak dari tanah air,

ke Arab Saudi

dan kembali

ke tanah Air

Jeddah, Debarkasi Haji masing-

masing daerah

3. Perjalanan Haji

gelombang II

(Embarkasi,Jeddah,

Mekkah, Madinah,

Debarkasi Haji

masing-masing

daerah)

.2. Bimbingan

Manasik Haji/

Umrah

Jamaah haji

dapat

memahami

tata cara

pelaksanaan

haji/ umrah

1. Hukum dan

ketentuan manasik

haji

2. Tata cara

pelaksanaan

Umrah

3. Tata cara

pelakasaan

- Haji Tamattu

- Haji Ifrad

- Haji Qiran

Ceramah,

Tanya Jawab.

Diskusi dan

Praktik

3 B imbingan

Pelaksanaan

Ibdah Haji/

Umrah

Jamaah haji

dapat

memahami

dan

melaksanakan

tata cara

pelaksanaan

ibadah

haji/umrah

1. Miqat

2. Pakaian ihram dan

shalat sunnah

ihram

3. Niat dan bacaan

talbiyah

4. Tawaf

5. Sa’i

6. Tahalul

7. Macam-macam

DAM

8. Larangan-larangan

selama ihram

Ceramah,

Tanya Jawab,

Diskusi dan

Praktik

4. Praktik

Pelaksanaan

Umrah

Jamaah haji

dapat

melaksanakan

praktek

manasik

umrah

1. Miqat

2. Praktik memakai

pakaian ihram

3. Praktik Niat dan

Shalat Sunat Ihram

4. Praktik Tawaf

5. Praktik Sa’i

6. Praktik Tahalul

Ceramah,

Tanya Jawab.

Diskusi dan

Praktik

 

Page 85: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

72

5. Bimbingan pelaksanaan

ibadah haji

Jamaah dapat mengetahui

tentang tata

cara/ urutan

pelasanaan

ibadah haji

1. Ihram/ Miqot 2. Wukuf di Arafah

3. Mabit di

Muzdalifah

4. Melontar Jumrah

5. Tawaf Ifadhah

6. Tahalul Awal dan

tahalul Tsani

7. Nafar awal dan

nafar Tsani

Ceramah, Tanya Jawab

dan Simulasi

6. Pemutaran

Video

Manasik dan

Haji dan

Penjelasana

Permasalahan

haju

Jamaah haji

dapat

mengetahui

kondisi riil

perjalanan haji

dari tanah air

dan Arab

Saudi

1. Pemutaran video

2. Penjelasan

permasalahan

yang di hadapi

jamaah haji

Penanyangan

Film, Tanya

Jawab, dan

Disskusi

7. Akhlak jamaah

Haji dan

Budaya Arab

Saudi

Jamaah haji

dapat

memahami

akhalak dan

budaya/ kultur

Arab Saudi

1. Etika dan akhlak

jamaah selama

pelakasanaan

ibadah haji

2. Tata cara

berpakaian di Arab

Saudi

3. Tata cara bergaul

dengan sesama

jamaah haji

4. Sosial budaya di

Arab Saudi

Ceramah,

Tanya Jawab

Diskusi, dan

Praktik

8.

Pelaksanaan

Shalat Arba’in

dan Ziarah

Jamaah haji

dapat

memahami

sekaligus

melaksanakan

shalat arba’in

dan ziarah

1. Palaksanaan shalat

Arbain beserta

hikmahnya

2. Situs Nabawiyah

Makkah dan

Madinah

3. Pelaksanaan Ziarah

di Mekkah dan

Madinah

Ceramah,

Tanya Jawab

dan Diskusi

9. Hikmah Haji

dan

Jamaah Haji

dapat

1. Hikmah

menunaikan ibadah

Ceramah,

Tanya Jawab,

 

Page 86: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

73

Pelestaraian Haji Mabrur

memahami Hikmah

ibadah haji

dan umrah

melestarikan

Kemabruran

haji

haji 2. Manasik haji dan

umrah

3. Cara- cara menjaga

kemabruran Haji

dan Diskusi

Materi Bimbingan Manasik Haji Masal

NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE

1 Kebijakan

pemerintah

dalam

Penyelenggaran

Ibadah Haji

Jamaah Haji

dapat

memahami

kebijakan

pemerintah

dalam program

pembinaan,

pelaynan dan

perindungan

kepada jamaah

haji

1. Kewajiban

pemerintah dalam

Penyelenggraan

Ibadah Haji

2. Bentuk pembinaan,

pelayanaan dan

perlindungan bagi

jamaah haji di

Tanah Air dan

Arab Saudi

3. Ketentuan

peraturan

perundang-

undangan haji di

Arab Saudi

Cerama, Tanya

Jawab dan

Diskusi

2 Bimbingan

Kesehatan

Jamaah Haji

Jamaah Haji

dapat

memahami

berbagai

pelayanan

kesehatan dalam

penyelenggaraan

ibadah haji

sekaligus

menjaga

kesehatan dan

kebugaran

selama ibadah

haji

1. Bentuk Pelayanaan

Kesehatan bagi

jamaah haji di

Tanah Air dan

Arab Saudi

2. Tindakan jamaah

untuk menjaga

kesehatan dan

kebugaran (jalan

pagi, senam dan

pemerikasaan

kesehatan rutin)

Ceramah, Tanya

Jawab dan

Diskusi

3 Ibadah dan Jamaah dapat 1. Bersuci/ tayamum Ceramah, Tanya

 

Page 87: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

74

Kegiatan selama di Pesawat

memahami tata cara

pelakasanaan

ibadah salama di

pesawat

di dalam pesawat 2. Shalat di peswat

3. Membaca Al-

Qur’an, Zikir, dan

Do’a

4. Memanfaatkan

fasilitas selama di

pesawat

5. Menjaga

keselamatan

Jawab, dan Praktik

4 Kewajiban dan

Hak Jamaah Haji

Jamaah

mengetahui apa

saja yang

menjadi

kewajibannya

selama di Tanah

Air dan Arab

Saudi dan

Jamaah

mengetahui apa

saja yang

menjadi haknya

di tanah air dan

di Arab Saudi

1. Mematuhi Tata

cara Tertib dan

aturan-aturan

tentang

Penyelenggaraan

haji

2. Menjaga nama baik

Bangsa dan Negara

selama di Arab

Saudi dan Adat

Istiadat dan

Budaya Arab

3. Hak memperoleh

bimbingan manasik

4. Hak memperoleh

pelayanan

dokumen,

akomodasi,

transportasi,

konsumsi dan

pelayanan

kesehatan selama

di Arab Saudi

Ceramah, Tanya

Jawab dan

Diskusi

5.

Praktik

Pelaksanaan

Ibadah Haji/

Manasik Haji

Jamaah haji

dapat

melakukan

praktek

pelaksanaan haji

1. Peraktik memakai

ihram, niat, dan

shalat ihram.

2. praktik Wukuf,

mabit,di

Muzdalifah dam

mina

3. praktik melontar

jumrah

Ceramah, Tanya

Jawab, dan

Praktik

 

Page 88: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

75

4. praktik tawad ifadhah

5. praktik tahalul/

memotong rambut

Dari Tabel diatas menjelaskan tentang materi manasik haji

yang dilaksanakan telah sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Menurut bapak Taufik jamaah haji 2018 “ Materi Berbeda

jadi setiap kita manasik sudah ada jadwal dan sudah ada materi yang

nanti akan di sampaikan, seprti pertemuan pertama perkenalan

terhadap syarat dan rukun haji, bagiamana cara-cara menjaga

kesehatan, bagaimana perjalanan dll. Tergantung jadwal materi yang

di berikan. Agar materi yang disampaikan fokus dan tidak melebar

kemana-mana, dan membuat jamaah paham apa yang disampaikan.4

Kemudian kualitas dari segi tempat, menurut bapak Samsudin

“ Untuk Bimbingan manasik haji massal di laksanakan di Asrama

Haji Pondok Gede atau di gedung-gedung pertemuan di tingkat kota

atau kabupaten masing-masing.” 5

Menurut bapak Suaim Syuaib“ sarana dan prasana yang

disediakan untuk melakasanakan bimbingan manasik haji Bagus

semua memenuhi sesuai dengan persyaratan. Dalam proses

bimbingan manasik haji tentunya membutuhkan sarana dan prasana

yang baik agar pembimbing dan jamaah merasa nyaman dalam

bimbingan. 6

4Bapak Taufik Wawancara, Klender , Jakarta Timur, 17 Maret 2019

5Bapak Samsudin, Wawancara, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

DKI Jakarta, 29 April 2019

6 Bapak Suaim Syuaib Wawancara, Penggilingan , Jakarta Timur, 17 Maret 2019

 

Page 89: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

76

Setelah penulis menjelaskan dari segi Kuantitas dan Kualitas,

selanjutnya adalah segi waktu. Kegiatan manasik haji ini setiap

pertemuannya dilakukan di hari minggu dan waktu yang di berikan

untuk melaksanakan bimbingan manasik kurang lebih 4 jam

lamanya.

Menurut penulis dengan waktu yang di berikan kurang lebih 4

jam menurut penulis efektif. Tetapi dengan waktu pertemuan yang

hanya sebanyak 10 kali menurut penulis kurang, karena karena

dengan materi yang disampaikan lumayan banyak mengenai tata cara

pelaksanaan dan perjalanan ibadah haji, supaya adanya penambahan

waktu bimbingan manasik yang diberikan, selain itu buku-buku

tentang manasik dan tata cara beribadah haji perlu diberikan ke

jamaah supaya lebih mantap dan menjadi pedoman bagi calon jamaah

haji.

 

Page 90: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

77

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya

hasil pembahsan penulis skripsi ini dan melakukan pengamatan

rangkaian bimbingan manasik haji pada Kantor Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakara Tahun 2018, maka penulis dapat menyimpulkan

kesimpulan sebagai berikut

1. Bimbingan manasik haji pelaksanaannya dilakukan di hari

minggu dengan materi yang disampaikan sesuai dengan

peraturan menteri agama nomor 14 tahun 2012 tentang

bimbingan manasik haji dan menggunakan metode

ceramah, diskusi, Tanya Jawab, dan praktek. Karena dari

hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, jamaah haji

dengan di adakan nya bimbingan manasik haji kualitas

ibadah nya meningkat dan tidak hanya itu pengetahuan

tentang perjalan ibadah haji bertambah dan Keberhasilan

bimbingan manasik haji yang dilakukan dengan metode

praktik, karena dengan ini membuat jamaah lebih paham

dari pada teori dengan melakukan proses pelaksanaan

bimbingan manasik haji dengan menggunakan metode

praktik

2. Pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di

selenggarakan kantor kementerian agama sudah berjalan

efektif, dan sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan

oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah

 

Page 91: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

78

B. Saran

a. Sebelum pelaksanaan bimbingan manasik sebaiknya memastikan

fasilitas yang akan digunakan dalam kondisi baik dari segi sarana

dan prasarana yang akan di gunakan dalam pelaksanaan

bimbingan manasik haji.

b. Selalu mengutamakan pembimbing manasik yang sudah berhaji

dan sudah bersertifikat

c. Untuk masyarakat yang hendak nya sudah mengetahui

keberangkatan hajinya supaya lebih update mengenai pelaksanaan

bimbingan manasik dan bisa mengikuti pelakasanaan bimbingan

supaya lebih memahami tentang tata cara pelasanaan bimbingan

manasik haji sesuai dengan ketentuan.

 

Page 92: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

79

Daftar Pustaka

As’ad, Aliy, Fahul Mu’in, Kudus: Menara Kudus,1979.

Ardianto, Elvinaro Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations,

Kualitatif dan Kuantitaif , Bandung: Simbiosa Rekatma

Media, 2010

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2016

Al- Hasby, M.Baqir, Fiqih Praktis, Bandung, Mizan,1999

Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012.

Amir, Samsul, Munir, Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta:

Amzah, 2010.

A. Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat

Pres, 2002.

Farid, Ishak, Ibadah haji dalam filsafat hukum islam, Jakarta: PT

Rineka Cipta,1999.

F,X, Sujadi, Organisasi dan Manajeme, penunjang Berhasilnya

Proses Manajemen, Jakarta: CV, Masagung,1990.

Harahap, Sumiran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta: Mitra

Abadi Press, 2008.

Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1986

Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan

Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990.

Handoko, T. Hani , manajemen, Yogyakarta: BPPE,2003.

Hamid, Rizal, Syamsul, Buku Pintar Agama Islam, Jakarta: Penerbit

Lembaga Pengajaran/ Kajian dan Konsultasi Agama Islam.

 

Page 93: EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47674...Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan pada

80

Imamdudin, Dede, Mengenal Haji, Jakarta: PT Mitra Aksara

Panaitan, 2011.

Kementrian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dn Umroh),

Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, Jakarta: Kemenang,

2013.

Kartono, Ahmad, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan

Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab Jakarta Pustaka

Cendekia muda 2016.

Mahallaly, Imam, Jalaludin dan Imam Jalaludin As As Syuthi, Tafsir

Jalain PT. CV Sinar Baru.

Nasution, Harun , Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djemabata,

1992.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012

tentang organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Kementerian Agama, pasal 379

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka

Cipta,1999.

Sartono, Muhammad, Umar, Bimbingan dan penyuluhan, Bandung:

CV Pustakasetia 1998.

Suwarto, FX, Perilaku Organisasi,Yogyakarta: Universitas Atma

Jaya Yogyakarta, 1999.

Sukardi, Ketut, Dewa, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Sadily, Hasan, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, Jakarta;

IchtiatBanu-Van.