evaluasi penyelenggaraan manasik haji di kelompok bimbingan ibadah haji...
TRANSCRIPT
-
EVALUASI PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI DI
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)
AN-NIHAYAH KARAWANG TAHUN 2019
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
SRI LESTARI
NIM 11150530000021
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020 M
-
i
-
ii
-
iii
ABSTRAK
Sri Lestari, 11150530000021, Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang Tahun
2019 di bawah bimbingan Drs. H.Sugiharto MA.
Ibadah Haji merupakan rukun islam kelima dimana selalu dilakukan
jamaah haji setiap tahunnya. Sepanjang sejarah haji selalu mendapatkan
perhatian pemerintah. Banyak hak dan kewajiban jamaah haji salah satunya
yaitu mendapatkan Pelatihan Manasik Haji. KBIH Annihayah merupakan
salah satu pelaksana dalam memberikan Pelatihan Manasik Haji. Bimbingan
tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah
Haji yang sesuai tuntunan Agama. Karena pelatihan manasik haji berguna
untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji
sebagai bekal para jamaah haji dalam melaksanakan Penyelenggaraan Ibadah
Haji, namun dari tahun ke tahun masih mengalami berbagai macam kendala
teknis dalam Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji tersebut.
Untuk itu penulis mengangkat penelitian tentang Evaluasi
Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah Rawamerta Karawang
tahun 2019. Dengan maksud yaitu untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan
pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program pelaksanaan manasik di KBIH
Annihayah melalui evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil yang
terjadi dalam kegiatan pelatihan manasik haji tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa wawancara dan
pengambilan dokumentasi seperti laporan tertulis atau data-data.
Hasil dari penelitian ini adalah penulis bisa mengetahui setiap Langkah
KBIH Annihayah dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji yang
dilakukan secara berkala mulai pada saat bimbingan manasik haji, pembinaan
pelaksanaan haji hingga pembinaan pasca haji. Serta bisa mengetahui tolak
ukur tujuan untuk menilai tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan
dalam evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah
Rawamerta Karawang tahun 2019.
Kata kunci : Evaluasi Penyelenggaraan dan Manasik Haji
-
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi taufiq,
hidayah serta pertolonganNya. Shalawat serta Salam selalu tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaatnya
kelak di hari kiamat.
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Rawamerta Karawang tahun 2019”, dengan
baik yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan penyelesaian
skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah banyak berjasa dan mendukung bagi penulis. Dengan
selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW Wakil Dekan
I Bidang Akademik, Shihabuddin Nor selaku Wakil Dekan II, Drs.
Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
-
ii
3. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua Program Studi Manajemen
Dakwah dan Bapak Amirudin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah
4. Dosen penguji sidang skripsi Munaqasah Drs. Study Rizal, LK, MA
selaku Penguji I dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA selaku Penguji II.
Terima kasih banyak atas saran serta arahan agar skripsi ini menjadi
lebih baik.
5. Drs. Sugiharto, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
6. Ibu Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi
mahasiswi.
7. Seluruh dosen pengajar Jurusan Manajemen Dakwah. Terima kasih
banyak atas semua ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
8. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, staff
Perpustakaan Fakultas dan Utama UIN yang sudah membantu penulis
dalam administrasi surat-menyurat, syarat-syarat sidang, peminjaman
buku dan lain sebagainya. Semoga selalu diberi kesehatan, Aamiin.
9. Keluarga besar Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-
Anihayah, yang telah memberikan izin, bantuan, arahan, serta saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Ayahanda tercinta H. Ayi Hasanudin Drs. K. H. Misbahul Anam dan
Ibunda tercinta Hj. Tuti Marlina dan Dra.Hj. Fri Hidayati, Kakak serta
adik saya yang selalu memberikan kasih sayang tiada batas, dukungan,
semangat, arahan, serta selalu percaya pada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Semoga selalu dalam
lindungan Allah SWT, Aamiin.
-
iii
11. Orang yang teristimewa dalam hidupku Suami tercinta Gus
Muhammad Misbahul Anam yang selalu memberikan dukungan baik
moril maupun materil yang sangat mendorong penulis untuk terus
berusaha dalam menyelesaikan skripsi ini demi terwujudnya cita-cita
untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial di UIN JAKARTA.
12. Semangat dan dorongan dari malaikan kecilku Gus Hamid Thohir At-
Tijany, yang telah terabaikan kasih sayangnya selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi tetap
terjaga, Aamiin.
14. Sahabat-sahabat terbaik Nur Solekhatun Maryam yang selalu
memberikan semangat, Semoga silaturahmi tetap terjaga, Aamiin.
Akhirnya penulis berharap, semoga bantuan dari bapak/ ibu dapat di
manfaatkan oleh penulis dan diterima sebagai amal soleh, Aamiin. Semoga
karya tulis ini merupakan sebuah refleksi studi S1 dan dapat memberikan
sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
yang berminat dengan tulisan ini. Aamiin yaa robbal’alamin.
Jakarta, 6 Juli 2020
15 Dzulqa’dah 1441
Sri Lestari
-
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................. 5
D. Metodelogi Penelitian........................................... 6
E. Kerangka Teori.................................................... 13
F. Tinjauan Pustaka................................................. 19
G. Sistematika Penulisan.......................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG EVALUASI,
PENYELENGGARAAN DAN PENGERTIAN HAJI
A. Evaluasi.............................................................. 23
1. Pengertian Evaluasi .................................... 23
2. Jenis- Jenis Evaluasi ................................... 27
3. Kriteria-Kriteria Keberhasilan Evaluasi
Penyelenggaraan Manasik Haji................... 28
4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi.................... 28
5. Langkah – Langkah Evaluasi...................... 30
B. Penyelenggaraan Manasik Haji.......................... 33
1. Pengertian Penyelenggaraan Manasik Haji.
.................................................................... 33
-
v
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik
Haji.............................................................. 37
3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik
Haji.............................................................. 38
C. Ibadah Haji......................................................... 42
1. Pengertian Ibadah Haji................................ 42
2. Macam- Macam Haji.................................. 42
3. Dasar Hukum Haji Umrah.......................... 43
4. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN
IBADAH HAJI (KBIH) AN-NIHAYAH KARAWANG
A. Profil.................................................................... 53
1. Sejarah Berdirinya KBIH An-Nihayah........ 53
2. Visi dan Misi KBIH An-Nihayah................ 54
3. Maksud dan Tujuan KBIH An-Nihayah...... 54
4. Struktur Organisasi KBIH An-Nihayah....... 56
5. Pembina Jamaah KBIH An-Nihayah........... 57
6. Perkembangan Jumlah Jamaah KBIH
An-Nihayah.................................................. 58
7. Program Manasik Haji KBIH An-Nihayah
...................................................................... 59
B. Program Pembinaan jamaah KBIH An-Nihayah
............................................................................ 60
BAB IV DATA DAN TEMUAN
A. Bimbingan Manasik Haji ................................... 63
B. Proses Pelaksanaan Ibadah Haji.......................... 67
C. Pembinaan Pasca Haji......................................... 71
-
vi
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Evaluasi Input....................................... 73
1. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji) ......... 73
a. Jamaah berdasarkan Jenis Kelamin...... 73
b. Jamaah berdasarkan Usia..................... 74
c. Jamaah berdasarkan Pendidikan........... 75
2. Analisis Evaluasi Staff (Pembimbing)........ 75
a. Berdasarkan Pendidikan....................... 75
b. Berdasarkan Pengalaman Kerja............ 76
3. Analisis Evaluasi Materi.............................. 77
a. Materi berdasarkan Metode.................. 77
b. Materi berdasarkan Waktu.................... 78
4. Analisis Evaluasi Sarana atau Tempat......... 78
B. Analisis Evaluasi Proses..................................... 79
C. Analisis Evaluasi Hasil....................................... 83
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................ 86
B. Saran-saran......................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... viii
LAMPIRAN
-
vii
Gambar 1 : Struktur Organisasi KBIH An-Nihayah
Gambar 2 :Jadwal dan Materi manasik haji di KBIH An-Nihayah
Gambar 3: Rangkaian kegiatan jamaah haji saat keberangkatan hingga
kepulangan
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji menurut bahasa bermakna “menuju atau menyengaja”,
atau banyak-banyak menuju kepada sesuatu yang diagungkan.
Sedangkan haji menurut istilah atau syara’ adalah menuju Ka’bah
untuk menunaikan ibadah. Ibadah haji termasuk salah satu syari’at
para Nabi terdahulu.1
Haji merupakan rukun islam yang kelima dan wajib
dilaksanakan sekali seumur hidup bagi setiap muslim yang telah
memiliki kemampuan finansial/ biaya dan kesehatan yang sering
disebut Istitho’ah Maliyah dan Istitho’ah Badaniyah, serta adanya
jaminan keamanan selama dalam perjalanan dan dalam pelaksanaan
ibadah haji2.
Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah menjadi tanggung jawab
Pemerintah, berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008
Pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan
Pembinaan, Perlayanan, dan Perlindungan dengan menyediakan
Pelayanan Administrasi, Bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi,
Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan hal-hal lainnya
yang diperlukan oleh calon Jamaah Haji.3
Karena itu, Ibadah Haji merupakan kegiatan yang penting
dimana kegiatan tersebut memerlukan adanya pengelolaan khusus
yang mengurusi masalah kegiatan haji yang menyangkut pelayanan
1 Aliy As’ad, Terjemahan Fathul Mu’in (Kudus:Menara Kudus, 1979), hlm 103 2 Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji
menurut Empat Madzhab, (Jakarta: Cendekiamuda, 2016), hal. 1, cet ke-1
3 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Pasal 6, Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2008
-
2
yang akan diberikan pada calon Jama’ah Haji. Salah satunya yaitu
pelayanan memberikan bimbingan Ibadah Haji.
Bimbingan Ibadah Haji merupakan bagian dari pelayanan yang
diberikan oleh Pemerintah pada calon Jama’ah Haji. Bimbingan
tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan
Ibadah Haji yang sesuai tuntunan Agama. Agar calon Jama’ah Haji
lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sehingga
menjadi ibadah haji yang mabrur.
Maka, sudah menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim)
menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-
bangga terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa
Jahiliyah, kini berdzikirlah dan Agungkanlah Tuhan kalian.4Karena
itu, umat muslim wajib untuk meneladani Rasulullah SAW, dengan
melaksanakan Manasik Haji yang telah di ajarkannya.5
Fenomena meningkatnya calon jamaah haji Indonesia di tahun
ini menempati urutan yang paling atas dibanding negara lain, yaitu
dua ratus dua puluh satu ribu orang pada tiap tahunnya, hal tersebut
berimplikasi terhadap kompleksitas masalah perhajian dari tahun ke
tahun, di mana banyak calon jamaah haji kurang menguasai masalah
perhajian hal ini dikarenakan kurangnya kualitas bimbingan haji, dan
ada pula yang gagal berangkat ke tanah suci karena tidak
mendapatkan kuota. Padahal semua persyaratan yang diwajibkan
oleh pemerintah telah terpenuhi. selain itu persoalan tempat tinggal
yang jauh dari Masjidil Haram, transportasi dan pemondokan,
persoalan kesehatan dan berbagai persoalan yang menimpa jamaah
4 Imam Jalaluddin Al Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain. (PT. CV Sinar Baru) hal. 109
5 Muhammad bin Abdul Aziz al Musnad, Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah.(Jakarta;
PT. Imam Asy-Syafi’i, 2007) hal.4
-
3
Indonesia itu dikarenakan kurangnya penerapan fungsi manajemen
salah satunya fungsi perencanaan.
Setiap penyelenggaraan dalam sebuah kegiatan diperlukan
sebuah sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses
penelitian.6dimana terjadinya sebuah pengukuran terhadap
efektivitas rencana dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya
akan dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dijadikan sebagai
rancangan atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan
selanjutnya. Begitu juga dengan Penyelenggaraan Bimbingan
Manasik Haji diperlukan evaluasi yang dimana diperlukan untuk
menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah
ditetapkan dan mencari penyebab dari berbagai masalah yang terjadi
dan mengatasi semua masalah yang timbul serta merancang solusi
agar setiap Penyelenggaran Manasik Haji bisa sesuai dengan
Standarisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji yang seharusnya.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah
merupakan salah satu kelompok bimbingan haji yang sudah cukup
lama keberadaannya dalam melakukan pembimbingan manasik bagi
jamaah haji khususnya yang berada di daerah Karawang. Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah didirikan oleh KH.
Tatang Syihabudin pada tahun 2001 sampai saat ini.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah ini
sudah cukup banyak memiliki alumni jamaah haji sehingga
seharusnya dapat memberikan penyelenggaraan manasik haji dengan
baik dan matang. Namun semua usaha yang dilakukan manusia masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu Kelompok Bimbingan Ibadah
6 Dan B. Curtis, James J. Floyd. Ferry L, Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional,
(Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996), h. 414
-
4
Haji (KBIH) An-Nihayah selalu memperbaiki dan mengevaluasi
penyelenggaran manasiknya agar calon jamaah haji yang berangkat
bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah
mendapatkan bekal yang sangat berharga dan bermanfaat.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah selalu
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang menghambat pemahaman
jamaah haji terkait pelaksanaan ibadah haji. Memberikan
pemahaman mengenai ibadah haji merupakan kewajiban khususnya
bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah untuk
membimbing jamaah haji dengan sebaik dan semaksimal mungkin
agar jamaah haji dapat dengan nyaman menjalankan ibadahnya di
tanah suci serta mampu menjadi haji yang mabrur.
Beranjak dari permasalahan tersebut maka penulis memilih
KBIH An-Nihayah sebagai objek penelitian karena penulis tertarik
dengan penyelenggaraan Manasik Haji pada KBIH tersebut, dimana
pada setiap tahunnya KBIH An-Nihayah berhasil membimbing
seluruh jamaah yang bergabung dengannya, sehingga kepercayaan
masyarakat pada KBIH tersebut semakin bertambah, hal ini terlihat
dengan meningkatnya jumlah jamaah yang bergabung dengan KBIH
An-Nihayah ini. khususnya ketertarikan penulis untuk mengkaji
sebuah penelitian yang berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan
Manasik Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-
Nihayah Karawang Tahun 2019”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkembang dengan pelaksanaan ibadah haji
cukup banyak antara lain Akomodasi, Konsumsi, Transportasi,
dan Kesehatan Jamaah. Maka, penulis membatasi permasalahan
-
5
lebih memfokuskan dalam upaya KBIH An-Nihayah dalam
pelaksanaan menyelenggarakan Pelatihan Manasik Haji dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji di KBIH An-
Nihayah Rawamerta Karawang Tahun 2019.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan
dalam penelitian ini yaitu :
a. Bagaimana Langkah-Langkah Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang dalam
melaksanakan Pelaksanaan Manasik Haji Tahun 2019.
b. Bagaimana Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji Tahun
2019.yang dilakukan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian
yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana Langkah upaya
Penyelenggaraan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah
Karawang
b. Untuk mengetahui bagaimana Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang dalam
mengevaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji
pada Calon Jamaah Haji.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
-
6
Dalam segi akademis penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif guna memberikan kontribusi dalam perkembangan
penelitian melalui pendekatan ilmu pengetahuan mengenai
Penyelenggaraan Manasik Haji sebagai alat bantu utama
pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penulis
berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan dan
menjadi rujukan terhadap penelitian lebih lanjut
b. Manfaat Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi sumber
informasi dan masukkan bagi KBIH Annihayah dalam
mengevaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji dalam
peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset.7
Dalam penelitian ini penulis mempergunakan Metode Deskriptif
Kualitatif, dimana peneliti-peneliti mendeskripsikan atau
mengkonstruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap
subjek penelitian.8
Penelitian ini bersikap deskriptif yakni penelitian tentang
hubungan fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan
menginterpretasikan data yang ada dan penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya9
7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), hal. 389
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 84
9 Prasetya, Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Pengantar Teori dan panduan
praktis peneliti social bagi mahasiswa dan peneliti pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 1999), hal.
60.
-
7
Adapun desain penelitiannya menggunakan jenis penelitian
desain deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat
gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti.10
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah
data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai
dialik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna.11
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kualitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.12
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada
penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah
dalam peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji secara
mendalam dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan
kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan
yang dihadapi dalam Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di
10 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2006), hal. 110 11 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi.., hal 389 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal. 8
-
8
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah
Karawang Tahun 2019.
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, sumber data terdiri dari data
primer dan sekunder.
a. Data primer yaitu tentang manajemen pelayanan yang
diperoleh langsung dari wawancara bersama para informan
yang terdiri dari Ketua KBIH Annihayah Karawang yang
merupakan ketua sekaligus pembimbingnya langsung, salah
satu staff pengurus KBIH Annihayah dan jamaah haji yang
bergabung dengan KBIH Annihayah.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan Data
Tangan Kedua. Data Sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.13
3. Sumber dan Objek Penelitian
a. Sumber dari penelitian ini adalah sekelompok orang yang
dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari
penyelenggara KBIH An-nihayah Karawang yaitu Bapak KH.
Tatang Syihabbuddin dan staff yang diwakili oleh Ustadz H.
Didin Mahfudin.
b. Objek penelitian penulis adalah tentang Evaluasi
Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah yang
akan bertitik tolak dari tujuan untuk menilai tercapai atau
tidaknya tujuan KBIH An-Nihayah.
13 http://prasko17.blogspot.com/2012/07/data-primer-dan-data-sekunder.html
diakses pada tanggal 23 Nov. 18 pukul 11.48
http://prasko17.blogspot.com/2012/07/data-primer-dan-data-sekunder.html
-
9
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan kelengkapan atau
pengembangan metode riset yang dipilih, agar data bisa
dikumpulkan. Teknik pengupulan data diantaranya :
a. Interview (wawancara)
Menurut Moleong (2005), Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut.14
Wawancara merupakan metode pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Wawancara dalam riset kualitatif diseut dengan
wawancara mendalam atau wawancara secara intensif dan
tujuannya untuk mendapatkan data yang mendalam. 15
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada para responden,
karena wawancara bermakna dengan berhadapan langsung
antara interview dengan responden, dan kegiatannya
dilakukan secara lisan. Peneliti mengajukkan beberapa
pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada responden, lalu
dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.16
Pada wawancara ini penulis mengadakan komunikasi
langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan ke pihak yang
14 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hal. 118 cet. Ke 3
15 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 100
16 Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 108.
-
10
bersangkutan baik secara lisan dan mendengarkan langsung
informasi dari pengelola KBIH Annihayah Karawang
b. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti
memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan
teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister, et
al,1994). Cartwright & Cartwright mendefinisikan sebagai
suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang
dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau
diagnosis.17
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan
ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat
digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.18
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu
objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.
Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat
17 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,.. hal. 131
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D..,hal 145
-
11
diulang.19 Dalam observasi ini penulis melakukan
pengamatan di lokasi yaitu di kantor KBIH Annihayah.
c. Dokumentasi
Adalah instrumen pengumpulan data yang bertujuan
untuk menggali data-data masa lampai secara sistematis dan
objektif dan untuk mendapatkan informasi yang mendukung
analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk
dokumen publik atau dokumen privat.20
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain
tentang subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media
tertulis atau dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah,
2009).21
Metode dokumen adalah penelitian yang datanya
diambil terutama atau seluruhnya dari dokumen, artikel,
laporan, koran dan lain-lain sebagainya22
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang
sudah tersimpan di KBIH Annihayah Karawang dengan
menambahkan data-data atau berbagai macam literatur yang
terkait dengan penelitian ini.
19 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
( Yoyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), hal. 69. 20 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 120 21 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.,hal.
14
22 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian.., hal 65
-
12
5. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman menyebutkan beberapa langkah aktifitas
yang dilakukan dalam analisis data kualitatif ini antara lain:23
a. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan
memilih hal-hal penting dari data yang diperoleh.
b. Penyajian data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi yaitu
menyajikan data. Dala penelitian ini data disajikan dalam
bentuk naratif , sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa
mengurangi isinya.
c. Kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan,
kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersumer dari data-
data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif
penulis. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan
masalah.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana
penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang
diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisisnya
dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di KBIH An-nihayah
Karawang Jl. Raya Rawamerta No.1923 Sukamerta Rawamerta
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.., hal. 246
-
13
Kabupaten Karawang Jawa Barat 41382, telp (0819) 9191 1969.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan
Oktober 2019.
E. Kerangka Teori
1. Tinjauan Evaluasi
Menurut Prof. Sukardi, Evaluasi Program untuk
menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang
ditetapkan. Jadi, Evaluasi Program merupakan evaluasi yang
berkaitan erat dengan suatu program atau kegiatan pendidikan,
termasuk diantaranya tentang Kurikulum, Sumber Daya
Manusia, Penyelenggaraan Program, Proyek penelitian dalam
suatu lembaga.24
Evaluasi Program pada umumnya sangat memperhatikan
semua elemen diklat yang berperan mendukung tercapainya
tujuan lembaga. Menurut H. D Sudjana, evaluasi merupakan
kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah
ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai
dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program
dilaksanakan.25
Jenis-jenis evaluasi yang dapat dikelompokkan sesuai
dengan fokus penilaian suatu program atau kebijakan ada tiga,
diantaranya Evaluasi Relevansi Program (dilakukan sebelum
suatu program/kebijakan dilaksanakan), Evaluasi Efisiensi
Program(Evaluasi yang berfokus pada efisiensi lebih cenderung
24 Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara), Cet Pertama, Mei 2014. hal. 3
25 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production,
2000), hal. 281
-
14
pada bagaimana memperbaiki mekanisme/proses suatu
program), dan Evaluasi efektifitas Program (memperlihatkan
apakah program tersebut telah selesai).
2. Tinjauan Penyelenggaraan Manasik
a. Pengertian Bimbingan manasik
Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris
yaitu “guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan
disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan arahan,
pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar
(to) guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi
petunjuk jalan, mengemudikan, menuntun orang kejalan yang
benar.26
Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun
untuk sampai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat
bahwa tidak setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk
memperoleh pengertian yang lebih jelas dibawah ini penulis
akan memaparkan pendapat dari para pakar yang telah
disebutkan sebelumnya oleh Siti nurjannah di antaranya :27
Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan
adalah suatu proses membantu individu atau kelompok untuk
mengembangkan kemampun agar memperoleh kebahagian
pribadi dan kemanfaatan sosial.Miller, mengemukakan
bimbingan adalah proses terhadap individu untuk mencapai
pemahaman dan pengarahan yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimal. Wingkel,
26M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia
1998), Cet. Ke-1, h.9
27 Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi
Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK Press, 2013), h.23
-
15
mengemukakan bahwa bimbingan yaitu memberikan
informasi, petunjuk dan nasehat kepada seseorang atau
kelompok maka atas dasar pengetahuan tersebut orang dapat
menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Dewa Ketut
Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah proses
bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu
mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat, dan
kemampuan) yang dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan
sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya
secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.28
Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk
jamak dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan
syiar dalam ibadah haji.29 Lalu menurut Kamus Istilah Haji
dan Umrah, manasik adalah hal-hal peribadatan yang
berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari miqat
yang telah ditentukan, thawaf, sai, wuquf diarafah, mabit
dimuzdalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.30
kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain
sehingga menjadi sebuah kata Manasik Haji yang mempunyai
makna tersendiri. Depag RI merumuskan pengertian manasik
haji sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan
wajib haji yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan
berangkat.
28 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke-1, hal.19
29 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011), h. 18
30 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,
2008), h. 362
-
16
b. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji
adalah :
1) Agar semua calon jemaah mampu memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan
perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu
mengamalkanya pada saat pelaksanaan ibah haji di tanah
suci
2) Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan
ibadah haji, baik secara mandiri regu atau rombongan
3) Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan
ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun
petunjuk ibadah haji yang lain.31
Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu supaya
jemaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa
aman, tertib dan sah.
c. Aktivitas Bimbingan Manasik Haji
Adapun aktivitas bimbinan Manasik Haji yang dilakukan
Kmenterian Agama Republik Indonesia diantaranya:
1) Materi bimbingan. Secara garis besar, materi bimbingan
yang diberikan meliputi kebijakan penyelenggara ibadah
haji di tanah air, yaklimatul hajj, manasik haji, fikih haji,
manasik perjalanan dan keselamatan penerbangan,
hikmah ibadah haji, arba’in, ziarah, informasi kesehatan
haji, akhlak serta hak dan kewajiban jamaah haji.
31 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” (Jakarta :Zikrul Hakim, 2003) cet ke-2 hal.17
-
17
2) Peserta Manasik Haji yaitu jamaah yang telah melunasi
biaya penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam alokasi
kuota berangkat haji
3) Pemateri Bimbingan Manasik Haji dilakukan oleh orang-
orang yang kompeten dalam bidangnya meliputi materi,
manasik haji, peragaan manasik haji, sosialisasi kebijakan
haji serta kesehatan haji
4) Kriteria Pembimbing manasik haji harus memenuhi standar
kualifikasi, meliputi: pemahaman mengenai ilmu fiqih haji,
pengalaman melakukan ibadah haji, memiliki kemampuan
kepemimpinan, akhlakul karimah, dan mampu
berkomunikasi dengan bahasa arab.
5) Sarana dan Prasarana KBIH Annihayah menyediakan
sarana pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan
perlengkapan lainnya.
6) Metode Bimbingan Yaitu berupa ceramah, praktik, manasik,
dan simulasi.
7) Biaya Operasional Manasik Haji. Meliputi konsumsi serta
biaya operasional yang digunakan untuk sarana dan
prasarana manasik haji,narasumber atau pemateri, transport
panitia, dan sosialisasi kebijakan ibadah haji.
8) Evaluasi bimbingan. Setiap akhir bimbingan manasik haji,
KBIH wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang
disampaikan secara berjenjang dan tepat waktu, serta
laporan penggungjawaban keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Tinjauan Ibadah Haji
a. Pengertian Ibadah Haji
-
18
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy sesuai yang dijelaskan
dalam buku Ali Rokhmad, haji menurut bahasa ialah
menuju ke suatu tempat berulang kaliatau menuju kepada
sesuatu yang dibesarkan. Sedangkan haji dalam pengertian
terminologi, Pimay, mendefinisikan haji adalah
berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan
beberapa amalan-amalan antara lain: Ihram, wuquf,thawaf,
sa’i, tahallul, dan amalan-amalan lainnya dengan syarat,
tetapi demi mematuhi panggilan Allah dan mengharap
ridho dari Allah SWT. Sayid Sabiq dalam bukunya “Fiqh
Al-Sunnah” menguraikan haji sebagai berikut, haji adalah
mengunjungi Mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf,
sa’i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi
memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaan-
Nya.32
b. Macam-macam Haji
1) Haji ifrad : seseorang yang berihram untuk
mengerjakan ibadah haji saja
2) Haji tamattu’ : seseorang berihram untuk
melaksanakan umroh pada bulan-bulan haji,
memasuki Makkah lalu menyelesaikan Umrohnya
dengan melaksanakan thawaf umroh, sa’i umroh
kemudian tahallul, lalu dia tetap dalam kondisi tidak
berihram
32 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1999), hal 45
-
19
3) Haji qiran : seseorang yang berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umroh secara
bersamaan
c. Syarat dan Rukun Haji
Syarat Haji ialah ketentuan-ketentuan yang harus
dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan ibadah haji.
Para ulama Fuqoha telah bersepakat bahwa syarat wajib
haji adalah Islam, Baligh, Berakal, Orang merdeka, dan
mampu (Istitha’ah).
Rukun Haji adalah amalan-amalan haji yang harus
dilaksanakan dan apabila ditinggalkan salah satunya maka
hajinya tidak sah. Rukun haji diantaranya niat ihram,
wuquf di arafah, thawaf, sa’i, tahallul, dan tartib.
Wajib Haji adalah ketentuan yang apabila dilanggar ada
yang tidak terpenuhi, maka hajinya sah tetapi harus
membayar dam (denda).
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang penulis
tempuh adalah mengkaji terhadap pustaka-pustaka yang ada sebelum
penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya
menjadi suatu karya ilmiah.
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang
harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun
setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya
penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah
haji, dan judul-judul tersebut adalah:
-
20
1. “Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik
Haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan”. Disusun oleh Agus Supriyadi (107053002169),
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembahasan lebih fokus kepada
pemahaman seputar Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Manasik Haji pada calon jamaah haji dan juga
Formulasi Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Manasik Haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan.
2. “Respon Jamaah Haji Tahun 2013 terhadap Bimbingan Manasik
Haji KBIH Darun Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan”.
Disusun oleh Firdaus (109053100010), Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembahasan lebih fokus kepada pelaksanaan manasik haji yang
dilakukan oleh KBIH Darun Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan dan juga respon jamaah haji terhadap kegiatan
bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh KBIH Darun
Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.
G. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi adalah merupakan hal yang penting
karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari
masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunannya,
sehingga dapat terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan
masalah.
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang disusun oleh
-
21
tim penulis UIN JAKARTA dan diterbitkan oleh CEQDA UIN
Jakarta pada tahun 2007.
Sebagai jalan untuk memahami persoalan yang dikemukakan
secara runtut atau sistematis, maka penulis membagi pokok bahasan
menjadi enam bab. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
mempermudah pembaca dari setiap masalah yang dikemukakan.
Adapun rincian enam bab tersebut sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengeluarkan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi Penelitian, Kerangka Teori, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas tentang pengertian Evaluasi (Pengertian
Evaluasi, Jenis- Jenis Evaluasi, Kriteria Evaluasi, Tujuan Evaluasi,
Manfaat Evaluasi, serta Langkah-Langkah Evaluasi),
Penyelenggaraan atau Pelaksanaan Manasik Haji (Pengertian
Penyelenggaraan Manasik Haji, Dasar Hukum pelaksanaan, Metode
dan Bentuk Bimbingan Manasik Haji). Ibadah Haji (Pengertian
Ibadah Haji. Macam-macam Haji, Dasar Hukum Haji Umrah serta
Syarat rukun dan wajib haji).
BAB III : GAMBARAN UMUM KBIH AN-NIHAYAH
KARAWANG
Dalam bab ini berisi tentang : Gambaran Umum (Letak Geografis
KBIH Annihayah, Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Fungsi dan
Tujuan, Struktur Organisasi, dan Jumlah Jamaah) dan Program Kerja
KBIH Annihayah.
-
22
BAB IV :ANALISIS EVALUASI PENYELENGGARAAN
MANASIK HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH
HAJI (KBIH) AN-NIHAYAH KARAWANG TAHUN 2019
Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu Bimbingan
Manasik Haji, Proses Pelaksanaan Ibadah Haji dan juga Pembinaan
Pasca Haji.
BAB V : PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil wawancara dan dokumentasi yaitu Analisis
Evaluasi Input meliputi Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji), Jamaah
berdasarkan Jenis Kelamin, Jamaah berdasarkan Usia, Jamaah
berdasarkan Pendidikan, Analisis Evaluasi Staff (Pembimbing),
Berdasarkan Pendidikan, Berdasarkan Pengalaman Kerja. Kedua
Analisis Evaluasi Materi meliputi Materi berdasarkan Metode dan
Materi berdasarkan Waktu. Analisis Evaluasi Sarana atau Tempat.
Analisis Evaluasi Proses dan Analisis Evaluasi Hasil.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari
pembahasan skripsi. Penulis mencoba memberikan saran-saran dari
hasil wawancara kepada para responden.
-
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga
mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.33
Sedangkan secara etimologi menurut Arikunto, Evaluasi adalah
suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan
program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
keterlaksanaan program tersebut.34
Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan
pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program. Kata Evaluasi
berasal dari bahasa inggris yaitu: to evaluate yang di beri awalan
e- dan akhiran –tion yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
penilaian. Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang
dapat dikemukakan, yaitu :
a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan sesuatu.
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematika
dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
33 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, (Jakarta: Balai
Pustaka,1995), Cet. Ke-4
34 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1998), Cet Ke-1, h. 8
-
24
c. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil
pengukuran untuk keperluan pengambilam keputusan.35
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana
suatu tujuan telah dicapai. Devinisi tersebut menerangkan
langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang
mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya
evaluasi juga merupakan proses memahami, memberiarti,
mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi
keperluan pengambilan keputusan.36
Menurut Prof. Sukardi, Evaluasi Program untuk menentukan
tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang ditetapkan.
Jadi, Evaluasi Program merupakan evaluasi yang berkaitan erat
dengan suatu program atau kegiatan pendidikan, termasuk
diantaranya tentang Kurikulum, Sumber Daya Manusia,
Penyelenggaraan Program, Proyek penelitian dalam suatu
lembaga.37
Evaluasi Program pada umumnya sangat memperhatikan
semua elemen diklat yang berperan mendukung tercapainya
tujuan lembaga. Menurut H. D Sudjana, evaluasi merupakan
kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah
ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai
35 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1 h. 3
36 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 hal. 1
37 Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara), Cet Pertama, Mei 2014. hal. 3
-
25
dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program
dilaksanakan.38
Sementara itu, Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf
Tayibnafis dalam bukunya Evaluasi Program. Mengemukakan
bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh
mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.39
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam
pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah
sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum tercapai.
Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal profit maupun
nonprofit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerial sangatlah
diisyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi
pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses
pemantauan (Monitoring) dan evaluasi (Evaluation).40
Monitoring atau usaha pemantauan dapat dilakukan secara
terus menerus agar dapat diketahui proses perkembangan kegiatan
yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan evaluasi yang
berupa penilaian program baik dari awal hingga akhir. Melakukan
kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan yang
saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang
wajib dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah
dipastikan bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari
38 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production,
2000), hal. 281
39 Tayibnafis Yusuf Farida, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hal. 38
40 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI
Press), Cet. Ke-3 Edisi Revisi, hal.187
-
26
pelaksanaan monitoring atau pemantauan bisa dilakukan pada
proses pelaksanaan program, maka evaluasi adalah Penilaian akhir
pelaksanaan program.
Pengertian Evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan
program tidaklah suatu mutlak harus dilakukan sedemikian rupa.
Melakukan evaluasi tidak harus dilakukan menunggu tahap akhir
program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan
apabila ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau
penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan juga
hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dan
kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama
menjadi besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu,
melalui evaluasi terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan
lebih mudah pemecahannya dan tidak akan mengganggu
kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian
hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung jawab
program dalam mengambil keputusan, meneruskan,
memodifikasi atau menghentikan program, penilaian hasil
memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang
telah ditetapkan.41
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa,
evaluasi adalah proses penilaian suatu program apakah hasil
sesuai dengan rencana dan tujuan, apakah pelaksanaan program
itu efektif dan efisien, serta apakah program tersebut layak
dilanjutkan, dimodifikasi, atau bahkan dihentikan.
41 Elly Irawan, DKK,Pengembangan Masyarakat,(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995). hal.43
-
27
2. Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan
fokus penilaian suatu program atau kebijakan, sebagai berikut
a. Evaluasi Relevansi Program
Evaluasi jenis ini dilakukan sebelum suatu
program/kebijakan dilaksanakan. Jenis evaluasi ini dapat juga
dilakukan secara periodik selama implementasi kebijakan
atau program, misalnya bila ada perubahan politik, ekonomi,
maupun kondisi yang memerlukan kebijakan yang berbeda
pada target program semula.
b. Evaluasi Efisiensi Program
Evaluasi yang berfokus pada efisiensi lebih cenderung
pada bagaimana memperbaiki mekanisme/proses suatu
program. Evaluasi berfokus efisiensi ini dapat dilakukan
kapan saja sepanjang program berlangsung dan sebaiknya
dilakukan secara reguler untuk memastikan bahwa program
berjalan sesuai rencana.
c. Evaluasi Efektivitas Program
Evaluasi yang berfokus pada efektifitas dilakukan pada
suatu program dengan memperlihatkan apakah program
tersebut telah selesai atau pada tingkatan program yang telah
memungkinkan untuk menghasilkan output pada tingkatan
tertentu.
-
28
3. Kriteria-Kriteria Keberhasilan Evaluasi Penyelenggaraan
Manasik Haji.
Kriterianya dapat dilihat dari:
a. Berorientasi pada program dan pelayanan, kriteria
keberhasilan. Pada umumnya dikembangkan berdasarkan
cakupan ataupun hasil dari suatu program (kegiatan).
b. Berorientasi pada jamaah, pada umumnya dikembangkan
berdasarkan perilaku jamaah, misalnya pada respon jamaah
itu sendiri.
4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Sebuah program dibuat dikemudian nantinya dilakukan proses
evaluasi, untuk itu tujuan evaluasi dan manfaatnya sangatlah
penting untuk diketahui. Untuk melihat sejauh mana tujuan serta
manfaat yang ada dalam evaluasi ini. Tujuannya adalah:
a. Mendeskripsikan kemampuan para staf.
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelayanan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
d. Memberikan kepercayaan kepada lembaga.
e. Memberikan pertanggung jawaban.42
Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,
memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada
dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan
menelaah setiap hasil yang telah direncanakan. Menurut Hawe et
al, evaluasi dilakukan untuk : menilai pencapaian program,
menilai kepuasan sasaran, menilai pelaksanaan aktifitas program,
42 Ulfi Rahmi, Evaluasi Hasil Belajar,http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluanjusi-hasil-belajar/,diakses pada tanggal 10 September 2019, pukul 16.25 wib
-
29
menilai tampilan komponen dan material program. Suprihanto
mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain:
a. Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program
yang akan datang.
b. Untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan
manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang.
c. Memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program
melalui kegiatan mengecek kembali relevansi dari program
dalam hal perubahan kecil yang terus menerus dan mengukur
kemajuan target yang direncanakan.43
Kaitannya dengan dakwah, secara spesifik tujuan dari evaluasi
dakwah itu adalah :
a. Untuk mengidentifikasi sumber daya da’i yang potensial
dalam sebuah spesifikasi pekerjaan manajerial.
b. Untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
bagi individu dan kelompok dalam sebuah lembaga atau
organisasi.
c. Untuk mengidentifikasi para anggota yang akan
dipromosikan dalam penempatan posisi tertentu.
Berdasarkan tujuan evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah alat manajemen yang berorentasi pada tindakan
dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis
sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan
sistematis dan subjektif. Dengan data yang sudah ada dapat
43 Wahyu Ilah dan M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006), hal 184
-
30
digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan
datang menuju peningkatan yang lebih baik.
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan
evaluasi dalam pelayanan, yaitu :Memahami sesuatu yang
diinginkan, costomer.Membuat keputusan tindak lanjut, dan
Meningkatkan kualitas pelayanan
5. Langkah-Langkah Evaluasi
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan
evaluasi, antara lain :
a. Menetapkan standar (alat ukur). Langkah pertama dalam
proses evaluasi adalah menetapkan standar atau alat ukur.
Dengan alat ukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas
yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik atau dapat
berjalan tetapi kurang berhasil dan atau sama sekali
mengalami kegagalan total dan sebagainya. Alat ukur atau
standar ada yang berbentuk ukuran kualitas hasil pekerjaan,
ukuran kuantitas hasil pekerjaan, dan juga ukuran waktu dan
biaya.44
b. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap
pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan. Langkah kedua dari
proses evaluasi adalah mengadakan pemeriksaan dan
penelitian terhadap pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan.
Hal ini dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :
44 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal 153
-
31
1) Peninjauan pribadi
Peninjauan pribadi dilakukan dengan pimpinan secara
langsung datang dan melihat sendiri pelaksanaan rencana
yang telah ditentukan. Dalam peninjauan pribadi ini
segenap faktor yang mempengaruhi jalannya tugas
pekerjaan dapat dilihat dan dinilai sendiri oleh pimpinan.
Termasuk misalnya sikap para pelaksana, interaksi antara
petugas yang satu dengan yang lain dan lain sebagainya.
Dengan jalan ini pimpinan dapat memperoleh gambaran
secara lengkap dan menyeluruh tentang jalannya suatu
kegiatan.45
2) Laporan secara lisan
Menyerupai cara pertama adalah pemeriksaan dan
penelitian kegiatan dengan cara laporan secara lisan.
Penggunaan cara ini dilakukan dengan jalan para
pelaksana didatangkan untuk memberikan laporan
langsung secara lisan. Meskipun cara ini tidak sebaik cara
yang pertama, namun dengan laporan secara lisan,
pimpinan dapat mengunakan persoalan-persoalan
mengenai latar belakang pelaksanaan tugas itu dan
sebagainya.
3) Laporan tertulis
Penggunaan cara ini dilakukan dengan jalan para
pelaksana menyampaikan laporannya secara tertulis
kepada pihak pimpinan, mengenai pelaksanaan tugas
yang diserahkan kepadanya. Dengan laporan tersebut
pihak pimpinan dapat mengadakan pemeriksaan,
45 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam..., hal 155
-
32
penelitian dan penilaian mengenai pelaksanaan tugas-
tugas yang telah diserahkan kepada para pelaksana.
Dengan demikian laporan tersebut sekaligus juga
merupakan pertanggung jawab para pelaksana kepada
pimpinannya mengenai seberapa jauh mereka telah
berhasil dapat melaksanakan tugas yang diserahkan
kepadanya.46
a) Laporan dengan penelitian terhadap hal-hal yang
bersifat istimewa atau perkecualian. Pemeriksaan
dan penelitian dengan cara ini dilakukan dengan
jalan pimpinan mengarahkan perhatiannya terhadap
perkecualian atau keistimewaan yang terjadi. Untuk
itu pimpinan harus menetapkan terlebih dahulu
target-target yang harus dicapai. Sepanjang
kegiatan-kegiatan berjalan menurut rencana, maka
tidak banyak perhatian diarahkan kesitu.
b) Tetapi bila terjadi penyimpangan, seperti
kemunduran dan sebagainya, segeralah diadakan
pemeriksaan dan penelitian, mengapa sampai terjadi
penyimpangan itu. Dengan cara ini maka
pengendalian dapat dilaksanakan secara efektif.
Sebab perhatian sejak semula memang diarahkan
pada kemungkinan terjadinya penyimpangan itu.
Dalam rangka memilih cara mana yang akan sesuai
dengan penyelenggaraan kegiatan, kiranya
kombinasi dari cara-cara tersebut sangat bermanfaat.
Disamping kadang-kadang pimpinan mengadakan
46 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen..., hal 156
-
33
peninjauan langsung, juga meminta kedatangan para
pelaksana dan laporan tertulisnya.
Berpijak dari langkah-langkah evaluasi tersebut, maka
sebuah organisasi dalam hal ini harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Strength (kekuatan) yakni harus memperhitungkan
kekuatan yang dimiliki baik internal maupun
eksternal dan secara berkesinambungan dengan
manusia, dananya dan beberapa kegiatan yang
dimiliki.
b. Weakness (kelemahan) yakni memperhitungkan
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya yang
menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki
sebagai kekuatan misalnya kualitas manusianya,
dananya dan sebagainya)
c. Opportunity (peluang) yakni seberapa besar peluang
yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang
sangat kecil sekalipun dapat diterobos.
d. Threats (ancaman) yakni memperhitungkan
kemungkinan adanya ancaman dari luar.47
B. Penyelenggaraan
1. Pengertian Penyelenggaraan/Bimbingan Manasik
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris
yaitu “guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan
disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan arahan,
47 Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah,(Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal 76-77
-
34
pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar (to)
guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk
jalan, mengemudikan, menuntun orang kejalan yang benar.48
Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk
sampai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak
setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk memperoleh
pengertian yang lebih jelas dibawah ini penulis akan memaparkan
pendapat dari para pakar yang telah disebutkan sebelumnya oleh
Siti nurjannah di antaranya :49
1) Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan
adalah suatu proses membantu individu atau kelompok untuk
mengembangkan kemampun agar memperoleh kebahagian
pribadi dan kemanfaatan sosial
2) Miller, mengemukakan bimbingan adalah proses terhadap
individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimal.
3) Wingkel, mengemukakan bahwa bimbingan yaitu
memberikan informasi, petunjuk dan nasehat kepada
seseorang atau kelompok maka atas dasar pengetahuan
tersebut orang dapat menentukan pilihan dan mengambil
keputusan.
4) Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah
proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu
mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat, dan
48M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia
1998), Cet. Ke-1, h.9
49 Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi
Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK Press, 2013), h.23
-
35
kemampuan) yang dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan
sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya
secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.50
Bedasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan oleh
para ahli diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
bimbingan adalah suatu usaha manusia untuk mengarahkan dan
membantu seseorang atau kelompok untuk bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri dan mempunyai pemahaman yang lebih.
Dalam bimbingan juga harus dilakukan secara sistematis dan
terarah supaya tercapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak
dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar dalam
ibadah haji.51 Lalu menurut Kamus Istilah Haji dan Umrah,
manasik adalah hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah
haji: melaksanakan ihram dari miqat yang telah ditentukan,
thawaf, sai, wuquf diarafah, mabit dimuzdalifah, melempar
jumrah, dan lain sebagainya.52
Jadi manasik merupakan tatacara pelaksanaan ibadah baik
haji maupun umrahsesuai syariah, dan merupakan hak yang tidak
bisa diabaikan bagi seorang muslim yang akan melaksanakan
ibadah haji, dilakukan sebelum perjalanan haji.Dengan mengikuti
manasik, setiap calon jemaah haji akan mendapatkan pengetahuan
tata cara beribadah haji yang sesuai dengan anjuran Rasulullah.
50 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke-1, hal.19
51 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011), h. 18
52 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,
2008), h. 362
-
36
Lalu untuk pengertian haji itu sendiri adalah menurut bahasa
berarti menyengaja mengunjungi kabah. Adapun menurut istilah,
haji artinya sengaja mengunjungi Baitullah (Kabah) untuk
melaksanakan ibadah haji dengan syarat dan ketentuan yang telah
ditentukan Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itu, seseorang yang
pergi ke Makkah untuk bekerja belum tentu ia dapat berhaji.53 Haji
merupakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah
SWT. Kewajiban tersebut ditujukan bagi umat Islam yang mampu
secara fisik dan mental. Di samping itu, dalam pelaksanaanya
jamaah haji harus memahami ilmu manasik. Dengan pemahaman
tersebut diharapkan jamaah dapat menunaikan ibadah sesuai
ketentuan syariat islam dan memperoleh haji mabrur.
Lalu kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain
sehingga menjadi sebuah kata Manasik Haji yang mempunyai
makna tersendiri. Depag RI merumuskan pengertian manasik haji
sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan wajib haji
yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan berangkat. Dari
uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manasik haji
adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja memodifikasi berbagai
kondisi yang di arahkan untuk tercapainya suatu tujuan dalam hal
ini tentang manasik Haji.54
Manasik haji merupakan bentuk/petunjuk bimbingan kepada
calon jamaah haji tentang tata cara perjalanan dan pelaksanaan
ibadah haji dengan maksud agar calon jamaah haji dapat
53 Udin Wahyudin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hal 81 54 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji,2011, hal 16
-
37
melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji secara mandiri dan
memperoleh haji mabrur
Jadi bimbingan manasik haji itu adalah proses pembekalan,
arahan, petunjuk, dan pedoman untuk menuntun para calon
jamaah haji dalam melaksanakan rukun, wajib dan tata cara ibadah
haji lainya dengan baik dan benar.
Melalui kegiatan manasik haji ini, jamaah akan mendapatkan
pengetahuan tentang aturan ibadah umrah dan haji, alur kegiatan
perjalanan, ziarahdan mengenal tanah suci, tips kesehatan,
tuntunan zikir dan doa, memantapkan praktek ibadah sehari-hari,
meningkatkan akhlak dan dapat membangun kebersamaan.
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji itu mempunyai fungsi dan tujuan,
menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji adalah :
a. Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi
tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk
kesehatan dan mampu mengamalkanya pada saat pelaksanaan
ibah haji di tanah suci
b. Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan ibadah
haji, baik secara mandiri regu atau rombongan
c. Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan
ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk
ibadah haji yang lain.55
Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu supaya jemaah
yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib
dan sah. Aman dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap
55 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” (Jakarta :Zikrul Hakim, 2003) cet ke-2 hal.17
-
38
dirinya dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan
memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai dengan tuntutan agama.
Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah
dan manasik.56 Tujuan lainya agar masyarakat umumnya dapat
memahami manasik haji, disamping itu diharapkan calon jamaah
haji dapat memahami tentang proses pelaksanaan hajidan dapat
mempraktekkan manasik haji secara benar sesuai dengan syariat
Islam.
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik haji
Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang digunakan
untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau
kegiatan agar tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan
diharapkan. Dalam hal bimbingan manasik haji pun terdapat
bentuk dan metode yang digunakan.
Bimbingan jama’ah haji dikelompokan menurut bentuknya,
seperti dikemukakan Direktur Pembinaan Haji, bahwa bimbingan
manasik haji oleh pemerintah menurut jenjang organisasi
pelaksana yaitu : 57
a. Bentuk Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan
dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan
kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa
56 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji”..., hal. 19 57 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta:2013, h.8)
-
39
yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta
yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.58
Dalam bentuk bimbingan kelompok dilaksanakan di
setiap KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 7 (tujuh) kali
pertemuan. Adapun jenis metode yang dipakai dalam
bimbingan kelompok ini di antaranya metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, simulasi.59
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, guru
dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.60 Dalam hal manasik haji metode ceramah
selalu menjadi unggulan para pembimbing
dalammenjelaskan atau menerangkanmateri tentang haji.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar
pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
58 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
h. 178. 59 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (jakarta:2014. h.7) 60 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 21
-
40
yang bersifat interaktif.61 Dalam bimbingan manasik haji
metode ini dapat dikatakan baik karena dapat menggali
pengetahuan lebih dalam lagi dari para jamaah tentang
materi manasik haji yang telah disampaikan.
3) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu
pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada
siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban
kepastian materi. Dalam metode tanya jawab, guru dan
siswa sama-sama aktif agar mereka tidak tergantung pada
keaktifan guru.62 Dalam bimbingan manasik haji, metode
ini merupakan strategi untuk mengukur sejauh mana
pemahaman calon jamaah terhadap materi yang telah
disampaikan oleh pembimbing, serta dapat
membangkitkan respon para calon jamaah.
4) Metode Simulasi
Dalam metode simulasi Udin Syaefudin menyatakan
bahwa adalah simulasi merupakan replikasi atau
visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah
perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu
yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu
adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel
yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang
sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-
61 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran,.. hal 21 62 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, hal. 17
-
41
keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama
itu bisa dimodifikasi secara nyata.63
Dalam bimbingan manasik haji, metode simulasi
merupakan metode yang tepat untuk mengkondisikan
keadaan pada saat berhaji seperti melaksanakan rukun
dan wajib haji.
Metode ini sangat membantu para jamaah dalam
menambah pengetahuannya serta dapat mempunyai
gambaran apa saja yang akan dilakukan selama ditanah
suci.
b. Bentuk Bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di
Kabupaten/Kota oleh Kementrian Agama Kabupaten/Kota.
Bimbingan massal ini dilakukan selama 3 (tiga) kali
pertemuan.64
Adapun metode yang digunakan dalam bimbingan
massal ini hampir sama dengan metode yang dipakai oleh
bentuk bimbingan kelompok yang telah disebutkan
sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Dikarenakan
bentuk bimbingan massal ini merupakan bentuk bimbingan
umum yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah tingkat
Kota/Kabupaten.
63 Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 129
64 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Jakarta..hal.8
-
42
C. Ibadah Haji
1. Pengertian Ibadah Haji
Kata haji menurut bahasa ialah Alqoshdu yang artinya
menyengaja, sedangkan menurut istilah yaitu suatu amal ibadah
yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi baitullah di Makkah
Almukarramah dengan maksud beribadah mengharap ridho Allah
dengan syarat dan rukun tertentu meliputi wuquf, thowaf, sa’i dan
amalan-amalan yang lainnya demi memenuhi panggilan Allah dan
mengharap ridhoNya.65
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy sesuai yang dijelaskan dalam
buku Ali Rokhmad, haji menurut bahasa ialah menuju ke suatu
tempat berulang kaliatau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan.
Sedangkan haji dalam pengertian terminologi, Pimay,
mendefinisikan haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah)
untuk melakukan beberapa amalan-amalan antara lain: Ihram,
wuquf,thawaf, sa’i, tahallul, dan amalan-amalan lainnya dengan
syarat, tetapi demi mematuhi panggilan Allah dan mengharap
ridho dari Allah SWT. Sayid Sabiq dalam bukunya “Fiqh Al-
Sunnah” menguraikan haji sebagai berikut, haji adalah
mengunjungi Mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa’i,
wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi perintah
Allah dan mengharap keridhaan-Nya.66
2. Macam-macam Ibadah Haji
Ibadah Haji ada berbagai macam diantaranya:
65 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya AL-ALIY, (Jakata:CV
Diponegoro, 2005)h. 75 66 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1999), hal 45
-
43
a. Haji ifrad : seseorang yang berihram untuk
mengerjakan ibadah haji saja. Dia tidak bertahallul dari
Ihramnya kecuali setelah melempar Jumrah ‘Aqabah
pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tidak ada kewajiban
membayar dam.
b. Haji tamattu’ : seseorang berihram untuk melaksanakan
umroh pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu
menyelesaikan Umrohnya dengan melaksanakan
thawaf umroh, sa’i umroh kemudian tahallul, lalu dia
tetap dalam kondisi tidak berihram. hingga datangnya
hari tarwiyah yaitu tanggal 8 Dzulhijjah dan harus
menyembelih hewan (membayar dam).
c. Haji qiran : seseorang yang berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umroh secara
bersamaan. Atau dia berihram untuk umroh lalu
berihram untuk haji sebelum memulai thawafnya.
Kemudian ia memasuki kota Makkah dan tetap pada
ihramnya hingga selesai melaksanakan manasik
hajinya sampai tanggal 10 Dzulhijjah dan wajib
baginya untuk membayar dam.
3. Dasar Hukum Haji dan Umrah
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Alhajj ayat 27 dan
28
حَلج ِّ َيَْتُ ْوَك رَِّجاالً َوَعلَى ُكل ِّ َفجٍ َضامٍِّر َيَْتِّْْيَ مِّْن ُكل َوَأذ ِّْن ِفِّ النَّاسِّ ِبِّْيٍق) ٍم مَّْعُلْوَماٍت َعلَى 27َعمِّ ْ َأَّيَّ ( لَِّيْشَهُدوْا َمَنافَِّع ََلُْم َويَْذُكُروْا اْسَم هللاِّ ِفِّ
َما َرَزقَ ُهْم م ِّْن َبِّْيَمةِّ األَنْ َعامِّ
-
44
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,
dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat
bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak”67
Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai Haji ْساَلُم َعلَى ََخٍْس َشَهاَدةِّ َأْن َ االِّ مًَّدا َرُسْوُل إَِّلَه إِّالَّ هللا، َوَأنَّ مَُ الَّ ُبِنِّ
، َوَصْومِّ َرمَ هللاِّ، َوإِّقَامِّ الصَّاَلةِّ، َوإِّيْ َتاءِّ الزَّكَ ، َوَحج ِّ البَ ْيتِّ َضانِّ اتِّ Artinya: “Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada
Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rosulullah,
mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa di
bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)68
4. Syarat, Rukun dan Wajib Haji
Syarat Haji ialah ketentuan-ketentuan yang harus dimiliki oleh
seseorang untuk melaksanakan ibadah haji. Para ulama Fuqoha
telah bersepakat bahwa syarat wajib haji adalah Islam, Baligh,
Berakal, Orang merdeka, dan mampu (Istitha’ah).
Rukun Haji adalah amalan-amalan haji yang harus
dilaksanakan dan apabila ditinggalkan salah satunya maka hajinya
tidak sah. Rukun-rukun hajinya yaitu:
a. Niat Ihram
Menurut bahasa Ihram berarti larangan-larangan.
Adapun yang dimaksud Ihram dalam perbuatan haji
adalah meniatkan salah satu dari dua ibadah, haji dan
umroh atau meniatkan keduanya sekaligus. Hal ini
67 Q. S. Alhajj 27-28 68 H. R. Bukhari & Muslim
-
45
diwujudkan dalam bentuk mengganti pakaian biasa
dengan pakaian Ihram. Pakaian Ihram adalah kain putih,
bagi laki-laki terdiri atas dua helai yang tidak berjahit.
Pakaian Ihram untuk perempuan menutup seluruh
tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan, tidak
disyari’atkan tanpa jahitan.69
Niat ihram umrah (bagi yang berhaji tamattu’)
لَب َّْيَك اَللَُّهمَّ ُعْمَرةً Niat Ihram Haji (bagi yang berhaji ifrad)
ا لَب َّْيَك اللُهمَّ َحجًّNiat Ihram Haji dan Umrah (bagi yang berhaji qiran)
و ُعْمَرًة لَب َّْيَك اللُهمَّ َحجًّا b. Wukuf di Arafah
Wukuf ialah keberadaan seseorang di Arafah,
walaupun sejenak, dalam waktu antara tergelincir
matahari (Ba’da zawal) tanggal 9 Dzulhijjah (hari arafah)
sampai terbit fajar hari Nahar tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Thawaf.
Thawaf merupakan salah satu ibadah yang dilakukan
di Baitullah, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh
putaran. Dilakukan setelah wukuf di Arafah dan mabit di
muzdalifah tanggal 10 Dzulhijjah.
Ada beberapa macam Thawaf diantaranya Thawaf
Qudum yaitu thawaf yang dilakukan oleh orang yang
69 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam..,hal 54
-
46
baru tiba di Makkah sebagai penghormatan terhadap
Ka’bah. Thawaf rukun (Ifadah dan Umrah) Thawaf
Ifadah yaitu thawaf rukun haji, dikenal juga dengan sadr
(inti) atau thawaf ziarah sedangkan thawaf Umrah ialah
thawaf yang dilakukan setiap melakukan Umrah wajib
maupun sunah. Yang ke empat yaitu Thawaf sunat yaitu
thawaf yang dilakukan setiap saat ketika seseorang
berada dalam Masjidil Haram dan yang bersangkutan
menggunakan pakaian biasa. Dan yang terakhir ialah
Thawaf wada’ yaitu thawaf pamitan yang dilakukan oleh
setiap orang yang selesai melakukan ibadah Haji/Umrah
dan akan meninggalkan kota Makkah.
Memulai tawaf yaitu dengan menhadapkan muka
dengan mengangkat tangan sambil membaca
ُ اَْكَب بِّْسمِّ اّلل ِّ َواّلل Setiap putaran di mulai dan diakhiri di rukun hajar
aswad sebanyak 7 kali putaran. Orang yang sedang
thawaf disunnahkan dalam keadaan khusyu’,
merendahkan diri kepada Allah, menghadirkan dalam
hatinya, mengingat dosa yang pernah dilakukan dan
memohon ampunanNya, dan disunnahkan pula membaca
do’a thawaf dengan do’a yang dikehendaki, tidak ada
do’a khusus setiap putaran thawaf, diperbolehkan thawaf
dengan membaca Alquran atau membaca do’a-do’a
dengan bahasa selain bahasa arab. Namun demikian doa
-
47
yang dibaca Nabi ketika thawaf dari putaran pertama
sampai putaran ke tujuh 70
ُ اَْكبَ ُر َو الَ ُسْبَحاَن اّلل هِّ َواحْلَْمُدّلل هِّ َوالَاِّلهَه اِّ ُ َو اّلل ه َة اِّالَّ َحوْ الَّ اّلل ه َل َوالَ قُ وَُّ اْلَعلِّي ِّ اْلَعظِّْيمِّ ّلل ه ِبِّ
Setiap melintasi atau melewati antara rukun yamani
dan hajar aswad membaca
نْ يَ َرةِّ َحَسَنًة َوقَِّنا َعَذابَ ا َحَسَنًة َوِفِّ رَب ََّنا آتَِّنا ِفِّ الدُّ النَّارِّ اآلخِّ Setelah selesai thowaf, sholat su