Transcript
Page 1: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

345 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN PAKAN BUATAN (PELET)TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Murni*) dan Early Septiningsih**)

*) Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah, Makassar**) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

E-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRAK

Pakan merupakan komponen terbesar dalam produksi. Tingginya biaya pembelian pakan merupakantantangan tersendiri bagi pembudidaya, satu diantara upaya untuk menekan biaya pakan untuk ikan nilaadalah dengan pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan dalam pakan ikan nila. Penelitian inibertujuan Untuk menentukan pengaruh optimasi pemberian maggot dengan pakan buatan (pelet), sehinggamenghasilkan pertumbuhan dan sintasan yang optimal terhadap benih ikan nila. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Maret sampai Desember 2013, di Balai Benih Ikan (BBI) Bontomanai. Metode penelitian adalahikan uji dipelihara selama 60 hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dengan perlakuan sebagai berikut: perlakuan A = pemberian 75%pakan pelet dan 25% maggot; perlakuan B = pemberian 50% pakan pelet dan 50% maggot; perlakuan C =pemberian 25% pakan pelet dan 75% maggot. Selama pemeliharaan berlangsung pakan uji yang diberikanberupa pelet dengan kadar protein 38% ukuran 1 mm dan larva maggot. Hasil Penelitian menunjukkanbahwa pemberian kombinasi maggot dengan pelet memberikan pengaruh sangat nyata (F hitung > F table1%) terhadap pertumbuhan mutlak hewan uji. Sedangkan uji BNT memperlihatkan perlakuan A, berpengaruhsangat nyata terhadap perlakuan B, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakukan C, sedangkanperlakuan B berpengaruh sangat nyata dengan perlakukan C.

KATA KUNCI: pakan kombinasi, ikan nila, larva maggot

PENDAHULUAN

Ikan nila (Oreochhromis niloticus) banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia karenakemampuan adaptasi yang bagus, tahan terhadap perubahan lingkungan, pertumbuhannya cepat,dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit, efisien terhadap pemberian makanan tambahan sertadapat hidup di lingkungan perairan yang kritis.

Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier yang mengalami metamorfosispada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalatdewasa (Gambar 1). Maggot mengalami beberapa tahapan selama siklus hidupnya, yang diawalidengan telur yang dihasilkan oleh black soldier, telur menetas menjadi larva, larva berkembang menjadipupa, dan menjadi black soldier dewasa.

Hermetia illucens.

Gambar 1. Morfologi Black Soldier (Hermetiaillucens) (Anonim, 2010)

Page 2: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

346Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan ..... (Murni)

Maggot (Hermetia Illuscens) mudah dibudidayakan dan mempunyai berbagai keunggulan.Diantaranya adalah mempunyai kadar proteinnya tinggi sekitar 40% dan kadar lemak 30% sehinggadapat dimanfaatkan untuk pakan ikan dan unggas.

Maggot larva lalat hijau (Calliphora sp.) merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier(Hermetia illucens) yang dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsibahan-bahan organik. Syarat bahan yang dapat dijadikan bahan baku pakan yaitu : tidak berbahayabagi ikan, tersedia sepanjang waktu, mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan, dan bahantersebut tidak berkompetisi dengan kebutuhan manusia. Berdasarkan persyaratan tersebut, makamaggot dapat dikombinasikan dengan pakan buatan (pelet). Maggot dapat tumbuh dan berkembangpada media yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Maggot atau belatung dari black soldier fly atau Hermetia Illuscens dapat mengubah sampah menjadiprotein dan lemak dan mengurangi massa sampah sampai 50% sampai 60% sehingga dapat digunakansebagai solusi untuk mengurangi pencemaran limbah organik. Maggot umumnya dikenal sebagaiorganisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik. Maggot mengunyahmakanannya dengan mulutnya yang berbentuk seperti pengait (hook). Maggot dapat tumbuh padabahan organik yang membusuk di wilayah temperate dan tropis. Maggot dewasa tidak makan, tetapihanya membutuhkan air sebab nutrisi hanya diperlukan untuk reproduksi selama fase larva. Hermetiaillucens dalam siklus hidupnya tidak hinggap dalam makanan yang langsung dikonsumsi manusia.

Budidaya maggot dapat dilakukan dengan menggunakan media yang mengandung bahan organikdan berbasis limbah ataupun hasil sampingan kegiatan agroindustri (Tomberlin, 2009). Penggunaanmaggot sebagai pakan ikan, bisa diberikan dalam dua cara,. yakni langsung (maggot hidup) dan kedua tepung maggot sebagai sumber protein pakan menggantikan tepung ikan. Penggunaan pakanmaggot telah dilakukan pada beberapa ikan di BBAT Jambi. Antara lain pada ikan patin, nila merah,nila hitam, mas, toman, gabus dan arwana. Juga pada beberapa ikan konsumsi lainnya di BBPBATSukabumi dan ikan hias di LR-BIHAT di Depok, Jawa Barat.

Hasilnya cukup sangat memuaskan, misalnya pada ikan patin, substitusi maggot segar denganpakan komersial pada ikan patin jambal menunjukan bahwa benih patin jambal yang diberi pakansubstitusi maggot hidup 25% dan pakan komersial 75%, menghasilkan laju pertumbuhan terbaik.Pada ikan lele, penggunaan maggot segar 70% ditambah pakan komersial 30% akan menghasilkanlaju pertumbuhan terbaik. Substitusi maggot masih bisa ditingkatkan sampai 80% tanpa menurunkanperforman pertumbuhan dan efisiensi pakan. Masalah yang dihadapi dalam membudidayakan ikannila adalah tingginya biaya produksi khususnya pakan. Salah satu upaya yang dilakukan untukmenekan biaya pakan ikan nila adalah dengan pemberian pakan yang memiliki nilai nutrisi yangsesuai dengan kebutuhan ikan nila. Upaya lain yang dilakukan yaitu pemberian kombinasi maggotdengan pakan buatan dalam pakan ikan nila. Maggot memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggidan baik untuk dijadikan bahan pakan bagi ikan, antara lain kandungan protein 42,1% dan lemak34,8% (Oliver, 2004). Maggot juga merupakan bahan pakan yang murah dan mudah didapat sertabelum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan masih bersifat sebagai limbah. Hal ini menjadidasar pemikiran sehingga kami mencoba melakukan riset tentang optimasi pemberian kombinasimaggot dengan pelet terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila hitam, sehingga diharapkanproduksi ikan nila hitam dapat ditingkatkan dan biaya produksi dapat ditekan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kombinasi maggot dengan pakan buatan,sehingga menghasilkan pertumbuhan dan sintasan yang optimal terhadap benih ikan nila. anfaatpenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembudidaya ikan tentang pakan alternatifuntuk benih ikan nila yang dapat menekan biaya produksi khsusunya pakan, sehingga dapatmeningkatkan produksi dan kualitas benih ikan nila.

METODE PENELITIAN

Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah benih Ikan nila hitam yang berumur ± 3-4 minggu denganpanjang 3 - 5cm dengan bobot rata-rata ± 4 g/ekor. Padat tebar 20 ekor/m2.

Page 3: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

347 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Wadah dan Peralatan

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah waring hijau dengan ukuran 1x1x1 metersebanyak 9 buah, alat pengukuran parameter kualitas air dan timbangan digital.

Pakan Uji

Jenis pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pakan buatan (pelet) dengan kadarprotein 38 % dan larva maggot umur 2- 4 hari. Pakan maggot dibudidaya sendiri.

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan antara lain: persiapan, aklimatisasi, penebaran,selanjutnya pengamatan terhadap efisiensi pakan, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup (sintasan)hewan uji, dan pengukuran kualitas air sebagai data penunjang.

Wadah penelitian yang digunakan terlebih dahulu disiapkan. Kolam dicuci kemudian dikeringkanselama 2 hari. Sebelum benih ikan nila dimasukkan ke dalam kolam, terlebih dahulu dilakukanpenimbangan bobot tubuh hewan uji dan pengukuran panjang hewan uji dengan menggunakantimbangan elektrik dan mistar serta mengukur kualitas air sebagai data awal.

Setelah ditebar, ikan uji diadaptasikan terlebih dahulu baik terhadap lingkungan maupun pakanuji yang diberikan. Adaptasi ini bertujuan agar ikan uji telah benar-benar beradaptasi denganlingkungan barunya dan terbiasa dengan pakan uji yang diberikan.

Ikan uji dipelihara selama 60 hari. Selama pemeliharaan berlangsung pakan uji yang diberikanberupa pelet dengan kadar protein 38% ukuran 1 mm dan larva maggot umur 5-10 hari. Frekuensipemberian pakan diberikan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 dengan dosis 5%dari biomassa. Pemberian pakan uji secara adlibitum (sedikit demi sedikit).

Sebagai data penunjang, pada awal dan akhir penelitian dilakukan pengukuran terhadap beberapaparameter kualitas air yaitu suhu, pH, oksigen terlarut, kadar amoniak. Pengukuran suhu dilakukandengan termometer, pH dengan kertas lakmus atau pH meter, oksigen terlarut dengan DO meter danamoniak dengan spektrofometer.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuandan 3 ulangan dengan perlakuan sebagai berikut : perlakuan A = pemberian 75% pakan pelet dan25% maggot; perlakuan B = pemberian 50% pakan pelet dan 50% maggot; dan perlakuan C =pemberian 25% pakan pelet dan 75% maggot

Penempatan setiap unit lakukan secara acak (Gazper,1991) seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tata letak unit percobaan setelah pengacakan

A2

A1

A1

B1

A3

C2

B3

C3

C1

Page 4: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

348Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan ..... (Murni)

Peubah yang Diamati

Pertumbuhan Mutlak

Pertambahan bobot benih diukur dengan menggunakan timbangan elektrik dengan ketelitian0,01 gram dan dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian. Untuk menghitung laju pertumbuhanmutlak dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991) yaitu:

W = Wt - Wo

di mana:W = Pertumbuhan MutlakWt = Bobot Individu rata-rata ikan pada akhir penelitian (g)Wo= Bobot Individu rata-rata ikan pada awal penelitian (g)

Laju Pertumbuhan Relatif Harian

Untuk menghitung laju pertumbuhan harian dilakukan dengan menggunakan rumus yangdikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu:

di mana:SGR=Pertambahan Bobot Individu rata-rata relatif (%)Wt = Bobot individu rata-rata Ikan pada akhir penelitian (g)Wo = Bobot individu rata-rata ikan pada awal penelitian (g)T = Lama pemeliharaan (hari)

Sintasan

Untuk menghitung sintasan hewan uji selama penelitian, dilakukan dengan menggunakan rumusyang dikemukakan oleh Effendi (1997), yaitu

di mana:S = Tingkat sintasan benih (%)Nt = Jumlah benih yang hidup pada akhir penelitian (ekor)No = Jumlah benih yang ditebar pada awal penelitian (ekor)

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan (EP) dianalisis dengan menggunakan rumus Takeuchi (1988) sebagai berikut :

di mana:EP = Efisiensi pakan (%)Bt = biomassa mutlak ikan pada akhir percobaan (g)B0 = biomassa mutlak ikan pada awal percobaan (g)Bd = biomassa mutlak yang mati selama penelitian(g)F = jumlah (bobot) pakan yang dikonsumsi selama penelitian (g)

100% x T W- W

SGR ot=

100% x NN

So

t=

( )100% x

FB - B B

EP odt +=

Page 5: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

349 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap sintasan dan laju pertumbuhan ikan nila, makadata di analisa dengan menggunakan analisis ragam. Apabila hasilnya berpengaruh terhadapperubahan yang diukur, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) berdasarkan petunjukSudjana (1992).

HASIL DAN BAHASAN

Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak benih Ikan nila tiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil analisis sidik ragam pertumbuhan mutlak benih ikan nila menunjukkan bahwa pemberiankombinasi pelet dan maggot memberikan pengaruh sangat nyata (F hitung > F tabel 1%) terhadappertumbuhan mutlak hewan uji. Sedangkan uji BNT memperlihatkan perlakuan A berpengaruh sangatnyata terhadap perlakuan B, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan C, sedangkanperlakuan B berpengaruh sangat nyata dengan perlakuan C.

Hasil analisis sidik ragam (Tabel 1), memperlihatkan bahwa pertumbuhan yang tertinggi diperolehpada perlakuan B (17,68) kemudian perlakuan A (12,15) dan yang terendah perlakuan C (11,09).

Pertumbuhan Relatif

Pertumbuhan relatif benih ikan nila tiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil analisis ragam pertumbuhan relatif benih ikan nila menunjukkan bahwa pemberian kombinasipelet dan maggot berpengaruh sangat nyata (F hitung > F tabel 1%) terhadap pertumbuhan relatifhewan uji. Sedangkan uji BNT memperlihatkan bahwa perlakuan A berpengaruh nyata terhadapperlakuan B, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan C, sedangkan perlakuan B,berpengaruh nyata dengan perlakuan C.

A B C 1 11,26 17,18 11,282 12,22 17,02 10,023 12,98 18,86 11,98

Total 36,46 53,06 33,28Rata-rata 12,15 17,68 11,09

Sumber : Data primer diolah, 2013

UlanganPerlakuan

Tabel 1. Rata-rata laju pertumbuhan mutlak ikan uji (g)setiap perlakuan selama penelitian

A (%) B (%) C (%)1 28,15 42,95 28,22 30,55 42,55 25,053 32,45 47,15 29,95

Total 91,15 132,65 83,20Rata-rata 30,38 44,21 27,73

Sumber : Data primer diolah, 2013

UlanganPerlakuan

Tabel 2. Pertumbuhan relatif ikan nila pada semuaperlakuan selama penelitian

Page 6: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

350Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan ..... (Murni)

Hasil analisis ragam dapat dilihat bahwa pertumbuhan relatif yang terbaik yaitu pada perlakuanB (44,21%), kemudian perlakuan A (30,38) dan perlakuan C (27,73). Untuk lebih jelasnya maka lajupertumbuhan benih ikan nila setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada grafik Gambar 3.

Dari hasil analisis ragam pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan relatif memperlihatkan adanyapeningkatan pertumbuhan, ini dapat dilihat dari grafik pertumbuhan yang semakin meningkat, tetapiterjadi perbedaan peningkatan pertumbuhan antara setiap perlakuan. Hal tersebut diduga karenaperbandingan jumlah kombinasi kedua pakan yang diberikan dimana peningkatan pertumbuhantertinggi yaitu pada perlakuan B yang diberi kombinasi pakan buatan 50% dan maggot segar 50%,kemudian disusul perlakuan A yang diberi kombinasi pakan buatan 75% dan maggot segar 25% danpeningkatan pertumbuhan terendah pada perlakuan C yang diberi pakan buatan 25% dan maggotsegar 75%.

Dari hasil percobaan yang dilakukan, menunjukkan bahwa penggunaan maggot sebagai kombinasipakan buatan untuk ikan nila direkomendasikan hanya sampai 50% saja, karena semakin tinggi jumlahmaggot yang diberikan maka pertumbuhan akan semakin menurun. Hal ini diduga pada perlakuan Bjumlah kombinasi maggot dan pellet seimbang sehingga nutrisi kedua pakan tersebut salingmelengkapi sehingga pertumbuhan optimal, sedangkan perlakuan A kombinasi pakan buatan lebihbanyak dibandingkan maggot sehingga kemungkinan keunggulan dari maggot yaitu memilikikandungan nutrisi tinggi terutama kandungan proteinnya.

Sementara pada perlakuan C justru penggunaan kombinasi maggotnya lebih banyak dibandingpakan buatan akan tetapi laju pertumbuhannya sangat rendah jika dibandingkan perlakuan A dan B,hal ini diduga bahwa komposisi kombinasi kedua pakan tersebut tidak optimal selain itu didugamaggot memiliki kandungan khitin yaitu semacam kulit cangkang pada tubuhnya sehingga sangatsulit untuk dicerna oleh ikan. Hal ini menyebabkan ikan membutuhkan lebih banyak energi untukpencernaannya sehingga nutrisi untuk pertumbuhan tidak optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataanPriyadi (2008) yang menyatakan bahwa maggot memiliki keunggulan yaitu nilai nutrisi yang tinggidan lengkap sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan,akan tetapi maggot memiliki faktor pembatas (khitin) sehingga pada penggunaannya sebagai subtitusipengganti pakan buatan hanya dalam jumlah terbatas.

Pertumbuhan erat kaitannya dengan konsumsi pakan, Pemberian pakan memegang peranan yangpaling tinggi. Kandungan nutrisi yang terkandung dalam pakan dan jumlah dosis yang mencukupidan ditunjang kualitas air yang baik menjadi kunci utamanya.

0

5

10

15

20

25

0 1 2 3 4

Laju

per

tum

buha

n (g

)

Waktu pemeliharaan (minggu)

A B C

Gambar 3. Grafik laju pertumbuhan benih ikan nila

Page 7: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

351 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Sintasan

Sintasan benih Ikan nila pada setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Hasil analisis ragam sintasan benih Ikan nila menunjukkan bahwa pemberian kombinasi peletdan maggot segar memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (F hitung < F tabel 5%) terhadapsintasan hewan uji. Sintasan benih ikan nila selama penelitian adalah 100% pada setiap perlakuan.Hal tersebut diduga disebabkan karena kombinasi kedua jenis pakan yang diberikan memilikikandungan nutrisi yang baik dan lengkap sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi benih ikan nila,waktu dan jumlah pemberian pakan yang teratur dan pengelolaan kualitas air yang terkontrol.

Hal ini diduga karena pakan yang diberikan adalah maggot hidup sehingga tidak menurunkankualitas air pada media pemeliharaan. selain itu, pemberian maggot dapat meningkatkan daya tahantubuh ikan nila terhadap lingkungan dan serangan penyakit. Hasil penelitian Fahmi & Subamia(2007) memperlihatkan bahwa kesehatan benih ikan akan lebih baik jika diberi pakan ikan komersial(60%) dan maggot segar (40%), jumlah sel darah merah, sel darah putih, limposit dan jumlah sel yangmelakukan aktifitas fagosit jauh lebih tinggi pada ikan yang diberi pakan kombinasi pakan komersialdan maggot segar dibandingkan pada ikan yang hanya diberikan pakan komersial saja.

Effendie (1997) menyatakan bahwa survival rate atau derajat kelangsungan hidup dipengaruhioleh faktor biotik yaitu persaingan, parasit, umur, predator, kepadatan dan penanganan manusia,sedangkan faktor abiotik adalah sifat fisika dan kimia dalam perairan.

Rasio Konversi Pakan

Nilai konversi pakan benih ikan nila untuk setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat padaTabel 4.

A B C1 100 100 1002 100 100 1003 100 100 100

Total 300 300 300Rata-rata 100 100 100

Sumber : Data primer diolah, 2013

UlanganPerlakuan

Tabel 3. Sintasan benih ikan nila pada setiap perlakuanselama penelitian

A B C 1 1,93 1,59 1,882 2,03 1,65 2,143 1,93 1,65 1,93

Total 5,89 4,89 5,95Rata-rata 1,96 1,63 1,98

Sumber : Data primer diolah, 2013

UlanganPerlakuan

Tabel 4. Nilai konversi pakan benih ikan nila untuk setiapperlakuan selama penelitian

Page 8: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

352Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan ..... (Murni)

Hasil analisis ragam konversi pakan benih ikan nila menunjukkan bahwa pemberian kombinasipelet dan maggot memberikan pengaruh sangat nyata (F hitung > F tabel 1%) terhadap nilai konversipakan hewan uji. Sedangkan uji BNT memperlihatkan bahwa perlakuan A sangat nyata berpengaruhterhadap perlakuan B, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan C sedangkan perlakuan Bberpengaruh nyata terhadap perlakuan C. Hasil analisis ragam tersebut, memperlihatkan bahwa FCRterbaik terdapat pada perlakuan B (1,63), kemudian perlakuan A (1,96) dan perlakuan C (1,98), padaperlakuan B memperlihatkan FCR sebesar 1,63 artinya untuk menghasilkan daging ikan 1 kgmembutuhkan 1,63 kg, pakan. sementara perlakuan A membutuhkan pakan 1,96 dan disusulperlakuan C yang membutuhkan 1,98.

Perbedaan nilai FCR dari tiap perlakuan diduga kuantitas kombinasi dari kedua pakan yangdigunakan berbeda dimana pada perlakuan B diberikan kombinasi pakan buatan (50%) dan maggotsegar (50%) sedangkan pada perlakuan A diberikan kombinasi pakan buatan (75%) dan maggot segar(25%) dan pada perlakuan C diberikan kombinasi pakan buatan (25%) dan maggot segar (75%) kualitaskedua jenis pakan yang diberikan sangat baik karena kandungan nutrisinya tinggi dan lengkap. Darihasil penelitian ini menunjukkan penggunaan maggot untuk dikombinasikan dengan pakan buatanyang optimal hanya sampai 50% hal ini dapat dilihat bahwa nilai FCR terbaik yaitu pada perlakuan Bsementara pada perlakuan C yang jumlah kombinasi maggotnya lebih banyak justru menunjukkannilai FCR yang lebih tinggi dibanding perlakuan A dan B. dari hasil penelitian dapat diketahui bahwapada perlakuan B nilai konversi pakannya lebih baik jika dibandingkan perlakuan A dan C inimenunjukkan bahwa pada perlakuan B kombinasi antara pakan buatan dan maggot dapat dikonversisecara optimal untuk pertumbuhan yang dilihat dari selisih penggunaan pakan dan jumlah beratdaging ikan yang dihasilkan, sementara pada perlakuan A dan C justru nilai konversi pakannya lebihtinggi ini artinya pemanfaatan pakan tidak optimal sehingga nutrisi dari kombinasi kedua pakantersebut tidak dapat dikonfersi untuk pertumbuhan sehingga jumlah pakan yang digunakan lebihbanyak jika dibandingkan berat daging ikan yang dihasilkan.

Menurut Effendie, (1979) besar kecilnya konversi menunjukkan tinggi rendahnya kualitas pakan.Pakan ikan kualitas baik mempunyai nilai konversi rendah. Sebaliknya, pakan yang kurang baik, nilaikonversinya tinggi. Maggot memiliki kandungan protein 40 – 50%. Seperti yang diketahui bahwapakan yang banyak mengandung protein akan menjadi salah satu faktor pemacu pertumbuhan ikan.Selain itu maggot juga memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi yaitu 34,8%. Lemak memilikiperanan penting sebagai sumber energi. Sementara pada pakan buatan yang digunakan kandunganprotein mencapai 38% dan memiliki kandungan karbohidrat hingga 30,6%. Lemak dan karbohidratyang terkandung dalam pakan buatan dan maggot digunakan sebagai sumber energi, sehinggaprotein hanya digunakan untuk proses pertumbuhan. Hal ini sesuai pendapat Peres & Teles, (1999),bahwa karbohidrat dan lemak dalam pakan dapat mengurangi penggunaan protein sebagai sumberenergi yang dikenal sebagai protein sparing effect. Terjadinya protein sparing effect oleh karbohidratdan lemak dapat menurunkan biaya produksi (pakan) dan mengurangi pengeluaran limbah nitrogenke lingkungan.

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan ikan benih ikan nila untuk setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat padaTabel 5.

Hasil analisis ragam efisiensi pakan benih ikan nila menunjukkan bahwa nilai efisiensi pakan dariperlakuan B (42,85%) lebih baik dari pada perlakuan A (34,73%) dan perlakuan C (34,7%). Besar kecilnyapersentase efisiensi pakan dapat dilihat dari nilai konversi pakan setiap perlakuan, dimana padaperlakuan B nilai konversi pakannya 1,63 lebih baik dari perlakuan A dimana nilai konversi pakannya1,96 dan pada perlakuan C nilai konversi pakannya 1,98. Artinya semakin rendah nilai konversipakannya berarti nilai efisiensinya akan semakin tinggi.

Sedangkan uji BNT memperlihatkan perlakuan A berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuanB, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan C, sedangkan perlakuan B sangat berpengaruhnyata dengan perlakuan C. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dalam budidaya ikan nilapenggunaan maggot 50% memberikan nilai efisiensi pakan yang terbaik dibandingkan hanya diberikan

Page 9: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

353 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

25% dan 75% maggot. Hal ini dapat dilihat dari nilai konversi pakannya yaitu semakin rendah nilaikonversi pakan maka semakin tinggi kualitas pakan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapatWatanabe (1988 dalam Hasanah, 2003) bahwa Efisiensi pakan adalah bobot basah daging ikan yangdiperoleh per satuan berat kering pakan yang diberikan. Hal ini sangat berguna untuk membandingkannilai pakan yang mendukung pertambahan bobot. Efisien pakan berubah sejalan dengan tingkatpemberian pakan dan ukuran ikan. Menurut Schmitou (1992 dalam Hasanah, 2003) efisiensi pakandipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas pakan, jumlah pakan, spesies ikan, ukuranikan dan kualitas air.

Ikan nila tergolong organisme yang bersifat omnivora tetapi cenderung bersifat herbivora sehinggadalam budidayanya dapat diberikan pakan yang berasal dari protein hewani maupun nabati. Makadari itu, maggot sangat cocok sebagai pakan ikan nila tetapi dengan jumlah tertentu karena memilikikadar protein yang tinggi, selain itu maggot juga mengandung lemak yang tinggi sehingga sumberenergi hanya menggunakan lemak dan protein digunakan untuk pertumbuhan saja. Sementara itu,jika dibandingkan antara kadar protein antara kedua jenis pakan yang digunakan maka maggotmemiliki kandungan protein lebih tinggi. Kelebihan yang dapat dilihat dari pakan buatan yaitukadar karbohidratnya tinggi, sementara sumber karbohidrat yang digunakan pada pakan buatanberasal dari bahan nabati.

Menurut Hadadi et al. (2007) pengaruh positif pemberian kombinasi maggot dan pelet terhadappertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan nila, diduga karena kandungan nutrisi yang terdapatdalam maggot mudah dicerna dan diserap oleh tubuh ikan yang selanjutnya akan berdampak terhadapcepatnya pertumbuhan dan pakan akan semakin efisien. Kemungkinan lain yaitu semakin lengkapnyakomposisi asam amino esensial antara yang ada dalam pelet dengan maggot sehingga saling sinergisehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan.

Kualitas Air

Selama penelitian berlangsung dilakukan pula pengukuran beberapa parameter kualitas air yangmeliputi suhu, pH, dan oksigen terlarut. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat dilihatpada Tabel 6.

Tabel 5. Efisiensi pakan benih ikan nila selama penelitian

A (%) B (%) C (%)1 35,64 42,29 36,552 33,37 40,69 32,173 35,18 45,57 35,4

Total 104,19 128,55 104,12Rata-rata 34,73 42,85 34,7

Sumber : Data primer diolah, 2013

UlanganPerlakuan

Tabel 6. Kisaran parameter kualitas air setiap perlakuan selamapenelitian

A B CSuhu (oC) 26 – 31 26 – 30 26 – 31 20 - 30pH air 7 – 7,6 7 – 7,6 7 – 7,6 7 – 8DO (ppm) 6 – 8,7 6 – 8,7 6 – 8,7 5 - 6Sumber : Data primer diolah, 2012

ParameterPerlakuan Kisaran

toleransi

Page 10: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

354Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan ..... (Murni)

Air berperan sangat penting sebagai media hidup bagi ikan, maka dalam budidaya perairan,kualitas air atau media hidup bagi ikan mutlak diperhatikan demi menjaga kehidupan yang sesuaibagi ikan budidaya.

Hasil pengukuran suhu selama penelitian adalah 26–31oC, telah sesuai dengan suhu yang optimalbagi pertumbuhan benih ikan nila, seperti yang dijelaskan oleh Cahyono (2009), bahwa suhu airberpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan. Ikan nila dapat hidup pada suhu airberkisar antara 20–30 oC. Suhu air yang sesuai akan meningkatkan aktivitas makan ikan, sehinggamenjadikan ikan nila cepat tumbuh.

Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakahlarutan tersebut bersifat asam atau basa. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air padaumumnya terdapat antara 7 sampai 8,5 (Barus, 2002). Kisaran pH yang terukur selama penelitianberkisar 7–7,6, merupakan pH yang optimal bagi ikan nila. Sebagaimana dinyatakan oleh Khairumanet al. (2008), umumnya ikan nila dapat hidup di perairan dengan pH berkisar antara 6,5-8.

Oksigen merupakan satu parameter yang sangat penting bagi seluruh organisme dalamkehidupannya, kadar oksigen terlarut selama penelitian 6 ppm – 8,7 ppm menunjukkan kadar yanglayak bagi pertumbuhan ikan nila, dimana oksigen sangat diperlukan untuk pernapasan danmetabolisme ikan. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dapat menyebabkanpenurunan daya hidup ikan yang mencakup seluruh aktivitas ikan, seperti berenang, pertumbuhandan reproduksi. Kandungan oksigen terlarut dalam air yang ideal untuk kehidupan dan pertumbuhanikan nila adalah 5-6 ppm (Cahyono, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:1. Pemberian kombinasi pakan buatan (pelet) 50% dan maggot 50% memberikan hasil sintasan,

pertumbuhan, FCR dan efisiensi pakan yang baik.2. Maggot (Hermetia illucens) layak dijadikan pakan alternatif pada usaha budidaya ikan nila.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan dalam usaha budidaya ikan nila, sebaiknya menggunakanpakan tambahan maggot (Hermetia illucens) sebagai pakan alternatif sehingga penggunaan pakankomersil dapat dikurangi sehingga biaya produksi khususnya biaya pembelian pakan dapat dikurangi.

DAFTAR ACUAN

Anonim. (2010. Maggot Pakan Alternatif. Diakses dari (http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id/i n d e x . p h p ? o p t i o n = c o m _ c o n t e n t & v i e w = a r t i c l e & i d = 1 1 3 : m a g g o t - p a k a n -alternatif&catid=117:berita&Itemid=126)

Boyd, C.E. (1982). Water Quality Management for Pond Fish Culture. ElsevierScientific PublishingCompany, Amsterdam the Netherland.

Britz, P.J., &. Hecht, T. (1987). Temperature Preference and optimum Temperature for Growth of AfricanSharptooth Catfish (Clarias gariepinus) Larvae and Postlarvae. Aquaculture, 63: 203-214.

Barus, T.A. (2002). Pengantar Limnologi. Universitas Sumatera Utara. Medan.Cho, C.Y., Cowey C.B., & Watanabe, T. (1985). Finfish nutrition in asia: methodological approaches to

research and development. IDRC, Ottawa, 154 pp.Chuapoehuk, W. (1987). Protein requirement of walking catfish, Clarias batrachus (Linnaeus) fry.

Aquaculture, 63 : 215-219Djarijah, S. (1995). Nila Merah. Pemberian dan Pembesaran Secara Intensif. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Diener, S. (2007). Conversion of Organic Refuse by Saprophages. Eawag: Swiss Federal Institute of

Aquatic Science and Technology. Costa Rica p.1. DMSI. 2009. Kebutuhan Riset Kelapa Sawit diIndonesia. Dewan Minyak Sawit Indonesia

Page 11: OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN … · Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ... Prosedur Penelitian ... timbangan elektrik dan mistar serta

355 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Effendi, M.I. (1979). Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.Effendi, M.I. (1997). Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. 188 hal.Effendi, M.I. (2004). Pengantar Akuakultur. PT.Penebar Swadaya, Jakarta.Fahmi, M.R., & Subamia, I.W. (2007). Prospek maggot untuk peningkatan pertumbuhan dan status

kesehatan ikan. Instalasi Ikan Hias Air Tawar, Depok. 13 hal.Gustav, F. (1988). Pengaruh Tingkat Kepadatan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih

Ikan Nila dalam Sistem Resirkulasi. Skripsi, Jurusan Budidaya Perairan, Fak. Perikanan IPB. Bogor.Gasper, E.V. (1991). Metode Perancangan Percobaan. Amrioo. Jakarta.Gusrina. (2008). Budidaya Ikan. Departemen Pendidikan Nasional. JakartaHastings, W.H. (1976). Fish nutrition and fish feed manufacture, Rep. From FAO, FIR: AQ/Conf?76?R,

73. Rome, Italy. 13 p.Hepher, B. (1978). Ecological Aspects of Warm-Water Fishpond Management. Hal 447-468. Dalam

Geeking. S. D. (Ed). Ecology of Freshwater Fish Production. New York.Halver, J.E. (1989). Fish nutrition. Academic Press, Inc. California. 113-149pHarianti. (1989). Prinsip-prinsip budidaya ikan. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 336 hlm.Huet, M. (1994). Textbook of Fish Culture: Breeding and Cultivation of Fish. Two edition. Fishing

News Books Ltd. London.Hadadi, A., Herry, Setyorini, Surahman A., & Ridwan E. (2007). Pemanfaatan Limbah Sawit untuk

Pakan Ikan.Mudjiman, A. (1998). Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.NRC. (1983). Nutrient requirement of warmwater fishes dan shellfishes (Rev. Ed.). Acad. Press.

Washington DC. 86pp.Oliver, P.A. (2004). The Bio-Conversion of Putrescent Wastes. ESR LLC. Washington. P. 1-90Pillay, T.V.R. (1990). Aquaculture, Principles and Practices. Fishing News Books, Oxford, London,

Edinburgh, Cambridge, Victoria.Peres, H., & Teles, A.O. (1999). Effect of Dietary Lipid Level On Growth Performance and Feed Utilization

By European Sea Bass Juvenil (Dicentrarchus labrax). Aquaculture, 179 : 325-334.Priyadi, A., Azwar, Z. I., Subamia, I.W., & Hem S. (2008). Pemanfaatan Maggot Sebagai Pengganti

Tepung Ikan Dalam Pakan Buatan Untuk Benih Ikan Balashark (Balanthiocheilus Melanopterus Bleeker).Rahardjo, M.F., & Muniarti. (1984). Anatomi beberapa jenis Ikan ekonomis penting di Indonesia.Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan IPBSudjana, M. (1992). Metode Statistik. Tarsito. Bandung.Sheppard, D.C., & Newton, G.L. (1999). Valuable by-products of a manure management system using

the black soldier ßy - a literature review with some current results. Proceedings, 8th InternationalSymposium - Animal, Agricultural and Food Processing Wastes, 9Ð11 Octoer 2000. Des Moines,IA. American Society of Agricultural Engineering, St. Joseph, MI.

Songbesan, O.A., Ajuau, N.D., Ugwumba, A.A.A., & Madu C.T. (2005) Cost benefits of maggot meal assupplemented feed in the diets of @&Hererobranchus longifilis x B&Clarias gariepinus (PiscesClariidae) hybrid fingerlings in outdoor concrete tan Joumal of Industrial and Scientific Research,3; 51-55

Safitri (2007). Pengaruh Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Oleh Tepung Belatung Terhadap PertmbuhanBenih Nila (Oreochromis niloticus) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Panjadjaran,Jatinangor, Bandung.

Sugianto, D. (2007). Pengaruh Tingkat Pemberian Maggot Terhadap Pertumbuhan dan EfisiensiPemberian Pakan Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy). [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Takeuchi, T. (1988). Laboratory work, Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. P. 179-288. In T.Watanabe (Ed). Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook, the General Aquaculture Cource.

Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Mariculture. JICA Text Book. The General Aquculture Course.Department of Aquatic Bioscince, Tokyo University of Fisheries. Tokyo.


Top Related