Download - Pendahuluan Oke
PENDAHULUAN
Motif dan motivasi berfungsi sebagai pendorong kemampuan, usaha,
keinginan, menentukan arah, dan menyeleksi tingkah laku. Kemampuan adalah
kesanggupan untuk melakukan suatu perbuatan yang dihasilkan dari bawaan sejak
lahir atau merupakan hasil dari pengalaman. Usaha adalah penyelesaikan dari suatu
tugas untuk mencapai keiginan. Sedangkan keinginan adalah suatu harapan atau
dorongan untuk mencapai suatu atau untuk membebaskan diri dari suatu perangsang
yang tidak menyenangkan.
Dalam kajian motif motivasi ini terdapat beberapa pembahasan yang aman
dianya mencakup kajian-kajian tentang pengertian motif, memperoleh motif-motif,
fungsi-fungsi motif, pengertian motivasi, tujuan motivasi, teori-teori motivasi, dan
bentuk-bentuk pengembangan motivasi dalam pendidikan.
MOTIF DAN MOTIVASI DALAM KAJIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Pengertian Motif
Motif berasal darai kata ‘motion”, yang berarti gerakan atau suatu yang
bergerak. Jadi motif menurut istilah sangat eraqt hubugannya dengan “gerak”,
yaitu dalam hal ini gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga
perbuatan atau tiungkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan
atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Adapun pengertian
motif terbagi 5 (lima) yaitu:
1. Motif adalah suatu kedaan ketegangan di dalam individu, yang
membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau
sasaran.
2. Motif adalah alasan yang didasari, yang diberikan individu bagi
tingkah lakunya.
3. Motif adalah suartu alasan yang tidak didasari bagi suatu tingkah laku.
4. Motif adalah suatu dorongan (drive) rangsangan-rangsangan.
5. Motif adalah suatu set atau sikap yang menuntun tingkah laku.
Dari sekian banyak variabel penyelang yang digunakan oleh para
psikolog, konsep motif (motivasi) yaitu yang paling kontraversi dan paling tidak
bisa memuaskan. Sebab, tampaknya terdapat begitu banyak defenisi utama yang
berada, yang sdama banyaknya dengan jumlah teori utama mengenai motif.1
Menurut Startain motif adalah suatru pernyataan yang kompleks di dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan ke suatu tujuan atau
perangsang. Motivasi yang dimaksud disini adalah motivasi yang menyangkut
kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta
mengembangkan diri; motivasi berhubungan erat dengan diri manusia dengan
1 Sarlito Wirawa Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 64.
lingkungannya. Apa saja yang dilakukan oleh manusia harus ada motivasinya,
termasuk dalam belajar.2
Di sekolah kita sering melihat anak harus belajar, suka boros dan lain-lain,
hal ini disebabkan oleh berkurangnya motivasi terhadap anak. Begitu juga dengan
sebaliknya, ketika seorang anak rajin belajar, hampir dapat dipastikan dia
bermotivasi dengan suesuatu, seperti ingin jadi pintar atau juara umum dan
mendapat hadiah. Jadi motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan
sesuai dengan teori dan ditarafkan pada objek yang tepat.3
B. Memperoleh Motif-Motif
Kita telah melihat bahwa salah satu perbedaan utama antara tingklah laku
lambat laun menunjukkan organisasi dari taraf yang semakintinggi. Energi yang
semula menimbulkan tingkah laku yang semata-mata random atau semu, sekarang
diarahkan secara selektif ke arah tujuan-tujuan khusus, secara singkat, individu itu
lambat laun memperoleh motif- motif.4
Motif anak untuk mengingiunkan berada dekat dengan orang-orang lain,
misalnya akhinya diekspresikan dengan cara-cara yang demikian ragam seperti:
mengangisi meminta orang datang, menjajakan seorang dengan menyebut sama
orang itu, dan duduk dekat jendela atau menunggu seorang kembali. Motif untuk
berada bersama dengan orang-orang biasanya bertumbuh sampai pada bentuk-
bentuk dimana kita menemukan mahasiswa-mahsiswa mencari pondokan disuatu
rumah dimana sudah ada mahasiswa-mahasiswa lain tinggal dan memasuki suatu
kelompok sosial dimana keanggotaan sesungguhnya menjamin adanya kesmpatan
tertentu untuk kontak dengan orang lain.5
2 Abdul Mujib dkk, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 220.
3 Ibid, hlm. 223.4 Joesoef Noesjirwan dkk, Psikologi Sosial (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm. 66.5 Ibid, hlm. 69.
C. Pengaruh Motif Terhadap Perkembangan Individu
Motif sangat berpengaruh kepada perkembangan individu, sebab motif
akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya karena
- Motif itu mendorong manusia untuk mencapai tujuannya
karena itu berfungsi sebagai kekuatan atau sebagai hasil yang memberikan
kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
- Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah
perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah pertentangan dari
jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu,
makin jelas terbentang jalan yang harus ditempuh.
- Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Arti kita menentukan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tek bermanfaat bagi
tujuan itu. Seorang yang benar-benar ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana,
tidak akan menghambur-hamburkan waktunya, sebab perbuatan itu tidak
cocok dengan tujuannya.6
D. Sikap-Sikap Dan Motif-Motif
Sikap dalam beberapa hal menyerupai motif, namun perbadaan-perbadaan
besar ada. Perbedaan utama berkenaan dengan jangka waktu yang berlangsung.
Kekuatan suatu motif tergantung dari keadaan dorongan. Oleh karena itu motif-
motif timbul, menghilang, dan timbul kembali. Suatu sikap tidak ditandai oleh
suatu keadaan dorongan, tetapi hanya menunjuk kepada kemungkinan bahwa
suatu macam motif tertentu dapat dibangkitkan.7
Dengan demikian seorang pria yang sadang menonton televisi, pada saat
itu mungkin tidak bermotivasi untuk melindungi keluarganya, yang bertahan
6 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 70-71.
7 James R. Ehapon, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.310.
sehingga motif itu segera bangkit umpamanya, suatu selebaran tentang cuaca
bahwa terlihat adanya payuh angin di daerahnya. Corak-corak sikap yang penting
dalam organisasi jangka panjang tingkah laku cenderung untuk menyangkut
objek-objek yang kurang khususnya dari pada motif- motif. Suatu sikap umum
yang bertahan untuk melindungi terhadap keluarga, dapat memudahkan timbulnya
tingkah laku berotivasi yang khusus, walaupun perbuatan bermotivasi ini
mempunyai tujuan-tujuan khusus, perbuatan itu semua berhubungan dengan sikap
protektif kepala keluarga itu terhadap keluarganya. Dengan demikian suatu sikap
dapat mencenderungkan kepada pembangkitan sekumpulan motif- motif khusus
yang mengabdi kepada sikap-sikap umum.8
E. Fungsi-Fungsi Motif
Adapun fungsi motif yang telah menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Fungsi penyesuaian: Fungsi yang merupakan pengakuan atas
kenyataan bahwa orang-orang berusaha untuk menaikkan sebanyak mungkin
hadiah-hadiah diluar lingkungan mereka dan mengurangi sampai sekecil
mungkin hukuman-hukuman.
2. Fungsi pertahanan ego: Mekanisme-mekanisme yang dipakai individu
untuk meliondungi egonya terhadap implus-implusnya yang tidak dapat
diterima dan terhadap pengetahuan tentang kekuatan-kekuatannya yang
ditimbulkan oleh persoalan. Persoalan yang demikian dikenalk sebagai
mekanisme-mekanisme pertahanan ego.
3. Fungsi menyetakan nilai: Untuk menghalangi subjek
menmgungkapkan sikapnya yang sebenarnya kepada diri sendiri dan kepada
orang lain, sikap-sikap lain mempunyai fungsi memberikan ekspresi yang
positif kepada nilai-nilai sentralnya dan kepada tipe orang sebagaimana ia
menanggapi nilai-nilai.
8 Joesoef Noesjirwan, Psikologi Sosial (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hlm. 67.
4. Fungsi pengetahuan: Individu-individu tidak saja memperoleh
kepercayaan-kepercayaan guna kepentingan memuaskan berbagai kebutuhan
tertentu, mereka yang mencari berbagai kebutuhan tertentu, mereka yang
mencari pengetahuan untuk memberi makna kepada hal-hal kepada yang tidak
akan merupakan suatu dalam semesta yang tidak terorganisisr dan kacau.
Semua fungsi-fungsi ini berkenaan dengan aspek-aspek adaftasi individu
terhadapo lingkungan. Sikap-sikap yang dapat dimasukkan kedalam yang pertama
atau terakhir dari kategori-kategiri ini, merupakan konsekuensi yang norma dan
adaftasi kignitif terhadapnya. Yang kedua dan ketiga berkenaan dengan
hubungan-hubungan situasi luar dengan seseorang sikap-sikap ini tidak begitu
bergantung dan kenyataan yang yang ada tetapi lebih banyak kepada keadaan-
keadaan motif di dunia dalam.9
Motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara pada organisme atau
manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan
dimulai dengan adanya suatu ketidak seimbangan dalam diri individu, misalnya
lapar atau takut. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu
yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidak
seimbangan itu, misalnya mencari makanan. Kebutuhan ini yang akan
menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu.10
F. Pengertian Motivasi
Motivasi (Motivation) adalah keseluruhan dorongan, keinginan,
kebutuhan, dan daya yang sejenis yang mengarahkan pelaku motivasi juga
diartikan satu variabel penyelang yang dugunakan untuk menimbulkan faktor-
faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola,
mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran. Dalam diri
9 Ibid, hlm. 66.10 Sarlito Wirawan Sarwono, Op Cit , hlm. 65.
seseorang, motivasi berfungsi sebagai pendorong kemampuan, usaha, keinginan,
menentukan arah dan menyeleksi tingkah laku.11
Konsep motivasi teraspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama para
pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal
akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan diluar kontrol
manusia. Disamping sebagai makhluk rasionalistik ia juga sebagai makhluk
mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu diluar nalar yang
biasanya disebut naluri atau insting.
Jadi dalam mendefenisikan konsep motivasi ini terdapat kesulitan, karena
seperti telah diungkapkan oleh Atkinson sebagaimana yang dikutip oleh
Abdurrahman Saleh dan Muhkab Abdul Wahab. Motivasi masih merupakan
suatu konsep yang masih kontraversial. Konsep motivasi semakin sulit
didefenisikan. Ketika dalam pembahasan psikologi terdapat istilah motiif yang
dalam penngunaan hanya terkadang berbeda dalam istilah motivasi. Dan kadang-
kadang motif dan motivasi itu digunakan secara bersamaan dan dalam makna
yang sama, hal ini disebabkan karena pengertian motif dan motivasi keduanya
sukar dibedakan secara tegas.
Winkel menyatakan bahwa motivasi adalah motif yang sudah menjadi
aktif pada saat tertentu. Sedangkan motif adalah daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Sarlinto Wirawan Sarlinto, motif berarti rangsangan, dorongan
atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Sedangkan motivasi
merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses
pergerakan, termasuk didalamnya sistuasi yang mendorong timbulnya tindakan
atau tingkah laku individu. Motivasi merupakan akumulasi dan daya kekuatan
yang ada dala diri sesorang unrtuk mendorong, merangsang, menggerakkan,
mmembangkitkan danb memberi harapan pada tingkah laku. Motivasi menjadi
pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi
11 Hasan Shadily, Enslikopedi Indonesia (Jakarta: Ichtiar van Voeve, 1995), hlm. 493.
inferioritas yang benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih
baik.12
Menurut M. Usman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku
serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi yang mempengaruhi
cara-cara seseorang dalam bertingkah laku terbagi atas empat (4) pola yaitu:
1. Motivasi berprestasi
Yaitu: dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju dan
berkermbang.
2. Motivasi berafiliasi
Yaitu: dorongan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif.
3. Motivasi berkompetensi
Yaitu: dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi.
4. Motivasi berkekuasaan
Yaitu: dorongan untuk mempengaruhi orang lain dan situasi.
Dalam psikologi Islam, motivasi hidup tidak terlepas dari tahapan
kehidupan manusia. Bentuk motivasi yang dikemukakan oleh para psikolog
diatas bersifat duniawi dan berjangka pendek.13
G. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi dapat diartikan untuk menggerakkan
pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga
tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi
adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul kemauan
dan keinginan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam
kurikulum sekolah. Bagi Freud energi yang menggerakkan tingkah laku adalah 12 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 71.13 M. Ngalim Purwanto, Op Cit, hlm. 61.
libido. Libido merupakan bentuk energi yang dipakai oleh insting-insting hidup
untuk menjalankantugasnya.14
Freud menjelaskan bahwa tujuan hidup ini adalah kematian. Asumsi teori
ini didasarkan atau prinsip konstanti. Prinsip konstanti menyatakan bahwa semua
proses kehidupan cenderung kembali kestabilitas dunia in organik. Carl G. Jung
menekankan motivasi pada arketipe-arkrtipe yang dibawa sejak lahir. Sedangkan
Alder menekankan motivasi pada minat-minat dan dorongan-dorongan sosial.
Ada beberapa bentuk dan rasa untuk menumbhkan motivasi dalam kegiatan
belajar, yaitu:
1. Saiangan / kompetensi
2. Menberi angka
3. Menberi hadiah
4. Menberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Minat
7. Tujuan yang diakui dan
8. hasrat untuk belajar.15
Dalam psikologi Islam pembahasan motivasi hidup tidak terlepas dari
tahapan kehidupan manusia. Kehidupan manusia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1) Tahapan pra-kehidupan dunia. Yaitu disebut dengan alam perjanjian (alam
al-abd, alam al-mitsaq) atau alam alatsu.
2) Tahapan kehidupan dunia, yaitu: realisasi diri terhadap amanah yang telah
diberikan pada alam pra-kehidupan dunia.
3) Tahapan alam pasca-kehidupan dunia, yaitu: haripenghabisan atau hari
pembalasan dan hari penegakan keadilan.16
14 Abdul Rahman Saleh dkk, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.71.
15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 60.
16 Yunus Namsah, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Ternate: Pustaka Firdaus, 2000), hlm.
Sehubungan dengan tujuan motivasi maka ada tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat diberikan arah dan kegiatan yang harus
kikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi.
Disamping itu ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong usaha mencapai prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Identitas motivasi seseorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
H. Teori-Teori Motivasi
Adapun teori-teori motivasi adalah sebagai berikut:
1) Teori reaksi yang dipelajari
Yaitu tingkah laku yang digerakkan dari motivasi sebuag energi yang
dibawa sejak lahir. Energi yang menggerakkan tingkah laku adalah libido.
Libido merupakan bentuk energi yang dipakai oleh insting-insting hidup
untuk menjalankan tugasnya.
2) Teori daya pendorong
Yaitu suatu dorongan atau pembangkit bagi terjadinya tingkah laku yang
lebih umum. Yaitu yang menunjukkan pada seeluruh prose gerakan atau
situasi yang mendorong timbul rasa tindakan atau tingkah laku individu.
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi
yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri tettapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap semua arah yang umum, misalnya
suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua orang dalam
kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.
Namun cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya
pendorong tersebut berlain-lain begi tiap individu menurut latar belakang
kebudayaan masing-masing, oleh karena itu manurut teori ini bila seseorang
peminpin atau pendidik ingin memotivasi anak buahnya ia harus
mendasarkannya atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang
dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
3) Teori kebutuhan
Yaitu kebutuhan yang berada pada hirarki paling bawah akan mudah
dicapai oleh semua manusia, namun kebutuhan yang berada pada hirarki
paling atas tidak semua dicapai oleh semua manusia. Pemenuahan kebutuhan
yang dapat mengakibatkan kepuasan hidup adalah metakebutuhan, sebab
pemenuhan kebutuhan ini untuk pertumbuhan yang timbulnya dari luar diri.
Sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar hanya diakibatkan kekurangan yang
berasal dari dalam diri.
4) Teori naluri
Yaitu tindakan-tindakan dalam tingkah laku manusia dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari yang mendapatkan dorongan tersebut karena, motivasi
seseorang itu harus berdasarkan naluri yang dituju dan perlu dikembangkan.
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam
hal ini disebut juga naluri, yaitu:
- Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
- Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
- Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan / mempertahankan jenis
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok, maka kebiasan-kebiasaan
ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang dipoerbuatnya
sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.
Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus
berdasarlan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Misalnya, seorang pelajar di dorong untuk berkelahi karena sering merasa
dihina atau diejek oleh teman-temannya karena ia dinggap bodoh dikelasnya
(naluri mempertahankan diri), agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi
anak nakal yang suka berkelahi, perlu diberi motivasi, misalnya dengan
menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar
sehingga dapat menyamai teman-teman sekelasnya (naluri mengembangkan
diri).
Seringkali kita temukan seseorang bertindak melakukan sesuatu karena
dorongan oleh lebih satu naluri pokok sekaligus sehingga sukar bagi kita
untuk menentukan naluri pokok mana yang lebih domonan mendorong orang
tersebut melakukan tindakan yang demikian itu. Sebagai contoh seorang
mahasiswa sangat tekun dan rajin belejar meskipun sebenarnya ia hidup di
dalam kemiskinan bersama keluarga. Hal apakah yang menggerakkan
mahasiswa itu tekun dan rajin belajar? Mungkin karena ia benar-benar ingin
menjadi pandai (naluri mengembangkan diri), tetapi mungkin juga karena ia
ingin meningkatkan karier keluarganya dan dapat membiayai sekolah anak-
anaknya (naluri mengembangkan / mempertahankan jenis dan naluri
mempertahankan diri).
5) Teori hedonisme
Yaitu suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup
terutama pada msnusia yaitu mencari kesenagan yang bersifat duniawi.
Manusia pada hakikatnya ialah makhluk yang mementingkan kehidupan yang
penuh kesenangan. Karena setiap menghadapi persoalan yang perlu
pemecahan manusia yang cevbderung memilih pemecahan yang dapat
mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesulitan.17
Pada abad ke-17 Hobbes menyatakan bahwa apapun alasan yang diberikan
seseorang untuk perilakunya sebab-sebab terpendam dari semua perilaku itu
adalah kecenderungan untuk mencapai kesenangan dan menghindari
kesusahan.
Aflikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang
cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai
melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan. Siswa di kelas merasa
gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah
bahwa guru matematika yang mereka benci tidak dapat mengajar karena sakit.
Menurut hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak
malas belajar metematika dengan cara memnuhi kebutuhannya.
Teori ini didasarkan atas prinsip konstanti. Prinsip konstanti menyatakan
bahwa semua proses kehidupan cenderung kembali ke stabilitas dunia inorganik.
Dalam teori-teori motivasi diatas, Freud menekankan pada seks, Jum menekankan
pada pola-pola pemikiran promordial, dan Adler menekankan minat sosial.
I. Bentuk-Bentuk Pengembangan Motivasi Dalam Pendidikan.
Melalui pendekatan empiris, para psikologi kontemporer telah
merumuskan motivasi kehidupan manusia. Sigmun Freud dari priko analisa
menyatakan bahwa sebuah tingkah laku digerakkan dan dimotivasi oleh sebuah
energi yang dibawa sejak lahir. Abraham Maslow dalam motivation dan
persobality mengemukakan bahwa motivasi hidup amnusia tergantung pada
kebutuhannya.
Adapun hirarki kebutuhan yang dikelompokkan dalan dua kategori, yaitu:
17 Abdul Mujib dkk, Op Cit,
1. Kebutuha-kebutuhan taraf dasar (basic needs), yang meliputi
kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikut memiliki (sosial), dan
harga diri.
2. Metakebutuhan-metakebutuhan (meta needs), meliputi apa yang
terkandung dalam aktualisasi diri seperti keadilan, kebaikan, keindahan,
keteraturan, kesatuan. Pemenuhan kebutuhan manusia memiliki tingkat
kesulitan yang hirarkis.18
Bentuk motivasi yang dikemukakan oleh para psikolog diatas bersifat
duniawi dan berjangka pendek. Kehidupan manusia seakan-akan tanpa ada
perencanaan, dan begitu saja berakhir tanpa ada perhitungan. Motivasi yang
dikemukakan Freud, Jung, Maslow dan Atler hanya ingin memenuhi kebutuhan
belaka, tanpa sedikitpun menyentuh aspek-aspek spritual. Segala bentuk prilaku
baik dari aspek biologis maupun sosiologis merupakan manipertasi seksual untuk
menghidari ketegangan-ketegangan atau untuk aktualisasi diri dan bersosial.
Dalam kehidupan sering didapatkan banyak manusia yang melakukan
pekrjaan dengan gigih dan banyak pula yang santai bahkan tidak sedikit yang
tidak berbuat apapun. Perbedaan prilaku manusia dalam menyikapi waktu
tersebut merupakan gejala-gejala kejiwaan yang menarik perhatian. Secara
psikologis ada persoalanpersoalan yang harus dipecahkan.19
Adanya minat pada diri kita untuk mengetahui sesuatunyang oenting dan
mendasai, yakni minat mengetahui motivasi manusia. Dalam disiplin ilmu
psikologi, motivasi mengaku pada konsep yang digunakan untuk
menarngakankekuatan-kekuatan yang ada dan bekerja pada diri organisme atau
individu yang menjadi penggerak dan pengeruh tingkah laku individu tersebut.
18 Ibid, hlm.244.19 Ibid, hlm.246.
J. Pengaruh Motivasi Dalam Belajar dan Kegiatan PBM
Motivasi sangat berpengaruh dalam belajar dan kegiatan PBM. Karena
dengan adanya motivasi seseorang untuk menguasai bahan pelajaran
tertentu/ingin menjadi yang terbaik dalam segala hal, dia akan berusaha sekuat
tenaganya untuk memenuihi keinginannya, dia akan selalu giat belajar / rajin
belajar.
Dengan begitu proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar karena
setiap oranf sudah memotivasi dirinya untuk belajar dengan baik. Murid
termotivasi untuk menjadi terbaik atau untuk memenuhi cita-citanya dan seorang
guru memotivasi dirinya untuk menjadikan murid-muridnya sebagai yang terbaik
atau anak-anak yang berhasil kelak di masa depannya.
Jadi kegiatan belajar mengajarnya akan berjalan baik karena semua
komponen sudah mempunyai tujuan masing-masing. Dengan demikian semuanya
akan berjalan sesuai dengan kondisi yang telah direncanakan.
K. Guru Dalam Memotivasi Siswa Dalam Belajar
Untuk memotivasi siswa guru bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melemparkan pertanyaan kepada siswa
2. Memberikan pujian
3. Memberikan hadiah
4. Memberikan hukuman
Dengan memberikan hal-hal seperti diatas diharapka seorang sisiwa akah
lebih termotivasi untuk belajar
L. Motivasi dan Prestasi Belajar
Motivasi sangat mempengaruhi prestasi belajar, karena dengan adanya
motivasi di dalam belajar dia kan bersungguh sungguh dalam belajar tentu
nilainyapun atau prestasi belajarnyapun akan baik. Yang paling berpengaruh
dalam motivasi adalah motivasi ingin membehagiakan orang tua. Karena pasti
setiap orang akan tidak mau melihat orang tuanya sendiri karena prestasi
belajarnya. Tentu dia akan berusaha atau rajin belajar untuk membahagiakan
kedua orang tuanya / untuk mencapai tujuan hidupnya.
P E N U T U P
Dari kajian-kajian yang sudah dipaparkan dalam makalah ini dapat
diambil sebuah kesimpulan, yaitu:
1. Motif adalah: instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku.
2. Motivasi adalah keseluruhan dorongan, keinginan dan daya sejenis yang
mengarahkan perilaku.
Dari uraian diatas bahwa kita dapat mengetahui motivasi itu merupakan
suatu dorongan, keinginan, kebutuhan yang mempunyai cara sendiri. Di dakam diri
seseorang motivasi berfungsi sebagai pendorong kemampuan dan menyeleksi tingkah
laku. Motif dan motivasi ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu Physioologikal drive dan
sisoal motives. Pembagian teori-teori motivasi yaitu: teori reaksi yang dipelajari, teori
daya pendorong, teori kebutuhan, teori naluri dan teori hedonisme.
Adapun fungsi-fungsi motif adalah sebagaui berkut: fungsi penyesuaian,
fungsi pertahanan ego, fungsi menyatakan nilai, fungsi pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito Wirawa. Pengantar Umum Psikologi Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
Mujib, Abdul dkk. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Noesjirwan, Joesoef dkk. Psikologi Sosial Bandung: CV. Diponegoro, 1981.
Purwanto, M.Ngalim . Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.
Ehapon, James R. Kamus Lengkap Psikologi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998
Noesjirwan, Joesoef. Psikologi Sosial Bandung: CV. Diponegoro, 1981.
Shadily, Hasan. Enslikopedi Indonesia Jakarta: Ichtiar van Voeve, 1995
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Saleh, Abdul Rahman dkk, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Namsah, Yunus. Metodologi Pengajaran Agama Islam Ternate: Pustaka Firdaus, 2000