efektivitas regulasi bimbingan manasik...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS REGULASI BIMBINGAN MANASIK HAJI
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH HAJI
JAMAAH PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN
AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
SILVIA AZIZAH
NIM: 11150530000031
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440/2019
i
ABSTRAK
Silvia Azizah (11150530000031), Efektivitas Regulasi
Bimbingan Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas
Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018, Dibawah
bimbingan Drs. Sugiharto, MA
Skripsi dengan judul “Efektivitas Regulasi Bimbingan
Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah jamaah haji
Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2018. Sangatlah penting Bimbingan Manasik Ibadah Haji
merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintah pada calon jamaah. Bimbingan tersebut berupa
pemberian pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah Haji
yang sesuai tuntunan agama. Agar supaya calon jamaah haji siap
dan mandiri dalam menunaikan ibadah Haji sehingga menjadi
ibadah Haji yang mabrur.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tentang
efektivitas regulasi bimbingan manasik haji dalam meningkatkan
kualitas ibadah jamaah haji yang di berikan pada kantor wilayah
kementerian agama provinsi dki Jakarta Haji Fokus terhadap
pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di lakukan di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati. Untuk mengumpulkan datanya
menggunakan metode Observasi, metode interview, dan metode
dokumentasi.
Hasil penelitian , bahwa pelaksanaan bimbingan manasik
haji yang di lakukan pada kantor wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta berjalan efektif, dan dengan adanya
bimbingan manasik haji membuat kualitas pengetahuan dan
kualitas ibadah jamaah sendiri lebih meningkat dari sebelumnya.
Kata Kunci : Efektivitas, Regulasi, Bimbingan Manasik Haji,
Kualitas Ibadah Jamaah Haji
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’ alamin . segala puji dan syukur
senantiasa penulis panjatkan Kepada Allah SWT, yang telah
memberikan cinta dan kasih saying-Nya kepada setiap
makhluknya serta menurunkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua, sehingga tangan ini mampu menorehkan kata demi
kata dan menjadikannya sebuah karya yang bermakna. Shalawat
serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah
SAW penerima Al-Qur’an dan pembawa As- Sunnah, skripsi ini
di ajukan untuk memenuhi syarat untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1) pada Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan keterbatasan penulis maka dalam penyusunan skripsi ini,
penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran, serta
motivasi dari segi berbagai pihak penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A.
selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Suparto, M. Ed, Ph. D Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan III
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sugiharto, MA selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing serta
memberikan arahan, petunjuk dan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini ,
iii
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuannya,
semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis pun
dapat mengamalkan kembali ilmu yang telah di berikan.
6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam
memberikan referensi buku-buku dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Ayah dan Ummi tercinta , yang selalu sabar mendidik
penulis dari kecil sampai sekarang dan tidak bosan-bosannya
mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ayah
dan Ummi Tercinta terimakasi untuk semua yang kalian
berikan untuk kepadaku dukungan materil, do’a dan
semangat, semoga Allah SWT membalas dengan limpahkan
kasih saying, keridhoan, kebarokahan dan kebaikan hidup
didunia maupun akhirat.
8. Abang Yusron, Kakak syifa Kakak Zikrina, Adik zakiyah,
Syahnaz, Furqon, Zahra, dan Zain yang selalu memotivasi
disaat penulis merasa malas agar selalu segera
menyelesaikan skripsinya.
9. Bapak Ustad Fatir Hambali dan Ustazah Yayah Maria
Nabilah selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kenaniyah
yang tekah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Drs. H. Matroji selaku Kepala Seksi Informasi Haji
Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang telah
iv
mengizinkan penulis dalam meneliti dan memberikan banyak
bantuan
11. Bapak syamdudin selalu kepala Pembina manasik haji
Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang selalu
memberikan saran dan membantu penulis dalam memperoleh
data.
12. Teman-teman Manajemen Dakwah 2015, teman teman
MHU angkatan 2015, yang telah memberi warna dalam
kehidupan penulis, temen seperjuangan skripsi Maryam, Sri,
dan sahabat penulis, Mila, Aida, Badil, Uyun,
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini tidak akan
terwujud. Semoga doa serta dukungan selama ini dibalas
oleh Allah SWT.
Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pembaca dan menambah
pengetahuannya dibidang Manajemen Haji dan Umrah.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini .
Jakarta, April 2019
Silvia Azizah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR TABEL..................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9
D. Tinjauan Pustaka .............................................................. 10
E. Metodelogi Penelitian ...................................................... 12
F. Sistematika Penelulisan .................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas ........................................................................ 19
1. Pengertian Efektivitas ...................................................... 19
2. Pengukuran Efektivitas .................................................... 21
B. Bimbingan Manasik ......................................................... 24
1. Pengertian Bimbingan Manasik ....................................... 24
C. Kualitas Ibadah Jamaah Haji ............................................ 34
D. Pelaksanaan Ibadah Haji .................................................. 37
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA
A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta ............................................................... 42
B. Visi dan Misi .................................................................... 46
C. Tugas dan Fungsi ............................................................. 47
D. Strukur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. .............................................................. 49
E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanaan Bimbingan Pembinaan Jamaah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. .............................................................. 50
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kegiatan Bimbingan Manasik Haji .................................. 52
B. Materi Bimbingan Manasik Haji ...................................... 53
D. Jumlah Peserta Bimbingan Manasik Haji ....................... 59
vi
E. Jumlah Peserta Yang melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2018 ......................................................................................... 60
F. Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik ....................... 62
BAB V ANALISIS
A. Analisis Regulasi Bimbingan Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta............... 64
B. Analisis Efektivitas Bimbingan Manasik Dalam Meningatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta............... 66
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 77
B. Saran ................................................................................. 78
Daftar Pustaka ........................................................................... 79
LAMPIRAN ...................................................................................
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1Struktur Organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ..................................................................................... 49
Tabel 3.2struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta ................................................................. 50
Tabel 4.1 Materi Bimbingan Manasik Haji di KUA .................................... 54
Tabel 4.2 materi bimbingan manasik Haji Massal ....................................... 57
Tabel 4.3Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pekerjaan................................................................................................ 60
Tabel 4.4 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pendidikan ............................................................................................. 61
Tabel 4.5Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Kelompok Umur .................................................................................... 61
Tabel 4.6 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pengalaman Haji .................................................................................... 62
Tabel 4.7 Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Jenis Kelamin......................................................................................... 62
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin Penelitian
2. Surat keterangan telah wawancara
3. Surat Bimbingan skripsi
4. Hasil wawancara
5. Foto-foto pelaksanaan wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Haji pada hakikatnya merupakan aktifitas suci yang
pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh umat
Islam yang telah mencapai istitha’ah ( mampu), disebut aktifitas
suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji
juga disebut sebagai ibadah puncak melambangkan ketaatan serta
penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik,
material maupun spiritual. 1
Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang ke lima.
Karena haji merupakan kewajiban, maka apabila orang yang
mampu tidak melakasanakannya maka berdosa dan apabila
melaksanakannya mendapat pahala. Sedangkan makna haji bagi
umat Islam merupakan respon terhadap panggilan Allah SWT.2
Disebutkan dalam Al-Qur’an surah al- Hajj ayat 27-28, di mana
Allah Swt menyerukan kepada manusia untuk menunaikan haji,
kemudian ditegaskan pula dalam surah al-Baqarah ayat 196 yang
menyatakan bahwa setiap muslim yang telah memiliki
kemampuan (Istitha’ah ) baik kemampuan biaya, kesehatan fisik
maupun ruhani dan aman dalam perjalanan, diwajibkan
1Ali Syari’ati, Haji ( Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 ). h. 1.
2 Dien Majid, Berhaji Dimasa Kolonial. (Jakarta, CV. Sejahtera,
2008), h.36
2
menunaikan haji. Sebagaimana Allah telah memerintah kan
kepada manusia pada surah Al-Hajj ayat 27-28:
27. dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap
penjuru yang jauh,
28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah
ditentukan[985] atas rezki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah/ untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir. (Al-Hajj: 27-28)
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Imran ayat 97:
على النهاس حج فيه آيات بينات هقام إبراهين وهي دخله كاى آهنا ولله
غني عي العالويي البيت هي استطاع إليه سبيل وهي كفر فإىه للاه
Yang artinya:
97. Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantarnya) maqam
ibrahim. Barang siapa mensukui nya (Baitullah) amanlah dia dan
(diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
3
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban ) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
( surah Ali Imran 97).
Mengingat ibadah Haji merupakan suatu perjalanan
ibadah yang memerlukan waktu yang cukup lama dan tempat
yang sangat jauh serta waktu yang telah ditentukan, maka
diperlukan pembekalan jamaah dengan ilmu manasik haji yang
sempurna dengan kesiapan ilmu manasik maka kesulitan ibadah
akan menjadi mudah, keraguan akan menjadi yakin, pemahaman
yang sempit akan berubah menjadi kemandirian dalam
melakasanakan ibadah haji,3 Karena itu ibadah haji merupakan
kegiatan yang sangat penting yang di dalamnya memerlukan
adanya pengelolaan khususnya yang mengurusi kegiatan haji
yang menyangkut pelayanan-pelayanan yang akan di berikan
calon jamaah Haji. Salah satunya yaitu pelayanan dalam
memberikan bimbingan manasik ibadah Haji. Maka, sudah
menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim) menyelesaikan
manasik Haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga
terhadap leluhur sebagaimana bisa kalian lakukan pada masa
Jahiliyah, kini berdzikirlah dan anugerahkan Tuhan kalian.4
Bimbingan Manasik Haji merupakan bagian dari pelayanan yang
3 Drs. H. Ahmad Kartono M.Si., Solusi Hukum Manasik Dalam
Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab ( Jakarta Pustaka
Cendekia muda 2016), h.85 4 Imam Jalaludin Al Mahalliy dan Imam Jalaludin As Suyuthi, Tafsir
Jalain (PT. CV Sinar Baru), h.109
4
diberikan oleh Pemerintah pada calon jamaah Haji. Bimbingan
tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tata cara
pelaksanaan ibadah Haji yang sesuai tuntunan agama. Agar
supaya calon jamaah haji siap dan mandiri dalam menunaikan
ibadah Haji sehingga menjadi ibadah Haji yang mabrur. Dan
adapun bimbingan tata cara peribadatan yang berkaitan dengan
ibadah haji, meliputi pelaksanaan ihram dari miqat yang telah di
tentukan, thawaf, Sai, Wukuf, di Arafah, mabit di Muzdalifah,
melepar jumrah, dan lain sebagainya.
Di Indonesia penyelenggaraan ibadah haji mutlak sebagai
tanggung jawab Pemerintah, berdasar pada undang-undang
nomor 13 tahun 2008 pasal 6 melakukan pembinaan, pelayanan
dan perlindungan dengan menyediakan pelayanan administrasi,
bimbingan ibadah haji, akomodasai, transportasi, pelayanan
kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh
jamaah haji. Perlu di ketahui bahwa keadaan jamaah haji
indonesia yang majmemuk dari segi pendidikan, usia, dan tigkat
pemahaman terhadap ilmu manasik haji membutuhkan usaha
yang maksimal.5
Dalam pelaksanaan Ibadah Haji selayaknya ada
bimbingan pendahuluan terhadap seluruh calon Jamaah Haji yang
dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama
Provins DKI Jakarta sebagai konsekuensi pemerintah terhadap
5Kementrian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dn Umroh),
Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, Jakarta, h. 1
5
pelakasanaan Bimbingan Manasik Haji sekaligus menjadi tolak
ukur kualitas pemahaman Manasik Haji bagi calon jamaah.6
Penyelenggraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan
menjadi tanggung jawab pemerintah di bawag kooridnasi Mentri
Agama, dalam teknis pelaksanaannya di selenggarakan oleh
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh 7
Pemerintah dalam melaksanakan tugas nasional sangat
menyadari dan berbesar hati dengan adanya dukungan
masyarakat dan lembaga sosial islam yang secara langgsung atau
tidak langgsung ikut berpartisipasi dalam kepentingan perhajian,
sebagai sebuah kekuatan ekstra dan partener kerja dalam
mewudukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap
calon jamaah haji. 8
Kementerian Agama RI, berkewajiban melakukan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan
pelayanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi,
transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan lain lain yang
diperlukan oleh calon jamaah haji. 9
Dalam pasal 29 juga dijelaskan poin pertama dalam
rangka pembinaan ibadah haji, menteri menetapkan mekanisme
6 Undang-undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji, pasal 6, Diterbitkan Kementrian Agama Republik Indonesia
Tahun 2008.
7Kementrian Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umroh, Deasin Program, ( Jakarta ,2010), h. 13 8Ishak Farid, Ibadah haji dalam filsafat hukum islam, ( Jakarta: PT
Rineka Cipta,1999), h.44-45 9Kementrian Agama, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji
2011, h. 3
6
dan prosedur pembinaan ibadah haji, pedoman pembinaan,
tuntunan manasik, dan panduann perjalanan, Dan poin kedua
yaitu pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di lakukan
tanpa memungut biaya tambahan dari jamah diluar BPH yang di
tetapkan. Sebagaimana dijelaskan pada pasal 30 poin pertama
dalam rangka pembinaan haji, masyarakat dapat memberikan
bimbingan ibadah haji, baik dilakukan secara perorangan maupun
dengan membentuk kelompok bimbingan. Poin kedua ketentuan
lebih lanjut mengenai bimbingan haji oleh masyrakat
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan peraturan
menteri.10
Dalam upaya memperbaiki kualitas pelayanan ibadah haji.
Kementerian Agama ( Kemenag) telah melakukan peningkatan
pada manasik haji. Manasik haji merupakan komponen penting
dalam pelakasanaan ritual ibadah haji, karena manaik ibadah haji
merupakan salah satu penentu sah atau tidak nya suatu ibadah
haji. Bimbingan manasik haji tersebut tersebut berupa pemberian
pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang
sesuai tuntunan agama, juga agara calon jamaah haji lebih siap
dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sehingga mendapat
predikat sebagai haji yang mabrur.
Pembinaan dalam penyelenggaran ibadah haji adalah
program pemerintah dalam mengatur dan mengarahkan calon
jamaah haji agar dapat memiliki bekal yang cukup pada sebelum,
ketika dan setelah pelaksanaan haji. Pemerintah memberikan
10
Kementrian Agama RI, Data dan Profil Penyelenggaraan Ibadah
Haji Khusus
7
bimbingan manasik haji pada tahun 2016 jumlah sebanyak
delapan belas kali pertemuan, enam kali bimbingan di KUA
Kecamatan dan dua kali di Kabupaten / Kota .11
Bimbingan manasik haji merupakan bagian dari
pelayanan yang di berikan oleh pemerintah pada calon jamaah
haji. Bimbingan tersebut berupa pemberian pengtahuan tentang
tata cara pelaksanaan ibadah haji yang sesuai tuntunan agama.
Agar supaya calon jamaah haji siap dan mandiri dalam
menunaikan ibadah haji sehingga menjadi ibadah haji yang
mabrur.
Dalam bimbingan haji, calon jamaah akan mendapatkan
pembekalan mengenai tata cara ibadah, rukun, syarat, wajib, serta
hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci serta sosialisai
kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah
haji.
Bimbingan haji yang di berikan kepada calon jamaah
sangatlah penting. Karena dengan pendidikan dan pelatihan,
jamaah haji dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta
memahami materi manasik haji. Tujuan dari bimbingan haji
adalah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata
cara pelasanaan ibadah haji. Berapa masalah yang sering di
hadapi oleh calon jamaah dalam proses bimbingan serta menjadi
penghambat keberhasilan tujuan secara efektif adalah latar
belakang calon jamaah haji yang beragam terutama pendidikan
11
Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji Umroh Tahun 2015
Nomor D/222/2015 tentang pedoman pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji
oleh Kementrian Agama Kabupaten/ kota dan KUA Kecamatan
8
Melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, maka
seseorang harus mengerti dan memahami cara-cara
pelaksanaannya, tujuannya, dan kandungan makna yang terdapat
dalam ibadah haji tersebut. Inilah yang kemudian disebut dengan
ilmu manasik haji. Apalagi ibadah haji itu hukumnya wajib bagi
yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, maka ia harus
mengetahui ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan ibadah haji, agar hajinya diterima oleh Allah
SWT. Mengingat betapa pentingnya ilmu manasik haji ini bagi
calon jamaah haji, maka mempelajari ilmu manasik haji
hukumnya wajib. 12
Setiap jamaah pasti mendambakan hajinya akan menjadi
mabrur, untuk menuju ke arah kemambruran tidak akan tercapai
manakala tidak dukung pemahaman jamaah haji terhadap
manasik dan ibadah lainnya serta dapat melaksanakannya sesaui
tuntunan ajaran agama islam, hal ini menjadi prasyarat
kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji mabrur. Oleh
karena itu, diperlukan pembelajaran praktek haji atau biasa
bimbingan manasik haji. 13
Melihat dari permasalahan tersebut, maka dari pada itu
penulis akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah “Skripsi”.
berjudul Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Haji
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Haji Jamaah Pada
12
Djamaludin Dimiati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap,
(Jakarta: Era Intermedia, 2006), H.19
13Djamaludin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap, (
Jakarta: Era Intermedia, 2006) h. 19
9
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2018
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian yang diambil agar
penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci, maka
penulis membatasi permasalahan lebih memfokuskan
Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik dalam
Meningkatkan Kualitas Ibadah haji Jamaah Haji
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka Perumusan
Masalahnya adalah :
a. Apa Regulasi Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Wilayah
Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta?
b. Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Dalam
Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang penulis paparkan diatas,
maka ada beberapa tujuan yang penulis ingin capai, anatara
lain:
a. Untuk mengetahui kegiatan dalam Bimbingan Manasik
Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi
DKI Jakarta?
b. Untuk mengetahui bagaimana perumusan Efektivitas
Bimbingan Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah
10
Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2018.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Pengembangan ilmu pengetahuan bidang manajemen
haji dan umroh, khususnya dalam bidang studi
manajemen dan menjadi referensi bagi jurusan
manajemen haji dan umroh, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang sudah lebih dari empat tahun
mendidik mahasiswa untuk memiliki kompotensi dalam
bidang haji dan umroh.
b. Praktisi
Pengembangan wawasan khanzanah ilmu
pengetahuan dan juga pengetahuan tentang optimilasasi
dalam program pelayanan manasik kepada jamah calon
haji, khususnya untuk jurusan manajemen haji dan umroh,
Fakultas Ilmu Dan Ilmu Komunikasi yang kelak
alumninya akan turun ke lapangan untuk ikut
mensukseskan pelasanaan ibadah haji.
D. Tinjauan Pustaka
Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan
tinjauan pustaka, banyak pendapat yang harus di
perhatikan untuk di jadikan pembanding dari setiap judul
orang lain. Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka,
penulis, akhirnya menemukan sebuah skripsi mempunyai
11
judul yang hampir sama dengan akan penulis telit. Akan
tetapi untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan
seperti “ menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis
perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul
dengan masalah yang sedang dibahas yaitu antaranya:
1. Pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh
Terhadap Kepuasan Jamaah pada PT. Fajrul Ikhsan
Wisata (ESQ Tours Travel) Pondok pinang Jakarta
Selatan oleh Holisah Mahasiswa Fakultas Dakwah
dengan NIM 111005310025, skripsi ini membahasa
tentang pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh
Terhadap Kepuasan Jamah Pada PT. Fajrul Ikhsan Wisata
(ESQ Tours Travel) Pondok Pinang dan juga Berapa
persen Kepuasan jamah ketika mengikuti pelaksanaan
Bimbingan Manasik Umroh yang di selenggarakan oleh
PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ Tours Travel).
2. Strategi Bimbingan Manasik Haji Di Kementrian Agama
Kota Tangerang Selatan oleh Anies Kurniasih Mahasiwa
Fakultas Dakwah dengan NIM 1113053000093, skipsri
ini membahas tentang Strategi Bimbingan Manasik Haji
Di Kementerian Agama Kota Tangerang,
3. Pengelolaan Dana Bimbingan Haji Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Pelayanaan Pada KBIH AS-
Syukroniyah oleh Muhammad Faiz Al-Maki Mahasiswa
Fakultas Dakwah dengan NIM 11140530000020, skripsi
ini membahas tentang bagaimana mengelola dana
bimbingan haji di KBIH As-Syukroniyah
12
4. Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2016 oleh
Didin Mulyadi NIM 1112053100023, Skripsi ini
membahas tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan
manasik di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.
Dari Tinjauan Pustaka yang tertulis diatas, telah jelas
bahwa penulis judul skripsi adalah Efektivitas Bimbingan
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2018. Dalam hal ini dilihat dari segi
judul berbeda yaitu materi yang penulis bahas fokus pada
penelitian kepada bentuk langkah upaya dan Manfaat dari
segala aspek yang digunakan pada pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI jakarta.
E. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penyusun skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yang melakukan penelitian untuk menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati dengan memilih metode
kualitatif
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data yang di pandu oleh
13
fakta-fakta yang di temukan pada saat penelitian lapangan.
Metode kualitatif adalah suatu teknik pengumpulan data
yang mengunakan metode observasi partisipasi, penerbit
terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informasi kunci yang
menjadi subjek penelitian dan sumber informasi
penelitian. 14
Konsep pendekatan penelitian lebih mengacu kepada
persepktif teoritis yang di pakai oleh para peneliti dalam
melakukan penlitian. Firsa pendekatan kualitatif mengacu
pada perspektif teoritis tertentu, biasanya adalah
perspektif-perspektif yang berada dalam paradigma post
postivitis, seperti feneomologi dan interksionisme
simbolik. 15
Dalam penelitian dengan metode penelitian kualitatif
peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif,
yaitu data berupa kata-kata dan perbuatan manusia.16
Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini, penulis
mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan
akura
2. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan
14
Elvinaro Ardianto, Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations,
Kualitatif dan Kuanttaif( Bandung: Simbiosa Rekatma Media, 2010) h. 58 15
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2016, h.11 16
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2016, h.134
14
Objek penelitian ini mengenai Efektivitas Bimbingan
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang penting dalam
penelitian untuk mengetahui benar atau tidaknya
sebuah penelitian. Dalam hal ini penulis mengunakan
sumber data dari:
a. Data Primer dari responden berupa catatan tulis dari
hasil wawancara, serta dokumentasi dengan pihak
kementerian Agama provinsi DKI Jakarta
b. Data Sekunder
Merupakan data yang di peroleh dari sumber-sumber
yang tertulis dalam buku dan literatur seperti Majalah,
Koran, atau artikel.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu
penelitian pada bulan Desember s.d Mei yang
bertempat di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta Jl. D.I Panjaitan No.10
Cipinang Cempedak Jatinegara Kota Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13340 No. Telp: +621-218511244.
sebagai tempat acuan penelitian.
5. Teknik Pengmpulan Data
15
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan
adalah menggunakan teknik pengumpulan dalam
penulisan ini melalui:
a. Observasi
Observasi adalah cara yang dilakukan
dengan mengamati secara langgsung aktifitas
kegiatan persiapan penyelenggaraan ibadah haji
tersebut yang meliputi pendaftaran, pengecekan
berkas, dan bimbingan manasik yang di lakukan di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta.
Dalam hal ini, penelitian mengamati
langgsung dan mencatat hal-hal yang di perlukan
untuk penelitian agar data yang diperoleh lebih
akurat. Hal ini guna mengetahui keadaan yang
sebenarnya dalam bimbingan manasik haji di
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.
b. Wawancara
Wawancara dalam bahasa inggris disebut
interview, merupakan percakapan dua orang atau
lebih dan berlanggsung antara nara sumber dan
pewawancara. Wawancara sebagai salah satu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari
16
pewawancara (penulis) kepada nara sumber
(Informen). 17
Dalam penelitian kualitatif yang digunakan
adalah teknik wawancara mendalam, di mana
seorang responden atau kelompok responden
mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong
untuk di diskusikan secara bebas.18
Peneliti mengadakan komunikasi langsung
dengan beberapa pihak dalam bentuk wawancara.
Memberikan pertanyaan dan mendengarkan
jawaban keterangan atau informasi dari pihak
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta dan jamaah haji tahun 2018.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang
memperkuat data primer yang di dapat dari
sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang di
bahas.
6. Teknis Analisa Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah
pengumpulan data-data wawancara, observasi dan
bahan-bahan pustaka. Selanjutnnya data-data tersebut
diolah dengan menggunakan pola deskriptif analisis
17
Diakses pada selasa, 11 oktober 2016 pukul 13.47 18
Elvianari Ardianto, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation.
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2010), Cet Ke-1, H.1
17
yaitu memaparkan semua data dan informasi yang di
peroleh kemudian menganalisa data dan menguraikan
secara jelas dan utuh dengan permasalahan yang ada
yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematika peneluisan, penulis menjadikannya
terdiri dari Enam bab, adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengguraikan Latar
Belakang Masalah , Pembatasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan yang di pakai dalam membahas
masalah ini.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan rangkaian teori tentang
pengertian efektivitas, Pengukuran
evektivitas, Pengertian bimbingan,
manasik, Fungsi dan Tujuan bimbingan
manasik, bentuk dan metode bimbingan
manasik haji, pengertian kualitas, ibadah
jamaah haji
18
BAB III: GAMBARAN UMUM KANTOR
WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA
PROVINSI DKI JAKARTA
Bab ini membahas tentang sejarah singkat,
visi dan misi, struktur organisasi, fungsi
dan tugas pokok, sarana, pembimbing
manasik haji
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisikan data dan temuan
penelitian
BAB V: ANALISIS
Bab ini berisikan hasil penelitian yang
peneliti peroleh dari Kantor Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta dan jamaah
haji pada tahun 2018
BAB VI: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
Yang berkaitan dengan pembahasan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu
effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang di
lakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan
penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (Kuantitas, Kualitas dan Waktu)
telah tercapai. Dimana makin besar presentasi target
yang di capai, makin tinggi efektivitasnya. 1
Efektivitas juga menunjukan taraf tercapainya
suatu tujuan, suatu usaha dapat di katakan efektif jika itu
mencapai tujuannya.2
Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang di
kutip oleh Sukirno Agoes adalah sebagai berikut:
“Efektivitas adalah produk akhir kegiatan operasi
telah mencapai tujuannya baik di tinjaunya dari segi
1Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1986), h.30. 2 Hasan sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, (Jakarta;
IchtiatBanu-Van), h.134.
20
kualitas hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang
di tagetkan”.
Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad
Afdinzar pengetian efektivitas adalah “ Tingkat dimana
kinerja
sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang
di targetkan”.
Istilah efektif (effektive) dan efficent merupakan
dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati
dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
efektivitas berarti penyelesaian pekerjaan tepat waktu
yang telah ditentukan. Artinya pada pelakasanaanya
dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bagaimana
tugas tersebut dapat di selesaikan dan terutama dapat
menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan
berapa biaya yang di perlukan atau di keluarkan.3
H.Emerson yang di kutip langgsung oleh Soewarno
Handayaningrat menjelaskan pengertian efektivtas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya sesuai dengan
yang di rencanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi,
apabila tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif. 4
3 Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisai (
Jakarta: CV Masangung, 1986), Cet-5, h. 149. 4 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan
Manajemen (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h.16
21
Jadi menurut penulis efektivitas adalah seseorang
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan target, waktu
yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuan.
2. Pengukuran Efektivitas
Dengan melihat pengertian efektivitas di atas, maka
dalam mencapai efektivitas haruslah dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Berhasil guna, yakni untuk meyatakan bahwa
kegiatan telah di lakasanakan dengan tepat dalam
usaha dengan waktu yang di tentukan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di
dalam usaha penyampaian efektif itu maka biaya,
tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan
dan lain-lain telah di pergunakan dengan setepat-
tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
prencanaan dan tidak adanya pemborosan serta
penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni
untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja
sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan secepat-
tepatnya haruslah dilaksanakan dengan tanggung
jawab sesuai dengan prencanaan yang telah
ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan
kerja di bagi berdasarkan beban ukuran kemampuan
22
kerja dibagi berdasarkan beban kerja dan waktu
yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya
wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab
f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif dan
ekonomis, pelaksanaan kerja yang dapat di
pertanggung jawabkan serta pelayanaan kerja yang
memuasakan tersebut haruslah kegiatan operasional
yang dapat di laksanakan dengan lancar. 5
Menurut T.Hani Handoko ukuran efektivitas sebagai
berikut:
a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen
dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu
rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan
sederhana.
b. Ketetapan dan objektivitas, maksudnya semua
rencana harus di evaluasi untuk mengetahui apakah
jelas, ringkas, nyata, dan akurat.
c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-
prinsip kelengkapan, komperhensif
(comprehensiveness), kepaduan (unity), dan
konsisten.
d. Efektivitas biaya, dalam hal ini biasanya efektivitas
menyangkut dalam usaha, waktu dan aliran
emosional.
5 Sujadi F,X Organisasi dan Manajeme, penunjang Berhasilnya
Proses Manajemen (Jakarta: CV, Masagung,1990), Cet Ke-3, h. 36-39.
23
e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas :
pertama tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua
tanggung jawab atas implementas.
f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan,
perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan
dapat menyebabkan rencana tidak atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu.6
Sedangkan menurut FX.Suwarto dalam buku
perilaku organisasi, ada beberapa pendekatan untuk
mengukur efektivitas, yaitu pendekatan tujuan,
pendekatan teori sistem dan pendekatan teori multiple
kontituensi. Namun dalam hal ini penulis hanya
mejelaskan pendekatan teori tujuan. Yang mana
menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan
sebagai kriteria penilaian keefektifan. Menurut Fx.
Suwarto, pendekatan tujuan itu yang menekankan
pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria
penilaian keefektifan. Pendekatan ini dgunakan secara
luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur tingkat
keefektifan, dalam praktek pendekatan menurut
tujuan yang banyak digunakan adalah manajemen
berdasarkan sasaran (manajemen by objektif) adalah
suatu program yang mecakup tujuan-tujuan yang khas
ditentukan secara partisipatif untuk suatu kurun waktu
6 T. Hani Handoko, manajemen (Yogyakarta: BPPE,2003), H. 103-
105.
24
tertentu dengan umpan balik mengenai kemajuan-
kemajuan tujuan organisasi tersebut. 7
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli
diatas, penulis menyimpulkan bahwa tolak ukur
efektivitas setidaknya ada lima komponen yang harus
di penuhi yaitu tepat guna, ekonomis, akuntabilitas,
tanggung jawab dan ketepatan waktu, dengan lima
komponen tersebut kita bisa mengukur efektif atau
tidaknya suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
B. Bimbingan Manasik
1. Pengertian Bimbingan Manasik
Bimbingan manasik terdiri dari dua kata yaitu:
Bimbingan dan Manasik. Istilah bimbingan merupaka
terjemahan dari bahasa inggris yaitu “guidance”. Kata
guidance dalam masalah pendidikan disebut bantuan,
selain itu bimbingan dapat diartikan arahan, pedoman,
dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar
(to) guide, yang artinya menuntun, mempedomani,
menjadi petunjuk jalan, mengemudikan, menuntun
orang kejalan yang benar. 8
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan
dalam Years’s Book of Education 1995 yang
menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses
7 FX. Suwarto, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 1999), h. 5-8.
8 H.M.Umar, Sartono, Bimbingan dan penyuluhan, (Bandung: CV
Pustakasetia 1998), Cet, Ke-1, h.9.
25
membantu individu melalui usahanya sendiri untuk
mentukan dan mengembangkan kemampuan agar
memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan
sosial. 9
Bimbingan dapat di artikan sebagai usaha proses
pemberian bantuan kepada individu yang di lakukan
secara berkesinambungan supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan
kehidupan pada umunya. Dengan demikian, dia akan
menikmati kebahagian hidupnya dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyrakat pada umumnya. Bimbingan
membantu individu mencapai perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk sosial. (Rochman
Natawidjaja, 1987:31). 10
Menurut W.S Winkel Bimbingan berarti
pemberian bantuan kepada sekelompok orang dalam
membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalampisikis
mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan-
tuntunan hidup. Bantuan itu bersifat (kejiwaan) bukan
“pertolongan” finansial, media, dan lain sebaginya.
9 Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat
Pres, 2002), h.3 10
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.36
26
Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat
mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya kelak ini
menjadi tujuan bimbingan jadi, yang memberikan
bimbingan menganggap orang lain mampu menuntun
dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin
harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.11
Menurut Crow & Crow (1960:7) bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik
pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik
dan berpendidikan yang memadai kepada seseorang
dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan
memikul bebannya sendiri. 12
Definisi bimbingan yang dirumuskan oleh Bimo
Walgito: Bimbingan adalah pertolongan yang di
berikan kepada individu atau sekumpulan individu
dalam menghindari dan mengatasi kesulitan-kesulitan
didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.13
Menurut
Aunur Rahim Faqih yaitu bimbingan lebih menggarah
kepada ketentuan dan petunjuk Allah, karena
menurtnya bimbingan islam adalah proses pemberian
11
Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:
Amzah, 2010), h.7 12
Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h.4 13
Bimo Wagito, Bimbingan dan penyeluhan disekolah (Bandung:
CV. Ilmu, 1975), cet ke-1, h.4
27
bantuan terhadap indvidu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahgian hidup di dunia dan diakhirat. 14
Menurut Athur J.Jones, seperti yang di kutip oleh
DR.Tohari Musanmar (1985:4) bimbingan sebagai
pertolongan yang di berikan oleh seseorang kepada
orang lain dalam hal membantu pilihan-pilihan,
penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem.
Tujuan bimbingan ialah membantu orang tersebut
untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan
bertanggung jawab bagi dirinya sendiri. 15
Dari berbagai definis yang dikemukakan para ahli
diatas, penulis menyimpulkan bahawa bimbingan
adalah proses dimana seseorang memberikan arahan
dan petunjuk terus-menerus yang di berikan oleh
seseorang yang dimiliki pengetahuan yang lebih atau
komponen dibidangnya kepada kelompok yang
sedang mengalami permasalahan atau kesulitan
sehingga menjadikannya kemandirian dalam hal
melaksanakan pekerjaanya.
Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata
cara pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik
merupakan bentuk jamak dari kata manasik yang
memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibdah
14
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001,) cet ke-2, h.1-4. 15
Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat
Pres, 2002), h. 5
28
haji.16
Lalu menurut kamus istilah Haji dan Umrah,
manasik adalah hal-hal peribadatan yang berkaitan
dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari miqat
yang telah di tentukan, thawaf , sa’i, wuquf di Arafah,
mabit di Muzdalifah, melempar jumrah dan lain
sebagainya. 17
Jadi manasik merupakan tata cara pelaksanaan
ibadah baik haji atau umrah sesuai dengan rukun dan
syaratnya, dan merupakan hak yang tidak bisa
diabaikan bagi seorang muslim yang hendak
melaksanakan ibadah haji ketanah suci, dilakukan
sebelum perjalanan haji baik itu manasik yang
diberikan oleh pemerintah (kecamatan/kota) maupun
lembaga swasta (KBIH). Dengan mengikuti manasik,
setiap calon jamaah haji akan mendapatkan
pengetahuan tata cara beribadah haji yang sesuai
dengan anjuran Rasulullah.
Dari berbagai definis diatas, penulis
menyimpulkan bahwa bimbingan manasik adalah
upaya pemberian arahan, petunjuk, pedomanan serta
bimbingan manasik kepada calon jamaah haji dengan
materi yang disampaikan yang sesuai dengan buku
paket bimbingan manasik haji dan umrah serta doa
dan dzikir manasik haji dan umrah.
16
Dede Imamdudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011), h.18 17
Dr. H. Sumran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2008), h. 362
29
Dengan mengikuti kegitan bimbingan manasik,
jamaah akan mendapatkan pengetahuan tentang
seputar perjalanan ibadah haji dan Umrah, tata cara
ibadah haji (Manasik Haji) praktik di lapangan,
hikmah Ibadah Haji, kegiatan–kegiatan dalam
melakukan ibadah haji, dan kebijakan
penyelenggaraan haji di Arab Saudi
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik
Bimbingan manasik itu mempunyai fungsi dan
tujuan, menurut Latif Hasan fungsi dari Bimbingan
Manasik adalah :
a. Agar semua calon jamaah mampu memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibdah haji, tuntunan
perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu
mengamalkannya pada saat pelakasanaan ibadah haji
di tanah suci.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melakasanakan
ibadah haji, baik secara mandiri, regu atau
rombongan.
c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan
menunaikan ibadah haji baik secara mental, fisik,
kesehatan, maupun petunjuk ibadah haji lain.18
Adapun Tujuan Bimbingan Manasik yaitu:
Tujuan dalam bimbingan manasik adalah supaya
jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji
18
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), cet ke-2 h.17
30
merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam arti jamaah
tidak merasa khwatir terhadap dirinya dan harta
bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan
memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai dengan
tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan
dalam menjalankan ibadah dan manasik.19
Tujuan lainnya agar masyarakat umumnya dapat
memahami manasik, disamping itu diharapkan calon
jamaah haji dapat memahami tentang proses
pelaksanaan haji dan dapat mempraktekkan manasik
secara benar sesuai dengan syariat islam.
3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik
Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang
digunakan untuk memudahkan kita dalam
melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan agar
tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan
diharapkan. Dalam hal bimbingan manasik pun
terdapat bentuk dan metode yang digunakan.
Bimbingan jamaah haji dikelompokan menurut
bentuknya, seperti dikemukakan Direktur Pembinaan
Haji, bahwa bimbingan manasik haji oleh pemerintah
menurut jenjang organisasi pelaksana yaitu: (a)
19
Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta:
Zikrul Hakim, 2003), cet ke-2 h.19
31
Bimbingan Kelompok yang dilaksanakan oleh
KUA Kecamatan, (b) Bimbingan massal yang
dilaksankan Kabupaten/Kota. 20
a. Bentuk Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang di
lakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua
peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,
bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi
saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan
itu semuanya bermanfaat untuk diri pesert yang
bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.21
Dalam bentuk bimbingan kelompok dilakasanakan di
setiap KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 8(
delapan ) kali pertemuan. Adapun jenis metode yang
dipakai dalam bimbingan kelompok ini diantaranya
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi.22
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
20
Kementrian Agama RI Direktorat Jendrak Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah,
(Jakarta:Kemenag,2013), h.8 21
H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Rineka Cipta,1999), h. 178 22
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Kemenang,
2013), H.7
32
dalam jumlah yang relative besar. Dengan metode
ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi
bagi pendengarnya.23
Dalam hal ini manasik metode
ceramah selalu menajadi bahan unggulan para
pembimbing dalam menjelaskan atau menerangkan
materi tentang haji.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses perlibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar
pendapat, dana atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang bersifat interaktif. 24
Dalam bimbingan manasik metode ini dapat di
katakan baik karena dapat menggali pengetahuan
lebih dalam lagi dari para jamaah tentang materi
manasik haji yang telah di sampaikan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian
pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru
kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar
diperoleh jawaban kepastian materi. Dalam metode
23
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 21 24
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 21
33
tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif agar
mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. 25
Dalam bimbingan manasik, metode ini merupakan
strategi untuk mengukur sejauh mana pemahaman
calon jamaah terhadap materi yang telah
disampaikan oleh pembimbing, serta dapat
membangkitkan respon para calon jamaah.
4. Metode Simulasi
Dalam metode ini simulasi Udin Syaefudin
menyatakan bahwa simulasi merupakan replikasi
atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem,
misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang
berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat
dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model
yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan
ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang
menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa
dimodifikasi secara nyata. 26
Dalam bimbingan manasik. Metode simulasi
merupakan metode yang tepat untuk
mengkondisikan keadaan pada saat berhaji seperti
melaksanakan rukun dan wajib haji. Metode ini
sangat membantu para jamaah dalam menambah
25
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012), h. 17 26
Syaiefudin, Prencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.129
34
pengetahuannya serta dapat mempunyai gambaran
apa saja yang akan dilakukan selama di tanah suci.
b. Bentuk Bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di
Kabupaten/Kota oleh Kementrian Agama
Kabupaten/Kota. Bimbingan massal ini dilakukan
selama 2(dua) kali pertemuan.27
Adapun metode
yang digunakan dalam bimbingan massal ini hampir
sama dengan metode yang dipakai oleh bentuk
bimbingan kelompok yang telah disebutkan
sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Dikarenakan bentuk bimbingan massal ini
merupakan bentuk bimbingan umum yang di
lakasanakan oleh pihak pemerintah tingkat
Kabupaten/Kota.
C. Kualitas Ibadah Jamaah Haji
1. Pengertian Kualitas Ibadah Jamaah Haji
Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono,
kualitas merupakan suatu kondisi dinamsi yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungn yang memenuhi atau melebihi harapan.
Sedangkan dari sudut pandang konsumen kualitas
27
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Kemenang,
2013), H.8
35
adalah nilai atau kecocokan untuk digunakan. Dalam
dasawarsa terakhir ini arti kualitas memang lebih
banyak dilihat dari sudut pandang konsumen, karena
perusahaan yang menyadari bahwa kelangsungan
hidup perusahaan tergantung dari konsumen.
Sedemikian arti kesetiaan seseorang konsumen bagi
perusahaan, maka sudah tepat apabila konsumen
ditempatkan pada posisi paling utama untuk
dipuaskan.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti
merendahkan diri serta tunduk,. Sedangkan menurut
syara’ (terminologi) ibadah, mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah ialah taat kepada Allah SWT dengan
melaksanakan perintahNya melalui lisan para
rasulNya
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah
Subhannhu wa Ta’ala yaitu tingakatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh
apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT.
Baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
36
zhahir maupun yang batin. Ini adalah definisi
ibadah yang paling lengkap 28
Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup
semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala
baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan
yang tersembunyi.
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya
“kompak” atau “bersama-sama”, ungkapan shalat
berjamaah berarti shalat yang dikerjakan secara
bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam.
Jamaah juga berarti sekelompok manusia yang terkait
oleh sikap, penderian, keyakinan, dan tugas serta
tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat islam
untuk menggalang kekompokan dan kebersamaan,
yaitu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi
muslim, yang berpegang pada norma-norma Islam,
menegakkan prinsip “ta’wun” tolong-menolong dan
kerja sama untuk tegaknya kekuatan bersama demi
tercapainya tujuan yang sama. 29
Muhammad Baqir Al-Hasby menyatakan bahwa
haji berasal dari bahasa arab, yaitu “hajj”, yang berarti
menuju atau mengunjungi sesuatu. Sedangkan
menurut istilah agama ialah mengunjungi ka’bah dan
sekitarnya di kota Mekkah untuk mengerjakan ibadah
28
Syamsul Rizal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Penerbit
Lembaga Pengajaran/ Kajian dan Konsultasi Agama Islam) cet Ke-4, h.306 29
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta:
Djemabata, 1992), h. 386-487.
37
thawaf, sa’i, wukuf dan sebagainya semata-mata demi
melaksanakan perintah Allah dan meraih
keridhoannya.30
Haji menurut arti bahasanya bermakna “memuja,
menyengaja,” atau banyak-banyak menuju kepada
sesuatu yang diangungkan”. Sedangkan menurut syara
adalah menuju ka’bah untuk menunaikan suatu ibadah
tertentu. 31
Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga
Negara Indonesia yang beragama Islam yang telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibdah haji sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan.32
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
jamaah haji secara indvidu adalah:
a. Mengetahui pengetahuan tentang manasik haji
b. Mempunyai biaya yang cukup untuk keperluan
di dalam negeri, biaya perjalanan pulang pergi,
biaya hidup selama di Arab Saudi untuk
akomodasi, konsumsi, dan transportas, serta
keperluan lainnya.
c. Mempunyai kelengkapan dokumen perjalanan
(paspor) dan izin masuk ke Negara Tujuan.
30
M. Baqir Al-Hasby, Fiqih Praktis, (Bandung, Mizan,1999), H. 377 31
DRS. H. Aliy As’ad Fahul Mu’in, (Kudus: Menara
Kudus,1979),Jilid 2, h.103 32
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat
Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Haji RI: 2010), H.9
38
D. Pelaksanaan Ibadah Haji
1. Pelaksanaan Ibadah Haji
Pelaksanaan Ibadah Haji adalah berkunjung ke
Baitullah untuk melakukan beberapa amalan antara
lain: Wukuf, Tawaf dan amalan lainnya pada masa
tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan
mengharapkan Rido-Nya. Ibadah Haji diwajibkan
Allah kepada kaum muslimin yang telah mencukupi
syarat-syaratnya. Menunaikan Ibadah Haji diwajibkan
hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya yang kedua
kali dan seterusnya hukumnya sunat. Barang siapa
yang bernazar haji, wajib melaksanakannya. Adapun
pelaksanaan ibadah Haji antara lain:
1. Bersuci
a. Mandi
b. Berwudu
2. Berpakaian ihram
3. Shalat sunah ihram dua rakaat
4. Niat haji dengan mengucapkan:
5. Berangkat menuju arafah dan berdoa
6. Membaca talbiyah, shalawat, dan berdoa
7. Di arafah (pada tanggal 8 zulhijjah )
a. Waktu masuk arafah hendaknya berdoa
b. Menunggu waktu wukuf sebaiknya diisi
dengan berzikir, tasbih, istigfar dan istirahat
secukupnya.
c. Memperbanyak bacaan talbiyah dan berdoa
39
8. Wukuf tanggal 9 zulhijjah
a. Sementara menunggu saat wukuf agar
memperbanyak zikir, istigfar dan membaca al-
qur’an
b. Shalat zuhur dan ashar jama taqdim qashar di
lanjutkan dengan melaksanakan wukuf.
c. Pada waktu wukuf memperbanyak berdoa,
berzikir talbiyah, istigfar dan lain-lainn.
9. Berangkat menuju muzdalifah sehabis shalat
magrib dan isya.
a. Sesudah shalat magrib dan isya jama taqdim
meninggalkan arafah menuju muzdalifah dan
akhir waktu nya adalah sebelum fajar.
b. Waktu berangkat dari arafah hendaknya
membaca talbiyah dan do’a.
10. Di Muzdalifah(pada malam tanggal 10 zulhijjah )
a. Waktu sampai di muzdalifah membaca
talbiyah, zikir dan berdoa
b. Mabit yaitu berhenti / menginap dimuzdalifah
sampai sesudah lewat tengah malam. Apabila
datang sebelum tengah malam harus
menunggu waktu sampai lewat tengah malam
c. Mencari / mengambil kerikil
11. Di Mina
a. Sampai dimina hendaklah berdoa
b. Pada tanggal 10 zulhijjag melontar jamrah
aqabah saja lalu bercukur, ini dinamakana
40
tahallul awal maka seluruh larangan haji telah
gugur kecuali bersetubuh.
c. Selama dimina kewajiban jamah haji yang
belom membayar dam hendaklah segera
melaksanakannya.
12. Kembali ke Makkah
a. Tawaf ifadah dan sai
b. Tawaf wada atau tawaf pemitan, dilakukan
sesudah selesai melakukan ibadah haji bagi
yang akan meninggalkan kota makkah untuk
kembali ke jeddah atau melanjutkan perjalanan
ke madinah, jamah pergi menuju masjidil
haram melakukan tawaf wada kemudian
munajat di multazam dengan membaca doa.
Dalam melaksanakan haji para jamaah haji harus
mengetahui syarat haji, rukun haji, dan wajib haji,
antara lain:
1. Syarat Haji
Syarat haji yaitu hal yang harus dipenuhi
sebelum orang melakukan ibadah haji.
a. Islam
b. Baligh (Dewasa)
c. Aqil (Berakal Sehat)
d. Merdeka (bukan hamba sahaya)
e. Istiha’ah (mampu)
2. Rukun Haji
41
Rukun haji adalah serangkaian amalan
yang harus di lakukan dalam ibadah haji dan
tidak dapat di ganti dengan yang lainnya,
walaupun dengan dam. Jika di tinggalkan
maka tidak sah hajinya. Rukun haji adalah
a. Ihram (Niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf ifadhah
d. Sa’i
e. Cukur
f. Tertib
3. Wajib Haji
Wajib haji adalah rangkaian amalan yang
harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tidak
dikerjakan sah hajinya, akan tetapi harus
membayar dam; berdosa jika sengaja
meninggalkan dengan tidak ada uzur syar’i.
wajib haji adalah
a. Ihram, yakni niiat berhaji dari Miqat
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar Jumrah Ula, Wustha, dan
Aqobah
e. Thawaf wada’ (bagi yang akan
meninggalkan Mekkah) Wajib haji ini
adalah ketentuan yang apabila
42
dilanggar maka hajinya tetap sah tetapi
wajib membayar dam. 33
33 Dapartemen agama, bimbingan haji, umroh dan ziarah, jkt, h. 17
42
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI DKI JAKARTA
A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi
DKI Jakarta
Awal berdirinya Dapartemen Agama disahkan berdasarkan
penetapan Pemerintah Nomor: 1/SD tanggal 3 Januari 1946
bertepatan dengan 24 Muharram 1364 H. Menteri Agama pertama
Prof. H. M. Rasjidi, BA. Sejak itu dimualilah penataan struktur
dilingkungan Dapertemen Agama. Pada tahap ini, Menteri Agama
H.M.Rasjidi mengambil alih beberapa tugas untuk di masukkan
dalam lingkungan Dapartemen Agama. Tugas pokok Departemen
Agama waktu itu ditetapkan berdasarkan penetapan pemerintah
Nomor: 5/SD tanggal 25 Maret 1946 dan Maklumat Pemerintah
Nomor 2 tanggal 24 April 1946 yang menyatakan bahwa tugas pokok
Departemen Agama adalah menampung urusan Mahkamah Islam
Tinggi yang sebelumnya menjadi wewenang Kementrian Kehakiman:
dan menampung tugas dan hak mengangkat penghulu masjid dan
para pegawainya yang sebelumnya menjadi wewenang dan hak
presiden dan Bupati. 1
Sejak awal berdirinya Departemen Agama hingga tahun
1950-an stabilitas politik belum dapat berjalan dengan baik. Pihak
belanda dan sekutu tidak rela Indonesia merdeka. Dua kali aksi
militer dilancarkan; pertama, tanggal 21 Juli 1947 dan Kedua tanggal
19 Desember 1948. Kabinet yang dibentuk pemerintah Republik
1 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang
Provinsi DKI Jakarta.
43
Indonesia rata-rata berumur pendek, karena silih bergantinya kabinet
sistem parlementer. Dalam situasi perang (karena aksi militer),
penataan kantor agama di daerah jelas terganggu. Di berbagai daerah,
kantor agama berpindah-pindah dari daerah yang diduduki Belanda
ke daerah lain yang secarah de facto masih dikuasi oleh pemerintah
Republik Indonesia. Saat itu Menteri Agama mengintruksikan bahwa
dalam menghadapi perang melawan kolonial Belanda, setiap aparat
Departemen Agama diharuskan turut serta berjuang mempertahankan
Negara Republik Indonesia. Karena alasan itu pula, selama terjadi
peperangan tersebut, pengiriman jamaah haji sempat dihentikan.
Tahun 1971 dikeluarkan keputusan Menteri Agama No. 53
tahun 1971 tentang Struktur Organisasi, Tugas, Wewenang, dan Tata
Kerja Instansi Departemen Agama Daerah. Jika sebelumnya, sebagai
kordinator ditunjuk Kepala Djawatan Urusan Agama sebagi
Pimpinan Perwakilan Departemen Agama, maka sejak tahun 1973
istilah Kepala Djawatan diganti dengan Kepala Perwakilan sebagai
Pimpinan Perwakilan Departemen Agama Provinsi. Perwakilan
Departetemen Agama D.C.I Jakarta terdiri atas
1. Unsur pimpinan adalah Kepala Perwakilan
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekertaris Perwakilan yang
bertugas memimpin Sekertariat Perwakilan, yang terdiri dari 5
(lima) bagian:
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Personil
c. Bagian Keuangan dan Menteriil
d. Bagian Koordinasi dan Pengawasan
e. Bagian Pengawasan Aliran Kerohanian
3. Unsur Pelaksana ialah:
44
a. Kepala Inspeksi Urusan Agama memimpin Inspeksi Urusan
Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:
1. Sub Inspeksi Kepenghuluan
2. Sub Inspeksi Kemasjidan
3. Sub Inspeksi Zakat, Wakaf, dan Ibdah Sosial
4. Sub Inspeksi Kesejahteraan Keluarga
b. Kepala Inspeksi Pendidikan Agama memimpin Inspeksi
Pendidikan Agama yang terdiri dari 4 (empat) sub inspeksi:
1. Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada pra sekolah, Sekolah
Dasar dan Sekolah Luar Biasa.
2. Sub Inspeksi Pendidikan Agama pada sekolah, Sekolah
Lanjutan, Kejuruan, dan Kursus Khusus.
3. Sub Inspeksi Pembinaan Madrasah dan Pergurusan Agama
4. Sub Inspeksi Pendidkan Guru Agama dan Tenaga Kejuruan
c. Kepala Inspeksi Penerangan Agama memimpin Inspeksi
Penerangan Agama yang terdiri dari 4(empat) sub inspeksi:
1. Sub Inspeksi Penerangan dan penyiaran
2. Sub Inspeksi Penyuluhan dan Rawatan Rohani
3. Sub Inspeksi Pembinaan Kebudayaan
4. Sub Inspeksi Publikasi
d. Kepala Inspeksi Peradilan Agama memimpin Inspeksi
Peradilan Agama yang terdiri dari 3 (tiga) sub inspeksi
1. Sub Inspeksi Pembinaan dan Pengawasan Badan-Badan
Peradilan Agama
45
2. Sub Inspeksi Pengumpulan Putusan-Putusan Pengadilan
Agama
3. Sub Inspeksi Pengumpulan Bahan-Bahan Hukum Agama.
Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta terbentuk
pada tanggal 1 Januari 1976, beberapa bulan setelah Keputusan
Menteri Agama Nomor 18 tahun 1975 dikeluarkan. Kantor
pertama perwakilan Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta
berada di jalan Cikini Raya Jakarta Pusat tepatnya jalan kebun
binatang depan Taman Ismail Marzuki saat itu namanya masih
“JAWATAN URUSAN AGAMA DCI JAKARTA”. Pada saat
Alamsyah menjadi Menteri Agama yang bertepatan dengan
kepemimpinan Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta terdapat
kesepakatan untuk membangun Kementrian Agama Perwakilan
Jakarta di jalan Merdeka Selatan 9 Pemuda DKI Jakarta yang
menempati lantai 3 dan 4, dengan anggaran yang berasal dari
Kementerian Agama Pusat. Kemudian keadaan menjadi sedikit
sulit dikarenakan terdapat dua kantor sedangkan untuk
menampung menjad satu pegawai tidak memadai. Tujuan
didirikannya Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta
yaitu untuk mempersatukan langkah-langkah dan tindakan misi
dan bagaimana lebih mengefektifikan dan mengefiensikan
kehidupan di wilayah agama dari diri sendiri melalui struktur.
Sampai tahun 1985 Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta masih berada di dua tempat di Jl.
Merdeka Selatan (Pemda) dan di Jl. Kebun Binatang. Pada saat
Alamsyah masih menjabat menjadi Menteri Agama,
Kementerian Agama Pusat memberikan anggaran untuk
membangun kantor dengan tahap awal tiga lantai, di Jl. DI
46
Pandjaitan (Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta saat
ini). Hal ini dilakukan agar koordinasi semua tugas Kanwil
dapat berjalan lebih baik. 2
Kanwil Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta, didirikan,
dengan Kepala Kanwil yang pertama: R.H.O Hudaya, Ke-2
H.M Djamali Latief S.H, Ke-3 K.H Muchtar Natsir, Ke-4 H.
Salahuddin El-Chair BA, Ke-5 Drs. H.A Muhammad, Ke-6 H,
Halim AR, Ke-7 Drs.H. Mubarok, Ke-8 Drs. H.A Bidawi Zubir
(Periode 1996-1998), Ke-9 Drs. H. Rusly Wolman, MM
(Periode 1998-2000), Ke- 10 Drs. H.Abdul Chair (Periode
2000-2002), Ke-11 Drs.H Muhaimin RD (Periode 2002-2003,
Ke-12 H.Achmad Fauzan Harun SH (Periode 2003-2010), Ke-
13 Drs. Sutani, M.Pd.I (Periode 2010-2011), Ke-14 H.
Muhaimin Luthfie (Periode 2011-2013), Ke-15 H.Akhmad
Murtado , SE (Periode 2013-202015) dan periode tahun 2015
sampai saat ini dijabat oleh Dr. H. Abdurrahman. M.Ag.3
B. Visi dan Misi
Berdasrkan Keputusan Menteri Agama No. 39. Tahun 2015
Tentang Recana Strategi Kementerian Agama Tahun 2015-2019.
1. Visi
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama,
rukun, cerdas, dan sejahtera lahir dan batin dalam rangka
mewujdkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkeperibadian berlandaskan gotong royong.
2. Misi
2 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang
Provinsi DKI Jakarta. 3 Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemenag Kanwil Kemenang
Provinsi DKI Jakarta.
47
a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran
agama.
b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat
beragama.
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang
merata dan berkualitas.
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas
pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah yang berkualitas dan akuntable
f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan
umum berciri agama, pendidikan agama pada
satuan pendidikan umum dan pendidikan
keagamaan
g. Mewujudkan tatakelola pemerintah yang bersih,
akuntable dan terpercaya.
C. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan peraturan Menteri Agama (PMA) Republik
Indonesia Nomoe 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama, maka kedudukan, tugas pokok
dan fungsi di Kementerian Agama Provinsi adalah sebagai berikut
1. Kedudukan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah Instansi
Vertikal Kementerian Agama yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langgsung kepada Menteri Agama.
2. Tugas Pokok
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian
48
Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri
Agama dan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.4
3. Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta
a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis
dibidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama
kepada masyarakat di provinsi.
b. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan dibidang haji dan
umrah.
c. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan, di bidang pendidikan
madrasah, pendidikan agama, dan keagamaan
d. Pembinaan kerukunan umat beragama
e. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
administrasi dan informasi
f. Pengkoordinasi perencanaan, pengendalian, pengawasan dan
evaluasi program, dan
g. Pelaksanaan hubungan tugas kementerian di provinsi.5
Sedangkann Tugas dan Fungsi Bidang Penyelnggaraan Haji dan
Umrah adalah :
a. Seksi Pembinaan haji dan umrah, mempunyai tugas
melakukan penyiapan pelakasanaan pelayanan, bimbingan
teknis, dan di bidang pendaftaran dan dokumen haji.
b. Seksi Pembinaan haji dan umrah mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan. Pelakasanaan pelayanan,
bimbingan tekniks, dan pembinaan haji dan umrah
4 Pasal 4PMA No. 13 Tahun 2015
5 Pasal 4PMA No. 13 Tahun 2015
49
c. Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelakasanaan
pelayanan, bimbingan tekniks, dan pembinaan di bidang
akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji.
d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan,
bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan
keuangan haji.
e. Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelakasanaan pelayanan, bimbingan teknis,
dan pembinaan di bidang pengelolaan keuangan haji
D. Strukur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta.
Adapun struktur organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta
Table 3.1
50
Adapun struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umrah Kanwil
Kementerian Agama DKI Jakarta
Table 3.2
E. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanaan Bimbingan
Pembinaan Jamaah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta.
1. Tugas Pokok
Bidang penyelenggaraan haji dan umrah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 360 ayat (1) huruf e mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinan, dan pengelolaan
sistem informasi di bidang penyelenggaraan ibdah haji dan umrah
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama.6
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 377 Bidang Penyelenggara Hahji dan Umrah
menyelenggarakan fungsi. 7
6 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang
organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 377 7 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang
organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 378
51
a. Penyiapan kebijakan teknik dan perencanaan program di
bidang penyelenggaraan haji dan umrah
b. Pelakasanaan pelayanaan, bimbingan, dan pembinaan di
bidang pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi,
perlengkapan haji, pengelolaan keuangan haji, pembinaan
jamaah haji dan umrah, serta pengelolaan system informasi
haji, dan
c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan
haji dan umrah
3. Susnan Organisasi Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah terdiri
atas :8
a. Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji
b. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah
c. Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji
d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji
e. Seksi Sistem Informas Haji dan ,
f. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Pelakasanaan Seksi Pembinaan Haji dan Umrah
Seksi Pembinaan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 379 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pelaksanaan, pelayanan, bimbingan, teknis, dan pembinaan
di bidang pembinaan haji dan umrah.
8 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, pasal 379
52
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab IV menejelaskan tentang analisis efektivitas bimbingan
manasik haji, dari tahap-tahapan tersebut berisi tentang : Kegiatan
Bimbingan Manasik Haji, Materi Bimbingan Manasik Haji, Metode
Bimbingan Manasik Haji, jumlah peserta bimbingan manasik haji,
Pelakasanaan Bimbingan Manasik Haji, Jumlah Peserta Yang melaksanakan
Ibadah Haji Tahun 2018 Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik
A. Kegiatan Bimbingan Manasik Haji
Dalam kegiatan bimbingan manasik yang di lakukan oleh
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10 kali, 8 kali oleh
Kantor Urusan Agama (KUA), dan 2 kali oleh Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/ Kota. Dan untuk penanggung jawab pelaksanaan
kegiatan bimbingan manasik di tingkat Kabupaten/ Kota Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan tingkat Kecamatan adalah
Kepala KUA Kecamatan Setempat. Dan waktu setiap kali pertemuan
adalah 4 jam. Tujuan dan manfaat di adakannya bimbingan manasik
adalah membuat jamaah haji mandiri ataupun jamaah haji di harapkan
bisa memahami seluruh alur perjalanan ibadah haji, pelaksanaan ibadah
haji, hak dan kewajiban jamaah haji, yang diperoleh di Tanah Air,
Mekkah, maupun Madinah, dan yang paling penting tujuannya adalah
untuk jamaah bisa mandiri tidak tergantung dengan kloter ataupun para
pembimbing yang ada di tanah air.1 Dan dalam melaksanakan bimbingan
manasik haji, dalam memberikan materi bimbingan manasik,
menggunakan metode seperti: ceramah, Tanya jawab, peragaan, praktik
1 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 29 April 2019
53
manasik,. 2 Sesuai dengan keputusan kementerian agama
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, pemerintah menfasilitasi jamaah
haji dengan menerbitkan buku panduan manasik haji adalah sebagai
bentuk tanggung jawab pemerintah kepada para calon jamaah. Selain itu
jamaah haji di harapakan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta
pemahamanya secara mandiri tentang ibadah haji.
Dalam buku panduan manasik haji tersebut, didalamnya menjelaskan
tentang keseluruhan petunjuk manasik haji dan umrah, tata cara
pelaksanaan ibadah haji meliputi ketentuan hukum dan hikmah haji dan
umrah serta di lengkapi dengan Tanya jawab seputar manasik haji dan
umrah dan penejelasan beberapa tempat bersejarah serta syiar-syiar
perhajiaan yang di anggap perlu., dengan di adakannya bimbingan
manasik haji adalah
1. Menjadikan jamaah haji yang mandiri, tidak bergantung kepada
seseorang dalam pelaksanaan ibadah
2. Dapat beribadah haji secara benar , sah, tertib dan lancar
3. Bimbingan terprogram dan berkesinambungan
4. Mencapai target haji yang mabbrur dan di Ridhoi Allah SWT.
B. Materi Bimbingan Manasik Haji
Dalam materi Bimbingan Manasik adalah salah satu hal
pokok yang harus disampaikan oleh pihak penyelenggaraan kepada
calon jamaah, dimana materi merupakan bekal yang harus di ketahui
oleh jamaah agar jamaah dapat melakukan ritual ibadah haji dengan
lancar dan menbuat jamaah itu lebih mandiri. Materi bimbingan
manasik haji di tingkat Kabupaten/ Kota dan Kecamatan dilakukan 2 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta, 30 April 2019
54
berbasis regu dan materinya terpadu meliputi manasik ibadah,
manasik perjalanan , hak dan kewajiban, manasik kesehatan dengan
kurikulum , dan materi utama bimbingan manasik berasal dari buku
paket bimbingan manasik haji dan umrah serta doa dan dzikir
manasik haji dan umrah. Pengembangan materi diseseuaikan dengan
keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah No.
120 Tahun 2018 tanggal 20 maret 2018 tentang pedoman
pelaksanaan Bimbingan Manasik Oleh Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota dan Kantor Urusan Agama (KUA). Adapun materi
bimbingan manasik haji di KUA yaitu.3
Tabel 4.1
NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE
1. Proses
Perjalanan
Ibdah Haji
gelombong I
dan II
Jamaah haji
dapat
memahami
proses
perjalanan
ibadah haji
gelombangI
dan II sejak
dari tanah air,
ke Arab Saudi
dan kembali
ke tanah Air
1. Alur Perjalanan
Jamaah Haji
gelombangI dan II
2. Perjalanan Haji
gelombang I
(Embarkaasi,
Madinah, Mekkah,
Jeddah, Debarkasi
Haji masing-
masing daerah
3. Perjalanan Haji
gelombang II
(Embarkasi,Jeddah,
Mekkah, Madinah,
Debarkasi Haji
masing-masing
daerah)
Ceramah,
Tanya Jawab.
Dan Diskusi
.2. Bimbingan
Manasik Haji/
Jamaah haji
dapat
1. Hukum dan
ketentuan manasik
Ceramah,
Tanya Jawab.
3 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 30 April 2019
55
Umrah memahami tata cara
pelaksanaan
haji/ umrah
haji 2. Tata cara
pelaksanaan
Umrah
3. Tata cara
pelakasaan
- Haji Tamattu
- Haji Ifrad
- Haji Qiran
Diskusi dan Praktik
3 B imbingan
Pelaksanaan
Ibdah Haji/
Umrah
Jamaah haji
dapat
memahami
dan
melaksanakan
tata cara
pelaksanaan
ibadah
haji/umrah
1. Miqat
2. Pakaian ihram dan
shalat sunnah
ihram
3. Niat dan bacaan
talbiyah
4. Tawaf
5. Sa’i
6. Tahalul
7. Macam-macam
DAM
8. Larangan-larangan
selama ihram
Ceramah,
Tanya Jawab,
Diskusi dan
Praktik
4. Praktik
Pelaksanaan
Umrah
Jamaah haji
dapat
melaksanakan
praktek
manasik
umrah
1. Miqat
2. Praktik memakai
pakaian ihram
3. Praktik Niat dan
Shalat Sunat Ihram
4. Praktik Tawaf
5. Praktik Sa’i
6. Praktik Tahalul
Ceramah,
Tanya Jawab.
Diskusi dan
Praktik
5. Bimbingan
pelaksanaan
ibadah haji
Jamaah dapat
mengetahui
tentang tata
cara/ urutan
pelasanaan
ibadah haji
1. Ihram/ Miqot
2. Wukuf di Arafah
3. Mabit di
Muzdalifah
4. Melontar Jumrah
5. Tawaf Ifadhah
6. Tahalul Awal dan
tahalul Tsani
7. Nafar awal dan
nafar Tsani
Ceramah,
Tanya Jawab
dan Simulasi
6. Pemutaran Jamaah haji 1. Pemutaran video Penanyangan
56
Video Manasik dan
Haji dan
Penjelasana
Permasalahan
haju
dapat mengetahui
kondisi riil
perjalanan haji
dari tanah air
dan Arab
Saudi
2. Penjelasan permasalahan
yang di hadapi
jamaah haji
Film, Tanya Jawab, dan
Disskusi
7. Akhlak jamaah
Haji dan
Budaya Arab
Saudi
Jamaah haji
dapat
memahami
akhalak dan
budaya/ kultur
Arab Saudi
1. Etika dan akhlak
jamaah selama
pelakasanaan
ibadah haji
2. Tata cara
berpakaian di Arab
Saudi
3. Tata cara bergaul
dengan sesama
jamaah haji
4. Sosial budaya di
Arab Saudi
Ceramah,
Tanya Jawab
Diskusi, dan
Praktik
8.
Pelaksanaan
Shalat Arba’in
dan Ziarah
Jamaah haji
dapat
memahami
sekaligus
melaksanakan
shalat arba’in
dan ziarah
1. Palaksanaan shalat
Arbain beserta
hikmahnya
2. Situs Nabawiyah
Makkah dan
Madinah
3. Pelaksanaan Ziarah
di Mekkah dan
Madinah
Ceramah,
Tanya Jawab
dan Diskusi
9. Hikmah Haji
dan
Pelestaraian
Haji Mabrur
Jamaah Haji
dapat
memahami
Hikmah
ibadah haji
dan umrah
melestarikan
Kemabruran
haji
1. Hikmah
menunaikan ibadah
haji
2. Manasik haji dan
umrah
3. Cara- cara menjaga
kemabruran Haji
Ceramah,
Tanya Jawab,
dan Diskusi
57
materi bimbingan manasik Haji Massal yaitu 4
Tabel 4.2
NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE
1 Kebijakan
pemerintah
dalam
Penyelenggaran
Ibadah Haji
Jamaah Haji
dapat
memahami
kebijakan
pemerintah
dalam program
pembinaan,
pelaynan dan
perindungan
kepada jamaah
haji
1. Kewajiban
pemerintah dalam
Penyelenggraan
Ibadah Haji
2. Bentuk pembinaan,
pelayanaan dan
perlindungan bagi
jamaah haji di
Tanah Air dan
Arab Saudi
3. Ketentuan
peraturan
perundang-
undangan haji di
Arab Saudi
Ceramah, Tanya
Jawab dan
Diskusi
2 Bimbingan
Kesehatan
Jamaah Haji
Jamaah Haji
dapat
memahami
berbagai
pelayanan
kesehatan dalam
penyelenggaraan
ibadah haji
sekaligus
menjaga
kesehatan dan
kebugaran
selama ibadah
haji
1. Bentuk Pelayanaan
Kesehatan bagi
jamaah haji di
Tanah Air dan
Arab Saudi
2. Tindakan jamaah
untuk menjaga
kesehatan dan
kebugaran (jalan
pagi, senam dan
pemerikasaan
kesehatan rutin)
Ceramah, Tanya
Jawab dan
Diskusi
3 Ibadah dan
Kegiatan selama
di Pesawat
Jamaah dapat
memahami tata
cara
pelakasanaan
ibadah salama di
1. Bersuci/ tayamum
di dalam pesawat
2. Shalat di peswat
3. Membaca Al-
Qur’an, Zikir, dan
Ceramah, Tanya
Jawab, dan
Praktik
4 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 29 April 2019
58
pesawat Do’a 4. Memanfaatkan
fasilitas selama di
pesawat
5. Menjaga
keselamatan
4 Kewajiban dan
Hak Jamaah Haji
Jamaah
mengetahui apa
saja yang
menjadi
kewajibannya
selama di Tanah
Air dan Arab
Saudi dan
Jamaah
mengetahui apa
saja yang
menjadi haknya
di tanah air dan
di Arab Saudi
1. Mematuhi Tata
cara Tertib dan
aturan-aturan
tentang
Penyelenggaraan
haji
2. Menjaga nama baik
Bangsa dan Negara
selama di Arab
Saudi dan Adat
Istiadat dan
Budaya Arab
3. Hak memperoleh
bimbingan manasik
4. Hak memperoleh
pelayanan
dokumen,
akomodasi,
transportasi,
konsumsi dan
pelayanan
kesehatan selama
di Arab Saudi
Ceramah, Tanya
Jawab dan
Diskusi
5.
Praktik
Pelaksanaan
Ibadah Haji/
Manasik Haji
Jamaah haji
dapat
melakukan
praktek
pelaksanaan haji
1. Peraktik memakai
ihram, niat, dan
shalat ihram.
2. praktik Wukuf,
mabit,di
Muzdalifah dam
mina
3. praktik melontar
jumrah
4. praktik tawad
ifadhah
5. praktik tahalul/
memotong rambut
Ceramah, Tanya
Jawab, dan
Praktik
59
C. Metode Bimbingan Manasik Haji
Metode salah satu cara atau upaya yang dilakukan oleh
narasumber atau pembimbing dalam menyampaikan materi agar
proses bimbingan pada jamaah tercapai sesuai dengan tujuan. Suatu
metode sangatlah penting bagi pembimbing agar jamaah merasa tidak
jenuh dan bosan serta jamaah mudah memahami isi materi yang
disampaikan. Adapun metode yang di gunakan dalam melaksanakan
bimbingan manasik haji menggunakan metode:
1. Ceramaah
2. Tanya jawab
3. Peragaan
4. Praktik manasik dan simulasi5
D. Jumlah Peserta Bimbingan Manasik Haji
Untuk peserta bimbingan manasik adalah jamaah yang sudah
melunasi biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam alokasi
kuota berangkat haji tahun berjalan dan untuk jumlah peserta
bimbingan di KUA kecamatan di tetapkan paling sedikit 41 atau 42
orang, dan adapaun jika peserta bimbingan manasik haji kurang dari
41 ataupu 42 orang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota
dapat melakukan penggabungan kegiatan bimbingan lebih dari satu
kecamatan yang jumlah jamaahnya paling banyak.
E. Jumlah Peserta Yang melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2018
5 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 1 Maret 2019
60
Untuk tahun ini melakasanakan Ibadah Haji tahun 2018 sejumlah
221.000 jamaah dengan ini di kelompokan berdasarkan segi
Pekerjaan , pendidikan, Umur, pengalama haji, kelompok umur, yang
melaksanakan Ibadah Haji pada tahun 2018.6
Tabel 4.3
Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pekerjaan
NO PEKERJAAN BERANGKAT
JUMLAH %
1 PNS 1,156 14.50
2 TNI/POLRI 115 1.44
3 DAGANG 703 8.82
4 TANI/NELAYAN 35 0.44
5 SWASTA 2,176 27.30
6 IBU RUMAH
TANGGA
2,998 37.62
7 PELAJAR/
MAHASISWA
88 1.10
8 BUMN/BUMD 193 2.42
9 PENSIUNAN 506 6.35
10 LAIN-LAIN - -
JUMLAH 7,970 100.00
Tabel 4.4
Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Pendidikan
6 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 1 April 2019.
61
NO PENDIDIKAN BERANGKAT
JUMLAH %
1 SD/MI
1,497
18.78
2 SLTP/ MTS 998 12.52
3 SLTA/MA 2,572 32.27
4 D1/ D2/ D3/ SM 623 7.82
5 S1 1,921 24.10
6 S2 348 4.37
7 S3 7 0.09
8 LAIN-LAIN 4 0.05
JUMLAH 7,970 100.00
Tabel 4.5
Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Kelompok Umur
NO KELOMPOK UMUR BERANGKAT
JUMLAH %
1 S.D.20 TH 8 0.10
2 21. S.D. 30 TH 114 1.43
3 31. S.D. 40 TH 671 8.42
4 41. S.D.50 TH 2,088 0.44
5 51 S.D. 60 TH 2,176 26.20
6 61. S.D.70 TH 2,871 36.02
7 71. S.D.74 TH 205 2.57
8 75 TH KE ATAS 390 4.89
JUMLAH 7, 970 100.00
62
Tabel 4.6
Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi
Pengalaman Haji
NO PENGALAMAN HAJI BERANGKAT
JUMLAH %
1 BELUM HAJI 7,869 98,73
2 SUDAH HAJI 101 1, 27
JUMLAH 7, 970 100.00
Tabel 4.7
Table Jumlah Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta dari segi Jenis
Kelamin
NO JENIS KELAMIN BERANGKAT
JUMLAH %
1 LAKI-LAKI 3,418 42,89
2 PEREMPUAN 4,522 157,11
JUMLAH 7, 970 100.00
F. Sarana Pelakasanaan Bimbingan Manasik
Dalam kegiatan bimbingan manasik haji sarana untuk
pelakasanaan bimbingan harus sesuai standar yang ditetapakan guna
mewujudkan kemandirian jamaah haji baik dalam pelasanaan ibadah
maupun perjalanan haji sesuai ketentuan syariat agama islam, dan
saran bimbingan manasik dalam bentuk alat tulis, flichat bagi para
63
pembimbing, praktik yang di lapangan, alat peraga ( Ka’bah mini)
dan perlengkapan berupa (Buku Manasik).7
7 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta, 29 April 2019
64
BAB V
ANALISIS
A. Analisis Regulasi Bimbingan Manasik Haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Dilihat dari observasi penulis mewawancarai langgsung ke
tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis
dapatkan selama melakukan penelitian mengenai bimbingan manasik
haji melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah
menganalisis antara teori dengan praktik di lapangan.
Dalam bimbingan manasik adalah bimbingan yang diberikan
kepada calon jamaah haji atau umrah yang berisi tentang semua
pengetahuan tentang haji atau umrah, mulai dari keberangkatan dari
tanah air dan dalam perjalanan, selama di Arab Saudi dan kembali ke
tanah air1. Adapun pengaruh bimbingan manasik haji adalah teori
yang diberikan selama di tanah air dapat dipraktekan secara benar
ketika pelaksanaan ibadah haji di tanah suci serta mendapatkan
predikat haji mabrur dan menjadi keperibadian yang lebih baik lagi
untuk kedepannya.
Pemerintah menjamin keberlang sungnya perjalanan ibadah
ibadah haji pemerintah penting memberikan bimbingan manasik haji
terhadap calon jamaah suapaya mengetahui tata cara pelaksanaan
ibadah haji dan perjalanan ibadah haji di Tanah Suci dengan ini
Kegiatan bombingaan manasik haji yang di lakasanakan Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta adalah
memberikan bimbingan di KUA dan bimbingan manasik secara
1 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 2 Mei 2019
65
massal yang diadakan di Asrama Haji Pondok Gede , dan untuk
pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di laksanakan di beberapa
KUA yang memiliki fasilitas aula yang memadai dan ada jamaah di
wilayah tersebut
Bimbingan manasik dilaksanakan sebanyak 10 kali yaitu 8
kali oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan dan 2 kali di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. per KUA 41 atau 42 orang,
adapun sarana dan prasana pendukung untuk pelakasanaan
bimbingan harus sesuai standar yang ditetapakan guna mewujudkan
kemandirian jamaah haji baik dalam pelasanaan ibadah maupun
perjalanan haji sesuai ketentuan syariat agama islam, dan saran
bimbingan manasik dalam bentuk alat peraga ( Ka’bah mini) dan
perlengkapan berupa (Buku Manasik
Untuk materi yang disampaikan sesuai dengan keputusan
Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 120 Tahun
2018. Adapun materi bimbingan manasik haji massal yaitu :
a. Tentang kebijakan perjalanan ibadah haji
b. Tentang hak dan kewajiban jamaah
c. Bimbingan dalam penerbangan
d. Pelayanan kesehatan
Dengan menggunakan metode Ceramaah, Tanya jawab,
Peragaan, Praktik manasik dan Simulasi.2 dengan jumlah peserta 41
atau 42 setiap kali pertemuan bimbingan manasik, dengan di adakan
bimbingan manasik haji menurut penulis efektif karena dengan di
lakasanakan 10 kali pertemuan bimbingan dapat membuat
pemahaman tentang manasik para jamaah menjadi paham dan dengan
2 Bapak H. Matroji, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 1April 2019
66
di berikan nya bimbingan manasik haji yang dapat meningkatkan
kualitas ibadah karena diberikannya bimbingan manasik oleh
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Dengan diadakan nya bimbingan manasik tujuan dan manfaatnya
adalah :adalah membuat jamaah haji mandiri ( secara calon jamaah
haji diharapkan bisa memahami seluruh alur perjalan ibadah haji,
pelaksanaan ibadah haji, hak dan kewajiban jamaah haji, yang
diperoleh di tanah air, mekkah,maupun madinah dan yang paling
penting tujuan nya adalah untuk jamaah bisa mandiri tidak tergantung
dengan ketua kloter ataupun para pembimbing yang ada di tanah air,
B. Analisis Efektivitas Regulasi Bimbingan Manasik Dalam
Meningatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Dilihat dari observasi penulis mewawancarai langgsung ke
tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis
dapatkan selama melakukan penelitian mengenai bimbingan manasik
haji melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah
menganalisis antara teori dengan praktik di lapangan.
Menurut Kartika Hadi yang di kutip oleh Sukirno Agoes
menjelaskan pengertian Efektivitas adalah produk akhir kegiatan
operasi telah mencapai tujuannya baik di tinjaunya dari segi kualitas
hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang di tagetkan”. Jelasnya
apabila tujuannya tercapai sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya adalah efektif, apabila suatu pekerjaan tidak sesuai
tujuan maka suatu pekerjaan tersebut tidak efektif. Setidaknya ada
indikator efektivitas bimbingan manasik.
67
Dalam pengukuran efektivtas Untuk mencapai bimbingan
yang efektif, di ukur dengan 3 ukur yaitu Kuantitas, Kualitas dan
waktu. dalam hal ini bimbingan manasik di ukur dari segi kuantitas
bisa dilihat dari segi seberapa banyak jumlah, baik itu jumlah
pembimbing, jumlah bimbingan manasik yang diberikan dan jumlah
jamaah yang mengikuti kegiatan bimbingan manasik. pengukuran
efektivitas dari segi kuantitas
A. jumlah pembimbing
pada pelaksanaan bimbingan manasik, bimbingan manasik
yang menjadi Narasumber bimbingan manasik Haji
Massal yaitu:
a. Para pejabat di Kantor Kementerian Agama Kota atau
Kabupaten
b. Pada bidang PHU
c. Kementerian Kesehatan
d. Kementerian Perhubungan dengan ini di wakili oleh pihak
Penerbangan dalam menyampaikan materi keselamatan
penerbangan
e. Dan para praktisi haji yang mempunyai kemampuan dan
Akuntabilitas yang baik
B. Jumlah Bimbingan Manasik
Dalam kegiatan bimbingan manasik yang di lakukan oleh
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10
kali, 8 kali oleh Kantor Urusan Agama (KUA), dan 2 kali
oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Dan
untuk penanggung jawab pelaksanaan kegiatan bimbingan
68
manasik di tingkat Kabupaten/ Kota Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan tingkat
Kecamatan adalah Kepala KUA Kecamatan Setempat.
Dan waktu setiap kali pertemuan adalah 4 jam. Hal ini
penulis anggap masih kurang dalam bimbingan manasik
melihat Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
bekerja sama 135 KBIH untuk memberikan bimbingan
tambahan selain yang diberikan oleh pemerintah.
C. Jumlah Jamaah
Untuk tahun ini melakasanakan Ibadah Haji tahun
2018 sejumlah 221.000 jamaah. Menurut bapak Matroji
sebagai Kepala Seksi Informasi Haji jamaah yang ada di
Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta dari
berbagai jenis, dengan ini di kelompokan berdasarkan segi
Pekerjaan , pendidikan, Umur, pengalama haji, kelamin.
Dilihat dari dari penulis yang di dapatkan jamaah haji
tahun 2018.
Setelah mengukur kuantitas selanjutnya adalah
mengukur dari segi kualitas . pengukuran kualitas
mencakup kualitas pembimbing, materi, dan tempat.
A. Kualitas Pembimbing
Menurut bapak Samsudin kantor kementerian agama
menyediakan pembimbing yang sudah berpengalaman,
atau pembimbing yang sudah berhaji, mempunyai
sertifikat pembimbing manasik dan mempunyai SK dari
kementerian agama kota ataupun kabupaten. Karena
Pembimbing merupakan hal yang sangat di butuhkan oleh
69
para calon jamaah haji, agar para calon jamaah dapat
mengetahui berbagai ilmu manasik haji yang harus
dimiliki oleh para calon jamaah haji Dan untuk mejadi
pembimbing manasik ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi antara lain
a. Pendidikan minimal S-1 atau sedarajat/ pesantren
b. Memahami mengenai fiqih haji
c. Pengalaman melakukan ibadah haji
d. Memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan)
e. Memiliki akhlakul karimah
f. Diutamakan mampu berkomunikasi dengan bahasa
Arab, dan
g. Di utamakan lulus sertifikasi
Dalam menunjang keefektivan pembimbing dalam
menyampaikan bimbingan materi bimbingan manasik
sangatlah baik.
Menurut salah satu jamaah haji bapak Taufik “ sikap
pembimbing Rata-rata mereka memiliki sikap yang sabar,
koperatif dan sangat membantu dalam menyampiakan
materi denga pengetahuan edukatif yang membuat jamaah
paham
Dalam menunjang ke efektifan Pembimbing dalam
menyampaikan materi bimbingan manasik, pembimbing
menggunakan beberapa metode antara lai : metode
Ceramah, Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek.
Menurut bapak H.Samsudin “Metode yang digunakan
oleh pembimbing sejauh ini mengunakan metode
70
Ceramah, Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek”. Pada
pelaksanaanya menurut peneliti metode yang diberikan
oleh pembimbing memang benar, antara lain: Ceramah,
Alat Peraga, Tanya Jawab, Praktek, akan tetapi metode
yang membuat jamaah paham yaitu menggunakan metode
praktek, karena ketika pembimbing sudah memberikan
materi secara ceramaah ataupun Tanya jawab jamaah
lebih memahami ketika materi bimbingan manasik itu di
praktikan secara langgsung.
Dengan metode tersebut yang digunakan memudahkan
pembimbing dalam memberikan pemahaman kepada
jamaah.
B. Materi
Dalam bimbingan manasik materi yang disampaikan
ketika bimbingan manasik telah sesuai dengan keputusan
Dirjen Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor
120 Tahun 2018. Tentang Pedoman Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji Oleh Kementerian Agama
Kabupaten / Kota. Adapun materi sebagai berikut3.
NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE
1. Proses
Perjalanan
Ibadah Haji
gelombong I
dan II
Jamaah haji
dapat
memahami
proses
perjalanan
ibadah haji
gelombangI
1. Alur Perjalanan
Jamaah Haji
gelombangI dan II
2. Perjalanan Haji
gelombang I
(Embarkaasi,
Madinah, Mekkah,
Ceramah,
Tanya Jawab.
Dan Diskusi
3 Bapak H. Samsudin, Wawancara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, 2 Mei 2019
71
dan II sejak dari tanah air,
ke Arab Saudi
dan kembali
ke tanah Air
Jeddah, Debarkasi Haji masing-
masing daerah
3. Perjalanan Haji
gelombang II
(Embarkasi,Jeddah,
Mekkah, Madinah,
Debarkasi Haji
masing-masing
daerah)
.2. Bimbingan
Manasik Haji/
Umrah
Jamaah haji
dapat
memahami
tata cara
pelaksanaan
haji/ umrah
1. Hukum dan
ketentuan manasik
haji
2. Tata cara
pelaksanaan
Umrah
3. Tata cara
pelakasaan
- Haji Tamattu
- Haji Ifrad
- Haji Qiran
Ceramah,
Tanya Jawab.
Diskusi dan
Praktik
3 B imbingan
Pelaksanaan
Ibdah Haji/
Umrah
Jamaah haji
dapat
memahami
dan
melaksanakan
tata cara
pelaksanaan
ibadah
haji/umrah
1. Miqat
2. Pakaian ihram dan
shalat sunnah
ihram
3. Niat dan bacaan
talbiyah
4. Tawaf
5. Sa’i
6. Tahalul
7. Macam-macam
DAM
8. Larangan-larangan
selama ihram
Ceramah,
Tanya Jawab,
Diskusi dan
Praktik
4. Praktik
Pelaksanaan
Umrah
Jamaah haji
dapat
melaksanakan
praktek
manasik
umrah
1. Miqat
2. Praktik memakai
pakaian ihram
3. Praktik Niat dan
Shalat Sunat Ihram
4. Praktik Tawaf
5. Praktik Sa’i
6. Praktik Tahalul
Ceramah,
Tanya Jawab.
Diskusi dan
Praktik
72
5. Bimbingan pelaksanaan
ibadah haji
Jamaah dapat mengetahui
tentang tata
cara/ urutan
pelasanaan
ibadah haji
1. Ihram/ Miqot 2. Wukuf di Arafah
3. Mabit di
Muzdalifah
4. Melontar Jumrah
5. Tawaf Ifadhah
6. Tahalul Awal dan
tahalul Tsani
7. Nafar awal dan
nafar Tsani
Ceramah, Tanya Jawab
dan Simulasi
6. Pemutaran
Video
Manasik dan
Haji dan
Penjelasana
Permasalahan
haju
Jamaah haji
dapat
mengetahui
kondisi riil
perjalanan haji
dari tanah air
dan Arab
Saudi
1. Pemutaran video
2. Penjelasan
permasalahan
yang di hadapi
jamaah haji
Penanyangan
Film, Tanya
Jawab, dan
Disskusi
7. Akhlak jamaah
Haji dan
Budaya Arab
Saudi
Jamaah haji
dapat
memahami
akhalak dan
budaya/ kultur
Arab Saudi
1. Etika dan akhlak
jamaah selama
pelakasanaan
ibadah haji
2. Tata cara
berpakaian di Arab
Saudi
3. Tata cara bergaul
dengan sesama
jamaah haji
4. Sosial budaya di
Arab Saudi
Ceramah,
Tanya Jawab
Diskusi, dan
Praktik
8.
Pelaksanaan
Shalat Arba’in
dan Ziarah
Jamaah haji
dapat
memahami
sekaligus
melaksanakan
shalat arba’in
dan ziarah
1. Palaksanaan shalat
Arbain beserta
hikmahnya
2. Situs Nabawiyah
Makkah dan
Madinah
3. Pelaksanaan Ziarah
di Mekkah dan
Madinah
Ceramah,
Tanya Jawab
dan Diskusi
9. Hikmah Haji
dan
Jamaah Haji
dapat
1. Hikmah
menunaikan ibadah
Ceramah,
Tanya Jawab,
73
Pelestaraian Haji Mabrur
memahami Hikmah
ibadah haji
dan umrah
melestarikan
Kemabruran
haji
haji 2. Manasik haji dan
umrah
3. Cara- cara menjaga
kemabruran Haji
dan Diskusi
Materi Bimbingan Manasik Haji Masal
NO MATERI TUJUAN POKOK BAHASAN METODE
1 Kebijakan
pemerintah
dalam
Penyelenggaran
Ibadah Haji
Jamaah Haji
dapat
memahami
kebijakan
pemerintah
dalam program
pembinaan,
pelaynan dan
perindungan
kepada jamaah
haji
1. Kewajiban
pemerintah dalam
Penyelenggraan
Ibadah Haji
2. Bentuk pembinaan,
pelayanaan dan
perlindungan bagi
jamaah haji di
Tanah Air dan
Arab Saudi
3. Ketentuan
peraturan
perundang-
undangan haji di
Arab Saudi
Cerama, Tanya
Jawab dan
Diskusi
2 Bimbingan
Kesehatan
Jamaah Haji
Jamaah Haji
dapat
memahami
berbagai
pelayanan
kesehatan dalam
penyelenggaraan
ibadah haji
sekaligus
menjaga
kesehatan dan
kebugaran
selama ibadah
haji
1. Bentuk Pelayanaan
Kesehatan bagi
jamaah haji di
Tanah Air dan
Arab Saudi
2. Tindakan jamaah
untuk menjaga
kesehatan dan
kebugaran (jalan
pagi, senam dan
pemerikasaan
kesehatan rutin)
Ceramah, Tanya
Jawab dan
Diskusi
3 Ibadah dan Jamaah dapat 1. Bersuci/ tayamum Ceramah, Tanya
74
Kegiatan selama di Pesawat
memahami tata cara
pelakasanaan
ibadah salama di
pesawat
di dalam pesawat 2. Shalat di peswat
3. Membaca Al-
Qur’an, Zikir, dan
Do’a
4. Memanfaatkan
fasilitas selama di
pesawat
5. Menjaga
keselamatan
Jawab, dan Praktik
4 Kewajiban dan
Hak Jamaah Haji
Jamaah
mengetahui apa
saja yang
menjadi
kewajibannya
selama di Tanah
Air dan Arab
Saudi dan
Jamaah
mengetahui apa
saja yang
menjadi haknya
di tanah air dan
di Arab Saudi
1. Mematuhi Tata
cara Tertib dan
aturan-aturan
tentang
Penyelenggaraan
haji
2. Menjaga nama baik
Bangsa dan Negara
selama di Arab
Saudi dan Adat
Istiadat dan
Budaya Arab
3. Hak memperoleh
bimbingan manasik
4. Hak memperoleh
pelayanan
dokumen,
akomodasi,
transportasi,
konsumsi dan
pelayanan
kesehatan selama
di Arab Saudi
Ceramah, Tanya
Jawab dan
Diskusi
5.
Praktik
Pelaksanaan
Ibadah Haji/
Manasik Haji
Jamaah haji
dapat
melakukan
praktek
pelaksanaan haji
1. Peraktik memakai
ihram, niat, dan
shalat ihram.
2. praktik Wukuf,
mabit,di
Muzdalifah dam
mina
3. praktik melontar
jumrah
Ceramah, Tanya
Jawab, dan
Praktik
75
4. praktik tawad ifadhah
5. praktik tahalul/
memotong rambut
Dari Tabel diatas menjelaskan tentang materi manasik haji
yang dilaksanakan telah sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Menurut bapak Taufik jamaah haji 2018 “ Materi Berbeda
jadi setiap kita manasik sudah ada jadwal dan sudah ada materi yang
nanti akan di sampaikan, seprti pertemuan pertama perkenalan
terhadap syarat dan rukun haji, bagiamana cara-cara menjaga
kesehatan, bagaimana perjalanan dll. Tergantung jadwal materi yang
di berikan. Agar materi yang disampaikan fokus dan tidak melebar
kemana-mana, dan membuat jamaah paham apa yang disampaikan.4
Kemudian kualitas dari segi tempat, menurut bapak Samsudin
“ Untuk Bimbingan manasik haji massal di laksanakan di Asrama
Haji Pondok Gede atau di gedung-gedung pertemuan di tingkat kota
atau kabupaten masing-masing.” 5
Menurut bapak Suaim Syuaib“ sarana dan prasana yang
disediakan untuk melakasanakan bimbingan manasik haji Bagus
semua memenuhi sesuai dengan persyaratan. Dalam proses
bimbingan manasik haji tentunya membutuhkan sarana dan prasana
yang baik agar pembimbing dan jamaah merasa nyaman dalam
bimbingan. 6
4Bapak Taufik Wawancara, Klender , Jakarta Timur, 17 Maret 2019
5Bapak Samsudin, Wawancara, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta, 29 April 2019
6 Bapak Suaim Syuaib Wawancara, Penggilingan , Jakarta Timur, 17 Maret 2019
76
Setelah penulis menjelaskan dari segi Kuantitas dan Kualitas,
selanjutnya adalah segi waktu. Kegiatan manasik haji ini setiap
pertemuannya dilakukan di hari minggu dan waktu yang di berikan
untuk melaksanakan bimbingan manasik kurang lebih 4 jam
lamanya.
Menurut penulis dengan waktu yang di berikan kurang lebih 4
jam menurut penulis efektif. Tetapi dengan waktu pertemuan yang
hanya sebanyak 10 kali menurut penulis kurang, karena karena
dengan materi yang disampaikan lumayan banyak mengenai tata cara
pelaksanaan dan perjalanan ibadah haji, supaya adanya penambahan
waktu bimbingan manasik yang diberikan, selain itu buku-buku
tentang manasik dan tata cara beribadah haji perlu diberikan ke
jamaah supaya lebih mantap dan menjadi pedoman bagi calon jamaah
haji.
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya
hasil pembahsan penulis skripsi ini dan melakukan pengamatan
rangkaian bimbingan manasik haji pada Kantor Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakara Tahun 2018, maka penulis dapat menyimpulkan
kesimpulan sebagai berikut
1. Bimbingan manasik haji pelaksanaannya dilakukan di hari
minggu dengan materi yang disampaikan sesuai dengan
peraturan menteri agama nomor 14 tahun 2012 tentang
bimbingan manasik haji dan menggunakan metode
ceramah, diskusi, Tanya Jawab, dan praktek. Karena dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, jamaah haji
dengan di adakan nya bimbingan manasik haji kualitas
ibadah nya meningkat dan tidak hanya itu pengetahuan
tentang perjalan ibadah haji bertambah dan Keberhasilan
bimbingan manasik haji yang dilakukan dengan metode
praktik, karena dengan ini membuat jamaah lebih paham
dari pada teori dengan melakukan proses pelaksanaan
bimbingan manasik haji dengan menggunakan metode
praktik
2. Pelaksanaan bimbingan manasik haji yang di
selenggarakan kantor kementerian agama sudah berjalan
efektif, dan sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
78
B. Saran
a. Sebelum pelaksanaan bimbingan manasik sebaiknya memastikan
fasilitas yang akan digunakan dalam kondisi baik dari segi sarana
dan prasarana yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji.
b. Selalu mengutamakan pembimbing manasik yang sudah berhaji
dan sudah bersertifikat
c. Untuk masyarakat yang hendak nya sudah mengetahui
keberangkatan hajinya supaya lebih update mengenai pelaksanaan
bimbingan manasik dan bisa mengikuti pelakasanaan bimbingan
supaya lebih memahami tentang tata cara pelasanaan bimbingan
manasik haji sesuai dengan ketentuan.
79
Daftar Pustaka
As’ad, Aliy, Fahul Mu’in, Kudus: Menara Kudus,1979.
Ardianto, Elvinaro Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations,
Kualitatif dan Kuantitaif , Bandung: Simbiosa Rekatma
Media, 2010
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2016
Al- Hasby, M.Baqir, Fiqih Praktis, Bandung, Mizan,1999
Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2012.
Amir, Samsul, Munir, Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta:
Amzah, 2010.
A. Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat
Pres, 2002.
Farid, Ishak, Ibadah haji dalam filsafat hukum islam, Jakarta: PT
Rineka Cipta,1999.
F,X, Sujadi, Organisasi dan Manajeme, penunjang Berhasilnya
Proses Manajemen, Jakarta: CV, Masagung,1990.
Harahap, Sumiran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta: Mitra
Abadi Press, 2008.
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1986
Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan
Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990.
Handoko, T. Hani , manajemen, Yogyakarta: BPPE,2003.
Hamid, Rizal, Syamsul, Buku Pintar Agama Islam, Jakarta: Penerbit
Lembaga Pengajaran/ Kajian dan Konsultasi Agama Islam.
80
Imamdudin, Dede, Mengenal Haji, Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011.
Kementrian Agama RI (Ditjen Penyelenggaraan Haji dn Umroh),
Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, Jakarta: Kemenang,
2013.
Kartono, Ahmad, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab Jakarta Pustaka
Cendekia muda 2016.
Mahallaly, Imam, Jalaludin dan Imam Jalaludin As As Syuthi, Tafsir
Jalain PT. CV Sinar Baru.
Nasution, Harun , Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djemabata,
1992.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012
tentang organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama, pasal 379
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka
Cipta,1999.
Sartono, Muhammad, Umar, Bimbingan dan penyuluhan, Bandung:
CV Pustakasetia 1998.
Suwarto, FX, Perilaku Organisasi,Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 1999.
Sukardi, Ketut, Dewa, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Sadily, Hasan, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, Jakarta;
IchtiatBanu-Van.