Download - LAPORAN fisiologi hewan FUNGSI GINJAL
FUNGSI GINJAL (KUALITAS URINE)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM
NIM : J1C111208
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : TAUFIK NOOR
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ terpenting dari kehidupan manusia.
Tanpa ginjal, tubuh manusia takkan mampu memasok darah yang bersih dan
memompa jantung karena sisa ekskresi yang tidak dikeluarkan menjadi sisa
metabolisme yang berlangsung didalam tubuh manusia. Fungsi utama ginjal
adalah mensekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
misalnya ammonia. Selain itu ginjal juga berfungsi mensekresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air jika berlebihan serta
mempertahankan keseimbangan asam dan basa, dan sekresi dari ginjal berupa urin
(Radiopoetro, 1985).
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks yang berisi nefron (terdiri
dari glomerulus dan kapsul bowman), bagian dalam lagi disebut medulla yang
berisi tubulus ginjal. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medula
ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan
saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang
disebut kapsula (Jungueira, 1998).
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah menjelaskan fungsi ginjal melalui
pemeriksaan warna urine, pemeriksaan kejernihan urine, dan pemeriksaan pH
urine.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem metabolisme di dalam tubuh mahluk hidup melibatkan 2 sistem
penting, yaitu sistem ekskresi dan sekresi. Sistem eksresi merupakan hal yang
pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme
dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara
mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian
dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang
bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung
berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan
tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat. Sistem eksresi sangat
beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional (Campbell,
2004).
Pembentukan urine dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam tubuh
maupun lingkungan, misalnya minum cairan hipotonik dalam jumlah besar,
tingkat stress, ketakutan, dan lain-lain. Faktor dari luar tubuh berupa pengaruh
suhu lingkungan, topografi, tempat tinggal seseorang. Sekresi dan ekskresi
memiliki nilai yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kehidupan
hewan dan manusia. Tanpa kedua sistem ini pastilah mahluk hidup tidak akan
dapat bertahan hidup dan kesintasannya tidak akan terjaga (Yuwono, 2001).
Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari
satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin (Campbell,
2004).
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus
yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah
dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk
filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis
yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari
darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri
eferen (Campbell, 2004).
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan: kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus,
lapisan lapisan kaya protein sebagai membran dasar, dan selapis sel epitel
melapisi dinding kapsula Bowman (podosit). Dengan bantuan tekanan, cairan
dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan
masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular
(Anonim, 2006). Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun
molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan
dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari
dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal (Wulangi, 1993).
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada
tubulus konvulasi distal (Wulangi, 1993).
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav
Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik
dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi
tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk
ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan
mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri
dari tubulus penghubung, tubulus kolektivus kortikal, tubulus kloektivus
medularis. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk
membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter
(Wulangi, 1993).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 22 Maret 2013 bertempat di
Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah scalpel, pinset, bak parafin, jarum
pentul, kertas lakmus, dan sampel urine.
2.3 Metode Praktikum
2.2.1 Mengamati Warna Urine
1. Urine dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Urine dibawa ke tempat yang banyak cahaya matahari kemudian urine
diamati warna dari urine tersebut.
2.2.2 Mengamati Kejernihan Urine
1. Berdasarkan metode yang dilakukan pada pengamatan warna urine,
pada pengamatan kejernihan urine pun dibawa ke tempat cahaya matahari.
2. Pada tabung reaksi yang berisi urine di amati dan di nyatakan dalam
penilaian : jernih, agak keruh, keruh atau kah sangat keruh.
2.2.3 Memeriksan Kadar pH Urine
1. Kertas lakmus merah dan biru diambil, kemudian pada tabung reaksi
yang berisi sampel dimasukkan dan diperhatikan bagaimana reaksi nya.
2. Dibuat data hasil pengamatan pH yang terukur pada kertas lakmus yang
tertera.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini dapat disarikan dalam tabel sebagai
berikut.
No Perlakuan Keterangan
1. Pengamatan Warna Urine
Pengamatan Warna Urine
Sampel A : Kuning Tua
Sampel B : Kuning Muda
Sampel C : Kuning Muda
Sampel D : Kuning Tua
2. Pengamatan Kejernihan Urine
Sampel A : Kuning Tua
Sampel B : Kuning Muda
Sampel C : Kuning Muda
Sampel D : Kuning Tua
3. Pengamatan pH Urine
Sampel A : 6
Sampel B : 7
Sampel C : 7
Sampel D : 6
No Kode Warna Urine pH Urine Kejernihan Urine
1 A + 6 +
2 B -+ 7 -+
3 C -+ 7 -+
4 D -+ 6 +
Keterangan :
3.2 Pembahasan
Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem
tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat
keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai
kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai
lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine
yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan
zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat.
- : Urine tidak berwarna-+ : Jernih+ : Agak Keruh++ : Keruh+++ : Sangat Keruh D C B A
Praktikum kali ini adalah mengetahui dan mempelajari fungsi ginjal dalam
memproduksi urine namun hal yang diperiksa adalah beberapa indikator baik atau
tidaknya fungsi ginjal adalah salah satunya dengan menyelidiki warna urine,
kejernihan urine, dan pH urine itu sendiri. Pada urine manusia yang normal
terdapat warna kuning jernih, atau kuning kecoklatan karena mengandung zat
warna urochrom. Pada data yang didapat terdapat sampel A berwarna kuning tua,
B berwarna kuning muda, sampel C berwarna kuning muda, dan D berwarna
kuning tua berturut turut hasil menunjukkan kesesuaian dengan perbandingan
dengan warna urine yang normal dan masih dapat dikatakan normal apabila urine
berwarna kuning tua. Perubahan urine pada data yang diperoleh tidak berubah
terlalu jauh dengan perbedaan warna yang lainnya, jadi dapat disimpulkan warna
urine pada semua sample adalah normal.
Pada pengamatan kejernihan urine pada sampel A,B,C dan D terdapat
hasil yang indikator kejernihannya dinyatakan sama dengan warna, yaitu masih
terdapat kategori normal karena pada sampel tidak memiliki warna yang keruh
atau kemerahan yang disinyalir terdapat kelainan. Sehingga indikator kejernihan
pada sampel yang didapat kesemuanya dinyatakan normal.
Semua bagian proses produksi urine adalah hasil kerja organ sekresi yang
bernama ginjal. Ginjal berfungsi memproduksi urine. Bagian paling luar dari
ginjal disebut korteks yang berisi nefron (terdiri dari glomerulus dan kapsul
bowman), bagian dalam lagi disebut medulla yang berisi tubulus ginjal. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medula ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus
oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
Fungsi utama ginjal adalah mensekresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen misalnya ammonia. Selain itu ginjal juga berfungsi
mensekresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan misalnya vitamin yang larut
dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air
jika berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa, dan sekresi
dari ginjal berupa urin.
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan
augmentasi.
1. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada
glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga
mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses
penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada
glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil
terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu,
99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus
proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus
distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat
dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter
air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi
beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder
yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-
zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-
zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`,
dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter
adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen
empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.
Pada sampel yang ditemukan yaitu A,B,C dan D ternyata terdapat hasil
penyelidikan terhadap pH urine yang berturut turut menunjukkan nilai 6,7,7 dan 6.
Hal ini ternyata memang sesuai dengan literatur bahwa urine normal adalah yang
sedikitnya berpH 6 sampai netral yaitu bernilai 7. Sehingga dapat dikatakan pada
pengujian pH terdapat kesesuaian dengan orang normal lainnya.
Seorang manusia yang normal memiliki kejernihan urine setidaknya
berwarna kuning agak keruh, apabila lebih dari itu maka suatu urine yang
berwarna kecoklatan menunjukkan sisi abnormal. Pada keseluruhan hasil
penyelidikan kejernihan urine ternyata sampel menunjukkan sisi yang normal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemilik sampel urine adalah
bahwasanya pengambilan sampel urine perlu diperhatikan jeda waktu sebelum
diambilnya sampel. Proses ini akan mempengaruhi hasil yang didapat dan
mempengaruhi validitas suatu sampel, Pada keseluruhan hasil penelitian sampel
urine perlu adanya tindakan memahami kerja urine yang harusnya tidak hanya
dapat mengonsumsi makanan namun juga memahami efeknya terhadap kesehatan
terutama pada ginjal.
Ginjal adalah organ yang penting maka hendaknya beberapa hal yang
mengganggu material yang sukar larut tersebut menuju saluran pembuangan dari
gnjal itu sendiri.kerja ginjal dapat dikurangi seperti mengonsumsi banyak glukosa
yang mungkin saja terbawa hingga proses augmentasi dan menyebabkan ginjal
gagal dalam mengubah glukosa pada saat metabolisme tubuh. Banyaknya cairan
(air minum) yang diperlukan tubuh juga sangat diperlukan supaya kerja ginjal
tidak terlalu berat dalam membawa sisa metabolisme. Sehingga pelarut nya yang
berupa air dapat membawa material yang seharusnya dikeluarkan menuju ureter.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ginjal merupakan organ yang memproduksi urine dan mengelurakan asam
urat yang terkandung didalamnya .
2. Ginjal berperan mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan
mengeluarkan air jika berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam
dan basa.
3. Ginjal yang berwarna kuning muda sampai berwarna kuning tua masih dapat
dikategorikan sebagai urine yang normal. Karena pada urine mengandung zat
pewarna urine yang disebut urochrom.
4. Kejernihan urine sangat berpengaruh pada indikator kernormalan suatu urine,
pada sampel yang diperoleh semua urine dapat dikatakan normal karena tidak
ada yang berwarna kuning kemerahan.
4.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah hendaknya semua praktikan dan
asisten dapat bekerja sama dengan lebih baik lagi mengingat percobaan ini baru
pertama kali dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, Jane B.C, dan Lawrence G.M. 2004. Biologi. Jilid III 2nd edition. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Jungueira L. C. et al. 1998. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Radiopoetro. 1985. Zoologi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Yuwono, Edy. 2001. Fisiologi Hewan I. Depertemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Biologi : Purwokerto.