Download - KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS …
116 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN
GUNUNG PUTRI JAWA BARAT
Nia Yuliani1, Nurlela2, Novia Angraeni Lestari3
1Program Studi Biologi FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor
Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 2,3Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor
Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217
E-mail : 1)[email protected], 2)[email protected]
ABSTRAK
Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi
standar kualitas. Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat merupakan daerah bekas
persawahan yang menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun logam. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kualitas dan tingkat pencemaran air sumur bor di daerah Gunung Putri. Metode
pengambilan sampel dengan metode acak stratifikasi, pengukuran kualitas air digunakan analisis
parameter fisika dan kimia serta penentuan status air digunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil
penelitian menunjukkan, parameter yang memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter suhu
26,4oC - 27,4oC, kekeruhan 0,97 - 5,03 NTU, TDS 30,02 - 211,27 mg/L, sulfat 4 - 81 mg/L, nitrat
0,0 - 1,0 mg/L, nitrit 0,001 - 0,007 mg/L, klorida 0,5 - 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 - 6,99 mg/L, pH
6,7 - 7,2, timbal 0,000 - 0,024 mg/L, kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 - 0,04
mg/L, sedangkan untuk parameter bau, rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi
baku mutu yaitu sampel air sumur 4, 12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/L,
sampel 12 yaitu 1,998 mg/L, dan sampel 19 yaitu 1,178 mg/L. Tingkat pencemaran air sumur bor di
Perumahan Gunung Putri tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih.
Kata kunci: Baku mutu, kualitas air, pencemaran
1. PENDAHULUAN
Air bersih menjadi sangat penting untuk aktivitas kehidupan masyarakat yang sangat dinamis,
sehingga harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Sering dijumpai banyak
penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang baik kualitasnya. Tentu saja hal ini dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Air yang berkualitas
buruk dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia, ataupun kerusakan ginjal.
Hal ini terjadi karena terdapatnya logam-logam berat yang bersifat toksik (racun) yang terakumulasi
dalam tubuh [13]. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyebabkan kualitas
air menurun sehingga air tersebut tidak dapat digunakan seperti yang diharapkan. Kondisi air yang
demikian disebut dengan air yang tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing
seperti limbah rumah tangga, limbah pabrik ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang
diperbolehkan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air dapat ditinjau dari jenis sumur. Terdapat dua
jenis sumur yaitu sumur gali dan sumur bor. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan
air tanah dangkal. Sedangkan sumur bor dibuat dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih
dalam sehingga sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumur gali
memiliki kualitas air yang kurang baik dibandingkan dengan sumur bor. Namun ada kalanya sumur
bor pun bisa mengandung zat-zat atau sifat yang tidak seharusnya dikarenakan faktor-faktor tertentu
[10].
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 117
Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat, merupakan daerah bekas lahan
persawahan yang dapat menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun mineral-mineral logam. Air
sumur bor di perumahan tersebut dipakai oleh warga untuk aktivitas seperti mandi dan mencuci tapi
tidak untuk air minum. Untuk mengetahui kualitas air sumur bor di kawasan perumahan Gunung
Putri Jawa Barat maka dilakukan penelitian, dilihat dari segi parameter kimia dan fisika air sumur
bor dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan untuk mengetahui tingkat pencemaran air
sumur bor kawasan Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat .
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Sampel dalam penelitian adalah
air sumur bor yang berada di perumahan Gunung Putri Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode acak stratifikasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
[8], sehingga diperoleh 20 sampel .Sampel 1 (S1), sampel 2 (S2), dan seterusnya sampai dengan
Sampel 20 (S20) .
n1 = 𝑁1
𝑁× 𝑛
Keterangan :
KK = Kepala Keluarga
RT = Rukun Tetangga
N1-4 = Jumlah KK 1 RT
N = Jumlah Seluruh Populasi KK
n1- n4 = Jumlah Sampel
n = Jumlah Sampel Seluruhnya
Alat yang digunakan untuk analisis yaitu: Inductive Couple Plasma (ICP) Varian 720 ES,
Spektrofotometer HACH DR 5000, turbidimeter, pH Meter, oven, termometer, desikator, neraca
analitik, pompa penghisap, indikator pH universal, waterbath, kertas saring, statif, gunting, timer,
labu takar, dan alat-alat gelas lainnya. Bahan-bahan yang digunakan yaitu, sehingga di sampel air
sumur bor sebanyak 1 liter tiap titik sampel, serbuk SulfaVer 4 Sulfate reagent powder pillow,
NitraVer 5 Nitrate reagent powder pillow dan NitriVer 3 Nitrite reagent powder pillow, Larutan
Mercuric Thiocyanate solution dan Larutan Ferric Ion Solution, CyaniVer 3 Cyanide Reagent
Powder Pillow, CyaniVer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow, CyaniVer 5 Cyanide Reagent Powder
Pillow, larutan standar induk Fe, Mn, Cd, dan Pb masing-masing 1000 mg/L
Parameter yang diamati yaitu analisis fisika meliputi bau, rasa, suhu. kekeruhan, dan jumlah
zat padat terlarut . Sedangkan pengamatan parameter kimia meliputi analisis , pH, nitrat, nitrit, sulfat,
klorida, sianida, kesadahan, logam (Pb, Mn, Cd. Fe). Analisis data dilakukan dengan mengacu
kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air untuk kualitas air bersih, dan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Parameter Fisika
a. Bau
Baku mutu air bersih untuk parameter bau adalah tidak berbau berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
beberapa sampel air yang memiliki bau yaitu bau karat untuk S4, S12, dan S19. Kemungkina adanya
bau ditimbulkan dari kadar Fe yang melebihi baku mutu air bersih. Adanya bau pada sampel air turut
menyebabkan timbulnya rasa pada sampel.
118 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
b. Rasa
Air kemungkinan dapat berasa pahit, asin, dan sebagainya. Adanya rasa menunjukkan bahwa
air tersebut telah terkontaminasi oleh berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena
itu persyaratan yang harus dipenuhi oleh air minum dan air bersih adalah harus tidak berasa .
Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa sampel air sumur bor yang berasa yaitu S4,
S12, dan S19. Adanya air yang berasa, kemungkinan terdapat kandungan tertentu dalam air sumur
bor yang tinggi diantaranya besi, zat organik ataupun zat kimia lainnya. Rasa yang terdapat dari
ketiga sampel air tersebut yaitu sedikit asam. Kemungkinan rasa tersebut ditimbulkan oleh kadar besi
yang melebihi baku mutu air bersih yang dipersyaratkan . Suhu air yang tinggi dapat membantu
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa air dan wadah air. Suhu di atas Baku Mutu Air Bersih
dapat menyebabkan kandungan zat-zat beracun bereaksi terhadap air sehingga air menjadi tercemar
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, standar suhu untuk air
bersih adalah suhu udara ± 3oC.
c. Suhu
Suhu udara yang terukur pada saat pengukuran sampel yaitu 26,8 oC. Suhu air yang diteliti
berada pada suhu antara 26,4oC hingga 27,4oC. Seluruh sampel air sumur yang diteliti masih berada
pada kisaran suhu yang diperbolehkan dan tergolong suhu air normal.
d. Kekeruhan
Kekeruhan menunjukkan adanya partikel-partikel dari tanah dan kemungkinan adanya
kontaminasi logam-logam seperti besi, mangan, dan sebagainya [5]. Standar parameter kekeruhan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 25
NTU (Nephelometric Turbidity Units).Hasil pengukuran menunjukkan bahwa seluruh sampel masih
masuk ke dalam standar parameter kekeruhan yaitu 1,09 hingga 4,77 NTU. Kekeruhan dipengaruhi
pula oleh zat yang tersuspensi seperti kotoran atau lumpur dan Jumlah Zat Padatan Terlarut (TDS) .
Semaakin banyak zat yang tersuspensi, dan zat terlarut, makin tinggi pula nilai kekeruhan.
e. Warna
Pemeriksaan warna dilakukan secara langsung dengan indera penglihatan. Warna air dapat
disebabkan oleh adanya ion-ion logam alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air, dan
buangan industri.. Hasil pengamatan di tempat pengambilan sampel (in situ) menunjukkan terdapat
beberapa sampel yang sedikit berwarna kekuningan yaitu untuk S4 dan S12. Adanya warna
kekuningan timbul dikarenakan adanya kandungan besi dalam air
f. Jumlah Zat Padat Terlarut/Total Dissolved Solid (TDS)
Jumlah padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam
air, mineral dan garam-garamnya [5]. Standar parameter Jumlah Padatan Terlarut/TDS berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 1500 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel di Perumahan Gunung Putri memiliki
kandungan TDS yang berada di bawah ambang batas maksimum untuk kualitas air bersih yaitu
berkisar antara 30,02 hingga 211,27 mg/L. S15 dan S16 memiliki kadar TDS yang lebih tinggi
dibanding sampel lainnya, yang sebanding dengan tingkat kekeruhannya. Kemungkinan hal tersebut
disebabkan letak sumur bor berada tidak jauh dari sawah kecil, sehingga pengotor/partikelnya dapat
ikut terbawa air tanah lalu merembes ke air sumur tersebut.
3.2 Parameter Kimia
a. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) air yang lebih kecil dari 6,5 atau pH asam meningkatkan korosifitas
pada benda-benda logam, menimbulkan rasa tidak enak dan dapat menyebabkan beberapa bahan
kimia menjadi racun yang mengganggu kesehatan [14]. Standar parameter pH berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu berkisar antara 6,5 hingga 9,0, dan dari
penelitian didapatkan hasil pH yang masih memenuhi baku mutu air bersih yaitu berkisar antara 6,7
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 119
hingga 7,2. pH dapat mempengaruhi kadar besi dalam air, pH yang rendah atau cenderung asam
dapat melarutkan besi sehingga menimbulkan kadar besi yang tinggi dalam air. pH juga
mempengaruhi rasa pada air, pH yang rendah menimbulkan rasa masam pada air, sedangkan pH
tinggi menimbulkan rasa cenderung pahit pada air.
b. Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2
-)
Nitrat menjadi perhatian khusus karena tingginya kadar nitrat dalam air dapat mengakibatkan
sindrom bayi biru atau methemoglobinemia [6]. Nitrat dan Nitrit adalah ion-ion anorganik alami,
yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Pencemaran oleh adanya kemungkinan penggunaan
pupuk, mengingat dahulunya perumahan Gunung Putri merupakan sawah, yang dapat meningkatkan
kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan
mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. Standar parameter nitrat berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 10 mg/L. Kandungan nitrat pada
seluruh sampel air masih masuk dalam ambang batas maksimum yang disyaratkan yaitu berkisar
antara 0,0 mg/L hingga 1,0 mg/L sehingga masih memenuhi syarat berdasarkan persyaratan kualitas
air bersih. Kadar nitrat paling rendah yaitu nol terkandung pada S5, S9, S12. Sedangkan hasil
penelitian untuk kadar nitrit menunjukkan bahwa kadar nitrit berkisar diantara 0,001 hingga 0,007
mg/L dan secara keseluruhan masih masuk dalam standar baku mutu air bersih yaitu maksimum1,0
mg/L. Kadar nitrat dan nitrit yang rendah kemungkinan disebabkan sumur bor tersebut tidak
mendapat kontaminasi nitrat ataupun nitrit tanah alami, dan nitrat dari pembuangan limbah rumah
tangga, selokan, sawah, atau pun sungai sekitar Perumahan Gunung Putri .Nitrit di perairan secara
alami sifatnya tidak stabil karena mudah teroksidasi menjadi nitrat karena adanya oksigen.
c. Sulfat (SO42-)
Permasalahan yang diakibatkan oleh adanya sulfat dalam air adalah bau dan masalah korosi
pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi
anaerobik (Sutrisno, 2004). Standar parameter sulfat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 400 mg/L. Hasil penelitian terhadap semua
sampel air sumur bor untuk parameter sulfat masih berada di bawah ambang batas maksimum yang
diperbolehkan untuk air bersih yaitu 4 hingga 81 mg/L. Kadar sulfat yang diperoleh cukup fluktuatif.
S2, S9 dan S15 mempunyai kadar yang lebih tinggi dibanding sampel yang lainnya, hal ini faktor
geologi batuan penyusun dan daerah perumahan adalah bekas persawahan.
d. Klorida (Cl-)
Sumber klorida dalam air permukaan dan air tanah dapat terjadi secara alami dan akibat
kegiatan manusia seperti air limpasan, penggunaan pupuk anorganik, air lindi dari persampahan,
limbah septic tank, pakan ternak, limbah industry, saluran drainase/irigasi dan intrusi air laut di
wilayah pesisir [11]. Standar parameter klorida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 600 mg/L. Hasil penelitian terhadap seluruh sampel
air sumur bor di daerah Gunung Putri Jawa Barat menunjukkan kandungan klorida yang masih
berada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,5 hingga 1,8 mg/L.
Kandungan klorida dari seluruh sampel cenderung sangat rendah, dan air sumur tidak mendapatkan
kontaminasi yang berarti dari tanah, selokan, ataupun sungai di area perumahan.
e. Sianida (CN-)
Sianida bersifat toksik. Kadar sianida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,005 mg/L.
Sianida yang berlebihan bila masuk dalam tubuh manusia dapat mengganggu metabolisme oksigen
dalam tubuh dan mengganggu fungsi hati. Serta pernafasan, dan menyebabkan kerusakan tulang.
Standar parameter sianida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,1 mg/L Hasil penelitian menunjukkan bahwa
seluruh sampel air memiliki kadar sianida masih berada di bawah baku mutu air bersih yaitu 0,000
hingga 0,024 mg/L. Kadar sianida yang diperoleh cukup fluktuatif
f. Kesadahan (CaCO3)
120 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi,
misalnya Mg2+, Ca2+, Fe+ dan Mn+. Kesadahan total (total hardness) adalah kesadahan yang
disebabkan oleh adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama [7]. Standar parameter
kesadahan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990
maksimum yaitu 500 mg/L. Hasil penelitian terhadap sampel air sumur bor di Perumahan Gunung
Putri, Jawa Barat menunjukkan nilai kandungan kesadahan (CaCO3) yang masih berada di bawah
ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,81 hingga 6,99 mg/L. Hasil penelitian, tingkat
kesadahan yang rendah juga diimbangi dengan jumlah padatan terlarut yang juga rendah. Tingkat
keasaman air (pH) sumur pun cenderung netral karena kesadahan yang rendah. Pengaruh langsung
terhadap kesehatan akibat penyimpangan terhadap parameter ini tidak ada, namun tingkat kesadahan
yang tinggi dalam air akan menyebabkan air sabun sulit berbusa sehingga penggunaan sabun pada
air yang tingkat kesadahannya tinggi tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian untuk seluruh
sampel didapatkan nilai kesadahan yang sangat rendah, hal itu diartikan bahwa air sumur bor tidak
mendapatkan kontaminasi yang berarti dari ion-ion penyebab kesadahan.
g. Kadmium (Cd), Mangan (Mn), dan Timbal (Pb)
Pada dasarnya tanah mengandung logam namun dengan kadar yang sangat rendah, kecuali
tanah tersebut sudah tercemar. Logam yang terkandung dalam tanah dapat mencemari air tanah.
Standar parameter timbal (Pb) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,05 mg/L. Hasil penelitian terhadap 20 sampel air
sumur bor menunjukkan kadar timbal yang masih berada di bawah baku mutu yaitu 0,000 hingga
0,024 mg/L sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih.
Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat merupakan areal yang dahulunya adalah sawah.
Konsentrasi Cd dalam lahan pertanian biasanya tinggi, dipengaruhi adanya pemakaian pupuk. Pupuk
merupakan pemasok logam berat dalam tanah .Standar parameter kadmium berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,005 mg/L. Hasil
penelitian terhadap seluruh sampel air sumur bor menunjukkan kadar kadmium yang masih berada
di bawah baku mutu yaitu 0,000 mg/L, sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih .
Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di permukaan bumi, yaitu sekitar
0,1% dari kerak bumi. Mangan tidak ditemukan secara alami dalam bentuk murni (unsur). Mangan
secara alami banyak terdapat pada air permukaan dan air tanah, namun aktivitas manusia juga banyak
berkontribusi menimbulkan kontaminasi mangan dalam air. Mangan dapat berikatan dengan nitrat,
sulfat, dan klorida, serta dapat larut dalam air. Jika dibiarkan di ruang terbuka, air dengan kadar
mangan yang tinggi (lebih dari 0,01 mg/L, akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi
Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air
menjadi keruh [4]. Standar parameter mangan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,5 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
mangan pada sumur bor di perumahan Gunung Putri masih berada di bawah baku mutu yang
dipersyaratkan yaitu berkisar antara 0,00 hingga 0,04 mg/L, sehingga memenuhi syarat sebagai
sumber air bersih.
h. Besi (Fe)
Keberadaan besi dalam air dapat menyebabkan air menjadi berwarna, berbau dan berasa. Konsentrasi
unsur ini dalam air yang melebihi baku mutu akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan
bahan-bahan yang berwarna putih, menyebabkan air menjadi berwarna, memberi rasa yang tidak
enak jika diminum, dan dapat menimbulkan endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian [14].
Standar parameter besi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 1,0 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beberapa sampel air sumur bor memiliki kandungan besi yang berada di atas ambang batas
maksimum yang diperbolehkan (lebih dari 1 mg/L berdasarkan baku mutu air bersih) yaitu untuk S4
yaitu 1,74 mg/L, S12 yaitu 1,998 mg/L, dan S19 yaitu 1,178 mg/L. Kadar besi yang melebihi ambang
batas pada S4, S12, dan S19 kemungkinan disebabkan karena terdapat pengkaratan pada pipa atau
keran di dalam pipa/saluran air sehingga mengkontaminasi air yang melewatinya. Kedalaman sumur
pada S19 yang tidak terlalu dalam dibanding sumur untuk sampel lainnya, yaitu kurang lebih 15
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 121
meter berdasarkan keterangan pemilik sumur S19, dan lokasinya yang berdekatan dengan aliran
sungai kemungkinan menjadi penyebab adanya kontaminasi unsur besi pada tanah yang merembes
pada sumur tersebut. Selain itu, tingginya kadar Fe pada air dapat dikarenakan nilai pH yang
cenderung menuju asam. Besi terlarut dengan baik dalam air dalam kondisi pH rendah atau
cenderung asam.
i. Analisis Hasil Indeks Pencemaran Air
Hasil Indeks Penecemaran air sumur bor di perumahan Gunung Putri (Tabel 1.) didapatkan dua
sampel yaitu S4 dan S12 mempunyai IP 1,24 dan 1,42 . Hal ini bila dilihat dari status mutu air
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 , [9] termasuk
katagori tercemar ringan, sedangkan secara keseluruhan air sumur bor memenuhi baku mutu untuk
status mutu air.
Tabel 1. Hasil Indeks Pencemaran Baku Mutu Air Bersih dan Status Mutu Air Sampel Air Sumur IP Baku Mutu Air
Bersih
Status Mutu Air
S1 0,40 Memenuhi baku mutu
S2 0,48 Memenuhi baku mutu
S3 0,44 Memenuhi baku mutu
S4 1,24 Cemar Ringan
S5 0,21 Memenuhi baku mutu
S6 0,32 Memenuhi baku mutu
S7 0,35 Memenuhi baku mutu
S8 0,29 Memenuhi baku mutu
S9 0,26 Memenuhi baku mutu
S10 0,42 Memenuhi baku mutu
S11 0,26 Memenuhi baku mutu
S12 1,42 Cemar Ringan
S13 0,25 Memenuhi baku mutu
S14 0,01 Memenuhi baku mutu
S15 0,32 Memenuhi baku mutu
S16 0,27 Memenuhi baku mutu
S17 0,41 Memenuhi baku mutu
S18 0,33 Memenuhi baku mutu
S19 0,97 Memenuhi baku mutu
S20 0,50 Memenuhi baku mutu
Keterangan : IP = Indeks Pencemaran
4. KESIMPULAN
Kualitas air sumur bor di perumahan Gunung Putri Jawa Barat untuk 7,4oC, kekeruhan 0,97
- 5,03 NTU, TDS 30, 02 - 211,27 mg/L, sulfat 4 - 81 mg/L, nitrat 0,0 - 1,0 mg/L, nitrit 0,001 - 0,007
mg/L, klorida 0,5 - 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 - 6,99 mg/L, pH 6,7 - 7,2, timbal 0,000 - 0,024 mg/L,
kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 - 0,04 mg/L, sedangkan untuk parameter bau,
rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi baku mutu yaitu sampel air sumur 4,
12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/L, sampel 12 yaitu 1,998 mg/L, dan sampel
19 yaitu 1,178 mg/L. Tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri tergolong masih
memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih.
Kualitas air sumur bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat untuk parameter fisika secara
keseluruhan sampel memenuhi baku mutu yaitu suhu 26,4oC hingga 27,4oC, kekeruhan 0,97 hingga
5,03 NTU, TDS 30,02 hingga 211,27 mg/L. Sedangkan yang tidak memenuhi baku mutu yaitu
parameter bau dan rasa terdapat pada S4, S12, dan S19.
122 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Untuk parameter kimia secara keseluruhan sampel memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter
sulfat 4 hingga 81 mg/L, nitrat 0,0 hingga 1,0 mg/L, nitrit 0,001 hingga 0,007 mg/L, klorida 0,5
hingga 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 hingga 6,99 mg/L, pH 6,7 hingga 7,2 , timbal 0,000 hingga 0,024
mg/L, kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 hingga 0,04 mg/L. Sedangkan yang
tidak memenuhi baku mutu yaitu parameter besi pada S4 yaitu 1,74 mg/L, S12 yaitu 1,998 mg/L,
dan S19 yaitu 1,178 mg/L. Indeks Pencemaran menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air sumur
bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas
air bersih. Seluruh sampel tidak memenuhi standar persyaratan untuk kulaitas air minum dilihat dari
baku mutu untuk parameter besi, timbal, warna, bau, dan rasa. sehingga air sumur bor Perumahan
tidak layak digunakan untuk minum, namun masih dapat digunakan sebagai air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 tentang
Persyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta.
[2] Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.
[3] Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air. Yogyakarta: Kanisius.
[4] Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius.
[5] Howard, F. 2010. Environmental health from global to local, Second edition. USA : HB
printing.
[6] Joko, T. 2010. Unit produksi dalam sistem penyediaan air minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Kasjono, H.S dan Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[8] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115
Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran. Deputi
MENLH. Jakarta.
[9] Morintoh, Puspitasari, Jimmy F. Rumampuk dan Fransiska Lintong. 2015. Analisis Perbedaan
Uji Kualitas Air Sumur di Daerah Dataran Tinggi Kota Tomohon dan Dataran Rendah Kota
Manado Berdasarkan Parameter Fisika. Jurnal E-Biomedik 3(1): 424-429.
[10] Munfiah S., Nurjazuli, Onny S. . 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur
Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia. 12(2): 154-159.
[11] Suryana, Rifda. 2013. Analisis Kualitas Sumur Dangkal di Kecamatan Birinangkanayya Kota
Makassar. Universitas Hasanuddin. Makasar.
[12] Sutrisno, Totok. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.