Download - Hidroponik Substrat
Abdul Rohiim H0711001
Galuh Novikah H0711044
Hidroponik Substrat
Pada masa kini, bidang pertanian semakin hari
semakin maju untuk menyelasaikan masalah-
masalah yang telah muncul.
Salah satu dari masalah tersbut adalah lahan
pertanian. Lahan pertanian sekarang ini semakin
sempit disebabkan oleh kemajuan teknologi juga,
lahan digunakan untuk bangunan, tempat
hiburan, dan lain-lainnya.
Latar Belakang
Padahal, Pemerintah di Negara Indonesia sudah
menyadari bahwa hampir 90% dari masyarakat adalah
petani, jadi saat lahan pertanian dipakai untuk hal-hal
lainnya, maka hidup petani akan semakin bertambah sulit.
Berkaitan dengan masalah tersebut, dengan
kemajuaannya teknologi pertanian maka ada sebuah
solusi muncul untuk dapat membantu situasi pertanian
kita. Dikarenakan oleh sempitnya lahan pertanian maka
solusi ini berupa system tanam, lebih tepatnya media non
tanah. Media ini berupa udara, air, pasir, arang sekang
dan lain sebagainya.
Ada dua macam sistem hidroponik. Pertama,
hidroponik dengan mempergunakan media non tanah
seperti; pasir, arang sekam, zeolit, rockwoll, gambut,
sabut kelapa, dan lain sebagainya.
Kedua, hidroponik dengan hanya mempergunakan air
yang mengandung nutrien atau pupuk yang
bersirkulasi sebagai media, akar tanaman terendam
sebagian dalam air tersebut, biasanya sistem ini
disebut dengan NFT (Nutrien Film Technical).
Hidroponik
Sistem hidroponik substrat merupakan metode budidaya
tanaman di mana akar tanaman tumbuh pada media porus
selain tanah yang dialiri larutan nutrisi sehingga
memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan
oksigen secara cukup.
Hidroponik substrat tidak menggunakan air sebagai
media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan
oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya
fungsi tanah.
Hidroponik Substrat
Karakteristik substrat harus bersifat inert dimana
tidak mengandung unsur hara mineral. Media
tanam hidroponik harus bebas dari bakteri,
racun, jamur, virus, spora yang dapat
menyebabkan patogen bagi tanaman.
Fungsi utama substrat adalah untuk menjaga
kelembaban,dapat menyimpan air dan bersifat
kapiler terhadap air.
Media yang baik bersifat ringan dan dapat
sebagai penyangga tanaman.
Pemberian nutrisi pada tanaman dapat diberikan
melalui substrat yang akan diserpa oleh akar
tanaman. Larutan nutrisi dibuat dengan cara
melarutkan garam-mineral ke dalam air.
Ketika dilarutkan dalam air, garam-mineral ini
akan memisahkan diri menjadi ion. Penyerapan
ion-ion oleh tanaman berlangsung secara
kontinue dikarenakan akar -akar tanaman selalu
bersentuhan dengan larutan.
Kelebihan :Dapat menyerap dan menghantarkan airTidak mempengaruhi pH airTidak berubah warnaTidak mudah lapukKekurangan :Populasi tanaman tidak terlalu banyakTerlalu banyak menggunakan wadahMudah ditumbuhi lumut
Kelebihan dan Kekurangan
Memilih substrat yang sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya: arang sekam, pasir, pecahan batu bata
Bila menggunakan lebih dari satu macam substrat, maka harus dilakukan perbandingan yang sesuai. Misalnya sustrat pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1
Memasukkan substrat pada pot/polybagMenanam bibit tanaman pada pot/polybagMerendam pot/polybag tersebut dalam wadah
yang berisi nutrisi sedalam ± 5 cm
Tehnik Hidroponik Substrat
Kemampuan mengikat kelembaban suatu media
tergantung pada ukuran partikel, bentuk, dan
porositasnya.
Di samping harus mampu menahan air, media
juga harus meneruskan air (mempunyai drainase
yang baik). Sesuai syarat ini, media atau substrat
yang partikelnya berukuran halus sebaiknya
dihindari.
Media Substrat
Substrat Beracun :
Serbuk gergaji
Media batu apung dan pasir dari laut
Substrat sebaiknya tidak terbuat dari bahan
empuk.
Substrat sebaiknya tidak bertepi tajam
Permasalahan Media Substrat
Artinya membersihkan substrat yang telah lama
terpakai yang kemungkinan besar telah terserang
mikroorganisme patogen.
Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan
penguapan atau dengan bahan kimia.
Bahannya dapat menggunakan Batu apung pemutih
(klorin / natrium hipoklorit) / asam hidroklorid.
Caranya direndam dalam air klorin sekitar 1,5 jam
dengan konsentrasi 1000 ppm lalu bilas dengan air
tawar.
Sterilisasi Substrat
Dalam sistem irigasi, larutan nutrien dipompa dan
diedarkan ke seluruh tanaman.
Setiap pemberian larutan nutrisi harus dapat
melembabkan barisan tanaman secara seragam.
Dengan menggunakan tensiometer yang diletakkan di
substrat.
Air yang diberikan tidak boleh terikat oleh pori
partikel. Ruang antarpartikel dalam substrat harus diisi
uap.
Irigasi Substrat
Pada kebanyakan sistem irigasi, pengisian uap air hanya
terjadi pada siang hari, tidak seharian.
Frekuensi irigasi tergantung pada permukaan substrat,
tahap pertumbuhan tanaman, dan faktor iklim.
Substrat yang permukaannya kasar dan bentuknya teratur
perlu disiram lebih sering dibanding yang bentuknya tidak
teratur, porus, atau partikelnya kecil-kecil.
Partikel halus, seperti pasir atau serbuk gergaji, cukup 2-3
kali disirami dalam sehari, sedangkan partikel kasar
seperti batu apung perlu diairi sejam sekali sepanjang hari.
Gambar Hidroponik Substrat
?
Terima KasihRabu
18 September 2013