-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
1/27
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
2/27
BAB 2
DISKUSI DAN S)UDI PUS)AKA
A( DISKUSI
+. Klari!ikasi stilah
a. gobrok nkontinensi al/i, keluarnya !eses
tanpa disadari
b. gompol nkontinensi urin, keluarnya urin
tanpa disadari
(. ndeks 0arthel engukuran untuk mengetahui
!ungsional, akti/itas sehari-hari
d. rostat Kelenjar tambahan pada laki-laki
yang ber!ugsi sebagai pemberi nutrisi pada sperma
e. 1e(tal ou(her emeriksaan re(tum dengan
menggunakan gel untuk melihat kekuatan m.spin(hter ani, prostat
dan appendi3
!. emeriksaan neuro $# dapat melawan gra/itasi tanpa
pembebanang. Stroke kurang oksigenasi pada sel-sel otak
akibat gangguan /askular
2. 1umusan masalah
a. 0agaimana 4isiologi dan pato!isiologi inkompetensi urin, al/i dan
insomnia
b. 0agaimana hubungan kematian istri dengan keadaan pasien
(. 0agaimana prosedur dan interpretasi indeks barthel
d. 0agaimana interpretasi pemeriksaan re(tal tou(her, )S*, dan
pemeriksaan neuromuskular
e. 6pa tujuan dilakukan pemeriksaan psikiatri
!. 6pa pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan pasien
g. 6pa hubungan stroke dengan penyakit yang diderita pasien
h. 6pa !aktor risiko inkontinesia urin dan al/i
i. 0agaimana penatalaksanaan dan prognosis pada kasus ini
j. 6pa pengaruh pemberian obat tidur terhadap kondisi pasien
k. 6pa hubungan usia dengan gejala yang dialami pasien
#. 0rainstorming
a. 4isiologi berkemih dan nkontinensia urin
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
3/27
roses berkemih dari ginjal menuju di /esika urinaria untuk
dikumpulkan kemudian ada sara! a!eren menuju sakralis -
kemudia kembali menuju /esika urinaria dan terjadi kontraksi
muskulus detrusor. enghambatan dapat dilakukan oleh mus(ulus
spin(hter uretra yang dipersara!in oleh sara! somatik. Kontraksi
mus(ulus detrusor juga dipengaruhi oleh kalsium dan
prostaglandin. ada geriatri terdapat perubahan !isiologis yaitu
!ibrosis /esi(a urinaria, pengurangan kontraksi dan terjadi sisa saat
kontraksi.
nkontinensia urin dibagi menjadi 2 menurut waktu terjadinya+& 6kut, terjadinya mendadak. enyakit- penyakit yang
mendasari yaitu Delirium, retensi, n!eksi, poliuria
2& ersisten, terjdai lama dan akibat dari penyakit.
nkontinensia urin yang persisten dibagi menjadi empat
yaitu
a& ipe stress, hal ini disebabkan peninggian tekanan
intra abdomen yang tidak dapat ditahan sehingga
terjadi pengeluaran urin. enyebabnya antara lain
wanita dengan multipara sehingga terjadi kelemahan
otot panggul.
b& ipe urgensi, dikarenakan pada geriatri tidak dapat
menahan. 'al ini dapat diakibatkan gangguan di SS
sehingga menyebabkan gagalnya mus(ulus spin(hter
uretra gagal berkontraksi
(& ipe !ungsional, ada penurunan kemampuan kogniti!
dan gangguan mobilitas
d& ipe luapan, hal ini terjadi karena sumbatan prostat
atau batu sehingga urin akan merembes.
b. ndeks 0arthel
emeriksaan yang dilakuakn pada lansia utuk meniali tingkat
kemandirian pada lansia. emeriksaan ini biasanya dilakuakn pada
pasien pas(a stroke. emeriksaa yang dilakukan adalah makan dan
minum, pergerakan, membersihkan diri, penggunaan jamban,
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
4/27
mandi, berjalan, buang air besar, buang air ke(il, naik turun tangga,
dan berpakaian.
nterpretasi pemriksaan barthel dinilai dengan skoring 8-+88,
dengan perin(ian
+& 8-28 ketergantungan total
2& 2+-98 ketergantungan berat
#& 9+-:8 ketergantungan sedang
;& :+-:: ketergantungan ringan
5& +88 mandiri
(. nsomnia
nsomnia adalah kurangnya waktu yang dihabiskan untuk tidur.
Etiologi insomnia meliputi susah masuk !ase tidur, mudahterbangnu saat malam, dan bangun terlalu pagi.
ada geriatri penyebab tersering insomnia disebabkan depresi.
ada skenario didapatkan pasien kehilangan istri yang merupakan
stressor psikis yang akan merangsang '6 aksis untuk
mengeluarkan kortisol. Kortsol merusak triptophan yang ber!ungsi
sebagai prekursor serotonin. Kekurangan serotonin akan
menyebabkan depresi dan susah masuk dalam !ase tidur.
;.
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
5/27
?erupakan tidak dpat mengontrol !eses sehingga keluar tanpa
disengaja, pembagianya antara lain
a. Konstipasi penderita tidak 060 selama # hari dan mulai
mun(ul skibala. Skibala membuat pelebaran susdut anorektal,
sehingga !eses mudah keluar.
b. Simptomatik akibat penyakit lain seperti diare
(. eurogenik gangguan penghambatan di korteks serebri
membuat gagalnya penghambatan oleh m.spin(hter ani e3terna
d. Kelemahan otot kerusakan pada m.spin(hter ani e3terna
2. 4isiologi tidur
idur dipengaruhi oleh irama sirkadian yang dibentuk oleh
melatonin dan kortisol. ada saat malam, (ahaya yang kurang
diteruskan ke nukleus supra(hiasmatikum dan menghasilkan
melatonin. ?elatonin yang disekresikan membikin rasa kantuk. Saat
pagi hari atau ketika (ahaya mulai mun(ul maka sinar tersebut
merangsang pengeluaran kortisol sehingga terbangun.
#. E!ek obat tidur terhadap gejala pasien
E!ek sedati! pada pasien menghambat pda korteks serebri.
E!ek yang terjadi e!ek penghambatan pada re!lek anal dan uretra
mengalami penurunan. Sehingga pasien dapat mengalami
inkontinensia
B( S)UDI PUS)AKA
*( +isi'l'i )idu
+. ahapan tidur
idur terjadi hanya ketika perhatian dan akti/itas
berkurang. ?enguap adalah tanda yang utama indi/idu atau
seseorang berhasrat ingin tidur. idur dibagi menjadi 2 tahapan,
yaitu tidur on-1apid Eye ?o/ement "1E?& dan tidur 1apid
Eye ?o/ement "1E?&.
a. idur on-1apid Eye ?o/ement "1E?&
idur 1E? adalah tidur yang lambat dengan mata
tertutup, ada pergerakan tubuh dan bernapas dengan
tenang dan teratur "0rugne, +::;&. Selama tidur 1E?,
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
6/27
seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat
tahapan selama siklus tidur yang tipikal :8 menit. Kualitas
tidur dari tahap +-; bertambah dalam. idur yang dangkal
merupakan karakteristik dari tahap + dan 2 dan seseorang
lebih mudah terbangun. ahap # dan ; melibatkan tidur
yang dalam dan seseorang akan sulit terbangun. ahap
pada tidur 1E? terdapat empat tahap, yaitu
)a&a! tidu !"taa( Sesuai dengan keadaan
seorang yang baru saja terlena. Seluruh otot skeletal
menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua
bola mata bergerak bolak-balik ke kedua sisi. EE* yang
direkam selama tahap tidur pertama itu memperlihatkan
penurunan /oltase dengan gelombang-gelombang al!a
yang makin menurun !rekuensinya.
)a&a! k"dua( Keadaan tidur masuk tahap tidur
kedua apabila timbul sekelompok gelombang yang
ber!rekuensi +;-+@ siklus per detik pada akti/itas dasar
yang ber!rekuensi #-9 per detik. *elombang-gelombang
+;-+@ siklus per detik itu dinamakan gelombang tidur atau
sleep spindles. Dalam tahap tidur kedua itu kedua bola
mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara.
)a&a! k"tia( ada tahap tidur yang ketiga EE*
memperlihatkan perubahan gelombang dasar ber!rekuensi
#-9 siklus per detik menjadi +-2 siklus per detik, yang
sekali-sekali diselingi oleh timbulnya gelombang tidur.
Keadaan !isik pada tahap tidur ketiga di(irikan oleh lemah
lunglai karena tonus mus(ular lenyap sama sekali.
)a&a! tidu .an k""!at( ada tahap tidur
keempat ini, EE* memperlihatkan hanya irama
gelombang yang ber!rekuensi +-2 per detik tanpa
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
7/27
penyelingan dengan gelombang tidur. Dalam tahap tidur
keempat badan lemah.
b. idur 1apid Eye ?o/ement "1E?&
idur 1E? adalah sasaran dari jejak EE* yang
(epat. ada !ase ini biasanya mimpi terjadi selama tidur
1E? "0rugne, +::;&. idur 1E? ini merupakan !ase pada
akhir tiap siklus tidur :8 menit. Konsolidasi memori
"Karni dkk, +::;&. Dan pemulihan psikologis terjadi pada
waktu ini. 4a(tor yang berbeda dapat meningkatkan atau
mengganggu tahapan siklus tidur yang berbeda.
Se(ara normal, pada orang dewasa pola tidur rutin
dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang
terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang
se(ara teratur. eriode ini se(ara normal berakhir +8
hingga #8 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki
kesulitan untuk tertidur akan berlangsung + jam atau lebih.
Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati ;
sampai 9 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri ; tahap
dari tidur 1E? dan satu periode dari tidur 1E?. ola
siklus biasanya berkembang dari tahap + menuju ke tahap
; 1E?, diikuti kebalikan tahap ; ke #, lalu ke-2,
diakhiri dengan periode dari tidur 1E?. Seseorang
biasanya men(apai tidur 1E? sekitar :8 menit ke siklus
tidur. Aumlah siklus tidur tergantung pada jumlah total
waktu yang klien gunakan untuk tidur
2. Siklus idur
rama sirkadian "siklus tidur dan bangun&, polanya adalah
bangun sepanjang hari saat (ahaya terang dan tidur sepanjang
malam saat gelap. Aadi !aktor kun(i adalah adanya perubahan
gelap dan terang. Stimulasi (ahaya terang akan masuk melalui
mata dan mempengaruhi suatu bagian di hipotalamus yang
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
8/27
disebut nu(leus supra-(hiasmati( "S>&. S> akan
mengeluarkan neurotransmitter yang mempengaruhi
pengeluaran berbagai hormone pengatus temperatus badan,
(ortisol, *' "growth hormone& dan lain-lain yang memegang
peran untuk bangun dan tidur,. S> bekerja seperti jam,
meregulasi segala kegiatan bangun dan tidur. Aika pagi hari
(ahaya terang masuk, S> segera mengeluarkan hormone yang
menstimulasi peningkatan temperature badan, (ortisol dan *'
sehingga orang terbangun. Aika malam tiba S> merangsan
pengeluaran hormone melatonin sehingga orang mengantuk dan
tidur. Saat hari mulai gelap, melatonin dikeluarkan dalam darah
dan akan mempengaruhi terjadinya relaksasi dan penurunan
temperature badan serta (ortisol. Kadar melatonin dalam darah
mulai meningkat pada jam : malam, terus meningkat sepanjang
malam dan menghilang pada jam : pagi.
2( P"uba&an )idu Pada Lansia
ada lansia terjadi perubahan pada irama sirkadian tidur normal
yaitu menjadi kurang sensiti! dengan perubahan gelap dan terang.
ormalnya irama sirkadian termasuk didalamnya peranan pengeluaran
hormon dan perubahan temperatur badan selama siklus 2; jam.
Ekskresi (ortisol dan *' meningkat siang hari dan temperatus badan
menurun di waktu malam. ada lansia ekskresi kortisol dan *' serta
perubahan temperatur tubuh ber!luktuasi dan kurang menonjol.
?elatonin, hormon yang diekskresikan pada malam hari dan
berhubungan dengan tidur, menurun dengan meningkatnya umur.
3( Ganuan )idu Pada Lansia
*angguan tidur pada lansia dapat bersi!at nonpatologik karena
!aktor usia dan ada pula gangguan tidur spesi!ik yang sering
ditemukan pada lansia. 6da beberapa gangguan tidur yang sering
ditemukan pada lansia.
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
9/27
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
10/27
berkurang dan menyebabkan lansia tersebut lebih sering
menggunakan !asilitas kesehatan. Seseorang dengan insomnia
primer sering mempunyai riwayat gangguan tidur sebelumnya.
Sering penderita insomnia mengobati sendiri dengan obat sedati!-
hipnotik atau alkohol. 6nksiolitik sering digunakan untuk
mengatasi ketegangan dan ke(emasan.
/( Ind"ks Bat&"l
ndeks 0arthel adalah alat untuk menilai perawatan diri dan
mengukur harian seseorang yang ber!ungsi se(ara khusus akti/itas
sehari hari dan mobilitas. enilaian ini dapat digunakan untuk
menentukan tingkat dasar dari !ungsi dan dapat digunakan untuk
memantau perbaikan dalam akti/itas sehari hari dari waktu ke
waktu. ndeks 0arthel terdiri dari +8 item yaitu trans!er, mobilisasi,
penggunaan toilet, membersihkan diri, mengontrol 060, 06K,
mandi, berpakaian, makan, dan naik turun tangga "
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
11/27
9 ?engontrol 06K nkontinen % kateter 8
7 ?andi ?andiri 5
ergantung orang lain 8
@ 0erpakaian
?andiri +8
Sebagian dibantu 5
ergantung orang lain 8
: ?akan ?andiri +8
erlu pertolongan orang lain 5
ergantung pertolongan
orang lain
8
+8 aik turun tangga ?andiri +8
erlu pertolongan 5
ak mampu 8Skor total maksimal +88
Sumber
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
12/27
+. emeriksaan laboratorium
Kultur urin
Sitologi urin
*ula darah
Kalsium darah
)ji !ungsi ginjal
)S* ginjal
2. emeriksaan ginekologik
#. emeriksaan urologik
;. >ystouretroskopi
5. )ji urodinamik
=bser/asi proses pengosongan /esi(a urinaria
)ji batuk
)rine !lowmetry
?ulti(hannel (ystometrogram
ressure-!low study
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
13/27
nkontinensia al/i terbagi menjadi ; kelompok berdasarkan
penyebab dan gambaran klinisnya, antara lain
+. nkontinensia al/i akibat konstipasi
nkontinensia ini disebabkan adanya konstipasi pada
pasien dalam jangka waktu lama, sehingga terbentuk massa
!eses keras yang disebut sebagai skibala. Skibala akan
mengakibatkan sumbatan sehingga mengubah sudut
anorektal. 'al ini mengakibatkan pengurangan kepekaan
sensorik re(tum dan anus dalam mengenali !eses, sehingga
!eses (air mudah keluar.2. nkontinensia al/i simptomatik
nkontinensia ini tergantung pada gejala klinis yang
terlihat. *ejala klinis tersebut pada akhirnya akan
bermani!estasi pada diare yang berkepanjangan, yang
menyebabkan !ungsi sphin(ter terganggu dan akhirnya
menyebabkan inkontinensia.
#. nkontinensia al/i neurogenik
nkontinensia ini disebabkan adanya gangguan pada
!ungsi penghambatan sphin(ter di korte3 (erebri.
;. nkontinensia al/i akibat hilangnya re!le3 anal
nkontinensia ini disebabkan adanya de!ek pada otot
motorik sphin(ter, sehingga menyebabkan turunnya re!le3
anal dan menyebabkan tonus anus menurun.
4( P""iksaan P"nunan Ink'ntin"nsia Al%i
+. emeriksaan laboratorium
*lukosa darah
'ormon tiroid
Elektrolit
2. 4oto polos perut
#. Kolonoskopi
;. roktosigmoidoskopi
5. Sinede!e(ogra!i
9. )ji manometri
7. Elektromiogra!i
5( E$"k Obat Hi!n'tik S"dati$ )"&ada! P's"s B"k"i& Dan
D"$"ksasi
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
14/27
roses berkemih berlangsung dibawah (ontrol dan koordinasi
sistem sara! pusat "SS& dan sistem sara! tepi di daerah sakrum.
Sensasi pertama ingin berkemih timbul saat /olume kandung kemih
atau /esi(a urinaria ")& men(apai antara +58-#58 ml. Kapasitas )
normal ber/ariasi sekitar #88-988 ml "ranarka, 2888&. 0ila proses
berkemih terjadi, otot-otot detrusor ) berkontraksi, diikuti relaksasi
dari s!ingter dan uretra. ekanan dari otot detrusor meningkat
melebihi tahanan dari muara uretra dan urin akan meman(ar keluar
"an der >ammen dkk, 1euben dkk dalam ranarka, 2888&. S!ingter
uretra eksternal dan otot dasar panggul berada di bawah (ontrol
/olunter dan disuplai oleh sara! pudendal, sedangkan otot detrusor
kandung kemih dan s!ingter uretra internal berada di bawah kontrol
sistem sara! otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak
"Setiati dan ramantara, 2887&.
roses berkemih diatur oleh pusat re!leks kemih di daerah
sakrum. Aaras a!eren lewat persara!an somatik dan otonom membawa
in!ormasi tentang isi ) ke medulla spinalis sesuai pengisian )
"ranarka, 2888&. Ketika ) mulai terisi urin, rangsang sara!
diteruskan melalui sara! pel/is dan medulla spinalis ke pusat sara!
kortikal dan subkortikal. usat subkortikal "pada ganglia basal dan
(erebellum& menyebabkan ) relaksasi sehingga dapat mengisi tanpa
menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih. Ketika
pengisian ) berlanjut, rasa penggembungan ) disadari, dan pusat
kortikal "pada lobus !rontalis& bekerja menghambat pengeluaran urin.*angguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat atau
penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran urin
"Setiati dan ramantara, 2887&.
Ketika terjadi desakan berkemih, rangsang dari korteks
disalurkan melalui medulla spinalis dan sara! pel/is ke otot detrusor.
6ksi kolinergik dari sara! pel/is kemudian menyebabkan otot detrusor
berkontraksi. Kontraksi otot detrusor tidak hanya tergantung pada
iner/asi kolinergik, namun juga mengandung reseptor prostaglandin.
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
15/27
Karena itu, prostaglandin-inhibiting drugs dapat mengganggu
kontraksi detrusor. Kontraksi ) juga calcium-channel dependent,
karena itu calcium-channel blockersdapat mengganggu kontraksi ).
nter!erensi akti/itas kolinergik sara! pel/is menyebabkan
pengurangan kontraktilitas otot "Setiati dan ramantara, 2887&.
?ekanisme dasar proses berkemih diatur oleh berbagai re!leks
pada pusat berkemih. ada !ase pengisian, terjadi peningkatan
akti/itas sara! otonom simpatis yang mengakibatkan penutupan leher
), relaksasi dinding ), serta penghambatan akti/itas parasimpatis
dan mempertahankan iner/asi somatik pada otot dasar panggul. ada
!ase pengosongan, akti/itas simpatis dan somatik menurun, sedangkan
parasimpatis meningkat sehingga terjadi kontraksi otot detrusor dan
pembukaan leher ). roses re!leks ini dipengaruhi oleh sistem sara!
yang lebih tinggi yaitu batang otak, korteks serebri dan serebelum.
eranan korteks serebri adalah menghambat, sedangkan batak otak
dan supra spinal mem!alisitasi "Setiati dan ramantara, 2887&.
Konsumsi obat hipnotik sedati! dapat memperlambat re!leks
kemih dan gangguan di batang otak, otak ke(il dan korteks serebri.
Sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk menunda berkemih.
=tot detrusor berakti/itas se(ara berlebihan dan menyebabkan
kontraksi yang tidak terkendali dari kandung kemih dan berakibat
keluarnya urin, hal ini dikenal sebagai inkontinensia urin tipe urgensi
"ranaka, 288:&.
De!ekasi seperti juga pada berkemih adalah suatu proses
!isiologis yang menyertakan kerja otot polos dan serat lintang,
persara!an sentral dan peri!er, koordinasi dari sistem re!leks,
kesadaran yang baik dan kemampuan !isis untuk men(apai tempat
buang air besar "060&. De!ekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus
besar yang menghantarkan !eses ke rektum untuk dikeluarkan. 4eses
masuk dan merenggangkan ampula dari rektum diikuti relaksasi dari
s!ingter anus interna. )ntuk menghindari pengeluaran !eses yang
spontan, terjadi re!leks kontraksi dari s!ingter anus eksterna dan
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
16/27
kontraksi otot dasar pel/is yang dipersara!i oleh sara! pudendus. =tak
menerima rangsang keinginan untuk 060 dan s!ingter anus eksterna
diperintahkan untuk relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya
dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini menaikkan
tekanan dalam perut, relaksasi s!ingter dan otot le/ator ani. 0aik
persara!an simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam proses 060
"ranarka dan 6ndayani, 2887&.
=bat hipnotik sedati! dapat mempengaruhi sistem sara! yang
mengakibatkan terjadinya gangguan !ungsi menghambat dari korteks
serebri saat terjadi regangan atau distensi rektum. roses normal dari
de!ekasi melalui re!lek gastro-kolon. 0eberapa menit setelah makanan
sampai di lambung%gaster, akan menyebabkan pergerakan !eses dari
kolon desenden ke arah rekum. Distensi rektum akan diikuti relaksasi
s!ingter interna. Dan seperti halnya kandung kemih, tidak terjadi
kontraksi intrinsik dari rektum pada orang dewasa normal, karena ada
inbisi atau hambatan dari pusat di korteks serebri "ranaka, 288:&.
*6( Int"!"tasi P""iksaan N"u'l'i Ekst"itas
ada pemeriksaan motorik, dilakukan pemeriksaan terhadap setiap
kelompok otot dengan melawan tahanan yang diberikan pemeriksa,
di(ari adakah kontraksi otot atau gerakan tendon. Kontraksi otot atau
gerakan tendon di(atat dengan kriteria MRC Grade (Medical
Research Council):
8 F tidak ada kontraksi
+ Flicker o contraction
2 F bergerak dengan gra/itasi terbatas# F bergerak dengan melawan gra/itasi
; F akti! bergerak dengan melawan gra/itasi dan tahanan
5 F normal
"'an(oro, 28+8&
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
17/27
**( P""iksaan Psikiati
roses menua "aging& adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi !isik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu (enderung berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan se(ara umum maupun kesehatan
jiwa se(ara khusus pada lansia. sikogeriatri atau psikiatri geriatri
adalah (abang ilmu kedokteran yang memperhatikan
pen(egahan,diagnosisi,dan terapi gangguan !isik dan psikologik atau
psikiatrik pada lanjut usia "Sado(k and Sado(k,+::@&.
6da ; (iri yang dapat dikategorikan sebagai pasien *eriatri dan
sikogeriatri, yaitu
a. Keterbatasan !ungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia
b. 6danya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerati!
(.
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
18/27
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
19/27
kesehatan,misalnya menderita berbagai penyakit !isik berat,gangguan
mobilitas atau gangguan sensorik,terutama gangguan pendengaran.
'arus dibedakan antara kesepian dengan hidup sendiri.0anyak
diantara lansia yang hidup sendiri tidak mengalami kesepian,karena
akti/itas sosial yang masih tinggi,taetapi dilain pihak terhadap lansia
yang walaupun hidup dilingkungan yang beranggotakan (ukup banyak
,mengalami kesepian.
ada pendreita kesepian ini peran dari organisasi sosial sangat
berarti,karena bisa bertindak menghibur,memberikan moti/asi untuk
lebih meningkatkan peran sosial penderita,disamping memberikan
bantuan pengerjaan pekerjaan dirumah bila bila memang terdapat
disabilitas penderita dalam hal-hal tersebut.
Kehilangan "duka(ita, berkabung& adalah suatu respon normal
terhadap kehilangan yang bermakna " dari pasangan hidup, orang tua,
anak& " omb, 288#&. Kehilangan pasangan hidup merupakan
pengalaman yang paling menyedihkan selama hidup mereka. =rang-
orang tua yang kehilangan pasangan hidup dan (enderung melakukan
bunuh diri begitu juga jika disertai dengan depresi. *ejala yang sering
mun(ul pada gangguan depresi! adalah menurunnya konsentrasi dan
!isik, gangguan tidur "khususnya bangun pagi terlalu (epat dan sering
terbangun Gmultiple awakeningsH&, na!su makan menurun, penurunan
berat badan, dan masalah-masalah pada tubuh. ?enurunnya
kemampuan berpikir pada penderita lanjut usia yang mengalami
depresi berhubungan dengan sindrom demensia pada depresi
"dementia syndrome o! depression GpseudodementiaH&, yang dapat
disalahartikan sebagai demensia yang sebenarnya.
emeriksaan sikiatrik pada usia lanjut menurut ?artono dan
o/iati "28++&
a. 1iwayat psikiatrik
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
20/27
1iwayat psikiatrik lengkap termasuk identi!ikasi awal
"nama,usia,jenis kelamin,status perkawinan&,keluhan
utama,riwayat penyakit sekarang ,riwayat penyakit dahulu
"termasuk gangguan !isik yang pernah diderita &,riwayat
pribadi dan riwayat keluarga.emakainan obat "termasuk obat
yang dibeli bebas&.yang sedang atau pernah digunakan
penderita juga penting untuk diketahui.
b. emeriksaan status mental
emeriksaan status mental meliputi bagaimana penderita
ber!ikir "proses pikir&,merasakan dan bertingkah laku selama
pemeriksaan.Keadaan umum penderita adalah termasuk
penampilan ,akti/itas psikomotorik,sikap terhadap
pemeriksaan dan akti/itas bi(ara.
(. enilaian !ungsi.
enderita lanjut usia harus diperiksa tentang kemampuan
mereka untuk mempertahankan kemandirian dan untuk
melakukan akti/itas dalam kehidupan sehari-hari.6kt/itas
tersebut adalah termasuk ke toilet,menyiapkan
makanan,berpakaian ,berdandan dan makan.Derajat
kemampuan !ungsional dari perilaku sehari-hari adalah suatu
pertimbangan penting dalam menyusun ren(ana terapi
selanjutnya.
d. ?ood,perasaan dan a!ek.
Di negara lain,bunuh diri adalah salah satu penyebab utama
kematian pada golongan usia lanjut.=leh karenanya
pemeriksaan ide bunuh diri pada penderita lanjut usi sangat
penting.erasaan kesepian ,tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya adalah gejala depresi.Kesepian merupakan alasan
yang paling sering dinyatakan oleh para lanjut usia yang
ingin bunuh diri .Depresi merupakan resiko yang tinggi untuk
bunuh diri
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
21/27
e. *angguan persepsi .
'alusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan !enomena
yang disebabkan oleh penurunan ketajaman
sensorik.emeriksa harus men(atat apakah penderita
mengalami kebingungan terhadap waktu atau tempat selama
episode halusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan
patologo !okal yang lain.emeriksaan yang lebih lanjut
diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti.
!. 4ungsi /isuospasial.
Suatu penurunan kapasitas /isuospasial adalah normal
dengan lanjutnya usia.?eminta penderita untuk men(otoh
gambar atau menggambar mungkin membantu dalam
penilaian.emeriksaan neuropsikologis harus dilaksanakan
jika !ungsi /isuospasial sangat terganggu.
g. roses berpikir.
*angguan pada progresi pikiran adalah neologisme, gado-
gado kata, sirkumstansialitas, asosiasi longgar,asosiasi
bunyi,!light o! ideas,dan retardasi.'ilangnya kemampuan
untuk dapat mengerti pikiran abstrak mungkin tanda awal
dementia.
h. Sensorium dan kognisi.
Sensorium mempermasalhkan !ungsi dari indra
tertentu,sedangkan kognisi mempermasalahkan inr!ormasi
dan intelektual
i. Kesadaran.
ndikator yang peka terhadap dis!ungsi otak adalah adanya
perubahan kesadaran ,adanya !luktuasi tingkat kesadaran atau
tampak letargik.ada keadaan yang berat penderita dalam
keadaan somnolen atau stupor
j. =rientasi.
*angguan orientasi terhadap waktu,tempat dan orang
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
22/27
berhubungan dengan gangguan kognisi.*angguan orientasi
sering ditemukan pada gangguan kogniti!,gangguan
ke(emasan,gangguan buatan,gangguan kon/ersi dan
gangguan kepribadian,terutama selam periode stres !isik atau
lingkungan yang tidak mendukung.emeriksa harus menguji
orientasi terhadap tempat dengan meminta penderita
menggambar lokasi saat ini.=rientasi terhadap orang
mungkin dinilai dengan dua (ara apakah
penderita,mengenali namnya sendiri,dan apakah juga
mengenali perawat dan dokter.=rientasi waktu diuji dengan
menanyakan tanggal,tahun,bulan dan hari.
k. Daya ingat.
Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka
panjang,pendek dan segera.es yang diberikan pada penderita
dengan memberikan angka enam digit dan penderita diminta
untuk mengulangi maju mundur .enderita dengan daya ingat
yang tak terganggu biasanya dapat mengingat enam angka
maju dan lima angka mundur .Daya ingat jangka panjang
diuji dengan menanyakan tempat dan tanggal lahir,nama dan
hari ulang tahun anak-anak penderita.Daya ingat jangka
pendek dapat diperiksa dengan beberapa (ara ,misalnya
dengan menyebut tiga benda pada awal wawan(ara dan
meminta penderita mengingat kembali benda tersebut akhir
wawan(ara.6tau dengan memberikan (erita singkat pada
penderita dan penderita diminta untuk mengulangi (erita tadi
se(ara tepat%persisi.
l. 4ungsi intelektual,konsentrasi,in!ormasi dan ke(erdasan.
Sejumlah !ungsi intelektual mungkin diajukan untuk
menilai pengetahuan umum dan !ungsi
intelektual.?enghitung dapat diujikan dengan meminta
penderita untu mengurangi 7 dari angka +88 dan mengurangi
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
23/27
7 lagi dari hasil akhir dan seterusnya sampai ter(apai angka
2.emeriksa men(atat respons sebagai dasar untuk penguji
selanjutnya.emeriksa juga dapat meminta penderita intuk
menghitung mundur dari 28 ke +,dan men(atat waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A( KESIMPULAN
Eyang Karto berusia 75 tahun yang merupakan pasien post stroke
pada skenario mengalami inkontinensia urin dan inkontinensia al/i. 6da
beberapa etiologi dari gangguan pada pasien tersebut. ertama akibat dari
stroke yang dialaminya 2 tahun lalu. Kedua akibat dari depresi yang
dialami pasien. Ketiga akibat dari lemahnya kekuatan !isik atau kogniti!.
Dari hasil re(tal tou(her dan )S* menunjukkan bahwa inkontinensia urin
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
24/27
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
25/27
mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk melanjutkan hidupnya
kembali.
engelolaan inkontinensia pada penderita lanjut usia, se(ara garis
besar dapat dikerjakan dengan program rehabilitasi seperti melatih respon
/esika urinaria ")& agar kembali baik, kemudian dengan kateterisasi baik
se(ara berkala maupun menetap, pemberian obat-obatan untuk relaksasi
), pembedahan untuk keadaan patologik lain, serta program lain seperti
penyesuaian lingkungan yang mendukung.
DA+)AR PUS)AKA
'an(oro, ).'. 28+8. emeriksaan ?uskuloskeletal dalam .
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
26/27
-
8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri
27/27
omb D6. 288#. 0uku Saku sikiatri. Aakarta E*>C pp ++9-+25