PENGARUH ROLE CONFLICT DAN ROLE AMBIGUITY TERHADAP
KINERJA AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Nur Aniah Lubis
1112082000083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA ILMIAH
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nur Aniah Lubis
2. Tempat, tanggal lahir : Sibodak Sosa Jae, 14 November 1992
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 5 dari 5 bersaudara
6. Alamat : Rotan Sogo. Kec. Hutaraja Tinggi,
Kabupaten
Padang Lawas, Propinsi Sumatra Utara
7. Telepon : 081384350203
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD ( 1998-2004) : SD Negeri 1 Rotan Sogo
2. SMP (2004-2007) : MTS. Snawiyah Aek Hayuarah Sibuhuan
3. SMA (2007-2010) : SMA Negeri 1 Ujung Batu Sosa
4. S1 (2012-2018) :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PPENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Drum Band Aek Hayuarah (2004-2007)
IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah : Mustafa Lubis
2. Ibu : Adoriah Pulungan
vi
THE INFLUANCE OF ROLE CONFLICT AND ROLE
AMBIGUITY TO AUDITOR PERFORMANCE WITH
EMOTIONAL QUOTIEN AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This research examines the influence of role conflict and role ambiguity to auditor performance with emotional quotient as moderating variables. Data were obtained by distributing questionnaires to Public Accounting Firm in Jakarta City. The number of auditor in this research were 91 auditors from 14 Public Accounting Firm. The sample is the junior auditor, senior auditor, partner, and manager. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the processing methods used by researcher are the regression analysis and moderate regression analysis.
The result of this research that role conflict and role ambiguity have a significantly influence on the performance of auditors. Role conflict with emotional quotient has no effect on the performance of auditors. And the resut role ambiguity with emotional quotient has no effect on audior performance.
Keyword: Role conflict, Role ambiguity, Auditor performance, Emotional quotient.
vii
PENGARUH ROLE CONFLICT DAN ROLE AMBIGUITY
TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN KECERDASAN
EMOSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh role conflict dan role ambiguity terhadap kinerja auditor dengan kecerdasan emosional sebagai variabel moderating. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di Kota Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 91 auditor dari 14 Kantor Akuntan Pubik. Yang menjadi sampel adalah auditor junior, auditor senior, partner, dan manajer. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengelolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda dan analisisregresi moderate.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa role conflict dan role ambiguity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan role conflict dengan kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan teradap kinerja auditor. Dan begitu juga role ambiguity dengan kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja audior.
Kata kunci: Role conflict, Role ambiguity, Kinerja auditor, Kecerdasan emosional.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul: “Pengaruh Role Coflict dan Role Ambiguity Terhadap Kinerja
Auditor dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Moderating” dengan
lancar. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad saw. Teladan bagi insan di muka bumi ini.
Penyusunan skiripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonoi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakata. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skiripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua (Bapak dan mama) yang telah menjadi penyemangat
terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan
tiada henti baik berupa doa maupun kasih sayang yang sangat berlimpah
kepada penulis.
2. Bapak DR. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M. Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., AK., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
5. Ibu Atiqah, SE., Ms.Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
ix
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh jajaran karyawan Fakulas Ekonomi dan Bisni, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
8. Seluruh abang dan kakak yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi
dan bantuan yang tiada hentinya kepada penulis.
9. Wahyudi yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, serta
meluangkan banyak waktu kepada penulis untuk menemani menyebarkan
kuesioner serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses
penulisanskiripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih.
10. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor ( iha, arlia, hani, andyin, dina, tanti, wiwi, nisa, dan indah)
yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini.
Meskipun mereka sudah selesai , tetapi mereka selalu memberikan bantuan
dan doa, dukungan serta selalu meluangkan waktu untuk penulis.
11. Teman satu bimbingan andre yang mau membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis.
12. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan konsentrasi
audit) yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
13. Seluruh teman organisasi yang telah memberikan banyak dukungan dan
motivasi kepada penulis.
14. KKN ALFA yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
terutama sabiq dan teman-teman lainnya yng telah mngsahan agar serifikat
Kkn dapat dikeluarkan oleh PPM.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
x
dimiliki penulis. Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam hubngan dengan
penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua kita.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb
Jakarta, November 2018
Nur Aniah Lubis
xi
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
COVER............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKIRIPSI .............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... v
ABSTRACT......................................................................................................... vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR........................................................................................ . ix
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................................ 11
C. Tujuan Dan manfaat Penelitian.............................................................. 11
1. Tujuan Penelitian............................................................... 11
2. Manfaat Penelitian............................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 14
A. Tinjauan Literatur ................................................................................... 14
xii
1. Auditing .......................................................................... 14
2. Role Conflict ................................................................. 15
3. Role Ambiguity ............................................................. 20
4. Kecerdasan Emosional .................................................... 23
5. Auditor............................................................................ 26
6. Kinerja Auditor ............................................................ 29
7. Variabel Modrating ...................................................... 30
B. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 30
1. Role Conflict Terhadap Kinerja Auditor ........................................ 30
2. Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor. ..................................... 32
3. Role Conflict dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel
Moderating Terhadap Kinerja Auditor ......................................... .. 32
4. Role Ambiguity dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel
Moderating Terhadap Kinerja Auditor ............................................ 34
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ . 36
D. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 41
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 41
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 42
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................... 42
2. Penelitian Lapangan (Field Research)................................. 42
D. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 44
xiii
1. Role Conflict (X1) ......................................................................... 45
2. Role Ambiguity (X2) .............................................................. 46
3. Kecerdasan Emosional (X3) ................................................... 47
4. Kinerja Auditor (Y) ................................................................ . . 48
E. Metode Analsis Data ....................................................................... 43
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 43
2. Uji Kualitas Data ................................................................... 43
a. Uji Validitas .............................................................. 43
b. Uji Reabilitas ....................................................... .... 44
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 44
a. Uji Multikolonieritas ................................................. 44
b. Uji Normalitas ............................................................ 45
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 45
4. Uji Hipotesis ........................................................................ 46
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ......... 46
b. Pegujian dengan Analisis Regresi Moderat ............ 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 58
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 58
1. Tempat dan Waktu Peelitian .................................... 58
2. Karakteristik Profil Responden ................................ 60
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................... 64
1. Hasil Uji Statstik Deskriptif .................................... 64
xiv
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................. 66
a. Uji Validitas ................................................... 66
b. Uji Reabilitas .................................................. 68
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................... 69
a. Uji Multikolonieritas ................................... 69
b. Uji Normalitas ............................................ 70
c. Uji Heteroskedastisitas ................................ 72
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................. 74
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda 74
b. Pegujian dengan Analisis Regresi Moderat
(Moderate Reresion Analysis-MRA)... .......... 76
BAB V PENUTUP .................................................................................. 88
A. Kesimpulan ............................................................................ 88
B. Implikasi ................................................................................... 89
C. Keterbatasan ................................................................................ 91
D. Saran .......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................ 105
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Skandal Akuntansi 10 Besar Dunia Dalam Satu Dekade Terakhir ............. 5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... 35
3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 54
4.1 Data Sampel Penelitian ................................................................................ 58
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ................................................................ 58
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 60
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ..................................... 61
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ...................... 62
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............. 62
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .................. 63
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................................ 64
4.9 Hasil Uji validitas Role Conflict ................................................................ 65
4.10 Hasil Uji Validitas Role Ambiguity ............................................................ 66
4.11 Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor .......................................................... 66
4.12 Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional .................................................67
4.13 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 67
4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 68
4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogrov-Smirnov ....................... 71
4.17 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ......................................................... 72
4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 ................... 73
xvi
4.19 Hasil Uji Statstik t Variabel Y, X1 dan X2 .............................................. 74
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 ................. 76
4.21 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3 ............................................. 77
4.22 Hasil Uji Statstik t Variabel Y, X1 dan X3............................................... 77
4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 .................. 79
4.24 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3 ............................................. 80
4.25 Hasil Uji Statstik t Variabel Y, X2 dan X3 ................................................. 80
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 38
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot........................................ 69
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ................................ 70
4.3 garifik Scatterplot ........................................................................................ 71
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 100
2. Surat Penelitian Skiripsi ..................................................................... 102
3. Surat Keterangan dari KAP................................................................. 109
4. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 116
5. Daftar Jawaban Responden ................................................................. 123
6. Output Hasil Pengujian Data ............................................................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan zaman pemenuhan akan ketersediaan
tenaga kerja dalam dunia industri dan bisnis kian beragam. Namun dewasa ini
profesi sebagai akuntan publik merupakan salah satu profesi yang banyak
diminati masyarakat. Seperti audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang
sifatnya sebagai jasa pelayanan. Dimana seorang akuntan publik dalam
melakukan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk
kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan
dalam laporan audit. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan
dari pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk
memiliki kompetensi yang memadai. Tugas seorang akuntan publik yaitu
memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu
entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (Made Dewi Ernawati dkk, 2014).
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2012: 4) Auditing adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
2
Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Pann, (2012:4)Audit merupakan
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik
yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi &
bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa
dokumen, mengamati aset, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan
mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan menyediakan dengan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi
keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit.
Pemeriksaan dan pemberian opini atas laporan keuangan atau yang biasa
disebut dengan auditing. Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai penyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan (Mardisar dan Ria Nelly, 2007).
Akuntan publik dalam menjaga mutu pekerjaan profesionalnya harus
berpedoman pada Kode Etik Profesi Akuntan Publik maupun Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Seorang akuntan publik yang profesional
dapat dilihat dari kinerja akuntan tersebut dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Sedangkan untuk mewujudkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
berkualitas dan profesional sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja
auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan
tugasnya, dimana sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya dan
3
menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi
perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang
dilakukan (Zaenal Fanani, et al. 2007).
Joko Widodo (2008:79) menyatakan bahwa kinerja individu perorangan
(individual performance) dan kinerja organisasi (organizational performance)
memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa
dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan
atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku
dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, sumber daya
manusia dalam suatu KAP merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam suatu organisasi.
Namun berbagai kasus skandal akuntansi mengenai audit belakangan ini
mempengaruhi kinerja auditor dan menimbulkan dampak yang kurang baik
sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan
publik. Seperti Contoh kasus di indonesia, yang dilansir pada
(https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-
laporan-keuangan-pt-kimia-farma-tbk/). PT. Kimia Farma Tbk tersebut terjadi
kesalahan yang cukup mendasar, yaitu dimana terdapat overstated pada laba
bersih per 31 Desember 2001 hal ini terjadi karena kecurigaan terhadap
penggelembungan daftar harga. Contoh kasus lain lagi di indonesia seperti
yang dilansir pada (http://coret0894.blogspot.co.id) 2015/03/contoh-kasus-
pelanggaran-kode-etik.html. Bank Lippo yang menerbitkan dua laporan
4
keuangan yang berbeda, dimana kedua laporan keuangan diklaim telah diaudit,
yang pada kenyataannya hal tersebut tidak benar adanya. Dan di luar Indonesia
yaitu Amerika, Enron Corporation, seperti yang dilansir pada enron sebuah
perusahaan besar dibidang energi yang melakukan rekayasa laporan keuangan
dalam hitungan miliaran dollar. Selama tujuh tahun Enron melebih-lebihkan
laba bersih dan menutup-nutupi utang yang dimiliki. Akhir- akhir ini dunia
akuntansi kembali beredar yaitu Salah satu skandal yang terjadi baru-baru ini
pada tahun 2015 seperti yang dilansir pada
(http://sumbawanews.com/techno/ceo-dan-petinggi-toshiba-terjerat-skandal-
penyimpangan-audit-keuangan.html), dunia usaha kembali digemparkan
dengan kasus manajemen laba yang terjadi di Jepang. Dimana toshiba
melakukan penghianatan kepercayaaan. Pasalnya perusahaan yang berusia 140
tahun itu telah membohongi publik dan investor dengan cara
menggelembungkan keuntungan dan itupun dilakukan bukan jumlah yang
kecil dan tidak dalam tempo yang singkat.
Adapun skandal akuntansi dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:
5
Tabel 1.1 Skandal Akuntansi 10 Besar Dunia Dalam Satu Dekade Terakhir
No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan 1 Bank of Credit and
Commerce International (BCCI)
Salah satu skandal terbesar dalam sejarah keuangan dengan kecurangan $20 milyar lebih. Lebih dari $13 milyar dana unaccounted. Tuduhan lainnya termasuk penyuapan, mendukung terorisme, money laundering, penyeludupan, penjualan teknologi nuklir, dan lain-lain.
2 Enron Corporation Menyembunyikan hutang dan mendongkrak laba lebih dari $1 milyar, menyogok pejabat asing untuk memenangkan kontrak di luar Amerika.
3 worldcom Cash flow didongkrak $3,8 milyar dengan mencatat operating expenses dengan capital expenses.
4 Tyco International CEO (Dennis Kozlowski) dan mantan CFO (Mark H. Swartz) dituduh melakukan pencurian sebesar $600 juta dari perusahaan pada tahun 2002.
5 Kanebo Limited Melambungkan keuntungan sebesar $2 milyar lebih dari 5 tahun periode.
6 Waste Management Laba yang meningkat sebesar $17 milyar dengan menambah masa manfaat penyusutan untuk aset tetap pada tahun 2002.
7 Parmalat Total hutang perusahaan lebih dari dua kali lipat yang tercatat di neraca. Pemalsuan dan kebangkrutan adalah tuduhan lainnya
8 Health South Corporation
Pendapatan perusahaan overstated sebanyak 4700 persen dan $14 milyar dilambungkan untuk memenuhi harapan investor
9 Skandal Volkswagen Terkena skandal dengan melakukan kecurangan terhadap transmisi diesel pada tahun 2005. Volkswagen mengakui kecurangan transmisi diesel tersebut untuk produksi mobilnya yang ada di Amerika dan Eropa.Terungkapnya skandal transmisi itu mengakibatkan saham Volkswagen (VW) jatuh hingga lebih dari 18%.
10 Tokyo-Olympus Olympus mengaku menyelewengkan sejumlah dana akuisisi tersebut dengan disalurkan ke banyak perusahaan investasi supaya tidak mudah terdekteksi. Praktik yang lazim dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang setelah krisis ekonomi Jepang tahun 1990 lalu
Sumber: http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/
6
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor
saat ini masih kurang baik, hal ini dapat dilihat dari pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukannya, salah satu kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut
dikarenakan tingginya role conflict (tekanan peran) yang dialami oleh auditor.
Auditor dihadapkan oleh potensial konflik peran maupun ketidakjelasan peran
dalam melaksanakan tugasnya (Zaenal Fanani et al., 2007:3). Akan tetapi,
dengan pengelolaan kecerdasan emosional yang baik, diharapkan role conflict
yang dialami auditor akan ditangani dengan baik dan besar kemungkinan
kinerja auditor akan tetap stabil bahkan meningkat sehingga diupayakan agar
kasus-kasus tersebut tidak terulang lagi di masa depan. Beberapa pekerjaan
yang memiliki tingkat stres tinggi salah satunya yaitu akuntan.
Terlepas dari munculnya konflik peran (role conflict) yang dialami
seorang auditor terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya,kemungkinan
besar diakibatkan oleh kondisi dimana sesorang auditor mengalami kesulitan
dalam memahami apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya, peran yang
dia mainkan dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada
tempat mereka bekerja (Sopiah, 2008:87).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan K.W. Pei dan Davis yang berjudul,
The Impact of Organizational Structure on Internal Audit Organizational
Profesional Conflict and Role Stress An Exploration Linkages (1989:104-105),
role stress didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu mengalami
role conflict dan role ambiguity. Role conflict didefinisikan sebagai suatu
situasi dimana terdapat harapan yang berbeda dari berbagai pihak atas aktivitas
7
suatu pekerjaan. Sedangkanrole ambiguity adalah suatu situasi dimana
individu yang melaksanakan suatu peran dalam pekerjaannya mengalami
kekurangan informasi mengenai aktivitas yang harus dilakukannya ataupun
hasil yang diharapkan dari pekerjaan yang dilakukannya. Dimana kondisi kerja
yang kurang kondusif dapat mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat
berdampak terhadap kepercayaan masyarakat kepada akuntan publik sebagai
pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan (Zaenal Fanani,
et al. 2007:2).
Oleh karena itu kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang
ber-intelligence (IQ) tinggi dengan memanfaatkan seleksi awal berupa tes
kecerdasan intelejensi. Harapan dari perlakuan seleksi seperti ini adalah
memperoleh tenaga kerja yang bisa membangun perusahaan kearah pencapaian
kinerja tinggi. Dengan demikian, menurut teori kecerdasan kognitif, bahwa IQ
seseorang berpengaruh positif terhadap kesuksesan didalam bekerja dan
berkarir ( Armansyah, 2002:27).
Walaupun IQ adalah tolak ukur kepintaran seseorang, IQ bukan
merupakan satu-satunya indikator kesuksesan. IQ atau tingkatan dari IQ adalah
skor yang diperoleh dari sebuah alat test kecerdasan. Dengan demikian IQ
hanya bisa memberikan sedikit mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menggambarkan kecerdasan keseluruhan ( Goleman,2009). Untuk itu bagi
seseorang yang memiliki IQ tinggi belum tentu mutlak akan berhasil
memecahkan permasalahan-permasalahan didalam dunia kerja yang kompleks,
8
tetapi perlu adanya sisi cerdas lain dari diri karyawan tersebut, yaitu kecerdasan
emosioal ( emotional quotient).
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri
dan persaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kemampuan ini
saling melengkapi dan berbeda dengan kemampuanakademik murni, yaitu
kemampuan kogniktif murni yang diukur dengan intellectual quotient
(Goleman, 2009). Kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui
dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk
menanggapinya dengan tepat,menerapkan dengan efektif energi emosi dalam
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Kecerdasan emosional bukan merupakan
lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya
berinteraksi secara dinamis.
Goleman (2009) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan
yang monolik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan
ada spektrum kecerdasan yang luas dengan tujuh variasi utama yaitu linguistik,
matematika / logika, spasial, kinestitik, musik, interpersonal dan intrapersonal.
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat
menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan
terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam
pembentukan kecerdasan emosioanal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner
sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai
9
kecerdasan emosional. Aspek kecerdasan emosional sangat penting dalam
memoderasi antara tekanan peran dengan kinerja.
Pengamatan terhadap kinerja auditor sebelumnya sudah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Made Dewi Ernawati dkk (2014), dalam penelitiannya
menegenai Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional
Quotient Sebagai Variabel Moderasi di kantor akuntan publik di Bali. Hasilnya
menunjukkan bahwa role conflict dan role ambiguity berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap kinerja auditor, interaksi antara role conflict
dengan emotional quotient berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya, auditor eksternal rentan
menghadapi tekanan peran yang dapat berakibat menurunnya kinerja
sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu kemampuan seorang auditor
untuk mengatur emosinya merupakan salah satu hal yang harus menjadi
perhatian utama bagi auditor eksternal, bukan hanya kemampuan
intelektualnya saja, karena orang yang memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi mampu mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan
baik, serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan
efektif. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk keluar dari
tekanan tersebut sehingga auditor dapat memperbaiki kinerjanya kedepan.
Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai role stressterhadap kinerja
auditor masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan hal
10
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Role cof-
lict danRole Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan
Emosional Sebagai Variabel Moderating.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Rifki Patria (2016) dan Made Dewi Ermawati
dkk (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sebagai berikut:
1. Pada penelitian Rifki Patria (2016) variabel yang digunakan
penelitiannya tersebut adalah kinerja auditor, konflik peran, ambiguitas
peran dan kecerdasan emosional. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti
mengganti studi kasusnya serta tahunnya. Pada penelitian ini peneliti
ingin meneliti pengaruh role conflict terhadap kinerja auditor, pengaruh
role ambiguityterhadap kinerja audior, pengaruh role conflictterhadap
kinerja auditor dengan kecerdasan emosional sebagai variabel
moderating. Peneliti juga menghilangkan variabel konflik peran dan
ambiguitas peran dalam penelitian ini karena konflik peran dan
ambiguitas peran kurang relevan jika dikaitkan dengan topik yang akan
penulis teliti.
2. Pada penelitian Made Dewi Ermawati dkk (2014), pengaruh role stress
terhadap kinerja auditor dengan emotional quotient sebagai variabel
moderating, dimana pada penelitiannya tersebut adalah fokus terhadap
pengaruh role stress terhadap kinerja auditor, Sedangkan dalam
penelitian ini peneliti mengganti variabel independent yaitu role conflict
11
dan role ambiguity, dalam penlitian ini dianggap relavan jika dikaitkan
dengan topik yang akan ditulis oleh peneliti.
3. Obyek dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Apakah role conflictberpengaruh terhadap kinerja auditor?
b) Apakah role ambiguity berpengaruh terhadap kinerja aditor?
c) Apakah pengaruh role conflict terhadap kinerja auditor dengan
kecerdasan emosional sebagai variabel moderating?
d) Apakah pengaruh role ambiguity terhadap kinerja auditor dengan
kecerdasan emosional sebagai variabel moderating?
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahuirole conflictberpengaruh terhadap kinerja
auditor.
b) Untuk mengetahuirole ambiguity berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
12
c) Untuk mengetahui pengaruh role conflict terhadap kinerja
auditor dengan kecerdasan emosional sebagai variabel
moderating.
d) Untuk mengetahui pengaruh role ambiguity terhadap kinerja
auditor dengan kecerdasan emosional sebagai variabel
moderating.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya antara
lain:
1. Manfaat keilmuan
a. Bagi penulis dapat memberikan tambahan wawasan
pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga penulis
memperoleh gambaran yang jelas mengenai ada tidaknya
kesesuaian antara teori yang dipelajari dengan fakta yang
diperoleh.
b. Bagi peneliti yang lain, diharapkan dapat berguna sebagai
bahan referensi khususnya untuk penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai tambahan masukan mengenai Pengaruh
Role Conflict, Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor
Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel
13
Moderating. Penelitian ini juga diharapkan kepada
perusahaan untuk lebih memfokuskan atau lebih
memperhatikan kinerja auditor diperusahaan tersebut. Dan
bagi auditor dan akuntan publik (KAP), sebagai tinjauan
yang diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi untuk
meningkatkan kinerja auditor serta mencari usaha-usaha
yang dilakukan agar mengurangi role stress.
b. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan
keputusaan yang berkenaan mengenai kinerja auditor.
c. Bagi pembaca diharapkan menambah pengetahuan dan
sebagai referensi khususnya untuk topik yang sama.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Disonansi Kognitif
teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komonikasi yang
membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang di
akibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan
memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi
ketidaknyamanan tersebut. disonansi kognitif menurut wibowo
(Saryono, S., 2009) mendefiniskan sebagai keadaan tidak nyaman akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebbih serta antara sikap
dan tingkah laku.
2. Auditing
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) adalah
sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen.
Sedangkan menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit
yang berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing
15
Concepts of the American Accounting Association (Accounting Review,
Vol 47) adalah sebagai berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users”
Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang
berkepentingan”.
Sukrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-
asersi tentang berbagai dan kejadian ekonomi (informasi) dengan tujuan
untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi-
asersi (informasi) tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta
menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
3. Role conflict (Konflik peran)
Konflik peran atau role conflict adalah suatu konflik yang timbul
16
dari mekanisasi pengendalian birokratis organisasi tidak sesuai dengan
norma, aturan, etika dan kemandirian professional. Kondisi tersebut
biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima
secara bersamaan dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan
mengakibatkan terabainya perintah yang lain. Konflik peran dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan bisa menurunkan
motivasi kerja karena mempunyai dampak negatif terhadap perilaku
individu, seperti timbulnya ketegangan kerja, banyaknya terjadi
perpindahan, penurunan kepuasan kerja sehingga bisa menurunkan
kinerja auditor secara keseluruhan (Zaenal Fanani et al., 2007:7).
Konflik peran (role conflict) mengacu pada banyaknya beban kerja
yang diberikan serta keterbatasan sumber daya (peralatan kerja dan
tenaga) yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Tekanan
peran (role stress) dapat diasumsikan cukup (fit) apabila tekanan peran
tersebut memiliki beberapa dimensi yang mampu memberikan pengaruh
bagi perilaku karyawan dalam organisasi. LeRouge et al., (2006).
Tuntutan Peran berhubungan dengan tekanan pada seseorang sebagai
suatu fungsi dari peran tertentu yang ia jalankan dalam organisasi. Role
conflicts menciptakan harapan–harapan yang mungkin sulit untuk
dipenuhi (Robbins dan Judge, 2009:674). Sejalan dengan Robbins dan
Judge, Patelli (2007:10) juga menyatakan bahwa role conflict muncul
ketika dua (atau lebih) tekanan yang dilakukan secara simultan dan
ketaatan dengan satu menghambat kepatuhan dengan yang lain.
17
Menurut Rahmawati Hanny Yustrianthe (2008:130), role conflict
terjadi ketika seseorang berada pada situasi tekanan untuk melakukan
tugas yang berbeda dan tidak konsisten dalam waktu yang bersamaan.
Role conflict yang terjadi pada seseorang akan menyebabkan timbulnya
stress yang dapat merusak dan merugikan dalam pencapaian tujuan
seseorang. Apabila stres terjadi secara terus-menerus dan
berkepanjangan, maka akan menyebabkan timbulnya reduced personal
accomplishment, pada akhirnya akan menyebabkan tingkat kepuasan
kerja dan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan atau institusi
yang rendah.
Beberapa bentuk konflik yang dapat terjadi di organisasi menurut
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2006:256) yaitu konflik peran pribadi
(person-role conflict), konflik intra peran (intrarole-conflict), konflik
antar peran (interrole conflict), adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a. Konflik Peran pribadi (Person-Role Conflict)
Konflik peran pribadi terjadi ketika persyaratan peran melanggar
Peran dasar, sikap, dan kebutuhan individu yang memegang posisi.
b. Konflik Intra Peran (Intra Role Conflict)
Konflik intra peran terjadi ketika individu berbeda
mendefenisikan peran menurut aset harapan yang berbeda,
sehingga tidak mungkin bagi seseorang yang memainkan peran
dapat memenuhi semuanya. Hal ini mungkin akan terjadi ketika
18
peran yang ada mempunyai aset peran yang kompleks (banyak
kaitan peran yang berbeda).
c. Konflik antar Peran (Inter Role Conflict)
Terjadi karena individu secara simultan melakukan banyak peran,
beberapa dengan harapan yang saling bertentangan. Teori peran
menyatakan bahwa, ketika perilaku-perilaku yang diharapkan dari
individu tidak konsisten (role conflict), ia akan mengalami stres,
menjadi tidak puas, dan menjadi kurang efektif dibandingkan jika
tidak terdapat konflik. Role conflict untuk itu dapat dilihat sebagai
akibat pelanggaran dari dua prinsip klasik dan menyebabkan
kepuasan individu menurun dan efektivitas organisasi yang juga
menurun (Rizzo, et al., 1970:151).
Kondisi role conflict terjadi karena kadangkala klien juga meminta
layanan lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Dalam hal ini, dapat menimbulkan konflik antara tugas
yang diemban oleh KAP dan permintaan yang disampaikan klien
sehingga mempengaruhi kinerja auditor.
Umar Nimran (2004:102) menyatakan bahwa diantara ciri-ciri dari
seseorang yang berada dalam konflik peran adalah sebagai berikut:
a. Mengerjakan hal-hal yang tidak perlu
b. Terjepit diantara dua atau lebih kepentingan yang berbeda ( atasan
dan bawahan atau sejawat )
c. Mengerjakan sesuatu yang diterima oleh pihak yang satu tidak
19
dengan pihak lain
d. Menerima perintah atau permintaan yang bertentangan
e. Mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan keadaan dimana
saluran komando dalam organisasi tidak dipatuhi
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
role conflict merupakan suatu situasi dimana individu mengalami
ketidak sesuaian antara perintah atau permintaan yang diberikan dengan
komitmen dari suatu peran. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena
adanya dua perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan dan
pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabainya
perintah yang lain. Seseorang yang mengalami role conflict
cenderung menimbulkan ketegangan psikologis yang berhubungan
baik kesehatan mental maupun fisik sehingga dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman dalam bekerja dan bisa menurunkan motivasi kerja karena
mempunyai dampak negatif terhadap perilaku individu, seperti
timbulnya ketegangan kerja, banyaknya terjadi perpindahan, penurunan
kepuasan kerja sehingga bisa menurunkan kinerja auditor secara
keseluruhan. Beberapa bentuk konflik dapat yang dapat terjadi di
organisasi yaitu konflik peran pribadi (person-role conflict), konflik
intra peran (intrarole-conflict), konflik antar peran (interrole conflict).
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai konflik peran
adalah oleh Rheny Afriana Hanif (2013) mengenai Pengaruh Struktur
Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja
20
Auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor.
4. Role Ambiguity ( Ketidakjelasan Peran)
Role Ambiguity muncul ketika seorang tidak mendapatkan infor-
masi yang jelas akan apa yang harus ia kerjakan dan kemampuannya da-
lam menyelesaikan (Wiryathi, Rasmini dan Wirakusuma, 2014).
Robbins dan Judge (2009:499) menyatakan bahwa role ambiguity
merupakan perilaku yang ditentukan kepada karyawan adalah tidak
jelas. Role ambiguity atau ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya
informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang
jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan
lainnya, dan ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang
dilakukan (Zaenal Fanani et al., 2007:24). Eko Sasono (2004:123) juga
menyatakan bahwa ambiguitas peran muncul bila harapan peran tidak
dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang
harus dikerjakan.
Seperti halnya pada konflik peran, ambiguitas peran cenderung
menyebabkan timbulnya ketegangan dan perilaku menyesuaikan diri (J.
Winardi, 2007:416). Agar para karyawan melaksanakan pekerjaan
dengan baik, mereka memerlukan keterangan tertentu yang menyangkut
hal-hal yang diharapkan untuk mereka lakukan dan hal-hal yang tidak
harus mereka lakukan (Amilin dan Rosita, 2008:15). Kreitner dan
Kinicki (2007:316) menyatakan bahwa seseorang yang mengalami role
21
ambiguity terjadi ketika mereka tidak mengetahui apa yang diharapkan
darinya. Organizational newcomers sering mengeluh mengenai
ketidakjelasan deskripsi pekerjaan dan kriteria promosi. Menurut teori
peran, role ambiguity yang berkepanjangan dapat memupuk
ketidakpuasan kerja, mengikis kepercayaan diri, dan menghambat
kinerja. Sejalan dengan Kreitner dan Kinicki, Robbins dan Judge
(2009:674) menyatakan bahwa role ambiguity terjadi ketika ekspetasi-
ekspetasi peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak yakin
apa yang dilakukan. Sedangkan Dyah (2002:181-182), role ambiguity
adalah tidak adanya informasi yang memadai yang diperlukan
seseorang untuk menjalankan perannya dengan cara yang memuaskan.
Seperti role conflict, role ambiguity pun telah ditemukan berkorelasi
negatif dengan psikologis dan kesejahteraan fisik (Jackson,1983:5).
Baik teori organisasi klasik dan teori peran berhubungan dengan
role ambiguity. Menurut teori klasik, setiap posisi dalam struktur
organisasi formal harus memiliki tugas atau tanggung jawab yang
spesifik. Seperti,spesifikasi dari kewajiban-kewajibannya, atau definisi
formal dari peran yang dibutuhkan, dimaksudkan untuk memungkinkan
manajemen untuk mengsubordinasikan secara bertanggung jawab
spesifik kinerja dan dalam memberikan bimbingan dan arahan untuk
bawahannya.
Seseorang dapat dikatakan berada dalam kekaburan peran apabila
ia menunjukkan ciri-ciri antara lain sebagai berikut (Umar Nimran,
22
2004:101)
a. Tidak jelas benar apa tujuan peran yang dia mainkan
b. Tidak jelas kepada siapa ia bertanggung jawab dan siapa yang
melapor kepadanya
c. Tidak cukup wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya
d. Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan dari padanya
e. Tidak memahami benar peranan dari pada pekerjaannya dalam
rangka mencapai tujuan secara keseluruhan
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan
role ambiguity yaitu kurang memadainya informasi yang diterima oleh
seseorang dalam menjalankan perannya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan. Seseorang yang mengalami ketidakjelasan peran (role
ambiguity) cenderung mengalami penurunan kesehatan fisik dan
pysik karena role ambiguity merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan stress kerja akibat dari terhalanginya seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya.
Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai ambiguitas peran
adalah oleh Sherly Marlita (2014) mengenai pengaruh ambiguitas
terhadap kinerja auditor. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor.
5. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional menggambarkan kemampuan karyawan
dalam mengendalikan, menggunakan, atau mengekspresikan emosi
23
dengan cara yang dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Karyawan yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat mengelola stres dan
menemukan cara yang tepat menghadapi stres. Sebaliknya, jika
karyawan memiliki kecerdasan emosional rendah, mereka akan sulit
menemukan cara menghadapi stres (Salovey dan Mayer, 2000).
Karyawan yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan
memaknakan hubungan interpersonal dengan rasa nyaman sehingga
tidak menimbulkan ketegangan emosi pada diri, dan mampu mengatasi
ketegangan emosi yang dialami, lebih peka terhadap lingkungan kerja,
memiliki kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri dan orang lain,
dapat menahan diri, bersikap empatik sehingga membuat orang lain
merasa nyaman, tenang, dan senang bergaul dengannya, memiliki relasi
yang baik di dalam organisasi, tidak egois serta dapat bekerja sama.
Sebaliknya, karyawan yang memiliki kecerdasan emosi rendah lebih
menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial, seperti lebih suka
menyendiri, kurang bersemangat, sering cemas, depresi dan agresif.
Singkat kata, karyawan yang memiliki kecerdasan emosi tinggi memiliki
ketrampilan koping (penanggulangan) komunikasi interpersonal yang
baik (National Safety Council, 2004:4-6).
Kecerdasan Emosi dapat diukur dari beberapa aspek-aspek yang
ada, seperti yang dikutip pada:
https://www.academia.edu/3857245/Analisis_Pengaruh_Kecerdasan_E
mosional_Kecerdasan_Intelektual_dan_Kecerdasan_Spiritual_Terhadap
24
Kinerja_Karyawan_Pada_PT._Bank_Rakyat_Indonesia_Kantor_Wilay
ah_Manado?auto=download, sabtu ( 01/07/2017) Goleman (2001)
mengemukakan lima kecakapan dasar dalam kecerdasan Emosi yaitu:
a. Self awareness
Merupakan kemampuan sesorang untuk mengetahui perasaan
dalam dirinya dan efeknya serta menggunakannya untuk membuat
keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis, atau
kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu
mengkaitkannya dengan sumber penyebabnya.
b. Self management
Yaitu merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri,
mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan
terhadap kata hati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan
sehari-hari.
c. Motivation
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat
membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan
yang lebih baik serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak
secara efektif, mampu bertahan menghadapi kegagalan dan
frustasi.
d. Empati (social awareness)
Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, dan
25
menimbulkan hubungan saling percaya serta mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu.
e. Relationship management
Merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta
mempertahankan hubungan dengan orang lain, bisa
mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan dan bekerja sama dalam tim.
Jadi dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengenal perasaan diri sendiri dan perasaan orang
lain, memotivasi diri sendiri serta mengelola emosi dengan baik
pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Dengan
adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap hubungan konflik
peran dan kinerja, diharapkan bahwa seseorang yang dihadapi
konflik peran dapat melaksankan tugasnya dengan baik. Karena
didalam kecerdasan emosional terdapat keterampilan sosial untuk
manajemen konflik sehingga negoisasi dan pemecahan bisa
dilakukan untuk tujuan yang sama.
Suatu pekerjaan yang tidak dilandasi dengan kemampuan
kecerdasan emosional akan menimbulkan penurunan kinerja
auditor. Apabila seseorang merasa tertekan dengan peran
pekerjaannya, tentu hal ini berdampak pada hasil kerja yang
dilakukan. Dimana yang telah diuraikan sebelumnya, dengan
26
demikian, individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi mampu
untuk lebih mengenali emosi dan pikiran yang sedang terjadi pada
dirinya, tidak larut dalam situasi yang tidak menyenangkan.
Individu tersebut memiliki kejernihan dalam berfikir, dan mampu
mengendalikan diri.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
diantaranya oleh Rifki Patria (2016) mengenai pengaruh
kecerdasan emosional sebagai variabel moderasi, dimana hasilnya
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap
kinerja auditor, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap peran
ambiguitas auditor.
6. Auditor
Arens (2008:19) menyatakan beberapa jenis auditor yang dewasa
ini berpraktik. Jenis yang paling umum kantor akuntan publik, auditor
badan akuntabilitas pemerintah, agen-agen penerimaan negara (internal
revenue) dan auditor internal.
a. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik sebagai auditor independen bertanggung
jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan
oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain
cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi non-
komersial yang lebih kecil
b. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah
27
Merupakan auditor yang bekerja untuk goverment accountability
office (GAO) A.S. Sebuah badan nonpartisan dalam cabang
legislatif pemerintah federal. Dengan diketahui oleh Comptroller,
GAO hanya melaporkan kepada kongres. Di Indonesia, terdapat
beberapa lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara
fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan dan keuangan
negara. Pada tingkatan tertinggi terdapat Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral
pada departemen-departemen pemerintah.
c. Agen Penerimaan Negara
Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen
Keuangan RI, bertanggung jawab atas penerimaan negara dari
sektor perpajakan. Aparat pelaksana Direktorat Jendral Pajak
dilapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Audit semacam ini
sesungguhnya adalah audit ketaatan (compliance audit).
d. Audit Internal
Menurut Sukrisno Agoes (2012:204) definisi dari audit in-
ternal adalah sbagai berikut : “Internal audit(pemeriksaan intern)
adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit pe-
rusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi pe-
rusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen pun-
cak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan
28
pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang ber-
laku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpa-
jakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian,
investasi, dan lain-lain”.
7. Kinerja Auditor
Kinerja menurut Sugiyono (2012) merupakan suatu bentuk
kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang
berasal dari perbuatannya sendiri. Sedangkan kinerja auditor merupakan
penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi (Handriyani dan Azhar Maksum, 2011).
Menurut Trisnaningsih (2007) pada penelitian sebelumnya, kinerja
auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang
telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria penilaian kinerja auditor dalam penelitian tersebut diukur
dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Zainal Fanani et
all, (2007) sebagai berikut:
a. Mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam suatu
periode waktu tertentu dibandingkan dengan rekan saya yang lain.
b. Hasil pekerjaan saya selalu dinilai sangat bagus.
c. Selalu memberikan usulan konstruktif kepada supervisor mengenai
bagaimana seharusnya pekerjaan audit dilakukan.
d. Menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit.
29
e. Menilai kinerja saya paling tinggi dibandingkan dengan auditor
yang lain yang setingkat dengan saya.
f. Hasil pekerjaan saya menyebabkan saya dihargai oleh teman-
teman saya.
8. Variabel Moderating
Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
Salah satu diantaranya adalah Variabel Moderating.
Variabel moderating adalah tipe variabel yang mempunyai pengaruh
terhadap sifat atau arah hubungan variabel. Sifat atau arah hubungan
antar variabel-variabel independen dengan variabel dependen
kemungkinan positif atau negatif, dalam hal ini tergantung pada variabel
moderating. Oleh karena itu, variabel moderating dinamakan juga
variabel kontingensi, karena sama-sama menentukan kuat atau pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika kondisi variabel
kontingensi tidak kondusif maka hubugan variabel independen dan
dependen akan lemah atau menurun dan sebaliknya (Silalahi, 2015).
B. Keterkaitan Antara Variabel Dan Perumusan Hipotesis
1. Interaksi Antara Role Conflict Terhadap Kinerja Auditor
Rifki Fatria(2016) menyatakan peran konflik merupakan suatu
konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi
30
organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian
profesional.
Kondisi tersebut biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang
berbeda yang diterima secara bersamaan, dan pelaksanaan satu perintah
saja akan mengakibatkan terabainya perintah yang lain. Konflik peran
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan menurunkan
motivasi kerja karena mempunyai dampak negatif terhadap perilaku
individu.
Mengacu pada penelitian tersebut maka didapatkan rumus hipotesis
sebagai berikut.
H1 : Role konflikberpengaruh terhadap kinerja auditor.
2. Interaksi Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor.
Ambiguitas peran terjadi karena deskripsi pekerjaan yang tidak
dijelaskan secara rinci serta tidak adanya standar kerja yang jelas
sehingga ukuran tentang kinerja yang baik dipersepsikan secara kabur
oleh anggota organisasi. Menurut Luthans (2009), ambiguitas peran
menghalangi peluang untuk meningkatkan kinerja kerja, mengurangi
kepuasan kerja, dan meningkatkan terjadinya keluar masuk karyawan.
Semakin besar tingkat ambiguitas peran yang dirasakan oleh karyawan
semakin rendah kinerja karyawan di organisasi tersebut.
Interaksi peran ambiguitasdengan auditor sebelumnya sudah
pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya Sherly Marlita
(2014). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel
31
ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Hasil
yang sama juga di peroleh oleh Hanna dan Friska (2013) dimana
hasilnya juga menunjukkan bahwa ambiguitas peran berpengaruh
negatif terhadap kinerja auditor.
Berdasarkan dari hasil penelitian Sherly Marlita dan Hanna
tersebut, maka didapat suatu rumusan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Role Ambiguity berpengaruh terhadap kinerja auditor
3. Interaksi Role Conflict Dengan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kinerja Auditor
Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena
mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan
norma aturan, etika, dan kemandirian profesional ( Rifki Patria 2016 ).
Konflik peran yang terjadi pada seseorang akan menyebabkan
timbulnya stres kerja yang dapat merusak dan merugikan dalam
pencapaian tujuan seseorang.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenal perasaan
diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri serta
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan
dengan orang lain. Dengan adanya kecerdasan emosional terhadap
hubungan role conflict (konflik peran) dengan kinerja auditor,
diharapkan bahwa seseorang yang dihadapkan konflik peran dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena didalam kecerdasan
emosional terdapat keterampilan sosial untuk untuk manajemen konflik
32
sehingga negoisasi dan pecahan silang pendapat bisa dilakukan untuk
tujuan yang sama.
Berdasarkan dari penelitian tersebut, diduga bahwa kecerdasan
emosional merupakan variabel moderating antara role conflict dan
kinerja auditor. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini rumusan
sebagai berikut:
H3 : Role conflict dengan kecerdasan emosional sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap kinerja auditor.
4. Interasi Role Ambiguity Dengan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kinerja Auditor
Ambiguitas peran terjadi karena deskripsi pekerjaan yang tidak
dijelaskan secara rinci serta tidak adanya standar kerja yang jelas
sehingga ukuran tentang kinerja yang baik dipersepsikan secara kabur
oleh anggota organisasi. Menurut Luthans (2009), ambiguitas peran
menghalangi peluang untuk meningkatkan kinerja kerja, mengurangi
kepuasan kerja, dan meningkatkan terjadinya keluar masuk karyawan.
Semakin besar tingkat ambiguitas peran yang dirasakan oleh karyawan
semakin rendah kinerja karyawan di organisasi tersebut. Dengan adanya
kecerdasan emosional terhadap hubungan role ambiguity dengan
kinerja, diharapkan bahwa seseorang yang dihadapkan dengan role
ambiguity dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena didalam
kecerdasan emosional terdapat keterampilan sosial untuk untuk
33
manajemen konflik sehingga negoisasi dan pecahan silang pendapat
bisa dilakukan untuk tujuan yang sama.
Interaksi ambiguity dengan kecerdasan emosional terhadap
kinerja auditor sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti Rifki
Patria (2016). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel
ambiguitas peran yang dimoderasi dengan kecerdasan emosional tidak
berpengaruh terhadap kinerja auditor. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti Made Dewi Ernawati (2014) Dimana
penelitiannya menunjukkan bahwa role ambiguity yang dimoderasi
dengan kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja auditor.
Berdasarkan dari penelitian tersebut, diduga bahwa kecerdasan
emosional merupakan variabel moderating antara role conflict dan
kinerja auditor. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini rumusan
sebagai berikut:
H4 : Role ambiguity dengan kecerdasan emosional sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap kinerja auditor.
C. Review Penelitian Terdahulu
34
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian persamaan perbedaan
1 Amilin Amilin (2017)
The Impact of Role Conflict and Role Am-biguity on Accountan’s Performance: The Moderating Effect of Emotional Quotient
Sama-sama meneliti role con-flict dan role ambiguity ter-hadap kinerja
Objek Penelitian ini pada kinerja akuntan
Penelitian ini menunjukkan bahwa role con-flik tidak mempengaruhi kinerja akuntan, se-mentara role ambiguity berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja akuntan. Begitu juga dengan kecerdasan emosional sebagai variabel pemoderasi menunjukkan pengaruh terhadap kinerja akuntan.
2 Rifki Patria (2016)
Pengaruih Konflik Peran dan ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan EmosionalSebagai Variabel Moderasi
Sama-sama meneliti kinerja auditor dan sama-sama mempunyai variabel kecer-dasan emosional
Studi empiris penelitian yang dilakukan oleh Rifki Patria dipekan baru dan ba-tam, sedangkan studi empir-ispenelitian ini di kota Ja-karta
Interaksi konflik peran dengan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan interaksi ambi-guitas peran dengan kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
3 Ulfa Afifah, dkk ( 2015
The Effect of Role Conflict, Self-Efficacy, Propessional Ethical Sensitivity on Auditor Performance With Emotional Quotient As Moderating Variabel
Penelitian ini juga membahas pengaruh role conflict ter-hadap auditor dengan kecer-dasan emosional.
Penelitian Ulfa Afifah dkk, ini membahas pengaruh role conflict, etika profesional terhadap auditor. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menambahkan satu variabel yaitu ambiguitas peran
Menunjukkan bahwa role konflik tidak mempengaruhi kinerja auditor Analisis lebih lanjut menemukan bahwa emotional quotient memaparkan hubungan antara role confllict, self efficacy dan sensitivitas profesional ter-hadap kinerja auditor.
35
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )
No Penelitian (Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan perbedaan
4 Made Dewi, dkk
(2014)
Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating
Penelitian ini juga membahas pengaruh role Conflict dan role ambiguity terhadap kinerja auditor
Studi empiris Penelitian ini pada Kantor Accountan Publik di Bali.Sedangkan studi empiris penelitian ini dilakukan di Jakarta
Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruhyang sigknifikan secara simultan terhadap kinerja auditor
5 Agil Nov-riansa dkk,
(2016
Role Conflict And Role Ambiguity On Local Government Internal Auditors: The Determinant And Impacts
Sama-sama meneliti pengaruh variabel dependent yaitu konflik peran dan ambi-guitas peran
Hanya menambah variabel kecerdasan emosional
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Konflik peran memiliki dampak positif ter-hadap kinerja; dan ambiguitas peran mem-iliki dampak 3 5egative terhadap kinerja. Temuan ini merupakan bukti validitas ekster-nal yang penting mengenai fenomena yang terkait.
6 Gatot Wahyu
Nugroho, dan Evi
Martaseli ( 2016 )
Pengaruh Tingkat Stres Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Bpkp Perwakilan Dki Jakarta
Sama-sama meneliti pengaruh stres terhadap kinerja auditor
Penjabaran tingkat stress yaitu role conflict dan role ambiguity,serta penambahan variabel kecerdasan emo-sional sebagai moderasi
Stres cukup berpengaruh terhadap kinerja auditor, dengan indikator Waktu dan Peralatan Kerja merupakan indikator yang paling menonjol dalam variabel stress. Waktu dan Peralatan kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor
Bersambung pada halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )
No Penelitian (Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7 Meilda Wiguna (2014)
Pengaruh Role Conflict, Role Am-biguity, Self-Effi-cacy, Sensitifitas Etika Profesi, Gaya Kepemimpi-nan Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderat-ing
Jenis data primer. Variabel role conflict, role ambiguity, kinerja auditor, dan variabel moderating
Populasi dan sampel: audi-tor yang bekerja pada KAP pekanbaru,batam, medan. Tidak ada variabel self-effi-cacy, sensitifitasi etika profesi, gaya kepemimpi-nan.
Role conflict , role ambiuity berpengaruh negatif dan signifikn terhadap kinerja audi-tor. Self-efficacy, sensitifitas etika profesi, gaya kepemimpinab berpegaruh positif dan signifkan terhadap kinerja auditor.
8 Amalia Yuliani, Pupung Purnama Sari, Mey
Maemunah (2018)
Pengaruh Role Conflict dan Role Ambiguity ter-hadap Kinerja Au-ditor dengan Emo-tional Quotient Se-bagai Variabel Moderasi
Jenis data. Variabel role con-flict, role ambiguity, kinerja auditor, dan variabel moder-ating
Populasi dan sampel: audi-tor yang bekerja pada KAP kota bandung. Dan penen-tuan sampel yang digunakan nonprobability sampling, metode yang digunakan suksetif interval
Role conflict berpengaruh terhadap kinerja auditor, role ambiguity berpengaruh terhadap kinerja auditor, emotional quotient ber-pengaruh terhadap kinerja auditor, emotional quotient mampu memoderasi role conflict terhadap kinerja auditor dan emotional quo-tient mampu memoderasi role ambiguity ter-hadap kinerja auditor
37
D. Kerangka Pemikiran.
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Adanya Skandal Akuntansi Dan Pelanggaran Yang Dilakukan Oleh Akuntan Publik
Basis Teori: Teori Disonansi Kognitif Dan Teori-Teori Auditing
Regresi Berganda
Regresi Moderat
Hasil Pengujian Dan Pembahasan
Metode Analisis: Regresi
Faktor-Faktor Penyebab Skandal Dan Pelanggaran Akuntan Publik
INDEPENDEN DEPENDENT
Role Conflict (X1)
Role Ambiguity (X2)
Kecerdasan Emo-sional (X3)
Kinerja Auditor (Y)
38
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu role
conflict dan role ambiguity terhadap variabel dependen, yaitu kinerja auditor
dengan kecerdasan emosional sebagai variabel moderating. Populasi penelitian
ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada
di wilayah jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik wilayah Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam
pemilihan sampel adalah dengan metode pemilihan sampel
(purposivesampling). Dengan tehnik berdasarkan pertimbangan (
judgementsampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak
yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Nur Indriantoro
dan Bambang Supomo, 2002:13) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh kantor akuntan
publik yang ada di wilayah jakarta sesuai dengan directory kantor
akuntan publik 2017 yang diterbitkan oleh institut akuntan publik
indonesia (IAPI)
39
2. Auditor yang bekerja di KAP wilayah jakarta, yang mempunyai nomor
register AK maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih
yang mempunyai pengalaman kerja satu tahun, dengan alasan telah
memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja
dan kondisi lingkungan kerjanya.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian pustaka (Library Resarch)
Peneliti menggunakan metode ini karena data yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian
2. Penelitian Lapangan (field research)
Metode ini dilakukan peneliti guna memperoleh data langsung dari pihak
pertama (data primer). Pada penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian adalah auditor internal yang bekerja pada kantor akuntan
publik. Peneliti memperoleh data dengan cara mengirimkan kuesioner
kepada kantor akuntan publik, baik melalui secara langsung ataupun
dengan perantara. Data primer diperoleh dengan memanfaatkan daftar
pertanyaan yang telah terstuktur dengan tujuan untuk mengumpulkan
40
informasi yang terkait kepada auditor yang bekerja pada KAP sebagai
responden dalam penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator
variabel yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang telah
dibagikan kepada setiap auditor yang bekerja di kantor akuntan publik
sebagai responden.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statisik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis
1. Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis (Imam Ghozali,2016:19)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Pengujian ini digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapakan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali,2016: 49).
Pengujian ini ditandai dengan korelasi antara nilai pearson
correlation yaitu nilai dibawah 0.05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Imam Ghozali, 2016)
41
b. Uji reliabilitas
Reliabiltas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan valid atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam
ghozali, 2016:41). Dimana pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1. Repeated measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.
Kriteria pengujian ini memberikan gambaran suatu variabel
yang reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0.60 (Hair
et al., 2010:125 dalam Ghozali, 2016).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas.
42
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen) Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
indevenden (Imam Ghozali, 2016:95). Deteksi ada tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation factor) dan tolerance. Regresi bebas dari
multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0.10
(Imam Ghozali, 2016: 96)
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah didalam model
regresi variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi norml atau mendekati. Dalam penelitian ini uji normalitas
menggunakan normal probability plot (P-P Plot). Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Imam Ghozali, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
43
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas (Imam Ghozali, 2016:125).
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-ttik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam
Ghozali, 2016:125-126).
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Ganda
pengujian ini bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen
dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui
besarnya (Imam Ghozali, 2016:163).
Persamaan regresi ganda tersebut dirumuskan:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = kinerja auditor
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 =Role conflict
X2 = Role ambiguity
E = error
44
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali,
2016:97). Hasil uji kofisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa
besar kemampuan model atau intraksi antara role conflict dan role
ambiguity (variabel independe) dalam menjelaskan kinerja auditor
(variabel dependen).
2) Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi varibel dependen (Ghozali, 2016:98). Hipotesis alternatif
yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha: masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen
Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui
dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat
kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dar 0,05
maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat
signifikannya lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha
diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2016:99).
45
3) Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Imam Ghozali, 2016:88). Dengan
membandingkan probabilitas (pada tabel anova tertulis sig)
dengan taraf nyata (0,005 atau 0,01).
Jika probabilitas>0,05 maka model ditolak.
Jika probabilitas<0,05 maka model diterima.
Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
H1 : Interaksi antara role Conflict berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor.
H2: Interaksi antara role ambiguity berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor.
Menurut Singgih Santoso (2012) dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka Ha diterima
atau H0 ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka Ha ditolak atau
H0 diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
46
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
b. Pengujian dengan analisi regresi moderate (Moderated
Regression Analysis – MRA)
Pengujian ini merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
dengan rumus persamaannya sebagai berikut: (Imam
Ghozali,2016:200).
Y= a + b1X1 + b2X3 + b3( X1X3) + e
1) Interaksi antara role Conflict (X1) dengan kecerdasan emosional
(X3) berpengaruh secara signifikan dengan kinerja auditor (Y)
Dimana:
Y = Kinerja auditor
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Role conflict
X3 = kecerdasan emosional
X1X3 = variabel perkalian antara role conflict dengan
kecerdasan emosional yang menggambarkan pengaruh variabel
moderating terhadap hubungan role conflict dengan kinerja
auditor
e = Error
47
Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Imam
Ghozali, 2016: 87). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar
penjelasan R2 adalah sbagai berikut:
0.00 - 0.19 : Sangat rendah
0.20 –0.399 : Rendah
0.40 – 0.599 : Sedang
0.60 – 0.799 : Kuat
0.80 – 1.00 : Sangat kuat
Uji satistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Imam Gozali, 2009:88).
Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
H3 : Interaksi antara role conflict dengan kecerdasan emosional
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Menurut Singgih Santoso (2004:168) dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H3 diterima
atau H0 ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
48
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H3 ditolak
atau H0 diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Interaksi antara role ambiguity (X2) dengan kecerdasan
emosional (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor (Y)
Y = a + b1X2 + b2X3 + b3 (X2X3) + e
Dimana :
Y = Kinerja auditor
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Role conflict
X3 = kecerdasan emosional
X1X3 = variabel perkalian antara role conflict dengan kecerdasan
emosional yang menggambarkan pengaruh variabel moderating
terhadap hubungan role conflict dengan kinerja auditor
e = Error
Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Imam
Ghozali, 2016: 87). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar
penjelasan R2 adalah sbagai berikut:
49
0.00 - 0.19 : Sangat rendah
0.20 – 0.399 : Rendah
0.40 – 0.599 : Sedang
0.60 – 0.799 : Kuat
0.80 – 1.00 : Sangat kuat
(Sugiyono, 2010:231)
Uji satistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Imam Gozali, 2016:88).
Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
H4 : Interaksi antara role ambiguity dengan kecerdasan emosional
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Menurut Singgih Santoso (2016:168) dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H4 diterima
atau H0 ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H4 ditolak atau
H0 diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
50
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka diperlukan defenisi
dan pengukuran variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam penyusunan
kuesioner penelitian, yaitu:
1. Role Conflict
Role conflict merupakan suatu konflik yang timbul dari mekanisme
pengendalian birokratis organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika
dan kemandirian profesional. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena
adanya dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan
pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabainya
perintah yang lain (zainal fanani et al.,2007:7).
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Lidya Agunstina (2009). Variabel ini diukur dengan menggunakan Skala
interval (Likert).
Adapun gambaran penilaian skor tiap-tiap pertanyaan dari isi koesioner
nantinya sebagai berikut:
5 = Selalu (SL) 3 = Kadang-kadang (KK ) 1 = Tidak Pernah (TP)
4 = Sering (S) 2 = Hampir Tidak Pernah (HTP)
2. Role Ambiguity
Role ambiguity atau ketidak jelasan peran adalah tidak cukupnya
informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang
jelas,ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan
51
lainnya, dan ketiakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang
dilakukan ( Zainal fanani et al,. 2007:24 ). Pengukuran variabel ini
dilakukan dengan mengadopsi instrumen yang dilkukan oleh Lidya
Agustian ( 2009 ).Semua pertanyaan diukur dengan mengunakan skala
Interval ( Likert), adapun penilaian isi kuesionernya sebagai berikut:
5 = Selalu (SL) 3 = Kadang-kadang (KK) 1 = Tidak Pernah (TP)
4 = Sering (S) 2 = Hampir Tidak Pernah (HTP)
3. Kinerja Auditor ( Y )
Kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk
mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.
Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut
dapat melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya ( Reza
Surya, 2004:35). Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Zainal fanani et
al, (2007). Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
interval (Likert) 5 poin, adapun pengukurannya sebagai berikut:
5 = Sangat Tidak Setuju (STS), 3 = Netral (N), 1 = Sangat Setuju (SS)
4 = Tidak Setuju (TS),2 = Setuju (S)
4. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenal perasaan diri sendiri
dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri serta mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Pengukuran kecerdasan emosional ini diukur dengan menggunakan
52
kuesioner yang dikembangkan peneliti Goleman (2001) dimana semua
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala interval (Likert) 1 sampai 5.
Jawaban yang di dapat akan dibuat skor yaitu:
5 = Sangat tidak setuju (STS), 3 = Netral (N), 1 = Sangat setuju (SS)
4 = Tidak Setuju (TS), 2 = Setuju.
untuk mempermudah pembahasan dalam operasional variabel penelitian
tersebut, maka peneliti disini menyajikan tabel kuesioner yang nantinya
akan disebarkan kepada beberapa auditor yang ada di jakarta. Adapun
tabelnya sebagai berikut.
Tabel 3.1 Operasasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No.Butir Pertanyaan
Skala Pen-gukuran
Role Conflict
(x1)
Lidya
Agustina
(2009)
1. Melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan diluar kebiasaan dalam penugasan
1 Interval
2. Tidak pernah melanggar peraturan atau kebijakan untuk melaksanakan suatu penugasan
2
3. Menerima penugasan dari dua senior yang saling bertentangan secara prin-sip.
3
4. Tidak melakukan penugasan yang mungkin ditolak orang lain.
4
5. Tidak melakukan pekerjaan atau penugasan yang dianggap tidak perlu.
5
6. Tidak menjalankan aktivitas kerja dua tim atau lebih yang berbeda-beda.
6
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 3.1 Operasasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan)
53
Variabel Indicator No.Butir Pertanyaan
Skala Pen-gukuran
7. Tidak pernah menerima penugasan tanpa didukung sumberdaya manusia yang memadai.
7
8. Tidak pernah menerima penugasan tanpa didukung sumber daya yang cukup.
8
Ambiguity ( X2 ) Lidya
Agustina
1. Merasa kurang mengetahui dengan jelas tanggung jawab yang ditetapkan KAP
9 Interval
2. Merasa kurang jelas apa yang diharapkan KAP dari saya
10
3. Merasa kurang yakin tentang wewenang yang dimiliki
11
4. Merasa kurang jelas mengenai pekerjaan apa yang seharusnya dilakukan
12
5. Merasa rencana dan tujuan pekerjaan ku-rang jelas.
13
6. Merasa kurang membagi waktu dengan baik untuk menyelesaikan tugas dari penugasan beberapa pihak
14
Kinerja Au-ditor (Y) Zainal
Fanani et all (2007)
1. Mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu dibandingkan dengan rekan saya yang lain.
15 Interval
2. Hasil pekerjaan saya selalu dinilai san-gat bagus.
16
3. Selalu memberikan usulan konstruktif kepada supervisor mengenai bagaimana seharusnya pekerjaan audit dilakukan.
17
4. Menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit
18
5. Menilai kinerja saya paling tinggi dibandingkan dengan auditor yang lain yang setingkat dengan saya.
19
6. Hasil pekerjaan saya menyebabkan saya dihargai oleh teman-teman saya
20
7. mempertahankan dan memperbaiki hub-ungan dengan klien merupakan bagian penting dari pekerjaan saya
21
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
54
Variabel Pernyataan Kuesioner No.Butir Pertan-
yaan
Skala Pen-gukuran
Kecerdasan Emosional
(X3) Goleman dan
Fogarty (1995)
1. Self awareness 22 Interval 2. Self management 23 3. Motivation 24 4. Empati (Sosial awareness) 25 5. Relationship management 26
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
55
BAB 1V
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada pada diwilayah
Jakarta, baik KAP kelas kecil, menengah, maupun yang big four. Auditor
yang berprestasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, auditor
junior, maupun auditor senior yang melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan mendatangi responden, melalui
email, serta secara tidak langsung dengan melalui perantara kepada
responden yang bekerja pada KAP diwilayah Jakarta dan terdaftar dalam
Dictory Kantor Akuntan Publik tahun 2017 yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengambilan
kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 3 November 2017 sampai tanggal
30 Desember 2017.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP yang berada
diwilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 150 buah dan
jumlah yang kembali adalah sebanyak 120 kuesioner. Kuesioner yang
tidak kembali sebanyak 30 buah. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah
91 buah. Sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak
56
memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh
reponden sebanyak 29 buah . Gambaran mengenai data sampel disajikan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah persentase 1 Jumlah kuesioner yang disebar 150 100% 2 Jumlah yang tidak kembali 30 2% 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah 29 24%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 91 76% Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kueioner penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Kantor
Akuntan Publik Lokasi Kuesioner
dikirim Kuesioner
dikembalikan 1 Usman & Rekan Jakarta selatan 10 8 2 Drs. Basri
Hardjosumarto, M. Si,. Ak & Rekan
Jakarta selatan 15 11
3 Griselda. Wisnu & Arum
Jakarta pusat 10 10
4 Hertanto, Grace, Karunawan
Jakarta selatan 20 15
5 Gideon Adi dan Rekan
Jakarta selatan 15 11
6 Aidil Yuzar, SE., Ak,. CPA
Jakarta selatan 5 5
7 Bharata, Arifin, Mumajad & Sayuti
Jakarta selatan 10 9
8 Heliantono & Rekan
Jakarta selatan 10 8
9 Heliantono & Rekan
Jakarta selatan 10 7
57
10 Drs Abdul Karim Gili
Jakarta selatan 5 5
11 Gatot Permadi, Azwir & Abimail
Jakarta selatan 10 8
12 Djoko, Sidikj & Indra
Jakarta pusat 10 8
13 Noor Salim & Rekan
Jakarta selatan 10 5
14 Junaedi, Chairul dan Subyakto
Jakarta selatan 10 10
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2017 yang
diterbitkan oleh institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik yang
mempunyai nomor Registrasi AK maupun tidak, serta pernah
melaksanakan pekerjaan dibidang auditing dan telah memiliki pengalaman
kerja minimal satu tahun. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir,
pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin. Yang menunjukkan bahwa sekitar 52 orang
atau 57,1% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan
sisanyan sebesar 39 orang atau 42,8% responden berjenis kelamin
perempuan, hal ini dikarenakan krakteristik profesi auditor yang
memerlukan curahan waktu yang lebih banyak dalam pekerjaannya
58
sehingga responden dalam peneliti ini mayoritas laki-laki. Untuk lebih
jelasnya dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 52 57.1 57.1 57.1
PEREMPUAN 39 42.9 42.9 100.0
Total 91 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada kantor
akuntan publik sebanyak 1 responden atau 2,2% berusia 45-49.
Responden yang berusia 35-31 tahun sebanyak 1 responden atau
1,1%.yang berusia 50-55 tahun sebanyak 2 responden atau sebanyak
2,2%, yang berusia 40-44 tahun sebanyak 3 responden atau 3,3%, yang
berusia 30-34 tahun sebanyak 4 responden atau 4,4%, yang berusiah
25-29 tahun sebanyak 27 responden atau 29,7%. Mayoritas responden
yang bekerja di kantor akuntan publik berusia 20-24 tahun yaitu
sebanyak 53 responden atau 58,2%. Hal ini mungkin dikerenakan
responden peneliti ini yang didominasi oleh auditor junior dan senior,
sehingga usia responden dalam penelitian ini mayoritas berusia relativ
muda.
59
Tabel 4.4
Hasil Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-24 53 58.2 58.2 58.2
25-29 27 29.7 29.7 87.9
30-34 4 4.4 4.4 92.3
35-39 1 1.1 1.1 93.4
40-44 3 3.3 3.3 96.7
45-49 1 1.1 1.1 97.8
50-55 2 2.2 2.2 100.0
Total 91 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
c. Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir
Berdasarkan tabel 4.5 berikut ini, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 38 orang atau 41,7% menduduki posisi
sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai
auditor senior sebanyak 49 orang atau 53,8% sedangkan sisanya yaitu
manajer, dan patner, masing-masing sebesar 3 dan 1 orang atau 3,0%
dan 1,0%. Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan
auditor di kantor akuntan publik, semakin tinggi pula tingkat
kesibukannya, sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh
auditor senior.
60
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhi
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PARTNER 1 1.1 1.1 1.1
MANAJER 3 3.3 3.3 4.4
AUDITOR SENIOR 49 53.8 53.8 58.2
AUDITOR JENIOR 38 41.8 41.8 100.0
Total 91 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Resonden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 12 13.2 13.2 13.2
S1 75 82.4 82.4 95.6
S2 4 4.4 4.4 100.0
Total 91 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Stara Satu (S1) dengan jumlah 75
orang atau 82,4% . dan Stara Dua (S2) berjumlah 4 orang atau 4,4%. dan
sisanya Diploma III (D3) sebanyak 12 orang atau 13,1%. Hal ini diduga
61
karena Indonesia pada umumnya standar pendidikan untuk direkrut
menjadi akuntan publik minimal Stara Satu (S1).
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Berdasarkan tabel 4.7 dibawah dapat diketahui bahwa mayoritas
responden sebanyak 38,5% atau 35 auditor memiliki pengalaman bekerja
< 1 tahun dan 36,3% atau 33 auditor memiliki pengalaman 1-3 tahun, dan
sisanya 25,3% atau sekitar 23 auditor memiliki pengalaman diatas 3
tahun.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Resonden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1 TAHUN 35 38.5 38.5 38.5
1-3 TAHUN 33 36.3 36.3 74.7
>3 TAHUN 23 25.3 25.3 100.0
Total 91 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam peneltian ini yang meliputi
role conflict, role ambiguity, kecerdasan emosional dan kinerja
auditor akan diuji secara statistik deskriptif yang terlihat dalam
tabel 4.8
62
Tabel 4.8
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
TRC 91 9 25 17.15 3.615 TRA 91 6 24 12.95 4.264 TKEC 91 7 15 10.95 1.923 TKA 91 9 25 16.98 3.602 Valid N (listwise) 91
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa variabel role conflict jawaban
minimum responden sebesar 9 dan maksimum sebesar 25, dengan
rata-rata total jawaban 17,15 dan standar deviasi sebesar 3,615.
Variabel role ambiguity jawaban minimum responden sebesar 6 dan
maksimum sebesar 24, dengan rata-rata total jawaban 12,95 dan
standar deviasi 4,264. pada kecerdasan emosional jawaban
minimum responden sebesar 7 dan maksimum sebesar 15, dengan
rata-rata total jawaban 10,95 dan standar deviasi 1,923 sedangkan
pada variabel kinerja auditor jawaban minimum responden sebesar
9 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 16,98
dan standar deviasi 3,602. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden
untuk variabel role conflict, role ambiguity dan kinerja auditor
adalah setuju, sedangkan kecerdasan emosional adalah netral.
2. Hasil Uji Kualitas Data
63
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson
corelation, pedoman suatu model dikatakan valid tingkat signifikannya
dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu role conflict (RC), role ambiguity
(RA), kecerdasan emosional (KECE), dan kinerja auditor, dengan
sampel 91.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Role Conflict
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
keterangan
1 (RC1) 0.377** 0.000 Valid 2 (RC2) 0.489** 0.000 Valid 3 (RC3) 0.483** 0.000 Valid 4 (RC4) 0.369** 0.000 Valid 5 (RC5) 0.556** 0.000 Valid 6 (RC6) 0.459** 0.000 Valid 7 (RC7) 0.469** 0.000 Valid 8 (RC8) 0.503** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.9 menunjukkan variabel role conflict mempunyai
kriteria pertanyaan yang valid sebanyak 8 butir. Hal ini ditandai dengan
nilai pearson corelation lebih kecil dari 0.05.
64
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Role Ambiguiy
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
keterangan
1 (RA1) 0.579** 0.000 Valid 2 (RA2) 0.614** 0.000 Valid 3 (RA3) 0.786** 0.000 Valid 4 (RA4) 0.754** 0.000 Valid 5 (RA5) 0.707** 0.000 Valid 6 (RA6) 0.731** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.10 menunjukkan variabel role ambiguity
mempunyai kriteria pertanyaan yang valid sebanyak 6 butir. Hal ini
ditandai dengan nilai pearson corelation lebih kecil dari 0.05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
keterangan
1 (KJ1) 0.634** 0.000 Valid 2 (KJ2) 0.785** 0.000 Valid 3 (KJ3) 0.730** 0.000 Valid 4 (KJ4) 0.562** 0.000 Valid 5 (KJ5) 0.682** 0.000 Valid 6 (KJ6) 0.627** 0.000 Valid 7 (KJ7) 0.322** 0.019 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.11 menunjukkan variabel kinerja auditor
mempunyai kriteria pertanyaan yang valid sebanyak 7 butir. Hal ini
ditandai dengan nilai pearson corelation lebih kecil dari 0.05
65
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
keterangan
1 (KECE1) 0.493** 0.000 Valid 2 (KECE2) 0.584** 0.000 Valid 3 (KECE3) 0.512** 0.000 Valid 4 (KECE4) 0.654** 0.000 Valid 5 (KECE5) 0.609** 0.000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.12 menunjukkan variabel kecerdasan emosional
mempunyai kriteria pertanyaan yang valid sebanyak 5 butir. Hal ini
ditandai dengan nilai pearson corelation lebih kecil dari 0.05
b. Hasil Uji Reabilitas
Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0.60 (Hair et al., 2010:125 dalam
Ghozali, 2016). Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reabilitas untuk
empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha keterangan Role conflict 0.677 reliabel Role ambiguity 0.774 reliabel Kinerja auditor 0.752 reliabel Kecerdasan emosional 0.717 reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
role conflict sebesar 0.677, role ambiguity sebesar 0.774, kinerja
66
auditor 0.752, dan kecerdasan emosional sebesar 0.717. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena memunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan
akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Mutikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multikolonieritas, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inlation Factory
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Hasil uji asumsi
klasik dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut.
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.655 1.892 2.461 .016
TRC .577 .086 .579 6.673 .000 .982 1.019
TRA .187 .073 .222 2.555 .012 .982 1.019a. Dependent
Variable: TKA
Sumber: Data Primer yang diolah
67
Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
untuk role conflict dan role ambiguity 0.982 serta VIF 1.019. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 hasil uji normalitas dengan grafik P-Plot
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar
berikut ini.
68
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas.
Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini
normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai
signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05
berarti data normal.
69
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91 Normal Parametersa
Mean .0000000 Std. Deviation 2.74951919
Most Extreme Differences
Absolute .044 Positive .044 Negative -.037
Kolmogorov-Smirnov Z .418 Asymp. Sig. (2-tailed) .995 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data ptimer yang diolah
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pegamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
70
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Maka dari
gambar grafik tersebut dapat diketahui tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi tersebut, sehingga model tersebut layak digunakan
untuk memprediksi kinerja auditor berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu role conflict, role ambiguity. Analisis grafik plot
memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah
pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit menginterprestasikan grafik plot. Oleh sebab
itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin keakuratan hasil, salah
satunya menggunakan uji glejser.
Tabel 4.17
Hasil Uji Glejser Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.083 1.151 2.678 .009
TRC -.079 .053 -.159 -1.503 .136
TRA .042 .045 .098 .933 .353 a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data primer yang diolah
71
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa role conflict nilai signifikansi t
sebesar 0.136 dan 0.353. Tingkat probabilitasnya diatas 5% tersebut berarti
tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan medel dalam menerangkan variabel dependen.
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2
S
uSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan niai adjusted R2 sebesar 0.335.
Hal ini menandakan bahwa variasi variabel Role Conflict dan Role
Ambiguity hanya bisa menjelaskan 33.5% variasi variabel kinerja
auditor. Sedangkan sisanya, yaitu 66.5% dijelaskan oleh sebab-
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .591a .350 .335 2.938 a. Predictors: (Constant), TRA, TRC
72
sebab lain diluar model misalnya variabel ruang lingkup audit, etika
profesi dan lain- lain.
2) Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima
dan menolak Ha (Ghozali, 2016:99). Tabel 4.19 berikut ini menyajikan
hasil uji statisik t untuk variabel role conflict dan role ambiguity.
Tabel 4.19
Hasil Uji Statitik t Variabel X1, X2 terhadap variabel Y Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.655 1.892 2.461 .016
TRC .577 .086 .579 6.673 .000
TRA .187 .073 .222 2.555 .012 a. Dependent Variable: TKJ
Sumber: Data primer yang diolah
berdasarkan tabel 4.19, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,655 + 0,577X1 + 0,187X2+ 1,892
Keterangan:
X1 = Variabel Role Conflict.
73
X2 = Variabel Role Ambiguity
Y = Variabel Kinerja Auditor.
e = Error
Hipotesis 1: Role Conflict Terhadap Kinerja Auditor
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat tabel 4.19 diatas menunjukkan
bahwa variabel role conflict mempunyai tingkat signifikansi 0.000. Hal
ini berarti menerima H1 sehingga dapat dikatakan bahwa role conflict
berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena tingkat signifikansi
variabel role conflict lebih kecil 0.05
Hipotesis 2: Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat tabel 4.19 diatas menunjukkan
bahwa variabel role ambiguity mempunyai tingkat signifikansi 0.012.
Hal ini berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa ambiguity
berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena tingkat signifikansi
variabel role ambiguity lebih kecil 0.05.
b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderat Uji Intraksi
Berikut ini menyajikan hasil interaksi dengan menggunakan MRA,
dengan hasil sebagai berikut:
1) Intraksi Antara Role Conflict (X1) dengan Kecerdasan Emosional
(X3) mempengaruhi Kinerja Auditor (Y)
a) Uji koefisisen determinasi (R2)
74
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen.
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) variabel Y, X1, dan X3
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .553a .305 .281 3.054
a. Predictors: (Constant), M_TRC, TRC, TKC Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.20 menunjukkan variasi role conflict, kecerdasan
emosional, dan moderasi TRC dapat menjelaskan 28.1% variasi
kinerja auditor. Sisanya 71.1% dijelaskan oleh sebab lain diluar
model misalnya variabel self-efficacy dan professional ethical
sensitivity.
b) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.21 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,
X1, dan X3. Menunjukkan nilai F hitung sebesar 12.744 dengan
tingkat signifikansi 0.000. karena probabilitas signifikansi jauh
lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja auditor, atau dapat dikatakan bahwa variabel
role conflict, kecerdasan emosional, dan moderasi role conflict
75
(moderasi_TRC) bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
Tabel 4.21
Hasil Uji Statistik F Variabel Y. X1, dan X3
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 356.564 3 118.855 12.744 .000a
Residual 811.392 87 9.326
Total 1167.956 90
a. Predictors: (Constant), M_TRC, TRC, TKC
b. Dependent Variable: TKJ
Sumber: Data primer yang diolah
a) Uji Signifikasi Parameter Inividual (Uji t Statistik)
Tabel 4.22 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y,
X1,X3.
Tabel 4.22
Hasil Uji Statistic T Variable Y,X1, dan X3
Coefficientsa
76
Dependent Variable: TKJ
Predictors: (Constant),M_TRC, TRC, TKC
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.22 maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 6.758+ 0.539X1+0.124 X3-0.002 (X1X3) +2.313
Keterangan:
X1 = Role Conflict.
X3 = Emotional Quotient.
X1X3 = Variabel perkalian antara role conflict dengan
kecerdasan emosional yang menggambarkan
pengaruh variabel moderating kecerdasn emosional
terhadap hubungan role conflictdengan kinerja
auditor.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.758 2.313 2.922 .004
TRC .539 .090 .541 6.002 .000
TKC .124 .181 .066 .683 .496
M_TRC -.002 .005 -.039 -.405 .686
77
Y = Kinerja Auditor.
e = Error
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa role conflict, kecerdasan
emosional, dan moderasi role conflict (moderasi_TRC) mempunyai
tingkat signifikansi sebesar 0.686. Hal ini berarti menolak H3 sehingga
dapat dikatakan secara individual kecerdasan emosional tidak dapat
menjadi variabel moderating antara role conflict dan kinerja auditor
karena tingkat signifikansi yang memiliki variabel moderasi role conflict
(moderasi_TRC) lebih besar dari 0,05.
Hipotesis 3: Pengaruh Role Coflict Terhadap Kinerja Auditor
dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel
Moderating
2) Interaksi Antara Role Ambiguity (X2) dengan Kecerdasan
Emosional (X3) mempengaruhi Kinerja Auditor (Y)
a) Uji Koefisien Determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk
variabel Y, X2 dan X3.
Tabel 4.23
Hasil Uji Determinasi (R2) Variable Y,X2, Dan X3
78
Tabel 4.23 menunjukkan variansi role ambiguity ,
kecerdasan emosional, dan moderasi TRA dapat menjelaskan
00.8% variasi kinerja auditor. sisanya 99.2% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model misalnya variabel kelebihan
peran dan serta pengetahuan auditor.
b) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F).
Tabel 4.24 menyajikan hasil uji staistik F untuk variabel
Y, X2 da X3. Yang menunjukkan nilai F hitung sebesar 1.236
dengan tingkat signifikansi 0.302. karena probabilitas
signifikansi lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja auditor, atau dapat
dikatakan bahwa variabel role ambiguity, kecerdasan emosional
Model Summery
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .202a .041 .008 3.588 a. Predictors: (Constant), M_TRA, TRA, TKC b. Dependent Variabel : TKJ
Sumber: Data primer yang diolah
79
dan moderasi TRA secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Tabel 4.24
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1Regression 47.727 3 15.909 1.236 .302a
Residual 1120.229 87 12.876
Total 1167.956 90
a. Predictors: (Constant), M_TRA, TRA, TKC
b. Dependent Variable: TKJ Sumber: Data primer yang diolah
c) Uji Signifikasi Parameter Inividual (Uji t Statistik)
Tabel 4.25 berikut ini disajikan hasil uji statistik t terhadap
variabel Y, X2 dan X3..
Tabel 4.25 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3
Sumber: Data primer yang diolah
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 12.828 2.504 5.122 .000
TRA .128 .089 .151 1.436 .155
TKC .309 .229 .165 1.350 .181
M_TRA -.007 .008 -.101 -.830 .409 a. Dependent Variable: TKJ
80
Berdasarkan tabel 4.26 maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 12.828+0.128X2 +0.309X3 –-0.007 (X2X3) + 2.504 Keterangan:
X2 =Role Ambiguity
X3 = Emotional Quotient
X2X3= Variabel perkalian antara role ambiguity dengan
emotional quotient yang menggambarkan pengaruh
variabel moderating emotional quotient terhadap
hubungan role ambiguity dengan kinerja auditor
Y = Kinerja Auditor
E = Error
Hipotesis 4: Pengaruh Role Ambiguity Terhadap Kinerja
Auditor dengan Kecerdasan Emosional sebagai
Variabel Moderating
Tabel 4.25 menunjukkan bahwa role ambiguity, kecerdasan
emosional, dan moderasi role ambiguity (moderasi_TRA)
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.409. Hal ini berarti
menolak H4 sehingga dapat dikatakan secara individual kecerdasan
emosional tidak dapat menjadi variabel moderating antara role
ambiguity dan kinerja auditor karena tingkat signifikansi yang
memiliki variabel moderasi role conflict (moderasi_TRC) lebih
besar dari 0,05.
81
C. Pembahasan
1. Pengaruh interaksi antara role conflict terhadap kinerja audior.Hasil uji
interaksi menunjukkan bahwa role conflict berpengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor. Jadi dapat diketahui bahwa hasil perhitungan role conflict
sebesar 0.577 dan konstanta sebesar 4.655 serta t hitungnya sebesar 6.673
dan memiliki tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara role conflict terhadap
kinerja auditor. Hasil ini menunjukan bahwa auditor yang mengalami
konflik didalam bekerja justru akan menumbuhkan dorongan untuk
memecahkan masalah atau memfokuskan pada pekerjaan yang sedang
dialami. Hal ini berarti dapat menambah semangat motivasi kerja,
menambah skil pengetahuan, dan menyadarkan diri seseorang yang
sebenarnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Azhar (2013), Hanif
(2013), dan Prayitno (2013), Rifki Patria (2016), Maritha (2014), Made
Dewi Ermawati, Ni Kadek Sinarwati, Edy Sujana (2014) yang menyatakan
bahwa role conflict berpengaruh terhadap kinerja auditor. Namun penelian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Afifah (2015),
Amilin (2017) yang menyatakan bahwa role conflict tidak berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
2. Pengaruh interaksi antara role ambiguity terhadap kinerja auditor.Hasil uji
interaksi menunjukkan bahwa role ambiguity berpengaruh signifikan
terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 4.19
82
terlihat bahwa nilai role ambiguity 0.187 dengan tingkat signifikansi uji t
sebesar 0.012 yang menunjukkan angka lebih kecil dari taraf nyata yaitu
0,05. Hal ini memperlihatkan variabel role ambiguity mempengaruhi secara
positif dan signifikan secara statistik pada kinerja auditor atau dengan kata
lain semakin tidak jelas peran auditor maka semakin meningkat kinerja
auditor karena mereka dapat mengatasinya dengan pengalaman dan
kemampuan yang cukup (Zaenal fanani, 2009). Dengan demikian hipotesis
pertama (H2) dapat diterima. Hasil penelitian pada Kantor Akuntan di
Jakarta menunjukkan bahwa, semakin tidak jelas peran auditor, maka akan
mempengaruhi kinerja auditor yang semakin menurun dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya. Apabila Kantor Akuntan Publik tidak
memilik informasi yang cukup diperlukan untuk para auditor dalam
menyelesaikan suatu tugas, maka akan berdampak pada menurunnya
kinerja auditor, karena terjadi ketidakjelasan dalam menjalankan tugas-
tugasnya (Zaenal Fanani et al, 2007).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Meita Trisnawati, Dewa Nyoman Badera (2015), Amilin (2017)
,Ulfa Afifah (2015) , dan Catherina Rosally dan Yulius Jogi (2015) yang
menyatakan bahwa konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Namun penelian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rifki Patria (2016), yang menyatakan bahwa role conflict tidak berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
83
3. Pengaruh interaksi antara role conflict dengan kecerdasan emosional
terhadap kinerja auditor.
Analisa hasil uji intraksi menunjukkan bahwa role conflict dengan
kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 4.22 terlihat bahwa
nilai moderasi role conflict (Moderasi_TRC) -0.002 dan nilai t hitung
sebesar -0.405 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.686 yang
menunjukkan angka lebih besar dari taraf nyata yaitu 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kecerdasan emosionalbukan variabel moderasi
terhadap hubungan antara role conflict terhadap kinerja auditor. Dalam
penelitian ini kecerdasan emosional tidak dapat membantu auditor saat
dihadapkan pada tekanan atau tuntutan yang diberikan oleh peran-peran
yang dimiliki auditor tersebut dalam mencapai kinerjanya. Hal ini
dikarenakan konflik peran yang merupakan suatu gejala psikologis yang
dialami auditor yang timbul karena adanya dua rangkaian tuntutan yang
bertentangan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dalam bekerja
secara potensial bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan, akan tetapi
melalui pengelolaan emosional yang baik, kinerja auditor akan tetap stabil
dan tetap terjaga, sehingga auditor akan tetap tangguh, mampu bertahan
dalam situasi konflik yang terjadi dan hubungan antar pribadi yang baik
(National Safety Council, 2004:4-6).
Penelitian ini konsisten penelitian Meilda Wiguna (2014). Namun
penelian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amilin
84
(2017), Ulfa Afifah,dkk (2015) serta Heni dan Rossi (2006), dan Rifki Patria
(2016) yang menyatakan bahwa konflik peran, kecerdasan emosional, dan
moderasi TRC berpengaruh dengan kinerja auditor.
4. Pengaruh interaksi antara role ambiguity dengan kecerdasan emosional
terhadap kinerja auditor.
Analisis uji interaksi role ambiguity, kecerdasan emosional, dan
moderasi role ambiguity (moderasi TRA) tidak berpengaruh terhadap
kinerja auditor. Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 4.25 terlihat
bahwa nilai moderasi role ambiguity (Moderasi_TRA) -0.007 dan nilai t
hitung sebesar -0.830 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.409 yang
menunjukkan angka lebih besar dari taraf nyata yaitu 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional bukan moderasi hubungan
antara role ambiguity dan kecerdasan emosional.
Ambiguitas peran (role ambiguity) cenderung dialami oleh akuntan
senior yang telah sering melakukan audit, sehingga walaupun mereka
mengalami Ketidakjelasan peran namun tidak dapat mengatasinya dengan
pengalaman dan kemampuan yang cukup, sehingga masih dapat mencapai
kinerja yang tinggi (Zaenal Fanani, 2009). Dimana auditor yang mengalami
ketidakjelasan peran cenderung memerlukan informasi sehingga walaupun
mereka dalam ketidakjelasan peran, namun mereka tidak dapat
mengatasinya dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup
(Fanani, 2009).
85
Hasil penelitian ini konsisten penelitian dari Rifki fatria (2016) dan
Goleman (2011) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran dengan
kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model
regresi berganda dan regresi moderat uji interaksi, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Role conflict berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Made
Dewi dkk (2014), Maratha (2014), dan Rifki Patria (2016), Azhar
(2013), Hanif (2013).
2. Role ambiguity berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Agil Novriansa (2016), Amilin (2017), Ulfa Afifah
(2015), dan Rosally dan Yulius Jogi (2015), Dewa Nyoman Badera
(2015).
3. Interaksi antara role conflict dengan kecerdasan emosional tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Meilda Wiguna (2014).
4. Interaksi antara role ambiguity dengan kecerdasan emosional tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Rifki Fatria (2016) dan Goleman
(2011).
87
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas
mengenai kinerja auditor. Serta diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
keputusan auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
sedang diaudit. Dan dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor rentan
menghadapi tekanan dalam menjalankan peran, dimana efek potensial dari
konflik peran dan ketidakjelasan peran sangatlah rawan, baik bagi
individual maupun organisasi dalam pengertian emosional seperi tekanan
darah tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan, dan kinerja
yang lebih rendah. Seorang auditor yang mengalami ketidakjelasan peran
akan mengalami kecemasan, menjadi tidak puas, dan melakukan pekerjaan
kurang efektif dibandingkan individu lain, sehingga membuat stress kerja
dan pada akhirnya dapat menurunkan kinerja auditor.
Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja
dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak negatif
terhadap perilaku individu, seperti timbulnya ketegangan kerja, banyaknya
terjadi perpindahan, penerunan kepuasan kerja sehingga bisa menurunkan
kinerja auditor secara keseluruhan akan tetapi, penurunan motivasi kerja
yang mempunyai dampak negative kepada individu sehingga dapat
menurunkan kinerja auditor akan tidak terpengaruh jika auditor memiliki
kemampuan untuk mengatur emosi (kecerdasan emosional) yang tinggi,
88
sehingga auditor akan tetap tangguh, mampu bertahan dalam berbagai
situasi, kreatif, dan memiliki hubungan antar pribadi dengan baik.
Kemampuan seorang auditor untuk mengatur emosinya
merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama bagi auditor
eksternal, bukan hanya kemampuan intelektualnya saja, karena orang yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mampu mengetahui dan
menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, membaca dan menghadapi
perasaan orang lain dengan efektif, mampu membuat keputusan yang baik
walaupun dalam keadaan tekanan, berfikir jernih walaupun dalam tekanan,
bertindak sesuai etika, dan berpegangan pada prinsip. Hal ini diharapkan
dapat menjadi salah satu kunci untuk keluar dari konflik peran tersebut
sehingga auditor dapat memperbaiki kinerjanya ke depan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin
dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Jakarta sehingga
hasil penelitian ini terbatas generalisasinya.
2. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner
yaitu bulan November dan Desember dimana bulan tersebut adalah
waktu sibuk auditor untuk melaksanakan tugasnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data penelitian, bukan berupa hasil wawancara
89
langsung atau observasi lapangan bahkan masuk dalam penugasan
audit sebenarnya sehingga kesimpulan yang diambil hanya
berdasarkan pada data yang dikumpulkan secara tertulis sehingga
dapat mempengaruhi kualitas data itu sendiri yang dapat
mengakibatkan terjadinya bias dalam hasil penelitian.
D. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa
masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel
moderating atau mengganti variabel moderating emotional quotient
dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi
variabel role ambiguity terhadap kinerja auditor.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dimana kinerja
auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal, misalnya: sistem pengendalian
dan perilaku setiap individu. Faktor eksternal misalnya
ketidakpastian lingkungan dan tingginya tingkat persaingan.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode
gabungan antara evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi
atasan terhadap bawahannya, agar hasil penelitian yang dilakukan
90
bisa digeneralisasi dalam upaya memberikan dukungan empiris
terhadap teori yang diajukan.
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian
agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari
pertanyaanpertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau
kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
5. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,
sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara
umum.
6. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan waktu
penelitian yang tepat, terutama penelitian dengan menggunakan data
primer, sebab auditor yang akan dijadikan sebagai responden
memiliki waktu-waktu dimana mereka sangat sibuk dan tidak bisa di
ganggu.
DAFTAR PUSTAKA
91
Agil. 2016. Role Conflict Dsn Role Ambiguity On Local Government Internal Auditors: The Determinant And Impacts. Jurnal Of Indonesian Economiy And Business Volume 31, Number 1, 2016, 63-82.
Agoes, Sukrisno, 2012. “Auditing”. Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Agustina Lidya. 2009. “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Auditor ( Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik Yang Bermitra Dengan Kantor Akuntan Publik Big Four Di Wilayah Dki Jakarta)”. Jurnal Akuntansi. 1(1): H:40-69.
AL Azhar. 2013. “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Kesan Ketidakpastian Lingkungan, Locus Of Control Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Ekonomi. Volume 21, Nomor 4 Desember 2013.
Amalia Yuliani, Pupung Purnama Sari, dan Mey Maemunah. 2018. “Pengaruh Role Conflict Dan Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderasi”. Issn: 2460-2561.
Amilin Dan Rosita Dewi. 2008. “ Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik Dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating”,Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol 12 No.1 Juni Hal 13-24, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Uin Syarif Hidayatulloh Jakarta.
Amilin. 2017. “The Impact Of Role Conflict And Role Ambiguity On Accountants Performance : Moderating Effect Of Emotional Quotient”. Europan Research Studies Jurnal Vol: Xx. Issue 2a.
Angga Prasetyo. 2011. Pengaruh Role Ambiguity Dan Role Conflict Terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal. Jurnal Akuntansi & Auditing . Vol 7/No 2/Mei . 147-163.
Arens, Alvin A., Randal J.. Elder, Mark S. dan Beasley. “ Auditing And Assurance Services An Integrated Approach”, 13th Edition, Pearson Education Inc, Upper Saddle River, New Jersey, 2010.
92
Armansyah. “Intelegency Quotient, Emotional Quotient, Dan Spritual Quotient Dalam Membentuk Perilaku Kerja”, Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2002.
Boynton, Jhonson. 2006.” Modern Auditing: Assurance Services And The Integrity Of Financial Reporting”, 8th Edition, Jhon Wiley&Sons Inc., United States Of America.
Mardisar, Ria Nelly Sari. 2007. “Pengaruh Akuntabilitas Dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Audit”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Dyah Sih Rahayu. 2002. “Anteseden Dan Konsekuensi Tekanan Peran (Role Stress) Pada Auditor Independen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 5 No.2 Mei. Hal 181-182.
Dwilita, Handriyani dan Azhar Makhum. 2011. “Analisis Pengaruh Motivasi, Stres, Dan Rekan Kerja Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik”. Jurnal Keuangan Dan Bisnis. 3(1): H:23-36
Eko Sasono. 2004. “Mengelola Stress Kerja”, Fokus Ekonomi, Vol 3 No.2 Agustus
Endang Tri Pratiwi, Nurkholis, Abdul Ghofar. 2016. “ The Mediation Role Of Job Statisfaction On The Influance Of Auditors Independence And Proofessionalism Toward The Internal Auditors Performance”.
Fogarty, Tj., Jagdip Singh, Gary K. Rhoads, Ronald K. Moore. 2000. “Antecedents And Consequences Of Bornout In Aaccounting: Beyond The Role Stress Model”, Behavioral Research In Accounting.
Ferdy Ardiansyah , Sylvia Diana Purba. 2015. “ Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Dengan Motivasi Karir Sebagai Variabel Moderasi Dan Kepuasan Karir Sebagai Varabel Mediasi Pada Yp Ippi”. Derema Jurnal Manajemen Vol. 10 No. 1, Mei.
93
Fisher, Richard T. 2001. “Role Stress, The Type A Behavior Pattern, And External Auditor Job Satisfaction And Performance”. Journal Of Behavioral Research In Accounting. Volume 13.
Fisher, C.D., & R. Gitelson. 1983. “A Meta-Analysis Of Correlates Of Role Conflict And Ambiguity”. Journal Of Applied Psychology. Vol.68, No.2: 320-333.
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2006. “Organizations, Behavior Structure Processes”, Twelfth Edition, Mc Graw Hill, Singapore.
Goleman. 2009. Kecerdasan Emosional: Mengapa Ei Lebih Penting Dari Pada Iq. Gramedia. Jakarta
Gatot Wahyu Nugroho, Dan Evi Martaseli. “Pengaruh Tingkat Stress Terhadap Kinerja Auditor Dikantor Bpkp Perwakilan Dki Jakarta”. Manaker Peran Profesi Engine Of Reform Dalam Pembangunan Global Berkelanjutan, Issn 2490-0784.
Hanif, Rheny Afriana. 2013. “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Ekonomi. 21(3).
Hanna, Eizabeth dan Friska Firnanti. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 15(1): H:13-28.
Imam Ghozali. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss”. Jakarta: Salemba Empat.
Jackson, Susan E. 1983. “Participation In Decision Making As A Strategy For Reducing Job-Related Strain”, Journal Of Applied Psychology, Vol 68 No.1 Pp.3-19, American Psychological Association Inc.
Joko Widodo. 2008. “Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja”, Cetakkan Ke Empat, Bayu Media, Malang.
94
Judge Robbins. 2009. “Organizational Behavior”, Pearson International Edition, 13th Edition, Upper Saddle River, New Jersey 07458.
J. Winardi. 2007. “Manajemen Perilaku Organisasi”, Cetakan Ke 2, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Khikmah, Siti Noor dan Edi Priyanto. 2010. Komitmen Organisasi, Locus Of Control, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Audit Internal. Jurnal Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Magelang.
Kreitner, Robert, Kinichi dan Angelo. 2007. Organizational Behavior. 7th Ed. Mcgraw-Hill Inc. New York.
Kusuma, Novanda Friska B. A, 2012. “Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi Dan Pengalaman Auditor Terhadap Petimbangan Tingkat Materialitas”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Lerouge. 2006. Finally The Cs Was Again Strongly Tectonized During The Pan-African.
Lutfi, Chairuman. 2011. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi. Universitas Lampung.
Luthan. 2009. The “Point” Of Positive Organizational Behavior. Journal Of Organizational Behavior. Vol 30, Issue 2.
Made Dewi Ermawati, Ni Kadek Sinarwati dan Edy Sujana. 2014. “Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating”. E-Jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 Vol:2 No:1
Maritha, Sherly. 2014. “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Kesan Ketidakjelasan Lingkungan, Locus Of Control Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Universitas Riau.
95
Meita Trisnawati, Dewa Nyoman Badera. 2015. “Pengaruh Ketidakjelasan Peran, Konflik Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Struktur Audit Sebagai Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayan 10.3: 677-690.
Meilda Wiguna, 2014 “Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Self-Efficacy, Sen-sitifitas Etika Profesi, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating”.Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 11, 503 – 519 Issn: 1829 – 9822.
National Safety Council. 2004. Manajemen Stres. Egc. Jakarta
Noviryani, M. 2004. “Analisis Pengaruh Ambiguitas Peran Dan Konflik Peran Terhadap Tekanan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Kerja”, Komitmen Organisasi Dan Kecenderungan Untuk Keluar Dari Pekerjaan. Tesis. Perogram Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Nur Indriantoro Dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen”, Bpfe, Yogyakarta
Patelli, Lorenzo. 2007. “Behavioral Responses To Measurement Diversity In Individual Incentive Plans: Role Conflict, Role Ambiguity, And Model-Of-Man”.
R. Surya, Dan Hananto, S. T. (2004). Pengaruh Emotional Quotient Auditor Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik. Perspektif. 9(1): 33-40.
Rahmawati, Amilin. 2011. “ Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating”, Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Uin Syarif Hidayatulloh Jakarta.
Rahmawati dan Hanny Yustrianthe. 2008. “Pengaruh Flexible Work Arrangement Terhadap Role Conflict, Role Overload, Reduce Personal Accomplishment, Job Satisfaction Dan Intention To Stay”, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol 10 No.3 Desember.
Ramadhanty, Rezki Wulan. 2013. Pengaruh Pengalaman, Otonomi, Profesionalisme, Dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor Pada Kap Di Diy. Jurnal Nominal Universitas Negri Yogyakarta. 2(2).
96
Reza Surya. 2004. “Pengaruh Emotional Quotient Auditor Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik”. Perspektif: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Dan Akuntansi, Vol 9 No.1 Juni Hal 33- 40.
Rifki Patria. 2016. “Pengaruh Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi”. Jom Fekon Vol. 3 No.1
Rizzo, J.R., R.J. House, And S.I. Lirtzman. 1970. “Role Conflict And Ambiguity In Complex Organizations”, Administrative Science Quartely, Vol. 15, No.2, Pp. 150-163.
Robbins, Judge. 2009. “Organizational Behavior”, Pearson International Edition,
13th Edition, Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Salovey, P., Mayer, & Caruso. 2000. “The Positive Psyclogogy Of Emotion Intelligence”. Geramedia. Jakarta.
Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Himanika.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung.
Surya, R., & Hananto, S. T. (2004). Pengaruh Emotional Quotient Auditor Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik. Perspektif. 9(1): 33-40.
Supranto, J. (2008). Statistik Teori Dan Aplikasi Jilid 1 (Edisi 7). Jakarta: Erlangga.
Trisnaningsih. 2007.“Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
Ulfa Afifah. 2015. “Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Self-Efficacy, Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating”. Jom Fekom, Vol. 2 No. 1 Februari.
97
Ulbert Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung.
Umar Nimran. 2004. “Perilaku Organisasi”, Cetakan Ketiga, Cv. Citra Media Surabaya.
Wira Putra, I Gede Bandar. 2012. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Struktur Audit Dan Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Bpk Ri Perwakilan Bali. Jurnal Akuntansi. 1(1): H:1-1.
Whittigton, O. Ray Dan Kurt Pann.2012. Principle Of Auditing And Other Assurance Service, 18 Th Edition, Mc-Graw-Hill, Ney York, Ny.
Yasmin Umar Assegaf. 2005. “Pengaruh Konflik Peran Dan Stress Kerja Terhadap Komitmen Organisasi”, Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Vol 5 No.2 Agustus.
Zainal Fanani, Rheny Afriana Hanif, Dan Bambang Subroto. 2007. “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor”, The 1st Accounting Conference, Faculty Of Economics Universitas Indonesia, Depok.
98
LAMPIRAN 1
DATA DISTRIBUSI SAMPEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
99
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Kantor Akuntan Publik
Kuesioner dikirim
Kuesioner dikembalikan
1 Usman & Rekan 10 8 2 Drs. Basri Hardjosumarto, M.
Si,. Ak & Rekan 15 11
3 Griselda. Wisnu & Arum 10 10 4 Hertanto, Grace, Karunawan 20 15
100
5 Gideon Adi dan Rekan 15 11 6 Aidil Yuzar, SE., Ak,. CPA 5 5 7 Bharata, Arifin, Mumajad &
Sayuti 10 9
8 Heliantono & Rekan 10 8 9 Heliantono & Rekan 10 7 10 Drs Abdul Karim Gili 5 5 11 Gatot Permadi, Azwir &
Abimail 10 8
12 Djoko, Sidikj & Indra 10 8 13 Noor Salim & Rekan 10 5 14 Junaedi, Chairul dan Subyakto 10 10
101
102
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 3
Surat Keterangan Dari KAP
109
110
111
112
113
114
115
LAMPIRAN 4
Kuesioner Penelitian
116
KUESIONER
PENGARUH ROLE CONFLICT DAN ROLE AMBIGUITY TERHADAP
KINERJA AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI
VERIABEL MODERATING
IDENTITAS RESPONDEN
( Mohon diisi atau checlist sesuai dengan data diri saudara / i )
Nama : ....................................................
Nama Kap :
....................................................
Jenis kelamin : Laki – laki Perempuan
Umur : ........... Tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer Auditor Junior
Auditor Senior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 Tahun 1 – 3 Tahun > 3 Tahun
117
1. Koflik Peran (Role Conflict)
Berilah tanda X pada angka yang anda anggap paling tepat
untukmewakili jawaban anda.
1 2 3 4 5 Tidak Pernah
(TP) Hampir Tidak Pernah
(HTP) Kadang –Kadang
(KK) Sering
(S) Selalu (SL)
No Pertanyaan SL S KK HTP TP 1 Apakah saya melakukan tugas-tugas yang
harus dilakukan diluar kebiasaan dalam
penugasan?
2 Apakah saya perlu melanggar peraturan
atau kebijakan KAP untuk bisa
melaksanakan suatu penugasan?
3 Apakah saya menerima penugasan dari dua
atau lebih senior yang saling bertentangan
secara prinsip?
4 Apakah saya melakukan penugasan yang
mungkin ditolak oleh orang lain? Misalnya
penugasan tanpa didukung pengetahuan
yang memadai tentang bidang usaha klien.
5 Apakah saya melakukan pekerjaan dalam penugasan yang sebenarnya menurut saya tidak perlu?
6 Apakah dalam menjalankan akivitas, saya bekerja dengan dua tim kerja atau lebih dengan cara kerja yang berbeda-beda?
7 Apakah saya menerima penugasan tanpa didukung sumberdaya manusia memadai? Misalnya rekan kerja yang kurang kompe-ten/sulit bekerja sama.
Bersambung ke halaman selanjutnya
118
Koflik Peran (Role Conflict) (Lanjutan)
Berilah tanda X pada angka yang anda anggap paling tepat untukmewakili
jawaban anda.
1 2 3 4 5 Tidak Pernah
(TP) Hampir Tidak Pernah
(HTP) Kadang -kadang
(KK) Sering
(S) Selalu (SL)
No Pertanyaan SL S KK HTP TP
8 Apakah saya menerima penugasan tanpa
sumberdaya yang cukup (misalnya
peralatan elektronik, transportasi, dll) untuk
melaksanakan tugas tersebut?
Sumber: Kuesioner ini diadopsi dari Lidya Agustina (2009)
2. Ketidakjelasan Peran (Role Ambiguity)
Berilah tanda X pada angka yang anda anggap paling tepat untuk
mewakili jawaban anda.
1 2 3 4 5 Tidak Pernah
(TP) Hampir Tidak Pernah
(HTP) Kadang –Kadang
(KK) Sering
(S) Selalu (SL)
No Pertanyaan SL S KK HTP TP
9 Apakah sayamerasa kurang menge-
tahuidengan jelastanggung jawab yang
ditetapkandalam KAP? (misalnya menjaga
rahasia klien, deadline tugas, membina hub-
ungan baik dengan klien, penugasan,dll.)
10 Apakah saya merasa kurangmengetahui
dengan jelas apa yang diharapkan KAPdari
saya?
Bersambung ke halaman selanjutnya
119
Ketidakjelasan Peran (Role Ambiguity) (Lanjutan)
Berilah tanda X pada angka yang anda anggap paling tepat untuk mewakili
jawaban anda.
1 2 3 4 5 Tidak
Pernah (TP) Hampir Tidak
Pernah (HTP)
Kadang-ka-dang (KK)
Ser-ing (S)
Selalu (SL)
No Pertanyaan TP HTP KK S SL 11 Apakah saya merasa kurangyakin tentang
wewenang yang saya miliki saat ini?
(misalnya untuk memutuskan hal-hal yang
berkaitan dalam penugasan)
12 Apakah saya merasa kurang jelasmengenai
pekerjaan / apa yang seharusnyasaya
lakukan dalamKAP?
13 Apakah sayamerasa rencana dan tujuan
pekerjaan saya kurang jelas? (misalnya un-
tuk mencari indikasi adanya kecurangan,
dll)
14 Apakah saya kurang dapatmembagi waktu
dengan baik antara harus menyelesaikan
penugasan di lapangan dengan me-
nyelesaikan laporan yangdiminta atasan
maupun klien?
Sumber: Kuesioner ini diadopsi dari Lidya Agustina (2009)
120
3. kinerja Auditor
Berilah tanda X pada angka yang anda anggap paling tepat untuk
mewakili jawaban anda.
1 2 3 4 5
Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Netral
(N)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju
(STS)
No Pertanyaan SS S N TS STS 15 Saya mampu menyelesaikan lebih banyak
pekerjaan dalam suatu priode waktu ter-
tentu dibandingkan dengan rekan saya
yang lain.
16 Saya selalu memberikan usulan konstruktif
kepada supervisor mengenai bagaimana
seharusnya pekerjaan audit dilakukan
17 Hasil pekerjaan saya selalu dinilai sangat bagus.
18 Saya menemukan cara untuk meningkat-
kan prosedur audit.
19 Saya menilai kinerja saya paling tinggi
dibandingkan dengan auditor yang lain
yang setingkat dengan saya
20 Hasil pekerjaan saya menyebabkan saya
dihargai oleh teman-teman saya.
21 Mempertahankan dan memperbaiki hub-
ungan dengan klien merupakan bagian
penting dari pekerjaan saya.
Sumber: Kuesioner ini diadopsi dari Zainal Fanani et all (2007)
121
4. Kecerdasan Emosional
Berilah tanda silang ( X ) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1 2 3 4 5
Sangat Setuju (SS)
Setuju
(S)
Netral
(N)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
No Pertanyaan SS S N TS STS 22 Saya mengetahui bagaimana mengenali
dan menekankan emosi serta mengelola
perasaan saya lalu mengkaitkannya
dengan sumber penyebabnya di kantor
akuntan publik ini.
23 Saya mampu menangani dan mengen-
dalikan emosi untuk hubungan dan tinda-
kan sehari-hari di kantor akuntan publik
ini.
24 Dalam situasi yang berat sekalipun, saya
akan tetap terarah, mampu bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi di kan-
tor akuntan publik ini.
25 Saya mampu merasakan apa yang dirasa-
kan oleh orang lain, mampu memahami
perspektif orang lain, saling percaya serta
mampu menyelaraskan diri dengan
berbagai tipe individu di kantor akuntan
publik ini.
26 Saya mampu menangani emosi dengan
baik ketika berhubungan dengan orang lain
122
dan menciptakan serta mempertahankan
hubungan dengan orang lain di kantor
akuntan publik ini
Sumber: kuesioner ini di adopsi dari Goleman ( 2001 )
LAMPIRAN 5
Daftar Jawaban Responden
123
IDENTIAS RESPONDEN
NO JK USIA POS TER PEND TER PENG KER 1 1 4 3 2 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2 4 2 2 4 1 5 2 3 3 5 1 2 4 2 3 6 1 1 3 2 1 7 1 1 4 1 2 8 1 3 4 2 3 9 2 1 3 2 2 10 1 2 4 2 3 11 1 1 4 2 3 12 1 3 4 2 3 13 1 7 1 2 3 14 1 1 4 2 2 15 1 2 3 2 2 16 1 1 3 2 1 17 2 1 3 2 1 18 1 5 4 3 3 19 1 5 4 3 3 20 2 1 3 2 2 21 2 1 3 2 2 22 1 1 3 2 2 23 1 1 3 2 2 24 1 1 3 2 2 25 1 2 4 2 3 26 1 2 4 2 3 27 1 2 2 2 3 28 2 1 3 2 2 29 2 1 3 2 2 30 1 2 4 3 2 31 1 2 4 2 3 32 1 1 4 2 2
124
33 1 1 4 2 2 34 1 1 4 2 2 35 2 1 3 2 1 36 2 1 3 2 1 37 2 1 3 2 1
Bersambung pada halaman selanjutnya IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)
NO JK USIA POS TER PEND TER PENG KER 38 2 1 3 2 1 39 2 1 3 2 1 40 1 1 3 1 1 41 1 1 3 2 1 42 2 1 3 1 2 43 2 1 3 1 2 44 1 2 3 1 2 45 2 2 4 2 3 46 1 2 4 1 2 47 1 2 4 1 2 48 1 1 3 2 1 49 2 2 3 2 2 50 2 1 4 2 1 51 2 1 3 2 1 52 2 1 3 2 1 53 1 2 4 2 2 54 1 2 4 2 1 55 2 2 4 1 1 56 2 2 4 2 2 57 2 3 4 2 2 58 2 2 4 1 1 59 1 2 4 2 2 60 1 3 4 2 3 61 1 1 3 2 2 62 2 1 4 2 2 63 2 2 4 1 2 64 2 1 3 2 1 65 2 2 3 2 2 66 2 2 2 2 3 67 2 1 3 2 1 68 2 1 3 1 1
125
69 1 1 3 2 1 70 1 1 3 2 1 71 2 1 3 2 1 72 2 1 3 2 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)
NO JK USIA POS TER PEND TER PENG KER 73 2 1 3 2 1 74 2 1 3 2 1 75 1 1 3 2 3 76 1 1 3 2 1 77 2 1 3 1 1 78 1 1 3 2 1 79 2 1 4 2 3 80 2 2 4 2 3 81 1 7 4 2 3 82 1 2 4 2 3 83 1 2 3 2 2 84 1 6 4 2 3 85 1 1 3 2 1 86 1 1 3 2 1 87 1 1 3 2 1 88 1 1 3 2 1 89 2 1 3 2 1 90 2 1 3 2 1 91 1 1 4 2 3
126
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE CONFLICT
NO RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 RC8 TRC 1 1 3 2 3 4 2 3 3 21 2 3 2 4 2 1 2 3 4 21 3 3 3 2 2 3 3 1 2 19 4 3 3 3 2 3 2 2 4 22 5 4 2 2 3 2 4 2 1 20 6 4 2 3 2 3 3 2 2 21 7 5 2 3 2 2 1 1 2 18 8 3 2 1 1 1 3 1 2 14 9 1 1 1 1 2 3 3 2 14 10 2 1 2 2 1 3 1 2 14 11 1 1 2 3 2 1 2 2 14 12 3 3 2 5 1 4 2 1 21 13 2 1 2 1 3 3 2 1 15 14 3 1 1 2 3 3 3 5 21 15 3 2 1 3 3 1 3 3 19 16 2 2 1 2 1 3 3 5 19 17 3 2 3 2 1 2 3 3 19 18 2 1 3 1 1 3 1 4 16 19 2 3 2 2 2 1 2 3 17 20 1 3 1 1 3 1 4 5 19 21 1 1 3 5 2 4 1 2 19 22 1 1 2 1 1 1 1 1 9 23 2 2 2 2 2 2 2 2 16 24 1 2 1 1 1 1 1 1 9 25 2 2 2 1 1 3 1 2 14 26 2 4 4 2 5 1 2 1 21 27 1 1 3 1 3 3 4 5 21 28 1 1 1 1 1 4 2 3 14 29 1 1 1 1 1 1 1 2 9 30 2 1 1 1 1 1 2 2 11 31 2 2 2 1 1 1 1 1 11 32 2 1 1 2 2 2 2 2 14
127
33 1 2 3 2 1 4 1 3 17 34 3 4 2 1 3 2 2 1 18 35 1 1 3 4 3 1 4 2 19 36 3 2 3 2 2 2 2 3 19 37 1 1 3 2 2 3 2 4 18
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE CONFLICT (Lanjutan)
NO RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 RC8 TRC 38 1 1 1 4 3 1 3 1 15 39 1 1 1 1 1 2 2 1 10 40 5 3 3 2 2 2 2 1 20 42 3 2 3 2 2 2 2 3 19 43 3 1 1 1 3 2 4 3 18 44 3 3 4 2 3 3 2 2 22 45 2 2 2 2 3 1 2 1 15 46 2 3 4 2 3 1 2 5 22 47 2 1 2 2 1 1 3 3 15 48 1 1 4 3 1 2 2 1 15 49 3 2 2 1 3 4 2 2 19 50 2 1 3 2 3 2 3 3 19 51 3 2 2 2 2 3 2 3 19 52 1 1 3 4 2 4 2 5 22 53 1 1 2 3 2 3 2 1 15 54 2 1 1 1 1 1 1 2 10 55 3 3 2 1 2 4 1 1 17 56 2 1 1 2 1 1 1 1 10 57 2 1 1 1 1 1 2 2 11 58 2 1 1 1 1 1 1 3 11 59 1 2 3 2 2 2 3 3 18 60 1 2 1 2 1 5 2 4 18 61 3 1 2 2 1 2 2 1 14 62 3 4 1 4 1 3 3 1 20 63 3 2 3 2 3 3 3 2 21 64 2 2 3 2 3 3 3 2 20 65 3 2 2 2 3 2 2 1 17 66 2 2 2 2 2 1 2 3 16 67 1 1 2 2 3 5 4 3 21 68 3 2 2 2 2 2 2 4 19 69 3 2 1 1 2 2 4 3 18
128
70 2 2 2 2 1 2 1 2 14 71 3 2 2 2 2 1 2 2 16 72 5 1 2 2 1 1 3 2 17 73 4 3 2 1 1 4 3 3 21
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE CONFLICT (Lanjutan)
NO RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 RC8 TRC 74 5 2 1 2 1 4 3 4 22 75 3 2 4 2 3 2 2 4 22 76 4 2 1 1 2 3 2 4 19 77 3 3 2 2 2 3 1 1 17 78 3 1 3 1 2 1 2 2 15 79 3 2 2 2 4 3 2 4 22 80 3 2 2 1 1 1 2 2 14 81 3 2 2 2 2 3 2 2 18 82 2 2 2 2 2 3 2 2 17 83 3 2 2 1 2 3 2 4 19 84 1 1 2 2 3 2 3 2 16 85 2 1 3 3 4 3 1 3 20 86 1 1 1 3 3 3 4 4 20 87 2 1 2 3 4 2 2 2 18 88 2 1 1 2 2 1 3 2 14 89 4 1 1 3 1 1 2 3 16 90 2 1 2 2 1 1 1 1 11 91 4 4 3 2 3 2 3 4 25
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE AMBIGUITY
NO RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 TRA 1 1 2 3 1 2 3 12 2 2 2 2 2 2 2 12 3 2 2 4 3 1 4 16 4 1 1 1 1 1 1 6 5 1 1 1 1 1 1 6 6 2 1 2 2 2 2 11 7 2 2 2 2 2 2 12 8 5 5 1 1 1 3 16
129
9 1 1 1 1 1 2 7 10 2 2 4 3 3 1 15 11 2 2 2 3 2 3 14 12 3 3 4 3 3 4 20 13 2 2 2 2 2 2 12
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE AMBIGUITY
NO RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 TRA 14 1 2 2 1 1 3 10 15 2 2 2 2 2 2 12 16 2 2 2 2 2 2 12 17 2 3 4 3 3 4 19 18 4 2 2 1 1 2 12 19 1 1 2 1 3 3 11 20 1 1 1 1 2 1 7 21 2 2 2 2 2 1 11 22 2 1 1 1 1 1 7 23 2 2 2 1 2 2 11 24 2 2 2 2 2 2 12 25 1 1 2 2 3 2 11 26 1 1 5 5 5 5 22 27 3 3 3 3 3 3 18 28 3 4 3 2 2 3 17 29 1 1 2 1 3 2 10 30 1 2 2 1 1 2 9 31 2 3 3 1 2 1 12 32 1 1 1 1 3 4 11 33 1 1 2 2 4 5 15 34 1 1 2 2 3 1 10 35 1 3 3 2 3 3 15 36 3 3 3 2 2 2 15 37 1 2 2 1 1 3 10 38 3 3 3 2 2 2 15 39 2 2 3 4 4 2 17 40 3 3 2 1 2 3 14 41 1 2 1 2 1 1 8 46 1 1 2 1 2 2 9 47 2 2 2 2 1 1 10 48 2 1 2 2 3 3 13 49 3 3 3 3 3 3 18
130
50 2 2 2 2 2 2 12 51 2 2 3 3 3 3 16 52 2 1 2 2 3 3 13 53 1 1 5 5 5 3 20 54 3 3 3 3 3 3 18
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ROLE AMBIGUITY (Lanjutan)
NO RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 TRA 55 2 2 1 1 1 1 8 56 3 4 3 3 4 4 21 57 2 2 2 3 2 4 15 58 2 2 2 3 2 3 14 59 1 1 3 1 3 3 12 60 3 3 4 2 2 3 17 61 1 1 1 1 1 2 7 62 3 3 3 2 2 2 15 63 1 1 2 2 2 1 9 64 1 2 2 1 1 3 10 65 1 1 1 1 1 1 6 66 4 3 4 4 3 3 21 67 2 2 2 2 2 2 12 68 2 1 1 1 2 1 8 69 2 1 1 1 2 1 8 70 1 1 1 2 2 1 8 71 5 5 1 1 1 1 14 72 5 5 3 1 2 3 19 73 2 2 2 2 1 1 10 74 2 2 2 1 1 1 9 75 1 1 1 1 3 3 10 76 1 1 2 2 2 2 10 77 1 1 3 3 3 3 14 78 3 3 3 3 3 3 18 79 3 3 3 1 1 1 12 82 4 3 3 4 3 3 20 83 2 4 3 2 3 3 17 84 1 1 3 1 1 2 9 85 3 1 1 3 1 2 11 86 5 1 1 2 2 2 13 87 1 1 1 2 2 1 8
131
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KINERJA AUDITOR
NO KJ1 KJ2 KJ3 KJ4 KJ5 KJ6 KJ7 TKJ 1 3 3 3 3 3 3 3 21 2 3 3 3 2 4 3 1 19 3 3 4 4 3 3 3 2 22 4 2 2 2 2 2 2 2 14 5 2 3 4 2 4 3 2 20 6 3 3 4 3 3 2 3 21 7 3 3 3 2 3 2 2 18 8 2 2 2 2 2 2 2 14 9 2 2 2 2 2 2 2 14 10 2 1 2 3 2 3 1 14 11 2 1 2 3 2 3 1 14 12 2 1 2 3 2 3 1 14 13 3 4 4 3 3 3 1 21 14 2 1 2 3 2 4 1 15 15 2 3 2 3 3 4 2 19 16 3 3 2 2 4 3 2 19 17 3 3 2 2 4 3 2 19 18 3 2 2 3 2 2 2 16 19 3 2 2 3 2 2 3 17 20 2 3 3 2 3 3 3 19 21 3 3 2 2 4 3 2 19 22 2 1 1 1 2 1 1 9 23 2 2 3 3 2 2 2 16 24 1 1 1 1 1 2 2 9 25 2 2 2 2 2 2 2 14 26 3 3 3 3 3 3 3 21 27 3 3 3 3 3 3 3 21 28 2 2 2 2 2 2 2 14 29 1 1 1 1 1 2 2 9 30 1 1 2 2 2 1 2 11 31 1 2 2 2 1 1 2 11 32 2 2 2 2 2 2 2 14 33 3 2 3 2 4 2 1 17
88 3 3 3 3 3 3 18 89 1 1 3 1 1 2 9 90 4 4 4 4 4 4 24 91 1 1 3 1 1 1 8
132
34 3 3 2 2 4 3 1 18 35 2 5 3 3 3 2 1 19 36 3 3 3 2 4 3 1 19 37 3 2 3 2 4 3 1 18
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN KINERJA AUDITOR (Lanjutan)
NO KJ1 KJ2 KJ3 KJ4 KJ5 KJ6 KJ7 TKJ 38 2 3 2 3 2 1 2 15 39 2 1 1 1 3 1 1 10 42 3 3 4 2 2 3 2 19 43 3 3 3 2 3 3 1 18 44 3 3 4 3 4 4 1 22 45 3 2 3 1 3 2 1 15 46 3 3 4 3 4 4 1 22 47 1 1 3 1 3 4 2 15 48 3 2 3 1 3 2 1 15 49 1 1 3 1 3 4 2 15 50 3 3 3 2 4 2 2 19 51 3 3 4 3 4 4 1 22 52 3 2 3 1 3 2 1 15 53 1 2 1 2 1 1 2 10 54 4 2 3 2 3 2 1 17 55 1 1 2 2 1 1 2 10 56 2 2 1 2 2 1 1 11 57 1 2 1 1 2 2 2 11 58 3 2 3 2 4 3 1 18 59 2 2 3 2 3 3 3 18 60 3 3 2 2 2 1 1 14 61 3 3 3 3 3 3 2 20 62 3 3 3 3 3 3 3 21 63 2 4 3 3 3 3 2 20 64 2 3 2 3 3 2 2 17 65 2 2 3 2 3 1 3 16 66 3 3 3 3 3 3 3 21 67 3 2 3 3 3 3 1 18 68 2 2 2 2 2 2 2 14 69 2 2 3 2 3 2 2 16 70 3 3 2 2 3 3 1 17 71 3 3 5 2 4 1 3 21 72 2 3 3 2 5 3 4 22
133
73 2 4 4 3 3 4 2 22 74 2 4 3 3 4 2 1 19 75 2 3 3 3 2 2 2 17 76 2 2 3 2 3 2 1 15 77 3 5 3 3 3 4 1 22
Bersambung pada halaman selanjutnya
JAWABAN RESPONDEN KINERJA AUDITOR (Lanjutan)
NO KJ1 KJ2 KJ3 KJ4 KJ5 KJ6 KJ7 TKJ 78 2 2 2 2 2 2 2 14 79 3 2 3 1 3 4 2 18
82 2 4 3 3 4 2 2 20 83 3 3 2 4 3 2 3 20 84 3 2 3 3 3 3 1 18 85 2 2 2 2 2 2 2 14 86 4 2 2 2 3 2 1 16 87 1 1 2 2 2 2 1 11 88 3 4 2 4 3 4 5 25
89 4 2 3 1 2 3 2 17
90 4 3 4 3 1 2 2 19
91 3 4 3 2 2 3 3 20
134
135
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
NO KECE1 KECE 2 KECE 3 KECE 4 KECE 5 T KECE Moderasi TRC
Moderasi TRA
1 2 2 2 2 2 10 120 60 2 2 3 3 3 2 13 195 2083 3 2 2 3 2 12 300 72 4 2 3 2 3 2 12 396 72 5 2 3 3 2 2 12 156 132 6 3 3 2 2 2 12 180 144 7 2 2 2 2 2 10 130 160 8 2 2 3 2 2 11 154 77 9 3 2 3 2 2 12 144 180 10 2 1 2 2 2 9 153 126 11 3 2 3 3 3 14 504 280 12 1 1 2 2 2 8 168 96 13 3 2 3 3 3 14 210 140 14 3 3 2 2 3 13 221 15615 2 2 1 1 2 8 70 60 16 2 2 2 2 2 10 170 120 17 2 2 2 2 2 10 190 11018 2 2 2 2 2 10 200 70 19 2 2 2 2 2 10 240 110 20 2 2 2 2 2 10 130 7021 3 3 1 1 2 10 150 110 22 1 2 2 1 1 7 133 84
136
23 2 2 2 2 2 10 190 110 24 2 4 3 3 3 15 420 330 25 3 3 1 1 1 9 207 162 26 3 3 2 3 3 14 210 238 27 2 1 3 2 1 9 108 90 28 3 3 3 3 3 15 225 135 29 3 3 3 3 3 15 165 180 30 2 2 2 2 2 10 140 110 31 2 2 2 2 2 10 140 150 32 2 2 2 2 2 10 170 100 33 2 2 2 2 2 10 230 150 34 2 3 3 2 2 12 156 180 35 2 2 2 2 2 10 150 100 36 2 1 2 3 1 9 126 135 37 2 1 3 2 1 9 153 153 38 2 1 3 2 1 9 117 126 39 2 2 3 3 2 12 96 96 40 3 3 3 3 3 15 300 300
44 2 2 3 4 1 12 204 204 45 2 1 2 3 3 11 150 170 46 2 2 1 4 4 13 234 221 47 2 1 2 3 3 11 240 108 48 2 1 2 3 1 9 231 110 49 2 2 2 2 2 10 156 169 50 2 2 1 2 2 9 308 198
137
NO KECE1 KECE 2 KECE 3 KECE 4 KECE 5 T KECE Moderasi TRC
Moderasi TRA
51 2 2 1 2 2 9 261 176 52 1 2 1 2 2 8 308 156 53 2 2 2 2 2 10 252 100 54 2 2 3 3 2 12 96 189 55 2 2 1 3 3 11 170 135 56 2 2 2 2 2 10 180 112 57 2 2 2 1 1 8 187 120 58 2 3 2 2 2 11 200 204 59 2 2 2 2 2 10 160 77 60 2 2 2 2 2 10 220 150 61 2 2 2 2 2 10 230 72 62 2 2 3 3 2 12 210 110 63 2 2 2 2 2 10 200 60 64 2 3 3 3 2 13 216 210 65 3 3 2 2 1 11 120 120 66 2 2 2 2 2 10 312 96 67 3 3 3 3 3 15 144 80 68 2 2 1 3 3 11 209 104 69 1 2 1 2 2 8 280 84 70 3 2 2 2 2 11 255 209 71 2 2 2 2 2 10 187 100 72 2 2 3 4 1 12 120 135
138
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
NO KECE1 KECE 2 KECE 3 KECE 4 KECE 5 T KECE Moderasi TRC
Moderasi TRA
73 3 2 1 3 2 11 187 110 74 3 3 3 2 2 13 120 80 75 2 2 2 2 2 10 220 154 76 2 3 2 4 3 14 160 180 77 3 2 2 2 2 11 264 144 78 2 1 2 1 2 8 198 66 79 1 2 3 4 5 15 273 208 80 1 2 2 2 1 8 190 200 85 2 2 2 1 1 8 264 108 86 2 4 3 2 2 13 200 240 87 2 2 3 2 2 11 196 112 88 2 2 3 2 2 11 165 121 89 1 1 4 2 3 11 128 64 90 3 4 2 1 1 11 220 240 91 2 3 2 3 2 12 160 66
139
LAMPIRAN 6
Output Hasil Pengujian Data
140
Karakteristik Profil Responden
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 52 57.1 57.1 57.1
Perempuan 39 42.9 42.9 100.0
Total 91 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-24 53 58.2 58.2 58.2
25-29 27 29.7 29.7 87.9
30-34 4 4.4 4.4 92.3
35-39 1 1.1 1.1 93.4
40-44 3 3.3 3.3 96.7
45-49 1 1.1 1.1 97.8
50-55 2 2.2 2.2 100.0
Total 91 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid D3 12 13.2 13.2 13.2
S1 75 82.4 82.4 95.6
S2 4 4.4 4.4 100.0
Total 91 100.0 100.0
141
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid patner 1 1.1 1.1 1.1
Manajer 3 3.3 3.3 4.4
Auditor Junior 49 53.8 53.8 58.2
Auditor Senior 38 41.8 41.8 100.0
Total 91 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman
Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1 Tahun 35 38.5 38.5 38.5
1-3 Tahun 33 36.3 36.3 74.7
>3 Tahun 23 25.3 25.3 100.0
Total 91 100.0 100.0
142
HASIL UJI VALIDITAS ROLE CONFLICT
Correlations RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 RC8 TRC
RC1 Pearson Correlation 1 .393** .077 -.085 -.033 .031 -.023 -.015 .377**
Sig. (2-tailed) .000 .469 .424 .755 .772 .826 .885 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91RC2 Pearson
Correlation .393** 1 .221* .038 .195 .111 -.008 -.039 .489**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .720 .064 .294 .939 .714 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
RC3 Pearson Correlation .077 .221* 1 .199 .311** .047 -.060 .092 .483**
Sig. (2-tailed) .469 .035 .059 .003 .657 .573 .385 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
RC4 Pearson Correlation -.085 .038 .199 1 .169 .144 .121 -.084 .369**
Sig. (2-tailed) .424 .720 .059 .109 .174 .254 .429 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
RC5 Pearson Correlation -.033 .195 .311** .169 1 .023 .332** .151 .556**
Sig. (2-tailed) .755 .064 .003 .109 .827 .001 .152 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
RC6 Pearson Correlation .031 .111 .047 .144 .023 1 .038 .184 .459**
Sig. (2-tailed) .772 .294 .657 .174 .827 .723 .081 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
RC7 Pearson Correlation -.023 -.008 -.060 .121 .332** .038 1 .375** .467**
Sig. (2-tailed) .826 .939 .573 .254 .001 .723 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
Bersambung pada halaman selanjutnya
143
RC8 Pearson Correlation -.015 -.039 .092 -.084 .151 .184 .375** 1 .503**
Sig. (2-tailed) .885 .714 .385 .429 .152 .081 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
TRC Pearson Correlation .377** .489** .483** .369** .556** .459** .467** .503** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91 91
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ROLE AMBIGUITY
144
Correlations RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 TRA
RA1 Pearson Correlation 1 .722** .197 .221* .061 .177 .579**
Sig. (2-tailed) .000 .061 .035 .567 .093 .000
N 91 91 91 91 91 91 91RA2 Pearson Correlation .722** 1 .342** .185 .044 .244* .614**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .080 .677 .020 .000N 91 91 91 91 91 91 91
RA3 Pearson Correlation .197 .342** 1 .636** .582** .546** .786**
Sig. (2-tailed) .061 .001 .000 .000 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91
RA4 Pearson Correlation .221* .185 .636** 1 .660** .467** .754**
Sig. (2-tailed) .035 .080 .000 .000 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91
RA5 Pearson Correlation .061 .044 .582** .660** 1 .613** .707**
Sig. (2-tailed) .567 .677 .000 .000 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91
RA6 Pearson Correlation .177 .244* .546** .467** .613** 1 .731**
Sig. (2-tailed) .093 .020 .000 .000 .000 .000N 91 91 91 91 91 91 91
TRA Pearson Correlation .579** .614** .786** .754** .707** .731** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91 91**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS KINERJA AUDITOR
145
Correlations
KJ1 KJ2 KJ3 KJ4 KJ5 KJ6 KJ7 TKJ
KJ1 Pearson Correlation 1 .436** .455** .222* .433** .288** -.039 .634**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .034 .000 .006 .712 .000
N 91 91 91 91 91 91 91 91KJ2 Pearson Correlation .436** 1 .488** .486** .456** .297** .212* .785**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .004 .044 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91
KJ3 Pearson Correlation .455** .488** 1 .270** .506** .388** .052 .730**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .010 .000 .000 .623 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91
KJ4 Pearson Correlation .222* .486** .270** 1 .110 .246* .202 .562**
Sig. (2-tailed) .034 .000 .010 .298 .019 .054 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91
KJ5 Pearson Correlation .433** .456** .506** .110 1 .433** -.042 .682**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .298 .000 .689 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91
KJ6 Pearson Correlation .288** .297** .388** .246* .433** 1 .039 .627**
Sig. (2-tailed) .006 .004 .000 .019 .000 .716 .000N 91 91 91 91 91 91 91 91
KJ7 Pearson Correlation -.039 .212* .052 .202 -.042 .039 1 .322**
Sig. (2-tailed) .712 .044 .623 .054 .689 .716 .002N 91 91 91 91 91 91 91 91
TKJ Pearson Correlation .634** .785** .730** .562** .682** .627** .322** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002
N 91 91 91 91 91 91 91 91**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSIONAL
146
Correlations
KC1 KC2 KC3 KC4 KC5 TKC
KC1 Pearson Correlation 1 .445** .070 .007 .061 .493**
Sig. (2-tailed) .000 .511 .948 .567 .000
N 91 91 91 91 91 91KC2 Pearson
Correlation .445** 1 .099 .043 .140 .584**
Sig. (2-tailed) .000 .348 .684 .185 .000N 91 91 91 91 91 91
KC3 Pearson Correlation .070 .099 1 .265* .020 .512**
Sig. (2-tailed) .511 .348 .011 .851 .000N 91 91 91 91 91 91
KC4 Pearson Correlation .007 .043 .265* 1 .438** .654**
Sig. (2-tailed) .948 .684 .011 .000 .000N 91 91 91 91 91 91
KC5 Pearson Correlation .061 .140 .020 .438** 1 .609**
Sig. (2-tailed) .567 .185 .851 .000 .000N 91 91 91 91 91 91
TKC Pearson Correlation .493** .584** .512** .654** .609** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 91 91 91 91 91 91**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI RELIABILITAS ROLE CONFLICT
Reliability
147
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 91 100.0
Excludeda 0 .0
Total 91 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.677 .669 8
Item Statistics
Mean
Std. Deviation N
RC1 2.35 1.068 91RC2 1.82 .864 91RC3 2.08 .885 91RC4 1.98 .894 91RC5 2.03 .960 91RC6 2.27 1.086 91RC7 2.15 .855 91RC8 2.46 1.195 91
148
Inter-Item Covariance Matrix
RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 RC8
RC1 1.142 .363 .073 -.081 -.034 .036 -.021 -.020RC2 .363 .747 .169 .029 .161 .104 -.006 -.040RC3 .073 .169 .783 .157 .264 .045 -.045 .097RC4 -.081 .029 .157 .800 .145 .139 .092 -.090RC5 -.034 .161 .264 .145 .921 .024 .273 .174RC6 .036 .104 .045 .139 .024 1.179 .035 .238RC7 -.021 -.006 -.045 .092 .273 .035 .732 .384RC8 -.020 -.040 .097 -.090 .174 .238 .384 1.429
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
RC1 14.64 12.100 .211 .097 .569RC2 15.42 12.001 .383 .184 .520RC3 14.97 11.454 .329 .249 .529RC4 15.35 11.808 .376 .218 .519RC5 15.33 12.690 .213 .146 .564RC6 14.52 12.164 .186 .155 .579RC7 14.95 11.786 .329 .192 .530RC8 14.99 11.433 .286 .197 .544
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.16 14.695 3.833 8
HASIL UJI RELIABILITAS ROLE AMBIGUITY
Reliability
149
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 91 100.0
Excludeda 0 .0
Total 91 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.796 .797 6
Item Statistics
Mean
Std. Deviation N
RA1 2.04 1.064 91RA2 1.96 1.032 91RA3 2.35 1.015 91RA4 2.03 1.038 91RA5 2.29 1.057 91RA6 2.38 1.009 91
150
Inter-Item Covariance Matrix
RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6
RA1 1.131 .824 .173 .199 .054 .183 RA2 .824 1.065 .305 .190 .046 .262 RA3 .173 .305 1.031 .722 .721 .630 RA4 .199 .190 .722 1.077 .779 .532 RA5 .054 .046 .721 .779 1.117 .722 RA6 .183 .262 .630 .532 .722 1.017
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
RA1 11.01 15.122 .346 .583 .811 RA2 11.10 14.801 .410 .628 .796 RA3 10.70 12.989 .697 .615 .730 RA4 11.02 13.200 .642 .598 .742 RA5 10.77 13.357 .601 .684 .752 RA6 10.67 13.446 .630 .535 .746
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
Deviation N of Items
13.05 19.119 4.373 6
151
HASIL UJI RELIABILITAS KINERJA AUDITOR Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 91 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 91 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.796 .797 6
Item Statistics
MeanStd.
Deviation N
RA1 2.04 1.064 91RA2 1.96 1.032 91RA3 2.35 1.015 91RA4 2.03 1.038 91RA5 2.29 1.057 91RA6 2.38 1.009 91
152
Inter-Item Covariance Matrix
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
KA1 .494 .263 .250 .113 .332 .163 -.060 KA2 .263 .786 .366 .288 .392 .197 .081 KA3 .250 .366 .656 .175 .411 .288 .051 KA4 .113 .288 .175 .500 .081 .155 .072 KA5 .332 .392 .411 .081 .752 .315 -.020 KA6 .163 .197 .288 .155 .315 .719 -.031 KA7 -.060 .081 .051 .072 -.020 -.031 .539
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KA1 14.62 9.595 .487 .361 .706 KA2 14.57 8.248 .623 .459 .668 KA3 14.42 8.468 .654 .455 .663 KA4 14.76 9.941 .396 .290 .724 KA5 14.18 8.435 .600 .532 .675 KA6 14.57 9.314 .420 .262 .720 KA7 15.22 11.484 .037 .075 .792
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
Deviation N of Items
17.05 12.208 3.494 7
153
HASIL UJI RELIABILITAS KECERDASAN EMOSIONAL Reliability
Case Processing Summary N %
Cases Valid 91 100.0
Excludeda 0 .0
Total 91 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.717 .716 5
Item Statistics
Mean
Std. Deviation N
KEC1 2.18 .529 91KEC2 2.14 .659 91KEC3 2.23 .668 91KEC4 2.30 .707 91KEC5 2.04 .631 91
Inter-Item Covariance Matrix
KEC1 KEC2 KEC3 KEC4 KEC5
KEC1 .280 .152 .037 .036 .070KEC2 .152 .435 .056 .035 .083 KEC3 .037 .056 .446 .120 -.021 KEC4 .036 .035 .120 .500 .165KEC5 .070 .083 -.021 .165 .398
154
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KEC1 8.71 2.651 .343 .210 .439 KEC2 8.75 2.435 .316 .212 .444 KEC3 8.66 2.694 .174 .111 .535 KEC4 8.59 2.311 .331 .212 .434 KEC5 8.85 2.532 .295 .208 .459
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
Deviation N of Items
10.89 3.521 1.876 5
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.675 2.498 1.472 .145
TRC .571 .087 .573 6.546 .000 .970 1.031
TRA .187 .074 .222 2.548 .013 .982 1.019
TKC .098 .163 .052 .603 .548 .988 1.012a. Dependent Variable: TKJ
155
Coefficient Correlationsa
Model TKC TRA TRC
1 Correlations TKC 1.000 .003 -.107
TRA .003 1.000 .135
TRC -.107 .135 1.000
Covariances TKC .026 3.993E-5 -.002
TRA 3.993E-5 .005 .001
TRC -.002 .001 .008a. Dependent Variable: TKJ
2. HASIL UJI NORMALITAS
156
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91 Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.74951919 Most Extreme Differences
Absolute .044 Positive .044 Negative -.037
Kolmogorov-Smirnov Z .418 Asymp. Sig. (2-tailed) .995 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data c. Lilliefors Significance Correction.
157
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Hasil uji glejser
Coefficientsa
Moel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.083 1.151 2.678 .009
TRC -.079 .053 -.159 -1.503 .136
TRA .042 .045 .098 .933 .353 a. Dependent Variable: RES2
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 TRA, TRCa . Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: TKJ
158
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .591a .350 .335 2.938a. Predictors: (Constant), TRA, TRC
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 408.300 2 204.150 23.649 .000a
Residual 759.656 88 8.632
Total 1167.956 90
a. Predictors: (Constant), TRA, TRC
b. Dependent Variable: TKJ
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.655 1.892 2.461 .016
TRC .577 .086 .579 6.673 .000
TRA .187 .073 .222 2.555 .012 a. Dependent Variable: TKJ HASIL UJI REGRESI MODERATE UJI INTERAKSI
1. Interaksi Antara Role Conflict (X1) dengan Kecerdasan Emosional
(X3) Mempengaruhi Kinerja Auditor (Y)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 M_TRC, TRC, TKCa . Enter a.All requested variables entered.
b. Dependent Variable: TKJ
159
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .553a .305 .281 3.054a. Predictors: (Constant), M_TRC, TRC, TKC
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 356.564 3 118.855 12.744 .000a
Residual 811.392 87 9.326
Total 1167.956 90
a. Predictors: (Constant), M_TRC, TRC, TKC
b. Dependent Variable: TKJ
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.758 2.313 2.922 .004
TRC .539 .090 .541 6.002 .000
TKC .124 .181 .066 .683 .496
M_TRC -.002 .005 -.039 -.405 .686 a. Dependent Variable: TKJ
160
2. Interaksi Antara Role Ambiguity (X2) dengan Kecerdasan
Emosional (X3) Mempengaruhi Kinerja Auditor (Y)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 M_TRA, TRA, TKCa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: TKJ
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .202a .041 .008 3.588a. Predictors: (Constant), M_TRA, TRA, TKC
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 47.727 3 15.909 1.236 .302a
Residual 1120.229 87 12.876
Total 1167.956 90
a. Predictors: (Constant), M_TRA, TRA, TKC
b. Dependent Variable: TKJ
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.828 2.504 5.122 .000
TRA .128 .089 .151 1.436 .155
TKC .309 .229 .165 1.350 .181
M_TRA -.007 .008 -.101 -.830 .409 a. Dependent Variable: TKJ