Download - patologi babi
-
8/15/2019 patologi babi
1/93
FENY MUTIARA DARIS 1309012009INDAH SULISTYANI 1309012016BERGITHA SOGE 1309012019NINA I. WELNDY 1309012025HILARIUS LANGOBELEN 1309012035ERVIN ELMAKVUDZ 1309012039YOHANES N. KOLI 1309011040DIAN NOVITASARI 1209017032HENDRIK JACOB CAVIL FRANS 1209011038
-
8/15/2019 patologi babi
2/93
Classical Swine Fever
-
8/15/2019 patologi babi
3/93
Etiologi
Kelompok pestivirus Family TogaviridaeMenyebabkan Hog choleraTahan terhadap pengaruh lingkungan, jaringan
(daging) dan suhu yg dinginVirulensi tinggi -> Morbiditas & Mortalitasmencapai 100%Virulensi moderat -> sub akut atau infeksikronisVirulensi rendah -> infeksi ringan, gagalreproduksi, kerugian neonatal
-
8/15/2019 patologi babi
4/93
Epidemiologi
CSFV pertama kali dilaporkan terjadi di Ohio,Amerika Serikat pada tahun 1833Menyebar ke Inggris :1864
Sampai kini, 36 negara endemik CSFV,sebagian besar negara Asia, Karibia, Afrika,Amerika Selatan dan TengahAustralia,Belanda, Inggris dan Jerman, Perancis
serta sebagian besar negara eropa barat telahdinyatakan bebasMasuk ke Indonesia tahun 1995 hingga kini
-
8/15/2019 patologi babi
5/93
Transmisi
Highly contagious (Sangat tinggi penularan)- Darah, air liur, urin, feses, jaringanTransmisi
- Mengkonsumsi sampah atau produk daging yang terkontaminasiKontak langsung atau tidak langsung(fomites)Kurang umum: aerosol, semen, vektor Peralatan pertanian, personel, burung,serangga
-
8/15/2019 patologi babi
6/93
Patogenesis
Oronasal Jaringan danorgan target
limfoglandula mandibula, retrofaringeal, parotid dan cervical
Peredaran darah(viremia) -> 24
jamLimpa
Multiplikasi virus terjadi viremiayang berlebihan
Virus bertahan, menginvasilimfoglandula, sumsum tulang,
jaringan limfoid di mukosa usus
Virus menetap danmenginvasi seluruh
organ
Gejala Klinis
Kematian
-
8/15/2019 patologi babi
7/93
Gejala Klinis
CSFV hanya menginfeksi babiMasa inkubasi 2 – 4 hariSebabkan penyakit yang bervariasiViremia persistenBersifat kongenital pd anak babi ygterinfeksi
-
8/15/2019 patologi babi
8/93
Gejala Klinis
AkutDemam tinggi (105 °F)Lemah
AnoreksiaKonjungtivitisBabi berbaring dan berkumpulDiareSianosisHemoragi kulitKematian
-
8/15/2019 patologi babi
9/93
Gejala Klinis
Sub akutMirip dengan gejala akut, tetapi gejala yang lebihringan
Babi dapat bertahan hidupKronis
Anoreksia, depresi, demam, diare
Kinerja reproduksi yang buruk termasuk aborsi,lahir mati, dan cacatBabi terus-menerus terinfeksi
-
8/15/2019 patologi babi
10/93
Lesi Post-Mortem
• Lesi Akut – Sangat bervariasi – Hemoragi – Foci necrotik pd tonsil – Petechiae / ekimosis pada
serosa dan permukaan mukosa,
ginjal, laring, trakea, Usus,limpa, paru-paru
-
8/15/2019 patologi babi
11/93
Lesi Post-Mortem
Lesi kronisFoki nekrotik (“ button ulcer"), pada○ mukosa usus○
Epiglotis○ Pangkal tenggorokan (laring)Infeksi kongenital○ Hipoplasia cerebellum○ thymus atrofi○ Hemoragi○ kelainan bentuk
-
8/15/2019 patologi babi
12/93
Diagnosis
CSF dpt dicurigai pd babi denganSeptikemia dan demam tinggi (suhu tubuh)Sejarah babi makan sampah / makanan setengah
matang -> produk dagingTanda klinisDiagnosis tdk dapat dilakukan tanpa konfirmasilaboratorium
-
8/15/2019 patologi babi
13/93
Diagnostik Test
Mendeteksi virus, antigen, asam nukleatSampel jaringan (tonsil, limpa, ginjal, ileumdistal)
Isolasi virus dlm kultur sel dan identifikasiantigen antibodiDarahELISA atau imunofluoresensi langsung
SerologiELISA atau virus netralisasiUji netralisasi Perbandingan
-
8/15/2019 patologi babi
14/93
Differential DiagnosisAfrican swine fever Acute PRRSPorcine dermatitis andnephropathy syndromeErysipelasSalmonellosisEperythrozoonosis
Actinobacillosis Glasser’s disease Aujeszky’s disease(pseudorabies)Thrombocytopenic
purpuraWarfarin poisoning
Heavy metal toxicity
-
8/15/2019 patologi babi
15/93
Pencegahan
Vaksinasi :
strain c : titer antibodi protektif (>32 nd50) terbentuk hari ke 2-16 dpvdan bertahan seumur hidup
Di indonesia hanya vaksin strain C yang beredar yaitu hogsivet(pusvetma), pest-vac (fort dodge) dan pestiffa (merrial)
Dosis & cara pemakaian : IM 2 ml/ ekor.
Anak babi dr induk yg belum vaksin : 14 hari . jika induk telahdivaksinasi sebaiknya divaksinasi pada umur 60 hari
Babi induk dan babi dara : babi induk dan babi dara yang sehatdivaksinasi antara hari ke 70 - 90 setiap kebuntingan.
Vaksinasi pada induk atau dara bunting sebaiknya dilakukan apabilavaksinasi sangat dibutuhkan.
Babi jantan : babi pejantan divaksinasi setiap tahun.
-
8/15/2019 patologi babi
16/93
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yg efektif. Antibiotik hanya mencegah infeksi sekunder Babi yang terkena harus dipotong dan
bangkai bangkai dikubur atau dibakar.
-
8/15/2019 patologi babi
17/93
Kontrol Penyakit
Peternak dan masyarakat awam:Melakukan vaksinasi ketat terhadap babi
peliharaannya
Mengawasi kebersihan kandang lingkungan sekitar kandang agar selalu bersihTidak memberikan sisa makanan restaurant yangmengandung babi kepada ternak piaraannya.
Melaporkan dengan segera kepada klinik hewanatau dokter hewan terdekat bila dijumpai terjadikematian hewan mendadak.
-
8/15/2019 patologi babi
18/93
Kontrol PenyakitPemerintah Pusat (Dirjen Peternakan) :
- Menetapkan status kondisi wabahMenyiapkan skala prioritas dalam penanggulangan CSFV di 5Provinsi endemik CSFV yaitu Sulawesi Utara, Bali, Sulawesi
Selatan, Sumatra Utara dan NTT lewat alokasi danaMelarang dan mengendalikan impor babi hidup, daging babisegar dan produk babi lainnya (semen, embrio)
Balai Veteriner:
Melakukan surveillans secara periodik untuk penentuanstatus daerahMelakukan monitoring dan evaluasi bersama DinasPeternakan daerah tertular.
-
8/15/2019 patologi babi
19/93
Nina WelndyBergitha Soge
Feny M. DarisYohanes KoliIndah SulistyaniErvin Elmakvudz
Hilarius LangobelenDian NovitasariHendrik Jacob Cavil Frans
-
8/15/2019 patologi babi
20/93
TIOLOGI
Golongan dsDNABeramplop
Replikasi di SitoplasmaFamily: AsfaviridaeGenus : AsfavirusLebih dari 20 genotypes telah
diidentifikasi dari hewan liar di Afrika .Perbedaan isolat ASFV tergantung padatingkat virulensi.
-
8/15/2019 patologi babi
21/93
PATOGENESISInfeksi primerberawal daritonsil dan Gl.Mandibularis
Virus menyebar diglandula dandarah untuk
replikasi
Viremia
Virus menyerang seltarget (monosit,
makrofag, sel endoteldan platelet)
Formasi protektif Antibodimerusak antigen
Sel endotel dan PDhancur
Hemoragi,edema danadanya transudat
-
8/15/2019 patologi babi
22/93
GEJALA KLINISPer Akut
Sudden death
Akut
Inkubasi 1 – 7 hari.
Demam diatas 42°
C;Hyperemia atau cyanosis pada telinga dan moncong;Kehilangan napsu makanInkoordinasi;Batuk dan susah bernapas
Diare berdarahKonjungtivitisLeleran mucopurulant pada nasal;VomitusMortalitas sampai 100%;
-
8/15/2019 patologi babi
23/93
Sub AkutTanda klinis seperti pada akuttapi umumnya lebih lama (3 – 4 minggu);Demam berfluktuasi (>40. 5 ° C );Mortalitas lebih rendah (Rentan pada babi muda)
Kronis (babi survive)Pneumonia dan sesak nafasArthritis;Ulcer cutaneous;Babi semakin kurusKurang bergerak
-
8/15/2019 patologi babi
24/93
PATOLOGI ANATOMI
-
8/15/2019 patologi babi
25/93
HISTOPATOLOGI
-
8/15/2019 patologi babi
26/93
-
8/15/2019 patologi babi
27/93
-
8/15/2019 patologi babi
28/93
-
8/15/2019 patologi babi
29/93
DIAGNOSA
Diagnosa ASF dapat dilakukan dengan:Gejala klinisLesi post mortemUji laboratorium dengan :Isolasi VirusDeteksi Antibodi VirusPCR : Deteksi DNA antigen
-
8/15/2019 patologi babi
30/93
PENANGANAN
Tidak ada penanganan atau vaksinyang efektif untuk infeksi ASF.Yang dapat dilakukan yaitu dengan
pemberian agen suportif seperti vitaminIsolasi dan eradikasi (Hewan yang telah
terinfeksi)
-
8/15/2019 patologi babi
31/93
Nina Welndy
Bergitha SogeFeny M. DarisYohanes Koli
Indah Sulistyani
Ervin ElmakvudzHilarius Langobelen
Dian NovitasariHendrik Jacob Cavil Frans
-
8/15/2019 patologi babi
32/93
TIOLOGIVirus ini memiliki ukuran diametervirion 65 nm – 75 nm, berbentukikosahedral, tidak memiliki envelop,dan terdiri dari 3 lapisan proteinyaitu protein kapsid bagian luar
(VP4 dan VP7), kapsid bagiandalam (VP6) dan core (VP2).Berdasarkan susunan proteinnya,virus ini memiliki 11 segmen RNA
utas ganda (dsRNA) terdiri dariVP1, VP2, VP3, VP4, NS53, VP6,NS34, NS35, VP7, NS28 dan NS26(Tabel 1) (LUDER et al., 1986).
-
8/15/2019 patologi babi
33/93
Gejala klinis
Diare dengan warna feses kuning-kehijauanbercampur dengan mukuz dan darah
TZIPORI (1980) melaporkan bahwaberdasarkan penelitan pada hewan coba,maka gejala klinis yang ditimbulkanakibat infeksi rotavirus yaitu terjadisetelah 1 – 4 hari masa inkubasi dan
antibodi terhadap rotavirus akanterdeteksi antara 4 – 7 hari setelahtimbulnya gejala klinis seperti depresi,diare, muntah (pada babi), dehidrasi,
tampak kurus, dan kematian.
-
8/15/2019 patologi babi
34/93
PatogenesisVirus rota menetap padavili sel epitel di ususkecil, terutama padabagian jeju n u m d an i leum.
Rotavirus masuk secara oral,replikasi didalam sitoplasma sel-sel yang terinfeksi;yaitu enterosit. Proses selama 10-12 jam(Brooks dkk. 2005).
protein VP4 berikatan dengan reseptor spesifik,Virus masuk ke dalam sel dan masukke lisosom. Di dalam lisosom, terjadipemotongan VP4 oleh tripsin terjadi aktivasiRNA polymerase (transcriptase) virus (Brooksdkk. 2005; Kobayashi dkk. 2007).
RNA ditranskripsi menjadi messengerRNA (mRNA). Di sitoplasma, mRNAditranslasikan menjadi protein.Penyempurnaan kapsid lapisan tengahmeliputi penambahan VP6 selama prosesreplikasi (Ramig, 1997)
Partikel virusmorfogenesis untuk
menghasilkan virusyang utuh daninfektif. Sel-selterinfeksi lalumengalami lisis danvirus-virus baru
keluar dari sel
-
8/15/2019 patologi babi
35/93
Patologi anatomi
Pada usus halus dan besar mengalamiatropi terjadi hemoragi, dan fusi pada vili
Limfonodus mesentericum mengalami dilatasi
dan kebengkakan
-
8/15/2019 patologi babi
36/93
Histopatologi
Pemotongan jejunumterlihat adanyapseoudocystic padadaerah mucosa daninfiltrasi sel radang
Pemotongan ileum terlihatpada bagian propia
terdapat limphosit, danbagian submucosa terjadioedema dan hiperemi
-
8/15/2019 patologi babi
37/93
Diagnosa
Deteksi antigen dan antibodyDengan uji enzyme immunoassay (EIA)directed
Latex agglutination and polyacrylamide gelelectrophoresisUji ELISA
-
8/15/2019 patologi babi
38/93
TERIM A KAS IH
-
8/15/2019 patologi babi
39/93
NINA WELNDYBERGITHA SOGEFENY M. DARIS
YOHANES KOLIINDAH SULISTYANIERVIN ELMAKVUDZHILARIUS LANGOBELEN
DIAN NOVITASARIHENDRIK J C FRANS
-
8/15/2019 patologi babi
40/93
PENDAHULUAN
PCV Porcine Circo Virus merupakan DNA virus non-enveloped , pertama kali diisolasi dari ginjal babi pada1974. Waktu itu PCV belum menimbulkan penyakitpada babi. Kemudian pada akhir 1990 merebak
penyakit PMWS ( Postweaning Multisystemic WastingSyndrome ) yang kemudian ditemukan korelasinyadengan virus PCV. Untuk membedakan virus inidengan virus temuan pertama yang tidak
menyebabkan penyakit, virus ini kemudian diberinama PCV tipe 2 atau PCV2. Sedangkan yang nonpatogenik atau virus yang ditemukan pertama kalidiberi nama PCV1.
-
8/15/2019 patologi babi
41/93
ETIOLOGI
PCV2 pertama kali diduga hanyamenyebabkan PMWS. Tapi padapengamatan dan infeksi lebih lanjut
ditemukan beberapa jenis infeksi yangberkaitan dengan virus ini. Untuk itukemudian dikemukakan istilah PorcineCirco Virus Disease (PCVD) di Eropadan Porcine Circo Virus AssociatedDisease (PCVAD) di Amerika.
-
8/15/2019 patologi babi
42/93
Di Amerika ditemukan beberapapenampakan dari PCV2 ini yaitu yangtermasuk infeksi sistemik (PMWS), PCV2-associated pneumonia , PCV2- associatedenteritis , PCV2- associated reproductivefailure , dan PCV2- associated PDNS(Porcine Dermatitis NephropathySyndrome ). Virus ini sangat ganasdan menyerang hampir semua organpenting pada tubuh babi seperti paru-paru,usus, saluran reproduksi, ginjal dan kulit.
-
8/15/2019 patologi babi
43/93
GEJALA KLINIS
gejala klinis yang bervariasi diantaranya lesu,lemah, dipsnea, limpadenopati, diare, dankepucatan atau ikterus pada mukosa (Allan danEllis, 2000)
Pembesaran limphonodus perifer - limphonodusinguinal sering kali sangat mencolokMungkin menunjukkan gangguan pernapasanyang disebabkan oleh pneumonia interstitialbabi disapih menurunkan berat badan dan secarabertahap menjadi kurusKematian mendadakJarang gangguan koordinasi.
-
8/15/2019 patologi babi
44/93
TRANSMISI
Penularan PCV2 diduga terjadi melaluikontak langsung melaluiOronasalFesesrute saluran kencingDarah
-
8/15/2019 patologi babi
45/93
PATOGENESISPCV2 Infeksipada
jaringanlimphoid
deplesi limfoid pada beberapa
tempat, lymphohistiocytic kronisinflamasi granulomatosa, dan
bronchiolitis erosif dengan fibrosis
Low viremiahigh viremia
seroconversi
Infection cleared
+/- serokonversi
Penyebaran sistemik
SUBCLINIC CLINICAL70-80%mortality
PCV2
-
8/15/2019 patologi babi
46/93
PATOLOGI ANATOMI
Patologi bruto PCVAD dapat sangatbervariasi tergantung pada tingkatkeparahan
penyakit, mulai dari tidak ada lesi yang jelas melalui spektrum lesi dilihat di PCVADyang parah. Lesi juga bisa berkonsentrasidalam satu atau lebih sistem organ,tergantung pada apakah pernapasan,enterik atau sistemik PCVAD ditemui
-
8/15/2019 patologi babi
47/93
Lanjutan P. A
carcass pucat atau kuningpembesaran kelenjar getah bening danlimpa. Kelenjar getah bening berwarna
putih di permukaanginjal bengkak, bintik-bintik putih dapatterlihat pada permukaan potonganparu belang-belang karetsaluran Usus - Perubahan pada peruttermasuk ulser di pars oesophagea.
-
8/15/2019 patologi babi
48/93
keterlambatan pertumbuhan dan atrofi pascasapih (kira-kira usia 2 bulan). catatanvertebra tulang belakang menonjol
Interstitial pneumoniaPembesaran inguinal lymph nodes.
Pembesaran limphonodusmesenterika
-
8/15/2019 patologi babi
49/93
keterlambatan pertumbuhan di babipenggemukan
(Kira-kira usia 4bulan) semua babi digambar adalah usia yang sama.
Pembesaran limphonodusmesenterika
tanda-tanda Parah PDNs padababi penggemukan
Pembesaran kelenjar inguinalbening
-
8/15/2019 patologi babi
50/93
edema pada ginjal
dengan bintik-bintik putihyang terlihat padapermukaan
lambung mukosa PMWSPerdarahan di mukosalambung
-
8/15/2019 patologi babi
51/93
kasus lapangan : Kelenjar getah bening, babi,. Porcinecircovirus tipe 2 (PCV2) - terkait deplesi limfoid danhistiocytic untuk granulomatosa penggantian folikel dengangiant sel berinti di tengah
-
8/15/2019 patologi babi
52/93
DIAGNOSA
Isolasi virus:Tes bisa dilakukan hanya pada jaringan babiPCRIHCSerologi: ELISASindrom klinis (stunting, pucat, sesak, sakitkuning, diare dan kematian) menunjukkan
PCVD, tetapi konfirmasi didasarkan padatemuan patologis dan demonstrasi virus di jaringan.
Detection of porcine circovirus types1 dan 2,
-
8/15/2019 patologi babi
53/93
serta mendeteksi antibodi terhadap PCV, dapatdilakukan dengan menggunakan beberapametode pengujian
Virologi : antibodiFluorescent pada bagian
jaringan (LEMAK),mikroskop elektron (EM)dan isolasi virus dari
jaringan yang terinfeksi(VI). Sampel terbaik untuktes virologi adalah
jaringan segar (paru-paru,tonsil, pembesarankelenjar getah bening,
ginjal, limpa) dikirim padapaket es.
-
8/15/2019 patologi babi
54/93
Serologi Bagian: Antibodiuntuk porcine circovirusdapat dideteksi di Bagianserologi oleh IFA.Diagnostik Molekuler:
circovirus Porcine dapatdideteksi dan tipe pada jaringan yang terinfeksi atausampel serum dengan PCR.Bagian Histopatologi: virusPCV dapat dideteksi denganImunohistokimia (IHC) di
jaringan yang terinfeksi.
-
8/15/2019 patologi babi
55/93
-
8/15/2019 patologi babi
56/93
NINA WELNDY
BERGITHA SOGEFENY M. DARIS
YOHANES KOLIINDAH SULISTYANI
ERVIN ELMAKVUDZHILARIUS LANGOBELEN
DIAN NOVITASARIHENDRIK JACOB CAVIL FRANS
-
8/15/2019 patologi babi
57/93
Etiologi
Ordo : NidoviralesFamili : CoronaviridaeGenus : Alphacoronavirus
Spesies : Porcine epidemic diarrhea virus (PEDV)
Struktur PEDV dan genom:virus beramplop dan pleomorfik dengan kisarandiameter dari 95-190 nm.Single-stranded RNA genome sekitar 28 KB.
-
8/15/2019 patologi babi
58/93
Gambar 1. vakuolaIntracytoplasmic dalam enterocyteusus halus babi, yangmengandung partikel PEDVpleomorfik diameter dari 95-190
nm diameter .
Gambar 2. Replikasi PEDV dalamvakuola sitoplasma (panah) darienterocyte usus halus babi.INSERT: perbesaran dari vakuolasitoplasma yang mengandungpartikel virus pleomorfik dari 90-190 nm diameter (× 10.000).
-
8/15/2019 patologi babi
59/93
Patogenesis
Rute: fecal-oral (tinja dan/atau muntahdan bahan terkontaminasi lainnya,seperti pakan)
PEDV bereplikasi dalam sitoplasmaenterosit vili seluruh usus kecil,menyebabkan degenerasi sel epitel
dengan villus memendek (atropi viliusus), hal ini ditemukan pula pada selepitel usus besar.
-
8/15/2019 patologi babi
60/93
Gejala Klinis
Beratnya penyakit klinis yang disebabkan oleh PEDVsangat bervariasi, tergantung status imunologi atauenzootic dari peternakan babi.Gejala:
diare berair, memiliki bau busuk.hewan terkena umumnya muntah.Dehidrasi.
Asidosis metabolik yang menyebabkan kematian 50sampai 80% pada anak babi yang menyusui.infeksi pada babi feeder dan grower: diare, anoreksia,depresi, dan morbiditas tinggi tetapi kematian rendah (1sampai 3%).
-
8/15/2019 patologi babi
61/93
Gambaran klinis babi terinfeksi PEDV dari peternakan babi diRepublik Rakyat Cina, 2011. A) Litter babi terinfeksi virus ini,menunjukkan diare berair dan badan kurus. B) babi kurusdengan tinja berwarna kuning, konsistensi seperti air.
-
8/15/2019 patologi babi
62/93
C) Muntahan babi berwarna kuning dan putih.D) Struktur usus berdinding tipis terisi dengancairan kekuningan.
-
8/15/2019 patologi babi
63/93
Patologi Anatomi
Gambar 3. potongan melintangusus halus dari babi yangterinfeksi porcine epidemicdiarrhea virus. Note: vilimemendek, dinding usus menipis
karena atropi mukosa
Gambar 4. potongan melintangusus kecil dari babi yang tidakterinfeksi porcine epidemicdiarrhea virus.
-
8/15/2019 patologi babi
64/93
Histopatologi
Secara mikroskopis, ditandai dengan vacuolisasisitoplasma dan eksfoliasi/pengelupasan enterositdengan pemendekan dan fusi dari vili.Lesi mikroskopik telah diamati di usus besar.Terdapat partikel virus intracytoplasmic dan terjadiperubahan sel pada sel epitel dari usus halus dancolon.perubahan ultrastruktur awalnya ditandai denganhilangnya organel sel, mikrovili, dan protusi bagiandari sitoplasma ke dalam lumen.
sel-sel usus menjadi rata/memipih, ikatan/junctionantara sel hilang, dan sel-sel terlepaskan ke dalamlumen usus.
-
8/15/2019 patologi babi
65/93
Gambar 5: potongan usus halusdari babi yang terinfeksi PEDV.Note: vili memendek dan terjadivakuolisasi (H&E, ×200).
Gambar 6: pewarnaanimunohistokimia. Antigen PEDV(terwarna coklat) dalam enterositusus halus babi (× 200).
-
8/15/2019 patologi babi
66/93
Cara Mendiagnosa
Porcine epidemic diarrhe tidak dapat didiagnosisberdasarkan temuan klinis saja, metode laboratoriumdiperlukan untuk mendiagnosis etiologi.
Metode diagnostik yang paling umum digunakan adalahtes langsung immunofluorescence (IFT) untukdeteksi antigen virus.dan enzim-linked tes immunosorbent (ELISA) untukmenunjukkan antigen PEDV dalam tinja atauantibodi dalam serum.
Virus dapat juga terdeteksi oleh imunohistokimia(IHC), reaksi berantai polimerase (PCR), danmikroskop elektron (EM).
-
8/15/2019 patologi babi
67/93
Nina WelndyBergitha SogeFeny M. DarisYohanes Koli
Indah Sulistyani
Ervin ElmakvudzHilarius Langobelen
Dian NovitasariHendrik Jacob Cavil Frans
Eti l i
-
8/15/2019 patologi babi
68/93
Etiologi
Agen etiologi dari PRRS merupakan virus RNA dari urutanNidovirales, keluarga Arteriviridae, genus arterivirus.
Terdapat 2 antigen dan genetik strain yang dapat dibedakan,antara lain : genotipe 1, dengan prototipe virus Lelystad,virus ini mendominasi di Eropa dan genotipe 2, yaitu VR2332, prototipe strain awalnya sebagian besar ditemukan di
Amerika Utara. Sebuah varian genotipe 2 adalah penyebabpenyakit yang parah di Asia.
l l
-
8/15/2019 patologi babi
69/93
Gejala KlinisKasus Reproduksi :
Kelahiran prematur Keguguran terutama pada masa kebuntingan trimester ketiga, yangditandai oleh kelahiran dini ("stilborn pig"),Janin yang lembek dan kelemahan anak babi yang baru dilahir kanKematian babi yang baru dilahirkan maupun mumifikasi
Kasus Respirasi / Gangguan PernapasanPada babi yang baru dilahirkan dapat ditandai dengan gejala klinik yangsangat menonjol yaitu sesak napas. Kasus gangguan pernapasan ini
umumnya menyerang babi umur 3 minggu dan gejala klinis yangditimbulkan akan terlihat lebih parah pada anak babi yang baru lahir. Akan tetapi penyakit PRRS dapat juga menyerang babi dewasa yang juga dapat menyebabkan kematian
-
8/15/2019 patologi babi
70/93
Gejala klinis secara umum antara lain :Menurunnya nafsu makanDemamPilek serta BersinBercak merah hingga kebiruan pada kuku, vulva,
dan telingaGejala pertumbuhan berat badan yang terhambat,konjungtivitis, oedema periorbital, oedema padaskrotum, gemetaran, kekakuan pada kaki ataukelemahan
Patogenesis
-
8/15/2019 patologi babi
71/93
g
Virus PRRS memiliki tropismeserta bereplikasi pada jaringan
linfoid (limpa, thymus,
limfoglandula, peyerpatches)
Adanya responimun padapermukaan
mukosa dari selhospes Merusak sel
Menginfeksi pada jaringan limfoid dan
paru-paru
Infeksi akut akanberlanjut di tonsil danparu-paru makrofag
Langsung keplasenta
Virus masukmelalui udara =
Respirasi
Diagnosa
-
8/15/2019 patologi babi
72/93
g
Diagnosa penyakit PRRS dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis danpemeriksaan laboratorium yang mencakup pemeriksaanserologik, isolasi virus, patologi anatomi, dan histopatologi.
Pemeriksaan serologi , dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodidan antigen dari ternak yang diduga. Uji ini meliputi uji imunoperoxidase mono-layer, imunofluoresens tidak langsung, "Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay"
(ELISA), dan uji serum netralisasi dengan menggunakan mikroskop elektron.
Pemeriksaan virologis dilakukan dengan mengisolasi virus penyebab penyakit.Virus PRRS dapat diisolasi dari jaringan paru-paru, tonsil, limpa, timus,limphoglandula, serum dan cairan thorax
Namun virus ini tidak berhasil diisolasi dari jaringan thiroid, jantung, kelenjar ludah, hati,
ginjal, otot daging, dan otak
Diagnosa secara patologis, agak sulit untuk ditemukan, dikarenakansebagian besar virus PRRS babi yang terinfeksi adalah koinfeksi dengan satu ataulebih patogen, sehingga diagnosanya akan sulit untuk melihat secara patologi.
Diagnosa Banding
-
8/15/2019 patologi babi
73/93
g g
Penyakit PRRS sering dikacaukan dengan penyakit viral
lainnya seperti virus influenza babi, virusencephalonyocarditis, Porcine parvovirus, virus Aujerskydan infeksi klamidia.
Beberapa infeksi sekunder yang sering menyertai penyakitPRRS terutama yang menyebabkan gangguan pernapasandi antaranya adalah Pasteurella multocida, Salmonella spp.,Haemophilus parasuis dan Streptococcus suis, Bordete!labronchiseptica, Mycoplasma hyop- neumoniae,
Actinobaci!!us pleuro- pneumoniae, dan Actinomycespyogenes
-
8/15/2019 patologi babi
74/93
PATOLOGI ANATOMI Adanya bercak berwarna coklat pada paru-paru
Edema kelopak mata serta kista yang berwarna coklat
hemoragika pulmonari
-
8/15/2019 patologi babi
75/93
Gambar 1. gejala klinis kekurusan (A) dan kebengkakan limponodus superfisialisinguinalis (B), nekrosis multifokal pada ginjal (C) dan konsolidasi paru (D)
Jurnal : Survey Penyakit Porcine Reproductive and Respiratory Sindrome pada Peternakan Babi diBali (2013)
-
8/15/2019 patologi babi
76/93
HISTOPATOLOGI
Edema
Rhinitis
Pneumonia Interstitial
Miokarditis
Penebalan septa alveoli paruNephritis dan pembentukan thrombi
-
8/15/2019 patologi babi
77/93
Gambar 2. A: Penebalan septa alveoli paru (pembesaran 100x), B: Limpoid nekrosisdan hemorrhagia limpa (pembesaran 100x), C: Nephritis dan pembentukan thrombi
(pembesaran 500x)
-
8/15/2019 patologi babi
78/93
crypt tonsil dengan makrofag, neutrofil, lymphosit dan sel epitel crypt di lumen.(A) hematoxylin dan pewarnaan eosin. (B) PRRS dengan perbesaran
tinggi, akan terlihat asam nukleat yang terdeteksi dalam sitoplasma selmenyerupai makrofag di tonsil
-
8/15/2019 patologi babi
79/93
PRRSV asam nukleat berwarna cokelat dan lisosom berwarna merah.sel ganda menunjukkan campuran pewarnaan merah dan coklat
dalam sitoplasma.
-
8/15/2019 patologi babi
80/93
T RIM K SIH
-
8/15/2019 patologi babi
81/93
-
8/15/2019 patologi babi
82/93
Etiologi
Swine influenza virus merupakangenus dari ordo paramyxoviridae. Swineinfluenza virus atau virus influensa babidisebabkan oleh virus influensa A yangsangat infeksius pada babi, burung danmanusia. Terbagi dalam beberapa tipeyaitu H1N1 yang menyerang babi, bebek,kalkun dan manusia. Sedangkan H1N1,H1N2, dan H3N2 mewabah di AmerikaUtara
-
8/15/2019 patologi babi
83/93
Patogenesis
Swine influensa masuk lewat saluranpernapasan atas(udara) manifestasi diepitel trakea dan bronchi berkembang(2-24 jam) lesi dan eksudat padabronchiol menghilang pada hari ke-9.
jika ada infeksi sekunder (akibat lesi) padaparu-paru pneumonia karenaP.multosida kematianInfeksi sekunder juga dapat menghilangtanpa adanya nekrosis.
-
8/15/2019 patologi babi
84/93
Gejala Klinis
ApatisSangat lemasTidak mau bergerak dan bangun karenakekakuan dan nyeri ototEritrema pada kulit
Anoreksia
Demam (suhu mencapai 41,8 °C)
Bil kit d h h
-
8/15/2019 patologi babi
85/93
Bila penyakit sudah parahSering batuk
Muntah eksudat berlendir BersinDispnea
Kemrahan dan adanya cairan pada mata
Biasanya sembuh 5-7 hari pasca-infeksi
-
8/15/2019 patologi babi
86/93
Patologi Anatomi
Lesi pada saluran pernapasan atas dan juga adanya kongesti pada mukosa faring,laring, trakea dan bronkus.Terlihat juga adanya cairan bening,
berbusa, dengan eksudat kental padabronchi yang sangat banyak, juga diikutikolaps pada paru-paruLesi pada paru ditandai warna merah-keunguan pada lobus apikal dan lobus
jantungDaerah sekitar akteletase paru seringterjadi emphysema dan hemoragi ptechiae.
-
8/15/2019 patologi babi
87/93
-
8/15/2019 patologi babi
88/93
Keterangan :
Gambar A : infeksi H1N1 terlihat tidak adanya lesiGambar B : infeksi H1N2 terlihat bagian berwarnaungu pada lobus sinister caudalpulmonalisGambar C : adanya lesi berwarna ungu kemerahan
pada lobus cranial pulmonalisGambar D dan H : pulmo kontrol (tidak ada lesiGambar E : bagian yang berwarna ungu membesar
pada lobus sinister caudal pulmonalisGambar F : bronchopneumonia pada kedua lobus
pulmonalisGambar G : lesi tidak terlihat
l
-
8/15/2019 patologi babi
89/93
Histopatologi
Adanya necroziting bronchitis dambronchiolitis dengan eksudat yangdipenuhi sel neutrofil
Penebalan septa alveolar Perubahan epitel bronchialBronkus dipenuhi sel neutrofil dan sel
mononukleal yang berakhir padapneumonia interstitial hiperplasiaepitel bronchial
-
8/15/2019 patologi babi
90/93
Gambar histopatologi paru yang disebabkan oleh virus H1N1, H1N2,dan H3N2 dan kontrol post-inoculation day (PID) pada hari ke-2 dan ke-14
-
8/15/2019 patologi babi
91/93
Keterangan :
Gambar A : radang pada bronchiolus danadanya hemoragi
Gambar B : interstitial pneumoniaGambar C : nekrosis pada epitel bronchiolus daninfiltrasi sel radang (sel neutrofil dan selmononuklear)Gambar D dan H : tidak terliht lesi histopatologiGambar E : radang kronis dengan infiltrasi sellimfosit dan proliferasi epitelGambar F : lesi yang telah hilangGambar G : sebagian lesi telah hilang
Di
-
8/15/2019 patologi babi
92/93
DiagnosaDiagnosa sementara
Dengan melihat gejala klinis dan perubahanpatologi
Diagnosa laboratoriumIsolasi virus pada alantois TAB (hemaglutinasi alantois).
Spesimen dari cairan hidung dan organ paru pada bedahbangkai dan tonsilImunohistokimia menggunakan antibodi poliklonal danmonokloalUji serologi pada kasus kronis (terlihat peningkatanantibodi serum ganda)Uji HIISR dan virus neutralization (kenaikan titer 4x dianggapterinfeksi swine influenza virus)Deteksi antigen dengan uji FAT (sampel segar)
D f P k
-
8/15/2019 patologi babi
93/93
Daftar Pustaka
Syafriati, Tatty. Mengenal PenyakitInfluensa Babi. Bogor : Balai PenelitianVeteriner
Virologyj.biomedcentral.vom