PENGARUH PROGRAM HAFIZ INDONESIA DI RCTI DALAM
MEMOTIVASI PENGHAFAL AL-QUR’AN DI RUMAH
TAHFIZ AL-QUR’AN IBNU ABBAS
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan
Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MARWAH NAHUMARURYNIM : 105271104517
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR1442 H/2021 M
ABSTRAK
Marwah Nahumarury 105271104517. 2021. Pengaruh Program Hafiz Indonesia DiRCTI Dalam Memotivasi Penghafal Al-Qur’an Di Rumah Tahfiz Al-Qur’an IbnuAbbas Makassar (dibimbing oleh Abdul Fattah dan Wiwik Laela Mukromin).
Penelitian ini dilaksanakan di kota Makassar, adapun permasalahan yangdiangkat adalah (1) bagaimana Program Hafiz Indonesia di RCTI? (2) bagaimanabentuk motivasi yang diperoleh para penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’anIbnu Abbas Makassar? (3) bagaimana pengaruh Program Hafiz Indonesia di RCTIdalam memotivasi penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbasmakassar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Program HafizIndonesia itu sendiri, kemudian bagaimana bentuk motivasi yang diperoleh parapenghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar dan untukmengetahui bagaimana Pengaruh Program Hafiz Indonesia di RCTI sehingga mampumemotivasi para penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu AbbasMakassar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif danmerupakan penelitian di lapangan, tektik pengumpulan data selama melakukan prosespenelitian memalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwa ada dua bentuk motivasi yang diperoleh para penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas yaitu pertama adalah Bentukmotivasi yang diperoleh dari para ustadzah dan pembina melalui pujian, teguran jugahukuman, dan kisah-kisah inspiratif. Dan yang kedua adalah bentuk motivasi yangdiperoleh dari Program Hafiz Indonesia dan hasil penelitian juga menunjukkan bahwaProgram Hafiz Indonesia memberikan bengaruh pada para penghafal al-Qur’an diRumah Tahfiz Ibnu Abbas Makassar berupa perubahan pada perilaku ataubehavioural dan dari pengaruh yang ditimbulkan tersebut maka muncullah motivasiuntuk memulai menghafalkan al-Qur’an.
Kata Kunci: Pengaruh, Program, Hafiz Indonesia, Motivasi, Al-Qur’an
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, itulah kata pertama yang pantas terucap
untuk mewakili rasa syukur atas segala limpahan nikmat kesehatan dan kesempatan,
termasuk dalam hal ini pertolongan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. Segala
keselamatan selalu terucapkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para
sahabat, dan segenap ummatnya sampai hari akhir nanti.
Kepada mereka berpasang pasang jiwa yang menginspirasi, membimbing,
menemani, menyemangati, serta mendoakan tahap demi tahap penulisan skripsi ini hingga
dengan izin Allah akhirnya penulis bisa menamatkan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Program Hafiz Indonesia Di RCTI Dalam Memotivasi Penghafal Al-Qur’an Di
Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar”
Maka melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya,
semoga allah membalas kebaikan dengan sejuta kebaikan dan keberkahan kepada:
1. Prof . Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor universitas muhammadiyah
makassar dan kepada Drs. H. Mawardi Pewangi. M.Pd.I selaku Dekan
fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, penulis
mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsira.
2. Syaikh Muhammed Thayyib Muhammed Khoory selaku pendiri Yayasan
Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) yang telah memberikan beasiswa
pendidikan selama belajar di Ma’had Al Birr.
3. Ustadz Dr. KH. Abbas Baco Miro, Lc, MA selaku ketua program studi
komunikasi penyiaran islam universitas muhammadiyah makassar, dan juga
sebagai orang yang menyayangi dan disayangi oleh seluruh mahasiswa di
program studi komunikasi penyiaran islam, penulis mengucapkan
jazaakallahu khairan katsira atas segala ilmu, didikan, nasehat dan motivasi
selama proses belajar mengajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa menambahkan ilmu dan petunjuk-Nya.
4. Ustadz Dr. Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I selaku pembimbing pertama serta
Ibu Wiwik Laela Mukromin, S.Ag., M.Pdi selaku pembimbing kedua, penulis
mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsira atas segala ilmu, didikan, dan
bimbingan selama proses belajar mengajar hingga selesainya penulisan skripsi
ini. Semoga kebaikan dan keberkahan menyertai kalian.
5. Ayahanda, bapa Muhammad Ali Namuhamarury dan ibunda, mama Rahima
Lestaluhu, yang tiada hentinya merasa lelah mendoakan anak-anaknya,
terimakasih atas besarnya perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan
kepercayaannya dalam menyertai proses pendewasaan anaknya, kebaikan
dunia dan akhirat menyertai kalian berdua.
6. Ummu Shofi yang tersayang, terimakasih atas kemurahan hatinya,
jazakillahu khairan katsira.
7. Teman-teman seperjuangan di Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, khususnya
akhawat KPI angkatan 2017 yang telah bersama selama empat tahun lamanya.
Keberkahan dan kesuksesan menyertai kita semua.
8. Teman-teman kos aspuri muslimah, Awia, Susan Wang Hyu, Tuti, Ummu
Zeenah, kaka ratna, dan lainnya yang tidak sempat disebutkan namanya.
Terimakasih, kalian adalah hadiah.
Makassar, 16 april 2021
Penulis
Marwah Nahumarury
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
BERITA ACARA MUNAQASYA ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengaruh Program Siaran televisi ...............................................................8
B. Motivasi .....................................................................................................18
C. Penghafal Al-Qur’an ..................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................................33
B. Lokasi Dan Sasaran Penelitian...................................................................34
C. Fokus Penelitian .........................................................................................34
D. Deskripsi Fokus Penelitian.........................................................................34
E. Sumber Data...............................................................................................35
F. Instrumen Penelitian...................................................................................36
G. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................36
H. Teknik Analisis Data..................................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................................41
B. Bentuk Motivasi Yang Diperoleh Penghafal Al-Qur’an Di Rumah
Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar....................................................58
C. Pengaruh Program Hafiz Indonesia Dalam Memotivasi Penghafal
Al-Qur’an Di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar ...............65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................68
B. Saran...........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pembina .....................................................................................44
Tabel 1.2 Data penghafal al-Qur’an.......................................................................44
Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana .............................................................................46
Tabel 1.4 Jadwal kegiatan harian ...........................................................................47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna yang
terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf.
Kitab suci umat islam ini mengalami proses turun yang disebut Nuzulul Qur’an
sebanyak dua kali, yang pertama proses turun al-Qur’an dari lauh mahfuz ke
Baitul Izzah di langit dunia, dalam proses ini al-Qur’an turun secara global pada
malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan dengan diiringi oleh para malaikat.
Kemudian kedua, proses turunnya al-Qur’an dari Baitul Izzah di langit dunia
kepada Rosulullah SAW melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-
angsur.1
Al-Qur’an didefinisikan sebagai kalam Allah SWT yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril yang
merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf,
dan yang jika dibaca adalah ibadah. Allah SWT menurunkan al-Qur’an dengan
memberikan jaminan keautentikan, keakuratan dan validitas pada kitab suci ini.
ia dijamin benar-benar berasal dari-Nya dan akan selalu dijaga keasliannya dan
kemurniannya sepanjang masa. Ia tak lekang oleh panas dan lapuk oleh hujan.
1 Ahmad syarifuddin, mendidik anak: membaca,menulis dan mencintai al-Qur’an (Cet. 1;Jakarta: gema insani press, 2004). h. 15.
2
Berbeda dengan kitab suci yang lainnya, kitab suci sebelum al-Qur’an telah
mengalami perubahan seiring dengan bergulirnya waktu. jaminan keautentikan
tersebut telah ditegaskan dalam surah Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:
٩ نوظفلح ۥهل إو ركذلٱ انلزـن ننح إ
Terjemahnya:“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran , dansesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”(9)2
Setiap ada ayat yang turun, nabi Muhammad SAW senantiasa memanggil
sahabat-sahabatnya yang dikenalnya pandai menulis, untuk menuliskannya baik
di batu, kulit binatang, tulang, pelepah kurma, maupun yang lainnya sehingga
ayat-ayat itu bisa sampai pada kita sekarang. Dan dari hal itu kita bisa melihat
keterlibatan manusia dalam menjaga kemurnian al-Qur’an, Allah telah
memberikan anugerah kepada hamba-hambanya untuk terlibat dalam proses ini
seperti para penghafal al-Qur’an, para ahli qiraat, penafsir al-Qur’an dan
pemerhati al-Qur’an lainnya.3
Di samping menjaga kemurnian al-Qur’an, menghafalkannya adalah
bagian dari ibadah dan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Menjadi
seorang hafidz qur’an jelas menjadi harapan semua muslim, bahkan anak-anak
pada usia remaja awal mampu menghafalkan berjuz al-Qur’an. Dewasa ini,
2 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014),h3 Tanzil khaerul, menghafal al-Quran dengan otak kanan, (Cet.1; Jakarta: gramedia, 2018)
h.15
3
banyak penghafal al-Qur’an yang naik turun motivasinya saat menghafal al-
Qur’an, terkadang merasa bosan, tidak fokus, dan bahkan ada yang merasa
aktivitas menghafal al-Qur’an ini adalah aktivitas yang membebankan apalagi
jika hal itu merupakan paksaan dari orang tua mereka sehingga tidak sedikit dari
mereka yang hilang motivasinya untuk menghafal al-Qur’an, tidak mampu
menjaga hafalannya dan berhenti di tengah jalan.
Menghafal al-Qur’an merupakan tugas dan tanggung jawab yang mulia,
setiap orang pasti bisa menghafalkannya, tetapi tidak semua orang mampu
menghafal dengan baik. Masalah dan hambatan yang dihadapi tiap-tiap anak
berbeda, mulai dari minat yang turun naik, lingkungan yang kurang mendukung,
pembagian waktu atau pola asuh dari orang tua yang bermasalah ataupun metode
dan strategi yang dipakai kurang cocok.
Rumah Tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas kota Makassar adalah salah satu
lembaga informal yang memfasilitasi remaja untuk menghafal al-Qur’an yang
berlokasi di Jalan Mallengkeri kota Makassar. Dalam rangka menjaga kemurnian
al-Qur’an, maka rumah tahfidz ini melahirkan generasi yang Qur’ani dengan cara
mengajarkan anak-anak dan remaja membaca al-Quran dengan baik dan benar
serta menghafalkannya. Dan tidak hanya itu, rumah tahfiz ini juga mengajarkan
santri mereka tafsir, hadits, tauhid, bahasa arab dan thibbun nabawi.
Pembelajaran di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas khususnya dalam
bidang menghafal al-Qur’an sering ditemui kendala-kendala maupun masalah
yang dapat menghambat berlangsungnya proses menghafal sehingga masalah
4
tersebut mengakibatkan turunnya minat dan motivasi santri untuk menghafal al-
Qur’an.
Berdasarkan observasi awal, peneliti bertemu dengan pembina santri dan
melakukan sesi tanya jawab terhadap Ustadzah Nurmala Cahyanti salah satu
pembina di Rumah Tahfiz Al-Quran Ibnu Abbas. Dikatakan rumah tahfiz al-
Qur’an ini telah berdiri selama kurang lebih dua tahun dan memiliki tiga puluh
empat penghafal al-Qur’an. Para penghafal al-Qur’an di rumah tahfiz ini
memulai hafalan secara berstruktur dari juz pertama kemudian juz kedua hingga
seterusnya. Waktu menghafal mereka dibagi menjadi tiga waktu yaitu pagi hari
untuk menyetor hafalan sabaq atau hafalan baru, kemudian siang untuk menyetor
hafalan sabaqy atau hafalan kemarin, dan sore untuk menyetor hafalan manzil
atau hafalan lama, semua itu dilakukan selama lima hari dalam seminggu dengan
hari sabtu dipakai untuk waktu murojaah atau mengulang hafalan.
Para santriwati yang berada di Rumah Tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas ini
rata-rata berusia tiga belas tahun ke atas dengan jenjang pendidikan yang
berbeda-beda dari sekolah menengah pertama hingga mahasiswa. Guru dan
ustadzah yang membina di sana berjumlah tiga orang. Untuk sekolah formal
mereka tidak ada yang menempuh jalur sekolah formal, mereka hanya mengikuti
paket ujian yang disediakan pemerintah.
Ustadzah menjelaskan motivasi dan semangat anak-anak sering menurun
akhir-akhir ini dan anak-anak selalu meminta libur dikarenakan ada salah satu
5
anak yang diizinkan pulang karena sakit dan anak-anak yang lain ikut meminta
pulang, faktor yang lain yaitu susah fokus dan malas. Berhubung mereka adalah
remaja usia awal maka hal-hal tersebut tidak dapat dihindari. Berdasarkan uraian
di atas, peneliti ingin lebih lanjut mengetahui seperti apa pengaruh Program
Hafiz Indonesia yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI terhadap motivasi
para santri Rumah Tahfiz Al-Quran Ibnu Abbas sebagai sasaran penelitian
dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Program Hafiz Indonesia Di Rcti
Dalam Memotivasi Penghafal Al-Qur’an Di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu
Abbas Makassar”.
Peneliti yakin bahwa penelitian dengan judul tersebut menarik dan
mengandung unsur kebaharuan khususnya dalam Program Studi Komunikasi
Dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar karena penelitian ini
tentang bagaimana efektivitas media tayangan televisi dalam memotivasi
seseorang, yang di mana hasil penelitian ini akan menjadi acuan dan
pembaharuan terutama bagi pihak akademisi kampus dan orang-orang yang
bergelut di dunia penyiaran milik kampus.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, penelitian ini memusatkan pada
suatu pokok permasalahan yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Program Hafiz Indonesia di RCTI?
6
2. Bagaimana bentuk motivasi yang diperoleh penghafal al-Quran di Rumah
Tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar?
3. Bagaimana Pengaruh Program Hafiz Indonesia di RCTI dalam memotivasi
penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui Program Hafiz Indonesia di RCTI
2. Untuk mengetahui bentuk motivasi yang diperoleh penghafal al-Qur’an di
Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar
3. Untuk mengetahui Pengaruh Program Hafiz Indonesia di RCTI dalam
memotivasi penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas
Makassar
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini baik secara
praktis, maupun manfaat teoritis adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi wawasan baru dalam bidang pemanfaatan
media massa dan juga bisa menjadi ladang pahala.
2. Bagi masyarakat secara umum terutama para guru, pembina maupun orang tua
agar lebih berperan penting dalam memotivasi anak-anak mereka untuk
menghafal al-Qur’an.
7
3. Bagi kalangan akademik dan penyiaran di kampus, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu
Komunikasi Dan Penyiaran Islam. Dan dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan mutu radio dalam kampus.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengaruh Program Siaran Televisi
1. Pengertian Pengaruh
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu yang bisa membentuk watak, kepercayaan
dan perbuatan seseorang. Jadi bisa dikatakan bahwa pengaruh adalah suatu
daya yang timbul dari suatu hal, bisa berupa saja yang ada di alam semesta.
2. Pengertian Program
Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program
yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan penontonnya. Dengan
demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas. Program siaran
atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat penonton tertarik
untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh stasiun penyiaran televisi
ataupun radio.4
Program dapat disamakan atau dianalogikan sebagai suatu produk
atau barang atau pelayanan yang bisa dijual kepada pihak lain, dalam hal ini
berarti penonton dan pemasang iklan. Jadi, program adalah produk yang
dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini
4 Morissan, manajemen media penyiaran, (Cet.4; Jakarta: kencana, 2013) h. 211
9
dapat dirumuskan bahwa program yang baik akan mendapatkan pendengar
atau penonton yang lebih besar, sedangkan program yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar atau penonton.
3. Jenis Program Acara Televisi
Setiap harinya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya yang beragam. Pada dasarnya
apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama
program yang mereka tayangkan itu menarik dan disukai oleh audien serta
program tersebut tentu tidak menentang norma, peraturan dan hukum yang
berlaku.
Menurut Vane Gross (1994) menentukan jenis program berarti
menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program. Adapun yang
dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana program itu dapat
menarik audiennya. 5
a. Program informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak.
Program berita ini pun ada bermacam-macam jenisnya seperti:
1) berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan
menarik yang harus segera disiarkan agar berita itu sampai pada
5 Wahyudi, dasar-dasar manajemen penyiaran, (Cet.1; Jakarta; gramedia pustaka utama,1994)
10
audien secepatnya. Berita keras ini juga terbagi dalam beberapa
bentuk seperti straight news yang berarti berita langsung yang
disampaikan secara singkat dengan hanya menampilkan bagian
penting dari inti berita. Kemudian ada feature atau berita ringan
namun menarik seperti memberitakan sesuatu yang unik, lucu dan
aneh. Dan yang terakhir adalah infotaiment atau berita hiburan yang
berisi berita tentang kehidupan para artis di dunia hiburan.
2) Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang disampaikan
secara mendalam tetapi tidak bersifat terlalu penting untuk segera
ditayangkan contohnya current affair yang berisi informasi atau isu
terkini seperti cerita mengenai keadaan masyarakat pasca gempa
atau tsunami yang dibahas secara mendalam, kemudian ada
magazine yang mirip feature dengan durasi yang lebih panjang,
dokumenter yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan
namun dikemas secara menarik dan talk show acara yang dipandu
oleh seorang pembawa acara dan menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membicarakan suatu topik atau peristiwa dengan
mengundang langsung orang-orang yang terlibat dalam peristiwa
tersebut.
11
b. Program hiburan6
Program hiburan ini adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Yang
termasuk di dalamnya adalah:
1) Drama, adalah pertunjukkan cerita mengenai kehidupan atau
karakter seseorang atau lebih yang diperankan oleh pemain atau
artis dan melibatkan konflik dan emosi. Program yang termasuk
dalam drama adalah sinetron dan film.
2) Permainan, merupakan suatu bentuk program yang melibatkan
sejumlah orang baik secara individu maupun kelompok yang saling
bersaing untuk mendapatkan sesuatu, yang dibagi menjadi tiga jenis
yaitu Quiz show, merupakan bentuk program permainan paling
sederhana di mana sejumlah orang saling bersaing untuk menjawab
sejumlah pertanyaan. Ketangkasan, dalam program permainan ini
harus menunjukkan kemampuan fisik untuk melewati rintangan
atau suatu permainan yang membutuhkan strategi dan perhitungan.
Reality show, program ini menyajikan suatu situasi seperti konflik
atau persaingan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.7
6 Morissan, manajemen media penyiaran, (Cet.4; Jakarta: kencana, 2013) h. 2177 Sunarto, televisi, kekerasan, dan perempuan, (Cet.1; Jakarta: buku kompas, 2009) h. 102
12
4. Televisi Sebagai Media Massa
a. Sejarah Televisi
Televisi adalah media audio visual, media yang selain dapat
didengar juga dapat dilihat dengan kata lain, media yang dapat dinikmati
oleh mata dan telinga, apa yang ditayangkan seolah-olah terjadi di
kehidupan nyata. Oleh karena itu televisi menjadi spesial jika
dibandingkan dengan media massa yang lain seperti surat kabar dan radio,
selain karena informasi yang disampaikan sangat mudah dimengerti
televisi juga mudah dan murah didapatkan.
Di beberapa negara di dunia, perkembangan televisi sama seperti
perkembangan media massa lainnya tidak langsung melejit, tetapi melalui
proses yang panjang dan berliku seperti di inggris misalnya, perang dunia
II berpengaruh besar terhadap perkembangan televisi. sekalipun penemu
televisi modern John Loggie Baird telah mendemonstrasikan hasil
temuannya dan british boardcasting corporation atau BBC mulai
mengoperasikan siaran pertama di london pada tahun 1936, namun
kebangkitan televisi baru dapat dirasakan setelah tahun 1950.8
Sedangkan di negara kita sendiri Indonesia lahirnya televisi secara
legalitas formal diawali dengan surat keputusan menteri penerangan No :
20/E/M/1961, dibentuk panitia persiapan pembangunan televisi di
8 Hartiningsih, komunikasi massa televisi, dan tayangan kekerasan, (Cet.1; Jakarta: rajawalipers, 2014) h. 38
13
Indonesia dan surat keputusan presiden No: 215/1963, pembentukan
yayasan televisi republik Indonesia yang berlaku sejak tanggal 20 oktober
1963. Tetapi sebelum itu telah berdiri televisi republik Indonesia atau
yang populer dengan sebutan TVRI telah berdiri pada 28 agustus 1962
dan selama 27 tahun masyarakat Indonesia menikmati berbagai acara
yang disuguhkan oleh TVRI. Masyarakat mendapatkan banyak informasi
tentang beragam peristiwa dari seluruh pelosok negeri di Indonesia dan
pengetahuan bercocok tanam juga berternak yang baik. Seiring
berjalannya waktu, TVRI menjadi semakin menarik karena tidak lagi
sekedar tayangan hitam putih, tetapi sudah berwarna dan tampak lebih
hidup.
Kemudian pada 1989 muncullah RCTI atau rajawali citra televisi
yang awalnya hanya tersedia untuk wilayah Jakarta namun setahun
kemudian bisa diakses di luar daerah. 9 Berikutnya pada tahun 1990
berdirilah surya citra televisi (SCTV) yang berlokasi di Surabaya,
menyusul kemudian televisi pendidikan Indonesia (TPI) berdiri di tahun
1991. Setahun kemudian izin operasional bersiar secara nasional
diberikan kepada televisi komersial indosiar di Jakarta dan diikuti oleh
Anteve yang beroperasi di lampung. Lembaga penyiaran televisi
berkembang pesat setelah era reformasi tahun 1998 dan itu membuka
9 Hartiningsih, komunikassi massa televisi, dan tayangan kekerasan, (Cet.1; Jakarta: rajawalipers, 2014) h. 38
14
jalan bagi tumbuh kembangnya televisi swasta dan televisi daerah.
Hingga sekarang sudah ada kurang lebih 10 televisi nasional, puluhan
televisi daerah dan komunitas, serta beberapa tahun belakangan ini
muncul televisi berlangganan seperti indihome dan indovision.
b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Televisi sebagai media massa bagi masyarakat merupakan sumber
terpenting, dikarenakan banyak sekali fungsi yang ditawarkan antara lain:
1) Menginformasikan
Televisi sebagai media merupakan sumber informasi bagi masyarakat,
karena menyediakan berita yang bersifat lokal hingga internasional
dan meliputi berbagai bidang.
2) Menghibur
Fungsi menghibur dari televisi ini yang paling banyak disadari oleh
khalayak, tidak sedikit yang menganggap televisi hanya sebagai
media hiburan.10
3) Mendidik
Televisi juga sebagai sumber pendidikan, banyak tayangan-tayangan
mendidik yang disuguhkan stasiun televisi.
10 Hartiningsih, komunikasi massa televisi, dan tayangan kekerasan, (Cet.1;Jakarta: rajawalipers, 2014) h. 43
15
4) Meyakinkan
Televisi juga bisa berfungsi sebagai sumber untuk meyakinkan
masyarakat mengenai suatu produk penjualan yang ditampilkan
dalam bentuk reklame.
5) Pemersatu
Televisi sebagai media pemersatu bangsa, dengan menonton televisi
masyarakat bisa memetakan kesukaan dan membuat suatu
komunitas.11
c. Efek Komunikasi Massa
Media massa memiliki elemen efek media yaitu:
1) Efek kognitif, atau efek yang timbul dari diri penerima sebagai hal
yang informatif, meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan
menambah ilmu pengetahuan.
2) Efek afektif, atau efek yang dirasakan tidak hanya sekedar tahu akan
informasi tersebut tetapi merasakan informasi tersebut.
3) Efek behavioural, atau efek yang ditimbulkan membentuk sebuah
perilaku, tindakan ataupun kegiatan.
11 Syarifuddi zuhdi dkk, teori komunikasi massa dan perubahan masyarakat, (Cet.1; malang:universitas muhammadiyah malang) h. 42
16
d. Teori Efek Komunikasi Massa
Beberapa teori komunikasi massa yang disertakan di bawah ini akan
membantu untuk melihat proses efek yang ditimbulkan oleh televisi
sebagai media massa, yaitu:
1) Teori peluru (the bullet theory)
Teori peluru ini dikenal juga sebagai teori jarum suntik atau the
hypodermic needle theory oleh Melvin De Fleur pada tahun 1982.
Teori peluru ini pertama dikemukakan oleh Wilbur Schramm di
tahun 1950, isi teori ini mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentan
terhadap pesan-pesan yang disampaikan media. 12 Ia menyebutkan
bahwa apabila pesan tepat pada sasaran maka akan mendapatkan efek
yang diinginkan. Teori peluru ini menggambarkan proses di mana
seorang komunikator dapat menembakkan peluru informasi kepada
khalayak yang bersifat pasif dan tidak berdaya. Banyak yang
mengatakan teori ini telah mati karena dianggap tidak relevan
mengingat khalayak sekarang tidak lagi pasif, namun kenyataannya
khalayak pasif masih ada di mana-mana. Yang menyebabkan
khalayak menjadi pasif bisa jadi dari faktor umur dan lain sebagainya.
12 Tommy suprapto, pengantar teori dan manajemen komunikasi, (Cet.1; Yogyakarta:medpress, 2009) h. 39
17
2) Teori kultivasi
Riset pertama yang dilakukan oleh Gerbner pada tahun 1960 bersama
koleganya yang bertujuan untuk mengetahui dunia nyata seperti apa
yang dibayangkan oleh persepsi penonton televisi. tradisi pengaruh
media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak langsung
menjadi kajiannya dalam penelitian tersebut. Argumentasi awalnya
adalah televisi menjadi keluarga yang paling sering bercerita dan
berbicara. Kultivasi berarti menanam sehingga secara makna kata
teori kultivasi dapat diartikan sebagai teori yang memfokuskan pada
proses penanaman nilai. 13 Teori ini menjelaskan dampak media
massa bagi khalayak, media massa yang terus menerus akan
memberikan gambaran dan pengaruh pada persepsi pemirsanya
dalam artian selama pemirsa melakukan kontak dengan televisi maka
mereka belajar tentang dunia kemudian mengubah persepsi mereka
akan dunia. Hal ini bisa dibuktikan dengan anggapan kebanyakan
orang terhadap suatu keadaan berdasarkan apa yang mereka saksikan
di televisi. Gerbner juga mengatakan bahwa televisi merupakan suatu
kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat
modern. Bisa dipastikan seseorang yang rutin menonton berita
kejahatan merasa bahwa dunia bukan tempat yang aman.
13 Khomsahrial romli, komunikasi massa, (Cet.1; Jakarta: grasindo, 2016) h. 39
18
3) Teori pembelajaran sosial (sosial learning theory)
Adalah teori pembelajaran sosial yang pertama digagas oleh Neal
Miller dan John Dollard pada tahun 1941, teori ini banyak diterapkan
dalam berbagai cabang keilmuan salah satunya dalam bidang
komunikasi massa khususnya pada teori efek media massa yang
dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1970. Teori ini
menjelaskan salah satu efek media massa pada perilaku khalayak
yakni efek behavioral dalam komunikasi massa. Teori pembelajaran
sosial ini menyatakan bahwa perilaku yang baru dapat dibentuk
dengan cara mengamati dan meniru orang lain. Albert Bendura
menegaskan bahwa khalayak belajar bukan hanya melalui
pengalaman langsung, melainkan dari meniru sesuatu yang ditonton
atau dilihat.14
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin Movere yang berarti
menggerakkan. Arti motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
14 Suci koesomowidjojo, dasar-dasar komunikasi, (Cet.1; Jakarta: buana ilmu populer, 2020)h. 87
19
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan
kepuasan dengan perbuatannya, dorongan untuk bertindak pada hakikatnya,
dorongan yang datangnya dari luar diri seseorang, dorongan atau keinginan
yang tidak perlu disertai dorongan atau rangsangan dari luar. Menurut
Weiner (1990) motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan
tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut
Uno (2007) motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat
untuk melakukan suatu kegiatan yang menarik.
2. Teori Motivasi Dan Konsep Motif
a. Teori Motivasi
Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, dapat
diklasifikasikan motivasi ke dalam teori-teori isi motivasi dan proses
motivasi sebagai berikut:
1) Teori motivasi kebutuhan (abraham a maslow)15
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia secara
hierarki yang terbagi menjadi beberapa kelompok:
15 Ahmad susanto, bimbingan konseling di sekolah, (Cet.1; Jakarta: kencana, 2018) h. 32
20
a) kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur
biologis seperti kebutuhan makan, minum, bernapas, seksual dan
sebagainya.
b) kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan perlindungan diri dari
ancaman dan bahaya lingkungan.
c) Kebutuhan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok, berinteraksi, mencintai dan dicintai.
d) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai.
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan dan potensi serta berpendapat dengan
mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu.16
Teori ini menjelaskan bahwa manusia akan terus berkebutuhan
hingga mereka mati dan manusia hidup untuk memnuhi kebutuhan.
2) Teori motivasi dua faktor (frederick herzbeg)
Herzbeg merupakan seorang psikologi yang berusaha
mengembangkan kebenaran teorinya, dia melakukan penelitian
kepada para pekerja untuk menemukan jawaban dari “apa yang
sebenarnya diinginkan seseorang dari pekerjaannya?”. Dalam teori
ini ada dua faktor yang mendasari motivasi pada kepuasan atau
16 Nursalam, pendidikan dalam keperawatan, (Cet.1; Jakarta : penerbit salemba medika, 2008)h. 14
21
ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya. Yang
pertama ada faktor pemeliharaan yang meliputi administrasi dan
kebijakan perusahaan, hubungan, upah, kondisi kerja dan status.
Yang kedua adalah faktor motivasi yang meliputi dorongan prestasi,
pengenalan, kemajuan, kesempatan berkembang dan tanggung jawab.
Dengan singkat menjelaskan bahwa teori ini menyatakan motivasi
manusia muncul berdasarkan dua faktor yaitu faktor dari dalam diri
mereka sendiri dan faktor dari luar seperti lingkungan dan organisasi.
3) Teori motivasi berprestasi (david mccelland)
Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya
kebutuhan dan prestasi. Kebutuhan berprestasi ini bersifat intrinsik
dan relatif stabil. Orang dengan kebutuhan mencapai prestasi yang
tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk menyelesaikan tugas
juga tantangan dan mereka akan membandingkan hasil kerja mereka
dengan hasil orang lain. Menurutnya, orang dengan n-ach atau
kebutuhan mencapai prestasi yang tinggi menyukai tantangan yang
sedang, realistis dan tidak berspekulasi. 17 Keberhasilan mereka
menyelesaikan tantangan menjadi aspirasi untuk menyelesaikan
tantangan yang lebih sulit. Hal ini bertolak belakang pada orang
dengan n-ach rendah, tugas yang mudah akan mereka kerjakan
17 Stephen robbins, perilaku organisasi bagian 1, (Cet.1; Jakarta : salemba empat, 2008) h.227
22
karena sangat yakin tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
Sebaliknya, tugas yang sangat sulit gagal dikerjakan, tidak membawa
arti apapun karena sejak awal telah diketahui bahwa tugas tersebut
akan gagal dikerjakan. Dengan kesimpulan bahwa adanya motivasi
karena adanya kebutuhan dan prestasi untuk mencapai keinginan.
4) Teori ERG (alderfer)
Teori existence, relatedness dan growth atau yang berarti kebutuhan
eksistensi, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan pertumbuhan ini
Dikembangkan oleh Clayton Alderfer, 18 menurutnya komponen
eksistensi adalah mempertahankan kebutuhan dan pokok manusia.
Mempertahankan eksistensi merupakan kebutuhan setiap manusia
untuk menjadi terhormat. Kebutuhan berhubungan atau relatedness
tercermin dari perilaku manusia sebagai insan sosial yang dihargai
dan diterima di lingkungan sosial. Sedangkan growth atau kebutuhan
pertumbuhan ini lebih menekankan kepada keinginan seseorang
untuk tumbuh dan berkembang, mengalami kemajuan dalam hidup,
dan pekerjaan. Manusia adalah makhluk yang sederhana, jika
kebutuhan tertinggi mereka tidak terpenuhi maka mereka akan
berpaling untuk mencapai kebutuhan terendah.
18 Stephen robbins, perilaku organisasi bagian 1, (Cet.1; Jakarta: salemba empat, 2008) h.230
23
b. Konsep motif
Motif ini sudah dibicarakan sejak manusia ada di dunia, dengan
kata lain pembicaraan motif mengikuti sejarah munculnya manusia di
muka bumi, Konsep motif muncul tanpa ada yang mengetahui awal
mulanya secara pasti. Disebutkan bahwa motif mulai diketahui sejak
zaman yunani kuno oleh Plato, hanya saja waktu itu belum menggunakan
istilah motif melainkan menggunakan istilah keinginan bebas.
Konsep keinginan yang bebas tersebut untuk menjelaskan tingkah
laku manusia yang pada kelanjutannya akan mendorong manusia untuk
berbuat dan berpikir secara cerdas dan masuk akal. Perkembangan masa-
masa selanjutnya konsep keinginan yang dikemukakan plato tersebut
ditolak oleh para penganut filsafat. Konsep mengenai motif muncul pada
massa revolusi intelektual abad ke enam belas dan ke tujuh belas, berikut
konsep yang dikemukakan oleh para filsuf:19
1) Thomas hobbes (1588-1679)
Thomas berpendapat bahwa semua perbuatan manusia dimotivasikan
untuk mencapai suatu kenikmatan dan untuk menghindari kesusahan,
tujuan manusia dipengaruhi oleh antisipasi dan pengalaman-
pengalaman sebelumnya.
19 Purwa atmaja, psikologi pendidikan, (Cet.3; Jogjakarta: ar-ruzz media, 2016) h. 323
24
2) John locke (1632-1704)
Jhon adalah filsuf berkebangsaan inggris yang mengajukan teori yang
disebut dengan tabularasa pada tingkah laku bayi. Menurutnya semua
pengalaman diperoleh dari pengindraan, dan dia menambahkan
bahwa manusia barsifat pasif, jiwa menerima sensasi-sensasi dan
kemudian dirangkainya menjadi ide-ide atau konsep-konsep.
Kemauan sering ditentukan oleh suatu kesenangan dan kesenangan
juga menimbulkan dorongan untuk berbuat.
C. Penghafal Al-Qur’an
1. Pengertian Menghafal Al-Quran
Menghafal berasal dari bahasa arab yang berarti اظفح – ظفحی – ظفح
memelihara, menjaga, menghafalkan. Jika menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata menghafal berasal dari akar kata hafal yang berarti telah
masuk dalam ingatan dan dapat diucapkan di luar kepala. Menurut Abdul
Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah proses mengulang sesuatu baik
dengan membaca atau mendengar.20
Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan apa pun jika diulang-ulang
pasti akan menjadi hafal. al-Quran menurut bahasa berasal dari kata bahasa
arab ءرقی - ءرق yang berarti membaca. Mana’ Kahlil Al-Qattan
mendefinisikan al-Quran adalah kumpulan dan himpunan dari huruf dan
20 Sucipto, Tahfidz al-Qur’an melejitkan prestasi, (Cet.1; Jakarta: guepedia, 2020) h. 13
25
kata-kata yang membentuk satu ucapan sehingga al-Quran adalah bentuk
masdar dari kata ءرقی - ءرق yang berarti dibaca. Pengertian al-Quran menurut
istilah adalah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang ditulis
dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan. al-Quran
adalah bacaan atau kumpulan firman Allah SWT yang diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk hidup
manusia di dunia.21
Setelah melihat definisi menghafal al-Quran di atas maka dapat
disimpulkan makna dari penghafal al-Qur’an adalah orang yang memelihara,
menjaga, melestarikan kemurnian kitab suci yang Allah SWT turunkan
kepada nabi Muhammad SAW dengan cara mengingatnya di luar kepala
agar tidak mudah terjadi perubahan dan pemalsuan baik secara sebagian atau
keseluruhan. disederhanakan menjadi menghafal al-Quran adalah berusaha
meresapkan bacaan firman Allah SWT ke dalam pikiran agar selalu diingat.
2. Keutamaan Al-Quran
Keutamaan al-Quran telah dijelaskan di dalam al-Quran sebagai
berikut:22
a. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad, hal itu terbukti
dengan masih tetap ada dan terjaganya al-Quran sampai hari ini. Pada
21 Ahmad syarifuddin, mendidik anak: membaca,menulis dan mencintai al-Qur’an (Cet.1;Jakarta: gema insani press, 2004). h. 16.
22 Ahda bina, mudah dan cepat menghafal surat-surat pilihan, (Cet.1; surakarta: shahis, 2011)h. 13
26
masanya telah ditantang seluruh ahli sastra dan bahasa untuk membuat
satu saja ayat yang menyerupai al-Quran tetapi atas kuasa Allah tidak
ada yang mampu menyamai kualitas ayat al-Quran.
b. Al-Quran tidak mengandung kebatilan, ia berisi tentang ketauhidan,
keimanan, hukum-hukum islam, muamalah, sejarah para nabi, perintah,
larangan, dan lain-lain. hal ini mengandung banyak hikmah dan
petunjuk yang berisi kebaikan bagi manusia sehingga dapat dijadikan
manfaat dalam menjalani hidup di dunia. Kandungan di dalamnya tidak
ada satu pun yang mengandung kebatilan, seperti yang telah ditegaskan
dalam surah fushsilat ayat 41-42 yang berbunyi:23
٤١ زيزع بتكل ۥهنإو مهءاج امل ركذلٱب اورفك نيذلٱ نإ
لا٤٢ ديحم ميكح نمليزنت ۦهفلخ نم لاو هيدي ينب نم لطبلٱ هيت
Terjemahan :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Quran ketika al-Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti celaka), dansesungguhnya al-Quran itu adalah kitab yang mulia (41). yang tidakdatang kepadanya (al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun daribelakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang maha bijaksana lagi mahaterpuji (42)”.24
c. Al-Quran Penuh dengan hikmah, selain berisi kumpulan perintah
beribadah dan menjauhi larangan al-Quran juga mengandung banyak
23 Sucipto, tahfidz al-Qur’an melejitkan prestasi, (Cet.1; Jakarta: guepedia, 2020) h. 1924 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 242
27
hikmah yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil sikap positif
dari sejarah nabi dan para kekasih allah seperti yang ditulis dalam surah
yunus ayat 1:
١ ميكلحٱ بتكلٱ تياء كلت رلا
Terjemahannya :
“Alif laam raa. Inilah ayat-ayat al-Quran yang mengandung hikmah(1)”.25
d. Mudah dipelajari, al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia yang
beriman. Untuk itu allah menjanjikan kemudahan bagi siapa saja yang
mau memahami dan mempelajari al-Quran, 26 seperti yang tertulis
berulang kali dalam ayat 17, 22, 32 dan 40 dalam surat al-Qamar ini:
١٧ركدم نم لهـف ركذلل ناءرقلٱ رس ي دقلو
٢٢ركدم نم لهـف ركذلل ناءرقلٱ رسي دقلو
٣٢ركدم نم لهـف ركذلل ناءرقلٱ رسي دقلو
٤ركدمنم لهـف ركذلل ناءرقلٱ رسي دقلو
25 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 10526 Ahda bina, Mudah dan cepat menghafal surat-surat pilihan, (Cet.1; surakarta: shahis, 2011)
h. 15
28
Terjemahannya :
“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran,maka adakah orang yang mengambil pelajaran (17, 22, 32, 40)”.27
e. Al-Quran sebagai pemberi petunjuk, dalam mempelajari Al-Quran, tentu
banyak hal yang dapat diambil untuk dijadikan manfaat bagi kehidupan.
Hal tersebut dengan fungsi eksistensi al-Quran sebagai pemberi
petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan sebaik baiknya
hidup. Hal tersebut telah dituangkan dalam quran surat az-zumar ayat 23
yaitu:
نوشيخ نيذلٱ دولج هنم رعشقـت نياثم اهبشتم ابتك ثيدلحٱ نسحأ لزـن ٱ نم ۦهب يدهـي ٱ ىده كلذ ٱ ركذ لىإ مولـقو مهدولج ينلت ثم مر٢٣ داه نمۥهلامف ٱ للضينموءاشي
Terjemahannya :
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling yaitu al-Quran yangserupa (mutu ayat-ayat) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulitorang-orang yang takut kepada tuhannya, kemudian menjadi tenangkulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,dengan kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Danbarang siapa yang disesatkan Allah niscaya tak ada baginya seorangpemimpin pun (23)”. 28
f. Al-Quran memberikan kabar gembira pada orang-orang yang beriman,
dari berbagai keutamaan al-Quran yang terkandung dalam isi al-Quran,
27 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 26628 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 232
29
ada sebagian besar yang berisi petunjuk dan kabar gembira bagi orang
beriman seperti yang tercantum dalam surat al-isra ayat 9:
ـقأ يه تيلل يدهـي ناءرقلٱ اذه نإ نولمعـي نيذلٱ يننمؤملٱرشبـيو مو
٩ايربك ا رجأ مله نأتحلصلٱTerjemahannya :
“sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yanglebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu’minyang mengerjakan amal saleh bahwa mereka ada pahala yang besar (9)”.29
g. Sebagai penjelas dan pembeda, selain sebagai petunjuk bagi umat
manusia keutamaan al-Quran juga sebagai penjelas dan pembeda.
Maksudnya adalah penjelas bagi petunjuk tersebut, dan pembeda antara
sesuatu yang hak dan yang batil. Hal tersebut ditulis dalam al-Quran
surat al-baqarah ayat 185 sebagai berikut: 30
ناقرفلٱو ىدلهٱ نم تنيـبو سانلل ىده ناءرقلٱ هيف لزنأ يذلٱ ناضمر رهش مأ نم ةدع ف رفس ىلع وأ اضيرم ناك نمو همصيلـف رهشلٱ مكنم دهش نمف ىلع ٱ اوبركتلو ةدعلٱ اولمكتلو رسعلٱ مكب ديري لاو رسيلٱ مكب ٱ ديري رخأ١٨٥ نوركش ت مكلعلو مكىدهام
29 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 14330 Sucipto, Tahfidz al-Qur’an melejitkan prestasi, (Cet.1; Jakarta: guepedia, 2020) h. 21
30
Terjemahannya :
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan yang di dalamnyaditurunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia danpenjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yanghak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa padabulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),maka wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannyaitu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu,dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamumengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,supaya kamu bersyukur (185)”.31
h. Ukuran benar atau tidaknya informasi kitab sebelumnya, sebelum al-
Quran diturunkan kepada nabi muhammad allah telah menurunkan
kitab-kitab lain seperti kitab zabur, taurat dan injil. Namun ketiga kitab
tersebut tak selengkap al-Quran, untuk itu al-Quran diturunkan allah
sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Seperti yang terdapat
dalam surat al-Maidah ayat 48 yaitu:
هيلع انميهمو بتكلٱ نم هيدي ينب امل اقدصم قلحٱب بتكلٱ كيلإ انلزنأوـيـب مكحٱف انلعج لكل قلحٱ نم كءاج امع مهءاوهأ عبتـت لاو ٱ لزنأ ابم مهـنـنمو ةعرش مكنم ـبـيل نكلو ةدحو ةمأ مكلعلج ٱ ءاشولو اجاه ام في مكول هيف متنك ابم مكئبـن ـيـف اعيجم مكعجرم ٱ لىإ تيرلخٱ اوقبتسٱف مكىتاء)٤٨(نوفلتتخ
31 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 15
31
Terjemahannya :
“dan kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawakebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab yang lainitu maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang allah turunkandan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka denganmeninggalkan kebenaran yang telah datang padamu. 32Untuk tiap-tiapumat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang.Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat(saja) tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nyakepadamu, maka kepada allah-lah kembali kamu semuanya, laludiberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihan itu(48)”.
3. Keutamaan Penghafal Al-Quran
Al-Quran merupakan firman allah swt, ketika seorang hamba mau
menghafalnya maka akan menjadi hal terbaik yang pernah dilakukannya.
Menghafal al-Quran akan membuka semua pintu kebaikan bagi orang yang
menghafalnya, saat membacanya akan mengalir pahala berkali lipat. Banyak
keutamaan penghafal al-Quran yang bisa dijabarkan sebagai berikut:
a. Seseorang yang menghafal al-Quran akan mendapatkan penghargaan
khusus dari nabi.
b. Kenikmatan dan kebaikan dari Allah bagi para penghafal al-Quran.
c. Para penghafal al-Quran adalah orang yang diberi ilmu.
d. Al-Quran akan menjadi penolong atau syafaat bagi para penghafalnya.
e. Para penghafal al-Quran meninggikan derajat manusia di dunia.
32 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan terjemahan (Cet.1; Jakarta: Sygma, 2014) h. 59
32
f. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karomah atau mahkota
kemuliaan.
g. Kedua orang tua penghafal al-Quran akan mendapatkan kemuliaan.
h. Para penghafal al-Quran akan mendapatkan ketentraman jiwa.
i. Para penghafal al-Quran mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
j. Para penghafal al-Quran adalah orang yang cerdas, ingatannya tajam
dan bersih intuisinya. 33
33 Ainun mahya, musa si hafiz cilik, (Cet.1; depok: huta punlisher, 2016) h. 3
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kata metode dan metodologi sering dicampur adukkan dan disamakan.
Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata metodologi berasal dari
bahasa yunani metodologia yang berarti teknik atau prosedur. Metodologi sendiri
merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan gagasan teoritis
suatu penelitian. Sedangkan kata metode menunjukkan pada teknik yang
digunakan dalam penelitian seperti survei, wawancara dan observasi.34
Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti, kegiatan pengumpulan,
pengolahan analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif untuk memecahkan suatu persoalan dan pengujian suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip umum. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, jenis penelitian
kualitatif ini juga disebut jenis penelitian yang memaparkan atau
menggambarkan objek penelitian secara objektif sebagai realita sosial serta
memaparkan bagaimana dampak program hafiz Indonesia di RCTI terhadap
34 Nana syaodih, metode penelitian, (Cet.2; bandung: remaja rosdakarya, 2006), h. 47
34
motivasi penghafal al-qur’an di rumah tahfiz Ibnu Abbas Makassar. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme atau sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan
konstruktif yang berarti memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang
kompleks dan penuh makna, maka dari itu metode penelitian kualitatif disebut
sebagai metode penelitian naturalistik.
B. Lokasi Dan Sasaran Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, dan
peneliti mengambil lokasi di kota Makassar Sulawesi Selatan dengan sasaran
penelitiannya yaitu para penghafal di Rumah Tahfiz Al-Quran Ibnu Abbas
Makassar Sulawesi Selatan.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang
akan dilakukan. Fokus penelitian juga dikatakan sebagai garis besar dalam
penelitian yang dilakukan agar penelitian tersebut lebih terarah. Penelitian ini
berfokus pada menggambarkan Pengaruh Program Hafiz Indonesia di RCTI
dalam memotivasi penghafal al-Qur’an di rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas
Makassar.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Penelitian ini berkehendak mengukur imbas dari media Program Hafiz
Indonesia terhadap khalayaknya yakni para penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz
al-Qur’an Ibnu Abbas, berfokus pada imbas terhadap perubahan perilaku atau
35
behavioural dan media Program Hafiz Indonesia mampu memotivasi para
khalayaknya untuk memulai menghafal al-Qur’an.
E. Sumber Data
Sumber data terdiri dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder:
1. Sumber data primer 35
atau pokok sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti yang
diperoleh dari informan atau sasaran penelitian yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti yaitu menurunnya motivasi menghafal al-Quran
pada santri. Di dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara
dengan pembina dan santri rumah tahfidz al-Quran Ibnu Abbas mengenai
rumah tahfiz tersebut dan mengenai motivasi para penghafal al-Qur’an yang
berada di sana.
2. Sumber data sekunder
atau sumber data yang tidak langsung memberikan informasi kepada peneliti.
Sumber data ini sebagai pelengkap data yang diperoleh dari pustaka-pustaka
yang memiliki referensi dan bisa menunjang penelitian ini. Yaitu berupa buku,
jurnal, artikel, internet dan lain sebagainya yang relevan dengan judul
penelitian ini.
35 Neon mujahidin, metode penelitian kualitatif, (Yogyakarta; rake sarasen, 1998) h. 183
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu pengambilan data. Sugiyono dalam
bukunya mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utama dalam
penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya ada kemungkinan
penambahan instrumen sederhana lainnya. Adapun instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang dilengkapi dengan pedoman
observasi, pedoman wawancara dan catatan dokumentasi yang mencakup fakta,
data, konsep dan persepsi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
kemudian penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dan instrumen
pendukung lainnya seperti buku catatan, pulpen, laptop dan telepon genggam.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh untuk penelitian yang akan
dilakukan ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:36
1. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, metode wawancara dipakai sebagai teknik untuk
mengumpulkan data untuk menggali data dari informan secara mendalam.
Teknik ini memiliki tiga macam wawancara yaitu
a. Wawancara terstruktur, dalam melakukan wawancara terstruktur ini
peneliti membawa daftar pertanyaan sebagai tuntunan dalam melakukan
wawancara, selain itu peneliti juga membawa instrumen pelengkap
36 Sugiyono, metode penelitian, (Cet.23; bandung: alfabeta, 2016) h. 137
37
seperti alat perekam dan kamera untuk menunjang data yang akan
diambil.
b. Wawancara semi terstruktur, dalam wawancara ini peneliti lebih bebas
dan leluasa menanyakan pertanyaan tanpa dibatasi daftar pertanyaan,
peneliti hanya perlu mencatat apa-apa saja yang dikemukakan oleh
informan.
c. Wawancara tidak berstruktur, dalam wawancara jenis ini peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh dari informan. Pada
awal wawancara pertanyaan yang ditanyakan tidak masuk pada inti
permasalahan dan ketika peneliti merasa lebih terbuka dan dekat dengan
permasalahan inti maka pertanyaan itu akan ditanyakan.
2. Observasi, atau pengamatan 37 dalam teknik ini peneliti menggunakan
kemampuan mengamati dan memperhatikan apa-apa saja yang ada di lokasi
penelitian dan observasi yang dilakukan bersifat partisipatif atau observasi
yang dilakukan dengan melibatkan diri dengan sasaran penelitian dan juga
observasi tak berstruktur atau observasi yang dilakukan berdasarkan
perkembangan penelitian yang berarti peneliti mengamati secara bebas,
mencatat apa-apa saja yang menarik perhatian, menganalisis kemudian
menarik kesimpulan.
37 Sugiyono, metode penelitian, (Cet. 23; bandung: alfabeta, 2016) h. 145
38
3. Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu atau sejumlah
besar fakta-fakta yang tersimpan dalam bentuk data dokumentasi. Data yang
dimaksud tersebut yaitu surat, laporan, catatan harian, foto dan lain
sebagainya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif peneliti telah melakukan analisis
data pada saat pengumpulan data sedang berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data. Sugiyono mengatakan bahwa teknik analisis data merupakan
cara yang dilakukan untuk mengurutkan data dimulai dari mengelompokkan data
ke dalam satu bentuk pola kemudian dikategorikan dalam satu uraian dasar.
Setelah peneliti memperoleh data dengan beberapa metode yang telah
dicantumkan di atas data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan deskriptif
analisis.
Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif kualitatif yaitu memaparkan dan menggambarkan dengan uraian
hasil penelitian yang diperoleh langsung di lapangan yaitu Rumah Tahfiz Al-
Quran Ibnu Abbas di jalan Mallengkeri kota Makassar kemudian
menyederhanakan uraian tersebut ke dalam paparan agar lebih mudah di
39
mengerti dan dipahami. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis data: 38
1. Reduksi data atau merangkum, mengambil data pokok dan penting, memilah
data menjadi suatu kategori, memfokuskan pada hal-hal penting dengan
demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data lebih lanjut.
2. Penyajian data, Langkah selanjutnya setelah melakukan reduksi data adalah
menyajikan data. Dalam menyajikannya data diorganisasikan berdasarkan
pola hubungan kemudian diberikan batasan masalah sehingga mudah untuk
dipahami. Dalam penelitian kualitatif ini penyajian dilakukan antar kategori
dan jenisnya agar peneliti mudah memahami apa yang terjadi kemudian
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan, Langkah terakhir dari analisis data adalah menarik
kesimpulan. Kesimpulan awal yang ditemukan akan bersifat sementara dan
dapat berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung
kesimpulan tersebut. Tapi apabila kesimpulan ditahap awal dapat diverifikasi
keabsahannya maka kesimpulan yang didapat merupakan kesimpulan yang
tidak jelas. Memverifikasi keabsahan data dapat dilakukan dengan
38 Albi anggito, metodologi penelitian kualitatif, (Cet.1; sukabumi: jejak publisher, 2018) h.235
40
mencocokkan dan membandingkan kembali data yang telah diambil.39 ada
berbagai cara untuk menarik kesimpulan yaitu:
a. Penarikan kesimpulan deduktif
Penarikan kesimpulan deduktif disusun dengan cara menentukan fakta
umum sebagai inti permasalahan lalu dilanjutkan dengan menjabarkan
gagasan-gagasan khusus sebagai penjelas. Dengan kata lain, peneliti
sudah mengetahui inti dari permasalahan yang berupa fakta kemudian
menjabarkan gagasan-gagasan lain sebagai pendukung.
b. Penarikan kesimpulan induktif
Penarikan kesimpulan induktif disusun dengan cara menjabarkan segala
hal secara mendetail dan diakhiri dengan data atau fakta yang umum
sebagai inti permasalahan. Dengan kata lain, peneliti menarik
kesimpulan dengan cara menjabarkan fakta umum berdasarkan gagasan
khusus yang telah didapatkan sebelumnya.
39 Albi anggito, metodologi penelitian kualitatif, (Cet.1; sukabumi: jejak publisher, 2018) h.239
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya
Rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas berdiri di bawah asuhan Dr. KH.
Abbas Baco Miro, Lc, MA, beliau adalah ulama yang karismatik yang juga
merangkap sebagai dosen dan ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran
Islam Di Universitas Muhammadiyah Makassar. Sejarah berdirinya Rumah
Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar berawal dari keinginan seorang
donatur untuk mempergunakan sebagian hartanya di jalan Allah, kemudian
donatur tersebut menyediakan tempat dan berkolaborasi dengan Ummu
Shofi40 untuk mendirikan sebuah rumah tahfiz al-Qur’an pada tahun 2018
yang sejak itu berdiri dengan nama Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas
Makassar.41
Pada mulanya rumah tahfiz qur’an ini hanya terdiri dari beberapa santri
yang didapatkan dari promosi mulut ke mulut hingga cukup untuk tinggal di
sepetak rumah yang berada di jalan Mamoa Makassar, namun lama kelamaan
santri mulai bertambah maka dipindahkan santri ke sebuah rumah singgah
milik donatur yang berada di jalan Mallengkeri Makassar dan jalan Alauddin
40 Beliau adalah istri dari Dr. KH. Abbas Baco Miro, Lc, MA41Nurmala cahyanti, selaku ustadzah sekaligus pembina Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
Makassar, wawancara 13 Maret 2021
42
maka saat itu rumah tahfiz qur’an ibnu abbas terbagi di beberapa lokasi,
hingga pada akhirnya di tahun 2020 donatur membeli sebuah rumah besar di
jalan Mallengkeri satu yang di mana rumah tersebut bisa menyatukan semua
santri penghafal al-Qur’an di satu tempat.
2. Letak Geografis
Rumah tahfidz al-Qur’an ibnu abbas merupakan suatu lembaga yang
dibuat untuk mencetak para penghafal al-Qur’an yang cerdas, rumah tahfiz al-
Qur’an ini keberadaannya cukup strategis karena tidak berada tepat di tengah
hiruk pikuk kota sehingga bisa dikatakan tenang dan nyaman untuk para
penghafal al-Qur’an, mereka bisa fokus menghafalkan al-Qur’an dan
memuroja’ah hafalan mereka dengan suara yang lantang tanpa harus ditegur
oleh tetangga.
Secara geografis rumah tahfidz al-Qur’an ini bertempat di jalan
Mallengkeri satu, Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar Sulawesi Selatan
90221. Sedangkan jarak tempuh dari rumah tahfiz al-Qur’an menuju tengah
kota berkisar 8,7 km maka bisa dipastikan keberadaannya benar-benar berada
di pinggiran kota makassar berdekatan dengan perbatasan kota makassar dan
gowa.42
Meskipun berada di pinggiran kota Makassar akses yang di dapat untuk
mencapai rumah tahfiz ini terbilang banyak dan memadai, untuk mencapainya
42 Observasi, Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar, pada tanggal 20 februari 2021
43
bisa menggunakan transportasi umum seperti angkot dari arah Daeng Tata
kemudian berhenti di depan lorong dan berjalan dua menit hingga sampai.
Namun jika di akses dari luar kota Makassar juga sangat mudah karena rumah
tahfiz ini berada dekat dengan terminal antar kota Mallengkeri Raya.
3. Visi Rumah Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas
Visi sangat diperlukan dalam membangun, memelihara dan
mempertahankan sebuah lembaga, demikian dengan Rumah Tahfiz Al-Qur’an
Ibnu Abbas ini memiliki visi dan misi yang dibuat untuk mencapai tujuan
tertentu, visi dari Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas adalah untuk
“membentuk hafizah qur’an yang alimah, daiyah dan murabbiyah” yang
berarti Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas bervisi melahirkan para penghafal
al-Qur’an yang cerdas berpengetahuan yang tidak hanya bisa meneruskan
ilmu yang mereka dapatkan kepada ummat tetapi bisa juga membimbing
ummat dengan akhlak qur’ani.43
4. Struktur dan kepengurusan
Berikut ini struktur kepengurusan rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas
Makassar :
Ketua Dan Penasehat : Dr. KH. Abbas Baco Miro, Lc, MA.
Sekretaris : Ummu Shofi
Bendahara : Nur Amelia
43 Dokumentasi, Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar, pada tanggal 10 Maret 2021
44
Bidang Keamanan : Nurmala Cahyanti
Bidang Kebersihan : Nur Dzakiyah
Bidang Keibadahan : Nur Amelia
Sumber data: dokumen rumah tahfiz qur’an Ibnu Abbas Makassar
Tabel 1.1 jumlah ustadzah dan pembina rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu
Abbas Makassar
No. Nama Keterangan
1. Nur amelia Pembina
2. Nurmala cahyanti Ustadzah
3. Nur zakiyah Ustadzah
Sumber data: dokumen rumah tahfiz ibnu abbas
Demikian tabel di atas menjelaskan jumlah ustadzah dan pembina yang
tinggal di asrama bersama para penghafal al-Qur’an Ibnu Abbas.
Tabel 1.2 data penghafal al-Qur’an
No. Penghafal al-Qur’an Usia
1. Nurul hikmah 15
2. Fitriani 14
3. Rahmi 15
4. Silsa kina fajaria 16
5. Nabila putri salsabila 17
45
6. Mar’ah risqillah 18
7. Hamsari 15
8. Salsabila mawaddah 17
9. Putri zulhijjah 19
10. Alma sintiana 16
11. Nursantri eta 15
12. Nurul mutmainnah 14
13. Rifka ayumni 18
14. Nur azizah 16
15. Aisyah amini 18
16. Selfiani 15
17. Sitti nurfadila 15
18. Sitti rahmawati 14
19. Anita lutfiaty 18
20. Alda fauziah 15
21. Nur hikmah 15
22. Elsi bania 16
23. Ariqah rezeki syafaat 19
24. Wakiah amini 18
25. Andin utami 17
26. Rini sukmadani 17
46
27. Iffah rahmania 16
28. Risnawati 20
29. Flora 17
30. Nurul azizah 15
31. Nurul alya salsabila 15
32. Alya rezeki syafaat 18
33. Rikawati 14
34. Junarti 13
Sumber data: dokumen Rumah Tahfiz Ibnu Abbas
Demikian tabel di atas menjelaskan jumlah keseluruhan penghafal al-Qur’an
putri yang menetap di rumah tahfiz al-Qur’an ibnu abbas berjumlah tiga puluh
empat orang menurut data terakhir pada februari 2021.
5. Kondisi serta sarana dan prasarana rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas
Makassar
Tabel 1.3 sarana dan prasarana
Sarana Jumlah
Ruang tidur 2
Kamar mandi 2
Musholah 1
Aula 1
47
Beranda 1
Dapur 1
Kamar mandi 2
Ruangan pembina 1
Tempat parkir 1
Sumber data: dokumen rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar
6. Jadwal kegiatan dan peraturan rumah tahfiz Ibnu Abbas Makassar
a. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan harian di rumah tahfiz qur’an Ibnu Abbas Makassar
disusun begitu padatnya agar para penghafal al-Qur’an yang belajar di
sana terbiasa untuk hidup disiplin dan mampu memanfaatkan waktu
mereka dengan sebaik-baiknya, berikut jadwal mereka sehari-hari:
Tabel 1.4 jadwal kegiatan harian
Waktu Kegiatan
03.30 – 04.59 Shalat Tahajud dan witir, mencari ayat
sabaq
05.00 – 05.59 Shalat subuh dan dzikir pagi
O6.00 – 08.00 Mandi, bersih-bersih dan sarapan
08.00 – 10.30 Menyetor hafalan sabaq dan sabaqi
10.30 – 12.00 Qoilullah
48
12.05 – 12.20 Shalat dzuhur
12.20 – 13.30 Makan siang
13.30 – 15.30 Menyetor hafalan manzil dan solat
ashar
16.00 – 17.20 Istirahat
17.30 – 18.00 Makan malam
18.10 – 18.30 Shalat magrib
18.30 – 21.30 Halaqoh
22.00 Tidur
Sumber data: dokumen rumah tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
Jadwal harian di atas berlaku pada hari senin sampai jumat, sedangkan
pada hari sabtu tidak diadakan penyetoran hafalan tetapi hanya
muroja’ah, dan hari ahad libur. Selain jadwal yang tertulis di atas ada
pula jadwal halaqoh dan liqo’ dengan penasehat pesantren Dr. KH.
Abbas Baco Miro, Lc, MA, beliau mengisi kajian tafsir, hadits dan
tibbun nabawi pada hari-hari tertentu.
b. Peraturan Rumah Tahfiz Ibnu Abbas
Peraturan yang diterapkan Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
ditetapkan dan diterapkan dengan tujuan memagari para penghuni
rumah tahfiz qur’an dari hal-hal buruk yang dapat mempengaruhi akhlak
dan perilaku mereka. Para pembina dan ustadzah sangat serius
49
menjalankan peraturan beserta sanksi-sanksinya karena jika tidak
dilaksanakan dengan serius para santri penghafal al-Qur’an akan
berperilaku seenaknya tanpa melihat pengaruh dari perbuatannya.
Selain itu peraturan dan sanksi juga merupakan salah satu bentuk
motivasi yang diberikan kepada para santri penghafal al-Qur’an tersebut
agar minat mereka dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab
mereka bisa terus diperbaharui. Demikian ini adalah beberapa peraturan
dan sanksinya:44
1) Dilarang tidur pagi dan sore
2) Wajib qoilullah atau tidur siang
3) Dianjurkan untuk merendahkan suara saat berbicara dan tertawa
4) Dilarang bernyayi, berjoget tiktok, berbahasa daerah, berbicara
kotor, duduk di atas atap, dan mengenakan pakaian pendek dalam
lingkungan rumah tahfiz
5) Wajib tidur malam pada jam 22.15, kecuali untuk mengaji dengan
izin dari bagian kemanan
6) Waktu menelepon satu bulan dua kali, pada pekan ke 1 dan 3
7) Waktu keluar satu bulan dua kali
8) Dilarang bermusuhan
44 Dokumentasi, Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar, pada tanggal 13 maret 2021
50
9) Wajib izin ke pembina dan bagian keamanan saat hendak keluar
pagar.
10) Dianjurkan untuk saling menghormati antar penghuni
11) Wajib berpakaian syar’i dan menggunakan kaos kaki
12) Dilarang menggunakan headset saat mendengarkan murottal,
dilarang menyetel radio selain siaran 88,2.
13) Boleh memegang telepon genggam saat libur lebih dari 2 hari.
14) Dilarang keras berinteraksi dengan lawan jenis
Sanksi yang diberikan jika melanggar salah satu peraturan yang berlaku
di atas maka hukuman atau denda berlaku tanpa alasan apa pun.
7. Program Hafiz Indonesia di RCTI
a. RCTI
Rajawali citra televisi atau yang biasa kita sapa dengan RCTI ini
adalah salah satu televisi swasta di Indonesia yang berada di bawah
naungan perusahaan MNC group. Saluran televisi yang pertama kali
menyiarkan diri pada tahun 1989 ini selalu dikenal oleh masyarakat
Indonesia dengan tayangan-tayangan hiburannya yang menyenangkan
dan tentu saja banyak peminatnya dari berbagai kalangan usia, selain
tayangan hiburan RCTI juga menayangkan tayangan informasi seperti
berita dan infotaiment.
51
Sebagai salah satu stasiun televisi besar di Indonesia RCTI tentu
memiliki jangkauan siaran yang luas dikarenakan RCTI memiliki 54
stasiun relay yang tersebar di seluruh Indonesia, maka tidak perlu
heran jika program acara yang ditayangkan mampu meraih jumlah
penonton yang banyak di seluruh penjuru nusantara.45
Sebagai salah satu lembaga besar yang ingin mencapai suatu
tujuan tertentu RCTI mempunyai visi seperti “media utama hiburan
dan informasi” serta misi “bersama menyediakan layanan prima” yang
berarti rajawali citra televisi beserta seluruh jajaran dan pegawai yang
berada di dalamnya berupaya untuk menghasilkan karya dan layanan
terbaik berupa tayangan suatu program acara sehingga bisa menjadi
siaran televisi favorit kebanggaan masyarakat Indonesa yang sejajar
dengan motto RCTI “kebanggaan bersama milik bangsa”.
Susunan pengurus RCTI sebagai berikut:
Komisaris Utama : Hary Tanoesoedibyo
Komisaris : Adam Chesnoff
Komisaris Independen : Sutanto
Direktur Utama : Kanti Mirdiati Imansyah
Direktur Produksi : Noersing
Direktur Utama Sales/Marketing : Tantan Sumartana
45 www.rcti.tv/about.com , Diakses pada tanggal 1 Maret 2021
52
Direktur Programing : Dini Putri
Direktur Corporat Affair : Syahril Nasution
Direktur Keuangan : Jarod Suwahjo
Direktur Marketing : Firdauzi Cece
b. Program Hafiz Indonesia
Hafiz Indonesia adalah salah satu program kebanggaan RCTI
yang ditayangkan pada bulan suci ramadhan. Cikal bakal lahirnya
bermula ketika produser program religi RCTI Erwin Amirul diundang
rapat dengan pihak programming, kemudian Erwin diminta melihat
video di youtube yang berisi tayangan anak-anak kecil dari negara arab
melantunkan ayat al-qur’an dengan lancar, oleh karena itu pihak
programming meminta ia untuk membuat acara serupa.46
Awal penayangannya para kru dan tim redaksi tidak menaruh
ekspektasi tinggi terhadap program ini, dikatakan bahwa niat awal
mereka hanyalah syiar dan menambah tayangan yang menginspirasi
untuk masyarakat Indonesia. program tayangan kebanggaan ini
mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai instansi pemerintahan
dan acara penghargaan lainnya salah satunya adalah dari komisi
penyiaran Indonesia dan majelis ulama Indonesia sebagai program
acara terbaik pada tahun 2014 dan mendapatkan penghargaan program
46 www.syamilquran.com/produser-hafiz-indonesia-rcti-jadi-tamu-talkshow-syaamil-quran-di-ibf-2014, diakses pada 6 Maret 2021
53
acara anak terbaik oleh panasonic global awards pada tahun 2014 dan
2015.
Sebuah program acara mendapatkan banyak penghargaan seperti
itu tidak lain dan tidak bukan dikarenakan kualitas yang disajikan oleh
prorgam tersebut, program acara ini menyajikan anak-anak berbakat
dari seluruh Indonesia berlomba-lomba dalam menghafal dan
melafalkan ayat-ayat suci al-Qur’an.47
Program acara Hafiz Indonesia pertama kali disiarkan RCTI pada
tahun 2013 dan masih dan akan selalu disiarkan setiap tahunnya.
Waktu tayang pada awalnya adalah pada siang hari namun selalu
berganti setiap tahun. Program acara ini mencari anak-anak penghafal
al-Qur’an usia tiga sampai 10 tahun di seluruh penjuru nusantara
hingga sampai ke pelosok desa dengan jumlah ribuan kemudian anak-
anak itu dipilih dan diseleksi berdasarkan bagus tidaknya tajwid dan
cara membaca al-Qur’annya kemudian yang telah terpilih di seleksi
lagi dan dikarantina di Jakarta selama berbulan-bulan dan pada
akhirnya anak-anak yang terpilih saja yang bisa ditampilkan di televisi
seperti yang disaksikan oleh kita semua dalam program acara tersebut.
47 www.rctiplus.com/program/782/hafiz-indonesia, diakses pada 6 Maret 2021
54
Setelah siap ditampilkan di televisi berikut tahap-tahap
perlombaan yang harus mereka lewati untuk menjadi juara:48
1) Tahap muqodimah atau perkenalan, pada tahap ini anak-anak di
perkenalkan kepada para penonton, profil dan banyaknya hafalan
mereka diperlihatkan juga mereka dibagi dalam berbagai
kelompok, inilah tahap pertama yang ditayangkan pada episode
pertama program acara Hafiz Indonesia di RCTI.
2) Tahap izaalah atau tahap eliminasi, pada tahap ini anak-anak yang
telah dikelompokkan tadi akan tampil secara bergantian setiap
episode dan seperti acara kuis lainnya pasti akan ada yang gugur
tereliminasi pada akhir acara.
3) Tahap musabaqah atau perlombaan, kemudian pada tahap ini
setelah melalui tahap eliminasi berkali kali maka tersisalah
beberapa anak yang terbaik dari semua peserta, merekalah yang
akan diuji oleh para juri, juri akan menguji hafalan al-Qur’an
mereka, menguji ingatan mereka dengan kuis sambung ayat, tebak
surat, tepat tidaknya tajwid mereka dan juru juga menguji
pengetahuan mereka tentang asbabul nuzul dari surat-surat yang
telah mereka lafalkan.
48 https://bit.ly/YoutubeHafizIndonesia, diakses pada 6 Maret 2021
55
4) Tahap wisuda akbar atau kelulusan, tahap terakhir dari program
acara ini adalah menentukan tiga juara dan enam juara kategori
yaitu afshah atau terbaik bacaan, ahfadz atau terbanyak hafalan,
ajwad atau terbaik tajwid, ajmal atau terbaik bacaan, aqwa atau
terbaik hafalan, dan akram atau terbaik akhlaknya. Pada epidose
terakhir ini semua peserta hafiz Indonesia, para juri, para sponsor
dan pendukung acara akan hadir untuk menyaksikan wisuda akbar
tersebut.
Pada musim terakhir empat mei 2020 Hafiz Indonesia
mengumumkan tiga pemenang yaitu juara satu yang diraih oleh
Afiqah dengan hadiah tiga tiket umroh beserta uang tunai sebesar
seratus juta rupiah, pemenang juara dua yang diraih oleh Azka dengan
hadiah tiga tiket umroh beserta uang tunai sebesar tujuh puluh lima
juta rupiah, dan juara tiga yang diraih oleh Azka dengan hadiah tiga
tiket umroh beserta uang tunai sebesar lima puluh juta rupiah.49
Selain itu hafiz Indonesia juga mengumumkan enam juara
kategori yang telah disebutkan diatas yaitu afshah yang disematkan
pada Filza dengan hafalan delaman juz, ajwad yang disematkan pada
Hanif dengan hafalan lima juz, aqwa yang disematkan pada Azka
49 https://bit.ly/YoutubeHafizIndonesia, diakses pada 10 Maret 2021
56
dengan hafalan lima juz, ahfadz yang disematkan pada Hafidz dengan
hafalan 30 juz, ajmal yang disematkan pada Afiqah dengan hafalan
sebelas juz, akram yang disematkan pada Ahmad dengan hafalan dua
puluh satu juz, dan masing-masing dari mereka mendapatkan hadiah
uang tunai sebesar delapan juta rupiah.
Penentuan pemenang yang ditempuh oleh acara ini sedikit
berbeda dari berbagai acara pencarian bakat dan kuis lainnya, di Hafiz
Indonesia mereka tidak memakai cara poling sms atau pilihan
penonton berdasarkan perasaan pribadi melainkan mereka menentukan
pemenang langsung dengan keputusan dari para juri yang di mana juri-
juri yang dipercaya untuk menilai para peserta adalah para mubaligh,
hafiz dan hafizah yang masyhur di telinga masyarakat Indonesia,
dikenal dengan keluasan ilmu agama dan pengetahuan tentang al-
qur’annya diantaranya adalah Syeikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
Hafizhahullah, Prof. Dr. Amir Faishol Fath dan Ustadzah Nabila
Abdul Rahim Bayan.50
Dan yang membuat program acara ini semakin menarik adalah
pemandu acara yang setia memandu dari musim pertama adalah Irfan
Hakim yang sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai artis papan
atas dan kemampuannya memandu program acara. Banyaknya pujian
50 https://bit.ly/YoutubeHafizIndonesia, diakses pada 12 Maret 2021
57
dan kesuksesan program acara ini tidak lain dan tidak bukan
merupakan andil dari kru dan tim redaksi yang bertugas di belakang
panggung Hafiz Indonesia berikut:51
Produser : M. Zaidi Bafadal
Koordinator pengarah acara : Mulyono Seman
Pengarah acara : Iman Rachman
Koordinator kreatif : Pristi Gusmatahati
Kreatif : Nuradityani D, Nurdiana Firsty, Mita
Melati, Bagus Setiawan, Meutia
Kirana, Nu’man Ghossany, Mega R.
Penanggung jawab kru : Nanang Budi, Donny Chandra, Heru
Setyo, Muktiyono Muksin.
Koordinator penata kamera : Ivan Yudha D
Penata kamera : Dicky, Pramadias, Hasidin H, Harry
S, Budianto, Budi A, Yudhi.
Koordinator penata suara : Agus Jumanto
51 www.rctiplus.com/program/782/hafiz-indonesia, diakses pada 10 Maret 2021
58
Penata suara : Ria Sudadi
Koordinator penata cahaya : M. Izzudin
Penata cahaya : Sofudin Zuhri, Juli, Aji.
Pemandu gambar : Pri Utomo
Penyelaras gambar : Toto Nugroho
Penyunting gambar : Ahmad Muslim, Eben Mustifallah,
Mardiwiyono, M. Fachri, Angga P,
Aldino, Purmaidi, Nana.
Pengisi acara : Irfan Hakim, Syekh Ali Jaber, Amir
Faishol, Nabila Abdul Karim.
B. Bentuk Motivasi Penghafal Al-Qur’an Di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
Makassar
Abraham Mashlow mengatakan bahwa manusia selalu hidup dengan
motivasi dan tujuan hidup mereka untuk memenuhi motivasi-motivasi mereka.
Dengan adanya motivasi manusia bisa bergerak memenuhi kebutuhan sandang
pangan dan papan.52 Manusia lahir dan tumbuh dengan keadaan serta kondisi
yang berbeda-beda, ada yang terlahir dengan kondisi serba mudah yang
52 Ahmad susanto, bimbingan konseling di sekolah, (cet.1; Jakarta: kencana, 2018) h. 32
59
menyebabkan mereka tidak terlalu banyak membutuhkan motivasi untuk
mencapai kebutuhan dan keinginan mereka serta ada pula manusia yang terlahir
dengan kondisi serba kurang yang menyebabkan mereka membutuhkan usaha
yang lebih keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, oleh karena
itu bisa dikatakan bahwa manusia dengan latar belakang apapun sama-sama
membutuhkan motivasi.
Rumah tahfiz al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar yang memiliki visi
membentuk hafizah yang alimah, daiyah dan murabbiyah ini berupaya
menghimpun, mendidik serta membina para penghafal al-Qur’an agar apa yang
mereka dapatkan saat berada di Rumah Tahfiz Ibnu Abbas bisa mereka
pergunakan sebaik mungkin di dunia profesional nanti, dengan harapan hafalan
yang telah susah payah mereka dapatkan tidak akan hilang dan senantiasa terjaga
hingga akhir. Untuk mewujudkan visi serta harapan tersebut maka dibutuhkan
usaha yang tidak sedikit dari para ustadzah, pembina dan terutama para
penghafal itu sendiri, usaha yang mereka lakukan untuk mewujudkan hal itu
tidak akan terpenuhi jika tidak adanya motivasi untuk mewujudkannya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, maka motivasi
para penghafal dalam menyelesaikan hafalan al-Qur’an tidak menentu,
adakalanya motivasi mereka berada di atas rata-rata namun adakalanya di bawah
rata-rata atau terkadang biasa-biasa saja, Hal itu bisa dilihat dari data absensi dan
pernyataan ustadzah juga pembina
60
“menghafal al-qur’an itu mudah seperti yang sudah Allah janjikan dalamal-Qur’an, tapi kalau melakukannya mudah mungkin semua orang bisamenghafal, buktinya tidak kan, banyak kesulitan dan tantangan yang allahkasih untuk para penghafal sebagai cobaan, seperti anak-anak di sini,banyak sekali masalahnya kadang malas, kadang bosan, itu yang bikinmereka sulit menghafal bahkan sampai tidak setor hafalan dalam sehari”53
Adapun masalah dan kesulitan yang dihadapi para penghafal al-Qur’an di
Rumah Tahfiz Ibnu Abbas Makassar seperti yang telah dinyatakan oleh salah
satu pembina di atas yang menyebabkun turunnya motivasi mereka dalam
menghafal al-Qur’an adalah:
1. Timbulnya rasa malas
Rasa malas pasti pernah dirasakan siapa saja baik yang sedang
melakukan sesuatu maupun yang tidak melakukan apa-apa. Rasa malas yang
dirasakan para penghafal al-Qur’an di ibnu abbas ini sering muncul saat
pertengahan bulan, banyak anak-anak yang pulang kampung karna berbagai
alasan entah sakit ataupun keperluan lainnya dan hal itu menyebabkan
turunnya semangat anak-anak yang tidak pulang apalagi yang pulang adalah
teman terdekat mereka.
2. Adanya rasa bosan
Para penghafal yang berada di rumah tahfiz tersebut memiliki usia yang
berbeda, untuk anak yang berusia dibawah lima belas tahun mereka masih
membutuhkan waktu untuk bermain, dan jika dilihat dari kondisi Rumah
53 Nur amelia, selaku ustadzah sekaligus pembina Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu AbbasMakassar, wawancara 10 Maret 2021
61
Tahfiz Ibnu Abbas yang berukuran tidak terlalu besar memungkinkan
mereka untuk merasa bosan berada di tempat itu-itu saja.
3. Kesulitan saat menghafal
Kesulitan yang dimaksud adalah saat para penghafal kesulitan
menghafal ayat-ayat yang mereka anggap sulit dalam al-qur’an seperti ayat-
ayat yang sama, ayat-ayat baru yang belum pernah mereka dengar
sebelumnya. Dari wawancara dengan para penghafal di Rumah Tahfiz Ibnu
Abbas mereka mengatakan kesulitan-kesulitan seperti ini sangat
mempengaruhi motivasi mereka saat menghafal al-Qur’an, ketika mereka
bertemu dengan ayat-ayat sulit mereka sering menunda menyetor hafalan
berbeda dengan saat mereka bertemu dengan ayat-ayat mudah.
Jika telah diketahui masalah dan kesulitan para penghafal maka perlu
diketahui solusi dan cara penanganan masalah berupa bentuk-bentuk motivasi
yang mereka dapatkan yaitu:
1. Bentuk motivasi yang diperoleh dari para ustadzah dan pembina
a. Pujian, Pujian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
motivasi, pujian sangat berdampak pada psikologi orang dewasa dan
anak-anak dengan memberikan pujian dan kata-kata yang baik akan
memacu semangat seseorang untuk melakukan sesuatu, menurut hasil
wawancara dengan salah satu pembina
62
“anak-anak harus sering dipuji biar mereka merasa dihargai kerjakerasnya, kalau ada yang hafalannya bagus, lancar ya dipuji biarsemangat”54
b. Kisah inspiratif, media untuk memotivasi yang disebut cukup ampuh
untuk anak-anak adalah kisah atau cerita yang bisa menginspirasi
mereka untuk lebih giat dalam menghafal al-Qur’an, salah seorang
ustadzah mengatakan
“kami sering kasih kisah-kisah para sahabat atau kisah parapenghafal al-Qur’an yang bisa mereka ambil pelajaran dari kisahitu kemudian mereka bisa termotivasi dari kisah itu, contohnyakisah sahabat rosul yang menghafal al-Qur’an atau kisah anak-anak yang memiliki keterbatasan tapi mampu menghafal”55
c. Hukuman dan teguran, hukuman memberikan efek jera sehingga mau
tidak mau mereka akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut
dengan lebih baik, sedangkan teguran dengan cara yang baik
memberikan efek segan seperti yang telah dilakukan oleh para
ustadzah dan pembina yang berada di Rumah Tahfiz Ibnu Abbas
“anak-anak di sini sering tidak kompak, kadang sampai bakubombe jadi terganggu hafalannya jadi kami biasanya nasehatidiam-diam yang bermasalah untuk menjaga perasaan mereka,kami tidak tegur di depan teman-temannya, kami panggil diam-diam dan kami tegur kami kasi nasehat, terkadang metode itumanjur”56
54 Nur amelia, selaku ustadzah sekaligus pembina Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu AbbasMakassar, wawancara 10 Maret 2021
55 Nur amelia, selaku ustadzah sekaligus pembina Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu AbbasMakassar, wawancara 10 Maret 2021
56 Nur amelia, selaku ustadzah sekaligus pembina Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu AbbasMakassar, wawancara 10 Maret 2021
63
2. Bentuk motivasi dari Program Hafiz Indonesia RCTI
Program siaran Hafiz Indonesia ini disiarkan secara langsung atau tidak
langsung di stasiun televisi RCTI yang disiarkan pada pukul 12:30 siang hari
di mana jam tersebut dinilai sangat efektif karena pada jam tersebut
kebanyakan keluarga sedang beristirahat di rumah dan mereka bisa
memanfaatkan waktu istirahat dengan bersantai menonton acara televisi.
Tidak sesekali program tersebut akan membagi kisah hidup dari para
peserta yang membuat khalayak merasa termotivasi dengan kenyataan
bahwa anak umur lima sampai sepuluh tahun dan dengan keterbatasan
sedemikian rupa mampu menghafalkan ayat al-Qu’an dengan lancarnya.
seperti yang ditampilkan pada episode lima belas Hafiz Indonesia tahun
2019 menayangkan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun yang
bernama Naja yang berasal dari Mataram.57
Naja memiliki kondisi keterbatasan kesehatan yaitu cerebral palsy atau
dikenal dengan lumpuh otak yang menyebabkan dia tidak mampu
menggunakan fungsi tubuhnya dengan baik, namun kondisi keterbatasan
tersebut tidak menghalangi naja untuk menghafalkan al-Qur’an, bahkan Naja
mampu menghafalkan al-Qur’an dalam kurun waktu sepuluh bulan, tentu
57 www.rctiplus.com/program/782/hafiz-indonesia, diakses pada 6 april 2021
64
saja kisah yang disajikan dalam program acara ini mengandung pesan moral
dan memberikan motivasi kepada khalayak.
Hal tersebutlah yang menjadikan Program Hafiz Indonesia sebagai
bentuk motivasi yang mampu menimbulkan kesadaran dalam diri khalayak
yakni para penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
Makassar untuk termotivasi memulai menghafal al-Qur’an seperti yang
dinyatakan oleh beberapa informan
“saya mulai menghafal dari MTS 58 , karena di sekolah dulu adaprogram menghafal satu surah perminggu setiap hari sabtu, dan daridulu saya suka menonton Hafiz Indonesia, jadi biasa saya menangissambil nonton, setelah dipikir-pikir akhirnya saya mulai menghafal al-Qur’an dengan serius”59
“saya pernah nonton Ahmad sama Kamil di Hafiz Indonesia pasramadhan, masyaallah sekali mereka masih kecil tapi hafalannya bagustajwidnya lancar dan sudah hafal semua isi al-Qur’an, masa kita tidakbisa, padahal Allah memberikan kita semua otak yang sama, Cumamanusia saja yang tidak pergunakan otaknya sebagaimana mestinya,dari situ saya termotivasi menghafal al-qur’an dari kecil, saya jugasuka sama kak Nabila”.60
“di Hafiz Indonesia saya paling suka sama musa, dia masih kecil umurlima tahun tapi kemampuan hafalan dan bacaannya bagus, saya jadimau menghafal al-Qur’an masa dia bisa saya tidak”61
58 Madrasah Tsanawiah Assadiyah Sumberwangi Kabupaten Luwu Utara59 Salsabila Mawaddah, salah satu penghafal al-qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
Makassar, wawancara 10 Maret 202160 Putri, salah seorang penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar,
wawancara 10 Maret 202161 Selfi, salah seorang penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas, wawancara
10 Maret 2021
65
Dari penjabaran panjang di atas bisa dikatakan bahwa bentuk motivasi
awal yang mereka dapatkan untuk memulai menghafalkan al-Qur’an adalah
dengan menonton Program Hafiz Indonesia, sedangkan bentuk motivasi yang
mereka dapatkan selama proses penyelesaian hafalan al-Qur’an mereka adalah
dari berinteraksi langsung dengan para ustadzah dan pembina melalui pujian,
hukuman juga teguran, serta dengan pemberian kisah-kisah inspiratif.
C. Pengaruh Program Hafiz Indonesia Di RCTI Dalam Memotivasi Penghafal
Al-Qur’an Di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar
Program Hafiz Indonesia berhasil memberikan manfaat serta pengaruh
positif yang di mana hal tersebut dapat memotivasi para penghafal di Rumah
Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Abbas Makassar. program tersebut telah berhasil
mempengaruhi khalayak atau audiens dalam hal ini adalah pengaruh pada
perilaku atau behavioural.
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan lima orang penghafal al-
Qur’an dari tiga puluh empat orang penghafal al-Qur’an dan tiga orang ustadzah
sekaligus pembina yang juga dikategorikan sebagai penghafal al-Qur’an di
Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar, semua informan menjawab sudah
pernah menonton program acara Hafiz Indonesia di RCTI. lima orang dari
mereka mengatakan telah menonton program acara Hafiz Indonesia saat libur
ramadhan di rumah masing-masing dan sisanya mengatakan baru menonton
66
beberapa bulan yang lalu menggunakan aplikasi youtube di telepon genggam
masing-masing saat libur di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas.
Dikarenakan semua sasaran penelitian telah menonton program acara
Hafiz Indonesia maka untuk mengetahui keadaan mereka sebelum menonton
program acara hafiz Indonesia dilakukan dengan cara mewawancarai masing-
masing dari mereka, jawaban yang didapatkan adalah
“saya dulu tidak ada pikiran mau masuk pondok menghafal al-Qur’an,dipaksa kakak, kakak saya ajak nonton televisi bareng ada hafiz Indonesiawaktu bulan puasa, lihat anak-anak kecil semua bisa menghafal al-Qur’an,suaranya bagus, bacaannya bagus, jadi saya ikuti acaranya sampaiepisode terakhir, akhirnya dua bulan setelah itu saya bilang saya maumasuk pondok menghafal”62
“saya mau menghafal al-Qur’an karena lihat masyita di hafiz Indonesia”63
“sebelum nonton itu saya biasa saja, Cuma sekolah, terus abis nontonsaya mau mondok di sini mau menghafal biar bisa seperti Ahmadkamil”64
Dari beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kondisi para
sasaran penelitian sebelum menonton program acara Hafiz Indonesia adalah tidak
berpikir untuk menghafal al-Qur’an dan tidak berminat menghafalkan al-Qur’an
atau biasa saja seperti anak-anak pada umumnya, dan setelah mereka menonton
program acara Hafiz Indonesia terlihat jelas perubahan pada perilaku mereka dari
62 Silsa, salah seorang penghafal al-qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar,wawancara 10 Maret 2021
63 Selfi, salah seorang penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas, wawancara10 Maret 2021
64 Juniarti, salah seorang penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas,wawancara 10 Maret 2021
67
yang sebelumnya tidak mau menghafal al-Qur’an menjadi mau menghafal al-
Qur’an. Kemudian dari situ bisa diukur bahwa Program Hafiz Indonesia di RCTI
mampu memberikan imbas bagi informan yang telah menontonnya berupa
perubahan perilaku atau behavioural.
Dari semua penjabaran panjang di atas dapat disimpulkan bahwa Program
Hafiz Indonesia memberikan bengaruh pada para penghafal al-Qur’an di Rumah
Tahfiz Ibnu Abbas Makassar berupa perubahan pada perilaku atau behavioral
dan dari pengaruh yang ditimbulkan tersebut maka muncullah motivasi seperti
yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, yaitu motivasi untuk
memulai menghafalkan al-Qur’an.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berlandaskan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dideskripsikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat merangkum beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Program acara Hafiz Indonesia pertama kali disiarkan RCTI pada tahun 2013
dan masih dan akan selalu disiarkan setiap tahunnya. Program acara ini
mencari anak-anak penghafal al-Qur’an usia tiga sampai sepuluh tahun di
seluruh penjuru nusantara hingga sampai ke pelosok desa dengan jumlah
ribuan kemudian anak-anak itu dipilih dan diseleksi berdasarkan bagus
tidaknya tajwid dan cara membaca al-Qur’annya kemudian yang telah terpilih
di seleksi lagi dan dikarantina di Jakarta selama berbulan-bulan dan pada
akhirnya anak-anak yang terpilih sajalah yang bisa ditampilkan di televisi
seperti yang disaksikan oleh kita semua dalam program acara tersebut.
2. Ada dua bentuk motivasi yang diperoleh para penghafal al-Qur’an di Rumah
Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas Makassar, yaitu
a. Bentuk motivasi yang diperoleh dari para ustadzah dan pembina melalui
pujian, teguran juga hukuman, dan kisah-kisah inspiratif
b. Bentuk motivasi yang diperoleh dari Program Hafiz Indonesia
69
3. Program Hafiz Indonesia memberikan bengaruh pada para penghafal al-
Qur’an di Rumah Tahfiz Ibnu Abbas Makassar berupa perubahan pada
perilaku atau behavioral dan dari pengaruh yang ditimbulkan tersebut maka
muncullah motivasi untuk memulai menghafalkan al-Qur’an.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang Hafiz Indonesia di televisi
nasional RCTI, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada orang-orang yang bekerja di dunia penyiaran, agar perlu
memperbanyak program acara islami dan mendidik.
2. Kepada para orang tua yang memiliki anak penghafal al-Qur’an, agar
senantiasa mendukung dan memberikan perhatian lebih kepada anak-anak
mereka.
70
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim Dan Terjemahan Bahasa Indonesia, 2020. Jakarta: DepartemenAgama Republik Indonesia.
Anggito, Abli. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: SukabumiPublisher.
Atmaja, Purwa. 2016. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Benny, 2019. media dan teknologi dalam pembelajaran. Jakarta: prenamedia.
Bina, Ahda. 2011. Mudah Dan Cepat Menghafal Surat-Surat Pilihan. Surakarta:Shahih.
Hartiningsih, 2014. Komunikasi Massa Televisi. Dan Tayangan Kekerasan, Jakarta:Rajawali Pers.
Kbbi online, www.kbbi.web.id.
Khaerul, Tanzil. 2018. Menghafal Al-Quran Dengan Otak Kanan. Jakarta: MediaKomputindo Gramedia.
Koesomowidjojo, suci. 2020. Dasar-Dasar Komunikasi. Jakarta: buana ilmu populer
Mahya, Ainun. 2016. Musa Si Hafiz Cilik. Depok: Huta Punlisher.
Morissan, 2013. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana.
Mujahidin, Neon. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasen.
Nursalam, 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Ramdan, roni. 2014. Produser hafiz indosenia RCTI jadi tamu talkshow syaamilqur’an di IBF 2014. www.syamilquran.com/produser-hafiz-indonesia-rcti-jadi-tamu-talkshow-syaamil-quran-di-ibf-2014.
Robbins, Stephen. 2008. Perilaku Organisasi Bagian 1. Jakarta: Salemba Empat.
Romli, khomsahrial. 2016. komunikassi massa. Jakarta: grasindo.
Sucipto, 2020. Tahfidz Alquran Melejitkan Prestasi. Jakarta: Guepedia.
71
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R Dan D, Bandung:Alfabeta.
Sunarto, 2009. Televisi, Kekerasan, Dan Perempuan. Jakarta : Buku Kompas.Suprapto, tommy. 2009. pengantar teori dan manajemen komunikasi. Yogyakarta:
medpress.
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan Konseling Di Sekolah, Jakarta: Kencana.
Syaodih, Nana, 2006, Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak: Membaca, Menulis Dan MencintaiAl-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
Tim redaksi, 2014. Hafiz Indonesia. www.rctiplus.com/program/782/hafiz-indonesia.
Tim redaksi, 2020. Hafiz Indonesia. www.rcti.tv/about.com.
Tim redaksi, 2021. Hafiz Indonesia. https://bit.ly/YoutubeHafizIndonesia.
Wahyudi, 1994. dasar-dasar manajemen penyiaran. Jakarta; gramedia pustaka utama.
Zuhdi, Syarifuddin. teori komunikasi massa dan perubahan masyarakat, malang:universitas muhammadiyah malang.
72
RIWAYAT HIDUP
73
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara:
1. Wawancara dengan ustadzah dan pembina
a. Bagaimana sejarah berdirinya Rumah Tahfiz Quran Ibnu Abbas?
b. Apa visi dan misinya Rumah Tahfiz Quran Ibnu Abbas?
c. Bagaimana struktur kepengurusan Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas?
d. Berapa jumlah seluruh pengajar dan pembina di Rumah Tahfiz Quran
Ibnu Abbas?
e. Berapakah jumlah keseluruhan penghafal qur’an?
f. Bagaimana profil kegiatan dan jadwal keseharian mereka?
g. Bagaimana motivasi mereka saat menghafal al-Qur’an?
h. Apa saja permasalahan mereka dalam menghafal al-Qur’an?
i. Apa sajayang mereka lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
j. Bagaimana karakteristik dan sifat keseluruhan para penghafal?
k. Apa Anda pernah menonton acara Hafiz Indonesia?
l. Bagaimana tanggapan Anda saat menonton program tersebut?
2. Wawancara dengan penghafal al-Qur’an
a. Apa alasan Anda saat memutuskan untuk menghafal al-Qur’an di Rumah
Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas?
b. Apa motivasi terbesar Anda dalam menghafal al-Qur’an?
c. Apa saja kendala atau kesulitan saat menghafal al-Qur’an?
74
d. Apa saja masalah –masalah Anda dalam menjalani hari di Rumah Tahfiz
Qur’an Ibnu Abbas?
e. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
f. Apa Anda pernah menonton acara Hafiz Indonesia?
g. Bagaimana tanggapan Anda saat menonton program tersebut?
h. Apa Anda merasa termotivasi setelah menonton program acara tersebut?
i. Siapakah yang paling menjadi favorit Anda dalam program acara tersebut,
jelaskan alasannya?
75
Dokumentasi
wawancara dengan para ustadzah dan pembina di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas
wawancara dengan Salsabila, salah satu penghafal al-Qur’an di Ibnu Abbas
76
wawancara dengan Selfi, salah satu penghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Ibnu Abbas
para penghafal al-Qur’an melaksanakan liqo’ pengajian rutin
77
para penghafal di Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas melakukan pengajian bersama
penghafal al-qur’an Rumah Tahfiz Qur’an Ibnu Abbas melaksanakan pengajian
bersama di Masjid Subulussalam Al Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar