evaluasi penyelenggaraan manasik haji di kelompok bimbingan ibadah haji...

119
EVALUASI PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AN-NIHAYAH KARAWANG TAHUN 2019 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh SRI LESTARI NIM 11150530000021 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EVALUASI PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI DI

    KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

    AN-NIHAYAH KARAWANG TAHUN 2019

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh

    SRI LESTARI

    NIM 11150530000021

    KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

    JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • i

  • ii

  • iii

    ABSTRAK

    Sri Lestari, 11150530000021, Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang Tahun

    2019 di bawah bimbingan Drs. H.Sugiharto MA.

    Ibadah Haji merupakan rukun islam kelima dimana selalu dilakukan

    jamaah haji setiap tahunnya. Sepanjang sejarah haji selalu mendapatkan

    perhatian pemerintah. Banyak hak dan kewajiban jamaah haji salah satunya

    yaitu mendapatkan Pelatihan Manasik Haji. KBIH Annihayah merupakan

    salah satu pelaksana dalam memberikan Pelatihan Manasik Haji. Bimbingan

    tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah

    Haji yang sesuai tuntunan Agama. Karena pelatihan manasik haji berguna

    untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji

    sebagai bekal para jamaah haji dalam melaksanakan Penyelenggaraan Ibadah

    Haji, namun dari tahun ke tahun masih mengalami berbagai macam kendala

    teknis dalam Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji tersebut.

    Untuk itu penulis mengangkat penelitian tentang Evaluasi

    Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah Rawamerta Karawang

    tahun 2019. Dengan maksud yaitu untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan

    pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program pelaksanaan manasik di KBIH

    Annihayah melalui evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil yang

    terjadi dalam kegiatan pelatihan manasik haji tersebut.

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

    kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa wawancara dan

    pengambilan dokumentasi seperti laporan tertulis atau data-data.

    Hasil dari penelitian ini adalah penulis bisa mengetahui setiap Langkah

    KBIH Annihayah dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji yang

    dilakukan secara berkala mulai pada saat bimbingan manasik haji, pembinaan

    pelaksanaan haji hingga pembinaan pasca haji. Serta bisa mengetahui tolak

    ukur tujuan untuk menilai tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan

    dalam evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah

    Rawamerta Karawang tahun 2019.

    Kata kunci : Evaluasi Penyelenggaraan dan Manasik Haji

  • i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi taufiq,

    hidayah serta pertolonganNya. Shalawat serta Salam selalu tercurahkan

    kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaatnya

    kelak di hari kiamat.

    Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di Kelompok Bimbingan

    Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Rawamerta Karawang tahun 2019”, dengan

    baik yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar

    Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan penyelesaian

    skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai

    pihak yang telah banyak berjasa dan mendukung bagi penulis. Dengan

    selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

    besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

    Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW Wakil Dekan

    I Bidang Akademik, Shihabuddin Nor selaku Wakil Dekan II, Drs.

    Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang

    Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

  • ii

    3. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua Program Studi Manajemen

    Dakwah dan Bapak Amirudin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

    Manajemen Dakwah

    4. Dosen penguji sidang skripsi Munaqasah Drs. Study Rizal, LK, MA

    selaku Penguji I dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA selaku Penguji II.

    Terima kasih banyak atas saran serta arahan agar skripsi ini menjadi

    lebih baik.

    5. Drs. Sugiharto, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah

    membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik dan tepat pada waktunya.

    6. Ibu Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA selaku Dosen Penasehat Akademik

    yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi

    mahasiswi.

    7. Seluruh dosen pengajar Jurusan Manajemen Dakwah. Terima kasih

    banyak atas semua ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

    8. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, staff

    Perpustakaan Fakultas dan Utama UIN yang sudah membantu penulis

    dalam administrasi surat-menyurat, syarat-syarat sidang, peminjaman

    buku dan lain sebagainya. Semoga selalu diberi kesehatan, Aamiin.

    9. Keluarga besar Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-

    Anihayah, yang telah memberikan izin, bantuan, arahan, serta saran

    kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    10. Ayahanda tercinta H. Ayi Hasanudin Drs. K. H. Misbahul Anam dan

    Ibunda tercinta Hj. Tuti Marlina dan Dra.Hj. Fri Hidayati, Kakak serta

    adik saya yang selalu memberikan kasih sayang tiada batas, dukungan,

    semangat, arahan, serta selalu percaya pada penulis dalam

    menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Semoga selalu dalam

    lindungan Allah SWT, Aamiin.

  • iii

    11. Orang yang teristimewa dalam hidupku Suami tercinta Gus

    Muhammad Misbahul Anam yang selalu memberikan dukungan baik

    moril maupun materil yang sangat mendorong penulis untuk terus

    berusaha dalam menyelesaikan skripsi ini demi terwujudnya cita-cita

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial di UIN JAKARTA.

    12. Semangat dan dorongan dari malaikan kecilku Gus Hamid Thohir At-

    Tijany, yang telah terabaikan kasih sayangnya selama penulis

    menyelesaikan skripsi ini.

    13. Kepada Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah yang namanya

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi tetap

    terjaga, Aamiin.

    14. Sahabat-sahabat terbaik Nur Solekhatun Maryam yang selalu

    memberikan semangat, Semoga silaturahmi tetap terjaga, Aamiin.

    Akhirnya penulis berharap, semoga bantuan dari bapak/ ibu dapat di

    manfaatkan oleh penulis dan diterima sebagai amal soleh, Aamiin. Semoga

    karya tulis ini merupakan sebuah refleksi studi S1 dan dapat memberikan

    sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

    yang berminat dengan tulisan ini. Aamiin yaa robbal’alamin.

    Jakarta, 6 Juli 2020

    15 Dzulqa’dah 1441

    Sri Lestari

  • iv

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK................................................................................. i

    KATA PENGANTAR.............................................................. ii

    DAFTAR ISI............................................................................. v

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah....................................... 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................... 4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................. 5

    D. Metodelogi Penelitian........................................... 6

    E. Kerangka Teori.................................................... 13

    F. Tinjauan Pustaka................................................. 19

    G. Sistematika Penulisan.......................................... 20

    BAB II LANDASAN TEORI TENTANG EVALUASI,

    PENYELENGGARAAN DAN PENGERTIAN HAJI

    A. Evaluasi.............................................................. 23

    1. Pengertian Evaluasi .................................... 23

    2. Jenis- Jenis Evaluasi ................................... 27

    3. Kriteria-Kriteria Keberhasilan Evaluasi

    Penyelenggaraan Manasik Haji................... 28

    4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi.................... 28

    5. Langkah – Langkah Evaluasi...................... 30

    B. Penyelenggaraan Manasik Haji.......................... 33

    1. Pengertian Penyelenggaraan Manasik Haji.

    .................................................................... 33

  • v

    2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik

    Haji.............................................................. 37

    3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik

    Haji.............................................................. 38

    C. Ibadah Haji......................................................... 42

    1. Pengertian Ibadah Haji................................ 42

    2. Macam- Macam Haji.................................. 42

    3. Dasar Hukum Haji Umrah.......................... 43

    4. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji................... 44

    BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN

    IBADAH HAJI (KBIH) AN-NIHAYAH KARAWANG

    A. Profil.................................................................... 53

    1. Sejarah Berdirinya KBIH An-Nihayah........ 53

    2. Visi dan Misi KBIH An-Nihayah................ 54

    3. Maksud dan Tujuan KBIH An-Nihayah...... 54

    4. Struktur Organisasi KBIH An-Nihayah....... 56

    5. Pembina Jamaah KBIH An-Nihayah........... 57

    6. Perkembangan Jumlah Jamaah KBIH

    An-Nihayah.................................................. 58

    7. Program Manasik Haji KBIH An-Nihayah

    ...................................................................... 59

    B. Program Pembinaan jamaah KBIH An-Nihayah

    ............................................................................ 60

    BAB IV DATA DAN TEMUAN

    A. Bimbingan Manasik Haji ................................... 63

    B. Proses Pelaksanaan Ibadah Haji.......................... 67

    C. Pembinaan Pasca Haji......................................... 71

  • vi

    BAB V PEMBAHASAN

    A. Analisis Evaluasi Input....................................... 73

    1. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji) ......... 73

    a. Jamaah berdasarkan Jenis Kelamin...... 73

    b. Jamaah berdasarkan Usia..................... 74

    c. Jamaah berdasarkan Pendidikan........... 75

    2. Analisis Evaluasi Staff (Pembimbing)........ 75

    a. Berdasarkan Pendidikan....................... 75

    b. Berdasarkan Pengalaman Kerja............ 76

    3. Analisis Evaluasi Materi.............................. 77

    a. Materi berdasarkan Metode.................. 77

    b. Materi berdasarkan Waktu.................... 78

    4. Analisis Evaluasi Sarana atau Tempat......... 78

    B. Analisis Evaluasi Proses..................................... 79

    C. Analisis Evaluasi Hasil....................................... 83

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan........................................................ 86

    B. Saran-saran......................................................... 88

    DAFTAR PUSTAKA...................................................................... viii

    LAMPIRAN

  • vii

    Gambar 1 : Struktur Organisasi KBIH An-Nihayah

    Gambar 2 :Jadwal dan Materi manasik haji di KBIH An-Nihayah

    Gambar 3: Rangkaian kegiatan jamaah haji saat keberangkatan hingga

    kepulangan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Haji menurut bahasa bermakna “menuju atau menyengaja”,

    atau banyak-banyak menuju kepada sesuatu yang diagungkan.

    Sedangkan haji menurut istilah atau syara’ adalah menuju Ka’bah

    untuk menunaikan ibadah. Ibadah haji termasuk salah satu syari’at

    para Nabi terdahulu.1

    Haji merupakan rukun islam yang kelima dan wajib

    dilaksanakan sekali seumur hidup bagi setiap muslim yang telah

    memiliki kemampuan finansial/ biaya dan kesehatan yang sering

    disebut Istitho’ah Maliyah dan Istitho’ah Badaniyah, serta adanya

    jaminan keamanan selama dalam perjalanan dan dalam pelaksanaan

    ibadah haji2.

    Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah menjadi tanggung jawab

    Pemerintah, berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008

    Pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan

    Pembinaan, Perlayanan, dan Perlindungan dengan menyediakan

    Pelayanan Administrasi, Bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi,

    Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan hal-hal lainnya

    yang diperlukan oleh calon Jamaah Haji.3

    Karena itu, Ibadah Haji merupakan kegiatan yang penting

    dimana kegiatan tersebut memerlukan adanya pengelolaan khusus

    yang mengurusi masalah kegiatan haji yang menyangkut pelayanan

    1 Aliy As’ad, Terjemahan Fathul Mu’in (Kudus:Menara Kudus, 1979), hlm 103 2 Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji

    menurut Empat Madzhab, (Jakarta: Cendekiamuda, 2016), hal. 1, cet ke-1

    3 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,

    Pasal 6, Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2008

  • 2

    yang akan diberikan pada calon Jama’ah Haji. Salah satunya yaitu

    pelayanan memberikan bimbingan Ibadah Haji.

    Bimbingan Ibadah Haji merupakan bagian dari pelayanan yang

    diberikan oleh Pemerintah pada calon Jama’ah Haji. Bimbingan

    tersebut berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan

    Ibadah Haji yang sesuai tuntunan Agama. Agar calon Jama’ah Haji

    lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sehingga

    menjadi ibadah haji yang mabrur.

    Maka, sudah menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim)

    menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-

    bangga terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa

    Jahiliyah, kini berdzikirlah dan Agungkanlah Tuhan kalian.4Karena

    itu, umat muslim wajib untuk meneladani Rasulullah SAW, dengan

    melaksanakan Manasik Haji yang telah di ajarkannya.5

    Fenomena meningkatnya calon jamaah haji Indonesia di tahun

    ini menempati urutan yang paling atas dibanding negara lain, yaitu

    dua ratus dua puluh satu ribu orang pada tiap tahunnya, hal tersebut

    berimplikasi terhadap kompleksitas masalah perhajian dari tahun ke

    tahun, di mana banyak calon jamaah haji kurang menguasai masalah

    perhajian hal ini dikarenakan kurangnya kualitas bimbingan haji, dan

    ada pula yang gagal berangkat ke tanah suci karena tidak

    mendapatkan kuota. Padahal semua persyaratan yang diwajibkan

    oleh pemerintah telah terpenuhi. selain itu persoalan tempat tinggal

    yang jauh dari Masjidil Haram, transportasi dan pemondokan,

    persoalan kesehatan dan berbagai persoalan yang menimpa jamaah

    4 Imam Jalaluddin Al Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain. (PT. CV Sinar Baru) hal. 109

    5 Muhammad bin Abdul Aziz al Musnad, Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah.(Jakarta;

    PT. Imam Asy-Syafi’i, 2007) hal.4

  • 3

    Indonesia itu dikarenakan kurangnya penerapan fungsi manajemen

    salah satunya fungsi perencanaan.

    Setiap penyelenggaraan dalam sebuah kegiatan diperlukan

    sebuah sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses

    penelitian.6dimana terjadinya sebuah pengukuran terhadap

    efektivitas rencana dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya

    akan dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dijadikan sebagai

    rancangan atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan

    selanjutnya. Begitu juga dengan Penyelenggaraan Bimbingan

    Manasik Haji diperlukan evaluasi yang dimana diperlukan untuk

    menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah

    ditetapkan dan mencari penyebab dari berbagai masalah yang terjadi

    dan mengatasi semua masalah yang timbul serta merancang solusi

    agar setiap Penyelenggaran Manasik Haji bisa sesuai dengan

    Standarisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji yang seharusnya.

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah

    merupakan salah satu kelompok bimbingan haji yang sudah cukup

    lama keberadaannya dalam melakukan pembimbingan manasik bagi

    jamaah haji khususnya yang berada di daerah Karawang. Kelompok

    Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah didirikan oleh KH.

    Tatang Syihabudin pada tahun 2001 sampai saat ini.

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah ini

    sudah cukup banyak memiliki alumni jamaah haji sehingga

    seharusnya dapat memberikan penyelenggaraan manasik haji dengan

    baik dan matang. Namun semua usaha yang dilakukan manusia masih

    jauh dari kata sempurna, maka dari itu Kelompok Bimbingan Ibadah

    6 Dan B. Curtis, James J. Floyd. Ferry L, Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional,

    (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996), h. 414

  • 4

    Haji (KBIH) An-Nihayah selalu memperbaiki dan mengevaluasi

    penyelenggaran manasiknya agar calon jamaah haji yang berangkat

    bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah

    mendapatkan bekal yang sangat berharga dan bermanfaat.

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah selalu

    memperhatikan faktor-faktor apa saja yang menghambat pemahaman

    jamaah haji terkait pelaksanaan ibadah haji. Memberikan

    pemahaman mengenai ibadah haji merupakan kewajiban khususnya

    bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah untuk

    membimbing jamaah haji dengan sebaik dan semaksimal mungkin

    agar jamaah haji dapat dengan nyaman menjalankan ibadahnya di

    tanah suci serta mampu menjadi haji yang mabrur.

    Beranjak dari permasalahan tersebut maka penulis memilih

    KBIH An-Nihayah sebagai objek penelitian karena penulis tertarik

    dengan penyelenggaraan Manasik Haji pada KBIH tersebut, dimana

    pada setiap tahunnya KBIH An-Nihayah berhasil membimbing

    seluruh jamaah yang bergabung dengannya, sehingga kepercayaan

    masyarakat pada KBIH tersebut semakin bertambah, hal ini terlihat

    dengan meningkatnya jumlah jamaah yang bergabung dengan KBIH

    An-Nihayah ini. khususnya ketertarikan penulis untuk mengkaji

    sebuah penelitian yang berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan

    Manasik Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-

    Nihayah Karawang Tahun 2019”

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Permasalahan yang berkembang dengan pelaksanaan ibadah haji

    cukup banyak antara lain Akomodasi, Konsumsi, Transportasi,

    dan Kesehatan Jamaah. Maka, penulis membatasi permasalahan

  • 5

    lebih memfokuskan dalam upaya KBIH An-Nihayah dalam

    pelaksanaan menyelenggarakan Pelatihan Manasik Haji dan

    Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji di KBIH An-

    Nihayah Rawamerta Karawang Tahun 2019.

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan

    dalam penelitian ini yaitu :

    a. Bagaimana Langkah-Langkah Kelompok Bimbingan

    Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang dalam

    melaksanakan Pelaksanaan Manasik Haji Tahun 2019.

    b. Bagaimana Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji Tahun

    2019.yang dilakukan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah

    Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian

    yang ingin dicapai adalah:

    a. Untuk mengetahui bagaimana Langkah upaya

    Penyelenggaraan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji di

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah

    Karawang

    b. Untuk mengetahui bagaimana Kelompok Bimbingan

    Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah Karawang dalam

    mengevaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji

    pada Calon Jamaah Haji.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

  • 6

    Dalam segi akademis penelitian ini menggunakan penelitian

    kualitatif guna memberikan kontribusi dalam perkembangan

    penelitian melalui pendekatan ilmu pengetahuan mengenai

    Penyelenggaraan Manasik Haji sebagai alat bantu utama

    pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penulis

    berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan dan

    menjadi rujukan terhadap penelitian lebih lanjut

    b. Manfaat Praktis

    Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi sumber

    informasi dan masukkan bagi KBIH Annihayah dalam

    mengevaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji dalam

    peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset.7

    Dalam penelitian ini penulis mempergunakan Metode Deskriptif

    Kualitatif, dimana peneliti-peneliti mendeskripsikan atau

    mengkonstruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap

    subjek penelitian.8

    Penelitian ini bersikap deskriptif yakni penelitian tentang

    hubungan fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan

    menginterpretasikan data yang ada dan penelitian yang bertujuan

    mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya9

    7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), hal. 389

    8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 84

    9 Prasetya, Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Pengantar Teori dan panduan

    praktis peneliti social bagi mahasiswa dan peneliti pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 1999), hal.

    60.

  • 7

    Adapun desain penelitiannya menggunakan jenis penelitian

    desain deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat

    gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

    data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti.10

    Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

    mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah

    data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai

    dialik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian

    kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih

    menekankan pada makna.11

    Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

    berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

    meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

    menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kualitatif

    atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

    ditetapkan.12

    Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada

    penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

    mengenai Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah

    dalam peningkatan kualitas bimbingan ibadah haji secara

    mendalam dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan

    kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan

    yang dihadapi dalam Evaluasi Penyelenggaraan Manasik Haji di

    10 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi

    Pustakarya, 2006), hal. 110 11 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi.., hal 389 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

    2009), hal. 8

  • 8

    Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) An-Nihayah

    Karawang Tahun 2019.

    2. Sumber Data

    Untuk mendapatkan data yang akurat, sumber data terdiri dari data

    primer dan sekunder.

    a. Data primer yaitu tentang manajemen pelayanan yang

    diperoleh langsung dari wawancara bersama para informan

    yang terdiri dari Ketua KBIH Annihayah Karawang yang

    merupakan ketua sekaligus pembimbingnya langsung, salah

    satu staff pengurus KBIH Annihayah dan jamaah haji yang

    bergabung dengan KBIH Annihayah.

    b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain,

    tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek

    penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan Data

    Tangan Kedua. Data Sekunder biasanya berwujud data

    dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.13

    3. Sumber dan Objek Penelitian

    a. Sumber dari penelitian ini adalah sekelompok orang yang

    dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari

    penyelenggara KBIH An-nihayah Karawang yaitu Bapak KH.

    Tatang Syihabbuddin dan staff yang diwakili oleh Ustadz H.

    Didin Mahfudin.

    b. Objek penelitian penulis adalah tentang Evaluasi

    Penyelenggaraan Manasik Haji di KBIH Annihayah yang

    akan bertitik tolak dari tujuan untuk menilai tercapai atau

    tidaknya tujuan KBIH An-Nihayah.

    13 http://prasko17.blogspot.com/2012/07/data-primer-dan-data-sekunder.html

    diakses pada tanggal 23 Nov. 18 pukul 11.48

    http://prasko17.blogspot.com/2012/07/data-primer-dan-data-sekunder.html

  • 9

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan kelengkapan atau

    pengembangan metode riset yang dipilih, agar data bisa

    dikumpulkan. Teknik pengupulan data diantaranya :

    a. Interview (wawancara)

    Menurut Moleong (2005), Wawancara adalah

    percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan

    oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

    pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

    pertanyaan tersebut.14

    Wawancara merupakan metode pengumpulan data

    yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

    sumbernya. Wawancara dalam riset kualitatif diseut dengan

    wawancara mendalam atau wawancara secara intensif dan

    tujuannya untuk mendapatkan data yang mendalam. 15

    Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan

    untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

    menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada para responden,

    karena wawancara bermakna dengan berhadapan langsung

    antara interview dengan responden, dan kegiatannya

    dilakukan secara lisan. Peneliti mengajukkan beberapa

    pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada responden, lalu

    dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.16

    Pada wawancara ini penulis mengadakan komunikasi

    langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan ke pihak yang

    14 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

    (Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hal. 118 cet. Ke 3

    15 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 100

    16 Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 108.

  • 10

    bersangkutan baik secara lisan dan mendengarkan langsung

    informasi dari pengelola KBIH Annihayah Karawang

    b. Observasi

    Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti

    memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan

    teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister, et

    al,1994). Cartwright & Cartwright mendefinisikan sebagai

    suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta

    merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan

    tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang

    dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau

    diagnosis.17

    Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi

    merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

    tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

    diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan

    ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat

    digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku

    manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang

    diamati tidak terlalu besar.18

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu

    objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.

    Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat

    17 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,.. hal. 131

    18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D..,hal 145

  • 11

    diulang.19 Dalam observasi ini penulis melakukan

    pengamatan di lokasi yaitu di kantor KBIH Annihayah.

    c. Dokumentasi

    Adalah instrumen pengumpulan data yang bertujuan

    untuk menggali data-data masa lampai secara sistematis dan

    objektif dan untuk mendapatkan informasi yang mendukung

    analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk

    dokumen publik atau dokumen privat.20

    Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan

    data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-

    dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

    tentang subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang

    dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan

    gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media

    tertulis atau dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat

    langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah,

    2009).21

    Metode dokumen adalah penelitian yang datanya

    diambil terutama atau seluruhnya dari dokumen, artikel,

    laporan, koran dan lain-lain sebagainya22

    Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang

    sudah tersimpan di KBIH Annihayah Karawang dengan

    menambahkan data-data atau berbagai macam literatur yang

    terkait dengan penelitian ini.

    19 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

    ( Yoyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), hal. 69. 20 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi..,hal. 120 21 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.,hal.

    14

    22 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian.., hal 65

  • 12

    5. Teknik Analisis Data

    Miles dan Huberman menyebutkan beberapa langkah aktifitas

    yang dilakukan dalam analisis data kualitatif ini antara lain:23

    a. Reduksi Data

    Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

    polanya. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan

    memilih hal-hal penting dari data yang diperoleh.

    b. Penyajian data

    Langkah selanjutnya setelah data direduksi yaitu

    menyajikan data. Dala penelitian ini data disajikan dalam

    bentuk naratif , sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa

    mengurangi isinya.

    c. Kesimpulan

    Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan,

    kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersumer dari data-

    data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif

    penulis. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan

    masalah.

    Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode

    deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana

    penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang

    diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisisnya

    dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

    6. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini mengambil lokasi di KBIH An-nihayah

    Karawang Jl. Raya Rawamerta No.1923 Sukamerta Rawamerta

    23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.., hal. 246

  • 13

    Kabupaten Karawang Jawa Barat 41382, telp (0819) 9191 1969.

    Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan

    Oktober 2019.

    E. Kerangka Teori

    1. Tinjauan Evaluasi

    Menurut Prof. Sukardi, Evaluasi Program untuk

    menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang

    ditetapkan. Jadi, Evaluasi Program merupakan evaluasi yang

    berkaitan erat dengan suatu program atau kegiatan pendidikan,

    termasuk diantaranya tentang Kurikulum, Sumber Daya

    Manusia, Penyelenggaraan Program, Proyek penelitian dalam

    suatu lembaga.24

    Evaluasi Program pada umumnya sangat memperhatikan

    semua elemen diklat yang berperan mendukung tercapainya

    tujuan lembaga. Menurut H. D Sudjana, evaluasi merupakan

    kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah

    ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai

    dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program

    dilaksanakan.25

    Jenis-jenis evaluasi yang dapat dikelompokkan sesuai

    dengan fokus penilaian suatu program atau kebijakan ada tiga,

    diantaranya Evaluasi Relevansi Program (dilakukan sebelum

    suatu program/kebijakan dilaksanakan), Evaluasi Efisiensi

    Program(Evaluasi yang berfokus pada efisiensi lebih cenderung

    24 Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara), Cet Pertama, Mei 2014. hal. 3

    25 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production,

    2000), hal. 281

  • 14

    pada bagaimana memperbaiki mekanisme/proses suatu

    program), dan Evaluasi efektifitas Program (memperlihatkan

    apakah program tersebut telah selesai).

    2. Tinjauan Penyelenggaraan Manasik

    a. Pengertian Bimbingan manasik

    Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris

    yaitu “guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan

    disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan arahan,

    pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar

    (to) guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi

    petunjuk jalan, mengemudikan, menuntun orang kejalan yang

    benar.26

    Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun

    untuk sampai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat

    bahwa tidak setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk

    memperoleh pengertian yang lebih jelas dibawah ini penulis

    akan memaparkan pendapat dari para pakar yang telah

    disebutkan sebelumnya oleh Siti nurjannah di antaranya :27

    Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan

    adalah suatu proses membantu individu atau kelompok untuk

    mengembangkan kemampun agar memperoleh kebahagian

    pribadi dan kemanfaatan sosial.Miller, mengemukakan

    bimbingan adalah proses terhadap individu untuk mencapai

    pemahaman dan pengarahan yang dibutuhkan untuk

    melakukan penyesuaian diri secara maksimal. Wingkel,

    26M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia

    1998), Cet. Ke-1, h.9

    27 Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi

    Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK Press, 2013), h.23

  • 15

    mengemukakan bahwa bimbingan yaitu memberikan

    informasi, petunjuk dan nasehat kepada seseorang atau

    kelompok maka atas dasar pengetahuan tersebut orang dapat

    menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Dewa Ketut

    Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah proses

    bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu

    mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat, dan

    kemampuan) yang dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan

    sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya

    secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.28

    Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara

    pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk

    jamak dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan

    syiar dalam ibadah haji.29 Lalu menurut Kamus Istilah Haji

    dan Umrah, manasik adalah hal-hal peribadatan yang

    berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari miqat

    yang telah ditentukan, thawaf, sai, wuquf diarafah, mabit

    dimuzdalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.30

    kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain

    sehingga menjadi sebuah kata Manasik Haji yang mempunyai

    makna tersendiri. Depag RI merumuskan pengertian manasik

    haji sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan

    wajib haji yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan

    berangkat.

    28 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke-1, hal.19

    29 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011), h. 18

    30 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,

    2008), h. 362

  • 16

    b. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji

    Menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji

    adalah :

    1) Agar semua calon jemaah mampu memahami semua

    informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan

    perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu

    mengamalkanya pada saat pelaksanaan ibah haji di tanah

    suci

    2) Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan

    ibadah haji, baik secara mandiri regu atau rombongan

    3) Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan

    ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun

    petunjuk ibadah haji yang lain.31

    Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu supaya

    jemaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa

    aman, tertib dan sah.

    c. Aktivitas Bimbingan Manasik Haji

    Adapun aktivitas bimbinan Manasik Haji yang dilakukan

    Kmenterian Agama Republik Indonesia diantaranya:

    1) Materi bimbingan. Secara garis besar, materi bimbingan

    yang diberikan meliputi kebijakan penyelenggara ibadah

    haji di tanah air, yaklimatul hajj, manasik haji, fikih haji,

    manasik perjalanan dan keselamatan penerbangan,

    hikmah ibadah haji, arba’in, ziarah, informasi kesehatan

    haji, akhlak serta hak dan kewajiban jamaah haji.

    31 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” (Jakarta :Zikrul Hakim, 2003) cet ke-2 hal.17

  • 17

    2) Peserta Manasik Haji yaitu jamaah yang telah melunasi

    biaya penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam alokasi

    kuota berangkat haji

    3) Pemateri Bimbingan Manasik Haji dilakukan oleh orang-

    orang yang kompeten dalam bidangnya meliputi materi,

    manasik haji, peragaan manasik haji, sosialisasi kebijakan

    haji serta kesehatan haji

    4) Kriteria Pembimbing manasik haji harus memenuhi standar

    kualifikasi, meliputi: pemahaman mengenai ilmu fiqih haji,

    pengalaman melakukan ibadah haji, memiliki kemampuan

    kepemimpinan, akhlakul karimah, dan mampu

    berkomunikasi dengan bahasa arab.

    5) Sarana dan Prasarana KBIH Annihayah menyediakan

    sarana pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan

    perlengkapan lainnya.

    6) Metode Bimbingan Yaitu berupa ceramah, praktik, manasik,

    dan simulasi.

    7) Biaya Operasional Manasik Haji. Meliputi konsumsi serta

    biaya operasional yang digunakan untuk sarana dan

    prasarana manasik haji,narasumber atau pemateri, transport

    panitia, dan sosialisasi kebijakan ibadah haji.

    8) Evaluasi bimbingan. Setiap akhir bimbingan manasik haji,

    KBIH wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang

    disampaikan secara berjenjang dan tepat waktu, serta

    laporan penggungjawaban keuangan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    3. Tinjauan Ibadah Haji

    a. Pengertian Ibadah Haji

  • 18

    Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy sesuai yang dijelaskan

    dalam buku Ali Rokhmad, haji menurut bahasa ialah

    menuju ke suatu tempat berulang kaliatau menuju kepada

    sesuatu yang dibesarkan. Sedangkan haji dalam pengertian

    terminologi, Pimay, mendefinisikan haji adalah

    berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan

    beberapa amalan-amalan antara lain: Ihram, wuquf,thawaf,

    sa’i, tahallul, dan amalan-amalan lainnya dengan syarat,

    tetapi demi mematuhi panggilan Allah dan mengharap

    ridho dari Allah SWT. Sayid Sabiq dalam bukunya “Fiqh

    Al-Sunnah” menguraikan haji sebagai berikut, haji adalah

    mengunjungi Mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf,

    sa’i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi

    memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaan-

    Nya.32

    b. Macam-macam Haji

    1) Haji ifrad : seseorang yang berihram untuk

    mengerjakan ibadah haji saja

    2) Haji tamattu’ : seseorang berihram untuk

    melaksanakan umroh pada bulan-bulan haji,

    memasuki Makkah lalu menyelesaikan Umrohnya

    dengan melaksanakan thawaf umroh, sa’i umroh

    kemudian tahallul, lalu dia tetap dalam kondisi tidak

    berihram

    32 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

    1999), hal 45

  • 19

    3) Haji qiran : seseorang yang berihram untuk

    melaksanakan ibadah haji dan umroh secara

    bersamaan

    c. Syarat dan Rukun Haji

    Syarat Haji ialah ketentuan-ketentuan yang harus

    dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan ibadah haji.

    Para ulama Fuqoha telah bersepakat bahwa syarat wajib

    haji adalah Islam, Baligh, Berakal, Orang merdeka, dan

    mampu (Istitha’ah).

    Rukun Haji adalah amalan-amalan haji yang harus

    dilaksanakan dan apabila ditinggalkan salah satunya maka

    hajinya tidak sah. Rukun haji diantaranya niat ihram,

    wuquf di arafah, thawaf, sa’i, tahallul, dan tartib.

    Wajib Haji adalah ketentuan yang apabila dilanggar ada

    yang tidak terpenuhi, maka hajinya sah tetapi harus

    membayar dam (denda).

    F. Tinjauan Pustaka

    Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang penulis

    tempuh adalah mengkaji terhadap pustaka-pustaka yang ada sebelum

    penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya

    menjadi suatu karya ilmiah.

    Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang

    harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun

    setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya

    penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah

    haji, dan judul-judul tersebut adalah:

  • 20

    1. “Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik

    Haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Jakarta

    Selatan”. Disusun oleh Agus Supriyadi (107053002169),

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Pembahasan lebih fokus kepada

    pemahaman seputar Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan

    Pelatihan Manasik Haji pada calon jamaah haji dan juga

    Formulasi Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

    Manasik Haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian

    Agama Jakarta Selatan.

    2. “Respon Jamaah Haji Tahun 2013 terhadap Bimbingan Manasik

    Haji KBIH Darun Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan”.

    Disusun oleh Firdaus (109053100010), Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Pembahasan lebih fokus kepada pelaksanaan manasik haji yang

    dilakukan oleh KBIH Darun Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang

    Selatan dan juga respon jamaah haji terhadap kegiatan

    bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh KBIH Darun

    Nisa Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

    G. Sistematika Penulisan

    Teknik penulisan skripsi adalah merupakan hal yang penting

    karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari

    masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini

    dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunannya,

    sehingga dapat terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan

    masalah.

    Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman

    penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang disusun oleh

  • 21

    tim penulis UIN JAKARTA dan diterbitkan oleh CEQDA UIN

    Jakarta pada tahun 2007.

    Sebagai jalan untuk memahami persoalan yang dikemukakan

    secara runtut atau sistematis, maka penulis membagi pokok bahasan

    menjadi enam bab. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan

    mempermudah pembaca dari setiap masalah yang dikemukakan.

    Adapun rincian enam bab tersebut sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini penulis mengeluarkan latar belakang masalah,

    pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

    metodologi Penelitian, Kerangka Teori, tinjauan pustaka, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini membahas tentang pengertian Evaluasi (Pengertian

    Evaluasi, Jenis- Jenis Evaluasi, Kriteria Evaluasi, Tujuan Evaluasi,

    Manfaat Evaluasi, serta Langkah-Langkah Evaluasi),

    Penyelenggaraan atau Pelaksanaan Manasik Haji (Pengertian

    Penyelenggaraan Manasik Haji, Dasar Hukum pelaksanaan, Metode

    dan Bentuk Bimbingan Manasik Haji). Ibadah Haji (Pengertian

    Ibadah Haji. Macam-macam Haji, Dasar Hukum Haji Umrah serta

    Syarat rukun dan wajib haji).

    BAB III : GAMBARAN UMUM KBIH AN-NIHAYAH

    KARAWANG

    Dalam bab ini berisi tentang : Gambaran Umum (Letak Geografis

    KBIH Annihayah, Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Fungsi dan

    Tujuan, Struktur Organisasi, dan Jumlah Jamaah) dan Program Kerja

    KBIH Annihayah.

  • 22

    BAB IV :ANALISIS EVALUASI PENYELENGGARAAN

    MANASIK HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH

    HAJI (KBIH) AN-NIHAYAH KARAWANG TAHUN 2019

    Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu Bimbingan

    Manasik Haji, Proses Pelaksanaan Ibadah Haji dan juga Pembinaan

    Pasca Haji.

    BAB V : PEMBAHASAN

    Bab ini merupakan hasil wawancara dan dokumentasi yaitu Analisis

    Evaluasi Input meliputi Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji), Jamaah

    berdasarkan Jenis Kelamin, Jamaah berdasarkan Usia, Jamaah

    berdasarkan Pendidikan, Analisis Evaluasi Staff (Pembimbing),

    Berdasarkan Pendidikan, Berdasarkan Pengalaman Kerja. Kedua

    Analisis Evaluasi Materi meliputi Materi berdasarkan Metode dan

    Materi berdasarkan Waktu. Analisis Evaluasi Sarana atau Tempat.

    Analisis Evaluasi Proses dan Analisis Evaluasi Hasil.

    BAB VI : PENUTUP

    Bab ini bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari

    pembahasan skripsi. Penulis mencoba memberikan saran-saran dari

    hasil wawancara kepada para responden.

  • 23

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. EVALUASI

    1. Pengertian Evaluasi

    Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga

    mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.33

    Sedangkan secara etimologi menurut Arikunto, Evaluasi adalah

    suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat

    keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan

    program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

    keterlaksanaan program tersebut.34

    Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan

    yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan

    pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program. Kata Evaluasi

    berasal dari bahasa inggris yaitu: to evaluate yang di beri awalan

    e- dan akhiran –tion yang secara harfiah dapat diartikan sebagai

    penilaian. Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang

    dapat dikemukakan, yaitu :

    a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat

    keberhasilan sesuatu.

    b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematika

    dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

    33 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, (Jakarta: Balai

    Pustaka,1995), Cet. Ke-4

    34 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

    1998), Cet Ke-1, h. 8

  • 24

    c. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil

    pengukuran untuk keperluan pengambilam keputusan.35

    Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana

    suatu tujuan telah dicapai. Devinisi tersebut menerangkan

    langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang

    mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya

    evaluasi juga merupakan proses memahami, memberiarti,

    mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi

    keperluan pengambilan keputusan.36

    Menurut Prof. Sukardi, Evaluasi Program untuk menentukan

    tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang ditetapkan.

    Jadi, Evaluasi Program merupakan evaluasi yang berkaitan erat

    dengan suatu program atau kegiatan pendidikan, termasuk

    diantaranya tentang Kurikulum, Sumber Daya Manusia,

    Penyelenggaraan Program, Proyek penelitian dalam suatu

    lembaga.37

    Evaluasi Program pada umumnya sangat memperhatikan

    semua elemen diklat yang berperan mendukung tercapainya

    tujuan lembaga. Menurut H. D Sudjana, evaluasi merupakan

    kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah

    ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai

    35 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1 h. 3

    36 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 hal. 1

    37 Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara), Cet Pertama, Mei 2014. hal. 3

  • 25

    dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program

    dilaksanakan.38

    Sementara itu, Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf

    Tayibnafis dalam bukunya Evaluasi Program. Mengemukakan

    bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh

    mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.39

    Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi

    merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam

    pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah

    sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum tercapai.

    Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal profit maupun

    nonprofit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerial sangatlah

    diisyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi

    pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses

    pemantauan (Monitoring) dan evaluasi (Evaluation).40

    Monitoring atau usaha pemantauan dapat dilakukan secara

    terus menerus agar dapat diketahui proses perkembangan kegiatan

    yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan evaluasi yang

    berupa penilaian program baik dari awal hingga akhir. Melakukan

    kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan yang

    saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang

    wajib dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah

    dipastikan bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari

    38 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production,

    2000), hal. 281

    39 Tayibnafis Yusuf Farida, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta:

    Rineka Cipta, 2000), hal. 38

    40 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

    Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI

    Press), Cet. Ke-3 Edisi Revisi, hal.187

  • 26

    pelaksanaan monitoring atau pemantauan bisa dilakukan pada

    proses pelaksanaan program, maka evaluasi adalah Penilaian akhir

    pelaksanaan program.

    Pengertian Evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan

    program tidaklah suatu mutlak harus dilakukan sedemikian rupa.

    Melakukan evaluasi tidak harus dilakukan menunggu tahap akhir

    program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan

    apabila ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau

    penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran

    yang telah ditetapkan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan juga

    hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dan

    kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama

    menjadi besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu,

    melalui evaluasi terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan

    lebih mudah pemecahannya dan tidak akan mengganggu

    kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian

    hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung jawab

    program dalam mengambil keputusan, meneruskan,

    memodifikasi atau menghentikan program, penilaian hasil

    memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang

    telah ditetapkan.41

    Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa,

    evaluasi adalah proses penilaian suatu program apakah hasil

    sesuai dengan rencana dan tujuan, apakah pelaksanaan program

    itu efektif dan efisien, serta apakah program tersebut layak

    dilanjutkan, dimodifikasi, atau bahkan dihentikan.

    41 Elly Irawan, DKK,Pengembangan Masyarakat,(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995). hal.43

  • 27

    2. Jenis-Jenis Evaluasi

    Jenis-jenis evaluasi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan

    fokus penilaian suatu program atau kebijakan, sebagai berikut

    a. Evaluasi Relevansi Program

    Evaluasi jenis ini dilakukan sebelum suatu

    program/kebijakan dilaksanakan. Jenis evaluasi ini dapat juga

    dilakukan secara periodik selama implementasi kebijakan

    atau program, misalnya bila ada perubahan politik, ekonomi,

    maupun kondisi yang memerlukan kebijakan yang berbeda

    pada target program semula.

    b. Evaluasi Efisiensi Program

    Evaluasi yang berfokus pada efisiensi lebih cenderung

    pada bagaimana memperbaiki mekanisme/proses suatu

    program. Evaluasi berfokus efisiensi ini dapat dilakukan

    kapan saja sepanjang program berlangsung dan sebaiknya

    dilakukan secara reguler untuk memastikan bahwa program

    berjalan sesuai rencana.

    c. Evaluasi Efektivitas Program

    Evaluasi yang berfokus pada efektifitas dilakukan pada

    suatu program dengan memperlihatkan apakah program

    tersebut telah selesai atau pada tingkatan program yang telah

    memungkinkan untuk menghasilkan output pada tingkatan

    tertentu.

  • 28

    3. Kriteria-Kriteria Keberhasilan Evaluasi Penyelenggaraan

    Manasik Haji.

    Kriterianya dapat dilihat dari:

    a. Berorientasi pada program dan pelayanan, kriteria

    keberhasilan. Pada umumnya dikembangkan berdasarkan

    cakupan ataupun hasil dari suatu program (kegiatan).

    b. Berorientasi pada jamaah, pada umumnya dikembangkan

    berdasarkan perilaku jamaah, misalnya pada respon jamaah

    itu sendiri.

    4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

    Sebuah program dibuat dikemudian nantinya dilakukan proses

    evaluasi, untuk itu tujuan evaluasi dan manfaatnya sangatlah

    penting untuk diketahui. Untuk melihat sejauh mana tujuan serta

    manfaat yang ada dalam evaluasi ini. Tujuannya adalah:

    a. Mendeskripsikan kemampuan para staf.

    b. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelayanan.

    c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.

    d. Memberikan kepercayaan kepada lembaga.

    e. Memberikan pertanggung jawaban.42

    Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,

    memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada

    dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan

    menelaah setiap hasil yang telah direncanakan. Menurut Hawe et

    al, evaluasi dilakukan untuk : menilai pencapaian program,

    menilai kepuasan sasaran, menilai pelaksanaan aktifitas program,

    42 Ulfi Rahmi, Evaluasi Hasil Belajar,http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluanjusi-hasil-belajar/,diakses pada tanggal 10 September 2019, pukul 16.25 wib

  • 29

    menilai tampilan komponen dan material program. Suprihanto

    mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain:

    a. Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program

    yang akan datang.

    b. Untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan

    manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang.

    c. Memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang mempengaruhi

    pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program

    melalui kegiatan mengecek kembali relevansi dari program

    dalam hal perubahan kecil yang terus menerus dan mengukur

    kemajuan target yang direncanakan.43

    Kaitannya dengan dakwah, secara spesifik tujuan dari evaluasi

    dakwah itu adalah :

    a. Untuk mengidentifikasi sumber daya da’i yang potensial

    dalam sebuah spesifikasi pekerjaan manajerial.

    b. Untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan

    bagi individu dan kelompok dalam sebuah lembaga atau

    organisasi.

    c. Untuk mengidentifikasi para anggota yang akan

    dipromosikan dalam penempatan posisi tertentu.

    Berdasarkan tujuan evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa

    evaluasi adalah alat manajemen yang berorentasi pada tindakan

    dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis

    sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan

    sistematis dan subjektif. Dengan data yang sudah ada dapat

    43 Wahyu Ilah dan M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006), hal 184

  • 30

    digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan

    datang menuju peningkatan yang lebih baik.

    Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan

    evaluasi dalam pelayanan, yaitu :Memahami sesuatu yang

    diinginkan, costomer.Membuat keputusan tindak lanjut, dan

    Meningkatkan kualitas pelayanan

    5. Langkah-Langkah Evaluasi

    Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan

    evaluasi, antara lain :

    a. Menetapkan standar (alat ukur). Langkah pertama dalam

    proses evaluasi adalah menetapkan standar atau alat ukur.

    Dengan alat ukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas

    yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik atau dapat

    berjalan tetapi kurang berhasil dan atau sama sekali

    mengalami kegagalan total dan sebagainya. Alat ukur atau

    standar ada yang berbentuk ukuran kualitas hasil pekerjaan,

    ukuran kuantitas hasil pekerjaan, dan juga ukuran waktu dan

    biaya.44

    b. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap

    pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan. Langkah kedua dari

    proses evaluasi adalah mengadakan pemeriksaan dan

    penelitian terhadap pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan.

    Hal ini dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :

    44 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal 153

  • 31

    1) Peninjauan pribadi

    Peninjauan pribadi dilakukan dengan pimpinan secara

    langsung datang dan melihat sendiri pelaksanaan rencana

    yang telah ditentukan. Dalam peninjauan pribadi ini

    segenap faktor yang mempengaruhi jalannya tugas

    pekerjaan dapat dilihat dan dinilai sendiri oleh pimpinan.

    Termasuk misalnya sikap para pelaksana, interaksi antara

    petugas yang satu dengan yang lain dan lain sebagainya.

    Dengan jalan ini pimpinan dapat memperoleh gambaran

    secara lengkap dan menyeluruh tentang jalannya suatu

    kegiatan.45

    2) Laporan secara lisan

    Menyerupai cara pertama adalah pemeriksaan dan

    penelitian kegiatan dengan cara laporan secara lisan.

    Penggunaan cara ini dilakukan dengan jalan para

    pelaksana didatangkan untuk memberikan laporan

    langsung secara lisan. Meskipun cara ini tidak sebaik cara

    yang pertama, namun dengan laporan secara lisan,

    pimpinan dapat mengunakan persoalan-persoalan

    mengenai latar belakang pelaksanaan tugas itu dan

    sebagainya.

    3) Laporan tertulis

    Penggunaan cara ini dilakukan dengan jalan para

    pelaksana menyampaikan laporannya secara tertulis

    kepada pihak pimpinan, mengenai pelaksanaan tugas

    yang diserahkan kepadanya. Dengan laporan tersebut

    pihak pimpinan dapat mengadakan pemeriksaan,

    45 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam..., hal 155

  • 32

    penelitian dan penilaian mengenai pelaksanaan tugas-

    tugas yang telah diserahkan kepada para pelaksana.

    Dengan demikian laporan tersebut sekaligus juga

    merupakan pertanggung jawab para pelaksana kepada

    pimpinannya mengenai seberapa jauh mereka telah

    berhasil dapat melaksanakan tugas yang diserahkan

    kepadanya.46

    a) Laporan dengan penelitian terhadap hal-hal yang

    bersifat istimewa atau perkecualian. Pemeriksaan

    dan penelitian dengan cara ini dilakukan dengan

    jalan pimpinan mengarahkan perhatiannya terhadap

    perkecualian atau keistimewaan yang terjadi. Untuk

    itu pimpinan harus menetapkan terlebih dahulu

    target-target yang harus dicapai. Sepanjang

    kegiatan-kegiatan berjalan menurut rencana, maka

    tidak banyak perhatian diarahkan kesitu.

    b) Tetapi bila terjadi penyimpangan, seperti

    kemunduran dan sebagainya, segeralah diadakan

    pemeriksaan dan penelitian, mengapa sampai terjadi

    penyimpangan itu. Dengan cara ini maka

    pengendalian dapat dilaksanakan secara efektif.

    Sebab perhatian sejak semula memang diarahkan

    pada kemungkinan terjadinya penyimpangan itu.

    Dalam rangka memilih cara mana yang akan sesuai

    dengan penyelenggaraan kegiatan, kiranya

    kombinasi dari cara-cara tersebut sangat bermanfaat.

    Disamping kadang-kadang pimpinan mengadakan

    46 Abd Rosyad Shaleh, Manajemen..., hal 156

  • 33

    peninjauan langsung, juga meminta kedatangan para

    pelaksana dan laporan tertulisnya.

    Berpijak dari langkah-langkah evaluasi tersebut, maka

    sebuah organisasi dalam hal ini harus memperhatikan

    hal-hal sebagai berikut :

    a. Strength (kekuatan) yakni harus memperhitungkan

    kekuatan yang dimiliki baik internal maupun

    eksternal dan secara berkesinambungan dengan

    manusia, dananya dan beberapa kegiatan yang

    dimiliki.

    b. Weakness (kelemahan) yakni memperhitungkan

    kelemahan-kelemahan yang dimilikinya yang

    menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki

    sebagai kekuatan misalnya kualitas manusianya,

    dananya dan sebagainya)

    c. Opportunity (peluang) yakni seberapa besar peluang

    yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang

    sangat kecil sekalipun dapat diterobos.

    d. Threats (ancaman) yakni memperhitungkan

    kemungkinan adanya ancaman dari luar.47

    B. Penyelenggaraan

    1. Pengertian Penyelenggaraan/Bimbingan Manasik

    Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris

    yaitu “guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan

    disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan arahan,

    47 Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah,(Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal 76-77

  • 34

    pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar (to)

    guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk

    jalan, mengemudikan, menuntun orang kejalan yang benar.48

    Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk

    sampai pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak

    setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk memperoleh

    pengertian yang lebih jelas dibawah ini penulis akan memaparkan

    pendapat dari para pakar yang telah disebutkan sebelumnya oleh

    Siti nurjannah di antaranya :49

    1) Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan

    adalah suatu proses membantu individu atau kelompok untuk

    mengembangkan kemampun agar memperoleh kebahagian

    pribadi dan kemanfaatan sosial

    2) Miller, mengemukakan bimbingan adalah proses terhadap

    individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan yang

    dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara

    maksimal.

    3) Wingkel, mengemukakan bahwa bimbingan yaitu

    memberikan informasi, petunjuk dan nasehat kepada

    seseorang atau kelompok maka atas dasar pengetahuan

    tersebut orang dapat menentukan pilihan dan mengambil

    keputusan.

    4) Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah

    proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu

    mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat, dan

    48M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia

    1998), Cet. Ke-1, h.9

    49 Siti Nurjanah, Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi

    Pegawai Di Kantor Kementrian Agama (Jakarta: FDK Press, 2013), h.23

  • 35

    kemampuan) yang dimiliki, mengatasi persoalan-persoalan

    sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya

    secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.50

    Bedasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan oleh

    para ahli diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

    bimbingan adalah suatu usaha manusia untuk mengarahkan dan

    membantu seseorang atau kelompok untuk bisa menyelesaikan

    masalahnya sendiri dan mempunyai pemahaman yang lebih.

    Dalam bimbingan juga harus dilakukan secara sistematis dan

    terarah supaya tercapai tujuan yang diinginkan.

    Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara

    pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak

    dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar dalam

    ibadah haji.51 Lalu menurut Kamus Istilah Haji dan Umrah,

    manasik adalah hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah

    haji: melaksanakan ihram dari miqat yang telah ditentukan,

    thawaf, sai, wuquf diarafah, mabit dimuzdalifah, melempar

    jumrah, dan lain sebagainya.52

    Jadi manasik merupakan tatacara pelaksanaan ibadah baik

    haji maupun umrahsesuai syariah, dan merupakan hak yang tidak

    bisa diabaikan bagi seorang muslim yang akan melaksanakan

    ibadah haji, dilakukan sebelum perjalanan haji.Dengan mengikuti

    manasik, setiap calon jemaah haji akan mendapatkan pengetahuan

    tata cara beribadah haji yang sesuai dengan anjuran Rasulullah.

    50 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet ke-1, hal.19

    51 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011), h. 18

    52 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press,

    2008), h. 362

  • 36

    Lalu untuk pengertian haji itu sendiri adalah menurut bahasa

    berarti menyengaja mengunjungi kabah. Adapun menurut istilah,

    haji artinya sengaja mengunjungi Baitullah (Kabah) untuk

    melaksanakan ibadah haji dengan syarat dan ketentuan yang telah

    ditentukan Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itu, seseorang yang

    pergi ke Makkah untuk bekerja belum tentu ia dapat berhaji.53 Haji

    merupakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah

    SWT. Kewajiban tersebut ditujukan bagi umat Islam yang mampu

    secara fisik dan mental. Di samping itu, dalam pelaksanaanya

    jamaah haji harus memahami ilmu manasik. Dengan pemahaman

    tersebut diharapkan jamaah dapat menunaikan ibadah sesuai

    ketentuan syariat islam dan memperoleh haji mabrur.

    Lalu kata manasik dan haji itu selalu berkaitan satu sama lain

    sehingga menjadi sebuah kata Manasik Haji yang mempunyai

    makna tersendiri. Depag RI merumuskan pengertian manasik haji

    sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan wajib haji

    yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan berangkat. Dari

    uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manasik haji

    adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja memodifikasi berbagai

    kondisi yang di arahkan untuk tercapainya suatu tujuan dalam hal

    ini tentang manasik Haji.54

    Manasik haji merupakan bentuk/petunjuk bimbingan kepada

    calon jamaah haji tentang tata cara perjalanan dan pelaksanaan

    ibadah haji dengan maksud agar calon jamaah haji dapat

    53 Udin Wahyudin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hal 81 54 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji,2011, hal 16

  • 37

    melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji secara mandiri dan

    memperoleh haji mabrur

    Jadi bimbingan manasik haji itu adalah proses pembekalan,

    arahan, petunjuk, dan pedoman untuk menuntun para calon

    jamaah haji dalam melaksanakan rukun, wajib dan tata cara ibadah

    haji lainya dengan baik dan benar.

    Melalui kegiatan manasik haji ini, jamaah akan mendapatkan

    pengetahuan tentang aturan ibadah umrah dan haji, alur kegiatan

    perjalanan, ziarahdan mengenal tanah suci, tips kesehatan,

    tuntunan zikir dan doa, memantapkan praktek ibadah sehari-hari,

    meningkatkan akhlak dan dapat membangun kebersamaan.

    2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji

    Bimbingan manasik haji itu mempunyai fungsi dan tujuan,

    menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji adalah :

    a. Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi

    tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk

    kesehatan dan mampu mengamalkanya pada saat pelaksanaan

    ibah haji di tanah suci

    b. Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan ibadah

    haji, baik secara mandiri regu atau rombongan

    c. Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan

    ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk

    ibadah haji yang lain.55

    Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu supaya jemaah

    yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib

    dan sah. Aman dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap

    55 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji” (Jakarta :Zikrul Hakim, 2003) cet ke-2 hal.17

  • 38

    dirinya dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan

    memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai dengan tuntutan agama.

    Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah

    dan manasik.56 Tujuan lainya agar masyarakat umumnya dapat

    memahami manasik haji, disamping itu diharapkan calon jamaah

    haji dapat memahami tentang proses pelaksanaan hajidan dapat

    mempraktekkan manasik haji secara benar sesuai dengan syariat

    Islam.

    3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik haji

    Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang digunakan

    untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau

    kegiatan agar tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan

    diharapkan. Dalam hal bimbingan manasik haji pun terdapat

    bentuk dan metode yang digunakan.

    Bimbingan jama’ah haji dikelompokan menurut bentuknya,

    seperti dikemukakan Direktur Pembinaan Haji, bahwa bimbingan

    manasik haji oleh pemerintah menurut jenjang organisasi

    pelaksana yaitu : 57

    a. Bentuk Bimbingan Kelompok

    Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang

    dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan

    dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan

    kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,

    menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa

    56 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, “Manajemen Haji”..., hal. 19 57 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah

    Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta:2013, h.8)

  • 39

    yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta

    yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.58

    Dalam bentuk bimbingan kelompok dilaksanakan di

    setiap KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 7 (tujuh) kali

    pertemuan. Adapun jenis metode yang dipakai dalam

    bimbingan kelompok ini di antaranya metode ceramah,

    diskusi, tanya jawab, simulasi.59

    1) Metode Ceramah

    Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas

    bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar

    untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam

    jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, guru

    dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi

    pendengarnya.60 Dalam hal manasik haji metode ceramah

    selalu menjadi unggulan para pembimbing

    dalammenjelaskan atau menerangkanmateri tentang haji.

    2) Metode Diskusi

    Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang

    peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar

    pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat

    dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

    kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

    menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran

    58 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),

    h. 178. 59 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (jakarta:2014. h.7) 60 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 21

  • 40

    yang bersifat interaktif.61 Dalam bimbingan manasik haji

    metode ini dapat dikatakan baik karena dapat menggali

    pengetahuan lebih dalam lagi dari para jamaah tentang

    materi manasik haji yang telah disampaikan.

    3) Metode Tanya Jawab

    Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu

    pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada

    siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban

    kepastian materi. Dalam metode tanya jawab, guru dan

    siswa sama-sama aktif agar mereka tidak tergantung pada

    keaktifan guru.62 Dalam bimbingan manasik haji, metode

    ini merupakan strategi untuk mengukur sejauh mana

    pemahaman calon jamaah terhadap materi yang telah

    disampaikan oleh pembimbing, serta dapat

    membangkitkan respon para calon jamaah.

    4) Metode Simulasi

    Dalam metode simulasi Udin Syaefudin menyatakan

    bahwa adalah simulasi merupakan replikasi atau

    visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah

    perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu

    yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu

    adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel

    yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang

    sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-

    61 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran,.. hal 21 62 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, hal. 17

  • 41

    keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama

    itu bisa dimodifikasi secara nyata.63

    Dalam bimbingan manasik haji, metode simulasi

    merupakan metode yang tepat untuk mengkondisikan

    keadaan pada saat berhaji seperti melaksanakan rukun

    dan wajib haji.

    Metode ini sangat membantu para jamaah dalam

    menambah pengetahuannya serta dapat mempunyai

    gambaran apa saja yang akan dilakukan selama ditanah

    suci.

    b. Bentuk Bimbingan Massal

    Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di

    Kabupaten/Kota oleh Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

    Bimbingan massal ini dilakukan selama 3 (tiga) kali

    pertemuan.64

    Adapun metode yang digunakan dalam bimbingan

    massal ini hampir sama dengan metode yang dipakai oleh

    bentuk bimbingan kelompok yang telah disebutkan

    sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya menggunakan

    metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Dikarenakan

    bentuk bimbingan massal ini merupakan bentuk bimbingan

    umum yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah tingkat

    Kota/Kabupaten.

    63 Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 129

    64 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah

    Jakarta..hal.8

  • 42

    C. Ibadah Haji

    1. Pengertian Ibadah Haji

    Kata haji menurut bahasa ialah Alqoshdu yang artinya

    menyengaja, sedangkan menurut istilah yaitu suatu amal ibadah

    yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi baitullah di Makkah

    Almukarramah dengan maksud beribadah mengharap ridho Allah

    dengan syarat dan rukun tertentu meliputi wuquf, thowaf, sa’i dan

    amalan-amalan yang lainnya demi memenuhi panggilan Allah dan

    mengharap ridhoNya.65

    Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy sesuai yang dijelaskan dalam

    buku Ali Rokhmad, haji menurut bahasa ialah menuju ke suatu

    tempat berulang kaliatau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan.

    Sedangkan haji dalam pengertian terminologi, Pimay,

    mendefinisikan haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah)

    untuk melakukan beberapa amalan-amalan antara lain: Ihram,

    wuquf,thawaf, sa’i, tahallul, dan amalan-amalan lainnya dengan

    syarat, tetapi demi mematuhi panggilan Allah dan mengharap

    ridho dari Allah SWT. Sayid Sabiq dalam bukunya “Fiqh Al-

    Sunnah” menguraikan haji sebagai berikut, haji adalah

    mengunjungi Mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa’i,

    wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi perintah

    Allah dan mengharap keridhaan-Nya.66

    2. Macam-macam Ibadah Haji

    Ibadah Haji ada berbagai macam diantaranya:

    65 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya AL-ALIY, (Jakata:CV

    Diponegoro, 2005)h. 75 66 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

    1999), hal 45

  • 43

    a. Haji ifrad : seseorang yang berihram untuk

    mengerjakan ibadah haji saja. Dia tidak bertahallul dari

    Ihramnya kecuali setelah melempar Jumrah ‘Aqabah

    pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tidak ada kewajiban

    membayar dam.

    b. Haji tamattu’ : seseorang berihram untuk melaksanakan

    umroh pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu

    menyelesaikan Umrohnya dengan melaksanakan

    thawaf umroh, sa’i umroh kemudian tahallul, lalu dia

    tetap dalam kondisi tidak berihram. hingga datangnya

    hari tarwiyah yaitu tanggal 8 Dzulhijjah dan harus

    menyembelih hewan (membayar dam).

    c. Haji qiran : seseorang yang berihram untuk

    melaksanakan ibadah haji dan umroh secara

    bersamaan. Atau dia berihram untuk umroh lalu

    berihram untuk haji sebelum memulai thawafnya.

    Kemudian ia memasuki kota Makkah dan tetap pada

    ihramnya hingga selesai melaksanakan manasik

    hajinya sampai tanggal 10 Dzulhijjah dan wajib

    baginya untuk membayar dam.

    3. Dasar Hukum Haji dan Umrah

    Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Alhajj ayat 27 dan

    28

    حَلج ِّ َيَْتُ ْوَك رَِّجاالً َوَعلَى ُكل ِّ َفجٍ َضامٍِّر َيَْتِّْْيَ مِّْن ُكل َوَأذ ِّْن ِفِّ النَّاسِّ ِبِّْيٍق) ٍم مَّْعُلْوَماٍت َعلَى 27َعمِّ ْ َأَّيَّ ( لَِّيْشَهُدوْا َمَنافَِّع ََلُْم َويَْذُكُروْا اْسَم هللاِّ ِفِّ

    َما َرَزقَ ُهْم م ِّْن َبِّْيَمةِّ األَنْ َعامِّ

  • 44

    Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan

    haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,

    dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap

    penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat

    bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari

    yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada

    mereka berupa binatang ternak”67

    Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai Haji ْساَلُم َعلَى ََخٍْس َشَهاَدةِّ َأْن َ االِّ مًَّدا َرُسْوُل إَِّلَه إِّالَّ هللا، َوَأنَّ مَُ الَّ ُبِنِّ

    ، َوَصْومِّ َرمَ هللاِّ، َوإِّقَامِّ الصَّاَلةِّ، َوإِّيْ َتاءِّ الزَّكَ ، َوَحج ِّ البَ ْيتِّ َضانِّ اتِّ Artinya: “Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada

    Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rosulullah,

    mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa di

    bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)68

    4. Syarat, Rukun dan Wajib Haji

    Syarat Haji ialah ketentuan-ketentuan yang harus dimiliki oleh

    seseorang untuk melaksanakan ibadah haji. Para ulama Fuqoha

    telah bersepakat bahwa syarat wajib haji adalah Islam, Baligh,

    Berakal, Orang merdeka, dan mampu (Istitha’ah).

    Rukun Haji adalah amalan-amalan haji yang harus

    dilaksanakan dan apabila ditinggalkan salah satunya maka hajinya

    tidak sah. Rukun-rukun hajinya yaitu:

    a. Niat Ihram

    Menurut bahasa Ihram berarti larangan-larangan.

    Adapun yang dimaksud Ihram dalam perbuatan haji

    adalah meniatkan salah satu dari dua ibadah, haji dan

    umroh atau meniatkan keduanya sekaligus. Hal ini

    67 Q. S. Alhajj 27-28 68 H. R. Bukhari & Muslim

  • 45

    diwujudkan dalam bentuk mengganti pakaian biasa

    dengan pakaian Ihram. Pakaian Ihram adalah kain putih,

    bagi laki-laki terdiri atas dua helai yang tidak berjahit.

    Pakaian Ihram untuk perempuan menutup seluruh

    tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan, tidak

    disyari’atkan tanpa jahitan.69

    Niat ihram umrah (bagi yang berhaji tamattu’)

    لَب َّْيَك اَللَُّهمَّ ُعْمَرةً Niat Ihram Haji (bagi yang berhaji ifrad)

    ا لَب َّْيَك اللُهمَّ َحجًّNiat Ihram Haji dan Umrah (bagi yang berhaji qiran)

    و ُعْمَرًة لَب َّْيَك اللُهمَّ َحجًّا b. Wukuf di Arafah

    Wukuf ialah keberadaan seseorang di Arafah,

    walaupun sejenak, dalam waktu antara tergelincir

    matahari (Ba’da zawal) tanggal 9 Dzulhijjah (hari arafah)

    sampai terbit fajar hari Nahar tanggal 10 Dzulhijjah.

    c. Thawaf.

    Thawaf merupakan salah satu ibadah yang dilakukan

    di Baitullah, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh

    putaran. Dilakukan setelah wukuf di Arafah dan mabit di

    muzdalifah tanggal 10 Dzulhijjah.

    Ada beberapa macam Thawaf diantaranya Thawaf

    Qudum yaitu thawaf yang dilakukan oleh orang yang

    69 Ishak Farid, Ibadah Haji dalam Filsafat Hukum Islam..,hal 54

  • 46

    baru tiba di Makkah sebagai penghormatan terhadap

    Ka’bah. Thawaf rukun (Ifadah dan Umrah) Thawaf

    Ifadah yaitu thawaf rukun haji, dikenal juga dengan sadr

    (inti) atau thawaf ziarah sedangkan thawaf Umrah ialah

    thawaf yang dilakukan setiap melakukan Umrah wajib

    maupun sunah. Yang ke empat yaitu Thawaf sunat yaitu

    thawaf yang dilakukan setiap saat ketika seseorang

    berada dalam Masjidil Haram dan yang bersangkutan

    menggunakan pakaian biasa. Dan yang terakhir ialah

    Thawaf wada’ yaitu thawaf pamitan yang dilakukan oleh

    setiap orang yang selesai melakukan ibadah Haji/Umrah

    dan akan meninggalkan kota Makkah.

    Memulai tawaf yaitu dengan menhadapkan muka

    dengan mengangkat tangan sambil membaca

    ُ اَْكَب بِّْسمِّ اّلل ِّ َواّلل Setiap putaran di mulai dan diakhiri di rukun hajar

    aswad sebanyak 7 kali putaran. Orang yang sedang

    thawaf disunnahkan dalam keadaan khusyu’,

    merendahkan diri kepada Allah, menghadirkan dalam

    hatinya, mengingat dosa yang pernah dilakukan dan

    memohon ampunanNya, dan disunnahkan pula membaca

    do’a thawaf dengan do’a yang dikehendaki, tidak ada

    do’a khusus setiap putaran thawaf, diperbolehkan thawaf

    dengan membaca Alquran atau membaca do’a-do’a

    dengan bahasa selain bahasa arab. Namun demikian doa

  • 47

    yang dibaca Nabi ketika thawaf dari putaran pertama

    sampai putaran ke tujuh 70

    ُ اَْكبَ ُر َو الَ ُسْبَحاَن اّلل هِّ َواحْلَْمُدّلل هِّ َوالَاِّلهَه اِّ ُ َو اّلل ه َة اِّالَّ َحوْ الَّ اّلل ه َل َوالَ قُ وَُّ اْلَعلِّي ِّ اْلَعظِّْيمِّ ّلل ه ِبِّ

    Setiap melintasi atau melewati antara rukun yamani

    dan hajar aswad membaca

    نْ يَ َرةِّ َحَسَنًة َوقَِّنا َعَذابَ ا َحَسَنًة َوِفِّ رَب ََّنا آتَِّنا ِفِّ الدُّ النَّارِّ اآلخِّ Setelah selesai thowaf, sholat su