1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum atau silabus perguruan tinggi relatif bersifat terbuka (open) yang harus selalu menjawab perubahan atau perkembangan visi, misi, dan mandat perguruan tinggi tertentu dan ia harus selalu diterjemahkan ke dalam sebuah silabus (Zaini, 2002:18).
Untuk mencapai desain pembelajaran di perguruan tinggi tersebut, maka
diperlukan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar di bangku
perkuliahan. UMS adalah salah satu perguruan tinggi yang mengedepankan
partisipasi mahasiswa di aspek kehadiran dengan mencanangkan kebijakan
bahwa mahasiswa UMS dalam setiap semesternya harus memenuhi jumlah
kehadiran 75%. Hal ini dapat membantu timbulnya partisipasi mahasiswa
dalam perkuliahan.
Ujian semester hanya dapat diikuti oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan perkuliahan minimal 75% dari total kegiatan perkuliahan yang diselenggarakan oleh dosen pengampu, atau kegiatan lain yang dapat disetarakan dengan itu (Anonim, 2007:34).
Partisipasi merupakan salah satu pilar tata kelola yang baik.
Berpartisipasi berarti memberikan kesempatan pada semua pemangku
kepentingan untuk ikut serta dalam setiap tahapan perencanaan, pengambilan
keputusan, pelaksanaan, hingga evaluasi suatu kebijakan. Dalam hal
perkuliahan, partisipasi mahasiswa sangat penting. Sebagai contoh, apabila
mahasiswa itu memahami tentang Islam dan konsep diri maka mahasiswa
akan lebih mudah untuk menjunjung aspek partisipasi dalam perkuliahan,
2
misalnya kehadiran. Mahasiswa yang taat betul terhadap Islam tidak akan
menyia-nyiakan waktu untuk belajar. Karena mereka tau bahwa menuntut
ilmu adalah suatu keutamaan dalam Islam. Ajaran Islam tersebut memacu
mahasiswa untuk memiliki konsep diri yang positif yang selalu
mengutamakan ilmu.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif. Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan Islam yang jauh dari cita-cita ideal tersebut (Abdullah, 2006:57).
Alloh sudah menjamin bahwa Islam adalah satu-satunya agama di
hadapan Alloh yang diridai. Islam adalah agama yang mengatur berbagai
dimensi hubungan manusia dalam menjalani aspek kehidupan. Ia mengajarkan
bagaimana melakukan hubungan baik antara manusia dengan sang Khaliq,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan makhluk lainnya. Hal yang tak
kalah pentingnya bahwa Islam juga mengajarkan bagaimana manusia itu
memahami dan mengembangkan dirinya sendiri. Untuk mengembangkan
dirinya manusia harus memahami tentang konsep dirinya sendiri.
”Islam adalah suatu konsep hidup yang lengkap dan tidak hanya suatu
agama yang menentukan hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya”
(Abdullah, 2006:169). Pada dasarnya berbagai macam ilmu pengetahuan ada
semua di dalam Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu
pengetahuan. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya. Ini
3
dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu
yang ada di dalam Al-Quran itu sendiri.
Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu selama hidupnya. Yakni mulai dari buaian sampai ke liang lahat. Karena seseorang tanpa ilmu pengetahuan tidaklah berarti apa-apa. Jadi, jelaslah betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Karena itulah sebagai umat Islam harus terus belajar demi meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki (Pudjijogyanti, 1995:169-170)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa orang-orang yang
memahami ajaran Islam pastilah orang yang selalu berusaha untuk menuntut
ilmu sampai akhir hayat. Seorang mahasiswa yang benar-benar menjunjung
Islam tidak akan menyia-nyiakan ilmu. Mereka akan memiliki rasa tanggung
jawab untuk selalu hadir dan berusaha memahami pelajaran apa yang telah
disampaikan oleh bapak ibu dosen. Hati mereka akan selalu terpaut untuk
menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas-tugas serta melengkapi buku-buku
yang mereka butuhkan untuk mendukung kelancaran proses perkuliahan
mereka. Dengan adanya Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup para
mahasiswa, maka akan menumbuhkan konsep diri mahasiswa yang benar dan
teguh untuk selalu bersemangat dalam mencari ilmu.
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku
individu. Bagaimana individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh
perilaku. Dengan kata lain, ”Perilaku individu akan sesuai dengan cara
individu memandang dirinya sendiri” (Pudjijogyanti, 1995:4). Apabila
individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk melakukan suatu tugas, maka seluruh perilakunya akan
menunjukkan ketidakmampuannya tersebut. Islam dan ilmu pengetahuan
4
saling berkaitan. Berpengaruh besar terhadap kehidupan. Ilmu yang benar
menunjukkan kepada jalan keimanan dan keimanan yang benar menunjukkan
jalan menuju ajaran Islam yang benar.
Kenyataannya ada sebagian mahasiswa yang tidak memperdulikan
terhadap perkuliahan. Tak jarang para mahasiswa membolos kuliah dan
mengerjakan tugas-tugas dengan jalan menyontek milik teman. Bahkan buku-
buku atau modul yang diwajibkan oleh dosenpun mereka tidak punya.
Perkuliahan hanya mereka jadikan sarana untuk bermain-main. Padahal sering
kita melihat bahwa banyak orang-orang yang sangat menginginkan kuliah
untuk mencari ilmu tetapi tidak mempunyai biaya untuk itu sehingga mereka
terpaksa menutup celah untuk menggapai cita-cita mereka. Sedangkan para
mahasiswa yang telah Allah beri kelonggaran rizqi untuk bisa menggapai cita-
cita dengan kuliah, tidak memanfaatkan kelebihan itu. Hal ini disebabkan
karena rendahnya pemahaman mahasiswa tentang Islam sehingga konsep diri
yang tertanam pada diri mereka menjadi tidak terarah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan mengambil judul PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN ISLAM
DAN KONSEP DIRI TERHADAP PARTISIPASI DALAM KULIAH
MAHASISWA AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2007/2008.
5
B. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam penafsiran judul, maka penulis berusaha membatasi masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Masalah partisipasi dalam kuliah dibatasi pada aspek kehadiran, rasa
tanggung jawab, dan rasa memiliki mahasiswa akuntansi FKIP UMS
angkatan 2007/2008 terhadap mata kuliah yang mereka ambil.
2. Masalah pemahaman ajaran Islam dibatasi pada persepsi mahasiswa lain
dalam menilai pengamalan mahasiswa tertentu mengenai hal ubudiyah
(pengetahuan tentang Islam, keikhlasan menjalankan peraturan di kampus,
menjalankan ibadah sunah, pemahaman bacaan sholat) dan muamalah
(etika ketika makan, sikap terhadap orang tua, pembelanjaan uang,
kegiatan kampus yang diikuti, pergaulan dengan teman, kajian rutin yang
diikuti) yang dikerjakan sehari-hari oleh mahasiswa akuntansi FKIP UMS
angkatan 2007/2008.
3. Masalah konsep diri dibatasi pada aspek fisik, sosial, moral, dan psikis
dari mahasiswa akuntansi FKIP UMS angkatan 2007/2008.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian
ini adalah ”Apakah pola hubungan kausal antara pemahaman ajaran Islam
dengan partisipasi dalam kuliah bersifat langsung atau tidak langsung melalui
konsep diri?”
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan dalam melakukan penelitian ini
adalah ”Untuk mengetahui pola hubungan kausal antara pemahaman ajaran
Islam dengan partisipasi dalam kuliah bersifat langsung atau tidak langsung
melalui konsep diri”.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman ajaran Islam
dalam mendorong timbulnya konsep diri terhadap partisipasi mahasiswa
dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. Selain itu, dapat digunakan sebagai
salah satu acuan untuk mendukung penelitian selanjutnya.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat memberi wawasan bahwa sangat pentingnya pemahaman ajaran
Islam sehingga dapat menciptakan konsep diri yang positif dan terarah
dalam mendukung partisipasi mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.
3. Bagi Pihak Universitas
Penelitian ini bisa menjadi masukan kepada pihak universitas dalam usaha
meningkatkan penyampaian dakwah Islam sehingga menekankan konsep
diri untuk para mahasiswa agar mahasiswa dapat lebih berpartisipasi
dalam kuliah.
7
F. Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian partisipasi, pengertian
partisipasi dalam kuliah, aspek-aspek partisipasi dalam kuliah, indikator
partisipasi dalam kuliah, pengertian pemahaman, pengertian ajaran Islam,
pengertian pemahaman ajaran Islam, sumber asli ajaran Islam, aspek-aspek
pemahaman ajaran Islam, indikator pemahaman ajaran Islan, pengertian
konsep diri, aspek-aspek konsep diri, faktor-faktor yang mengembangkan
konsep diri, indikator konsep diri, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian, jenis dan
rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi, sampel dan
sampling, metode pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum UMS, pelaksanaan uji
coba / tryout, pengujian persyaratan analisis, analisis data dan pengujian
hipotesis
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
1. Partisipasi dalam Kuliah
a. Pengertian Partisipasi
Di era yang modern ini timbul tantangan-tantangan pendidikan
dalam perguruan tinggi. Dalam menghadapi tantangan-tantangan
tersebut diperlukan proses pembelajaran yang mengembangkan upaya
penalaran, pemecahan masalah secara ilmiah, serta menciptakan proses
berpikir, kemampuan mencari, mengolah, dan menggunakan informasi
sebagai kegiatan yang selalu melekat pada setiap kegiatan
pembelajaran.
Tantangan tersebut menyangkut peningkatan nilai tambah, pengkajian komprehensip terhadap proses perubahan struktur masyarakat, peningkatan daya saing peneliti dan pengabdi dalam menghasilkan karya yang bermutu...” (Sudiyono, 2004:77).
Untuk mewujudkan langkah tersebut bukan hanya peran pendidik
/dosen saja yang diperlukan, tetapi diperlukan pula keikutsertaan
mahasiswa dalam mewujudkan langkah tersebut dalam kegiatan
perkuliahan. Dengan kata lain, partisipasi mahasiswa merupakan salah
satu aspek yang menjadi nilai tambah dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Secara ideal partisipasi adalah perlibatan orang-orang (pihak-pihak) dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu rencana atau perencanaan yang akan mempengaruhi pada (membawa akibat bagi) orang atau pihak tersebut. Jadi partisipasi
9
merupakan teknik dan perilaku yang melibatkan seluruh pelaku utama pada seluruh tahapan dalam siklus perencanaan program-program dan kegiatan pembangunan. (Badan Perancanaan Pembangunan Daerah, 2005:17)
Partisipasi dalam kuliah dipandang sebagai salah satu faktor
penting dalam proses belajar mengajar karena melalui partisipasi kelas
misalnya, para mahasiswa akan menyerap ilmu dan pengetahuan yang
dipelajari secara lebih cepat dan mantap. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan
pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal
mungkin.
Sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin Negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (Budiardjo, 1998:1)
Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan baik mental maupun
emosi seseorang dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi
suatu kegiatan dalam suatu kelompok yang didasari semangat
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan kelompoknya itu
demi tercapainya tujuan kegiatan itu sendiri.
b. Pengertian Partisipasi dalam Kuliah
“Partisipasi menunjukkan pada peran aktif dari mahasiswa. Pada
level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga
memberikan reaksi” (Zaini, 2002:75). Tidak ada proses perkuliahan
10
tanpa partisipasi dan keaktifan mahasiswa untuk belajar. Setiap
mahasiswa pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya
adalah kadar/bobot keaktifan mahasiswa dalam belajar. Ada keaktifan
itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi.
Partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
perkuliahan. Perguruan tinggi berbeda dengan sekolah menengah.
Perguruan tinggi mempunyai kebebasan untuk menentukan kebijakan-
kebijakan yang diperlukan guna menunjang kegiatan perkuliahan.
Walaupun ada persyaratan untuk hadir 75% dalam kegiatan
perkuliahan tetapi sebagian mahasiswa ada juga yang suka membolos.
Untuk itu mahasiswa dituntut untuk memiliki kesadaran masing-
masing untuk lebih meningkatkan partisipasi mereka tanpa adanya
keharusan dari sebagian dosen. Semua berdasarkan pada kesadaran
masing-masing individu.
”Berpartisipasi berarti memberikan kesempatan pada semua pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam setiap tahapan perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, hingga evaluasi suatu kebijakan” (Taufan, 2010:www. Muhammadtau fan.co.id).
Dengan demikian partisipasi merupakan bentuk pemberian
kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk ikut menentukan nasibnya
dalam kerangka perkuliahan. Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa partisipasi dalam kuliah dapat diartikan sebagai
kegiatan seorang mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk ikut
serta secara aktif dalam kegiatan perkuliahan yaitu dengan jalan selalu
11
menghadiri jadwal kuliah, memiliki rasa tanggung jawab atas jadwal
kuliah yang mereka ambil, dan memiliki rasa memiliki terhadap mata
kuliah yang sudah terangkum dalam jadwal perkuliahan.
c. Faktor Penyebab Timbulnya Partisipasi
Partisipasi dalam kuliah adalah faktor penting yang harus
ditingkatkan dalam proses belajar mengajar di kampus. Tanpa adanya
partisipasi mahasiswa, kegiatan belajar mengajar di kampus tidak akan
berjalan. Karena salah satu unsur pokok dalam belajar mengajar adalah
peserta didik, dalam pembahasan ini adalah mahasiswa. Setiap
mahasiswa pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda mengenai
pentingnya partisipasi dalam kuliah. Hal ini tergantung dari konsep diri
mahasiswa masing-masing.
Konsep Diri merupakan hal yang penting artinya bagi kehidupan individu karena pemahaman mengenai konsep diri akan menetukan dan mengarahkan perilaku dalam berbagai situasi serta menentukan keberhasilan individu dalam hubungan dengan masyarakat (Amelia dan Zulkarnaen, 2005:32).
Apabila dilakukan pengamatan terhadap cara mahasiswa
memaknai suatu kegiatan perkuliahan akan terlihat pemikiran yang
berbeda-beda. Sebagian mahasiswa menganggap kuliah adalah proses
mencari ilmu yang dalam Islam itu merupakan suatu keutamaan,
sehingga ada semangat untuk selalu menuntut ilmu melalui kuliah.
Ada juga sebagian mahasiswa menganggap bahwa kuliah hanya
tempat untuk santai dan bermain-main.
12
Semua pandangan yang berbeda-beda tersebut tergantung dari
konsep diri masing-masing mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki
konsep diri yang positif akan selalu berusaha menjadikan kuliah
sebagai sarana mencari ilmu sehingga dapat meningkatkan partisipasi
mereka dalam kuliah. Sedangkan mahasiswa yang memiliki konsep
diri yang negatif tidak terlalu ingin untuk menjadikan kuliah sebagai
suatu kebutuhan melainkan hanya sebagai pelengkap saja.
Seseorang akan berpartisipasi terhadap suatu obyek, jika yang
bersangkutan memiliki konsep diri yang kuat terhadap obyek kegiatan.
Demikian pula sebaliknya makin lemah tingkat konsep diri terhadap
obyek kegiatan akan cenderung untuk tidak berpartisipasi dalam
kegiatan dimaksud. Dalam penelitian ini konsep diri yang kuat dan
positif timbul karena adanya pemahaman ajaran Islam.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
yang mempengaruhi partisipasi mahasiswa dalam kuliah adalah
konsep diri masing-masing individu yang berbeda satu sama lain.
d. Aspek-aspek Partisipasi dalam Kuliah
Partisipasi yang hakiki dan berkualitas hanya dapat terwujud
apabila akses untuk berpartisipasi dibuka seluas-luasnya. Dengan
partisipasi yang berkualitas, setiap pemangku kepentingan mampu
memahami persoalan yang dihadapi, mengerti kebutuhannya, dan pada
akhirnya mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
persoalan dan memenuhi kebutuhannya
13
Hasil belajar pada level partisipasi menekankan pada hal-hal
sebagai berikut:
1) Mahasiswa secara sukarela menyatakan kesenangannya terhadap pelajaran itu.
2) Mahasiswa akan menyatakan minatnya untuk mengikuti pelajaran
3) Mahasiswa secara sukarela akan berpartisipasi pada diskusi. (Zaini, 2002:77)
Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana
orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga
ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan
tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-
bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam
partisipasi terdapat aspek-aspek sebagai berikut :
1) Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
2) Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar (Anonim, 2010:www.canboyz.co.id)
Partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran sangat penting untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa
dicapai semaksimal mungkin. Penggunaan strategi dan metode yang
tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan
dosen akan mampu membawa mahasiswa dalam situasi yang lebih
14
kondusif karena mahasiswa lebih berperan serta lebih terbuka dan
sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan teori di atas dapat dirangkum bahwa partisipasi
dalam kuliah dapat didukung oleh aspek-aspek sebagai berikut:
1) Aspek kehadiran
Aspek ini menjelaskan tentang kehadiran mahasiswa dalam kelas
untuk mengikuti setiap mata kuliah.
2) Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh dosen, membawa literatur, mengumpulkan
tugas tepat waktu, dan lain sebagainya.
3) Aspek rasa memiliki
Aspek ini menjelaskan tentang adanya keterkaitan hati antara
mahasiswa dengan mata kuliah. Mahasiswa menganggap bahwa
mata kuliah ini adalah miliknya, sehingga mahasiswa akan selalu
mencari tahu tentang materi perkuliahan yang akan mereka ikuti.
e. Indikator Partisipasi dalam Kuliah
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa indikator
partisipasi dalam kuliah dapat dibentuk berdasarkan aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Aspek kehadiran, indikatornya adalah frekuensi kehadiran
mahasiswa didalam kelas
15
2) Aspek tanggung jawab, indikatornya adalah mempunyai literatur
yang ditetapkan oleh dosen dan mengerjakan tugas yang diberikan
oleh dosen dengan mandiri atau kelompok, dan selalu berusaha
untuk mendapatkan nilai yang bagus.
3) Aspek rasa memiliki, indikatornya adalah selalu berusaha untuk
mencari tahu tentang materi kuliah.
2. Pemahaman Ajaran Islam
a. Pengertian Pemahaman
Tingkah laku manusia selalu bertalian dengan pemahaman-
pemahamannya tentang kehidupan, karena pemahaman-pemahaman
itu merupakan standar bagi tingkah laku. Kalau kita hendak mengubah
tingkah laku manusia dari tingkah laku yang rendah kepada tingkah
laku yang luhur, maka kita harus mengubah pemahaman-
pemahamannya tentang kehidupan, dari pemahaman-pemahaman yang
keliru dan mundur kepada pemahaman-pemahaman yang benar dan
luhur.
Sesungguhnya pemahaman-pemahaman Islam itu merupakan pemahaman-pemahaman tentang kehidupan yang sangat luhur, maka sebuah keharusan menjelaskannya supaya menjadi standar bagi tingkah laku kaum muslimin juga supaya mereka bangkit dengan kebangkitan yang sebenarnya sesuai dengan asas kebangkitan tersebut. (Abdullah, 2003:3)
”Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti,
memaklumi, dan mengetahui sesuatu hal yang sedang diamati,
didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal yang sedang terjadi”
(Abdullah, 2006:149). Jadi pemahaman adalah suatu pengertian dan
16
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu yang telah mereka pikirkan.
Setiap pemahaman orang adalah berbeda-beda sesuai dengan apa yang
mereka yakini. Pemahaman yang berbeda-beda ini akan membentuk
pribadi yang berbeda-beda pula.
b. Pengertian Ajaran Islam
“Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada
RasulNya untuk disampaikan kepada segenap ummat manusia
sepanjang masa dan setiap persada” (Saifuddin, 1992:76). Islam adalah
aturan yang berguna untuk kehidupan manusia di segala aspek.
Kehidupan dalam keluarga, kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan
bernegara. “Menurut Al-Qur’an agama yang dianut oleh semua nabi-
nabi Alloh itu seluruhnya agama Islam” (Saifuddin, 1992:63)
Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh seluruh segi
kehidupan. Ia adalah negara dan tanah-air, pemerintahan dan ummat,
akhlak dan kekuatan, kasih-sayang dan keadilan, peradaban dan
undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam,
penghasilan dan kekayaan, jihad dan da’wah, pasukan dan ideologi,
sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak
kurang dan tidak lebih.
Islam adalah agama tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad saw selama 23 tahun di Mekah dan Madinah yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Alloh SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis dan damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirot (Abdullah, 2006:15).
17
Jadi Islam adalah ajaran yang turun dari Allah untuk semua
hambanya yang hidup didunia agar mereka semua hidup selamat baik
di dunia maupun akhirat yang ajaran tersebut diturunkan melalui Nabi
Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad saw.
c. Pengertian Pemahaman Ajaran Islam
Pemahaman ajaran Islam adalah pengertian, pemakluman, dan
pengetahuan segala hal yang berkaitan dengan ajaran yang diturunkan
oleh Allah SWT untuk mengatur hamba-hamba Nya dalam menjalani
kehidupan di dunia. Pemahaman ajaran Islam yang benar akan
membawa suatu diri kepada sang khaliq dalam keadaan yang suci.
Karena dengan Islam manusia akan hidup secara terarah, teratur, dan
sesuai dengan fitrah dirinya.
Salah satu cara adalah dengan mengenal Allah dan membandingkanNya dengan sesembahan agama-agama lain. Cara lainnya adalah dengan mempelajari kitab Al-Qur’an dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi. Ada cara lain yaitu dengan mempelajari kepribadian Rosul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar pembaharuan yang pernah hidup dalam sejarah (Abdullah, 2006:149-150).
Ajaran Islam sangat diperlukan dalam membentuk pribadi yang
luhur. Ajaran Islam adalah ajaran yang fitrah. Apabila dikembalikan
kepada manusia, maka manusia akan menjadi suci pula. Tetapi apabila
manusia tidak mau mengambil ajaran Islam sebagai pedoman hidup,
maka akan sesatlah hidupnya. Begitu pentingnya pemahaman ajaran
Islam bagi manusia yang menginginkan dirinya selamat di dunia ini
maupun di akhirat kelak.
18
Pemahaman yang benar adalah cahaya yang dipatrikan oleh Allah dalam hati siapa yang dikehendaki dari hamba-hambaNya, sehingga dengannya dapat membedakan antara yang benar dan yang rusak, yang hak dan yang bathil, petunjuk dan kesesatan (Hamid, 2010:www.ikhwanonline.com).
d. Sumber Asli Ajaran Islam
Islam sebagai agama samawi, agama yang diturunkan kepada nabi terakhir yang baik, benar, dan sempurna mempunyai sumber ajaran pokok. Sumber pokok ajaran asli agama Islam adalah Al-Qur’an dan hadis. Dari keduanya timbul sumber yang ketiga dan keempat, yaitu ijma’ dan qiyas (Abdullah, 2006:8)
Pernyataan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw dan bagi yang membacanya disisi Allah adalah
ibadah.
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang terjaga kemurniannya sejak diturunkannya sampai sekarang dan sampai hari kimat. Kemurnian itu tetap terjaga dan terpelihara oleh penciptanya sendiri yaitu Allah SWT (Abdullah, 2006:9).
2) Hadist
Hadist adalah ucapan, perbuatan, dan diamnya Nabi saw
yang orang katakan dari Nabi saw. Hadist atau sunah dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
a) Sunah qauliyah, yaitu sunah Rasul yang berupa perkataan
Rasul, seperti sabdanya yang berarti : sesungguhnya setiap
pekerjaan itu tergantung pada niatnya.
19
b) Sunah fi’liyah yaitu sunah Rasul yang berupa perbuatan
Rasulullah seperti hadis yang berkenaan dengan ibahah sholat,
puasa, dan haji.
c) Sunah taqriyah yaitu sunah Rasulullah yang berupa persetujuan
Nabi atas perbuatan atau pendapat para sahabat.
3) Ijma’
Ijma’ berarti kesepakatan (kebulatan pendapat) para ulama,
ahli ijtihad pada suatu masa setelah Nabi Muhammad saw wafat
tentang ajaran atau hukum Islam yang belum ada ketetapannya
dalam Al-Qur’an atau hadis Nabi.
4) Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan sesuatu kejadian yang belum
ada ketentuan rukunnya didalam Al-Qur’an atau hadis dengan
sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan hukum yang
ditetapkan dengan nash tersebut karena ada persamaan.
e. Aspek-aspek Pemahaman Ajaran Islam
“Secara umum isi Al-Qur’an itu dibagi dua, yaitu ibadah dan
muamalah” (Abdullah, 2006:173). Dan sesungguhnya kejayaan agama
Allah tidak akan sempurna kecuali atas dasar pemahaman yang benar
dan universal terhadap Islam seperti yang telah dibawa oleh nabi
Muhammad saw tanpa ada penyimpangan, pengurangan atau
penyempatan atau ada kesalahan dalam wawasan dan keyakinan. Allah
20
yang telah menciptakan manusia, maka apabila manusia mengambil
petunjuknya ia akan selamat di dunia ini maupun di akhirat.
Bahwasannya pemahaman yang benar merupakan pembuka
untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh kejelian, dan orang
yang memiliki pemahaman yang benar adalah pemilik kecerdasan dan
kejelian dan kesadaran yang penuh. Sesungguhnya pemahaman yang
benar terhadap Islam tidak dapat berjalan baik melalui pemaksaan, dan
tidak akan menyebar dengan kekerasan, dan tidak akan secara
berkesinambungan melalui tekanan, namun ia merupakan pemahaman,
pengetahuan dan kepuasan. Pemahaman yang benar terhadap Islam
harus terpatri dalam setiap kerja, setiap ijtihad, dalam setiap prilaku
dan akhlak, sehingga jauh dari suatu penyimpangan yang terjadi dalam
suatu kerja. Untuk mengetahui pemahaman Islam seseorang maka
dapat dilihat dari ibadah dan amalan-amalan keseharian dari masing-
masing individu.
Dari teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aspek-aspek
yang mencerminkan pemahaman ajaran Islam seorang mahasiswa,
dapat dilihat dari dua hal, yaitu aspek ubudiyah dan aspek muamalah.
f. Indikator Pemahaman Ajaran Islam
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa indikator
pemahaman ajaran Islam dapat dibentuk berdasarkan aspek-aspek
sebagai berikut:
21
1) Aspek ubudiyah, indikatornya adalah pengetahuan tentang Islam
dan pengamalan dalam menjalankan ibadah wajib kecuali bagi
yang berhalangan serta selalu berusaha untuk menjalankan ibadah
yang sunah
2) Aspek muamalah, indikatornya adalah membelanjakan uang sesuai
kebutuhan, berpartisipasi positif terhadap dunia politik, pergaulan
yang baik di lingkungan masyarakat ataupun kampus, selalu
menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
3. Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu hal yang mempunyai peranan
penting dalam menentukan kepribadian dan perilaku individu. Konsep
diri dianggap sebagai kunci yang mengatur dan mengarahkan perilaku
manusia. Dengan kata lain, perilaku individu akan sesuai dengan cara
individu memandang dirinya sendiri. Kata konsep diri berasal dari
bahasa Inggris yaitu Self Concept yang berarti suatu konsep mengenai
diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana orang memandang,
memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan yang dilakukan
oleh individu tersebut sesuai dengan konsep diri yang ada pada
dirinya.
”Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap
dirinya sendiri” (Pudjijogyanti, 1995:2). Konsep diri pada seseorang
bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor
22
yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman dalam berinteraksi
dengan individu lain. Dalam interaksi tersebut setiap individu
menerima tanggapan dan tanggapan ini akan dijadikan cermin bagi
individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi konsep
diri terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. (Arya, 2010 : www.wordpress.com)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya
maupun lingkungan terdekatnya.
b. Aspek-aspek Konsep Diri
Individu memiliki penilaian yang berbeda-beda mengenai
kemampuan dirinya sendiri. Perasaaan individu bahwa ia tidak
mempunyai kemampuan menunjukkan adanya sikap negatif terhadap
kualitas kemampuan yang ia miliki. Padahal, segala keberhasilan
banyak bergantung pada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang ia miliki.
23
”Konsep diri terbentuk atas dua komponen, yaitu komponen
kognitif dan komponen afektif” (Pudjijogyanti, 1995:3). Komponen
kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya.
Jadi komponen kognitif merupakan penjelasan dari siapa saya yang
akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri tersebut
akan membentuk citra diri. Sedangkan komponen afektif merupakan
penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut akan membentuk
penerimaan terhadap diri serta harga diri individu.
Konsep diri terdiri atas beberapa aspek, yaitu :
1) Aspek Fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya.
2) Aspek Sosial, meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh individu dan sejauh mana penilaian terhadap kerjanya.
3) Aspek Moral, meliputi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan seseorang.
4) Aspek Psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. (Sobur, 2003:57)
Berdasarkan uraian tentang aspek-aspek konsep diri diatas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam konsep diri terdiri dari
beberapa aspek yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek moral, dan aspek
psikis.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri
Menurut pandangan psikologi humanistik manusia pada dasarnya
mempunyai kesiapan yang sudah ada sejak lahir untuk mewujudkan
kemampuannya. ”Manusia selalu dihadapkan pada dilema antara
kebutuhan untuk mewujudkan kemampuannya dan kebutuhan untuk
24
tidak mewujudkan kemampuannya” (Maslow dalam Pudjijogyanti,
1995:80). Dalam menghadapi dilema tersebut, individu selalu
mengikutsertakan pandangannya akan kemampuan yang dimilikinya.
Konsekuensi dari adanya dilema dan kesadaran individu terhadap
kualitas kemampuannya menyebabkan individu lebih suka tidak
mewujudkan kemampuannya, sebab hal ini dipandang tidak menuntut
kerja keras. Padahal, ketidakinginan untuk bekerja keras akan
menyulitkan individu untuk mengembangkan diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri
yaitu :
1) Usia kematangan2) Penampilan diri3) Penampilan yang menarik4) Intelegensi5) Kepatuhan seks6) Emosi7) Nama dan julukan8) Keberhasilan dan kegagalan9) Penerimaan sosial10) Teman-teman sebaya11) Pengaruh keluarga. (Hurlock, 2001:45)
Faktor-faktor diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Usia kematangan.
Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan seperti orang
dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Akan tetapi
sebaliknya, jika remaja yang matang terlambat dan diperlakukan
seperti anak-anak mereka akan merasa salah dimengerti ndan
25
bernasib kurang baik sehingga cenderung kurang dapat
menyesuaikan diri dengan baik.
2) Penampilan diri.
Penampilan yang berbeda membuat seseorang merasa rendah diri
meskipun perbedaan ada yang menambah daya tarik fisik. Tiap
cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang
mengakibatkan perasaan rendah diri.
3) Penampilan yang menarik menunjang perkembangan ciri
kepribadian yang menguntungkan dan menambah dukungan sosial.
4) Intelegensi.
Individu yang mempunyai intelegensi tinggi serta dapat meraih
kesuksesan, dimungkinkan dapat menngembangkan konsep diri
yang menyenangkan.
5) Kepatuhan seks.
Kepatuhan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku
membantu konsep diri yang baik
6) Emosi.
Bila emosi terlalu kuat sehingga perilaku tak terkendali, maka
emosi akan mempengaruhi penyesuaian diri individu. Dengan
demikian ikut membentuk konsep diri indiviu.
7) Nama dan julukan.
Nama yang digunakan memanggil seseorang akan mewarnai
penilaian pertama orang lain terhadapnya.
26
8) Keberhasilan dan kegagalan.
Cara individu bereaksi terhadap apa yang dianggap keberhasilan
dan kegagalan akan mempengaruhi penyesuaian pribadi sosial.
9) Penerimaan sosial.
Penerimaan sosial memegang peranan penting dalam
perkembangan konsep diri individu yang diterima dalam kelompok
sosialnya, akan mengembangkan rasa percaya diri, begitu pula
sebaliknya.
10) Teman-teman sebaya.
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan
dari anggapan tentang konsep teman-temanya tentang dirinya.
Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri
kepribadian yang diakui oleh kelompoknya.
11) Pengaruh keluarga.
Dari semua faktor penentu kepribadian keluargalah yang paling
penting, karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana
setiap individu di identifikasikan.
d. Indikator Konsep Diri
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa indikator konsep
diri dapat dibentuk berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut:
1) Aspek fisik, indikatornya adalah memiliki kesehatan jasmani dan
kelengkapan panca indera.
27
2) Aspek sosial, indikatornya adalah pergaulan di lingkungan kampus
dan di lingkungan masyarakat.
3) Aspek moral, indikatornya adalah menghormati dan menghargai
orang yang lebih tua.
4) Aspek psikis, indikatornya adalah percaya terhadap kemampuan
diri sendiri dan keinginan untuk selalu maju
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan
sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. ”Anggapan dasar adalah
suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara
jelas” (Arikunto, 2002:61). Dalam hal ini dimaksudkan bahwa setiap
penyelidik harus mempunyai anggapan dasar yang dipakai sebagai dasar
sementara bagi aktivitas penyelidikan atau penelitian secara ilmiah.
Penyelidikan ilmiah adalah penyelidikan yang dapat memberikan pengetahuan yang valid dan reliabel tentang gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Pengetahuan yang valid dan reliabel itu dapat dicapai karena penyidikan ilmiah menggunakan postulat-postulat (landasan pemikiran) yang pasti (Hadi, 1987a:16).
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian sekaligus untuk
mempermudah dalam penelitian agar tidak menyimpang dari inti
permasalahan maka perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai
landasan dalam pembahasan. Adapun kerangka pemikiran digambarkan bagan
sebagai berikut :
a
b
c
28
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
Keterangan :
a = hubungan langsung yang menunjukkan pengaruh pemahaman ajaran
Islam terhadap partisipasi dalam kuliah
b – c = hubungan tidak langsung yang menunjukkan pengaruh pemahaman
ajaran Islam terhadap partisipasi dalam kuliah melalui konsep diri
”Dalam menyusun dan menyampaikan materi perkuliahan kepada
mahasiswa, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya
adalah mahasiswa, ruangan kelas, metode, dan materi itu sendiri” (Zaini,
2002:4). Mahasiswa tidak sama dengan siswa sekolah menengah. Mahasiswa
pada umumnya telah mempunyai kematangan dalam berpikir dan menentukan
pilihan. Pengajaran di perkuliahan pun berbeda dengan metode pengajaran di
bangku sekolah menengah. Dalam perkuliahan tidak mengharuskan para
mahasiswa untuk rutin masuk setiap hari. Ada batasan-batasan tertentu berapa
persenkah mahasiswa itu harus hadir, sesuai dengan kebijakan tiap universitas.
Pemahaman Ajaran Islam
X1
Partisipasi dalam Kuliah
Y
Konsep Diri
X2
29
Untuk itu diperlukan partisipasi mahasiswa dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar di kelas. Tidak semua mahasiswa memiliki kesadaran
tentang pentingnya partisipasi mereka dalam kelas. Sebagian mahasiswa yang
paham betul terhadap Islam maka akan dengan mudah menyadari pentingnya
partisipasinya dalam kuliah karena dengan memahami ajaran Islam mahasiswa
akan memiliki konsep diri yang positif yang menunju ke arah tingginya
partisipasi mereka dalam kuliah. Tidak jarang para mahasiswa membolos dan
hanya titip absen untuk memenuhi syarat 75% kehadiran. Itu semua
dikarenakan kurangnya pemahaman ajaran Islam dari mahasiswa itu sendiri
sehingga mereka kurang memiliki konsep diri yang kuat untuk memiliki rasa
semangat dalam mengejar ilmu di bangku perkuliahan.
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas maka
dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan anggapan dasar atau
kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Partisipasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran dalam suatu universitas. Maka untuk
mencapai tujuan tersebut mahasiswa harus meningkatkan partisipasi
mereka dalam perkuliahan.
2. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menuntut ilmu karena
ilmu adalah suatu keutamaan. Maka dengan adanya pemahaman ajaran
Islam akan menciptakan konsep diri bagi mahasiswa untuk selalu mencari
ilmu. Dengan adanya konsep diri untuk selalu belajar, maka akan
meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam kuliah.
30
C. Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian” (Sugiyono, 1994:39). Dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis bahwa “Pola hubungan kausal antara pemahaman ajaran Islam
dengan partisipasi dalam kuliah bersifat tidak langsung melalui konsep diri”.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, berhasil atau tidaknya penelitian dilaksanakan
banyak ditentukan oleh tepat tidaknya metode yang digunakan. “Metode
penelitian yaitu cara yang di gunakan oleh peneliti mengumpulkan data
penelitianya” (Arikunto, 2002:136). “Metode adalah cara utama yang
digunakan untuk mencapai tujuan” (Nawawi, 2005:4).
Penelitian adalah suatu usaha untuk membuka, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah, ilmu yang membicarakan tentang ilmiah untuk penelitian (Hadi, 1997:3).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan
atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya tujuan
penelitian.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan)
dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Penelitian diskriptifPenelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
32
b. Penelitian komparatifPenelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian asosiatifPenelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 1994:10)
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pola hubungan kausal pemahaman ajaran
Islam terhadap partisipasi dalam kuliah bersifat langsung atau tidak
langsung melalui konsep diri dengan jalan mengumpulkan, menyusun dan
menganalisis data yang terkumpul.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis rancangan survei karena
tidak mengambil semua anggota populasi yang dijadikan sampel.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah mahasiswa FKIP Akuntansi UMS
angkatan 2007/2008.
2. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah pemahaman ajaran Islam, konsep diri,
dan partisipasi mahasiswa dalam kuliah.
33
D. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
“Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan
yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasi” (Hadi, 2007:77).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa angkatan
2007 / 2008 FKIP Akuntansi UMS yang berjumlah 165 mahasiswa.
Tabel 3.1Distribusi Populasi
No. Kelas Jumlah Siswa
1.
2.
3.
4.
A
B
C
D
43
34
42
46
Jumlah 165
2. Sampel
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut“ (Sugiyono, 1994:57). ”Apabila populasi 165 maka
sampelnya 113” (Sugiyono, 1994:65). Maka dalam penelitian ini,
sampelnya adalah 113 mahasiswa FKIP Akuntansi UMS angkatan
2007/2008.
3. Sampling
“Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel”
(Hadi, 2007:82). Dalam penelitian ini menggunakan probability sampling
yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
34
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik
yang digunakan adalah simple random sampling.
”Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen” (Sugiyono, 1994:59).
Tabel 3.2Distribusi Sampel
No Kelas Distribusi dan Jumlah Sampel
1.
2.
3.
4.
A
B
C
D
x 113 = 29
x 113 = 23
x 113 = 29
x 113 = 32
Jumlah 113
E. Metode Pengumpulan Data
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel independen atau variabel bebas (X)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi
variabel lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah:
(X1) Pemahaman ajaran Islam yang berkedudukan sebagai peubah
bebas yang menyatakan sebagai penyebab
35
(X2) Konsep diri yang berkedudukan sebagai peubah tak bebas yang
menyatakan sebagai akibat
b. Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
Yaitu suatu jawaban atas hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam
hal ini yang menjadi variabel dependen adalah
(Y) Partisipasi dalam kuliah
2. Definisi Operasional
a. Partisipasi dalam kuliah
Partisipasi dalam kuliah dapat diartikan sebagai kegiatan seorang
mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk ikut serta secara aktif
dalam kegiatan perkuliahan yaitu dengan jalan selalu menghadiri
jadwal kuliah, memiliki rasa tanggung jawab atas jadwal kuliah yang
mereka ambil, dan memiliki rasa memiliki terhadap mata kuliah yang
sudah terangkum dalam jadwal perkuliahan.
b. Pemahaman ajaran Islam
Pemahaman ajaran Islam adalah pengertian, pemakluman, dan
pengetahuan segala hal yang berkaitan dengan ajaran yang diturunkan
oleh Allah SWT untuk mengatur hamba-hamba Nya dalam menjalani
kehidupan di dunia.
c. Konsep diri
Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap
dirinya sendiri
36
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Angket (Kuesioner)
“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 1998:124). Dalam
penelitian ini penulis akan menggunakan metode angket tertutup
secara langsung yaitu orang yang dikenai angket harus memiliki
jawaban yang telah disediakan dalam angket, mengenai bentuk angket
yang digunakan adalah sistem pilihan ganda.
Penulis akan mengelompokkan pertanyaan ke dalam dua jenis
angket, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka untuk
meneliti variabel pemahaman ajaran Islam, sedangkan angket tertutup
untuk meneliti variabel konsep diri dan partisipasi dalam kuliah.
Penilaian angket terbuka adalah sebagai berikut :
1) Jawaban yang benar diberi nilai 3
2) Jawaban yang benar tapi kurang sesuai diberi nilai 2
3) Jawaban yang kurang sesuai diberi nilai 1
4) Jawaban yang salah diberi nilai 0
Setelah diberikan suatu penilaian, maka peneliti akan
mengelompokkan tingkat pemahaman ajaran Islam masing-masing
mahasiswa dengan skala berikut : 1 – 9 untuk tingkat pemahaman
37
ajaran Islam yang rendah, 10 – 16 untuk cukup tinggi, 17 – 23 untuk
tinggi, dan 24 – 30 untuk sangat tinggi.
Penilaian angket tertutup menggunakan skala likert 1 sampai 4,
hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jawaban a (selalu) diberi nilai 4
2) Jawaban b (sering) diberi nilai 3
3) Jawaban c (jarang) diberi nilai 2
4) Jawaban d (tidak pernah) diberi nilai 1
Adapun kisi-kisi angket untuk partisipasi dalam kuliah,
pemahaman ajaran Islam, dan konsep diri adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4Kisi-kisi Angket
Kisi-Kisi Angket Partisipasi dalam Kuliah
No Aspek Indikator No Item
1. Aspek
kehadiran
Frekuensi kehadiran dalam kelas 1,2
2. Aspek tanggung
jawab
a. Mempunyai literatur yang
ditetapkan oleh dosen
b. Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh dosen dengan mandiri atau
kelompok
c. Selalu berusaha untuk
mendapatkan nilai yang bagus
3,4
5,6
7,8
3. Aspek rasa Selalu berusaha untuk mencari tahu 9,10
38
memiliki tentang materi kuliah
Kisi-Kisi Angket Pemahaman Ajaran Islam
No Aspek Indikator No Item
1. Ubudiyah a. Pengetahuan tentang Islam
b. Etika sehari-hari
c. Berusaha untuk menambahkan dengan
ibadah yang sunah
1,6
2,3,4
5
2. Muamalah a. Membelanjakan uang sesuai kebutuhan
b. Berpartisipasi positif terhadap dunia
politik
c. Pergaulan yang baik di lingkungan
masyarakat ataupun kampus
d. Selalu menjaga kesehatan jasmani dan
rohani.
7
8
9
10
Kisi-Kisi Angket Konsep Diri
No Aspek Indikator No Item
1. Aspek fisik a. Memiliki kesehatan jasmani
b. Kelengkapan panca indera
1
2
2. Aspek sosial a. Pergaulan di lingkungan kampus
b. Pergaulan di lingkungan
masyarakat
3,4
5
39
3. Aspek moral Menghormati dan menghargai orang
yang lebih tua
6,7
4. Aspek psikis a. Percaya terhadap kemampuan diri
sendiri
b. Keinginan untuk selalu maju
8,9
10
b. Metode Dokumentasi
“Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya” (Arikunto,
1998:202). Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari
dokumen yang berupa daftar nama mahasiswa FKIP Akuntansi UMS
angkatan 2007/2008.
4. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.”
(Sugiyono, 2005:119). Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan
sebaran angket tentang pemahaman ajaran Islam, konsep diri, dan
partisipasi dalam kuliah.
5. Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test
melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir
40
pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut.
Metode yang digunakan adalah Product Momen Person.
Rumus rxy =
Dimana :
rxy = korelasi product moment pearson item dengan soal
= total nilai keseluruhan subjek per item
= total nilai per subjek
N = jumlah subjek
Nilai korelasi (r) dibandingkan dengan angka kritis dalam tabel
korelasi. Untuk menguji koefisien korelasi ini digunakan level of
significant = 5% jika r hitung > r tabel, maka pernyataan berikut valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran
dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan
dengan menggunakan rumus :
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
r ½ ½ = rxy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
41
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel (r0>r1) dan nilai r
positif.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya
suatu distribusi data. Adapun pengujian normalitas ini dengan rumus
chi square. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus:
X2 =
Keterangan :
X2 : Chi Square
fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh : frekuensi yang diterapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari
frekuensi yang diharapkan.
Kesimpulan :
Jika X2 < X2 (Chi Square tabel) maka data dinyatakan normal.
jika X2 > X2 (Chi Square tabel) maka data dinyatakan tidak normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
Program SPSS 13.0 for Windows
b. Uji Linearitas
“Uji linearitas dilakukan dengan mengetahui apakah pengaruh
antara variable terikat berbentuk linier atau tidak” (Hadi, 1993:14).
42
Untuk keperluan uji linearitas ini digunakan uji statistik dengan rumus
sebagai berikut :
F :
Keterangan :
F : Koefisien Regresi
RKreg : Rerata Kuadrat Garis Regresi
RKres : Rerata Kuadrat Residu
Kesimpulan :
Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai F hasil perhitungan lebih
dari nilai F table dengan taraf signifikan 5% maka pengaruh antara
variable bebas terhadap variable terikat berbentuk linear.
Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
Program SPSS 13.0 for Windows
2. Uji t
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing
variabel bebas (pemahaman ajaran Islam terhadap partisipasi dalam kuliah
dan konsep diri terhadap partisipasi dalam kuliah) secara sendiri-sendiri,
sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau
tidak. Langkah-langkahnya:
a. Menentukan formulasi Ho dan Hi
Ho: 1=0 Berarti tidak ada pengaruh pemahaman ajaran Islam terhadap
partisipasi dalam kuliah
43
H1: 1 0 Berarti ada pengaruh pemahaman ajaran Islam terhadap
partisipasi dalam kuliah
Ho: 2=0 Berarti tidak ada pengaruh konsep diri terhadap partisipasi
dalam kuliah
H1: 2 0 Berarti ada pengaruh konsep diri terhadap partisipasi dalam
kuliah
b. Level of significant = 5%
c. Kriteria pengujian
Daerah ditolak Daerah terima Daerah ditolak
-t (ta/2; n – 1) t (a/2; n – 1)
Ho diterima apabila -t(/2;n-1) < t < t(/2;n-1)
Ho ditolak apabila t > t(/2;n-1) atau t< -t(/2;n-1)
d. Pengujian nilai t
t =
Keterangan:
b = koefisien regresi
SEb = standar eror of b
e. Kesimpulan
Uji t / parsial dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program
SPSS 13.0 for Windows
3. Persamaan Regresi Linear Sederhana
44
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam
Sugiyono (2003:204) dijelaskan analisis regresi linier sederhana
menggunakan rumus sebagai berikut :
Y’ = a + bX
Dimana :
x1 = pemahaman ajaran Islam
x2 = konsep diri
y = partisipasi mahasiswa dalam kuliah
a = konstanta
b = koefisien korelasi
Pengujian analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini
menggunakan bantuan Program SPSS 13.0 for Windows
4. Persamaan Regresi Linear Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan perubahan
variabel yang satu (partisipasi dalam kuliah) disebabkan oleh variabel lain
(pemahaman ajaran Islam dan konsep diri). Dalam analisa, dalam hal ini
antara regresi dilakukan untuk menentukan partisipasi dalam kuliah (Y)
yang disebabkan oleh pemahaman ajaran Islam (X1) dan konsep diri (X2).
“Dijelaskan analisis regresi ganda dua prediktor menggunakan rumus
sebagai berikut” (Sugiyono, 2005:211) :
Y = a + b1X1 + b2X2
45
Untuk menghitung nilai a, b1, dan b2 dapat menggunakan persamaan
berikut :
Dimana :
Y = partisipasi dalam kuliah
X1 = pemahaman ajaran Islam
X2 = konsep diri
a = konstanta
b = koefisien korelasi
Pengujian analisis regresi linear ganda dalam penelitian ini
menggunakan bantuan Program SPSS 13.0 for Windows
5. Pengujian Hipotesis
Koefisien jalur menunjukkan akibat langsung sebuah peubah yang
diambil sebagai penyebab bagi sebuah peubah yang diambil sebagai
akibat. Simbul atau notasi yang dipakai untuk koefisien jalur adalah pij
dengan pengertian i menyatakan akibat atau peubah tak bebas dan j
menyatakan penyebab atau peubah bebas. Koefisien-koefisien ini bisa
dicantumkan pada garis jalur yang bersesuaian dalam diagram jalur.
rij : 1 zi zj
n
46
Keterangan :
rij: koefisien korelasi sederhana
z : peubah (Sudjana, 1991:180)
Untuk lebih memperjelas penggambaran dari analisis jalur, maka
dalam dilihat diagram yang merumuskan model kausal untuk tiga peubah
sebagai berikut :
Gambar 3.1Pengujian Hipotesis
..., maka diperoleh koefisien-koefisien jalur = 0.5, = 0, dan = 0.5. Karena = 0 (lebih kecil dari x ) , maka jalur langsung dari X1 dan Y dapat dihilangkan sehingga memperoleh model yang lebih sederhana seperti tampak dalam gambar sebagai berikut (Sudjana, 1991:186-187)
Gambar 3.2
Pemahaman Ajaran Islam
X1
Partisipasi dalam Kuliah
Y
Konsep Diri
X2
Pemahaman Ajaran Islam
X1
Partisipasi dalam Kuliah
YKonsep Diri
X2
47
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, untuk
menguji hipotesis yang menyatakan hubungan kausal yang bersifat
langsung ataukah tidak langsung menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Hubungan adalah langsung jika x
b. Hubungan adalah tidak langsung jika x
Hubungan langsung yang menunjukkan pengaruh pemahaman ajaran
Islam terhadap partisipasi dalam kuliah digambarkan dengan .
Sedangkah hubungan tidak langsung yang menunjukkan pengaruh
pemahaman ajaran Islam terhadap partisipasi dalam kuliah melalui konsep
diri digambarkan dengan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan
Program SPSS 13.0 for windows yang sudah dihitung terlebih dahulu
dalam analisis regresi linier ganda.
6. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sumbangan masing-
masing variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat.
a. Untuk mencari sumbangan relatif (SR%)
digunkan rumus :
SR % X1 =
SR % X2 =
b. Untuk mencari sumbangan relatif (SE%)
digunkan rumus :
SE % X1 = SR % X1 R2
48
SE % X2 = SR % X2 R2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum UMS
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah lembaga
pendidikan tinggi dibawah persyarikatan Muhammadiyah. UMS berdiri
berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0330/O/1981 tanggan 24 Oktober 1981 sebagai perubahan bentuk dari IKIP
Muhammadiyah Surakarta.
Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, beberapa
fakultas dikembangkan dengan membuka jurusan baru seperti fakultas
ekonomi dengan jurusan ilmu ekonomi studi pembangunan, fakultas teknik
dengan jurusan teknik arsitektur, elektro, teknik kimia dan teknik industri.
Pada tahun 1993 / 1994 UMS membuka program pendidikan ahli madya
kesehatan (D3) dengan jurusan keperawatan, fisioterapi, gizi, dan kesehatan
lingkungan. Tahun 1995 / 1996 membuka program pasca sarjana dengan
program magister studi Islam (MSI). Selanjutnya pada tahun 1999 membuka
fakultas farmasi dan magister managemen (MM) serta tahun 2001 membuka
magister ilmu hukum, teknik sipil, dan manajemen pendidikan. Pada tahun
2003 / 2004 dibuka program S1 dan D4 fakultas ilmu-ilmu kesehatan, dengan
jurusan kesehatan masyarakat, keperawatan, fisioterapi, dan menyusul dibuka
program studi pendidikan dokter tahun akademik 2004 / 2005. Pada
perkembangannya empat program studi terakhir ini diintegrasikan dengan
49
program D3 kesehatan dengan nama fakultas ilmu kedokteran. Pada tahun
2005, UMS mendapat ijin untuk membuka program magister psikologi dan
disusul program magister pengkajian bahasa tahun 2006. Pada tahun 2006,
FKIP membuka jurusan baru program D2 pendidikan guru taman kanak-kanan
(PGTK). Pada tahun 2006 juga dibuka fakultas komunikasi dan informatika
dengan satu jurusan yaitu ilmu komunikasi, disusul dibukanya jurusan teknik
informatika (perangkat lunak) pada tahun 2007. Pada tahun 2007 FKIP juga
membuka jurusan baru, yaitu pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Tahun
2007 juga ditandai dengan langkah UMS menuju universitas kelas dunia yaitu
dengan dibukanya program internasional kerjasama UMS dengan Kingston
University di Inggris untuk program studi automotive engineering dan
kerjasama UMS dengan Universiti Kebangsaan Malaysia untuk program studi
Business Administration dan Medical Law. Sampai saat ini, UMS mengelola
41 program studi dan 2 program internasional. Disamping itu, UMS juga
menyelenggarakan pendidikan profesi, seperti profesi apoteker, psikologi,
advokat, ners, dan guru. Landasan untuk menuju universitas kelas dunia
semakin kuat dengan masuknya UMS dalam kelompok 50 Promissing
Indonesian Universities.
Visi UMS
Menjadi kiblat pengembangan IPTEKS yang Islami dan memberi arah
perubahan
50
Misi UMS
1. Memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berdasarkan nilai-nilai
keislaman dalam rangka membangun masyarakat Indonesia sebagai
masyarakat utama
2. Mengembangkan sumber daya manusia berdasarkan nilai-nilai keislaman
dan memberi arah perubahan dalam rangka membangun masyarakat
Indonesia sebagai masyarakat utama
Tujuan UMS
1. Menjadi universitas yang unggul di bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan menghasilkan lulusan berkualitas yang mengamalkan nilai-nilai
Islam
2. Menjadi universitas yang sustainable (berkelanjutan) dengan tata kelola
yang baik
B. Pelaksanaan Uji Coba / Tryout Angket
Dalam rangka memperoleh instrumen angket yang sahih dan andal,
maka sebelum angket diberikan kepada sampel, maka angket diujicobakan
terlebih dahulu. Uji coba angket diberikan kepada 20 mahasiswa FKIP
Akuntansi UMS yang tidak menjadi sampel penelitian. Hasil uji validitas dan
reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas Angket
51
Uji validitas dilakukan dengan rumus product moment, yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Hasil uji validitas
angket adalah sebagai berikut (Periksa lampiran 3):
Tabel 4.1Hasil Uji Validitas Angket
No. item rxy rtabel (0,05;20) KeteranganKonsep Diri
1 0.564 0.444 Valid2 0.448 0.444 Valid3 0.735 0.444 Valid4 0.450 0.444 Valid5 0.459 0.444 Valid6 0.598 0.444 Valid7 0.478 0.444 Valid8 0.449 0.444 Valid9 0.452 0.444 Valid10 0.563 0.444 Valid
Partisipasi dalam Kuliah1 0.543 0.444 Valid2 0.482 0.444 Valid3 0.480 0.444 Valid4 0.723 0.444 Valid5 0.489 0.444 Valid6 0.570 0.444 Valid7 0.523 0.444 Valid8 0.487 0.444 Valid9 0.461 0.444 Valid10 0.450 0.444 Valid
Dari hasil perhitungan uji validitas terhadap angket menunjukkan
bahwa seluruh butir angket semuanya valid. Item angket dinyatakan valid
karena harga rxy untuk semua item angket lebih besar dari rtabel pada taraf
signifikansi () = 5% yaitu sebesar 0,444. Dari hasil uji validitas dapat
dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam angket ini sahih dan dapat
dipercaya untuk mengambil data penelitian.
2. Uji Reliabilitas Angket
52
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha, dimana hasil uji
reliabilitas pada tiap angket memperoleh hasil sebagai berikut: (Periksa
lampiran 4)
Tabel 4.2Rangkuman Uji Reliabilitas
Variabel r11 rtabel (0,05;20) KeteranganKonsep Diri 0.712 0.444 ReliabelPartisipasi dalam Kuliah 0.649 0.444 Reliabel
Hasil uji reliabilitas terhadap angket memperoleh koefisien
reliabilitas (r11) masing-masing sebesar 0.712 dan 0.649. Harga r11 untuk
semua variabel lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu
sebesar 0.444, sehingga seluruh angket dinyatakan reliabel (andal).
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji linieritas yang
hasilnya dijabarkan sebagai berikut
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah persebaran data
normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji Liliefors untuk
mendeteksi kenormalan. Dengan menggunakan SPSS 13.0 diperoleh data
seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3Rangkuman Uji Normalitas Data
Variabel Sig uji Keterangan
Pemahaman Ajaran Islam 0.200 0.05 Normal
53
Konsep Diri 0.105 0.05 NormalPartisipasi dalam Kuliah 0.195 0.05 Normal
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil uji normalitas, yaitu untuk
variabel X1, X2, dan Y,menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut
berdistribusi normal dimana Sig uji > 0.05 (Periksa lampiran 9).
2. Uji Linearitas
Dalam penelitian ini, uji prasyarat linearitas yang diambil itu benar
atau menyimpang, maka digunakan uji F. Berdasarkan uji F dapat
diketahui F hitung seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.4Rangkuman Uji Linearitas
Variabel F hitung F tabel Keterangan
Pemahaman Ajaran Islam 0.424 3.92 LinearKonsep Diri 0.730 1.66 Linear
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil uji linearitas, yaitu
linearitas antara variabel X1 dan X2 terhadap Y menunjukkan bahwa nilai
F hitung untuk variabel X1 sebesar 0.424 dan variabel X2 sebesar 0.730 di
mana nilainya lebih kecil dari F tabel sebesar 3.92 dan 1.66 sehingga dapat
dikatakan bahwa data tersebut linear. (Periksa lampiran 10).
D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Bila skor variabel bebas diketahui maka
skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga
54
dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan
variabel bebasnya. Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu
variabel bebas (predictor) dan satu variabel terikat (respon). Dengan
menggunakan SPSS 13.0 diperoleh data sebagai berikut :
a. Pengaruh Pemahaman Ajaran Islam terhadap Partisipasi dalam Kuliah
Tabel 4.6Analisis Regresi Linear Sederhana X1 terhadap Y
Coefficients
Model
UnstandardizedCoefficients
StrandardizedCoefficients
t SigB Std. Error Beta1 (Constant) Pmahamn A. Islam
26.552.717
1.846.634 .107
14.3833.132
.000
.030a. Dependent Variable: Partisipasi dalam Kuliah
Pada tabel coefficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah
26.552, sedang pemahaman ajaran Islam (b) adalah 0.717, sehingga
persamaan regresinya dapat ditulis :
Y’ = a + bX
Y’ = 26.552 + 0.717X
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan
perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X1
sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b
bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dapat
dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
1) Konstanta sebesar 26.552 menyatakan bahwa jika tidak ada
pemahaman ajaran Islam, maka partisipasi dalam kuliah sebesar
26.552
55
2) Koefisien regresi X1 sebesar 0.717 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 pemahaman ajaran Islam, maka partisipasi dalam
kuliah sebesar 0.717
Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung = 3.132 dengan
probabilitas = 0.030 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada
pengaruh yang nyata (signifikan) variabel pemahaman ajaran Islam
(X1) terhadap partisipasi dalam kuliah (Y).
b. Pengaruh Pemahaman Ajaran Islam terhadap Konsep Diri
Tabel 4.7Analisis Regresi Linear Sederhana X1 terhadap X2
Coefficients
Model
UnstandardizedCoefficients
StrandardizedCoefficients
t SigB Std. Error Beta1 (Constant) Pmahamn A. Islam
30.825.779
2.008.689 .107
15.3533.131
.000
.021a. Dependent Variable: Konsep Diri
Pada tabel coefficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah
30.825, sedang pemahaman ajaran Islam (b) adalah 0.779, sehingga
persamaan regresinya dapat ditulis :
Y’ = a + bX
Y’ = 30.825 + 0.779X
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan
perubahan rata-rata variabel X2 untuk setiap perubahan variabel X1
sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b
bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dapat
dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
56
1) Konstanta sebesar 30.825 menyatakan bahwa jika tidak ada
pemahaman ajaran Islam, maka konsep diri sebesar 30.825
2) Koefisien regresi X1 sebesar 0.779 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 pemahaman ajaran Islam, maka konsep diri sebesar
0.779
Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung = 3.131 dengan
probabilitas = 0.021 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada
pengaruh yang nyata (signifikan) variabel pemahaman ajaran Islam
(X1) terhadap konsep diri (X2).
c. Pengaruh Konsep Diri terhadap Partisipasi dalam Kuliah
Tabel 4.8Analisis Regresi Linear Sederhana X2 terhadap Y
Coefficients
Model
UnstandardizedCoefficients
StrandardizedCoefficients
t SigB Std. Error Beta1 (Constant) Konsep Diri
19.3331.280
2.768.083 .305
6.9843.374
.000
.001a. Dependent Variable: Partisipasi dalam Kuliah
Pada tabel coefficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah
19.333, sedang pemahaman ajaran Islam (b) adalah 1.280, sehingga
persamaan regresinya dapat ditulis :
Y’ = a + bX
Y’ = 19.333 + 1.280X
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan
perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X2
sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b
57
bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dapat
dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
1) Konstanta sebesar 19.333 menyatakan bahwa jika tidak ada konsep
diri, maka partisipasi dalam kuliah sebesar 19.333
2) Koefisien regresi X2 sebesar 1.280 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 konsep diri, maka partisipasi dalam kuliah sebesar
1.280
Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung = 3.374 dengan
probabilitas = 0.001 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada
pengaruh yang nyata (signifikan) variabel konsep diri (X1) terhadap
partisipasi dalam kuliah (Y).
2. Analisis Regresi Linear Ganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah pemahaman ajaran
Islam dan konsep diri mempunyai pengaruh terhadap partisipasi dalam
kuliah. Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 13.0 for
windows diperoleh hasil sebagai berikut: (Periksa lampiran 12)
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 16.906 + 0.142 X1 + 0.272 X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) a = 16.906, artinya jika pemahaman ajaran Islam dan konsep diri
konstan, maka akan meningkatkan partisipasi dalam kuliah sebesar
16.906.
0.022
0.107
0.296
58
b) b1 = 0.142, artinya jika pemahaman ajaran Islam meningkat satu point
maka akan meningkatkan partisipasi dalam kuliah sebesar 0.142.
c) b2 = 0.272, artinya jika konsep diri meningkat satu point maka akan
meningkatkan partisipasi dalam kuliah sebesar 0.272.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan kausal yang
bersifat langsung ataukah tidak langsung menggunakan rumus sebagai
berikut : (Periksa lampiran 13)
a. Hubungan adalah langsung jika x
b. Hubungan adalah tidak langsung jika x
0.022 < 0.107 x 0.296
0.022 < 0.032
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola hubungan kausal
antara pemahaman ajaran Islam dengan partisipasi dalam kuliah bersifat
tidak langsung melalui konsep diri.
Gambar 4.1Pengujian Hipotesis
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Pemahaman Ajaran Islam
X1
Partisipasi dalam Kuliah
Y
Konsep Diri
X2
59
Perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh yang diberikan oleh masing-masing
variabel pemahaman ajaran Islam dan konsep diri terhadap partisipasi
dalam kuliah. Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan efektif dan
relatif. Variabel pemahaman ajaran Islam memberikan sumbangan relatif
sebesar 39.72% dan sumbangan efektif 4.29%, sedangkan variabel konsep
diri memberikan sumbangan relatif sebesar 60.28% dan sumbangan efektif
6.51%. Total sumbangan variabel pemahaman ajaran Islam dan konsep
diri memberikan sumbangan sebesar 10.8% terhadap partisipasi dalam
kuliah. (Periksa lampiran 14)
E. Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi
pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat.
Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13.0 for
windosw diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 16.906 + 0.142 X1 + 0.272 X2.
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa partisipasi dalam
kuliah dipengaruhi oleh pemahaman ajaran Islam dan konsep diri.
Berdasarkan pengujian terhadap pengaruh secara parsial, maka
dilakukan dengan uji t. Hasil analisis uji t dapat diterangkan sebagai berikut:
1) variabel pemahaman ajaran Islam (X1) terhadap variabel partisipasi dalam
kuliah (Y). Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pada level of
60
significant 0,05 dengan diperoleh thitung untuk variabel pemahaman ajaran
Islam sebesar 3.132 dan diketahui ttabel sebesar 1.980 ( ttabel < thitung) sehingga H0
ditolak dengan demikian variabel pemahaman ajaran Islam (X1) terbukti
berpengaruh terhadap variabel partisipasi dalam kuliah. 2) Variabel konsep
diri (X2) terhadap partisipasi dalam kuliah (Y). Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa pada level of significant 0,05 diperoleh thitung untuk
variabel konsep diri sebesar 3.374 dan diketahui ttabel sebesar 1.980 (ttabel <
thitung) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian variabel konsep diri terbukti
berpengaruh terhadap variabel partisipasi dalam kuliah. Berdasarkan hasil
pengujian uji t dapat diketahui bahwa secara parsial (individu) terdapat
pengaruh pemahaman ajaran Islam dan konsep diri terhadap partisipasi dalam
kuliah.
Berdasarkan perhitungan analisis jalur di atas, dapat disimpulkan bahwa
pola hubungan kausal antara pemahaman ajaran Islam dengan partisipasi
dalam kuliah bersifat tidak langsung melalui konsep diri. Artinya pemahaman
ajaran Islam yang tinggi menyebabkan timbulnya konsep diri yang positif
yang akan mengakibatkan tingginya tingkat partisipasi dalam kuliah. Hal ini
dapat dilihat dari besarnya koefisien yang ditunjukkan oleh pemahaman ajaran
Islam terhadap partisipasi dalam kuliah sebesar 0.022 lebih kecil dibanding
dengan pemahaman ajaran Islam dikalikan dengan konsep diri sebesar 0.032.
Perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel
pemahaman ajaran Islam dan konsep diri terhadap partisipasi dalam kuliah.
61
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan efektif dan relatif, variabel
pemahaman ajaran Islam memberikan sumbangan relatif sebesar 39.72% dan
sumbangan efektif sebesar 4.29%, sedangkan variabel konsep diri
memberikan sumbangan relatif sebesar 60.28% dan sumbangan efektif sebesar
6.51%. Total sumbangan variabel pemahaman ajaran Islam dan konsep diri
memberikan sumbangan sebesar 10.8% terhadap partisipasi dalam kuliah.
Hasil uji koefisien determinasi memperoleh nilai R2 sebesar 0.108, ini
berarti 10.8% partisipasi dalam kuliah dipengaruhi oleh variabel pemahaman
ajaran Islam dan konsep diri. Sisanya sebesar 89.2% dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
Hasil di atas membuktikan bahwa peningkatan partisipasi dalam kuliah
dipengaruhi pemahaman ajaran Islam dan konsep diri. Untuk meningkatkan
partisipasi dalam kuliah salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan
meningkatkan pemahaman ajaran Islam para mahasiswa agar tercipta konsep
diri yang positif.
BAB V
62
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi linear ganda diperoleh persamaan Y = 16.906 +
0.142 X1 + 0.272 X2 yang artinya partisipasi dalam kuliah dipengaruhi oleh
pemahaman ajaran Islam dan konsep diri.
2. Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y’ = 26.552 +
0.717X yang berarti ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel
pemahaman ajaran Islam (X1) terhadap partisipasi dalam kuliah (Y)
3. Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y’ = 30.825 +
0.779X yang berarti ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel konsep
diri (X2) terhadap pemahaman ajaran Islam (X1)
4. Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y’ = 19.333 +
1.280X yang berarti ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel konsep
diri (X2) terhadap partisipasi dalam kuliah (Y)
5. Pola hubungan kausal antara pemahaman ajaran Islam dengan partisipasi
dalam kuliah bersifat tidak langsung melalui konsep diri. Hal ini
dibuktikan dari x yaitu 0.022 < 0.032.
6. Pemahaman ajaran Islam secara individu (parsial) berpengaruh terhadap
partisipasi dalam kuliah. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan
yang diperoleh yaitu thitung untuk variabel pemahaman ajaran Islam sebesar
63
3.132 sedangkan ttabel sebesar 1.980, sehingga thitung > ttabel atau 3.132 >
1.980.
7. Konsep diri secara individu (parsial) berpengaruh terhadap partisipasi
dalam kuliah. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh yaitu thitung untuk variabel konsep diri sebesar 3.374 sedangkan
ttabel sebesar 1.980, sehingga thitung > ttabel atau 3.374 > 1.980.
8. Hasil uji koefisien determinasi memperoleh nilai R2 sebesar 0.108, ini
berarti 10.8% partisipasi dalam kuliah dipengaruhi oleh variabel
pemahaman ajaran Islam dan konsep diri. Sisanya sebesar 89.2%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan analisis data maka penulis memberikan saran bahwa
walaupun pemahaman ajaran Islam mahasiswa sudah cukup tinggi tetapi
dosen perlu mengembangkan materi-materi dan pengetahuan Islam yang lebih
luas lagi agar para mahasiswa dapat mengkonsep diri mereka menuju ke arah
positif sehingga para mahasiswa dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam
kegiatan perkuliahan dengan adanya kesadaran dari mereka sendiri dan bukan
karena peraturan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Muhammad Husain. 2003. Mafahim Islamiyah. Jatim: Darul Bayariq.
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.
Al-‘Am, Najib Khalid. 2002. Mendidik Cara Nabi Saw. Bandung: Pustaka Hidayah.
Anonim. 2007. Buku Pedoman FKIP 2007 / 2008. Surakarta: UMS.
Anonim. 2010. www.canboyz.co.id
Anshari, Endang Saifuddin. 1992. Kuliah Al-Islam. Jakarta: CV. Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiardjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Djarwanto P. S dan Pangestu Subagyo. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.
Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi.
Hamid, Ismail. 2010.www.ikhwanonline.com.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Pidarta, Made. 1990. Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju. Jakarta: Bumi Aksara.
Pudjijogyanti, Clara R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Seti.
Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Sudjana. 1991. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
65
Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sutrisno, Budi. 2000. TESIS Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pendidikan pada Daerah Industri dan Pertanian di Kabupaten Boyolali. Yogyakarta: UNY.
Taufan, Muhammad. 2010. www.muhammadtaufan.co.id.
Zaini, Hisyam. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.