Download - Manajemen Pakan
Manajemen Pakan
Pakan yang diberikan di UPT fakultas peternakan UGM terdiri dari
hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang diberikan berupa polar dan ampas
tahu, sedangkan hijauan yang diberikan berupa rumput raja Thailand.
Frekuensi dan proporsi pemberian untuk sapi laktasi dua kali sehari yang
terdiri dari konsentrat 5 kg dan hijauan 18 kg, untuk sapi kering dua kali
sehari yang terdiri dari konsentrat 4 kg dan hijauan 18 kg, untuk sapi dara
dua kali sehari yang terdiri dari konsentrat 4 kg dan hijauan 12 kg, untuk sapi
pedet dua kali sehari yang terdiri dari konsentrat 1,5 kg dan hijauan 5 kg, dan
untuk sapi pejantan dua kali sehari yang terdiri dari konsentrat 5 kg dan
hijauan 18 kg. Pakan yang diberikan di UPT Pakem terdiri dari hijauan dan
konsentrat. Konsentrat yang diberikan berupa bekatul, bungkil ketela, bungkil
kelapa, kapur putih, kulit kacang, bungkil kedelai dan garam, sedangkan
hijauan yang diberikan berupa rumput gajah. Frekuensi dan proporsi
pemberian untuk sapi laktasi dua kali sehari yang terdiri dari konsentrat 8 kg
dan hijauan menyesuaikan kebutuhan sapi, untuk sapi kering dua kali sehari
yang terdiri dari konsentrat 2 kg dan hijauan menyesuaikan kebutuhan sapi,
untuk sapi dara dua kali sehari yang terdiri dari konsentrat 2 kg dan hijauan
menyesuaikan kebutuhan sapi, dan untuk sapi pedet dua kali sehari yang
terdiri dari konsentrat 1 kg dan hijauan menyesuaikan kebutuhan sapi. Pakan
yang diberikan di LHM terdiri dari hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang
diberikan berupa bekatul, ampas tahu, roti kering afkir, starbio, vitamin dan
mineral, serta tepung ikan, sedangkan hijauan yang diberikan berupa jerami
padi fermentasi dan kadang-kadang diberikn rumput. Frekuensi dan proporsi
pemberian untuk sapi laktasi, kering, dara, dan pedet dua kali sehari yang
terdiri dari konsentrat 3 kg dan hijauan adlibitum atau pakan habis diberi
pakan lagi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui
manajemen pakan yang ada di tiap peternakan berbeda pada bahan pakan
konsentrat dan hijauan yang diberikan. Menurut Cool (2011), sapi perah
induk yang berkemampuan tinggi dalam memproduksi susu, membutuhkan
pasokan zat-zat gizi yang relatif lebih banyak. Apabila kualitas pakan rendah,
maka jumlah pakan yang harus diberikan harus lebih banyak. Agar jumlah
yang relatif banyak itu mampu dikonsumsi sapai perah, pemberian pakan
harus lebih ditingkatkan. Para peternak umumnya memberikan kosentrat
kepada sapi perah induk memproduksi susu hanya 2 kali dalam sehari
semalam yaitu sebelum para peternak melakukan proses pemerahan susu
sapi di pagi hari dan sore hari, pemberian kosentrat ini harus ditingkatkan
minimal 3 kali dalam sehari semalam sedangkan hijauan (rumput-rumputan)
paling banyak 3 kali dalam sehari semalam, pemberiannya dimulai pada
sekitar 1,5-2 jam setelah pemberian kosentrat dan proses pemerahan susu.
Pemberian hijauan sesering mungkin dilakukan secara bertahap dalam
jumlah sedikit demi sedikit. Sebagai suatu informasi dapat dikemukakan
bahwa suplementasi kosentrat sebanyak 2,5 kg/ekor/hari dan pemberian
pakan dalam 3 kali sehari semalam dapat meningkat kemampuan
bereproduksi susu rata-rata harian 3 liter/ekor/hari. Takaran kosentrat yang
diberikan pada sapi sebelum diperah antara lain sebagai berikut:
o Dedek Katul : 1 Piring Besar
o Polar : 1 Piring Tanggung
o Cipro : 1½ Piring Tanggung
o Garam : 2 Genggam
o Air : 3 Bak Tanggung
Semua takaran di atas dicampur menjadi satu kemudian diaduk baru
diberikan kepada sapi perah, harga 1 Kosentrat berkisar antara Rp
150.000,00 untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak selama 10 hari. Disini
menurut salah satu dari informan saya menyatakan kalau salah satu bahan
kosentrat yang disebut polar terbuat dari kacang hijau yang dicampur dengan
tepung. Sedangkan pada anaka sapi perah atau pedet dikasih makan berupa
susu yang dicampur dengan pelet.
Cool E. 2011. Manajemen Pakan yang Terdapat Dalam Sapi Perah Desa Pungging. Diakses melalui http://dhigdha.blogspot.com/2011/12/manajemen-pakan-yang-terdapat-dalam.html pada tanggal 25 april 2013.
Menurut Prasetya (2006), rendahnya produksi susu disebabkan oleh
beberapa faktor penentu dalam usaha peternakan yaitu pemuliaan dan
reproduksi, penyediaan dan pemberian pakan, pemeliharaan ternak,
penyediaan sarana dan prasarana, serta pencegahan penyakit dan
pengobatan. Menurut Prof Hartutik, manajemen pakan memiliki proporsi
sebesar tujuh puluh persen dalam produktivitas susu, dan sisanya adalah
breeding dan manajemen kandang. Dalam rangka meningkatkan efisiensi
manajamen pemeliharaan ternak khususnya pemberian pakan, perlu
dilakukan strategi pemberian pakan yang meliputi penyediaan bahan pakan,
penyusunan ransum, penyajian pakan dan peran kelembagaan yang terkait.
Penyediaan bahan pakan sapi perah harus mempertimbangkan faktor
palatabilitas, nilai nutrisi, ketersediaan dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia, serta harga terjangkau. Sapi perah hendaknya diberi dua kelompok
pakan yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan merupakan
pakan utama ruminansia karena melalui fermentasi di dalam rumen oleh
mikroba, serta dapat menyediakan energi untuk memenuhi kebutuhan hidup
pokok. Sementara pakan konsentrat adalah campuran bahan pakan yang
kaya energi dan protein, yang berguna untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas susu sapi perah laktasi.
Penyusunan ransum bagi sapi perah haruslah seimbang dalam arti
ransum yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan proporsi semua
kebutuhan nutrian sapi perah dalam keadaan layak 24 jam. Salah satu
strategi yang dapat dilakukan adalah memperhatikan tingkat degaradasi
pakan di dalam rumen. Dalam hal penyajian pakan pada sapi perah,
beberapa strategi yang dilakukan diantaranya adalah pemberian pakan cara
hijauan dan konsentrat secara bersamaan, menghindari penggilingan pakan
hijauan yang terlalu halus, dan frekuensi pemberian pakan yang sering.
Strategi terakhir dalam manajemen pakan ternak adalah peningkatan peran
kelembagaan. Strategi ini melibatkan banyak stakeholder seperti KUD, pihak
swasta, pemerintah, perguruan tinggi dan balai penelitian terkait yang
melakukan dukungan terhadap perbaikan manajemen pemberian pakan sapi
perah rakyat. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan di antaranya
meningkatkan pembinaan kepada peternak, mengupayakan harga susu yang
layak, memfasilitasi pemberian kredit lunak, dan menciptakan peralatan
teknologi tepat guna bagi peningkatan produksi susu.
Prasetya. 2006. Strategi Manajemen Pakan untuk Meningkatkan Produksi
Susu Sapi Perah. Diakses melalui
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Strategi-Manajemen-Pakan-untuk-
Meningkatkan-Produksi-Susu-Sapi-Perah-9097-id.html pada 25 april
2013.