1
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DANA BOPTN 2015
PEMBUATAN KATALOG GUNUNG API JAWA TIMUR
Tim Pengabdi :
Ketua Peneliti : Anik Hilyah, S.Si, MT (Teknik Geofisika/FTSP/ITS)
Anggota :
Dr. Ir. Widya Utama, DEA (Teknik Geofisika/FTSP/ITS)
I Putu Krishna Wijaya, ST., M.Eng (Teknik Geofisika/FTSP/ITS)
Juan Pandu Gya Nur Rochman, S.Si, MT (Teknik Geofisika/FTSP/ITS)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2015
2
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2 RINGKASAN ................................................................................................................................. 4 1 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 5 1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan ....................................................................... 5 1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan ............................................. 5 1.4 Target Luaran ................................................................................................................... 6
2 BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................................................... 7
2.1 Geologi Regional Jawa Timur.......................................................................................... 7
2.2 Gunung Kelud .................................................................................................................. 8 2.3 Gunung Arjuno-Welirang .............................................................................................. 13
2.4 Gunung Bromo ............................................................................................................... 16
2.5 Gunung Semeru .............................................................................................................. 20 2.6 Gunung Ijen .................................................................................................................... 23
3 BAB III STRATEGI DAN RENCANA KEGIATAN ......................................................... 32
3.1 Strategi ........................................................................................................................... 32 3.1.1 Pengumpulan data sekunder ................................................................................... 32
3.1.2 Survey lapangan ...................................................................................................... 32 3.2 Rencana Kegiatan ........................................................................................................... 32
3.2.1 Penelusuran data sekunder ...................................................................................... 32
3.2.2 Survey lapangan ...................................................................................................... 32 3.2.3 Pembuatan Katalog dan Website ............................................................................ 33
3.2.4 Pembuatan Laporan ................................................................................................ 33 4 BAB III HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTAN ......................................... 34
4.1 Hasil Yang Dicapai ........................................................................................................ 34 4.1.1 Survey Gunung Bromo ........................................................................................... 34
4.1.2 Survey Gunung Kelud............................................................................................. 37 4.1.3 Survey Gunung Lamongan ..................................................................................... 40 4.1.4 Survey Gunung Ijen ................................................................................................ 43
4.2 Kendala yang dihadapi dan solusinya ............................................................................ 46 5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 47
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 47
5.2 Saran ............................................................................................................................... 47 6 BAB VI RENCANA SELANJUTNYA ............................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 49
3
4
RINGKASAN
Jawa Timur merupakan Jawa Timur merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang
paling banyak dikunjungi wisatwan dibandingkan dengan provinsi lainnya. Salah satu obyek
wisata tersebut adalah Wisata alam Gunung. Berlokasi tepat di Cincin Api, Jawa Timur
memiliki beberapa puncak gunung berapi yang dapat dikunjungi. Diantaranya adalah Gunung
Kelud, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Ijen dan Gunung Raung.
Informasi mengenai potensi wisata yang secara detail di lokasi tersebut masih belum
banyak, khususnya informasi mengenai potensi wisata geologi, potensi bencana. Sedikitnya
informasi yang tersedia mengenai potensi wisata dan potensi kebencanaan Gunung Berapi di
Jawa Timur ini menjadikan kurang maksimal para pengunjung wisata di daerah tersebut. Untuk
itu perlu dibuat katalogi Gunung api yang dapat dimanfaatkan oleh para calon pengunjung dan
informasi kepada penduduk sekitar tentang potensi dan kebencanaan dari Gunung api tersebut.
Kata Kunci : Katalog, geologi, gunung api, jawa timur
5
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jawa Timur merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi
wisatwan dibandingkan dengan provinsi lainnya.. Jawa Timur memiliki kekayaan di bidang
wisata alam hingga keanekaragaman budaya karena proses akulturisasi budaya nusantara.
Dengan potensi yang sangat besar yaitu 760 Daya Tarik Wisata (DTW) serta
keanekaragaman suku bangsa dan budaya, Jawa Timur sukses menarik banyak wisatawan
dengan meluncurkan program visit East Java 2011 dengan target jumlah kunjungan wisata
sebanyak 250 ribu wisatawan asing dan 27-28 juta wisatawan domestik (BPS, 2011). Salah
satu obyek wisata tersebut adalah Wisata alam Gunung. Berlokasi tepat di Cincin Api, Jawa
Timur memiliki beberapa puncak gunung berapi yang dapat dikunjungi. Diantaranya adalah
Gunung Kelud, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Ijen dan Gunung Raung.
Sedikitnya informasi yang tersedia mengenai potensi wisata dan potensi kebencanaan
Gunung Berapi di Jawa Timur ini menjadikan kurang maksimal para pengunjung wisata di
daerah tersebut. Untuk itu perlu dibuat katalogi Gunung api yang dapat dimanfaatkan oleh
para calon pengunjung dan informasi kepada penduduk sekitar tentang potensi dan
kebencanaan dari Gunung api tersebut.
1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan
Perumusan dari Kegiatan Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur adalah :
1. Bagaimana pembuatan Buku Katalog Gunung Api Jawa Timur
2. Bagaimana pembuatan website Gunung Api Jawa Timur
Strategi Kegiatan pada Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur ini adalah
1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan
Tujuan dari Kegiatan Pembuatan katalog ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada penduduk sekitar tentang kondisi potensi dan
kebencanaan Gunung api di Jawa Timur
6
2. Memberikan kemudahan untuk para calon wisatawan baik dalam atau luar negeri tentang
potensi wisata Gunung api di Jawa Timur
1.4 Target Luaran
Target Luaran yang ingin dicapai pada pembuatan Katalog Gunung api Jawa Timur adalah:
- Buku katalog
- Website gunung api jawa timur
7
2 BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Geologi Regional Jawa Timur
Secara umum geologi regional jawa timur menurut van Bamelen dibagi menjadi 6 zona
yaitu :
a. Dataran Aluvium Jawa Utara
b. Antiklinorium Rembang
c. Zona Depresi Randublatung
d. Zona Pusat Depresi Jawa (Zona Solo, Subzona Ngawi)
e. Busur Vulkanik Kuarter
f. Pegunungan Selatan
Gambar 2. 1 Peta fisiografi Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)
8
Fisiografi vulkanik kuarter di ujung Timur Jawa Timur bertumpang tindih dengan
anticlinorium Kendeng yang tersusun atas batuan karbonat, hal ini terjadi karena
anticlinorium Kendeng mengalami depresi di bagian Timur antiklin ini dan memotong
barisan vulkanik kuarter di Timur Pulau Jawa. Sehingga di ujung Timur Jawa Timur
terjadi perselingan litologi antara vulkanik kuarter dengan karbonat dari anticlinorium
Kendeng.
2.2 Gunung Kelud
Gambar 2. 2 Gunung Kelud Pasca Erupsi Februari 2014
(http://regional.kompasiana.com/2014/03/16/foto-eksklusif-gunung-kelud-pasca-erupsi-2014-
641773.html)
2.1 Informasi Umum
Nama Lain : Kelud, Klut, Coloot
Lokasi
Geografi 7°56’ 00″LS dan 112°18’ 30″BT
Administrasi Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab. Malang, Propinsi Jawa
Timur
Ketinggian : a. Puncak 1731 m dpl
Danau kawah : 1113,9 m (Hadikusumo, 1960)
9
Kota Terdekat : Kediri
Tipe Gunungapi : Strato
Pos Pengamatan : Desa Margomulyo, Kecamatan Wates, Kediri Posisi Geografi 08o55’
40,14” LS dan 112o 14’ 45,48” BT Ketingian 675 dpl
2.2 Demografi Penduduk
Data penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana G. Kelud menurut BPS
Kabupaten Kediri dan Blitar bulan Juni 2004 berjumlah 427.702 jiwa.
Tabel 2. 1 Tabel Jumlah penduduk yang terletak di Kawasan Bencana tahun 2004
Kabupaten Kecamatan Desa Dusun Jumlah
Penduduk
Kediri 3 3 19 34 31.001
Blitar 6 79 - 396.701
2.3 Potensi Gunung Kelud
Gunung kelud bagi daerah sekitar memiliki keuntungan tersendiri, misalnya aspek
potensi wisata yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pengenalan budaya. Aspek
wisata berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai alam, misalnya
wisata alam dan agrowisata yang mengembangkan kawasan perkebunan di sekitar
Kelud dan hutan di sepanjang jalan menuju kawah serta wisata alam di daerah sekitar
kawah.
Aspek budaya dapat dilihat dari peninggalan purbakala berupa candi-candi
yang terdapat di daerah Blitar dan Kediri. Keberadaan candi - candi tersebut berkaitan
dengan perkembangan sejarah dan budaya Jawa pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan
Hindu seperti Jenggala, Kediri dan Singasari. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa
candi di daerah sekitar G. Kelud telah terpendam akibat dari bencana lahar dan letusan
dari G. Kelud, mengikuti surutnya masa keemasan kerajaan tersebut.
Aspek ekonomi, letusan dan lahar menghasilkan material pasir dan batu
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat disekitarnya sebagai bahan galian golongan C
untuk bahan bangunan.
2.4 Sejarah Letusan
10
Tabel 2. 2 Sejarah Letusan Gunung Kelud
Tahun Letusan Korban Jiwa Keterangan
1000-1864 ada Tidak ada keterangan rinci
22-23 Mei 1901 Tidak ada Produk letusan 120 juta m3
20 Mei 1919 5160 Awan panas ke segala arah
1920 Tidak ada Terbentuk sumbat dan
Desember 1921 terendam air
kawah
31 Agustus
1951
7 Bom vulkanik mencapai
Wlingi, lebih kurang 17 km di
lereng selatan. Dasar kawah
turun 79 km. Produk letusan
lebih kurang 20 juta m3
24 April 1966 210 Produk letusan lebih kurang
90 juta m3. Dasar kawah naik
43 m
10 Februari
1990
34 Volume endapan tefra lebih
kurang 120 juta m3 dan
endapan piroklastik lebih
kurang 24 juta m3. Korban
manusia terjadi akibat
bangunan tempat pengungsian
ambruk terkena beban abu
Januari 2001 Tidak ada Peningkatan suhu air danau
hingga mencapai 50 derata
celcius. Dalam keaadaan
normal suhu air danau hanya
berkisar 37 – 39 derajat
celcius
2007 Tidak ada Selama proses letusan ini
terbentuk kubah lava di
11
tengah danau yang
mengakibatkan air danau
terdesak dan kering
Gambar 2. 3 Periode Letusan Gunung Kelud
2.5 Geologi Umum
G. Kelud (1731 m) merupakan produk dari proses tumbukan antara lempeng
IndoAustralia yang menunjam ke bawah lempeng Asia tepatnya di sebelah selatan
Jawa. Sebagai gunungapi muda yang tumbuh pada zaman Kwarter Muda (Holosen),
G.Kelud merupakan salah satu gunungapi dalam deretan gunungapi yang tumbuh
dan berkembang di dalam Sub Zona Blitar dari Zona Solo, yang dimulai dari daerah
bagian selatan Jawa bagian tengah (G.Lawu) hingga Jawa bagian timur (G.Raung), yang
dibatasi gawir sesar Pegunungan Selatan. Perkembangan gunungapi muda ini sangat
terbatas, hal ini nampak dari kerucut gunungapi yang rendah, puncak tidak teratur,
tajam dan terjal. Keadaan puncak – puncak tersebut disebabkan oleh sifat
letusannya yang sangat merusak (eksplosif) yang disertai dengan pertumbuhan
sumbat- sumbat lava seperti puncak Sumbing, Gajahmungkur dan puncak Kelud.
12
Gambar 2. 4 Peta Geologi Gunung Kelud
Secara morfologi, G.Kelud dapat dibedakan menjadi 5 satuan morfologi
(A.Djumarma,1991) yaitu : Satuan morfologi Puncak dan Kawah ; Satuan Morfologi
Tubuh Gunungapi; Satuan Morfologi Kerucut Samping; SatuanMorfologi Kaki dan
Dataran serta Satuan Morfologi Pegunungan sekitar.
Satuan Morfologi Puncak dan kawah mempunyai ketinggian diatas 1000 m dpl
tersusun oleh aliran lava, kubah lava, dan batuan piriklastik; bentuk morfologi tidak
teratur, bukit – bukit kecil dengan tebing curam dengan kemiringan lereng lebih besar
dari 40°, serta pola aliran yang ada pada satuan morfologi ini adalah pola aliran radial.
Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi terletak pada ketinggian antara 600 –
1000 m dpl, tersusun atas batuan piroklastik aliran, jatuhan dan endapan lahar.
Kemiringan lereng antara (5 – 20)°, serta pola aliran yang berkembang adalah pola radial
– paralel.
13
Satuan Morfologi Kerucut Sampingyang terdiri dari bukit Umbuk (1014 m) di
sebelahbarat daya, bukit Pisang (865 m) di sebelah selatan dan bukit Kramasan
(944 m) disebelah tenggara lereng G.Kelud. Satuan ini tersusun oleh aliran lava,
piroklastik aliran dan kubah lava. Satuan morfologi ini mempunyai kemiringan lereng
lebih besar dari 20°.
Satuan Morfologi Kaki dan Dataran mempunyai ketinggian kurang dari
600 m dpl, kemiringan lereng kurang dari 5° dan pola alirannya parallel – braided,
litologi penyusunnya terdiri dari endapan lahar dan piroklastik jatuhan.
2.3 Gunung Arjuno-Welirang
Gambar 2. 5 Gunung Arjuno -Welirang 3.1 Keterangan Umum
NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang
NAMA LAIN : -
NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng dan
beberapa kawah lainnya yang tidak mempunyai nama.
LOKASI :
a. Geografi Puncak : 7o40' - 7o53' LS 112o317" - 112o42'52" BT
b. Administrasi : Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan
KETINGGIAN : G. Arjuno 3339m dpl., G. Welirang 3156m dpl
TIPE GUNUNGAPI : Gunungapi strato type A
Kota Terdekat : Tretes
14
POS PENGAMATAN : Posisi geografis : 07o42' 09,00" LS dan 112o39' 29,50" BT
ketinggian 587 dpl.
3.2 Potensi Gunung Arjuno Welirang
Keberadaan Gunung Arjuno welirang diantaranya memiliki potensi sumber daya
alam dan wisata. Potensi sumber daya alam terdapat bahan galian berupa belerang di
Kawah Plupuh dan Kawah Jero.
Potensi wisata yang terdapat di Gunung Arjuno – Welirang diantaranya :
- Cangar-Sumber Brantas, Batu Malang; berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo
dengan beberapa lokasi mata air panas.
- Selekta, Batu Malang; merupakan daerah wisata dimana terdapat
Pesanggrahan dan Villa Real Estate, serta juga kolam renang.
- Songoriti, Batu Malang; yang merupakan tempat wisata alam
pegunungan, terdapat mata air panas.
- Singosari, Malang; merupakan salah satu tempat bersejarah dimana terdapat 2
komplek candi yaitu candi Renggo dan candi Sumberawan.
- Agrowisata perkebunan Wonosari, Lawang, Malang; merupakan daerah
perkebunan teh.
- Padusan, Pacet, Mojokerto; merupakan daerah wisata gunungapi dimana
terdapat mata air panas, air terjun dan juga merupakan daerah
perkemahan.
- Tretes, Pandaan, Pasuruan; merupakan daerah wisata dimana terdapat air terun
Kakek Bodo.
- Jatiarjo, Prigen, Pasuruan; merupakan daerah wisataberupa Taman Saari
Indonesia di Jawa Timur.
3.3. Sejarah Letusan
Tabel 2. 3 Tabel Sejarah Letusan Gunung Arjuno Welirang
Tahun Nama Gunung/ Kawah Aktivitas Letusan Produk Letusa
1950 Di bagian barat laut G.
Welirang
Letusan abu pada
ketinggian antara
Abu
15
2500-2700 m
1952 Kawah Plupuh (bagian barat
laut 4 km dari puncak)
Hembusan asap putih
tebal dan lumpur
belerang berwarna
putih kuning yang
penyebarannya
mecapai ratusan
meter
Lumpur
3.4 Kondisi Geologi Umum
Kompleks G. Arjuno-Welirang mempunyai beberapa kerucut di puncaknya yaitu :
Kerucut G. Arjuno (3339m dpl., kerucut tertua), Kerucut G. Bakal (2960m dpl),
Kerucut G. Kembar II (3126m dpl), Kerucut G.Kembar I (3030m dpl), dan Kerucut G.
Welirang (3156m dpl). Kerucut-kerucut tersebut terbentuk akibat perpindahan titik erupsi
yang membentuk kelurusan berarah tenggara-barat lau dan dikontrol oleh sesarnormal.
Selain kerucutkerucut tersebut terdapat pula beberapa kerucut parasit yang merupakan
hasil letusan samping pada tubuh Kompleks G. Arjuno-Welirang. Kerucut parasit
tersebut adalah G. Ringgit (2477m dpl) di bagian timur laut, G.Pundak (1544m dpl) dan
G. Butak (1207m dpl) di bagian utara, serta dua buah kerucut lainnya yaitu G. Wadon
dan G. Princi yang terdapat pada tubuh bagian timur.
Batuan penyusun kompleks G. Arjuno-Welirang dihasilkan oleh tiga buah erupsi
pusat dari G. Arjuno Tua, G. Arjuno Muda dan G. Welirang berupa aliran lava, aliran
piroklastik, jatuhan piroklastik dan lahar yang sebarannya ke arah utara dan barat (Berita
Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G.Arjuno -Welirang.)
16
Gambar 2. 6 Peta Geologi Arjuno Welirang (Tim Survey Geologi PSDG, 2010)
2.4 Gunung Bromo
Gambar 2. 7 Gunung Bromo 4.1 Informasi Umum
17
Nama : G. Bromo
Nama Lain : Brama
Nama Kawah : -
Lokasi :
Geografi : 7° 56' 30" LS dan 112° 57' BT. (Atlas Trop. Nederl. 1938, lembar22).
Administrasi : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten
Probolinggo, Prop. Jawa Timur.
Ketinggian :
dari muka air laut :2.329 m dml.
dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ±2.100 m dml dan dikenal
sebagai daerah lautan pasir)
Kota Terdekat : Probolinggo
Tipe Gunungapi : Kerucut sinder dalam kaldera
Nama Pos Pengamatan Gunungapi:
Geografi : 7° 55' 40,18" LS dan 112° 58' 07,56“ BTElevasi : 2275 dpl
Administrasi : Pos PGA G. Bromo terletak di Cemoro Lawang, Desa
Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.
4.2 Potensi Wisata
Kaldera Tengger
Daya tarik utama TN-BTS adalah gejala alam yang unik dan spektakuler yang
dapat dinikmati dan didekati dengan mudah. Kaldera Tengger dengan 5 (lima)
buah gunung yang berada didalamnya merupakan daya tarik tersendiri, termasuk kisah
geologi terbentuknya gunung-gunung tersebut.
Gunung Bromo
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang
terdapat di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini
adalah merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah
didaki/dikunjungi. Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan
atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik pengunjung. Kekhasan gejala alam
18
yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the
creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya.
Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat bagi
berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada) yakni berupa
pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Upacara
inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang hanya berlangsung
satu tahun sekali, pada tanggal 14 bulan ke sepuluh, Kalender Jawa melakukan upacara
adat/keagamaan umat Hindu Tengger atau disebut juga Upacara Kesodo, upacara ini
berpusat di sekeliling kawah Gunungapi Bromo.
Gua/Gunung Widodaren
Gunung/Gua Widodaren ini letaknya di sebelah Gunung Batok dan
merupakan potensi obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya
tarik obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan
sumber air suci.
Gunung Batok
Gunung Batok terletak di sebelah Gn. Bromo dan menjadi pemandangan
yang menyatu dengan Gn. Bromo. Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan
habitat edelwis.
Gunung Pananjakan
Puncak G. Pananjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan
dengan tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Oleh karenanya di
kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti
panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo Dsk. yang dilatarbelakangi G.
Semeru dengan kepulan asapnya yang tebal. Dari puncak Pananjakan ini dapat
disaksikan/dinikmati pula indahnya matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning-
kuningan muncul dari balik perbukitan. Kita dapat menikmati suasana tersebut di atas
dalamsuasana hening dan tenteram tanpa kebisingan dan kegaduhan.
4.3 Sejarah Letusan
19
Catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi
Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung pendek yaitu
beberapa hari saja (contoh : 12 – 14 Juni 1860) tetapi dapat pula berlangsung satu bulan
atau lebih secara terus menerus.
4.4 Kondisi Umum
Sejarah Pembentukan Gunungapi Bromo :
Pegunungan Tengger mempunyai sejarah gunungapi yang panjang, dimulai
dari 1,4 juta tahun yang lalu (Mulyadi, 1992). Para ahligunungapi menamakan
pegunungan ini dengan Komplek Bromo – Tengger, terdiri dari beberapa tubuh
gunungapi dengan pusat
erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya kegiatan
eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 ± 0,2 juta tahun
yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 ±90 ribu tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua
(265 ±40 ribu tahun yanglalu), Kerucut Keciri (tidak diketahui umurnya) danKerucut
Cemoro Lawang (144 - 135 ±30 ribu tahun yang lalu).
Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebahagian
terhancurkan dan terbentuklah kaldera dengan urutantertua ke muda sebagai berikut :
1. Kaldera Nongkojajar
2. Kaldera Ngadisari
3. Kaldera Keciri, dan
4. Kaldera Lautan Pasir
Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan post-
kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang.
Beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir namun sudah tidak aktif
lagi.
20
Gambar 2. 8 Peta Geologi
2.5 Gunung Semeru
Gambar 2. 9 Gunumg Semeru
5.1 Kondisi Umum
Nama Lain : Semeroe, Smeru, Smiru
Nama Kawah : Jonggring seloko
Lokasi
21
a. Geografi : 08’06,5'LS dan 112o55’BT
b. AdministrasiKabupaten Lumajang dan Malang,Jawa Timur.
Ketinggian : Puncak Mahameru 3676m dpl Kubah lava Jonggring Seloko 3744,50m dpl
Kota Terdekat : Malang, Lumajang Probolinggo, Pasuruan
Tipe Gunungapi : Strato dengan kubah lava
Pos Pengamatan :G. Sawur 08o09’24,48”LS 112
o59’09,42”BT Ketinggian 1060m dpl
Argosuko 08o11’04,02”LS 112
o53’14,58”BT Ketinggian 936m dpl
5.2 Potensi Gunung Semeru
Daerah di sekitar G. Semeru merupakan daerah pertanian yang subur. Di lereng
timur dan tenggara yang merupakan daerah rawan bencana, terletak tanah pertanian dan
permukiman dengan kepadatan penduduk lebih dari 850jiwa/km2. Selain itu material pasir
dan batu di sepanjang aliran sungainya merupakan kekayaan alam tersendiri. Derasnya
kiriman material Semeru menyebabkan ketebalan pasir di sungai terus meninggi. Areal
bahan tambang/galian pasir dan batu bangunan 82,50 ha dengan volume 5.976.625 m³.
Areal pasir dan batu yang di eksploitasi baru 15 ha dengan volume 239.065 m³ atau
hanya 4 % dari kapasitas yang tersedia. Lokasi penambangan pasir dan batu cukup
banyak, diantaranya di sepanjang Kali Rejali, Kali Regoyo, dan Kali Glidig. Tepatnya
berada di Kecamatan Candipuro, Pasirian, dan Tempursari.
Kawasan G. Semeru termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (KTN BTS) memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin
dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun, merupakan bagian dari satu
kesatuan ekosistem unik yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat dan kehidupan di
bawahnya.
5.3 Sejarah Letusan
Sejarah aktivitas vulkanik dalam skala besar
Tahun Keterangan
1961 Letusan tipe strombolin, abu vulkanik dengan ketinggian lebih
kurang 3000 m diatas puncak
22
1963 Awan panas d i Curah Lengkong, Kali Pancing, dan Besuk
Semut mencapai jarak 8 km
1967 Pembentukan kubah lava di pinggir kawah sebelah selatan
yang mencapai tinggi lebih kurang 3730 m atau 54 m diatas
puncak Mahameru
1973 Pertumbuhan Kubah lava
1994 Bulan Januari – Februari terjadi letusan dan memakan
beberapa korban jiwa dan harta benda di Sumber Urip dan Oro
– oro Ombo, dan Lumajang
5.4 Geologi Umum
G. Semeru berada dalam satu kelurusan yang berarah selatan-utara dengan komplek
G. Jambangan dan Pegunungan Tengger. Komplek G. Jambangan merupakan yang tertua
yang terletak diantara komplek Tengger dan Semeru.
Morfologi komplek G. Semeru- Jambangan dibentuk oleh Gunungapi Kuarter tua
dicirikan oleh bentuk morfologi yang telah mengalami denudasi, pola aliran sungai yang
kasar dan lembah yang dalam serta terdapatnya sisa dinding kaldera di daerah
puncaknya. Morfologi yang lebih muda terdiri dari puncak dan tubuh G. Mahameru dan G.
Semeru. Kerucut parasit diantaranya G. Papak dan G.Leker yang terletak di lereng timur G.
Semeru.
Batuan vulkanik yang terdapat di komplek G. Semeru-Jambangan merupakan hasil erupsi
dari beberapa titik letusan yang terpisah. Berdasarkan jenis litologi, posisi stratigrafi dan
sumber erupsi, batuan Komplek G. Semeru-Jambangan dapat dibagi menjadi 5 (lima)
kelompok batuan dari tua ke muda adalah : endapan G. Jambangan, G. Ajek-ajek, G.
Kepolo, G. Mahameru dan G. Semeru. Endapan G. Semeru yang merupakan endapan
termuda terdiri dari aliran lava, aliran piroklastika, jatuhan piroklastika, guguran puing
(debris avalanche) dan lahar. Aliran lava merupakan hasil erupsi pusat (umumnya
berkomposisi basal) dan erupsi samping (berkomposisi andesit dan basal).
23
Gambar 2. 10 Peta Geologi Gunung Semeru
2.6 Gunung Ijen
Gambar 2. 11 Gunung Ijen
6.1 Informasi Umum
Nama Lain : Gunung Kawah Ijen
Lokasi
a. Geografi Puncak : 8°03' 30 Lintang Selatan dan 114°14' 30“ Bujur Timur.
b. Administratif Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur
Ketinggian : Tepi kawah 2386 m dpl dan Danau Kawah 2145 m dpl
Kota Terdekat : 33 km dari Banyuwangi
24
Tipe Gunungapi : Strato
Pos Pengamatan : Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten
Banyuwangi. Geografi 08°08’ 48.72” Lintang Selatan dan 114°15' 25.56” Bujur Timur.
6.2 Potensi Gunung Ijen
Gunung Ijen memiliki potensi alam yang bervariasi diantaranya :
a. Sublimat belerang.
Sublimat belerang merupakan produk G. Ijen yang sudah dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan dalam industri kimia. Belerang dihasilkan dari hasil
sublimasi gasgas belerang yang terdapat dalam asap solfatara yang bersuhu
sekitar 200 °C. Kapasitas belerang rata-rata sekitar 8 ton/hari . Lapangan solfatara
terletak di sebelah tenggara danau Kawah Ijen.
b. Mata air panas
Sumber mataair panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu 70 °C dan pH sekitar
2, 6 terdapat didekat lapangan solfatara Ijen. Sedangkan air panas netral
bertipe bikarbonat dengan suhu sekitar 45 ° terdapat di dalam kaldera Ijen sebelah
utara yaitu di Blawan, Kabupaten Bondowoso.
c. Air danau ijen
Air danau kawah Ijen dapat dibuat gipsum dengan cara menambahkan kapur
tohor kedalamnya. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di BPPTK tiap 1
liter air kawah Ijen yang direksikan dengan kapur tohor secara stokiometri
menghasilkan 100 gram gipsum.
d. Lapangan gypsum
Pembentukan gipsum/anhidrit terjadi di bawah dam Kawah Ijen yaitu di hulu
Kali Banyupait. Air danau kawah yang mengandung sulfat dengan konsentrasi
tinggi merembes dan atau melewati batuan sehingga terbentuk gipsum
e. Batu Vulkanik terutama batuan apung
Batu apung banyak ditemukan disekitar danau kawah Ijen terutama di hulu
Kali Banyupait.
f. Obyek wisata dan studi vulkanologi
25
G. Ijen selain menarik dijadikan sebagai objek wisata juga sangat menarik untuk studi
geologi dan geokimia
6.3 Sejarah Letusan
Tahun Letusan Keterangan
1796 Merupakan letusan pertama yang tercatat dan dianggap merupakan letusan
preatik
16 Januari 1917 Taverne, 1926 Menulis pada waktu itu air danau kelihatan mendidik
bercampur lumpur dan uap kadang – kadang letusan terjadi di danau kawah
lumpur dilempar ke atas sampai 8 – 10 meter di atas muka air. Hal yang
sama terulang pada 7 – 14 Maret. Neuman van Padang menganggapnya
letusan pada danau kawah dan letusan preatik pada 25 Februari dan 13
Maret
1936 Neuwan van Padang menganggap pada 5 – 25 November terjadi letusan
preatik dan letusan pada danau kawah, menghasilkan lahar seperti pada
letusan 1796 dan 1817. Tidak ada korban
22 April 1952
jam 06.30
Terjadi letusan asap setinggi 1 km dan suara guguran terdengar dari
sempol. Di dalam kawah, terjadi letusan lumpur setinggi 7 m, hampir sama
dengan letusan 1936. Tidak ada korban
13 April 1962 Di bagian bawah tengah permukaan danau terjadi bualan gas di dua tempat
yang masing – masing berdiameter sekitar 10 m, dan tanggal 18 April
pukul 7.42 terjadi bualan air di bagian utara danau kawah berdiameter 6 m,
kemudian bualan air tersebut membesar menjadi 15-20 m. Pada pukul
12.15 bualan air ini menyemburkan air setinggi sekitar 10 m. Warna air
danau yang semula hijau muda berubah menjadi hijau muda berubah
menjadi hijau putih
30 Oktober
1976 pukul 9.44
Tampak bualan air pada dua tempat dekat Silenong selama 30 menit
6.4 Geologi Umum
26
G. Ijen terletak di bagian ujung timur Pulau Jawa mulai dari selat Bali sampai
daerah Bondowoso meliputi luas 500 km2, terdiri dari endapan vulkanik antara lainabu
gunungapi, lapili, bom gunungapi dan leleran lava. Letusan yang menghancurkan puncak
gunungapi di pegunungan Ijen adalah G. Raung dan G.Ijen.
Gambar 2. 12 Peta Gunung Api Ijen ((Syarifudin M. Z., 1978)
2. Gunung Raung
7.1 Informasi Umum
Nama Lain : Rawon
Nama Kawah Utama : Kaldera Raung
Nama Kawah Lain : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung
Lokasi :
a. Geografi Puncak : 8° 7,5’ LS dan 114° 02,5’ BT
b. Wilayah administratif : Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Jember, danKab.
Lumajang, Jawa Timur
27
Ketinggian : 3332m dpl
Kota Terdekat : Banyuwangi, Bondowoso
Tipe Gunungapi : Strato dengan kaldera
Lokasi Pos Pengamatan Gunungapi : Desa Sragi, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur Geografi : 8° 11’ 54.48” LS dan 114° 9’ 13.02” BT
7.2 Potensi Gunung Ijen
Daerah sekitar G. Raung yang subur dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai lahan
pertanian dan perkebunan. Selain itu materialhasil letusan berupa pasir dan batu menjadi
salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat sebagai tambang rakyat.
Selain itu G. Raung adalah sebuah gunungapi yang besar dan unik, yang berbeda dari
ciri gunungapi pada umumnya di pulau Jawa. Keunikan dari puncak G. Raung adalah
kalderanya yang dalamnya sekitar 500 m, selalu berasap dan sering menyemburkan api. G.
Raung termasuk gunungapi tua dengan kaldera di puncaknya dan dikelilingi oleh
banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.
7.3 Sejarah Letusan
Tahun Letusan Keterangan
1586 Terjadi letusan dahsyat dan diketahui adanya korban manusia
(Verbeek dan Fennema, 1896)
1597 Letusan yang serupa dalam letusan 1586 dan dicatat adanya
korban manusia
1638 Terjadi letusan dahsyat, kemudian diikuti dengan banjir besar
dan aliran lahar yang melanda daerah antara K. Stail dan K.
Klatak. Korban manusia mencapai ribuan orang. Saat itu berdiri
Kerajaan Macan Putih di bawah Pangeran Tawangulun (Brouwer,
1913, p. 60-65)
1730 Letusan abu yang dibarengi dengan lahar yang melanda wilayah
yang cukup luas dan dilaporkan banyak korban manusia
1787 – 1799 Letusan terjadi pada waktu pemerintah Residen Harris, tidak
diketahui adanya keterangan lebih lanjut.
1800 – 1808 Letusan terjadi pada waktu pemerintahan Residen Malleod,
28
tidak diketahuiadanya keterangan lebih lanjut.
1812 – 1814 Letusan disertai suara gemuruh dan hujan abu.
1815 Terjadi hujan abu di Besuki dan Probolinggoantara tanggal 4 - 12
April. Neumann van Padang (1951) menyangsikan terjadinya
letusan tersebut, diduga hujan abu ini berasal dari letusan G.
Tambora di Sumbawa.
1817 Tanah rusak
1859 Tanggal 14 Desember 1941 tidak ada keterangan lebih lanjut
1860 Letusan yang terjadi pada tahun ini tidak diketahui dengan pasti
1864 Terdenga suara gemuruh dan di siang hari gelap, di duga hujan
abu
1881 Gumpalan asap disertai suara gemuruh, terjadi hujan abu tipis di
sekitar Banyuwangi
1885 Di duga terjadi letusan pada bulan Juni tidak ada keterangan lebih
lanjut
1890 Terjadi letusan sejak Juli – September paroksimal
1902 Munculnya kerucut pusat pada 16 Februari
1903 – 1904 Terdengar suara gemuruh dan bara api di bagian puncak pada
tanggal 28 November – 2 Desember
1913 Tampak ada gumpalan asap
1915 Terdemgar suara gemuruh dan diikuti gumpalan asap
1916 Terdengar suara gemuruh dan diikuti dengan gumpalan asap
(November, Desember)
1917 Terdengar suara gemuruh dan diikuti gumpalan asap
1921 Adanya aliran lava di dalam kaldera bulan Februari – April
1924 Pelemparan eflata di sekitar kaldera dan leleran lava, sebelum
Februari
1927 Letusan asap cendawan dan diiringi oleh hujan abu sampai
sejauh 30 km. Terdengar dentuman bom yang dilontarkan
sejauh 500 m, 2 Agustus sampai Oktober
1928 Tampak adanya celah merah di dasar kaldera yang
29
mengeluarkan lava, Maret dan November
1929 Di antara bulan Maret dan Juni, sama dengan yang pernah
terjadi dalam tahun 1928
1933 21 November-6 Desember
1936 22-31 Agustus, 18 September, November-11 Desember
1937 27-31 Oktober dan 21-27 November
1938 13 Agustus-September dan 14 November-28 Desember
1939 10 Januari
1940 Diragukan
1941 13 Desember
1943 18 Januari
1953 Terjadi letusan asap tanggal 31 Januari. Asapmembara dengan
guguran hingga 18 Maret. Tinggi awan letusan mencapai ± 6 km
di atas puncak dan sebaran abu mencapai radius ± 200 km
1956 Terjadi kegiatan letusan antara 13-19 Februari dan letusan
paroksimal terjadi pada tanggal 19 Februari. Tinggi tiang asap
letusan diduga ± 12 km. Suara dentuman berlangsung sekitar
4 jam terdengar jauh hingga ke Surabaya dan Malang. Hujan
abu menyebar dan turun hingga Bali dan Surabaya.
1961 Kenaikan kegiatan pada tanggal 26 April
1973 Dikabarkan kegiatan meningkat sejak akhir 1972. Hadian
(1973) mengunjungi puncak, tetapi keadaan sudah normal
kembali. Hampirseluruh permukaan dasar kawah tertutup oleh
aliran lava yang keluar dari kerucut yang terletak di tengah
dasar kawah. Seluruh permukaan kerucut sinder tertutup oleh
belerang, demikian pula halnya di bagian utara dasar kawah.
Rekahan berbentuk busur menghadap ke tengah terdapat pada
bagian timurlaut. Tembusan fumarola terdapat pada puncak
kerucut sinder, pada rekahan tersebut di atas, dan di bagian tubuh
lava sebelah barat
1989 Letusan abu
30
7.4 Geologi Umum
Puncak G. Raung merupakan kerucut terpotong dengan tonjolan dari sisa-sisa
endapan lava dan barangko-barangko dari sisa endapan piroklastik. Kaldera G. Raung
berbentuk ellips, berukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m di bawah pematang,
lereng kaldera sangat terjal.
Sektor barat G. Raung muncul sekelompok bukit (hillocks) sebagai sisa dari suatu
longsoran puing raksasa dari kerucut gunungapi bagian barat. Gumuk-gumuk atau bukit bukit
kecil G. Raung ini merupakan sisa erosi dari suatu longsoran yang maha dahsyat,juga
gumuk-gumuk piroklastik di dataran Jember kemungkinan besar karena terjadinya
banjir masa batuan (banjir lahar).
G. Raung dikelilingi oleh kelompok tonjolan diantaranya : di sebelah utara G. Suket
(2750 m), di timurlaut G. Lempeh (2932 m), di timur G. Jampit (2338 m), di selatan
G. Wates (2796 m), di barat G. Gadung (2390 m), dan G.Pajungan (2352 m).
Pola aliran sungai-sungai di G. Raung adalah radial, sedangkan di daerah kakinya pola
alirannya adalah dendritik. Sungai-sungai yangberhulu di sekitar puncak diantaranya : Kali
stail dan Kali Mangarang. Sungai-sungai yangberhulu di sekitar lereng diantaranya : K.
Kajar, K. Gladagkundung, K. Telepon, K. Kohor, K. Basiran, dan K. Caken. Sungai
sungai tersebut mengalir antara Kalibaru dan Glenmore. Sungai-sungai antara Glenmore dan
Rogojampi, terdiri dari K. Sempit, K. Porolinggo, K. Wadung, K. Jalen, K. Togung, K.
Susulan, K. Bandeng, dan K. Binan. K. Satel di Gempol, mengalir ke utara lewat dinding
timur G. Suket melalui lembah Gempol dan kampung Belawan, masuk K. Banyuputih.
Beberapa kerucut yang mengelilingi G. Raung seperti G. Suket, G. Lempe, G.
Gadung, G. Pajungan, dan G. Wates adalah gunungapi yang sebagian mungkin lebih tua dari
G. Raung dan sebagian adalah gunungapi parasit. Menurut Taverne 1926, (dalam
Djoharman, 1970) G. Suket dan G. Dampit berumur lebih tua dari G. Raung.
31
Gambar 2. 13 Peta Geologi Gunung Raung
32
3 BAB III STRATEGI DAN RENCANA KEGIATAN
3.1 Strategi
Startegi yang dilakukan dalam pembuatan katalog Gunung api ini antara lain lain :
3.1.1 Pengumpulan data sekunder
Strategi dalam pembuatan katalog ini perlu informasi dan data – data dasar gunung api.
Data tersebut bisa di dapatkan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), selain itu
informasi dan data data sekunder di dapatkan dari buku referensi dan jurnal - jurnal
3.1.2 Survey lapangan
Survey lapangan perlu dilakukan guna mengecek langsung kondisi lapangan. Misalnya
gunung kelud yang baru bulan Februari 2014 meletus sehingga membutuhkan data dan informasi
baru dilapangan.
3.2 Rencana Kegiatan
Kegiatan pada Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur adalah sebagai berikut :
3.2.1 Penelusuran data sekunder
Penelusuran data sekunder ini diperlukan untuk mengumpulkan sebanyak – banyaknya
informasi awal mengenai Gunung api Jawa Timur. Dengan pengumpulan data dasar gunung api
dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pengumpumpulan peta RBI,
peta geologi, dan peta rawan bencana.
3.2.2 Survey lapangan
Selaian data sekunder perlu dilakukan survey lapangan secara langsung untuk meninjau
lokasi sekitar gunung api. Dalam survey lapangan ini diprioritaskan meninjau langsung beberapa
gunung diantaranya Gunung Kelud, dikarekan baru bulan Februari meletus, Gunung Bromo dan
Semeru, Gunung Arjuno – Welirang, dan Gunung Ijen. Survey ini dilakukan oleh 6 orang yaitu
2 ahli geologi, 1 ahli gunung api, 1 mahasiswa dan 2 penduduk sekitar. Estimasi survey selama
4 hari di masing – masing gunung.
33
3.2.3 Pembuatan Katalog dan Website
Pembuatan Katalog Gunung api Jawa Timur dari data hasil data sekunder dan survey
lapangan yang telah dilakukan. Selain di buat katalog berupa buku juga di buat website Gunung
api Jawa Timur.
3.2.4 Pembuatan Laporan
34
4 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTAN
4.1 Hasil Yang Dicapai
Pada pengabdian masyarakat ini telah di lakukan survey ke 4 lokasi, yaitu di gunung
kelud, gunung lamongan, gunung bromo dan gunung ijen.
4.1.1 Survey Gunung Bromo
Cara mencapai puncak terdapat 3 jalur utama:
1. Lewat jalur Probolinggo – Sukapura – Ngadisari sampai ke Cemoro Lawang yang
merupakan dinding Kaldera Lautan Pasir dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor
atau jeep. Kemudian dilanjutkan dengan lintasan melewati lautan pasir
2. Lewat jalur pasuruan dapat ditempuh juga dengan 2 akses yang berbeda, yaitu Pertama
lewat Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Gunung Bromo. Kedua, Pasuruan –
Warungdowo – Ranggeh – Pasrepan – Puspo – Tosari – Gunung Bromo
3. Lewat jalur Malang Untuk jalur ke Gunung Bromo dari Malang yaitu Tumpang,
namun untuk rute via tumpang jalan cukup ekstrim, tidak disarankan kendaraan biasa
lewat tumpang kecuali anda memakai jasa sewa jeep hartop dari tumpang.
Gambar 1 Peta Jalur Ke Kawasan Gunung Bromo
35
Komplek Geowisata Gunung Bromo :
1. Kaldera Tengger
Kaldera Tennger merupakan salah satu kaldera yang terindah di dunia yang di dalamnya
terdapat 5 gunung G. Bromo (2.392 m dpl) G. Batok (2.440 m dpl) G. Widodaren (2.641
m dpl) G. Watangan (2.601 m dpl) dan G. Kursi (2.581 m dpl). Dinding kaldera yang
mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan 60-80 derajat dan tinggi berkisar
antara 200-600 meter. Daya tari wisata di kaldera ini adalah pemandanan lautan pasir
yang sangat indah
Gambar 2 Panorama Lautan pasir Kaldera Tengger
2. Gunung Bromo
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat di komplek
Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang
masih aktif dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi. Obyek wisataGunung Bromo ini
merupakan fenomena dan atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik
pengunjung. Kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya
kawah di tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang
mengelilinginya.
36
Gambar 3 Kawah Gunung Bromo
3. Gunung Widodaren
Gunung/Gua Widodaren ini letaknya di sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi
obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik obyek ini
adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan sumber air suci
4. Gunng Penanjakan
Puncak G. Pananjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan
tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Oleh karenanya di kawasan ini
kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir
dengan komplek Gunung Bromo Dsk. yang dilatarbelakangi G. Semeru dengan kepulan
asapnya yang tebal. Dari puncak Pananjakan ini dapat disaksikan/dinikmati pula
indahnya matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning-kuningan muncul dari balik
perbukitan. Kita dapat menikmati suasana tersebut di atas dalam suasana hening dan
tenteram tanpa kebisingan dan kegaduhan.
37
Gambar 4 Panorama Kaldera Tengger dari Penanajakan
4.1.2 Survey Gunung Kelud
Cara Mencapai Gunung Kelud dan Kawah Kelud :
Jalan yang biasa digunakan oleh kendaraan bermotor adalah dari Kediri menuju Wates
dilanjutkan ke Margomulyo - Bambingan hingga puncak (mulut terowongan), dengan kondisi
jalan beraspal. Tetapi pasca erupsi 2014 kendaraan bermotor hanya bisa sampai di jembatan
sebelum menuju puncak karena kondisi jalan yang rusak dan tempat parkir atas yang sudah rusak
akibat erupsi 2014 gunung Kelud. Untuk menuju kepuncak dari parkir tengah bisa melanjutkan
dengan jalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai gardu pandang, saat ini akses untuk menuju
puncak dan kawah kelud sedang ditutup karena jalurnya yang tidak memungkinkan.
Inventarisasi Sumber Daya Gunung Api :
1. Sumber Air Panas yang berasar dari aliran kawah, jika pada saat musim kemarau
dimungkinan sumber ini berhenti,
2. Pemandandangan yang bagus dari Gardu Pandang,
3. Terowongan menuju kawah, saat ini ditutup karena tingkat gas beracun disana tergolong
tinggi,
4. Wisata Offroad Jeep,
5. Wisata Outbound, dan Camping ground (sedang dikerjakan)
38
Gambar 5 Pos Pengamatan Gunung Kelud dari Badan Geologi PVMBG
Gambar 6 Gedung Teater dan Musem Gunung Kelud
39
Gambar 7 Panorama Gunung Kelud sebelum erupsi tahun 2014
Gambar 8 Panorama Gunung Kelud setelah meletus 2014
40
Gambar 9 Wisata Off Rood di Gunung Kelud
4.1.3 Survey Gunung Lamongan
Gunung Lamongan termasuk salah satu dari 21 gunung berapi di Indonesia yang
tergolong kelas A, yaitu gunung-gunung yang sekurang-kurangnya mengalami erupsi (letusan)
magnetik satu kali sejak 1600. Tercatat gunung ini sempat meletus pada tahun 1799. Terdapat
pos pengamatan gunung lamongan yang terletak di Gunung meja.
Jika kita berada di puncak Gunung Lamongan, kita akan melihat danau-danau tektonik di
kaki Gunung Lamongan. Dari puncaknya, danau-danau itu tampak seperti kolam-kolam kecil
yang bertebaran. Dalam istilah geologi dan vulkanologi, danau tektonik dikenal sebagai maar.
Maar terjadi akibat letusan vulkanik yang berbentuk bundar dan berdinding terjal.
41
Gambar 10 Pemandangan Puncak Gunung Lamongan
Gambar 11 Seismograf di Stasiun Pengamatan Gunung Lamongan
Cara Mencapai Gunung Lamongan dan Kawah Lamongan :
Untuk menuju puncak gunung Lamongan dapat diakses dengan minibus dan ojek dari
kecamatan Klakah, Lumajang. Jika menggunakan minibus trayek tujuan Ranu Klakah, kemudian
turun di Ranu Klakah dan perjalanan dilanjutkan dengan ojek tujuan Desa Papringan. Jika
menggunakan ojek dapat langsung menuju Desa Papringan. Setelah sampai Desa Papringan
perjalanan di lanjutkan menuju Pos Pendaftaran di rumah Kepala Dusun. Setelah melakukan
42
pendaftaran di Pos Pendaftaran perjalanan di lanjutkan menuju kediaman Mbah Citro, sesampai
dikediaman Mbah perjalanan dilanjut menuju puncak dengan mengikuti palang puncak. Pada
saat di perjalanan akan melewati makan istri Mbah Citro, dan Pos Watu Gede.
Inventarisasi Sumber Daya Gunung Api :
1. Ranu Bedali
Gambar 12 Air Terjun Ranu Bedali
Gambar 13 Mata Air Ranu Bedali
2. Ranu Klakah,
3. Ranu Pakis,
43
4. Ranu Bedali,
5. Ranu Lading,
6. Ranu Logong,
7. Ranu Segaran,
8. Ranu Agung
9. Pemandian Air Panas Tiris
10. Singkapan Bukit Lava
11. Manifestasi Geotermal
a. Mata air panas tritis
b. Fulfatara berupa uap air dengan suhu 46o C
4.1.4 Survey Gunung Ijen
Cara mencapai lokasi terdapat dua jalur :
1. Jalur Utara
Dari Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari kemudian dilanjutkan ke
Paltuding yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Jarak
Situbondo sampai Paltuding adalah 93 km dan kondisi jalan sampai Paltuding boleh
dikatakan sangat bagus sehingga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.
2. Jalur Selatan
Dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak sekitar 15 km, yang dapat dilewati dengan
kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Dari Licin menuju
Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan
bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di
Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yang berupa belokan
berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam,
karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk pengangkut Belerang
setiap hari. Dari Paltuding ke kawah yang berjarak 3 km ditempuh dengan berjalan kaki
melewati pondok Pengairan/pondok Irigasi sekitar 90 menit. Lewat utara dengan
kendaraan roda
empat atau dua.
44
Geowisata di Gunung Ijen :
1. Sublimat Belerang
Sublimat belerang merupakan produk G. Ijen yang sudah dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan dalam industri kimia. Belerang dihasilkan dari hasil sublimasi gasgas
belerang yang terdapat dalam asap solfatara yang bersuhu sekitar 200 °C. Kapasitas
belerang rata-rata sekitar 8 ton/hari . Lapangan solfatara terletak di sebelah
tenggara danau Kawah Ijen.
Gambar 14 Aktivitatas Penambangan Belerang
2. Mata Air Panas
Sumber mataair panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu 70 °C dan pH sekitar
2, 6 terdapat didekat lapangan solfatara Ijen. Sedangkan air panas netral bertipe
bikarbonat dengan suhu sekitar 45 ° terdapat di dalam kaldera Ijen sebelah utara yaitu
di Blawan, Kabupaten Bondowoso.
3. Danau kawah ijen dan Blue fire
Danau Kawah Ijen merupakan reaktor multi komponen yang didalamnya terjadi berbagai
proses baik fisika maupun kimia antara lain pelepasan gas magmatik, pelarutan batuan,
pengendapan, pembentukan material baru dan pelarutan kembali zatzat yang sudah
terbentuk sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dan mengandung bahan
terlarut dengan konsentrasi sangat tinggi. Panorama Danau ini sangat indah di tambah
dengan blue fire yang dapat dilihat pada malam hari (jam 2 – 5)
45
Gambar 15 Danau Kawah ijen da Blue Fire
4.2 Hasil Pengabdian dan luaran yang telah diperoleh
Dari pengumpulan data dan hasil survey langsung yang telah dilakukanan maka dibuat
katalog gunung api jawa timur dan website. Untuk website gunung api jawa timur dapat diakses
melalui http:/gunungapijatim.com
.
Gambar 16 Website Gunung Api Jawa Timur
46
Gambar 17 Cover Katalog Gunung Api Jawa Timur
4.3 Kendala yang dihadapi dan solusinya
Kendala yang dihadapi pada pengabdian masyarakat ini adalah ada dua gunung api yang
tidak bias di survey dikarekan sedang mengalami aktiviatas vulkanik yaitu gunung Raung.
Sedangkan gunung kelud tidak bias masuk ke lorong karena masih terdapat material letusan.
Sehingga menggunakan data sekunder (dari kompilasi data).
47
5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengabdian masyarakat ini adalah :
1. Di kawasan gunung api Jawa Timur terdapat banyak potensi wisata yang menarik untuk
itu perlu lebih di tingkatkan Fasilitas dan penginformasian kepada calon pengunjung
2. Untuk memudahkan calon pengunjung mencari informasi perlu di buatkan website dan
katalog gunung api jawa timur. Website tersebut bias dikunjungi di laman
http:/gunungapijatim.com
3. Perlu kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatan potensi wisata (geowisata)
gunung api ini diantaranya pemerintah daerah dan provinsi dan institusi kampus (ITS)
5.2 Saran
Saran yang diusulkan pada pengabdian masyarakat ini adalah mensosialisasikan website dan
buku yang sudah di buat, di beberapa media khususnya media social supaya lebih di kenal di
masyarakat
48
6 BAB VI RENCANA SELANJUTNYA
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat tidak hanya berhenti dalam satu program saja,
sehingga harus memenuhi aspek berkelanjutan. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat berupa
pembuatan katalog Gunung api ini tidak hanya berhenti sampai pada pembuatan buku katalog
dan website. Rencana kegiatan lanjut dari pembuatan Katalog Gunng api ini adalah sosialisasi
dan peatihan kepada masyarakat secara intens tentang bagiamana memanfaatkan potensi sekitar
Gunung berapi, pelatihan tanggap bencana, pelatihan menjadi pemandu wisata yang dibekali
dengan informasi keilmuan geologi. Sehingga diharapkan penduduk sekitar di daerah Gunung
api bisa mamaksimalkan potensi dan dapat berdampingan dengan alam dengan baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Ahmad ,2012, Hidup Mati di Negeri Cincin Api- Ekspedisi Cincin Api, Kompas
Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno-Welirang
Djumarma, A., 1986, Pengamatan & penyelidikan seismik G. Raung, 1985 - 1986, Arsip
Direktorat Vulkanologi, Bandung
Kusumadinata, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
Van Bemmelen R.W. 1949. The Geology of IndonesiaPublished The Hague Govt. Printing
Office.
50
Lampiran I
Daftar Capaian Sementara
Program : Pengabdian Masyarakat
Nama Ketua Tim : Anik Hilyah, S.Si, MT
Judul : Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur
1. Artikel Jurnal
NO Judul Artikel Nama Jurnal Status Kemajuan*)
- - - -
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, published
2. Artikel Konferensi
NO Judul Artikel Detail Konferensi (Nama,
penyelenggara, tempat, tanggal)
Status Kemajuan*)
1 Potensi Geowisata di area
Gunung api Jawa Timur
persiapan
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, presented
3. Paten
NO Judul Usulan Paten Status Kemajuan*)
- - -
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, presented
4. Buku
NO Judul Buku (Rencana) Penerbit Status Kemajuan*)
1 Katalog Gunung api jawa
timur
persiapan
*) Status kemajuan: Persiapan, under review, published
5. Hasil lain (Software, Inovasi Teknologi, dll)
NO Nama Output Detail Output Status Kemajuan*)
1 Website Website Gunung api jawaTimur
http:/gunungapijatim.com
persiapan
*) Status kemajuan: Cantumkan status kemajuan sesuai kondisi saat ini
6. Disertasi / Tesis / Tugas Akhir / PKM yang dihasilkan
NO Nama Mahasiswa NRP Judul Status*)
51
1 Faizal Alifiansyah R/ 3713100026 Potensi Gunung
api Jatim
In progres
*) Status: Cantumkan lulus (dan tahun kelulusan) atau in progress