Download - Inflasi
BAB 10
INFLASI
A. PENDAHULUAN
Tingkat inflasi adalah persentasi kecepatan kenaikan harga-harga
dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan sampai di mana burukrya masa!ah ekonomi yang dihadapi
suatu negara pada tahun tersebut. Dalam perekonomian yang berkembang
pesat, pada umumnya disetiap negara terjadi inflasi yang rendah, yaitu
berkisar 2% sampai 4% pertahun dan ini tidak dapat dielakkan, inflasi seperti
ini dinamakan inflasi merayap. Pada kondisi perkembangan ekonomi yang
kurang baik, sering sekali terjadi inflasi yang Iebih serius, yaitu mencapai 5%
sampai 10% atau lehih tinggi. Bahkan jika pada satu negara terjadi
peperangan atau ketidakstabilan politik, inflasi dapat mencapai angka yang
sangat tinggi, bisa ratusan bahkan ribuan persen. Inflasi seperti ini dinamakan
hiper inflasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN INFLASI
Berdasarkan faktor-faktor yang menimbulkannya, maka inflasi dapat
dibedakan menjadi inflasi tarikan permintaan dan inflasi desakan biaya.
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Terjadi pabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani
permintaan masyarakat yang terjadi di pasar produknya. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya kekurangan barang dan mendorong terjadinya
kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya terjadi pada saat
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat. Dalam periode seperti ini
permintaan masyarakat bertambah dengan pesat dan perusahaan pada
umumnya akan beroperasi pada kapasitas maksimal. Kelebihan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
permintaan yang masih terjadi akan menimbulkan kenaikan harga
(inflasi).
Terjadinya inflasi tarikan permintaan dapat diterangkan dengan grafik
berikut :
Kurva AS adalah kurva penawaran agregat, yang berbentuk horizontal
sampai pendapatan nasional Y1, selanjutnya mengalami kenaikan dan
membentuk garis vertikal pada titik Yf. Bentuk kurva seperti ini dapat
diartikan sebagai berikut :
(i) sampai pada pendapatan nasional mencapai titik Y1, penawaran
barang dalam perekonomian dapat ditambah tanpa meningkatkan
harga, yaitu tetap sebanyak P1
(ii) pada pendapatan nasional Y1 dan Yf penawaran hanya dapat
ditambah pada barga yang Iebih tinggi
(iii) pada pendapatan nasional mencapai titik Yf, perekonomian tidak
mampu lagi menamhah penawaran barang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Kurva AD0 hingga AD4 adalah kurva permintaan agregat, yang berbentuk
menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Ini menunjukan bahwa semakin
rendah tingkat harga, maka semakin banyak perbelanjaan masyarakat.
Keseimbangan pendapatan nasional dicapai saat AD=AS. Berdasarkan
syarat keseimbangan tersebut, berarti pendapatan nasional adalah Y0
apabila permintaan agregat adalah AD0 dan tingkat harga adalah P1.
Pertumbuhan ekonomi akan menambah pendapatan masyarakat, dan
pertambahan ini akan memindahkan permintaan agregat dari AD0 ke AD1.
Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah Y1. Tingkat harga
masih tetap P1 karena perusahaan belum beroperasi pada kapasitasnya
yang maksimal dan permintaan yang ada dapat dengan mudah dipenuhi.
Apabila pertumbuhan ekonomi selanjutnya meningkatkan lagi permintaan
agregat yaitu menjadi AD2, perusahaan-perusahaan telah mencapai
kapasitas penuh dan sukar menaikkan produksi, hal ini akan mendorong
mereka untuk menaikkan harga. Maka pada pendapatan nasional Y2
harga telah naik menjadi P2. Pertambahan permintaan agregat
selanjutnya, yaitu menjadi AD3 dan AD4 akan menimbulkan kenaikan
harga-harga yang Iebih cepat. Permintaan agregat AD3 mengakibatkan
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Kenaikan permintaan agregar menjadi AD4 tidak menambah pendapatan
nasional, yaitu tetap sebesar Yf, tetapi harga meningkat lebih cepat
menjadi P4.
Disarnping dalam masa pertumbuhan yang pesat dan tingkat kegiatan
ekonomi yang tinggi, inflasi tarikan permintaan dapat juga terjadi dalam
masa perang atau ketidakstabilan politik. Dalam kondisi seperti ini
biasanya pembelanjaan pemerintah jauh melebihi pendapatann yang
diperoleh dari pajak atau sumber lain. Oleh sebab itu pemerintah harus
mencetak uang dan meminjam dari bank-bank umum dan lembaga-
lembaga keuangan lainnya. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan
tersebut akan meningkatkan permintaan agregat dengan cepat. Apabila
perusahaan tidak dapat melayani pertambahan permintaan tersebut,
maka inflasi tarikan permintaan akan tetap terjadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
2. Inflasi Desakan Biaya
Merupakan masalah kenaikan harga-harga dalam perekonomian akibat
kenaikan biaya produksi. Pertambahan biaya produksi akan mendorong
perusahaan-perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus
mengambil resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan
barang-barang yang diproduksik.
Lebih jelasnya dapat diperhatikan dari grafik berikut :
Kurva AD0 dan AS0 masing-masing adalah kurva permintaan agregat dan
kurva penawaran agregat yang pertama kali terjadi dalam perekonomian.
Perekonomian negara mencapai keseimbangan pada pendapatan
nasional Y0 dan tingkat harga Y0. Selanjutnya misalkan dalam
perekonomian terjadi kenaikan biaya produksi di berbagai perusahaan
dan mendorong mereka untuk menaikan harga barang yang mereka
produksi. Tindakan ini akan memicu perpindahan kurva penawaran
agregat, yaitu dari AS0 menjadi AS1. Dengan demikian perekonomian
negara akan mencapai keadaan keseimbangan yang baru, yaitu pada
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
tingkat pendapatan nasional Y1 dan tingkat harga P1. Keadaan
keseimbangan seperti ini menunjukkan bahwa tingkat harga meningkat
sebagai akibat kenaikan biaya produksi, tetapi pendapatan nasional
merosot. Dan pada akhirnya mengurangi tingkat penggunaan tenaga
kerja (kesempatan kerja).
Apabila biaya produksi masih mengalami kenaikan, penawaran agregat
akan berpindah lagi ke atas, yaitu menjadi AS2. Perubahan inl akan
menaikkan lagi tingkat harga menjadi P2 tetapi menurunkan produksi
nasional menjadi Y2. Dengan demikian kenaikan biaya produksi dalam
perekonomian akan menimbulkan dua akibat buruk, yaitu disamping
terjadinya inflasi juga merosotnya tingkat produksi nasional maupun
kesempatan kerja. Peristiwa ekonomi seperti ini dinamakan stagflasi,
yaitu stagnasi dalam perekonomian yang dibarengi oleh inflasi. Masalah
seperti ini pernah dialami perekonomian dunia pada tahun 1970-an. Pada
tahun 1973 harga minyak yang diekspor negara-negara Arab mengalami
kenaikan sebanyak 3 kali lipat. Negara-negara industri seperti Eropa dan
Amerika Serikat adalah pengimpor minyak terbesar. Kenaikan harga
minyak menaikkan biaya produksi berbagai industri, dan mendorong
terjadinya inflasi desakan biaya yang serius, yang diikuti dengan
kemerosotan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Dan ini
merupakan kemerosotan kegiatan ekonomi dan masalah pengangguran
paling buruk yang pernah dialami negara-negara industri sejak Perang
Dunia Kedua.
Sering kali inflasi desakan biaya terjadi diikuti oleh kenaikan permintaan
agregat. Kenaikan harga-harga yang bersumber dari kenaikan biaya
produksi biasanya akan mendorong para pekerja untuk menuntut
kenaikan gaji guna mengimbangi kenaikan dalam biaya hidup. Kenaikan
gaji yang terjadi akan menambab permintaan agregat. Kenaikan ini akan
menimbulkan dua akibat, yaitu meningkatnya harga dan pendapatan
nasional berkembang. Keadaan ini dapat dilihat dari kurva diatas.
Perpindahan penawaran agregat dari AS0 menjadi AS1 dan seterus
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
menjadi AS2 akan mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah.
Pendapatan yang bertamhah akan menaikkan permintaan agregat seperti
terlihat pada perpindahan dari AD0 menjadi AD1. Dengan demikian
keseimbangan dicapai dalam perekonomian pada pendapatan nasional
Y4 dan tingkai harga P4. Keadaan ini menunjukkan tingkat harga lebih
meningkat lagi, tapi pendapatan nasional dicapai pada tingkat yang lebih
tinggi lagi dari awal (Y0). Dan ini akan mengurangi tingkat pengangguran.
Sering kali inflasi desakan biaya terjadi pada saat perekonomian hampir
atau telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu ketika
perekonomian menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja.
Kenaikan harga-harga barang dapat disebabkan oleh salah satu atau
gabungan dari tiga faktor berikut :
(i) para pekerja dalam perusahaan menuntut kenaikan upah
(ii) harga bahan mentah yang digunakan perusahaan bentambah tinggi
(iii) dalam perekonomian yang sedang mengalami perkembangan pesat,
maka pengusaha berusaha menaikkan margin keuntungannya.
C. DAMPAK INFLASI TERHADAP PEREKONOMIAN
Ada dua aspek negatif atau dampak yang dapat ditimbulkan karena
terjadinya inflasi, yaitu :
(i) dampak negatif pada perekonomian
(ii) dampak kepada individu-individu dan masyarakat
1. Dampak Negatif Pada Perekonomian
Sebahagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat
dapat dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan harga tersebut tidak lansung diikuti oleh kenaikan upah pekerja,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan
menggalakkan investasi di masa datang dan ini akan mewujudkan
percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tapi apabila inflasi menjadi
lebih serius keadaannya, perekonomian tidak akan berkembang seperti
yang diinginkan. Pengalaman beberapa negara yang pernah mengalami
hiper inflasi menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan
ketidakstabilan sosial dan politik, dan tidak mewujudkan pertumbuhan
ekonomi. Terlebih dahulu ekonomi harus distabilkan, dalam hal ini
termasuk usaha menstabilkan harga-harga, sebelum pentumbuhan
ekonomi yang teguh dapat diwujudkan.
Tidak terjadinya pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang
serius disebabkan oleh beberapa faktor penting sebagai berikut :
a. Pada masa inflasi terdapat kecenderungan pemilik modal
menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif.
Seperti membeli rumah, tanah dan menyimpan barang yang
berharga, karena lebih menguntungkan daripada melakukan investasi
yang produktif.
b. Tingkat bunga yang meningkat akan mengurangi investasi. Untuk
menghindari merosotnya nilai modal, maka institusi keuangan akan
menaikkan tingkat bunga atas pinjaman-pinjaman mareka. Makin
tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan
mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi
kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor
yang produktif.
c. Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di
masa depan. Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak
dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian
dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan
baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha
mengembangkan kegiatan ekonomi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
d. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi menyebabkan
harga barang impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan di
dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor
berkembang lebih cepat, tapi sebaliknya perkembangan ekspor akan
bertambah lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan Iebih
banyak daripada yang masuk ke dalam negeri. Berbagai
kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran,
defisit neraca pembayaran yang serius bisa terjadi. Hal ini selanjutnya
akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang.
2. Dampak Terhadap Individu-individu dan Masyarakat
Dampak negatif inflasi terhadap individu dan masyarakat dapat dibedakan
menjadi tiga aspek sebagai berikut :
a. Memperburuk distribusi pendapatan. Pada masa inflasi nilai kekayaan
tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan
mengalami kenaikan harga, kadangkala lebih cepat dari kenaikan
inflasi itu sendiri. Sebaliknya, sebagian besar masyarakat terutama
yang berpendapatan rendah, pendapatan riilnya merosot sebagai
akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan
distribusi pendapatan.
b. Pendapatan riil merosot. Sebahagian tenaga kerja di setiap negara
terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya
kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan
mereka. Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan
kemerosotan pendapatan riil sebahagian besar tenaga kerja. Ini
beranti kemakmuran masyarakat juga merosot.
c. Nilai riil tabungan merosot. Dalam perekonomian biasanya
masyarakat menyimpan sebahagian kekayaannya dalam bentuk
deposito dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan
tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang-
pemegang uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai
riilnya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
D. KETERKAITAN INFLASI DAN PENGANGGURAN
Pada materi-materi sebelumnya telah dibahas bahwa setiap negara
bercita-cita untuk mewujudkan tahap kegiatan ekonomi yang mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa infIasi. Dalam kenyataannya
hal tersebut sngat sulit dicapai. Dari dulu ahli-ahli ekonomi telah menyadari
bila tingkat pengangguran rendah, maka masalah inflasi akan terjadi, makin
rendah tingkat pengangguran, makin tinggi tingkat inflasi. Sebaliknya apabila
terdapat masalah pengangguran yang serius, tingkat harga relatif stabil.
Berarti tidak mudah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dan kestabilan harga secara serentak.
Kedua faktor diatas digambarkan dengan kurva yang sangat dikenal
dengan kurva Phillips (Profesor A.W. Phillips, tahun 1950), bentuk kurva
tersebut adalah sebagai berikut :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Dalam menentukan cini-cini hubungan antara tingkat kenaikan upah
dengan tingkat pengangguran Phillips mengumpulkan data tentang kedua
faktor tersebut di Inggris antara tahun 1861 dan 1957. Data yang
diperolehnya digambarkan dalam suatu grafik seperti terlihat diatas.
Setiap titik dalam grafik tersebut menggambarkan tingkat kenaikan
upah dan tingkat pengangguran yang berlaku di suatu tahun terteutu. Titik A
misalnya, menggambarkan bahwa pada suatu tahun tertentu upah mengalami
kenaikan sebanyak 4% dan tingkat pengangguran 8%, sedangkan titik B
menunjukkan pada tahun lainnya tingkat upah naik sebanyak 9% dan tingkat
pengangguran hanya mencapai 4%. Berdasarkan data yang dikumpulkan
secara statistik Phillips menganalisis sifat hubungan antara tingkat kenaikan
upah dan tingkat pengangguran.
Sifat umum dari kurva Phillips adalah pada mulanya penurunannya
sangat curam, tapi semakin lama semakin bertambah landai. Bentuk kurva
seperti ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Apabila tingkat pengangguran sangat rendah, tingkat upah semakin cepat
kenaikannya. Perhatikan titik E dan F. Titik E menggambarkan
pengangguran adalah 3% dan kenaikan upah 9%. Sedangkan titik F
menggambarkan tingkat pengangguran adalah 4% dan tingkat kenaikan
upah mencapai 6,5%.
2. Apabila tingkat pengangguran relatif tinggi, kenaikan upah relatif lambat.
Keadaan ini ditunjukkan dengan jelas oleh pergerakan dari titik C ke titik
D. Pengurangan tingkat pengangguran dari 10% ke 8% hanya menaikkan
upah sebanyak hampir 1,5%.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Selain itu Kurva Phillips juga digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara tingkat kenaikan harga dengan tingkat pengangguran.
Untuk itugrafik yang dibuat haruslah menggambarkan keadaan kedua
variabel tersebut. Dengan demikian grafik yang digambarkan harus diubah
seperti berikut :
Bentuk kurva Phillips diatas tidak jauh berbeda dengan kurva Philips
sebelumnya, ini berarti sifat hubungan antara inflasi harga dan tingkat
pengangguran tidak berbeda dengan sifat hubungan antara inflasi upah dan
tingkat pengangguran seperti yang diterangkan sebelumnya. Pada waktu
pengangguran tinggi kenaikan harga-harga relatif lambat, tapi makin rendah
pengangguran akan semakin tinggi tingkat inflasi yang terjadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Disamping cini-ciri dasar yang bersamaan ini, perlu disadari
perbedaan antara kedua kurva diatas yaitu apabila kedua-duanya
digambarkan dalam satu grafik, kurva kedua akan terletak di bawah pertama.
Artinya, pada suatu tingkat pengangguran tertentu inflasi upah Iebih cepat
dari inflasi harga. Sebagai contoh, dalam grafik pertama ditunjukkan tingkat
kenaikan upah kira-kira 6,5% pada saat pengangguran 8%. Sedangkan kurva
kedua menunjukkan inflasi harga hanya melebihi 4% ketika tingkat
pengangguran 4%. (Lihat titik F pada kedua grafik).
Perbedaan ini disebabkan karena adanya kenaikan produktivitas yang
bersamaan terjadinya dengan kenaikan upah. Sebagai akibat kenaikan
produkiivitas tersebut biaya Produksi tidak meningkat secepat kenaikan upah
dan menyebabkan kenaikan harga lebih rendah dari kenaikan upah.
Kedua kurva Phillips yang digambarkan diatas merupakan suatu
penaksiran kasar yang menunjukkan hubungan di antara kenaikan tingkat
upah atau harga dengan tingkat pengangguran di negara-negara industri
yang sudah maju perekonomiannya. Sifat hubungan yang sebenarnya
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, dan berbeda pula di
antara satu periode dengan periode lainnya.
Observasi mengenai sifat hubungan tersebut sejak tahun 1960an di
Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dalam masa tiga dekade
yang lalu telah terjadi perpindahan kurva Phillips. Kurva Phillips untuk tahun
1970an adalah lebih tinggi dari kurva Phillips untuk tahun l960an, sedangkan
pada tahun 1980an kurva Phillips berada di bawah kurva Phillips tahun
1960an.
Perhatikan Kurfa pada grafik dibawah ini, Kurva (1) menggambarkan
kurva Phillips yang berlaku dalam tahun 1960an. Titik A menunjukkan pada
tingkat pengangguran sebesar 3%, tingkat kenaikan upah mencapai 3%.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Kurva (2) menggambarkan kurva Phillips untuk tahun 1970an. Dalam
dekade tersebut berlaku kenaikan harga minyak di pasaran dunia menjadi
beberapa kali lipat. Ini menimbulkan kenaikan biaya produksi yang tinggi.
Keadaan ini saja telah menimbulkan inflasi harga. Pada masa berikutnya para
pekerja menuntut kenaikan upah dan tuntutan ini mempercepat kenaikan
harga. Sebagai akibatnya, pada setiap tingkat pengangguran, tingkat
kenaikan harga adalah lebih tinggi. Sebagai contoh, titik B pada kurva (2)
menunjukkan tingkat pengangguran sebanyak 3%, tingkat kenaikan harga
mencapai 4,5%. Kurva Phillips untuk dekade l980an ditunjukkan oleh kurva
(3). Dalam dekade ini harga minyak di pasaran dunia menurun dan teknologi
produksi yang menghemat penggunaan minyak berkembang dengan pesat.
Disamping itu terdapat pula kemajuan teknologi lain dan perbaikan dalam
kebijakan pemerintah dalam mendorong kegiatan ekonomi. Sebagai
akibatnya perekonomian dapat berkembang tanpa menghadapi inflasi yang
serius. Titik C menunjukkan pada tingkat pengangguran sebesar 3%,
kenaikan harga-harga hanya mencapai 1%.
Ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa dalam jangka panjang kurva
Phillips berbentuk tegak lurus, seperti yang ditunjukkan oleh kurva LRPC
pada grafik dibawah ini. Dalam analisis mengenai kurva Phillips, yang
dimaksudkan dengan jangka panjang adalah suatu periode yang
memungkinkan ekspektasi mengenai inflasi menyesuaikan sepenuhnya
dengan inflasi yang sedang terjadi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Kurva LRPC yang tegak lurus pada sumbu datar di titik UN
menunjukkan tingkat penganguran alamiah atau natural rate of
unemployment. Misalkan tingkat pengangguran alamiah sekitar 5%. Dalam
keadaan yang sebenarnya tidak sorang ahli ekonomipun dapat menyatakan
persentasi yang sebenarnya, ada yang berpendapat melebihi dari tingkat
tersebut dan ada yang berpendapat kurang dari 5%. Yang penting diingat,
yang dimaksudkan dengan pengangguran alamiah adalah pengaugguran
yang terdiri dari pengangguran normal dan pengangguran struktural. Dengan
demikian tingkat pengangguran alamiah merupakan perbandingan antara
jumlah pengangguran normal dan struktural dengan jumlah angkatan kerja.
Kurva I, II dan Ill merupakan kurva Philips jangka pendek. Kurva I
memotong kurva LRPC di titik A. Berarti.pengangguran pada ketika ini adalah
5% dan tingkat inflasi 2%. Misalkan pemerintah ingin mengusahakan agar
tingkat penganguran lebih rendah lagi. Untuk itu dapat dijalankan kebijakan
fiskal dan moneter. Pengeluaran agregat bertambah, dan mendorong
perusahaan untuk menambah produksi untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Lebih banyak pekerja digunakan dan angka pengangguran turun,
tetapi inflasi meningkat. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik B. Kenaikan inflasi
mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah. Keuntungan perusahaan
merosot dan ada yang mengalami kerugian. Maka sebagai akibat tuntutan
kenaikan upah tersebut dan kerugian yang ditimbulkannya para pengusaha
mengurangi jumlah pekerja dan pengangguran meningkat dan mencapai titik
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
UN kembali. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik C pada kurva Phillips jangka
pendek yang kedua (II).
Pengangguran yang dianggap tinggi tersebut sekali lagi mendorong
pemerintah menjalankan kebijakan fiskal dan moneter. Peristiwa yang sama
berulang kembali. Perbelanjaan agregat, kegiatan perusahaan meningkat dan
lebih banyak pekerja digunakan. Maka pengangguran menurun dan
pendapatan nasional bertambah, tapi inflasi juga meningkat. Keadaan ini
ditunjukkan oleh titik D. Inflasi yang makin tinggi menyebabkan tuntutan
kenaikan gaji yang semakin tinggi pula. Mereka ingin mempertahankan
pendapatan riil. Keuntungan perusahaan-perusahaan mulai merosot dan
banyak yang mengalam kerugian. Mereka akan mangurangi penggunaan
tenaga kerja dan pengangguran meningkat kembali dan akhirnya mencapai
tingkat alamiah. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik E pada kurva Philips III.
Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa apabila pengangguran telah
mencapai tingkat alamiah, usaha-usaha pemerintah untuk mengurangi tingkat
pengangguran pada ahhirnya bukan mengakibatkan penurunan tingkat
pengangguran tetapi mengakibatkan kenaikan harga-harga. Dengan kata lain,
dalam jangka panjang kurva Phillips berbentulk tegak Iurus (vertikal),
pengangguran akan tetap sebesar UN walau seberapa tinggipun tingkat
inflasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
EKONOMI MAKRO 8
EKONOMI MAKRO 3
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO